Download - Data Puskesmas Sumut

Transcript
  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    1/20

    PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT

    NOMOR : TAHUN 2011

    TENTANG

    PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATANPROVINSI JAWA BARAT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    GUBERNUR JAWA BARAT,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatankepada masyarakat, perlu penataan penyelenggaraan kesehatanyang berjenjang dan berkesinambungan;

    b. bahwa untuk terwujudnya kesinambungan pelayanan kesehatansebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan PedomanPelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Provinsi JawaBarat dengan Peraturan Gubernur;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang PembentukanProvinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 4Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentangPemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali,terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentangPemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaiIbukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-UndangNomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    2/20

    2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang PerlindunganKonsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3821);

    3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 109, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4130);

    4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem NasionalPenelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan danTeknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4219);

    5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4389);6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem JaminanSosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4456);10.

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    3/20

    12. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang TenagaKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3637);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaandan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4592);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata CaraPelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan KeuanganGubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

    17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2005tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun2005 Nomor 13 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 15)

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi JawaBarat Nomor ..... Tahun 2010 tentang Perubahan atas PeraturanDaerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2005 tentangPembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2010Nomor .. Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor ..);

    18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ProvinsiJawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

    19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (LembaranDaerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran DaerahNomor 46);

    Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/Sk/X/2008tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan BidangKesehatan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, DanPemerintah Daerah Kabupaten Kota

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    4/20

    2. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2010 tentang PenyelenggaraanKesehatan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor7);

    GUBERNUR JAWA BARAT

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEMRUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat;2. Pemerintah Daerah adalah beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

    Pemerintahan Daerah;3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat;4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;6. RSD adalah Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Barat7. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan

    masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik secaravertikal maupun horizontal meliputi sarana, rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli,rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahanpemeriksaan laboratorium(permenkes 922/2008).

    8. Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yangmelaksanakan pelimpahan tanggung jawab, timbal balik terhadap suatu kasus

    penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal atau horizontal, dalam arti dari unityang berkemampuan kurang ke unit yang lebih mampu9. Jaminan Kesehatan Daerah yang selanjutnya disingkat Jamkesda adalah upaya

    Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi di Jawa Barat dalam rangka memberikanpelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin di Provinsi Jawa Barat yang sudahmemiliki kartu peserta atau yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, diluarpeserta Jamkesmas;

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    5/20

    10.Masyarakat miskin adalah masyarakat kurang/tidak mampu dari sisi sosialekonominya yang secara administratif merupakan warga Provinsi Jawa Baratdibuktikan dengan KTP dan Kartu Keluarga yang sah.

    11.Peserta Jamkesda adalah mereka yang memiliki kartu peserta Jaminan KesehatanDaerah dan bayi yang baru lahir dari peserta yang tercatat dalam kartu keluarga

    12.Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medissegera, guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

    13.Puskesmas mampu PONED adalah Puskesmas dengan tempat perawatan yangmampu menangani pelayanan kegawatdaruratan medis dasar pada persalinan danbayi baru lahir.

    14.Rumah Sakit mampu PONEK adalah Rumah Sakit yang mampu menanganipelayanan kegawatdaruratan persalinan dan bayi baru lahir 24 jam secara paripurna

    15.Upaya rujukan pelayanan kesehatan adalah kegiatan yang diselenggarakan secaraberkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui sistem rujukan.

    16.Rujukan upaya kesehatan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secaratimbal balik baik horisontal maupun vertikal terhadap kasus penyakit atau masalahpenyakit atau permasalahan kesehatan

    17.Rujukan upaya kesehatan perorangan adalah rujukan kasus yang berkaitan dengandiagnosa, terapi dan tindakan medik berupa pengiriman pasien, rujukan bahanpemeriksaan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium dan rujukan ilmupengetahuan tentang penyakit;

    18.Rujukan upaya kesehatan perseorangan adalah rujukan kasus/spesimen yangdiselenggarakan dengan pendekatan kewilayahan diutamakan ditujukan untukkemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan medik dasar dan atau spesialistikserta subspesialistik yang bermutu.

    19.Rujukan upaya kesehatan masyarakat adalah rujukan sarana dan logistik, rujukantenaga dan rujukan operasional dalam upayan kesehatan masyarakat.

    20.Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu adalah kegiatan pelayanankesehatan yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan denganmenggunakan prinsip efisien dan efektif sesuai dengan kewenangan medis disetiaptingkatan.

