Download - Cyber Smart Parenting

Transcript
Page 1: Cyber Smart Parenting
Page 2: Cyber Smart Parenting
Page 3: Cyber Smart Parenting

3

ENDORSEMENT

Munculnya sebuah buku Cyber Smart Parenting, telah memberi-kan kesegaran yang baru bagi dunia pendidikan Kristen di In-

donesia. Di tengah realita kepenatan, kekhawatiran, kebutaan, kenaifan, kebingungan dan kesalah-langkahan banyak orang tua, buku ini mem-berikan suatu harapan baru bahwa di dalam iman Kristiani ada kebijak-sanaan yang disediakan oleh Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, Sang Kon-selor yang Agung (Yesaya 9:5). Sebagai seorang konselor, saya sangat merekomendasikan buku yang ditulis oleh Helen Chou ini untuk dibaca oleh setiap orang tua Kris-ten yang betul-betul ingin menjadi orang tua yang baik di tengah budaya cyber zaman ini.

Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D – Ketua STT Reformed Injili Indonesia, Jakarta.

Ev. Hellen Pratama adalah rekan sepelayanan saya yang sangat gifted dan mempunyai passion dalam masalah-masalah keluarga.

Buku ini adalah panduan yang bermanfaat bagi para orangtua untuk mendampingi dan mengarahkan anak-anak mereka yang terlahir dalam perkembangan era teknologi informasi yang luar biasa ini.

Rev. Henry Efferin, Ph.D. – Gembala Jemaat GKI Anugerah, Bandung dan dosen teologi di beberapa STT.

OASE DI PADANG GURUN KEGERSANGAN NILAI MORAL DAN ETIKA KEHIDUPAN GENERASI PENERUS!

Cyber Smart Parenting, sebuah buku yang langka di tengah perkem-bangan zaman serta era globalisasi di segala bidang dan lini kehidupan kita. Kita semua dihadapkan dengan situasi yang suka maupun tidak suka, tanpa bisa kita hentikan dan tolak, terjadi di hadapan kita dan itulah yang dinamakan tuntutan zaman! Lalu apa daya kita, terutama bila me-nyangkut anak-anak kita; generasi penerus yang akan memimpin bangsa dan negara di masa mendatang?

Page 4: Cyber Smart Parenting

4

ENDORSEMENT

Memang semua orang punya kekhawatiran yang sama, tapi tidak cukup sampai pada rasa khawatir saja, melainkan kita juga harus mau mengusahakan dan berupaya keras agar semua dampak buruk yang timbul dari pengaruh kemajuan zaman ini tidak sampai merusak dan memupuskan harapan kita sebagai orang tua terhadap anak anak kita! Kata kuncinya adalah kita harus mau peduli dan mau menyediakan wak-tu untuk mengawal mereka dengan ketat, agar semua pengaruh negatif tersebut dapat kita eliminir semaksimal mungkin. Suka atau tidak suka kita berlomba dengan waktu dalam memberikan nilai-nilai positif, demi menjaga keseimbangan dalam diri setiap anak yang dilahirkan pada era digital ini. Kita sering melupakan pentingnya menanamkan nilai moral dan etika sesuai adat dan budaya ketimuran yang kita miliki! Akhir kata tidaklah berlebihan apabila saya merekomendasikan buku ini harus dibaca oleh semua orang tua yang peduli terhadap masa depan anak-anaknya dan generasi penerus bangsa!

Paul Sukran, S.H. – Seorang kakak kebanggaan, pengacara sukses dan pengusaha. Saat ini berdomisili di Jakarta dan Bandung.

Suka atau tidak, sadar atau tidak, kita sedang berpacu melawan perubahan dan internet yang “menggilas.” Sesungguhnya yang

kita “perangi” bukanlah internet, melainkan internet content-nya. Sesuai bebannya sebagai seorang hamba Tuhan yang tetap menjaga nilai luhur, Hellen tetap konsisten dengan misinya dalam membangun generasi baru yang setia akan budaya luhur tersebut. Buku ini mengupas pemahaman mendasar tentang kaidah memba-ngun keluarga cerdas dalam membimbing anak menghadapi internet content. Para orang tua yang peduli, perlu mencernanya dalam menyia-sati perubahan-perubahan akibat jejaring internet. Sekarang, sedang!

Lioe Sen Fei – Rekan diskusi dari masa lalu, seorang muda dengan pemikiran tajam dan “nyeleneh.”

