Download - Definisi Endometritis edit.docx

Transcript

A. Definisi EndometritisEndometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994). Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I.B. G., 1998).- Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasipascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan. Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan ( Ben-zion Tuber, 1994 ). Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau yang disebut lapisan dalam dari rahim. (Prof.dr.Ida Bagus,)

B. Etiologi EndometritisEndometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab lainnya dari endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan. (Taber, B. 1994).Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:a. Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.b. Pecahnya ketuban berlangsung lama.c. Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.d. Teknik aseptik tidak dipatuhi.e. Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).f. Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.g. Kelahiran secara bedah.h. Retensi fragmen plasenta/membran amnion.

C. KlasifikasiMenurut Wiknjosastro (2002),1. Endometritis akutTerutama terjadi pada masa post partum / post abortum. Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9. Endometritis post abortum terutama terjadi pada abortus provokatus. Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya. Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akut tetap berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.2. Endometritis kronikEndometritis kronika tidak seberapa sering terdapat, oleh karena itu infeksi yang tidak dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan fungsional darn endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.

D. Patofisiologis Infeksi endometrium, atau decidua, biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran kelamin yang lebih rendah. Dari perspektif patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut versus kronis. Endometritis akut dicirikan oleh kehadiran neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan limfosit dalam stroma endometrium. Dalam populasi nonobstetric, panggul inflammatory penyakit dan ginekologi prosedur invasif adalah prekursor-prekursor yang paling umum untuk endometritis akut. Dalam populasi obstetri, infeksi setelah bersalin adalah pendahulu paling umum. Endometritis kronis dalam populasi obstetri biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari konsepsi setelah pengiriman atau elektif aborsi. Dalam populasi nonobstetric, kronis endometritis telah melihat dengan infeksi (misalnya, klamidia, tuberkulosis, bakterial vaginosis) dan kehadiran perangkat intrauterine.

E. Tanda dan Gejalaa. Peningkatan demam secara persisten hingga 40 derajat celcius. Tergantung pada keparahan infeksi.b. Takikardiac. Menggigil dengan infeksi beratd. Nyeri tekan uteri menyebar secara laterale. Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanualf. Subinvolusig. Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap, lokhia seropurulentah. Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis puerperium fisiologisi. Perdarahan pervaginamj. Shock sepsis maupun hemoragikk. Abdomen distensi atau pembengkakan. l. Abnormal pendarahan vagina m. Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi) n. Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)

F. KOMPLIKASIa. Wound infectionb. Peritonitisc. Adnexal infection.d. Parametrial phlegmone. Abses pelvisf. Septic pelvic thrombophlebitis.

G. ASUHAN KEPERAWATAN ENDOMETRITIS1. PENGKAJIANa. Aktifitas/istirahat : Malaise, letargi, dan kelelahan/keletihan yang terus menerus.a. Sirkulasi : Takikardi.b. Eliminasi : Diare mungkin ada, bising usus mungkin tidak ada jika terjadi paralitik ileus.c. Integritas ego : Ansietas jelas (poritunitis).d. Makanan atau cairan : Anoreksia, mual/muntah, haus, membran mukosa kering, distensi abdomen, dan kekakuan, nyeri lepas (peritonitis).e. Neurosensori : Sakit kepala.f. Nyeri/ketidaknyamanan : Nyeri lokal, disuria, ketidaknyamanan abdomen, nyeri abdomen bawah/uterus serta nyeri tekan, dan nyeri/kekakuan abdomen.g. Pernapasan : Pernapasan cepat/dangkal (berat/pernapasan sistemik).h. Keamanan : Suhu 38 derajat celcius atau lebih terjadi jika terus-menerus, di luar 24 jam pascapartum : Demam ringan, menggigil, infeksi sebelumnya, pemajanan lingkungani. Seksualitas : Pecah ketuban dini/lama, persalinan lama, hemorargi pascapartum, tepi insisi: kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, drainase purulen, subinvolusi uterus mungkin ada, dan lokhia mungkin bau busuk/tidak bau, banyak/berlebihan.j. Interaksi social : Status sosio ekonomi rendah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat.c. Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh dan sifat infeksi.d. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan interupsi pada proses pertalian, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan sendiri.

