0
DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM
PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN SISWA
(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Mattirobulu Kabupaten Pinrang)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Rangka Penelitian dan
Penulisan Skripsi Pada Prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosiologi
Universitas Negeri Makassar
KARTINI KADIR
106704048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
1
I. JUDUL : DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
DALAM PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN SISWA (Studi Kasus di
SMAN 1 Mattirobulu Kab. Pinrang)
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan
pemerintah sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak merosotnya bangsa
ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan
sekarang yang kebanyakan hanya mengedepankan pada aspek keilmuan dan
kecerdasan peserta didik. Adapun aspek moral dan etis sebagai basis pembentukan
karakter budaya bangsa semakin terpinggirkan. Kondisi mental, budi pekerti,
karakter, dan akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti perilaku yang tidak
sesuai dengan dengan tatanan nilai dan norma budaya bangsa Indonesia.
Dalam hal ini pendidikan di sekolah hendaknya menyampaikan nilai-nilai
atau memberikan pengaruh yang positif terhadap peserta didik yang nantinya
tercermin dalam kebiasaan baik siswa dan kemudian menjadi kedisiplinan.
Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan
bangsa yang lebih baik lagi.
Pendidikan sangat penting dalam pembentukan watak siswa dan
menjadikan warga negara yang baik serta dapat mengembangkan dan membangun
karakter siswa. Kenyataan tidak berlebihan jika bangsa Indonesia saat ini
digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan kualitas karakter
2
pelajarnya. Mulai dari masalah kekerasan, tawuran antar pelajar, dan kurangnya
sifat saling tolong menolong.
Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah
memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, keterampilan, dan
mengembangkannya baik melalui pendidikan formal dan nonformal. Salah satu
ekstrakurikuler yang ada disekolah yaitu Pramuka yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai yang sangat bagus dalam pembentukan siswa, mereka dilatih dan didik
untuk membentuk sikap disiplin, kreatif, sopan, dan memiliki kemampuan untuk
memimpin.
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka para anggota dituntut untuk memiliki
sikap kreatif dalam berinovasi kearah yang lebih baik lagi. Dengan adanya
konstitusi atau aturan yang sangat kuat tentang gerakan pramuka maka pihak
sekolah bisa mewajibkan para siswa-siswinya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka karena pramuka merupakan pribadi bangsaku. Hal ini
berdasarkan pada pidato yang disampaikan Wakil Ketua Kwarda Jawa Barat
Engkus Sutisna pada acara Gebyar Pramuka Pribadi Bangsaku di Kwarcab
Sumedang pada tanggal 14 Oktober 2012 bahwa Pramuka merupakan Pribadi
Bangsa Indonesia. (https://semboyan.wordpress.com)
Dari dampak yang dilihat pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler apapun yang ada di sekolah sangat berdampak pada sifat yang
ditimbulkan oleh masing-masing siswa tersebut. Siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka akan lebih menonjolkan sifat yang disiplin dibanding
3
siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut karena siswa-siswa tersebut telah
terbiasa dengan peraturan-peraturan yang dapat melatih pengembangan karakter
siswa terutama pada kedisiplinan siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan
disekolah terdiri dari, Pramuka, PMR, Olahraga, Seni. Untuk itu peneliti ingin
memfokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dijadikan sebagai
objek penelitian.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Pengembangan
Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Mattirobulu Kab. Pinrang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut dan untuk membatasi
kajian dalam penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan
yang akan dibahas dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya pembinaan kegiatan pramuka menanamkan nilai-nilai
kedisiplinan pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu?
2. Bagaimana dampak kegiatan pramuka dalam mengembangkan
kedisiplinan siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana upaya pembinaan kegiatan pramuka menanamkan
nilai-nilai kedisiplinan pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu.