Arsitek sukses yang berkarya dan tinggal di Jakarta.

Page 5: Cyber Smart Parenting

5

ENDORSEMENT

Sebuah tulisan yang membukakan wawasan dan solusi yang sangat Alkitabiah bagi para orang tua, bagaimana harus bersikap meng-

hadapi kemajuan teknologi, bukannya terhisap atau bahkan menjadi paranoid. Sebuah tulisan yang patut untuk dibaca. Bukan sekedar tulisan teoritis, tetapi sebuah tulisan yang telah digumulkan melalui pengala-man pribadi, kejujuran, dan keterbukaan yang pantas untuk diapresiasi.

Pdt. Rendy Alexander Chuang – Gembala sidang GKBJ Kelapa Gading, seorang rekan hamba Tuhan yang dipenuhi hikmat dan kebijaksanaan

seperti orang tua, beliau tinggal di Jakarta.

Buku ini tidak bermaksud menggurui, namun melalui tulisannya Hellen berusaha menyuguhkan suatu proposal hidup sebagai anak

Tuhan di tengah dunia cyber. Meskipun buku ini berjudul Cyber Smart Parenting, namun buku ini juga patut dibaca oleh para anak. Bagi para orangtua ataupun anak yang dipercaya oleh Tuhan untuk hidup di dunia cyber dan rindu untuk dapat hidup sebagai anak Tuhan yang menerangi zaman ini, maka buku ini cocok untuk Anda!

Rahmiati Tanudjaja, D.Mis – Dekan akademis SAAT, seorang rekan, sahabat dan kakak rohani yang tinggal di Malang.

Helen Pratama, dalam buku Cyber Smart Parenting, mengajak kita melihat sebuah fakta dunia di mana generasi cyber ini hidup dan

bagaimana perilaku serta nilai-nilai yang mereka hidupi di dunia maya. Ia memberi insight kepada kita semua, baik orang tua, guru dan para pem-bimbing generasi ini, untuk kembali melihat dan menata ulang strategi pengasuhan dan pendampingan yang harus kita lakukan, sehingga mam-pu menjadi para pendamping generasi cyber yang smart.

dr. Tika Augustine – Seorang sahabat sejiwa penulis, yang passionate terhadap youth culture dan pelayanan bagi

kawula muda, pengusaha sukses di Bandung.

Page 6: Cyber Smart Parenting

6

ENDORSEMENT

Dalam era revolusi teknologi digital ini kita segera akan menyaksi-kan perubahan maha hebat dalam generasi muda kita. Di lain pi-

hak, bisa jadi, dengan sedih kita juga akan menyaksikan keruntuhan dan kehancuran generasi ini bila kita tidak serius dan bijaksana menyikapi perkembangan yang terjadi. Keluarga Kristen, gereja dan institusi Kristen seharusnya sudah lama bangkit dan siap memberi jawaban. Kita sangat bersyukur karena lewat buku ini, Ev. Helen Chou membeberkan tantangan ini sekaligus memberi arah bagaimana kita bisa menjawabnya. Buku ini sangat penting dan ber-manfaat bagi kita yang merindukan kemenangan dalam hidup generasi muda kita.

Pdt. Agus Gunawan, M.Th – Rektor STT Bandung

Cyber Smart Parenting dituliskan untuk menciptakan healthy fa-mily. Sebuah tulisan penelusuran yang detail, yang menampilkan

jalan keluar menarik dan membuka mata orang tua untuk mau sadar be-lajar dan beradaptasi dengan smart terhadap perubahan pola pikir dan pola hidup. Perubahan yang dipacu oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang telah merubah sendi kehidupan termasuk kehidupan berkeluarga. Cyber Smart Parenting akan sangat membantu orang tua untuk me-nyadari perlunya beradaptasi untuk membina keluarga yang sehat.

Beny Limadinata, BSME, MME – Pengusaha,seorang yang peka dan kritis membaca zaman,

sahabat diskusi inspiratif dari Bandung.

