Download - Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Transcript
Page 1: Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Tugas 1 Analisis Sistem (Diagram Input Output)

Nama : Debby Rahmawati (10308067) dan Dedi Wiyanto (10308068)

Kelas : Sarmag Sipil 2008

1 Oktober 2011. [email protected]

SISTEM PERENCANAAN

GEDUNG APARTEMEN

DENGAN ENERGI ANGIN

INPUT LINGKUNGAN1. UU No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi

2. UU No. 30 Tahun 2009 Tentang

Ketenagalistrikan

3. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2006

4. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2009

INPUT TIDAK TERKENDALI1. Kecepatan angin

2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim)

3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar

INPUT TERKENDALI1. Jumlah kebutuhan energi

2. Perkembangan teknologi

3. Jumlah penghuni

4. Ketersediaan sumber energi

OUTPUT DIHARAPKAN1. Terpenuhinya kebutuhan listrik apartemen

2. Energi yang lebih ekonomis

3. Bangunan dengan green energy

4. Peningkatan kualitas lingkungan

5. Mengurangi ketergantungan terhadap

bahan bakar fossil

OUTPUT TIDAK DIHARAPKAN1. Kurangnya pasokan energi listrik

2. Pencemaran suara

3. Kegagalan investasi

MANAJEMEN1. Pengelolaan gedung

2. Manajemen konstruksi dan

maintenance

3. Pelatihan tenaga terampil (SDM)

4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME)

Page 2: Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Tugas 1 Analisis Sistem (Diagram Input Output)

Nama : Debby Rahmawati (10308067) dan Dedi Wiyanto (10308068)

Kelas : Sarmag Sipil 2008

2 Oktober 2011. [email protected]

Input Tidak Terkendali:

1. Kecepatan angin

Sekitar 1-3 % energi matahari yang mencapai permukaan bumi dikonversi menjadi energi

angin. Jumlah ini setara dengan 50-100 kali lebih besar dari energi yang diubah ke bentuk

biomassa oleh seluruh tanaman di permukaan bumi melalu proses fotosintesis. Namun

angin memiliki kekuatan berbeda-beda dan dengan demikian tidak dapat menjamin power

secara berkelanjutan.

Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/s (20 km/jam).

Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s,

kecuali beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara

lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional mengukur kecepatan angin di Indonesia Timur dan

menyimpulkan daerah dengan kecepatan angin tinggi adalah Nusa Tenggara Barat dan

Timur dan Sulawesi. Kupang merupakan lokasi dengan potensi paling besar karena

memiliki kecepatan angin sebesar 5,5 m/detik.

2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim)

Perubahan musim, perbedaan siang dan malam, pengaruh gaya coriolis, irregularitas

albedo permukaan daratan dan air, kelembaban dan gesekan angin dengan berbagai

permukaan merupakan beberapa contoh dari begitu banyak faktor yang mengakibatkan

aliran angin menjadi kompleks.

3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar

Hambatan utama dalam penyebarluasan pemanfaatan energi angin di Indonesia adalah

lokasi spesifik (specific site) dan harga relatif tinggi dibanding harga per kWh listrik yang

dihasilkan oleh sumber energi konvensional. Seringkali pada lokasi potensial

pemanfaatan energi angin, tetapi jauh dari calon pelanggan. Jika ada pun, calon

pelanggan tidak memiliki daya beli tinggi. Investasi yang mahal, kurangnya subsidi

pemerintah, dan komponen turbin hasil impor mengakibatkan harga listrik dan

pembangkitan tenaga angin belum bisa murah.

Input Terkendali:

1. Jumlah kebutuhan energi

Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam

negeri dan kemampuan/daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik investasi

swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi. Peranan energi baru dan

terbarukan lainnya meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2025.

2. Perkembangan teknologi

PT Pindad merupakan industri dalam negeri yang memproduksi generator elektrik dalam

berbagai spesifikasi. Generator tersebut diaplikasi pada berbagai pembangkit listrik. Ada

tiga jenis generator yang diproduksi PT Pindad, yaitu generator permanent magenet,

induced magnet, dan synchronous. Generator PT Pindad yang telah diaplikasikan adalah

generator untuk turbin angin berkapasitas 10 kW dan 50 kW. Turbin ini dioperasikan di

Ende, Nusa Tenggar Timur.

3. Jumlah penghuni

Jumlah penghuni dari gedung yang dapat diperkirakan sehingga dapat juga direncakan

seberapa besar energi yang harus dihasilkan oleh sumber energi yang ada.

