Download - Clavi Pratama

Transcript
Page 1: Clavi Pratama

BPJS KETENAGAKERJAAN

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Disusun oleh :

Clavi Hanum Pratama Dardum (030.10.067)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNDIP SEMARANG

PERIODE 29 JUNI 2015 – 12 SEPTEMBER 2015

1

Page 2: Clavi Pratama

BAB I

PENGERTIAN BPJS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka

BPJS merupakan sebuah lembaga hukum nirlaba untuk perlindungan sosial dalam menjamin

seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak sekaligus dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. BPJS sendiri terdiri dari dua bentuk

yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di

Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT ASKES, dana tabungan dan asuransi

pegawai negeri PT TASPEN, Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia PT

ASABRI dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT JAMSOSTEK. Transformasi PT

Askes serta PT JAMSOSTEK menjadi BPJS yang akan dilakukan secara bertahap. Pada tanggal

01 Januari 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada tahun 2015 giliran

PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

2

Page 3: Clavi Pratama

BAB II

SEJARAH BPJS KETENAGAKERJAAN

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan

kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai

dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang

lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu

jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor

formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai

dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan

(PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan

kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964

tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969

tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga

kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum,

bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak

sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang

pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi

kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP

No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai

badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan

perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,

dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai

pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan

3

Page 4: Clavi Pratama

Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat

yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan

tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam

meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak

normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang

mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari

Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah

menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformasi menjadi BPJS

(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan

penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus

meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program

dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.

Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS

Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi

juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

4

Page 5: Clavi Pratama

BAB III

VISI DAN MISI BPJS KETENAGAKERJAAN

Visi

Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan

unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

Misi

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar

bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:

Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga

Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga

kerja dan meningkatkan produktivitas

Negara: Berperan serta dalam pembangunan

Filosofi Badan Penyelenggara Jamian Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi

resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai

perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal

dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas

kasihan orang lain.

Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan

dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat

membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan

rendah.

 

Motto Perusahaan : "Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja"

 

5

Page 6: Clavi Pratama

Nilai-Nilai Perusahaan

Iman: Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.

Profesional:Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif terhadap

perubahan dan pembaharuan

Teladan: Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward &

encouragement), pemberdayaan

Integritas: Berani, komitmen, keterbukaan

Kerjasama: Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain.

Etika Kerja Perusahaan

Teamwork : Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau

dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.

Open Mind : Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima

gagasangagasan baru yang lebih baik.

Passion : Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.

Action : Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan

ditetapkan bersama

Sense : Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif yang

tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.

6

Page 7: Clavi Pratama

BAB IV

PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi

tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-

risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga

kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang

terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi

peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang

mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan

perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan mekanisme

Asuransi Sosial.

 

1. Program Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga

kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari

tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan

pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

 

Iuran Program Jaminan Hari Tua:

• Ditanggung Perusahaan = 3,7%

• Ditanggung Tenaga Kerja = 2%

 

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil

pengembangannya.

Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah

dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

7

Page 8: Clavi Pratama

1. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap

2. Berhenti bekerja yang telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun dan masa tunggu 1

bulan

3. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/POLRI/ABRI

Tata Cara Pengajuan Jaminan

1. Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 BPJS

Ketenagakerjaan kepada kantor BPJS Ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli

b. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi)

c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan

Pengadilan Hubungan Industrial

d. Kartu Keluarga (KK)

2. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri

dengan Surat Keterangan Dokter

3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik

Indonesia dilampiri dengan:

a. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

b. Photocopy Paspor

c. Photocopy VISA

4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55

thn dilampiri:

a. Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan

b. Photocopy Kartu keluarga

5. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan

sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa

8

Page 9: Clavi Pratama

tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja,

dilampiri dengan:

a. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan

b. Surat pernyataan belum bekerja lagi

c. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri

Sipil/POLRI/ABRI

6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut BPJS Ketenagakerjaan

melakukan pembayaran JHT

2. Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus dihadapi

oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian

atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau

cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan

kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab

pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan

kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.

 

Manfaat

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga

kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali

dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini

sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis

usaha sebagaimana tercantum pada iuran. 

1. Biaya Transport (Maksimum)

a. Darat/sungai/danau Rp 750.000,-

b. Laut Rp 1.000.000,-

9

Page 10: Clavi Pratama

c. Udara Rp 2.000.000,-

2. Sementara tidak mampu bekerja

a. Empat (4) bulan pertama, 100% x upah sebulan

b. Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan

c. Seterusnya 50% x upah sebulan

3. Biaya Pengobatan/Perawatan

Rp 20.000.000,- (maksimum) dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,- (Maksimum)

4. Santunan Cacat

a. Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah

b. Total-tetap:

Sekaligus: 70% x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per bulan*

c. Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah

5. Santunan Kematian

a. Sekaligus 60% x 80 bulan upah

b. Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan*

c. Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

6. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang

ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari harga

tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,-

a. Prothese/alat penganti anggota badan

b. Alat bantu/orthose (kursi roda)

7. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatan/biaya perawatan sama

dengan poin ke-2 dan ke-3.