Page 7: Cyber Smart Parenting

7

ENDORSEMENT

Perubahan adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam ke-hidupan kita. Serbuan dunia maya memasuki setiap kamar dalam

rumah tanpa dapat dibendung lagi. Buku ini mengupas secara cermat apa yang sedang terjadi di generasi ini, bagaimana mereka bergulat dengan internet setiap hari. Internet seperti pisau, dapat menjadi sarana yang sangat berguna atau sebaliknya sangat merusak. Kita tidak dapat meng-isolasi diri dari dunia dan peru-bahannya, cara terbaik adalah dengan meng-insulasi diri dan keluarga, khususnya anak-anak kita. Prinsip insulator adalah seperti mengenakan jaket tebal dan keluar rumah pada musim dingin dan badan kita tetap hangat. Dengan meng-insulasi, kita tetap berada di dunia, tetapi penga-ruh buruk dunia ini tidak dapat masuk dan merusak nilai nilai yang sudah kita pegang dan ajarkan Buku ini mengupas dengan detail nilai-nilai dan paradigma apa yang perlu kita ajarkan kepada anak-anak dan generasi berikutnya. Ibu Hellen menulis buku ini berdasarkan pengalamannya bergelut dengan pelayan generasi dengan segala keunikan dan kerumitannya. Buku ini juga me-ngupas tuntas apa perbedaan generasi sekarang dengan yang terdahulu dan generasi seperti apakah yang akan muncul di depan. Dilengkapi con-toh-contoh kejadian lucu yang terjadi di dalam interaksi orang tua dan anak seputar pergaulan dan dunia pendidikan mereka. Buku yang sangat menginspirasi!

Nala Widya – gembala senior, GEIS-El Shaddai Creative Community, seorang rekan yang meminjamkan “matanya” kepada penulis

untuk melihat dan memahami generasi muda. Saat ini berdomisili di Bandung.

Page 8: Cyber Smart Parenting

8

ENDORSEMENT

Ketika dunia dikepung oleh liberasi media yang menawarkan begitu banyak alternatif informasi, ideologi, dan konten (dari yang paling

benar sampai yang paling salah), mereka yang bisa menyaring informasi-lah yang akan survive. Kemampuan berpikir kritis, internalisasi nilai-nilai, dan mengambil sikap, yang seharusnya dimiliki anak, ternyata memang tidak bisa dicapai dengan jalan sekedar protektif atau pengasingan dari media dan teknologi. Ada metode yang jauh lebih baik dan adaptif yang akan Anda temukan dalam buku ini, yang tentunya melibatkan kerjasa-ma antara orang tua dan anak serta pimpinan Tuhan.

Firman Sebastian (@priatnof) – Entrepreneur bidang IT di Bandung dari angkatan pertama generasi digital, ia menjadi protege sekaligus

sounding board penulis dalam issue technology, juga aktif sebagai blogger.

Page 9: Cyber Smart Parenting
Page 10: Cyber Smart Parenting

Cyber Smart Parentingoleh Hellen Chou PratamaHak Cipta © 2012, Hellen Chou Pratama

Penyunting : James YanuarDesain Cover : Felly MeilindaTata Letak : Sanny Winata

DIterbitkan oleh:PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Telp : 022-522 5739Fax : 022-521 1854Email : [email protected] ISBN : 978-602-8073-73-8Cetakan pertama, Agustus 2012

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 11: Cyber Smart Parenting

Written for; Kevin, Brian and Shian.

Three children from God, born in a Cyber generation.

A book inspired from the wonder of becoming a mother for them.

Your openness, sophistication, and criticality has drawn me

to know your culture well.

To be a mother and to give my love for you is a beautiful risk!

Page 12: Cyber Smart Parenting
Page 13: Cyber Smart Parenting

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 15

Bab 1 - Pesaing Maya 21

• Ragam Tanggapan Orang Tua 25

Bab 2 - Generasi Netizen 33

• Dunia Generasi Digital 37

• Ciri Khas Generasi Digital 39

Bab 3 - Netizen dan Gadget Canggih 45

Bab 4 - Gadget Canggih dan Dampaknya 53

• Dampak Positif 54

• Dampak Negatif 57

Bab 5 - Strategi Mengasuh Generasi Digital 81

Page 14: Cyber Smart Parenting

• Dunia Maya, Sebuah “Taman Bermain”

