Download - Daftar Nama Objek Wisata

Transcript

Daftar Nama Objek Wisata, Jarak dari Kota Jember (km.) dan Jenis Objek Wisata, 2013

No.Nama Obyek WisataJarak dari Kota Jember (Km)Jenis Obyek Wisata

1 Pantai Paseban Ds. Paseban Kec. Kencong - Wisata alam pantai

50 Km arah barat laut kota - Pulau Nusa Barung

Jember - Fasilitas : Shelter

2 Pantai Kepanjen Kec. Gumukmas 50 Km arah - Wisata alam/buatan

selatan kota Jember

3 Pantai Puger Ds. Puger Kulon Kec. Puger - Wisata alam pantai

39 km arah selatan kota - Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Jember - Fasilitas : Musholla, MCK

4 Pantai Getem Kec. Puger 45 Km arah - Wisata alam/buatan

selatan kota Jember

5 Pemandian Kucur Ds. Puger Kec. Puger 40 Km - Wisata alam kolam renang,

arah selatan kota Jember Warung dan gardu pandang

6 Air Terjun Maelang Kec. Wuluhan 30 Km arah - Wisata alam/buatan

selatan kota Jember

7 Pantai Papuma Ds. Lojejer Kec. Wuluhan - Wisata alam pantai

40 Km arah selatan kota - Pekan raya idul fitri pantai papuma

Jember (1 s/d 10 Syawal)

- Gebyar tahun baru

- Larung sesaji watu ulo

- Fasilitas : Musholla, MCK, Kantor,

Balairung, Kios Cinderamata,

Warung, Shelter, 15 Kamar

penginapan, Gardu Pandang

8 Pantai Rowo Cangak Ds. Andongsari Kec. Ambulu - Wisata alam pantai

45 Km arah selatan kota

Jember

9 Pantai Watu Ulo Ds. Sumberejo Kec.Ambulu - Wisata alam pantai (camping ground

40 Km arah selatan kota dan play ground)

Jember - Pekan raya idul fitri pantai watu ulo

(1 s/d 10 Syawal)

- Gebyar tahun baru

- Larung sesaji watu ulo

- Fasilitas : Musholla, MCK, Kantor,

Balairung, Kios Cinderamata,

Warung, Shelter

10 Pemandian Pontang Kecamatan Ambulu 20 Km arah - Kolam renang

selatan Kota Jember - Playground

11 Water Park Niagara Kecamatan Ambulu 23 Km arah - Kolam renang

selatan Kota Jember - Playground

12 Pemandian Taman Kecamatan Ambulu 30 Km arah - Play Ground

Tirta selatan Kota Jember - Fitness

13 Taman Rekreasi Kec. Tempurejo 12 Km arah - Mini Zoo, Play Ground

Galaxi Selatan Kota Jember - Pertokoan dan Cafe

14 Wisata Agro Glan- Desa Glantangan Kec. Tempurejo - Kolam renang

tangan 18 Km Arah selatan Kota Jember - Playground, Mini Zoo

15 Taman Nasional Ds. Andongsari Kec. - Wisata alam pantai dan minat

Meru Betiri Tempurejo 40 Km arah khusus (Climbing, Bunker

selatan kota Jember Jepang, Wind Surfing, Savana

Banteng, Perkemahan)

- Wisata alam berbagai macam

flora dan fauna

- Minat Khusus

16 Padang golf Ds. Pondokrejo Kec. - Wisata buatan, Cafe

Glantangan Tempurejo 20 Km arah selatan

kota Jember

17 Terowongan Ds. Garahan Kec. Silo - Wisata alam terowongan

Mrawan 30 Km arah timur kota Jember sepanjang 1 Km (terpanjang di

Indonesia)

