DERMATITIS SEBOROIK DERMATITIS SEBOROIK (DS) adalah penyakit kuli dengan keradangan superfisialis
krons, dengan predileksi pada area seboroik, yang remisi dan ekserbasi.
AREA SEBOROIK yaitu bagian badan yang banyak kelenjar sebasea (kelanjar lemak)
yaitu : Kepala (Scalp, telinga, saluran telinga, belakang telinga, leher), muka (alis mata,
kelopak mata,glabella, lipatan nasolabial, bibir, kumis, janggut/dagu), badan atas (daerah
presternum, daerah interskapula, areolae mammae) dan pelipatan-pelipatan (ketiak,
pelipatan bawah mammae, umbilikus, pelipatan paha, daerah anogenital dan lipatan
pantat).
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Penyebab pasti belum diketahui, dihubungkan dengan :
1. Kuli di daerah seboroik sebagai faktor predisposisi.
2. Pityrosporum ovale (malassezia furfur), sebagai penyebab, tetapi masih belum jelas
bagaimana dapat menyebabkan inflamasi dan diskuamasi.
3. Kelainan neurologis yaitu komplikasi Parkinsonism, paralisa nervus fasialis dan
paralise nervus tubuh.
Sebum meningkat penumpukannya pada kulit yang tidak bergerak.
4. Stres emosi memperberat penyakit.
5. Hygiene yang buruk, sehubungan dengan perawatan orang sakit dan penyakit yang
berat/ buruk.
6. Variasi suhu dan kelembaban udara yang rendah, memperburuk penyakitnya.
7. DS berat. Luas dan sukar diobati dipikirkan karena infeksi HIV, terutama pada
kelompok resiko tinggi karena immuno supresi sehingga pertumbuhan Yeast
meningkat.
8. Laki-laki lebih sering daripada wanita.
Tidak timbul pada usia 8 12 bulan sampai sebelum puber.
GEJALA KLINIS A. Pada bayi (umur 2 minggu 10 minggu)
1. Pada kepala (daerah frotal dan parietal) khas disebut cradle cap, tampak krusta
tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang/ tidak
gatal.
Standar Pelayanan Medik Kulit Kelamin 2. Pada lokasi lain, lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup
dengan skuama berminyak, kurang atau tidak gatal.
B. Pada dewasa (dimulai usia puber, rata-rata pada 18 40 tahun, dapat pada usia tua)
1. Umumnya gatal.
2. Pada area seboroik, khas tampak lesi makulae/patch, folikular, perifolikular atau
papulae, kemerahan atau kekuningan yang ringan sampai berat, inflamasi
skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak.
3. Kambuh-kambuh dan kronis, serig karena kecapekan, stres atau paparan sinar
matahari.
DIAGNOSIS1. Gejala klinis yang khas
2. Bila diperlukan untuk diagnosis banding :
a. Pemeriksan histopathologi
DS : gambaran Dermatitis Kronis, Spongiosis lebih jelas.
b. Pemeriksaan KOH 10 20%
DS : negatif, tidak ada hyfae atau blastokonidia.
c. Pemeriksaan lampu Wood
DS : flouresen negatif (Warna violet)
Eritrasma : flouresen merah bata/ merah tembaga.
DIAGNOSIS BANDING Tergantung berat dan lokasi penyakit : Pityriasis kapitis (ketombe), Psoriasis vulgaris,
Dermatitis atopi, Dermatitis kontak, Rosascea, Pemphigus erythematosus, Pemphigus
foliaceus, Neurodermatitis, Pityriasisrosea, Pityriasisversikolor, Dermatofitosis,
Kandidiasis intertrigo, Eritema intertrigo, Eritrasma, Erupsi obat, Penyakit Darier,
Penyakit Letterer Siwe.
PENYULIT1. Kerontokan rambut
2. Infeksi sekunder
3. eritroderma, biasanya karena pengobatan topikal yang tidak tepat atau terkena
paparan sinar matahari.
4. Penyakit Leiner (=Eritroderma deskwamativum) : Eritroderma pada bayi.
Standar Pelayanan Medik Kulit Kelamin PENATALAKSANAAN1. Penerangan sifat penyakit : dapat ditekan tapi tak dapat sembuh menetap (kambuh-
kambuh)
2. Ada infeksi sekunder : Antibiotika
3. Obat topikal, tergantung lokasi