DAFTAR ISI
Gambaran Umum ............................................................................................................................... 1
Tema .......................................................................................................................................................... 1
Subtema ................................................................................................................................................... 4
Hadiah .................................................................................................................................................... 10
Ketentuan Peserta .......................................................................................................................... 11
Ketentuan Umum ............................................................................................................................ 11
Linimasa ................................................................................................................................................ 12
Alur Pendaftaran ............................................................................................................................. 13
Ketentuan Abstrak ......................................................................................................................... 14
Ketentuan Penilaian Abstrak ................................................................................................... 15
Lampiran 1 (template abstrak) ............................................................................................... 16
Pihak Penyelenggara..................................................................................................................... 17
ii
GAMBARAN UMUM
Call for Paper Ekonomi Bebas Korupsi (EBK) VIII merupakan proses
seleksi awal dalam rangkaian acara Konferensi Mahasiswa Nasional EBK VIII.
Tahap kompetisi ini diawali dengan seleksi abstrak. Dua puluh abstrak terbaik
berhak lolos untuk melanjutkan ke tahap penyusunan paper.
Hasil penulisan paper akan dipresentasikan pada acara Konferensi
Mahasiswa Nasional EBK VIII sebagai rujukan penilaian akhir Call for Paper EBK
VIII. Rangkaian acara Konferensi Mahasiswa Nasional EBK VIII akan
dilaksanakan pada,
hari, tanggal : Rabu-Sabtu, 1-4 November 2017,
tempat : Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta.
TEMA
“Mewujudkan Pendidikan di Indonesia yang Bebas Korupsi”
Secara keseluruhan, corruption perception index Indonesia semakin
meningkat selama lima tahun terakhir. Meski demikian, hal ini tidak serta-merta
mengindikasikan bahwa sektor pendidikan merupakan ranah yang terhindar
dari praktek-praktek korupsi. Segelintir kajian dan penelitian yang dilakukan
oleh lembaga pemerintah serta non-pemerintah membuktikan kerentanan
korupsi pada sektor ini.
1
Hasil pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa
korupsi pada sektor pendidikan periode 2006—2015 menyebabkan kerugian
negara hingga Rp1,3 triliun. Kerugian tersebut merupakan hasil dari
penggelapan dana (132 kasus), penggelembungan anggaran (110 kasus), serta
sisanya berasal dari praktek suap dan gratifikasi.
Sumber : katadata.co.id
Gambar 1. Kerugian Korupsi pada Sektor Pendidikan
Menurut Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
melalui Laporan Pemantauan Lapangan Dana Pendidikan (2014), terdapat empat
akar permasalahan yang terkait dengan pengelolaan anggaran pendidikan, yaitu
2
lemahnya pengendalian internal, lemahnya sistem administrasi, adanya
kekosongan pengawasan, dan lemahnya kontrol publik/sosial.1
Serangkaian tindakan telah dilakukan untuk menanggulangi korupsi pada
sektor pendidikan. Beberapa di antaranya: perancangan Rencana Strategis
(Renstra) 2015—2019 oleh KPK, penetapan Permendikti Nomor 57 Tahun 2016,
hingga penerbitan buku Pokok-Pokok Siklus APBN di Indonesia oleh Ditjen
Anggaran Kementerian RI dalam rangka menerapkan konsep transparansi. Akan
tetapi, serangkaian tindakan tersebut belum sepenuhnya dapat menanggulangi
kasus korupsi di sektor pendidikan. Menurut Bambang Widjojanto, Wakil Ketua
KPK, korupsi pada sektor pendidikan memang merupakan masalah yang pelik.
Sebab, selalu memiliki keterkaitan dengan sumber daya manusia yang dalam
jangka panjang dapat menghilangkan role models.
Atas problematika yang kompleks tersebut, tepat pada Hari Pendidikan
Nasional tahun 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy,
menyatakan kesiapan lembaganya dalam melakukan reformasi pendidikan, baik
pada tataran konseptual maupun manajerial. Reformasi pendidikan ini nantinya
akan berfokus pada pembangunan karakter dan menjadikannya sebagai pondasi
serta roh pendidikan Indonesia. Dengan demikian, dapat tercipta insan
cendekiawan yang sejahtera tidak hanya secara materiil, tetapi juga secara
mental (mental-well being).
