Download - BULETIN 3 Persekutuan Oikumene PENABUR Universitas Sriwijaya

Transcript

Kadang-kadang terjadi internal dan eksternal pendarahan dari lubang, seperti

hidung dan mulut, juga dapat terjadi, juga dari luka-luka yang sembuh belum sepenuhnya

diketahui cirinya seperti jarum-lubang situs. Ebola virus dapat mempengaruhi tingkat sel

darah putih dan platelet, mengganggu pembekuan darah.

Menghindari Virus Ebola

Berhubung karena obat untuk virus mematikan nomer wahid ini belum ditemukan

obatnya, maka cara terbaik adalah menghindari penyakit akibat virus ebola ini dengan cara

menjaga kesehatan dan kebersihan di lingkungan kita.

Korban Akibat Virus

Mematikan Ini

Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali

dilaporkan bulan Februari 2014 lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi

mereka yang terpapar virus mematikan ini. Rabu, 6 Agustus 2014, Badan Kesehatan Dunia

(WHO) menyatakan, kasus kematian akibat ebola tahun ini sudah menembus angka 900

orang! Seperti dilansir kantor berita Reuters, dengan tambahan korban meninggal 2 hingga

4 Agustus lalu, total kematian akibat virus mematikan itu menjadi 932 kasus. Itu yang

tertinggi sepanjang sejarah. Sungguh Mengerikan!

Sahabat Penabur mohon benar benar diperhatikan kesehatan dan kebersihan

lingkungan kita agar jangan sampai virus ebola ini masuk ke wilayah Indonesia dimana

masyarakat kita masih awam dengan yang namanya Kebersihan. SADARLAH

yalom!

Hi penabur! How are you?

Kangen gak nih sama buletin kita ini? Kangen dong pastinya! :D

Puji Tuhan buletin kita sudah masuk ke edisi ketiga! Horeeee…

Di bulan Oktober ini kita mau membahas tentang kesaksian kita sebagai anak-anak Allah

dalam kehidupan sehari-hari.

Yuk kita simak kesaksian dari inspirator kita “Koh Ahok”

Siapa coba yang gak kenal dengan wakil gubernur Ibukota Jakarta yang “galak” ini? Hehe....

Bapak Basuki Tjahaja Purnama ini gak galak kok cuman sangat tegas dalam memimpin. Gimana

sih sepak terjang beliau dalam memimpin Jakarta?

Apa yang mendasari pelayanan beliau dalam hal berpolitik?

Kita baca yuk!

Selamat membaca ya keluarga penabur, semoga dapat membantu pelayanan dan pertumbuhan

iman kita.

Amin.

S

Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di

seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang

di tubuh. Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh

hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock.

Dokter yang merawat para korban awal sadar bahwa virus ini terjadi ketika ada

kontak yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster

yang merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut.

Penyebaran Virus Ebola

Manusia, secara alami, bukanlah inang tempat perkembangbiakan virus ebola. Centers

for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan sumber penularan adalah dari hewan.

Namun setelah orang terinfeksi, penyakit ini dapat menular dari orang ke orang melalui

darah, liur, lendir, dan berbagai cairan yang dikeluarkan oleh tubuh lainnya.

Di negara-negara di mana ebola telah terjadi, penyakit sering menyebar di antara

para tenaga medis yang melakukan kontak dengan pasien tanpa pakaian pelindung atau

masker. Pengunaan kembali jarum yang terkontaminasi juga bisa menjadi medium penularan.

Gejala Terkena Ebola

Masa inkubasinya virus mematikan ini dapat berkisar dari 2 sampai 21 hari tetapi

umumnya 5-10 hari. Awal gejala termasuk demam tinggi, sakit kepala parah, sakit perut,

kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing, internal dan eksternal

pendarahan. Gejala-gejala awal ini bisa mirip dengan malaria, demam tipus, disentri, influenza,

atau berbagai infeksi bakteri lain.

Ebola dapat menyebabkan gejala yang lebih serius, seperti diare, kotoran berdarah

atau gelap, muntah darah, mata merah, distension dan pendarahan arteriola sclerotic,

petechia, penyakit ruam dan purpura. Gejala lain, sekunder termasuk hipotensi, hypovolemia

dan tachycardia. Interior pendarahan yang disebabkan oleh reaksi antara virus dan platelet

yang memproduksi bahan kimia yang akan dipotong sel-ukuran lubang dinding kapiler.

