Download - Coal v Cekungan Batubara

Transcript
Page 1: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 1

STTNAS Yogyakarta

BAB 5 FORMASI DI INDONESIA YANG BERPOTENSI

TERDAPAT BATUBARA

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang

sangat melimpah. Indonesia juga terletak pada zona lempeng yang aktif, sehingga sangat

berpotensi terdapat eandapan batubara.

Hampir di setiap pulau di Indonesia terdapat lapisan batubara, mulai dari pulau

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua dengan karakteristik masing-

masing yang berbeda. Biasanya batubara terdapat di cekungan-cekungan atau lembah-

lembah.

Cekungan batubara adalah penurunan akibat tekanan yang dialami oleh formasi

batuan yang lebih tua yang telah mengandung endapan batubara. Cekungan batubara

yang besar dapat mengandung satu atau lebih lapangan-lapangan batubara dengan

penyebaran dapat mencapai ribuan kilometer persegi.

Untuk mengetahui lapisan suatu batuan diperlukan pemahaman tentang

stratigrafi, litologi dan formasi. Stratigrafi adalah lapisan batuan atau susunan batuan

yang didasarkan pada umur batuan. Sedangkan litologi adalah lapisan atau susunan

batuan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan.

Formasi adalah kelompok batuan yang memiliki ciri tertentu yang diberi nama

khusus sebagai unit untuk keperluan pemetaan, referensi dan analisis. Formasi dapat

diartikan sebagai unit batuan terkecil dalam klasifikasi stratigrafi yang dicirikan adanya

persamaan litologi. Pada umumnya formasi diberi nama menurut daerah pertama kali

unit tersebut ditemukan.

Berikut ini akan dibahas formasi-formasi yang berpotensi terdapat batubara di

Indonesia.

Page 2: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 2

STTNAS Yogyakarta

1. Cekungan-Cekungan di Pulau Sumatra

Di Sumatera Selatan, endapan batubara berumur Miosen-Pliosen tersebar pada

cekunganSumatra Selatan dan terdapat pada formasi Muara Enim. Endapan tersebut

telah mengalami intrusi andesit pada masa orogenesa Plio-Pleistosen, yang

singkapannya dapat dijumpai di Bukit Asam, Air Laya, Suban, dan Bukit Tapuan.

Endapan batubara terdiri dari lima lapisan yaitu Lapisan A (Lapisan Mangus), Lapisan B

(Lapisan Suban), Lapisan C (Lapisan Petai), Lapisan Keladi, dan Lapisan Batubara

Gantung (coal hanging seam). Ciri khusus endapan batubara tersebut adalah sebarannya

yang terbatas, yang diduga disebabkan oleh banyaknya kelokan sungai yang mengalir ke

dalam daerah pengendapan yang terdapat di ujung atau di antar endapan kipas aluvium.

Di Sumatra Tengah, khususnya daerah di Sumatera Barat, endapan batubara

tersebar pada cekungan antar gunung, atau yang lebih dikenal dengan Cekungan

Ombilin yang memanjang searah dengan struktur utama Pulau Sumatera (barat laut-

tenggara). Endapan batubara terdapat pada formasi Sawah Lunto yang berumur Eosen-

Oligosen, terdiri dari tujuh lapisan batubara yang bila diurut dari yang berumur muda ke

tua adalah Lapisan A, B (tiga lapisan), C dan D (dua lapisan).

Jumlah cadangan batubara di Sumatera, termasuk yang terdapat di daerah

Bengkulu dan Aceh diperkirakan sebesar 24,7 miliar ton, atau mencapai sekitar 67,9%

dari cadangan Indonesia.

Page 3: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 3

STTNAS Yogyakarta

Gambar 5.1 Formasi Tektonik Regional Di Pulau Sumatera

Page 4: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 4

STTNAS Yogyakarta

Gambar 5.2 Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Utara

(Caughey & Wahyudi 1993)

Page 5: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 5

STTNAS Yogyakarta

5.1. Cekungan Sumatra Utara dan penerusannya Cekungan Aceh Utara

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Utara dapat

dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Prapat, Formasi

Bampo, Formasi Belumai, Formasi Baong, Formasi Keutapang, Formasi Seureula dan

Formasi Julurajeu.