18 Agrowisata Gunung Ds. Tanah Manis Kec. Silo - Wisata agro dan minat khusus,

Gumitir (PTPN XII) 30 Km arah timur kota Jember dengan menikmati pembibitan ,

penanaman dan penggilingan

kopi

- Fasilitas : Warung, Kios

19 Agrowisata & Loko Ds. Garahan Kec. Silo 30 Km - Wisata alam/buatan dan Minat

Tour Garahan Arah timur kota Jember Khusus

- 4 Gerbong dengan kapasitas

masing-masing 8 orang

20 Mumbul Garden Desa Lengkong, Kec. Mumbulsari - Kolam Renang

8 km selatan Kabupaten Jember - Kolam Perahu

- Cafetaria

- Wisata agro kebun pepaya

- Wisata agro kebun pisang

21 Hotel Bukit Ds. Ajung kec. Ajung 7 Km - Hotel

Beringin Indah arah selatan kota Jember

22 Agrowisata Pusat Ds. Kaliwining Kec. Rambipuji - Wisata alam dimana kita bisa

Penelitian Kopi dan 13 Km kota Jember melihat budidaya tanaman kopi,

Kakao Indonesia kakao dan jati pusaka

- Pemrosesan biji kakao dan biji kopi

23 Pemandian Umbul Kec. Semboro 35 Km arah - Wisata alam/buatan

Jonggrang barat Kota Jember - Kolam renang

24 Agrowisata Semboro Ds. Semboro Kec. Semboro - Wisata agro dan minat khusus,

(Loko Tour) PTPN XI 35 Km arah barat kota Jember dengan menikmati keindahan

perkebunan tebu, dan proses

pembuatan gula pasir

25 Agrowisata PTPN XII Ds. Gelang .Sumberbaru 50 Km - Wisata alam dengan areal

Gunung Gambir arah utara kota Jember Menikmati kebun teh dan

pembuatan bubuk teh serta

alam yang indah dan segar

- Penginapan & Kolam renang,

Warung

- Camping ground

26 Pemandian Ds. Patemon Kec. Tanggul - Wisata alam/buatan

Patemon 32 Km arah barat kota Jember - Kolam renang, Warung

- Panggung Terbuka

- Camping ground, Play Ground

27 Air Terjun Manggisan Ds. Manggisan kec. Tanggul - Wisata alam air terjun setinggi

35 Km arah barat daya 75 meter

kota Jember

28 Air Terjun Tancak Ds. Kemiri Kec. Panti - Wisata alam air terjun setinggi

18 Km arah barat daya kota 35 meter

Jember

29 Taman Botani Ds. Sukorambi Kec. Sukorambi - Wisata buatan

Sukorambi (TBS) 8 Km arah barat kota Jember - Kolam renang (5 Kolam)

- Kebun buah dan tanaman herbal

30 Batu Menhir Kec. Arjasa 12 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Kota Jember

31 Pemandian Ds. Kemuning Lor - Wisata alam pegunungan dan

Rembangan Kec. Arjasa 16 Km minat khusus (Pecinta alam, ,

arah barat kota Jember Balap sepeda , Perkemahan)

- Perkebunan kopi, durian

- Pekan raya idul fitri rembangan

- Pabrik susu sapi rembangan

- Hotel, Restoran, Aula,

Lapangan Tennis

- Kolam renang, Play Ground

- Agrowisata buah naga

32 Pemandian Oleng Ds. Biting kec. Arjasa - Wisata alam/buatan

Sibutong 13 Km Arah Utara Kota - Kolam renang, Play ground

Jember - Hotel, Aula, Rumah makan

33 Air Terjun Sukma Kec. Arjasa 20 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Ilang kota Jember

34 Air Terjun Antrokan Kec. Ledokombo 30 Km arah - Wisata alam/buatan

utara kota Jember

35 Air Terjun Lereng Ds. Rowosari Kec. Sumber- - Wisata alam air terjun setinggi

Raung / Rowosari Jambe 42 Km arah Timur laut 25 meter

kota Jember

36 Air Terjun Rondo Kec. Sumberjambe 35 Km arah - Wisata alam/buatan

Kuning utara kota Jember

37 Air Terjun Panduman Ds. Panduman Kec. Jelbuk - Wisata alam air terjun setinggi

20 Km arah utara kota Jember 55 meter

38 Goa Pertapan Kec. Jelbuk 12 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Kota Jember

39 Goa Nagasaroma Kec. Jelbuk 12 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Kota Jember

40 Agrowisata Cerutu Ds. JelbukKec. Jelbuk 10 Km - Wisata alam/buatan

PTPN X Bobbin arah utara Kota Jember - Cafetaria

- Pemrosesan cerutu

41 Kuburan Agung Kec. Jelbuk 10 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Kota Jember

42 Pesanggrahan Juk Kec. Jelbuk 10 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Zhedep & Juk Zhina Kota Jember

43 Wana Wisata Tugu Kec. Jelbuk 10 Km arah utara - Wisata alam/buatan

Mastrip I & II Kota Jember

44 Pemandian Kel. Kebon Agung - Wisata alam/buatan

Kebon Agung Kec. Kaliwates 3 Km - Pekan raya idul fitri kebon agung

arah barat kota Jember - Hotel, Aula, Restoran, Kantin

- Kolam renang, Play Ground,

Sumber : Jember Dalam Angka 2014.