    21.Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan yang bermutu adalah kegiatanpelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelayanan kesehatan padafasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standar prosedur operasional dankewenangan medis.

    22.Jenjang rujukan adalah tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengankemampuan pelayanan medis dan penunjang.

    23.Wilayah cakupan rujukan (Wilayah Rujukan Regional) adalah pengaturan wilayahberdasarkan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan yang terstuktur untukmempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sesuai denganpermasalahan kesehatan yang dimilikinya dengan efektif dan efisien.

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    6/20

    BAB II

    MAKSUD DAN TUJUAN

    Pasal 1Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah agar terwujud suatu mekanismekerja yang mengatur secara effektif dan efisien alur pasien sesuai kebutuhan dankewenangan medis melalui jalur rujukan, sehingga dapat mengoptimalkan sumber dayayang terbatas

    Pasal 2

    Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini sebagai panduan dalam pelaksanaansistem rujukan pelayanan kesehatan, baik bagi petugas kesehatan maupun bagi

    masyarakat.

    BAB III

    JENJANG RUJUKAN MEDIS/SPESIMEN

    Pasal 3

    (1).Pelayanan kesehatan bersumber masyarakat.a.Kader dan dukun bayi.b.Posyandu.

    (2).Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai PelaksanaPelayanan Kesehatan tingkat 1 (PPK 1)

    a.Praktik Bidanb.Praktik Perawatc.Klinik Bersalind.Klinike.Praktik Dokter Umumf. Praktik Dokter Gigig.Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas

    Keliling, Poskesdes dan Polindes)

    h.Puskesmas DTP mampu PONED

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    7/20

    (3).Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat kedua/spesialistik sebagaiPelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat 2 (PPK 2)

    a.Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)b.Rumah Sakit Swastac.BKKMd.BKPMe.Laboratorium Klinis/Kesehatan Kabupaten/Kotaf. Laboratorium Klinis/Kesehatan Swasta

    (4).Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga/sub spesialistik sebagaiPelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat 3 (PPK 3)

    a.Rumah Sakit Vertikal : Rumah Sakit Rujukan Tertinggi (Top Referal) :

    - Rumah Sakit Hasan Sadikin- RS Jantung Harapan Kita- RS Kanker Dharmais

    Rumah Sakit Jiwa Cisarua Rumah Sakit Paru Rotinsulu Rumah Sakit Marzuki Mahdi

    b.Rumah Sakit Provinsi : Rumah Sakit Al Ikhsan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Rumah Sakit Paru Sidawangi

    c.Rumah Sakit Wilayah : Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon Rumah Sakit Karawang Kabupaten Karawang Rumah Sakit Cibinong Kabupaten Bogor Rumah Sakit Syamsudin Kota Sukabumi Rumah Sakit Tasikmalaya Kota Tasikmalaya

    d.Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    8/20

    BAB IV

    WILAYAH CAKUPAN RUJUKAN

    Pasal 4

    (1) Untuk memudahkan keterjangkauan masyarakat pada pelayanankesehatan yang bermutu Daerah dan Kabupaten/Kota

    mengembangkan Wilayah Cakupan Rujukan.

    (2) Wilayah cakupan rujukan dapat ditentukan berdasarkan :a. Target jumlah penduduk, menurut jarak dan waktu tempuh.b. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibina, seperti puskesmas,

    Klinik pengobatan, Balai kesehatan, praktek swasta, rumah

    bersalin, Laboratorium klinik/kesehatan dan RS Kabupaten/Kota,

    RS Swasta, dan RS Provinsi serta RS Vertikal .

    c. Wilayah administratif kabupaten/kota dan Provinsid. Data kunjungan pasien dari dalam dan luar wilayah administratif.

    (3) Wilayah Cakupan Rujukan meliputi :a. Wilayah Cakupan Rujukan Provinsi yang terdiri dari :

    Wilayah Cakupan Rujukan 1 (satu) meliputi Kota Bogor,Kabupaten Bogor dan Kota Depok dengan Fasilitas Pelayanan

    Rujukan Tertinggi adalah Rumah Sakit Daerah Cibinong

    sebagai Rumah Sakit Rujukan Wilayah Provinsi 1.

    Wilayah Cakupan Rujukan 2 (dua) meliputi KabupatenPurwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan

    Kota Bekasi dengan Fasilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi

    adalah Rumah Sakit Daerah Karawang sebagai Rumah Sakit

    Rujukan Wilayah Provinsi 2.

