Download - DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

Transcript
Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang

: 2019 - 2020

Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR RI dengan Menteri

Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Keuangan, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas

Hari, Tanggal : Senin, 16 September 2019 Pukul : 17.40 WIB – 21.08 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl.

Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : H.A. Hanafi Rais, S.I.P., M.P.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat Acara

: :

Suprihartini, S.I.P., M.Si., Kabagset. Komisi I DPR RI Pembahasan terkait program penyediaan Satelit Satria dan Program 4000 BTS.

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.B.A. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.I.P. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.I.P., M.P.P. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 10. Andreas Hugo Pareira 11. Junico BP Siahaan 12. Yadi Srimulyadi 13. Drs. Ahmad Basarah, MH

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Meutya Viada Hafid 15. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. 18. Venny Devianti, S. Sos. 19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. 20. Dr. Jerry Sambuaga

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

2

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 21. H. Ahmad Muzani 22. Martin Hutabarat 23. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 24. Rachel Maryam Sayidina 25. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 26. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 27. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 28. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 29. Ir. Hari Kartana, M.M. 30. KRMT Roy Suryo Notodiprojo

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 31. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 32. Ir. Alimin Abdullah 33. Budi Youyastri 34. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 35. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. 36. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. 37. Arvin Hakim Thoha FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 38. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 39. H. Sukamta, Ph.D.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 40. Dra. Hj. Lena Maryana FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 41. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 42. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA)

Anggota yang Izin : 1. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. (F-GERINDRA) 2. H. Darizal Basir (F-PD) 3. Drs. H. Taufiq R. Abdullah (F-PKB) 4. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (F-PKS) 5. Moh. Arwani Thomafi (F-PPP) 6. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. (F-PPP) 7. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. (F-NASDEM) 8. Prananda Surya Paloh (F-NASDEM) 9. Drs. Timbul P. Manurung (F-HANURA)

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

3

Jalannya Rapat: KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.): Bissmillahirahmanirohiim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Menteri Keuangan diwakili oleh Direktur ada tidak ini Menteri Keuangan? Dan dari Kementerian PPN/Kepala Bappenas, dan Seluruh jajaran yang hadir.

Perlu saya sampaikan bapak, ibu ini rapat bisa kita mulai karena sudah kuorum, dan rapat akan kita buka dan sifatnya terbuka untuk umum.

Bisa disepakati? Ya rapat kami buka.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 17.40 WIB) Pada hari ini Komisi I DPR RI melaksanakan Raker dalam rangka tindaklanjut hasil

keputusan Raker Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informasi tanggal 22 Juli 2019 tentang program penyediaan satelit satria. Dapat kami sampaikan bahwa terkait dengan program penyediaan satelit satria tersebut Komisi I DPR RI telah membahasnya dalam Raker Komisi I dengan Menkominfo pada tanggal 18 Juni dan tanggal 22 Juli 2019. Dalam Raker tersebut pada tanggal 22 Juli Komisi I DPR RI meminta kepada Kominfo agar program penyediaan satelit satria didukung dengan sumber pendanaan yang tepat, baik dari dana USO maupun dari dana rupiah murni dari APBN.

Untuk itu Komisi I DPR RI menjadwalkan rapat kerja dengan Kominfo, Bappenas, dan Menteri Keuangan hari ini kita berkumpul.

Nah selanjutnya kami persilakan kepada pak Menteri untuk menyampaikan penjelasan tantang agenda kita, kemudian setelah itu ada pendalaman.

Silakan pak. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.): Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh, Selamat petang. Oom swasty astu Namo budaya.

Undangan

: 1. Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara S.Stat. MBA.

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si.

3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc.

4. Direktur Utama BAKTI, Anang Achmad Latif. 5. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian

PPN/Bappenas, Ir. Kennedy Simanjuntak, MA. 6. Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, Ari Wahyuni, S.H., M.P.M

Beserta Jajaran.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

4

Yang terhormat Pimpinan Komisi I DPR dan Anggota Komisi I DPR, Izinkan saya menyampaikan beberapa hal dan mohon kami diperkenankan nanti untuk

diteruskan oleh Dirut Bakti, karena ini adalah program-programnya Bakti untuk hal-hal yang lebih teknis. Ibu, Bapak sekalian.

Kami mulai mengenai dengan permasalahan atau kondisi Indonesia dalam konteks ICT

infrastruktur. Mengapa? Karena ini yang menjadi konsen pemerintah sebetulnya, sehingga timbul aturan-aturan regulasi termasuk Perpres tentang Indonesia Broble Plant (IBP) tahun 2014. Karena intinya kita harus mengejar ketertinggalan Indonesia dalam konteks infrastruktur ICT. Memang kalau kita bicara hanya Jakarta, kalau kita bicara Jawa itu infrastruktur ICT tidak menjadi masalah, tapi pada saat kita bicara tentang Indonesia tantangan kita menjadi berbeda. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara tetangga kita bicara di ASEAN saja, ICT infrakstruktur Indeks kita bahkan nomor 1. Mengapa? Karena tantangan kita negara kita adalah negara kepulauan, jadi cara membangun infrastrukturnya tentu berbeda dengan negara tetangga. Negara seperti Singapore, Malaysia, Thailand itu mereka membangunnya akan lebih mudah karena mereka ini negara daratan. Istilahnya narik kabel itu lebih mudah, nah kita harus menyeberang lautan dan lain sebagainya.

Ini ada beberapa rujukan, ini mohon maaf bukan evisiensi tulisannya menjadi kecil, tapi memang tidak bisa diperbesar pecah gitu lho. Kalau kita lihat secara global ya, itu Indonesia ini negara yang pengeluaran TIKnya atau ICTnya rendah didunia. Kalau kita lihat itu kita itu paling kiri, jangankan dibandingkan dengan negara-negara besar, dengan negara-negara tetangga saja kita bukan nomor 1.

Berikutnya, nah kalau kita bandingkan dengan yang dekat Thailand, Malaysia belanja ICT kita, belanja ICT pemerintah kita terhadap GDPnya terhadap PDBnya ini hanya 0,1%. Dan dibandingkan dengan yang paling dekat itu Thailand, Thailand itu 0,3% dari DGP, memang DGP Thailand lebih kecil dari kita. Malaysia itu 0,6% total DGPnya lebih kecil dari kita, tapi kalau kita bandingkan 0,1% DGP kita 1 triliun yang tahun 2018, itu kita belanjanya hanya sekitar 10 miliar sedangkan populasi kita 265 juga. Sehingga kalau dari angka-angka ini kita Tarik, per individu penduduk Indonesia belanja ICTnya yang dari sektor pemerintahan kita hanya sekitar 7$ per tahun, per penduduk Indonesia. Bandingkan dengan Thailand, ya Thailand kan rasionya 0,3% tiga kali dari sisi rasio terhadap DGPnya, tapi per individunya karena DGP perkapitanya tinggi Thailand itu 217 kurang lebih, atau lebih dari 6 x penduduk Thailand itu belanja ICTnya disbanding Indonesia.

Demikian halnya Malaysia, Malaysia itu kurang lebih sekitar 560 an itu berarti hampir 2x disbanding Indonesia, ini menunjukkan bagaimana sebetulnya rendahnya belanja Indonesia dalam konteks ICT infrastruktur. Betul kita punya Palaparing itu baru selesai, tapi palarparing itu kan sebetulnya konsepnya dari tahun 2005 bukan konsep yang baru. Hanya eksekusinya itu yang baru dilakukan mulai tahun 2015 alhamdulillah Palingparng barat, tengah dan timur sudah selesai pembangunannya, dan sudah beroperasi.

Ini kalau kita lihat lagi slide berikutnya kembali dalam konteks global, ya memang kalau kita bicara mengenai digital gaverment wive menuju istilahnya Government power poin zero, kita itu memang lebih bagus di banding Paraguai, kemudian Mesir, Libya, Myanmar, Sudan tapi kita pasti dibawah Thailand dan di bawah negara-negara tentangga kita.

Nah kalau kita lihat juga ini di slide halaman 7 langsung dulu, kalau kita bicara ICT indeks ya di ASEANpun kita bukan nomor 1, ada kita nomor satu Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam Indonesia ini memang bukan hanya ICT infrastruktur saja, ICT infrastruktur ini hanya salah satu variable, karena juga ada sistemnya itu, ICT indeks itu adalah seperti pendidikan. Ada tidak pendidikan ICT di sekolah-sekolah di Indonesia? Kemudian dihitung juga divaisenya, computer atau laptop terhadap siswa, dan banyak lagi yang mengakibatkan ICT indeks itu kita tahun 2016 itu 114, tahun 2017 itu 111. Namun tetap saja kita menjadi nomor 5 di ASEAN, ini yang ingin kami kejar sebetulnya, kita harus melakukan liprof karena kalau tidak kita akan selalu

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

5

tertinggal. Kita semua tahu bahwa ICT infrastruktur ini, menjadi modal perkembangan, pertumbuhan ekonomi, sosial maupun matra lainnya di Indonesia.

Jadi kalau kita tidak focus mengembangkan ICT kita tidak berpikir 10 tahun kedepan, kalau kita tidak berpikir 20 tahun kedepan dan kita akan mengalami hal yang sama dari tahun ke tahun. Nah kalau kita lihat halaman 6 sekarang, kalau kita lihat ini peta sebaran seluler, karena praktis semua orang punya seluler. 2G, 2G itu 90% desa kalau desa itu 75.000 berarti 67.000 lebih desa tidak ada 2G, kalau pemukiman calfridesnya 98% karena kan ada desa yang memang luasan ladangnya lebih banyak daripada pemukimannya mungkin.

Nah kalau 3G, 3G itu 76 desa dari jumlah desa atau kelurahan di Indonesia itu sudah ada 3G, pemukimannya 93% sudah dicover. 4G dari sisi pemukiman 60 dari 265 juta penduduk Indonesia, sekitar 240 juta itu sudah menikmati 4G, 25 jutaan lagi itu belum mendapatkan menikmati 4G, namun dari sisi jumlah presensi desa dan kelurahannya itu baru mencapai 74%. Oleh karena itu kita harus berpikir jauh.

Berikutnya halaman berikutnya, nah inilah yang dibuat, yang kami usulkan kepada pak Kenedy disini dari Bappenas bagaimana rencana teknokratik untuk RPJMN 2020 sampai dengan 2024 di Bappenas. Yaitu kita harus tetap membangun, membangun, membangun, membangun infrastruktur dengan lebih cepat lagi. Kalau tidak kembali dari sisi ICT indeksnya di ASEAN juga masih tetap diposisi nomor 5. Betul kalau Jakarta, darat dalam konteks truput internet kita lebih bagus dari Bangkok, dan lebih bagus dari Kualalumpur, itu reportnya ada. Tapi kalau kita bandingkan Indonesia sekali lagi dengan Thailand, dengan Malaysia kita masih kalah di banding Thailand dengan Malaysia.

Betul Surabaya lebih bagus di banding dengan kota-kota di Malaysia maupun di Thailand, tapi Indonesia itu masih tetap dibelakang Malaysia dan Thailand, ini yang ingin kita rubah, yang ini kita coba kejar ya, saya tidak tahu berapa lama kita bisa mengejarnya itu tergantung pada kita menyediakan raishorsies dan niat kita untuk menyelesaikan ini semua. Satu dari RPJMN, kemudian juga undang-undang 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang. Masalah utama dalam pembangunan pos dan telekomunikasi adalah terbatasnya kapasitas jangkauan serta kualitas sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakat mengakses informasi. Perpres juga 2015 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015 – 2019. Disitu di buat dituangkan pembangunan satelit broadband nasional, di buku dua RPJMN 2015 – 2019. Ada juga Peraturan Presiden tentang rencana pita lebar Indonesia yang 2014, ya kebutuhan konektivitas dan dimand dari broadband Indonesia. Kemudian 2016 juga keluar Perpres yaitu pelaksanaan pengadaan layanan satelit yang masuk ke proyek strategis nasional tahun 2018.

Jadi ibu, bapak sekalian ada kebutuhan karena kita tertinggal, kemudian dasar-dasar regulasi ataupun dasar-dasar landasan kebijakannya juga sudah ada, bahwa nanti kita harus melengkapi ya memang harus kita lengkapi. Kemudian dari sisi strategi percepatan konektivitas, dimana yang harus disediakan konektivitas. Strategi pembangunan kita itu ada dua, satu sebetulnya the wrong operator, artinya korporasi. Korporasi mereka fokusnya adalah didaerah yang dianggap secara keuangan atau secara visibel tidak ada paksaan bagi mereka untuk membangun didaerah yang tidak visible. Namun mereka harus memberi kontribusi untuk daerah yang tidak dianggap visible melalui yang namanya dana KPU (kewajiban pelayanan umum) atau yang kita kenal namanya universal service obligasion.

Dilain pihak kalau kita mengacu kepada undang-undang dasar, disitu jelas bahwa focus daripada belanja pemerintah, focus daripada usaha pemerintah nomor satu adalah pendidikan, karenanya 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan. Yang kedua adalah kesehatan karenanya 5% dari APBN itu dialokasikan untuk kesehatan. Nah kitapun dari sisi ICT infrastruktur itu mendekati pendekatan 20% pendidikan dan 5% kesehatan, karena dua sektor itu menjadi prioritas. Bagaimana kita mau menjangkau itu semua? Kita mempunyai pendidikan, pendidikan itu jumlah sekolah SD, SMP, SMA yang negeri ada 214.000 sekolah. Dan keseluruhannya itu belum terhubung dengan internet, betul kita mempunyai program UNBK (Ujian Nasional Berbasis Computer) artinya infrastruktur internet itu digunakan hanya diujung proses belajar mengajar. Padahal kita menginginkannya digunakan selama proses belajar mengajar, mengapa? Karena kita ingin merubah proses belajar mengajar, mungkin kita yang senior disini dulu waktu dikelas diajari waktu SD berhitung, belum ada matemetika, ditanya 2 x 2 = berapa? 4. 2 + 2 = 4, nah

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

6

waktu itu saya tanya gurunya, bu guru kenapa, apa bedanya kali dan tambah hasilnya sama-sama 4, yang ada dimarahi sama bu guru. Bu gurunya bilang, istilahnya mohon maaf ini bahasanya your just tobfir mouth jus no more us it (hapalin saja sudah tidak usah tanya-tanya). Kita tidak bisa lagi mengambil proses belajar mengajar yang seperti demikian yang mendokmatis, kita harus berpikir mengajak anak-anak sekolah itu berpikir kritis (kritical thinking), bertanya, kenapa, kenapa tidak?

Nah ini bisa dilakukan salah satunya dengan menyediakan fasilitas infrastruktur internet kecepatan tinggi atau broadband. Karenanya kita berdasarkan Perpres proyek strategis nasional yang kita kenal sekarang pengadaan satelit, tapi satelitnyapun litprog bukan satelit komunikasi yang digunakan oleh operator sekarang, yang dipakai siaran televise, ya yang pakai untuk telekomunikasi, satelitnya satelit khusus untuk internet kecepatan tinggi. Karena kita melihatnya forward looking kita tidak bicara lagi istilahnya sirkuitys, tapi kita bicaranya nanti kepada protocol. Jadi semuanya serba internet, internet, internet, internet sama saja kalau kita datang ke hotel atau kemana ke caramel yang ditanya apa kan? Ada wifi tidak? Karena apa? Karena kita cari internet yang gratis gitu lho, nah ini pola pikir itu yang kita coba terapkan jadi focus kepada dunia pendidikan.

Kemudian kedua kesehatan, kesehatan bukan kita ingin menyediakan hanya menyediakan internet di Puskesmas, tetapi bagaimana kita merubah cara melayani masyarakat yang mempunyai permasalahan kesehatan. Kalau kita tidak usah di Jakarta tapi di luar daerah, kalau masyarakat sakit datang ke Puskesmas yang ditanya pertama kali kaitan berkaitan dengan administrasi, KTP, Kartu Keluarga, BPJS apa semua. Kemudian kalau Puskesmas tidak bisa menyelesaikan masalahnya warga itu dirujuk ke rumah sakit kota, RSUD. Ya rumah sakit kota, di rumah sakit kota masyarakat yang sakit ini juga sama begitu datang yang ditanya apa? Yang ditanya semua kaitan administrasi. Nah orang sakit ditanya administrasi, ya tambah sakit lah, nah kita berharap tentunya kalau dirujuk ke rumah sakit kota di kota itu dokternya sudah menyambut, bahkan kalau perlu dijemput oleh ambulans, dan dokter begitu yang sakit datang tidak lagi menanyakan administrasi, tidak lagi bertanya namanya siapa? Atau masih boleh lha pak, umurnya berapa nanya masih bolehlah pak tapi, umurnya berapa, lahirnya berapa semua administrasi tidak boleh langsung kepada tindakan. Kenapa, karena dokternya sudah dilengkapi dengan medical record semuanya sehingga bukan masalah internetnya tapi bagaimana kita merubah cara melayani masyarakat dengan lebih baik. Untuk itu dibutuhkan infrastruktur internet, nah ibu, bapak sekalian kurang lebih itulah filosofi mengapa kami membangun satelit. Satelit yang dibangun ini masih kecil ibu, bapak sekalian, karena kapasitasnya yang dibangun 150 giga, ini higthdroput satellite (satelit dengan kecepatan tinggi). 150 giga itu besar untuk ukuran sekarang, ini yang paling besar di ASIA untuk HTS saat ini. Kalau kita bicaranya lima tahun lagi, bicaranya sepuluh tahun lagi dan kebutuhannya lebih besar. Kalau 150 mega bieth kapasitasnya atau apa 150 giga kapasitasnya kalau satu titik 10 mega ya ini cuma kebagian 15.000, padahal yang akan kita sasar sekolah ada 90.000 lebih lagi berdasarkan data dari Kementerian Dikbud. Ya ini belum termasuk swasta, sekolah-sekolah swasta kita tidak hitung, ini belum termasuk yang namanya madrasah ataupun pesantren yang system pendidikannya di kelola oleh Kementerian Agama. Jadi kita masih harus betul-betul membangun, nanti kita harus masuk lagi kepada satelit berikutnya, yang kapasitas jauh lebih besar. Satelit berikutnya lagi yang kapasitasnya jauh lebih besar lagi sehingga yang namanya broadband itu betul-betul dalam waktu katakan tujuh, paling lama sepuluh tahun itu sudah bisa mengkoneksikan semua sekolah.

Dan sudah mengkoneksikan semua yang Puskesmas, dan sudah mengkoneksikan semua kantor desa, mengapa? Karena ada kebutuhan. Kita akan mengsosialisasikan namanya e-gov, e-government focus yang pertama adalah budgeting, e-budgeting, e-budgeting itu akan menyentuh yang namanya desa, kita bisa harus mengalokasikan anggaran kepada desa, melakukan pengendalian atas penggunaan anggaran desa, jadi masuknya ke desa. Nah sekarang ada 20.000 lebih desa yang belum terhubung dengan internet.

Jadi itu semua besaran-besaran yang harus kita pegang dan itu tidak hanya bisa dilakukan dengan kita melakukan gove. Betul satu opsi adalah kalau kemungkinan menggunakan terrestrial, artinya narik kabel, kalau di kota besar mungkin masih bisa, di Jawa dan lain sebagainya. Tapi kalau sudah daerah-daerah remut kecepatannya itu akan lebih cepat kalau menggunakan satelit.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

7

Ibu, Bapak sekalian,

Itu sebagai pengantar, mengapa kita harus membangun lebih besar, itu alasannya kenapa kita harus membangun lebih cepat, itu alasannya kenapa kita harus membangun secara liveprog, tidak bisa lagi satu-satunya teknologi ini, besok teknologi apa yang beriringan. Kita harus berani mengambil keputusan untuk melakukan devrog untuk menyediakan kebutuhan dari negara ini. Satu dan lain cara negara ini kebutuhannya akan akses internet itu harus dipenuhi. Tapi saya sampaikan dibandingkan di negara-negara penduduk Malaysia, yang hampir 20x spendingnya di banding kita, di bandingkan dengan Thailand yang spandingnya mungkin sebesar 6x di banding kita, jadi harus betul-betul mengejar ketertinggalan itu.

Izinkan pak Pimpinan untuk diteruskan oleh Pak Dirut Bakti mengenai implementasi teknisnya.

Terima kasih banyak. Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.): Wa'alaikumussalam Warahmattullahi Wabarakatuh. Silakan. DIREKTUR UTAMA BAKTI (ANANG ACHMAD LATIF):

Mohon izin pak Menteri. Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh. Yang terhormat Pimpinan Komisi I DPR RI, Yang terhormat Bapak, Ibu Anggota Komisi I, Yang kami hormati pak Menteri, rekan-rekan Eselon I jajaran Kementerian Kominfo, Yang kami hormati rekan-rekan dari Kementerian PPN Kepala Bappenas, Yang kami hormati rekan-rekan dari Kementerian Keuangan.