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTORPOTENSIAL DI KABUPATEN JEMBERAchmad QosjimFakultas Ekonomi Universitas Jember, Jurusan ManejemenJl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337990AbstractPerkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jemberselama kurun waktu 9 tahun dari tahun 2000-2008 selalu mengalamipeningkatan yang ditunjukkan oleh jumlah nominalnya yang selalu meningkatdari tahun ke tahun. Ada dua sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagaipenunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember, sektor tersebut adalahsektor jasa-jasa; sektor pertanian. Kedua sektor ekonomi ini memiliki indeks LQlebih besar dari satu (sektor basis) dan komponen diferensial (Dj) positif (pertumbuhan cepat). Dari hasil analisis tipologi sektoral menunjukkan bahwakedua sektor tersebut merupakan sektor yang mempunyai tingkat kepotensialancukup tinggi sehingga jika dikembangkan akan berpotensi meningkatkanpertumbuhan ekonomi wilayah khususnya Kabupaten Jember.1. PendahuluanKabupaten Jember merupakan salah satu Pemerintah Daerah tingkat II yangberada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jember mulai berdiri sejak 1 Januari 1929dan telah melalui sejarah yang cukup panjang. Pembangunan infrastruktur yang berupasarana publik di Kabupaten Jember sebelum diberlakukannya otonomi daerah telahmengalami kemajuan yang cukup pesat. Pemberlakuan otonomi daerah di KabupatenJember baru dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001 sebagai tuntutan dari UU Nomor 22tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Dengan mengacu pada kajian tersebut maka sejak tahun 2001 Kabupaten Jember telah memasuki babak baru dalam sistem desentralisasiyang memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengurus rumah tangganyasendiri (pemkabjember.go.id)Luas wilayah Kabupaten Jember adalah 3.293,34 Km2 yang terbagi menjadi 31kecamatan dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu 658,2 juta jiwa/km.Kondisi perekonomian Kabupaten Jember tidak jauh berbeda dengan kondisiperekonomian provinsi Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember daritahun ke tahun rata-rata mengalami peningkatan dengan tolok ukur yang digunakanyaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan perkapita penduduk diKabupaten Jember. Dari sisi agregat, PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar hargaberlaku pada tahun 2008 mencapai Rp. 621,58 Trilyun, atau hampir 8 persen dari totalPDRB Provinsi Jawa Timur berasal dari Kabupaten eks Karisidenan Besuki. Jika dilihatdari sisi peranannya, sebesar 40 persen merupakan sumbangan Kabupaten Jemberterhadap PDRB total Kabupaten eks Karisidenan Besuki (Badan Pusat Statistik,2009c:43)Kabupaten Jember dapat diklasifikasikan sebagai daerah yang menganut tipeagraris karena sektor pertanian di Kabupaten Jember merupakan sektor yang memiliki peranan cukup besar (leading sector ) atau sekitar 44,18 persen dari total nilai tambahyang tercipta di tahun 2008. Sedangkan sektor sekunder hanya menyumbang sebesar11,55 persen dan sektor tersier menyumbang sebesar 40,45 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jember (Badan Pusat Statistik, 2009c: 32).Memang struktur ekonomi di Kabupaten Jember bercorak agraris, namun dalampraktiknya pembangunan sektor pertanian tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungansektor ekonomi lainnya. Untuk itu peran semua sektor ekonomi sangat diperlukan dalammengoptimalkan dan memaksimalkan output dari masing-masing sektor, yangselanjutnya dapat memberi nilai tambah yang tinggi dan kompetitif baik di pasarnasional maupun internasional.Krisis ekonomi yang sedang berkembang dalam era otonomi ternyata jugaberdampak pada kokoh tidaknya ketahanan perekonomian daerah. Kabupaten Jembersebagai salah satu daerah yang menganut sistem desentralisasi (otonomi daerah) jugatidak terlepas dari beberapa permasalahan dan hambatan pembangunan terkait dampak dari krisis ekonomi yang terjadi. Beberapa hambatan tersebut diantaranya yaitu alokasisumber daya yang tidak seimbang, kualitas sumber daya manusia yang masih minim,pengembangan kelembagaan dan aparat daerah yang kurang terpadu, sektor potensialyang ada masih belum dapat dimaksimalkan atau dimanfaatkan secara keseluruhan.Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat diKabupaten Jember dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukanpemerataan ekonomi dan memperkaya potensi ekonomi daerah yang dimiliki denganmemperhatikan penataan ruang dan lingkungan serta penggalian potensi yang ada.Untuk itu Kabupaten Jember masih bisa digolongkan ke dalam wilayah yang sedikitkebal dengan gejolak internal maupun eksternal, meskipun pernah mengalamiketerpurukan akibat adanya krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun lalu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah yang dilaksanakanpada setiap daerah akan berimplikasi pada kemampuan daerah dalam meningkatkandaya saing daerahnya masing-masing sebagai penentu keberhasilan pembangunan didaerah tersebut. Kabupaten Jember sebagai salah satu kabupaten yang menganut sistemotonomi daerah mempunyai peluang besar untuk berkembang menjadi kota raya. Untuk itu potensi dan sumber daya alam yang ada perlu dikelola dan dipelihara dengan baik demi terciptanya pertumbuhan ekonomi daerah yang stabil dan merata sesuai dengankonsep pembangunan otonomi daerah yang nyata.2. Tujuan Penelitiantujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : untuk menganalisis sektorekonomi apakah yang paling berpotensi dan strategis untuk dikembangkan di KabupatenJember.3. Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pada pendekatan kuantitatif, data yang diperoleh dimasukkan dalamrumus - rumus sederhana yang telah ada yaitu dengan alat analisis Location Quotient (LQ.Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dianalisis secara kualitatif sehingga akandiperoleh gambaran perkembangan perekonomian di kabupaten Jember.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi KabupatenJember sehingga sektor - sektor strategis yang potensial tesebut dapat dikembangkanuntuk meningkatkan PDRB dan sejauh mana keterkaitan Kabupaten Jember dengan daerah - daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya.Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah Location Quotient (LQ).Teknik analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi potensiinternal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektorbasis(basic sector)dan sektor mana yang bukan sektor basis(non basic sector)Dengan formulasi sebagai berikut (Arsyad, 1999 : 317) :LQ =Eij / Ej : Ein / En (bentuk per)Keterangan :LQ = Location Quotient Eij= jumlah PDRB sektor i kabupaten JemberEj= jumlah PDRB total kabupaten JemberEin= jumlah PDRB sektor i Provinsi Jawa TimurEn= jumlah PDRB total Provinsi Jawa Timur