Ahok: Tuhan, Utuslah Aku

Kesaksian Basuki Tjahaja Purnama

Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang

belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah

Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang

Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.

Ebola dengan nama lain EVD adalah virus Ebolavirus (EBOV), genus virus dan penyakit

demam hemorrhagic Ebola (EHF), virus demam hemorrhagic (VHF), dengan kata lain demam

berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit akibat virus yang paling mematikan bagi

manusia. Sahabat anehdidunia.com virus yang menghantui manusia pada era ini tidak bisa

dianggap enteng karena sangat berpotensi menyebar dengan angka 90 persen kematian

bagi pengidapnya. Sekarang ini, sudah banyak bandara Internasional meningkatkan

kewaspadaan mereka terhadap Virus Ebola ini.

Hingga saat ini secara genetis telah teridentifikasi empat tipe virus ebola, pertama

ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976 yaitu tempat pertama kali

terjangkitnya virus ebola, kedua ebola Sudan dimana tipe ini pertama kali ditemukan di

bagian barat sudan pada akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahub 1979, ketiga

ebola Reston dimana virus ini merupakan variasi dari virus Ebola yang ditemukan pada monet

Afrika yang didatangkan dari Amerika, dan yang keempat ebola Ivory Coast yang

ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory Afrika Barat di hutan Tai

Dari keempat virus ebola tersebut, terdapat tiga tipe virus ebola yang dapat

menyerang manusia yaitu ebola Zaire, Sudan, dan Ivory Coast, sedangkan ebola Reston

hanya dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse. Penginfeksian virus

ebola pada tubuh yaitu dengan menyerang sel hati dan sel sistem reticuloendothelial serta

lapisan kapiler darah, sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan protein plasma.

Sejarah Awal Mula Ebola

Ebolavirus pertama kali muncul pada tahun 1976 di wabah Ebola demam hemorrhagic

di Zaire dan Sudan. Seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari

berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar menyaksikan dampak

dari virus Ebola pertama, 27 Juni 1976.

Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area tersebut. Dilaporkan terjadi 284

kasus, setengah di antaranya membuat korban sekarat. Gejala dari Ebola hemorrhagic fever

(EHV) biasanya dimulai empat hingga 15 hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala

yang dialami berupa sakit seperti flu, demam tinggi, dan nyeri.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja

karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah

menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi

terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya

walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya

kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi.

Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya.

Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di

Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu,

saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa.

Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang

gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak

mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang

mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara

para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau

menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi

bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan.

Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin

sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,"

dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak

itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik

Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa

sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa

bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang

dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan

mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu

saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati

saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu

bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang

akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti

bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik

hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di

sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya.

Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang

keturunan Tionghoa yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus

bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi

rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa

keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa

panggilan saya adalah justice. Berikutnya Tuhan bertanya, "Siapa yang mau Ku-utus?"

Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.

“Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan

anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah

bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku

ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar

kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya,

si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari

ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia

juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan

ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua

menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah..

ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau

jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal

menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah

pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan

mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau

bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-

ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat

hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi

bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia

masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta

maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran

bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat

diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala

keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan

selalu merindukan ayahnya..

Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban

Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop

yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan

seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca

(The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s

providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan

Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially

chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus. Jadi bukan saya

yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16

dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar

begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be

provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang

seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang

menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan

dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak

pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat.

Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin:

yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang

kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang

dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan

masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar

aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada

masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah

satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya

menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu

saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi

semua jawaban langsung berasal dari saya.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-

luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya

dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-

lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah

sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua

belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat

saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan

waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari

berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski

setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya

ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia

menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah,

dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan

Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata

majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter

mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah

beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak

mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan

diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian,

persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan

membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia,

supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka

Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia,

tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia

untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat

realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun

itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam

lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya

di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur

tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter

yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah

Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang

diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati

Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar

dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat

gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya

sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran

mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus

dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang

tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan.

Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan

anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan

merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah

terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama

memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.

Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut

menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan

suami istri itu melihat mobil yang baru setahun

dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama

lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah

ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu

berlari keluar. Mukanya merah padam ketakutan

lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi

diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus

mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu

dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?”

hardik si isteri lagi.

Sungguh pedih membaca tentang kebengisan manusia terhadap sesamanya. Inilah

sebuah laporan suratkabar tentang penyiksaan yang dilakukan di penjara-penjara

modern.

Korban diikat pada kursi besi.

Arus listrik dialirkan dalam tubuhnya,

semakin lama semakain kuat

sampai akhirnya ia mengaku.

Algojo mengepalkan tinjunya dan

menghantam telinga si korban bertubi-tubi,

sampai gendang telinganya pecah.

Seorang tahanan didudukkan di kursi dokter gigi.

Kemudian dokter mengebor giginya sampai

menyentuh syaraf. Pengeboran berjalan terus,

sampai akhirnya si korban menyerah.

Manusia pada hakekatnya bukan makhluk yang bengis. Ia menjadi bengis, kalau ia

merasa tidak bahagia atau --kalau ia menganut suatu ideologi. Satu ideologi melawan

ideologi yang lain; satu sistem melawan sistem yang lain; satu agama melawan agama

yang lain. Dan manusia terhimpit di antaranya.

Orang-orang yang menyalib Yesus itu barangkali bukan orang yang kejam.

Mungkin sekali mereka itu suami yang penuh pengertian dan ayah yang mencintai anak-

anaknya. Mereka bisa menjadi kejam begitu demi mempertahankan suatu sistem,

ideologi atau agama.

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan

anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini adalah

seorang perempuan cantik berusia 3 tahun. Setiap hari ia bermain sendirian di rumah

karena kerap kali dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja di dapur. Dia bermain

dengan apa saja yang ada di rumahnya, ayun-ayunan yang dibeli ayahnya, ataupun

memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat

mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan

tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Karena mobil itu bewarna

gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai

dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya pergi naik motor ke tempat kerja karena ingin

menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih

ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan

ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa

disadari oleh si pembantu rumah.

Seandainya orang-orang beragama itu selalu lebih mengikuti suara hati mereka

daripada logika agamanya, kita tidak perlu menyaksikan pengikut-pengikut bidaah

dibakar, janda-janda terjun dalam api pembakaran jenasah suaminya dan jutaan manusia

yang tidak berdosa dibantai dalam peperangan-peperangan yang dilancarkan atas nama

agama dan Allah.

Kesimpulannya: Jika engkau harus memilih antara suara yang penuh belaskasih dan

tuntutan ideologi, tolaklah ideologi tanpa ragu-ragu. Belaskasih tidak bersifat ideologis.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

Seorang wanita setengah baya terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit. Ketika

berada di meja operasi, ia koma.

Dalam koma, ia melihat Tuhan dan bertanya, "Apakah waktuku sudah habis?" Tuhan menjawab,

"Belum, umurmu masih 40 tahun 2 bulan dan 8 hari lagi."

Setelah pulih, wanita itu memutuskan untuk tinggal di rumah sakit dan menjalani operasi wajah,

bibir, dan penghilangan kerut wajah. Ia bahkan meminta orang datang untuk mengecat

rambutnya.

Ia melakukan semua itu karena ia pikir umurnya masih panjang, jadi ia harus tampil sebaik

mungkin.

Setelah semua selesai, ia keluar dari rumah sakit. Ketika menyeberangi jalan, ia tertabrak oleh

mobil ambulans dan tewas.

Berada di hadapan Tuhan (lagi), ia bertanya, "Kata-Mu umurku masih empat puluh tahun lagi,

mengapa Engkau mengambilku sekarang?"

Tuhan menjawab, "Oh ..., rupanya kamu! Aku minta maaf, Aku tidak mengenalimu tadi!"

