DETERMINAN PERMINTAAN KOMODITAS KACANG TANAH DI DESA LATELLANG KECAMATAN PATIMPENG KABUPATEN BONE
NURMANSYAH 105960195615
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
2
DETERMINAN PERMINTAAN KOMODITAS KACANG TANAH DI DESA LATELLANG KECAMATAN PATIMPENG KABUPATEN BONE
NURMANSYAH 105960195615
SKRI[PSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
3
4
5
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb Rodiitu Billahi Robban Wabil Islami diina, Wabimuhammadin Nabiya
Warashula. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, sebagai bentuk
manifestasi keimanan seorang hamba kepada penciptanya. Dialah yang telah
menggenggam alam semesta seluruh makhluk dipermukaan bumi, yang
memberikan kesehatan, keselamatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Determinan Permintaan
Komoditas Kacang Tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten
Bone”. Salawat serta Salam tak lupa pula penulis peruntukkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang mampu
merombak peradaban yang biadab menuju peradaban yang beradab. Karya Tulis
Ilmiah ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana
Pertanian pada program studi S1 Agrribisnis Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis ayahanda tercinta Abd. Majid dan ibunda tercinta
Nurjannah yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil serta
senantiasa memberikan dukungan, motivasi, semangat, kasih sayang, perhatian,
dan tak pernah putus dalam mendoakan kesuksesan penulis. Kakakku
Nurmayanti dan Adik-adikku Nuramelia, Muh. Yahya, Surahman, Muh. Taufik
dan Nurul Mutmainnah yang terus memberikan dukungan dan semangat hingga
akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan
dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut
6
ilmu, semoga yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
ini, tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai yang
berkontribusi di dalamnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai
pihak tersebut, diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Ir. H. Saleh Molla M.M, selaku Penasihat Akademik penulis.
5. Bapak Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P selaku Pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing serta
mengarahkan penulis, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
6. Ibu Rahmawati, S.P., M.P selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya dan membantu selama dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini hingga seminar hasil.
7. Bapak/Ibu Dosen dan asisten Dosen Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dalam menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti masa perkuliahan.
7
8. Terima kasih kepada pihak pemerintah Kabupaten Bone khususnya Pak
Bupati beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
9. Terima kasih kepada rekan-rekan Mahasiswa Agribisnis serta sahabat-
sahabat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Akhirnya sungguh penulis dapat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran
dan kritikannya demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Mudah-mudahan
Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat kepada semua pihak
utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamu Alaikum Wr.Wb Makassar, Januari 2020
Nurmansyah
8
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman palawija merupakan bagian dari sub sektor tanaman pangan, salah
satu tanaman palawija yang telah lama dikenal oleh petani Indonesia adalah
kacang tanah (Arachis hypogaea). Kacang tanah merupakan salah satu komoditas
tanaman pangan yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari
nilai ekonomisnya yang tinggi maupun kandungan gizinya. Kacang tanah
merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola
menu makanan masyarakat. Selain itu kacang tanah juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri pengolahan pangan.
Kacang tanah merupakan salah satu bahan pangan komoditi pertanian
sebagai sumber protein nabati yang mempunyai kandungan protein yang relatif
tinggi. Kacang tanah juga memegang peranan penting sebagai pemenuh
kebutuhan kacang-kacangan yang biasa digunakan untuk bahan pangan, pakan
dan bahan baku industri. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
masyarakat dan makanan di Indonesia, (Lisdayanti. 2017).
Kacang tanah menjadi salah satu sumber gizi bagi masyarakat karena
mengandung sumber protein nabati. Kacang tanah dikonsumsi rumah tangga baik
berupa kacang tanah dengan kulit maupun tanpa kulit. Industri makanan
membutuhkan kacang tanah untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan.
Kebutuhan dan permintaan kacang tanah dari sektor industri makanan olahan
9
memacu peningkatan pendapatan petani di berbagai daerah. Makanan olahan
dengan bahan baku kacang tanah mengalami permintaan yang semakin
meningkat.
Produksi kacang tanah dalam negeri selama tiga dekade terakhir
menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun produksi tersebut belum bisa
memenuhi permintaan yang semakin meningkat, sehingga jumlah impor kacang
tanah pun meningkat tajam. Berdasarkan data FAO pada tahun 20092013
Indonesia menjadi negara importir nomor dua dunia yang mengimpor kacang
tanah dengan rata-rata sebesar 137,17 ribu ton (Anonim,2016).
Kacang tanah sebagai tanaman budidaya, terutama bijinya yang kaya protein
dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya) atau
digoreng. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak
masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Di dalam biji kacang tanah banyak
mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Kacang tanah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan manusia, sebagai bahan makanan ternak sebagai bahan
minyak goreng dan sebagai bahan perdagangan (AAK cit. Nesi, 2009).
Permintaan kacang tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat harga
kacang tanah di pasaran, selain itu permintaan kacang tanah juga dipengaruhi
oleh selera atau citarasa masyarakat yang menyangkut kualitas kacang tanah itu
sendiri. Kualitas dari kacang tanah itu dilihat dari bentuk atau besar kecilnya
ukuran yang ada pada kacang tanah itu sendiri ataupun dapat berupa kondisi
kacang tanah yang sudah diolah (makanan ringan) atau belum. Hal ini secara
10
tidak langsung akan mempengaruhi permintaan kacang tanah itu sendiri
(Fransiskus dan Agustinus,2015)
Kabupaten Bone mempunyai ketergantungan yang besar pada Sektor
Pertanian, yaitu sebesar 49,13 persen di samping sektor-sektor perekonomian
lainnya. Secara umum perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi sektor
pertanian, khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan, selanjutnya sub
sektor perkebunan, sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan. luas panen
tanaman padi di Kabupaten Bone akhir tahun 2015 sebesar 155.931 ha sedangkan
produksinya tercatat 885.654 ton gabah kering giling atau rata-rata produksinya
5,68 ton/ha, tanaman jagung 38.730 ha dan produksi mencapai 209.963 ton atau
rata-rata 5,42 ton/ha, ubi kayu 735 ha dan produksi mencapai
7.069 ton, ubi jalar 663 ha dan produksi mencapai 5.439 ton, kacang tanah
11.806 ha dan produksi 20.254, kedelai 17.590 ha dan produksi 32.616 ton dan
kacang hijau 4.051 ha dengan produksi 5.580 ton. (BPS, 2018).
Kabupaten Bone, khususnya di Kecamatan Patimpeng Terdapat banyak
komoditi hasil bumi yang tersedia dalam jumlah cukup banyak, salah satunya
kacang tanah. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas pangan sumber
protein dan minyak nabati yang bernilai ekonomi tinggi. Hasil rata rata produksi
kacang tanah di Kecamatan Patimpeng masih relatif rendah. Rendahnya produksi
salah satunya diduga disebabkan karena masalah musim dan kebutuhan, dimana
masyarakat lebih memilih menanam padi karena memang di sana sumber
penghidupan terletak pada pertanian padi sedangkan Kacang Tanah hanya di
tanam pada musim tertentu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
11
penelitian yang berjudul “ Determinan Permintaan Komoditas Kacang Tanah di
Desa Latellang Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat dikemukakan
:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan komoditas kacang
tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone?
2. Bagaimana upaya untuk mengetahui tingkat elastisitas komoditas kacang
tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone?
1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini di Desa Latellang Kecamatan
Patimpeng Kabupaten Bone adalah untuk mengetahui :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kacang tanah terhadap
perubahan harga kacang tanah, harga jagung, pendapatan dan tanggungan
keluarga.
2. Tingkat elastisitas permintaan kacang tanah terhadap perubahan harga
kacang tanah, harga jagung, pendapatan dan tanggungan keluarga.
3. Sifat permintaan kacang tanah akibat peruhahan harga jagung dan
pendapatan terhadap konsumsi kacang tanah.
Adapun kegunaan penelitian pada penelitian ini adalah :
12
1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai referensi untuk peneliti
selanjutnya, utamanya yang berkaitan terhadap tanaman Holtikultura Khususnya
Kacang Tanah
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan solusi dan pengetahuan tambahan
terhadap kegiatan pertanian Khususnya Kacang Tanah.