CARA MENGHITUNG TINGKAT PERTUMBUHANEKONOMINovember 10, 2013 bojonegorocoaster Perhitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara langsung di hitung dari data pendapatan nasional rill yang tersedia. Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah : g = (PN rill1 PN rill 0)/(PN rill 0 )Keterangan g = tingkat pertumbuhan ekonomi PN riil 1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung.PN riil 0 = pendapatan nasional pada tahun berikutnya untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan harus dilakukan dengan dua cara yaitu : PN rill a = 100 / IH a x PN masa iniKeterangan IH a = indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator ) PN = pendapatan nasional Contoh soal :Pada tahun 2007 pendapatan nasional rill adalah Rp 150,2 triliun sedangkan pada tahun 2008 nilai nya telah meningkatkan kepada Rp 158,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai Negara itu adalah : g2007 = (158,8-150,2 )/150,2 x 100 = 5.7 persenContoh soal : Pada tahun 2002 produk domestic bruto menurut harga yang berlaku Rp 198,4 triliun dan pada tahun 2003 nilainya telah menjadi Rp 224,7 triliun, indeks harga tahun 2002 adalah 152 dan dalam tahun 2003 harganya 160 . dengan data seperti terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional rill tahun 2003, yaitu : PN rill2003 = 152/160 x Rp 224,7 triliun = 213,4 triliun Dengan demikian sekarang kita telah dapat menghitung tingkat ekonomi pada tahun 2003 : Tingkat pertumbuhan ekonomi = (213,4-198,4)/198,4 x 100 = 7,5 persen

KONSEP DAN METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL "

A. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

B. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.Rumus GNP = GDP Produk netto terhadap luar negeri3. NNP (Net National Product)NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.Rumus :NNP = GNP Penyusutan4. NNI (Net National Income)NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)Rumus :NNI = NNP Pajak tidak langsung5. PI (Personal Income)PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.Rumus :PI = (NNI + transfer payment) (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )6. DI (Disposible Income)DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.Rumus :DI = PI Pajak langsung

C. Kegunaan Statistik Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :1. PDB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.2. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.3. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setipa sektor dari tahun ke tahun.4. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.5. PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.6. Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.7. PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.8. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala atau per satu orang penduduk.9. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

D. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional Tujuan mempelajari pendapatan nasional :a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negarab. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahunc. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional2. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara2. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.1. Perhitungan Pendapatan Nasional3. Metode ProduksiPendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentuY = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ]b. Metode PendapatanPendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.Y = r + w + i + pc. Metode PengeluaranPendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.Y = C + I + G + (X M)

E. Masalah dan keterbatasan perhitunganPDB

a. Perhitungan PDB dan Analisa KemakmuranPerhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.

Kelemahandari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.

b.Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan SosialUmumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

c.PDB Per Kapita dan Masalah ProduktivitasUntuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:1)Jumlah dan komposisi penduduk: Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.2)Jumlah dan struktur kesempatan kerja:Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.3)Faktor-faktor nonekonomi:Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

d.Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.

