Download - Check up rohani

Transcript
Page 1: Check up rohani

1

Check Up Rohani: Hati, Telinga, Mata

Page 2: Check up rohani

2

Teks: Markus 7:1 – 8:26

Pengenalan:

Kita masuk dibahagian yang mencatat pengajaran penting dari Yesus kepada orang Farisi dan

pengikut-pengikutNya.

1. Hati yang Murni (7:1-23)

a. Pertuduhan (ayat 1-5

Yesus ditegur keras oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka secara khusus datang dari

Yerusalem untuk menegur Tuhan Yesus. Pokok perdebatan utama disini adalah HAL

MEMBASUH TANGAN.

Istilah membasuh berasal dari kata Yunani niptw/nipto. Istilah ini bererti to cleanse

(especially the hands or the feet or the face). Maksudnya, membersihkan (secara khusus

tangan, kaki, atau wajah).

Menurut tradisi waktu itu, membasuh tangan, maknanya adalah menyatakan penghormatan

tertinggi kepada Allah. Markus mencatat, orang-orang Farisi - orang-orang Yahudi tidak

makan sebelum membasuh tangan (Mrk. 7:3). Hal ini dimaksudkan sebagai wujud

penghormatan terhadap Allah. Ketika para murid Yesus makan tanpa membasuh tangan, bagi

orang Yahudi ini masalah serius kerana melanggar adat istiadat leluhur mereka.

b. Teguran (7:6-13)

Yesus menyebut orang-orang Farisi dan ahli Taurat sebagai orang MUNAFIK (hypocrite -

bertopeng). Bagi Yesus, mereka hanyalah orang-orang yang memuliakan Allah dengan bibir

tapi hati jauh dari Tuhan. Yesus berkata,

Markus. 7:6 “Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai

orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,

padahal hatinya jauh dari pada-Ku”

Rupanya Yesus sedang mengajarkan agar mereka tidak hanya memuliakan Allah dengan

tampilan luar. Namun, Yesus menghendaki mereka memuliakan Allah dengan hati. Hati

adalah pusat segalanya. Kehidupan yang suci, murni adalah bersumber dari DALAMAN

bukan LUARAN.

Amsal mengingatkan agar menjaga hati. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,

karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams. 4:23).

c. Pengajaran (7:14-23)

Idea mencuci tangan ini tidak bersumber dari Allah. Idea ini hanyalah adat istiadat, tradisi

turun temurun, yang diamalkan sejak dari turun temurun

Page 3: Check up rohani

3

Bagaimana reaksi Yesus? Yesus pun menuduh mereka telah melanggar perintah Allah demi

adat istiadat. Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Mengapa kamu pun melanggar perintah

Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?” (Mat. 15:3).

Terlihat jelas, menempatkan adat istiadat di atas firman Allah, bagi Yesus, ini adalah

pelanggaran terhadap perintah Allah.

Orang-orang Farisi dan ahli Taurat menempatkan adat istiadat di atas firman Tuhan. Keadaan

/kondisi seperti inilah yang ditentang Kristus. Bila adat istiadat “diagamakan”, padahal itu

hanyalah tradisi, pasti mengundang murka Tuhan.

Aplikasi:

Hati adalah bahagian terpenting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi bagi orang percaya,

karena hidup berkenan kepada Tuhan atau tidak itu sangat bergantung pada apa yang ada di

hati kita.

Mengapa? Karena "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa

yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b).

Kepada anaknya (Salomo), Daud juga mengingatkan, "Dan engkau, anakku Salomo,

kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela

hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1

Tawarikh 28:9a).

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan selalu menjaga hati kita supaya tetap berkenan

kepada Tuhan. Firman Tuhan jelas menyatakan bahawa segala fikiran dan perbuatan jahat (

Markus 7:21-23 “sebab dari dalam, dari hati orang timbul segala fikiran jahat, percabulan,

pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,

hujat, kesombongan, kebebalan dan lain-lain. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan

menajiskan orang."

Tahu benar bahwa keadaan hati manusia sangat menentukan jalan hidupnya, Iblis berusaha

untuk menyerang dan mempengaruhi hati manusia dengan hal-hal yang negatif dan

menjadikan hati sebagai sasarannya. Ketakutan, kekuatiran, kecemasan, keragu-raguan,

kebencian, kepahitan dan sebagainya adalah hal-hal yang seringkali dipanahkan Iblis hingga

manusia menjadi lemah, tak berdaya, putus asa, kehilangan sukacita dan damai sejahteranya.

Amsal 4:23 FirmanNya menasihatkan, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena

dari situlah terpancar kehidupan."

Jadi kita harus bisa menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Waspada berarti selalu

berjaga-jaga dan tidak lengah ibarat seorang prajurit yang sedang bertempur di medan

peperangan, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan tertembak oleh musuh (Iblis).

"Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih

hatinya." Mazmur 73:1

Page 4: Check up rohani

4

Illustrasi: Hati kita ini ibarat sebuah kebun. Bila kebun itu selalu kita jaga dan kita rawat

setiap hari, kebun itu akan menjadi lahan yang subur dan siap untuk ditanami benih, yang

pada akhirnya akan menghasilkan tuaian yang baik. Sebaliknya jika kebun itu kita biarkan

terbengkalai, maka di dalam kebun itu akan tumbuh banyak ilalang dan semak belukar yang

justru akan menghambat tumbuhnya benih yang kita semai.

Begitu juga dengan hati, kita perlu menjaga, merawat dan menanaminya dengan benih yang

baik dan positif iaitu firman Tuhan, sehingga isi hati kita bersih dari segala 'kotoran'.

Mengapa kita harus selalu menjaga hati kita tetap bersih? Sebab bila hati kita bersih (murni),

Tuhan akan berkenan hadir dan mencurahkan berkat-berkatNya.

Dikatakan, "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan

dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4-5),

Matius 5:8 "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."

Bagaimana kondisi hati kita saat ini? Sudah bersihkah atau masih banyak 'kotoran', hal-hal

jahat dan akar pahit yang terkandung di dalamnya?

Orang boleh saja ada di dalam gereja, teapi kalau hatinya tidak dipenuhi dengan Injil, tidak

dipenuhi dengan Firman Allah maka dia bukan milik Kristus, dia bukan murid Tuhan Yesus.

Dunia yang kita tinggali sekarang ini penuh dengan orang-orang yang suka saling

menjatuhkan, saling menghakimi dan saling merendahkan. Namun kalau seseorang yang

hatinya penuh dengan Injil atau penuh dengan Firman, ia tidak akan menjatuhkan orang lain,

ia tidak akan menghakimi orang lain dan ia tidak akan merendahkan orang lain.

Nah, supaya hati kita bersih dan murni, tidak ada jalan lain selain kita harus datang kepada

Tuhan, berdoa dengan mencurahkan isi hati dengan jujur dan membuka hati untuk selalu

dikoreksi, diselidiki oleh firmanNya, itulah proses menuju kemurnian hati

Ibrani 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata

dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan

sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

Mari kita belajar dari Daud yang selalu terbuka di hadapan Tuhan, siap untuk ditegur dan

dikoreksi bila isi hatinya mulai tidak benar:

Mazmur 139:23-24 "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah

pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"

2. Telinga yang Mendengar (7:31-37)

Dari Tirus dan Sidon, kini Yesus memasuki Dekapolis daerah-daerah sepuluh kota ini

dianggap kafir. Kini, cabaran bagi Yesus adalah berhadapan dengan seorang yang tuli dan

gagap dengan tujuan meminta kesembuhan.

Bagaimana hati Yesus tidak berbelas kasihan, di negeri orang kafir, nilai kepedulian begitu

tinggi. Orang-orang disitu berkumpul, mereka begitu kasihan dengan seseorang yang tak

Page 5: Check up rohani

5

dapat mendengar dan tak mampu berkata-kata. Dunia orang ini hanya dunia penglihatan. Ia

berbicara dengan hati dan mendengar dengan hati.

Kalau ada orang yang begitu peduli terhadap sesamanya, bagaimana mungkin sorga tak

membuka kemurahan hatiNya?

Bagaimana Yesus menyembuhkan orang ini?:

a. Yesus Memisahkan orang ini dipisahkan dari orang ramai.

b. Yesus Memasukkan jari ke telinga orang itu.

c. Yesus Meludah dan meraba lidah orang itu.

d. Yesus Menengadah ke langit, menghela nafas dan berseru Efata „terbukalah‟.

Markus 7:32-34 “Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap

dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah

Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-

Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil

menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya : “Efata!”, artinya:

Terbukalah!”

Efata ertinya terbukalah, terjemahan lain “Receive the power of hearing” = terima kuasa

pendengaran.

Segala sesuatu dalam hidup kita akan menjadi baik apa bila kita memiliki kuasa pendengaran

dalam hidup kita. Yesus dalam menyembuhkan orang yang tuli, yang tidak dapat mendengar

agak berbeza dengan menyembuhkan orang dengan jenis penyakit yang lain.

Alkitab berkata Yesus membawa dia untuk memisahkan dia dari orang banyak kemudian

Yesus memasukkan jariNya ke telinga orang itu, meludah di tanah dan meraba lidah orang itu

dan menengadah ke langit sambil menarik nafas kemudian berkata terbukalah … terima

kuasa pendengaran ! Bagaimana agar pendengaran kita menjadi baik ?

Yesaya 50:4 “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,

supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”

Jadi kita harus memiliki telinga yang mendengar seperti seorang murid! TELINGA atau

PENDENGARAN yang seperti inilah yang akan membuat segala sesuatu menjadi baik.

Sudahkah pendengaran kita menjadi seperti pendengaran seorang murid ? Orang yang

memiliki pendengaran seorang murid orang itulah yang menerima, memiliki the power of

hearing !

Murid dalam mendengarkan gurunya, harus serius, penuh perhatian dan mengikuti semua

petunjuk yang diberikan dengan tepat dan benar, tidak menyimpang karena kalau

menyimpang maka akan terjadi kesalahan.

