Download - Desain Logo Profesional

Transcript
Page 1: Desain Logo Profesional

I. Desain Komunikasi Visual [DKV]

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.

Batasan MediaDesain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.

Prinsip dan Unsur Desain

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.

Peralatan desain grafisPeralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.

Pada pertengahan 1980, kedatangan dekstop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang.

Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.

Daftar Software Desain Grafis

1. Desktop publishing

2. Adobe Photoshop

3. Adobe Illustrator

4. Adobe Indesign

5. Page Maker

6. Coreldraw

7. GIMP

8. Inkscape

Page 2: Desain Logo Profesional

9. Adobe Freehand

10. Adobe image ready

11. CorelDraw

Webdesign1. Dreamweaver

2. Microsoft Frontpage

3. Notepad

4. Adobe Photoshop

Audiovisual1. Adobe After Effect

2. Adobe Premier

3. Final Cut

4. Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash

5. Ulead Video Studio

6. Magic Movie Edit Pro

7. Power Director

Rendering 3 Dimensi1. 3D StudioMax

2. Maya

3. AutoCad

4. Google SketchUp

5. Blender

Desain Komunikasi Visual (Visual Communication Design)

Desain komunikasi Visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DESKOMVIS pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.

Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya. (wikipedia)

Seni berkomunikasi (Arts of Commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (Visual Text) untuk menyampaikan suatu pesan dan disampaikan melalui media (desain) yang bertujuan menginformasikan, mempersuasi, mempengaruhi, hingga merubah perilaku sasaran sesuai dengan yang diinginkan.

Bahasa Rupa tersebut dominan berwujud image grafis, tanda / simbol atau unsur grafis lainya yang tersusun berdasarkan kaidah / prinsip berbahasa yang khas / tersendiri. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta mengandung solusi (alternatif) untuk permasalahan yang hendak disampaikan (sosial maupun komersial).

Terjadinya pergeseran pengertian dan pemaknaan Desain Grafis menjadi Desain Komunikasi Visual, karena berkembangnya keilmuan itu sendiri :

“Graphic Design on Surface” (Printed/Production Matter)

mengandung unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi (utamanya) dan 3 Dimensi sebagai hasil produksi grafika (cetak)

(Multimedia Production/New Media); mengandung unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi, 3 Dimensi, Still & Motion Graphic serta mengandung unsur waktu (Timed Base Media) dan suara (Audio, Narrative & Back Sound ).“

Page 3: Desain Logo Profesional

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya.

Prinsip

Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis.

Instilah

1. Seni Grafis / Graphic Arts, termasuk ke dalam kelompok bidang ilmu Seni Murni.

2. Grafis / Graphic, adalah hal yang berkaitan dengan tulisan atau gambar yang mengandung makna untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi.

3. Desain Grafis / Graphic Design, istilah yang dipakai sebelum menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual, berasal dari kata bahasa Yunani “Graphos” yang berarti “tulisan/gambar”. Untuk mengantisipasi perkembangan dunia komunikasi visual serta perannya yang semakin luas, maka digunakan istilah: Desain Komunikasi Visual.

Perlunya Pendidikan Desain Komunikasi Visual1. Mengenal konsep Desain Komunikasi Visual sebagai Dasar Perancangan/Desain dan Strategi

Komunikasi.

2. Mengenal Desain Grafis (Desain Komunikasi Visual) dan Bahasa Rupa sebagai Pengolah Visual Data Informasi.

3. Mengenal secara teknis prinsip, proses teknologi informatika dan sistem informasi manajemen.

4. Memahami elemen desain grafis sebagai alat penyampai pesan yang efektif, efisien, komunikatif dan estetis kreatif dalam konteks konsep-policy/planning/ strategy dan implementasi serta evaluasi.

5. Memahami strategi komunikasi, psikologi dan sosial/ antropologi budaya.

6. Memahami beberapa media baru, terutama dunia media/ruang cyber serta tekniknya, yaitu: Animasi-Audio Visual (Mix Media). Interaktif media dan web/website yang biasa dipergunakan untuk melengkapi E-media dan Mixmedia/Multimedia.