2. Mengetahui dampak kegiatan pramuka dalam pengembangan kedisiplinan
siswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Bagi lembaga pendidikan : Memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam
program pengembangan kedisiplinan siswa dalam kegiatan kepramukaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti : Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan
secara langsung tentang kegiatan kepramukaan.
b. Bagi Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
guru lebih berfikir kreatif dalam penanaman nilai-nilai kedisiplinan
dan dapat mengembangkan kedisiplinan siswa.
c. Bagi Siswa : Dapat menumbuhkan ide-ide positif terhadap
ekstrakurikuler pramuka yang diadakan sekolah.
5
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstakulikuler biasa digunakan sebagai wadah pembinaan peserta
didik untuk mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran yang diinginkannya atau
sesuai dengan minat yang dimilikinya. Melalui bimbingan dan pelatihan guru,
dapat memberikan sifat positif bagi kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang diminati oleh para siswa dapat
diharapkan agar dapat mengasah kreatifitas dan mengembangkan potensi, minat
dan bakat para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan nilai tambah
yang diberikan sebagai pendamping pelajaran pada kegiatan intrakurikuler, yang
dimana intrakurikuler tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah
yang sudah teratur, jelas dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan
program utama dalam proses mendidik siswa. Pengertian ekstrakurikuler menurut
Alwi (2002: 291) yaitu:suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis
di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam mata pelajaran wajib, jadi siswa di
beri kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya.
Menurut Noor (2012: 75) ekstrakurikuler adalah:
Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.
6
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam
pelajaran (tatap muka) baik dilakukan di sekolah maupun dilakukan diluar sekolah
dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang (Usman. 1993: 22).
Kegiatan ekstra kurikuler tersebut lebih menekankan pada bidang ilmu
pengetahuan pada bidang keilmuan yang didapat siswa di sekolah, agar siswa
lebih memahami dan mendalami ilmu yang diberikan pada saat jam pelajaran
berlangsung, sehingga tidak tertinggal jauh dengan yang lain.
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan
siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang. (Shaleh. 2005:
170)
Selanjutnya menurut Sahertian (1985: 132) mengatakan bahwa:
kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan diluar jam pelaksanaan
pelajaran (termasuk dalam waktu libur) yang dilakukan di sekolah,
dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Sedangkan menurut Suryosubroto (1990: 58-59) kegiatan ekstra kurikuler
mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum dan
sebagian dari kegiatan ekstra kurikuler dikoordinir dan dilaksanakan oleh
organisasi intra sekolah.
Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler tersebut merupakan suatu kegiatan kurikuler diluar jam mata
pelajaran wajib dimana siswa dapat bebas untuk memilih kegitan ekstrakurikuler
yang diminatinya, dan dapat menambah wawasan, bakat dan minat siswa pada
7
mata pelajaran tertentu. Dan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan
keterampilan siswa diluar jam pelajaran.
2. Tujuan Ekstrakurikuler
Dalam suatu kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari aspek tujuan.
Begitupula dengan kegiatan ekstra kulikuler memiliki tujuan tertentu. Mengenai
tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan menurut Suryobroto (1997: 272)
kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Tujuan ekstra kurikuler menurut Sutisna (1989: 69) terbagi menjadi tiga,
yaitu tujuan yang bersifat individual, tujuan yang bersifat sosial dan tujuan sivic
dan etis.
Adapun tujuan yang bersifat individual yaitu:
1. Menggunakan waktu yang konstruktif 2. Mengembangkan kepribadian 3. Memperkaya kepribadian 4. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik 5. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab 6. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan 7. Menyediakan kesempatan bagi penilaian diri
Adapun tujuan yang bersifat sosial yaitu:
1. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat 2. Memperoleh pengalaman dalam bekerja dengan orang lain
8
3. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis 4. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik 5. Memahami proses kelompok 6. Memupuk hubungan guru-murid yang baik 7. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru. 8. Meningkatkan hubungan sosial
Adapun tujuan yang bersifat sivic dan etis yaitu:
1. Memupuk ikatan persaudaran diantara siswa-siswi tanpa membedakan daerah, suku, agama, status ekonomi dan kesanggupan.
2. Membangun minat dan gairah terhadap program sekolah 3. Menyediakan sarana dimana siswa dapat menyumbang pada kesejahteraan
dirinya sendiri.
Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1994: 2) sebagai berikut:
a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan
mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat
dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. berbudi pekerti luhur
3. memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. sehat rohani dan jasmani
5. berkepribadian yang mentap dan mandiri
6. memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan
pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan
kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Kegiatan ekstra kurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman
belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun
tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler disekolah menurut Usman
(1993: 22) adalah:
9
1. Kegiatan ekstra kurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Dari pendapat diatas mengenai tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin
dicapai yaitu untuk kepentingan para siswa. Dengan kata lain, kegiatan
ekstrakurikuler membantu siswa untuk dapat mendapatkan suatu pembelajaran di
luar jam mata pelajaran wajib.
3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Noor (2012: 76) mengungkapkan pendapatnya mengenai prinsip dari
kegiatan ekstrakurikuler, yaitu :
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara suka rela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan menggembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
10
B. Pramuka
1. Pengertian Pramuka
Kepramukaan merupakan proses pendidikan dalam bentuk kognitif dan
psikomotorik yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah
tanggungjawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan
keluarga, oleh karena itu kegiatan pramuka di atur dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. (Estiva.
2012: 5)
Secara harfiah pramuka dapat diartikan paling depan. Kata pramuka
merupakan rangkaian dari kata Pra, Mu, Karana. Pra yang merupakan
singkatan dari kata praja yang berarti rakyat atau warga. Mu singkatan dari kata
Muda yang berarti belum dewasa. Ka singkatan dari kata karana yang berarti
perbuatan, penghasilan (http://id.wikipedia.org). Dengan demikian gerakan
pramuka berarti gerakan rakyat atau warga negara yang masih muda yang
sanggup dan menujuh berkarya.
Selain pengertian diatas, Baden Powell mendefinisikan kepramukaan
sebagai berikut (Sunardi. 2006: 3) :
kepramukaan ini bukan suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-
naskah dari suatu buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu
permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang
dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan
pengembaraanbagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi
pertolongan bagi yang membutuhkan.
Tujuan gerakan pramuka mendidik dan membina kaum muda guna
mengembangkan mental, sosial, moral, spiritual, emosional intelektual dan fisik
11
sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur,
menjadi wara negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama bertanggung jawab untuk bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesame hidup dan alam, lingkungan baik lokal, nasional dan
internasional. (Melinda. 2013: 9 - 10)
Selain pendapat-pendapat yang ditentukan oleh beberapa definisi
mengenai kepramukaan, Melinda (2013: 2-3) mendefinisikan pendidikan
kepramukaan adalah ;
Pendidikan non formal yang menunjang pendidikan formal di
sekolah dan pendidikan informal dalam keluarga yang bertujuan
untuk mengembangkan watak dan karakter peserta didik.
Pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan kepada sejumlah peserta didik di bawah bimbingan orang dewasa
dengan melalui kegiatan rekreatif, edukatif, kreatif, menantang dan
menyenangkan di alam terbuka, yang dikemas dalam bentuk berbagai kegiatan
sesuai dengan satuan atau golongan peserta didik. Pendidikan kepramukaan tidak
membeda-bedakan ras, golongan dan suku bangsa, terbuka bagi siapapun untuk
bersama-sama, belajar bersama dan membina diri bersama-sama, termasuk untuk
para peserta didik yang mengalami kelainan fisik, mental, emosional dan atau
sosial. Peserta didik berkebutuhan khusus sebagai anggota Pramuka memiliki hak
yang sama untuk mengikuti berbagai kegiatan kepramukaan sesuai kemampuan
dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan melalui kegiatan yang menarik dan
12
menantang mereka dapat memperoleh pengalaman belajar yang diharapkan dapat
memberikan dampak positif dalam membentuk sikap, nilai-nilai kepribadian yang
sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya. (Melinda. 2013: 3)
2. Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi komperensi kepramukaan sedunia pada tahun 1924
dikopenhage, Denmark dinyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat atau
ciri khas yaitu (Sunardi. 2006: 4) :
a. Bersifat nasional, maksudnya bahwa suatu organisasi yang
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan pada suatu negara harusnya
menyesuaikan pendidikann yaitu dengan keadaan dan kebutuhan
wilayahnya. Pendidikan dan kepramukaan disesuaikan dengan keadaan
dan kepentingan masyarakat setempat. Inilah yang menyebabkan
pelaksanaan pendidikan kepramukaan terkadang berbeda pada suatu
daerah dengan daerah lainnya dan suatu negara dengan negara lainnya.