Formasi yang mengandung batubara:

(a) Formasi Keutapang

Formasi ini berumur Miosen Atas. Diendapkan diatas Formasi Baong, terdiri dari

selang-seling antara batupasir, serpih dan kadang-kadang lapisan batubara muda.

Batupasir lebih dominant pada bagian bawah dari formasi ini. Lingkungan

pengendapan formasi ini adalah laut dangkal yang bersifat regresif.

(b) Formasi Seureula

Formasi ini berumur pliosen bawah. Formasi ini diendapkan selaras di atas formasi

keutapang, terdiri dari selang-seling antara batubara dan serpih. Bila dibandingkan

dengan formasi keutapang, formasi ini lebih bersifat lempungan dan kurang

karbonan.

(c) Formasi Julurajeu

Formasi ini berumur Pliosen Atas. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi

Seureula, terdiri dari batupasir tufaan, lempung, lapisan batubara muda dan

konglomerat. Formasi ini diendapkan pada lingkungan pantai hinggga darat.

Perusahaan yang ada di formasi Seureula diantaranya adalah PT. Riau Bara Harum.

Page 6: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 6

STTNAS Yogyakarta

5.2. Cekungan Sumatera Tengah

Gambar 5.3 Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Tengah

(After White,1975 dan Wongsosantiko,1976, in Eubank & Makki, 1981)

Page 7: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 7

STTNAS Yogyakarta

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Tengah dapat

dikelompokan menjadi lima satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Pematang, Formasi

Sihapas, Formasi Telisa, Formasi Wingfoot dan Formasi Petani.

Formasi yang mengandung batubara:

Formasi Petani

Formasi ini berumur Miosen Atas sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan

selaras di atas Formasi Wingfoot, terdiri dari batupasir tufaan, batulempung,

konglomerat dan lapisan tipis batubara.

5.3. Cekungan Sumatera Selatan

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Selatan dapat

dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Lahat, Formasi Talang

Akar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, dan Formasi Palembang (Formasi Palembang

terdiri tiga bagian, yaitu bagian bawah dengan Formasi Air Benakat, bagian tengan

dengan Formasi Muara Enim dan bagian atas dengan Formasi Kasai.

Perusahaan yang ada di formasi Palembang yaitu PT. Bukit Asam

Page 8: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 8

STTNAS Yogyakarta

Gambar 5.4

Stratigrafi Sumatera Utara (Saito et al. 1985)

Formasi yang mengandung batubara:

(a) Formasi Lahat

Formasi ini berumur Eosen sampai Miosen Bawah. Formasi ini diendapkan tidak

selaras di atas batuan Pra-Tersier, terdiri dari tuf breksi berwarna ungu, hijau dan

coklat, batulempung tufaan, breksi dan konlomerat. Ke arah bagian dalam cekungan,

faciesnya berangsur berubah menjadi serpih, serpih tufaan, batulanau, batupasir, dan

sisipan batubara. Pengendapan formasi ini diawali oleh endapan non marin, paludal,

Page 9: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 9

STTNAS Yogyakarta

yang berangsur menjadi kondisi euxinic. Pada formasi ini ditemukan lapisan-lapisan

tipis batugamping dan lapisan batuan sediment yang mengandung glaukonit,

menunjukan lingkungan danau yang kadang-kadang berhubungan dengan laut

terbuka. Diantara batuan-batuan sedimen yang dijumpai ada yang menunjukan ciri

endapan kipas alluvial, endapan fluvatil dan endapan delta. Tebal formasi ini

mencapai 300 m.