3. Bagi Pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
bagi pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian khususnya kacang
tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)
Kacang tanah dalam bahasa Inggris disebut Groundnut atau Peanut,
sedangkan di Indonesia dikenal juga dengan istilah kacang brundul atau kacang
brol (Jawa) karena letaknya dalam tanah dan pemanenan dilakukan dengan
mencabut tanaman beserta polongnya. Tanaman kacang tanah berasal dari benua
Amerika, tepatnya di Brasilia (Amerika Serikat). (Mashudi, 2007).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara ekonomi merupakan tanaman
kacang- kacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, sehingga
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan
peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan
langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng atau direbus, dan sebagai
bahan baku industri seperti keju, sabun dan minyak, serta brangkasannya untuk
pakan ternak dan pupuk (Marzuki, 2007).
Pada tahun 1950, Indonesia mulai memperkenalkan empat varietas yang
tanah terhadap penyakit layu. Keempat varietas tersebut adalah varietas Gajah,
varietas Macan, varietas Kidang dan varietas Banteng. Varietas Gajah, Macan
dan Banteng lebih disenangi karena bijinya berukuran sedang dan memiliki
warna kulit biji yang menarik yaitu ros. Varietas Kidang memiliki kandungan
lemak yang tinggi sehingga sesuai bagi keperluan industri minyak goreng. Pada
tahun 1983, melalui Badan Benih Nasional dilepas lima varietas unggul baru
yaitu varietas Rusa, Varietas Anoa, varietas Tapir, varietas Tupai dan varietas
14
Pelanduk. Kemudian pada tahun 1987, dilepas lagi satu varietas yaitu varietas
Kelinci dengan potensi hasil 2,3 ton/ha. (Fachruddin, 2000).
Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan
dan memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh tanaman kacang
tanah tersebut. Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah
memerlukan persyaratan tumbuh tertentu. Persyaratan ini meliputi faktor kondisi
tanah, pada tanah subur benih kacang ditanam dengan jarak 40 cm x 15 cm atau
30 cm x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dapat diatur lebih
rapat yaitu 40 cm x 10 cm atau 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara
ditugal sedalam 3 cm. Tiap lubang diisi dengan 1 butir benih kacang kemudian
ditutup dengan tanah. Setelah penanaman, maka hal yang selanjutnya dilakukan
adalah pemeliharaan. Pemeliharaan kacang tanah meliputi : pengairan,
pemupukan, penyiangan, penggemburan dan panen. Kacang tanah yang siap
panen yaitu ditandai dengan daunnya mulai menguning dan rontok. Penentuan
waktu panen disesuaikan pula dengan jenis atau varietas yang ditanam. Polong
yang sudah tua memiliki kulit yang keras dengan biji yang bernas dan kulit biji
yang tipis. Panen kacang tanah umumnya dilakukan secara manual yaitu dengan
mencabut tanaman. (Fachruddin, 2000).
Kacang tanah termasuk tanaman palawija yang berumur pendek, jadi
tanaman ini tergolong tanaman yang cepat menghasilkan. Cara pemeliharaannya
mudah dilakukan dan buah kacang tanah merupakan makanan sehat, karena
mengandung protein nabati sebanyak 17,2% - 28,8% dan lemak antara 44,2% -
56% yang dibutuhkan manusia. Selain itu rasa kacang tanah pun enak dan gurih.
15
Penggunaan kacang tanah sangat beragam mulai dari Industri Rumah Tangga
hingga Industri Pangan Modern. Kacang tanah memiliki beberapa kegunaan
diantaranya sebagi makanan manusia, minyak goreng, makanan ternak (daun dan
bungkil), dan bahan perdagangan.
(Mashudi, 2007).
2.2 Jenis dan Varietas Kacang Tanah
Kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia digolongkan atas tiga
golongan, berdasarkan tipe pertumbuhan, umur tanaman dan pola percabangan.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dibedakan menjadi dua
yaitu tipe tegak dan juga tipe menjalar. Tipe Tegak (Bruch Type) pada umumnya
lurus atau sedikit miring ke atas. Masyarakat lebih menyukai kacang tanah
dengan tipe tegak, karena umurnya lebih genjah (kira-kira 100-120 hari),
pengambilan hasilnyapun lebih mudah dilakukan. Karena buah kacang tanah tipe
tegak ini hanya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, maka buah kacang
(polong) ini dapat masak secara serempak (Mashudi, 2007). Tipe Menjalar (
Runner Type) kacang tanah tipe ini tumbuh ke samping, hanya bagian ujung
cabangnya yang mengarah keatas. Batang utama dari kacang tanah yang bertipe
menjalar ini lebih panjang dari pada batang utama kacang tanah tipe tegak.
Buahnya muncul pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah, karena itu proses
penuaan tidak dapat bersamaan. Jenis kacang tanah ini tidak banyak disukai oleh
masyarakat, sebab umumnya umur tanaman tipe ini mencapai 5-6 bulan
(Mashudi, 2007).
16
Berdasarkan umurnya, jenis tanaman kacang tanah dibedakan menjadi dua
golongan yaitu kacang tanah dengan umur panjang (6-7 bulan) yang mempunyai
biji 3-4 dalam setiap buahnya (Trustinah, 2012). Dan berumur pendek (genjah)
dengan umur 3-4 bulan) yang disukai para petani karena umurnya yang pendek.
Kacang tanah genjah ini memiliki tiga golongan yaitu
a) Jenis kacang tanah yang mempunyai kulit ari merah muda. Jenis ini
biasanya buahnya besar-besar, bijinya antara 1-2 butir. Hasilnya memuaskan
karena itu banyak disukai banyak orang b) Kacang tanah yang mempunyai kulit
ari merah muda. Buah kacang tanah jenis ini besar, berbiji antara 1-3 butir.
Kacang tanah golongan ini kurang disukai, karena hasilnya kurang memuaskan.
c) Jenis kacang tanah yang mempunyai kulit ari merah jambu. Pada umumnya
kacang tanah jenis ini mempunyai cirri-ciri buahnya kecil, buah berbiji 1 butir,
enak rasanya dan hasilnya tidak begitu banyak (Mashudi, 2007).
Berdasarkan pola percabangan kacang tanah (ada tidaknya buku subur pada
batang utama dan susunan buku subur pada cabang lateral) dibedakan menjadi
dua tipe yaitu Spanis Valencia dan Virginia. a) Tipe Spanis memiliki karakteristik
dengan dua biji/polong, sedikit berparuh, polong sedikit berpinggang dan retikula
agak halus, umur lebih genjah, pola percabangan sequential dan pertumbuhan
tegak. b) Tipe Valencia memiliki karakteristik dengan tiga biji/polong atau lebih,
polong sedikit berpinggang dan retikula agak halus, pola percabangan sequential
dan tipe pertumbuhan tegak. c) Tipe Viginia memiliki karakteristik dengan dua
biji/polong, ukuran polong dan biji tergolong besar, polong agak berparuh,
sedikit agak berpinggang, retikula agak halus-sedikit kasar, pola percabangn
17
alternate dan tipe pertumbuhan prostrate hingga tegak (Kasno & Harnomo, 2014)
Varietas menurut kamus besar bahasa indonesia adalah kelompok tanaman
(seperti perdu) dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat dibedakan dari
kelompok lain (KBBI, 2017). Varietas unggul berasal dari varietas liar, varieas
lokal, varietas introduksi, galur homosigot, mutan atau genus-genus yang sama
dan mempunyai potensi hasil tinggi serta sesuai dengan target pemuliaan yang
diinginkan. Demi menghasilkan varietas unggul dengan sifat yang diinginkan
(umur pendek, hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit) haruslah
menempuh prosedur pemuliaan yang sistematis (Suhartina, 2005).