 

10

Page 11: Clavi Pratama

Iuran

Kelompok I: 0.24 % dari upah sebulan;

Kelompok II: 0.54 % dari upah sebulan;

Kelompok III: 0.89 % dari upah sebulan;

Kelompok IV: 1.27 % dari upah sebulan;

Kelompok V: 1.74 % dari upah sebulan;

*) sesuai dengan PP Nomor 84 tahun 2010

 

Tata Cara Pengajuan Jaminan

1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form BPJS Ketenagakerjaan 3

(laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada BPJS Keteneagakerjaan tidak

lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan

2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat,

pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada BPJS

Ketenagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan akan menghitung dan membayar

santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahli waris.

3. Form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran

jaminan disertai bukti-bukti:

a. Fotokopi kartu peserta (KPJ)

b. Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form BPJS Ketenagakerjaan

3b atau 3c

c. Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan

3. Program Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program BPJS

11

Page 12: Clavi Pratama

Ketenagakerjaan yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan

sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun

santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar

0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari

Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunan berkala .

Manfaat Program JK*

Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:

Santunan Kematian: Rp 14.200.000,-

Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-

Santunan Berkala: Rp 200.000,-/ bulan (selama 24 bulan)

*) sesuai dengan PP Nomor 53 Tahun 2012

Tata Cara Pengajuan Jaminan Kematian

Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4

kepada BPJS Ketenagakerjaan disertai bukti-bukti:

1. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan (KPJ) Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan

2. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan

3. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang masih

berlaku

4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga)

5. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat

6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila pengambilan JKM ini

dikuasakan) 

BPJS Ketenagakerjaan hanya akan membayar jaminan kepada yang berhak

12

Page 13: Clavi Pratama

4. Sektor Informal

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang

yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal.

 

Tujuan

Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di

luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh

penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, hari

tua dan meninggal dunia.

Memperluas cakupan kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan.

 

Jenis Program & Manfaat (sesuai PP 14/1993):

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), terdiri dari biaya pengangkutan tenaga kerja yang

mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, penggantian upah

Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), santunan cacat tetap sebagian, santunan cacat

total tetap, santunan kematian (sesuai label), biaya pemakaman, santunan berkala bagi

yang meninggal dunia dan cacat total tetap

2. Jaminan Kematian (JK), terdiri dari biaya pemakaman dan santunan berkala

3. Jaminan Hari Tua (JHT), terdiri dari keseluruhan iuran yang telah disetor, beserta hasil

pengembangannya

 

Kepesertaan

1. Sukarela

2. Usia maksimal 55 tahun

3. Dapat mengikuti program Jamsostek secara bertahap dengan memilih program sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan peserta

4. Dapat mendaftar sendiri langsung ke BPJS Ketenagakerjaanatau mendaftar melalui

13

Page 14: Clavi Pratama

wadah/kelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan BPJS

Ketenagakerjaan

 

Iuran

Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu berdasarkan upah sekurang-

kurangnya setara dengan Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota

 

 Besaran Iuran

Jaminan Kecelakaan kerja  : 1%

Jaminan Hari tua                : 2% (Minimal)

Jaminan Kematian           : 0.3%

 

Ket: Iuran ditanggung sepenuhnya oleh peserta

 

Cara Pembayaran

1. Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar di depan

2. Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab

Wadah/Kelompok secara lunas

3. Pembayaran iuran melalui Wadah/Kelompok dibayarkan pada tanggal 10 bulan berjalan

disetorkan ke Wadah/Kelompok, dan tanggal 13 bulan berjalan Wadah/Kelompok setor

ke BPJS Ketenagakerjaan

4. Pembayaran iuran secara langsung oleh Peserta baik secara bulanan maupun secara tiga

bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan

5. Dalam hal peserta menunggak iuran, masih diberikan grace periode selama 1 (satu) bulan

untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti

14

Page 15: Clavi Pratama

6. Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya kembali jika

peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa

grace periode

5. Sektor Konstruksi

Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor: KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999

 

Tahap Kepesertaan

Setiap  Kontraktor  Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek Jasa 

Konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua  tenaga kerja

(borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja pada proyek tersebut kedalam Program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)

 

Adapun proyek - proyek tersebut meliputi :