    Wilayah Cakupan Rujukan 3 (tiga) meliputi KabupatenSukabumi, Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dengan

    Fasilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi adalah Rumah Sakit

    Daerah Samsudin SH sebagai Rumah Sakit Rujukan Wilayah

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    9/20

    Provinsi 3.

    Wilayah Cakupan Rujukan (4) meliputi Kabupaten Cirebon,Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka

    dan Kabupaten Kuningan dengan Fasilitas Pelayanan Rujukan

    Tertinggi adalah Rumah Sakit Daerah Gunung Jati dan RS

    Sidawangi sebagai Rumah Sakit Rujukan Wilayah Provinsi 4.

    Wilayah Cakupan Rujukan 5 (lima) meliputi KabupatenTasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

    Garut dan Kota Banjar dengan Fasilitas Pelayanan Rujukan

    Tertinggi adalah Rumah Sakit Daerah Kota Tasikmalaya

    sebagai Rumah Sakit Rujukan Wilayah Provinsi

    Wilayah Cakupan Rujukan 6 (enam) meliputi KabupatenSumedang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten

    Bandung Barat dan Kota Cimahi dengan Fasilitas Pelayanan

    Rujukan Tertinggi adalah Rumah Sakit Provinsi Al Ikhsan dan

    RS Jiwa Provinsi sebagai Rumah Sakit Rujukan Wilayah

    Provinsi 6.

    b. Wilayah Cakupan Rujukan Kabupaten/Kota meliputi seluruhwilayah Kabupaten/Kota dengan Fasilitas Pelayananan Rujukan

    Tertingginya Rumah Sakit Pemerintah atau Swasta minimal

    Kelas B dan Laboratorium Klinik Utama Pemerintah/Swasta

    ditentukan dengan SK Bupati/Walikota.

    c. Wilayah Cakupan Rujukan Wilayah Kabupaten/Kota dan FasilitasPelayananan Rujukan Tertingginya Rumah Sakit Pemerintah

    atau Swasta minimal Kelas C dan Laboratorium Klinik Madia

    ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota yang paling banyak

    meliputi 5 Kecamatan di Kabupaten dan 5 Kelurahan di Kota.

    d. Wilayah Cakupan Rujukan Kecamatan/Kelurahan dan FasilitasPelayananan Rujukan Tertingginya bisa Rumah Sakit Pemerintah

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    10/20

    atau Swasta Kelas D, Puskesmas DTP mampu PONED, Klinik

    Utama dan Laboratorium Klinik Pratama ditetapkan dengan SK

    Bupati/Walikota.

    (4) Pemerintah Daerah menentukan Rumah Sakit yang ada di JawaBarat dan di luar Jawa Barat menjadi rujukan tertinggi di Daerah

    sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis tertinggi.

    (5) Pemerintah Daerah mengembangkan Rumah Sakit Provinsi sebagaiRumah Sakit Rujukan Provinsi dengan klasifikasi Kelas A/B

    Pendidikan sebagai PPK 3.

    (6) Pemerintah Daerah mengembangkan Rumah Sakit Rujukan Wilayahsebagai Rumah Sakit Rujukan dengan klasifikasi Kelas A/B

    Pendidikan sebagai jejaring PPK 3,

    (7) Pemerintah Daerah menetapkan Rumah Sakit Rujukan Wilayahberdasarkan Kelas Rumah Sakit minimal Kelas B, utility Rumah Sakit

    tinggi terutama dari Kabupaten/kota disekitarnya dan kemudahan

    akses transportasi di wilayah sekitarnya, yaitu RSD Karawang, RSD

    Cibinong, RSD Gunung Jati, RSD Tasikmalaya, dan RSD Syamsudin

    dengan Surat Keputusan Gubernur

    (8) Pemerintah Daerah dan Kabupaten/Kota mengembangkan RSDKabupaten/Kota menjadi Rumah Sakit Rujukan bagi seluruh Rumah

    Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar atau PPK 1 yang ada di

    Kabupaten/Kota dengan Klasifikasi Kelas B sebagai PPK 2 dengan

    Surat Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota

    (9) Daerah dan Kabupaten / Kota mengembangkan Rumah SakitPemerintah maupun Swasta Mampu PONEK dengan ratio minimal 1

    berbanding 500.000 penduduk.