3. INTERVENSIa. Diagnosa Keperawatan I:Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.Intervensi:1. Tinjau ulang catatan prenatal, intrapartum dan pascapartum.2. Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjung.3. Berikan dan instruksikan klien dalam hal pembuangan linen terkontaminasi.4. Demonstrasikan massase fundus yang tepat.5. Pantau suhu, nadi, pernapasan.6. Observasi/catat tanda infeksi lain.7. Pantau masukan oral/parenteral.8. Anjurkan posisi semi fowler.9. Selidiki keluhan-keluhan nyeri kaki dan dada.10. Anjurkan ibu bahwa menyusui secara periodik memeriksa mulut bayi terhadap adanya bercak putih.11. Kolaborasi dengan medis.

b. Diagnosa Keperawatan II:Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat.Intervensi:1. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral dibatasi.2. Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup dan cairan nutrisi lain.3. Anjurkan tidur/istirahat adekuat.4. Kolaborasi dengan medis.a. Berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi.b. Berikan parenteral zat besi dan atau vitamin sesuai indikasi.c. Bantu penempatan selang nasogastrik dan Miller Abbot.

c. Diagnosa Keperawatan III:Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh dan sifat infeksi.Intervensi:1. Kaji lokasi dan sifat ketidakmampuan/nyeri.2. Berikan instruksi mengenai membantu mempertahankan kebersihan dan kehangatan.3. Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi.4. Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan.5. Kolaborasi dengan medis:a. Berikan analgesik/antibiotik.b. Berkan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu pemanas/rendam duduk sesuai indikasi.

d. Diagnosa Keperawatan IV:Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan interupsi pada proses pertalian, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan sendiri.Intervensi:1. Berikan kesempatan untuk kontak ibu bayi kapan saja memungkinkan.2. Pantau respon emosi klien terhadap penyakit dan pemisahan dari bayi, seperti depresi dan marah.3. Anjurkan klien untuk menyusui bayi.4. Observasi interaksi bayi-ibu.5. Anjurkan ayah/anggota keluarga lain untuk merawat dan berinteraksi dengan bayi.6. Kolaborasi dengan medis.

4. EVALUASIa. Diagnosa Keperawatan IMengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko penyebab secara individual. Melakukan perilaku untuk membatasi penyebaran infeksi dengan tepat, menurunkan risiko komplikasi.b. Diagnosa Keperawatan IIMemenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikan oleh pemulihan luka tepat waktu, tingkat energi tepat, penurunan berat badan dan Hb/Ht dalam batas normal yang diharapkan pasca partum.c. Diagnosa Keperawatan IIIMengidentifikasi/menggunakan tindakan kenyamanan yang tepat secara individu dan melaporkan ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.d. Diagnosa Keperawatan IVMenunjukkan perilaku kedekatan terus-menerus selama interaksi orang tua-bayi, mempertahankan/melakukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosi terhadap bayi baru lahir, sesuai kemampuan, dan mengekspresikan kenyamanan dengan peran sebagai orang tua.

