Download - Contoh Laporan

Transcript
Page 1: Contoh Laporan

EVALUASI BIMBINGAN KONSELING

LAPORAN HASIL EVALUASI SUPERVISI BK DI SMP N 3 SERIRIT

DAN SMA N 1 KUBUTAMBAHAN

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons.

Disusun Oleh :

I Wayan Handika ( 1011011088 )

I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )

Putu Aryawan ( 1011011116 )

I Kadek Jeri Sastrawan ( 1011011122 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2012

Page 2: Contoh Laporan

LEMBAR PENGESAHAN

Memang benar, mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan

Ganesha, telah melakukan observasi pengumpulan data mengenai pengisian

instrument oleh guru BK dalam membantu mahasiswa dalam mata kuliah

Evaluasi Supervisi Bimbingan Konseling.

Ketua Kelompok Ma a Pelapor,

Yt M NIM. 011011116

Singaraja, Desember 2012

prY'-'

Nyoman rmaja, S.Pd NIP: 19650920 199002 1 002

Page 3: Contoh Laporan

LEMBAR PERNYATAAN GURU BK

Tujuan

Identitas (*Harap diisi)

Nama

NIP

Jabatan

Sekolah

Semua yang berkaitan dengan isi instrument yang

akan Bapak/Ibu isi, tidak ada kaitannya dengan

jabatan, pangkat, gaJl, dan lain-lain yang

bersangkutan dengan kinerja Bapak/Ibu dan juga

sekolah. Jadi diharapkan Bapak/Ibu untuk mengisi

instrument dengan apa adanya sesuai dengan situasi

dan kondisi Bapak/ Ibu sekarang.

: NtOW\CMJ Ar'(V)dc. ~- p~

: lq bS e>CfJ.O l'?CfcY o rP. f 00;2.

: GUrLI ~K .f(l?p Ne.jer-/ 2> Sel""l f'-l t

r • : 5 rnp NBf!pN :3 Ser-tr-rf-

Desember 2012 3 Seririt

Page 4: Contoh Laporan

LEMBARPENGESAHAN

Memang benar, mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan

Ganesha, telah melakukan observasi pengumpulan data mengenai pengisian

instrument oleh guru BK dalam membantu mahasiswa dalam mata kuliah

Evaluasi Supervisi Bimbingan Konseling.

Putu NIM. 1 11 0 11116

~==~

Singaraja, Desember 2012

Guru BK S~ Kubutambahan

Drs. I Ketut Seken NIP: 1964070520021210

Mengetahui,

ubutambahan

51'" !:\~,_sina, S.Pd.,M.Pd 724 199203 1 007

Page 5: Contoh Laporan

LEMBAR PERNY AT AAN GURU BK

Tujuan

Identitas (*Harap diisi)

Nama

NIP

Jabatan

Sekolah

Semua yang berkaitan dengan isi instrument yang

akan Bapak/Ibu isi, tidak ada kaitannya dengan

jabatan, pangkat, gaJI, dan lain-lain yang

bersangkutan dengan kinerja Bapak/Ibu dan juga

sekolah. Jadi diharapkan Bapak/Ibu untuk mengisi

instrument dengan apa adanya sesuai dengan situasi

dan kondisi Bapak/ Ibu sekarang.

Singaraja, Desember 2012 Guru BK SM N 1 Kubutambahan

Drs. Ketut Seken NIP: 1964070520021210

Page 6: Contoh Laporan

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari

pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terimakasih kami sampaikan

kepada Bapak dosen pembimbing Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons. yang telah

bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan laporan ini serta

narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi

terselesaikannya laporan ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.

Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadari

bahwa apa yang kami sampaikan dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang terkandung di

dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun laporan ini sangat

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kami banggakan yang

bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih

menyempurnakan lagi laporan yang kami buat ini. Kami sangat berharap apa yang

kami sajikan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat-manfaat yang sedianya

dapat berguna pagi pembaca pada umumnya dan para calon konselor pada

khususnya sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan

Bangsa Indonesia dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Singaraja, 23 Desember 2012

Penulis,

Page 7: Contoh Laporan

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3. Manfaat............................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................... 3

A. Pengertian Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling 3

B. Jenis-jenis Evaluasi .............................................................................. 4

C. Model Evaluasi Yang Menjadi Landasan Evaluasi Program Bimbingan

Konseling ............................................................................................. 6

D. Lahirnya Instrumen Evaluasi Bimbingan Konseling CIPP ................. 12

E. Kisi-Kisi .............................................................................................. 13

BAB III INSTRUMEN .............................................................................. 29

3.1. Sasaran .............................................................................................. 22

3.2. Prosedur Mekanisme Audit .............................................................. 31

3.3. Prosedur Analisis Data Instrumen dan Kriteria Keberhasilan .......... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 36

4.1. Hasil Instrumen ................................................................................ 36

4.2. Analisis Instrumen dengan CIPP ..................................................... 42

4.3. Perbandingan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan

model evaluasi CIPP di SMP N 3 Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan

........................................................................................................... 49

4.4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut ..................................................... 50

BAB V PENUTUP .................................................................................... 53

Page 8: Contoh Laporan

iii

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 54

LAMPIRAN

Page 9: Contoh Laporan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai suatu sistem, program layanan bimbingan dan konseling tentunya

meliputi beberapa hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi.

Dalam hal ini ketiga hal tersebut senantiasa saling berkaitan dan

berkesinambungan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suatu hasil senantiasa dipengaruhi

oleh perencanaan, begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat

dominan. Selain itu, kedua hal tersebut akan terlihat manakala proses evaluasi

berjalan dengan baik. Dengan demikian, evaluasi dari pelaksanaan program

layanan bimbingan ini hendaknya dipersiapkan dengan seksama.

Paparan tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya peranan evaluasi

pada pelaksanaan layanan bimbingan. Hal tersebut pula yang menjadi latar

belakang dari tersusunnya laporan evaluasi supervisi layanan bimbingan

konseling ini yang akan kami paparkan pada pembahasan berikut.

1.2. Rumusan Masalah

Penulisan laporan ini didasarkan pada suatu permasalahan mengenai

evaluasi pelaksanaan program layanan bimbingan konseling. Adapun rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut ini.

1. Bagaimana kualitas program bimbingan konseling di SMP Negeri 3 Seririt

jika ditinjau dari model evaluasi CIPP ?

2. Bagaimana kualitas program bimbingan konseling di SMA Negeri 1

Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP ?

Page 10: Contoh Laporan

2

1.3. Manfaat

1. Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah evaluasi bimbingan

konseling.

2. Untuk mengetahui kualitas program bimbingan konseling di SMP

Negeri 3 Seririt jika ditinjau dari model evaluasi CIPP ?

3. Untuk mengetahui kualitas program bimbingan konseling di SMA

Negeri 1 Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP

Page 11: Contoh Laporan

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku

“Essentials of Educational Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown,

mengatakan bahwa : “Evaluation rafer to the act or prosses to determining the

value of something”. Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu

tindakan atau suatu proses utnuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai

dengan pendapat tersebut maka evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

segala sesuatu dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang

diharapkan oleh Departemen Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus

Bimbingan dan Penyuluhan, kurikulum 1975 buku IIIc.

Perlu dijelaskan disini bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan

pengukuran (measurement). Pengertian pengukuran (measurement) Wand dan

Brown mengatakan : “Measurement means the art or prosses of exestaining the

extent or quantity of something”. Jadi pengukuran adalah suatu tindakan atau

proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari pada sesuatu.

Dari definisi evaluasi atau penilaian dan pengukuran (measurement) yang disebut

diatas, maka dapat diketahui perbedaannya dengan jelas antara arti penilaian dan

pengukuran. Sehingga pengukuran akan memberikan jawaban terhadap

pertanyaan “How Much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaban dari

pertanyaan “What Value”.

Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian, namun keduanya

tidak dapat dipisahkan. Karena antara pengukuran dan penilaian terdapat

hubungan yang sangat erat. Penilaian yang tepat terhadap sesuatu terlebih dahulu

harus didasarkan atas hasil pengukuran-pengukuran. Pada akhir pelaksanaan

Page 12: Contoh Laporan

4

program Bimbingan dan Konseling selalu tercantum suatu kegiatan yang telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana tertentu.

Pendapat “Good” yang dikutip oleh I.Jumhur dan Moch. Surya (1975 :154),

tentang evaluasi adalah : “Proses menentukan atau mempertimbangkan nilai atau

jumlah sesuatu melaluipenilaian yang dilakukan dengan seksama”.

Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones memberikan batasan tentang

evaluasi adalah sebagai berikut : “Proses yang menunjukkan kepada kita sampai

berapa jauh tujuan – tujuan program sekolah dapat dilaksanakan”.