Demikianlah kita dalam mendengar Firman, harus penuh perhatian, fokus, sungguh-sungguh

dan berusaha untuk memahami dan penuh dengan kepercayaan bahwa apa yang disampaikan

adalah hal yang benar.

Page 6: Check up rohani

6

Oleh karena itu perhatikanlah bagaimana cara kita mendengarkan, apakah ada kuasa dalam

cara kita mendengarkan kebenaran Firman ataukah sebaliknya ? Orang yang mendengar

seperti seorang murid yang mendengar akan melihat bahwa segala sesuatunya akan berubah

menjadi baik.

Igor Stravinsky, Komposer Russi. "To listen is an effort. And just to hear is no merit."

3. Mata yang Melihat Ke Depan (visi) (8:22-26)

Proses Kesembuhan Orang Buta:

a. Dia dibawa oleh orang kepada Kristus.

Markus 8:22 “Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang

membawa kepada Yesus seorang buta…”

Ayat 22 dikatakan bahawa “mereka” membawa orang buta ini kepada Kristus.

Di sini adalah orang buta yang dibawa kepada Kristus oleh sahabat-sahabatnya, dengan

harapan agar Ia menjamahnya, ayat. 22. Di sini menunjukkan iman dari orang-orang yang

membawa dia – mereka yakin bahawa dengan satu sentuhan tangan kristus saja akan

mencelikkan penglihatannya; namun orang itu sendiri tidak menunjukkan kesungguhannya,

atau harapannya, seperti halnya orang-orang buta lainnya yang telah [disembuhkan oleh

Kristus].

Iman mereka semacam IMAN PRAKTIKAL. Iman mereka bukan hanya sekedar percaya

bahawa Kristus dapat menyembuhkan orang itu, dan kemudian tetap duduk tanpa berbuat

apa-apa. Iman yang benar adalah iman yang aktif, sehingga orang-orang ini membawa orang

buta itu kepada Yesus karena mereka percaya. Mereka, orang ramai merupakan satu alat

kesembuhan bagi orang buta ini

b. Dia dibawa Kristus ke luar kampung.

Markus 8:23 “Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar

kampung….”

Saya percaya bahawa alasan utama Kristus membawa orang itu keluar dari Betsaida adalah

karena kejahatan kota itu yang tidak mengenal Tuhan. Kristus pernah berkata,

Matius 11:21 “Celakalah engkau Betsaida!”

Ia telah melakukan banyak mujizat di kota itu, namun orang-orang di sana telah menolak Dia.

c. Dia disembuhkan penglihatannya oleh Kristus.

Markus 8:23-25 “Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar

kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan

bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku

melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."

Page 7: Check up rohani

7

Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh

melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas”

3 langkah orang buta ini melangkah sebagai gambaran dari pertobatan manusia:

a. Kebutaan = Tidak percaya

b. Setengah Melihat = Belum teguh

c. Melihat secara sempurna = Beriman Teguh

Itulah cara orang-orang yang bertobat pada umumnya. Sesungguhnya, ini adalah cara yang

benar-benar sangat umum.

Saudara Saudari:

Perhatikan MATA anda. Merupakan keuntungan bagi kita yang dilahirkan celik, dapat melihat.

Hellen Keller adalah seorang wanita yang luar biasa, seorang wanita yang walaupun di usia 18

kehilangan pendengaran dan penglihatannya. Dia buta dan dia tuli. Anda boleh bayangkan,

bagaimana berkomunikasi dengan orang seperti ini? Tetapi cacat fizikalnya tidak menghalangi

dia untuk melakukan perkara-perkara besar. Dia lulus dari Redcliff College dengan gelar

kehormatan (honor). Dia menulis beberapa buku dan keliling dunia berkempen perkembangan

pendidikan untuk orang-orang yang cacat fizik.

Ada begitu banyak kemudahan untuk orang yang cacat fisik karena usaha-usahanya. Dia pernah

berkata seperti ini : "The most pathetic person in the world is someone who has sight, but has no

vision."

Anda punya mata yang indah, belum tentu Anda memiliki visi. Anda boleh menggunakan kontak

lens warna, bukan bererti pemandangan anda pun bagus. Sayangnya ada begitu banyak orang

yang mencoba memperindah pemandangan dirinya dari luar, namun mereka tidak memiliki visi

yang benar dalam dirinya.

Markus 8:18 berkata "Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai

telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Saudara saudari dari ayat-ayat diatas kita melihat dimana murid-murid tidak mengerti

maksud perkataan Yesus, sehingga Yesus mengatakan “kamu mempunyai mata tapi tidak

melihat, mempunyai telinga tapi tidak mendengar” Saya percaya kejadian seperti inipun

masih terjadi di zaman sekarang.

Banyak orang Kristian yang mempunyai mata tapi masih “buta”, secara rohani matanya buta,

tidak dapat melihat dan mengerti maksud Allah! Kita perlu pemulihan atas mata kita!

Matius 6:22-23 “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa

gelapnya kegelapan itu”

Jadi, mata memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita melihat

apa yang kita pegang juga mempengaruhi keberhasilan kita