    (10) Daerah dan Kabupaten/Kota mengembangkan Puskesmas menjadiPuskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) minimal 10 Tempat

    Tidur, dan mampu PONED minimal 1 (satu) perkecamatan sebagai

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    11/20

    PPK 1 yang menjadi pusat rujukan dari Puskesmas dan fasilitas

    pelayanan kesehatan dasar (tingkat pertama) di wilayah kecamatan.

    (11) Kabupaten/Kota mengembangkan Puskesmas sebagai PPK 1 yangsesuai standar dan melayani persalinan serta mempunyai Unit Gawat

    Darurat yang berfungsi.

    BAB V

    ALUR RUJUKAN

    Pasal 5

    (1) Alur pertama pasien adalah pada Fasilitas Pelayanan KesehatanTingkat Pertama (PPK 1) yang berada pada wilayah cakupan rujukan

    di kecamatan.

    (2) Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan secara vertical danhorizontal sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pelayanan.

    (3) Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan pada fasilitas pelayanankesehatan dalam 1 (satu) wilayah cakupan rujukan berdasarkan

    jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dimulai dari PPK 1 ke PPK 2

    dan seterusnya.

    (4) Alur rujukan bisa dilaksanakan tidak sesuai dengan pasal (2) dalamkeadaan sebagai berikut :

    a.Dalam keadaan kegawat daruratanb.Fasilitas pelayanan kesehatan dalam wilayah cakupan rujukan

    tidak mempunyai sarana / tenaga yang sesuai dengan kebutuhan.

    (5) Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan alurrujukan dan wilayah cakupan rujukan dapat diberikan sanksi sesuai

    ketentuan.

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    12/20

    BAB VI

    SYARAT RUJUKAN

    Pasal 6

    (1) Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi danwewenang untuk merujuk, mengetahui kompetensi sasaran/tujuan

    rujukan dan mengetahui kondisi serta kebutuhan objek yang dirujuk.

    (2) Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayananmedis Daerah

    (3) Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai, maka suaturujukan hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    a.Adanya unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baikyang merujuk atau yang menerima rujukan.

    b.Adanya Tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyaikewenangan melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis

    yang dibutuhkan.

    c.Adanya pencatatan/kartu/dokumen tertentu berupa : Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh. Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu Assuransi lain. Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang

    d.Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerimarujukan.

    e.Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.f. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip

    mengirim ke arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu

    dan lengkap.

    (4)Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisistabil selama perjalanan menuju ketempat rujukan, maka :

    a. sarana transportasi yang digunakan harus dilengkapi alat resusitasi,

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    13/20

    cairan infus, oksigen dan dapat menjamin pasien sampai ke tempat

    rujukan tepat waktu;

    b. pasien didampingi oleh tenaga kesehatan yang mahir tindakankegawat daruratan;

    c. sarana transportasi/petugas kesehatan pendamping memiliki sistemkomunikasi;

    (5) Rujukan pasien/specimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebihtinggi dan atau lengkap hanya dapat dilakukan apabila :

    a.dari hasil pemeriksaan medis, sudah terindikasi bahwa keadaanpasien tidak dapat diatasi;

    b.pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan atau subspesialisyang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;

    c. pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkapyang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;

    d.pasien atau keluarganya menyadari bahwa rujukan dilaksanakankarena alasan medis;

    e.rujukan dilaksanakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekatyang diketahui mempunyai tenaga dan sarana yang dibutuhkan

    menurut kebutuhan medis atau penunjang medis sesuai dengan

    rujukan kewilayahan;

    f. rujukan tanpa alasan medis dapat dilakukan apabila suatu rumahsakit kelebihan pasien ( jumlah tempat tidur tidak mencukupi);

    g.rujukan sebagaimana dimaksud huruf f dirujuk ke rumah sakit yangsetara atau sesuai dengan jaringan pelayanannya;

    h.khusus untuk pasien Jamkesda dan pemegang Assuransi Kesehatanlainnya, harus ada kejelasan tentang pembiayaan rujukan dan

    pembiayaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Rujukan

    i. khusus untuk pasien Jamkesda hanya dapat dirujuk ke rumah sakityang setara yaitu ke PPK1 atau PPK 2 lainnya yang mengadakan

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    14/20

    kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi

    Jawa Barat;

    (6)Fasilitas Pelayanan Kesehatan/tenaga kesehatan dilarang merujuk danmenentukan tujuan rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari

    Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

    BAB VII

    KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

    Pasal 7

    Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengirim Rujukan :

    a. memberi penjelasan kepada pasien atau keluarganya bahwa karenaalasan medis pasien harus dirujuk, atau karena ketiadaan tempat tidur

    pasien harus dirujuk;

    b. melaksanakan konfirmasi dan memastikan kesiapan Fasilitas PelayananKesehatan yang dituju sebelum merujuk;

    c. membuat surat rujukan dengan melampirkan hasil diagnosis pasien danresume catatan medis;

    d. mencatat pada register dan membuat laporan rujukane. sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah distabilkan lebih dahulu

    dan stabilitas pasiendipertahankan selama dalam perjalanan;

    f. pasien harus didampingi oleh tenaga kesehatan yang mengetahuikeadaan umum pasien dan mampu menjaga stabilitas pasien sampai

    pasien tiba di tempat rujukan;

    g. Tenaga Kesehatan yang mendampingi pasien menyerahkan suratrujukan kepada pihak yang berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan

    (PPK 2 dan PPK 3) tempat rujukan.

    h. surat rujukan pertama harus dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar(PPK 1) kecuali dalam keadaan darurat;

    i. ketentuan-ketentuan yang ada pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda dan

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    15/20

    SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya tetap berlaku;

    Pasal 8

    Kewajiban sarana pelayanan kesehatan yang menerima rujukan :

    a. menerima surat rujukan danmembuat tanda terima pasien;b. mencatat kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukanc. membuat diagnosis dan melaksanakan tindakan medis yang diperlukan,

    serta melaksanakan perawatan;

    d. melaksanakan catatan medik sesuai dengan ketentuan;e. memberikan informasi medis kepada sarana pelayanan pengirim

    rujukan;

    f. membuat surat rujukan ke sarana pelayanan kesehatan yang lebihtinggi, apabila kondisi pasien tidak dapat diatasi, dan mengirim

    tembusannya kepada sarana pelayanan kesehatan pengirim pertama;

    g. membuat rujukan balik ke PPK 2 atau PPK 1 untuk menindaklanjutiperawatan selanjutnya yang tidak memerlukan pelayanan medis

    spesialistik atau subspesialistik setelah kondisi pasien stabil.

    BAB VIII

    PENANGGUNG JAWAB SISTEM RUJUKAN

    Pasal 9

    (1) Daerah dan Daerah Kabupaten/Kota bertanggungjawab terhadaptersedianya infrastruktur yang menunjang dapat terselenggaranya

    system rujukan secara bermutu dan sesuai standar di Provinsi dan

    Kabupaten/Kota di Jawa Barat

    (2) Kepala Dinas adalah penanggung jawab sistem rujukanpelayanan kesehatan di Provinsi Jawa Barat.

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    16/20

    (3) Direktur RSHS/FK UNPAD adalah koordinator pelayanan sistemrujukan Provinsi Jawa Barat.

    (4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah penanggungjawab sistem rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten/

    Kota

    (5) Direktur RSUD Kabupaten/Kota adalah koordinator pelayanan sistemrujukan Kabupaten/Kota

    (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme koordinasi pelayanansistem rujukan diatur dengan Keputusan Kepala Dinas.

    BAB IX

    INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    Pasal 10

    (1) Daerah dan Kabupaten/Kota harus menjamin ketepatan rujukandengan mengembangkan sistem informasi rujukan yang bersifat

    dinamis dan online serta tersedia di semua fasilitas pelayanan

    kesehatan, yang memuat informasi tentang :

    a. Jenis dan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatanb. Jenis dan kemampuan tenaga medis yang tersedia pada saat

    tersebut

    c. Keberadaan tempat tidur yang kosong di semua Kelas(2) Fasilitas pelayanan kesehatan di Daerah wajib mengakses sistem

    informasi rujukan untuk mengetahui kondisi fasilitas pelayanan

    kesehatan yang akan dirujuk

    (3) Daerah dan Kabupaten/Kota berkewajiban untuk mengkomunikasikansistem rujukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui

    berbagai media.

    (4) Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan pemerintah dan swasta di

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    17/20

    Daerah wajib untuk mengkomunikasikan sistem rujukan pelayanan

    kesehatan di Jawa Barat ini kepada seluruh peserta didiknya dan

    menyebarluaskan pada masyarakat pada kegiatan pengabdian

    masyarakat.