Mohon izin kami meneruskan apa yang disampaikan pak Menteri terkait dengan program untuk mencapai konektivitas regional. Dimana program ini sebenarnya digunakan selain untuk mendorong sektor-sektor lainnya juga, salah satu yang dipilih oleh pak Menteri adalah sebuah langkah liveprog guna untuk mengejar ketertinggalan khususnya jika di bandingkan dengan negara lain.

Jadi kami tidak memilih jalur normal lagi, dimana jalur memulai membangun hanya 2G, hanya 3G tetapi kami langsung menyiapkan internet kecepatan tinggi, langsung dipusat-pusat pemerintahan, pusat-pusat pendidikan dan pusat untuk pelayanan kesehatan itu menggunakan internet cepat yang disiapkan melalui satelit. Dan juga ada program yang penyediaan laksmal atau BTS yang untuk menyiapkan sinyal 4G. Nah ini tambahannya sebanyak 4.000 BTS lagi guna melengkapi semua desa-desa agar mereka terjangkau dengan sinyal selular kualitas 4G.

Kenapa harus 4G? Karena disinilah 4G adalah sinyal yang dibutuhkan, yang bisa menggerakkan perekonomian, khususnya di desa-desa. Sehingga perekonomian seperti kita-kita yang ada dikota besar ya, yang sudah biasa menggunakan katakanlah treveloka untuk bepergian, menggunakan bukalapak atau tokopedia itu nanti kelak bisa digunakan saudara-saudara kita yang ada di desa-desa bahkan yang selama ini belum pernah terima sinyal sama sekali. Jadi sering ada pertanyaan penting mana satelit dan 4G? Dua-duanya sama-sama penting, ya karena untuk satelit ini kita fokus kepada aktivitas seperti kita dikantor kita harus ada sinyal wifi untuk bekerja. Namun untuk komunikasi serta aktivitas kegiatan sosial, kegiatan ekonomi ini kalau khusus ekonomi digital yang membutuhkan pergerakan maupun mobilitas, nah

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

8

ini sinyalnya disiapkan oleh melalui menara BTS, laksmail yang tersisa 4.000 BTS lagi yang harus kami bangun.

Lanjut! Nah ini gambaran satelit, proses satelit-satelit sendiri sebenarnya itu dibagi atas dua

segmen kami menyebutnya, segmen angkasa, pengadaan satelitnya sendiri, peluncuran satelitnya nanti termasuk didalamnya, yaitu tadi menyiapkan satelit tadi sudah disampaikan oleh pak Menteri, satelit teknologi terkini. Jadi barusan ini informasi saja kami ada pertemuan dari di Prancis yang semua pelaku satelit internasional ini berkumpul dan Indonesia dan atas nama Kementerian Kominfo mendapatkan penghargaan yaitu karena menggunakan satelit tercanggih untuk mendukung kegiatan pemerintahannya. Ini betul satelit pertama, ASIA terbesar memiliki satelit yang sebesar yang digunakan untuk aktivitas pemerintah. Nah ini sebuah penghargaan yang diberikan oleh organisasi internasional atas langkah atau liveprog yang diambilkan oleh pemerintah Indonesia.

Satelit ini sendiri kami menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha, dan sudah ditanda tangani kontrak tersebut sejak Mei 2019 lalu. Nah kami sedikiti mundur, adapun langkah-langkah proses KPBU melalui 25 proses langkah KPBU, alhamdulillah saat ini berada dilangkah yang ke 22. Jadi kami mendekati langkah fase-fase terakhir, dimana publikasi itu diperkirakan akan dimulai nanti sejak finansial clouse ya, sejak perjanjian kredit nanti ditandatangani oleh pihak badan usaha pelaksana, dengan lendernya disitulah mulai publikasi satelit selama 3 tahun.

Lanjut! Dimana pemenang badan usaha pelaksana ini adalah konsorsium jadi Pasifik Satelit

Nusantara. Jadi nilai investasi proyeknya sendiri itu bernilai 6,4 triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun sehingga pemerintah selama 15 tahun harus mengembalikan investasi kepada badan usaha sebesar 20,68 triliun. Disana termasuk biaya untuk kapeksnya, biaya untuk operasional selama 15 tahun, termasuk nanti biaya pengembangan investasi atau untuk keuntungan dari badan usaha tersebut.

Adapun pabrikan dari satelit tersebut sudah di pilih yaitu menggunakan pabrikan Prancis, dengan buatan Tales Alenia, ini sebuah salah satu pabrikan terbesar di Eropa yang kami gunakan. Namun menggunakan peluncur dari Amerika, nah ini peluncur roket satelit space exs ya milik Elonmas yang mengembangkan mobil Tesla, nah beliau memiliki satelit peluncur untuk

roket nanti dari satelit satria ini. Adapun satelit tersebut nanti akan diletakkan di orbital 146 IC ya, kira-kira diatar Papua, karena kebeneran sebagian besar dimand tersebut ada di Papua di timur. Ini sangat ideal untuk menempatkan satelitnya.

Lanjut! Nah terkait dengan program PPS atau Laskmail ini, kami memiliki PR ya itu sebenarnya

ada kami berbagi tanggungjawab ini dengan operator seluler, operator telekomunikasi, dimana kami mendapatkan tugas untuk menyelesaikan desa sebanyak 5.053 atau katakanlah 5.000 desa lagi. Dimana 1.000 sudah kami bangun di periode tahun lalu, ya 2018 kebawah, di tahun ini kami mencoba menyelesaikan dengan dana yang tersedia di kami yaitu hanya sanggup sebesar 500 side, sehingga untuk menyelesaikan sisanya 3.500 lagi ini, inilah kami membutuhkan tambahan biaya, dukungan biaya agar semua desa bisa terjangkau dengan layanan sinyal khususnya sinyal 4G, program inilah yang kami namakan merdeka sinyal 2020. Ini istilah yang kami peroleh ketika kami meresmikan sinyal ini di Papua, beberapa BTS tercetuslah pak kami sudah lama merdeka 74 tahun merdeka tapi kami tidak pernah merasakan merdeka dalam konteks sinyal. Kutipan itulah yang akhirnya kami jadikan teks line kami, tahun ini menjadi merdeka sinyal 2020. Artinya kami menargetkan menyelesaikan tugas 5.000 itu pada akhir tahun 2020.

Lanjut! Ketika kami mencoba memetakan pemenuhan anggaran USO, ini dari berbagai contoh,

berbagai negara banyak yang dimungkinkan ya modelnya. Pertama memang dukungan dari operator Telkom yang salam ini skema kita lakukan yaitu memungut adanya kontribusi sebesar 1,25%. Yang kedua memang ada bentuk dukungan langsung dari pemerintah, yaitu anggaran yang disisipkan setiap tahunnya dari pemerintah. Nah ada beberapa lain modelnya dukungan dari internasional, banyak dana-dana dari world bank, dan ada juga yang melakukan kemitraan

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

9

antara pemerintah dan swasta. Empat model inilah yang banyak menjadikan bestmark di negara di dunia lainnya, nah khusus Indonesia ini terlihat ada di dot merah, dengan nilai kira-kira 1,25% itu dibandingkan dengan jadi grafik x nya ini adalah besaran prosentasenya, yaitu kira-kira di lewat 1,25%, tapi dibandingkan dengan prosentase VDBnya kitapun termasuk yang rendah. Sehingga dicontoh banyak negara-negara di Asia itu seperti diatas ujung kanan itu, ada Malaysia, Vietnam, Thailand yang berwarna oranye itu negara tentangga sendiri yang kami melihat lebih berkomitmen ya dalam pembangunan ICT di negaranya. Sehingga itulah ketertinggalan ini sepertinya Nampak nyata Indonesia dari sisi pengalokasian anggarannya.

Kami coba memasukkan lebih detail apa yang terjadi di proyeksi keuangan kami khususnya di BLU Bakti periode 2019 – 2028. Program pertama yaitu program berjalan, kami mencobakan komponen-komponen menjadi pendapatan itu kami contreng, dimana ada dana USO itu menjadi bagian dari pendapatan kami serta saldo kas. Dan belanja kami itu memasukkan komponen Palaparing yang sudah berjalan, lalu termasuk program komitmen kami yang sudah berjalan yaitu satelit satria. Jadi ketika kami menandatangani proyek satelit satria artinya kami sudah berkomitmen untuk menyiapkan anggarannya selama 15 tahun. Nah selama periode satelit itu meluncur nanti di tahun akhir tahun 2022, dan mulai beroperasi di tahun 2023 kami menyiapkan kapasitas satelit interim ya, yaitu dengan menyewa satelit yang ada guna mencegah ketertinggalan. Artinya daripada kami sambal menunggu rumah kami selesai di tahun 2023 satelit milik sendiri, kami menyewa dulu satelit interim, yang kami namakan satelit interim selama periode hingga tahun 2023.

Lalu lokasi BTS yang dibangun di program berjalan yaitu ada 1000 yang eksisting plus 500 yang akan kami selesaikan di tahun ini. Dengan target lokasi akses internet hanya 10.000, dan beberapa kegiatan dukungan ekosistem. Nah ini bisa terlihat pada cashflow halaman selanjutnya. Disini terlihat bahwa dengan belanja kami yang berwarna biru ya terlihat sebenarnya arus kas kami setiap tahun itu selalu negative. Tapi berkat adanya saldo kas kami yang akibat sejak tahun 2006 dikumpulkan dana itu menjadi saldo kami terkumpul, nah cashflow kami atau neraca kas kami alhamdulillah dengan kegiatan eksisting sekarang itu masih bisa bertahan tetap positif ya hingga tahun 2028. Artinya disinilah kami sebenarnya titik berhenti, kami tidak bisa lagi di tahun 2020 melebihi target pencapaian, karena memang perkiraan saldo kas kami sudah mencapai katakanlah titik terendah itu di tahun 2027 dengan neraca kas kami 48 miliar.

Lalu kembali ke sebelumnya. Namun apabila untuk mengejar ketertinggalan dengan program-program tadi yang

disampaikan oleh pak Menteri, dimana kami membutuhkan sumber lain yang di breket merah. Lalu kami menyiapkan program satelit satria 2 dan satria 3 dimana kebutuhan bendwith ini, ya inipun terjadi ketika kami menggunakan teknologi triesterial, bahwa kebutuhan bandwith ini akan tumbuh secara eksponensial dari penyediaan satelit yang pertama sebesar 150 giga bierth berseken. Padahal 5 tahun, 10 tahun kemudian kami membutuhkan hingga 1.500 atau 1,5 tera sepuluh kali satelit yang sedang kami adakan sekarang, ini kami antisipasi serta bagaimana kami menyelesaikan juga lokasi BTS dari 1.000 menjadi 4.000 BTS tadi, serta terakhir lokasi akses internet. Jadi bagaimana tadi satelit itu bisa melayani ground dan segment di bumi atau ground segment kami namakan, titik-titik yang tadi 60% diantaranya itu adalah sekolahan, lalu ada beberapa di Puskesmas, serta di kantor-kantor desa, sehingga mereka bisa menyelenggarakan proses bisnis e-government yang salah satunya bagaimana keuangan bisa masuk ya, e-budgeting kontrol dari penggunaan anggaran lebih mudah dengan menggunakan ini. Nah sehingga dengan program baru ini, ini bisa ditunjukkan pada slide selanjutnya.

Nexs. Nah ini nexs, Disinilah kami membutuhkan dukungan pendanaan yang memang yang apa yang

dijumlah digambarkan dengan warna abu-abu. Dimana kami mencoba memasukkan komponen lain, sumber lain ya, kami sementara melirik ya ini sebenarnya sumber pendanaan yang PNBP yang habis yang ada di Kominfo. Ini perlu kami informasikan bapak, ibu bahwa Kominfo setiap tahunnya total menerima anggaran PNBP yaitu total sebesar 20 Triliun. 16 triliun diantaranya ini berdasarkan dari berasal dari BHP Frekuensi. Nah nilai-nilai yang kami coba kutif yang sehingga untuk mendukung semua persoalan konektifitas untuk mengejar ketertinggalan semua ini.

Dari yang warna hijau itu adalah termasuk yang berdasarkan reguler dari PNBP USO kami, dan yang abu-abu adalah sumber lain yang kami kutif dari BHP frekuensi, dimana bisa

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

10

dilihat selama periode 2020 – 2024 besarannya sebesar 28% dari total anggaran BHP frekuensi setiap tahunnya yaitu 16 triliun. Jadi tadi terlihat kebutuhan kami sekitar 4,5 triliun plus ya selama 5 tahun, sehingga mulai tahun 2025 sampai 2029 kebutuhan itu meningkat, dengan asumsi mulai disitulah kebutuhan atas satelit berikutnya yaitu satelit satria 2 dan satria 3 yaitu mulai beroperasi, sehingga kebutuhan menjadi 9,2 triliun plus 2025 sampai 2029 kedepan. Nah inilah proyeksi cashflow kami yang dibutuhkan guna menyelesaikan semua ketertinggalan tersebut, guna kami menyiapkan bahwa semua infrastruktur ICT ini bisa mendukung semua sektor dalam menjalankan tugasnya.

Demikian pak Menteri kami sampaikan. Terima kasih.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Terima kasih pak Anang. Ini memberikan gambaran kepada kita, misalnya kita, tidak yang tadi terakhir itu, artinya

begini, yang hijau itu sudah pasti merupakan pendapatan BLU, karena 1,¼% aturannya itu masuk ke BLU, dana USO. Karena kita perlu tambahan dana, dananya darimana? Dananya dari PNBP yang kita hasilkan. Kominfo menghasilkan PNBP setiap tahun itu diatas 20 triliun, diantaranya 16 triliun itu dari pendapatan BHP frekuensi. Nah yang kami usulkan adalah 28% kurang lebih dari BHP frekuensi, atau kalau dari secara total PNBP itu kurang lebih sekitar 24% - 25% itu dialokasikan untuk menambah biaya pembayaran dari yang akan kita bangun. Dan ini disini ditulisnya sebetulnya tahun 2020, sebetulnya kalau satelit itu kewajibannya mulai tahun karenakan setelah adanya satelitnya baru mulai bayar, ya kalau tidak ada setelitnya tidak bayar. Namun ini teman-teman membuatnya biar gampang ya dibuatkan diratakan semuanya.

Ini kan sesuatu yang sifatnya bervariasi, bervariabel dan kalau kita lihat tahun 2025 kebutuhannya itu tambahannya 9 triliun kurang lebih. Atau 50% dari BHP frekuensi atau PNBP frekuensi yang kita hasilkan, pada saat itu PNBP kita itu mungkin sudah mencapai 23 triliun sampai 24 triliun, apalagi kalau kita berhasil nanti tender tahun 2025 kita berhasil tender untuk 5G itu akan angkanya akan lebih besar lagi. Jadi presentasenya justru akan lebih kecil lagi, ini dengan asumsi belum ada tambahan kita lelang frekuensi bagi operator. Jadi asumsinya PNBPnya ya seperti yang sekarang tanpa ada perubahan.

Itulah kurang lebih yang kami mintakan dukungan dari ibu, bapak sekalian. Untuk informasi sebetulnya proses ini di pemerintah sudah dimulai tahun 2017, namun

mohon nanti koreksi teman dari Kementerian Keuangan karena regulasi legislasi pendukungnya belum ada, yaitu undang-undang PNBP itukan baru disahkan tahun ini kalau tidak salah bu ya oh 2018, undang-undang PNBP nanti turunannya kita akan mencari jalan bagaimana mengalokasikan yang angka yang disini warnanya abu-abu. Jadi istilahnya congkrongannya sudah disiapkan, tinggal mekanisme memasukkan ke dalam congkrongan tersebut.

Terima kasih banyak, ibu, bapak sekalian. F-GERINDRA/WAKIL KETUA KOMISI I DPR RI (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.):

Terima kasih pak Menteri, Pak Anang terima kasih atas penjelasannya. Sekarang kita lanjut saja kita minta lagi dari Bappenas ya pak Kennedy Simanjutak,

dimana posisinya ini pak? Silakan pak.

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS (IR. KENNEDY SIMANJUNTAK, MA.): Selamat sore, selamat petang buat kita semuanya. Yang terhormat bapak Pimpinan dan para Anggota Komisi I DPR RI, Bapak Menteri yang kami hormati,

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

11

Izinkan kami menambahkan sedikit melengkapi apa yang sudah disampaikan oleh bapak

Menteri tadi, sedikit mengenai gambaran umum kerangka pembangunan infrastruktur kita. Kerangka pembangunan infrastruktur yang sudah disepakati dalam pemerintah pada

prinsipnya infrastruktur dibagi dari tiga yaitu infrastruktur yang paling dasar, infrastruktur ekonomi dan infrastruktur perkotaan. Didalam infrastruktur ekonomi hal yang penting adalah konektivitas, konektivitas itu diantaranya untuk membangun ICT untuk transpormasi digital. Disamping itu juga tadi Bapak Menteri sudah menyampaikan penggunaan ICT didalam berbagai bidang, sehingga ICT juga atau transpormasi digital juga akan dilakukan di hampir berbagai bidang termasuk bidang kesehatan, pendidikan. Demikian kerangka pembangunan infrastruktur kita, jadi yang disampaikan oleh bapak menteri tadi adalah sebetulnya bagian daripada rancangan yang telah disusun oleh pemerintah.

Khusus untuk transpormasi digital ada beberapa isu utama yang kita hadapi yaitu masih terdapat 4000 lebih desa-desa yang blankspot. Jadi tadi itu sudah termasuk yang disalam kerangka pemerintahan. Kemudian aksesibilitas dibidang pendidikan dan kesehatan utamanya itu masih jauh daripada yang kita harapkan. Itu menjadi berbagai isu lainnya, itu yang untuk pembahasan kita hari ini, mungkin yang penting.

Kemudian untuk RKP 2020 yang telah kami sampaikan kepada Dewan pada bulan Mei yang kemarin, prioritas nasional itu termasuk tranpormasi digital, yaitu tersedianya layanan akses infrastruktur. Kita harapkan 95% dari kabupaten kota sudah terlayanan broadbend pada tahun 2020 nanti. Kemudian terbangunnya ekosistem pemanfaatan TIK di 72% internet.

Kemudian untuk pelaksanaannya kami telah menyusun kegiatan prioritas yaitu penuntasan infrastruktur TIK yang tadi disampaikan oleh bapak Menteri itu adalah bagian dari rancangan kita yaitu tambahan 57 kabupaten kota yang terlayani dengan jaringan serat optic dan pembangunan kurang 2.100 BTS. Disamping itu kita harapkan tambahan pembagian akses internet di 5.950 lokasi. Untuk mencapai sasaran ini kita akan mengintegrasikan sebagai sumber pendanaan, baik sumber pendanaan yang langsung dari pemerintah, maupun yang diluar pemerintahan, dengan prioritas seoptimal mungkin kita gunakan pendanaan-pendanaan yang diluar pemerintah yaitu yang tadi disampaikan oleh pak Menteri, maupun Dirut Bakti yaitu melalui KPBU.

Berikut kami sampaikan beberapa detail sasaran prioritas yang telah disampaikan disusun dalam RKP 2020. Jadi yang disampaikan bapak Menteri tadi adalah bagian daripada pencapaian sasaran-sasaran prioritas kita di 2020. Yaitu pembangunan BTS di 2.100 lokasi, kemudian pelayanan serat optic melalui Palaparing di 57, kabupaten kota, dan penyediaan kapasitas satelit dengan 31 gigabyte yang ini tadi disampaikan oleh bapak Menteri, bahwa penyediaan akses internet inipun sudah kita lakukan saat ini, tapi dengan menggunakan satelit, melakukan penyewaan.

Adapun skema pendanaan yang kita lakukan adalah untuk palaparing sudah dilakukan melalui KPBU, kemudian untuk satelit satria ini dalam proses penyelesaian KPBU seperti telah disampaikan oleh Dirut Bakti tadi. Jadi seluruh sasaran-sasaran tadi adalah bagian daripada sasaran-sasaran RKP yang telah kami sampaikan kepada Dewan pada bulan Mei yang lalu.

Saya kira demikian tambahan dari kami. Terima kasih.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih Bappenas dalam hal ini pak Ir. Kennedy Simanjuntak selanjutnya kita minta juga pandangan dari Menteri Keuangan dalam hal ini diwakili oleh Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum bu Ari Wahyuni.