1https://www.kpk.go.id/images/Renstra%20KPK%202015-2019.pdf
3
SUBTEMA
1. Peran Masyarakat dan Sivitas Akademika dalam Upaya Penghapusan
Korupsi di Sektor Pendidikan
Masyarakat umum, khususnya orangtua/wali siswa dapat
berpartisipasi dalam bidang pendidikan dengan menyalurkan aspirasi dan
partisipasinya melalui komite sekolah. Komite sekolah adalah badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat, khususnya orang
tua/wali siswa.
Namun ironisnya, komite sekolah yang menjadi penghubung antara
pihak sekolah dan orangtua/wali siswa ini justru tidak begitu dikenal oleh
orangtua/wali siswa. Hasil riset Indonesia Corruption Watch di Jakarta
pada tahun 2003 menunjukan bahwa 58 persen dari total guru dan 59,9
persen dari total orangtua siswa menganggap komite sama dengan Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Bahkan 37,6 persen dari total
orangtua siswa belum pernah mendengar rapat komite.
Tanpa pemahaman mengenai definisi, peran, dan fungsi komite
sekolah, partisipasi orangtua/wali tidak akan berjalan. Padahal, partisipasi
masyarakat diharapkan dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan pada satuan pendidikan.
Minimnya pengetahuan orangtua/wali siswa tentang komite
sekolah ini menyebabkan orangtua/wali siswa kurang bisa mengontrol
kebijakan sekolah. Salah satunya kebijakan terkait dana pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Peraturan
4
Menteri Nomor 75 tahun 2016 Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan bahwa
penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya berbentuk
bantuan dan/atau sumbangan, bukan pungutan.
Hasil penggalangan dana tersebut dapat digunakan, antara lain
untuk menutupi kekurangan biaya satuan pendidikan, pembiayaan
program/kegiatan terkait peningkatan mutu sekolah yang tidak
dianggarkan, pengembangan sarana/prasarana, serta pembiayaan
kegiatan operasional komite sekolah yang dilakukan secara wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan. Penggunanaan hasil penggalangan dana
oleh sekolah harus mendapat persetujuan dari komite sekolah,
dipertanggungjawabkan secara transparan, dan dilaporkan kepada komite
sekolah. Meski begitu, fakta menunjukkan masih banyak ditemui
pelanggaran terhadap ketentuan tersebut. Beberapa institusi pendidikan
diketahui melakukan pungutan liar dan sejumlah pelanggaran lainnya.
Sesungguhnya, tidak berjalannya mekanisme kontrol tersebut
bukan serta-merta disebabkan oleh minimnya pengetahuan orangtua/wali
siswa tentang komite sekolah. Namun, juga disebabkan oleh pembentukan
komite sekolah yang belum benar. Komite dibentuk hanya semata untuk
menuruti ketentuan pemerintah yang mewajibkan masing-masing sekolah
untuk memiliki komite. Oleh karenanya, beberapa sekolah membentuk
komite dengan menunjuk orangtua siswa yang dianggap bisa bekerja sama
dengan kepala sekolah. Alhasil, tak mengherankan jika ditemui komite
sekolah yang terkesan menjadi ujung tombak dalam melakukan penarikan
dana dari orangtua siswa.
5
2. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Pendidikan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal (48)
menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Setiap lembaga
pendidikan dituntut untuk melakukan pengelolaan dana pendidikan secara
baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada. Proses ini dapat dimulai
dengan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS) yang sehat. Untuk menciptakan RAPBS yang sehat, Ade Irawan,
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), menyarankan agar
penyusunan RAPBS bersifat terbuka, melibatkan partisipasi dari guru,
orangtua/wali siswa, dan unsur masyarakat.2
Sebenarnya, tidak menyalahi aturan bila penyusunan RAPBS tidak
melibatkan pihak-pihak tersebut. Kepala sekolah memang memiliki
kewenangan untuk menyusun anggaran dan program sekolah tanpa
pengawasan pihak lain, termasuk komite sekolah. Namun, hal ini tentu
membuka peluang penyalahgunaan anggaran dana bantuan pendidikan.
Terlebih, dana pendidikan yang diberikan Pemerintah sebagian besar berupa
gelontoran dana block grant.
Selain Ade, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies
Baswedan, juga mengusulkan empat jurus mengatasi korupsi di sektor
2http://www.antikorupsi.org/en/content/kurang-partisipatif-penyusunan-apbs-rawan-
korupsi
6
pendidikan.3 Pertama, menerapkan e-purchasing berbasis e-catalogue.