b. Bersifat Internasional, maksudnya bahwa organisasi kepramukaan di
negara manapun dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama
manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat/ status
sosial, suku bangsa dan bahasa.
c. Besifat universal, maksudnya kepramukaan itu dapat berlaku untuk siapa
saja serta dapat diselenggarakan dimana saja.
3. Fungsi Kepramukaan
Adapun fungsi dari kegiatan kepramukaan yaitu (Yahya. 2009: 12-13):
13
a. Kegiatan Menarik Bagi Anak dan Pemuda
Kegiatan menarik disini maksudnya kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung nilai pendidikan, bukan sebagai permainan yang mempunyai tujuan
dan aturan permainan, bukan pula kegitan yang sekedar hiburan. Kegiatan
menarik disini adalah kegiatan yang disajikan kepada anak dan pemuda dengan
dibungkus oleh cerita atau permainan, sehingga anak dan pemuda tidak merasa
adanya pembinaan langsung dari dirinya.
b. Pengabdian dan Kewajiban Bagi Orang Dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, melainkan suatu
tugas dan kewajiban yang dilakukan dengan penuh rasa keikhlasan, kerelaan dan
rasa pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban secara sukarela
membaktikan dirinya, mengembangan pribadi peserta didiknya, serta
membawanya ketujuan gerak kepramukaan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan kepramukaan yang diterapkan
disekolah akan membentuk sikap yang positif bagi siswa, utamanya dalam
pembentukan sikap rasa keikhlasan, kerelaan berkorban, dan rasa pengabdian.
Pengembangan sikap-sikap tersebut sangat berguna di tengah masyarakat
nantinya.
c. Alat Bagi Masyarakat dan Organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk membentuk warga
masyarakat yang dicita-citakan, yang diperlukan bagi perkembangan
masyarakatnya. Melalui kegiatan kepramukaan para peserta didik dibina menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat setempat.
14
Dari uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kepramukaan
merupakan suatu lembaga pendidikan yang dinamis, yang selalu bergerak
mengikuti perkembangan masyarakat, bangsa, negara, dan dunia yang melakukan
pendidikan kepramukaan, guna membentuk warga negara muda yang sanggup dan
mampu berkarya membangun masyarakat, bangsa dan negaranya menuju cita-cita
nasional yaitu membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.
4. Metode Kepramukaan
Melinda (2013: 26-29) mengungkapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan
kepramukaan menggunakan metode yang meliputi :
a. Leaning by doing
Kegiatan dalam pendidikan kepramukaan harus belajar sambil
mempraktekkan, tidak membentuk teori, dengan melalui pengalaman kegiatan di
alam terbuka yang menarik, menantang dan menyenangkan. Dalam kegiatan
kepramukaan harus banyak praktek bukan dengan teori atau ceramah.
b. Sistem berkelompok
Dibagi menjadi kelompok sesuai dengan satuan atau golongan berbentuk
regu, barung, sangga terpisah antar putera atau putri, berkelompok untuk sebuah
kegiatan dengan menggunakan sistem pangkalan, based method, dangau, dan
sebagainya melalui berbagai aktifitas secara berkelompok, belajar menjadi
pemimpin bertanggung jawab untuk kelompok, berupaya bahu membahu untuk
mencapai tujuan.