Page 3: Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Tugas 1 Analisis Sistem (Diagram Input Output)

Nama : Debby Rahmawati (10308067) dan Dedi Wiyanto (10308068)

Kelas : Sarmag Sipil 2008

3 Oktober 2011. [email protected]

4. Ketersediaan sumber energi

Seluruh energi terbaharui secara definisi juga merupakan energi berkelanjutan, yang

berarti mereka tersedia dalam waktu jauh ke depan yang berarti tidak diperlukannya

perencanaan apabila mereka habis seperti halnya perencanaan ke depan untuk bahan

bakar fossil.

Input Lingkungan:

1. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi

2. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan

3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru

dan Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikri Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik

Biomassa (PLTBM), Pembagkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik

Tenaga Surya (PLTS).

4. Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik

Sub Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub

Bagian Inspeksi.

Output Diharapkan:

1. Terpenuhinya kebutuhan listrik apartemen

Hasil perencanaan sumber energi angin yang terpasang pada gedung apartemen berupaya

untuk memenuhinya kebutuhan listrik tanpa ketergantungan dengan sumber daya

konvensional.

2. Energi yang lebih ekonomis

Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit

listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional

pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energi

listriknya. Di lain pihak biaya satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik

yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun,

sehingga banyak ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut

akan lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil

lainnya.

Sumber: Pekik Argo Dahono, 2011.

Gambar 1. Perbandingan Biaya Produksi Listrik Beberapa Sumber Energi

Page 4: Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Tugas 1 Analisis Sistem (Diagram Input Output)

Nama : Debby Rahmawati (10308067) dan Dedi Wiyanto (10308068)

Kelas : Sarmag Sipil 2008

4 Oktober 2011. [email protected]

3. Bangunan dengan green energy

Bangunan dengan energi hijau menjadi harapan terciptanya gedung dengan sumber

energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke

sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan

seperti air, sinar matahari dan angin.

4. Peningkatan kualitas lingkungan

Pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas

yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan

udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang

memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif

tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan

dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi

dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan

700 mg NOx ke udara, dari pada jika diproduksi dari energi fosil.

Output Tidak Diharapkan:

1. Kurangnya pasokan energi listrik

Akibat kecepatan angin yang tidak menentu dan perubahan kondisi alam dan cuaca, maka

mungkin tenaga listrik yang dihasilkan menjadi relatif lebih kecil dari erencanaan untuk

memenuhi seluruh kebutuhan energi listrik yang diperlukan sehingga akan terjadi

kurangnya pasokan energi listrik.

2. Pencemaran suara

Keluaran dari proses konversi angin untuk dihasilkan menjadi energi listrik yang

dilakukan oleh turbin menghasilkan suara yang cukup keras, dan menjadikan ini sebagai

salah satu pencemaran udara yang tidak memberi kenyamanan pada manusia.

3. Kegagalan investasi

Kegagalan investasi dapat terjadi jika pada perencanaan keseluruhan studi kelayakan

aspek tidak seimbang. Serta pengoperasian yang buruk dan belum tersedinya teknologi

serta SDM yang terampil.

Manajemen:

1. Pengelolaan gedung

Terintegrasinya perangkat utilitas gedung dengan sumber energi harus dipastikan agar

seluruh kegiatan yang membutuhkan listrik dapat berjalan lancar.

2. Maintenance sumber energi

Penggunaan secara terus menerus dalam menghasil energi perlu pula didukung dengan

maintenance yang berkala yang telah dapat mengacu pada lampiran III PerMen ESDM

No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Sub Bidang Pemeliharaan PLTB.

3. Pelatihan tenaga terampil (SDM)

Orang-orang yang berhubungan dengan konstruksi, pelaksanaan operasional, dan

pemeliharaan sumber energi angin ini harus memiliki kompetensi yang telah ditetapkan

pada lampiran III Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Tenaga

Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan (PLTB).

4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME)

Perlu direncanakannya monitoring terhadap kegiatan pembangunan, operasional, dan

pemeliharaan serta evaluasi seberapa besar keuntungan yang didapatkan dibandingkan

hasil perencanaan awal.

Page 5: Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan energi angin

Tugas 1 Analisis Sistem (Diagram Input Output)

Nama : Debby Rahmawati (10308067) dan Dedi Wiyanto (10308068)

Kelas : Sarmag Sipil 2008

5 Oktober 2011. [email protected]

Sumber: LAPAN, Majalah Energi Edisi Maret 2011

Gambar 2. Peta Potensi Angin Beberapa Daerah di Indonesia