Download - Chevron Darajat

Transcript
  • Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. (CGI) telah mengoperasikan sumur uap panas bumi sejak tahun 1994 dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sejak tahun 2000 di lapangan Darajat, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 2012, CGI berhasil mencapai kinerja PROPER yang membanggakan. Hal ini terbukti dengan pencapaian peringkat emas untuk kedua kalinya. Melalui kerja sama dan komunikasi yang efektif dengan para pemangku kepentingan, kami percaya bahwa kami dapat mempertahankan peringkat ini untuk periode 2012-2013.

    Program unggulan CGI dalam PROPER 2012-2013 adalah optimalisasi kegiatan operasional untuk melakukan efisiensi energi, penurunan emisi melalui Clean Development Mechanism (CDM), program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) limbah B3 dan limbah padat non B3, konservasi air dan penurunan beban pencemaran air melalui re-injeksi uap yang dikondensasi, keanekaragaman hayati dan konsistensi dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, serta menjalankan bisnis yang beretika. Implementasi dari program pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari Community Relation, Community Services dan Community Development telah berhasil memandirikan masyarakat dan melahirkan institusi ekonomi lokal baru. Semua program unggulan ini telah memenuhi kriteria additionalitas, lengkap dengan tabel hasil absolut.

    Program-program unggulan tersebut merupakan hasil dari implementasi Operational Excellence Management System (OEMS). OEMS merupakan sistem yang komprehensif untuk keselamatan dan kesehatan kerja (safety and health), lingkungan (environment), kehandalan (reliability) dan efisiensi (efficiency) yang sudah tersertifikasi dan dilengkapi dengan tools seperti Lean Sigma, Essential Suite, Surface Equipment Reliability and Integrity Process (SERIP), dan lain lain. Kami berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang memadai untuk

    menjamin konsistensi pengelolaan sistem manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan. Hal-hal inilah yang membedakan CGI dengan perusahaan-perusahaan lain sejenis.

    Kami percaya bahwa pengembangan energi dan pengelolaan lingkungan harus selaras melalui penerapan pembangunan berkelanjutan dan prinsip-prinsip Ekonomi Hijau. Dengan penerapan Ekonomi Hijau, CGI menghasilkan energi panas bumi dari Lapangan Darajat dengan kapasitas terpasang 270 MW yang menyediakan energi terbarukan bagi masyarakat.

    Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan dan peran sertanya dalam pencapaian kinerja PROPER periode 2012-2013. Sebagai perusahaan yang menginginkan kemajuan, kami selalu membuka diri kepada semua pihak untuk memberikan masukan, saran, dan kritik yang konstruktif guna peningkatan kinerja PROPER CGI di periode mendatang.

    Bramantyo PrakosoDarajat Asset ManagerChevron Geothermal Indonesia, Ltd.

    1

    Ringkasan Kinerja Pengelolaan LingkunganPenilaian PROPER 2012-2013Chevron Geothermal Indonesia, Ltd.

    Gambar 1: Penerapan OEMS dalam Prinsip Ekonomi Hijau

    Memproduksi energi dengan

    cara yang bertanggung

    jawab

    Operasi efisien dan

    rendah karbon

    Komunikasi dan kemitraan

    dengan stakeholder

    PenerapanOEMS

  • 2Sistem Manajemen LingkunganLatar Belakang dan TujuanSemangat Chevron Geothermal Indonesia, Ltd (CGI) dalam menerapkan kriteria Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tidak hanya sebatas pemenuhan standar Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL), namun sudah menjadi budaya CGI dalam seluruh pelaksanaan aspek produksi sehari-hari yang sejalan dengan persyaratan PROPER beyond compliance.

    Melalui penerapan prinsip ekonomi hijau, CGI mengedepankan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial serta operasi yang rendah karbon dan hemat sumber daya alam. CGI mewujudkan komitmennya dengan menerapkan Sistem Manajemen Keunggulan Operasi (Operational Excellence Management System OEMS).

    Gambar 2: Proses Sistem Manajemen Keunggulan Operasi

    Visi &Tujuan

    AkuntabilitasPemimpin

    Penilaian

    Pengkajian

    Penerapan

    Perencanaan

    OEMS adalah sistem manajemen yang komprehensif yang mencakup keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, kehandalan dan efisiensi. Salah satu bagian dari OEMS, yaitu Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Stewardship - ES) bertujuan untuk mengelola aspek-aspek lingkungan seluruh kegiatan operasi panas bumi dan meningkatkan kinerja lingkungan secara berkesinambungan. CGI telah menerapkan OEMS yang melebihi persyaratan-persyaratan dalam ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 menurut penilaian terkini yang dilakukan Lloyds Register Quality Assurance, Inc. (LRQA) pada tanggal 5 April 2012.

    Sistem Manajemen Lingkungan

    CGI menerapkan program korporat yang disebut Essential Suite untuk mendokumentasikan dan menganalisa data lingkungan dalam memastikan pemenuhan ketaatan terhadap peraturan. Sistem ini juga memastikan pemutakhiran persyaratan, prosedur, maupun peraturan baik internal perusahaan maupun pemerintah.

    Kemampuan OrganisasiUntuk mendukung kemampuan organisasi yang tanggap dalam menghadapi perubahan, CGI memiliki sumber daya yang memadai dan terintegrasi mulai dari CGI, unit bisnis di Indonesia, hingga Chevron Corporation. Penerapan persyaratan PROPER di CGI dikelola oleh tim yang beranggotakan personil dari berbagai departemen. Tim ini berperan aktif dalam mengemban tanggung jawab untuk mensukseskan penerapan kriteria PROPER. Selain memiliki target, kinerja tim dievaluasi secara berkala untuk membuktikan akuntabilitasnya.

    Penerapan Kriteria PROPERPenerapan OEMS menjawab seluruh kriteria penilaian PROPER dan mempertimbangkan rencana jangka panjang dalam memastikan

  • 3Sistem Manajemen Lingkungan

    Gambar 4: Foto Rakor Geothermal 2013Gambar 3: Foto Rakor Geothermal 2013

    keberlanjutan kinerja PROPER. Program-program yang dijalankan antara lain adalah: Melakukan evaluasi organisasi dan implementasi

    setiap tahun. Melakukan internal audit PROPER berdasarkan

    kriteria penilaian PROPER yang dilakukan 2 kali dalam setahun, audit internal OEMS yang dilakukan setahun sekali serta audit Corporate OEMS yang dilakukan 3 tahun sekali.

    Membangun rencana jangka panjang PROPER yang terintegrasi shaping plan.

    Membangun dan Meningkatkan Komunikasi Internal dan EksternalCGI menyadari bahwa segala upaya yang telah dilakukan menjadi berarti bila telah menjangkau dan diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan. CGI senantiasa berusaha meningkatkan komunikasi internal yang efektif antara lain melalui rapat berkala dan memorandum dalam pengelolaan aspek-aspek lingkungan dan pengembangan masyarakat. CGI juga memastikan bahwa semua lini organisasi internal memahami kepatuhan terhadap peraturan perundangan. Sementara itu, dalam meningkatkan komunikasi yang baik dengan pihak eksternal atau para pemangku kepentingan (wakil pemerintah dan masyarakat), CGI mempererat komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), BPLHD Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut dan Bandung serta dinas-dinas terkait melalui Rapat Koordinasi PROPER tanggal 10-11 April 2013 untuk persiapan swapantau (Self Assessment). Selain itu, CGI terlibat aktif dalam Grup Kerja bersama perusahaan lain dan KLH untuk pemodelan CSR Lingkungan.

    CGI secara sukarela berbagi pengalaman pencapaian PROPER kepada publik dan perusahaan lain. Bersama KLH dan peraih peringkat Emas PROPER 2011-2012

    lainnya, CGI telah berbagi cerita sukses di dalam buku A Journey to Gold yang telah diluncurkan bulan Agustus 2013. Beberapa penghargaan terkait konservasi dan diversifikasi energi serta penerapan K3LL yang telah diraih oleh CGI: Piagam Penghargaan dari Yayasan Thalassaemia

    Cab. Garut atas kontribusi sebagai kelompok Donor Darah aktif (instansi yang menyumbang darah terbanyak di Kab. Garut), 2013

    Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia-Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award), 2013

    PROPER Peringkat Emas, tahun 2011-2012 dan 2009-2010

    Piagam Aditama Penghargaan Pengelolaan K3 Panas Bumi, 2012

    Reksa Prasadha Gubernur Jawa Barat, 2012 Piagam Utama Penghargaan Pengelolaan

    Lingkungan Panas Bumi, 2012 Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    Republik Indonesia-Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award), 2011

    Ucapan terimakasih dari PMI Garut Perusahaan Pendonor Darah Terbanyak 2011

    Piagam Aditama Penghargaan Pengelolaan K3 Panas Bumi, 2011

    Penghargaan Wana Lestari (Emas) dari Menteri Kehutanan, 2011

    Penghargaan Wana Lestari Tingkat Jawa Barat, 2010

    Utama (Perak) Pengelolaan Lingkungan dari ESDM, 2009, 2010

    Penghargaan Peringkat Emas Sustainable Engineering Award oleh PII, 2009

    CDM Host Country Approval pada 31 Agustus 2006 dan Registration Executive Board UNFCCC pada 11 Desember 2006

  • Pemanfaatan Sumber Daya

    4

    Ringkasan KeunggulanCGI merumuskan kebijakan yang sejalan dengan ISO 50001 untuk mewujudkan pemanfaatan sumber daya yang optimal dan efisien. Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, CGI memiliki program Integrated Production System Optimization (IPSO) yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh proses Base Business di fasilitas surface dan sub surface. Setiap fasilitas Chevron yang telah beroperasi wajib melakukan optimalisasi dan efisiensi terhadap operasinya dan melakukan konservasi sumber daya alam sesuai ketentuan dalam kebijakan Chevron nomor 530 tentang OEMS dan Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Pelaksanaan optimalisasi dan efisiensi dikelola secara sistematik menggunakan proses Surface Facilities Optimization (SFO) sebagai bagian tak terpisah dari IPSO. Semua dokumen pelaksanaan SFO tersimpan dalam document management system Microsoft SharePoint yang dapat dilihat oleh jaringan Chevron di seluruh dunia. Salah satu tools SFO adalah Lean Six Sigma dengan mengikuti metodologi DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve dan Control) untuk mendapatkan optimalisasi yang lebih aman dan cepat serta lebih baik dalam hal pembiayaan. Melalui tim Reliability and Integrity (RITA), CGI memastikan kehandalan dan integritas pembangkit beserta kegiatan pendukungnya.