GDP atau GNP Dalam Pengukuran Taraf Pertumbuhan Ekonomi Menurut Konteks Islam

PendahuluanEkonomi Sudah cukup lama umat manusia mencari sistem untuk meningkatkan kesejahteraan pembangunan khususnya di bidang ekonomi. Selama ini memang sudah ada beberapa sistem, diantaranya dua aliran besar sistem perekonomian yang dikenal di dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalisme, dan sistem ekonomi sosialisme. Tetapi sistem-sistem itu tidak ada yang berhasil penuh dalam menawarkan solusi optimal.Konsekuensinya orang-orang mulai berpikir mencari alternatif. Dan alternatif yang oleh banyak kalangan diyakini lebih menjanjikan adalah sistem ekonomi Islam. Karena sistem ini berpijak pada asas keadilan dan kemanusiaan.Negara memainkan peran penting dalam kehidupan ekonomi. Peran itu diwujudkan dalam dua hal pokok, yaitu, kewenangan negara untuk mengusai sumber ekonomi, memperoleh hak untuk memungut pajak dan sekaligus membelanjakan uang dalam jumlah besar. Pemerintah melalui kekuasaannya dapat mendorong ekonomi, mengurangi hambatan yang dialami, melakukan distribusi pendapatan, membantu kelompok miskin dan terbelakang (melaksanakan welfare state), dan peran pembinaan ekonomi lainnya. Di setiap Negara mempunyai sistem yang berbeda-beda untuk mengukur pertumbuhan dan mensejahterakan perekonomian Negara. Dalam pertumbuhan ekonomi terdapat sebuah pengukuran kemakmuran di setiap Negara, misalnya pendapatan per kapita sebuah Negara sebagai pengukur kemakmuran. Pendapatan suatu Negara atau disebut juga pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu (biasanya satu tahun) atau dapat diartikan pula bahwa pendapatan nasional adalah jumlah penghasilan yang diterima pemilik faktor-faktor produksi sebagai balas jasa atas sumbangannya dalam proses produksi dalam kurun waktu satu tahun (periode tertentu). Di dalam perekonomian konvensional terdapat tiga element penting dalam konsep pengukuran pendapatan negara antara lain (gross domestic product/ GDP) atau bias di bilang produk domestic bruto, (gross nasional product/ GNP) atau bisa dibilang produk nasional bruto dan (net national product/ NNP) product nasional netto.Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dalam perspektif konvensional dengan perspektif syariah terjadi perbedaan yang begitu signifikan. Dalam perspektif konvensional, penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan menggunakan bunga (interest) dalam penghitungan matematisnya, sedangkan pendapatan nasional dengan metode pendapatan dalam perspektif islam menggunakan bagi hasil yang diperoleh dari investasi (investment).Sehingga dari upaya-upaya diatas diharapkansampai pada pertumbuhan ekonomi yang benar-benar riil dan kemajuan ekonomi khususnya ekonomi dalam perspektif islam. Di dalam upaya-upaya ini apakah dengan adanya GDP dan GNP sudah tepat untuk mengukur pertumbuhan dan kemajuan ekonomi dalam konteks islam. Maka dengan adanya makalah ini saya akan memaparkan salah satunya tentang sudah tepatkah GDP dan GNP menjadi pengukur pertumbuhan dan kemajuan dalam konteks ekonomi islam. Dengan beberapa tujuan seperti pengertian dari GDP dan GNP, teori dari GDP atau GNP, dan beberapa strategi untuk megukur pertumbuhan pembangunan ekonomi dalam konteks islam.

Pembahasan A. Pengertian GDP dan GNPBeberapa Negara dalam mengukur pertumbuhan kemajuan negaranya yaitu dengan mengetahui pendapatan dari suatu Negara yang didalamnya ada beberapa konsep yaitu konsep GDP dan GNP.1. GDP Adalah sebuah istilah inggris Gross Domestic Productdan dalam istilah Indonesia disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dapatlah diartikan dengannilai barang dan jasa dalam suatu Negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan Negara asing atau bias diartikan bahwa nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu.[footnoteRef:1][1] Barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk Negara tersebut tetapi oleh penduduk Negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. [1: ]

2. GNP Adalah sebuah istilah inggris seperti yang diatas Gross National Productdan dalam istilah Indonesia disebut Produk Nasional Brutoyang mempunyai arti yang bersamaan dengan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung pendapatan nasional bruto, nilai barang dan jasayang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimilki oleh warga Negara dari Negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

B. Beberapa tipe GDP Ada 2 tipe GDP dalam mengukur pertumbuhan ekonomi suatu Negara, yaitu:1. GDP nominal atau GDP harga yang berlaku yaitu mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut.2. GDP riil atau GDP harga tetap yaitu mengukur nilai output atau pendapatan nasional pada periode tertentu menurut harga yang ditentukan atau harga dari tahun dasar.[footnoteRef:2][2] [2: ]

C. Teory penghitungan GDP atau GNPDengan memperhatikan perbedaan pengertian antara GDP dan GNP diatas dapat dirumuskan sifat hubungan diantara GDP dan GNP yaitu dinyatakan oleh persamaan dibawah ini:GDP = GNP PFN dari LNDimana PFN dari LN adalah pedapatan faktor netto dari luar negeri. PFN dari LNadalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan keluar negeri.[footnoteRef:3][3] [3: ]

D. Pengertian pertumbuhan ekonomi Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan dan mengukur prestasi dari perkembangan atau kemajuan ekonomi suatu Negara. Dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah[footnoteRef:4][4]. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari kemajuan dan kesejahteraan dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya dikaitkan dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi yang terdapat di Negara-negara maju dimana struktur ekonominya yang sudah berindustri yang tidak mengalami perubahan structural lagi. [4: ]

1. Konsep mengenai pertumbuhan ekonomi seperti:a. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.b. Pendapatan per kapita sebagai pengukur kemakmuran.c. Tingkat kemakmuran atau taraf hidup masyarakat.[footnoteRef:5][5] [5: ]

E. GDP atau GNP strategi atau untuk mengukur pertumbuhan ekonomi konvensionalPendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap aliran uang dan barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan: (1) Pendekatan produksi (production approach).(2) Pendekatan pendapatan (income approach).(3) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach).[footnoteRef:6][6] [6: ]

1. Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi (production approach).Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added), dari semua sektor produksi. Penggunaan konsep ini dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double accounting). Adapun nilai tambah adalah selisih harga jual produk dengan biaya produksi.

2. Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (income approach).Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran oleh masyarakat maupun pemerintah, atau dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit-unit ekonomi.

3. Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan (expenditure approach)Pengertian pendapatan nasional dengan metode pendapatan adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat sebagai balas jasa atas penyerahan faktor-faktor produksi yang dimiliki selama tahun yang dinilai dengan satuan nilai uang.Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dalam perspektif konvensional dengan perspektif syariah terjadi perbedaan yang begitu signifikan. Dalam perspektif konvensional, penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan menggunakan bunga (interest/ I) dalam penghitungan matematisnya,sedangkan pendapatan nasional dengan metode pendapatan dalam perspektif islam menggunakan bagi hasil yang diperoleh dari investasi (invesment/ I), karena bunga adalah riba dan dihukumi haram oleh syariat islam.F. Pengertian pertumbuhan ekonomi dalam konteks islam Istilah pertumbuhan ekonomi dalam konteks islam ini memang seperti yang diatas tetapi ada suatu sistem yang berbeda dalam mencapai sebuah kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi dalam suatu Negara. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus menjadi nilai atau natijah alami dari kebijakan-kebijakan yang menimbulkan pemanfaatan sumber-sumber daya manusia dan alam secara efisien dan penuh serta bagi kesejahteraan ekonomi berbasis luas.[footnoteRef:7][7] Namun laju pertumbuhan itu sendiri tidak terlalu penting. Hal ini disebabkan tuntutan untuk mencapai kemakmuran materiil dalamkerangka nilai-nilai bahwa islam ada sebuah kehendak: [7: ]

1. Ia tidak boleh dicapai lewat produksi barang dan jasa yang tidak esensial dan secara moral dipertanyakan. Jadi produksi barang dan jasa harus pada tuntutan syariah islam.2. Ia tidak boleh memperlebar kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin dengan mendorong konsumsi yang mencolok. 3. Ia tidak boleh menimbulkan bahaya kepada generasi sekarang yang akan datang dengan memerosotkan lingkungan fisik dan moral mereka.[footnoteRef:8][8] [8: ]

G. GDP atau GNP strategi untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dalam konteksislam.Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) pada suatu negara. Saat GDP naik, maka diasumsikan bahwa rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan jumlah penduduk (GDP per kapita).[footnoteRef:9][9] Akan tetapi, bagi sejumlah ekonom muslim mengatakan bahwa konsep tersebut ditolak. Mereka mengatakan bahwa GDP per kapita merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Jika nilai output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja atau menambah waktu istirahatnya, maka hal itu bukan menggambarkan keadaan orang itu menjadi lebih buruk. Seharusnya ukuran kesejahteraan ekonomi dalam konsep GDP atau GNP riil harus mampu menggambarkan kesejahteraan pada suatu negara secara riil. Konsep GDP atau GNP riil dalam ekonomi konvensional tidak mampu menjawab hal tersebut. [9: ]

Berikut ini beberapa keberatan penggunaan GDP riil per kapita sebagai indikator kesejahteraan suatu Negara:[footnoteRef:10][10] [10: ]

1. Hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP.Sedangkan produk yang dihasilkan dan dikonsumsi sendiri tidak tercakup dalam GNP.2. GNP juga tidak menghitung nilai waktu istirahat, padahal inisangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Semakin kaya seseorang akan semakin menginginkan waktu istirahat.3. Kejadian buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam GNP, padahalkejadian tersebut jelas mengurangi kesejahteraan.4. Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Banyak sekali pabrikpabrik yang dalam kegiatan produksinya menghasilkan polusi air maupun udara. Ini jelas akan merusak lingkungan.1. Analisis penerapan konsep GDP riil/ per kapita secara IslamiEkonom muslim mengatakan bahwa GDP riil belum sempurna dalam mengukur kesejahteraan suatu Negara. Dari sini ekonomi islam mengkritisi perhitungan GDP riil per kapita yang dijadikan sebagai indicator bagi kesejahteraan suatu Negara.Satu hal yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah panggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki. Ekonomi Islam dalam arti sebuah sistem ekonomi merupakan sebuah sistem yang dapat mengantar manusia kepada kesejahteraan yang sebenarnya, yang didalamnya terdapat komponen-komponen rohaniah.Memang benar ekonomi saat ini berada pada puncak kejayaan yang bertujuan untuk menghantarkan kesejahteraan, namun lebih sering kesejahteraan itu diwujudkan pada peningkatan GNP yang tinggi saja, dan kalau dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan per kapita income yang tinggi. Jika hanya itu ukurannya, maka kapitalis modern akan mendapat angka maksimal. Pendapatan per kapita bukan satu-satunya komponen pokok yang menyusun kesejahteraan tapi hanyamengedepankan sebuah kondisi kebutuhan dalam isu kesejahteraan bukan sebuah kondisi kecukupan. Pengertian falah dalam islam mengacu kepada konsep islam tentang manusia itu sendiri.Maka dari itu selain harus memasukkan unsur falah dalam menganalisis kesejahteraan, penghitungan pendapatan nasional berdasarkan Islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Pada intinya, ekonomi Islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial berdasarkan sistem moral dan sosial Islam.[footnoteRef:11][11] [11: ]

Setidaknya ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam, empat hal tersebut adalah:[footnoteRef:12][12] [12: ]

