Download - “Comes from the state of building”

Transcript
Page 1: “Comes from the state of building”

TUGAS

REVOLUSI MENTAL & EKONOMI KREATIF

“Comes from the state of building”

KELOMPOK III:* OCKTA ** ALFIAN *

* MARDIANTI ** ANDI PUTRI *

* ANDI ALAN NUARI *

Page 2: “Comes from the state of building”

RINGKASAN APBN 2015:

URAIAN RAPBN APBN

Pendapatan Negara Rp1.762,3 triliun Rp1.793,6 triliun

- Penerimaan Perpajakan Rp1.370,8 triliun Rp1.380,0 triliun

- Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp388,0 triliun Rp410,3 trliun

- Penerimaan Hibah Rp3,4 triliun Rp3,3 triliun

Belanja Negara Rp2.019,9 triliun Rp2.039,5 triliun

- Belanja Pemerintah Pusat Rp1.379,9 triliun Rp1.392,4 triliun

- Transfer ke daerah Rp640,0 triliun Rp647,0 triliun

Keseimbangan Primer (Rp103,5 triliun) (Rp93,9 triliun)

Surplus/Defisit (Rp257,6 triliun) (Rp245,9 triliun)

 % defisit terhadap PDB 2,32% 2,21%

Pembiayaan Netto Rp257,6 triliun Rp245,9 triliun

Page 3: “Comes from the state of building”

THE FIRST PHASE OF SOSIALIZTCHEN

&THE HIGH PHASE OF

SOSIALIZTCHEN

Page 4: “Comes from the state of building”

BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI DALAM APBN 2015:

Kode Fungsi APBN

01 Pelayanan umum Rp939,5 triliun

02 Pertahanan Rp94,9 triliun

03Ketertiban dan keamanan

Rp40,8 triliun

04 Ekonomi Rp120,0 triliun

05 Lingkungan hidup Rp10,4 triliun

06Perumahan dan fasilitas umum

Rp18,7 triliun

07 Kesehatan Rp20,7 triliun

08Pariwisata dan ekonomi kreatif

Rp2,0 triliun

09 Agama Rp5,2 triliun

10Pendidikan dan kebudayaan

Rp119,5 triliun

11 Perlindungan sosial Rp8,3 triliun

Total Rp1.379,9 triliun n/a

Page 5: “Comes from the state of building”

Membangun Ekonomi Kreatif & Membangun Pertanian Desa.Indonesia harus siap menuju AEC (Asean Economoic Community) 2015.

Page 6: “Comes from the state of building”

KONKLUSI:

Mengenai Belanja Pemerintah Pusat menurut fungsi dalam APBN tahun

2015 seharusnya dalam bentuk pemerhatian terhadap pengembangan

SDM (Sumber Daya Manusia) dalam memasuki era New-Globalisation,

yakni AEC (Asean Economic Community). Bukan saja peran fungsi dalam

bidang Pendidikan dan Kebudayaan, melainkan dalam bidang Pariwisata

& Ekonomi Kreatif. Yang, semestinya mendapatkan perhatian lebih

daripada Pemerintah Pusat. Sebab suplai Anggaran Pemerintah Pusat

dalam bidang Pariwisata & Ekonomi Kreatif hanya berkisar Rp.2,0

Triliun. Ekonomi Kreatif merupakan wujud daripada kemandirian

Ekonomi, “Berdikari” Berdiri diatas kaki sendiri secara Ekonomi

merupakan asas daripada kedaulatan Ekonomi Pancasila.

Page 7: “Comes from the state of building”

TRISAKTI:1. BERDAULAT

SECARA POLITIK2. BERDIKARI SECARA

EKONOMI3. BERDAULAT

SECARA SOSIAL & BUDAYA

Page 8: “Comes from the state of building”

Berdasarkan UUD-1945 Pasal 33: bahwasanya seluruh kekayaan Alam

dikuasai Oleh Negara dan dipergunakan untuk kesejahteraan &

Kemakmuran Masyarakat. Maka dari itu Pemerintah Pusat dalam

membangun Perekonomian yang mandiri bahwasanya Pemerintah Pusat

harus mendukung segala bentuk pengembangan SDA (Sumber Daya

Alam) & pengembangan SDE (Sumber Daya Ekonomi), yang, didukung

penuh Oleh SDM (Sumber Daya Manusia:nya). Baik dalam bentuk dana

bantuan, pinjaman, dan lainnya. Mengenai Sub.Table Anggaran APBN

2015 Belanja Negara berkisar Rp.2.039,5 Triliun, sedangkan Anggaran

Belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp.1.392,4 Triliun, dan Anggaran

Belanja Pemerintah Daerah hanya berkisar Rp.647,0 Triliun.

Page 9: “Comes from the state of building”

Pemerintah Pusat seharusnya mengoptimalkan Anggaran Belanja

Pemerintah Daerah memperhatikan peran fungsional dalam hal

membangun Pertanian Desa secara mandiri. Sawah dipedasaan pada

umumnya sering mengalami gagal panen, akibat salah dalam penempatan

Imigrasi Penyaluran Air, Penampungan Air, dan Pembuangan Air. Yang,

mengakibatkan sawah tersebut sering kebanjiran dimusim hujan dan

sering kekeringan dimusim kemarau. Sehinga Jutaan /hektar sawah di

Indonesia sering mengalami kerusakan atau gagal panen. Alat Pertanian

yang merupakan Mobilisasi Produksional harus dimiliki secara mandiri

atau nasionalis. Tidak adanya keterpihakan terhadap kaum Pemilik

Modal atau Swasta terhadap kepemilikan alat, melainkan mendukung

Petani Kecil dalam membangun Pertanian Desa secara mandiri.

Page 10: “Comes from the state of building”

Alat Pertanian Desa yang merupakan Alat Produksional

harus mendapatkan pemerhatian daripada Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah, karena Petani kecil cenderung

menggunakan Alat Tradisional dalam pembajakan sawah

dibandingkan menggunakan Alat Modern. Maka dari itu

untuk membangun Pertanian Desa yang mandiri Pemerintah

harus membantu Petani kecil baik itu dalam bentuk dana

bantuan, pinjaman, dan lainnya.

Page 11: “Comes from the state of building”

“Dan, ini harus menjadi Pemerhatian kita semua bahwasanya Pemerintah Indonesia harus siap dalam membangun kemandirian Ekonominya dan Nasionalis terhadap Alat (Sumber Daya Ekonomi:nya), Alam (Sumber Daya Alam:nya), dan Manusia (Sember Daya Manusia:nya).

Page 12: “Comes from the state of building”

TERIMAKaSIH