7. Menguasai konsep perancangan/desain komunikasi visual dan pemasaran global secara universal.Menguasai proses dan tehnik perancangan /desain yang dapat mengantisipasi perkembangan dunia kewirausahaan/enterprenuership.

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada prinsipnya dkv adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. akar bidang dkv adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah dkv mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.

II. Desain Logo Profesional

Page 4: Desain Logo Profesional

Logo mungkin sekilas sangat sederhana dan mudah dibuat. Tetapi itu tidak berarti cara mendesain logo memakan waktu yang pendek. Sama seperti iklan, logo juga memerlukan ide serta konsep yang dapat menarik perhatian pelanggan.

Berikut ini adalah trik yang dilakukan para jasa desain logo profesional untuk mendesain logo secara profesional:

1. Pelajari Apa itu Logo dan Apa yang Diwakilinya

Sebelum kita mendesain logo, kita harus mengerti apa itu logo, apa yang digambarkannya, dan tujuannya. Logo bukan hanya tanda, sebuah logo merefleksikan merek iklan bisnis melalui penggunaan bentuk, tulisan, warna atau gambar.Logo berguna untuk mengundang kepercayaan, pengakuan, dan kekaguman terhadap sebuah perusahaan atau produk. Adalah tugas kita sebagai desainer untuk menciptakan logo yang menggambarkan aspek-aspek itu.

2. Tahu Dasar-Dasar Logo yang Efektif

Dengan mengetahui tujuan logo dan apa yang digambarkannya, sekarang kita harus belajar apa yang membuat sebuah logo menjadi bagus atau aturan dasar dan prinsip-prinsip desain logo efektif.

Logo harus sederhana, desain logo yang sederhana dapat mudah dikenali, serbaguna, dan diingat. Logo bagus menonjolkan sesuatu yang tak disangka atau unik tanpa harus berlebihan.

Logo harus mudah diingat, selain prinsip kesederhanaan, daya ingat juga penting. Desain Logo efektif harus mudah diingat. Hal ini dapat dicapai dengan memiliki logo sederhana namun sesuai.

Logo harus bertahan lama, logo efektif harus bertahan lama. Akankah logo tersebut masih tetap efektif dalam 10, 20, 50 tahun ke depan?

Logo harus serbaguna, logo efektif harus dapat digunakan dalam berbagi media dan aplikasi. Untuk alasan ini, logo seharusnya didesain dalam format vector, supaya ukurannya dapat diubah-ubah.

Logo harus sesuai, cara kita menempatkan logo harus sesuai dengan tujuannya. Contohnya, bila kita mendesain logo untuk toko mainan anak-anak, font dan warna bertema anak-anak akan menjadi pilihan bagus. Sebaliknya, mereka tidak akan cocok untuk perusahaan hukum.

3. Belajar dari Kesuksesan dan Kegagalan Orang Lain

Dengan kita tahu aturan-aturan dasar dalam desain logo, kita bisa membedakan antara logo bagus dan buruk. Dengan mengetahui logo-logo apa saja yang sukses dan kenapa mereka sukses, memberikan kita wawasan apa yang membuat logo menjadi sukses.

Contohnya, lihatlah Nike Swoosh klasik. Logo itu dibuat oleh Caroline Davidson tahun 1971 seharga hanya $35, namun sampai sekarang tetap bertahan, mudah diingat, efektif walau satu warna, dan mudah diubah-ubah ukurannya. Kecepatan dan kesederhanaan dapat dicerminkan lewat sayap pada patung Nike, Dewi kemenangan Yunani, sesuatu yang pas untuk iklan pakaian olahraga. Nike adalah satu dari sekian banyak logo sukses. Mungkin kita bisa mencari tahu logo-logo sukses yang lain dan

apa yang membuat mereka sukses.

4. Merancang Proses Cara Mendesain Logo

Sekarang kita tahu apa itu logo, prinsip, aturan dan apa yang membuat logo sukses. Sekarang kita bisa langsung memulai proses desain. Proses desain logo setiap orang berbeda. Pengalaman biasanya adalah faktor kunci dalam menciptakan proses desain Anda.