Kedua, melakukan pengadaan barang secara cashless. Ketiga, revisi petunjuk
teknis agar lebih jelas dan tidak mudah keliru. Terakhir, melaporkan neraca
pendidikan setiap periode waktu tertentu. Keempat jurus Anies Baswedan
tersebut bermuara kepada peningkatan transparansi dalam perencanaan
dan pelaksanaan anggaran. Jika transparansi meningkat, peluang adanya
praktek korupsi pun dapat ditekan.
3. Implementasi Pendidikan Anti-Korupsi dalam Pembentukan Karakter
Generasi Bangsa
Pada 2012 lalu, pendidikan antikorupsi digadang-gadang akan
masuk dalam kurikulum pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Pemerintah memulai proyek percontohan pendidikan antikorupsi di
pendidikan tinggi. Setidaknya ada tiga perguruan tinggi yang sedang
mengembangkan kurikulum tersebut, di antaranya Universitas Islam Negeri,
Ciputat; Universitas Katolik Soegipranata, Semarang; serta IAIN Arraniry,
Banda Aceh.
Menurut Menteri Pendidikan periode 2009-2012, Muhammad Nuh,
kurikulum pendidikan antikorupsi tidak akan berbentuk mata pelajaran
tertentu. Namun, dimasukkan dalam silabus seluruh mata pelajaran yang
terkait. Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menciptakan budaya anti-
3http://mediaindonesia.com/editorial/read/748/menjamin-transparansi-anggaran-
pendidikan/2016-05-21
7
korupsi ini patut diapresiasi. Meski begitu, rancangan kurikulum pendidikan
anti-korupsi tidak serta-merta dapat dilakukan dengan mudah. Ada pihak
yang beranggapan bahwa pemerintah harus menyiapkan modul, metode, dan
model pembelajaran yang variatif. Hal ini dilakukan agar rencana tersebut
tak terkesan seperti bongkar-pasang kurikulum semata.
Ade Irawan juga mengkritisi terkait kejelasan penekanan
pendidikan anti-korupsi ini. Apakah pelajaran anti-korupsi akan ditekankan
pada sisi pengetahuan (kognitif) atau praktek (psikomotorik). Jika
penekanannya hanya pada sisi pengetahuan, proses pengajarannya tidak
terlalu sulit. Namun, hal ini akan memunculkan sebuah ironi. Bisa jadi para
peserta didik fasih menyebut dan menghafal nilai-nilai anti-korupsi, tetapi
gagap dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya,
pendidikan anti-korupsi juga harus ditekankan pada tataran praktek. Agar
hal ini dapat terwujud, Ade menambahkan bahwa pengajaran ini tidak
dilakukan dengan cara konvensional: guru memberi ceramah di dalam ruang
kelas dan sesekali memberi tes. Batasan ruang kelas harus dihilangkan.
Pengelola sekolah, mulai guru hingga kepala sekolah, mesti menjadi model
bagi para siswanya.
Para pendidik, misalnya, dapat mempelopori berdirinya kantin
kejujuran di sekolah, tidak menarik pungutan liar dari para orangtua/wali
siswa, dsb. Ide ini mudah untuk diusulkan. Namun, pada faktanya memang
sulit untuk diterapkan. Masih banyak kantin kejujuran di sekolah yang
menderita kerugian setiap harinya. Masih ada sekolah-sekolah yang menarik
pungutan liar. Masih ada oknum pendidik yang menerima sejumlah hadiah
8
karena memasukkan anak rekannya di sekolah. Oleh karena itu, pendidikan
anti-korupsi di sekolah memerlukan koordinasi dari semua pihak, termasuk
masyarakat untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap institusi
pendidikan sekitar, tak terkecuali institusi yang bernuansa keagamaan,
seperti pondok pesantren.
4. Birokrasi Pendidikan yang Efektif dan Efisien dalam Rangka
Pemberantasan Korupsi
Berdasarkan perhitungan ICW atas audit BPK hingga semester II-
2007 terhadap Laporan Keuangan Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas), pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), ditemukan potensi penyelewengan sebesar Rp
852,7 miliar. Penyimpangan itu antara lain terjadi pada pengelolaan aset (Rp
815,6 miliar), dana tidak tepat sasaran (Rp 10,5 miliar), dana tanpa bukti
pertanggungjawaban (Rp 16,8 miliar), pemborosan (Rp 6,9 miliar), dan
penyimpangan lain (Rp 2,9 miliar).
Selain itu, potensi penyimpangan juga terdapat dalam pengelolaan
DAK 2007 untuk rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana sekolah.