    Pemanfaatan Sumber Daya

    Proses dan Pencapaian Program/Inisiatif Pemanfaatan Sumber DayaCGI telah menetapkan rencana jangka panjang seperti di bawah ini.

    Tabel 1: Proses dan Pencapaian Program/Inisiatif Pemanfaatan Sumber Daya

    Efisiensi Energi Konservasi Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air Penurunan Emisi 3R Limbah B3 3R Limbah non B3 Keanekaragaman Hayati Program Baru/ Inovasi di 2013

    2012 2013 2014 2015 Penghematan suplai uap PLTP Unit

    II dan Unit III proyek debottle-necking PLTP

    Unit II & III dengan instalasi paralel line dan instalasi isolasi unit 2&3

    Pengoptimalan Tekanan Upstream PCV 401 & 406

    Inovasi Manajemen Sistem Injeksi untuk mengurangi decline rate sumur produksi

    Penggantian material tracer fase gas yang lebih ramah lingkungan

    Pengoptimalan operasi Menara Pendingin Unit III dengan mematikan 1 sel

    Melanjutkan program tahun 2012 untuk penghematan suplai uap PLTP Unit II dan Unit III

    Penghematan penggunaan uap untuk uji sumur

    Pengoptimalan operasi Menara Pendingin Unit III Mematikan 1 sel Mengganti motor konvensional

    dengan variabel speed drive

    Melanjutkan program penghematan suplai uap PLTP Unit

    II dan Unit III Pengoperasian Isolasi Unit 2&3 Penghematan penggunaan uap

    untuk uji sumur Pengoptimalan operasi Menara

    Pendingin Unit III Mematikan 1 sel Mengganti motor konvensional

    dengan variabel speed drive

    Pengoptimalan operasi Menara Pendingin Unit III Mematikan 1 sel Mengganti motor konvensional

    dengan variabel speed drive Melanjutkan program penghematan suplai uap PLTP Unit

    II dan Unit III

    Tidak ada kegiatan pengeboran Optimalisasi penggunaan air untuk kegiatan domestik

    Substitusi air permukaan dengan kondensat untuk kegiatan pengeboran

    Substitusi air permukaan dengan kondensat untuk kegiatan pengeboran

    Mempertahankan kontribusi CERs terbesar nasional dari CDM Darajat Unit III

    Mempertahankan kontribusi CERs terbesar nasional dari CDM Darajat Unit III

    Mempertahankan kontribusi CERs terbesar nasional dari CDM Darajat Unit III

    Mempertahankan kontribusi CERs terbesar nasional dari CDM Darajat Unit III

    Pemanfaatan serpih bor Penggantian Lampu TL dengan

    Lampu LED

    Penggantian Lampu TL dengan Lampu LED

    Penggantian material tracer fase gas yang lebih ramah lingkungan

    Pengurangan limbah B3 sesuai temuan audit OE/HES

    Pemanfaatan serpih bor

    Pemasangan password pada mesin foto kopi untuk mereduksi penggunaan kertas

    Peningkatan program 3R Pengurangan limbah padat non

    B3

    Peningkatan program 3R Pengurangan limbah padat non

    B3

    Peningkatan program 3R Pengurangan limbah padat non

    B3

    Pengembangan dari hutan Darajat Kolaborasi dengan stakeholders

    untuk konservasi alam & pendidikan Pemanfaatan limbah organik

    menjadi kompos

    Pengembangan bibit, bekerjasama dengan pihak ke-3

    Kolaborasi dengan stakeholders untuk konservasi alam dan pendidikan

    Pemanfaatan limbah organik menjadi kompos

    Inisiasi pembentukan Green School bekerjasama dengan Pemerintah

    Pengembangan bibit, bekerjasama dengan pihak ke-3

    Kolaborasi dengan stakeholders untuk konservasi alam dan pendidikan

    Pemanfaatan limbah organik menjadi kompos

    Mensponsori pembentukan klub pencinta alam pelajar

    Peningkatan kegiatan konservasi alam dan pendidikan berbasis lingkungan

    Pembibitan dan kompos Pengembangan Green School

    bekerjasama dengan Pemerintah

  • Pemanfaatan Sumber Daya

    5

    Manajemen Energi difokuskan untuk melakukan optimalisasi penghematan energi. Proses ini menghasilkan output, antara lain: program manajemen energi yang komprehensif, data surveillance dan analisa, identifikasi peluang untuk optimalisasi dan penggunaan metode praktek terbaik (best practices). Salah satu bentuk implementasinya adalah audit energi dan benchmarking dengan industri sejenis, yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang kompeten yaitu PT. Ganesha Environment and Energy Services ITB (GEES-ITB). Anggota tim GEES-ITB sudah mendapatkan sertifikasi Lead Auditor ISO 50001.

    Dari hasil benchmarking efisiensi turbin terhadap industri sejenis yang dilakukan oleh GEES-ITB, Unit II memiliki efisiensi sebesar 21,00% dan Unit III sebesar 21,34% dan menempati posisi pertama dan kedua terefisien. Nilai-nilai tersebut juga mendekati nilai efisiensi maksimum sebesar 23%. (Demirel, 2012, Energy: Production, Conversion, Storage, Conservation and Coupling, Springer, London). Pemakaian energi dalam bentuk konsumsi uap spesifik adalah 6,06 ton/MWh yang secara benchmark rata-rata menempati posisi pertama secara Nasional atau berada pada posisi empat besar dalam skala dunia.

    Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, CGI menghasilkan listrik yang disalurkan melalui jaringan pembangkit JAMALI (Jawa-Madura-Bali) dengan total produksi sebesar 216 MW dengan rincian 95 MW untuk Unit II dan 121 MW untuk Unit III. Dari total 216 MW energi listrik yang dihasilkan, total pemakaian energi yang diperlukan di CGI untuk pemakaian sendiri hanya 8,8 MW.

    A. EFISIENSI ENERGIProses Pembangkitan (Pompa, HVAC, Kipas Menara Pendingin

    Non-Proses Pembangkitan (Penerangan, Penggunaan Komputer, Bangunan, Kantin)

    1%

    99%

    Grafik disamping memperlihatkan pemakaian energi untuk proses pembangkitan uap adalah 8,7 MW (99%). Pemakaian energi untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses pembangkitan uap adalah sebesar 0,1 MW (1%). Rasio hasil efisiensi energi dengan total pemakaian energi masing-masing kegiatan dapat terlihat dalam uraian tiap kegiatan dibawah. Intensitas pemakaian energi per MW listrik yang dihasilkan sebesar 4,06%. Berdasarkan benchmarking yang dilakukan oleh GEES-ITB, posisi intensitas pemakaian energi CGI dibandingkan dengan industri sejenis berada dalam 5 besar nasional. 1. Penghematan Suplai Uap

    Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit II dan Unit IIIDalam upaya untuk melakukan penghematan energi seperti yang dituangkan dalam skema SFO, salah satu yang terus dilakukan oleh CGI adalah penghematan suplai uap untuk PLTP Unit II dan Unit III. Dalam hal ini inisiatif yang dilakukan adalah optimalisasi pada upstream pressure dan upaya penurunan pressure drop pada katup pengatur tekanan PCV 401/PCV 406 dengan jalur paralel. Keuntungan yang diperoleh dari inisiatif tersebut untuk tahap saat ini adalah berkurangnya 5 (lima) sumur

    produksi tambahan yang harus dibor sehingga dapat dicapai penghematan:1. Pengurangan lahan untuk

    tapak sumur baru sekitar 3,5 Ha.

    2. Pengurangan limbah B3 serpih bor sebesar 3.250 ton.

    3. Pengurangan penebangan pohon sekitar 750 batang pohon.

    4. Pengurangan penggunaan air permukaan (sungai) sekitar 35.000 m3.

    5. Pengurangan penggunaan bahan bakar sekitar 600.000 liter.

    Secara terperinci program dan inisiatif yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    KONSUMSI UAP SPESIFIK

    TERHEMATSECARA NASIONAL

    6,06 ton/MWh

    a. Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406 sebagai bagian dari Sustainability Program Lean Six Sigma

    Sebelum inisiatif ini dilakukan, CGI beroperasi pada tekanan upstream sekitar 19,38 barg. Setelah dilakukan pelepasan restricted orifice, tekanan upstream dapat diturunkan menjadi 19 barg. Hingga saat ini, tekanan Upstream 18,5 barg dapat dipertahankan tanpa mempengaruhi pembangkitan listrik pada PLTP Unit II sebesar 95 MW dan PLTP Unit III sebesar 121 MW.

    Gambar 5: Grafik Pemakaian Energi untuk Pembangkitan Uap

  • Pemanfaatan Sumber Daya

    Kegiatan Efisiensi Energi Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

    Satuan2011 2012 2013

    Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

    26 65 65 kg/s

    15,5 38,9 38,9 MW

    Praktek Umum Bukan praktek yang umum diterapkan karena perlu membuat prosedur yang berbeda agar pengoperasian sumur pada saat kondisi normal dan saat terjadi gangguan dari jaringan menjadi lebih efisien.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan Tidak ada peraturan yang mewajibkan perusahaan melakukan manajemen penurunan tekanan upstream.

    Investasi

    Diperlukan investasi untuk melakukan studi mendalam dan berkelanjutan serta analisis data yang untuk mengubah cara pengoperasian sumur produksi. Diperlukan sumber daya multi disiplin untuk memahami karakteristik sumur dan dampaknya pada fasilitas permukaan. Program ini akan menunda dan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan dari kegiatan pengeboran dapat dikurangi.

    Hambatan Pelaksanaan Diperlukan upaya komunikasi dan pembelajaran terus menerus untuk mengubah cara beroperasi agar lebih efisien.

    b. Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

    Gambar 7: Diagram Efisiensi Pasokan Uap melalui Penurunan Tekanan Operasi Sumur

    Instalasi ini bertujuan untuk mengurangi pressure drop di sepanjang jalur pipa uap sehingga tekanan upstream yang rendah dapat dipertahankan. Tekanan upstream yang rendah menurunkan laju penurunan sumur produksi sehingga menunda pengeboran sumur tambahan. Konstruksi instalasi ini telah selesai dilakukan pada Juli 2013 yang terdiri dari beberapa tahap: 1. Memasang parallel line pada jalur PCV

    406 untuk suplai uap ke Unit III yang dapat mengurangi pressure drop sebesar 1,04 bar. Proses konstruksi telah selesai dilakukan dan akan dilanjutkan dengan tes kelayakan pada akhir bulan September 2013. Pengoperasian normal akan dilakukan pada November 2013 dan dapat mengurangi kebutuhan sumur tambahan sebanyak 6 sumur.