Lebih jauh Moch. Surya mengemukakan menilai bimbingan pada

hakekatnya mengetahui secara pasti tentang bagaimana organisasi dan

administrasi program itu, bagaimana guru-guru dan petugas-petugas bimbingan

lainnya dapat berpartisipasi bagaimana pelaksanaan konseling dan bagaimana

catatan-catatan kumulatif dapat dikumpulkan. Uraian tersebut merupakan

penjabaran dari proses kegiatan Bimbingan dan Konseling, yang akhirnya perlu

pula diketahui bagaimana hasil dari pelaksanaan kegiatan itu. Dengan kata lain

bahwa penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling

ditujukan untuk menilai bagaimana kesesuaian program, bagaimana pelaksanaan

yang dilakukan oleh para petugas Bimbingan, dan bagaimana pula hasil yang

diperoleh dari pelaksanaan program tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa evaluasi terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling, mengandung tiga

aspek penilaian, yaitu:

A. Penilaian terhadap program Bimbingan dan Konseling.

B. Penilaian terhadap proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.

C. Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan

Bimbingan dan Konseling.

B. Jenis- Jenis Evaluasi

Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan dan Thomas yang

membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:

Page 13: Contoh Laporan

5

1. Goal Oriented Eavaluation Model

Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evaluasi

dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus untuk mengetahui

ketercapaian pelaksanaan program.

2. Goal Free Eavaluation Model

Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus

program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-

hal yang positif maupun negatif.

3. Formatif Summatif Evaluation Model

Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan

(evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).

4. Countenance Evaluation Model

Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya

evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan

kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi di program lain,

dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil

pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program

tersebut.

5. Responsif Evaluation Model

Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang

populer.

6. SSE-UCLA Evaluation Model

Model ini meliputi empat tahap, yaitu

a. Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang

perlu dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan

oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.

b. Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk

mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.

Page 14: Contoh Laporan

6

c. Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat program

berjalan.

d. Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak

dari program serta untuk mengetahui ketercapaian program.

7. CIPP Evaluation Model ( Context Input Process Product )

a. Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan

pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang

evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih

tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.

b. Evaluasi Masukan

Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau

kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah

program.

c. Evaluasi Proses

Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program

dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

d. Evaluasi Hasil

Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui

ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan

ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program.

8. Discrepancy Model

Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada

setiap komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam

program dengan penampilan aktual dari program tersebut.

C. Model Evaluasi Yang Menjadi Landasan Evaluasi Program Bimbingan

Konseling.

Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah

satunya adalah model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini

Page 15: Contoh Laporan

7

dikembangkan oleh Stufflebeam , model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward

Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971) melihat kepada empat dimensi yaitu

dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi Produk.

Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat

pengambil keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional

sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi

yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan,

proses, dan produk. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat

keputusan dan akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi sebagai berikut :

Tipe Evaluasi Konteks Input Proses Produk

Pembuat

Keputusan

Obyektif Solusi strategi

desain prosedur

Implementasi Dihentikan

Dilanjutkan

Dimidifikasi

Program Ulang

Akuntabilitas Rekaman

Obyektif

Rekaman

pilihan strategi

desain dan

desain

Rekaman

Proses Akutual

Rekaman

pencapaian dan

keputusan ulang

· Evalusi Konteks

Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang

bertujuan menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan

(Baline R. Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang

dilakukan evaluator dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran

dan rincian terhadap lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal).

Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan

lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi

tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam

menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi

Page 16: Contoh Laporan

8

peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai

suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi

yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan

dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang

akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi

pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going.

Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.

Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan

kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan

demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang

selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang (

Isaac and Michael:1981)

· Evaluasi Input

Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan

menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan

sumberdaya yang tersedia dalam mencapai tujuan program. Evaluasi input

meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan

sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus

dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai

kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi

implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat

untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan

rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan

untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada.

Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-

sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan

efisien.

Page 17: Contoh Laporan

9

· Evaluasi Proses

Evaluasi proses (process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan

yang direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah

disetujui dan dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan

umpan balik (feedback) bagi orang yang bertanggungjawab dalam

melaksanakan program tersebut

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan

dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi

permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas

dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan

cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi

pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan.

Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan

kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang

ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh

Worthen and Sanders(1973), yaitu :

a. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik

untuk dipertahankan,

b. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan

c. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat

implementasi dilaksanakan.

· Evaluasi Produk

Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian terakhir dari model

CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan capaian-

capaian program. Evaluasi produk menunjukkan perubahan-perubahan yang

terjadi pada input.

Page 18: Contoh Laporan

10

Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan “judgement outcomes”

dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian di

interprestasikan harga dan jasa yang diberikan ( Stuflebeam and Shinkfield :

1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian

tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-

keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evauasi produk adalah

mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dkembangkan

dan di administrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan

menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar

kelayakan. Apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau

bahkan akan dihentikan

Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan

tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai,

membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan

menyusun penafsiran secara rasional.

Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan

dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai dapat

berupa skor tes, perentase, data observasi, diagram data, sosiometri dan

sebaginya yang dapat ditelusuri kaitanya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci.

Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu.

Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap

tahapan evaluasi program diklasifikasikan dalam tiga katagori yaitu rendah,

moderat, dan tinggi.

Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang

keputusan. Model ini membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu :

1. Evaluasi konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu

merencanakan pilihan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai dan merumuskan tujuan program.

Page 19: Contoh Laporan

11

2. Evaluasi masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur

keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif

yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta

prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

3. Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu

keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan.

4. Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan. Keunggulan model

CIPP merupakan system kerja yang dinamis.

Keempat macam evaluasi tersebut divisualisasikan sebagi berikut :

Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu

contoh model evaluasi ini. Model CIPP merupakan salah satu model yang

paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen

evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan singkatan dari

Context, Input, Process dan Product. Bentuk pendekatan dalam melakukan

evaluasi yang sering digunakan yaitu pendekatan eksperimental, pendekatan

yang berorientasi pada tujuan, yang berfokus pada keputusan, berorientasi pada

pemakai dan pendekatan yang responsive yang berorientasi terhadap target

keberhasilan dalam evaluasi.

Model CIPP yang dikembangkan oleh Stuflebeam and Shinkfield ( 1986 ),

yang memfokuskan kepada empat komponen evaluasi yaitu; komponen

konteks, komponen input, komponen proses dan komponen produk perlu

ditinjau dan di evaluasi sampai sejauhmana efektivitasnya.

Efektifitas dipahami sebagai rangkaian proses dan produk untuk

melakukan hal-hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan pas (

Stonner, Freeman, dan Gilbert : 1995 ). Secara operasional, efektivitas

dipahami sebagai suatu kondisi yang menampilkan tingkatan keberhasilan

suatu program sesuai standar yang sudah ditetapkan ( Koontz dan Weilirch :

1988 ). Cara untuk mengetahui tingkatan efektivitas dilakukan dengan

Page 20: Contoh Laporan

12

mengukur komponen konteks, input, proses dan produk kemudian

dibandingkan dengan standar objektif yang ditetapkan. Efektivitas

dikategorikan pada tingkatan rendah, moderat dan tinggi.

Atas dasar masalah penelitian dan landasan teori serta deskripsi program,

maka dibangun suatu kerangka acuan yang melibatkan empat komponen

evaluasi model CIPP. Keempat komponen evaluasi memiliki cakupan

konseptual yang merupakan sumber rujukan pengembangan ke arah indikator

penelitian.

Untuk itulah penulis pada kesempatan ini mencoba melakukan evaluasi di

dua sekolah yaitu SMP N 3 Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan dengan

menggunakan model evaluasi CIPP yang akan lebih lengkap dijelaskan pada

pembahsan berikutnya.

D. Lahirnya Instrumen Evaluasi Bimbingan Konseling CIPP

Instrument merupakan salah satu sarana bagi instasi yang ingin mengadakan

suatu pengukuran, penilaian terhadap suatu kegiatan,hal ini yang mendasari

kegiatan menempuh mata kuliah evaluasi supervise bimbingan konseling,yang

dalam pelaksanaan perkuliahannya tidak hanya menuntut mahasiswanya memiliki

pemahaman tentang pengertian,penyusunan,pelaksanaan keberhasilan dalam suatu

kegiatan program bimbingan konseling secara teori,namun kami dituntut terjun

secara langsung untuk mengamati keberhasilan dari suatu program layanan

bimbingan konseling. sehingga kami mendapatkan pengetahuan lebih mengenai

pelaksanaan,hambatan serta keberhasilan dari program yang akan diberikan . lebih

dari pada itu kami sebagai calon guru bk disekolah mulai dari sekarang telah

disiapkan untuk menyusun program bimbingan konseling yang akan kami

terapkan nanti pada sekolah tempat kami bertugas.sebelum itu, kami diharapkan

mampu melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program bimbingan konseling

yang telah ada disekolah-sekolah yang telah ditetapkan,sehingga kami diharuskan

menyusun suatu instrument yang akan kami gunakan untuk mengadakan evaluasi.

