2.3 Cara Pencabutan Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
1. Posisi
Untuk menghantarkan tekanan terkontrol yang memadai, pasien dan operator menempati
posisi tertentu. Secara umum kenyamanan pasien dikorbankan untuk mendapat jalan
masuk dan kontrol. Pencabutan gigi atas sebaiknya dilakukan pada posisi pasien relatif
lebih tinggi (di atas dataran siku), dan duduk pada kursi setengah menyandar. Pencabutan
gigi bawah dipermudah dengan penempatan pasien relatif lebih rendah (di bawah dataran
siku) dan posisi kursi tegak. Mengubah kedudukan kepala pasien ke arah atau menjauhi
operator sering diperlukan untuk meningkatkan visualisasi dan memudahkan
dilakukannya tekanan terkontrol. Secara umum biasanya alat-alat yang digunakan untuk
pencabutan didesain untuk operator yang bekerja di kanan depan pasien untuk orang yang
tidak kidal dan di kiri depan pasien untuk yang bertangan kidal. Dengan posisi kepala
pasien yang tepat, ahli bedah mulut dapat mempertahankan letak siku yang dekat dengan
tubuh dan pergelangan tangan lurus. Hubungan antara pergelangan tangan yang lurus
dan letak siku yang dekat merupakan persyaratan untuk menghantarkan tekanan
terkontrol dan untuk mengurangi kelelahan. Pada dasarnya posisi operator sendiri ideal,
sehingga kepala pasien disesuaikan dengan posisi operator ini.
Posisi Penderita Dan Operator
Tujuan posisi penderita dan oerator adalah untuk Kenyamanan pasien dan untik
Kemudahan lapangan kerja operator.
posisi pasien Untuk Rahang Atas,:
1) Punggung-kepala satu garis lurus
2) Sudut lbh dari 1100 terhadap lantai
3) Mulut pasien kira-kira setinggi bahu operator
Posisi pasien untuk Rahang bawah :
1) Kepala – Punggung satu garis lurus.
2) Membuat sudut kurang lebih 1100 dengan lantai.
3) Datar oklusal waktu buka mulut sejajar lantai.
4) Mulut pasien setinggi sikut tangan operator.
Posisi Operator untuk rahang bawah :
1) Untuk gigi poterior kiri dan anterior operator berada didepan kanan pasien
2) Untuk gigi posterior kanan operator derada dibelakang pasien, tangan kiri
melengkung dari belakang.
Posisi Operator untuk rahang atas :
1) Tangan kanan memegang tang
2) Tangan kiri, 2 jari fiksasi tulang alveolar dan 3 jari lain fiksasi tulang rahang.
Gambar. Posisi operator
2. Penggunaan elevator pada pencabutan
Elevator digunakan untuk mengetes anestesi, memperkirakan mobilitas gigi, memisahkan
perlekatan gingiva, dan mengawali perlonggaran alveolus. Keberhasilan penggunaannya
tergantung pada aplikasi dengan tekanan yang terkontrol, cara memegang yang baik dan
tepat (pinch/sling grasp), bidang/ titik penempatan atau insersi yang tepat, dan titik tumpu
yang tepat. Umumnya, elevator lurus dengan bidang miring (#34S dan #301) diinsersikan
pada regio mesio gingival interproksimal, paralel dengan permukaan akar gigi untuk
mengawali suatu pencabutan. Mobilitas yang cukup dicapai apabila elevator ditekan ke
apikal dan juga dirotasi ke bukal/ fasial. Tekanan berlebihan yang diproduksi elevator
bisa mengakibatkan fraktur atau melesetnya elevator yang akan mengakibatkan cedera
pada jaringan sekitarnya. Pencabutan dengan elevator juga sebaiknya dihindarkan karena
mulut masih dalam keadaan teranestesi sehingga memungkinkan gigi tersebut tertelan
atau terhisap.
3. Penggunaan tang
Posisi telapak tangan: tang dipegang dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah
untuk pencabutan gigi rahang bawah dan menghadap ke atas untuk pencabutan gigi
rahang atas. Tindakan ini memungkinkan posisi pergelangan lurus dan siku mendekati
badan.
Pinch grasp: teknik penggunaan elevator atau tang yang efektif tergantung pada retraksi
pipi atau bibir dan stabilitas prosessus alveolaris. Untuk maksud ini, pinch grasp
digunakan untuk pencabutan gigi rahang atas. Pinch grasp terdiri dari memegang
prosessus alveolaris di antara ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang bebas. Ini akan
membantu retraksi pipi, stabilitas kepala, mendukung prosessus alveolaris, dan meraba
tulang bukal. Perluasan dataran bukal alveolar (labial) mudah teraba. Sehingga dapat
dinilai apakah tekanan perlu ditambah atau dikurangi.