Proses desain logo mencakup:

Rancangan singkat desain

Research dan brainstorming (sumber inspirasi)

Sketsa

Prototipe dan Pembuatan konsep (lihat langkah nomor 5.)

Page 5: Desain Logo Profesional

Review

Revisi dan penyelesaian

5. Pelajari Software dan Selesaikan Logo

Setelah proses desain kita selesai, kita gunakan waktu untuk mulai mengoperasikan software (CorelDRAW atau Adobe Illustrator) tapi ingat, kita tidak bisa mendesain logo hanya dengan berkutat langsung dengan komputer. Sebaiknya kita lakukan brainstorming dan pengsketsaan dahulu.

Setelah kita mengdapatkan ide dan sketsa hasil dari brainstorming (sumber inspirasi), kita bisa langsung berkutat dengan komputer dan mulai mendigitalisasi logo. Setelah selesai mendigitalisasi, kita kirimkan hasilnya ke klien, evaluasi, dan akhirnya selesaikan logo. Dengan begitu, kita telah sukses menciptakan logo professional.

III. Tip Membuat Logo Profesional

1. Dapatkan kata kunci brand atau perusahaan.

Sebelum membuat logo untuk sebuah brand atau perusahaan, kita harus mendapatkan kata kunci mengenai kebutuhan logo tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kata kunci tersebut, salah satunya melalui sebuah analisa dan wawancara.

2. Tentukan tipe logo yang cocok

Sebuah logo memiliki 2 tipe dalam proses pembuatannya, yaitu letter mark dan picture mark. Kita harus mampu menentukan tipe logo mana yang cocok digunakan.

3. Sketching

Seorang desainer profesional sekalipun tentu akan melewati proses sketching sebelum akhirnya mengimplementasikannya kedalam sebuah aplikasi dan digunakan.

4. Buat vector graphic

Aplikasi seperti CorelDRAW dan lain sebagainya, bisa membantu kita untuk membuat vector graphic sebuah logo.

5. Siapkan pula logo dalam versi negativenya

Dalam membuat sebuah logo, kita juga harus menyiapkan dalam versi negativenya. Hal ini bertujuan untuk mengatasi ketika logo diterapkan pada background yang bisa menyebabkan logo tersebut kehilangan identitasnya, seperti fotocopy.

6. Perencanaan media

Logo yang dibuat tentu saja akan dipublish ke berbagai media, karena memang tujuan awalnya sebagai alat branding. Kita harus menyediakan dan membuat logo yang bisa diterapkan pada media apapun.

7. Kesempurnaan Thypografi

Salah satu komponen penting sebuah logo adalah penggunaan font, baik itu jenis, ukuran, dan style yang digunakan. Kita harus memilih font yang tepat, agar logo yang dibuat semakin terlihat profesional.

8. Pendaftaran merk

Logo yang sudah selesai selanjutnya di daftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, karena tentu saja sebagai pemilik tidak ingin logo malah diakui oleh orang lain.

Page 6: Desain Logo Profesional

IV. 15 Aturan Tipografi Dalam Desain

Materi desain berikut ini terdapat penggambaran konsep tipografi untuk lebih memperdayagunakan huruf sebagai element grafis, agar sebuah desain terlihat lebih “elegan” dan menarik untuk dilihat.

Pada ulasan tentang tipografi berikut, kita tidak akan mempersoalkan ejaan atau arti dari rangkaian huruf, melainkan menjadikan huruf sebagai salah satu element penting yang diaplikasikan langsung kedalam sebuah design.

Berikut adalah 15 aturan tipografi dalan desain;

1. Untuk Readibility atau keterbacaan yang optimal pergunakan jenis huruf yang secara fisik sederhana dan umum sehingga mudah dikenali. 

2. Jangan terlalu banyak mempergunakan jenis huruf dalam sebuah design. Pergunakan maksimal 3 jenis huruf. 

3. Jangan takut mempergunakan satu jenis huruf saja. Karena satu jenis huruf tidak akan monoton bila digali potensi Type familynya. 