Yang Lain 86

• Menjadi Keluarga Cyber Smart 89

• Sekilas Mengenal Sistem Keluarga 91

• Sistem Ideal Keluarga Cyber Smart 98

• Pengasuhan Berfokus pada Nilai-Nilai 101

• Media Sebagai Jembatan Koneksi 107

• Kiat Praktis Smart dan Safe On-Line 109

Kesimpulan 117

Daftar Pustaka 121

Profil Penulis 125

Page 15: Cyber Smart Parenting

15

Kata Pengantar

Perjalanan dan pengalaman menjadi orang tua, Ibu dari

tiga permata hati yang Tuhan percayakan kepada ke-

luarga kami adalah sebuah anugerah tak terkatakan

dari Tuhan. Sejak memulai perjalanan ini, dua puluh tiga tahun

yang lalu, saya menyadari betapa luar biasanya kepercayaan yang

diberikan-Nya kepada setiap orang tua. Mengutip seorang pakar,

saya merasa menjadi orang tua adalah sebuah peran “oxy-moron,”

sebuah kehormatan sekaligus tantangan yang besar. Peran ini bisa

menghadiahkan kita dengan keindahan dan sukacita yang tak

ternilai dan tak terlukiskan, sehingga kita tidak akan rela menu-

karkannya dengan apapun juga. Namun pada situasi tertentu ia

juga mencurahi kita dengan tantangan serta pengalaman yang

bisa sangat mematahkan hati, menderaikan air mata pilu dan me-

nawan kita pada rasa frustrasi yang melumpuhkan.

Di awal perjalanan, tidak ada satu orang tua pun yang benar-be-

nar “siap” menjadi orang tua, demikian halnya juga dengan saya.

Ironisnya tidak ada sekolah formal yang tersedia bagi kita, untuk

mempersiapkan diri dengan jaminan menjadi orang tua sukses.

Page 16: Cyber Smart Parenting

16

Kita mempelajarinya sambil berjalan, sembari mencoba-coba, ka-

dang melakukan kesalahan dan kemudian memperbaikinya. Ada

dua pilihan yang diperhadapkan pada kita: memperbaiki dan ber-

tumbuh melaluinya atau sebaliknya terpuruk dalam keputusasaan

berkepanjangan.

Dalam upaya memaknai panggilan dan perjalanan sebagai

orang tua, karena tanggung jawab iman inilah, saya mendapatkan

diri menjadi sesama “pejuang” bagi para orang tua lainnya, yang

saya jumpai di manapun, baik di lingkungan keluarga, komunitas

iman, ruang konseling ataupun ruang seminar dan sebagainya. Ke-

gairahan yang menyala terhadap berbagai isu parenting, bertum-

buh dan berkembang seiring perjalanan hidup saya berkeluarga.

Dan itu menghantarkan saya pada konsistensi pendedikasian pu-

luhan tahun hidup menggeluti topik tersebut. Tuhan melengkapi

diri saya melalui pendidikan formal maupun informal, dalam studi

pribadi yang intensif dan ekstensif demi untuk menjadi orang tua,

sekaligus rekan sepeziarahan bagi setiap orang tua yang lebih baik

lagi.

Sejak tahun 2005 saya mulai melakukan pengamatan yang

khusus pada topik dampak teknologi dan multimedia pada kehi-

dupan keluarga dan khususnya setiap anak yang menjadi anggota-

nya. Jauh sebelum hari ini, saat putra kami: Kevin baru berumur

10 tahun dan Brian 8 tahun, sebagai orang tua, kami telah dibuat

bergumul, menghadapi tantangan pengasuhan terhadap mereka,

khususnya Kevin, yang berangkat menjadi pra remaja saat itu.

Sama seperti anak-anak Generasi Digital umumnya, ia begitu ter-

tarik dengan permainan on-line games, yaitu Ragnarok. Saya tahu

jika saya ingin berbicara dan mendiskusikan hal ini, saya perlu me-

mahami lebih dulu apa yang dimainkannya? Mengapa games ini

Page 17: Cyber Smart Parenting

17

begitu menarik? Apa bahayanya? Saya memutuskan untuk masuk

lewat pintu mereka.

Melalui proses pembelajaran dari pengasuhan anak saya ini-

lah, saya banyak memahami dunia generasi ini dan mulai banyak

membawakan seminar topik ini di berbagai tempat. Kurang lebih

sejak tiga tahun yang lalu, saya kian intens mendapat undangan

membawakan seminar ini. Hampir setiap bulan topik yang me-

nyoal teknologi digital dan multimedia ini selalu ada, bahkan sam-

pai buku ini ditulis dalam beberapa bulan ke depan saya masih te-

rus diundang untuk mengisi banyak jadwal seminar seputar topik

sejenis.

