Download - CBD GTC Bridge

Transcript
Page 1: CBD GTC Bridge

CASE BASE DISCUSSION

GIGI TIRUAN CEKAT

“BRIDGE”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi Kepaniteraan Klinik pada Modul 4

Oleh

REZKI ALFURQAN1110070110026

Pembimbing : drg. Widya Puspita Sari, MDSc.

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUTUNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG2016

Page 2: CBD GTC Bridge

MODUL 4 (KERUSAKAN DAN KEHILANGAN GIGI)RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUTUNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Case Based Discussion yang berjudul “BRIDGE” guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 4.

Padang, Mei 2016

Disetujui OlehDosen Pembimbing

(drg. Widya Puspita Sari, MDSc)

Page 3: CBD GTC Bridge

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Case Based Discussion (CBD)

“Bridge” ini sebagai salah satu syarat dalam melengkapi Kepaniteraan Klinik

pada Modul 4.

Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas serta

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada bapak drg. Widya Puspita Sari, MDSc

selaku pembimbing yang telah membantu dalam menyusun Case Based

Discussion ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Case Based Discussion ini dapat

bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi

semua pihak yang memerlukan.

Padang, Mei 2016

Penulis

Page 4: CBD GTC Bridge

GIGI TIRUAN CEKAT

Nama Pasien : Watniati

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Gunung Nago

Tanggal Pemeriksaan : 2 April 16

Dosen Pembimbing : drg. Widya Puspita Sari, MDSc

Formulasi Gigi & Klasifikasi : 11 (ekstrakoronal retainer)12 (pontik)

Page 5: CBD GTC Bridge

PROSEDUR KERJADowel Crown

(Intra radikular retainer)

JENIS PEKERJAAN TGL PARAF KETERANGAN

1. Anamnesa & indikasi

2. Membuat studi model

3. Diskusi

4. Preparasi saluran akar + Model Pasak

5. Preparasi gigi Abutment

6. Retraksi Gingiva

7. Membuat Work Model

8. Menentukan warna gigi

9. Pemasangan crown sementara

10. Insersi (pemasangan) GTC

11. Kontrol

Pembayaran

( …………………… )

Dosen Pembimbing

drg. Widya Puspita Sari, MDSc

Page 6: CBD GTC Bridge

I. PENDAHULUAN

Hilangnya satu atau beberapa gigi merupakan salah satu masalah yang

dapat mengganggu. Kehilangan gigi memiliki hubungan dengan gigi tiruan.

Tujuan seseorang menggunakan gigi tiruan adalah untuk mengganti gigi geligi

yang hilang, memulihkan dan memperbaiki fungsi bicara, meningkatkan fungsi

pengunyahan dan melestarikan jaringan mulut yang masih ada serta memulihkan

fungsi estetis.

Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi

yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi

karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung

utama dari restorasi.

Riskesdas 2007 menyatakan bahwa banyaknya kehilangan gigi yang

terjadi disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan penggunaan gigi tiruan.

Gigi tiruan berdasarkan pemakaiannya terbagi atas 3 yaitu gigi tiruan cekat, gigi

tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan lengkap.

Gigi tiruan cekat yang terbagi atas 2 yaitu full crown dan bridge. Kasus ini

membahas tentang pembuatan bridge dimana gigi tiruan yang menggantikan 1

atau lebih gigi yang hilang yang terbatas dan tertentu.

Page 7: CBD GTC Bridge

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan untuk menggantikan satu atau lebih

gigi yang hilang, tidak dapat dilepas oleh pasien sendiri maupun dokter gigi

karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung

utama dari restorasi. Gigi tiruan cekat diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown

dan bridge.

Bridge adalah gigi tiruan jembatan yang menggantikan satu atau beberapa

gigi yang hilang, yang terbatas dan tertentu yang dilekatkan secara permanen pada

gigi penyangga.

2.1.1 Komponen-komponen bridge

Gigitiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik, retainer,

konektor, abutment, dan sadel, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pontik, adalah gigi buatan pengganti dari gigi atau gigi-geligi yang hilang.

Dapat dibuat dari porselen, akrilik atau logam, atau gabungan dari bahan-

bahan ini.