4. Untuk membedakan dan memberi penekanan pada informasi pergunakan Point Size yang berbeda sesuai dengan hirarki dan prioritas informasinya. 

5. Jangan membuat kolom untuk Body Text terlalu panjang, karena akan melelahkan mata. Panjang kolom ideal maksimal 10 cm. 

pada ulasan tentang tipografi berikut, kita tidak akan mempersoalkan ejaan atau arti dari rangkaian huruf, melainkan menjadikan huruf sebagai salah satu element penting yang diaplikasikan langsung kedalam sebuah design.

6. Point Size untuk Body Text jangan terlalu kecil karena sulit dibaca ataupun terlalu besar karena makan ruang. Idealnya adalah 9 sampai 12 point, walaupun bisa dibuat 8 sampai 15 point tergantung kebutuhan. 

7. Hindari pemakaian jenis huruf yang hampir sama, karena masyarakat umum belum tentu dapat menangkap perbedaannya

8. Teks yang ditulis dengan huruf capital atau UPPERCASE semua akan lebih sulit dibaca dari pada pemakaian kombinasi UPPERCASE dan lowercase. 

9. Kerning atau jarak antar huruf yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan. 

10. Leading atau jarak antar baris yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan. 

11. Untuk pembacaan optimal pergunakan komposisi baris teks atau Aligment yang umum seperti rata kiri, rata kanan, rata kiri-kanan dan rata tengah. 

12. Huruf yang terlalu ramping atau Condensed dan terlalu lebar atau Expanded akan mengganggu kenyamanan membaca. Jadi pergunakan untuk kebutuhan yang khusus. 

13. Jaga integritas ketikan dengan mengatur huruf dan kata pada Base Line atau garis dasar. 

14. Untuk kemudahan baca atau Readibility apabila bekerja dengan warna, pastikan ada kontras warna yang cukup antara teks dengan Background. 

15. Teks dengan warna tua dan Background dengan warna muda akan lebih mudah dibaca dari pada teks warna muda dengan Back ground warna tua.

Page 7: Desain Logo Profesional

V. Mendesain Logo Dengan Golden Ratio

Golden Ratio adalah sebuah rasio atau perbandingan kompleks yang disymbolkan dengan huruf Yunani kuno yaitu phi.

Golden ratio menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya; garis, lingkaran, segiempat. Golden ratio telah digunakan sejak jaman dulu dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang seni dan arsitektur.

Dalam matematika dan seni, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas atau golden ratio, jika rasio antara jumlah kedua nilai itu terhadap nilai yang besar sama dengan rasio antara nilai besar terhadap nilai kecil. Nilai yang lebih besar dilambangkan dengan huruf a, sedangkan nilai yang lebih kecil dilambangkan dengan huruf b. Gambar di atas menggambarkan hubungan geometrik yang jika dirumuskan secara aljabar adalah sebagai berikut:

dimana phi ( ) mewakili golden ratio. Nilainya adalah:

Bilangan Fibonacci

Dalam matematika, bilangan Fibonacci adalah barisan yang berawal dari 0 dan 1, kemudian angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan ini, maka barisan bilangan Fibonaccci yang pertama adalah:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946... 

Perbandingan ini disebut golden ratio yang nilainya mendekati 1,618.

Gambar dibawah ini adalah pengaturan dengan kotak dalam grid berukuran bilangan Fibonacci;

Page 8: Desain Logo Profesional

Mendesain Logo dengan Golden Ratio 

Tanpa kita sadari ternyata beberapa logo perusahaan maupun produk internasional ini didesain dengan menerapkan golden ratio, antara lain:

LOGO APLLE

Dari gambar diatas jelas terlihat bahwa logo Apple terbuat dari beberapa lingkaran dengan perbandingan diameter 1, 2, 3, 5, 8, dan 13

LOGO NATIONAL GEOGRAPHIC

Sadarkah kita bahwa desain logo yang sederhana ini juga ternyata ber-Golden Ratio? Terbukti dengan perbandingan panjang dan lebar yang bernilai 1,61.

