ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “D”DENGAN DIABETES MELITUS
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT TK II Dr. AK GANIPALEMBANG
DISUSUN OLEH:NAMA : SRI RAHAYUNIM : 20538 AKTINGKAT : III. A
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/ SRIWIJAYAANGKATAN XIV
2007 – 2008
Laporan Pendahuluan
Diabetes Melitus
A. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Kapita
Selekta Kedokteran, 1999).
Diabetes melitus adalah suatu syndrome gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin (Endokrinologi dasar dan klinik, 2000).
B. Etiologi (Endokrinologi, 1991: 39)
1. Faktor genetic
2. Faktor imunologi
3. Faktor Kebiasaan hidup sehari-hari
4. Faktor usia
5. Obesitas.
C. Manifestasi Klinis (Endokrinologi, 1991: 40)
- Pada awalnya ditandai dengan adanya gejala trias diabetes melitus, yaitu:
1. Poli uria ( Banyak urine)
2. Poli fagia (Banyak makan)
3. Poli dipsia (Banyak minum)
- Gejala lain tampak seperti
1. Lelah
2. Berat badan menurun
3. Sering kesemutan
4. Luka yang lama sembuh
5. Mata kabur
6. Pada keadaan berat segera di ikuti rasa lemah yang hebat,
anorexia, muntah, mual dan nyeri perut.
D. Patofisiologi
Jika dalam darah tidak ada insulin/ jumlahnya sedikit sekali, glukosa tidak dapat
di ubah menjadi glukosa -6- pospat dengan sendirinya. Glukosa tidak dapat di
manfaatkan sebagai tenaga. Di samping itu pemecahan glukosa menjadi glikogen,
lemak, protein dan sebagainya tidak dapat berjalan. Akibatnya kadar gula darah selalu
memperoleh tambahan melalui pencernaan makanan, peninggian kadar glukosa ini
berlangsung terus sehingga pada suatu saat akan melampaui batas kemampuan daya
terabsorbsi dan keluar bersama urine dengan demikian di dalam urine penderita terdapat
glukosa.
E. Pemeriksaan Diagnostik (Endokrinologi, 1991: 42)
1. Glukosa dara: meningkat 100 – 200 mg/dl atau lebih
2. Ureum kreatinin: meningkat/ abnormal
3. Aseton plasma (keton): (+)
4. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
5. Osmolalitas serum meningkat
6. Trombosit darah: HT meningkat
7. Urine: gula darah dan aseton (+)
F. Penatalaksanaan Medis
1. Obat anti diabetes melalui oral (golongan sulfonilorea dan
golongan riquanide).
2. Therapy insulin.
3. Diet.
4. Pengaturan aktivitas fisik.
(Endokrinologi, 1991: 44)
G. Diagnosa Keperawatan (Dongoes, Marilyn E. 2006, 726)
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar
glukosa tinggi.
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik.
3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang.
4. Kurang pengetahuan mengenai penyakit berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi.
H. Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar
glukosa tinggi.
a. Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
b. Kriteria hasil : Klien akan mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah/
menurunkan resiko infeksi.
c. Intervensi:
1) Observasi tanda-tanda infeksi.
2) Tingkatkan upaya pencegahan infeksi dengan
tehnik septic.
3) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
therapi.
d. Rasionalisasi
1) Mengetahui sedini mungkin terjadinya infeksi
nosokomial.
2) Mencegah terjadinya infeksi silang.
3) Menentukan therapi yang tepat untuk klien.
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolik.
a. Tujuan : Kelelahan dapat teratasi.
b. Kriteria hasil : Klien akan mengungkapkan peningkatan
tingkat energi.
c. Intervensi:
1) Diskusikan dengan klien kebutuhan akan aktivitas.
2) Berikana aktivitas alternatif dengan periode
istirahat yang cukup.
3) Mengindifikasikan tingkat aktivitas yang dapat di
toleransi secara fisiologis.
d. Rasionalisasi
1) Memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat
aktivitas.
2) Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3) Pemantauan nadi, RR, TD sebelum/ sesudah
melakukan aktivitas.
3. Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang.
a. Tujuan : Klien tetap optimis dan tidak putus asa.
b. Kriteria hasil : Klien mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi
perasaan.
c. Intervensi:
1) Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasannya
tentang perasaan di rumah sakit dan penyakit.
2) Berikan kesempatan keluarga untuk
mengekspresikan perhatinnya pada klien.