Varietas unggul berarti memiliki keriteria yang didinginkan guna
meningkatkan produktifitas duatu tanaman tertentu. Pada kacang tanah tidak
dipungkiri varietas unggul sangat erat kaitannya dengan ketahanan akan penyakit
dan hama. Penyakit kacang tanah dapat disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
Dilaporkan penyakit daun pada kacang tanah dapat mengakibatkan kehilangan
hasil lebih dari 50% penyakit tersebut bercak daun awal, bercak daun lambat dan
karat, penyakit lainnya yang juga diangap penting dalam pertumbuhan kacang
tanah adalah layu bakteri, busuk leher akar serta penyakit yang disebabkan virus
dan jamur (Hardaningsi, S., & Sumartini, 2015).
Kacang tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari setiap
varietasnya, banyak perbedaan dari setiap varietas. Baik dari warna batang,
warna daun, warna bunga, warna gimnofor, warna biji hingga bentuk tanaman.
Kebutuhan akan pemakaian kacang tanah mempunyai perbedaan, untuk
pasokan industry kacang garing, biasanya digunakan varietas berbiji dua. Untuk
18
keperluan lain bias dipilih kacang tanah biji tiga atau 4 (Balitkabi, 2008).
Sedangkan varietas unggul kacang tanah yang memiliki biji (polong) dua salah
satu contohnya adalah varietas jerapah, kancil, bisan, dan tuban. Untuk varietas
unggul kacang tanah yang memiliki biji (polong) lebih dari dua ( tiga atau empat)
salah satu contohnya adalah turangga, domba, kelinci, dan singa.
a. Varietas Singa
Varietas ini dilepas oleh badan penelitian dan kacang-kacangan pada 4
November tahun 1998 dengan SK. Mentan 876/Kpts/TP. 240/11/98.
Dengan asal seleksi massa + dari varietas local peru, mempunyai daya hasil
1,0-4,5 t/ha polong kecil dan hasil rata-rata 2,60 t/ha polong kering.
Karakteristik dari varietas Singa ini ada pada varietas ini memiliki warna batang
hijau, warna daun hijau, warna bunga kuning. Warna ginofor hijau, warna biji
rose (merah muda) dengan bentuk polong tidak berpinggang dengan lukisan
jaringan kulit nampak jelas. Sedangkan bentuk bijinya persegi, berjumlah 3-4 biji
setiap polongnya (Balittan. 2016).
b. Varietas Hypoma I
Varietas ini dilepas oleh badan penelitian dan kacang-kacangan pada 28
Maret tahun 2012 dengan SK. Mentan 1107/Kpts/TP/SR.120/3/92012.
Dengan asal hasil silang tunggal local Lamongan dengan local Tuban,
mempunyai daya hasil 3,7 t/ha dan hasil rata-rata 2,3 t/ha polong kering.
Karakteristik dari varietas hypoma I ini ada pada varietas ini memiliki warna
batang ungu kehijauan, warna daun hijau, warna bunga dibagian pusat bendera
19
kuning muda dan matahari ungu kemerahan. Warna ginofor ungu, warna biji rose
(merah muda) dengan bentuk polong bulat agak berpinggang.
2.3 Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman yang sangat sering dijumpai di Indonesia. Hal
ini dikarenakan tanaman jagung mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah
subtropik ataupun tropik. Jagung memiliki potensial besar sebagai komoditas
unggulan tanaman pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan
penganekaragaman (deservikasi) makanan bergizi bagi penduduk. Permintaan
konsumen terhadap jagung semakin lama semakin meningkat dari tahun ke
tahun, karena merupakan peluang bisnis yang menguntungkan.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesiakan dalam 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua merupakan tahap generatif.
Penduduk dibeberapa Daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohydrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena). Dan bahan baku industry (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural jagung yang telah direkayasa
genetika jagng sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
20
2.4 Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan menerangkan tentang ciri
hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Dalam menganalisa permintaan
perlu dibedakan antara permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan
menggambarkan keadaan keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah
permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan banyaknya
permintaan pada tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah permintaan dan
harga ini menimbulkan adanyanya hukum permintaan. Hukum permintaan pada
hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin rendah
harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang tersebut,
begitupun sebaliknya. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga
dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 kurva permintaan
Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya pendapatan
konsumen dan meratanya pendapatan bisa menyebabkan meningkatnya
21
permintaan. Dengan demikian, kurva permintaan barang yang arahnya negatif
ini akan bergeser ke kanan, dengan syarat ceteris paribus. Sebaliknya untuk
barang inferior, bertambahnya pendapatan justru mengakibatkan berkurangnya
permintaan. Ini berarti dengan naiknya pendapatan, kuva permintaan akan
bergeser ke kiri, ceteris paribus. Untuk barang netral, bertambah atau
berkurangnya pendapatan tidak akan mempengaruhi fungsi permintaan. Barang-
Barang normal, seperti kacang kedelai, pakaian, dan sebagainya, selalu
mengikuti hukum permintaan yang menyatakan bahwa makin tinggi harga, makin
berkurang permintaan, atau sebaliknya. Sedangkan pada barang netral, seperti
garam, tinggi rendahnya harga tidak akan (sedikit sekali) mempengaruhi
fluktuasi. Sebab, walaupun harga garam turun, orang tidak akan menambah
konsumsi garam. Begitu juga sebaliknya bila harga garam naik, konsumen tidak
bisa mengurangi kebutuhannya akan garam, kecuali bagi konsumen yang
mengalami penyakit tertentu. (Daniel, M., 2001)
Menurut Sukirno (2003) ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan, yaitu :
1. Harga kacang tanah
Harga kacang tanah di Desa latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten
Bone. Harga per kilo kacang tanah sebesar 22-25 ribu/Kg. hal ini membuktikan
bahwa harga kacang tanah di desa latellang cukup mempengaruhi permintaan
bagi konsumen adalah tanaman polong-polongan atau legume anggota suku
Fabaceae yang dibudidayakan serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting
setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua amerika ini
22
tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dengan daun-daun kecil tersusun
majemuk.
2. Harga barang lain yang berkaitan (Harga Jagung)
Barang komplementer (barang yang saling melengkapi), yaitu barang yang
dikonsumsi bersama-sama atau berpasangan. Kenaikan atau penurunan
permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang
yang dilengkapinya. Jika permintaan barang yang dilengkapi naik, maka
permintaan barang pelengkap juga naik. Dalam penelitian ini, sebagai contoh
barang pelengkap yaitu jagung dan kacang tanah. jika permintaan kacang tanah
meningkat, maka permintaan terhadap jagung akan menurun, begitupun
sebaliknya, jika permintaan jagung meningkat maka permintaan kacang tanah
menurun.
Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan atas hasil
produksi pertanian yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan perubahan perilaku
konsumen. Disamping itu adanya kenaikan jumlah pendapatan mengakibatkan
konsumen cenderung untuk meningkatkan pola konsumsinya. Faktor lain yang
menentukan bertambahnya jumlah permintaan adalah harga dari komoditas
pertanian tersebut serta harga barang substitusi dan harga barang komplementer.
3. Pendapatan
Perubahan dalam pendapatan selalu menimbulkan perubahan atas permintaan
berbagai jenis barang. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang akan berlaku
apabila pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
23
a) Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan dalam permintaan
sebagai akibat dai kenaikan pendapatan. Kebanyakan barang yang ada dalam
masyarakat termasuk dalam holongan ini. Ada dua faktor yang menyebabkan
barang-barang seperti itu, permintaannya akan mengalami kenaikan jika
pendapatan konsumen bertambah, yaitu : pertambahan pendapatan menambah
kemampuan untuk membeli lebih banyak barang-barang, dan konsumen dapat
menukar konsumsinya dari barang yang kurang baik mutunya ke barang-barang
yang lebih baik.
b) Barang inferior, yaitu barang yang banyak diminta oleh masyarakat yang
berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah, maka permintaan
barangbarang inferior berkurang. Konsumen yang mengalami kenaikan
pendapatan akan mengurangi pengeluarannya untuk barang-barang inferior dan
menggantinya dengan barangbarang yang lebih baik mutunya.