    BAB X

    PEMBIAYAAN

    Pasal 11

    (1) Daerah menentukan tariff regional biaya pelayanan kesehatan yangdisesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat dan harga setempat

    sumber daya kesehatan dengan Peraturan Daerah/SK Gubernur.

    (2) Daerah menetapkan jasa pelayanan sesuai dengan jenjang fasilitaspelayanan kesehatan, jenis pelayanan, kompetensi dan kewenangan

    tenaga kesehatan (medis dan non medis) dengan Surat Keputusan

    Gubernur.

    (3) Biaya transportasi rujukan merupakan bagian dari jasa pelayananyang menjadi tanggung jawab pihak penjamin (Askes, Jamkesmas,

    Jamkesda, Jamsostek dan Assuransi lain)

    (4) Bagi pasien korban kecelakaan lalulintas, biaya rujukan ditanggungoleh PT Asuransi Jasa Raharja sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    di perusahaan asuransi tersebut.

    BAB XI

    KETENAGAAN

    Pasal 12

    (1) Daerah bekerjasama dengan FK UNPAD dan Rumah Sakit HasanSadikin berkewajiban untuk mengupayakan ketersedian tenaga medis

    di wilayah Jawa Barat.

    (2) Daerah mengupayakan keberadaan tenaga dokter di Puskesmas danRumah Sakit di Derah dengan mengoptimalkan pendayagunaan

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    18/20

    dokter internsip yang ditempatkan di wilayah Jawa Barat.

    (3) Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi di Derah harus meningkatkanmutu dan jumlah dokter dan mengadakan perlakuan khusus bagi

    putra daerah untuk mendapatkan kesempatan pendidikan dokter.

    (4) Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Wilayah menjadijejaring pendidikan subspesialitik dan di jadwalkan untuk kunjungan

    subspesialistik sesuai dengan kondisi sarana prasarana Rumah Sakit.

    (5) Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota menjadi jejaring pendidikanspesialis dan di jadwalkan untuk kunjungan spesialis dan atau

    subspesialistik sesuai dengan kondisi sarana prasarana Rumah Sakit.

    BAB XII

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 13

    (1) Dinas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bekerjasama denganAssosiasi Rumah Sakit dan Organisasi Profesi di Daerah dan di

    Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada

    seluruh sarana pelayanan kesehatan bersumber masyarakat,

    pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat

    kedua dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

    (2) RS Hasan Sadikin dan FK UNPAD sebagai koordinator pembinaanteknis medis melaksanakan pembinaan sistem rujukan kepada fasilitas

    pelayanan kesehatan tingkat kedua dan fasilitas pelayanan kesehatan

    tingkat ketiga (PPK 2 dan PPK 3) di wilayah Provinsi Jawa Barat.

    (3) RSD Kabupaten/Kota sebagai koordinator pembinaan teknis medismelaksanakan pembinaan sistem rujukan kepada rumah sakit swasta

    dan Puskesmas.

    (4) Puskesmas melaksanakan pembinaan kepada sarana pelayanankesehatan tingkat pertama dan sarana pelayanan kesehatan

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    19/20

    bersumber masyarakat di wilayah kerjanya.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan diatur dengan KeputusanKepala Dinas.

    BAB XIII

    MONITORING DAN EVALUASI

    Pasal 14

    Dinas melaksanakan monitoring terhadap penyelenggaraan sistem rujukan

    pelayanan kesehatan, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

    pertama, fasilitas pelayanan kesehatan tingkat kedua sampai dengan

    fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

    Pasal 15

    Dinas melaksanakan evaluasi terhadap teknis operasional sistem rujukan,

    mutu pelayanan dan pelaksanaan pembiayaan sistem rujukan, termasuk

    pencatatan dan pelaporannya.

    BAB XIV

    PENUTUP

    Pasal 16

    Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Gubernur ini dengan penempatnya dalam Berita Daerah Provinsi

    Jawa Barat.

    Ditetapkan di Bandung

    pada tanggal

  • 7/21/2019 Data Puskesmas Sumut

    20/20

    GUBERNUR PROVINSI JAWA BARAT

    H. AHMAD HERYAWAN

    Diundangkan di Bandung

    ada tanggal

    SEKRETARIS DAERAH

    PROVINSI JAWA BARAT

    LEX LAKSAMANA

    ERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 NOMOR.. SERI