(b) Formasi Talang Akar

Formasi ini berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi Talang Akar

diendapkan selaras di atas Formasi Lahat, terdiri dari batupasir, batupasir

gampingan, batulempung, batulempung pasiran, dan sedikit batubara, pada bagian

bawah dijumpai batupasir. Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluvatil sampai

delta dan marin dangkal yang menunjukan adanya transgresi marin. Pada beberapa

tempat dijumpai batupasir di daerah tinggian (Pendopo High atau dekat paparan

Sunda). Secara lateral, formasi ini berubah facies dengan formasi gumai.

Ketebalannya mencapai 100 m. Formasi Talang Akar merupakan penghasil

hidrokarbon di Cekungan Sumatra Selatan.

(c) Formasi Muara Enim

Formasi ini berumur Miosen Atas. Formasi ini diendapkan selaras di atas

Formasi Air Benakat, terdiri dari batupasir tufaan, batulempung pasiran, dan

batubara. Formasi ini menunjukan hasil endapan fase regresi, yang diendapkan pada

lingkungan laut dangkal, payau dan paludal. Ketebalan dari formasi ini antara 150 m

sampai 750 m.

(d) Formasi Kasai

Formasi ini berumur Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi

<uara Enim, terdiri dari batupasir tufan, tuf, batulempung, konglomerat dan lensa-

lensa tipis batubara. Batuan-batuan penyusun formasi ini merupakan hasil erosi

pegunungan Barisan. Ketebalannya antara 500 m sampai 1.000 m.

Page 10: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 10

STTNAS Yogyakarta

5.4. Cekungan Ombilin

Secara keseluruhan geomorfologi Sumatera, Cekungan Ombilin merupakan graben

bagian tengah yang terletak diantara bagian timur dan barat bukit Barisan. Cekungan ini

memanjang dari bagian selatan Solok sampai ke bagian baratlaut Payahkumbuh, dalam

jarak kira-kira 120 km.

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Ombilin dapat dikelompokan

menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Kuantan, Formasi Permian

Silungkang, Formasi Triassic Tuhur, Formasi Brani, Formasi Sangakarewang, Formasi

Sawahlunto, Formasi Sawahtambang, Formasi Ombilin dan Formasi Ranau.

Formasi yang mengandung endapan batubara

(a) Formasi Sawahlunto

(b) Formasi Sawahtambang

Perusahaan yang ada di formasi Sawahlunto diantaranya adalah PT. Bukit Asam dan PT.

Allied Indo Coal.

5.5. Cekungan Bengkulu

Cekungan Bengkulu terletak di bagian tenggara Pulau Sumatera terdiri dari bagian

di Pulau Sumatera dan di lepas pantai Pulau Sumatera. Secara umum cekungan ini

berarah baratlaut – tenggara sejajar dengan Pulau Sumatera dengan panjang kurang lebih

600 km dan lebar kurang lebih 150 – 200 km.

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Bengkulu dapat dikelompokan menjadi

lima satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Hulusimpang, Formasi Seblat, Formasi

Lemau, Formasi Simpang aur dan Formasi Bintunan.

Formasi yang mengandung endapan batubara

(a) Formasi Lemau

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Formasi ini terdiri

dari batulempung, batulanau, batupasir, breksi dan lapisan tipis batubara. Formasi ini

tdengan baik di daerah bagian selatan seperti daerah Talang Beringin, Air Keruh,

Rantau Panjang, Lubuk Tapi, Batang Rikibesar dan Tebing Kekalangan.

(b) Formasi Simpangaur

Page 11: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 11

STTNAS Yogyakarta

Formasi ini berumur Miosen Akhir sampai Pliocene. Formasi ini terdiri dari

batupasir bertufa, tufa, batulanau bertufa dengan intercalasi berupa lignit.

(c) Formasi Bintunan

Formasi ini berumur Plio – Pleistocene. Formasi ini diendapkan secara tidak

selaras di atas Formasi Simpangaur. Formasi ini terdiri dari batupasir bertufa,

konglomerat, breksi, batugamping dengan lignit dan interkalasi karbon.