2. Retainer, adalah restorasi tempat pontik dicekatkan. Retainer dapat dibuat

intrakoronal atau ekstrakoronal.

3. Konektor, adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer. Konektor

dapat berupa sambungan yang disolder, struktur cor (alumina derajat tinggi,

jika terbuat dari porselen seluruhnya).

4. Abutment, adalah gigi penyangga dapat bervariasi dalam kemampuan untuk

menahan gigitiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah

membran periodontal, panjang serta jumlah akar.

Page 8: CBD GTC Bridge

5. Sadel, adalah daerah diantara gigi-gigi penyangga, yang terutama adalah

tulang alveolar yang ditutupi oleh jaringan lunak. Tulang alveolar akan

berubah kontur selama beberapa bulan setelah hilangnya gigi. Kontur dan

tekstur sadel akan mempengaruhi desain pontik.

2.1.2 Macam-macam desain bridge.

Adapun 5 macam desain dari bridge yang perbedaannya terletak pada

dukungan yang ada pada masing-masing ujung pontik. Kelima desain ini adalah:

a. Fixed-fixed bridge

Suatu gigi tiruan yang pontiknya didukung secara kaku pada kedua sisi

oleh satu atau lebih gigi penyangga. Pada bagian gigi yang hilang yang terhubung

dengan gigi penyangga, harus mampu mendukung fungsional dari gigi yang

hilang.

b. Semi fixed bridge

Suatu gigi tiruan yang didukung secara kaku pada satu sisi, biasanya pada

akhir distal dengan satu atau lebih gigi penyangga. Satu gigi penyangga akan

menahan perlekatan intracoronal yang memungkinkan derajat kecil pergerakan

antara komponen rigid dan penyangga gigi lainnya

c. Cantilever bridge

Suatu gigi tiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau lebih

abutment. Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban

oklusal dari gigi tiruan

Page 9: CBD GTC Bridge

d. Spring cantilever bridge

Suatu gigi tiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi

atau penyangga gigi. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini

dapat dari berbagai panjang, tergantung pada posisi dari lengkung gigi penyangga

dalam kaitannya dengan gigi yang hilang.

e. Compound bridge

Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat

dan bersatu menjadi suatu kesatuan.

2.1.3 Pontik

Syarat pontik

1. Dapat menahan daya kunyah atau daya gigit.

Ini berarti suatu pontik harus kaku (rigid) dan tidak boleh membengkok

atau patah akibat tekanan daya kunyah. Suatu pontik harus mempunyai

kekerasan permukaan yang cukup untuk menahan kikisan (atrisi) gigi lawan.

2. Mempunyai estetika yang baik.

Pontik anterior, terutama bagian bukal dan labial, harus mempunyai

bentuk dan ukuran anatomis dari gigi ash yang digantinya. Warna dari

bagian luar pontik (facing) harus sama dengan warna gigi asli lainnya.

3. Tidak menyebabkan iritasi pada gusi.

Syarat ini berhubungan erat dengan bahan yang dipakai untuk membuat

pontik, bentuk pontik dan posisi pontik terhadap gusi.

4. Mudah dibersihkan.

Oral hygiene yang tidak diperhatikan merupakan sebab utama dari

peradangan gusi dan gangguan-gangguan periodontal. Oleh karena itu

Page 10: CBD GTC Bridge

pontik harus dibuat sedemikian rupa sehingga sisa-sisa makanan tidak

mudah berkumpul membusuk. Desain pontik harus mudah dibersihkan

dengan sikat gigi/dental floss.

5. Beban tidak berlebihan.

Desain pontik tidak boleh menyebabkan beban yang berlebihan pada gigi

abutment. Hal di atas dapat terjadi, kalau permukaan oklusalnya terlampau

lebar. Untuk mengurangi beban tersebut, lebar buko-lingualnya dikurangi.