3) Berikan dukungan dan umpan balik positif
terhadap usaha yang di lakukannya.
d. Rasionalisasi
1) Mengidentifikasikan area perhatiannya dan
memudahkan cara pemecahan masalah.
2) Memberikan kesempatan keluarga untuk
membantu mencagah kambuhnya penyakit klien tersebut.
3) Meningkatkan perasaan control terhadap situasi.
4. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi.
a. Tujuan: Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit
yang dideritanya.
b. Kriteria hasil: Mengungkapkan pemahaman tentang
penyakit.
c. Intervensi:
1) Ciptakan lingkungan saling percaya dengan
mendengarkan penuh perhatian.
2) Diskusikan topic-topik sebagai berikut:
Bagaimana kadar glukosa yang normal.
Komplikasi penyakit akut dan kronis.
3) Diskusikan tentang rencana diet.
4) Tinjau pemberian insulin oleh pasien sendiri dan
perawatan terhadap peralatan yang digunakan.
d. Rasionalisasi
1) Menanggapi/ memperhatikan perlu diciptakan
sebelum klien bersdia mengambil bagian dalam proses belajar.
2) Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat
membuat pertimbangan untuk memilih gaya hidupnya.
3) Kesadaran tentang pentingnya control diet.
4) Mengidentifikasikan pemahaman dan kebersihan
dari proses diet atau masalah potensial yang dapat terjadi.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin.
a. Tujuan: Nutrisi klien terpenuhi.
b. Kriteria hasil: Mencerna jumlah kalori/ nutrien yang tepat, menentukan
tingkat energi biasanya.
c. Intervensi:
1) Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi.
2) Tentukan program diet dan pola makanan pasien
dan bandingkan dengan makanan yang dapat di habiskan klien.
3) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan
makanan sesuai indikasi.
d. Rasionalisasi
1) Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
termasuk absorbsi.
2) Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpanan
dari kebutuhan therapeutic.
3) Meningkatkan rasa keterlibatannya memberikan
informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansyur, Dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Dongoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Haznam,mw. 1991. Endokonologi. Bandung: Angkasa Offset.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “D”
DENGAN DIABETES MELITUS
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT TK II Dr. AK GANI
PALEMBANG
I. Pengkajian
A. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
1. Identitas klien
Nama : Ny “D”
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Permpuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Tgl. Masuk rumah sakit : 14 – 04 – 2008
Tgl. Pengkajian : 14 – 04 – 2008
Alamat : Lr. Sepakat 26 Ilir Palembang
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
No. Med. Rec. : 023124
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn “S”
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Lr. Sepakat 26 Ilir Palembang
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan klien : Anak kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan ada luka pada tungkai bawah
sebelah kanan, yang tidak kunjung sembuh + 1 bulan yang lalu. Luka tersebut
terasa nyari dan berbau busuk.
2. Riwayat penyakit sekarang
P : Pada saat pengkajian klien mengatakan nyeri pada luka tungkai
sebelah kanan.
Q : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk.
R : Nyeri yang dirasakan pada saerah tungkai bawah sebelah kanan.
S : Nyeri yang dirasakan pada skala 5 – 7 dari skala nyeri (1 – 10).
T : Nyeri yang dirasakan pada saat kaki digerakkan/ berjalan.
3. Riwayat penyakit masa lalu
Klien mengatakan sejak + ½ tahun yang lalu sudah menderita penyakit
diabetes melitus, tetapi klien tidak pernah lagi ke dokter dank lien tidak
mengetahui tentang diet yang tepat, karena klien merasa sehat-sehat saja dan
tidak ada keluhan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga klien ada yang menderita diabetes melitus yaitu
bapak klien, tetapi bapak klien sudah meninggal.
II. Riwayat Psikososial
1. Riwayat psikologi
Keadaan psikologi klien cukup baik terhadap orang lain, klien selalu
bertanya-tanya pada perawat apakah penyakit klien dapat di sembuhkan.
2. Riwayat spiritual
Selama di rumah sakit kien terlihat tidak pernah sholat, tetapi klien hanya
berdo’a untuk kesembuhan penyakitnya.
III. Pola Aktivitas Sehari-Hari
No Pola aktivitas Di rumah Di rumah sakit1. Pola nutrisi
- Makan
- Minu
- 3 kali sehari, 1 porsi dihabiskan.
- 8 – 10 gelas/hari.
- 3 kali sehari 1 porsi ML diabetes melitus dihabiskan.
- 8 – 10 gelas/hari.
2.
3.
4.
