DESAIN SISTEM MONITORING PENGONTROLAN
SUHU, KELEMBABAN DAN SIRKULASI AIR OTOMATIS PADA
TANAMAN ANGGREK HIDROPONIK BERBASIS
ARDUINO UNO
1 Dekita Nuswantara (1210621009) 2 Aji Brahma Nugroho, S.Si, M.T
3Ir. Herry Setiyawan, MT
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember
Email : [email protected]
ABSTRACT
In a hydroponic cultivation system factors as temperature, moisture and nutrition to
the plant a benchmark for success in implementing a hydroponic cultivation. Which
we know is a pattern match hydroponic crops without using soil media. Hydroponic
cultivation pattern does not need large area. This research applying the cropping
pattern in an aquarium hydroponic greenhouse. Subsystem controllers used are
arduino UNO. Arduino microcontroller serves to read the input signal from
temperature sensor humidity, pH sensors and ultrasonic water level sensor. Object of
research using plant Dendrobium 5 months old. Values of temperature, humidity and
pH nutrients that entered into arduino adjusted with the standardization of
temperature, humidity and nutrients orchids age of 5 months, namely a temperature
of 23 ° - 29 ° C, humidity 60-80% and pH 5 - 6. The actuators will be activated if the
temperature value, moisture and nutrients pH is outside the limit value that has been
entered. The ultrasonic sensors detect water discharge function enter and exit the
aquarium. Monitoring system are displayed on a desktop computer using the Arduino
IDE application.
Keywords: Hydroponics, Temperature, Humidity, PH
ABSTRAK
Dalam sistem tanam hidroponik faktor suhu, kelembaban dan pemberian nutrisi pada
tanaman menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang dalam menerapkan pola cocok
tanam hidroponik. Yang mana kita tahu hidroponik adalah pola cocok tanam tanpa
menggunakan media tanah. Pola cocok tanam hidroponik tidak membutuhkan lahan
yang luas. penelitian ini menerapkan pola cocok tanam hidroponik dalam sebuah
aquarium greenhouse. Subsistem pengendali yang digunakan yaitu arduino UNO.
Mikrokontroler arduino berfungsi untuk membaca sinyal masukan dari sensor suhu
kelembaban, sensor pH dan sensor level air ultrasonik. Obyek penelitian
menggunakan tanaman anggrek Dendrobium usia 5 bulan. Nilai suhu, kelembaban
dan pH nutrisi yang diinputkan ke arduino disesuaikan dengan standarisasi suhu,
kelembaban dan nutrisi anggrek usia 5 bulan yaitu suhu 23° - 29° C, kelembaban 60 –
80% dan pH 5 – 6. Aktuator akan aktif jika nilai suhu, kelembaban dan pH nutrisi
berada di luar batas nilai yang telah diinputkan. Sensor ultrasonik berfungsi
mendeteksi debit air yang masuk dan keluar aquarium. Monitoring sistem akan
ditampilkan melalui desktop komputer menggunakan aplikasi Arduino IDE.
Kata kunci : Hidroponik, Suhu, Kelembaban, PH
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu
sektor penting yang memiliki peran
sebagai sumber utama penunjang
ketersediaan pangan bagi masyarakat
Indonesia. Seiring dengan
perkembangan jumlah penduduk
Indonesia yang semakin besar serta
semakin sempitnya lahan pertanian
berpotensi menyebabkan terjadinya
penurunan produksi hasil pertanian
dan kelangkaan sumber pangan dimasa
depan. Hal tersebut mendasari
perlunya dikembangkan teknologi
pertanian yang mampu mengatasi
problem tersebut. Salah satu solusi
yang ditawarkan adalah
pengembangan pola bercocok tanam
dimana tidak memerlukan lahan luas
serta menggunakan media alternatif
selain tanah. Pola bercocok tanam ini
yang kemudian kita kenal dengan pola
tanam hidroponik.