H. Definisi AdneksitisRadang tuba falloppi dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama salfingo-ooritis atau adneksitis untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya.I. Etiologi AdneksitisDi antara sebab- sebab yang paling banyak terdapat ialah infeksi gonorrhea dan infeksi puerperal dan postabortum. Kira-kira 10 % infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan ( kerokan, laparotomi, pemasangan IUD dan sebagainya ) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.J. Klasifikasi Adneksitis1. Salpingo ooporitis akutaSalpingo ooporitis akuta yang disebabkan oleh gonorroe sampai ke tuba dari uterus sampai ke mukosa. Pada gonoroe ada kecendrungan perlekatan fimbria pada ostium tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu. Nanah yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadi piosalping. Pada salpingitis gonoroika ada kecendrungan bahwa gonokokus menghilang dalam waktu yang singkat, biasanya 10 hari sehingga pembiakan negative.Salpingitis akut banyak ditemukan pada infeksi puerperal atau pada abortus septic ada juga disebabkan oleh berbagai tierti kerokan. Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam kuman seperti streptokokus ( aerobic dan ana aerobic ), stafilokokus, e. choli, clostridium wechii, dan lain-lain. Infeksi ini menjalar dari servik uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritoneum pelvic. Disisni timbul salpingitis interstitial akuta ; mesosalping dan dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering kali normal. Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penyumbatan lumen tuba.2. Salpingo ooporitis kronikaTerbagi atas :a. HidrosalpingHidrosalping terdapat pentupan ostium tuba abdominalis. Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan hidrosalping follikularis. Pada hidrosalpin simpleks terdapat satu ruangan berdinding tipis, pada hidrosalping folikularis terbagi dalam ruangan kecilb. PiosalpingPiosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal yang berisi nanah, dan terdapat perlekatan pada daerha sekitarnya. c. Salpingits interstitial tubaSalpingitis interstitial kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat ditemukan penumpukan nanah ditengah jaringan otot.d. Kista tuba ovarialPada kista tuba ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium.e. Abses tuba ovarialPiosalping bersatu dengan abses ovarium.f. Salpingitis tuberkulosa

K. PatofisiologiOrganisme Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis naik ke rahim, tuba fallopi, atau ovarium sebagai akibat dari hubungan seksual, melahirkan, masa nifas, pemasangan IUD (alat KB), aborsi, kerokan, laparatomi dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks. Sehingga menyebabkan infeksi atau radang pada adneksa rahim. Adneksa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan ovarium alias indung telur, tempat dimana sel telur diproduksi.

L. Tanda Dan GejalaGejala-gejala adnexitis tidak selalu jelas, namun bisa didahului oleh gejala :a. Panasb. Nyeri perut bagian bawah sebelah kiri atau kananc. Nyeri bertambah pada pekerjaan berat disertai penyakit pinggangd. Leukoreae. Haid lebih banyak dari biasa, dan siklus tidak teraturf. Penderita sering mengeluh dispareunig. Infertilitash. Disminorroe

M. KomplikasiPembedahan pada salpingo-ooforitis akuta perlu dilakukan apabila:a. Jika terjadi ruptur atau abses ovariumb. Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatanc. Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan adneksitis akuta.Gejala; nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada lendir/bercak keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang mengenai organ-organ dalam panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi lanjutan dari saluran kencing dan daerah vagina. Selain itu komplikasi yang terjadi dapat berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa dan kehamilan ektopik yang terganggu. Biasanya lokasi nyeri tekan pada appendisitis akuta (pada titik Mac Burney) lebih tinggi daripada adneksitis akuta, akan tetapi apabila proses agak meluas perbedaan menjadi kurang jelas (Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal 288.2007).

N. PengkajianData subyektif yang terdiri dari :1. Riwayat pemakaian alat kontrasepsiRiwayat laktasiRiwayat gynekologiRiwayat kesehatanRiwayat biopsikososial spiritualBiodata ibu dan suami2. Alasan ibu memeriksakan diri3. Riwayat menstruasi4. Riwayat perkawinan5. Riwayat obstetric b. Data objektif1. Pemeriksaan Umum2. Pemeriksaan Sistematis dan Gynekologisa. Kepala dan Leherb. Dada dan aksilac. Abdomend. Anogenitale. Ekstermitas3. Pemeriksaan PenunjangPerlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti Ultrasonografi (USG). Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor.