Page 21: Contoh Laporan

13

penyusunan instrument diawali dengan mengumpulkan materi tentang model

evaluasi,sehingga ditetapkan satu model untuk melaksanakan evaluasi

dilanjutkan dengan membentuk suatu kelompok untuk menyusun masing-masing

instrument,kelompok tersebut di pecah kedalam empat sub materi yakni,

contens,inputs,proses,produk,setelah instrument tersusun sesuai bagian yang

ada,intrumen tersebut digabung dan diserahkan kepada dosen pembimbing mata

kuliah untuk direvisi,setelah intrumen dinyatakan lulus uji oleh dosen

pembimbing mata kuliah,keseluruhan instrument ini dikembalikan kepada

masing-masing kelompok sehingga kami mahasiswa siap untuk melaksanakan

evaluasi program bimbingan konseling ke 2 sekolah yang telah ditetapkan oleh

masing-masing kelompok.

E. KISI-KISI

· Manajemen dan dukungan sistem

No Komponen Sub

Komponen Aspek Item Jumlah

1 Manajemen 1. Konselor o Berusaha menciptakan suasana

dan hubungan yang kondusif

o Berusaha menjaga sikap objektif

terhadap klien

o Mengubah kembali prilaku salah

sesuai keyakinan irasioanal,

gangguan emosi, dan

menyalahkan diri sendiri

o Memberikan pemahaman tentang

prilaku baru yang diperlukan

klien dalam kehidupan sehari-hari

o Menjadi model atau contoh sosok

yang memiliki sikap sehat dan

normal

Page 22: Contoh Laporan

14

o Menyadari kesalahan yang pernah

dibuat dan resiko yang dihadapi

o Dapat dipercaya dan mampu

menjaga kerahasiaan

o Memiliki orientasi diri dan

profesi yang berkembang

o Iklas dalam menjalankan

profesinya

2. Konseli o Pribadi

o Sosial

o Belajar

o Karir

2 Dukungan

Sistem

1. Kepala

Sekolah

o Mengadakan pengawasan

o Mempertanggungjawabkan

Pelaksanaan Program BK

o Mengadakan hubungan baik

dengan pihak-pihak yang

berkaitan dengan pelayanan BK

2. Wali

Kelas

o Mensosialisasikan keberadaan

layanan BK

o Mengidentifikasi siswa yang

memerlukan layanan BK

3. Guru

mata

pelajaran

o Memantau perkembangan dan

kemajuan siswa terutama yang

telah mendapatkan layanan BK

4. Staf

Adminis

trasi

o Membantu mengadministrasikan

seluruh kegiatan BK

5. OSIS o Bekerjasama dengan konselor

Page 23: Contoh Laporan

15

· Personil

dalam kegiatan BK

6. Orang

tua

o Bekerjasama dengan konselor

dalam menangani permasalahan

siswa

No. Komponen Aspek Sub Aspek indikator 1 Personil · Kualifikasi

Akademik

· Kompetensi

Konselor

1. Sarjana Pendidikan

(S.1)

2. Berpendidikan

Profesi Konselor

(PPK)

1. Kompetensi

Paedagogik

a. Menyelesaikan pendidikan

akademik S.1

b. Mengambil program studi BK

a) Menyelesaikan PPK pada

LPTK terakreditasi

b) Memperoleh sertifikasi

profesi BK

c) Memperoleh gelar profesi BK

a. Menguasai konselor dan

praksis pendidikan

b. Mengaplikasikan

perkembangan fisiologis,

psikologis serta perilaku

konseli

c. Menguasai esensi pelayanan

BK dalam jalur jenis dan

jenjang satuan pendidikan

Page 24: Contoh Laporan

16

2. Kompetensi

Kepribadian

3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi

Profesional

a) Menghargai dan

menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan

individualitas dan

kebebasan

b) Menjunjung integritas dan

stabilitas kepribadian

yang kuat

a. Mengimplementasikan

kaloborasi intern tempat

bekerja

b. Berperan dalam organisasi

dan kegiatan profesi BK

c. Mengimplementasikan

kaloborasi antar profesi

a) Menguasai dan praksis

assessmen untuk

memahami kondisi

kebutuhan dan masalah

konseli

b) Menguasai kerangka

teoritik dan praksis BK

c) Merancang program BK

d) Mengimplementasikan

program BK yang

komperhensif

e) Menilai proses dan hasil

kegiatan BK

f) Memiliki kesadaran dan

Page 25: Contoh Laporan

17

· Komponen Evaluasi Bimbingan Konseling Mengenai Data Siswa

A. Kisi-kisi Intrumen

Komponen Aspek Sub Aspek

Indikator

Upaya yang

Dilakukan

Item Jumlah

Data Siswa 1. Jenis Data 1. Belajar

2. Sosial

3. Pribadi

4. Karir

- Angket

- Tes IQ

- Koordinasi Guru

BK dengan Guru

Mata Pelajaran

- Melihat nilai raport

- Sosiometri

- Tes Kepribadian

(Johari Window)

- Tes Minat

- Tes Bakat

1,2,3

4,5,6

7,8,9

10,11

12,13,14,

15

16,17,18,

19

24,25,26,

27

20,21,22,

23

3

3

3

2

4

4

4

4

komitmen terhadap etika

professional

g) Menguasai konsep dan

praksis penilaian dalam

BK

Page 26: Contoh Laporan

18

2. Penyimpanan 1. Komputer

2. Lemari

- Kelayakan

- Aman

- Bersih

- Ukuran

28,29

30

31

32

2

1

1

1

3. Frekuensi

Penyaringan

Data Siswa

1. Waktu

2. Jumlah

- Lama

penyelenggaraan

- Banyak

penyelenggaraan

33

34

1

1

4. Sarana dan

Prasarana

1. Ruang

2. Peralatan

- Ruang yang

tersedia

- Fungsi ruangan

- Ukuran ruanga

- Jenis-jenis

peralatan

- Fungsi peralatan

35,

36,37

38,39

40,41

42

1

2

2

2

1

5. Pihak lain 1. Guru mata

pelajaran

2. Petugas

TU

3. Kepala

Sekolah

- Absen

- Nilai

- Administrasi siswa

- Pengesahan

43,44

45,46

47,48

49,50

2

2

2

2

Page 27: Contoh Laporan

19

B. Kisi-kisi Program

NO ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR ITEM JUMLAH

1 Program

Layanan BK

1. Tahunan a. Layanan Dasar

b. Layanan

Responsif

c. Perencanaan

Individual

d. Dukungan sistem

1

2

3

4

4

2. Semesteran a. Layanan Dasar

b. Layanan

Responsif

c. Perencanaan

Individual

d. Dukungan sistem

1

2

3

4

4

3. Bulanan a. Layanan Dasar

b. Layanan

Responsif

c. Perencanaan

Individual

d. Dukungan sistem

1

2

3

4

4

4. Mingguan a. Layanan Dasar

b. Layanan

Responsif

c. Perencanaan

Individual

d. Dukungan sistem

1

2

3

4

4

5. Harian a. Layanan Dasar

b. Layanan

Responsif

c. Perencanaan

1

2

3

4

Page 28: Contoh Laporan

20

Individual

d. Dukungan sistem

4

16

C. Kisi-Kisi Standar Sarana Dan Prasarana

No Komponen Sub. Komponen Item Jumlah

1 Sarana dan Prasarana a. Ruangan BK 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7

7 butir

b. Alat Pengumpul

Data

· Teknis non tes

· Teknis tes

1, 2, 3, 4

1, 2, 3, 4, 5

9 butir

c. Perlengkapan

Administrasi

1, 2, 3, 4, 5,

6,

6 butir

d. Media BK 1, 2, 3 3 butir

e. Alat Bantu Olah

Data (Program)

1, 2, 3, 3 butir

D. Koponen Evaluasi Bimbingan Konseling Mengenai Penilaian Hasil

Layanan

Dimensi Aspek Sub

Aspek Indikator Item Jumlah

Penyimpanan Dokumentasi

Data Siswa

Belajar · Nilai Hasil Pembelajaran 4,5,6,9,10,17,

18, 19,20,21,

22, 27, 33,

34, 35, 36,

37,

17

Sosial · Sosiometri

Pribadi · Buku Catatan Kasus

Karir · Data Kelanjutan Studi

· Data Tes Minat

· Data Tes Bakat

Page 29: Contoh Laporan

21

Frekuensi Program

Harian,

Mingguan,

Bulanan,

Semesteran,

Tahunan

Belajar · Jumlah Program Yang

Direncanakan

1,2,3,7,8, 5

Sosial

Pribadi

Karir

Laporan Program

Harian,

Mingguan,

Bulanan,

Semesteran,

Tahunan

Belajar · Laiseg,Laijapen,Laijapan

· Rekomendasi dan Tindak

Lanjut

11,12,13,14,

15,16, 23, 24,

25, 26, 28,

29, 30, 31,

32, 38, 39,

40,41, 42

21

Sosial

Pribadi

Karir

JUMLAH 42

Page 30: Contoh Laporan

22

BAB III

INSTRUMEN

3.1 Sasaran

Adapun sekolah yang menjadi objek evaluasi pada laporan ini yaitu dari

dua sekolah yang berbeda yakni SMP Negeri 3 Seririt dan SMA Negeri 1

Kubutambahan. Adapun gambaran awal dari kedua sekolah tersebut yaitu

sebagai berikut :

