LAPORAN
HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM
BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
BULAN APRIL 2016
Website: pusfatja.lapan.go.id/simba pusfatja.lapan.go.id/sisdal
BIDANG DISEMINASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA
Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021‐8722733, 021‐8722733
0
1. PEMANTAUAN AKUMULASI CURAH HUJAN Curah Hujan > 250 mm/bulan:
• Provinsi Sumatera Barat • Provinsi Jambi • Provinsi Sumatera Selatan • Provinsi Bengkulu • Provinsi Lampung • Provinsi Banten • Provinsi Jawa Barat • Provinsi Kalimantan Tengah • Provinsi Kalimantan Barat • Provinsi Sulawesi Barat • Provinsi Sulawesi Selatan • Provinsi Papua Barat • Provinsi Papua
Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php
Curah Hujan 150 – 250 mm/bulan:
• Provinsi Sumatera Utara • Provinsi Riau • Provinsi Kep. Bangka‐Belitung • Provinsi DKI Jakarta • Provinsi Jawa Tengah • Provinsi DIY • Provinsi Kalimantan Selatan • Provinsi Sulawesi Tengah • Provinsi Sulawesi Tenggara • Provinsi Maluku
Curah Hujan <150 mm/bulan:
• Provinsi NAD • Provinsi Kep. Riau • Provinsi Jawa Timur • Provinsi Bali • Provinsi NTB • Provinsi NTT • Provinsi Kalimantan Timur • Provinsi Sulawesi Utara • Provinsi Gorontalo • Provinsi Maluku Utara
1
2. PEMANTAUAN DAERAH POTENSI BANJIR DI INDONESIA
Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi hujan dari dataSatelit Himawari‐8, data Landsat‐7, DEM‐SRTM USGS dan batasAdministrasi dari BIG. Berikut hasil analisis daerah potensi banjir padabeberapa provinsi.
(selengkapnya pada, http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):
Gambar 2.1: Potensi Banjir di Pulau Jawa Minggu‐I, 1‐3April 2016
Gambar 2.2: Potensi Banjir di Pulau Jawa
Minggu‐II, 4‐ 10 April 2016
a
Gambar 2.3: Potensi Banjir di Pulau Jawa6Minggu‐III, 11‐ 17 April 201
Gambar 2.4: Potensi Banjir di Pulau Jaw
6
Minggu‐IV, 14 ‐ 24April 201
Gambar 2.5: Potensi Banjir di Pulau Jawa
Minggu‐V, 25 ‐ 30April 2016
2
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)
3.1. FFMC = Fine Fuel Moisture Code(Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api)
Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian‐I
(1‐10 April 2016):
FFMC ekstrim terpantau dari Sumatera Utara hingga Jambi, Sebagian Sumatera Selatan, Bangka‐Belitung, Lampung,Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Dasarian‐II (11‐20 April 2016):
FFMC ekstrim terpantau di NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bangka‐Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan cukup luas di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Dasarian‐III (21‐30 April 2016):
FFMC ekstrim terpantau di NAD, Sumatera Utara, tersebar di Riau‐Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian kecil Kalimantan Barat, agak luas di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Gambar 3.1.c. Kondisi FFMC pada Dasarian‐IIIApril 2016 Gambar 3.1.a. Kondisi FFMC pada Dasarian‐IApril 2016 Gambar 3.1.b. Kondisi FFMC pada Dasarian‐IIApril 2016
3
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)3.2. DC= Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap ) Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan sebagai indikator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada kebakaran lahan gambut. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian‐I
(1‐ ):
DC ekstrim Sumatera
Dasarian‐II (11 6):
DC ekstrim hampir
Dasarian‐III (21 6):
DC luas di Sumatera n mulai
tap.
10 April 2016
terpan au dari tUtara hingga Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara dan kalimantan Timur.
‐20 April 201
pada asarian‐II dtidak berbeda dengan dasarian‐I. DC ekstrim terpantau di Sumatera Utara hingga Riau, Kepulauan Riau, kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
‐30 April 201
ekstrim semakin Utara, da
berkurang di Provinsi Riau. Sedangkan di Kepulauan Riau relatif te DC ekstrim di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur relatif tetap.
Gambar 3.2.a. Kondisi DC pada Dasarian‐I April 2016 Gambar 3.2.b. Kondisi DC ada Dasarian‐II April 2016 Gambar 3.2.c. Kondisi DC pada Dasarian‐III April 2016 p
4
3. PEMANTAUAN A KEBA SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAY KARAN)3.3. ISI = Initial Spread Index(Kesulita
tuk bahan bakaran halus (rerumputan).
n Pengendalian)
Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran un
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian‐I
(1‐ ): I ekstrim terpantau luas di Riau,
Dasarian‐II (11 6):
SI berkurang drastis, terpantau
l m
Dasarian‐III (21 6):
ISI ekstrim tau semakin h m
p
terpanta i
10 April 2016
ISJambi, Kep. Riau, lampung dan sebagian kecil di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. ISI ekstrim juga luas di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, serta dalam luasan kecil di provinsi lain.