Fenomena ini semakin membangkitkan kesadaran saya ten-

tang betapa banyaknya orang tua dan pendidik yang merasa be-

gitu gamang dan frustrasi menghadapi tantangan yang dihadirkan

oleh perkembangan teknologi digital dalam hidup generasi ini. Dan

saya memiliki kerinduan yang besar untuk berbagi beban dengan

menceritakan pengalaman apa yang telah Tuhan percayakan ke-

pada saya, melalui kesempatan belajar menjadi orang tua bagi tiga

anak Generasi Digital di rumah saya dan saat menjadi think-tank

mempersiapkan cetak biru Youth Ministry GKI Anugerah Bandung,

2008-2011.

Sejak belasan tahun yang lalu saya memulai kelas-kelas parent-

ing dan memberikan seminar keluarga di berbagai komunitas , dari

berbagai kota di Indonesia. Dalam perjalanan panjang ini, entah

sudah berapa banyak orang yang saya jumpai bertanya “Kapan

saya akan menuangkan apa yang saya pelajari, pahami dan alami

ke dalam sebuah buku?” Saya hanya menjawab, “Suatu hari nan-

ti.” Dan rupa-rupanya inilah HARI ITU!”

Page 18: Cyber Smart Parenting

18

Harapan menuliskan seminar Cyber Smart Parenting menjadi

sebuah buku, dilandasi juga atas dorongan salah seorang rekan

dan mentor hidup saya yang telah kembali ke rumah Bapa, Alm.

Bapak Jusuf Masawan. Beliau sekitar lima tahun yang lalu, bertan-

ya kapan saya akan menerbitkan buku? Sejak saat itu saya tahu,

saya harus menulis. Hingga akhirnya pada salah satu seminar de-

ngan tajuk Cyber Mom yang saya bawakan di komunitas wanita GII

Hok Im Tong, Bandung pada bulan Mei 2012, momentum itupun

tiba. Saat itu James Yanuar, satu-satunya pria dalam ruangan itu,

mengikuti dengan cermat sesi yang saya bawakan dengan san-

tai. James menghampiri saya seusai sesi, menyampaikan komen-

tarnya dan ucapan terima kasih, serta memperkenalkan diri sam-

bil menyodorkan kartu namanya, beliau bertanya mengapa saya

tidak menuliskannya dalam sebuah buku. Tidak berhenti sampai

disitu James mengirim pesan di inbox, Facebook, SMS, mene-

lepon.. akhirnya proses itupun mengalir, saya menulis dan James

mengeditnya. Million thanks, James!

Akhir kata saya bisa mengatakan bahwa setiap anak yang se-

dang bertumbuh dan berkembang di rumah-rumah keluarga di

seluruh dunia adalah bagian dari Generasi Digital, sebuah gene-

rasi yang lahir dan bertumbuh bersama kemajuan teknologi digi-

tal dengan jaringan internet. Multimedia digital menjadi bagian

hidup mereka secara tidak terpisahkan. Kesemuanya ini menjadi-

kan mereka berpikir, bertindak dan memutuskan segala sesuatu

secara berbeda, sehingga diperlukan pendekatan pengasuhan dan

pendidikan yang berbeda pula.

Dan di dalam buku ini, Anda akan mempelajari tentang: Sia-

pakah pesaing maya yang menawan hati anak kita dan cara cer-

das menanggapinya. Juga melalui pembahasan mengenai ciri unik

Page 19: Cyber Smart Parenting

19

Generasi Digital, Anda akan mendapatkan pemahaman menge-

nai budaya hidup yang membentuk pola pikir, perilaku dan aspi-

rasi anak-anak kita. Saya juga mendiskusikan mengenai manfaat

dan sisi gelap gadget canggih, sehingga diharapkan setiap orang

tua mendapatkan perspektif yang tepat dan seimbang dalam

menyikapi tantangan yang didatangkannya dalam kehidupan

anaknya. Dan Anda juga akan menemukan uraian mengenai kiat

jitu untuk sukses menghadapi dan mengasuh Generasi Digital.

Harapan saya, Anda para pembaca, bisa menikmati dan terber-

kati oleh buku ini dan saya merindukan apa yang saya tuliskan da-

pat melengkapi wawasan serta menjadikan Anda orang tua yang

Cyber Smart.

Carpe Diem,

Hellen Pratama, Juli 2012

Page 20: Cyber Smart Parenting
Page 21: Cyber Smart Parenting

21

........................................BAB 1Pesaing Maya

“There’s something happening here but you don’t know what it is.”