· Gambaran Umum SMP Negeri 3 Seririt

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Seririt

2. Alamat : Desa Bestala, Kec. Seririt, Kab. Buleleng

3. Status Sekolah : Terakreditasi Tipe-A

4. Luas Tanah : 11.000 m2

5. Jumlah ruang kelas : 13 dengan luas 819,00 m2

6. Ukuran Rerata ruang kelas : 9 x 7 m2

7. Luas bangunan : 1.519,26 m2

· Lingkungan Sekolah

¯ Jenis bangunan sekitar sekolah

v Utara : Jalan Raya

v Selatan : Perkebunan Penduduk

v Timur : Sungai Mendaum dan Pemukiman Penduduk

v Barat : Perkebunan penduduk

v Kondisi lingkungan sekolah

Kondisi lingkungan SMP N 3 Seririt sangatlah mendukung dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Lingkungan yang sejuk dan asri

dengan taman di depan masing-masing kelas serta pepohonan yang

rindang di halaman sekolah sangat menunjang terjadinya proses

Page 31: Contoh Laporan

23

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Keasrian serta

kebersihan lingkungan SMP N 3 Seririt ini dibuktikan dengan

terpilihnya sekolah ini untuk mewakili kabupaten Buleleng dalam

mengikuti Lomba UKS di tingkat provinsi sehingga mendapat juara

harapan III.

Lingkungan yang sejuk dan bersih turut pula menambah motivasi

serta ketenangan siswa dalam belajar. Selain kondisi lingkungannya

yang begitu mendukung posisi strategis dari sekolah ini pun yaitu

berada di daerah pedesaan yang jauh dari kebisingan turut pula

mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang efektif, inovatif

dan menyenangkan.

¯ Ruang Bimbingan Konseling

Menurut keterangan guru BK yang kami wawancarai pada saat itu

dijelaskan Ruang BK di SMP N 3 Seririt dikelola langsung oleh guru

BK. Di ruang BK inilah guru BK melakukan bimbingan konseling dan

memberi pelayanan pada siswa. Pemanfaatan ruang bimbingan dan

konseling di SMP N 3 Seririt, sudah dirasa cukup maksimal.

Walaupun dengan keadaan ruangan yang belum dikatakan mencapai

standar (tidak ada ruang konseling) tapi pemanfaatannya menurut

keterangan guru BK sudah maksimal

SMP N 3 Seririt memiliki dua orang guru BK di tambah satu orang

dari guru mata pelajaran IPS yang karena umur ikut pula bertugas di

BK. Masing- masing guru BK telah memiliki anak asuh tersendiri.

Untuk Bapak Nyoman Armaja, S.Pd karena menjabat sebagai Wakil

Kepala Sekolah beban siswa asuhnya sebanyak 92 siswa dari kelas

VIII (A,B,C,D). Sedangkan untuk Bapak Putu Sarjana beban siswa

asuhnya yaitu 162 siwa dari kelas IX (A,B,C,D) ditambah dengan

siswa kelas VII C dan VII D. Kemudian untuk Bapak Made Budiyasa,

Page 32: Contoh Laporan

24

karena umur yang terlanjur tua diberikan beban siswa asuh sebanyak

50 siswa dari kelas VII A dan VII B. Demikaianlah pengeolaan

penanganan siswa di SMP N 3 Seririt.

· Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kubutambahan

¯ Sejarah terbentuknya SMA N 1 Kubutambahan

Pertimbangan Pemerintah Desa, tokoh – tokoh masyarakat dan

masyarakat Tamblang :

v Letak desa Tamblang yang demikian strategis, berada diantara desa

Tajun, Tunjung, Depeha, Bulian, Pakisan, Bila kawanan, Bila

kanginan, dan Bengkala.

v Mengingat kebutuhan/keinginan masyarakat desa-desa tersebut

diatas akan adanya SMA Negeri sangat didambakan karena out put

keluaran siswa dari SMP 1 di Kubutambahan,SMP 2 di Tamblang,

SMP 3 di Tajun, SMP 4 di Pakisan demikian banyak,tidak akan

memadai nantinya SMA Swasta seperti SMA Bina Putra Tamblang

dan SMA Sidhi Karya Kubutambahan untuk menampung karena

fasilitas operasionalnya terbatas.

Usulan kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng

v Upaya yang dilakukan adalah sejak tahun 1991 dalam Musyawarah

Pembangunan Desa ( MUSBANGDES ), desa Tamblang

pengadaan SMA Negeri selalu termuat dalam usulan skala prioritas

program pembangunan desa tamblang usulannya setiap tahun

kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng

v Tahun 2001 baru mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten

Buleleng dibahas juga dalam sidang DPRD Kabupaten Buleleng

akhirnya lewat Dinas Kabupaten Buleleng menugaskan dan

menunjukkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan kecamatan

Page 33: Contoh Laporan

25

Kubutambahan ( Drs. I ketut Senadia ) sebagai koordinator

kemudian menunjuk Kepala SMA Bina Putra Tamblang sebagai

wakil koordinator (Drs. I Ketut Indrayasa) Penerimaan siswa baru

dan operasionalnya SMA Negeri 1 Kubutambahan di Tamblang.

Persiapan Pengadaan SMA Negeri 1 Kubutambahan

v Koordinator besama wakil koordinaor mengadakan koordinasi

dengan Ketua LKMD Kepala Desa, Kepala Dusun se wilayah Desa

Tamblang, tokoh-tokoh masyarakat dan Kepala SMa Bina Putra

Tamblang( Drs. I Kettut Indrayasa ) dalam rapat tingkat desa.

v Koordinasi/rapat tingkat desa menghasilkan dibentuknya

Kepanitiaan desa Pengadaan SMA Negeri 1 Kubutambahan yang

terdiri dari ; Ketua LKMD ( Nyoman triyasa ),Kepala Desa (I Ketut

Suwirya ),Kepala dusun sewilayah desa tamblang, Made Suwita,

Mangku Nyoman Muliarta, Made Widiarsa, I ketut Suka, Made

Mesten, Nyoman Artama.

v Kepanitiaan tersebut diatas adapun programnya adalah :

1. Pengadaan tanah/lokasi SMA negeri 1 Kubutambahan.

2. Penataan/perataan tanah karena tanah ltegalan

3. Pengadaan jalan dari tarah selatan enuju lokasi SMA Negeri 1

Kubutambahan 500 m

4. Pengadaan jalan dari arah barat menuju lokasi SMA Negei 1

kubutambahan 150 m

5. Pengadaan gedung/ruang kegiatan belajar 1 Unit/4 RKB

v Program 1/ pengadaan tanah dapat diadakan bersumber dari

sumbangan dari Bapak Made Suwita tanah tegalan seluas 60 are

dan 20 are dari sumbangan anggota komite/orang tua siswa baru

tahun pelajaran 2001/2002, 2002/2003 dan 2003/2004, luas tanah

seluruhnya 80 are dengan kondisi berup tanah tegalan

Page 34: Contoh Laporan

26

v Program 2/penataan/perataan tanah dengan swadaya masyarakat

Tamblang dengan bergotong royong

v Program 3/pengadaan jalan dari arah selatan menuju lokasi 500 m

swadaya masyarakat

v Program 4/pengadaan jalan dari arah barat menuju lokasi 150 m

swadaya masyarakat

v Program 5/pengadaan gedung/RKb 1 Unit/4 Ruuang belajar

bersumber dari APBD Pemerintah Kabupaten Buleleng di

bangunmulai 1 Agustus 2001.

Persiapan dan pelaksanaan kegiatan operasional SMA Negeri 1

Kubutambahan

Ø Tahun Pelajaran 2001/2002 mulai menerima siswa baru.

Ø Koordinator/Kepala Cabang Dinaspendidikan Kecamatan

Kubutambahan ( Drs. I Ketut Senadia), menunjuk Kepala SMA

Bina Putra Tamblang ( Drs. I Ketut Indrayasa ) sebagai wakil

koordinator/pelaksana harian berkoordinasi untuk persiapan

operasional, menghasilkan keputusan staf opersional SMA Negeri

1 Kubutambahan

Ø Kepala sekolah :- koordinator ( Kepala Cabang Dinas Pendidikan

Keca. Kubutambahan ) : I Wayan Suarsina, S.Pd.,M.Pd

Ø Staf pelaksana/ : koordinator TU ( Guru SMA Bina Putra

Tamblang )

Ø TataUsaha : I Nyoman Sasdiawan

Ø Tata usaha / TU ( TU SMA Bina Putra Tamblang ) Made Padmi

Ø Staf Pengajar/Guru terdiri dari : Guru PNS/pindahan, yang misbar

dari SMP, SD yang layak,SMA bina Putra Tamblang.