Silakan bu, karena disini termasuk kuncinya juga disini. Terima kasih Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI.

Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang kami hormati, Pak Menteri yang kami hormati, dan Pimpinan Bakti PLU Bakti.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

12

Kami pertama-tama menyampaikan izin karena bu Menteri sedang rapat di Komisi XI bapak, jadi pada saat bersamaan dengan eselon I. Jadi kami ditugaskan bersama dengan Dirjen Anggaran dan Direktorat Jenderal PPR, untuk hadir dalam acara hari ini.

Kami izin menambahkan bahwa BLU sebelum kami ke slide kami sampaikan bahwa BLU Bakti ini merupaka agen pemerintah untuk mempercepat untuk perencanaan BLU itu menyusun renstra 5 tahunan. Yang kemudian diturunkan dalam rencana belanja anggaran yang didalamnya rencana pendapatan dan belanja. BLU ini mempunyai dua peran sebagai agen yang melaksanakan tugas dari pemerintah dan sebagai pemberi layanan dengan mekanisem korporit. Apabila BLU mendapat penugasan dari pemerintah yaitu untuk pelayanan yang tadi disebutkan oleh pak Menteri yang tidak begitu namun masih dimungkinkan untuk mendapat pembiayaan dari APBN. Penugasan ini hendaknya sejalan dengan memperhatikan kapasitas viskal dari pemerintah.

Bapak, Ibu sekalian bahwa ketika kita melihat tadi disampaikan bahwa ada beberapa strategi pemenuhan kapasitas fiscal pada bakti dimana ada beberapa scenario. Satu adalah melakukan optimalisasi PNPB, dimana bisa melakukan penyesuaian dari tariff PNBP dari Kominfo yaitu menaikkan tariff PNBP USO, kemudian menyesuaikan tariff PNBP BPH frekuensi sehingga tidak memberatkan dari operator. Dan perlu perubahan dari PP nomor 80 tahun 2015 tentang jenis dan tariff PNBP dari Kominfo.

Beberapa rekomendasi yang bisa kami usulkan adalah perubahan tariff USO yang semula 1,25% jadi 2,5% yang mana kalau dibandingkan dengan negara lain sepertinya tariff USO masih cukup rendah yang di Indonesia dari pendapat kotor operator telekomunikasi melalui revisi PP nomor 80 tahun 2015 tentang jenis dan tariff PNBP yang berlaku di Kominfo. Tadi sebagaimana disampaikan oleh pak Menteri, agar beban ke operator telekomunikasi tidak bertambah, perlu dikompensasikan penurunan tariff dari PNBP BPH frekuensi.

Yang kedua adalah peningkatan izin penggunaan PNBP dari Dirjen Sumber Daya, dan perangkat POS dan Informasi, informatika Kominfo yang ditetapkan melalui KMK Nomor. 282/MK.02/2016 yang diubah melalui KMK tahun 2019 yaitu terkait dengan biaya hak penggunaan frekuensi radio yang ditetapkan paling tinggi semula sebesar 4% dari 10%. Dan yang terakhir optimalisasi utilisasi palaparing diwilayah barat, berdasarkan PMK 85 tahun 2018.

Itu mungkin Pimpinan tambahan dari kami terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih Bu, BU Wahyuni ya bukan? Oh Bu Ari ya, oke. Selanjutnya teman-teman dari Komisi I yang pendalaman pak ini, sama pak Effendi

Simbolon, Pak Tamliha dulu selanjutnya pak Effendi Simbolon kemudian pak Andreas. Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh,

Terima kasih Pimpinan.

Pak Menteri yang saya hormati,

Yang pertama saya tadi mendengar bahwa nanti tahun sekian kita akan sekian, tahun sekian, ini sekian ini kan 150 apa mega ya? Nah kenapa tidak dituntaskan saja, dan nanti kita beli, beli lagi artinya tidak perencanaan jangka panjang, Indonesia kan tidak bubar pak sampai 100 tahun yang akan datang insyaallah. Jadi menurut saya ini buat anggaran yang tuntas, inikan program yang cukup baik untuk memenuhi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pak Menteri dan saudara yang mewakili Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan. Saya mencatat disini bahwa pada anggaran APBN 2019 saja itu ada anggaran pendidikan 20%, dari 20% sekitar 400 triliun itu, 163 triliun didistribusikan kepada beberapa kementerian. Yang pertama Kementerian Agama, yang kedua Kementerian Riset dan Teknologi, yang ketiga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang keempat Kementerian

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

13

PUPR, yang kelima Kementerian Tenaga Kerja, yang keenam untuk Kementerian Keuangan sendiri, kemudian yang ketujuh adalah Kementerian Perindustrian.

Kenapa yang puluhan triliun ini saja tidak disisihkan untuk kepentingan pembelian satelit ini? 400 triliun itu kan banyak bu, karena ibu tadi menyampaikan bahwa ini kan tidak hanya untuk a, b, c, d tapi juga untuk pendidikan. Nah kalau saya baca disini bahwa ada 58 rumah sakit, 37 Puskesmas yang belum terakses oleh internet. Bagaimanapun anggaran untuk kesehatan, ini kan kesehatan ini itu 5% dari total APBN, kemudian adan SMA 83%, SMK 87% terpenuhi, nah ini kenapa tidak dituntaskan dari dana yang ibu maksud tadi? dari 20% dana pendidikan dan kesehatan 5%, tidak usah ngotak-atik PNBP Kominfo, apalagi ada rencana dari Kementerian Keuangan yang saya baca tadi menyangkut izin penggunaan PNBP BHP frekuensi. Dapat digunakan berdasarkan Undang-undang nomor 9 tahun 2018 PNBP dapat digunakan oleh unit kerja bukan merupakan penghasil PNBP. Artinya uang yang dari kerja keras dari Kementerian Komunikasi Informatika ini itu masuk ke kas negara dulu kemudian oleh Menteri Keuangan dibagi-bagi, bukan dikembalikan kepada Kementerian Kominfo. Inikan undang-undang Nomor 9 tahun 2018 bu yang ibu paparkan disini.

Nah selanjutnya tadi disampaikan menyangkut dana desa, kalau dana desa saya minta Bu Menteri Keuangan dari sekitar 72.000 desa itu satu desa misalnya 1 miliar dipotong saja sebagian. Bukan untuk mereka belanja untuk wifi segala macam, tuntaskan, kalau dana desa yang sekarang ini tidak terkontrol apalagi direncanakan untuk beli wifi segala macam, itu nanti seperti minta maaf Papua, berapa ratus triliun yang kita berikan, tapi mereka tidak merasa menerima dana otonomi khusus itu. Nah oleh karena itu Menteri Keuangan perlu meregulasi agar dana desa itu sebagian dikelola oleh negara sebagian di transfer, sehingga mereka tidak perlu lagi dari dana desa itu wifi segala macam, kasihan nanti kepala desa dipanggil jaksa, dipanggil polisi hanya urusan wifi-wifi….rekaman terputus….Kalau yang 2020 kan belum di ketok seluruhnya, saya tidak mengerti kalau itu sampai 500 triliun kan ada spich yang banyak untuk kepentingan pembelian satelit ini yang sekaligus yang besar pak Menteri tidak usah di cicil-cicil siapa tahu nanit menteri yang lain setelah bapak ya mungkin dipilih kembali alhamdulillah. Kalau lagi ini lagi wah ini mengajukan begini-begini nah kenapa tidak dianu sekarang, kalau perlu satria itu diganti dengan satelit Rudiantara gitu maaf pak. Jadi itu kenang-kenangan bagi bangsa Indonesia, tuntas dizaman bapak jadi menteri.

Terima kasih pak. Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.): Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih pak Tamliha, selanjutnya pak Andreas.

F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Terima kasih Pimpinan, Pak Menteri yang dari tamu dari Kementerian Keuangan, Bappenas rekan-rekan Komisi I yang saya hormati, Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, Selamat sore.

Kalau mendengar penjelasan yang disampaikan oleh Pak Menteri kemudian secara

teknis diperdalam, diperjelas oleh pak Anang sebagai Direktur Utama Bakti, tentu kita membayangkan ya tahun 2020 ya pak? Yang namanya merdeka sinyal itu sudah bisa paling tidak bisa kita mulailah. Dan akan mengalami kesempurnaan ini di 2021, 2022 keatas dengan ya

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

14

kalau saya tidak salah tangkap tadi kita menggunakan satelit satria di udara atau diangkasa kita punya BTS, kita punya akses internet disekian ribu titik yang sudah tadi dijelaskan. Dengan demikian kita bisa mendeklarasi merdeka sinyal ini. Sementara pak Menteri sudah setahun yang lalu, awal tahun lalu atau tahun ini kita deklarasi juga di Ende waktu itu bahwa kita akan merdeka sinyal.

Secara kebijakan dan via rencana untuk mencapai kesana saya kira tidak ada hal yang paling tidak dari saya, tidak ada hal yang perlu disanggah. Karena apa? Karena memang kita butuh, kita butuh teknologi ini untuk ya menyatukan Indonesia ini salah satu aspek menyatukan Indonesia adalah ya melalui system komunikasi yang apa system komunikasi yang membuat Indonesia bisa interkonektif. Dan itu suatu keharusan untuk Indonesia membangun itu. Namun tadi sudah disinggung sedikit oleh pak Tamliha, problem di kita sering kali yaitu ketika terjadi pergantian kepemimpinan ini bisa jadi ada perubahan. Karena kalau tadi saya perhatikan dari apa yang di sampaikan oleh Bappenas, apa yang disampaikan oleh Kementerian keuangan, dari Kementerian Keuangan tidak ada masalah kita siap untuk mendukung juga, begitupun ini sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh Bappenas. Sehingga dari segi policy sudah pas ini, tinggal sekarang ada jaringan atau tidak bahwa seperti tadi pak Menteri sampaikan bahwa sampai dengan tahun 2029 pak ya, kesinambungan ini berjalan terus. Bahkan kalau bisa ini seterusnya, kita mempunyai system komunikasi jaringan komunikasi kita untuk Indonesia ini satu dan tetap mengikuti perkembangan teknologi yang tentu akan semakin maju, dan semakin maju kedepan.

Nah itu yang apa perlu pak Menteri yakinkan ke kita, bahwa ini tidak akan apa? Ada jaminan untuk karena Bakti, Bakti tidak pasti kalau menterinya katakan maaf pak Menteri ya kalau ada pergantian Bakti harus tetap ada itu jangan sampai ada pergantian policy. Kita masih ingat kalau tidak salah diruangan ini juga satelit yang dari dengan Kemhan ya, nah inikan duit triliunan kita habis tanpa ada hal yang kita ini, di komisi ini juga kita harapkan ada perubahan-perubahan dikementerian yang lainlah yang berkaitan dengan kebijakna besar pak. Oleh karena itu ya juga dari Kementerian Keuangan, Bappenas perlu ada, perlu ada regulasi yang membuat skat-skat sehingga ini siapapun kedepan 2020 sampai 2029 kan kita belum tahu Presidennya pasti sudah ganti nanti. Jadi ada grand desain ini yang ya maaf saja saya harus menyinggung bahwa ini yang membuat kita seharusnya kita punya haluan negara, yang sampai sekarang kita belum punya. Nah oleh karena itu karena telekomunikasi ini jangka panjang, nah sementara ini keputusan dan regulasi ini dari kementerian. Nah ini tolong jelaskan sampaikan kepada kami juga supaya kita punya pegangan yang sama.

Kemudian hal berikut pak Menteri dan seluruh jajaran dan teman-teman Komisi I yang saya hormati. Kalau melihat perkembangan teknologi komunikasi saya kira kita semua sudah tahu begitu cepat berubah dengan begitu canggihnya teknologi yang berkembang. Apakah tidak ada perencanaan dari kita didalam rencana besar ini, juga untuk transfer ini kedepan kita punya teknologi sendiri gitu? Yang ini kan pasti semuanya kita beli ini, atau ada yang kita buat sendiri juga? Ya mungkin ada tapi saya punya keyakinan bahwa ini bagian kecil, kalau satelit pasti kita beli. Dan komponen bagian komponen yang paling besar pasti kita beli. Apakah tidak dari sekarang kita juga pikir bahwa masuk didalam rencana ini juga bahwa kedepan kita harus menguasai sendiri teknologi itu gitu. Karena komunikasi ini kita semua akui bahwa ini penting sampai sekarang hand pone seluler produk Indonesia saya kira belum ada ini pak Anang ya. Kita sudah punya produk handpone Indonesia? Ya tapi dipasaran belum terlalu ada hanya beberapa orang yang pakai handpone seluler milik made in Indonesia itu.

Oleh karena itu saya kira penguasaan teknologi ini harus masuk didalam grand desain besar ini, supaya kedepan ya disamping ya ada regulasi kesinambungan, juga ada grand desain kita untuk juga mandiri. Berdaulat secara teknologi di bidang komunikasi ini. Saya kira ini mohon disampaikan jelaskan kepada kami, sehingga ketika kita putuskan ini, ini merupakan suatu keyakinan, penuh keyakinan bahwa ini barang ini bisa jadi kita bisa beli hari ini tapi kita bisa pakai untuk sekian lama. Kita juga bisa punya keyakinan bahwa apa yang sudah kita janji-janjikan kemarin ketika kampanye, kan ini salah satu kekuatan kita ini, ketika kampanye kemarin di kampong saya, saya pakai ini benar-benar sebagai salah satu apa, ya fakta yang sudah banyak juga ada, tapi juga janji kampanye kepada rakyat bahwa ya Indonesia kedepan benar-benar merdeka sinyal dan itu akan terjadi.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

15

Terima kasih pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Masih ada bapak, ibu? Bu Evita silakan.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Pimpinan daftar. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Pak Budi habis ini. F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.):

Terima kasih Bapak Pimpinan. Kalau say abaca-baca tadi sekilah sebenarnya Bappenas maupun Kementerian

Keuangan tidak punya masalah ya pak, dengan mendukunglah apa namanya? Program daripada Kominfo ini. Nah kita ketahui bahwa keberadaan infrastruktur dari internet ini di Indonesia itu memang sangat strategis. Mendorong pemerataan layanan dasar kita pendidikan kita, kesehatan kita dan lain-lainnya. Nah saya hanya ingin ini saja pak, karena orang itu selalu beranggapan pak Menteri, dengan Palaparing ini everything is all gitu lho padahal tidak. Dengan Palaparing ini bahwa masih ada titik-titik lokasi wilayah di Indonesia yang tidak tersambungkan dengan internet, maka itu kita memerlukan satelit satria dan tambahan BTS 4.000.

Kan begitu pak! Saya hanya ingin ini saja pak ingin tahu saja koordinasi bapak dengan pemerintah

daerah seperti apa didalam hal ini? Kemudian karena ini ada kaitan dengan pemeliharaan nantinya kan, ini atas biaya siapa dan lain-lain. Kemudian kita semuanya baru tersadarkan ketika terjadi pemadaman listrik yang begitu lama kemarin ini. Nah ini kan kita tahu begitu listrik padam, sinyal teleponepun hilang, tidak ada yang internet bisa tersambungkan. Opereter sudah mengaku tadi mengaku 3.500 dan 4.000 BTS dia itu mati, karena tidak ada sumber energy pada BTS mereka. Nah saya hanya berpesan saja pak Menteri, hal-hal ini harus dipertimbangkan nantinya ketika kita membangun 4.000 BTS ini, iya kan kedepan jangan sampai apa yang terjadi kemarin ini terjadi nanti. BTS dibangun ketika listrik mati tidak ada gunanya, semuanya lumpuh, telekomunikasi lumpuh, ini harus menjadi bagian dari pemikiran kita untuk pengadaan 4.000 BTS ini. Maketsyur itu baterai cadangan yang cukup lama itu tersedia, iya kan, mereka katakana memang mereka punya jenset tapi jensetnya tidak bisa mengcover apa namanya BTS-BTS mereka yang ada.

Ini harus menjadi pemikiran kita ketika kita ingin membangun 4.000 BTS itu kedepan bahwa pasokan energy kita ini sebenarnya harus memikirkan. Kita ingin kita punya komunikasi ini tahanannya itu berapa lama? Iya kan, ini harus disampaikan juga kepada opreter, pak Menteri juga harus katakan sekarang kepada opereter diadakan audit, setiap opereter itu sebenarnya ketahanannya berapa lama? Ketika listrik padam, 2 jam, kita tahu 2 jam ketahanan mereka, terbukti dengan kemarin ini, setelah listrik mati dua jam kemudian telekomunikasi kita lumpuh. Kenapa kalau hotel bisa hidup 24 jam jensetnya? Itu kan bisa ditiru, apa yang dilakukan oleh hotel itu, kenapa tiba-tiba listrik kita mati dan diikuti lagi dengan kita tidak bisa nonton TV penyiaran kitapun lumpuh. Harus dicek dengan industry penyiaran ini ketahanan mereka itu berapa lama sebenarnya gitu? Iya kan, jadi kita harus menginventarisasi ketika kita kena serangan siber, kita itu sudah siap gitu lho pak Menteri.

Nah saya harapkan kedepan pak Menteri, disetiap pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh Kominfo ini kita harus mewaspadai ketika kita mendapat serangan siber. Kita tidak bisa apa namanya, tidak bisa lagi mengelak bahwa serangan itu aka nada, buktinya ya kan, sumber energy minyaknya Saudi dengan drone lagi diluluh lantakkan dengan drone. Nonton film

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

16

kemarin ini ya kan, yang di bioskop, iya kan menginikan presiden dengan drone, yang top itu the polling, the enjoy has vold itu kan dengan drone. Nah sekarang ini kita peraturan saja tidak ada, drone itu begitu bebas di indoensia, siapa sih yang beri izin drone itu sebenarnya? Belum ada di kita dipikirkan lagi seperti itu. Bahwa drone itu bisa dipakai menjadi serangan, nah harus ditetapkan juga drone ini siapa yang Kominfokan yang mengizinkan atau AUkah yang mengizinkan? Atau BIN kah yang mengizinkan? Siapa ketika rakyat kita semua sudah main drone dan ini masalahnya mereka itukan tidak tertangkap dengan radar. Iya kan, radar ketinggiannya itu tidak ketangkap, nah sekarang ketika kebiasaan ngebom, kebiasaan menjatuhkan satu titik itu dipakai drone kedepan kita juga tidak tahu kita punya kilang minyak juga bisa dilumpuhkan seperti Saudi, Saudi yang seperti itu bisa dilumpuhkan hanya dengan drone kok kilang minyaknya mereka. Ya kan film itu mengatakan Presiden itu bisa juga diinikan dengan bukan film itu tidak bisa terjadi, film itu bisa terjadi itu bisa dilumpuhkan dengan drone. Aturan kita itu juga belum ada pak, kita itu masih minim dengan aturan-aturan dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang ada sekarang, itu membuat saya kawatir terus terang saja pak Menteri.

Jadi ini juga ketika membangun BTS, tolong pek menteri memikirkan ketahanan energy daripada BTS itu berapa banyak? Harus ditetapkan pak Menteri, supaya ketika terjadi apa-apa kita itu tidak lumpuh total.

Terima kasih bapak Pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan Mas Budi F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Terima kasih Pimpinan.

Anggota Komisi I yang saya hormati, Yang terhormat pak Menteri Kominfo dan jajarannya, Wakil dari Bappenas pak Deputi, dan Wakil dari Kementerian Keuangan Ibu Direktur.

Nomor satu saya mau mengasih gambaran, ingin pendalaman dengan pak Deputi

Bappenas, pak yang namanya Tensen itu ternyata evaluasinya sudah angkanya jujur aku tidak bisa baca berapa ya, ditulisnya 6,5 quabriliun. Itu berapa ya 6.500 triliun atau 6.500.000 triliun angka kuadriliun. Ini perusahaan baru 19 tahun tertinggi divaluasinya paling tinggi di China, lebih tinggi dari Alibaba. Yang saya tahu sekarang Tensen fokusnya cuma 2 game sama film, game sama film, nilai valuasinya sebesar itu.

Jadi saya mau lompat kalau pak Menkominfo kan ngomongnya liveprog di infrastruktur, saya mau liveprog untuk pendapatan nasional kita PDB kita. Kalau kita punya perusahaan sebesar Tensen dia menyetor apa namanya, pajak badan dia 1,5% ya pak ya? Pajak badannya, 1,5% dari 6,5 quabriliun atau 6.500 triliun, mau 6.500 triliun apa 6.500.000 triliun ini berapa duit itu masuk ke negar? Ya bu Direktur ya? Mau kan bu ya terima duit segitu tiap tahun? Karena pajak badannya saja.