Penyimpangan terjadi dalam bentuk pengadaan sarana prasarana dinas
pendidikan, penunjukan pihak ketiga tanpa melibatkan sekolah, dan
pemotongan dana oleh dinas pendidikan. Bahkan, pihak ketiga juga menjadi
kolektor terselubung guna mengumpulkan dana sekolah untuk pejabat di
dinas pendidikan.
9
Hal serupa terjadi dalam pengelolaan dana BOS. Berdasarkan audit
BPK tahun 2007, enam dari sepuluh sekolah penerima dana BOS tidak
mencantumkan BOS dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.
Sekolah ini juga terbukti melakukan penyimpangan dari petunjuk teknis BOS.
Praktik itu, antara lain terjadi melalui penggunaan dana BOS untuk acara
pisah-sambut kepala dinas pendidikan, uang lelah kepala sekolah, iuran PGRI,
dibungakan oleh kepala sekolah/bendahara, dan penyimpangan lain.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut disinyalir merupakan imbas
dari permasalahan pada birokrasi kita, yaitu struktur gemuk dan tidak sesuai
fungsi, hukum dan peraturan perundang-undangan yang kontradiktif dan
ambigu, sumber daya aparatur dan pelayanan publik yang tidak berkualitas,
terbukanya celah korupsi, prosedur biaya dan waktu pelayanan yang tidak
pasti, serta sistem dan budaya kinerja yang belum terbentuk. Oleh karena itu,
perlu adanya wacana perbaikan sistem administrasi dan birokrasi pada
institusi-institusi pendidikan. Dengan perbaikan menuju birokrasi yang
efektif dan efisien, potensi terjadinya praktek korupsi dalam diminimalkan.
HADIAH
Juara I : Rp 6,000,000 + Trofi + Sertifikat
Juara II : Rp 4,500,000 + Trofi + Sertifikat
Juara III : Rp 3,000,000 + Trofi + Sertifikat
Delegasi terbaik I : Rp 2,000,000 + Trofi + Sertifikat
Delegasi terbaik II : Rp 2,000,000 + Trofi + Sertifikat
10
KETENTUAN PESERTA
1. Peserta adalah mahasiswa aktif D3/D4/S1 seluruh perguruan tinggi di
Indonesia.
2. Peserta tergabung dalam satu tim yang terdiri dari tiga mahasiswa. Ketiga
mahasiswa dapat berasal dari jurusan maupun fakultas yang berbeda,
tetapi harus dari perguruan tinggi yang sama.
KETENTUAN UMUM
1. Karya tulis yang dikirimkan harus orisinil, bukan terjemahan atau
mengambil ide dari karya orang lain. Jika ditemukan plagiarisme dalam
bentuk apa pun, maka peserta dinyatakan gugur. Setiap tim hanya
diperbolehkan mengirim satu karya tulis.
2. Karya tulis yang dikirimkan tidak pernah dimuat di media massa (cetak
atau elektronik) sebelumnya, tidak pernah menang pada lomba lain, dan
tidak sedang diikutkan pada lomba lain dalam periode pelaksanaan lomba
ini.
3. Karya tulis yang dikirimkan menjadi hak panitia dan tidak dikembalikan
kepada peserta. Panitia berhak mempublikasikan karya tulis tersebut
dengan mencantumkan identitas penulis.
4. Dua puluh tim dengan abstrak terbaik wajib mengirimkan full paper serta
menghadiri rangkaian acara Konferensi Mahasiswa Nasional.
11
5. Apabila tim yang lolos berhalangan menghadiri Konferensi Mahasiswa
Nasional EBK VIII, maka posisinya akan digantikan oleh tim lain. Tim yang
berhak menggantikan posisi tersebut adalah tim dengan nilai abstrak
tertinggi setelah dua puluh tim yang terpilih sebelumnya.
6. Apabila dalam satu tim, terdapat anggota yang berhalangan menghadiri
Konferensi Mahasiswa Nasional EBK VIII, anggota tim tersebut tidak dapat
digantikan oleh anggota yang lain. Selanjutnya, tim tersebut tetap
diperbolehkan mengikuti tahap selanjutnya dengan jumlah anggota yang
tersisa.
LINIMASA
Waktu Rangkaian Kegiatan
1 Juli – 11 Agustus 2017 Pendaftaran call for paper
12 Agustus 2017 Batas akhir pengumpulan abstrak paper
24 Agustus 2017 Pengumuman 20 abstrak terbaik
29 September 2017 Batas akhir pengumpulan full paper
1 November 2017 Technical meeting Konferensi Mahasiswa
Nasional
2 November 2017 Presentasi paper dan sharing session
3 November 2017 Konferensi Mahasiswa Nasional dan city tour
4 November 2017 Talkshow dan pengumuman pemenang lomba
12
ALUR PENDAFTARAN
1. Calon peserta mengunduh dan mengisi formulir pendaftaran.
2. Peserta membayar biaya pendaftaran sebesar:
- Rp 90.000,00 : Pendaftaran 1 Juli – 20 Juli 2017,
- Rp 120.000,00 : Pendaftaran 21 Juli – 11 Agustus 2017.