‐20 April 201
Idalam luasan kecil di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, P. Bangka. Sedangkan di P. Kalimantan, terpantau uas di Kalimantan Utara, Kali antan Timur, sebagian di Kalimantan Barat.
‐30 April 201
terpanberkurang, anya dala luasan kecil di Sumatera Utara, Ke . Riau. ISI ekstrim di P. Kalimantan
u d Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
Gambar 3.3.a. Kondisi ISI pada Dasarian‐I April 2016 Gambar 3.3.b. Kondisi ISI pada Dasarian‐II April 2016 Gambar 3.3.c. Kondisi ISI pada Dasarian‐III April 2016
5
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)3.4. FWI= Fire Weather Index(Index Cuaca Kebakaran)
Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian‐I
(1‐ 6): WI ekstrim Sumatera
Dasarian‐II (11 6):
FWI dalam
Dasarian‐III (21 ):
FWI relatif m
10 April 201
F terpantau dari Utara, Riau, Ke, Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan sebagian kecil Kalimantan Tengah.
‐20 April 201
ekstrim terpantau luasan kecil di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau dan cukup luas di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
‐30 April 2016
ekstrim terpantau dala luasan kecil di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Kalimantan Barat dan cukup luas di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Gambar 3.4.a. Kondisi FWI pada Dasarian‐I April 2016 Gambar 3.4.b. Kondisi FWI pada Dasarian‐II April 2016 Gambar 3.4.c. Kondisi FWI pada Dasarian‐III April 2016
6
4. PEMANTAUAN TITIK API (HOT‐SPOT)
Informasi titikpanas di peroleh dari data Terra/Aqua‐MODIS dan SNPP‐VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada, http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php
Hasil pengamatan bulan April 2016 menunjukkan, di P. terpantau 75 titik panas, di P. Jawa terpantau 6 titik ua Barat tidak
Sumatera terpantau 174 titik panas, di P. Kalimantanpanas, di P. Sulawesi terpantau 26 titik panas, sedangkan di Bali, NTT terpantau 3 titik panas, Bali, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papterpantau titik panas.
Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia bulan April 2016
Tabel 4.1: Jumlah titik panas per‐provinsi Di Indonesia April 2016
7
5. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. JAWA Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di provinsi Banten
menunjukkan, terdapat TKV rendah di kabupaten Serang, Tangerang dan
Pandeglang. Sedangkan TKV sedang terdapat di kabupaten Pandeglang, Serang
dan Tangerang. Sementara itu kondisi TKV di Provinsi Jawa Barat di dominasi
oleh TKV bera dan TKV Rendah. Pada TKV Bera banyak dijumpai di Kabupaten
Indramayu, Karawang dan Subang. Sedangkan pada TKV sangat rendah terdapat
di daerah Indramayu, Subang dan Cirebon.
Lahan sawah pada bulan April 2016 di provinsi Jawa Tengah dan DIY di dominasi
oleh TKV sedang dan TKV rendah. Kondisi TKV sedang Provinsi Jawa Tengah
terpantau dominan di kabupaten Pati, Grobogan, dan Blora. Sementara itu
Kondisi TKV rendah banyak dijumpai di kabupaten Grobogan, Brebes dan
Demak. Sedangkan lahan sawah di D.I. Yogyakarta di dominasi oleh TKV rendah
dan sedang. Pada TKV rendah terpantau di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan
Bantul. Sedangkan TKV Sedang terdapat di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul
dan Bantul.
Kondisi TKV lahan sawah pada bulan April 2016 di Provinsi Jawa Timur di
dominasi TKV sedang dan TKV tinggi. TKV rendah dan tinggi terpantau di
kabupaten Lamongan, Bojo
lahan sawah di provinsi Bali juga di dominasi oleh TKV rendah dan sedang. Pada
TKV rendah di provinsi Bali banyak di jumpai di kabupaten Tabanan, Gianyar
dan Badung.Sedangkan TKV sedang terdapat di kabupaten Tabanan, Badung
dan Buleleng.
negoro dan Jember. Sementara itu kondisi TKV
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Jawa bulan April 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 April 2016, 14 – 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016.