Sling grasp: sling grasp mandibula memungkinkan retraksi pipi/ lidah, memberikan
dukungan terhadap mandibula. Biasanya dukungan diperoleh dengan memegang
mandibula di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang bebas. Sehingga dengan ini
TMJ terlindung dari tekanan tang yang berlebihan. Dukungan tangan yang bebas pada
mandibula adalah satu-satunya cara terbaik untuk mendapat hal tersebut, karena gerak
mandibula berlebihan dengan tangan mudah dilihat, menandai perlunya mengurangi
besar tekanan, memperbesar dukungan, atau keduanya untuk menambah kekuatan sling
grasp ini, sering digunakan galangan gigit untuk menambah dukungan mandibula yang
ditahan oleh seorang asisten.
4. Pencabutan
Gerakan Menarik :
1) Rotasi : gigi diputar mesio-distal.
Tujuannya adalah untuk terputusnya membran periodontal dan melepaskan akar
gigi dari tulang Alveolar.
2) Luksasi :
a) Digoyang arah palatinal/lingual.
b) Digoyang arah bukal/labial.
c) Tujuan : socket/alveolaris menjadi lebih lebar.
3) Ekstraksi : Menarik gigi dari alveolus setelah goyang.
Incisivus
Jarang terjadi kesulitan dapat melakukan pencabutan gigi incisivus kecuali kalau
giginya berjejal-jejal, konfigurasi akar rumit, atau gigi sudah dirawat endodontik. Gigi
incisivus atas dicabut dengan menggunakan tang #150 dengan pinch grasp dan tekanan
lateral (fasial dan lingual) serta rotasional. Tekanan lateral lebih ditingkatkan pada arah
fasial, sedangkan tekanan rotasional lebih ditekankan ke arah mesial. Tekanan tersebut
diindikasikan karena biasanya pembelokan ujung akar gigi-gigi incisivus adalah ke arah
distal, bidang labialnya tipis dan arah pengungkitannya ke fasial. Incisivus bawah
dicabut dari posisi kanan (atau kiri) belakang dengan menggunakan tang #150 dan sling
grasp. Tekanan permulaannya adalah lateral dengan penekanan ke arah fasial. Ketika
mobilitas pertama dirasakan, tekanan rotasional dikombinasikan dengan lateral sangat
efektif. Pengungkitan incisivus bawah dilakukan ke arah fasial, dengan pengecualian
incisivus yang berinklinasi lingual, dan berjejal-jejal. untuk keadaan tersebut digunakan
#74 atau #74N dari kanan (atau kiri) depan. Tang tersebut beradaptasi dengan baik
terhadap incisivus dan digunakan dengan gerak menggoyah perlahan. Karena incisivus
bawah tidak tertanam terlalu kuat, pengungkitan yang perlahan dan tekanan yang
terkontrol akan mengurangi kemungkinan fraktur.
Kaninus
Pencabutan gigi kaninus atas. Kaninus sangat sukar dicabut. Akarnya panjang dan
tulang servikal yang menutupinya padat dan tebal. Gigi kaninus atas dicabut
dengan cara pinch grasp untuk mendeteksi awal terjadinya ekspansi atau fraktur
bidang fasial dan mengatur tekanan selama proses pencabutan. Tang #150
dipegang dengan telapak tangan menghadap ke atas merupakan perpaduan yang
sangat cocok dengan metode di atas. Ada alternatif lain untuk gigi kaninus atas,
yaitu dengan menggunakan tang kaninus atas khusus #1. Pegangannya lebih
panjang dan paruh tang beradaptasi dengan lebih baik pada akar kaninus. Apabila
tang sudah ditempatkan dengan baik pada gigi tersebut, paruh masuk cukup
dalam, dipegang pada ujung pegangan dan kontrol tekanan cukup baik, maka
tekanan pengungkitan dapat dihantarka. Tekanan pencabutan utama adalah ke
lateral terutama fasial, karena gigi terungkit ke arah tersebut. Tekanan rotasional
digunakan untuk melengkapi tekanan lateral, biasanya dilakukan setelah terjadi
luksasi.