Berdasarkan literatur dan jurnal
yang telah dikaji maka penulis tertarik
untuk membangun sistem pola
hidroponik otomatis dengan
penyempurnaan fitur yaitu: pengatur
suhu, kelembaban, deteksi tingkat
keasaman pelarut (pH), sistem
sirkulasi otomatis, sistem penambahan
nutrisi serta sistem monitoring real
time berbasis komputer menggunakan
mikrokontroller Arduino UNO. Sistem
yang telah dibangun kemudian akan
diaplikasikan pada tanaman anggrek
dalam ruang (in door system).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengatur dan
memonitoring suhu,
kelembaban, sirkulasi air dalam
pola tanam hidroponik ?
2. Bagaimana cara mengatur
pemberian nutrisi bunga
anggrek dendrobium pada pola
tanam hidroponik ?
3. Bagaimana cara memonitoring
tanaman hidroponik berbasis
aplikasi komputer ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan - batasan
masalah dalam penelitian tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
a. Model Greenhouse terkontrol
menggunakan akuarium
berukuran panjang 50 cm, lebar
30 cm dan tinggi 35 cm.
b. Sensor suhu dan kelembaban
menggunakan sensor DHT 11.
c. Pemberian nutrisi dengan
pengaturan waktu diatur
menggunakan sensor pH
(sensor asam basa).
d. Pada penelitian ini
menggunakan tanaman anggrek
jenis Dendrobium usia 5 bulan
sebagai obyek penelitian.
e. Pada pengujian alat tidak
disertai monitoring intensitas
cahaya pada tanaman anggrek.
1.4 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah
merancang dan membuat sistem
hidroponik in door yang dapat
mengatur suhu, kelembaban,
pemberian nutrisi pada tanaman
anggrek dan melakukan sirkulasi
pergantian air pada model greenhouse
dengan monitoring secara otomatis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Cocok Tanaman
Hidroponik
Menanam dengan teknik
hidroponik merupakan pola bercocok
tanam dengan menggunakan media
selain tanah, dengan memperhatikan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
bagi tanaman yang bersangkutan atau
istilah lainnya bercocok tanam
menggunakan media air yang
didalamnya telah dicampur dengan
nutrisi - nutrisi yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan tanaman. Dalam aplikasi
riil dilapangan masyarakat sudah
menyadari pentingnya penggunaan
komponen pupuk bagi tanaman,
apapun media pertumbuhan dari
sebuah tanaman akan tetap dapat
tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan selalu
tercukupi.
2.2. 2.2 Karakteristik dan Parameter
Tanaman Anggrek
Anggrek atau orchidaceae
merupakan suku tumbuhan berbunga
dengan anggota dengan jenis
terbanyak. Jenis - jenisnya tersebar
luas dari daerah tropis basah hingga
wilayah sirkumpolar, meskipun
sebagian besar anggotanya ditemukan
di daerah tropis. Organ-organnya yang
cenderung tebal dan "berdaging"
(sukulen) membuatnya tahan
menghadapi tekanan ketersediaan air.
2.3. Arduino UNO
Arduino UNO adalah sebuah
board mikrokontroler yang didasarkan
pada ATmega 328. Arduino UNO
mempunyai konfigurasi pin digital
Sebanyak 14 buah baik Input/Output.
(15 pin diantaranya adalah PWM), 6
pin analog input, sebuah osilator
Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB,
sebuah power jack, sebuah ICSP
header, dan sebuat tombol reset.
Arduino UNO telah memuat semua
komponen yang dibutuhkan untuk
menunjang mikrokontroler, untuk
fasilitas koneksi dengan komputer
dibutuhkan sebuah kabel USB dan
mensuplai dayanya dengan sebuah
adaptor AC ke DC atau menggunakan
baterai. Arduino UNO memiliki
perbedaan dengan semua board
Arduino sebelumnya, Arduino UNO
tidak menggunakan chip driver FTDI
USB to serial. Sebaliknya, fitur-fitur
Atmega 16U2 (Atmega 8U2 sampai ke
versi R2) masih dilengkapi dengan
sebuah pengubah USB ke serial.