    2. Membuat pemisahan jalur pipa untuk menghilangkan common header sehingga

    jalur pada katup pengatur tekanan PCV 401 dan PCV 406 akan menjadi tersendiri yang dapat mengurangi pressure drop sebesar 0,9 bar. Setelah konstruksi selesai dilakukan pada bulan Juli 2013, pengoperasian ditargetkan untuk dilakukan pada kuartal pertama 2015.

    3. Memasang parallel line pada jalur PCV 401 untuk suplai uap ke Unit II yang dapat mengurangi pressure drop sebesar 0,8 bar. Pengoperasian ditargetkan akan dilakukan pada kuartal pertama 2015.

    6

    Tabel 2: Uji Additionalitas Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

    Tabel 3: Hasil Absolut Efisiensi Energi Pengoptimalan Tekanan Upstream Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

    Penurunan tekanan ini meningkatkan ketersediaan uap sebesar 14,1% dari 462 kg/s menjadi 527 kg/s. Dengan demikian, ketersediaan uap yang semula diperkirakan akan menurun pada bulan Oktober 2012, dapat diperpanjang menjadi bulan Januari 2014. Oleh karena itu, untuk menjaga ketersediaan uap sampai dengan tahun 2020, jumlah pengeboran sumur tambahan yang harus dilakukan dapat diturunkan dari sebanyak 25 menjadi 20 sumur.

    MENINGKATKAN 14,1% KETERSEDIAAN UAP

    25Sumur

    20Sumur

    14Sumur

    PengoptimalanTekanan

    Upstream KatupPengatur

    Tekanan PVC401 & 406

    Instalasi pipaparalel pada

    katup pengaturtekanan PCV

    401 & 406

    15,00

    100

    200

    300

    400

    500

    700

    600

    800

    Ketersediaan Uap Naik

    Tekanan Berkurang

    WHP (Barg)

    527

    462

    16,0 17,0 18,0

    18,5

    20,02 22,01,0 23,019,0

    19,3

    Gambar 6: Kurva Ketersediaan Uap

  • Akumulasi Jumlah Listrik Dihemat

    Mencapai 2.686 MWh dengan Rasio Hasil

    Efisiensi Energi 0,026

    2. Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit IIISejak 21 April 2011 sampai saat ini, PLTP Unit III telah mampu dioperasikan hanya dengan 8 sel menara pendingin secara aman dari rancangan awal sebanyak 9 sel. Dan pembangkitan tetap stabil di 121 MW, artinya CGI kembali menghemat energi sebesar 3.240 kWh/hari atau 1.182,6 MWh/tahun yang setara dengan penggunaan listrik untuk 150 rumah berkapasitas 900 W. Sampai saat ini, secara kumulatif jumlah listrik yang sudah dihemat melalui optimasi ini adalah 2.686 MWh. Rasio hasil efisiensi energi terhadap total pemakaian energi adalah 0,026.

    Kegiatan Efisiensi Energi Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

    Satuan2011 2012 2013

    Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit III 822,96 1.182,6 680,4 MWh

    Pemanfaatan Sumber Daya

    7

    Tabel 4: Uji Additionalitas Instalasi Parallel Line Pada Katup Pengatur Tekanan PCV 401 & 406

    Tabel 5: Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit III

    Praktek Umum Bukan praktek umum karena risiko kegagalan yang besar terhadap investasi.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan Tidak ada peraturan yang menetapkan pengelolaan sistem penurunan tekanan upstream.

    InvestasiDiperlukan investasi untuk melakukan kajian, pemodelan, instalasi pipa dan sistem pengatur otomatis untuk jalur paralel yang akan mengurangi perlunya sumur tambahan sehingga dampak lingkungan dari kegiatan pengeboran dapat dikurangi.

    Hambatan Pelaksanaan Diperlukan sumber daya multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk mengembangkan desain dan melakukan pemodelan fasilitas tambahan.

    3. Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive Motor Fan

    CGI telah melakukan kajian terhadap penggunaan direct drive motor fan yang dapat mengatur putaran kipas berdasarkan suhu air keluaran menara pendingin, dimana kondisi tersebut sangat ditentukan oleh suhu lingkungan. Dengan demikian, pada suhu lingkungan yang rendah, suhu air keluaran menara pendingin akan lebih cepat tercapai sehingga putaran kipas menjadi sangat lambat dan konsumsi listriknya berkurang.

    Perintis Penggunaan Teknologi Direct Drive Fan dengan

    Perkiraan Penghematan Energi 2.080.356 kWh tiap tahun

    Sebagai perintis dalam penggunaan teknologi ini, CGI telah membeli dua unit direct drive motor fan yang akan dipasang pada dua sel menara pendingin Unit III. Pemasangan akan dilakukan pada kuartal pertama 2014 dan akan menghemat konsumsi listrik sebesar 2.080.356 kWh/tahun.

    Praktek Umum CGI memelopori penggunaan teknologi direct drive motor fan di dalam industri pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Tidak ada peraturan yang mengatur penggunaan jenis motor penggerak kipas pada menara pendingin.

    Investasi

    Diperlukan investasi yang relatif besar untuk melakukan penggantian motor yang telah terpasang dengan direct drive motor fan yang juga meliputi proses pemasangan, pelatihan bagi Operator dan Teknisi, dan pengadaan suku cadang. Program ini tidak menambah kapasitas pembangkitan listrik, namun memberikan manfaat bagi lingkungan dengan beroperasi lebih hemat listrik.

    Hambatan PelaksanaanDiperlukan tenaga ahli multi disiplin yang sangat kompeten dan berpengalaman untuk menentukan spesifikasi direct drive motor fan berikut sarana pendukungnya, sistem kontrolnya, dan peninjauan risiko keselamatan.

    Tabel 6: Uji Additionalitas Penghematan Konsumsi Listrik Menara Pendingin Unit III melalui Penggunaan Direct Drive Motor Fan

  • Pemanfaatan Sumber Daya

    8

    4. Penghematan Penggunaan Uap untuk Uji Kapasitas Sumur CGI terus menerus melakukan inovasi penghematan penggunaan uap dalam kegiatan uji sumur. Pada awal operasi lapangan panas bumi, uji sumur untuk mengetahui kapasitas sumur menggunakan metoda Multirate Isochronal Test yang membutuhkan waktu 21 hari. Pengujian dengan metode ini mengkonsumsi sebanyak rata-rata 62.220 ton uap/sumur. Tahun 2010 hingga 2013, CGI melakukan inovasi untuk metode pengujian sumur dengan menggunakan metode Modified Isochronal Test. Dengan waktu pengujian hanya 7 hari, uap yang digunakan rata-rata sebesar 24.300 ton uap/sumur. Metode ini mengurangi penggunaan uap untuk pengujian sebesar rata-rata 37.917 ton uap/sumur. Rasio penghematan jumlah uap terhadap total jumlah uap yang digunakan untuk inovasi uji kapasitas sumur ini adalah 0,39.

    Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, gas rumah kaca (CO2) yang dihasilkan CGI hanya berasal dari CO2 yang terkandung di dalam Non-Condensable Gas (NCG) dari uap untuk pembangkit listrik. Selain itu parameter emisi lainnya adalah NH3 dan H2S. Berdasarkan benchmarking yang dilakukan oleh GEES-ITB, total emisi CGI yang berhubungan dengan pembangkitan dengan parameter CO2, NH3, H2S adalah 39.230 ton, 76 ton dan 3.065 ton per tahun. Sedangkan total emisi yang berkaitan dengan fasilitas pendukung adalah 355 ton. Rasio hasil penurunan emisi (CERs) dijelaskan dalam uraian dibawah. Dari hasil benchmarking yang dilakukan oleh GEES-ITB, emisi CO2 CGI adalah terendah di level nasional dan merupakan posisi terbaik nomor 2 di dunia.

    B. PENURUNAN EMISI

    CGI menjadi pelopor dalam penentuan faktor emisi nasional untuk sektor pembangkit listrik di Jawa-Madura-Bali. Faktor

    Kegiatan Efisiensi Energi Hasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Optimalisasi Pengoperasian Menara Pendingin Unit III

    127.919(8 sumur)

    121.749(8 sumur)

    19.040(1 sumur)

    31.103(2 sumur) Ton

    21.385 20.354 3.183 5.200 MW

    Tabel 7: Hasil Absolut Efisiensi Energi Penghematan Penggunaan Uap untuk Uji Kapasitas Sumur

    Gambar 8: Grafik Persentase CERs Nasional Tahun 2013, diolah dari laman UNFCCC

    41%

    12%

    17%

    1%

    23%

    CGIGianyar

    PT Holcim

    PT Indotirta

    MEN Tangerang

    Indocement

    Tambun LPG

    Kamojang

    Wayang Windu

    Lainnya

    Mempertahankan Kontribusi Certified Emission Reductions (CERs) Terbesar Nasional Melalui Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

    emisi ini menjadi acuan bagi industri di Indonesia untuk menghitung penurunan emisinya. CGI merupakan PLTP pertama di Indonesia yang mendapatkan Certified Emission Reduction (CERs) dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di sektor energi. CGI saat ini berkoordinasi dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) melakukan proses perpanjangan komitmen CDM.

    Melalui program ini, CGI berkontribusi dalam penetapan kriteria pembangunan berkelanjutan dan program capacity building pemerintah Indonesia sehingga terbentuk tatanan kelembagaan baru yaitu: Designated National Authority (DNA) dan DNPI.

    Adapun hasil signifikan dari program ini adalah: Berpartisipasi terhadap

    penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) melalui operasi PLTP rendah emisi dengan reduksi karbon sekitar 717.391 CO2 ton/tahun.

    Melakukan pemantauan dan perhitungan penurunan emisi GRK serta melakukan eksternal audit oleh pihak ketiga yang telah terakreditasi UNFCCC secara berkala.