1. Pendapatan Nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatanindividu rumah tangga.Jika penyebaran pendapatan individu secara nasional bisa dideteksi secara akurat, maka akan dengan mudah dikenali seberapa besar rakyat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dari iapada itu GNP tidak dapat menjelaskan komposisi dan distribusi nyata dari output per kapita.2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi Di Sektor Pedesaaan.3. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan EkonomiIslami.Kita sudah melihat bahwa angka rata-rata pendapatan per kapita tidak menyediakan kepada kita informasi yang cukup untuk mengukur kesejahtraan yang sesugguhnya. Sangat penting untuk mengekspresikan kebutuhan efektif atau kebutuhan dasar akan barang dan jasa, sebagai persentase total konsumsi. Hal itu perlu dilakukan karena kemampuan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, rekreasi dan pelayanan publik lainnya, sesungguhnya bisa menjadi ukuran bagaimana tingkat kesejahtraan dari suatu negara atau bangsa.4. Penghitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran Dari KesejahteraanSosial Islami Melalui Pendugaan Nilai Santunan Antar Saudara dan Sedekah.

PenutupHasil dari penjelasan diatas bahwa Penghitungan pendapatan nasional untuk pertumbuhan ekonomi sebuah negara dengan pendekatan pendapatan dalam perspektif konvensional dengan perspektif syariah terjadi perbedaan yang begitu signifikan. Dalam perspektif konvensional, penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan menggunakan bunga (interest/ I) dalam penghitungan matematisnya, sedangkan pendapatan nasional dengan metode pendapatan dalam perspektif islam menggunakan bagi hasil yang diperoleh dari investasi (invesment/ I), karena bunga adalah riba dan dihukumi haram oleh syariat islam.Tujuan yang utama dari pertumbuhan kesejahteraan ekonomi dalam konteks islam adalahpanggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, di mana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini. Ekonomi Islam dalam arti sebuah sistem ekonomi(nidzom al-iqtishad) merupakan sebuah sistem yang dapat mengantar umat manusia kepada real welfare (falah), kesejahteraan yang sebenarnya.Adapun solusinya ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat pertumbuhan kesejahtraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak bias. Empat hal tersebut adalah:1. Pendapatan Nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumahTangga.2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi Di Sektor Pedesaaan.3. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan Ekonomi Islami.4. Penghitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran Dari Kesejahteraan Sosial Islami Melalui Pendugaan Nilai Santunan Antar Saudara dan Sedekah.

Cara Menghitung Laju pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik. Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.1. Pendekatan Produksi;Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu: (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).2. Pendekatan Pengeluaran;Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).3. Pendekatan Pendapatan;Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).Produk Domestik Regional Neto (PDRN) merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dikurangi penyusutan barang-barang modal yang terjadi selama proses produksi atau adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi.Pendapatan Regional merupakan PDRN dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam daerah. Ekspor barang dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk daerah dengan penduduk daerah lain.PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai dengan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanana. Subsektor Tanaman bahan makananb. Subsektor Tanaman perkebunanc. Subsektor Peternakand. Subsektor Kehutanane. Subsektor Perikanan2. Sektor Pertambangan dan Penggaliana. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumib. Subsektor Pertambangan Bukan Migasc. Subsektor Penggalian3. Sektor Industri Pengolahana. Subsektor Industri Migas- Pengilangan Minyak Bumi- Gas Alam Cair (LNG)b. Subsektor Industri Bukan Migas4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersiha. Subsektor Listrikb. Subsektor Gasc. Subsektor Air Bersih5. Sektor Konstruksi6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restorana. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceranb. Subsektor Hotelc. Subsektor Restoran7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasia. Subsektor Pengangkutan- Angkutan Rel- Angkutan Jalan Raya- Angkutan Laut- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan- Angkutan Udara- Jasa Penunjang Angkutanb. Subsektor Komunikasi8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaana. Subsektor Bankb. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bankc. Subsektor Jasa Penunjang Keuangand. Subsektor Real Estatee. Subsektor Jasa Perusahaan9. Jasa-Jasaa. Subsektor Pemerintahan Umumb. Subsektor Swasta- Jasa Sosial Kemasyarakatan- Jasa Hiburan dan Rekreasi- Jasa Perorangan dan Rumah TanggaSementara itu, PDRB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6 komponen yaitu:1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang pemerintah daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan.3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam daerah dan barang modal bekas atau baru dari luar daerah. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDRB hasil penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya.5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board (fob).6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif).Satuan: Data dinyatakan dalam miliar.Valuta: RupiahPeriodisasi Publikasi: TahunanSumber Data: Badan Pusat Statistik (BPS)

Selama ini, data PDRB yang dipublikasikan oleh BPS menggunakan pendekatan produksi (lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran (penggunaan).Pengumpulan data PDRB dilakukan sebagai berikut: Untuk PDRB sektoral, data dikumpulkan dari departemen/intansi terkait. Data yang dikumpulkan dari setiap sektor antara lain berupa data produksi, data harga di tingkat produsen, dan biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi, serta data pengeluaran, yang diperoleh baik melalui survei maupun estimasi. Untuk PDRB pengeluaran, data dikumpulkan departemen/intansi terkait yang secara resmi mengeluarkan data (seperti ekspor-impor, pengeluaran dan investasi pemerintah, serta investasi swasta) dan melalui survei-survei khusus (seperti survei khusus pengeluaran rumah tangga).Sejak tahun 2004, data PDRB yang disajikan menggunakan tahun dasar 2000 yang mencakup periode data sejak tahun 2000. Perubahan tahun dasar dari 1993 menjadi 2000 dilakukan karena struktur perekonomian Indonesia dalam kurun waktu tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan, meliputi perkembangan harga, cakupan komoditas produksi dan konsumsi serta jenis dan kualitas barang maupun jasa yang dihasilkan.