- Drs. I Ketut Indrayasa - Drs. I Made Sewa

- I Nyoman Restan, S.Pd. - Drs. I Putu Dana

- I Nengah Supatra, S.Pd - I made Suparja.BA.

Page 35: Contoh Laporan

27

- I Ketut Subudi, S.Pd - Luh Manik Sari, S.pd

- Drs. I Made gunayasa. - I Gst. Nyoman Suteja, S.Pd

- Luh Sandiwi,S.Pd. - Drs. Nyoman wiriawan

- Pt santi Arsan,S.Pd - Drs. Kt.Sudarman

- I Ketut Budastra, S.Pd - Pt. Budiarsa, S.Pd

- I Made Sardana, S.Pd.

Ø Tempat operasional : Pinjam gedung di SMA Bina Putra Tamblang

Ø Waktu Belajar : Sore

Ø Pada tanggal 16 Juli 2006 PENERIMAAN SISWA BARU

Ø Jumblah Siswa yang di terima 148 siswa,menjadi 4 kelas berasal

dari Desa Tajun, Tunjung, Depeha, Bulian, Bontihing, Pakisan,

Bila Kawanan, Bila Kanginan, Bengkala, Bukti, Air Sanih,

Kubutambahan, dan Bungkulan.

Ø Koordinator, wakil koordinator, koordinator Tata Usaha

merumuskan program kerja dan RAPBS Tahun Pelajaran

2001/2002.

Ø Tanggal 22 Juli 2001 diadakan rapat pleno dihadiri oleh

koordinator,wakil koordinator ,ketua LKMD, kepala desa, tokoh-

tokoh masyarakat, aggota komite/orang tua siswa, acara

PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH yang Pertama dengan

komposisi sebagai berikut :

1 Pembina : Koordinator dan wakil koordinator

2 Ketua : Kepala Desa/I Ketut Suwirya

3 Wakil Ketua : Nyoman Sriwirawan

4 Sekretaris I : I Made Permana

Page 36: Contoh Laporan

28

5 Sekretaris II : Drs. I Ketut Sudirman

6 Bendahara I : I Gede Gunasa

7 Bendahara II : I Nyoman Sasdiawan

Badan Pemeriksa/BP 3?Komite Sekolah

1 Ketua : Mangku Nyoman Muliarta

2 Wakil Ketua : Made Sukraki

3 Sekretaris : Made Wisuda

4 Anggota : Made Widiarsa

5 Anggota : I Ketut Resdipa

Pengurus tersebut diatas langsung melaksanakan tugas sebagai berikut :

1 Menyusun program kerja

2 Membahas rumusan RAPBS yang di rumuskan

3 Pengesahan program kerja dn RAPBS diantaraya memuat :

· Sumbangan pembangunan/sarana prasarana Rp.50.000

· Iuran bulanan/SPP Rp.12.000

· Sumbangan pengadaan tanah Rp.50.000

Ø Bulan Agustus 2001 pembangunan gedung/RKB tahap 1 mulai

dibangun 1 unit/4 ruang kelas

Ø Tahun Pelajaran 2002/2003 sudah mulai menempati gedung baru,

namun kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan pagi dan

sore, karena belum terpenuhi ruang belajar sebab 1 ruang di pakai

untuk kantor.

Ø Tanggal 2 Sepember 2003 keluar SK Bupati Nomor 478 tahun

2003 tentang penetapan SMA Negeri 1 Kubutambahan.

Page 37: Contoh Laporan

29

Ø Tanggal 22 Oktober 2001 keluar SK. Bupati Nomor

821.2/2421/BKD tentang SK. Pengangkatan Drs. I KETUT

INDRAYASA sbagai Kepala Sekolah di SMA Negeri 1

Kubutamahan.

Ø Tanggal 8 September 2003 dari Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat

Pendidikan Menengah umum tentang petikan NIS dan NSS SMA

negeri 1 Kubutambahan

· NOMOR INDUK SEKOLAH : 30.009.0

· NOMOR STATISTIK SEKOLAH : 301220108500

Demikianlah sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 1

Kubutambahan kami susun, atas asung kerta wara nugraha Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, semoga ada manfaatnya untuk lembaga dan

semua pihak yang memerlukannya dan semoga SMA Negeri 1

Kubutambahan tetap ajeg dan lestari sepanjang masa.

¯ Ruang Bimbingan Konseling SMA N 1 Kubutambahan

Berbagai masalah yang dihadapi siswa, dimulai dari siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar, kesulitan dalam menentukan

jurusan, kesulitan dalam menentukan sekolah ke perguruan tinggi oleh

siswa kelas XII, masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah remaja

seperti masalah cinta, perkelahian antar siswa, dan semua masalah

yang dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, berusaha

untuk diatasi oleh guru BK di dalam membantu siswa. Penanganannya

dapat berupa dengan memberikan nasehat, bimbingan, dan

pengarahan kepada siswa tersebut. Dan peran seorang guru BK

(Bimbingan Konseling) sangatlah membantu siswa dalam mengatasi

hal tersebut. SMA Negeri 1 Kubutambahan memiliki satu ruang BK (

Bimbingan Konseling ) dengan 3 orang tenaga BK, yaitu :

Page 38: Contoh Laporan

30

1. Drs. I Ketut Seken (Selaku Koordinator)

2. Dra. Gusti Ayu Sri Agung

3. Dra. Ni Made Wati

Guru BK pun memiliki beberapa tugas-tugas seperti :

1. Melakukan pendataan pada kartu pribadi tentang pribadi setiap

siswa,

2. Menyusun pelaksanaan bimbingan penyuluhan karier,

3. Menyusun penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru,

4. Memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan bimbingan

karier kepada siswa agar siswa lebih berprestasi dalam belajar,

5. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar mengajar dengan berkonsultasi

kepada wali kelas,

6. Membantu wali kelas dalam memecahkan masalah pelanggaran

yang dilakukan oleh siswa,

7. Membantu siswa dengan memberikan saran serta pertimbangan

kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan

pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai,

8. Melakukan penilaian pelaksanaan bimbingan penyuluhan atau

bimbingan karier kepada siswa,

9. Melakukan penyusunan laporan penilaian bimbingan

penyuluhan/bimbingan karier secara berkala,

10. Dan mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kesiswaan.

Adapun fasilitas penunjang yang terdapat di ruang BK SMA

Negeri 1 Kubutambahan yaitu, 1 buah Komputer, 1 buah Printer, Rak

untuk menaruh arsip-arsip, kotak BK, papan struktur organisasi, meja

dan kursi untuk masing-masing petugas BK, dan papan mekanisme

penanganan BK

Page 39: Contoh Laporan

31

Pihak sekolah sudah berusaha menambah fasilitas yang terdapat

di ruang BK dengan menggunakan dana komite. Namun hal tersebut

belum berjalan dengan maksimal karena anggaran dana yang minim.

Adapun beberapa asas – asas yang harus ditaati dalam

pelaksanakan BK ( Bimbingan dan Konseling ) yang dilaksanakan

oleh guru BK yaitu: Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan,

Kegiatan, Kemandirian, Kekinian, Kedinamisan, Keterpaduan,

Kenormatifan, Keahlian, Alih Tangan, Tut Wuri Handayani. Pada

umumnya mencakup empat bidang yaitu Bimbingan Konseling

Pribadi, Bimbingan Konseling Sosial, Bimbingan Konseling Belajar,

dan Bimbingan Konseling Karier.

3.2 Prosedur Mekanisme Audit

Prosedur mekanisme audit di SMP Negeri 3 Seririt

· Tanggal 28 November 2012 bertemu dengan kepala sekolah dan

menyerahkan surat pengantar ke sekolah

· Tanggal 30 November 2012 bertemu dengan kepala sekolah serta

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kesan yang sekaligus

melakukan audit pertama dengan guru BK

· Tanggal 6 Desember 2012 melakukan audit ke-2 yang sekaligus meminta

tandatangan pernyataan dari guru BK dan lembar pengasahan dari guru

BK dan kepala sekolah.

Prosedur mekanisme audit di SMA N 1 Kubutambahan

· Tanggal 29 November 2012 bertemu dengan kepala sekolah dan

menyerahkan surat pengantar ke sekolah

· Tanggal 1 November 2012 bertemu dengan kepala sekolah serta

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kesan yang sekaligus

melakukan audit pertama dengan guru BK

Page 40: Contoh Laporan

32

· Tanggal 8 Desember 2012 melakukan audit ke-2 yang sekaligus meminta

tandatangan pernyataan dari guru BK dan lembar pengasahan dari guru

BK dan kepala sekolah.