4. Jumlah penduduk
Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan
bertambahnya permintaan. Akan tetapi biasanya pertambahan penduduk akan
diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih
banyak orang yang menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli
masyarakat. Penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.
5. Selera konsumen
Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin banyak
barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan dalam indeks preferensi
24
konsumen. Indeks ini dapat diperbaharui setiap saat dengan dasar survei
mengenai tingkah laku konsumen terhadap barang yang bersangkutan.
6. Ramalan mengenai masa datang perubahan-perubahan yang diramalkan
mengenai keadaan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan.
Ramalan konsumen bahwa hargaharga akan menjadi bertambah tinggi di msa
datang akan mendorong untuk lebih banyak membeli di masa sekarang. Hal ini
dimaksudkan untuk menghemat di masa mendatang.
2.5 Fungsi Produksi COBB-DOUGLAS dan Elastisitas Permintaan
a. Fungsi Produksi COBB-DOUGLAS
Fungsi produksi Cobb-Douglas (Cobb-Douglas production function) ini
sering disebut sebagai fungsi produksi eksponensial. Fungsi produksi ini berbeda
satu dengan yang lain, tergantung pada ciri data yang ada dan digunakan. Fungsi
produksi eksponensial atau Cobb-Douglas ini sudah banyak digunakan dalam
studistudi tentang fungsi permintaan secara empiris, terutama sejak Charles
W.Cobb dan Paul H.Douglas memulai menggunakannya pada akhir 1920. Fungsi
atau persamaan ini melibatkan dua variabel atau lebih, yang mana variabel yang
satu disebut sebagai variabel dependen atau yang dijelaskan (dependent variable),
dan yang lain disebut sebagai variabel independen atau yang menjelaskan
(independent variable). Penggunaan bentuk fungsi ini sudah sangat populer
dalam penelitian empiris. Keuntungan menggunakan fungsi ini adalah hasil
pendugaan garis melalui fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang
sekaligus namun demikian, penggunaan fungsi produksi Cobb-Douglas masih
harus memerlukan berbagai
25
asumsi, antara lain :
a. Sampel yang digunakan secara acak
b. Terjadi persaingan sempurna diantara masing-masing sampel, sehingga
masingmasing dari mereka bertindak sebagai price taker, yang mana baik Y
maupun X diperoleh secara bersaing pada harga yang bervariasi.
c. Teknologi diasumsikan netral, artinya bahwa intercept boleh berbeda,
tetapi slope garis penduga Cobb-Douglas dianggap sama karena menyebabkan
kenaikan output yang diperoleh dengan tidak merubah faktor-faktor permintaan
kacang tanah yang digunakan.
d. Fungsi Cobb-Douglas lebih mudah diselesaikan dengan fungsi logaritma,
maka tidak boleh terjadi adanya pengamatan atau perolehan data yang bernilai
nol.
e. Karena merupakan fungsi linier dalam logaritma, maka pendugaan
parameter yang dilakukan harus menggunakan penaksiran Ordinary Least Square
(OLS) yang memenuhi persyaratan BLUE (Beast Linear Unbiassed Estimators).
Secara matematis, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai berikut :
Y = α Tx1 TKx2 Kx3
……………………………..…(2.3.3.1)
Dimana :
Y = output
T,Tk,K = Determinaan permintaan komoditas kacang tanah
X1, X2, X3, X4 = pengaruh setiap variabel. Kemudahan dalam estimasi atau pendugaan terhadap persamaan diatas dapat
dilakukan dengan mengubah bentuk linier berganda dengan cara menjadikan
26
bentuk linier berganda dengan cara menjadikan bentuk logaritma, sehingga
diperoleh persamaan sebagsai berikut :
Log Y = logα + X1 log T + X2 log TK + X3 log K...........(2.3.3.2)
Interpretasi terhadap parameter-parameter persamaan di atas dapat artikan
sebagai berikut :
a. α menunjukkan tingkat efisiensi proses produksi secara keseluruhan.
Semakin besar α maka semakin efisien organisasi produksi,
b. Parameter X mengukur elastisitas produksi untuk masing-masing faktor
produksi,
c. Jumlah X menunjukkan tingkat skala hasil
d. Parameter X dapat digunakan untuk mengukur intensitas penggunaan
faktor produksi.
Cobb-Douglass menjelaskan hubungan antara (Y) dengan determinan
permintaan (X). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara Y dan X menggunakan fungsi persamaan Cobb-Douglass yang
telah di trasformasikan ke dalam bentuk linier logaritmatik dimana variabel yang
dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan adalah atau
independen (X) faktor faktor yang mempengaruhi permintaan komoditas kacang
tanah. Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai
berikut:
Y = b0 X1b1X2
b2X3b3 DB e (Soekartawi, 2003).
Model fungsi tersebut di trasformasikan ke dalam model linier logaritmatik,
maka model fungsi pendapatannya dapat ditulis sebagai berikut.
Ln Y = a0 + a1 Ln X1 + a2 Ln X2 + a3 Ln X3 + a4LnX4+e
27
Keterangan:
Ln X1 = Harga Kacang Tanah
Ln X2 = Harga Jagung
Ln X3 = Pendapatan
LnX4 = Tanggungan Keluarga
a1-a3 = Koefisien regresi (nilai
elastisitas)
e = Kesalahan (disturbance term) b. Elastisitas Produksi
Elastisitas Produksi parsial yang berkenaan dengan faktor produksi
merupakan ukuran perubahan proporsional outputnya yang disebabkan oleh
perubahan proporsional pada faktor produksi ketika faktor-faktor produksi
lainnya konstan (Beathe dan Taylor, 1994). Elastisitas produksi ini dapat
dituliskan dengan formula seperti berikut :
ɛ= %ΔQ 1 …………………………………………………….(2.4.1) %ΔX Q Dimana :
Q = output;X = input.
Pada fungsi Cobb-Douglas, parameter X1 dapat ditafsirkan sebagai
elastisitas produksi untuk masing-masing faktor produksi. Jadi elastisitas
produksi untuk faktor-faktor produksi T, TK, K, dinyatakan oleh besaran X1, X2,
X3, X4. Interpretasi dari besaran elastisitas produksi adalah jika ε = 0,8 yang
berarti bahwa apabila input (faktor produksi) ditambah 10%, maka akan
menaikkan output sebesar 8%.
28
2.6 Kerangka Pemikiran
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang
memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.Sektor
pertanian terbagi menjadi 5 yaitu tanaman pangan, hortikultura, peternakan,
perikanan dan kehutanan. Kacang tanah adalah satu dari berbagai jenis komoditas
palawija yang memiliki nilai permintaan tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat
yang tidak bisa terlepas dari penggunaan kacang tanah di kehidupan sehari – hari.
Komoditi ini banyak digunakan dalam bentuk olahan sebagai konsumsi rumah
tangga maupun industri pengolahan makanan. Tingkat harga yang tidak stabil
(fluktuasi) di pasaran menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan
permintaan. Permintaan yang tidak didukung dengan jumlah ketersediaan yang
dibutuhkan dapat meningkatkan harga, sebaliknya bila jumlah permintaan
menurun sedangkan jumlah kacang tanah melimpah maka harga akan turun.
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini :
29
(Y) Jumlah Permintaan kacang tanah
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Konsumen Kacang Tanah
Determinan permintaan : X ( 1 ) Harga kacang tanah
( X 2 ) Harga jagung X ( 3 ) Pendapatan RT X ( 4 ) Tanggungan Kel.
Pendapatan RT
Permintaan Kacang Tanah
Harga Jagung
Pasar Kacang Tanah
Sifat Barang konsumsi:
(+ Elastis)Normal Inelastis)Superior (+
( - Inelastis)Inferior ( - Elastis)Subtitusi
Sifat Komoditas jagung:
Komplementer (+) ( - ) Kompetit if
Harga Kacang Tanah
Tanggungan Keluarga
Daya beli
30
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng pada
bulan November sampai Desember 2019, tempat ini berada di Kabupaten Bone.
Dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Patimpeng sebagai sentra produksi
kacang tanah di Kabupaten Bone.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Petani kacang tanah di Desa Latellang
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone sebanyak 150 orang (Monografi
Desa Latellang, 2018)
2. Sampel
Penentuan sampel menggunakan metode purpossive sampling, yakni teknik
sampling dimana penelitian menetapkan ciri ciri khusus, terhadap populasi petani
kacang tanah yakni 150 orang (Monografi Desa Latellang, 2018), dalam
penentuan sampel diambil 20% dari jumlah populasi yang ada, sehingga
diperoleh sampel sebanyak 30 orang yang bias memberikan informasi terkait
dengan tujuan penelitian. hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006)
purpossive sampling adalah teknik mengambil sampel tidak berdasarkan
pertimbangan random daerah melainkan berfokus pada tujuan tertentu.
31
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yakni dengan
menggunakan simbol dan angka yang bersifat kuantitatif sesuai dengan topik
penelitian yaitu kuisioner dimana kuisioner ini digunakan untuk mengumpulkan
data melalui penyebaran angket kepada responden. Adapun yang menjadi
responden dalam penelitian ini petani di Desa Latellang
Kecamatan Patimpeng.
Sumber data dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
Sumber data primer meliputi data yang diperoleh dari lokasi penelitian,
seperti survey atau pengambilan data dengan bantuan kuisioner sebagai alat
bantu.
2. Data Sekunder
Sumber data yang diperoleh dari instansi terkait yang mendukung penelitian,
seperti Badan pusat statistik Kabupaten Bone, dinas pertanian Kabupaten Bone
dan Kantor Desa Latellang.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa data time series tahunan selama 10 tahun yaiu periode tahun 2010 sampai
dengan tahun 2018. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bone, Dinas Pertanian Kabupaten Bone, dan Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Bone serta instansi terkait lainnya.
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian. observasi dilakukan di lokasi penelitian di
Kecamatan Patimpeng.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk
mengetahui hal-hal secara mendalam mengenai Output dari skiripsi yang terkait
dengan judul.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi proses wawancara, foto-foto, film dokumenter atau video
mengenai kawasan Kecamatan Patimpeng.
33
3.5 Teknik Analisis Data
a. Alat Analisis Rumusan Masalah Pertama
Analisis yang digunakan untuk rumusan masalah pertama yaitu analisis
regresi linear berganda. Dimana kita menghubungkan antara variabel independen
(X1,X2….Xn) dengan variabel dependen (Y)
Rumus Analisis Regresi yaitu : Y =
a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + + e
Keterangan : Y = Jumlah Permintaan Kacang Tanah (kg/bulan) a = Konstanta/Intersep b =
Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas
X1 = Variabel harga kacang tanah (Rp/kg)
X2 = Harga Komoditi Jagung (Rp/kg)
X3 = Variabel pendapatan rumah tangga (Rp/bulan)
X4 = Variabel jumlah tanggungan keluarga (org)
Variabel independen (X1,X2….Xn) dengan variabel dependen (Y) Model
persamaan analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar Kurva Permintaan jangka pendek (seimbamg meningkat)
34
Gambar Kurva Permintaan meningkat dan permintaan menurun Keterangan :
Qd : Kuantitas permintaan Barang
P : Harga Barang
P1,P2, : Harga Barang Lain
S : Selera
D1,D2 : Produksi Barang
b. Analisis Rumusan Masalah ke Dua
Analisis kedua menggunakan deskripsi kualitatitif dengan melihat gambaran
dan fakta upaya peningkatan permintan kacang tanah yang dilakukan oleh petani
setempat.
3.6. Definisi Operasional
a. Kacang tanah adalah komoditas pertanian yang diusahakan oleh petani
kacang tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.
b. Harga kacang tanah adalah adalah nilai komoditas kacang tanah yang
dinyatakan dalam satuan Rupiah/Kg
c. Permintaan kacang tanah jumlah permintaan kacang tanah yang ingin
dibeli oleh konsumen pada saham harga dan waktu tertentu.
35
d. Pendapatan konsumen rumah tangga adalah rata-rata pendapatan
konsumen total keluarga per bulan. (Rp/bulan)
36
IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Desa Latellang awalnya adalah sebuah Dusun Latellang bagian dari Desa
Patimpeng yang sekarang Kecamatan Patimpeng dan dulunya merupakan bagian
wilayah Kecamatan Salomekko. Desa Latellang merupakan salah satu desa dari
10 (sepuluh) yang berada di Kecamatan Patimpeng. Desa Latellang terdiri dari 3
(tiga) dusun yaitu dusun Latellang, dusun Hadong, dan Dusun Aluppange.
Adapun batas-batas administratif pemerintahan Desa Latellang Kecamatan
Patimpeng sebagai berikut :
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Maddarengpulu
b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Patimpeng
c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Balle
d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Batu Lappa.
4.2 Kondisi Demografi
Penduduk Desa Latellang Tahun 2018 (sumber data) ± 1.538 jiwa. Terdiri
dari laki-laki 747 jiwa sedangkan perempuan 791 jiwa. Seluruh penduduk Desa
Latellang terhimpun dalam keluarga (rumah tangga) dengan jumlah sebanyak
387 KK. Rata-rata anggota keluarga sebesar 3-4 Jiwa. Untuk lebih jelasnya
penduduk Desa Latellang dapat terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Kondisi Demografi di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng
Kabupaten Bone Tahun 2018
37
Dusun
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Latellang 232 228 394
Hadong 329 373 518
Aluppangnge 182 190 376
Jumlah 747 791 1.536
Sumber : Monongrafi Desa Latellang 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat di Dusun
Hadong dengan jumlah penduduk laki laki 329 jiwa dan perempuan 373 jiwa
dengan total keseluruhan 518 jiwa sedangkan penduduk paling rendah di Dusun
Aluppange dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 182 jiwa dan perempuan
190 jiwa dengan jumlah keseluruhan 376 jiwa.
4.3. Kondisi Pertanian
Sebagian besar masyarakat di Desa Latellang bekerja di sektor pertanian.
Luas lahan persawahan 675 hektar. produksi kacang tanah tahun 2018 sebanyak
114 ton/ha.
38
Tabel 2. Jumlah Petani di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone Tahun 2018
Dusun
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Latellang
35 20 55
Hadong 27 17 44
Aluppangnge
33 18 51
Jumlah 95 55 150
Sumber : Monongrafi Desa Latellang 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa penduduk di Desa Latellang khususnya Dusun
Latellang memiliki jumlah penduduk dengan mata pencaharian pertanian paling
banyak dengan total 55 jiwa sedangkan paling sedikit terdapat di Dusun Hadong
dengan jumlah 44 jiwa.
39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.I Identitas responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dan diambil dari 3
Dusun yakni Dusun Latellang 10 orang, Dusun Hadong 10 orang, Dusun
Aluppangnge 10 orang, Identitas petani responden menggambarkan suatu kondisi
atau keadaan serta status dari petani tersebut. Identitas yang diuraikan dalam
pembahasan berikut dapat memberikan responden dari berbagai aspek keadaan
yang diduga memiliki hubungan karakteristik petani dengan kemampuan petani
dalam strategi peningkatan produktivitas kacang tanah di Desa Latellang
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.
Informasi-informasi mengenai identitas petani responden sangat penting
untuk diketahui. Berbagai aspek karakteristik yang di maksud dapat dilihat dari
segi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan usahatani, jumlah
produksi, dan pengalaman dalam usahatani kacang tanah.
a. Umur Responden
Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha tani, terutama dalam
kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya petani yang berusia lebih muda
cenderung lebih berani mengambil resiko jika dibandingkan dengan petani yang
berusia tua. Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi
petani yang melakukan usahatani kacang tanah. Umur sangat mempengaruhi
kemampuan fisik dan cara berfikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan dan daya serap responden pengetahuan yang didapat.