Proyek-proyek APBD

Proyek-proyek atas Dana Internasional

Proyek-proyek APBN

Proyek-proyek swasta, dll

Cara Menjadi Peserta

1. Pemborong bangunan (kontraktor) mengisi  Formulir  pendaftaran kepesertaan Jasa

Konstruksi yang bisa diambil pada kantor BPJS Ketenagakerjaan setempat sekurang -

kurangnya 1 (satu) minggu sebelum memulai pekerjaan

2. Formulir-formulir tersebut harus dilampiri dengan Surat Perintah Kerja (SPK) atau Surat

Perjanjian Pemborong (SPP)

15

Page 16: Clavi Pratama

Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ditanggung sepenuhnya oleh

kontraktor dan besarannya ditetapkan sebagai berikut:

1. Pekerjaan Konstruksi sampai dengan Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) sebesar

0,24% dari nilai kontrak kerja konstruksi

2. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebesar penetapan angka 1 ditambah 0,19% dari

selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 100.000.000,-

(seratus juta rupiah)

3. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp

1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) sebesar penetapan angka 2 ditambah 0,15% dari

selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak  Kerja Konstruksi dikurangi Rp 500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah)

4. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp

5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) sebesar penetapan angka 3 ditambah 0,12% dari

selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 1.000.000.000,-

(satu miliar rupiah)

5. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) sebesar penetapan

huruf d ditambah 0,10% dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi

dikurangi Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)

Nilai Kontrak Kerja Konstruksi yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan iuran tidak

termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%.

 

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mengatur kepesertaan maupun upah sebagai dasar penetapan

iuran, sbb:

16

Page 17: Clavi Pratama

1. Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja

kurang dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan dalam program jaminan kecelakaan kerja

dan jaminan kematian, lebih dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan untuk seluruh

program jaminan sosial tenaga kerja

2. Untuk tenaga kerja harian lepas dalam menetapkan upah sebulan adalah upah sehari

dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. Apabila upah dibayar secara

bulanan untuk menghitung upah sehari bagi yang bekerja 6 (enam) hari dalam 1 (satu)

minggu adalah upah sebulan dibagi 25 (dua puluh lima) , sedangkan yang bekerja  5

(lima) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu)

3. Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan penetapan upah

sebulan adalah 1 (satu) hari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender.

Bagi yang bekerja lebih dari 3 (tiga) bulan, upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 3

(tiga) bulan terakhir. Jika pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari upah

rata - rata 12 (dua) belas bulan terakhir

4. Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, penetapan

upah sebulan adalah sebesar upah sebulan yang tercantum dalam perjanjian kerja

17

Page 18: Clavi Pratama

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan merupakan kemajuan yang

luar biasa atas usaha pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Namun

dalam transformasinya tidak bisa dilakukan secara langsung, harus dilakukan secara

bertahap karena dampak perubahannya cukup besar. Lima aspek yang berubah meliputi :

1. BUMN menjadi Badan Hukum Publik

2. Cakupan bersifat Wajib menjadi Lebih Luas

3. Perubahan Sistem Penyelenggaraan

4. Perubahan Program dan Manfaat

5. Perubahan Pelaporan Keuangan

Selain lima perubahan diatas, BPJS-KT juga mengalami peningkatan dalam aktivitas

investasi dan kinerja keuangannya. Dalam hal pelaporan keuangan juga mengalami

perbaikan karena adanya laporan per program jaminan, sehingga semakin mudah untuk

dilakukan pengawasan dan pengambilan keputusan.

B. Saran

Pemerintah dan BPJS harus terus bersinergi untuk menjalankan jaminan sosial ini

dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan BPJS harus seusai dengan klaim Pemerintah bahwa Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) I yang berlaku pada 2014 akan menjadi program

jaminan sosial terbaik dan terbesar di Asia.

18

Page 19: Clavi Pratama

DAFTAR PUSTAKA

1. Suharto D. Transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Malang : Seminar

BPJS Ketenagakerjaan Mengajar. 2014.

2. Jamsostek Berubah BPJS Ketenagakerjaan. [Online]. Available at :

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ . Diakses tanggal 29 Agustus 2015.

3. BPJS Ketenagakerjaan. [Online]. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan

Diakses tanggal 29 Agustus 2015.

4. Jamsostek: Manfaat dan Penggunaannya. [Online]. Available at :

http://www.pustakasekolah.com/jamsostek-manfaat-dan-penggunaannya.html . Diakses tanggal 29

Agustus 2015.

5. Mahardika D. Kemensos: BPJS Indonesia Akan Jadi yang Terbesar dan Terbaik di Asia. [Online].

Availale at : http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2686957_4202.html . Diakses tanggal 29

Agustus 2015.

6. BPJS Ketenagakerjaan. Seminar Sosialisasi Program Jaminan Sosial. Depok. 2014.

19