3.3 Prosedur Analisis Data Instrumen dan Kriteria Keberhasilan

¯ Adapun didalam intrumen yang nantinya diberikan kepada guru BK proses

analisisnya adalah sebagai berikut :

1. Pada pernyataan positif (+)kalau responden menjawab dengan pilihan

“Ya” maka mendapat nilai 1 (satu), sebaliknya bila menjawab dengan

pilihan “Tidak” maka mendapat nilai 0 (nol).

2. Pada pernyataan Negative (-) kalau responden menjawab dengan

pilihan “Ya” maka mendapat nilai 0 (nol), sebaliknya bila menjawab

dengan pilihan “Tidak” maka mendapat nilai 1 (satu).

3. Hasil penilaian tiap poin pernyataan kemudian dijumlahkan, di bagi

banyaknya butir (138 Butir) dan dikali 100. ∑𝑥𝑁

𝑥100

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:

∑𝑥 ∶ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

N : Jumlah Pernyataan

4. Kemudian untuk menentukan standar keberhasilan program,

dilakukan dengan menyesuaikan hasil penilaian dengan standar

kriteria keberhasilan program.

Standar Kriteria Keberhasilan Program

85-100 = Amat Baik (A)

70-84 = Baik (B)

55-69 = Cukup Baik (C)

Page 41: Contoh Laporan

33

40-54 = Kurang Baik (D)

0-39 = Sangat Tidak Baik (E)

¯ Proses audit dan perkiraan kriteria keberhasilan dari audit pertama ke audit

kedua.

v SMP Negeri 3 Seririt

Audit pertama di SMP N 3 Seririt dilakukan pada tanggal 28 November

2012. Kami berempat berangkat ke Desa Bestala bersama-sama untuk

melakukan evaluasi supervisi program layanan Bimbingan Konseling

kepada guru BK disana. Pada pertemuan pertama kami diterima di ruang

tamu kepala sekolah untuk melakukan pertemuan awal dengan kepala

sekolah dan guru BK sekaligus menceritakan maksud dan tujuan

kedatangan kita kesana. Yang pada kesempatan itu pula kami

menyerahkan surat pengantar dari fakultas sebagai surat resmi bagian dari

lembaga formal. Dan mereka berbaik hati, kami diterima untuk melakukan

praktik pada saat itu pula. Setelah selesai melakukan perbincangan awal

dengan kepala sekolah kami langsung diajak oleh guru BK yang pada saat

itu Nyoman Armaja, SPd. Selaku koordinator BK disana menuju ke ruang

BK. Menurut keterangan bapak Armaja, di SMP Negeri 3 Seririt terdapat

tiga orang guru BK namun kebetulan pada saat itu yang kami temui hanya

pak Armaja jadi proses audit dilakukan hanya dengan bapak nyoman

Armaja S.Pd. Pada awal pertama proses audit ini banyak hal yang sempat

menjadi perdebatan seperti ada beberapa dokuman yang belum ada

dokumentasinya tapi menurutnya sudah pernah dilakukan seperti

bimbingan kelopok, konseling kelompok serta layanan orientasi bagi siswa

baru. Dan juga ada beberapa dokumen yang dikatakan masih tersimpan

dirumah seperti arsip pribadi pak armaja yaitu ijazah S1-BK nya.

Kemudian keputusannya pada saa itu karena masih banyak dokumen yang

masih dijanjikan begitu pula dengan intrumen yang masih banyak

dikosongkan oleh beliau akan dilakukan audit ke-2. Menurutnya selain

Page 42: Contoh Laporan

34

karena dokumennya yang masih dirumah, ada pula beberapa poin yang

katanya perlu terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru BK yang

lainnya sebelum diisi. Dengan alasan tersebut dari guru BK kami

mempersilahkan beliau untuk membawa terlebih dahulu instrumen itu

untuk dikoordinasikan dengan guru BK yang lain dan kami sepakat untuk

melakukan audit ke-2 pada tanggal 6 Desember 2012.

Kedatangan pada audit ke-2 ke SMP Negeri 3 Seririt ini, kami langsung

bertemu dengan guru BK disana yaitu bapak Nyoman Armaja dan bapak

Putu Sarjana. Proses audit kali ini berlangsung dengan lancar karena sudah

semua poin instrumen telah di isi. Hanya saja pada saat itu beliau hanya

memperkuatnya dengan bukti-bukti autentik yang ada. Walaupun menurut

keterangan beliau ada beberapa dokumen yang katanya sudah hilang atau

lupa tempat penyimpanannya. Sampai pada akhir proses audit kami

meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru BK yang

bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit

di SMP Negeri 3 Seririt.

v SMA Negeri 1 Kubutambahan

Audit pertama di SMA N Kubutambahan dilakukan pada tanggal 29

November 2012. Kami berempat berangkat ke desa Tamblang bersama-

sama untuk melakukan evaluasi supervisi program layanan bimbingan

konseling kepada guru BK disana. Pada pertemuan pertama kami diterima

di ruang tamu kepala sekolah untuk melakukan pertemuan awal dengan

kepala sekolah dan guru bk sekaligus menyerahkan surat pengantar dari

fakultas sebagai surat resmi bagian dari lembaga formal.

Kemudian pada tanggal 1 Desember 2012 kami diterima untuk melakukan

praktik . Selesai kami melakukan bincang-bincang dengan kepala sekolah

dan guru BK kami langsung diajak ke ruangan BK SMA N 1

Kubutambahan. Di ruangan BK kami memberikan instrument yang telah

Page 43: Contoh Laporan

35

kami susun sebelumnya kepada guru BK. Kami menjelaskan apa saja

tujuan dan maksud kami melakukan observasi sekaligus menyampaikan

bahwa evaluasi yang kami lakukan tidak berpengaruh terhadap jabatan,

pangkat, gaji, dan lain-lain yang bersangkutan dengan kinerja Bapak/Ibu

dan juga sekolah.

Sambil menunggu guru BK mengisi instrument sesekali kami menanyakan

data-data yang ada di ruang BK seperti program harian, mingguan,

bulanan, semesteran dan tahunan, data pribadi siswa, buku kasus, RPBK,

dll. Dan pada kesempatan itu program yang kami tanyakan dapat

diperlihatkan berkasnya. Namun program yang disusun hanya sekali saja

namun digunakan terus menerus tampa ada proses peremajaan atau revisi

ulang. Selain itu kami juga menayankan dokumen-dokumen proses

konseling yang dilakukan dan kualifikasi guru BK seperti sertifikat S1 BK.

Pada kesempatan itu guru BK mengatakan bahwa dokumen dan sertifikat

yang dimiliki masig ada dirumah. Dengan kondisi seperti maka kami

sepakat untuk melakukan Audit ke-2 demi keakuratan data.

Pada audit kedua kami tidak menemukan kendala yang berarti karena

dokumen yang kami inginkan dapat diperlihatkan walaupu masih ada

beberapa dokumen yang sudah hilang. Sampai pada akhir proses audit

kami meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru bk yang

bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit

di SMA N 1 Kubutambahan.

Page 44: Contoh Laporan

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Instrumen

A. Hasil Penyebaran Instrumen

Hasil instrumen yang telah diberikan kepada guru Bimbingan

Konseling di SMP N 3 Seririt (Terlampir)

Hasil instrumen yang telah diberikan kepada guru Bimbingan

Konseling di SMA N 1 Kubutambahan (Terlampir)

Page 45: Contoh Laporan

37

B. Hasil Analisis Instrumen

¯ SMP Negeri 3 Seririt

NO ASPEK

NO BUTIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

3

0

3

1

3

2 JML

1 Manajeme

n dan

Dukungan

Sistem

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1

17

2 Standar

Dukungan

Sistem

0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0

17

3 Personil

BK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14

4 Data

Siswa 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

21

5 Evaluasi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14

Page 46: Contoh Laporan

38

Hasil

Layanan

BK

6 Standar

Sarana

dan

Prasarana

0 1 0 0 0 0 0

1

7 Insrumen

Alat

Pengumpu

lan Data

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

12

Jumlah 96

Formula : 96139

𝑥 100 = 69,06

Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMP N 3

Seririt berada pada level B (baik).

Page 47: Contoh Laporan
Page 48: Contoh Laporan

40

¯ SMA Negeri 1 Kubutambahan

ASPEK NO BUTIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

3

0

3

1

3

2 JML

1 Manajeme

n dan

Dukungan

Sistem

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1

17

2 Standar

Dukungan

Sistem

0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1

18

3 Personil

BK 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13

4 Data

Siswa 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1

16

5 Evaluasi

Hasil

Layanan

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14

Page 49: Contoh Laporan

41

BK

6 Standar

sarana dan

prasarana

0 0 0 0 0 0 1

1

7 Instrument

alat

pengumpu

lan data

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

17

Jumlah 96

Formula : 96139

𝑥100 = 69,06

Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMA N 1

Kubutambahan berada pada level B (baik).

