Download - CBD Keratitis

Transcript

CASE BASED DISCUSSIONIDENTITAS PASIEN Nama Pasien Umur Jenis Kelamin Pekerjaaan Alamat : Tn. Rohmad : 34 tahun : Laki-laki : Buruh Bangunan : Ds.Mirimunggul Gandasari RT 2/RW 5 BandunganStatus Menikah : Menikah Tanggal periksa : 09 Juli 2012 No. RM : 06.32.94ANAMNESIS Keluhan Utama : Mata sebelah kanan merah dan nerocos Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata sebelah kanan merah dan sering nerocos sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien merasa mata sebelah kanan tampak merah, penglihatan kabur, nerocos, terasa silau jika terkena sinar, dan terasa mengganjal. Keluhan berkurang bila penderita menutup matanya dan dipakai istirahat. Pasien mengaku 4 bulan yang lalu juga merasakan keluhan yang sama dan sering kambuh-kambuhan. Menurut pasien awal mula timbul keluhan pada mata sebelah kanan setelah pasien cuci muka dengan air sungai yang keruh, airnya masuk mata kanan sedangkan mata kiri tidak. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke puskesmas sebanyak 3 kali dan diberi obat tetes mata (pasien tidak ingat nama obatnya) dan keluhan yang dirasakan tidak membaik. Kemudian pasien berobat ke Poli mata RST Dr. Soedjono Magelang. Setelah 2 bulan pengobatan keluhan mulaimenghilang, namun karena lingkungan kerja yang berdebu dan terpapar sinar matahari keluhan kambuh kembali. Keluhan seperti keluar lodok atau dempet waktu bangun tidur, cekot-cekot, melihat pelangi dan gatal disangkal, riwayat trauma tajam dan tumpul di kelopak mata juga disangkal. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat DM disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat alergi disangkal Riwayat memakai kaca mata (-) diakui ( S-1.00) Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat DM disangkal Riwayat hipertensi disangkal Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sebagai buruh bangunan, lingkungan tempat kerja berdebu dan terpapar sinar matahari langsung. Pasien periksa ke poli mata dengan biaya ditanggung oleh Jamkesmas Kesan ekonomi : kurangPEMERIKSAAN FISIK Status Generalisata : Tanggal Pemeriksaan : 09 Juli 2012 Kesadaran Aktifitas Kooperatif : Composmentis : Normoaktif : Kooperatif123Status : CukupGiziVital Sign : Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 75 x/menit Suhu : 36,5C Pernafasan : 20 x/menitStatus Ophtalmicus: Gambar: OD OSKeterangan: Injeksi silier Infiltrat kornea Sikatrik makula kornea No Pemeriksaan 1 2 3 4 Visus Gerakan Bola Mata Suprasilia Palpebra Superior : Edema Oculus Dexter 6/15 tidak dikoreksi Baik ke segala arah Normal Oculus Sinister 6/12 tidak dikoreksi Baik ke segala arah Normal--Hematom Entropion Ektropion Silia 5 Palpebra Inferior : Edema Hematom Entropion Ektropion Silia Konjungtiva Hiperemi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Sekret MembranTrikiasis ( - ) Trikiasis ( - ) + + -Trikiasis ( - ) Trikiasis ( - ) -67Kornea Edema Lacrimasi Infiltrat + + (jumlah 4, ukuran 0,5 mm, letak perifer/marginal, warna abu-abu batas tidak tegas, bentuk bulat) + (jumlah 2, ukuran 1,5 mm, letak perifer (marginal) dan parasentral, warna putih berbatas tegas, bentuk bulat) Cukup Normal -Keratik presipitat Ulkus Sikatrik-8COA Kedalaman Hifema Hipopion Cukup Normal -9Iris - Kripte - Edema- Sinekia - Fotofobia 10 Pupil Bentuk diameter reflek pupil sinekia 11 Lensa kejernihan iris shadow Bentuk 12 Corpus vitreum Kejernihan+ Bulat 2 mm + Jernih Normal Jernih+ Bulat 2 mm + Jernih Normal Jernih13Retina Fundus Refleks Eksudat Papil N II+ (agak suram) -+ cemerlang -Bentuk bulat, warna Bentuk bulat, warna merah jingga cemerlang, merah jingga batas tegas, medialisasi -, cemerlang, batas tegas, ecavatio (-) medialisasi -, ecavatio CDR 0,3 CDR 0,3 Normal Normal14TIODIAGNOSIS BANDINGKonjungtivitis disingkirkan karena kornea jernih (-), injeksi konjungtival (-), terdapat secret (-), penurunan visus Uveitis disingkirkan karena kornea keratic precipitate (-), COA terdapat hipopion (-) dan tyndal effect (-), sinekia anterior dan posterior (-) Glukoma akut disingkirkan karena kornea edema (-), COA dangkal (-), iris terdorong ke anterior (-), TIO naik (-)Keratitis dipertahankan karena kornea ada infiltrat, injeksi