    Pada tanggal 26 Juni 2013 laporan pemantauan pengurangan emisi Darajat Unit III dengan CERs sebesar 345.420 ton CO2 eq telah disahkan oleh UNFCCC, sehingga sampai saat ini 7 buah laporan pemantauan Darajat UnitIII telah disahkan oleh UNFCCC dengan total CERs sebesar 3.766.23 ton CO2 eq.

  • 41%PENURUNAN EMISI NASIONAL

    BERASAL DARI CERs CGI

    Pemanfaatan Sumber Daya

    9

    9.222.113 ton CO2 eq

    CERs hingga Juni 2013

    41%Penurunan Emisi Nasional

    Berasal dari CERs CGI

    Praktek Umum

    Tidak semua Industri Panas Bumi di Indonesia mendaftarkan diri untuk mengikuti Program dari UNFCCC. CDM Darajat Unit III merupakan satu-satunya proyek CDM di Indonesia yang termasuk dalam daftar proyek CDM yang menjadi rujukan bagi UNFCCC dalam penyusunan baseline dan metodologi CDM di dunia seperti tertuang dalam ACM0002/ Version 13.0.0 EB 67.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Peraturan di Indonesia tidak mengatur industri panas bumi untuk mengikuti program CDM dan mendapatkan CERs.

    Investasi Harga jual karbon tiap tahun memperlihatkan kecenderungan menurun, tetapi CGI tetap berkomitmen untuk melakukan pemantauan terhadap karbon yang dihasilkan dan tetap melanjutkan proyek CDM.

    Hambatan Pelaksanaan Melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi dan membutuhkan usaha serta waktu untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melaksanakan program ini.

    Kegiatan ParameterHasil Absolut Efisiensi Energi Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

    CERs 712.744 719.116 707.966 345.272 ton CO2eq

    CERs 950.325 958.821 943.955 460.363 MWh

    C. 3R LIMBAH B3Apabila ada kegiatan pengeboran, serpih bor merupakan limbah dominan yang seluruhnya (100%) dimanfaatkan untuk bahan pembuatan batako, pengerasan jalan, dan dinding penahan saluran air. Limbah B3 lainnya adalah kain lap yang terkontaminasi, baterai bekas, oli bekas, lampu TL bekas, dan lain-lain yang jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan serpih bor. Total limbah B3 yang dihasilkan CGI sebesar 9,41 ton per tahun. Rasio hasil 3R terhadap total limbah B3 yang dihasilkan dari masing-masing program akan dijelaskan di tiap uraian program di bawah. Hasil benchmarking yang dilakukan oleh GEES, membuktikan bahwa CGI berada dalam posisi 2 besar nasional dengan industri sejenis. Upaya 3R tetap dilakukan untuk mengurangi dan memanfaatkan limbah B3 diantaranya yang menjadi unggulan CGI tahun ini adalah sebagai berikut:

    Tabel 8 : Uji Additionalitas Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

    Tabel 9: Hasil Absolut Clean Development Mechanism (CDM) Darajat Unit III

    Tabel 10: Hasil Absolut Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)

    1. Penggantian Lampu TL dengan Lampu Light Emitting Diode (LED) Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, CGI selalu berupaya untuk mengurangi limbah B3. Sejak

    tahun 2011, CGI melakukan penggantian lampu TL menjadi lampu LED. Lampu LED tidak mengandung merkuri dan tahan pecah sehingga mengurangi timbunan limbah B3. Konsumsi listrik lampu LED hanya 50% dari lampu TL. Selama tahun 2013, rasio pengurangan limbah B3 terhadap total limbah B3 yang dihasilkan adalah 0,015. Berdasarkan pengoperasian 10 jam/hari selama 240 hari/tahun, efisiensi yang telah dicapai, sebagai berikut:

    Kegiatan Jenis Limbah B3Hasil Absolut Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Lampu TL

    dengan Lampu Light Emitting Diode (LED)

    Bekas Lampu TL mengandung

    merkuri

    309 296 118 723 lampu13,35 12,78 5,09 31,22 MWh

    10,06 9,63 3,84 25,53 ton CO2eq

    58,71 56,24 22,42 137,37 kg

    Total CERs yang diperoleh secara Nasional hingga September 2013 sebesar 9.222.113 ton CO2 eq atau sebanyak 41% kontribusi CGI terhadap penurunan emisi secara nasional.

  • Menyediakan fasilitas untuk melihat data historis pencetakan sehingga dapat diketahui jumlah pencetakan masing-masing pengguna.

    Aplikasi MPP telah menghindari pencetakan

    dokumen yang tidak diperlukan sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas dan toner.

    Sejak dioperasikan MPP (Oktober 2012) hingga Agustus 2013, rasio penurunan penggunaan kertas dibandingkan dengan pemakaian kertas di tahun 2012 adalah 0,224.

    2. Penggantian Material Tracer Fase Gas yang Lebih Ramah Lingkungan

    Tracer test adalah kegiatan untuk mengetahui penyebaran dan pola aliran air injeksi dengan menginjeksikan bahan kimia tertentu ke dalam sumur injeksi. Tahun 2008, CGI mensponsori penelitian Thermochem tentang penggunaan golongan perfluorocarbon yaitu PMCP (perfluoromethylcyclopropane) dan PMCH (perfluoromethylcyclohexane) sebagai material tracer yang memiliki Global Warming Potential (GWP) lebih rendah untuk menggantikan R-23.

    CGI merupakan perusahaan panas bumi pertama di dunia yang menggunakan material ini untuk program tracer. Material yang dilakukan adalah sebesar 120 kg. Rasio substitusi tracer fase

    gas PMCP dan PMCH terhadap material konvensional R-23 adalah 0,25.

    CGI juga membuat karya tulis dan berbagi pengalaman dalam forum internasional seperti World Geothermal Conference (WGC) dan Geothermal Resource Council (GRC). Pada tahun 2013, CGI mendukung HCFC Phase-out Management Plan yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup.

    Praktek Umum Praktek tracer test menggunakan material PMCP/PMCH ini pertama kali dilakukan oleh CGI menggantikan material refrigerant golongan HFC.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Peraturan yang berlaku hanya mengatur pelarangan untuk penggunaan material yang bersifat perusak lapisan ozon dan tidak spesifik mensyaratkan penggunaan material PMCP dan PMCH.

    Investasi CGI mensponsori penelitian untuk aplikasi sebagai material tracer di Geothermal Plant, biaya investasi cukup besar namun lebih ramah lingkungan.

    Hambatan Pelaksanaan Resiko kegagalan tinggi, ketersediaan bahan baku (material tracer) tersebut terbatas di pasaran, keterbatasan alat uji dengan presisi yang kecil (alat dengan detection limit hingga ppb).

    Pemanfaatan Sumber Daya

    10

    Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System) CGI menggunakan Mesin Printer Pintar (MPP)

    menggantikan printer konvensional untuk mendukung program 3R. MPP mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: Mesin hanya akan mencetak dokumen apabila

    pemilik dokumen login ke MPP dengan menggunakan kartu akses miliknya.

    MPP menyediakan fasilitas kepada pemilik dokumen untuk melanjutkan atau membatalkan pencetakan dokumen.

    Dokumen otomatis terhapus dari program apabila pemilik tidak melakukan pencetakan setelah 8 jam.

    Tabel 11: Uji Additionalitas Pengurangan Limbah B3 Melalui Program Penggantian Material Tracer Fase Gas yang Lebih Ramah Lingkungan

    Timbulan limbah Non B3 CGI pada tahun 2013 adalah sebesar 0,556 kg/orang/hari atau setara dengan 0,01970 kg/MWh. Intensitas timbulan limbah non B3 CGI relatif rendah, sehingga berada dalam posisi ketiga terbaik Nasional untuk industri sejenis.

    D. 3R LIMBAH PADAT NON B3

  • PENURUNAN PENGGUNAAN KERTAS HINGGA

    22,4%

    11

    Pemanfaatan Sumber Daya

    Gambar 9: Mesin printer pintar

    Praktek UmumMPP belum umum digunakan oleh banyak perusahaan, perusahaan lain hanya menggunakan MPP di kantor pusat saja. Baru hanya Chevron di Indonesia yang menggunakan MPP di seluruh unit usahanya (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa).

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Hingga saat ini peraturan perundangan hanya menganjurkan untuk menerapkan 3R namun tidak spesifik merujuk kepada metode dan alat yang harus digunakan.

    InvestasiDiperlukan investasi yang lebih besar untuk pengadaan MPP dibandingkan dengan printer konvensional. Pemasangan dan pemeliharaan MPP memerlukan teknisi khusus yang memerlukan kontrak pada periode tertentu.

    Hambatan Pelaksanaan Perubahan paradigma dari peralihan penggunaan printer konvensional ke MPP yang memerlukan usaha yang lebih untuk proses pencetakan.

    Nama ProgramJenis

    Limbah Non B3

    Hasil Absolut TahunSatuan

    2011 2012 2013

    Pengurangan Penggunaan Kertas Kertas 582 540 121 kg

    E. KONSERVASI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR

    Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat

    Air kondensat yang dihasilkan dari proses produksi digunakan untuk mensubstitusi air permukaan dalam kegiatan perawatan sumur untuk mendukung program konservasi air.

    Selama tahun 2012, CGI hanya mengambil air permukaan sebanyak 90.852 m3 atau 2,6% dari SIPPA dan pada tahun 2013 penggunaan air permukaan sebanyak 23.919 m3 atau 0,69%

    Tabel 12: Uji Additionalitas Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)

    Tabel 13: Hasil Absolut Aplikasi Mesin Printer Pintar (Printing Management System)

    dari SIPPA. Penggunaan air permukaan lebih diprioritaskan untuk keperluan masyarakat sehingga tidak ada kompetisi penggunaan air antara CGI dengan masyarakat sekitarnya.

    HANYA

    0,69% PENGGUNAAN AIR DARI IZIN SIPPA

    Berdasarkan audit yang dilakukan GEES-ITB, total air yang digunakan untuk kebutuhan domestik ini adalah sebesar 6.757 m3/tahun dengan pemakaian air rata-rata 25,4 liter/orang/hari (pemakaian kantor dan kantin) yang merupakan pemakaian air domestik terendah dibandingkan industri panas bumi nasional.