Page 9: Desain Logo Profesional

LOGO PEPSI

Ternyata desain dasar dari logo pepsi ini terdiri dari dua lingkaran yang memiliki diameter berbeda dengan nilai perbandingan 1,618. Dan selanjutnya lingkaran tersebut dipotong dengan proporsi yang telah diatur.

LOGO TOYOTA

Perbandingan a dan b dalam memposisikan garis untuk meletakkan tiga buah oval tersebut ternyata bernilai 1,618 atau disebut Golden Ratio.

LOGO INDOCCOM

Logo Group kita Komunitas Pengguna CorelDRAW Indonesia (indoCCom) yang dibuat beberapa tahun lalu juga menggunakan konsep Golden Ratio.

Page 10: Desain Logo Profesional

VI. 10 Trik Mendesain Kemasan

Setiap kali kita pergi ke toko kelontong, pasar, mall atau tempat jual-beli lainnya, kita pasti akan selalu dihadapkan dengan banyak sekali produk yang dikemas dalam box, botol, tabung atau kemasan lainnya. Kemasan ini datang dalam beragam bentuk, ukuran dan warna.

Sebagai designer yang akan merancang kemasan sebuah produk, harus selalu ingat bahwa tujuan utama mendesain kemasan adalah agar calon konsumen dapat dengan mudah mengenali dan membedakan produk tersebut hanya dengan satu lirikan. Bukan perkara gampang, mengingat produk tersebut akan diletakkan di antara rak-rak yang menjulang, di tengah-tengah tumpukan produk lain yang sejenis.

Namun, tentu saja kita tidak boleh lupa juga dengan esensi utama kemasan, seperti yang dikatakan Wikipedia:

“Packaging adalah ilmu, seni dan teknik membungkus atau memproteksi produk untuk memudahkan proses distribusi, penyimpanan, penjualan serta penggunaannya. Packaging juga meliputi proses merancang, mengevaluasi dan memproduksi kemasan. Dengan kata lain, packaging dapat dideskripsikan sebagai sistem yang terkoordinasi untuk mempersiapkan produk agar siap dikirim, disimpan, disalurkan, dipasarkan dan dimanfaatkan oleh pengguna akhirnya.”

Jadi, kita tidak boleh sembarangan mendesain kemasan. Faktor perlindungan, pengawetan serta pembungkusan produk juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Selain itu, sebaiknya kemasan pun mencantumkan informasi-informasi penting seputar produk tersebut, agar calon konsumen paham akan produk yang akan dibelinya. Tidak perlu harus menuliskan deskripsi produk yang panjang, hanya kita pastikan saja bahwa konsumen dapat mengenali jenis produk apa yang ada di dalam kemasan tanpa perlu membukanya.

Seringkali, design kemasan yang menarik dan informatif menjadi perlengkapan pemasaran yang vital. Dalam hal ini, tukang designer pun turut mempengaruhi keberhasilan atau malah kegagalanproduk tersebut di pasar.

Memang tugas yang cukup berat. Tapi, kita tidak perlu kuatir, karena 10 tip dan trik mendesain kemasan dibawah ini akan memberikan solusi agar rancangan kemasan kita semakin bersinar.

1. Unik dan Kreatif

Jika produk (atau kemasan) kita dilirik banyak orang, kita buat kemasan sekreatif mungkin. Contohlah kemasan sereal sarapan yang sering kali mencantumkan permainan labirin, teka-teki dan lainnya

Page 11: Desain Logo Profesional

untuk mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Atau, kita juga bisa berkreasi dengan bentuk kemasan seperti contoh di atas.

2. Font dan Warna

Warna kemasan sebaiknya disesuaikan dengan jenis produknya. Atau, jika perusahaan telah memiliki warna korporat yang khas, boleh juga diaplikasikan pada kemasan.

Kita pastikan menggunakan warna font yang tepat dan kontras. Jangan menggunakan teks oranye pada latar belakang merah atau sejenisnya. Sebagai panduan, buku Color Index bisa kita gunakan sebagai referensi padanan warna.