siliar, tidak ada sekret, COA sedang, iris normal, visus turun, TIO normal, nyeri (+), fotofobia (+), lakrimasi (+), ganjel (sensasi benda asing) + Makula --> dipertahankan, sikatrik pada kornea, dapat dilihat dengan fokal illumination / batere tanpa bantuan kaca pembesar putih dan berbatas tegasPEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan flouorescein (untuk mengetahui adanya defek pada kornea) Pemeriksaan mikroskopik untuk mengetahui penyebab keratitis Gram Giemsa DIAGNOSIS KERJAOD Keratitis kronis dan MakulaTERAPIMedikamentosa Topical : Inmatrol 5 ml (Deksametason 1 mg, Polimiksin B Sulfat 6000 UI, Neomisin 3,5 mg) Inmatrol ED fl I, 4 dd gtt I OD Oral : Na.Diclofenac 50mg 2 dd I , Amoxicillin 500mg 3 dd I ,Vit C, 3 dd IEDUKASIMeminum obat secara teratur agar tidak menjadi sikatrik Mengurangi pajanan terhadap iritan mata seperti debu dan sinar matahari dengan menggunakan kacamata dan topi saat bekerja.PROGNOSAPrognosis Quo ad visam Quo ad sanam Quo ad functionam Quo ad vitam Quo ad kosmetikamOculus Dexter Dubia ad bonam Dubia ad malam Dubia ad bonam Bonam Dubia ad bonamOculus Sinister Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Bonam Dubia ad bonamKOMPLIKASIUlkus kornea Keratitis yang tidak mendaptkan penanganan dengan baik infeksi aktif terjadi pelepasan lapisan epitel dari kornea sampai ke lapisan stroma yang disertai jaringan nekrosisulkus korneaendoftalmitisatrofi/ptisis bulbikebutaanSikatrik kornea Peradangan kornea yang berlangsung lama tidak mendapat penangan dengan baik terbentuk sikatriks kornea (nebula, makula, lekoma tergantung seberapa dalam proses infeksi terjadi di kornea) semakin dalam terjadinya infeksi sampai ke lapisan stroma sembuhlekoma adheren (lekoma disertai sinekia anterior) kebutaanTINJAUAN PUSTAKA KeratitisDefinisi Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea.Etiologi Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex, tipe 1. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.Manifestasi Klinis Gejala : mata merah, berair, nyeri, silau, sensasi benda asing, penglihatan kabur Tanda : Injeksi silier (+), infiltrat kornea ( infiltrasi sel radang ). Pada ulkus kornea terbentuk jaringan nekrotik kornea, Bisa disertai reaksi peradangan pada COA( flare / hipopion ), baik akibat perforasi maupun akibat toksin kuman yang masuk ke COA melalui kornea yang masih intakinfiltrat kornea perforasiUlkus kornea cum hipopionUlkus korneaPemeriksaan Slit Lamp --> untuk memeriksa kejernihan kornea, melihat apakah ada infiltrat atau tidak Keratoskop placido --> berupa kepingan dengan lingkaran yang konsentris dan lubang di tengahnya, untuk memeeriksa permukaan/ergularitas kornea Tes fluoresin --> mengetahui adanya defek pada kornea, Akan tampak fluoresensi pada kasus keratitis superfisial, ulkus kornea, erosi kornea. Tes (-) pada keratitis profunda, sikatrik kornea.Penatalaksanaan -Pada keratitis superfisial diberikan antibiotik, antijamur/antiviral sesuai kausa -Pada keratitis profunda (lapisan epitel terluar intak) diberikan tambahan antiinflamasi golongan steroid untuk mencegah terjadinya sikatrikKomplikasi Ulkus kornea Phtisis bulbi, atrofi bulbi Terbentuk sikatrik. Ada 3 jenis sikatrik kornea,yaitu:Nebula Nebula :MakulaLekomaPenyembuhan akibat keratitis superfisialis. Kerusakan kornea pada membrana Bowman sampai 1/3 stroma Pada pemeriksaan terlihat seperti kabut di kornea, hanya dapat dilihat di kamar gelap dengan focal ilumination dan bantuan kaca pembesarMakula : Penyembuhan akibat ulkus kornea. Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3 ketebalan stroma Pada pemeriksaan terlihat putih di kornea, dapat dilihat di kamar terang dengan focal ilumination / batere tanpa bantuan kaca pembesar Lekoma : Penyembuhan akibat ulkus kornea Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan stroma. Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan. Apabila ulkus kornea sampai tembus ke endotel, akan terjadi perforasi, dengan tanda iris prolaps, COA dangkal, TIO menurun. Sembuh menjadi lekoma adheren (lekoma disertai sinekhia anterior) Keratoplasti (Ganti kornea)MACAM-MACAM KERATITIS #Keratitis berdasarkan morfologi lesi kornea Keratitis MacamKeratitis StafilokokKeratitis Herpetik (HSK)Keratitis Varicella ZoosterEpitelialErosi-erosi kecil terpulas fluoresin : 1/3 bawah korneaKhas dendritik (Kadang bulat atau lonjong) dgn edema dan degenerasi-->Lebih difus dari lesi HSK ; sesekali linear (Pseudoden drit) Keratitis PajananKeratitis AdenovirusKeratitis Sindrom SjogrenErosi-erosi kecil terpulas fluoresin : difus tetapi paling mencolok di daerah pupilEpitel rusak dan erosi-erosi kecil, pleimorfik, terpulas fluoresin : filamen epitelial dan mukosa khas ; terutama di belahan bawah kornea KeratitisErosi-erosi kecil tidak teratur terpulas fluoresin : terutama dibelahan bawah korneaKeratokonjungtivitKeratitisis vernalneutrofik dan destruksi gangglion gasseriakibat obatLesi mirip synctium, yg keruh dan berbercak kelabu, paling mencolok didaerah pupil atas. Kadangkadang terbentuk plak epitelium opakEdema epitel bebercak : difus tetapi terutama di fissura palpebrae, pukul 9 dan 3Erosi-erosi kecil terpulas fluoresin dengan edema seluler berbintikbintik : lingkaran epitel Keratitis Rubeola, Rubella, dan Mumps KeratitisKeratitis Punktata Superfisial (SPK)Keratokonjungt ivitis Limbik SuperiorFokus sel-sel epitel yang sembab, ulat dan lonjong: menimbul bila penyakitnya aktifErosi-erosi kecil terpulas fluoresin di 1/3 atas korne; filamen selama eksaserbasi; hiperemia bulbi, limbus berkeratin menebal,Lesi-lesi tipe virus seperti pada SPK ; di daerah pupilmikropanus Trakoma Keratitits Def Vit AErosi epitel kecil-kecil terpulas fluoresin pada sepertiga atas korneaKekeruhan berbintik kelabu sel-sel epitel akibat keratinisasi parsial ; berhubungan dengan bercak bitotKeratokonjungtivitis Epidemika Subepitelial Sering sekunder akibat keratitis epitelial Akibat adenovirus 8 dan 19 Infiltrasi yang menunjukkan akumulasi sel-sel radang, edema tampak sebagai penebalan kornea, pengkeruhan atau parut, perlunakan atau nekrosis, yang dapat berakibat penipisan atau perforasi dan vaskularisasi.StromalEndotelialTerdapat sel-sel radang pada endotel (Keratic Precipitates (KPs)) mengarah ke uveitis anteriorPembagian Keratitis yang lain Keratitis Pungtata Keratitis yang terkumpul di daerah mernbran Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus.KP ini disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes zoster, blefaritis neuroparalitik, infeksi virus, vaksinia, trakoma dan trauma radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lainnya. Kelainan dapat berupa : Keratitis pungtata epitel Keratitis pungtata subepitel Pada konjungtivitis verna dan konjungtivitis atopik ditemukan bersama sama papil raksasa. Pada trakoma, pemfigoid, sindrom Stevens Johnson dan pasca pengobatan radiasi dapat ditemukan bersama-sama dengan jaringan parut konjungtiva. Keratitis pungtata biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungitiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.Keratitis pungtata superfisial Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitiktitik pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwamai fluoresein. Keratitis pungtata superfisial dapat disebabkan sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmos, keracunan obat topikal (neomisin, tobramisin, ataupun obat lainnya), sinar ultraviolet, trauma kimia ringan, dan pemakaian lensa kontak. Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan. Pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes mata, dan sikloplegik.Keratitis pungtata subepitel Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman. Pada keratitis ini biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa tedihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.Keratitis Marginal Keratitis marginal merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat mengakibatkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan adanya blefarokonjungtivitis. Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Biasanya bersifat rekuren, dengan kemungkinan terdapatnya Streptococcus pneumonia, Hemophilus aegepty, Moraxella lacunata, dan Escerichia. Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan timbunan kompleks antigen-antibodi. Penderita akan mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi, disertai fotofobia berat. Pada mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multipel, sering disertai neovaskularisasi dari arch limbus. Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika yang sesuai dengan penyebab infeksi lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi. Pada kelainan yang indolen dilakukan kauterisasi dengan listrik ataupun AgNO3 di pembuluh darahnya atau dilakukan flee konjungtiva yang kecil. Penyulit yang terjadi berupa jaringan parut pada kornea yang akan mengganggu penglihatan atau ulkus meluas dan menjadi lebih dalam. Keratitis marginalia trakomatosa merupakan keratitis dengan pembentukan membran pada kornea atas. Keadaan ini akan membentuk pannus, berupa keratitis dengan neovaskularisasi.Keratitis interstisial Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam. Pada keratitis interstisial akibat lues kongenital didapatkan neovaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80% pasien lues. Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi spiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuberkulosis. Keratitis interstisial merupakan keratitis nonsupuratif profunda disertai denganneovaskularisasi. Keratitis ini juga disebut sebagai keratitis parenkimatosa. Biasanya akan memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi, dan menurunnya visus. Pada keratitis interstisial maka keluhan bertahan seumur hidup. Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam atau apa yang disebut "salmon patch" dari Hutchinson. Seluruh kornea dapat berwarna merah cerah. Kelainan ini biasanya bilateral. Pada keadaan yang disebabkan tuberkulosis biasanya bilateral. Pada keratitis yang disebabkan oleh sifilis kongenital biasanya ditemukan tandatanda sifilis kongenital lain, seperti hidung pelana (sadlenose) dan trigs Hutchinson, dan pemeriksaan serologik yang positif terhadap sifilis. Pada keratitis yang disebabkan oleh tuberkulosis terdapat gejala tuberkulosis lainnya. Pengobatan keratitis profunda tergantung pada penyebabnya. Pada keratitis diberikan sulfas atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat terjadinya uveitis dan kortiskosteroid tetes mata. Keratitis profunda dapat juga terjadi akibat trauma, mata terpajan pada kornea dengan daya tahan rendah.Keratitis Bakterial Setiap bakteri seperti Staphylococcus, Pseudomonas, dan Enterobacteriacea dapat mengakibatkan keratitis bakterial. Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini. Biasanya pengobatan dengan dasar berikut :Gram (-) Gram (+) tobramisin gentamisin polimiksin cefazolin vancomyxin basitrasinBiasanya pengobatan diberikan setiap 1 jam. Sikloplegik diberikan untuk istirahat mata.Keratitis Jamur Biasanya dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan. Jamur yang dapat mengakibatkan keratitis adalah Fusarium, Cephalocepharium, dan Curvularia. Pada masa sekarang infeksi jamur bertambah dengan pesat dan dianggap sebagai akibat sampingan pemakaian antibiotik dan kortikosteroid yang tidak cepat. Keluhan baru timbul setelah 5 hari rudapaksa atau 3 minggu kemudian. Pasien akan mengeluh sakit mata yang hebat, berair dan silau. Pada mata akan terlihat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam stroma. Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan plaque tampak bercabangcabang, dengan endothelium plaque, gambaran satelit pada kornea, dan lipatan Descemet. Sebaiknya diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea yang menunjukkan adanya hifa. Sebaiknya pasien dengan infeksi jamur dirawat dan diberi pengobatan natamisin 5% setiap 1-2 jam saat bangun saat antijamur lain seperti miconazole, amfoterisin, nistatin dan lain-lain. Diberikan sikloplegik disertai obat oral antiglaukoma bila timbul peningkatan tekanan intraokular. Bila tidak berhasil diatasi maka dapat dilakukan keratoplasti. Penyulit yang dapat terjadi adalah endoftalmitis.Keratitis Virus Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitiktitik pada dataran depan komea yang dapat terjadi pada penyakit seperti herpes simpleks, herpes zoster, infeksi virus, vaksinia, dan trakoma.Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman. Pada keratitis ini biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut.Keratitis herpetik Keratitis herpetik disebabkan oleh herpes simpleks dan herpes zoster. Yang disebabkan herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Hal yang murni epitelial adalah dendritik dan stromal adalah diskiformis. Biasanya infeksi herpes simpleks ini berupa campuran epitel dan stroma. Perbedaan ini akibat mekanisme kerusakannya berbeda. Pada yang epitelial kerusakan terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk tukak kronea superfisial. Stromal diakibatkan reaksi imunologik tubuh pasien sendiri terhadap virus yang menyerang. Antigen (virus) dan antibodi (pasien) bereaksi di dalam stroma kornea dan menarik sel leukosit dan sel radang lainnya. Sel ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak antigen (virus) yang juga akan merusak jaringan stromal di sekitarnya. Hal ini sangat berkaitan dengan pengobatan dimana pada yang epitelial dilakukan terhadap virus dan pembelahan dirinya sedang pada keratitis stromal dilakukan pengobatan menyerang virus dan reaksi radangnya. Pengobatan : IDU merupakan obat antiviral yang murah, bersifat tidak stabil. Bekerja dengan menghambat sintesis DNA virus dan manusia, sehingga bersifat toksik untuk epitel normal dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 2 minggu. Terdapat dalam larutan 1 % dan diberikan setiap jam. Salep 0.5% diberikan setiap 4 jam.Vibrabin sama dengan IDU, akan tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep. Trifluorotimidin (TFT) sama dengan IUD, diberikan 1 % setiap 4 jam. Acyclovir, bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk salep 3% yang diberikan setiap 4 jam. Sama efektif dengan antivirus lain akan tetapi dengan efek samping yang kurang.Keratitis dendritik Merupakan keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea yang kemudian membentuk cabang. Disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang biasanya bermanifestasi dalam bentuk keratitis dengan gejala ringan seperti fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan menurun, konjungtiva hiperemia disertai dengan sensibilitas korneayang hipestesia. Akibat semua gejala yang ringan ini membuat pasien terlambat berkonsultasi. Bentuk dendrit ini terjadi akibat pengrusakan aktif sel epitel kornea oleh virus herpes simpleks disertai dengan terlepasnya sel di atas kelainan. Bentuk dendrit ini dapat berlanjut menjadi bentuk geografik, yang biasanya tidak mengenai jaringan stroma kornea. Pengobatan kadang-kadang tidak diperlukan karena dapat sembuh spontan atau dapat sembuh dengan melakukan debridement. Dapat juga dengan memberikan obat antivirus dan sikloplegik, antibiotika dengan bebat tekan. Antivirus seperti IDU 0.1% diberikan setiap 1 jam atau asiklovir. Keratitis dendritik dapat menjadi indolen sehingga terjadi tukak komea.Keratitis disiformis Keratitis membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea. Biasanya merupakan keratitis profunda supersial, yang terjadi akibat infeksi virus herpes simpleks. Sering diduga keratitis disiformis merupakan reaksi alergi ataupun imunologik terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea.Keratokonjungtivitis epidemi Keratitis yang terbentuk pada Keratokonjungtivitis epidemi adalah akibat reaksi peradangan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8. Biasanya unilateral, penyakit ini dapat timbul sebagai suatu epidemi. Umumnya pasien demam, merasa seperti ada benda asing, kadang kadang disertai nyeri periorbita. Akibat keratitis penglihatan akan menurun. Ditemukan edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtivatarsal yang dapat membentuk jaringan parut. Pada kornea terdapat keratitis pungtata yang pada minggu pertama terlihat difus di permukaan kornea. Pada hari ke 7 terdapat lesi epitel setempat dan pada hari ke 11 15 terdapat kekeruhan sub epitel di bawah lesi epitel tersebut. Kelenjar preureikel membesar. Kekeruhan subepitel, baru menghilang sesudah 2 bulan sampai tiga tahun ataulebih. Pengobatan pada keadaan akut sebaiknya diberikan kompres dingin dan pengobatan penunjang lainnya. Lebih balk diobati secara konservatif. Bila terdapat kekeruhan pada kornea yang menyebabkan penurunan virus yang berat dapat diberikan steroid tetes mats 3 kali sehari. IDU (lodo 2 dioxyuridine) tidak memberikan hasil yang memuaskan.Keratitis Dimmer atau Keratitis Numularis Keratitis numularis bentuk keratitis dengan ditemukannya infiltrat yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo. Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah. Kelainan yang ditemukan pada keratitis Dimmer sama dengan pada keratitis numular.Keratitis filamentosa Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea. Penyebabnya tidak diketahui. Dapat disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigoid okular, pemakaian lensa kontak, edema kornea, keratokonjungtivitis limbik superior (SLK), diabetes melitus, trauma dasar otak, keratitis neurotrofik dan pemakaian antihistamin. Kelainan ini ditemukan pada gejala sindrom mata kering (dry eye syndrome), diabetes melitus, pascabedah katarak, dan keracunan kornea oleh obat tertentu. Filamen terdiri atas sel dan sisa mukoid, dengan dasar bentuk segitiga yang menarik epitel, epitel yang terdapat pada filamen terlihat tidak melekat pada epitel kornea. Di dekat filamen terdapat defek epitel disertai kekeruhan epitel berwarna abu-abu. Gejalanya berupa rasa kelilipan, sakit, silau, blefarospasme, dan epifora. Dapat berjalan menahun ataupun akut. Mata merah dan terdapat defek epitel kornea. Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCI 5%, air mata hipertonik. Mengangkatfilamen dan bila mungkin memasang lensa kontak lembek.Keratitis Alergi Keratokonjungtivitis flikten Keratokonjungtivitis flikten merupakan radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen. Dahulu diduga disebabkan alergi terhadap tuberkuloprotein. Sekarang diduga juga alergi terhadap jenis kuman lain. Untuk mengetahui penyebab sebaiknya dicari penyebab alerginya. Pada benjolan akan terjadi penimbunan sel limfoid. Secara histopatologik ditemukan sel eosinofil dan tidak pernah ditemukan basil tuberkulosis. Terdapat daerah yang berwarna keputihan yang merupakan degenerasi hialin. Terjadi pengelupasan lapis sel tanduk epitel kornea. Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai rasa sakit. Bentuk keratitis dengan gambaran yang bermacam-macam, dengan ditemukannya infiltrat dan neovaskularisasi pada kornea. Gambaran karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustule pada kornea ataupun konjungtiva. Pada mata terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi yang menuju ke arah benjolan tersebut. Biasanya bersifat bilateral yang dimulai dari daerah limbus. Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai hiperemia konjungtiva, kurangnya air mata, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam penglihatan yang berkurang. Pada limbus didapatkan benjolan putih kemerahan dikelilingi daerah konjungtiva yang hiperemia. Bila terjadi penyembuhan akan terjadi jaringan parut dengan neovaskularisasi pada kornea. Pengobatan dengan steroid dapat diberikan dengan berhati-hati. Pada anak-anak keratitis flikten disertai gizi buruk dapat berkembang menjadi tukak kornea karena infeksi sekunder.Tukak atau ulkus fliktenular Tukak flikten sexing ditemukan berbentuk sebagai benjolan abu-abu, yang pada kornea terlihat sebagai Ulkus fasikular, berbentuk ulkus yang menjalar melintas kornea dengan pembuluh darah jelas dibelakangnya Flikten multipel di sekitar limbus. - Ulkus cincin, yang merupakan gabungan ulkus. Pengobatan keratokonjungtivitis flikten adalah dengan memberi steroid maupun sistemik. Flikten kornea dapat menghilang tanpa bekas tetapi kalau telah terjadi ulkus akibat infeksi sekunder dapat terjadi parut kornea. Dalam keadaan yang beret dapat terjadi perforasi kornea.Keratitis fasikularis Keratitis dengan pembentukan pits pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke arah kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah central disertai fasikulus pembuluh darah. Keratitis fasikularis adalah suatu penampilan flikten yang berjalan (wander phylcten) yang membawa jalur pembuluh darah baru sepanjang permukaan kornea. Pergerakan dimulai dari limbus. Dapat berbentuk flikten multipel di sekitar limbus ataupun ulkus cincin, yang merupakan gabungan ulkus cincin.Keratokonjungtivitis vernal Merupakan penyakit rekuren, dengan peradangan tarsus dan konjungtiva bilateral. Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan terutama pada musim pangs dan mengenai anak sebelum berusia 14 tahun. Laki-laki dikenai lebih sering dibanding perempuan. Pada kelopak yang dikenai terutama kelopak atas sedang konjungtiva dikenai pada daerah limbus berupa hipertrofi papil yang kadangkadang berbentuk Cobble stone.Keratitis Lagoftalmos Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmos dimana kelopak tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekeringan kornea. Lagoftamos akan mengakibatkan mata terpapar sehingga terjadi trauma pada konjungtiva dan kornea menjadi kering dan terjadi infeksi. Infeksi ini dapat dalam bentuk konjungtivitis atau suatu keratitis. Lagoftalmos dapat disebabkan tarikan jaringan parut pada tepi kelopak, eksoftalmos, paralise saraf fasial, dan atoni orbiukularis okuli. Lagoftalmos partial pada waktu tidur dapat ditemukan pada pasien histeria, lelah, dan anak sehat. Pengobatan keratitis lagoftalmos ialah dengan mengatasi kausa dan air mata buatan. Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan salep mata.Keratitis Neuroparalitik Keratitis neuroparalitik merupakan keratitis akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea. Gangguan persarafan ke lima dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor foss posterior kranium, dan keadaan lain sehingga kornea menjadi anestetis. Pada kornea ini akan mudah terjadi infeksi sehingga akan mengakibatkan terbentuknya tukak kornea. Pada keadaan anestetis dan tanpa persarafan, kornea kehilangan daya pertahanannya terhadap iritasi dari luar. Pada keadaan ini diduga terjadi juga kemunduran metabolisms kornea yang memudahkan terjadinya peradangan kornea. Pasien akan mengeluh tajam penglihatan menurun, silau dan tidak nyeri. Mata akan memberikan gejala jarang berkedip karena hilangnya refleks mengedip, injeksi siliar, permukaan kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea. Dapat terlihat terbentuknya deskuamasi epitel seluruh permukaan kornea yang dimulai pada bagian tengah dan meninggalkan sedikit lapisan epitel kornea yang sehat di dekat limbus. Pada keadaan ini pengobatan diberikan untuk mencegah infeksi sekundernya, berupa pengobatan keratitis, tersorafi, dan menutup pungtum lakrima.Penyulit akibat terjadinya infeksi kornea dapat terlihat dalam bentuk tukak kornea.Keratokonjungtivitis Sika Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainan ini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan Defisiensi komponen lemak air mata. Misalnya : blefaritis menahun, distikiasis dan akibat pembedahan kelopak mata. Defisiensi kelenjar air mata : Sindrom Syogren, sindrom Riley Day, alakrimia kongenital, aplasi kongenital sara trigeminus, sarkoidosis limfoma kelenjar air mata, obat-obat diuretik, atropin dan usia tua. Defisiensi komponen musin : Benign ocular pempigoid, defisiensi vitamin A, trauma kimia, sindrom Stevens Johnson, penyakit-penyakit yang mengakibatkan cacatnya konjungtiva. Akibat penguapan yang berlebihan seperti pada keratitis neroparalitik, hidup di gurun pasir, keratitis lagoftalmus. Karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovil kornea. Manifestasi Klinis : Pasien dengan keratokonjungtivitis sika akan mengeluh mata gatal. Mata seperti berpasir, silau, dapat penglihatan kabur. Pada mata didapatkan sekresi mukus yang berlebihan. Sukar menggerakkan kelopak mata. Mata kering karena dengan erosi kornea. Pada pemeriksaan lama celah didapatkan miniskus air mata pada tepi kelopak mata bawah hilang, edema konjungtiva bulbi, filamen (benangbenang) melekat di kornea.DAFTAR PUSTAKA Asbury, Vaughan. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010. Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2007. BEM FK Udip. Dalam : Ilmu Kesehatan Mata. Semarang : Falkutas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2009.CASE BASED DISCUSSION Keratitis Kronis dan Sikatrik MakulaDiajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi DokterBagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono MagelangDisusun Oleh : Galih Dwi Endrianto 01.208.5660FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012