Perusahaan yang ada di Formasi Lemau diantaranya adalah PT. Bukit Sunur dan PT.

Danau Mas Hitam.

2. Cekungan-Cekungan di Pulau Jawa

Di Jawa, endapan batubara tersebar secara terbatas pada daerah tepian cekungan

busur muka. Akibatnya, hingga kini belum pernah ada penemuan cadanganbatubara

yang cukup berarti. Endapan batubara di Jawa terdapat di daerah Cimandiri dan

Bojongmanik (Jawa Barat), dan di daerah Brebes, Rembang, Kebumen, dan Nanggulan

(Jawa Tengah), dengan jumlah secara keseluruhan diperkirakan sebesar 60,7 juta ton.

Page 12: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 12

STTNAS Yogyakarta

Gambar 2.5

Stratigrafi Jawa (Pertamina & other different sources)

Page 13: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 13

STTNAS Yogyakarta

5.1. Cekungan Jawa Barat dan Barat Laut

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Jawa Baratlaut dapat dikelompokan

menjadi empat satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Jatibarang, Formasi Cibulakan,

Formasi Parigi, Formasi Cisubuh

Gambar 2.6

Stratigrafi wilayah Barat dan Barat Daya Jawa

Page 14: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 14

STTNAS Yogyakarta

Formasi yang mengandung endapan batubara

(a) Formasi Cibulakan

Formasi ini berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi

Jatibarang. Formasi Cibulakan dibagi menjadi dua anggota, yaitu Anggota Cibulakan

Bawah dan Anggota Cibulakan Atas.

(1) Anggota Cibulakan Bawah

Bagian bawah dari anggota ini terdiri dari serpih dengan sisipan-sisipan

batulanau karbonan, batupasir halus sampai sangat halus, batubara dan

batugamping (ekivalen dengan Formasi Talang akar). Seri batuan sediment ini

merupakan hasil endapan paralik, yang makin ke arah timurberubah menjadi

lingkungan laut. Bagian atas dari Anggota Cibulakan Bawah terdiri dari

batugamping (ekivalen dengan Formasi Batu Raja) yang mempunyai penyebaran

merata di seluruh cekungan. Batugamping ini merupakan hasil endapan

transgresi dan tektonik stabil.

(2) Anggota Cibulakan Atas

Terdiri dari serpih dengan selingan-selingan tipis batupasir gampingan

dan batugamping, yang diendapkan pada lingkungan neritik.

(b) Formasi Cisubuh

Formasi ini berumur Pliosen. Formasi Cisubuh terletak selaras di atas Formasi

Parigi, terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis batupasir halus, lignit

dan kerikil di bagian atas. Seri batuan tersebut merupakan hasil pengendapan

regresif sebagai akibat pembentukan geantiklin Jawa yang terjadi di sebelah selatan

cekungan.

(c) Formasi Bojongmanik

Formasi Bojongmanik merupakan bagian dari Blok Banten, yaitu pada Tinggian

Bayah. Endapan pada Provinci Banten terdiri dari tiga tahap pengendapan. Formasi

Bojongmanik terdapat pada tahap pengendapan yang ketiga (terakhir). Formasi ini

berumur Miosen Tengah dan terdiri dari batulempung, batupasir dengan sisipan-

sisipan lapisan lignit.

Page 15: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 15

STTNAS Yogyakarta

5.2. Cekungan Jawa Timur dan Cekungan Jawa Timurlaut

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Jawa Timur dan Cekungan Jawa

Timurlaut dapat dikelompokan menjadi sebelas satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi

Ngimbang, Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban, Formasi Tawun, Formasi

Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, FormasiMundu, Formasi Paciran dan Formasi

Lidah.