Untuk urusan bentuk font, kita pilih yang tepat dan sesuai untuk produk. Kita tidak perlu menggunakan font yang terlalu ‘njelimet’, yang malah sulit dibaca.

3. Label Mudah Dibaca

Sebagian besar konsumen membaca dulu informasi seputar produk yang akan mereka beli, karena mereka ingin tahu apa yang mereka beli, dan apakah yang mereka beli itu benar. Maka, sudah jadi tugas kita untuk memastikan para konsumen bisa membaca informasi yang tercantum pada kemasan dengan baik. Caranya? Ya, dengan memastikan ukuran dan bentuk font yang digunakan mudah dibaca.

Page 12: Desain Logo Profesional

Konsumen akan membaca label sebelum membuat keputusan untuk membeli. Beberapa kali, mereka akan membandingkan produk tersebut dengan produk lainnya. Nah, kalau kita mendesain kemasan yang mudah dibaca, dan para konsumen puas dengan informasi yang mereka baca, tentu mereka tidak akan pergi dan mencari produk lain, mereka akan langsung membelinya.

Masalahnya, hanya butuh beberapa detik di depan rak di supermarket sebelum konsumen memutuskan akan membeli suatu produk. Mereka tidak punya banyak waktu untuk membaca semua label, makanya kita tidak boleh buang waktu mereka dan tentu saja waktu kita, dengan mendesign label yang terlalu kecil dan ‘njelimet’ untuk dibaca, ini termasuk salah satu kesalahan yang sering dilakukan para designer.

4. Memanfaatkan gambar

Masyarakat kita sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat dicerna oleh panca indera. Dalam hal kemasan, rangsangan yang paling mudah dicerna adalah rangsangan visual. Karena itu kita sebaiknya menyertakan gambar/visual dalam desain kemasan kita, entah gambar kartun, foto produk, foto model atau apa pun. Kita pastikan gambarnya beresolusi tinggi dan akan tampak bagus tidak peduli seberapa besar atau seberapa kecil ukurannya.

5. Relevan

Page 13: Desain Logo Profesional

Gambar, bentuk font, warna dan bentuk kemasan haruslah sesuai dengan produk, harus memiliki relevansi dengan jenis produk yang kita jual. Kita tidak boleh menempatkan gambar anjing ketika kita membuat desain kemasan untuk hotdog  meskipun ‘dog’ memang berati anjing. Bisa-bisa kita dituduh menyesatkan konsumen dan mereka tidak jadi membeli produknya karena berpikir bahwa itu adalah makanan anjing atau terbuat dari daging anjing. Hehehe…

6. Bahasa Yang Tepat

Kita pilih bahasa yang pas dengan produknya. Konsumen jaman sekarang itu sangat sulit diyakinkan hanya dengan gambar yang indah-indah saja. Mereka butuh informasi yang berlimpah dan sesuai.

Kita harus berhati-hati dengan penggunaan bahasa, termasuk untuk urusan ejaan dan tata bahasa. Tak jarang, konsumen menilai kualitas produk dari bahasa yang tercantum pada kemasannya. Kalau mereka melihat banyak kesalahan eja atau ketidaksesuaian informasi, bisa-bisa mereka berpikir perusahaan dan produk kita tidak bonafit dan tidak memiliki kontrol kualitas. Maka, berhati-hatilah dengan isu sensitif ini. Kita bisa menggaet kepercayaan dan keyakinan konsumen dengan menggunakan tata bahasa yang benar.

Page 14: Desain Logo Profesional

7. Kenyamanan

Yang tak kalah pentingnya, kita pastikan bahwa kemasan kita mudah dan nyaman digunakan. Kita asumsikan bahwa kebanyakan orang yang akan menggunakan produk ini orang sibuk. Jadi, kita coba buat hidup mereka lebih mudah. Kita tidak perlu mendesain kemasan yang terlalu besar dan sulit dibawa, semakin ringkas kemasannya, semakin banyak klien yang akan memilihnya.