    1. KONSERVASI AIR

    Gambar 10: Ijin SIPPA

  • Pengelolaan Air Kondensat dalam Proses Operasi

    Lapangan panas bumi Darajat merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan menggunakan sistem dominansi uap kering atau dry steam dominated system dimana uap yang digunakan berupa fasa uap jenuh (superheated steam) dengan temperatur mencapai 240C. Sisa uap dari proses turbin generator dikondensasi dalam kondensor. Air kondensat yang dihasilkan dari kondensor dimanfaatkan untuk: 1. Sebanyak 1/3 bagian kondensat akan

    diinjeksikan kembali ke dalam reservoir panasbumi. Di dalam perut bumi, air kondensat ini akan dipanaskan oleh magma menjadi uap yang selanjutnya uap tersebut digunakan untuk mempertahankan tekanan dan cadangan reservoir.

    2. Kondensat yang 2/3 bagian masuk menara pendingin untuk diturunkan temperaturnya yang akibatnya akan terjadi penguapan ke atmosfir.

    3. Kondensat dari basin menara pendingin digunakan kembali untuk proses kondensasi berikutnya di kondensor.

    Dengan demikian CGI tidak membuang air terproduksi (kondensat) ke lingkungan, sehingga dapat menghilangkan beban pencemaran air, karena NH3, H2S, arsenik dan merkuri yang terkandung dalam air kondensat diinjeksikan kembali. Jumlah kondensat yang diinjeksikan ke reservoir panas bumi sebanyak 4.359.726 m3/tahun atau setara dengan laju alir 498 m3/jam. Beban pencemar air yang dapat dihilangkan dari proses injeksi ini sebagai berikut:

    Kegiatan ParameterHasil Absolut Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Penurunan Beban PencemaranAir

    Air Kondensat CGI menginjeksikan 100% air terproduksi sebagai bagian dari proses operasi (renewable energy), sebesar 11.944 m3/hari atau 4.359.726 m3/tahun m3

    Amonia 89,992 99,796 118,901 33,331 ton

    Sulfida 5,565 1,695 0,145 0,089 ton

    Arsen 0,190 0,091 0,435 0,008 ton

    Raksa 0,002 0,002 0,002 0,001 ton

    Pemanfaatan Sumber Daya

    12

    KegiatanHasil Absolut Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Penggunaan Air Permukaan untuk Perawatan Sumur (Persentase terhadap SIPPA: 3.468.960

    m3/tahun)

    28.587(0,82%)

    32.621(0,94%)

    90.852(2,60%)

    23.919(0,69%)

    m3

    Tabel 15: Hasil Absolut Konservasi Air Melalui Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat

    Tabel 16: Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemaran Air Melalui Pengelolaan Air Kondensat dalam Proses Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi Lapangan Panas Bumi Darajat

    2. PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR

    Praktek Umum Perawatan sumur di industri sejenis pada umumnya masih menggunakan air permukaan.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Tidak ada peraturan yang mensyaratkan penggunaan air kondensat dalam kegiatan perawatan sumur lapangan panas bumi.

    Investasi

    Meskipun kegiatan ini memerlukan dana untuk pembuatan infrastruktur jalur pemipaan dan pembelian alat namun tidak ada keuntungan bisnis mengingat tidak ada penambahan kapasitas produksi listrik. Dengan dilakukannya metode ini CGI telah menghemat penggunaan air permukaan.

    Hambatan Pelaksanaan Proyek ini melibatkan beberapa tim yang saling terintegrasi yang membutuhkan upaya dan waktu untuk menjamin keberhasilannya.

    Tabel 14: Uji Additionalitas Substitusi Penggunaan Air Permukaan dengan Kondensat

  • Pemanfaatan Sumber Daya

    13

    F. PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

    1. Nursery (Pembibitan)Untuk menentukan jenis tanaman yang akan dikembangbiakkan, CGI berpedoman pada Indeks Kerapatan jenis tanaman yang ada di sekitar Cagar Alam Papandayan dan lapangan panas bumi Darajat. Pengadaan bibit diutamakan untuk jenis tanaman dengan

    9.400 BIBITSIAP TANAM DARI 27 JENIS

    TANAMAN LANGKA

    Gambar 11: Kegiatan Penanaman Pohon Program Green Camp

    Praktek UmumProgram pembibitan tanaman asli, penanaman pohon yang dikemas terpadu dengan program pengomposan, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan terhadap generasi muda untuk cinta lingkungan merupakan inisiatif CGI Darajat yang dimulai sejak tahun 2008.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan Tidak ada peraturan yang mengatur inisiatif keterpaduan program ini.

    Investasi CGI mengeluarkan dana untuk menjalankan program ini tanpa ada keuntungan bisnis namun memberikan manfaat kepada masyarakat berupa peningkatan kepedulian lingkungan.

    Hambatan Pelaksanaan

    Program ini melibatkan banyak pihak seperti tokoh masyarakat, LSM, Dinas LH, Kepala Sekolah, para siswa dan menyesuaikan dengan waktu belajar siswa serta para Guru pembimbing. Dengan demikian dibutuhkan usaha, waktu dan komunikasi yang konsisten untuk menjamin keberhasilannya.

    KegiatanHasil Absolut Tahun

    Satuan2010 2011 2012 2013

    Green Camp 180 317 251 *baru diadakan di akhir tahun 2013 peserta

    Jumlah bibit yang ditanam 7 7 12 27 jenis

    Jumlah bibit yang ditanam 7.305 4.205 4.465 9.400 bibit

    Tabel 17: Uji Additionalitas Perlindungan Keanekaragaman Hayati

    Tabel 18: Hasil Absolut Perlindungan Keanekaragaman Hayati

    2. Green CampGreen Camp adalah kegiatan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan, pengetahuan umum tentang perlindungan lingkungan dan pembentukan karakter peduli lingkungan yang diprakarsai oleh CGI. Green Camp diharapkan menjadi cikal bakal dibentuknya program Green School yang mengintegrasikan kurikulum dan ekstrakurikuler sekolah dengan Konsep Lingkungan.

    Program ini dilakukan setiap tahun dan dimulai sejak tahun 2008 dengan sasarannya adalah pelajar Sekolah Menengah Tingkat Pertama

    Indeks Kerapatan yang kecil (langka). Pada saat ini (Agustus 2013), di Nursery CGI terdapat 9.400 bibit siap tanam yang meliputi lebih dari 27 jenis tanaman asli. Bibit tersebut akan digunakan untuk penghijauan di lapangan panas bumi Darajat dan mendukung program penghijauan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Upaya pembibitan ini telah dilakukan sejak tahun 2000.

    (SMP) atau sederajat di Kabupaten Garut. Kegiatan ini melibatkan pemerhati lingkungan seperti tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), instansi pemerintah dan akademisi.

  • Pemberdayaan Masyarakat1. Komitmen CGI Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

    CGI terus berkomitmen untuk mendukung aspek-aspek pembangunan berkelanjutan melalui keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam program pengembangan masyarakat yang berbasis partisipasi masyarakat. Komitmen tertulis ini terlihat mulai dari tingkat korporat hingga unit lapangan Darajat. Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang dianut CGI yaitu The Chevron Way, di mana salah satunya adalah kemitraan. Nilai ini kemudian diterjemahkan ke dalam tiga pilar strategis, yaitu: Membangun kemitraan strategis, melakukan advokasi kebijakan dan regulasi, Melakukan engagement (keterlibatan) kepada komunitas lokal melalu berbagai program investasi

    sosial sehingga terbangun pemahaman yang sama untuk mendukung bisnis, dengan fokus pada keberlanjutan program dan kemandirian masyarakat,

    Meningkatkan reputasi perusahaan sebagai good corporate citizenship.

    14

    Pemberdayaan Masyarakat

    Bagi CGI, program pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari Community Relations, Community Services dan Community Development diperhitungkan sebagai investasi sosial jangka panjang. Dengan demikian, program dirancang bukan berdasarkan anggaran namun berdasarkan analisis kelayakan program itu sendiri. Sebagai investasi sosial, komitmen CGI dalam meningkatkan kualitas sosial, lingkungan dan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasinya diwujudkan dalam suatu rencana strategis jangka panjang untuk mencapai program yang berkelanjutan dan mandiri. Program pemberdayaan masyarakat berfokus pada bidang pengembangan ekonomi masyarakat tempatan dan UMKM, pengembangan kualitas sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kesehatan, lingkungan dan pengembangan bisnis tempatan.

    Untuk mendukung implementasi program, CGI memiliki unit kerja khusus yang menangani pemberdayaan masyarakat. Unit kerja ini berada di bawah Departemen Policy, Government, and Public Affairs/PGPA (Kebijakan, Hubungan Masyarakat dan Pemerintahan). Untuk level unit lapangan Darajat, tim ini dibawah kendali Team Manager PGPA Darajat, didukung oleh specialist Social Investment dan Government Relations dan karyawan kontraktor pendukung yang memiliki kompetensi memadai dengan kualifikasi, pengalaman dan jenjang pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan tuntutan program pengembangan masyarakat.

    Kompetensi sumber daya ini juga didukung dengan sistem tata kelola program pengembangan masyarakat, mulai dari pada fase perencanaan, implementasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan.

  • Pemberdayaan Masyarakat

    Semua program pemberdayaan masyarakat CGI didasarkan pada hasil kajian studi pemetaan sosial (social mapping) masyarakat di wilayah operasi CGI. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data baseline sekaligus juga untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, mengidentifikasi potensi lokal pengembangan dan keberlanjutan program, analisis pemangku kepentingan beserta isu-isu yang terkait, serta kelompok-kelompok rentan. Tujuan lainnya adalah mendapatkan gambaran, persepsi dan umpan balik dari pemangku kepentingan terhadap program yang dilaksanakan, agar menghasilkan strategi mitigasi terhadap potensi konflik antara perusahaan dan masyarakat. CGI melakukan studi pemetaan sosial di tahun 2007, kemudian diperbaharui tahun 2010, dan pemutakhiran data tahun 2012/2013.