Formasi yang mengandung endapan batubara

(a) Formasi Ngimbang

Formasi ini berumur Oligosen Awal. Formasi ini bagian bawahnya tersusun oleh

perulangan batupasir, serpih dan lanau dengan sisipan-sisipan tipis batubara,

sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari batugamping dengan sisipan-sisipan tipis

serpih gampingan dan napal. Ketebalan formasi ini mencapai 758 m.

(b) Formasi Tawun

Formasi ini berumur Miosen Awal bagian atas sampai Miosen Tengah. Bagian

bawah dari formasi ini terdiri dari batulempung, batugamping pasiran, batupasir dan

lignit. Sedangkan pada bagian atasnya (Anggota Ngrayong) terdiri dari batupasir

yang kaya akan moluska, lignit dan makin ke atas dijumpai pasir kuarsa yang

mengandung mika dan oksida besi.

3. Cekungan-Cekungan di Pulau Kalimantan

Cadangan batubara berjumlah sangat besar terdapat di Kalimantan Timur dan

Selatan yang tersebar dari ujung selatan hingga ke perbatasan dengan Malaysia di

sebelah utara. Endapan batubara tersebut yang luas penyebarannya mencapai 53.000

km2, terdapat dalam batuan sedimen tersier berumur Eiosen-Pliosen, yang tersebar di

empat cekungan yaitu Cekungan Pasir, Kutai, Barito dan Tarakan.

Berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan oleh perusahaan

kontraktor, swasta nasional, dan koperasi, jumlah cadangan di Kalimantan Timur dan

Selatan diperkirakan mencapai 8,9 miliar ton. Selain itu endapan batubara terdapat juga

di Kalimantan Tengah (daerah Puruk Cahu) dan Kalimantan Barat (daerah Ketungau dan

Page 16: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 16

STTNAS Yogyakarta

Melawi). Dengan demikian, jumlah seluruh cadangan batubara Kalimantan diperkirakan

sebesar 11,5 miliar ton, atau mencapai sekitar 31,6% dari cadangan Indonesia.

Gambar 2.7

Susunan Tektonik Kalimantan

Page 17: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 17

STTNAS Yogyakarta

Gambar 2.8

Stratigrafi Wilayah Cekungan Barito, Kutai dan Tarakan

(Setyana et al. 1999)

3.1 Cekungan Tarakan

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Tarakan dapat dikelompokan

menjadi lima satuan lithostratigrafi, yaitu Flysch Facies, Formasi Tempilan dan Seilor,

Formasi Birang, Formasi Latih dan Formasi Tarakan-Bunyu.

Page 18: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 18

STTNAS Yogyakarta

Formasi yang mengandung batubara

(a) Formasi Latih

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Formasi Latih terletak

selaras di atas Formasi Birang, terdiri dari selang-seling antara batulempung dengan

batupasir halus yang kadang-kadang mempunyai sifat gampingan, disamping itu

juga dijumpai adanya lapisan tipis batubara.

Di Pulau Bunyu formasi ini dikenal dengan nama calcerous series dan merupakan

batuan yang diendapkan pada lingkungan prodelta sampai delta front sebagai akibat

regresi.

(b) Formasi Meliat

Formasi ini terdiri dari batulempung dan batulanau dengan sisipan-sisipan tipis

batubara, batupasir dan batugamping. Umur formasi ini adalah Miosen Awal –

Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya diperkirakan antara prodelta hingga

marin.

(c) Formasi Tabul

Formasi ini terdiri dari perulangan lempung, batulanau dan batupasir dengan

sisipan–sisipan batubara. Umur Formasi Tabul adalah Miosen Tengah – Miosen

Akhir. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Meliat.

(d) Formasi Tarakan

Formasi ini terdiri dari perulangan batupasir, batulempung, dan batubara. Pada

bagian bawah Formasi Tarakan mengandung batubara dengan ketebalan 0,5 – 1 m,

dan makin ke atas makin menebal, yaitu berkisar antara 3 – 5 m. Formasi ini

berumur Pliosen dan diendapkan dalam lingkungan dataran delta bawah – dataran

delta atas.