15
c. Di alam terbuka
Alam terbuka sebagai kampus tempat belajar anggota pramuka bersama
dengan para Pembina secara langsung bagaimana dapat menumbuhkan kepedulian
dan kecintaan terhadap lingkung dan bagaimana seorang anggota Pramuka dapat
memcahkan permasalahan dan tuntutan alam yang terjadi di sekitarnya secara
mandiri.
d. Menarik dan menantang
Kegiatan harus dikemas dalam bentuk kegiatan yang menarik agar tidak
membosankan dan harus selalu up to date dan bervariasi serta memantang
sehingga peserta didik dipicu untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan
potensi masing-masing. Mereka harus mampu berfikir dan bertindak secara tepat.
e. Satuan terpisah
Sesuai dengan budaya bangsa kita maka dalam pengelolaan satuan dan
kegiatan dipisah antara putra dan putri.
f. Sistem Tanda Kecakapan
Untuk menunjukkan tingkat kemampuan atau kemahiran maka diberikan
tanda kecakapan bagi anggota yang sudah memenuhi persyaratan kemampuan
baik (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK), dan Syarat Pramuka Garuda
(SPG).
g. Sistem Among
Setiap kegiatan para pembina dalam melaksanakan kegiatan menerapkan
pendekatan bimbingan dan latihan dengan ing ngarso sing tulodo (di depan
16
memberi teladan), ing madyo mangun karso (di tengah untuk membangun karya
bersama), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan atau motivasi).
h. Melaksanakan kode kehormatan
Kegiatan dalam kepramukaan harus mengacu pada kode kehormatan
dalam Gerakan Pramuka yaitu yang disebut Dwi Satya, Dwi Darma untuk
golongan siaga, Tri Setia dan Dasa Darma Penggalang, Penegak, Pandega dan
anggota dewasa.
5. Pendekatan kegiatan Pramuka
Melinda (2013: 36-37) mengungkapkan kegiatan kepramukaan biasa
menggunakan pendekatan yang meliputi :
a. Pendekatan Psikologis
Pendidikan kepramukaan bersifat sukarela, sesuai dengan kepentingan,
kondisi dan situasi oleh karena itu pendidikan kepramukaan merupakan
pendidikan berlaku untuk semua tidak membeda-bedakan jenis, ras dan golongan.
b. Pendekatan Edukatif
Dalam kegiatan kepramukaan disajikan berbagai kegiatan yang
mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat mengembangkan sikap, nilai serta
keterampilan dengan melalui berbagai kegiatan yang rekreatif, edukatif, di alam
terbuka. Dengan melalui berbagai kegiatan peserta didik memperole pengalaman
yang dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan keterampilan berupa
kecakapan hidup. Kegiatan dikemas atau dibungkus dengan melaui kiasan dasar,
bernuansa kepahlawanan, perjuangan, budaya yang dapat memberikan kesan
moral sehingga menggerakkan jiwa dan membentuk watak.
17
c. Pendekatan Rehabilitatif
Melakukan kegiatan di alam terbuka menuntut survival, pembelajaran
yang sangat kaya langsung dialami dan dirasakan oleh peserta didik.
C. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itulah
harus ditanamkan terus menerus pada masing-masing individu. Dengan
menanamkan secara terus menerus maka kedisinlinan akan menjadi kebiasaan.
Semiawan (2008: 27) disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk
membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan
menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk
berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang
diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya.
Adapun menurut Rohani dalam bukunya pengelolaan pengajaran (2004:
133) berpendapat:
Dalam arti luas disiplin adalah mencakup setiap macam pengaturan yang ditujukan untuk membantu setiap peserta didik agar dia dapat
memenuhi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan juga
penting tentang penyelesaiannya tuntutan yang ini ditujukan kepada
peserta didik terhadap lingkungannya.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan pokok
dasar dari tiap-tiap organisasi (keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya)
dalam mempelajari tanggung jawab secara terpaksa yang harus dijalankan dengan
memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri secara terus-menerus agar
menjadi suatu kebiasaan pada individu.
18
2. Tujuan Disiplin
Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat
mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak ketergantungan
dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak digunakan untuk
mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki agar tugas-tugas di
sekolah dapat berjalan dengan optimal. (Rohani.2004: 134)
Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang positif
bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan dan disiplin
tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk mereka dimasa yang akan datang.