    Fokus/ Bidang 2010 2011 2012 2013 2014

    Pengembangan UMKM Berbasis

    Kelompok Masyarakat

    Review Program sebelumnya, Identifikasi kelompok binaan,

    potensi bahan baku lokal. Penguatan Kelompok

    Pendampingan teknis

    Penguatan kelompok dan internalisasi usaha kelompok

    Penguatan kapasitas pelaku UMKM

    Pendirian rumah kreasi Pengenalan koperasi

    Pendirian lembaga lokal (koperasi Samarawangi)

    Penguatan kapasitas pelaku usaha UMKM

    Pendirian UMKM Center sebagai pusat pembelajaran UMKM

    Pendirian perpustakaan mini

    Penguatan Koperasi Samarawangi Pembuatan website Samarawangi

    Penguatan Desa Wisata Sukalaksana dengan budaya lokal (batik garut, silat, dsb)

    Penguatan UMKM Center Identifikasi kelompok binaan baru

    Phasing out, perluasan jangkauan program dan

    Pelatihan dasar pengelolaan utama

    Pelatihan teknis pengembangan usaha (pengolahan produk)

    Pelatihan teknis pengolahan produk

    Diversifikasi produk usaha

    Pelatihan teknis kemasan produk

    Pelatihan dasar manajemen usaha

    Sertifikasi produk (PIRT dan Halal MUI)

    Pelatihan teknis pengembangan produk

    Diversifikasi produk usaha Standardisasi kemasan

    produk Standardisasi kualitas produk Pelatihan lanjutan

    pengelolaan usaha Sertifikasi produk (PIRT, Halal

    MUI dan barcoding)

    Diversikasi produk usaha Pelatihan tingkat lanjut

    pengelolaan usaha Standarisasi kemasan dan kualitas

    produk Sertifikasi produk (PIRT, Halal MUI

    dan barcoding)

    Penjajakan pasar produk kelompok binaan

    Perluasan pasar lokal Garut (Chocodot, Primarasa, dsb)

    Pendirian outlet UMKM Pengenalan jejaring

    usaha (pameran, temu bisnis, dsb)

    Perluasan pasar di luar Garut Pendirian Galeri UMKM

    Olga Penguatan jejaring usaha

    (pameran, temu bisnis, dsb) Pengenalan sistem penjualan

    berbasis web online

    Perluasan pasar (mini market dan supermarket)

    Penguatan Galeri UMKM Olga Penguatan jejaring usaha

    (pameran, temu bisnis, dsb) Penguatan sistem penjualan

    berbasis web-online

    Pengenalan akses modal melalui lembaga pembiayaan (koperasi dan bank)

    Stimulus usaha melalui lembaga pembiayaan

    Pendampingan dalam mengakses perbankan

    Stimulus usaha melalui lembaga pembiayaan

    Pendampingan dalam mengakses perbankan

    Aspek Indikator/Variabel Sumber Data Output

    Kelompok-kelompok signifikan

    (stakeholders)

    Sejarah kelompok Sifat kelompok (formal, informal) Tujuan, visi dan misi kelompok Program-program kelompok Jumlah anggota Mekanisme rekrutmen anggota Jaringan Sosial Sumber Daya Manusia Nilai dan Norma Kelompok Orientasi Politik Sumber Daya Ekonomi Potensi-Potensi kelompok yang dapat dikembangkan melalui program CD korporasi Persepsi masyarakat, pemerintah daerah, korporasi terhadap kelompok

    Dokumen organisasi Wawancara

    mendalam dengan pimpinan dan anggota organisasi

    Wawancara mendalam dengan aparat, tokoh, dan anggota masyarakat

    Wawancara dengan pihak korporasi

    Observasi

    Data pemetaan kelompok-kelompok signifikan di wilayah studi, termasuk potensi-potensi yang dapat dikembangkan melalui program Permberdayaan Masyarakat

    Tabel 19: Rencana Strategis Program Pemberdayaan Masyarakat, 2010-2014

    Tabel 20: Rincian Social Mapping

    2. Perencanaan Berbasis Partisipasi Masyarakat

    Hasil kajian pemetaan sosial ini kemudian dijadikan referensi pada saat perencanaan program bersama dengan masyarakat melalui berbagai forum, misalnya Forum Komunikasi CSR Desa, Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Fokus), Musrenbang, Rapat Koordinasi MUSPIKA hingga Rapat Koordinasi di tingkat Kabupaten dan Propinsi Jawa Barat. Dari berbagai forum inilah, diperoleh umpan balik dan disusun program tahunan yang berbasis partisipasi masyarakat dan berdasarkan skala prioritas dengan melihat potensi lokal yang ada.

    Dalam tahap perencanaan, Metrik Ukuran Kinerja Program ditetapkan sebagai salah satu alat untuk melakukan pemantauan dan evaluasi program bersama dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk dengan penerima manfaat.

    15

  • 1. KBMT BeDa, Mendorong Kemandirian Masyarakat Melalui Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berbasis Lembaga Keuangan MikroCGI mendukung inisiatif masyarakat di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk melakukan berbagai upaya perbaikan taraf hidup buruh tani melalui program pengembangan ekonomi berbasis Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

    LKM ini berperan sebagai pembina kegiatan usaha mikro produktif masyarakat di wilayah operasional CGI. Sejak 15 Oktober 2010, telah berdiri KBMT BeDa (Berkah Darajat) sebagai institusi ekonomi dan sosial baru yang meneruskan dan mengembangkan program pemberdayaan masyarakat. Program sudah bisa berjalan mandiri sejak tahun 2011 melalui kerja sama yang dilakukan KBMT BeDa dengan PT. Pemodalan Nasional Mandiri (PNM).

    40%PENINGKATAN

    PEMBIAYAAN KBMT BERKAH DARAJAT

    28%PENINGKATAN JUMLAH

    NASABAH KBMT BERKAH DARAJAT

    3. Hasil dan Dana Kegiatan Unggulan Pemberdayaan Masyarakat

    No Kegiatan2010 2011 2012 2013

    Anggaran Tingkat keberhasilan AnggaranTingkat

    Keberhasilan AnggaranTingkat

    Keberhasilan AnggaranTingkat

    Keberhasilan

    1

    Pengembangan Ternak Domba Terpadu dan Penguatan Lembaga Keuangan Mikro - Koperasi Berkah Darajat

    265.000.000Project selesai 100% untuk tahun 2010

    337.027.000 Project selesai 100% untuk tahun 2011 415.520.000Project selesai 100% untuk tahun 2012

    425.000.000

    Project sedang berjalan sekitar 45% sampai dengan September 2013

    2

    Pengembangan UMKM lokal berbasis masyarakat melalui pendekatan cluster - Peningkatan Pendapatan Untuk Masyarakat, kerjasama dengan Yayasan PUPUK

    1.066.936.000Project selesai 100% untuk tahun 2010

    1.762.622.000 Project selesai 100% untuk tahun 2011 1.231.250.000Project selesai 100% untuk tahun 2012

    1.418.400.000

    Project sedang berjalan sekitar 75% sampai dengan September 2013

    3Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Pengembangan SMK Pasirwangi

    201.515.000Project selesai 100% untuk tahun 2010

    310.060.000 Project selesai 100% untuk tahun 2011 210.000.000Project selesai 100% untuk tahun 2012

    750.000.000

    Pengembangan Fasilitas SMK Pasirwangi dalam proses pelelangan

    4

    Program Peningkatan Kualitas Pendidikan - Supercamp, Bimbingan Intensif Terpadu untuk Anak SMU di Garut, kerjasama dengan Asgar Muda

    71.735.000Project selesai 100% untuk tahun 2010

    337.383.000 Project selesai 100% untuk tahun 2011 295.570.000Project selesai 100% untuk tahun 2012

    290.000.000

    Project sedang berjalan sekitar 65% sampai dengan September 2013

    5 Program Pengembangan Kontraktor Tempatan LBD 96.247.619Project selesai 100% untuk tahun 2010

    253.606.875 Project selesai 100% untuk tahun 2011 213.870.200Project selesai 100% untuk tahun 2012

    163.243.500

    Project sedang berjalan sekitar 65% sampai dengan September 2013

    Pemberdayaan Masyarakat

    16

    2. Pusat Pengembangan UMKM Berbasis Budaya dan Potensi Lokal: Si OLGA (Oleh-oleh Garut)Kapasitas pelaku UMKM di Darajat masih perlu ditingkatkan baik dari sisi kapasitas teknis kualitas dan kuantitas produk, manajemen pengelolaan usaha, jaringan pemasaran dan akses ke lembaga pembiayaan.

    Tabel 21: Hasil dan Dana Program Pengembangan Masyarakat CGI, 2010-2013

    Kini KBMT BeDa telah mampu menarik anggota hampir 400 orang. Jumlah pembiayaan KBMT Berkah Darajat mencapai sekitar Rp 525 juta, meningkat 40% dibandingkan tahun 2012, untuk sekitar 800 nasabah, meningkat 28% dibandingkan tahun 2012. Hingga akhir tahun 2012, KBMT Berkah Darajat telah berhasil membukukan keuntungan bersih sekitar Rp 450.000 per bulan dengan tingkat pengembalian sekitar 95%. KBMT juga telah berhasil mengembangkan unit usaha baru yaitu kios tani dan divisi pengadaan barang.

    Untuk itu, program yang dirancang selama tahun 20102014 ini lebih fokus dalam hal pengembangan UMKM yang berbasis potensi lokal melalui pelatihan teknis (kewirausahaan, diversifikasi produk, kualitas, dan kemasan), perluasan pasar, pendampingan intensif dan stimulan usaha. Selain itu juga dilakukan sertifikasi

    produk-produk kelompok binaan, seperti PIRT (Pangan-Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan, sertifikat Halal MUI, dan barcoding, sebagaimana juga pendampingan untuk mengakses lembaga pembiayaan dan jaringan pemasaran.

  • 17

    Pemberdayaan Masyarakat

    Si OLGA MENINGKATKAN

    40%-50%PENDAPATAN RATA-RATA

    PESERTA PROGRAM

    MEMBERIKAN MANFAAT

    LANGSUNG KEPADA 1.250 ORANG DENGAN DAMPAK

    TIDAK LANGSUNG TERHADAP

    4.800 ORANG

    Praktek UmumProgram ini tidak umum ditemui dan unik karena berbasis budaya dan potensi lokal. Selain itu, belum ada yang menggunakan pendekatan dan strategi program terpadu dan terintegrasi (hulu sampai hilir), tidak parsial, dan didesain berkelanjutan dengan beberapa indikator keberhasilan.

    Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan

    Tidak ada peraturan yang mengharuskan model program pemberdayaan masyarakat seperti yang telah dilaksanakan CGI.