Pak Deputi bapak sudah membuat yang namanya RPJMN 2014 – 2019, bapak yang bikin, di bapak itu datang sebagai institusi kan, bapak yang membuat dan sudah menjadi undang-undang, seingat saya didalam rumusannya itu untuk bidang Kemkominfo itu targetnya adalah membuka akses komunikasi di 40.000 desa. Ya angkanya presentase tapi ini saya kalikan. Kemudian akses dengan broadbendnya itu, sekitar 8000 kecamatan, sebenarnya itu angka yang sudah bapak buat, begitu sebagai aksesnya, bapak bilang di paparannya tinggal 4.400 desa lagi pak tolong dikasihkan ke kami data yang benernya pak, yang ditargetkan di RPJM itu berapa selama 5 tahun apakah Kemkominfo sudah menyelesaikan 36.000 nya, saya jadi bingung kok sudah bisa 36.000 hebat juga pak Menteri. Karena pak Kennedy bilangnya tinggal 4.400 lagi berarti sudah selesai 36.000 saya bingung kapan kita ngobrolnya yang 36.000.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

17

Itu penting pak karena bagian bapak yang membuatnya sebagai ukuran kinerja dari kabinet hari ini. Saya tidak tahu untuk yang RPJMN kedua berikutnya, karena bapak juga secara teknokratis dibuat, tapi massage saya untuk nexsnya adalah gimana cara bikin perusahaan semacam Tensen lagi yang badan usahanya di Indonesia, punya valuasi kalau bisa 10.000 triliun, sehingga nanti pajaknya mudah diambil.

Nah yang kedua, pertanyaan saya kepada tetap dengan pak Kennedy karena saya ingat, sekitar dua tahun yang lalu pak Menteri pernah presentasikan tentang proyek strategis nasional Kemkominfo. Salah satunya adalah satelit, tapi waktu itu belum menyebut namanya satria. Nah sepanjang yang saya tahu, kalau dia sudah menjadi liftnya di Bappenas dan K/L biasanya pendanaan normalnya itu lewat PLN, atau PDN biasanya. Atau kalau memang tidak bisa rupiah murni, nah saya lupa waktu itu tentant satelit pendanaannya darimana? Sehingga apa benar pak, solusi untuk pendanaan satelitnya harus menggunakan full uangnya USO? Itu pertanyaan saya, karena dia masuk didalam program strategis nasional, bukan program strategis Bakti, kan beda pak programnya bakti yang programnya bakti, program strategis nasional berarti programnya negara ini, programnya negara ini yang harus diselesaikan. Artinya sumber uangnya dari mana, ya uang dari negara, jadi jangan hanya dibebankan dari USO saja.

Itu poin saya, USO dipakai sebagian boleh tetapi tanggungjawab tetap negara, solusinya apa ini pak untuk pengadaan satelitnya. Saya tetap menuntut harus ada uang rupiah murninya, disertakan dalam pengadaan satelit ini, darimana sumbernya bapak yang lebih ahlinya, tolong diberikan misalnya pakai USOnya 20% saja, 80%nya pakai full APBN. Karena dia modelnya KPBU ya tapi penyertaannya dari langsung dari rupiah murni, sumbernya dari rupiah murni, teman saya tadi pak Tamliha tadi sudah mengasih solusi kalau memang dia menjadi bagian integratate dengan kebutuhan sekolah-sekolah kita, untuk ujian nasionalnya, kebutuhan Puskesmas kita agar dokter-dokter kita bisa melakukan konsultasi line atau pasiennya bisa berkomunikasi dengan dokternya secara on line maka dia menjadi substitusi dari cosh yang selama ini dimiliki dikeluarkan oleh Kemendikbud atau Kementerian Kesehatan. DIR jadi langsung dialokasikan, langsung jadi rupiah murni dedikateid, karena dia kan menjadi substitusi disana berkurang disini keluar, itukan kebijakannya ada di Pak Deputi dan Ibu dari Kementerian Keuangan, ini yang kita diskusikan pak hari ini.

Yang terakhir solusi yang itu dua pertanyaan saya kepada Pak Kennedy dari Bappenas, sekarang pertanyaan saya kepada Ibu dari Kementerian Keuangan. Ibu ngasih solusi dua, satu adalah naikkan PNBPnya USO 1,25 jadi 2,5 saya sih setuju, setuju saja bu, ibu bisa jamin besok pak Presiden mengajukan Surpresnya ke DPR kita Komisi I siap membahasnya tiga hari selesai tidak masalah. Ibu tolong bawa ya sampaikan kepada pak Presiden, pak Surpresnya kita bahas mumpung masih ada dua minggu lagi ya, tiga minggu lagi sekalian kita kebut undang-undangnya. Karena dia harus revisi undang-undang Telkom, jadi ibu jangan menghayal dengan memberikan solusi yang tidak relevan. Jangan buang bola sekarang saya nagih ke ibu, bawa surpresnya kita bahas.

Atau yang kedua pilihannya yang ibu sampaikan, mengubah alokasi PNBP BHP dari 4% menjadi 10%. Oke sekarang pertanyaannya, itu keluar angkanya berapa bu? Yang selama ini berapa? Jadi 10% berapa? Pertanyaan saya dari Kemkominfo 10% cukup atau tidak? Yang paling tepat angkanya berapa? Kemudian regulasinya yang mengeluarkan Kemkominfo yang mengubah dari Kementerian Keuangan. Dan saya tanya ke pak Deputi, kira-kira dibolehkan tidak scenario yang diberikan oleh Kementerian Keuangan? Kalau saya bilang kalau dari 4% ke 10% kayaknya masih kurang, naikkan saja menjadi 50%, gitu jadi dari 16 triliun BHP frekuensi didedikasikan kepada ini menjadi 8 triliun setiap tahun digunakan oleh Kemkominfo dalam hal ini Bakti.

Saya menjadi penting pak Deputi, ini jadi catatan kenapa BHP frekuensi penting untuk digunakan lagi oleh Kemkominfo? Karena didalam catatan bapak RPJMN tetap mengejar bahwa pertumbuhan dari sektor telekomunikasi ICT doble diguide sudah dapat pak masih dapat di tiga tahun terakhir inikan turun terus. Kan itu harus distimulasi industry itu, industry ICT itu harus di stimulasi sehingga yang rata-ratanya di masanya SBY 12% sampai 14% itu balik lagi. Inikan sebenarnya semakin menurun ini pertumbuhannya, telkomsel, Telkom itu sudah mengeluh mengejar target penjualan dia. Artinya pertumbuhannya tetap bagus tapi tidak sesuai dengan target yang bapak tetapkan di RPJMN. Bushtingnya bagaimana? Jadi saya menganggap bahwa

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

18

realokasi pak Menteri menyebutnya kita sepakat menyebutnya rebalancing itu bukan untuk biayanya Bakti, tapi dua efeknya. Satu adalah melakukan penetrasi pada seluruh bangsa Indonesia, sehingga mudah-mudahan ekonomi digitalnya punya angka yang cukup menarik. Kalau 260 juta rakyat Indonesia 150 juta setiap hari nonton film dan main game duitnya sudah berapa duit pak dapatnya?

Skill ekonominya sudah dapat 150 juta user itu, itu tujuannya dan itu menjadi agendanya pak Kennedy industry ICTnya kemana ini arahnya? Karena bapak kan pasti lagi menyusun RPJMN berikutnya.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Sudah bapak, Ibu? Oh pak Sukamta silakan.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Terima kasih Pimpinan. Pak Menteri, bapak-bapak, ibu-ibu dan perwakilan Bappenas dan Kementerian Keuangan yang saya hormati,

Terima kasih atas paparan yang cukup dalam untuk pembangunan infrastruktur digital

kita khususnya rencana satelit dan BTS ini. Mumpung ada Bappena disini saya ingin bicara agak luas sedikit pak. Jadi beberapa kali di rapat ini saya mendorong Kemkominfo untuk menyiapkan grand desain digital Indonesia ini. Jadi kita sudah sekian lama melakukan masuk industry 4.0, tetapi sampai hari ini memang yang tampak untuk dikejar ini infrastrukturnya. Nah sementara persoalan-persoalan yang terkait dengan hardwer dengan printwer ini kita belum tahu bagaimana grand desainnya. Bagaimana langkah-langkah strategis untuk mengembangkan industry hardwer kita? Kata kuncinya kan sebetulnya kita berharap adanya kedaulatan digital kita, nah tetapi kedaulatan digital ini belum tampak, belum muncul didalam rencana-rencana yang komprehensif. Misalnya industry digital kita, apa sih yang mau kita kembangkan? Mau kea rah industry mobil, industry komputernya, industry segala macam, kita belum kelihatan.

Dari sisi pengembangan sumber daya manusianya apa sih langkah taktisnya? Gitu. Nah kita tahu berkali-kali pak Menkominfo mengatakan kita kan butuh sekitar 7 juta tenaga kerja ya pak di bidang TIK. Teman-teman dibidang security siber security mengatakan perlu 1,5 juta tenaga kerja, tapi sampai hari ini kita belum, masih jauh terpenuhi. Nah sementara keluhan dari teman-teman industry adalah lulusan sekolah-sekolah kita itu, kemampuan dibidang TIKnya dari sisi kurikulum Ansih ya, kalau dia tidak memperkaya dengan yang macam-macam itu terlalu rendah, tidak mencukupi. Nah saya pengen tahu sebetulnya rancangan desain kita mengembangkan sumber daya manusia untuk bisa mencapai negara digital itu seperti apa sih?

Kalau beberapa kali saya mengatakan mungkin kita bisa membuat bandsmaking dengan saya kira yang paling saat ini China. Bagaimana mereka mengembangkan sumber daya manusianya? Punya taktik strategi yang matang, bagaimana mengembangkan industrinya? Baik industry hardwernya maupun ekonomi digitalnya. Nah kita berharap ada presentasi itu pak kepada DPR, apa sih sebetulnya grand desain kita? Supaya kita nanti ketika membahas sektor, misalnya sekarang ini membahas sektor infrastruktur digital, itu kita tahu posisioningnya, o ini infrastrukturnya yang mau kita bangun, nanti SDMnya melalui strategi ini, ini, ini itu yang kita harapkan.

Nah terus terang pertanyaan saya ini rapat yang, saya kira rapat yang keempat saya mengangkat ini belum terjawab dengan memuaskan pak. Nah saya berharap mudah-mudahan dari Bappenas bisa memberikan jawaban karena harapan saya Bappenas juga punya rancangan, punya grand desain tentang ekonomi digital. Karena pemerintah hari ini sejak beberapa waktu yang lalu sudah mencanangkan kita akan masuk industry 4.0, nah mudah-mudahan ini bukan hanya slogan tapi ada perencanaan yang matang. Walaupun saya ragu

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

19

karena basis misalnya ya, untuk tumbuhnya pondasi bagi tumbuh kembangnya industry 4.0 ini salah satunya adalah perlindungan data pribadi. Kalau kita bicara digital, itu sampai hari ini RUUnya tidak disampaikan kepada DPR pak, pak Menteri sudah mengatakan tandatangan sudah sampai dua kali, tapi sampai hari ini masih mentok entah dimana. Ini artinya sebetulnya pemerintah tidak serius-serius amat dengan industry 4.0 ini, mungkin untuk bahan kampanye cukup baguslah memenangkan pemilu, tapi untuk membangun serius belum tampak itu.

Nah kita ingin sebetulnya benar tidak sih asumsi saya ini? Saya pengen mendapatkan jawaban, kalau tidak mendapatkan jawaban dari Bappenas saya menganggap betul-betul ini hanya omong kosong, betul-betul belum ada belum siap. Nah sehingga kalau kita bicara infrastruktur nanti saya kawatir infrastruktur ini akan berdiri sendiri. Infrastrukturnya maju banget penggunaannya akan mengikuti ketertinggal dibelakang begitu, ternyata ini oh hanya dimanfaatkan oleh Puskesmas nanti belakangan, akan digunakan sekolah belakangan nanti tidak optimal. Nah kita ingin sebetulnya maju bareng oke infrastruktur didepan tapi yang lain segera mengikuti. Nah itu yang kita pengen dengar pak.

Yang kedua persoalan satelit ini pak Menteri, kita sudah selama saya di Komisi I dan saya belum pernah di Komisi yang lain ya, urusan satelit ini sudah dua kali, dua proyek ya, yang pertama adalah Kemhan, yang kedua sekarang ini. Kita menghadapi persoalan yang mirip dari sisi finance (finansial), Kemhan salah satu alasan berhenti selain urusan teknis adalah soal keuangan. Dimana Kementerian Keuangan tidak memberikan dana tahun berikutnya, nah sehingga dihentikan itu proyek. Nah saya pengen tahu komitmen Kementerian Keuangan kalau ini dilaksanakan, karena ini kan baru akan mulai tahun 2020 dan nanti akan berakhir di tahun 2023 ya pak? Ini akan berapa tahun, nah apakah Kementerian Keuangan nanti akan memberikan komitmen, memberikan solusi keuangan ini pada tahun-tahun berikutnya? Karena kalau tidak berhenti ditengah jalan nanti akan mubadzir lagi gitu.

Solusi yang disampaikan oleh Ibu dari Kementerian Keuangan tadi sudah disampaikan oleh Pak Budi ya, soal misalnya mengubah tariff USO dari 1,25% menjadi 2,5%. Itu mengatakan ini hanya tinggal merevisi peraturan pemerintah nomor 80 tentang jenis dan tariff atas PNBP yang berlaku di Kominfo. Kalau itu yang diperlukan, mungkin itu simple karena itu hanya ada di pemerintah, mungkin bisa sehari, dua hari pak Menteri loby bisa selesai gitu. Tapi saya kawatir ini bukan hanya sekedar revisi peraturan pemerintah bu, karena disini setahu saya, presentase dana USO itu diatur oleh Undang-undang Telko. Jadi bukan sekedar merevisi peraturan pemerintah, nah saya tidak tahu ini saya yang salah atau ibu yang salah? Kalau ibu yang salah saya kawatir ini memberi solusi dengan landasan yang salah, jangan-jangan besok salah juga dibelakang.

Jadi yang benar yang mana ini? Saya sedang mencari tahu tapi sampai hari ini saya belum mendapat konfirmasi yang benar yang mana? Nah saya hanya ingin betul-betul ini ferm semua jangan sampai nanti ditengah jalan berhenti, karena kalau ditengah jalan berhenti biayanya terlalu mahal. Yang satelit Kemhan itu uang negara yang hilang setengah triliun itu, hanya gara-gara awalnya oke tapi ditengah jalan berhenti. Nah kita tidak mau nanti kita angkanya ini triliun sampai menyentuh 20 triliun berhenti ditengah jalan. Jadi akurasi sumber apa namanya, peraturan yang digunakan untuk merujuk pada pendanaan ini menjadi sangat penting. Kalau itu dilakukan perubahan perlu dasarnya undang-undang dan itu perlu perubahan ya kita masih punya waktu, di beberapa komisi lain saya kira seminggu dua minggu bisa selesai, kita masih punya dua rapat paripurna itu tanggal 24 dan tanggal 30.

Jadi tapi kalau hanya revisi peraturan pemerintah nah ini pasti ada ditangan pemerintah barangkali pak Menteri bisa melakukan revisi dengan secepatnya. Kalau itu dipilih saya kira bagus banget, karena DPR ini kita sudah diskusi pak soal menaikkan tariff USO itu waktu kita membahas rancangan undang-undang penyiaran almarhum ya. Jadi itu kita sudah bahas tentang rancangan kenaikan prosentase ini, jadi kalau ada inisiatif juga kalau pemerintah saya kira mudah-mudahan teman-teman dari Komisi I juga tidak terlalu resisten dalam hal ini. Nah alternative yang kedua ini juga menarik cuma tadi saya kira kita perlu tahu angka sebetulnya berapa 4% dan 10% ini? Supaya kita bisa menghitung kuantitatifnya.

Demikian pimpinan terima kasih.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

20

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih Bapak, Ibu. Cukup saya kira ya? terakhir pak Effendi ya. silakan maaf kelewatan.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Baik terima kasih. Saya ingin langsung ke ini saja, karena ini rapat kan ada kaitannya dengan konfirmasi ke

pihak Kementerian Keuangan dan Bappenas. Jadi kita ingin pasti dari keuangan, harusnya memang Menteri Keuangan yang hadir, tetapi saya juga mendengar informasi ini justru dilevel birokratnya yang mempersulit persoalannya. Jadi mohon perhatiannya ibu, ini disampaikan ke Ibu Sri Mulyani yak karena kami dengar juga bahwa ini adalah keputusan sidang cabinet dari Presiden untuk mengarelokasi penggunaan dari penerimaan bukan pajak dari pihak Kominfo. Ini memang disini juga saya kutip undang-undang PNBP ya, jadi mungkin di Ibu ada itu ya? sama di bapak ada ya? Kalau kita mau mengutip di pasal 33 paragraf 5 itu instansi pengelola PNBP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diatas huruf a dapat mengusulkan memang penggunaan dana PNBP yang dikelolanya pada menteri. Nah ini sudah diusulkan, diusulkan dan disetujui oleh Presiden, ini tolong jadi catatan kita ya, ya bu ya? Harusnya Menteri Keuangan disini dan pak Bambang, jadi poin 1 ini sudah terpenuhi, jadi bukan hanya mengusul tapi sudah disetujui.

Yang kedua ini undang-undangnya mengatakan terhadap usulan penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satu tadi yang dibacakan, memberikan persetujuan atau penolakan mempertimbangkan a, Kondisi keuangan negara, nah ini mungkin secara umum menjadi recent yang saya dengar juga Menteri Keuangan justru mensuport untuk bisa direalisasikan. Nah yang b, kebijakan fiscal dan/atau c, kebutuhan pendanaan yang intansi pengelolaan PNBP sendiri.

Jadi untuk poin 2 ini bu khususnya di Menteri Keuangan saya ingin tahu persis kenapa di level eselon 2, eselon 3 ada penolakan terhadap keputusan sidang kabinet ini? Ini juga ada insult ordinary dari ASN-ASN kita. Maka rapat ini sebenarnya to the point saja, jadi kita bukan lagi bicara panjang lebar, kiri, kanan, ini program pemerintah kok, seperti pak Budi sampaikan bukan program pribadi ini, bukan program Komisi I. Apalagi tadi disebut oleh rekan saya dari PKS, sepertinya ini hanya jualannya pak Jokowi saja kan berarti sepertinya kan begitu. Kami sebagai partai pemerintah juga ingin kepastian juga ada apa bu? Kenapa di tahan-tahan? Kan mereka mintanya juga tidak semua 20 triliun itu, mereka meminta sesuai kebutuhannya saja kok, dan itu auditable tidak ada yang kemudian diluar dari audit dan diluar free audit juga termasuk.

Jadi antar lembaga atau antar instansi pemerintah ini sudah saling tidak percaya ini lha bagaimana? Kan itu bukan di zonasi untuk CSR misalnya, inikan untuk programnya Presiden, program pemerintah, untuk memastikan 20.000 lagi desa yang belum teraliri internet atau terkoneksi dengan jaringan internet dan seterusnya. Nah ingin kepastian, kalau tadi ibu diawal tadi menyampaikan melalui sepertinya tertulis bu kami juga inginnya tertulis. Saya tidak tahu apakah Ibu Sri Mulyani yang bersandiwara atau kalian yang mempersulit ini. Biasanya kalau ada bu Sri Mulyani disini lugas beliaunya menjawab begini lho pak, begini lho kita memang fiscal kita terbesar, sementara incame kita revinew kita begini, begini nah kita ingin, ada penjelasan yang bisa tidak serta merta hanya ya tadi rekomendasinya, O naikkan tariff USO. Wong mintanya ke pemerintah kok naikkan tariff USO sih.