KUMPULAN HUMOR

Suatu masa hiduplah seekor singa yang liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing. Suatu saat, ketika tahu bahwa orang Kristen adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain: 'Aku telah mendengar seruan di padang gurun, dan saya ingin bertobat. Saya pasti tak akan menggangu orang-orang kristen lagi. Saya akan membiarkan mereka tetap hidup, dan tak akan lagi menjadikan mereka santapan pemuas isi perutku.'

Namun setelah lewat beberapa hari, seorang Kristen lewat. Singa liar dan buas itu sekali lagi melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang tersebut dimakan habis tak tersisa, kecuali bibirnya. Ia lalu dicemoohi teman-temannya: 'Bukankah engkau ingin bertobat dan berjanji tak akan menjadikan orang Kristen sebagai santapan lezatmu? Mengapa hari ini engkau justru sekali lagi membunuh seorang Kristen?'

Singa buas itu menjawab: 'Saya memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang Kristen. Namun orang yang telah kumakan itu telah kucium sebelum diterkam. Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan.'

Bibir Seorang Kristen

Paulus menanggung penderitaan itu dengan setia, dia tidak

malu. Bagi Paulus penderitaan karena Kristus adalah suatu

kebahagiaan, dan itu dijalaninya dengan ketabahan. Bahkan

penderitaan badani (ketika dia di penjara) yang dia alami adalah

sebagai suatu bentuk persembahan kepada Tuhan yang telah

menyelamatkannya.

Hal lain yang hendak disampaikan Paulus adalah bahwa

penderitaan itu tidak selalu dari Allah asalnya. Yang penting

memang bukan dari mana penderitaan itu bermula, melainkan

kemana penderitaan itu membawa kita, dan kemana penderitaan itu

kita bawa. Bagi Paulus hidup menderita membuat ia semakin

percaya kepada pemeliharaan Tuhan. Itu artinya penderitaan

membawa Paulus kepada kehidupan. Dan sekaligus dia tahu dan

percaya hanya kepada Tuhan saja ia membawa penderitaannya.

Bukan kepada yang lain. Dan dengan demikian ia tahu hidupnya

tidak menuju kepada kebinasaan tapi kepada pemeliharaan Tuhan

yang menghidupkan. Amin.

DOA: Ya Tuhan, kuatkan kami untuk menjalani setiap

penderitaan yang menerpa kehidupan kami. Ajarlah kami untuk

belajar bahwa di balik penderitaan itu ada hikmat Tuhan yang luar

biasa. Amin.

Kata-kata Bijak:

Tuhan sering merancang kebaikan bagi kita di tengah-tengah

kegelapan.

IItulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak

malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin

bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya

kepadaku hingga pada hari Tuhan (2 Timotius 1:12).

Seorang bijaksana pernah mengatakan:”bagi yang kuat,

penderitaan menguatkan, bagi yang lemah penderitaan itu

menghancurkan, karena memalukan.” Maksudnya adalah, bahwa

penderitaan itu tidak selalu buruk. Penderitaan yang sama bisa

menghasilkan dampak yang berbeda-beda bagi tiap orang. Alfred

Tennyson bahkan pernah mengatakan : ”bagi mereka yang

berkemauan baja. Mereka menderita, tetapi takkan lama. Mereka

menderita, tetapi takkan salah.” Melalui ungkapan ini kita melihat

bahwa penderitaan tidak selalu negatif tetapi ada sesuatu yang

positif di balik itu di mana pada akhirnya hal itu dapat kita lihat dan

itu menjadi indah.

Menurut Paulus dalam teks ini bahwa penderitaan itu bisa

datang karena menuruti kehendak Allah. Tetapi penderitaan yang

datang karena menuruti kehendak Allah itu menghidupkan, tidak

menimbulkan hal yang memalukan. Tetapi penderitaan karena

menuruti kehendak dunia ini membinasakan. Kebinasaan yang

mengakibatkan hal yang memalukan. Apakah suatu penderitaan

tertentu pantas kita sandang, dan kita katakan karena menuruti

kehendak Allah, dapat kita nilai dari dampaknya.

Jika penderitaan itu membuahkan kebaikan maka hal itu baru

dapat kita katakan menderita karena kehendak Allah. Paulus

menderita karena pemberitaan Injil, demi kebaikan banyak orang,

agar semakin banyak orang yang diselamatkan karena percaya

kepada Tuhan Yesus Kristus.