    Investasi Program ini merupakan salah satu investasi sosial yang mengeluarkan dana relatif besar agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

    Hambatan PelaksanaanCara pandang sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa program pemberdayaan masyarakat adalah bantuan yang bersifat hibah.Kapasitas pelaku UMKM lokal sangat rentan (hard maupun soft skill) dan sulitnya pelaku UMKM mengakses permodalan karena adanya syarat jaminan.

    Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada sekitar 1.250 orang dengan dampak tidak langsung terhadap sekitar 4.800 orang yang sebagian besar adalah kelompok perempuan dan pemuda. Di sisi lain, program ini juga mendukung upaya pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan, terbukti sekitar 72% dari peserta program ini berasal dari keluarga pra sejahtera. Produk kelompok binaan bervariasi sekitar 115 produk, mulai dari makanan, kerajinan hingga konveksi dan kompos. Semua produk kelompok binaan berbasis potensi lokal. Munculnya berbagai produk kelompok binaan ini juga mendorong terbukanya lapangan baru yang bisa menampung sekitar 415 tenaga kerja informal baik laki-laki maupun perempuan. Secara keseluruhan, rata-rata pendapatan peserta program meningkat sekitar 40-50% setelah mengikuti program.

    Produk-produk unggulan kelompok binaan antara lain:a. Jalareh (Jahe, Lada, Sereh),

    merupakan hasil inovasi Kelompok Wanita Desa Padamulya yang diracik menjadi bahan minuman yang dapat disajikan hangat maupun dingin

    b. Rendang Jamur Tiram (RenJaTi) salah satu andalan desa Padamulya yang berhasil menembus

    pasar Jabodetabek dengan omzet 1.400 kg per bulan adalah Renjati berbahan dasar jamur tiram. Dengan serangkaian penelitian dan pengembangan, kelompok binaan ini berhasil memadukan cita rasa rendang pada jamur tersebut, hingga terlahir RenJaTi.

    c. Kerupuk Si Bujang, memanfaatkan kulit singkong, yang awalnya hanya dijadikan pakan ternak. Kemudian dengan sedikit kreatifitas, kelompok binaan Desa Padaasih berhasil mengubahnya menjadi kerupuk siap santap yang renyah dan gurih.

    Untuk mendukung keberlanjutan program, CGI telah menginisiasi Koperasi Samarawangi yang sebagian besar anggotanya adalah UMKM kelompok binaan dengan mengelola unit usaha OLGA Oleh-Oleh Garut. Galeri UMKM Samarawangi yang berada di pusat kota Garut ini, menjadi ruang pamer sekaligus pusat transaksi

    produk UMKM kelompok binaan, dengan pengelolaan semi modern. Tumbuhnya Koperasi Samarawangi ini juga mencerminkan berdirinya institusi lokal yang nantinya akan menjadi pengawal keberlanjutan program.

    Kinerja program model pemberdayaan masyarakat seperti ini mendapatkan apresiasi dari Pemkab Garut, yakni terpilihnya kelompok Binaan KUBE SARASA dan CGI sebagai Penerima UMKM Award 2011 Kabupaten Garut.

    Tabel 22: Uji Additionalitas Pusat Pengembangan UMKM Berbasis Budaya dan Potensi Lokal OLGA (Oleh-oleh Garut)

    35,000.00

    25,000.00

    10,000.00

    30,000.00

    15,000.00

    20,000.00

    5,000.00

    1 3 5 72 4 6 8

    Gambar 12: Grafik Transaksi Kelompok Binaan Tahun 2013

  • 3. Saung Ciburial, Meramu Potensi Wisata Berbasis Budaya Garutan dan Potensi LokalDalam rangka menunjang potensi UMKM kelompok binaan dan potensi Garut sebagai destinasi wisata berbasis alam, CGI bermitra dengan Yayasan PUPUK mengembangkan Saung Budaya Ciburial, sebuah desa ekowisata berbasis budaya lokal Sukalaksana, di Samarang, Garut. Di bawah pengelolaan Kelompok Pemuda Sukalaksana, wisatawan akan melihat berbagai aktifitas keseharian penduduk desa Sukalaksana yang dapat menjadi daya tarik wisata seperti proses pembuatan tas lipat di Kampung Babakan Hantap dimana bisa langsung berbelanja produknya dan kegiatan pandai besi Gozali yang memproduksi alat-alat pertanian di Kampung Babakan Hantap dan Kampung Waluran dimana air bekas rendaman besi panasnya dipercaya berkhasiat menguatkan kaki. Ada juga proses pembuatan kerajinan

    akar wangi dari bahan tenun menjadi produk jadi seperti tas, peci, tatakan, lukisan dengan media akar wangi, hingga kerajinan lain yang terbuat dari akar wangi.

    Kontribusi CGI pada program ini antara lain pembangunan Saung Budaya, penambahan infrastruktur wisata seperti toilet dan fasilitas penginapan, melakukan studi banding, pelatihan dan pendampingan teknis, serta pelatihan manajemen bagi Kelompok Pemuda Sukalaksana. Program ini telah memberikan manfaat dan dampak positif secara langsung terhadap 78 kepala keluarga dan secara tidak langsung kepada 125 kepala keluarga.

    Selain itu, Desa Sukalaksana merupakan sentra sayuran Sawi (Caisim) dengan kapasitas produksi 30 ton per hari. Di areal tanaman sawi ini wisatawan bisa melakukan aktifitas penanaman, penyiraman dan proses panen. Juga ada areal tanaman lainnya seperti cabai, tomat, kacang-kacangan dan padi.

    Atraksi-atraksi yang ada di desa ekowisata Sukalaksana antara lain atraksi wisata Papalidan, mengunjungi padepokan pencak silat Gajah Putih dan Padepokan Seni, belajar Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan bermain Kaulinan Barudak tradisional. Atraksi Papalidan adalah mengarungi sungai yang alirannya cukup deras hanya menggunakan ban pelampung dengan tetap mengutamakan keselamatan sehingga atraksi ini ditutup saat curah hujan tinggi. Setelah lelah berkeliling, wisatawan dapat beristirahat di Saung Ciburial yang terletak ditengah areal pertanian, dan berada di atas kolam ikan. Di sini pengunjung bisa melakukan aktivitas memberi makan ikan di kolam secara langsung, menangkap belut di sawah, futsal lumpur, membajak sawah dan memancing ikan.

    Pemberdayaan Masyarakat

    18

    4. Supercamp, Mendorong Potensi Asgar Muda dengan Pendidikan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

    Pada awalnya sekitar tahun 2007/2008, sekelompok anak muda potensial Garut yang tergabung dalam Asgar (Asli Garut) Muda prihatin melihat kualitas lulusan SMA di Kabupaten Garut dimana persentase lulusan SMA di Garut yang diterima di

    perguruan tinggi negeri favorit masih kecil. Bahkan, hanya sekitar 30-40% dari mereka yang ikut seleksi penerimaan mahasiswa perguruan tinggi. CGI mendorong mereka untuk menginisiasi Asgar Muda Supercamp, sebuah upaya pembinaan pelajar Kabupaten Garut khususnya SMA kelas 3 yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

    Sistem pembelajaran di Supercamp menggabungkan aspek akademik dengan soft skill berupa pengembangan diri, pendekatan emosional dan spiritual sehingga memadukan antara sistem pembelajaran kelas, training pengembangan diri, wawasan Garut, mentoring kelompok dan try out seleksi masuk Perguruan Tinggi. Tutor, mentor dan pengajar merupakan guru dan alumni dari berbagai perguruan tinggi

  • Pemberdayaan Masyarakat

    19

    Parameter Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga

    Periode Proyek Maret 2011 - Juni 2012 Juli 2012 - Juni 2013 Juli 2013 - Juni 2014

    Subsidi untuk Siswa SMA Kelas 3 100% 75% 50%

    Jumlah Siswa 100 siswa kelas 3100 siswa SMA kelas 3, 20 siswa kelas 3 SMP, 20 siswa kelas 6 SD

    100 siswa SMA kelas 3, 20 siswa kelas 2 SMA, 20 kelas siswa 3 SMP, 20 siswa kelas 6 SD, 20 siswa kelas 5 SD

    Indikator Kesuksesan 50% masuk PTN60% masuk PTN, 80% masuk SMA dan SMA favorit

    70% masuk PTN, 90% masuk SMA dan SMA favorit, 60% masuk 10 besar

    Kebutuhan Kelas 4 kelas 5 kelas 6 kelas

    75%PESERTA MASUK

    PERGURUAN TINGGI NEGERI FAVORIT

    Tabel 23: Metrik Kinerja Program Supercamp

    Tabel 24: Uji Additionalitas Program Local Business Development

    (ITB, UNPAD, UPI, UI, UGM) yang merupakan putra asli Kabupaten Garut. Diharapkan program ini tidak sekedar membantu para siswa untuk lulus ke perguruan tinggi, tetapi juga akan menjadi proses pendewasaan dalam masa tranformasi dari remaja menjadi pemuda yang merupakan masa kritis pembentukan karakter.

    Hingga saat ini Supercamp telah berlangsung sebanyak 7 angkatan dengan total peserta sekitar 1.000 pelajar yang umumnya perwakilan siswa terbaik dari setiap sekolah. Perwakilan dari sekitar 20 sekolah di area Kabupaten Garut ini harus melalui beberapa sistem seleksi, mulai dari seleksi administrasi,

    seleksi tulis dan wawancara. Setiap angkatan, khususnya mulai angkatan V, peserta yang mengikuti seleksi rata-rata berjumlah 500 orang, sedangkan yang diterima program ini hanya sekitar 100 orang. Melalui pembelajaran yang intensif, hasilnya sekitar 95% peserta Supercamp masuk ke perguruan tinggi, dengan 75% masuk ke peguruan tinggi negeri favorit (ITB, UI, UGM, UNPAD, UPI, UNSOED, UNDIP, UIN), sedangkan sisanya masuk ke program D3 Negeri (Polban, Polman, Poltekes) dan swasta yang ada di Kabupaten Garut.

    Program yang awalnya dilakukan dengan skema sponsorship, seiring dengan

    perjalanan waktu dan berdasarkan hasil evaluasi dan masukan berbagai pihak, mulai menuju kemandirian dan profesionalitas program pada Angkatan VI. Yaitu dengan mendirikan manajemen mandiri yang terpisah dari kepengurusan Yayasan Asgar Muda. Dengan harapan pada tahun 2014 sudah mulai bisa berjalan secara mandiri baik dalam hal pembiayaan maupun pengelolaan secara profesional.