Jadi sesuai dengan undang-undang ini pihak Kominfo atau Kementerian Kominfo itu sudah memilih Pasal 33 ayat (1) tadi, sudah mengusulkan, mengusulkan kepada siapa? Kepada Presiden, dan Presiden dari suratnya itu sudah menyetujui untuk mengalokasikan ini, justru dana yang dibutuhkan disini saya lanjutkan ya bu, di Pasal 33 ayat (3) penggunaan dana PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (1) yang diatas tadi, dapat digunakan oleh instansi pengelola PNBP, jadi dapat untuk unit-unti kerja di lingkungannya dalam rangka a, penyelenggaraan pengelolaan PNBP dan/atau peningkatan kualitas penyelenggaraan pengelolaan PNBP dan/atau kegiatan lainnya. Dan/atau b, optimalisasi PNBP.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

21

Jadi saya kira semuanya memenuhi preseduralnya bu, memenuhi maksud tujuan dan juga apa yang menjadi target dari pemerintah, dalam hal ini target pemerintah sekarang bu. Yang apalagi itu di suarakan ketika kampanye kemarin di pada saat Pilpres kemarin. Jadi tolong nanti pimpinan juga ini menjadi kesimpulan kita, setelah pihak Kementerian Keuangan memastikan apa alasannya. Apakah ini memang “permainan” dilevel ASN, level lapangan banteng ini, yang memang ya kita tidak suuzhon ya, cuma sudah cerita lama juga, ataukah ada disini ditempat kami ini di Senayan jangan coba-coba untuk mengotak-atik ini. Jadi tolong ini disampaikan, dijelaskan kepada kami untuk bisa kita pastikan apakah betul ada kendala yang prinsip, sehingga apa yang disetujui oleh Presiden sesuai usulan dari Kementerian Kominfo atas penggunaan dana PNBP sebesar kebutuhan yang dia harapkan dari kebutuhan program baik itu 4.000 BTS, maupun untuk penyediaan satelit.

Jadi itu bu, saya tidak terlalu stressing ke Bappenasnya, karena di Bappenas mungkin hanya memasukkan didalam apakah itu green books, blue books ya pak ya? Tapi ini kan lebih kepada pengelolaan fiscal, ini soal diskresinya Kementerian Lapangan Banteng ini. Ini suara siapa diatas itu? Inilah inti sebenarnya rapat kita hari ini bu, jadi ibu juga jangan sia-sia datang kesini, bapak, pak Menteri saya kira bukan pihak disitu, kami pihak yang atas rakyat ingin memastikan mengetahui, mengapa ada apa, ya mudah-mudahan tidak ada maksud yang tidak ya katakanlah yang dengan sengaja. Karena ini sudah diusulkan kepada Presiden dan Presiden menyetujuinya, jadi ada apa, ada hal yang prinsip apa? Kalau di undang-undang ini bu, yang bisa ditolelir itu hanya poin Pasal 33 ayat (2a) saja bu, yaitu kondisi keuangan negara. Lha padahal kalau kondisi keuangan negara inikan yang lebih diprioritaskan kepada yang penghasil PNBP dulu bu. Kan kecuali misalnya kominfo ini minta dari kementerian atau kepolisian Republik Indonesia misalnya, atau dari PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) atau apa misalnya. Jadi ini yang saya kira bu saya berharap sebenarnya Bu Sri Mulyani yang hadir dengan segala hormat saya sama ibu, sekali lagi saya tidak ada masalah personal disini bu, tapi saya ingin kepastian saja karena ini diakhir persidangan kami, ingin juga punya rewords juga untuk mendukung sepenuhnya program yang dinikmati oleh semua anak bangsa juga bu, sampai ke pelosok tanah air.

Jadi kita sudah jauh ketertinggalan kita, kita menuju ke era digitalisasi sementara diinternal kita kok ada masalah gitu lho. Masalah yang kita tidak bisa, saya tidak bisa, tidak bisa menerima atau memahami atas uraian dari pihak Kementerian Keuangan itu. Jadi saya kira itu pimpinan, saya mohon agar ini ada keterbukaan yang pasti gitu, sehingga kita tahu juga dalam kesimpulan kita, kita bisa menyampaikan juga kepada Presiden bahwa mudah-mudahan tidak seperti itu. O disana ada penolakan terhadap kebijakan anda lho, bisa kita sampaikan bu. Bisa kenapa tidak, ada pembangkangan ASN-ASN kenapa tidak, kita juga mau menertibkan itu semua. Nah ini saya kira pimpinan yang ingin saya sampaikan, terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih. Saya kira seluruh pertanyaan sudah disampaikan bapak, ibu dan kita minta kesempatan

sekarang kepada pemerintah untuk menjawab tadi beberapa hal perlu di interes langsung terutama juga yang bisa, yang minta jawab langsung dari keuangan dan juga dari Bappenas.

Pak Menteri dimulai dari pak Menteri dulu silakan pak.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Terima kasih Pak Tamliha. Mengapa tidak sekaligus kapasitas besar? Karena memang yang sekarang dibangun

kapasitas satelitnya yang paling besar saat ini. Itu sudah yang paling besar, kita memproyeksikannya 10 tahun kedepan perlu kapasitas yang lebih besar lagi, hanya belum ada improven yang lebih besar lagi. Jadi kita secara bertahap, itu secara teknologi pak. Kemudian kedua, kita juga melihat kemampuan fiscal kita, karena kan itu harus masuk PSN, (Proyek Strategis Nasional) mungkin juga dilihat dari sisi cashflow. Jadi memang harus bertahap pak, jadi

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

22

tidak ada satu yang bisa menyelesaikan semua. Kemudian yang masalah pendanaan nanti mungkin yang teman-teman dari Kementerian Keuangan yang bisa membantu.

Pak Andreas Paraira bagaimana dengan lokal komponen kurang lebih dalam penguasaan teknologi? Pak specsegmentnya kita tidak kuasainya teknologi itu harus beli dimanapun dari dulu kita dari tahun 1970 punya satelit ya satelitnya dibeli pak. Tapi yang antenna 150 ribu itu justru kami buat didalam negeri, dan ini tidak boleh dibangun di Jawa pak. Karena kalau kita lihat satelitnya ini pak ini distribusinya di luar Jawa, jadi 150 ribu itu harus dirakit diluar Jawa justru, agar apa? Agar ekonomi daearh juga turut berkembang. Dan perusahaan-perusahaan daerah yang nanti melakukan pemeliharaan dari asset-aset tersebut pak. Jadi itu sengaja di desainnya tidak boleh di Jawa, tidak boleh di Cikarang, sebetulnya kemampuannya di Cikarang Asembling buminya lebih cepat. Tetapi kita kebijakannya harus diluar Jawa, ini memeratakan pembangunan ekonomi diluar Jawa. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.):

Pimpinan! Saya minta penjelasan lebih lanjut, Ini dibuat orang Indonesia dan di Indonesia pak? Bukan di Perancis?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Tidak, kalau satelitnya iya pak, satelitnya diluar, kita tidak mempunyai kemampuan untuk

itu, dari dulu. Tetapi kalau antenenya, itu dibuatnya harus di Indonesia, dirakitnya di Indonesia dan dipasang di Indonesia dan dipeliharan oleh orang Indonesia, tetapi mohon maaf tidak boleh semuanya dikumpul satu perusahaan di pulau jawa, ada yang mendekati kita tidak boleh, ini harus terdistribusi ke daerah agar ekonomi daerah juga pak Tamliha. Begitu pak.

Bu Evita, koordinasi dengan pemerintah daerah untuk 4.000 BTS pasti bu, kita berharap justru pemerintah daerah menyediakan ases tanahnya. Swadaya listrik 4.000 yang kami rancang itu justru tidak ada yang dipasok ke PLN bu, jadi itu daerah-daerah, karena daerah yang remot tidak ada aliran listrik PLN kami membangun solar panel. Dan kemampuannya kalau tidak ada awan kalau sudah penuh bu, tidak ada awan bisa tiga hari. Jadi justru masyarakat didaerah yang remot bisa mendapatkan kalau mati listrik gitu ya, yang di Jakarta ini kita hanya 3 jam karena UPS dua jam tiga jam, daerah sana bisa tiga hari bu. F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Pimpinan, ada satu pertanyaan saya tadi yang menyangkut ke kiri pak Menteri, Andreas Pareira, ada satu pertanyaan saya tadi yang menyangkut kesinambungan garansi kesinambungan terhadap program ini itu. Sehingga kita tidak mengalami lagi yang seperti yang dulu-dulu dengan kementerian lain bukan dengan Kominfo tapi Kominfo juga pernah kena getahnya kan dari kebijakan dari kementerian yang kemudian tidak discontinuity begitu. Ini kedepan ya, siapapun menterinya, kalau kemudian sampai 2029 pasti presidennya sudah ganti kan, dan ini bisa tetap berjalan.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Baik terima kasih banyak pak Andreas. Sebenarnya kami koordinasi dengan Bappenas, yak karena Bappena ini kan penjaga

gawang untuk kebijakan jangka panjang harus dimasukkan disana. Jadi siapapun ininya, kementerian teknisnya akan tetap melaksanakan apa yang sudah dibuat oleh Bappenas. Begitu pak Andreas.

Yang lainnya saya rasa ini mohon bantuan dari teman dari Kementerian Keuangan maupun dari Bappenas.

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

23

Terima kasih banyak. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan dari Bappenas dulu pak. Pak Kennedy silakan pak.

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS (IR. KENNEDY SIMANJUNTAK, MA.):

Terima kasih pak. Rapat pertama kami mengucapkan terima kasih atas besarnya dukungan dan suport

Bapak-bapak ini untuk bidang infrastruktur yang di Daop saya dan untuk khususnya untuk transformasi digital ini, ini memang sesuatu yang sangat penting.

Yang pertama mungkin sebelumnya buat pak Andreas tentunya kami juga sepakat bahwa ini sesuatu program berlanjut. Dan itu sudah disampaikan, minimum sampai RPJP kita sudah kami masukan tadi sudah disampaikan oleh bapak Menteri. RPJPnya sudah, RPJM yang akan datang juga sudah kami draftkan, mudah-mudahan dari Bappenas sudah memasukkannya sebagai bagian pada rencana kita sampai 2025. Tentunya bapak-bapak habis 2025 kan ada RPJP lagi, tentunya kita bersama-sama pemerintah dan dewan untuk mencantumkannya lagi. Saya kira itu system kenegaraan kita, kita bersama-sama menjaganya menjadi suatu kesinambungan.

Saya kira itu jawaban kami pak. Mengenai pak Budi tadi, dalam RPJM dan target-target kita dalam RPJMN pak yang

dituliskan di 2015 – 2019 adalah akses internet untuk 4.000 lokasi, dan capaiannya hingga hari ini melebihi daripada yang kita tuliskan seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi 4.100 lokasi. Kemudian untuk BTSnya, didalam RPJMN yang ada sekarang kita tuliskan 625 BTS dalam lima tahun, yang telah dicapai 1.068 lokasi. Adapun yang kami sampaikan tadi mengenai isu-isu yang sampai sekarang adalah masih terdapat 4.000 lebih desa yang masih blankspot. Jadi agak berbeda dengan target yang kami sampaikan didalam RPJMN sekarang.

Demikian penjelasan kami. Mengenai capaian teknologi tadi tentunya kami sependapat dengan bapak,

pembangunan, usaha berbasis teknologi, menjadi suatu prioritas pemerintah juga, maupun dalam berbagai industrinya. Tentunya ini tidak terlepas dari pembangunan sumber daya manusia pak sekalian dengan pak Sukamta tadi, bahwa seluruhnya ini pembangunan teknologi tadi yang bapak Tensen dan di Alibaba itu adalah tersedianya sebetulnya syarat dasarnya adalah pembangunan sumber daya manusianya. Oleh sebab itu dalam RPJMN yang akan datang kita fokus pada pembangunan sumber daya manusia, termasuk didalam bidang digital ini.

Untuk khusus grand desain pembangunan digital tadi didalam paparan kami sudah kami sampaikan bagaimana pentingnya sebagai prioritas disitu ICT untuk transformasi digital. Jadi didalam seluruh sektor akan di masukkan bagaimana transformasi digital, pemanfaatan digitalnya. Sebetulnya dalam beberapa bulan terakhir ini kami secara berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo sedang menyusun lagi konsep bagaimana memanfaatkan infrastruktur yang ada tadi masih kurang, tadi yang ada inipun kita manfaatkan untuk berbagai sektor, termasuk khususnya pendidikan, kesehatan dan lain-lainnya. Jadi itu perlu panduan buat sektor-sektor lainnya, perlu panduan bagaimana mereka memanfaatkan digital ini untuk tranformasi pelayanan, pelayanan termasuk didalam pemerintahan. Itu SPBE sedang dikembangkan juga jadi bagaimana memanfaatkan ini, ini sedang kami konsepnya juga mudah-mudahan nanti begitu RPJMnya rapi juga kurth tadi grand desain yang pasukan tanahnya sudah ada didalam itu sebagai tetelan dari RPJMN ini. Jadi sekaligus ini RPJM besarnya, khusus untuk transformasi digitalnya juga sedang kami kembangkan, termasuk juga bagaimana mengembangkan sumber daya manusia yang tadi RPJM secara umum didalam bidang digital. Saya kira ini sudah masuk didalam rancangan pemerintah.

Yang lainnya tadi saya kira tiga itu yang perlu kami, oh satu lagi mengenai pendanaan PSN. PSN adalah proyek strategis nasional yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam periode

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

24

lima tahun yang lalu. Pendanaan PSN tidak hanya dari pemerintah, termasuk juga yang dari swasta, dan dari Pemda. Jadi PSN itu hanya menyatakan ini lho proyek strategis nasional bukan harus dibayai oleh uang negara. kemudian pengelolaan pencapaian sasaran-sasaran yang di poin kami sampaikan di RPJMN sesuai dengan PP 17 kita mencoba mengintegrasikan dengan berbagai sumber-sumber pendanaan. Tentunya keterbatasan APBN atau penerimaan negara menyebabkan pemerintah mengembangkan sumber-sumber pembiayaan kreatif, salah satunya, salah satunya adalah KPBU ini. KPBU adalah salah satu sumber pendanaan buat membiayai kegiatan-kegiatan yang strategis pemerintah yang prioritas.

Saya kira itu yang jawaban kami, bahwa itu digunakan USO, dana USO yang adalah salah satunya. Jadi untuk melaksanakan PSN tidak harus dari dana pemerintah, yang dalam arti pajak. F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Pendalaman boleh Pimpinan! KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya silakan mas Budi.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Ini diskusi pak ya, untuk pak Kennedy bagaimana pendanaan dari PSN salah satunya

bapak sebutkan KPBU. KPBU yang sudah berhasilm dikerjakan di Kemkominfo itu adalah Palaparing. Palaparing bisnis modelnya jelas pak yang akan bayar adalah operator yang akan menggunakan benswicth yang digunakan. Satelit yang menggunakan adalah sekolah, dan rumah sakit, terus bisa narik duit dari rumah sakit dan sekolah? Kan artinya sebetulnya bukan KPBU pak, ini cuma KPBU dalam konteks membuat, ada yang nalangin dibayarnya menjadi 15 tahun, tapi bukan sumber pendanaan jadinya, sumber pembiayaan dari proyek ini, karena ini fullycosh dari negara. Negara yang membayari mengeluarkan uangnya ini, karena ada yang nalangin kita kena beban cash macam-macam bu, dia bukan bisnis model, dia adalah fully intervensi negara kepada rakyat Indonesia untuk punya akses internet yang baik. Artinya saya mengatakan ini pembiayaan adalah murni dari negara menggunakan APBN, atau pakai lound. Kalau KPBU saya nolak pak, bukan KPBU pak, bukan KPBU sebagai bisnis model karena dia tidak bisa mengeneralisir penuh, tapi solusinya yang saya pikirkan adalah seperti yang disampaikan pak Tamliha substitusi, cosh yang sudah dikeluarkan di Kementerian Dikbud atau Diknas, Kementerian Kesehatan digunakan untuk ini.

Ini make send atau tidak dan regulasinya bagaimana? Ini soal pembiayaan karena ini fully pak tidak ada uang masuk, dan sama palaparing. Jadi saya menganggapnya ini fully cosh yang dibayar oleh negara, dan negara tidak akan mendapatkan penghasilan dari satelit ini, kecuali kesejahteraan rakyat.

Terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan pak Kennedy diinterest pak isunya.

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS (IR. KENNEDY SIMANJUNTAK, MA.):

Terima kasih bapak. Secara ini pak dalam peraturan Presiden KPBU itu dibiayai melalui dua pak, jadi ada

yang namanya user just yang tadi bapak sampaikan itu bangunan jalan tol siapa yang lewat situ ya di pungut ya. Jadi ada lagi yang namanya availaby payment. Availaby payment adalah KPBU dulu yang melaksanakan kita akan bayar kemudian pemerintah akan bayar kemudian.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

25

Membayarnya bagaimana itu adalah didalam urusannya pemerintah, jadi saya kira konsep ini ada didalam peraturan mengenai KPBU.

Demikian bapak penjelasannya. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan dari keuangan. DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Terima kasih Pimpinan. Ingin menambahkan, menyampaikan terkait pertanyaan-pertanyaan terkait dengan

Kementerian Keuangan dapat kami sampaikan bapak, bahwa Ibu Menteri Keuangan memberikan komitmen full untuk program satelit yang akan dibangun oleh Kominfo bapak dan PLU Bakti. Dapat kami sampaikan seperti yang disampaikan oleh pak Effendi tadi, ketika kita mengacu kepada undang-undang PNBP dimana PLU Bakti merupakan PNBP disitu memang disebutkan bahwa memang dimungkinkan untuk menggunakan PNBP dari unit non penghasil. Tapi juga memperhatikan kebutuhan dari unit penghasil, jangan sampai penggunaan PNBP tersebut akan mengganggu upaya sebagai sumber penerimaan.

Tadi pak Andreas telah menyebutkan bahwa harus perlu ada jaminan supaya ini berjalan dengan baik, dan dengan sasaran kenapa? Karena program Bakti Asih dan program Bakti sinyal ini merupakan program dengan pengeluaran yang cukup tinggi. Karena tadi disampaikan bahwa mekanismenya adalah KPBU, dimana nanti ada skema available payment yang akan memberikan konsekuensi pada pemerintah juga memberikan kontribusi.

Bapak, Ibu sekalian dapat kami sampaikan bahwa komitmen pemerintah tadi pak Syaifullah juga menanyakan mengenai pemanfaatan anggaran pendidikan yang ini untuk K/L yang menyelenggarakan pendidikan umum, bukan untuk pendidikan kedinasan bapak. Demikian juga untuk anggaran kesehatan digunakan untuk K/L yang menyelenggarakan layanan kesehatan. Pada saat lembaga pendidikan atau kesehatan memanfaatkan satelit dapat dilakukan pungutan oleh operator.

Terkait penggunaan PNBP dari unit non penghasil, berdasarkan undang-undang PNBP adalah antar unit dalam K/L yang sama. Sementara terkait dengan pemanfaatan dana desa sudah dibahas dalam Panja transfer di daerah pak, dan sebagai informasi pembahasan mengenai APBN 2020 dalam Panja-panja telah selesai dilaksanakan pada tanggal 12 September kemarin.

Terkait dengan pertanyaan dari Bapak Sukamta, rekomendasi untuk menaikkan tariff USo menjadi 2,5% ini dengan memang diselesaikan harus dengan adanya revisi PP dengan PP tahun 2015 dimana tidak berbenturan dengan undang-undang Telkom. Dan ketika bicara BHP frekuensi bisa kami usulkan dinaikkan 4% ini saat ini 800 miliar menjadi 10% itu menjadi 1 triliunan bapak. Nah ini memang dari Kementerian Kominfo pak Menteri sudah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan pada tanggal 8 Maret 2019. Saat ini dari teman-teman DJA menyampaikan sedang menunggu proses, karena ada proses prosedur yang harus dilalui dalam arti harus menyampaikan pernyataan proses-proses untuk pembahasannya. Karena nanti tentunya akan merubah ada tata cara izin penggunaan PNBP lebih dahulu dimana nanti teman-teman tentunya secara detail akan dibahas bersama dengan teman-teman dari Dirjen Anggaran bapak.

Mungkin itu yang bisa kami sampaikan.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.): Pimpinan! Pendalaman. Bu PNBP dari Kominfo itu dari frekuensi dan lain sebagainya itu 20 triliun per tahun, ini

hari ini Kominfo cuma dapet 5,6 triliun, TNI hanya dapat tambahan 3 triliun. Jadi ini dibanca-

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

26

banca oleh kemitraan komisi yang bukan Komisi I, 20 triliun ibu saya setuju kalau ibu berani mengatakan kesimpulan rapatnya Kementerian Keuangan bersedia yang sebagaimana ibu sebutkan disini. Kalau ibu betul-betul merupakan mandate penuh dari Menteri Keuangan, kalau ibu tidak bersedia seperti kawan-kawan tadi meragukan, ini serius tidak? Presidennya sudah oke, tapi di kementerian keuangan banyak yang bermain-main, coba ibu bisa menghadirkan staf ahli bidang PNBP tidak dari Kementerian Keuangan? Robert Marbon, itu yang bisa mengotak-atik bu, ibu ada disini ada cuma satu, coba buka terang benderang, PNBP dari Kominfo yang dibancak-bancak oleh mitra komisi yang lain.