5.
m
Pola eliminasi- BAB
- BAK
Pola istirahat- Tidur
siang- Tidur
malam
Aktivitas
Personal hygiene- Man
di
- Gosok gigi
- Ganti pakaian
- 1 kali sehari, konsistensi padat warna kecoklatan.
- Frekuensi 5 – 6 kali sehai, warna kuning jernih.
- Klien jarang tidur siang.
- 6 – 7 jam/hari.
- Sejak + 1 bulan sebelum masuk rumah sakit aktivitas klien dibantu keluarga karena sulit berjalan.
- 2 kali sehari, memakai sabun dibantu oleh keluarga.
- 2 kali sehari, memakai pasta gigi, setiap sesudah mandi.
- 2 kali sehari, sehabis mandi.
- 1 kali sehari, konsistensi padat warna kecoklatan.
- Klien terpasang kateter, jumlah urine 1500 cc/hari.
- 3 – 4 jam sehari.
- 5 – 6 jam/hari, tetapi klien sering terbangun di malam hari ketika nyeri dirasakan.
- Klien tidak dapat melakukan aktivitas karena adanya luka, dan terpasang kateter.
- Klien hanya dilap basah oleh keluarga klien.
- 1 kali sehari pada pagi hari.
- 1 kali sehari sehabis mandi pagi.
IV. Pemeriksaan Fisik (15 – 4 – 2008)
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda-tanda vital:
Suhu : 36,6 OC
TD : 120/80 mmHg
RR : 22 kali/menit
Nadi : 98 kali/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Bentuk : Bulat
Rambut : Putih, beruban
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Expresi wajah : Klien tampak lesu
b. Mata
Bentuk : Simetris
Penglihatan : Kabur, tidak dapat melihat dengan jelas
Pupil : Isokor
Konjungtiva : An anemis
Sklera : An ikterik
c. Hidung
Bentuk : Simetris
Penciuman : Dapat membedakan bau
Kebersihan : Tidak adanya sumbatan pada hidung
d. Mulut
Bibir : Lembab
Gigi : Terdapat karang gigi
Lidah : Bersih
Kebersihan : Cukup, tidak ada sariawan
e. Kulit
Turgor : Tidak elastis
Lesi : Terdapat luka pada tungkai kanan
Edema : Tidak ditemukan
f. Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limpe : Tidak ada pembesaran
g. Dada
Bentuk : Simetris
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suara nafas : Normal, tidak ada wheezing
Nyeri dada : Tidak ada
h. Abdomen
Bentuk : Simetris
Hati : Tidak ada pembesaran
Nyeri : Tidak ditemukan
i. Genetalia
Kebersihan : Cukup
Kelainan : Tidak ada kelainan
j. Extremitas
Atas : Extremitas atas dapat bergerak bebas, tangan sebelah kiri
terpasang infuse.
Bawah : Tidak dapat bergerak bebas, gerakan terbatas karena
adanya luka pada tungkai.
V. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
HB : 10,8 gr %
LED : 115 mm/jam
Protein total : 5,4 gr %
SGOT : 26 U/l
SGPT : 42 U/l
Ureum : 32 mg %
BSS : 290 mg %
BSN : 223 mg %
BSPP : 310 mg %
VI. Therapy
- IVFD RL GTT 20 kali/menit
- Inj. Cefxon 2 x 500 mg/hari
- Inj. Om2 1 x 1 vial/hari
- Inj. Soclov 1 x 1 gr/hari
- Metronidazol Flash 2 kali/hari
- Magalat Syr 3 kali sehari
- Ganti verban 1 kali sehari (pagi hari)
- Diet ML diabetes melitus + diabetasol 200 cc/hari
- Kompren Oxoferin pada luka di tungkai
VII. Analisa Data
No Data Kemungkinan penyebab Masalah1 Data subjektif
- Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan.
Data objektif- Klien
tampak gelisah.- Expresi
wajah tampak meringis.
- Terdapat luka pada kaki yang membusuk.
Kepekaan genetik
Konversi sel beta self ke non self
Aktifasi sistem imun
Penurunan produksi insulin dari sel beta
Meningkatnya glukosa dalam darah
Adanya luka bekas abses pada kaki
Proses penyembuhan luka terganggu karena glukosa meningkat dalam
darah
Luka menjadi kronik
Necrosis jaringan dan terputusnya jaringan
Merangsang zat neurotransmiter (Bradikinin)
Reseptor nyeri
Nyeri
- Gangguan rasa nyaman nyeri
No Data Kemungkinan penyebab Masalah
2 Data subjektif- Klien
mengatakan sakit kakinya apabila berjalan.