Tipe pontik dibedakan atas;

a. Sadle pontic

Pontik yang berkontak bidang dengan edentulous ridge, sulit untuk

dibersihkan dan juga menyebakan inflamasi

b. Ridge lap pontic

Kombinasi antara pontik tipe sadle dengan hygienic. Memiliki permukaan

facial yang menutupi residual ridge dan bagian lingual/palatal tidak berkontak

sehingga estetisnya bagus dan mudah dibersihkan

c. Conical pontic

Merupakan pontik yang memiliki satu titik kontak pada titik tengah

residual ridge, sehingga mudah dibersihkan. Diindikasikan untuk mengganti

gigi yang hilang pada ridge yang pipih di daerah posterior.

d. Sanitary/Hygienic pontic

Merupakan pontik yang mudah dibersihkan karena tidak berkontak denan

edentulous ridge.mesiodostal dan fasiolingual berbentuk cembung, serta dasar

pontik berbentuk bulat. Diindikasikan untuk gigi posterior rahang bawah atau

pasien dengan OH buruk

Page 11: CBD GTC Bridge

2.1.4 Retainer

Merupakan komponen bridge yang disemenkan pada gigi penyangga yang

telah dipersiapkan yang berfungsi sebagai stabilisasi dan retensi.

a. Retainer ekstrakorona yaitu retainer yang retensinya berada di permukaan

luar mahkota gigi penyangga terdiri atas partial crown dan fullcrown

b. Retainer intrakorona yaitu retainer yang retensinya berada di bagian dalam

mahkota gigi penyangga

c. Retainer intraradikular yaitu retainer yang retensinya berupa pasak yang telah

disemenkan ke saluran akar yang telah dilakukan perawatan saluran akar.

2.1.5 Konektor

Merupakan komponen bridge yang menghubungkan retainer-retainer,

pontik dengan pontik dan retainer dengan pontik. Konektor dapat mencegah

distorsi dan fraktur selama gigi tiruan berfungsi. Terdiri dari rigid konektor dan

non rigid.

2.1.6 Abutment

Merupakan gigi tiruan yang mendukung bridge sebagai tempat retainer

direkatkan dengan semen. Persyaratan gigi penyangga atau abutment adalah

a. Hokum Ante

b. Perbandingan mahkota akar

c. Konfigurasi Akar

d. Luas ligament periodontal

e. Vital dan nonvital gigi

Page 12: CBD GTC Bridge

Bahan Mahkota Tiruan

Bahan mahkota tiruan yang digunakan biasanya adalah resin akrilik atau

porselen. Kedua bahan ini masing-masing mempunyai keuntungan dan

kelemahan.

1. Resin akrilik

Keuntungan :

- Bahan ini memiliki sifat estetis yang kurang dari porselen

- Jarang sekali mengalami pecah

- Dapat diperbaiki dengan baik dan mudah

- Memiliki kontak marginal yang lebih baik

- Tidak menimbulkan keausan dari antagonis

Kerugian :

- Dengan adanya koefisien ekspansi termik yang tinggi dan sifat plastis

resin akrilik di bawah pembebanan, hilangnya kontak marginal, semennya

akan larut dan mahkota menjadi bocor. Akibatnya adalah gingivitis,

pewarnaan gigi dan karies sekunder.

- Ketahanannya rendah terhadap keausan, mengakibatkan mahkotanya

kehilangan bentuk aslinya, yang dapat terjadi oleh karena atrisi ataupun

oleh penyikatan gigi.

- Warna yang mula-mula bagus dari resin akrilik akan berubah karena

keausan yang tersebut diatas dan kebocoran pinggir.

2. Porselen

Keuntungan :

- Bahan ini memiliki sifat-sifat estetis yang baik dan awet

Page 13: CBD GTC Bridge

- Endapan sukar melekat pada permukaan porselen yang dipolis dengan

baik

- Bahan ini merupakan pengantar suhu yang kurang baik

- Memiliki koefesien ekspansi yang kurang lebih sama dengan jaringan gigi

Kerugian :

- Memiliki daya resiliensi yang rendah

- Dalam hubungan dengan dukungan yang sangat diperlukan, preparasinya

harus memenuhi persyaratan yang tinggi, sehingga banyak jaringan gigi

yang harus diambil

- Kontak marginal lebih buruk dari pada mahkota cor sehingga terdapat

kemungkinan yang lebih besar terhadap iritasi gingiva pada daerah sub

gingiva

- Porselen dapat bertindak agresif terhadap antagonis, sehingga dapat

bertahan dalam beberapa bulan saja.