−Bob Dylan

Page 22: Cyber Smart Parenting

22

CYBER SMART PARENT ING

“Anak saya keranjingan games.”

“Anak saya terus menerus ‘fesbuk-an’!”

“Anak saya mengerjakan PR dan belajar di depan komputer,

sambil berinternet, mendengarkan musik dari Ipod dan kom-

puternya, saya bingung bagaimana mereka bisa berkonsen-

trasi jika belajar dengan cara seperti itu?”

Begitulah situasi beberapa tahun terakhir ini, yang se-

ring dikeluhkan oleh orang tua di ruang konseling saya,

maupun ketika saya sedang menyampaikan seminar.

Tidak ada yang pernah membayangkan, bahwa temuan dan

perkembangan teknologi informasi; multimedia dengan jaringan

internetnya akan mendatangkan kerumitan yang teramat sangat

bagi kehidupan kita, teristimewa pada peran menjadi orang tua

ataupun guru di sekolah. Generasi muda, anak-anak yang ada da-

lam pengasuhan kita di rumah, sekolah maupun komunitas adalah

generasi yang bertumbuh besar dengan dikelilingi dan sangat ter-

Page 23: Cyber Smart Parenting

23

PESA ING MAYA

gantung pada teknologi khususnya media digital.

Komputer dapat ditemukan di rumah-rumah bahkan di gang-

gang sempit atau di pelosok sekalipun, di sekolah, kantor, pabrik,

dan teknologi digital seperti kamera, video games, Ipod, smart-

phone, tablet, PSP, dapat dijumpai di mana-mana. Karena mereka

terlahir dalam era demikian, generasi ini berpikir semua hal terse-

but adalah bagian dari kehidupan alamiah.

Maka tidak mengherankan jika mereka begitu nyaman, sangat

memahami bahkan menguasai “melek” teknologi dibandingkan

kebanyakan orang dewasa di sekitarnya. Kesenjangan generasi

kini bukan lagi sekedar karena perbedaan usia dan selera hiburan

(musik, film dll.), namun juga meluas pada berbagai perubah-

an yang dihadirkan oleh dampak penguasaan dan penggunaan

teknologi digital oleh generasi muda dan di situasi hidup sehari-

hari.

Tidak mengherankan pula jika banyak orang tua yang merasa

sangat tertinggal dalam kemajuan ini, walau sebagian orang tua

muda−sebut saja mereka yang

terlahir tahun 1984-an−telah

tumbuh bersama perkembang-

an teknologi digital dan inter-

net, namun kebanyakan orang

tua khususnya yang lebih senior

darinya merasa sangat kewalah-

an. Mereka menyadari dan men-

gakui bahwa generasi anaknya

adalah generasi yang canggih

jauh melampui dirinya. Kesada-

ran ini bukan saja mendatang-

Page 24: Cyber Smart Parenting

24

CYBER SMART PARENT ING

kan rasa ketidaknyamanan, banyak orang tua yang telah kehilang-

an keyakinan diri untuk menjadi pengasuh yang memengaruhi,

membimbing dan mendidik anak-anaknya; bahkan tidak sedikit

dari mereka yang menemui saya berada dalam “kepanikan” bah-

kan kefrustrasian dalam menyikapi situasi ini.

Tentu saja reaksi ini sangat bisa dimengerti, karena bagi setiap

orang yang menyadari peran dan panggilan yang diberikan Tuhan

kepadanya sebagai orang tua, pada umumnya bermimpi dan ber-

harap menjadi orang tua yang sukses membangun anak-anaknya.

Mereka kini diperhadapkan dengan “pesaing maya” yang hadir

dan disambut hangat oleh putra-putrinya baik di dalam rumah–ka-

mar tidur, kamar mandi–bahkan kemanapun mereka melangkah.

Ironisnya, kita sendirilah yang mengundang “pesaing maya” ini

dengan uang kita sendiri, melalui gadget canggih yang kita belikan

bagi mereka. Pesaing Maya ini hampir pasti telah mengalahkan

banyak orang tua dalam memengaruhi generasi.