Saya mau bertanya 20 triliun dikemanakan tahun anggaran 2020 ini bu? Ini dijelaskan dulu. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan bu ditanggapi.

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Terima kasih Bapak Pimpinan. Dapat kami sampaikan mungkin yang kami sampaikan pastinya kami posisinya adalah

Eselon II, sehingga yang akan kami, yang hasil keputusan ini akan kami sampaikan kepada Pimpinan. Tetapi yang kami mendapat mandate dari Ibu Menteri kemarin adalah bu Menteri memberikan dukungan sepenuhnya. Adapun mekanismenya kami akan sampaikan kembali kepada Ibu Menteri, bahwa betul bapak, kami tidak mendapat mandate secara penuh dalam arti untuk memutuskan, tetapi menyampaikan bahwa Menteri Keuangan memberikan mandate sepenuhnya. Itu bapak terima kasih. F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Pimpinan boleh! KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Mas Kamta dulu silakan, terus mas Budi. F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Terima kasih Bu. Ibu sudah menyampaikan komitmen bu menteri yaitu cerita bagusnya, nah berikutnya

sebetulnya ini hanya pengen kira-kira konkrit dari komitmen lisan bu Menteri itu apa? Karena setahu saya waktu ada interuksi Presiden untuk menyelamatkan satelit 123 bujur timur itu, slot orbith maksudnya itu juga Menteri Keuangan komitmen penuh tapi satu tahun anggaran. Satu tahun anggaran berikutnya ternyata stop, dan kemudian negara harus digugat dan kita harus kehilangan setengah triliun bu, fonathing untuk sampah itu, karena satelitnya tidak bisa digunakan dan sekarangpun sudah keluar sebagai orbit itu betul-betul hanya untuk sampah antariksa itu. Nah apa bentuk komitmen bu Menteri itu jabaran teknisnya apa? Kalau tadi misalnya oke menaikkan apa namanya USO, cukup dengan perubahan PP atau Permen ya, itu mungkin masuk akal kita, tapi tidak masuk akal bagi kalangan bisnis sebetulnya. Nah tentu harus ada alternative yang lain. Nah jadi komit jabaran dari komitmen bu Menteri itu apa bu? Itu kongkritnya yang kita ingin dengan yang masuk akal seperti apa? Yang bisa di eksekusi begitu.

Terima kasih.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

27

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.):

Pimpinan, kanan pimpinan. Pimpinan, pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Mas Budi terus mas Boby Mas Budi dulu silakan.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Pimpinan buat saya simple karena pernyataan dari ibu direktur bahwa dia sudah dapat

mandate ibu menteri mendukung sepenuhnya terhadap program Kominfo sudah kita putuskan saja dan ibu hanya bisa menyampaikan kesimpulan rapat kita. Karena mandatnya begitu mendukung penuh tidak mendukung setengah, apapun yang kita putuskan arus dilakukan, dan ibu Direktur akan menyampaikan. Membuat laporan saja, menurut saya lebih simple, jangan dipersulit teknisnya, peduli amat itu urusan pemerintah. Tapi secara politik sudah menjadi keputusan kita bersama, antara Komisi I dan pemerintah.

Begitu saya usul pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Iya terima kasih usulan mas Budi.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.): Menurut saya usulan pak Budi itu bagus juga itu, karena Bappenas tadi juga

mengatakan urusan pembayaran itu urusan pemerintah, terserah pada pemerintah saya kira itu bagus juga usulan Pak Budi itu. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya Mas Boby silakan.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.): Ya saya juga sepakat, pertamanya tadi saya juga kaget yang dikatakan pak Kamta

bahwa persetujuan lisan. Nah oleh karenanya kalau memang ada persetujuan boleh-boleh saja, tapi itu dibikin tertulis, karena begini bu kalau dari anggaran, saya bu. Kita pernah mengalami hal seperti ini bu, Bakti itu kalau disektor migas itu SKK Migas bu, proyek seperti ini ada persis bu, namanya PTPI, semua setuju, semua bayar tahu-tahu pernah macet atau macet sedikit, sekandal bu karena persetujuan lisan. Nah jangan sampai ini 21 triliun, jangan sampai nanti kan yang disektor telekomunikasi ini yang dijamin PII ini ada 4 proyek dan ini proyek besar semua Palaparing, termasuk ini satelit. Jadi saya setuju kalau kita bisa menarik kesimpulan yang nanti kita masukkan dalam rapat, ini disetujui dan sudah didukung penuh oleh Kementerian Keuangan. Jangan pakai lagi yang katanya pak Kamta persetujuan lisan, itu namanya PTPI itu persetujuan lisan dari Kementerian Keuangan bu. Yang tersangka berapa banyak bu, PTPI itu? Sama persis kaya begini, nah sekarang kalau misalkan itu dimasukan di dalam notulensi rapat kita saya setuju. Kementerian Keuangan mendukung penuh bagaimana caranya kita serahkan ke pemerintah, tapi jangan ada lagi lisan-lisan begitu.

Karena sudah ada contoh kejadiannya persis mirip beda barang, beda lapangan saja, PTPI itu persis begini bu. Persis jadi nanti di tengah perjalanan, apalagi ini kan 15 tahun punya ini, nanti batuk-batuk di tahun 11 dan proyek-proyek infrastruktur KBPU yang banyak didalam naungannya Kementerian PUPR itu tidak mendapatkan audit WTP bu dari BPK. Saya tidak tahu apakah proyek ini sudah melakukan konsultasi dulu dengan BPK atau Kejaksaan, atau

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

28

Kepolisian, karena penilai kerugian negara itu bukan satu pintu, ada banyak pintu. Makanya undang-undang kedepan undang-undang BPK atau siapapun penilai kerugian negara itu harus satu pintu, tetapi ini banyak pintunya. Jangan sampai nanti ya ini kan kita 15 tahun harusnya lancar semua ini bu, duitnya lancar, potongan apa istilahnya itu? Yang dari USOnya lancar, semua tidak ada batuk-batuk.

Nah nanti kalau mulai ada teknis telat, telat PNBP, pajek sedikit, nah masuklah perhitungan ada kerugian negara, ada potensial losh dan mungkin semua didalam ruangan ini memiliki semangat yang sama. Tetapi problemnya yang untuk mengukur kerugian negara itu bukan tidak ada diruangan ini tidak ada sama sekali bu. Jadi kita ingin memastikan kalau misalkan di pemerintah setuju saya juga setuju-setuju saja, tetapi pastikanlah semua instansi pemeriksa, pengawas itu memiliki pandangan yang sama. Karena proyek KPBU Ini yang banyak di PUPR itu PUPR saja kementeriannya bukan WTP bu. Nah ini yang dijamin PI ada 4 proyek besar telekomunikasi, jadi tolong dipastikan jangan sampai ada perbedaan antara Kejaksaan, BPK, KPK, dan Kepolisian dalam menaksir kerugian negara just in cash proyek ini macet.

PTPI waktu dibikinnya tidak macet bu, tapi begitu batuk sedikit dimana pemerintah harus mensuplai lagi, ini juga kalau batuk pemerintah juga termasuk PL tadi yang disampaikan pak Budi, bukan kita mendapatkan uang dari instansi-instansi negara. Nah kalau misalkan ada macet ya tolong dipastikan semua instansi atau lembaga pengawas itu sudah satu suara.

Terima kasih. F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Bapak Pimpinan! Boleh Pimpinan. E bu tadi saya dijawab simple sekali tapi saya ingin kedalamannya saja bu, komitmen itu

terhadap usulan atau komitmen banyak orang saja bu? Jadi inikan usulan dari Kominfo sudah ada, angkanya juga sudah ada, komitmen terhadap itu atau apa? Biar kita buat angkanya bu, ibu kan bisa telepon bu Menteri sekarang bu, dan dia bukan lagi di Belanda bu, lagi disebelah ruangan ini kok, apa perlu saya yang menelpon bu? Ah biar komitmennya jelas. Berapa yang dikomit oleh ini kan sebenarnya inti pembicaraan disini hanya disciut antara ada peluang, makanya rujukannya juga undang-undang. Undang-undang itu memberi peluang kepada si penghasil untuk mengusulkan dia untuk menggunakannya, mengajukan usulan kepada siapa? Tentu kepada Presiden bu. Nah melalui surat Presiden itu memberi persetujuan, nah dirujukan undang-undang ini kecuali keadaan keuangan negara, dan keuangan negara juga sampai kapanpun dia akan selalu seperti ini bu. Kita mau menunggu sampai devisitnya nol saya kira tidak mungkin.

Jadi mari kita karena kita disini bicaranya bicara pasti, ya ibu komitmen tadi komitmen terhadap angka yang diusulkan atau apa? Karena kalau angka yang diusulkan itu komit, bararti sudah balance ini semua sudah selesai bu, tinggal dipenuhi saja bu. Betul bu? Nah makanya konfirmasi bu, ini sayang ibu sih, kalau laki-laki sudah tak sodok-sodok ini kerasan dikit. Ayo bu coba bu, KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Silakan dari Keuangan untuk direspon. F-PD (DR. SJARIFUDDIN HASAN, S.E., M.M., M.B.A.):

Pak Ketua sedikit saran.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Oh sebentar bu pak Syarif.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

29

F-PD (DR. SJARIFUDDIN HASAN, S.E., M.M., M.B.A.): Iya melihat kasus seperti ini, karena setiap rapat kerja itu kan kita selalu mengambil

kesimpulan. Dan kesimpulannya itu tentunya akan mengikat mitra kita, nah kebetulan yang hadir disini adalah eselon II jadi pada rapat kerja berikutnya nanti, kita menekankan minimum eselon I yang hadir. Dan disertai dengan surat bahwa apapun keputusan yang dilakukan pada saat rapat kerja maka itu adalah sudah mengikat. Baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, sehingga itu betul-betul hasil daripada keputusan yang kita lakukan itu. Betul-betul efektif untuk bangsa dan negara, dan tentunya kita juga tidak bisa menyalahkan eselon II yang mutus, karena ini terletak pada Menteri. Jadi saya tidak tahu apakah mungkin ibu menteri keuangan ini menganggap Komisi I ini tidak begitu penting atau strategis, tetapi kita dapat menilai bahwa dengan level yang dikirim itu eselon II maka saya dapat mengambil kesimpulan bahwa memang ibu menteri tidak begitu memperhitungkan Komisi I.

Nah saya pikir ini menjadikan perhatian buat kita semua, dan kita harus tegas bahwa kalau bukan minimal eselon I, maka kita akan menolak. Saya pikir itu pak Ketua terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya, kita dengar jawaban terakhir dari keuangan ya, lalu kita bisa menyelesaikan kesimpulan rapat kita.

Silakan bu.

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Terima kasih Pimpinan. Sekali lagi mungkin kami sampaikan permohonan maaf, karena ibu Menteri tidak hadir

karena ada rapat di Komisi XI bapak. Nah sebagai penutup mungkin dapat kami sampaikan bahwa pemerintah sekali lagi mendukung program satelit ini, dengan tetap memperhatikan tata kelola atau government. Dalam arti tadi kami sudah sampaikan bahwa pak Menteri Rudiantara telah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan, dimana disitu adalah perihalnya mengenai komitmen pelaksanaan pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment pada proyek KPPU satelit multifungsion pemerintah.

Nah sebagai mekanisme tata kelola gaovernmentnya yaitu diatur didirektorat jenderal anggaran, itu disebutkan mekanismenya. Karena disini harus perlu detail angkanya segala macam bapak. Jadi kami mohon izin bahwa nanti pastinya seperti tadi yang disampaikan pimpinan, bapak Anggota Dewan bahwa nanti akan secara teknis dari Kementerian Keuangan khususnya Direktorat jenderal akan membahas secara detail, sesuai dengan tata kelola yang ada.

Mungkin itu terima kasih Pak Ketua. F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Sebentar Pimpinan. Bu, Ibu ini kan direktur pembinaan pengelolaan keuangan BLU bu, masa ibu tidak

siapkan rapat hari ini. Mau sampai kapan model begini bu? Ibu itu Direktur yang mempertanggungjawabkan Pembinaan Pengelolaan Badan Layanan Umum. Ini Bakti inikan BLU bu, emang ibu Humas ibu, masa masih harus nunggu kapan lagi, nunggu izin siapa lagi bu? Kita ingin tahu saja kok ada berapa selisih yang anda komit atau tidak, kita bisa tulis dikesimpulan ini kok. Saya catat nanti semua ini, memang perlu dibersihkan ini, antek-antek disini semua, bermain-main coba 20 triliun kalian gunakan cuma 5 triliun kok 15 triliun saya hanya ingin tahu saja discyutnya berapa? Berapa utamanya, berapa sigmanya? Berapa yang dibutuhkan ole Kominfo, berapa yang dipenuhi oleh saya tidak mengatakan pemerintah, yang dipenuhi oleh lapangan banteng? Itu saja kok kesimpulan kita kok.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

30

Kenapa berbelit-belit ibu bersandiwara segala macam, ibu Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Ibu Ari Wahyuni betul bu? Betul kan bu, ya silakan jawab, sampaikan angkanya. Saya ingin tahu persis itu saja, berapa yang kekurangannya terhadap Kominfo, berapa yang dimohon? Berapa yang disetujui itu saja kok bu? Kenapa harus berbunga-bunga Bahasa-bahasa yang nggak penting bagi kita dengerin itu. Kita ingin tahu pemerintah, ini program pemerintah bu, programnya bahkan ini disuarakan kampanye kemarin kok. Kalau ada masalah sampaikan ke kami, sampaikan sesuai undang-undang ini juga dibolehkan bu. Tapi dari tadi ibu menjawabnya normative saja, normative terus kita juga capek disini bu, kita rapat disini bu, tolong ini keputusannya harus jadi keputusan politik, bahwa program ini, ini, ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat memenuhi komitmen sebesar sekian, kemudian kekurangannya sekian, habis itu Komisi I dan seterusnya mendorong pemerintah dan seterusnya begitu bu. Ini rapat khusus kok bu, Bappenas sama Keuangan bukan mitra kami kok.

Jadi tolong ini kita semua yang rapat disini jelas agenda kita hanya mencari jalan keluar atas kekurangan dana dukungan pihak Kominfo meminta atas dasar undang-undang ini. Ini undang-undang belum lama bu, tahun 2018 ini bu belum lama ini undang-undang, dulu tidak boleh begini, dulu tidak boleh. Sekarang dibolehkan bu, makanya saya bacakan, tergantung sekarang berapa kekurangannya sehingga programnya pemerintah saya tidak sebut programnya pak Jokowi, program rakyat ini bisa kita realisasi bu. Ya kita harus tahu angkanya, kok bermain di Bahasa-bahasa begitu terus bu, saya mohon pak Pimpinan kita jelas ini kongkrit karena ini rapat khusus kita mengundang lintas komisi, lintas mitra sehingga kesimpulannya juga jelas bahwa Kominfo bla-bla-bla dan seterusnya Kominfo meminta ini, ini dan Komisi I meminta apa?

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih Pak Effendi.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.): Pimpinan! Nambah sedikit Pimpinan, jadi betul saya setuju dengan pak Effendi tolong bu, dari

Kementerian Keuangan karena disini kan di mailston ini sudah disebutkan 3 September 2018 itu sudah diperoleh surat konfirmasi final Kemenkeu, nah berapa nilainya supaya itu jangan bergeser lagi. Kalau ibu mau tanya pengalaman apa kita sudah punya 2018 itu Februari kita sudah teken bu, untuk beli pesawat sukoi, sampai hari ini final clousenya tidak ada di Kementerian Keuangan. Jadi hal seperti ini bukan pertama kali di Kementerian Keuangan hingga kami ingin memastikan bahwa program ini jalan, jangan nanti dicatat ini program tidak jalan lagi. Jadi yang 3 September 2018 itu disampaikan saja bu, berapa yang Kementerian Keuangan yang sudah komit, berapa yang kurang dari Kominfo bagaimana menambalnya?

Terima kasih.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.): Pimpinan! Semi kehati-hatian anggaran ada dua hal yang dilakukan oleh pengguna anggaran yaitu

menteri, kepada pejabat di eselon I namanya PPK. Pengguna anggaran melimpahkan kepada para Dirjen-dirjen itu. Nah yang pertama adalah memberikan kewenangan, dan yang kedua adalah memberikan mandat dari seorang Menteri. Ada perbedaan pemberian kewenangan kalau pemberian keuangan, wewenang apapun yang terjadi yang bertanggungjawab adalah yang diberi wewenang.

Yang kedua adalah mandate dari pengguna anggaran, apabila seorang menteri memberikan mandate kepada kuasa pengguna anggaran atau KPA maka tanggungjawab penuh ada si pemberi mandate. Apa yang disampaikan oleh pak Sjarif Hasan tadi itu adalah normative didalam pemerintahan. Sekarang ibu datang kesini ada tidak mandatnya yang tertulis diatas

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

31

materai? Kalau ibu tidak ada maka tidak punya kesimpulan apa-apa hari ini. Saya tidak merendahkan ibu sebagai eselon II, eselon berapapun yang diberikan mandate oleh seorang pengguna anggaran adalah datang kesini, tapi kalau tidak membawa surat mandat maka saya tidak bisa menyetujui anggaran ini.

Terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Bapak, Ibu kita sudah cukup dalam ini membahas agenda tunggal kita, karena tadi kita memang mengadakan rapat khusus dengan mengundang Menkominfo ada Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk mencari solusi dari penguatan kapasitas untuk program satelit dan juga BTS. Dan dari berbagai macam diskusi yang cukup dalam dan tajam tadi sudah sebenarnya sudah ada apa, sudah ada yang bisa kita simpulkan pada rapat malam hari ini. Nah saya minta kita fokus pada draf yang akan kita tulis dalam kesimpulan ini yang sifatnya mengikat, dan tentu yang kita pegang tadi komitmen dari keuangan. Bukan ibu sebagai bu Ari, tapi ibu sebagai Kementerian Keuangan ya termasuk tadi dukungan penuh tadi utuh. Jadi tentu kita trauma dengan komitmen lisan begitu mas Kamta ya, sehingga kemudian kita tuangkan dalam yang sifatnya lebih mengikat, dan ini akan menjadi dasar kita untuk menagih realisasi dari program yang diusulkan oleh Kominfo ini.

Jadi secretariat tolong bisa di tayangkan draf kesimpulan kita ini, nanti saya bacakan dan minta persetujuan dari bapak, ibu semua.

1. Komisi I DPR RI mengapresiasi program penyediaan satelit multifungsi dan Best

Transmision Stasion (BTS) dalam rangka pemerataan dan akselerasi pembangunan konektivitas telekomunikasi nasional diseluruh wilayah Indonesia.

Pak Menteri setuju ya? Saya kira ini prinsip ini saja.

(RAPAT: SETUJU)

2. Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas

untuk merealisasikan komitmennya dalam mendukung program penyediaan satelit multifungsi dan Best Transmision Station (BTS).

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.):

Pimpinan! Bahwa dulu, kita kan minta Menteri Keuangan buat apa lagi kita mendesak, buat apalagi

kita mendesak. Langsung saja Menteri Keuangan menyetujui… ini kan katanya mendapat mandate. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Bukan-bukan jangan diganti dulu, bagaimana pak Tamliha punya usulan pak.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.): Ya kalau menurut saya, Kementerian Keuangan menyetujui penganggaran penyediaan

satelit satria itu dan BTS senilai sekian. Kalau tidak ada nilainya saya takut setengah triliun hilang, kan kita butuh kepastian 21 triliun atau 22 triliun tulis disitu. Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan menyetujui anggaran sebesar bla-bla-bla paling lambat sampai jatuh tempo 2023. Kalau ibu tidak kasih angka-angka kasihan kesimpulan nomor satu itu, yang sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

32

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.): Gimanan bu silakan.

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Usulan bapak, jadi kalimatnya ditambahi sepanjang setelah ada usulan angka dari

Kementerian Kominfo bapak. Karena usulan yang disampaikan oleh Pak Menteri pada waktu itu memang ada komitmen tetapi belum ada angkanya. Sehingga Menteri Keuangan akan melakukan proses sesuai dengan tata kelola setelah ada usulan dari Kementerian Kominfo.