40
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa
umur responden mulai dari 23 sampai 67 tahun. Jumlah responden berdasarkan
tingkat umur dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Responden Berdasarkan Tingkat Umur
No Umur
Ju mlah
Orang (Jiwa) Persentase (%)
1 23-31 2 6,67
2 32-40 8 26,67
3 41-49 13 43,33
4 50-58 5 16,67
5 59-67 2 6,67
J umlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 3, menunjukkan bahwa kisaran umur responden yang memiliki
persentase tertinggi berada pada kisaran umur 41-49 tahun dengan persentase
43.33% Yakni sebanyak 13 orang, sedangkan umur responden yang memiliki
persentase terendah berada pada kisaran umur 23-31 dengan persentase sebesar
6,67% yakni sebanyak 2 orang.
b. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi pola pengolahan responden
usaha tani kacang tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng
Kabupaten Bone Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir
petani dalam pengembangan usahanya terutama dalam menyerap dan
mengaplikasikan strategi baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang
41
optimal. Semakin tinggi pendidikan formal yang pernah diperoleh responden
maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap strategi. Maka
tabulasi tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4. Sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan N
o Tingkat
Pendidikan Jumlah
(orang) Persentase
(%)
1 Sekolah Dasar 15 50
2 SMP 4 13
3 SMA 11 37
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang tamat SD yaitu 15
orang atau 50% tamat SMP sebanyak 4 orang atau 13% sedangkan yang tamat
SMA sebanyak 11 orang atau 37% Jumlah responden berdasarkan tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah SD.
c. Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan petani dalam melakukan kegiatan usahanya. Semakin banyak anggota
keluarga yang ditanggung, maka semakin besar pula tuntutan yang untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Disisi lain, semakin banyak tanggungan keluarga,
akan mampu meringankan kegiatan usahatani yang dilakukan, karena sebagian
besar petani masih menggunakan tenaga kerja. Adapun klasifikasi jumlah
keluarga yang di tanggung oleh responden responden di Desa Latellang
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone dapat
42
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga
No Tanggun
gan Keluarga
Jumlah
Orang (Jiwa) Persentase (%)
1 23-31 5 16,67
2 32-40 12 40,00
3 41-49 9 30,00
4 50-58 2 6,67
5 59-67 2 6,67
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang memiliki jumlah tanggungan
keluarga diatas 9 orang sebanyak 12 dengan presentase 40,00%, sedangkan
responden yang memiliki jumkah tanggungan keluarga paling sedikit yaitu 2
keluarga dengan jumlah tanggungan hanya 2 orang dengan presentase 6,67%.
d. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah
dijalani, dirasakan, ditanggung oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani
dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan usaha taninya,
yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan keluarganya.
Pengalaman berusaha dapat menunjukkan keberhasilan seseorang dalam
mengelolah usahataninya. Sebab dapat menjadi pedoman pada masa yang akan
datang. Mereka yang masih berusia muda relatif belum berpengalaman, sehingga
untuk mengimbangi kekurangannya, dia perlu dinamis sebaliknya mereka yang
43
sudah berusia tua banyak berpengalaman dalam berusaha sehingga sangat berhati
hati dalam bertindak.
Pengalaman berusaha bagi responden dalam penelitian ini adalah
pengalaman mereka dalam melakukan usahatani kacang tanah. Untuk
mengetahui pengalaman berusahatani responden dalam melakukan usahatani
kacang tanah dapat dilihat pada tabulasi Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
No
Pengalaman Usahatani
Jumlah
Orang (Jiwa) Persentase (%)
1 10-16 5 16,67
2 17-23 11 36,67
3 24-30 8 26,67
4 31-37 3 10
5 ≤ 38 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengalaman
usahatani dalam usahatani kacang tanah di Desa Latellang Kecamatan
Patimpeng Kabupaten Bone. Pada 10-16 tahun sebanyak 5 responden dengan persentase 16.67%, 17-23 tahun sebanyak 11 responden dengan persentase
36.67%, pada 24-30 sebanyak 8 responden dengan persentase 26,67 %, pada
31-37sebanyak 3 responden dengan persentase 10% dan pada ≤ 38 sebanyak
3 responden dengan persentase 10%.
44
5.2. Hasil dan Pembahasan
Tabel 7. Tabel Hasil Estimasi Multiple Regression Determinan Permintaan Komoditas Kacang Tanah Di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng
Kabupaten Bone.
Variabel
Koefisien Elastisitas
Standart Error
Uji-t
Probabilitas Uji-t
Intersep 23,8600 6,84 3,49 0,0018 Ln X1
-8,5113***
1,93 -4,41 0,0002
Ln X2 0,1165 0,12 0,96 0,3464 Ln X3
0,5041** 0,21
2,41 0,0237
Ln X4 -0,0286 0,14 -0,20 0,8418 R2 = 0,6954 ***) : Signifikan 99% (α :1%)
Uji-F = 14,2697 **) : Signifikan 95% (α : 5%) Probabilitas (Uji-F) = 0,000003 *) : Signifikan 90% (α : 10%)
Model :
𝑙𝑛𝑌 = 23,86 − 8,51 𝑙𝑛𝑋1 + 0,12 𝑙𝑛𝑋2 + 0,50 𝑙𝑛𝑋3 − 0,03 𝑙𝑛4 + 𝑒
Sumber: Data primer setelah diolah 2019
Y = permintaan komoditas kacang tanah
X1= harga kacang tanah (Rp)
X2= harga jagung (Rp)
X3= pendapatan (Rp)
X4= tanggungan keluarga (orang)
5.3. Uji F-Statistik (Uji Model)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pangaruh variabel bebas (Independen),
terhadap variabel terikat (Dependen) secara bersama-sama (Simultan), maka
dilakukan uji F. Uji F yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
45
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam
analisis ini dilakukan dengan menggunakan program eviews 8. Berdasarkan hasil
estimasi pada tabel diatas dapat diliat bahwa nilai F Statistik sebesar 14,26971
nilai Probabilitas (F-Statistik) sebesar 0,000003. Maka dapat diketahui bahwa
variabel independen secara Bersama-sama berpengaruh terhadap variable
dependen secara signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 95% (α = 5%).
5.4. Koefisien Determinan (R2)
Uji koefisien determinasi menunjukkan seberapa baik variabel-variabel
bebas menjelaskan hasil. kisaran nilai R adalah 0 hingga 1. semakin nilai R
mendekati angka 1 maka semakin kuat variabel-variabel bebas memprediksikan
variabel terikat. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai R2
sebesar 0.695415. angka tersebut menunjukan bahwa kemampuan variabel bebas
dalam memberikan informasi untuk menjelaskan keragaman variabel terikat
relative tinggi. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berpengaruh
besar terhadap peningkatan maupun penurunan permintaan kacang tanah.
5.5 Uji t-Statistik
Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat bahwa terdapat beberapa variabel
yang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan permintaan kacang
tanah yaitu X1 (harga kacang tanah), dengan nilai t-statistik sebesar -4,405271
dengan nilai probabilitas sebesar 0.0002 X3 (pendapatan) dengan nilai t-statistik
sebesar
2.409038 dan nilai probabilitas sebesar 0.0237, dengan nilai probabilitas
sebesar 0.0000 atau sama dengan tingkat kesalahan 5%. Sedangkan variable x2
46
(harga jagung) dengan variable X4 (tangungan keluarga ) dengan masing-masing
nilai tstatistik sebesar 0.959794 dan 0.201723 dan nilai probabilitas masing-
masing sebesar 0.3464 dan 0.8418 atau lebih besar dari tingkat kesalahan yang
artinya bahwa variable tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan permintaan kacang tanah.
1. Harga Kacang Tanah
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan atau legume anggota suku
Fabaceae yang dibudidayakan serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting
setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua amerika ini
tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dengan daun-daun kecil tersusun
majemuk. Harga kacang tanah di Kecamatan Patimpeng sesuai hasil penelitian
yang dilakukan pada 30 responden diperoleh bahwa sebagian besar responden
mendapatkan kacang tanah dengan membeli, sedangkan sedikit responden
mendapatkan kacang tanah dari orang lain. Rata-rata kacang tanah yang dibeli
oleh konsumen berkisar dari harga Rp 22.000 hingga Rp 25.000 dengan harga
rata- rata yang dibeli adalah Rp 22.000 hingga Rp.23.000. menurut pendapat
responden jika harga kacang tanah meningkat, sekitar 83,33% atau 25 orang
responden akan tetap membeli kacang tanah untuk dikonsumsi. Sedangkan
16,67% atau 5 orang responden memilih untuk tidak membeli kacang tanah
untuk dikonsumsi dengan alasan bahwa kacang tanah masih bias diperoleh dari
orang lain (keluarga).