(e) Formasi Bunyu

Formasi ini terdiri dari perulangan batubara, batulempung dan batupasir.

Ketebalan batubara dalam formasi ini berkhisar antara 5 – 20 m. Formasi ini

berumur Plio – Plistosen dan diendapkan dalam sistem pengendapan delta.

Perusahaan yang ada di formasi Latih diantaranya adalah PT. Berau Coal dan PT. KKE.

Page 19: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 19

STTNAS Yogyakarta

3.2 Cekungan Kutai

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Kutai dapat dikelompokan

menjadi enam satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Mangkupa, Formasi Gunung

Sekerat, Formasi Pamaluan, Formasi Palubapang, Formasi Balikpapan dan Formasi

Kampungbaru.

Formasi yang mengandung batubara:

(a) Formasi Pamaluan

Formasi ini berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi

Gunung Sekerat, terutama terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis

batupasir, batubara dan batugamping, diendapkan pada lingkungan delta marin

(prodelta).

(b) Formasi Balikpapan

Formasi ini berumur Miosen Tengah. Formasi Balikpapan terletak selaras di atas

Formasi Palubapang, terdiri dari batupasir, batupasir lempungan, batulempung dan

batubara. Lapisan batupasir dan batupasir lempungan terutama dijumpai pada bagian

bawah. Lingkungan pengendapannyaadalah delta (delta front sampai delta plain).

Tebal formasi ini mencapai 2.000 m.

(c) Formasi Kampung Baru

Formasi ini berumur Miosen atas sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras

di atas Formasi Balikpapan, bagian bawahnya terdiri dari batulempung, batupasir,

batupasir gampingan yang diendapkan pada lingkungan litoral, sedangkan pada

bagian atasnya terutama terdiri dari batulempung, batubara, sedikit lapisan pasir dan

konkresi-konkresi lempung besian. (clay ironstone), diendapkan pada lingkungan

transisi paralik. Tebal Formasi Kampung Baru sekitar 1.200 m.

(d) Formasi Pulaubalang

Formasi ini berumur miosen bawah atas hingga miosen tengah bawah, tersusun atas batupasir

berselingan dengan batulempung serta sisipan batubara. Batubara yang di bawah formasi ini

menyebar di sepanjang sayap timur dan barat sinklin Maritan dengan jurus hampir utara-selatan serta

struktur lokal dan kekar pada anak sungai Santan.

Page 20: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 20

STTNAS Yogyakarta

Perusahaan yang ada di formasi Pamaluan diantaranya adalah PT. Tanito Harum. Di formasi Balikpapan

diantaranya adalah PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Kitadin Tenggarong. Sedangkan yang ada di formasi

Pulau Balang diantaranya adalah PT. Kitadin Tandung Mayang dan Embalut, PT. Citra Borneo Permai,

dan PT. Indominco Mandiri.

3.3 Cekungan Barito

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Barito dapat dikelompokan

menjadi empat satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi

Warukin dan Formasi Dahor.

Formasi yang mengandung batubara

(a) Formasi Tanjung

Formasi ini berumur Eosen. Formasi Tanjung terletak tidak selaras di atas batuan

dasar yang terdiri dari batuan beku dan metamorf yang berumur Pra-Tersier. Bagian

bawah dari formasi ini terdiri dari batuan beku dan metamorf yang berumur Pra-

Tertier. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari red beds (lapisan-lapisan batuan

berwarna merah) yang terdiri konglomerat, batupasir, batulempung dan batubara

sebagai sisipan, sedangkan bagian atasnya terdiri dari batulempung dan napal,

dengan sisipan-sisipan batupasir dan batugamping. Tebal formasi ini 500 m.

(b) Formasi Berai

Formasi ini berumur Oligosen sampai Miosen bawah. Formasi Berai diendapkan

selaras di atas Formasi Tanjung. Formasi ini dapat dibagi menajdi tiga anggota,

yaitu:

(1) Anggota Berai Bawah, terdiri dari napal, batulanau, batugamping dan sisipan

batubara.