3. Logam

Keuntungan :

- Kuat

- Pengambilan jaringan mahkota sedikit

- Frekuensi karies tinggi dan OH rendah

- Dapat dibuatkan pada gigi posterior dimana jarak service oklusal relative

pendek

Kerugian :

- Sekunder karies pada tepi servikal sulit dideteksi

- Penggunaannya terbatas hanya pada gigi molar

Page 14: CBD GTC Bridge

4. Logam kombinasi akrilik

Keuntungan :

- Murah

- Mudah, tidak setebal lapisan poeselen

- Jika pecah masih dapat doperbaiki

Kerugian :

- Mudah berubah warna

- Retensi kurang karena ikatan akrilik dan logam adalah ikatan mekanis.

- Preparasi bagian labial dan bukal yang banyak dapat membahayakan pulpa

5. Logam kombinasi porselen

Keuntungan :

- Estetis baik

- Kuat menahan tekanan kunyah

- Retainer bridge

Kerugian :

- Jika porselen rapuh bias pecah

- Pengambilan jaringan bagian labial/bukal yang banyak dapat

membahayakan pulpa

- Jika pengambilan jaringan kurang bisa menyebabkan over counter

mahkota tiruan bagian labial/bukal.

Page 15: CBD GTC Bridge

Pembuatan Crown / Bridge

Aspek yang harus diperhatikan pada saat pembuatan crown/ bridge adalah :

1. Penentuan warna dan bentuk

Penentuan warna dan bentuk harus sesuai dengan warna dan bentuk gigi

asli atau gigi tetangganya. Penentuan warna dapat dilakukan dengan

bantuan alat pedoman warna (shade guide). Sumber cahaya sangat penting

sewaktu melakukan penentuan warna. Bentuk gigi diambil dari gigi asli

pada study model atau ditentukan dengan bantuan gigi yang sama dalam

lengkung gigi sisi lainnya

2. Preparasi

Syarat-syarat preparasi adalah :

a. Harus mengikuti bentuk gigi asli yang telah direstorasi dalam bentuk

lebih kecil harus menyediakan cukup ruangan dan merata untuk bahan

crown / bridge pada bagian servikal bervariasi antara 0,5-2,0 mm.

b. Bahan harus mempunyai dukungan yang baik pada setiap bagian

c. Pundaknya sedapat mungkin berada pada bidang horizontal

d. Daya yang bekerja pada palatal disalurkan dengan membuat bidang

palatal konkaf dalam dua jurusan

e. Preparasi incisal harus memberi dukungan sebanyak mungkin.

Preparasi yang terlalu pendek akan mudah patah. Bidang incisal sejajar

dengan dataran incisal dan tegak lurus pada daya yang dikenakan oleh

antagonisnya

Page 16: CBD GTC Bridge

f. Sudut luar harus dibulatkan untuk mengurangi terjadinya ketegangan

bahan

Penyelesaian preparasi dilakukan pencetakan work model. Gigi tiruan

telah dipreparasi harus dilindungi dengan crown/ bridge sementara yang berfungsi

untuk :

a. Melindungi gigi dari rangsangan mekanis, khemis dan termis

b. Mencegah terjadinya elongasi dan migrasi

c. Melindungi gingival daerah servikal dan marginal

d. Memelihara estetik

3. Prosedur laboratorium

Informasi yang selengkap-lengkapnya sangat penting diberikan kepada

teknisi untuk hasil yang lebih baik. Informasi yang diberikan adalah :

a. Study model yang menggambarkan bentuk dan hubungan oklusi gigi

b. Cetakan preparasi, minimal seluruh gigi anterior

c. Registrasi hubungan dalam oklusi maksimal, bila perlu dilengkapi

dengan gigitan artikulasi

d. Warna gigi

4. Pengepasan dan penyemenan

Crown/bridge dipaskan dari mulut dengan hati-hati untuk mencegah

patahnya restorasi. Pengepasan dilakukan tanpa tekanan. Kontak marginal

dinilai dengan menggunakan sonde. Penyemenan crown/bridgedilakukan

dengan zinc phospatcement atau polykarbonat cement

Page 17: CBD GTC Bridge

KM

LAPORAN KASUS

A. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama Pasien : Watniati

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Gunung Nago

Tanggal Pemeriksaan : 4 April 2016

B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Pasien datang dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan karena giginya

patah sejak beberapa tahun terakhir agar penampilanya lebih baik. 2 minggu yang

lalu sisa akar gigi depannya telah dilakukan pencabutan.