47
2. Harga Jagung
Jagung merupakan makanan pokok yang banyak di konsumsi sebagai
makanan pengganti beras (nasi). Konsumsi jagung di Kecamatan Patimpeng
sesuai hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden diperoleh bahwa
sebagian besar responden mendapatkan jagung dengan membeli, sedangkan
sedikit responden mendapatkan jagung dari orang lain. Rata-rata jagung yang
dibeli oleh konsumen berkisar dari harga Rp 3.000 hingga Rp 6.000 dengan harga
rata-rata yang dibeli adalah Rp 3.000 hingga Rp 3.500. menurut pendapat
responden jika harga jagung meningkat, sekitar 83,33% atau 25 orang responden
akan tetap membeli jagung untuk dikonsumsi. Sedangkan 16,67% atau 5 orang
responden memilih untuk tidak membeli jagung untuk dikonsumsi dengan alasan
bahwa jagung masih bias diperoleh dari orang lain (keluarga).
3. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa
barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar
sejumlah uang dari harta yang berlaku saat ini. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung
maupun tidak langsung (Suroto, 2000).
Konsumsi jagung di Kecamatan Patimpeng sesuai hasil penelitian yang
dilakukan pada 30 responden diperoleh bahwa sebagian besar responden
mendapatkan pendapatan dengan hasil penjualan kacang tanah. Rata-rata
48
pendapatan yang diperoleh konsumen berkisar dari harga Rp 1.450.000 hingga
Rp
5.000.000 dengan rata-rata pendapatan adalah Rp 2.780.000 hingga Rp
5.000.000. Menurut pendapat responden jika pendapatan meningkat, sekitar
53,33% atau 16 orang responden memiliki pendapatan rata-rata Rp 2.780.000.
Sedangkan 46,67% atau 14 orang responden memiliki pendapatan diatas Rp
2.780.000.
4. Tanggungan Keluarga
Tanggungan Keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari
istri dan anak, serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada atau hidup
dalam satu rumah dan makan bersama yang menjadi tanggungan kepala keluarga.
Tanggungan keluarga di Kecamatan Patimpeng sesuai hasil penelitian yang
dilakukan pada 30 responden diperoleh bahwa sebagian besar responden
tanggungan keluarga berkisar dari 1 hingga 7 orang dengan rata-rata tanggungan
yaitu 3 hingga 4 orang. Menurut pendapat responden jika tanggungan meningkat,
sekitar 73,33% atau 22 orang responden memiliki tanggungan rata-rata 3 hingga
4 orang. Sedangkan 26,67% atau 8 orang responden memiliki tanggungan
diatas 3 hingga 4 orang.
5.6. Elastisitas Permintaan Kacang Tanah
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel
dengan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap permintaan kacang tanah.
49
Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa elastisitas permintaan
kacang tanah yaitu harga kacang tanah (X1) sebesar -8.511329. Artinya, setiap
kenaikan 1 satuan akan mempengaruhi atau mengurangi permintaan kacang tanah
sebesar -8.511329. Elastisitas harga jagung (X2) sebesar 0.116506 artinya, setiap
kenaikan 1 satuan akan mempengaruhi atau mengurangi permintaan jagung
sebesar 0.116506. Elastisitas pendapatan (X3) sebesar 0.504069 artinya, setiap
kenaikan 1 satuan akan mempengaruhi atau mengurangi permintaan sebesar
0.504069. Elastisitas tanggungan keluarga (X4) sebesar -0.027585 artinya, setiap
kenaikan 1 satuan akan mempengaruhi atau mengurangi permintaan sebesar -
0.027585.
Tabel 8. Elastisitas dan Sifat Permintaan Kacang Tanah terhadap Perubahan Harga Kacang Tanah dan Pendapatan
Variabel
Simbol
Satuan
Rata rata
Koefisien Elastisitas
Sifat permintaan
kacang tanah Permin
taan kacang tanah
Y
K
g
4,15
_
_
Harga kacang tanah
X1
Rp
/Kg
23.000
-8,5113 Elastis (-)
Sesuai Teori
Permintaan Pendap
atan rumah tangga
X3
Rp
/Bln
2.870.
000
0,5041 Inelastis (+)
Superior
Sumber: Data primer setelah diolah 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel harga kacang tanah (X1)
dan pendapatan rumah tangga (X3) berpengaruh signifikan terhadap elastisitas
permintaan dan sifat komoditas permintaan kacang tanah. Adapun rata-rata
permintaan kacang tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten
50
Bone yaitu 4,15 kg/bulan. Dengan rata-rata harga kacang tanah yaitu Rp
23.000/kg dengan tingkat elastisitas terhadap permintaan kacang tanah yaitu -
8,511329 yang berarti elastis negatif dengan sifat komoditas permintaan yang
sesuai dengan teori permintaan. Rata-rata pendapatan rumah tangga yaitu Rp
2.870.000/ bulan memiliki pengaruh inelastisitas positif terhadap tingkat
elastisitas terhadap permintaan yakni sebesar 0,504069 dengan sifat komoditas
permintaan kacang tanah yaitu superior. Dikatakan superior karena tingkat
pendapatan konsumen yang cukup tinggi untuk memenuhi tingkat permintaan
yang ada.
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Residual Actual Fitted Grafik Residual dari Hasil Estimasi Multiple Regression Deretminan
Permintaan Kacang Tanah di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
Sumber: Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan data grafik di atas, terlihat bahwa grafik menunjukkan garis atau
pola yang tidak beraturan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut
51
terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain grafik tersebut memiliki nilai
residual yang sifatnya tidak sama dan berubah sepanjang waktu
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan dapat di
simpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis maka faktor yang mempengaruhi permintaan
kacang tanah yaitu harga kacang tanah, jumlah kacang tanah,
pendapatan/penghasilan, dan harga jagung sebagai harga barang lain yang
terkait.
2. Upaya untuk mengetahui elastisitas permintaan komoditas kacang tanah
berdasarkan pengamatan di lapangan yaitu penggunaan varietas berdaya produksi
tinggi dan memperluas areal pemanenan di daerah-daerah sentral produksi dan
pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Bone untuk mengeluarkan kebijakan
yang mengatur perkembangan industry khususnya industry pengolahan.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan
saran kepada masyarakat umumnya, petani kacang tanah, pemerintah, dan
mahasiswa- mahasiswa pertanian sebagai berikut:
1. Melihat besarnya pendapatan bersih yang diterima para petani kacang
tanah sangat menguntungkan, nampaknya usaha kacang tanah ini sangat baik
untuk dipertahankan dan ditingkatkan.
52
2. Peran instansi yang terkait untuk memberikan pelatihan manajemen bagi
peningkatan usaha kecil dan menengah, dengan memberikan penyuluhan kepada
mereka tentang perlunya suatu manajemen dalam mengelola suatu usaha kecil
dan menengah.
3. Perlu kiranya keterlibatan pihak swasta terutama dalam hal permodalan
dan jaminan pemasaran untuk mengembangkan usaha kacang tanah di
Kabupaten Bone.
53
LAMPIRAN
54
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER MENGENAI DETERMINAN PERMINTAAN KOMODITAS KACANG TANAH DESA LATELLANG KECAMATAN
PATIMPENG KABUPATEN BONE
KUESIONER
A. Karakteristik Petani
1. Nama : 2. Umur :
3. Jenis Kelamin : 4. Alamat : 5. Agama :
1. Harga barang/kilo 2. Berapa pendapatan 3. Berapa penghasilan
4. Jumlah barang 5. Jumlah harga
6. Berapa jumlah tanggungan 7. Berapa jumlah pembelanjaan dalam satu bulan
N
o Jumlah Belanjaan
8. Untuk apa itu kacang tanah
*Jenis barang lain yang mempengaruhi permintaan kacang tanah
1. Jagung 2………... 3. ……….
55
Lampiran 2. Peta Lokasi Peneletian
Gambar 2. Peta Lokasi Peneletian di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
56
Lampiran 3. Identitas Responden Penjual Kue Bahan Baku Kacang Tanah di
Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
No.