- Klien mengatakan ADLnya dibantu oleh anaknya.
- Klien mengatakan badannya lesu.
Data objektif- Keadaan
umum lemah.- ADL klien
dibantu keluarga.
Luka atau terputusnya kontinuitas jaringan
Merangsang zat neurotransmitter (Bradikinin)
Timbulnya respon nyeri
Nyeri pada ekstremitas bawah (kaki)
Sulit bergerak/berjalan
Keterbatasan aktivitas
Gangguan pemenuhan ADL
- g
3 Data subjektif- Klien
mengatakan tidak mengetahui tentang diet yang tepat untuk penyakitnya.
Data objektif- Klien
selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya dan diet yang tepat untuk penyakitnya.
- Wajah klien tampak bingung.
Klien menderita penyakit diabetes melitus
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Kurang mendapat informasi dari tenaga kesehatan
Cemas
- Cemas
VIII. Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri.
2. Gangguan pola aktivitas.
3. Cemas.
IX. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri brehubungan dengan adanya
luka.
2. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan nyeri.
3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit.
X. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Ny “D” Tgl. Pengkajian : 15 – 04 – 2008
Umur : 60 tahun No. Med. Rec : 023124
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
No Diagnosa KeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi Rasionalisasi1 Tanggal 15 – 04 – 2008
Jam 09.00 Wib- Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka.
Data subjektif- Klien
mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan.
Data objektif- Kilen
tampak gelisah menahan sakit.
- Ekspresi wajah meringis.
- Terdapat luka yang membusuk pada kaki.
Tujuan jangka panjang:- Rasa
nyaman terpenuhi
Tujuan jangka pendek:- Dalam
waktu 3 x 24 jam rasa nyari berkurang.
- Ekspresi wajah klien tampak tenang.
- Pantau/catat karakteristik nyeri (tingkat nyeri klien).
- Monitor tanda-tanda vital.
- Atur posisi klien.
- Rawat luka dengan metode antiseptik.
- Ajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi
- Kolaborasi dengan tim medis.
- Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai tmuan penkajian dan dapat menentukan intervensi.
- Mengetahui keadaan dan perkembangan klien.
- Diharapkan dapat memberikan kenyamanan.
- Diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi lebih lanjut.
- Diharapkan dapat memberikan rasa nyaman dan mengalihkan perhatin terhadap nyeri.
- Dapat memberikan therapi yang tepat.
- Diharapkan dapat memberikan diet yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim gizi.
No Diagnosa KeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi Rasionalisasi2
3
Tanggal 15 – 04 – 2008Jam 10.00 Wib- Gangguan
pemenuhan ADL berhubungan dengan adanya nyeri.
Data subjektif- Klien
mengatakan sakit pada kaki apabila berjalan.
- Klien mengatakan ADLnya dibantu oleh keluarga.
- Klien mengatakan badannya lesu.
Data objektif- Keadaan
umum lemah.- Terdapat
luka pada kaki sebelah
Tujuan jangka panjang:- Pola
aktivitas terpenuhi
Tujuan jangka pendek:- Dalam
waktu 3 x 24 jam nyeri berkurang.
- Klien dapat mobilisasi ringan.
- Kaji tingkat aktivitas klien.
- Ajarkan klien untuk mobilisasi ringan.
- Bantu klien untuk melakukan aktivitas ADL dan lain-lain seperti: alat-alat yang diperlukan didekatkan pada klien.
- Berikan anjuran untuk memakai alat Bantu.
- Mobilisasikan klien tiap 1 jam sekali.
- Ciptakan
- Diharapkan dapat merencanakan aktivitas yang sesuai kemampuan klien.
- Diharapkan dapat mengurangi terjadinya kekakuan sendi.
- Diharpkan dapat memenuhi kebutuhan klien.
- Diharpkan memudahkan klien beraktivitas.
- Diharapkan dapat mengurangi tekanan, mencegah terjadi dekubitus.
- Diharapkan klien
kanan.
Tanggal 15 – 04 – 2008Jam 11.00 Wib- Kurang
pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan tidak mengenal sumber penyakit.
Tujuan jangka panjang:- Kien
mengetahui tentang penyakitnya.
lingkungan saling percaya dengan mendengarkan klien dengan penuh perhatian.
dapat menanggapi/ memperhatikan perlu diciptakan sebelum klien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.
No Diagnosa KeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi RasionalisasiData subjektif- Klien
mengatakan dapat mengetahui diet yang tepat untuk penyakitnya dan perawatan lukanya.