Dengan adanya praktek yang dilakukan siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih
dalam mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu
sendiri. Seperti dikatakan oleh Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik
bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan
tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima
dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran
tugas-tugas sekolah (Rohani.2004: 134). Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan
bahwa kedisiplinan digunakan unutk mengontrol tingkah laku peserta didik yang
dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
3. Bentuk-bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa
Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan
dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat di sekolah merupakan
kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku
19
siswa sehingga siswa mengetahui batasan-batasan dalam bertingkah laku. Dalam
disiplin terkandung pula ketaatan dan mematuhi segala peraturan dan tanggung
jawab misalnya disiplin dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini sikap patuh
siswa ditunjukkan pada peraturan yang telah ditetapkan. Siswa yang disiplin
belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap kegiatan
pembelajarannya serta taat terhadap peraturan yang ada di sekolah. Menurut
Kanisius dalam bukunya Pengelolaan Kelas yang Dinamis mengatakan; secara
umum, siswa di kelas dari segi kedisiplinan dapat digolongkan menjadi dua
kelompok. (Kanisius. 2007: 83)
Djamarah (2006: 201) mengatakan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin
dibedakan menjadi dua yaitu bersifat individual dan kelompok.
1. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual adalah
sebagai berikut:
a) Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain
Siswa yang bertingkah laku untuk menarik perhatian orang lain, adalah
siswa yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan, siswa tersebut
biasanya berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk
melakukan perbuatan yang dikiranya dapat menarik perhatian orang lain.
Apabila perilaku tersebut tidak dapat menarik perhatian orang lain
(temannya), maka ia bisa saja mencari cara lain yang brutal. Tingkah lau
tersebut misalnya seperti ; membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba
lamban (pasif), sehingga siswa tersebut harus diberi bantuan ekstra.
20
b) Tingkah laku untuk menguasai orang lain
Tingkah laku untuk menguasai orang lain adalah tingkah laku yang
ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang lain. Tingkah laku tersebut
dapat bersifat aktif dan ada juga yang bersifat pasif. Perilaku yang bersifat
aktif misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional (marah-
marah, menangis). Sedangkan tingkah laku yang bersifat pasif misalnya
selalu lupa pada peraturan-peraturan yang sudah disepakati sebelumnya.
c) Perilaku yang membalas dendam, dan
Siswa yang berperilaku membalas dendam adalah siswa yang merasa
dirinya lebih kuat, dan yang menjadi sasaran adalah orang yang lebih
lemah. Tingkah laku seperti ini di antaranya mengatai, mengancam,
mencubit, memukul, menendang, dan sebagainya.
d) Peragaan ketidakmampuan.
Peragaan ketidakmampuan disini maksunya adalah siswa yang tidak mau
tahu (masa bodoh) terhadap pekerjaan apapun, misalnya menolak mentah-
mentah untuk melakukan suatu pekerjaan, karena ia yakin akan menemui
kegagalan. Kalaupun mau, ia melakukan tidak dengan sepenuh hati bahkan
cenderung berusaha menyontek hasil pekerjaan teman yang ada di
sampingnya.
2. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat kelompok adalah
sebagai berikut:
21
a) Kelas kurang kohesif (akrab),
Hubungan antarsiswa kurang harmonis yang dapat memunculkan
kelompok yang tidak bersahabat. Persaingan yang tidak sehat di antara
kelompok menimbulkan keonaran-keonaran yang dapat menyebabkan
proses pembelajaran mengalami hambatan. Terjadi kurang kohesifan atau
keakraban biasanya disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin, suku,
tingkat sosial ekonomi, dan atau kekeliruan dalam setiap kegiatan.
b) Kesebalan terhadap norma-norma yang telah disepakati sebelumnya,
Tingkah laku yang secara sengaja dilakukan oleh siswa untuk melanggar
norma-norma yang disepakati sebelumnya, apabila berhasil, siswa yang
melakukannya merasa senang, tidak perduli orang merasa terganggu
karena perbuatannya itu.
c) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggota,
d) Menyokong anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena
dianggap tugas yang di berikannya kurang wajar, dan,
f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa segala bentuk
pelanggaran disiplin terjadi karena kurang efektifnya tata tertib di lingkungan
sekolah tersebut. Untuk menjadikan peserta didik dalam suatu lingkungan sekolah
tetap tertib, terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan maka diperlukan adanya tata
tertib sekolah yang tertulis agar kedisiplinan siswa tetap terjaga.