Hasil dari 18 riset yang meneliti tingkat pengaruh berbagai

institusi pada kehidupan anak usia 13-19 tahun pada akhir tahun

1980-an melaporkan temuannya sebagai berikut: pada tahun

1960-an urutan pemberi pengaruh dalam hidup anak adalah 1. Ke-

luarga, 2. Sekolah, 3. Teman/Kelompok, 4. Gereja. Tahun 1980-an:

1. Teman/Kelompok, 2. Keluarga, 3. Media.

4. Sekolah. Dan saat ini dalam realita hidup

sehari-hari, kita bisa melihatnya secara kasat

mata urutan pemberi pengaruh dalam hidup

mereka adalah 1. Media, 2. Artis/Figur idola.

3. Teman/Kelompok, 4. Keluarga. Apakah

yang harus kita lakukan? Bagaimana sikap

yang tepat dalam menyikapi tantangan ini?

Page 25: Cyber Smart Parenting

25

PESA ING MAYA

Ragam Tanggapan Orang Tua

Ada berbagai macam reaksi keseharian orang tua yang bisa di-

jumpai dalam menyikapi tantangan teknologi internet; dari yang

sangat ketakutan, tidak peduli, hingga yang sangat terbuka tanpa

curiga. Reaksi-reaksi tersebut bisa dikategorikan menjadi tiga, yai-

tu menarik diri (Bubble Way), menyerahkan diri (EGP [Emang Gue

Pikirin] way) atau menerima dengan kritis (Smart Way).

1. Menarik diri (Bubble Way)

Pada tahun 2010, dalam salah satu seminar bagi orang tua yang

diadakan oleh sebuah sekolah menengah di Bandung, seorang ibu

dengan cukup emosional bertanya, “Mengapa sekolah harus mem-

berikan tugas yang kemudian mengharuskan para siswa menggu-

nakan internet? Bukankah itu bisa menjerumuskan anak-anak?”

Dan kemudian dengan bangga ibu muda ini menambahkan: “Saya

tidak memberikan fasilitas komputer dan internet kepada anak-

anak saya dan saya memastikan tidak pernah akan memberikan-

nya.” Saya tidak tahu apakah hingga saat ini, ibu muda ini masih

seyakin saat itu? Sanggupkah ia menjauhkan komputer, multime-

dia dan internet dari anak remaja nya?

Seperti ibu muda tadi, sebagian besar orang tua menyikapi tan-

tangan dampak teknologi dan internet dengan menarik diri secara

ekstrim, berusaha mati-matian untuk menjauhkan anak-anaknya

dari jaringan komputer dan internet sama sekali. Sikap ini lahir dari

rasa takut dan khawatir yang sangat besar, sebagai niat baik dari

upaya mereka untuk memberikan perlindungan maksimal den-

gan menghindarkan anak dari dampak mengakses internet. Tentu

saja untuk sementara waktu, jenis orang tua ini merasa aman dan

Page 26: Cyber Smart Parenting

26

CYBER SMART PARENT ING

terkendali. Mereka telah menciptakan “gelembung udara” yang

melapisi anak-anaknya dari jangkauan teknologi dan berbagai re-

alita hidup lainnya yang dianggap bisa membahayakan anak-anak

dan menantang “kendali-nya” sebagai orang tua.

Jenis orang tua ini sebenarnya hidup dalam keyakinan semu

dan penyangkalan atas ketakutan-ketakutannya. Sikap ekstrim ini

meskipun praktis, hanya akan efektif dalam jangka pendek, kare-

na dalam jangka panjangnya hal ini justru berakibat fatal. Mereka

menjadi tidak sempat melatih dan mengasah keterampilan anak-

anaknya untuk sensitif dan mampu menilai/membedakan se-

suatu, sebuah keterampilan hidup yang kritis saat memasuki dan

mengarungi kehidupan nyata. Setiap anak membutuhkan hikmat,

keyakinan diri serta kemampuan yang terpatri kuat dalam ingatan

dan pengalamannya secara pribadi.

Orang tua “Bubble Way” lupa bahwa strategi penyangkalan ini

hanya menunda waktu. Mereka mengakumulasi masalah yang

akan dihadapi di kemudian hari dan satu saat “gelembung udara”

ini pasti akan pecah, entah karena tekanan dari dalam yaitu “pem-

berontakan” sang anak atau tekanan dari luar, karena tak lagi

mampu menahan derasnya arus ketergantungan sang anak pada

teknologi itu sendiri. Bersama pecahnya gelembung itu, maka

pecahlah juga pagar perlindungan anak dan “hati” orang tuanya.

Entah sudah berapa banyak orang tua yang menangis di hadap-

an saya dalam kesedihan mendalam karena kini sang anak sama