Pencabutan gigi kaninus bawah: kaninus bawah dicabut dengan tang #151, yang
dipegang dengan telapak tangan ke bawah dan sling grasp. Seperti gigi kaninus
atas, akarnya panjang, sehingga memerlukan tekanan pengontrol yang cukup kuat
untuk mengekspansi alveolusnya. Selama proses pencabutan gigi ini, tekanan
yang diberikan adalah tekanan lateral fasial, karena arah pengeluaran gigi adalah
fasial. Tekanan rotasional bisa bermanfaat juga.
Prosedur pembedahan (open procedure): di dasarkan atas pertimbangan mengenai
pasien, dan kesempurnaan rencana perawatan, maka penentuan untuk memilih
atau menunda prosedur pembedahan untukmencabut gigi-gigi kaninus sebaiknya
sudah dibicarakan sebelum pencabutan. Apabila dirasa bahwa untuk pencabutan
tersebut diperlukan tekanan tang yang besar untuk luksasi /ekspansi alveolar,
sebaiknya dilakukan prosedur pembukaan flap.
Premolar
Pencabutan gigi premolar: gigi atas dicabut dengan tang #150 dipegang dengan
telapak ke atas dan dengan pinch grasp. Premolar pertama dicabut dengan tekanan
lateral, ke arah bukal yang merupakan arah pengeluaran gigi. karena premolar
pertama atas ini sering mempunyai dua akar, maka gerakan rotasional
dihindarkan. Aplikasi tekanan yang hati-hati pada gigi ini, dan perhatian khusus
pada waktu mengeluarkan gigi, mengurangi insidensi fraktur akar. Ujung akar
premolar pertama atas yang mengarah ke palatal, menyulitkan pencabutan, dan
fraktur pada gigi ini bisa diperkecil dengan membatasi gerak ke arah lingual. Gigi
premolar kedua biasanya mempunyai akar tunggal dan dicabut dengan cara yang
sama seperti kaninus atas. Akarnya lebih pendek dan tulang bukalnya lebih tipis
daripada gigi kaninus. Tang #150 digunakan kembali dengan tekanan lateral,
yaitu bukal serta lingual. Pada waktu mengeluarkan gigi ke arah bukal, digunakan
kombinasi tekanan rotasional dan oklusal.
Pencabutan gigi premolar rahang bawah. Teknik pencabutan gigi premolar rahang
bawah sangat mirip dengan pencabutan incisivus bawah. Tang #151 dipegang
dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan sling grasp. Tekanan yang
terutama diperlukan adalah lateral/bukal, tetapi akhirnya bisa dikombinasikan
dengan tekanan rotasi. Pengeluaran gigi premolar bawah adalah ke arah bukal.
Pencabutan untuk tujuan ortodonti: pencabutan gigi premolar sering merupakan
persyaratan perawatan ortodonti. Gigi-gigi ini biasanya diambil dari orang muda,
kadang-kadang akarnya belum sempurna. Atau baru saja lengkap. Pencabutan
premolar hanya dengan menggunakan tang, dengan menghindari penggunaan
elevator sangat dianjurkan. Tempat tumpuan yang minimal bagi elevator dapat
mengakibatkan luksasi yang tidak disengaja atau bahkan tercabutnya gigi di
dekatnya pada pasien muda.
Molar
Untuk mengekspansi alveolus pada gigi molar diperlukan tekanan terkontrol yang
besar. Kunci keberhasilan pencabutan gigi-gigi molar adalah keterampilan
menggunakan elevator untuk luksasi dan ekspansi alveolus, sebelum penggunaan
tang. Tekanan yang diperlukan untuk mencabut gigi molar biasanya lebih besar
daripada gigi premolar.
Pencabutan gigi molar atas: gigi molar atas dicabut dengan menggunakan tang
#150, #53 atau #210, dipegang dengan telapak tangan ke atas dan pinch grasp.
Apabila ukuran mahkotanya cocok, lebih sering dipakai #53 daripada #150,
karena adaptasi akar lebih baik dengan paruh anatomi. Tang #210 walaupun ideal
untuk pencabutan gigi molar ketiga atas, dianggap universal dan dapat digunakan
untuk mencabut molar pertama dan kedua kanan dan kiri atas. Tekanan
pencabutan utama adalah ke arah bukal, yaitu arah pengeluaran gigi.