Data objektif- Klien selalu
bertanya tentang penyakitnya.
- Wajah klien tampak bingung.
- Terdapat luka pada kaki sebelah kanan.
Tujuan jangka pendek:- Dalam
waktu 1 x 24 jam klien dapat memahami tentang penyakitnya dan dietnya.
- Diskusikan topik-topik sebagai berikut:
yang normal.
diabetes melitus.
- Diskusikan tentang rencana diet.
- Diskusikan tentang cara perawatan luka.
- Memberikan pengetahuan dasar dimana diharapkan klien dapat membuat pertimbangan untuk memilih gaya hidup.
- Diharapkan klien mengerti tentang apa yang diberikan berupa diet ML diabetes melitus.
- Dapat memandirikan klien merawat luka.
XI. Catatan Perkembangan
Tanggal dan Jam DP Implementasi Evaluasi15 – 04 – 2008Pukul 09.00 Wib
1 - Memantau/ mencatat karakteristik nyeri 5 – 7.
- Mengatur posisi klien, dengan posisi senyaman mungkin untuk menghindari penekanan pada bokong.
- Merawat dan membersihkan luka dengan kompres oxoferin.
- Mengajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi yaitu dengan nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan dan mengajak klien ngobrol.
- Berkolaborasi dengan tim medis dengan pemberian antibiotic, Inj Cefxon, Inj Om2, Inj Soclau dan metronidazol dan analgetik.
Tanggal 16 – 04 – 2008Jam 09.00 WibS : Klien mengatakan masih
nyeri didaerah luka, skala nyeri 4 – 5.
O : Wajah klien tampakmeringis.
A : Masalah belum teratasi.P : Intervensi dilanjutkan.
Tanggal 17 – 04 – 2008Jam 09.00 WibS : Klien mengatakan nyeri
sudah brkurang skala nyeri 3 – 4.
O : Luka klien sudah agakmemerah.
A : Masalah belum teratasi.P : Intervensi dilanjutkan.
Tanggal 18 – 04 – 2008Jam 09.00 WibS : Klien mengatakan nyeri
sudah berkurang, baru terasa nyeri jika luka dibesihkan. Skala nyeri (2 – 3).
O : Luka klien tampakmembaik, timbulnya jaringan baru.
A : Masalah tratasi.P : Intervensi dihentikan.
Tanggal dan Jam DP Implementasi Evaluasi15 – 04 – 2008Pukul 10.00 Wib
2 - Mengkaji tingkat aktivitas klien seperti: miring kiri, miring kanan, duduk.
- Menganjurkan klien untuk mobilisasi ringan seperti: menggerakkan bagian-bagian tubuh yang tidak sakit.
- Membantu klien untuk memenuhi ADL seperti memberi makan, minum, mengelap tubuh klien.
- Melibatkan keluarga dalam melakukan ADL klien seperti: membantu kien BAB.
- Mobilisasi klien setiap 1 jam sekali dengan cara mengatur posisi senyaman mungkin.
Tanggal 16 – 04 – 2008Pukul 10.00 WibS : Klien mengatakan masih
nyeri ketika menggerakkan anggota tubuhnya.
O : Kondisi klien terlihatmasih lesu/ lemah.
A : Masalah belum teratasi.P : Intervensi dilanjutkan.
Tangal 17 – 04 – 2008Pukul 10.00 WibS : Klien mengatakan mulai
berani menggerakkan anggota tubuh.
O : Klien tampak mulaimiring ke kiri dan kanan.
A : Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dilanjutkan.
Tanggal 18 – 04 – 2008Pukul 10.00 WibS : Klien mengatakan sudah
bisa menggerakkan kakinya dan berani untuk duduk.
O : Klien tampak mencoba untuk duduk.
A : Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dihentikan.
Tanggal dan Jam DP Implementasi Evaluasi15 – 04 – 2008Pukul 11.00 Wib
3 - Menciptakan lingkungan saling percaya dengan mengobrol dengan klien.
- Mendiskusikan dengan klien sebagai berikut: Bagaimana kadar
glukosa normal BSS: 20 – 115 mg%.
Komplikasi di penyakit diabetes mellitus yaitu gangren 2 dekubitus.
- Mendiskusikan cara merawat luka.
Tanggal 16 – 04 – 2008Pukul 11.00 WibS : Klien mengatakan sudah
mengerti.O : Klien tampak menuruti
anjuran dari perawat.A : Masalah teratasi.P : Intervensi dihentikan.