2.4. Sensor Suhu dan Kelembaban
Sensor suhu dan kelembaban
menggunakan tipe DHT 11. sensor
DHT 11 adalah sensor yang dapat
mengukur dua parameter lingkungan
sekaligus yakni suhu dan kelembaban
udara (Humidity). Dalam sensor ini
terdapat sebuah thermistor tipe NTC
(Negative Temperature Coefficient)
untuk mengukur suhu, sebuah sensor
kelembaan tipe resisitif dan sebuah
mikrokontroler 8-bit yang mengolah
kedua sensor tersebut dan mengirim
hasilnya ke pin output dengan format
single-wire bl-directional (kabel
tunggal dua arah).
Gambar 2.1 Sensor DHT 11
2.5. Sensor Ultrasonik
Sensor Ultrasonik adalah
komponen elektronika yang dapat
mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik dalam bentuk
gelombang suara ultrasonik. Sensor ini
terdiri dari rangkaian pemancar
ultrasonik yang dinamakan transmitter
dan penerima ultrasonik yang disebut
receiver. komponen ini digunakan
untuk mengukur gelombang
ultrasonik. Pada medium padat, cair
maupun gas.
Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik
2.6. Sensor PH
PH adalah tingkat keasaman atau
kebasaan suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara
0 – 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 - 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH 7 - 14. Untuk mengukur
tingkat keasaman suatu objek
digunakan alat bantu yaitu ph meter.
pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan
menitrasi larutan dengan asam,
menggunakan indikator atau dengan
pH meter. Pengukur pH tingkat asam
dan basa air ini bekerja secara digital,
pH air bersifat asam bila kurang dari 7,
pH air disebut basa (alkaline) bila
lebih dari 7 dan pH air disebut netral
bila ph sama dengan 7.
Gambar 2.2 Sensor PH Air
III. PERANCANGAN SISTEM
3.1. Perancangan Perangkat Keras
Pada perancangan dan realisasi
sistem hidroponik cerdas
menggunakan aduino UNO untuk
kontrol suhu, kelembaban dan sirkulasi
air otomatis berbasis computer, terdiri
dari beberapa komponen perangkat
keras untuk mendukung kinerja system
yaitu : Arduino UNO, Sensor suhu dan
kelembaban, Sensor level ketinggian
air dan sensor pH yang kemudian
dirangkum dalam Blok diagram sistem
secara keseluruhan pada Gambar 3.1
berikut ini.
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
3.2 Spesifikasi Perangkat Keras
Untuk spesifikasi pada
perancangan dan realisasi perangkat
keras sistem akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sensor pH berfungsi untuk
memonitoring dan mengontrol
pemberian air dan nutrisi pada
tanaman anggrek hidroponik.
2. Sensor ultrasonik dirancang untuk
mengontrol level ketinggian air dan
nutrisi saat sirkulasi air pada
aquarium.
3. Sistem dapat membaca suhu yang
berada pada kisaran 0ºC - 100ºC.
4. Kelembaban yang dapat dibaca oleh
sistem berada pada rentang 30 -
100%.
5. Sistem akan mengaktifkan aktuator
- aktuator jika suhu, kelembaban
dan pH air pada level yang melebihi
batas . Batas - batas tersebut
ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Batas Parameter Fisik Greenhouse
No Parameter Ukuran
1 Suhu 23ºC ≤ Suhu
≤ 29ºC
2 Kelembapan 60% ≤ RH ≤
80%
3 PH 5 ≤ pH ≤ 6
3.3 Sensor DHT 11
DHT 11 termasuk sensor yang
memiliki kualitas yang baik, dinilai
dari kemampuan respon, pembacaan
data yang cepat, dan kemampuan anti-
interference. Ukurannya yang kecil
dengan transmisi sinyal hingga 20
meter, membuat produk ini cocok
digunakan untuk banyak aplikasi
pengukuran suhu dan kelembaban.