C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

General Jasmani : sehat

Rohani : komunikatif dan kooperatif

Lokal :

EO : Muka : Simetris IO : Palatum : Normal

Pipi : Simetris Mukosa : Normal

Bibir : Simetris Gingiva : Normal

Formula gigi

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 3738

Page 18: CBD GTC Bridge

Keterangan

12 : Missing

Rencana Perawatan Akhir

1. Gigi 12 akan dibuatkan 2 unit semi fixed bridge dengan menggunakan

abutment pada gigi 11 dari bahan porselen fused to metal.

2. Pada gigi 11 akan dibuatkan ekstra koronal retainer

3. Pada gigi 13 akan dibuatkan rest atau intra korona retainer

4. Jenis pontik yang digunakan pada gigi 12 adalah ridge laps pontik dengan

bahan porselen fused to metal.

D. PEMERIKSAAN RONTGEN FOTO

Tidak ada kelainan pada saluran akar, apeks, tulang alveolar, tulang kortikal dan

jaringan periodontal di sekitar gigi 11.

E. RENCANA PERAWATAN

Tahap I

1. Evaluasi rontgen foto untuk mengetahui kondisi gigi dan jaringan

periodontium.

2. Membuat cetakan study model :

Sendok cetak : Perforated stock tray No. 3

Bahan cetak : alginate

Metode mencetak : mucostatik

Page 19: CBD GTC Bridge

Tahap II

Preparasi gigi 11

1. Anestesi infiltrasi

2. Pembuatan insisal dan labial groove sedalam 2 mm

3. Preprasi bagian insisal dengan wheel bur 1,5-2mm

4. Preparasi bagian labial dengan tapered bur

5. Preprasi bagian proksimal dengan membentuk konus 5 derajat

6. Preparasi bagian palatal dengan elips bur 0,5-1mm

7. Pembentukan servical line dan finishing dengan bentuk step adalah shoulder.

Retraksi Gingiva

Retraksi gingival dengan menggunakan benang retraksi selama 5 – 10

menit. Cara retraksi gingiva :

Benang yang sudah tersedia yaitu benang yang telah direndam dalam

adrenalin 10% dimasukkan ke dalam sulkus gingiva di sekeliling gigi yang

akan dicetak, benang dipertahankan dalam sulkus gingival selama 10 menit

kemudian diperiksa apakah retraksi sudah cukup, jika belum cukup ulangi

retraksi selama 5 menit. Keberhasilan retraksi gingival terdapat tanda-tanda

memucat pada gingival selama waktu 15 menit dan daerah step akan terlihat.

Pembuatan cetakan dari gigi yang telah dipreparasi untuk

mendapatkan model kerja, yaitu dengan bahan cetak double impression

dengan teknik one phase (direct)

Page 20: CBD GTC Bridge

Caranya :

1. Putty → diaduk dengan tangan, 1 sendok base (biru) : I sendok katalise

(kuning) → homogeny menjadi warna hijau.

2. Masukkan ke dalam sendok cetak

3. Buat cekungan di daerah yang akan dicetak.

4. Bahan light body diaduk dengan menggunakan semen spatel diatas

glass plate

5. Masukkan ke dalam injeksi

6. Injeksikan light body gigi yang telah dipreparasi

7. Kelebihan light bodymasukkan ke dalam cetakan putty

8. Cetak ke dalam mulut pasien.

9. Tunggu hingga mengeras lebih kurang 6 menit

10. Cor cetakan dengan hard stone.

11. Untuk rahang bawah dilakukan pencetakan dengan menggunakan

alginate, kemudian dicor dengan gips biru. Tujuannya untuk

mendapatkan antagonisnya.