22
IV. KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir merupakan langkah untuk mengarahkan penelitian.
Berdasarkan pada kerangka itu, maka diperoleh data sebagai berikut, pada SMA
Negeri 1 Mattirobulu terdapat empat kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu
PMR, Pramuka, Olahraga, dan Seni. Ekstrakurikuler yang menjadi fokus dalam
penelitian ini yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Dengan adanya kegiatan
pramuka ini diharapkan siswa dapat membentuk sikap kedisiplinannya.
Siswa merupakan salah satu objek penting dalam sekolah. Kegiatan-
kegiatan yang diadakan oleh sekolah baik itu intra maupun ekstra dapat menggali
potensi yang dimiliki oleh siswa dan juga membentuk kedisiplinan siswa tersebut.
Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa dimaksudkan agar
membantu pihak sekolah dalam pengembangan kedisiplinan peserta didiknya.
Namun dalam penelitian ini, difokuskan pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dalam kegiatan pramuka yang dapat mengembangkan kedisiplinan
siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka pikir sebagai
berikut.
Gambar 1. Skema kerangka pikir
Pramuka
Kedisiplinan Siswa
Kegiatan Ekstrakurikuler
Siswa
Kegiatan Ekstrakurikuler
Siswa
Kegiatan Ekstrakurikuler
Siswa
23
V. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat men`genai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nasir. 2005: 54). Jadi
pada dasarnya, penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diikuti oleh siswa untuk mengembangkan
karakter kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilaksanakan. Adapun tempat penelitian ini yaitu di Kab. Pinrang
Kec. Mattirobulu tepatnya di SMA Negeri 1 Mattirobulu.
C. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk menyamakan persepsi terhadap variable yang hendak di teliti maka
dibuat deskripsi fokus sebagai berikut :
a. Kegiatan Ekstrakurikuler : kegiatan tambahan diluar struktur program,
yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.
24
b. Pramuka : Gerakan pendidikan untuk kaum muda yang bersifat sukarela,
nonpolitik, terbuka untuk semua tanpa membedakan asal usul, ras, suku,
dan agama.
c. Kedisiplinan : peraturan-peraturan yang dipelajari secara terpaksa untuk
dijalankan dengan memberikan pengawasan untuk menyesuaikan diri
secara terus menerus agar menjadi suatu kebiasaan pada siswa.
Sebagai kesimpulan, Dampak kegiatan ekstrakurikuler dalam
pengembangan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu yaitu suatu
kegiatan yang dilakukan diluar jam mata pelajaran terstruktur yang merupakan
kegiatan ekstrakurikuler dan terkhusus dalam kegiatan kepramukaan diharapkan
dapat mengembangkan kedisiplinan siswa.
D. Informan Penelitian
Penentuan informan pada penelitian ini diambil dari sasaran dan subjek
yang telah ditentukan dalam kriteria tertentu. Sasaran dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Mattirobulu kab.Pinrang dengan jumlah 85
Siswa yang terdiri dari 3 kelas. Adapun Subjek diambil dari sebagian sasaran
yakni siswa kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di
SMA Negeri 1 Mattirobulu dengan menggunakan teknik purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Siswa kelas XI IPS yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3.
2. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
25
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Observasi
Arikunto (1997: 204) memberikan penjelasan bahwa:
Metode obsevasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti. Dimana
dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobsevasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan
pengecap.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dalam pengembangan karakter siswa di SMA Negeri 1
Mattirobulu terdiri dari data tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang
diikuti oleh siswa kelas XI IPS.
2. Wawancara
Esterberg (2002) dalam (Sugiyono. 2010:231) menjelaskan bahwa :
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab , sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.