Tabel 3.2 Spesifikasi Sensor DHT 11
No Spesifikasi Ukuran
1 Resolusi
pengukuran
16-bit
2 Repeatability ± 1% RH
3 Akurasi
pengukuran
25° C ±
5% RH
4 Waktu respon 6 detik
5 Histeresis < ± 0,3 %
RH 6 Long-term
stability
< ± 0,5 %
RH / yr in
3.4 Sensor PH
Sistem Pengukuran pH air untuk
tanaman hidroponik berupa sebuah
pH meter analog, yang dirancang
khusus untuk mikrokontroller Arduino
dan memiliki built-in yang sederhana,
koneksi yang mudah dan fitur yang
praktis. Memiliki LED yang bekerja
sebagai indikator power, BNC
konektor dan pH 2.0 antarmuka
sensor. Untuk menggunakannya,
cukup menghubungkan sensor pH
dengan konektor BNC, dan pasang
antarmuka pH 2.0 ke port input analog
dari kontroller Arduino.
Pada tahap awal sensor pH akan
membaca kadar pH air dalam
greenhouse. Kemudian hasil yang
didapat akan diolah melalui Arduino
sehingga didapat nilai yang terukur.
Apabila nilai pH air dalam greenhouse
berada dibawah 5,0 atau lebih dari 6,0
maka sensor pH akan
menginformasikan kepada arduino
untuk menyalakan pompa pembuangan
air.
3.5 Sensor Level Ketinggian Air
Sensor yang dipakai dalam
perancangan alat adalah sensor level
air Ultrasonik seperti ditampilkan pada
Gambar 3.5. Sensor ultrasonik adalah
sebuah sensor yang berfungsi untuk
mengubah besaran fisis (bunyi)
menjadi besaran listrik dan sebaliknya.
Cara kerja sensor ini didasarkan pada
prinsip dari pantulan gelombang suara
sehingga dapat dipakai untuk
menafsirkan eksistensi (jarak) suatu
benda dengan frekuensi tertentu. Di
dalam greenhouse, akan di letakkan
sebuah stereofoam berukuran 30 x 38
cm yang akan menjadi media tanam
pada tanaman anggrek hidroponik.
Dalam proses pemograman sensor
jarak modul Ultrasonic HC-SR04
memerlukan beberapa komponen
pendukung yaitu :
1. Arduino UNO
2. Sensor Modul Ultrasonic HC-
SR04
3. Kabel Jumper (Penghubung)
3.6 Subsistem Pengendali
Dalam perealisasian alat, Arduino
UNO digunakan untuk menjadi otak
dari seluruh sistem. 2 buah arduino
digunakan untuk mengatasi terjadinya
short circuit. Arduino pertama
berfungsi untuk sistem monitoring dan
menghidupkan LED. Arduino kedua
berfungsi menangkap cahaya LED
dengan photodioda dan menghidupkan
aktuator. Arduino UNO memuat
semua yang dibutuhkan untuk
menunjang mikrokontroller,
dihubungkan dengan komputer
menggunakan sebuah kabel USB dan
mensuplainya dengan adaptor AC ke
DC atau menggunakan baterai.
Gambar 3.2 Arduino UNO
3.7 Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan dan realisasi
perangkat lunak dilakukan untuk
mengatur kinerja Arduino UNO dan
memonitoring data dari arduino untuk
ditampilkan pada PC. Spesifikasi
perangkat lunak yang akan diterapkan
adalah sebagai berikut
a. Perangkat lunak yang akan
digunakan adalah Arduino
Software IDE.
b. Perangkat lunak yang dirancang
menggunakan bahasa IDE arduino
c. Seluruh program yang dibuat
menggunakan instruksi - instruksi
Arduino UNO.
Gambar 3.3 Tampilan Instruksi Arduino IDE
3.8 Diagram Alir Sistem
Sebagai panduan dalam
perancangan perangkat lunak
(software) dari seluruh sistem, maka
dibuatlah algoritma perangkat lunak.
Algoritma tersebut berupa diagram alir
(flowchart) yang ditampilkan pada
Gambar 3.4.