Terima kasih.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.): Pimpinan! Kalau begitu saya minta tanya lagi ke Menteri Kominfo, pak disini 3 September 2018

sudah ada surat konfirmasi final Kemenkeu. Kita ini sudah fasenya sudah dibentuk tim pemantauan yang tinggal sebentar lagi finansial clouse. Kok belum ada angkanya ini bagaimana pak? Saya juga bingung sudah ada angkanya, jadi harusnya angkanya bisa ditulis disitu. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Coba pak Menteri tanggapannya. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Izin, angkanya sudah ada karena itu hasil dari tender, dan itu Ibu Menteri Keuangan sudah menandatangani yang namanya availability payment, artinya komitmen untuk membayar, angkanya sudah ada. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya sudah kalau begitu pak, ya sudah kita tulis disini kalau begitu ya.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Begini pak,

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya tidak ada masalah kan sudah ada availability payment segala kan tadi?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Availability payment memang begini pak, availability payment itu hanya untuk yang pay

segment yang satelit diudara, yang kita butuhkan adalah system. Jadi kalau misalnya satelit saja, tanpa ada antenna yang 150 ribu itu tidak jalan, jadi kalau saya usul disini ditulis saja bunyinya “Komisi I bla, bla, bla mendukung program penyediaan system satelit multifungsi BTS multifungsi dan 4.000 BTS”. Itu saja pak karena kalau system itu antara satelitnya iya pay segmentnya juga

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

33

iya. Jadi itu kalau usulan saya begitu pak, kalau angkanya, angkanya sudah ada itu yang 20,8 triliun itu adalah hasil dari tender gitu. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Gini, kalau gitu pak Menteri yang soal system tadi itu di nomor 1 berarti, mengapresiasi dan mendukung program system apa tadi redaksinya pak? Tolong ditulis dulu itu, jadi yang satu direvisi dulu untuk memastikan dasarnya.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Itu nomor satunya betul pak, hanya nomor 2 nya usul

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya yang nomor dua yang dari kementerian keuangan tadi yang ada angkanya tadi.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Ini penyediaan, penyediaan, penyediaan system satelit multifungsi kalau mau (satelit dan

drone segment) itu lebih itu dan 4.000 BTS, karena memang yang kita bicarakan sekarang 4000 BTS.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.):

Pimpinan! Karena ini menyangkut kementerian lain ini bisa memberikan komentar.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Kan begini, proses ini sebetulnya tendernya sudah, tapi kalau yang drone segment dan

BTSnya kan masih berlangsung, jadi kami juga bisa memberi masukan mengenai angka finalnya berapa kepada Kementerian Keuangan. Tapi secara prinsipnya ya itu harus system, tidak mungkin satelit tapi tanpa drone segment.

Kalau yang kami presentasikan tadi, yang setiap tahunnya ini halaman berapa lupa tadi, itu adalah termasuk satelit-satelit berikutnya gitu lho.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.):

Pimpinan! Angkanya ditulis saja pimpinan itu.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ditambahkan kalau gitu ya, berapa pak Menteri tadi? system ya,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Kalau satelitnya saja, itu 20,8 triliun itu satelitnya saja, selama 15 tahun jadi bukan

sekaligus gitu lho 15 tahun. Sedangkan drone segmentnya kan drone segmentnya antenanya kita butuh 150 ribu tapi tidak sekarang, karena satelitnya baru ada akhir 2022 jadi 2023, jadi kita masih punya waktu untuk pengadaan drone segmentnya. Itu kenapa usulan saya system karena

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

34

kita masih punya waktu untuk bicara dengan kementerian keuangan untuk angka finalnya, untuk yang drone segmentnya pak. Kan 4000 BTS gitu lho, F-PD (KRMT ROY SURYO NOTODIPRODJO):

Tambahan Pimpinan! Angka untuk drone segmentnya sudah ada bayangan belum pak Menteri?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Ada pak tapi kan kita biar bagaimanapun ingin yang lebih efisien karena kan angka

drone segment itu sekarang baru angka perkiraan, karena pengadaannya belum dilakukan sekarang. F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Jadi yang angka 21 itu untuk apa pak?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Untuk satelit pak.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Satelit saja belum drone segmentnya?

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.): Pimpinan! Pak Menteri, izin pak Menteri! Komisi ini kan sudah ada trek records pak, sempat beli

satelit sudah kontrak satelitnyapun hilang pak. Yang apa satelit apa itu Kemenhan, nah sekarang itu kita detail lho pak, kalau misalkan itu disebutkan uangnya untuk drone segment 15 triliun tapi ternyata bisa lebih rendah itu kan prestasi buat bapak juga. Karena gini pak, ya kita mau sedetail-detailnya sehingga kalau ada yang salah secara teknis karena sekarang kan kita tidak tahu ini pak, kerugian negara itu bisa kriminalisasi dan kita tidak ingin minimal jangan proyek-proyek dalam lingkup di Komisi I pak. Jadi ditulis saja pak misalkan besarnya berapa Kementerian Keuangan mendukung kalau nanti ditenderkan atau minimal dianggarkan berapa? Tetapi kalau misalkan bisa lebih efisien yaitu kredit pointlah pak berarti.

Terima kasih.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Baik kalau begitu, kalau yang sudah pasti untuk satelit 20,8 triliun satu, drone segment

berapa? Ini drone segment berapa pak? DIREKTUR UTAMA BAKTI (ANANG ACHMAD LATIF):

Total selama 15 tahun berarti kira-kira 60 triliun pak.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.): Pak Pimpinan! Pimpinan!

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

35

Karena ini menyangkut uang yang besar, besarannya juga besar, waktunya jangkanya juga besar, kami usul supaya diberikan rincian pak dan tertulis tidak lisan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya baik, tadi yang mau kita rincikan kan satelit dan drone segmentnya ya. F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Pimpinan. Ada satelitnya dan drone segment yang belum ditenderkan, yang ketiga kebutuhan untuk

4000 BTS itu, harus keluar angkanya tiga-tiganya itu. Tapi yang menurut saya menjadi karena 4000 BTS kan bagian dari usulan program-program 2020 pak Menteri, yang selalu sebutkan jadi harus disebutkan. Jadi kalau program segment menurut saya sebagai komitmen cukup tidak menyebutkan angka karena tidak jadi komitmennya, belum menjadi bebannya Bakti maupun Kominfo, karena belum ditenderkan. Tapi kalau yang 4000 BTS sudah masuk programnya pak Menteri. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Tiga berarti ya.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.): Pimpinan! Izin pak Menteri pak Kominfo, Pak Rudi saya juga ingin memastikan begini pak karena

kan kita ingin memastikan sumber pembiayaannya. Tadikan yang disampaikan pak Tamliha duitnya itu ada 20 triliun, tapi kenapa terkonversi cuma sedikit? Nah dengan adanya angka-angka disini, ini kan komitmen juga bahwa nanti kedepannya tidak tahu bagaimana caranya pemerintah mau mengambil dari konversi dari biaya USO atau dari tempat yang lain pokoknya uang itu harus ada. Nah ini untuk memastikan kesinambungan pak, jadi salah satunya sebenarnya inikan memastikan bahwa yang dana USO yang sudah terkumpul itu bisa terkonversi. Kalau uang itu tidak ada pada waktunya begitu diperlukan ya itulah tanggungjawab pemerintah.

Jadi tidak ada nanti pas lagi kita ada maeston itu wah uangnya kita belum dapat pak, 2022 itu tidak tahu pak, di Amerika sudah import by curt mau resezi duitnya belum tentu kita masih belum jelas. Tapi paling tidak komitmen itu ada dan baper kita itu sudah ada, dari uang yang USO ini yang konversinya itu masih sangat kecil sekali. Jadi paling tidak angka itu ya jangan terlalu ngambang gitu lho pak untuk yang drone segment yang tadi katanya masih akan ada ditenderkan.

Terima kasih. F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.):

Pimpinan!

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.): Ya pak Tamliha dulu.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.): Begini bapak, ibu sekalian, inikan barang akan dilelang, itu berarti belanja modal, tidak

bisa bapak melelang sesuatu uangnya tidak tercantum dalam APBN, itu melanggar pengadaan

Page 36: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

36

barang dan jasa. Oleh karena itu saya minta kepastian dari Menteri Keuangan, agar uang yang hasil frekuensi dari USO itu selama tiga tahun misalnya dianggarkan khusus untuk ini. Rielnya jelas dana itu tersedia, kalau memang tidak tersedia tidak bisa tender, tidak bisa lelang. Jadi kepastian anggaran dulu, Menteri Keuangan kan bendahara negara ada tidak uangnya? Uangnya sudah terang benderang kok Menterinya menyampaikan setiap tahun untuk frekuensi dan sebagainya itu 20 triliun, itu tiga tahun anggaran saja, 20 triliun, 20 triliun tiga kali 60 triliun selesai. Nah kalau ngambang-ngambang begini saya tidak mau berurusan dengan pihak manapun. Dan saya tidak bertanggungjawab atas rapat ini, kalau dari kementerian keuangan tidak berani menjamin bahwa 20 triliun setiap tahun itu masuk bahwa PNBPnya itu dikembalikan kepada Kementerian Kominfo. Kalau inikan nanti 20 triliun dibada ke Badan Anggaran bisa dibagi-bagi dengan mitra komisi yang lain habis, awas wassalam, jadi harus ada ketersediaan anggaran itu kepastiannya darimana sumbernya? Kalau semuanya ini tidak jelas saya paham ini Dirjen anggaran takut dia datang kesini, karena dia juga berharap uang untuk ditempatkan bagi K/L atau lembaga yang lain.

Jadi saya butuh kepastian dari Kementerian Keuangan bisa tidak memastikan bahwa uang PNBP yang dari kementerian Kominfo dikembalikan selama 3 tahun, sehingga duit itu jelas tersedia.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Pak Andreas, terus mas Kamta, baru pak Effendi. F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Pimpinan, Pak Menteri dan Kementerian Keuangan, Bappenas saya kira kan kita sudah sampai diujung ini. Jadi tinggal merumuskan saja ini, yang sini menghitung berapa yang sudah bisa dikeluarkan, berapa yang sudah bisa dihitung? Disanakan sudah ada komitmennya, jadi tidak sulitlah sebenarnya santai saja. Jadi hitungan dari sini keluar, kalian sudah ada keluar, komitmennya disana sudah ada ini keputusan politik bahwa ini harus dipenuhi. Poin satu misalnya tadi pak Menteri sudah sampaikan soal satelit pak ya? Soal satelit sudah terhitung 20,8 triliun, tinggal pemerintah komitmennya memenuhi itu. Kemudian yang drone segment belum sempat terhitung, tapi sudah ada komitmen juga disana, nah kita kasih catatan bahwa setelah terhitung komitmen disana harus memenuhi itu gitu. Apalagi BTS, sudah ada komitmennya, sudah bisa terhitung tinggal keluarkan angka komitmen disanakan sudah ada.

Jadi sebenarnya ya, tidak terlalu sulitlah tinggal ini sekarang kita rumuskan Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas untuk merealisasikan komitmennya. Ya kalau mau ditambahi yang belakang silakan tapi titik dua, titik dua apa? Yang pertama apa? Yang tadi soal satelit, 20,8 triliun, terus kemudian item kedua Pak Menteri keluarkan angkanya kalau belum bisa keluar kita kasih catatan, setelah angkanya keluar kementerian keuangan memenuhi komitmennya. Soal BTS berapa? Kalau sudah ada angkanya keluar kementerian keuangan siap untuk melaksanakan komitmennya.

Jadi saya kira tidak perlu terlalu sulitlah kita ini, kalau kenceng-kenceng juga gimana nanti, ya Bu Direktur ya? Setuju kan bu Direktur? Jadi ya tinggal setelah ini ya lapor ke Kementerian Keuangan kan sudah menyetujui ini, sudah komit dengan ini. saya kira tidak sulitlah. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Izinkan kalau angka, Boleh izin pak Pimpinan. Kalau angka boleh ditayangkan yang ini tidak sih? Yang slide

yang ini yang ada berapa kas keluar, berapa.

Page 37: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

37

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Begini saja pak Menteri, itu kalau angka yang kita butuhkan tadi rapat kita ini kan tadikan ada tiga yang memang harus kita tuangkan, penyediaan satelit, kemudian drone segment dan juga yang 4000 BTS. Nah jadi apa intisarinya kan itu. Jadi kalau mau perlu kita sebutkan kita sebutkan di poin dua ini, nanti kita buat titik dua yaitu a program itu, b itu, c itu tadi pak, coba saya nanti minta angkanya saja pak. Jadi angkanya rumuskan dulu, tapi sebelum itu saya silakan mas Kamta, kalau bisa singkat ya, kita masih ada rapat lagi soalnya ini.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Baiklah terima kasih pimpinan. Jadi karena ini program kan ada tiga pak, satelit, grone segment, BTS, satelit dan grone

segment ini tidak bisa dipisahkan, dia satu paket. Karena satelit tanpa grone segment tidak bisa operasional, tidak ada gunanya. Satelit sudah disebut angkanya 20 triliun, nah grone segment ini juga harus dijadikan satu paket. Karena nanti kalau ini berhenti disatu tempat, satu ada ketidakpastian terus berhenti di satu saat, satelit menjadi tidak bisa beroperasi, ini nanti bisa dianggap sebagai kerugian negara, oleh suatu saat ya oleh satu badan nanti. Nah kita tidak ingin kalau itu terjadi, maka kita ingin dari sekarang itu detail, dan terus terang saya agak terkejut dengan angka grone segment 4 triliun per tahun selama 15 tahun, karena ini belum pernah dirapatkan. Selama ini yang disebut itu baru satelit 20,1 atau 21 triliun itu asumsi saya itu sudah plus grone segmentnya. Karena dulu waktu saya membandingkan dengan satelit Kemhan yang 6 triliun sudah komplit ya, itu dikatakan oh ini 15 tahun, bayangan saya itu satelit plus grone segmentnya. Terus sekarang tiba-tiba menjadi satelit saja 21 triliun, plus grone segmentnya 60 triliun selama 15 tahun gitu, jadi 81 triliun untuk satelit. Memang kalau ini dibandingkan dengan PNBPnya 4 tahun lunas ya, kalau 100% dipakai, tapi ini angka yang cukup besar, 80 triliun untuk kita sepakati malam ini. nah saya ingin ada rincian dan kesanggupan KementerianKeuangan, supaya nanti yang tandatangan rapat malam ini tidak dipersoalkan, 4, 5 sampai 6 tahun yang akan datang gitu.

Karena kalau ini tidak ada kejelasan dari awal proyeknya, besarannya dan juga kesanggupan pembiayaannya nanti berhenti ditengah jalan dianggap kerugian negara wallahualam apa yang bisa terjadi gitu.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Pak Effendi dulu baru pak Tamliha. F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Oke, ini jadi ditakut-takuti ini oleh pak Kamta, pak Kamta ini kan bukan sepending ini, ini investasi. Jadi tolong dijelaskan juga ya.

F-PKS (H. SUKAMTA, PH.D.):

Spendingnya negara bos, spendingnya negara.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Iya tapi ada revannya. Ada revenewnya, ada tolong dijelaskan juga jadi benevid ini,

makanya tolong dijelaskan agar kita juga jangan salah tanggap ini pak Menteri atau dari pihak Bakti ya, saya potong dulu deh biar dijelaskan dulu deh dari pihak Bakti ya.

Page 38: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

38

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Terima kasih. Bisa tolong slidenya yang ini yang ada yang ini tolong.

F-PG (BOBBY ADHITYO RIZALDI, S.E., AK., M.B.A., C.F.E.):

Satu ruangan saja bisa beda persepsi pak apalagi Kejaksaan, KPK sama Polisi pak, itu

lain-lain semua pikirannya pak.

F-PPP (H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI., M.S.): Pimpinan. Saya menggunakan hak konstitusional saya, karena saya tidak pernah mendapatkan

gambaran sampai 81 triliun itu, dan tidak ada jaminan dari Kementerian Keuangan untuk penyediaan dana itu, saya minta izin keluar dari rapat ini terima kasih.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Pak itu orang Banjar lho Direktur Baktinya, sesama Banjar.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Bisa minta tolong sebentar, Ibu, Bapak sekalian mohon sebentar, yang hijau, yang hijau

itu adalah pendapatan Bakti atau USO saat ini yang 1¼% sampai dengan proyeksi 10 tahun kedepan itu satu. Jadi sekarang tahun depan 3,3 jadi 3,3 kurang lebih ini konservatif, konservatif dengan pertumbuhan industry tidak lebih dari 5% jadi sangat konservatif.

Kemudian kita butuh untuk yang 4000 BTS, butuh untuk satelit, speech segment yang 20,8 triliun sudah tender. Kita butuh untuk speech segment ini kami butuhkan lagi seperti kami sampaikan, karena ini 150 giga kita butuhnya lebih dari 1 tera. Jadi akan ada nanti tahun 2025, tahun 2026 satelit berikutnya. Nah kebutuhan tambahannya adalah yang abu-abu, 4 triliun, 4,5 triliun kurang lebih itu lima tahun pertama total 23 triliun, angkanya kelihatan besar.

Kemudian tahun ke 6 sampai tahun ke 10 itu abu-abunya 9, berapa triliun rata-rata itu atau kurang lebih 47 triliun, kalau dijumlah dalam keseluruhan itu angkanya 70 triliun, nah tambahannya yang dari USO sekarang. Besar atau kecil, nah kalau 70 triliun tadi usulannya pak Sukamta kan, untuk sekolah dialokasi dari biaya 20% dana pendidikan, kalau misalkan 1 tahun saja 500 triliun, satu tahun 500 triliun pendidikan kan 10 tahun paling tidak kalau tidak naik saja APBN berarti 5000 triliun, ya 5000 triliun jadi kalau tambahan 70 triliun rasanya kalau disbanding 5000 triliun sih tidak terlalu besar, kalau memang, tapi kalau melihat 70 triliun ini kan sama dengan kita melihat hutan, hutan dengan semak-semak, nah kalau kita lihat semak-semak itu yang 70 triliun, tapi kalau kita lihat dari sisi hutan itu 5000 triliun kalau rata-rata tidak ada kenaikkan APBN sampai 10 tahun yang rasanya tidak mungkin. Ditambah kesehatan, karena kita kan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan kan ¼ dari 5000 triliun karena 5%, jadi total itu biaya untuk kesehatan dan pendidikan saja sudah 6.250 triliun, padahal yang kita mintakan tambahan itu kurang lebih secara total adalah 70 triliun. Jadi kalau dari sisi besarannya sih sebetulnya tidak terlalu besar, hanya memang saya sepakat kalau masalah government segala rupa harus dipenuhi.

Itu ibu, bapak sekalian yang dapat kami sampaikan.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Pimpinan boleh pendalaman

Page 39: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

39

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Iya mas Budi.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Kan ada dua periode yang berbeda ya antara 2020 sampai 2024, 2025 sampai 2029,

kalau yang mau dikonversi itu adalah penerimaan PNBP dari frekuensi Kementerian Keuangan usulkan cuma 10%. Cukup tidak 10% sampai 2024? Atau di simulasinya berapa disini?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Maaf pak simulasinya rata-rata 5 tahun 28% pak, itu kalau BHP frekuensinya tidak naik,

tapikan kita tahu nanti ada 5G pasti biaya frekuensinya akan naik gitu lho. Jadi berapa persen dari biaya BHP frekuensinya ada disana 28% rata-rata dan 54% rata-rata pak.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Saya usul pimpinan! Kita kunci diangka realokasinya atau rebalancing dari PNBP frekuensi dari tahun 2020

sampai 2024 nilainya kira-kira 28%, biar enak dengarnya 30% saja. Sebagai keputusan politik kita, kan pasti sama pemerintah nilainya.

Terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Bapak, ibu kita kembali ke kesimpulan nomor 2 ya, supaya tidak terlalu berpanjang-panjang lebar. Tolong ditayangkan.

Jadi kita sepakat mau menyebutkan program dan angkanya? Ini nomor 2,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Seperti usulan pak Budi saya rasa lebih apa, lebih bagus gitu pak, jadi kita bicaranya,

rebalancing atas BHP Frekuensi rata-rata untuk lima tahun dari 2020 kurang lebih sampai dengan 30%, untuk mendanai program yang satelit ini, ini dan ini. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Itu nanti dipoin berikutnya saja pak kalau itu. Ini kan kita lagi mau menuangkan kebutuhannya di tiga program ini, bisa disebutkan ini tolong pak Menteri, tadi angkanya berapa?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Pak Pimpinan, usul saya yang tadi pakai slide yang itu jadi keseluruhan tidak satu-satu

dipecah-pecah. Slide yang tadi jadi kebutuhan untuk lima tahun pertama totalnya 23 triliun, lima tahun berikutnya 47 triliun, nah kemudian poin berikutnya pemenuhannya adalah melalui rebalancing seperti pak Budi sampaikan tadi 30% dari BHP Frekuensi.