Page 50: Contoh Laporan

42

4.2 Analisis Instrumen dengan CIPP

a. Analisis Instrumen dengan CIPP di SMP N 3 Seririt

No Komponen Aspek

Pencapaian

Ideal Skor Persentase

(%)

1 Content a. Instrumen

Alat

Pengumpulan

Data

b. Sarana dan

Prasarana

c. Personil BK

19

7

14

12

1

14

63,15%

14,28%

100%

Jumlah 40 27 67,5%

2 Input a. Data Siswa

b. Standar

Dukungan

Sistem

32

27

21

17

65,62%

62,96%

Jumlah 59 38 64,40%

3 Process a. Manajemen

dan

Dukungan

Sistem

22 17 77,27%

Jumlah 22 17 77,27%

4 Product a. Evaluasi

Hasil

Layanan BK

16 14 87,50%

Jumlah 16 14 87,50

Page 51: Contoh Laporan

43

· Contens

Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMP N 3 Seririt di atas

menunjukan pada level 67,5% dan jika dilihat dari kriteria keberhasilan hal

ini menunjukan bahwa SMP N 3 Seririt berada pada level C (cukup baik).

kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata mengalami kekurangan yang

paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan Prasarana yang menunjukan

pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat dalam intrument yang

mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya yaitu :

1. Tidak adanya ruang kerja BK seperti Komputer, meja kerja, internet,

lemari yang memadai.

2. Tidak terdapatnya ruang konseling individu yang aman dan nyaman

bagi klien.

3. Tidak terdapatnya ruangan konseling kelompok yang aman dan nyaman

bagi klien.

4. Tidak terdapatnya ruangan diblio yang fasilitasnya seperti daftar buku (

katalog, rak buku, ruang baca, buku daftar pengunjung, dan internet.

5. Tidak terdapatnya ruangan relaksasi atau disensitisasi/ sensitisasi yang

bersih, sehat, nyaman dan nyaman.

6. Tidak terdapatnya ruang tamu yang berisi kursi dan meja tamu, buku

tamu, jam dinding, tulisan atau gambar.

Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang menunjukan

persentase pencapaian pada level 63,15% dan di identifikasi kekurangannya

dari instrumen yang telah disebarkan yaitu,

1. Tidak melaksanakan tes intelegensi dalam pengumpulan data.

2. Tidak melaksanakn tes bakat dalam pengumpulan data.

3. Tidak melaksanakan tes minat dalam pengumpulan data.

4. Tidak melaksanakan tes kepribadian dalam pengumpulan data.

5. Tidak memiliki jadwal piket guru pembimbing.

6. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,

laboratorium bimbingan dan konseling.

Page 52: Contoh Laporan

44

· Input

Jika dilihat dari evaluasi input SMP Negeri 3 Seririt berada pada level

64,40% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada

pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek data

siswa yaitu:

1. Belum pernah mengadakan tes IQ

2. Kurangnya kordinasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas

masalah siswa.

3. Tidak pernah melaksanakan tes bakat

4. Tidak pernah melaksanakan tes minat

5. Tidak memiliki ukuran yang ideal untuk setiap alat penyimpanan data

siswa.

6. Aministrasi siswa belum memenuhi syarat kelengkapan.

Dan kekurangan pada aspek standar dukung sistem yaitu :

1. Belum menempuh PPK ( Pendidikan Profesi Konselor ).

2. Belum mengetahui perkembangan terupdate tentang program layanan

BK.

3. Pelaksanaan program tidak melibatkan semua pihak sekolah yang

terkait.

4. Program layanan banyak tidak sesuai dengan jadwal penyelenggaran.

5. Keberdaan Osis belum mampu mendukung penyelegaraan program BK

disekolah.

· Process

Jika dilihat dari evaluasi proses SMP Negeri 3 Seririt berada pada level

77,27 % ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada

pada nilai B ( Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek manajemen

dan dukungan sistem yaitu:

1. Wali kelas belum mensosialisasikan keberadaan layanan BK pada

siswa.

Page 53: Contoh Laporan

45

2. Wali kelas belum mampu mengidentifikasi siswa yang memerlukan

layanan bimbingan konseling.

3. Guru mata pelajaran belum mampu memantau perkmbangan dan

kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan layanan BK.

4. Staf administrasi sekolah belum membantu dalam meadministrasikan

seluruh kegiatan BK.

· Pruduct

Jika dilihat dari evaluasi Products SMP Negeri 3 Seririt berada pada level

87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada

pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada aspek

hasil layanan BK yaitu:

1. Tidak menjalankan dukungan sistem secara optimal.

2. Tidak banyak mengunakan instrumen dalam melaksanakan layanan

individual.

¯ Analisis Instrumen dengan CIPP di SMA N 1 Kubutambahan

No Komponen Aspek

Pencapaian

Ideal Skor Persentase

(%)

1 Content d. Instrumen

Alat

Pengumpulan

Data

e. Sarana dan

Prasarana

f. Personil BK

19

7

14

17

1

13

89,47%

14,28%

92,85%

Jumlah 40 31 77,50%

2 Input c. Data Siswa

d. Standar

Dukungan

32

27

16

18

50,00%

66,66%

Page 54: Contoh Laporan

46

· Contens

Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMA N 1

Kubutambahan di atas menunjukan pada level 77,50% dan jika dilihat dari

kriteria keberhasilan hal ini menunjukan bahwa SMA N 1 Kubutambahan

berada pada level B ( baik). kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata

mengalami kekurangan yang paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan

Prasarana yang menunjukan pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat

dalam intrument yang mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya

yaitu :

1. Tida menjalankan dukungan sistem di sekolah.

2. Dalam melakukan kegiatan tidak dikoordinasikan secara sistematik.

3. Tidak menyertakan layanan responsif dalam program semesteran di

sekolah.

Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang

menunjukan persentase pencapaian pada level 89,47% dan di identifikasi

kekurangannya dari instrumen yang telah disebarkan yaitu :

Sistem

Jumlah 59 34 57,62%

3 Process b. Manajemen

dan

Dukungan

Sistem

22 17 77,27%

Jumlah 22 17 77,27%

4 Product a. Evaluasi

Hasil

Layanan BK

16 14 87,50%

Jumlah 16 14 87,50%

Page 55: Contoh Laporan

47

1. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,

laoratoriaun BK, yang membantu dalam proses Bimbingan dan

Konseling.

2. Tidak menggunakan komputer di dalam pelayanan Bimbingan dan

Konseling.

Jika dilihat dari aspek personil BK yang menunjukan persentase

pencapaian pada level 92,85% dan di identifikasi kekurangannya dari

instrumen yang telah disebarkan yaitu :

1. Belum pernah mengikuti sertifikasi profesi BK.

· Input

Jika dilihat dari evaluasi input SMA Negeri 1 Kubutambahan berada

pada level 57,62% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria

keberhasiln berada pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya

berada pada aspek data siswa yaitu :

1. Tidak digunakannya tes IQ untuk mengukur keerdasan siswa.

2. Tidak banyak berkoordnasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas

masalah belajar siswa.

3. Tidak memiliki komputer yang memnuhi syarat kelayakan sebagai

tempat penyimpanan data siswa.

4. Tidak memiliki ukuran ideal setiap alat penyimpanan data siswa.

5. Jarang menyelenggarakan pengumpulan data siswa.

6. Tidak terdapat ruangan yang ideal sebagai tempat penyimpanan data

siswa.

7. Ruangan peyimpanan data tidak bisa difungsikan secara efektif.

8. Ruangan belajar siswa belum memnuhi syarat sebagai tempat belajar.

9. Banyak peralatan BK yang tidak dapat difungsikan dengan baik.

10. Tidak banyak memiliki alat yang digunakan untuk kegiatan belajar siswa.

Dan kekurangan pada aspek standar dukung sistem yaitu :

1. Belum menempuh program pendidikan konselor ( PPK ).

Page 56: Contoh Laporan

48

2. Belum mengetahui perkembangan terupdate tentang program pelayanan

BK.

3. Banyak program layanan BK yang terselenggara tidak sesuai dengan

jadwal yang direncanakan.

4. Keberadaan OSIS belum mampu mendukung penyelenggaraan program

BK di sekolah.

· Process

Jika dilihat dari evaluasi proses SMA Negeri 1 Kubutambahan berada

pada level 77,27% ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln

berada pada nilai B ( Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek

manajemen dan dukungan sistem yaitu:

1. Belum banyak berkordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan

program layanan BK.

2. Wali kelas belum mensosialisasikan keberadaan layanan BK.

3. Wali kelas belum mengidentidikasi siswa yang memerlukan layanan

BK.

4. Banyak guru mata pelajaran yang belum mampu memantau

perkembangan dan kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan

layanan BK.

5. OSIS di sekolah belum bekerja sama dengan konselor dalam

menangani masalah siswa di sekolah.