START
MENGAMBIL
DATA SENSOR
PH
PH AIR < 5,0
OR >6,0
POMPA
PENGURAS ON
KETINGGIAN
AIR > 1 CM
POMPA PENGURAS
ON DAN PENGISI
OFF
PH AIR 5,0 –
6,0
POMPA
PENGURAS OFF
MENGAKTIFKAN
ARDUINO
MENGAMBIL
DATA SENSOR
ULTRASONIK
KETINGGIAN
AIR < 1 CM
YESYES
YES
YESNONO
POMPA PENGURAS
OFF DAN PENGISI
ON
KETINGGIAN
AIR ≥ 4 CM
POMPA PENGURAS
OFF DAN PENGISI
OFF
YES
NO
NO
NO
MENGAMBIL
DATA SENSOR
SUHU DAN
KELEMBABAN
MENAMPILKAN SUHU
DAN KELEMBABAN
SUHU < 23° OR KELEMBABAN
>80%
SUHU < 29° OR KELEMBABAN
>60%
SUHU 23° - 29° OR
KELEMBABAN 60% - 80%
NO
KIPAS ON PEMANAS
OFF
KIPAS OFF PEMANAS
ON
KIPAS OFF PEMANAS
OFF
NONO
YESYESYES
Gambar 3.4 Diagram Alir Perangkat Keras
Diagram ini menjelaskan
bahwa sistem akan membaca nilai
suhu, kelembaban, dan pH air
kemudian mengambil data dari
masing-masing sensor tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu
mengaktifkan 2 pompa submersible
untuk menguras atau mengisi kembali
aquarium secara bergantian. Data yang
diambil dari sensor akan dikonversi
kemudian akan ditampilkan pada
desktop komputer menggunakan serial
monitoring pada Arduino IDE. Untuk
proses monitoring memerlukan
diagram alir (flowchart) seperti
ditampilkan pada Gambar 3.5.
START
BUKA
SOFTWARE
ARDUINO IDE
MASUKAN
DATA INPUT
UPLOAD DATA
INPUT
BACA DATA
OUTPUT
ARDUINO UNO
DATA REAL
TIME
TAMPILKAN
SERIAL
MONITOR
YES
NO
Gambar 3.5 Diagram Alir Monitoring
Sistem
VI.ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Sensor Kendali dan
Suhu
Pengujian sensor dilakukan untuk
mengkontrol dan memonitoring suhu
maupun kelembaban dalam modul
aquarium greenhouse dengan
parameter suhu dikendalikan agar tetap
pada kondisi 23°C - 29°C dan
kelembapan 60% - 80%. Jika
pembacaan sensor suhu kurang dari
23°C maka sistem akan menghidupkan
pemanas secara otomatis dan akan
padam jika suhu telah mencapai lebih
dari 29°C. jika pembacaan sensor
kelembapan kurang dari 60% maka
sistem akan menghidupkan fan secara
otomatis dan akan padam jika
kelembapan telah mencapai 80% atau
lebih. Proses selama pengujian
menggunakan sensor DHT 11 dan
dilakukan pada pagi dan siang hari
dimana suhu lingkungan kurang dari
23°C sampai > 29°C dan kelembaban
antara < 60% sampai > 80%.
Tabel 4.1 Uji Kendali Sensor Suhu dan
Kelembaban Aquarium di Tempat A
Tabel 4.2 Uji Kendali Sensor Suhu dan
Kelembaban Aquarium di Tempat B
4.2 Pengujian Pada Sensor PH
`Pada penelitian ini kami
menggunakan anggrek jenis
dendrobium sebagai obyek. pH
standart pada tanaman anggrek
dendrobium yaitu sekitar 5.0 – 6.0,
dengan menggunakan sensor pH pada
aquarium, maka sirkulasi nutrisi pada
tanaman dapat diatur mengacu pada
nilai pH yang telah diprogram pada
arduino.
Pengujian dilakukan pada sensor
pH dalam dua tahap yaitu:
1. Untuk menguji akurasi dari
sensor pH
2. Kendali keasaman pada media
hidroponik.
Parameter pembanding akurasi
sensor pH dengan pengukuran fisik
menggunakan pH meter, nilai yang
diperoleh dari pengukuran fisik dengan
pH meter akan menjadi pembanding
dari sensor pH yang diletakkan dalam
aquarium.