Data yang digunakan ini berupa data deret waktu (series) dari Tahun 1, Tahun 2, Tahun 3 dan Tahun 4.

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi(Sukirno, 2007):

G = Laju pertumbuhan ekonomiPDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahunPDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnyaPDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi dinyatakan dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:

dimana:PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun tTotal PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t Cara Menghitung Pendapatan Nasional Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut:1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah keseluruhan dari nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu (biasanya satu tahun) dgn menggunakan faktorfaktor produksi di dalam negeri baik milik warga negara tersebut dan milik warga asing) dalam suatu negara. Dengan cara menjumlahkan semua hasil dari WN yg bersangkutan di DN ditambah WN asing yg bekerja di negara yg bersangkutan.2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah nilai barang dan jasa yg dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu (biasanya satu tahun) yg diukur dengan satuan uang, dgn menggunakan faktor-faktor produksi yg dimiliki oleh warga negara dari negara yg pendapatan nasionalnya dihitung (dimana penghasil brg dan jasa tersebut adalah penduduk/ WN di DN ditambah penduduk/ WN tersebut di LN).

Pendapatan Nasional adalah pendapatan yang diterima oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang.Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut:1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah keseluruhan dari nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu (biasanya satu tahun) dgn menggunakan faktorfaktor produksi di dalam negeri baik milik warga negara tersebut dan milik warga asing) dalam suatu negara. Dengan cara menjumlahkan semua hasil dari WN yg bersangkutan di DN ditambah WN asing yg bekerja di negara yg bersangkutan.2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah nilai barang dan jasa yg dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu (biasanya satu tahun) yg diukur dengan satuan uang, dgn menggunakan faktor-faktor produksi yg dimiliki oleh warga negara dari negara yg pendapatan nasionalnya dihitung (dimana penghasil brg dan jasa tersebut adalah penduduk/ WN di DN ditambah penduduk/ WN tersebut di LN).

Pendapatan Nasional adalah pendapatan yang diterima oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang.Yang termasuk pendapat di atas adalah:1. Golongan pendapatan yg diterima oleh orang-orang yg secara langsung ikut serta dlm suatu proses produksi.2. Golongan pendapatan yg diperoleh oleh orang-orang yg tidak langsung terlibat pada proses produksi.

Konsep Pendapatan Nasional1. Gross Domestic Product (GDP/PDB) adalah seluruh barang dan jasa yg dihasilkan masyarakat (termasuk WNA) dalam suatu negara selama 1 tahun.2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah nilai barang dan jasa yg dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu (biasanya satu tahun) dgn menggunakan faktor-faktor produksi yg dimiliki oleh warga negara dari negara yg pendapatan nasionalnya dihitung. (Tidak termasuk WNA) ditambah WNI yg berada di LN.

GNP = GDP + (IR-IP)Dimana:IR = Pendapatan faktor produksi dari LNIP = Pembayaran faktor produksi ke LN(IR-IP) = Pendapatan faktor produksi neto LN(IR-IP) positif jika GNP > GDP(IR-IP) negatif jika GNP < GDP(IR-IP) Nol jika GNP = GDP

Produk Nasional Bersih atau Net National Product (NNP)NNP = GNP (depresiasi +Replacement)Replacement adalah penggantian barang modal

Pendapatan Nasional Bersih atau Net National Income (NNI)NNI = NNP Pajak tidak langsungPajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat digeserkan kepada pihak lain.

Personal Income (PI) = NNI 1. Pajak perseroan, yaitu pajak yg dibayar oleh setiap badan usaha kepada pemerintah2. Laba yang tidak dibagi, yaitu sejumlah laba yg tetap ditahan di dlm perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu.3. Iuran pensiun yaitu iuran yg dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dgn maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.4. Ditambah tranfers payment, yaitu pembayaran yg terjadi dari pendapatan yg diperoleh seseorang tersebut tanpa memberi jasa atau menyediakan faktor-faktor produksi untuk memperoleh pendapatan tersebut. ex: beasiswa, bantuan kepada veteran atau uang pensiun, dana-dana sosialDisposable Income (DI) adalah jenis pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan. Disposable Income = Personal Income Pajak langsungPajak langsung adalah pajak yg bebannya tidak dapat digeserkan kepada pihak lain/ langsung ditanggung oleh wajib pajak. ex: pajak pendapatan (PPh)http://www.bukukerja.com/2014/02/cara-menghitung-pendapatan-nasional.html