Dengan demikian, teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti
bersumber dari pedoman yang telah dibuat sebagaimana yang dipaparkan oleh
Nasir (2005 : 193) yang mengatakan bahwa :
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara
26
Penggunakan teknik ini dimaksudkan untuk menggali dan mendalami hal-
hal penting yang berhubungan langsung dengan masalah yang dikaji dalam
proposal atau mendapatkan jawaban yang lebih detail atas suatu persoalan.
Wawancara dengan siswa-siswa di SMA Negeri 1 Mattirobulu dilakukan
untuk menggali informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan
melakukan wawancara dengan Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Data
atau informasi yang diperoleh akan dipadukan dengan data hasil observasi
sehingga dapat dilihat apakah ada kesesuaian antara apa yang disampaikan oleh
siswa dengan kegiatan yang diikuti.
Pada saat melakukan wawancara penulis atau pengamat telah melakukan
daftar pertanyaan seputar kegiatan ekstrakurikuler.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Pengumpulan data yang diambil untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan
tujuan penelitian terutama kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan karakter
siswa. Dokumen ini merupakan data-data tentang data-data sekolah, data-data
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1
Mattirobulu.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian disusun secara
sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif.
27
Metode analisis data adalah suatu metode dimana data-data yang diperoleh dari
hasil penelitian dikelompokkan dan dipilih, kemudian dihubungkan dengan
masalah yang akan diteliti menurut kualitas dan kebenarannya, sehingga akan
dapat menjawab permasalahan yang ada. Kemudian hasil analisis dipaparkan
secara deskriptif, yaitu dengan cara menjelaskan, menguraikan dan
menggambarkan permasalahan serta penyelesaiannya yang berkaitan erat dengan
penulisan ini.
Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
merupakan proses pemilihan data-data yang dikumpulkan dan memfokuskan data
sesuai dengan penelitian. Penyajian data berupa data-data yang disajikan dalam
bentuk tabel untuk memudahkan peneliti dalam menentukan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan yaitu data yang diperoleh disedarhanakan secara singkat
dan ringkas sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.
G. Teknik Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif meliputi uji
kredibilitas yang terdiri dari beberapa bagian. Namun penelitian ini menggunakan
teknik tranggulasi. Tranggulasi adalah teknik yang digunakan untuk pengecekan
data dari berbagai sumber dengan beberapa syarat dan berbagai waktu. Dengan
demikian bentuk trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
28
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Keterangan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Pengolahan dan
analisis data
4. Penulisan Skripsi
5. Penggandaan
29
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Mamur. 2013. Buku Panduan internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta:Diva Press
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Pedoman Pelaksanaan
Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: PT Rineka Cipta
Estiva. 2012. Peranan Gerakan Pramuka Terhadap Peningkatan Kesadaran Bela
Negara Pada Siswa SMP Negeri 5 Anggeraja Kabupaten Enrekang.
Universitas Negeri Makassar
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka
Kanisius. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: KANISIUS
Anggota IKAPI
Melinda, Elly Sri. 2013. Pendidikan Pramuka Implementasi pada Pendidikan
Khusus. Jakarta: Luxima
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara
Nasir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Sahertian, A. Piet. 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Noor, Rohinah M. 2012. The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani
Semiawan, Conny. 2008. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang
30
Shaleh, Abdul Rachmad. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak
Bangsa. Jakarta: PT.Grafinda Persada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sutisna, Oteng. 1989.Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa
Sunardi, Andri BOB. 2006. Boyman Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa
Muda
Suryosubroto, 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta:Rineka Cipta
___________. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jak arta: Rineka
Cipta
Usman, Muh. Uzer & Setiawan Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda karya
Yahya, Muhammad. 2009. Hubungan Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler dengan
Prestasi Belajar PKn Di SMA Negeri 1 Bontolempangan Kabupaten
Gowa. Universitas Negeri Makassar
Wikipedia. Gerakan Pramuka Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan
PramukaIndonesia) diakses pada tanggal 14 Feb 2014
WordPress. Taman Pramuka. (https://semboyan.wordpress.com) diakses pada
tanggal 15 Feb 2014
Top Related