Tabel 4.3 Pengujian Hasil Kalibrasi Sensor
PH
%100xrDataphMete
phDataSensorrDataphMetekuranErrorPengu
error rata-rata sebesar 0.62 %
menunjukkan bahwa sistem sensor pH
memiliki akurasi pengukuran yang
tinggi dengan error pengukuran kurang
dari 5%. Diagram pengujian sensor pH
serta Grafik perbandingan pengukuran
sensor pH dengan pengukuran pH
meter ditunjukan pada Gambar 4.1.dan
Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Diagram Pengujian Sensor PH
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Pengukuran
Sensor pH dengan pH Meter
jika data yang diambil oleh
sensor pH saat mengukur kadar pH air
dalam aquarium masih pada kisaran 5
– 6 maka kadar pH nutrisi masih
dikatakan stabil. Jika kadar ph air
dalam aquarium terdeteksi oleh sendor
pH < 5 maka data akan dikirim ke
arduino untuk menyalakan pompa
nutrisi ke dalam aquarium dan apabila
terukur > 6 maka secara otomatis
sensor pH akan mengirim informasi ke
arduino untuk menyalakan pompa
penguras yang dialirkan ke bak
pembuangan. Sensor ultrasonik akan
mengontrol level ketinggian air agar
tidak lebih dari 4 cm dari dasar modul
greenhouse aquarium. Hasil dari
pengujian sistem kendali sensor pH
ditampilkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor PH
4.3 Pengujian Pada Sensor
Ultrasonik
Sistem ini berfungsi untuk
mengendalikan ketinggian air agat
tetap bernilai 5 cm dari dasar
akuarium. Pada saat pompa penguras
air ON, sensor ultrasonik akan
mengontrol jumlah air yang terkuras.
Saat permukaan air dari dasar
aquarium berjarak < 1 cm dari sensor
maka sensor akan menonaktifkan
pompa penguras lalu mengaktifkan
pompa pengisi air. Setelah volume air
yang masuk ke aquarium berjarak > 4
cm dari dasar aquarium, maka sensor
otomatis akan menonaktifkan pompa
pengisi air. Kebutuhan air dalam
aquarium maksimal 9 liter.
Tabel 4.5 Pengujian Hasil Pengukuran
Ketinggian Air
Gambar 4.3 Pompa Pengisi ON Saat
Ketinggian Air Kurang Dari 4 cm
Grafik akurasi antara
pengukuran manual dengan sensor
ultrasonik ditampilkan pada Gambar
4.4.
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Pengukuran
manual dengan Sensor Ultrasonik
4.4 Pengujian Pada Sistem Relay
Pengujian sistem relay
bertujuan untuk memastikan bahwa
semua actuator berfungsi dengan
maksimal saat sistem aktif. Uji ini
akan dimulai dengan 2 kipas (fan) 12
volt, lampu pijar 5 watt DC dan
pompa pengisi AC 220 volt dan pompa
penguras DC 12 volt. Terdapat 4
aktuator yang ditempatkan dalam
aquarium.
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Sistem Relay pada
Aktuator
4.5. Uji Sistem Monitoring
Sistem ini berfungsi untuk
menampilkan parameter-parameter
pengukuran fisik yang dilakukan oleh
masing-masing sensor dalam sistem.
Dalam perancangannya menggunakan
Software Arduino IDE dengan
memanfaatkan tools serial monitor
dalam Arduino IDE maka arduino
dapat mengirimkan data secara
realtime.
Gambar 4.5 Tampilan Sistem Monitoring
4.6 Uji Keseluruhan Sistem
Pengujian sistem secara
keseluruhan dilakukan sebagai langkah
untuk mengetahui kinerja sistem
secara menyeluruh, mulai dari sistem
sensor, sistem aktuator, sistem kontrol
dan sistem monitoring.
Gambar 4.6 Uji Sistem Keseluruhan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Telah berhasil dibuat sebuah
sistem hidroponik in door
(dalam ruangan) yang dapat
mengatur suhu, kelembaban,
pemberian nutrisi pada
tanaman anggrek dan
melakukan sirkulasi pergantian
air pada model greenhouse
dengan monitoring secara
otomatis.