Bahan cetak double impression teknik two phase(indirect)

1. Pasang bridge sementara

2. Putty di aduk

3. Buat gulungan pada sendok cetak dan cetakkan ke dalam mulut pasien

dengan tekanan → Buka cetakan

4. Buka bridge sementara

5. Siapkan pasta light body sepanjang 10 cm → Aduk sampai homogen.

Page 21: CBD GTC Bridge

Sepertiga bahan cetak dimasukkan ke dalam alat suntik lalu injeksikan ke gigi

dan sisa bahan cetak dimasukkan ke dalam cetakan putty → Lalu cetakkan ke

mulut pasien → Tahan 6 menit

Pemilihan warna gigi

Menentukan warna gigi tiruan sesuai dengan warna gigi tetangga

dengan bantuan pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value,

chroma dan hue dengan cara shade guide dalam keadaan basah dan dalam

ruangan yang cukup cahaya. Value yaitu tingkat warna gelap ke terang,

chroma yaitu kepekatan warna, sedangkan hue yaitu merah atau kuning

Pembuatan dan Pemasangan Bridge Sementara

Tahap III PEMASANGAN / INSERSI

1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan

bentuk), kontak proksimal antara tepi mahkota jacket dengan gigi sebelahnya

dan tidak boleh menekan ginggiva serta pemeriksaan kontak oklusal dan

kontak marginal dan harus diperhatikan arah pasang untuk melihat stabilisasi

dan retensi.

2. Penyemenan bridge

a. Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan gigi yang

akan dipasangi mahkota bridge juga dikeringkan.

b. Semen GIC tipe I diaduk sesuai konsistensinya dan dioleskan pada gigi

yang dipreparasi dan bagian dalam mahkota bridge.

Page 22: CBD GTC Bridge

c. Mahkota bridge dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas

diletakkan diatas mahkota jacket dan pasien disuruh menggigit beberapa

menit.

d. Pemeriksaan oklusi dan estetis.

Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan menggunakan articulating paper,

jika terjadi trauma oklusi maka dilakukan pengasahan pada gigi

antagonisnya. Sedangkan untuk pemeriksaan estetis dilakukan dengan cara

membandingkan warna gigi tiruan dengan gigi tetangga. Pada

pemeriksaan ini operator juga memerlukan penilaian langsung dan

kepuasan pasien.

e. Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta

untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada

keluhan rasa sakit segera kontrol.

Tahap IV

Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi

tindakan yang perlu dilakukan.

1. Pemeriksaan subjektif

Ada atau tidaknya keluhan pasien tentang gigi tiruannya

2. Pemeriksaan objektif

Memeriksa keadaan jaringan mulut serta keadaan oklusi, retensi dan

stabilisasi bridge.

Page 23: CBD GTC Bridge

F. DISKUSI

Pasien ingin dibuatkan gigi palsu untuk memperbaiki penampilan pada

gigi depan atas. Pada gigi 12 sebagai pontik, gigi 11 sebagai ekstrakorona

retainer, dan gigi 13 sebagai intra korona retainer. Porcelain fused to metal

dipilih sebagai bahan bridge karena dinilai lebih baik estetisnya serta diharapkan

mempunyai prognosa yang baik.

G. PROGNOSA

Prognosa baik karena tidak ada kelainan sistemik dan penyakit alergi

lainnya, tidak adanya kelainan periapikal, kelainan periodontal kesehatan mulut

yang baik serta pasien masih muda, komunikatif dan kooperatif.

H. KESIMPULAN

Kasus ini membahas tentang pembuatan gigi tiruan jembatan dengan gigi

penyangga pada gigi 11 ekstrakorona retainer, 13 intrakorona retainer, dan gigi 12

ridge lap pontik.

Keberhasilan perawatan dapat dicapai dengan diagnosa rencana perawatan

yang tepat, keterampilan dan pengalaman operator serta komunikasi dan

kooperasi yang baik antara pasien dan dokter gigi.

Page 24: CBD GTC Bridge

DAFTAR PUSTAKA

Alan DN, Foreman PC, Petunjuk Bergambar Mahkota dan Jembatan, Hipokrates, Jakarta, 1994, 36 – 48

Johson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontic, WB. Saunders, Philadelphia

Martanto, P., 1981, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Bridge, Alumni, Bandung

Prajitno, H.R., 1994, Ilmu Geligi Tiruan jembatan, Pengetahuan Dasar dan Rancangan Pembuatan, EGC, 1991.