Pencabutan gigi molar bawah: tang yang digunakan untuk pencabutan gigi molar
bawah adalah #151, #23, #222. Tang #151 mempunyai kekurangan yang sama
dengan #150 atas, yaitu paruh tang nya sempit sehingga menghalangi adaptasi
anatomi yang baik terhadap akar. Tang #17 bawah, mempunyai paruh yang lebih
lebar, yang didesain untuk memegang bifurkasi dan merupakan pilihan yang lebih
baik asalkan mahkotanya cocok. Tang #23 (cowhorn) penggunaanya berbeda
dengan tang mandibula yang lain, dalam hal tekanan mencengkram yang
dilakukan sepanjang proses pencabutan. Tekanan ini, yang dikombinasikan
dengan tekanan lateral, yaitu ke arah bukal dan lingual, akan menyebabkan
terungkitnya bifurkasi molar bawah dari alveolus. Tang #222. Seperti tang #210
maksila, adalah spesifik untuk molar ketiga, tetapi sering juga digunakan untuk
pencabutan gigi M1 dan M2. Tekanan permulaan untuk pencabutan gigi molar
adalah ke arah lingual. Tulang bukal yang tebal menghalangi gerakan ke bukal
dan pada awal pencabutan gerak ini hanya mengimbangi tekanan lingual yang
lebih efektif. Gigi molar sering dikeluarkan ke arah lingual.
Molar ketiga
Pencabutan gigi molar ketiga atas: masalah dalam pencabutan gigi ini adalah
molar ketiga adalah mengenai jalan masuknya alat dan variasi anatomis. Gigi ini
terletak pada ujung lengkung rahang tertutup prosessus coronoid pada maksila
dan lidah/pipi pada mandibula. Variasi anatomisnya sangat besar, biasanya pada
jumlah akar, dan konfigurasi akar. Pengeluaran molar ketiga atas akan menjadi
lebih mudah apabila mulut pasien dibuka sedikit saja dan pencabutan dilakukan
dari arah lateral pasien. Hal ini meningkatkan jalan masuknya dan memberikan
jalan bagi tang dengan menggeser prosessus coronoideus dari permukaan bukal,
sering mengarah sedikit ke distal dari arah insersi. Tang #210 dengan pegangan
bayonet yang panjang dan paruh yang besar, pendek, adalah alat yang digunakan
di sini. Luksasi yang berlebihan misalnya tekanan ke bukal-lingual yang besar
sebaiknya dihindari, karena bisa mengakibatkan fraktur pada akar yang
mengalami delaserasi, atau akar yang sangat kecil. Pada waktu ,mengeluarkan
gigi, tekanan bukal yang konstan paralel terhadap arah pengeluaran cukup efektif.
Pencabutan gigi molar ketiga bawah: molar ketiga bawah sering dicaut sebelum
erupsi sempurna, untuk tujuan preventif atau karena pericoronitis. Mahkota klinis
yang pendek menimbulkan masalah dalam adaptasi tang. Tang #22 memiliki
desain yang ideal yaitu memiliki pegangan yang panjang dan paruh yang pendek
dan lebar seperti tang #210 yang digunakan untuk gigi atas. Adaptasi yang bisa
dibantu dengan retraksi pipi dan lidah. Tulang bukal yang tebal dan padat sering
mengakibatkan tekanan lateral ke arah bukal kurang efektif. Tekanan ke arah
lingual biasanya dapat mengungkit gigi dalam arah tersebut.
Insersi elevator pada posisi tegak lurus: meskipun penggunaan elevator lurus
biasanya sejajar dengan permukaan akar, tapi insersi yang tegak pada
mesio/bukoproksimal kadang-kadang berhasil baik untuk melakukan pencabutan
M3 bawah. Apabila permukaan yang cekung dari bilah ditempatkan pada
permukaan mesial akar, ditumpukan pada puncak tulang bukal, dirotasi ke arah
oklusal, maka terjadi gerakan gigi ke arah disto oklusal. Tekanan ini sangat
bermanfaat pada pencabutan molar ketiga atas, kadang-kadang berguna untuk
pencabutan molar ketiga atas, kadang-kadang berguna untuk pencabutan molar
ketiga bawah, jika terdapat celah tulang yang cukup pada bagian distal. Tekanan
yang berlebihan sebaiknya dihindari untuk mengurangi kerusakan dan cedera
pada gigi molar kedua yang disebabkan tumpuaannya pada gigi tersebut.
Jumlah gigi yg dapat di ekstraksi dalam satu kali kunjungan tergantung pada :
1. Keadaan umum pasien
2. Sukar/mudahnya kasus ekstraksi
3. Keadaan jaringan sekitarnya
4. Posisi gigi
5. Keinginan pasien
Pertimbangan :
1. Dahulukan yang lebih posterior
2. Satu sisi : - posterior RA/RB
- anterior
3. Gigi yang berdekatan
4. Dahulukan yang mudah dan yang bawah
5. Bila sukar dicabut satu gigi saja
Top Related