Diagnosa Keperawatan Yang Timbul1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi pada tuba falopi sampai ovarium.2. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan perioperatif.3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

I. Intervensi Keperawatan1. Dx 1 : Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.Kriteria evaluasi:Tidak ada nyeri pada daera panggulIntervensi:a. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyerib. Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat;Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.c. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokusRelaksasi: membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.d. Kolaborasi:Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannyaRasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri

2. Dx 2 : Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan perioperatif. Mengungkapkan rasa tajut akan pembedahan. Menyatakan kurang pemahaman. Meminta informasi.Intervensi :a. Memberikan bantuan secara fisik dan psikologis, memberikan dukungan moral.Rasional : Secara psikologis meningkatkan rasa aman dan meningkatkan rasa saling percaya.b. Menerangkan prosedur operasi dengan sebaik-baiknya. Rasional : Meningkatkan/memperbaiki pengetahuan/ persepsi klien.c. Mengatur waktu khusus dengan klien untuk berdiskusi tentang kecemasan klien. Rasional : Meningkatkan rasa aman dan memungkinkan klien melakukan komunikasi secara lebih terbuka dan lebih akurat.

3. Dx 3:Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.Intervensi:a. Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanngRasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.b. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskna pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.c. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaanRasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakand. Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakterie. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.

J. Evaluasi1. Tidak ada nyeri pada daera panggul2. Sedikit melaporkan tentang gugup atau cemas.3. Mengungkapkan pemahaman tentang operasi.4. Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

K. Defenisi ServisitisServisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih mudah terinfeksi disbanding selaput lendir vagina. ( gynekologi . FK UNPAD, 1998 ). Juga merupakan :a. Infeksi non spesifik dari serviksb. Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik )c. Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior

L. EtiologiServisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain.

M. Klasifikasi1. Servisitis AkutaInfeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe, infeksi postabortum, postpartum, yang disebakan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.2. Servisitis KronikaPenyakit ini dijumpai pada sebagisn wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta keleenjer-kelenjernya sehingga menyebabkan infeksi menahun.Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :a. Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.b. Di sini ada portio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.c. Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.

N. PatofisiologiPenyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan : a. Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan. b. Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah. c. Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.

O. GEJALA KLINIS1. Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau2. Sering menimbulkan erusio ( erythroplaki ) pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala.3. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorroe4. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis5. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat retensi kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.6. Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih7. Perdarahan saat melakukan hubungan seks

P. Asuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Aktivitas / IstirahatGejala : Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan / pengulangan, pola tidur (contoh, tidur tengkurap)b. SirkulasiGejala : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)c. Makanan / CairanGejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badand. Nyeri / KenyamananGejala : Nyeri pada penyakit yang luas / metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan payudara Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistike. KeamananGejala : Masa nodul aksila, edema, eritema pada kulit sekitarf. SeksualitasGejala :1) Adanya benjolan payudara : perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara2) Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu : rabas puting yang tak biasanya; gatal, rasa terbakar, atau puting meregang3) Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun); menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun)4) Masalah tentang seksualitas / keintimanTanda :1) Perubahan pada kontur / massa payudara, asimetris2) Kulit cekung, berkerut; perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada payudara3) Puting retraksi : rabas dari buting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan.g. Penyuluhan / PembelajaranGejala : 1) Riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu, atau nenek)2) Kanker unilateral sebelumnya, kanker endometrial atau ovarium.

2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringanb. Perubahan pola eliminasi uri berhubungan dengan adanya edema jaringan lokalc. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libidod. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatane. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasif. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan veminitas

3. Perencanaan / Intervensi1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringanKriteria Hasil :- Mengekspresikan penurunan nyeri / ketidaknyamanan- Tampak rileks, mampu tidur / istirahat dengan tepat