2. Sistem mampu mengendalikan
suhu 230-29
0C dan kelembapan
60%-80% berdasarkan sensor
DHT 11 untuk tempat A dan B
dengan tingkat keberhasilan
sistem sebesar 100%.
3. Sistem berhasil mengendalikan
pH air dan pemberian nutrisi
dalam modul aquarium dengan
kisaran pH 5.0-6.0 berbasis
sensor pH dengan rata-rata
error 0.62 % dan tingkat
keberhasilan sistem sebesar
100%
4. Sistem sirkulasi air dalam
modul aquarium greenhouse
dapat dikendalikan berbasis
sensor ultrasonik dengan rata-
rata error sebesar 5% dan
tingkat keberhasilan sistem
sebesar 100%
5. Aplikasi Arduino IDE akan
memonitoring data suhu,
kelembaban dan pH dari
arduino secara realtime pada
saat PC dalam keadaan on.
Dengan error rata-rata sebesar
0,62% untuk pH, 1,25% untuk
suhu, 0,2% untuk kelembaban
dan 0,05% untuk ketinggian
air.
5.2 Saran
Tugas Akhir ini merupakan hasil
maksimal saat ini. Karya ini masih
bisa dikembangkan untuk kedepannya,
adapun saran yang dapat diberikan
yaitu sebagai berikut:
1. Perancangan sistem dapat
ditambahkan dengan
menambahkan sensor intensitas
cahaya untuk memonitoring
jumlah pasokan cahaya yang
masuk ke dalam aquarium.
2. Monitoring sistem dapat di
aplikasikan dengan sistem
android, sehingga dapat
menampilkan hasil secara real
time dimanapun kita berada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Diansari, Muthia.(2008).
Pengaturan Suhu, Kelembaban,
Waktu Pemberian Nutrisi Dan
Waktu Pembuangan Air Untuk
Pola Cocok Tanam Hidroponik
Berbasis Mikrokontroler AVR
ATmega 8535. Depok:
Universitas Indonesia.
2. Dwiati, Kesmi.(2016). Alat
Pengatur Level Air Kolam Ikan
Menggunakan Sensor
Ultrasonik Dan Photodioda
Berbasisi Mikrokontroller
Atmega 328 Untuk Aplikasi
Pergantian Air Kolam Ikan
Secara Otomatis. Yogyakarta:
Universitas PGRI.
3. Gumnizar, A.(2007). Rancang
Bangun Greenhouse Untuk
Tanaman Buah dan Sayur.
Bandung: Swasembada.
4. Indra, Dedi, Ikhwan.(2015).
Sistem Kendali Suhu,
Kelembaban Dan Level Air
Pada Pertanian Pola
Hidroponik. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
5. Karsono, Sudibyo, Sudarmodjo
dan Yos Sutiyoso. (2002).
Hidroponik Skala Rumah
Tangga. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
6. Medianty, Ulfah.(2011).
Pengujian Sensor Ultrasonik
PING untuk Pengukuran Level
Ketinggian dan Volume Air.
Semarang: UNNES.
7. Perwitasari, B.(2012). Pengaruh
Media Tanam Dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Pakchoy
(Brassica Juncea L.) Dengan
Sistem Hidroponik. Agovigor.
5(1): 14-25.
8. Rakhman, Aulia.(2015).
Pertumbuhan Tanaman Sawi
Menggunakan Sistem
Hidroponik dan Akuaponik.
Lampung: Universitas
Lampung.
9. Siregar, Jureni.(2015).
Pengujian Beberapa Nutrisi
Hidroponik Pada Selada
(Lactua Sativa L.) Dengan
Teknologi Hidroponik Sistem
Terapung (THST)
Termodifikasi. Lampung:
Universitas Lampung.
10. Watiningsih, Tri.(2016).
Pengendali Waktu Penyiraman
Pada Tanaman Hidroponik
Menggunakan IC 555.
Purwokerto: Universitas
Wijayakusuma.
Top Related