· Pruduct

Jika dilihat dari evaluasi Products SMA N 1 Kubutambahan berada pada

level 87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln

berada pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada

aspek hasil layanan BK yaitu:

1. Tidak menjalankan dukungan sistem di sekolah

2. Tidak tidak menyertakan layanan responsif dalam penyusunan

program semesteran.

Page 57: Contoh Laporan

49

4.3 Perbandingan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling

berdasarkan model evaluasi CIPP di SMP N 3 Seririt dan SMA N 1

Kubutambahan.

Berdasarkan analisis evaluasi CIPP secara umum didapatkan hasil di

SMP N 3 Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan berada pada level 69,06

dengan kriteria keberhasilan baik (B). Hal ini mengindikasikan bahwa

diantara kedua sekolah tersebut tidak ada perbedaan-perbedaan yang

singnifikan terhadap atribut dan pelaksanaan bimbingan konseling disana.

Namun ketika diteliti secara mendalam, dianalisis dari aspek-aspek sesuai

dengan evaluasi program CIPP terdapat banyak perbedaan-perbedaan

didalamnya seperti halnya SMP N 3 Seririt keberadaan instrument alat

pengumpul data hanya menunjukan pada persentase 63,15% sedangkan di

SMA N 1 Kubutambahan persentasenya lebih besar yaitu 89,47%. Hal ini

secara sepihak dapat dikatakan bahwa keberadaan sekolah berpengaruh pada

kuantitas alat pengumpul data yang ada disamping didukung pula oleh

manajemen sekolah yang baik. Selain instrument alat pengumpul data

perbedaan juga terjadi pada aspek standar dukungan system di SMP n 3

Seririt menunjukan angka 62,96% sedangkan di SMA N 1 Kubutambahan

66,66% .

Jadi aspek-aspek diataslah yang kiranya bisa dianalisis perbedaanya

secara signifikan. Sedangkan pada aspek-aspek yang lain dianalisis menjadi

sebuah persamaan walaupun ada perbedaan sedikit tapi itu dianggap sebagai

persentase kesalahan evaluasi. Jika dilihat secara umum keberadaan BK saat

ini banyak mengalami kekurangan. Dari sisi personil memang bisa dicermati

persentasenya cukup besar, tetapi hal itu tidak didukung oleh aspek-aspek

pendukung lainnya dalam pemaksimalan hasil kerja pelayanan Bimbingan

Konseling. Diantaranya keberadaan sarana dan prasarana yang ada di dua

sekolah tersebut cukup memperihatinkan yang menunjukan persentase pada

14,28%. Hal ini berarti saat ini perlu mendapat perhatian yang lebih dari

pihak-pihak yang terkait.

Page 58: Contoh Laporan

50

4.4 Rekomendasi dan tindak lanjut

Adapun dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan di SMP N 3

Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan didapatkan rekomendasi dan tindak lanjut

sebagai berikut:

Tabel 1. Rrekomendasi dan tindak lanjut SMP N 3 Seririt

No Aspek Rekomendasi Audit

1 Manajemen dan

Dukungan Sistem

- Lebih banyak berkoordinasi dengan wali kelas, guru bidang

studi dan staf administrasi terkait dengan keberadaan

layanan BK di sekolah

- Melibatkan OSIS sebagai bagian dari pelaksanaan

pelayanan BK

2 Standar Dukungan

Sistem

- Untuk menunjang profesionalisme guru BK perlu didukung

dengan menempuh pendidikan profesi konselor (PPK).

- Untuk peremajaan pengetahuan tentang perkembangan ilmu

BK maka perlu diperbanyak keterlibatan dalam forum

seminar,workshop maupun pelatihan-pelatihan guru

pembimbing.

- Perlu diperbanyak lagi sosialisasi dengan orang tua terkait

dengan keberadaan layanan BK

- Dalam pembuatan program harus direncanakan dengan

teliti engan mempertimbangkan aspek-aspek kondisi

dilapangan sehingga penyimpangan waktu dapat

diminimalisir.

3 Personil BK - Melanjutkan studi PPK

4 Data Siswa - Setiap siswa dilakukan tes IQ, keperibadian, minat, bakat

dan bekerjasama dengan pihat yang mempunyai lisensi

dalam bidang tersebut.

Page 59: Contoh Laporan

51

5 Evaluasi Hasil

Layanan BK

- Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan

layanan responsive yang optimal.

6 Standar Sarana dan

Prasarana

- Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan

didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,

ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari,

internet sesuai dengan standar yang ada.

7 Instrument Alat

Pengumpulan Data

- Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan

instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.

Tabel 2. Rekomendasi dan tindak lanjut SMA N 1 Kubutambahan

No Aspek Rekomendasi Audit

1 Manajemen dan

Dukungan Sistem

- Lebih banyak berkoordinasi dengan wali kelas, guru bidang

studi, OSIS dan staf administrasi terkait dengan keberadaan

layanan BK di sekolah

2 Standar Dukungan

Sistem

- Untuk menunjang profesionalisme guru BK perlu didukung

dengan menempuh pendidikan profesi konselor (PPK).

- Untuk peremajaan pengetahuan tentang perkembangan ilmu

BK maka perlu diperbanyak keterlibatan dalam forum

seminar,workshop maupun pelatihan-pelatihan guru

pembimbing.

3 Personil BK - Melanjutkan studi PPK

- Mengikuti sertifikasi BK

4 Data Siswa - Sebaiknya setiap memiliki data yang selalu diupdate setiap

tahunnya.

- Keberadaan ruangan, lemari, dan computer sebagai penunjang

data data siswa perlu dilakukan perbaikan.

5 Evaluasi Hasil - Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan

Page 60: Contoh Laporan

52

Layanan BK layanan responsive yang optimal.

6 Standar Sarana dan

Prasarana

- Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan

didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,

ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari, internet

sesuai dengan standar yang ada.

7 Instrument Alat

Pengumpulan Data

- Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan

instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.

Page 61: Contoh Laporan

53

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari analisis yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa

kualitas program Bimbingan dan Konseling di SMP N 3 Seririt dan SMA N

1 Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP berada pada level

69,06 dengan kriteria keberhasilan yaitu baik (B). jika dilihat secara umum

memang nilai yang ditunjukkan sama namun ketika diteliti lebih rinci

banyak terdapat perbedaan-perbedaan dari aspek-aspek evaluasi CIPP.

Perbedaan yang paling signifikan terjadi pada aspek instrumen alat

pengumpul data dengan perbandingan 63,15% di SMP N 3 Seririt dan

89,47% di SMA N 1 Kubutambahan. Hal ini ada kemungkinan faktor

keberadaan dan manajemen sekolah yang memiliki peranan penting dalam

menunjang keberadaan instrumen alat pengumpul data ini.

5.2. Saran

Adapun saran yang bisa dianjurkan pada kedua sekolah yang

bersangkutan, evaluasi yang kami lakukan ini bukan merupakan alat untuk

menemukan kekurangan layanan BK di sekolah saja, tapi lebih dari itu agar

hasil yang kami dapatkan ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam

peningkatan mutu dan kualitas layanan BK itu sendiri.

Kemudian diharapkan setiap sekolah bukan menjadi sebuah institusi

yang berdiri sendiri melainkan diharapkan menjadi institusi yang mampu

berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lainnya baik itu lembaga sejawat

maupun lembaga yang berbeda. Kerja sama ini penting sebagai bahan

evaluasi diri dan juga peningkatan kualitas layanan BK.

Page 62: Contoh Laporan

54

Daftar Pustaka

Sudrajat, Akhmad. 2010. Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Diambil pada 12 Desember 2012 dari http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/

Admin. 2010. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Diambil pada 12 Desember 2012 dari http://www.duniaedukasi.net/ 2010/05/evaluasi-program-bimbingan-dan.html

Page 63: Contoh Laporan

Identitas Pengisi

Nama : Drs. I Ketut Seken

NIP : 1964070520021210

Jabatan : Guru Bimbingan Konseling

Nama Sekolah : SMA N 1 Kubutambahan

Page 64: Contoh Laporan

Identitas Pengisi

Nama : Nyoman Armaja, S.Pd

NIP : 19650920 199002 1 002

Jabatan : Guru Bimbingan Konseling

Nama Sekolah : SMP N 3 Seririt

Page 65: Contoh Laporan

Gerbang Sekolah SMA N 1 Kubutambahan

Wawasan Wiyata Mandala SMA N 1 Kubutambahan

Page 66: Contoh Laporan

Ruang BK Di SMA N 1 Kubutambahan

Tampilan Depan SMP Negeri 3 Seririt

Page 67: Contoh Laporan

Gerbang SMP N 3 Seririt

Suasana Awal Pertemuan

Page 68: Contoh Laporan

Proses Pelaksanaan Evaluasi

Struktur Organisasi BK SMP N 3 Seririt

Page 69: Contoh Laporan

Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah

Pola 17 BK SMP N 3 Seririt