Oh ya, satu poin lagi yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan: Karena dewasa ini kepedulian masyarakat akan Mother Earth atau Bumi pertiwi sedang tinggi, maka bagus juga kalau kemasan yang kita desain terbuat dari bahan-bahan daur ulang atau yang ramah lingkungan. Pasti kemasan kita semakin dilirik, setidaknya oleh para pecinta lingkungan.

8. Kokoh dan Tangguh

Salah satu fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk. Dan, bagi para konsumen, keamanan produk ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Makanya, kemasan harus selalu tersegel atau tertutup rapat, karena pasti konsumen ogah membeli produk yang kemasannya terlihat terbuka atau rusak.

Kita harus mencari cara agar design kemasan kita tidak mudah robek atau mengangakuraaannggg ngangaaaa. Juga, agar kemasan terbuat dari bahan yang kuat, sehingga tidak mudah penyok saat

Page 15: Desain Logo Profesional

diangkut ke gudang, atau saat dijajakan di rak, atau saat dimasukkan ke plastik, dan sebagainya. Jadi, sebelum kita terkena masalah besar karena kemasan mudah koyak atau rusak, kita pastikan desain kemasan kita tertutup dengan sempurna dan melindungi produk yang ada di dalamnya.

9. Mudah dibuka

Nah, di sisi lain, kemasan juga tidak boleh terlalu rapat sampai sulit dibuka konsumen. Jadi, kita harus melihat masalah dari dua sisi: Di satu sisi, kita pastikan kemasan tidak mudah terbuka dan rusak saat diangkut, didistribusikan dan dipasarkan, namun di sisi lain, kemasan mesti cukup mudah dibuka saat sudah sampai ke tangan konsumen. Sekali lagi, kita pikirkan bahwa betapa sibuknya konsumen yang membeli produk kita dan kita bayangkan kekesalan mereka saat sudah sampai di rumah, ketika kemasannya begitu bandel dan sulit dibuka.

Nah, kalau kemasan produk kita memang sulit dibuka, pastikan kita mencantumkan cara-cara membukanya. Kalau bisa, kita lengkapi juga dengan instruksi bergambar. Bahkan jika kemasannya tergolong mudah dibuka sekalipun, tak salah untuk menyertakan instruksi cara membukanya. Siapa tahu saja konsumen membutuhkannya.

10. KIS = Keep It Simple

Untuk menarik perhatian, kita buat desain yang sederhana, namun mencolok. Jika memungkinkan kita pilih desain yang mudah dikenali oleh konsumen dari segala usia, latar belakang pendidikan.

Page 16: Desain Logo Profesional

Untuk membedakan tipe produk kita gunakan warna yang kontras agar konsumen tidak salah memilih. Desain yang sederhana namun dengan label yang berukuran pas, mudah dibaca, dipenuhi informasi-informasi yang tepat akan lebih menarik perhatian ketimbang desain yang terlalu ramai.

VII. Lestarikan Budaya Indonesia Dalam Desain

Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Negara Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingi oleh banyak pulau, budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam, budaya itulah yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan agar tidak punah atuapun diclaim oleh Negara lain.

Indonesia Negara yang sangat kaya dan unik, negara Indonesa juga beraneka ragam suku bangsa. Tapi sangat disayangkan setelah banyak pengakuan dari negara lain salah satunya adalah tari pendet diclaim oleh negara tetangga baru Indonesia merasa itu adalah budaya yang harus dilestarikan. Negara tetangga menjadikan budaya kita sebagai aset pariwisata yang sangat menguntungkan. Mangapa kita tidak melakukan itu? yang berdampak positif bagi Negara kita, Baik dalam bertambahnya pendapatan Negara dan kita juga sudah melestarikan budaya kita sendiri.

Sebagai generasi muda mari kita memberikan pencerahan bahwa budaya itu perlu dilestarikan salah satunya adalah kita wujutkan budaya Indonesia dalam suatu karya desain, seperti yang dicontohkan oleh sahabat kita Suroto JW dalam karyanya yang diberi judul Wonderful Indonesia;

Page 17: Desain Logo Profesional

Sumber: http://www.belajarcoreldraw.co

INFO

Page 18: Desain Logo Profesional