Nama Umur Jenis Kelamin
1 Husniati 53 Perempuan
2 Andi Hadna 44 Perempuan
3 Ros 40 Perempuan
4 Saira 37 Perempuan
5 Puang hale 55 Perempuan
6 Jumpiah 47 Perempuan
7 Maina 30 Perempuan
8 Andi aminah 38 Perempuan
9 Hj ate 55 Perempuan
10
Andi sukma 30 Perempuan
11
Andi haji 41 Perempuan
12
P.Resse 55 Perempuan
13
P.jubaidah 49 Perempuan
14
P.sunarti 39 Perempuan
15
Hj.Eni 39 Perempuan
16
Masnawati 35 Perempuan
17
Nursia 40 Perempuan
18
Hj monong 49 Perempuan
19
Sahari 24 Perempuan
20
Muslima 49 Perempuan
21
Rusna 40 Perempuan
2 Jumarni 25 Perempuan
57
2
23
Hawisa 45 Perempuan
24
Jusriani 40 Perempuan
25
Indah 55 Perempuan
26
P. Nanang 36 Perempuan
27
P. Haderah 42 Perempuan
28
Sanatang 30 Perempuan
29
Wahidah 34 Perempuan
30
Andi Tati 38 Perempuan
Sumber : Hasil survey, 2019
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Penjual Sekaligus Petani Responden Kacang Tanah di Desa
Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
58
Gambar 2. Penjual Responden Kacang Tanah di Desa Latellang Kecamatan
Patimpeng Kabupaten Bone
Gambar 3. Responden Penjual Jagung di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
59
Gambar 3. Responden Penjual Kacang Tanah Dan Jagung di Desa Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone
Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pada Program Eviews 8
Dependent Variable: LNY Method: Least Squares
Date: 01/19/20 Time: 16:42 Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable
Coefficient
Std. Error
t-
Statistic Prob.
C 23.86006
6.841563
3.487516
0
.0018 LNX1 -
8.511329 1.93207
9 -
4.405271 0.00
02 LNX2 0.116
506 0.12138
6 0.959
794 0.34
64 LNX3 0.504
069 0.20924
1 2.409
038 0.02
37 LNX4
-
0.027585 0.13674
5 -
0.201723 0.84
18
60
R-squared 0.695
415 Mean dependent
var 1.30
3961 Adjusted R-squared
0.646681
S.D. dependent var
0.469826
S.E. of regression
0.279267
Akaike info criterion
0.437718
Sum squared resid
1.949758
Schwarz criterion 0.671251
Log likelihood -1.565776
Hannan-Quinn criter.
0.512428
F-statistic 14.26971
Durbin-Watson stat
1.381910
Prob(F-statistic)
0.000003
Lampiran 5. Grafik Estimasi Analisis Linier Berganda Pada Program Eviews 8
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Residual Actual Fitted
61
Lampiran 6. Tabel Harga
JK
T HKT HJ Pdptn JTKel
(kg
/bln) (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/bln) (org)
Y X1 X2 X3 X4
2,0
23.000 3.000 5.000.000 7
3,0
23.000 6.000 2.200.000 4
3,0
23.000 3.000 2.000.000 3
4,0
23.000 6.000 3.500.000 5
2,5
23.000 3.000 2.700.000 3
3,0
23.000 3.000 2.000.000 2
5,0
22.000 3.000 2.800.000 2
4,0
23.000 6.000 2.500.000 4
5,0
22.000 3.000 2.000.000 6
6,0
22.000 6.000 3.500.000 3
8,0
22.000 4.500 4.000.000 5
12,0
22.000 6.000 5.000.000 7
3,0
23.000 3.000 2.800.000 3
3,0
23.000 6.000 2.500.000 6
4,0
23.000 3.000 2.500.000 4
2,0
24.000 6.000 1.800.000 2
4,0
23.000 3.000 3.000.000 4
62
10,0
22.000 12.000 4.800.000 5
3,0
23.000 12.000 1.700.000 3
2,0
25.000 3.000 1.450.000 1
2,0
25.000 3.000 2.700.000 4
4,0
23.000 6.000 2.800.000 3
3,0
23.000 3.000 2.200.000 1
4,0
23.000 6.000 3.000.000 4
3,0
23.000 6.000 2.750.000 2
2,0
24.000 3.000 2.000.000 3
3,0
23.000 3.000 1.900.000 3
7,0
23.000 3.000 5.000.000 4
5,0
23.000 6.000 3.000.000 5
3,0
23.000 9.000 3.000.000 3
Sumber Data: Setelah Diolah, 2019 Lampiran 7. Tabel Logaritma Natural
lnY lnX1 lnX2 lnX3 lnX4
0,693147 3,1354
94 1,098612 8,51719
3 1,94591
1,098612 3,1354
94 1,791759 7,69621
3 1,386294
1,098612 3,1354
94 1,098612 7,60090
2 1,098612
1,386294 3,1354
94 1,791759 8,16051
8 1,609438
0,916291 3,1354
94 1,098612 7,90100
7 1,098612
63
1,098612 3,1354
94 1,098612 7,60090
2 0,693147
1,609438 3,0910
42 1,098612 7,93737
5 0,693147
1,386294 3,1354
94 1,791759 7,82404
6 1,386294
1,609438 3,0910
42 1,098612 7,60090
2 1,791759
1,791759 3,0910
42 1,791759 8,16051
8 1,098612
2,079442 3,0910
42 1,504077 8,29405 1,609438
2,484907 3,0910
42 1,791759 8,51719
3 1,94591
1,098612 3,1354
94 1,098612 7,93737
5 1,098612
1,098612 3,1354
94 1,791759 7,82404
6 1,791759
1,386294 3,1354
94 1,098612 7,82404
6 1,386294
0,693147 3,1780
54 1,791759 7,49554
2 0,693147
1,386294 3,1354
94 1,098612 8,00636
8 1,386294
2,302585 3,0910
42 2,484907 8,47637
1 1,609438
1,098612 3,1354
94 2,484907 7,43838
4 1,098612
0,693147 3,2188
76 1,098612 7,27931
9 0
0,693147 3,2188
76 1,098612 7,90100
7 1,386294
1,386294 3,1354
94 1,791759 7,93737
5 1,098612
1,098612 3,1354 1,098612 7,69621 0
64
94 3
1,386294 3,1354
94 1,791759 8,00636
8 1,386294
1,098612 3,1354
94 1,791759 7,91935
6 0,693147
0,693147 3,1780
54 1,098612 7,60090
2 1,098612
1,098612 3,1354
94 1,098612 7,54960
9 1,098612
1,94591 3,1354
94 1,098612 8,51719
3 1,386294
1,609438 3,1354
94 1,791759 8,00636
8 1,609438
1,098612 3,1354
94 2,197225 8,00636
8 1,098612
Sumber Data: Setelah Diolah, 2019
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian
65
66
67
68
69
70
71
72
RIWAYAT HIDUP
NURMANSYAH, dilahirkan di Latellang pada tanggal 31
Agustus 1996 dari ayah Abd majid dan ibu Nurjannah, penulis
merupakan anak kedua dari Tujuh bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah
SD/INPRES 377 PATIMPENG dan lulus pada tahun 2008, MTS
ARRAHMAN PATIMPENG tahun 2011, SMAN 19 BONE pada
tahun 2014. Dan pada tahun 2015 penulis lulus seleksi masuk
perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Pertanian Program Studi Agribisnis.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah magang di
PT.PERSERO BONE Sulawasi Selatan Indonesia. Tugas akhir dalam
pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul
“Determinan Permintaan Komoditas Kacang Tanah di Desa Latellang
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.
Top Related