(2) Anggota Berai Tengah, terdiri dari batugamping massif dengan intrkalasi napal.

Jenis batugampingnya adalah mudstone, wackestone dan kadang-kadang

dijumpai packstone dan boundstone, rijangan yang diendapakn pada lingkungan

carbonat platform-shelf lagoon.

(3) Anggota Berai Atas, terdiri dari serpih dengan sisipan-sisipan tipis batugamping

berselingan dengan napal, batulempung napalan dan sedikit batubara. Tebal

Formasi Berai 500 m sampai 700 m.

Page 21: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 21

STTNAS Yogyakarta

(c) Formasi Warukin

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Formasi Warukin

diendapkan selaras di atas Formasi Berai. Formasi ini dapat dibagi menjadi tiga

anggota, yaitu:

(1) Anggota Warukin Bawah, teridri dari napal, batulempung, dan lapisan-lapisan

tipis batupasir.

(2) Anggota Warukin Tengah, batuannya relative sama dengan yang terdapat pada

Anggota Warukin Bawah, hanya disini batupasirnya menjadi semakin tebal dan

banyak dijumpai, disamping terdapat lapisan-lapisan batubara.

(3) Anggota Warukin Atas, dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal (20 m)

dan dominan, disamping dijumpai batupasir dan batulempung karbonan.

(d) Formasi Dahor

Formasi ini berumur Mio-Plistosen. Formasi ini terletak tidaak selaras di atas

Formasi Warukin, terdiri dari batupasir, batulempung, batubara dan lensa-lensa

konglomerat. Diendapkan pada lingkungan paralik lagoon. Singkapan formasi ini

banyak dijumpai di daerah sinklin atau depresi-depresi structural. Tebal maksimum

dari formasi ini kurang lebih 2.000 m.

Perusahaan yang ada di formasi Tanjung diantaranya adalah PT. Arutmin, PT. Antang

Gunung Meratus, PT. Adaro Indonesia, PT Pasura Bina Tambang, dan PT Jorong

Barutama Greston. Seadngkan perusahaan yang ada di formasi Warukin diantaranya

adalah PT. Trans Coalindo Megah, PT KEU, PT. ESMU, dan PT. Borneo Indo Bara..

3.4 Cekungan Salawati

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Salawati dapat dikelompokan

menjadi enam satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Faumai, Formasi Sirga, Formasi

Kais, Formasi Klasafet, Formasi Klasaman dan Formasi Sele.

Formasi yang mengandung endapan batubara

(a) Formasi Sirga

Page 22: Coal v Cekungan Batubara

BATUBARA – GENESA BATUBARA

supandi.ver 1-2011 | 22

STTNAS Yogyakarta

Formasi ini berumur Oligosen. Formasi Sirga terletak selaras di atas Formasi

Faumai, terdiri dari batupasir konglomerat, batupasir kuarsa, batulanau dengan

sisipan lignit, diendapakan pada lingkungan laut dangkal sampai lingkungan payau.

(b) Formasi Klasaman

Formasi ini berumur Mio-Plistosen. Formasi ini terletak tidak selaras di atas

Formasi Klasafet, terdiri dari batulempung lanauan, batu lempung pasiran

mengandung mineral karbon dengan sisipan batupasir dan batubara, diendapkan

pada lingkungan fluvatil sampai payau.

3.5 Cekungan Bintuni

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Bintuni dapat dikelompokan

menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Faumai, Formasi Sirga, Formasi

Kais, Formasi Klasafet, Formasi Steen kool, Formasi Sele dan Formasi Bula.

Formasi yang mengandung endapan batubara

Formasi Sirga

Formasi ini berumur Oligosen. Formasi ini diendapkan selaras diatas Formasi

Faumai, terdiri dari batupasir konglomeratan, batupasir kuarsa dan batulanau dengan

sisipan lignit, diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai payau.