    5. Program Pengembangan Usaha Masyarakat/Local Business DevelopmentProgram Local Business Development (LBD) merupakan program pembinaan dan pengembangan potensi bisnis perusahaan kecil / koperasi tempatan melalui Program Kemitraan Usaha berdasarkan asas kebersamaan yang saling menguntungkan. Program LBD dibagi menjadi dua yaitu Program Dasar dan Program Lanjutan. Konsep LBD sejalan dengan tujuan Community Development untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. LBD memprioritaskan pada pengembangan kemampuan wirausaha dan bisnis masyarakat sekitar sebagai mitra usaha CGI dalam bentuk pelatihan, bimbingan dan konsultasi teknis, dan keikutsertaan dalam proses pengadaan barang dan jasa.

    Praktek Umum Pionir program LBD yang bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk mengembangkan dan melaksanakan pelatihan bisnis dalam suatu kurikulum pembelajaran yang terstruktur.Kewajiban yang Diatur dalam Peraturan Tidak ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk membina usaha tempatan.

    Investasi CGI mengeluarkan dana yang besar untuk pelatihan dan sumber daya untuk program LBD dan merupakan bagian dari social investment.

    Hambatan Pelaksanaan Cara pandang masyarakat yang menganggap program sebagai bantuan, pelaku UMKM lokal yang sangat rentan dan kesulitan mengakses permodalan.

  • Pemberdayaan Masyarakat

    Program Pelatihan Lanjutan LBD

    Chevron Geotermal Indonesia, Ltd. berkerjasama dengan LPPM Unpad

    Pengembangan kemampuan pelaporan keuangan dan laporan proyek

    Analisis bisnis dan laporan keuangan

    Manajemen Proposal 1 Keselamatan kerja 1 Motivasi berprestasi dan

    pegembangan diri

    Manajemen dan kontrol keuangan

    Bimbingan teknis

    Standar Laporan Keuangan Manajemen Proposal 2 Menyusun Proposal Teknik 1 Keselamatan Kerja 2 Motivasi dan Kemampuan bisnis

    Teknik, Ekonomi dan Manajemen Kepemimpinan

    Proyek LBD Program

    Laporan Keuangan Kepemimpinan Menyusun Proposal Teknik 2 Keselamatan Kerja 3 Gaya kepemimpinan

    Penyusunan Dana Proyek Jaringan

    Usaha

    Dana dan Realisasi Persiapan penawaran, tender

    dan proyek Keselamatan kerja 4 Komunikasi bisnis

    Praktek Bisnis

    Manajemen Sumber

    Daya

    Praktek Bisnis (studi kasus) dan presentasi LBD

    Keselamatan Kerja 5 Presentasi Bisnis

    Manajemen Jaringan Pengadaan Barang dan Jasa

    Pengembangan Kompetensi

    Entrepreneurship

    Masyarakat yang kuat dan mandiri

    Perkembangan ekonomi

    Pertumbuhan usaha

    Pemasok lokal yang andal Jaringan pengadaan barang

    dan jasa Manajemen kontrak Sistem pengadaan ramah

    lingkungan Pengusaha sukses

    Gambar 13: Kurikulum Program Lanjutan LBD CGI

    20

    Indikator CV Azril Pratama CV Cahaya Mukti Mandiri CV Darajat Makmur

    Diversifikasi Usaha Pertanian, pembibitan, sayur-sayuran, dan konstruksi

    Pengadaan barang dan konstruksi Konstruksi, distribusi roti, dan properti

    Total Nilai Proyek sampai Tahun 2013 7,1 miliar rupiah 7,1 miliar rupiah 10,6 miliar rupiah

    Pencapaian Mitra Binaan Program LBD

    Di ChevronDi Luar Chevron

    20092008

    20.000

    40.000

    60.000

    100.000

    80.000

    120.000

    (US Dollar)

    20122010 2011

    Jumlah Transaksi CV. Cahaya Mukti Mandiri

    Di ChevronDi Luar Chevron

    2009

    50.000

    100.000

    150.000

    250.000

    200.000

    (US Dollar)

    20122010 2011

    Jumlah Transaksi CV. Azril Pratama

    Di ChevronDi Luar Chevron

    20092008

    50.000

    100.000

    150.000

    250.000

    200.000

    300.000

    350.000

    (US Dollar)

    2010 2011

    Jumlah Transaksi CV. Darajat Makmur

    2012 2013 2014 2015 2016

    Mensosialisasikan dan mempromosikan Program LBD

    Membuat Inkubator Bisnis LBD Evaluasi Program LBD Pengembangan

    Program Pendampingan LBD dan Pengembangan

    Mensosialisasikan dan Mempromosikan Program LBD

    Peningkatan BPP Memasukkan proses kepatuhan

    dan persyaratan OE/HES

    Peningkatan BPP Memasukkan proses kepatuhan

    dan persyaratan OE/HES

    Peningkatan BPP Peningkatan BPP Memasukkan proses kepatuhan

    dan persyaratan OE/HES

    Peningkatan BPP Memasukkan Proses Kepatuhan

    dan persyaratan OE / HES

    Melaksanakan program Pendampingan Wirausaha LBD (kurikulum 3 tahun)

    Menyelesaikan program Pendampingan Wirausaha LBD (kurikulum 3 tahun)

    Mengukur hasil program Kelulusan program LBD Batch 1&2

    Menyelesaikan 2 tahun program pelatihan Batch 1

    Mengukur hasil perkembangan program pelatihan LBD vendor

    Membuat Program Pendampingan Wirausaha LBD (kurikulum pelatihan 3 tahun)

    Melaksanakan program pendamping wirausaha LBD (kurikulum 3 tahun)

    Melaksanakan program pelatihan Lanjutan

    Melaksanakan program pelatihan LBD Batch 3

    Melaksanakan program pelatihan Lanjutan

    Menyelesaikan 2 tahun program pelatihan Batch 3

    Mengukur hasil perkembangan program pelatihan LBD vendor

    Memulai program LBD - Batch 4

    Melaksanakan program pelatihan Batch 2

    Mencatat kinerja vendor LBD pada proses pengadaan

    Menyelesaikan 2 tahun program pelatihan Batch 1

    Mengukur hasil perkembangan program pelatihan LBD vendor

    Memulai program LBD Batch 3

    Melaksanakan Program Pelatihan Lanjutan

    Melaksanakan program pelatihan LBD Batch 3

    Meningkatkan nilai dan volume pengadaan dan tender LBD

    Meningkatkan volume kontrak LBD Melibatkan LBD pd kontrak resiko

    medium (diperlukan CHESM)

    Meningkatkan nilai dan volume pengadaan dan tender LBD

    Meningkatkan volume kontrak LBD Melibatkan LBD pd kontrak resiko

    medium (diperlukan CHESM)

    Meningkatkan nilai dan volume pengadaan dan tender vendor LBD

    Meningkatkan nilai dan volume pengadaan dan tender LBD

    Meningkatkan volume kontrak LBD

    Meningkatkan nilai dan volume pengadaan dan tender LBD

    Meningkatkan volume kontrak LBD Melibatkan LBD pada kontrak

    risiko medium (diperlukan CHESM)

    Melaksanakan PQ CHESM (yg lulus Step 3) Batch 1

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan Program pelatihan (Step 2&3) - Batch 2

    Melaksanakan PQ CHESM (yg lulus Step 3) Batch 2

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan Program pelatihan (Step 2&3)- Batch 3

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan program pelatihan (Step1) Batch 1

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan program pelatihan (Step 2&3) Batch 1

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan program pelatihan (Step1) Batch 2

    Melaksanakan PQ CHESM (yang lulus step 3) Batch 1

    Melaksanakan keterlibatan LBD CHESM dan Program Pelatihan batch 2

    Reliabilitas & Manajemen Inventori: Meningkatkan kualitas material dan ketepatan waktu pengiriman

    Mencatat transaksi vendor LBD dgn perusahaan lain

    Reliabilitas & Manajemen Inventori: Meningkatkan kualitas material dan ketepatan waktu pengiriman

    Mencatat transaksi vendor LBD dgn perusahaan lain

    Evaluasi kinerja vendor LBD Reliabilitas & Manajemen Inventori: Meningkatkan kualitas material dan ketepatan waktu pengiriman

    Mencatat transaksi vendor LBD dgn perusahaan lain

    Reliabilitas & Manajemen Inventori meningkatkan kualitas material dan ketepatan waktu pengiriman

    Mencatat transaksi vendor LBD dengan perusahaan lain

    Pendekatan pelanggan Promosi program LBD ke pihak

    pemerintah daerah Promosi program LBD perusahaan

    lain

    Pendekatan pelanggan Pemerintah Daerah dan

    perusahaan lain berpartisipasi di program LBD

    Promosi LBD Program to Pemerintah Pusat

    Pendekatan terhadap pelanggan & semua pihak yg terlibat dan peningkatan kerjasama

    Pendekatan terhadap pelanggan & semua pihak yg terlibat dan peningkatan kerjasama

    Pendekatan Pelanggan Promosi program LBD ke pihak

    Pemerintah Daearah Promosi program LBD ke

    perusahaan lain

    Program LBD di CGI sudah berjalan sejak tahun 2009. Sampai Juni 2013, CGI sudah mengadakan tiga Angkatan Program Dasar, yang diikuti oleh 37 mitra binaan, dan satu Angkatan Program Lanjutan. Pada tahun 2013, dibuka kelas Program Dasar baru. Untuk dapat mengikuti Program Lanjutan, dilakukan penilaian berdasarkan kinerja mitra binaan dan kematangan pelaku usaha. Program Lanjutan dimulai sejak tahun 2012 sebagai tahap akhir dari Program LBD yang bertujuan untuk menghasilkan mitra binaan yang mandiri, profesional, dan berdaya saing. Sampai Mei 2013, pelaksanaan program lanjutan sudah mencapai 82%. Pada bulan Oktober 2013 akan dilakukan inagurasi untuk program LBD dan diharapkan dapat meluluskan 16 mitra binaan.

    Gambar 14: Grafik Transaksi yang Menunjukkan Kemandirian dengan Adanya Proyek-Proyek di Luar CGI

    Tabel 25: Rencana Jangka Panjang Program Pengembangan Bisnis Tempatan