Intervensi / TindakanMandiria. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk verbal dan non verbalRasional : Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyaman dan kebutuhan untuk keefektifan analgesik. Jumlah jaringan, otot, dan sistem limfatik diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami. Kerusakan saraf pada regio skapula, yang dapat lebih ditoleransi daripada nyeri pembedahan. Catatan : nyeri pada dinding dada dapat terjadi dari tegangan otot, dipengaruhi oleh panas atau dingin ekstrem, dan berlanjut selama beberapa bulanb. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normalRasional : Memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan penghilangannya dapat dilakukanc. Bantu pasien menentukan posisi nyamanRasional : Peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain mempengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan tidur / istirahat secara efektif.d. Berikan tindakan kenyamanan dasar (contoh, perubahan posisi pada punggung atau sisi yang tak sakit, pijatan punggung) dan aktivitas terapeutik. Dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, sentuhan terapeutik.Rasional : Meningkatkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan kopinge. Tekan / sokong dada saat latihan batuk / nafas dalamRasional : Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbul ketidaknyamanf. Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal teratur sebelum nyeri berat dan sebelum aktivitas dijadwalkan.Rasional : Mempertahankan tingkat kenyamanan dan memungkinkan pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa nyeri yang menyertai upaya tersebut.Kolaborasia. Berikan narkotik / analgesik sesuai indikasiRasional : Memberikan penglihatan ketidaknyamanan / nyeri dan memfasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pascaoperasi.

2. Perubahan pola eliminasi uri berhubungan dengan adanya edema jaringan lokalKriteria Hasil :- Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas

Intervensi / TindakanMandiria. Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.Rasional : Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah sedikit / kurang (< 100 ml)b. Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan ketidaknyamanan, penuh, ketidakmampuan berkemihRasional : Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih diatas simpisis pubis menunjukkan retensi urine.c. Berikan tindakan berkemih rutin, contoh privasi, posisi normal, aliran air pada baskom, penyiraman air hangat pada perineumRasional : Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah upaya berkemihd. Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter (bila ada)Rasional : Meningkatkan kebersihan menurunkan risiko ISK asendene. Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, bauRasional : Retensi urine, drainase vaginal dan kemjungkinan adanya kateter intermiten / tak menetap meningkatkan risiko ninfeksi, khususnya bila pasien mempunyai jahitan perinealKolaborasia. Pemasangan kateter bila diindikasikan / per protokol bila pasien tidak mampu berkemih atau tidak nyamanRasional : Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atoni kandung kemih / retensi kandung kemih memerlukan dekompresi kandung kemih. Catatan : Kateter uretral tak menetap atau suprapubik dapat dipasang secara intraoperasi bila komplikasi diantisipasib. Dekompresi kandung kemih dengan perlahanRasional : Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung kemih cepat menghilangkan tekanan pembuluh pelvis meningkatkan pengumpulan venac. Pertahankan patensi kateter tak menetap; pertahankan drainase selang bebas lipatanRasional : Meningkatkan drainase bebas urine, menurunkan risiko statis urine / retensi dan infeksid. Periksa residu volume urine setelah berkemih bila diindikasiRasional : Tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap; retensi urine meningkatkan kemungkinan untuk infeksi dan ketidaknyamanan

3. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libidoKriteria Hasil :- Menyatakan pemahaman perubahan anatomi / fungsi seksual- Mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, peran seksual, hasrat seksual pasangan dengan orang terdekat- Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan seksual

Intervensi / TindakanMandiria. Mendengarkan pernyataan pasien / orang terdekatRasional : Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan / atau ungkapan yang gamblangb. Kaji informasi pasien / orang terdekat tentang anatomi / fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahanRasional : Menunjukkan kesalahan informasi / konsep yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Harapan negatif sehubungan dengan hasil yang buruk. Perubahan kadar hormon mempengaruhi libido dan / atau menurunkan kelunakan vagina. Meskipun pemendekan vagina dapat meregang, pada awal koitus mungkin terasa ketidaknyamanan nyeri.c. Identifikasi faktor budaya / nilai dan adanya konflikRasional : Dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual.d. Bantu pasien untuk menyadari / menerima tahap berdukaRasional : Mengakui proses normal kehilangan secara nyata / menerima perubahan dapat meningikatkan koping dan memudahkan resolusi.e. Dorong pasien untuk berbagi pikiran / masalah dengan temanRasional : Komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian / masalah dan meningkatkan koping dan memudahkan resolusi.f. Solusi pemecahan masalah terhadap masalah potensial; contoh menunda koitus seksual saat kelelahan, melanjutkannya dengan ekspresi alternatif, posisi yang menghindari tekanan pada insisi abdomen, menggunakan minyak vaginaRasional : Membantu pasien kembali pada hasrat / kepuasan aktivitas seksual.g. Diskusikan sensasi / ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons seperti individu biasanya.Rasional : Nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilangan sensori dapat terjadi sehubungn dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori biasanya sementara, inidapat dialami selama beberapa minggu / bulan untuk krmbali baik. Selain itu, perubahan ukuran vagina, perubahan kadar hormon dan kehilangan sensoti irama kontraksi uterus selama orgasme menganggu kepuasan seksualKolaborasia. Rujuk ke konselor / ahli seksual sesuai kebutuhanRasional : Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan kepuasan hasil.