Biaya pendaftaran dapat ditransfer ke rekening berikut ini.
Bank BCA : 0130354441 a.n. Salsabila Farah Dewanti
Bank BNI : 0455240569 a.n. Salsabila Farah Dewanti.
3. Setelah melakukan pengisian formulir dan membayar biaya pendaftaran,
peserta mengirim berkas pendaftaran yang terdiri dari:
- Formulir pendaftaran
- Bukti pembayaran biaya pendaftaran
- Scan Kartu Tanda Mahasiswa ketiga anggota tim
Berkas pendaftaran dapat dikirimkan ke email
[email protected] dengan format subyek “Daftar KMN_Nama
ketua kelompok_Nomor HP”.
Contoh : Daftar KMN_Karl Smith_084567890123
4. Setelah melakukan proses nomor 3, peserta mengirimkan abstrak (paling
lambat 12 Agustus 2017 pukul 23.59 WIB) ke email
[email protected] dengan format subyek “Abstrak_Nama
ketua kelompok”
Contoh : Abstrak_Karl Smith
13
5. Dua puluh tim yang lolos seleksi abstrak akan diumumkan melalui media
sosial EBK VIII, serta akan dihubungi panitia secara langsung melalui
email dan sms pada 24 Agustus 2017.
KETENTUAN ABSTRAK
Abstrak merupakan intisari dari keseluruhan karya tulis yang terdiri dari:
latar belakang, tujuan, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan. Format abstrak
harus mengikuti aturan berikut.
a. Font
- Judul : Times New Roman, 14pt, bold.
- Isi : Times New Roman, 12pt.
b. Layout
- Judul : Rata tengah (center), spasi tunggal.
- Isi : Rata kanan-kiri (justify), spasi tunggal.
- Margin : Kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 3 cm, bawah 4 cm.
- Paper size: A4.
c. Konten
- Konten harus sesuai dengan tema dan sub-tema.
- Judul abstrak tidak boleh lebih dari 15 kata.
- Konten abstrak terdiri dari 150—250 kata.
- Menyertakan kata kunci dalam abstrak yang berjumlah 3—5 kata.
- Menuliskan nama anggota pada lembar abstrak dan tidak
diperkenankan mencantumkan nama perguruan tinggi.
14
d. Mengirimkan dua file abstrak dengan ekstensi .pdf dan .docx(Ms. Word
2007).
e. Template abstrak terlampir dalam guideline ini (lampiran 1).
KETENTUAN PENILAIAN ABSTRAK
No Aspek Penilaian Skala Nilai
1 Relevansi rumusan masalah dengan sub-tema 0-15
2 Kebaruan dan orisinalitas ide penelitian 0-25
3 Kesesuaian identifikasi masalah dengan metode
penelitian dan saran yang ditawarkan
0-20
4 Kualitas argumen 0-30
5 Sistematika penulisan abstrak 0-10
Pengurangan Nilai
Peserta call for paper akan dikenakan pengurangan nilai apabila
melanggar ketentuan sebagai berikut.
No Jenis Pelanggaran Pengurangan Nilai
1 Mencantumkan identitas universitas 5 poin
2 Tidak patuh pada ketentuan font (per poin) 2 poin
3 Tidak patuh pada ketentuan layout (per poin) 2 poin
4 Tidak patuh pada ketentuan konten (per poin) 2 poin
15
Lampiran 1. Template Abstrak
JUDUL
Nama Penulis 1, Nama Penulis 2, Nama Penulis 3
ABSTRAK
Abstract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text – abstract text – abstract text – abstract text – abtract text – abstract text – abtract text.
Kata kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3, kata kunci 4, kata kunci 5
16
Pihak Penyelenggara
Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Jl. Humaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Website : www.ebk.feb.ugm.ac.id
E-mail : [email protected]
Line@ : @teb4675y
Twitter : @ebkfebugm
Ask fm : @ebkfebugm
Instagram : EBK FEB UGM
Facebook : EBK FEB UGM
Narahubung:
Annisa 081298966065 (ID Line: annishfr)
Adnan 085725427928 (ID Line: adnanadiada)
17