Page 40: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

40

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Yang table tadi itu ketiganya masuk ya pak? Kalau begitu dibuat redaksi yang apa, yang lebih simple tapi itu nanti otomatis sebagai lampiran yang melekat gitu, yang tadi table tadi itu. Gitu ya pak Menteri ya? F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Baik Pimpinan! Yang itu besaran umumnya saja yang itu yang rinciannya itu dilampiran itu, itu dilampiran

yang melekat disitu. Sehingga jelas, tapi perlu ada juga ini apa kesimpulan yang sifatnya ingeneral yang mengcover semuanya, jadi yang tadi pak Menteri sudah sampaikan lima tahun pertama berapa? Terus kemudian sampai tambah lima tahun lagi itu. Dalam jangka waktu sekian total berapa yang dibutuhkan? Nanti rinciannya kan masuk di didalam lampiran itu gitu.

Jadi dibuat itu dari total-total tadi yang angka ini, tinggal pak Menteri kasih tahu saja, kasih keluaran angka-angkanya. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Gimana pak usulannya gimana coba pak?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Butir 2 Komisi I DPR mendesak Kementerian Keuangan dan Kementerian

PPN/Bappenas untuk merealisasikan komitmennya dalam mendukung …ini betul… program penyediaan satelit multifungsi … tapi tidak ada angkanya pak, nanti angkanya ada di butir d… penyediaan, penyediaan program penyediaan system satelit multifungsi. System bu penyediaan system satelit multifungsi. O kalau begitu, KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Kalau system ya termasuk satelitnya,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

O tidak berarti cuma dua, cuma a itu hilang, b menjadi a. betul, betul b dengan c menjadi

a. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

a nya dihapus.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Itu dihapus, itu menjadi a, system satelit multifungsi satelit dan hidrosegment dan

program 4000 BTS, 400 BTS. c, kebutuhan tambahan pendanaan, saya tidak tahu apa ditulis on top dana yang diusulkan sekarang, untuk lima tahun pertama sebesar 23 triliun, dan lima tahun berikutnya sebesar 47 triliun. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Kebutuhan lima tahun pertama sebesar 23 triliun,

Page 41: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

41

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Rata-rata itu 4,5 pak sampai 4,6 dan lima tahun berikutnya sebesar 47 triliun.

F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA): 2020 pak.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

2020 sampai 2024, 2025 sampai 2029.

F-PDIP (DR. ANDREAS HUGO PAREIRA): Ini itu jangka waktunya juga dimasukkan, masukkan tahunnya jadi jelas gitu.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Lima tahun berikutnya 2025 sampai 2029. Nah sekarang apakah butir d atau butir 3 solusinya? Solusinya sekarang coba kalau

diskrol kebawah dulu. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Kalau solusi mungkin lebih ke poin 3 itu pak Menteri.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Oh kalau usul saya begini, Komisi I DPR RI mendesak bla, bla, bla untuk mendesak

Kementerian Keuangan untuk melakukan realokasi PNBP yang berasal dari BHP, PNBP BHP Frekuensi sebesar 30% untuk lima tahun pertama, tahun berapa sampai tahun berapa, dan 54% dari tahun berapa sampai tahun berapa? Tahun 30% tahun 2020 sampai dengan 2024 dan 54% tahun 2025 sampai dengan 2029. Yang kita butuhkan realokasi pak. Ini maaf realokasi PNBP yang berasal dari BHP Frekuensi ya, berasal dari BHP Frekuensi. Titik setelah 2029. Itu yang kedua tahun 2025 sampai dengan 2029 bu, atasnya juga butir 2 juga 2025 sampai dengan 2029, maaf itu pak 2020 sampai 2024. F-PKS/KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Pimpinan boleh tanya? Coba kesimpulan yang nomor 2, oke ya, Komisi I DPR RI mendesak Kementerian

Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas untuk merealisasikan komitmennya dalam mendukung program menyediakan system satelit multifungsi, satelit dan grone segment, dan 4000 BTS, tiga c kebutuhan pendanaan untuk lima tahun pertama sebesar 23 triliun dari 2020 sampai 2024 dan lima tahun berikutnya sebesar 47 triliun. Ini saya tidak sepakat, ada besaran angka yang tidak melalui mekanisme pembahasan anggaran. Jadi ini nanti berbahaya ini, ini berbahaya jadi sebaiknya tidak ada angka yang dikunci tanpa proses, atau tanpa melalui proses pembahasan anggaran. Jadi saya tidak tahu tadi siapa yang usul, tapi dari pandangan saya ini melampaui kewenangan rapat pada sore dan malam hari ini, karena Menteri juga tidak pernah mengajukan angka ini, kalau mengajukan juga ada waktunya pada saat proses pembahasan anggaran, saya sih tidak sepakat dengan angka-angka ini. tapi bahwa kontennya adalah agar

Page 42: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

42

terjadi dukungan saya sepakat, terjadi dukungan, tapi kalau sudah menyebut angka saya tidak sepakat. Karena angka penggunaan apa namanya? Keuangan negara itu ada proses penyusunan pengajuan dan persetujuannya.

Gitu pimpinan terima kasih. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih Pak Ketua. Ini memberi prinsip kehati-hatian kitalah dalam menyusun kesepakatan atau kesimpulan

kita malam hari ini.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Sebentar Pimpinan, sebentar kita ini kan sebenarnya posisi penengah ya, kita saya ingin jelas makanya yang berkomitmen itu adalah Menteri Keuangan kepada program pemerintah ini. Jadi sebenarnya kita tidak perlu mendesak lagi, tapi yang dikomit itu berapa ya tidak ada salahnya disampaikan. Tidak ada salahnya bahwa nanti itu proseduralnya nanti menggunakan mekanisme Banggar ya iyalah, tidak mungkin disini direalisasi kemudian dicairkan. Itu juga ngerti semua kita, tidak perlu, tidak perlu taku-takut mau di 7000 triliun itu taruh saja disitu, memang kebutuhannya segitu kok. Apa yang ditutup-tutupi wong program rakyat kok ini, justru saya dari tadi ibu makanya ini sebenarnya clearnya sederhana bu, kami baru bisa memenuhi sekian, saya juga ingin poin dari Kementerian Keuangan, Pak Menteri Kominfo. Apakah terhadap scenario do samething ini ada juga yang bisa ditolelir oleh Kominfo? Gitu lho pak. Kalau tidak ada ini, ini pemahaman saya sebenarnya adanya harapan dari pihak yang punya program untuk bisa menggunakan dana PNBPnya, tapi bukan sebanyak seperti pak Tamliha bilang, seberapa saya hasilkan segitu juga saya transfer. Tidak. Kita tidak ada unsur-unsur memaksa, kita ibu Direktur kita ingin dengar saja bu, seberapa sih gitu lho bu. Nah sementara kebutuhannya pihak Kominfo ini sekian, sekian ya kita catatkan saja.

Tapi bukan berarti ini proses kita mengusulkan mencairkan anggaran pak Kharis, bukan, ini bukan proses pencairan anggaran atau pengusulan anggaran. Ini kan kita kan menengarai ada dua pihak yang dispiut bahwa disatu sisi ini program pemerintah, disisi lain ada pemerintah yang mempunyai kebijakan juga mengelola keuangan fiscal kita dengan kondisi a, b, c, d kan mereka juga minta ini. 52% pengurangan anggaran ya bu ya, 35% pengurangan anggaran, 60% dan seterusnya. Sebenarnya kita dari tadi mencari titik temunya, titik temunya gitu saja, saya juga kapasitas bukan menghakimi apalagi urusan meneruskan anggaran ini bukan. Tapi ketika ada komitmen, komitmen kepada mana, apa salahnya ditulis disini, tidak ada salahnya bukan prosedur kita mencairkan uang ini, gitu lho. Tapi kalau tidak ditulis ini pengalaman kita pak disini, pengalaman kami juga di Komisi VII dulu, yang ditulis saja tidak dikomit oleh negara atau pemerintah apalagi di komit, bahwa nanti ini one prestasi ya silakan pihaknya disini bukan Komisi I. Pihaknya adalah Menteri Keuangan dengan Kominfo, Komisi I pada posisi tidak ikut-ikutan pak Ketua Pak Kharis disini. Kita tidak pada posisi menyetujui atau mau apa, apalagi kata mendesak saya kira tidak perlu, nah kita kan memposisikan mengundang mitra yang bukan mitra kita ini kan untuk bu apa lho bu, pak Kennedy apa lho pak, masalahnya apa sih? Oh kata ibu ini begini lho pak, tolong do samething dulu ini kata beliau ini. Nah kata ini tidak bisa ini karena posisinya harus. Sementara ini kan itu tadi yang kita bahas.

Maka kalau memang tidak dimunculkan angkanya menurut saya minimal ini menjadi lampiran pak. Jadi tidak usah dalam kesimpulan yang menjadi utama, tapi terlampir kebutuhan anggaran biaya oleh program ini, ini, ini nah itu boleh pak.

Itu saya kira tapi kalau tidak sama sekali, ya kita juga tidak mau memberikan minimal support politik pak, tidak tahu angkanya pak. Nah ini kan bukan angkanya pak Rudiantara, inikan angka negara, angkanya pemerintah, kenapa kita harus takut-takut memang kebutuhannya segitu kok 70 triliun yang menikmati 300 ribu orang. Nah ini jadi saya kira kita harus clearkan, jadi sama sekali bukan seperti pak Tamliha sampaikan lho ibu, berapa yang mereka dapet segitunya harus di kasih tidak lho bu, ibu mau kasih dulu 5 triliun tambahannya 5 triliun sesuai cash in

Page 43: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

43

kebutuhannya program ini bu, ini program pemerintah bu. Bukan programnya sektor Kominfo ini bu.

Nah ini jadi saya kira kita jadikan lampiran saja seperti tadi permintaan pak Menkominfo juga sebenarnya itu dijadikan lampiran saja, jangan dimasukkan angka di kesimpulan didepan. F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Ya setuju pimpinan. Boleh pimpinan! Jadi yang disampaikan tadi itu maksudnya pek Ketua betul kita tidak menyetujui soal

penganggaran nilainya 23 triliun dan 47 triliun, atau mendesak, tapi kita memahami ada kebutuhan dari Kekominfo nilainya 23 triliun dan 47 triliun, bukan soal menyetujui. Nah yang menjadi topik kita adalah Kemenkeu bersedia usulannya menambahkan realokasi BHP Frekuensi 10%, pak Menteri usul dalam 2020 sampai 2024 nilainya 30%. Karena itu kewenangannya pasti ada di Ibu Menteri Keuangan, itu yang kita desakan bisa tidak normanya dari usulan 10% jadi menjadi 30%.

Begitu Pimpinan jadi kalau soal angka itu kita mendengarkan bukan menyetujui.

F-PKS/KETUA KOMISI I DPR RI (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Usul, oke untuk mengambil jalan tengah angka itu muncul tidak apa-apa tapi mungkin

dalam kalimat c itu ditambahkan dengan bahwa proses untuk merealisasikan angka ini akan mengikuti mekanisme anggaran. Ya, oke ya, jadi kita kunci disitu untuk kehati-hatian kita bahwa memang tidak sedang dalam rangka ini, jadi ditambahkan yang proses realisasinya mengikuti proses anggaran. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Mekanisme penganggaran ya, mekanisme penganggaran, pembahasan anggaran. Oke gini ya pak Menteri?

Yang 2 setuju kita ketok ya?

(Rapat: setuju) Oke. Yang poin tiga.

3. Komisi I DPR RI mendesak,

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Pak, pak tolong yang tadi yang berk sampai berapa tahun itu pak, masuk lampiran, karena biar jelas itu pak. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Nanti dilampirkan ya! yang tadi yang table-tabel dilampirkan melekat ke kesimpulan ini. Yang ketiga; Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Keuangan untuk melakukan merealokasi BNPB yang berasal darai BHP Frekuensi radio sebesar 30% untuk lima tahun pertama dan sebesar 54% untuk lima tahun kedua.

F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA): Ketua!

Page 44: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

44

Ketua sebentar, karena ini tadi usulan pak Effendi saya pikir betul juga dan tadi pak Menteri juga sudah menyampaikan, ada catatan juga langsung di poin ke 2 itu bahwa mengenai anggaran diatas itu dilampirkan langsung gitu. Ada lampiran yang melekat dengan itu, gitu ditulis disitu gitu, di poin d lah dipoin d, poin d.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Ini saja, d lampiran atau begini proyeksi keuangan tahun 2020 sampai dengan 2029

terlampir. Gitu saja pak. Karenakan ini yang akan dijadikan lampiran kan pak. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Iya satu lembar itu saja pak, ya penyediaan system tadi apa, system satelit multifungsi, sebagaimana terlampir.

Oke setuju ya tambahan.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Pak sebentar pak, itu bukan hanya yang d, bukan hanya satelit multifungsi, jadi proyeksi

keuangan penyediaan butir a, b, c. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ya dah gitu, a dan b berarti, a dan b, tidak c, c itu bukan penyediaan itu, bukan program, a dan b butir a dan b diatas tahunnya dihilangkan itu kata-kata tahun itu dihilangkan. Dihilangkan, hilangkan.

Oke ya tambahan setuju ya?

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS (IR. KENNEDY SIMANJUNTAK, MA.):

Dari Kementerian Keuangan?

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Bu Keuangan silakan.

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS (IR. KENNEDY SIMANJUNTAK, MA.):

Ini lagi hitung ini, hitung di bab pembandingan.

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Tiga kan kita mendesak Menteri Keuangan, jadi ibu terima saja, kita mendesak lhi bu, nanti jadinya gimana pak Menteri dan Pak Menteri Keuanganlah, Ibu Menterilah yang ngatur, jadinya 15, jadinya 25, Menteri Keuangan iya betul. Setuju.

Page 45: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

45

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Baik bapak, nanti akan kami sampaikan kepada Ibu, bapak karena amanatnya memang sepakat namun belum memberikan angka sepanjang angkanya nanti disampaikan secara tertulis. Terima kasih bapak. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Kita setuju ya bapak ibu?

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Sebentar! Mendesak Menteri Keuangan RI pak, bukan kementeriannya, harus subyeknya pak, iya

kita kan rapat dengan menterinya. Menteri keuangan RI nanti menteri keuangan bank Bangladesh lagi nanti. Tidak ada hubungannya dengan kita. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Bapak, ibu tadi yang poin d kita sepakati ya?

(RAPAT: SETUJU) Yang poin tiga. Pak Menteri sudah sesuai ini? Ibu? Kalau keuangan kan sebenarnya komit, tadi

usulannya kan sampai 10% ya bu? Ya jadi kalau hitung-hitungannya sampai 30% nanti tinggal keuangan yang coba untuk merumuskan besaran ini.

Jadi bisa disepakati nomor 3? Bu Ari? Tegang banget bu Ari. Bisa rekomendasi ibu sendiri ini cuma angkanya saja

yang lebih besar.

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Izin bapak ini barusan saja dapat kabar melalui beliau, memang bu Menteri sebenarnya

seperti kami sampaikan tadi, sangat mendukung namun memang beliau tidak/belum merekomendasikan untuk angka bapak. Tetapi nanti akan secara detail dengan pak Menteri akan kita finalkan untuk detail lebih lanjut bapak, antar pemerintah. Demikian yang diusulkan oleh bu Menteri bapak, terima kasih.

F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Yang mana ini, angka yang mana ini bu?

DIREKTUR PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI (ARI WAHYUNI, S.H., M.P.M.):

Angka yang nomor c bapak.

Page 46: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

46

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Ini sudah kita ketok tadi. iya. Sekarang kita poin 3 bu, kita bahas perubahan prosentase untuk rebalancing BNPB

Frekuensi. Apakah draf itu bisa disetujui? Kalau secara angka sebenarnya tinggal nanti Kementerian Keuangan yang merumuskan

karena kan secara policy sebenarnya setuju, secara policynya untuk menaikkan BHP. Gimana?

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Bapak Pimpinan. Setahu saya biar bagaimanapun disini dituliskan mendesak tetapi keputusannya tetap di

pemerintah kan? Menteri Keuangan dalam hal ini betul tidak? KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Iya. Iya.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.): Tapi posisi politiknya seperti itu pak, ya itu punya kekuatan konstitusional pak pada

posisinya ya bu ya? Itu bapak barusan mendapat telpon dari Bu Menteri Bu? Tadi katanya tanya bapak, pak siapa namanya pak? Iya, KEPALA STAF KEMENKEU (WEMBE):

Nama saya Wembe pak, saya kepala staf bu Menkeu saya datang kesini memang mendampingi teman-teman dari Bu Ari dan teman-teman DJA, dan kami memang merapat seperti kemarin, kami tidak mendapatkan mandate untuk menyetujui angka dalam rapat kerja hari ini.

F-PDIP (DR. EFFENDI MS SIMBOLON, MIPOL.):

Ya tapi penting angka yang disepakati disini itu disampaikan, ya iya, ada

konsekuensinya juga, kita tahu tidaknya ini program, programnya pak Jokowi ini, biar kita tahu juga, mendukung apa tidak ini uangnya kan bukan dari mana-mana ini, dari dirinya sendiri kok. Ya jadi jangan tadi soal ibu Ari bilang ini barusan saja mendapat kabar dari Bu Menkeu berarti bu Menkeu sampaikan ke saudara dong? KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Begini bu ini, ini kesimpulan ini enggak nggak yang nomor 3 inilah, kita sekarang mau menyetujui yang nomor tiga ini. Jadi secara prinsip policynya kan sebenarnya keuangan setuju, dari 4 ke 10 bahkan mungkin kalaupun naik juga saya kira memang kewenangannya keuangan itu. Nah tapi kemudian kita rapat sampai mala mini, itu kan punya politikel will, punya apirmatife action bahwa kebutuhan pemenuhan tadi itu proyeksi angkanya itu 30% untuk lima tahun pertama, yang kedua 54% seperti tadi yang disampaikan oleh Kominfo.

Jadi ini, ini kita mau ambil keputusan politik bu, bahwa kemudian realisasinya ibu akan komunikasi lagi dengan Kementerian Keuangan dengan Kominfo ya pasti terjadi itu. Cuma ini akan menjadi kesepakatan politik kita, kesimpulan ini akan menjadi istilahnya apa? Bensmark bahwa ada yang harus dituju itu ada, bukan sekedar silakan ngomong terus nanti terserah hasilnya, apa gunanya kita sampai bahas semalam ini gitu.

Page 47: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

47

Jadi ini keputusan yang nomor 3 ini adalah keputusan politik antara kita dirapat di komisi I ini, sehingga ini yang arahnya kesana. Nanti pembicaraannya bagaimana Menteri Keuangan, Menkominfo itu tentu pasti ada tindaklanjutnya.

Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU) Yang terakhir. 4. Komisi I DPR RI mendesak Kominfo dan Kementerian PPN/Bappenas untuk

membuat kebijakan dan grand desaign secara komprehensif terkait pembangunan teknologi informasi dan komunikasi termasuk penyediaan satelit multifungsi dan BTS sehingga tercipta kesinambungan program.

Pak Menteri setuju ya? Bu? Bappenas?

F-PD (KRMT ROY SURYO NOTODIPRODJO):

Tidak perlu pimpinan, kan sudah ada di ini kalau keuangannya disetujui yang ini pasti setujulah. KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Oke dihapus ya? Jadi nomor 4 dihapus.

(Rapat: setuju)

Kesimpulan sudah kita sepakati bersama bapak, ibu semua sebelum saya tutup ada klousing statement dari pak Menteri saya persilakan.

Bapak pimpinan Komisi I DPR RI, Bapak-bapak sekalian serta Rekan-rekan dari pemerintah

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (RUDIANTARA S.STAT. MBA.):

Saya ucapkan terima kasih, dan ini sebetulnya kembali merupakan pegangan bagi kita

untuk berbuat sesuatu yang tidak biasa. Untuk apa? Untuk menyediakan infrastruktur ICT bagi negara kita, bahwa ini adalah political will, menjadi pegangan kita nanti saya juga akan koordinasikan juga dengan ibu Menteri Keuangan untuk pelaksanaannya.

Terima kasih banyak pada semuanya yang hadir sampai jam 21.00 lebih waktu jam didepan.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Page 48: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …...Informatika Republik Indonesia , Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. 3. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemente rian Komunikasi dan

48

KETUA RAPAT (H.A. HANAFI RAIS, S.I.P., M.P.P.):

Terima kasih bapak, ibu semua rapat saya tutup alhamdulillahirabil’alamiin.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 21.08 WIB)

Jakarta, 16 September 2019 a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT,

SUPRIHARTINI, S.I.P., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001