4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatanKriteria Hasil :- Mengakui dan mendiskusikan masalah- Menunjukkan rentang perasaan yang tepat- Melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditanganiIntervensi / TindakanMandiria. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi pembedahan, dan terapi yang akan datang. Perhatikan adanya penolakan atau ansietas ekstremRasional : Memberikan dasar pengetahuan perawat untuk menguatkan kebutuhan informasi dan membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan ansietas tinggi, dan kebutuhan akan perhatian khususb. Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostikRasional : Pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan perasaan kontrol dan mengurangi ansietas.c. Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien / oarng terdekat. Anjurkan bahwa orang terdekat ada kapan pun diinginkanRasional : Waktu dan privasi diperlukan untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan tentang antisipasi kehilangan dan masalah lain. Komunikasi terapeutik, pertanyaan terbuka, mendengarkan, dan sebagainya, memudahkan proses ini.d. Kaji tersedianya dukungan pada pasien. Berikan informasi tentang sumber komunikasi bila ada.Rasional : Menjadi sumber yang membantu bila pasien siap. Kelompok sebaya yang mengalami pengalaman serupa bertindak sebagai model peran dan memberikan keyakinan terhadap pernyataan.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasiKriteria Hasil :- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan- Melakukan prosedur yang perlu dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan- Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan

Intervensi / TindakanMandiria. Kaji proses penyakit, proses pembedahan, dan harapan yang akan datangRasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi termasuk berpartisipasi dalam radiasi / program kemoterapib. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang adekuatRasional : Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan / proses penyembuhanc. Anjurkan pilihan jadwal istirahat sering dan periode aktivitas khususnya situasi saat duduk lamaRasional : Mencegah / membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.d. Anjurkan menggunkan alat Waspada-MedikRasional : Mencegah trauma yang tidsk diinginkan (contoh, mengukur TD, infeksi)e. Tekankan pentingnya evaluasi medik teraturRasional : Pengobatan lain mungkin diperlukan sebagai terapi tambahan, seperti radiasi.

6. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan veminitasKriteria Hasil :- Menunjukkan gerakan kearah penerimaan diri dalam situasi.

Intervensi / TindakanMandiria. Identifikasi masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karier, dan sebagainyaRasional : Dapat menyatakan bagaimana pandangan diri pasien telah berubah.b. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan mis., marah, bermusuhan, berduka.Rasional : Kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.c. Diskusikan tanda / gejala depresi dengan pasien / orang terdekatRasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali dan diukurd. Berikan penguatan positif untuk peningkatan / perbaikan dan partisipasi perawatan diri / program pengobatanRasional : Mendorong kemajuan perilaku sehate. Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual, dan memberikan informasi serta dukunganRasional : Respon negatif yang diarahkan pada pasien dapat secara aktual menyatakan masalah pasangan tentang rasa sedih pasien, takut kanker / kematian, kesulitan dalam menghadapi perubahan kepribadian / perilaku pasien, atau ketidakmampuan untuk melihat area operasi.f. Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung (bila ada) untuk orang terdekatRasional : Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan perasaan dengan orang lain yang mengalami pengalaman yang sama dan mengidentifikasi cara orang terdekat dapat memudahkan penyembuhan pasien.