8
6. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. JAWA Informasi Fase tanaman selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php
padi
Lahan sawah dengan fase vegetatif‐2 di bulan April 2016 terpantau dominan di kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pada fase vegetatif‐1 banyak terdapat di daerah Serang, Pandeglang dan Tangerang. Sedangkan lahan sawah di Provinsi Jawa Barat di dominasi fasebera dan fase vegetatif‐2. Fase bera terpantau dominan di kabupatenitu fase vegetatif‐2 terlihat di kabupa
Indramayu, Karawang dan Bekasi. Sementara ten Indramayu, Subang, dan Karawang.
nsi Jawa Timur fase vegetatif‐2 terdapat di Kabupaten Lamongan, Bondowoso dan Jember.
minan ,
Lahan sawah di Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh fase vegetatif‐2 dan generatif‐1. Fase vegetatif‐2 terpantau cukup dominan di Kabupaten Pati, Brebes dan Blora. Sedangkan fase generatif‐1 terlihat di kabupaten Grobogan, Pati dan Blora. Sementara fase yang mendominasi di Provinsi D.I. Yogyakartahingga periode ke‐2 bulan April 2016 adalah fasevegetatif‐2 dan generatif‐1 yang terpantau di dominasi di kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo.
Lahan sawah di Provinsi Jawa Timur dan Bali selama bulan April 2016 di dominasi olehfase generatif‐1 dan vegetatif‐2. Di Provi
Sementara itu, fase generative‐1 dominan di kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Bondowoso. Sedangkan di Provinsi Bali terpantau dominan fase generatif‐1 dan vegetatif‐2 terlihat do di kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung.
Pemsela pril 2016, 14 ‐
016.
antauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Jawa bulan April 2016 ma 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 A
21 April 2016 dan 22 – 29 April 2
9
7. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA Informasi Banjir/Keringlahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: ttp://pusfatja.lapan.go.id/sawah.phph
bang dan Cianjur. Sedangkan
ingkat rawan banjir pada lahan sawah di Provinsi Jawa Timur dan Bali pada
ulan April 2016 di dominasi rawan banjir ringan/sedang. Kondisi tersebut
terpantaudominan di Kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Jember.
Sementara itu di Provinsi Bali mengalami tingkat rawan Banjir ringan/sedang
terpantau dominan di Kabupaten Buleleng, Gianyar dan Badung.
Kondisi lahan sawah diProvinsi Banten yang mengalami kondisi rawan banjir
ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten lebak, Tangerang, dan Pandeglang.
DiProvinsi Jawa Barat, lahan sawah yang mengalami kondisi rawan banjir
ringan/sedang terpantau di daerah Indramayu, Su
kondisi rawan banjir berat/puso terpantau di daerah Sukabumi, Bogor dan
Bandung.
Lahan sawah di Provinsi Jawa Tengah pada bulan April 2016 yang mengalami
kondisi rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten Kebumen,
Puurworejo dan Cilacap.Sedangkan di Provinsi D.I Yogyakarta yang terpantau
mengalami kondisi rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kabupaten
Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul.
T
b
Pemselama 2016, 6 – 13 April 2016, 14 – 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016.
antauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Jawa bulan April 2016 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April
10
8. PE ERAMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SUMAT Tingkat Kehijauan Vegetasi lahan (TKV) sawah di P. Sum tera selama April 2016 masih didominasi Bera dan TKV sangat
arendah. TKV Bera masih mendominasi di
Ulu Timur. Provinsi Bangka‐Belitung yaitu di Kabupaten Bangka elatan dan Belitung Timur. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Tulangbawang.
liu s aten,
nsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Jambi yaitu di Kabupaten Tanjungjabung
arat, Tanjungjabung Timur, dan Kerinci. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten
L
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, yaitu Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Besar. Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Serang Bedagai, Labuhan Batu, dan Deliserdang. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Limapuluhkoto, dan Solok. Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Kuantan Singin. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Tanjungjabung Timur, dan Tanjungjabung Barat. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara, Rajang Lebong dan Lebong. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering S
Sedangkan TKV sangat rendah masih mendominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Barat Daya, Naganraya, dan Aceh Tenggara. Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Tapanu Selatan, Simalungun, dan Labuhanbat . Provin i Sumatera Barat yaitu Kabup Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan Padang Pariaman. ProviIndragiri Hilir, dan Bengkalis. Provinsi BBengkulu Utara, Seluma, dan Bengkulu Selatan. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Bangka Belitung di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Tulangbawang ampung Selatan.
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sumatera ulan April 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – b
13 April 2016, 14 – 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016.
11
9. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SUMATERA formasi Fase tanamttp://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php
Inh
an padi selengkapnya dapat dilihat pada:
edangkan vegetatif 2 mendominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu
Vegetatif 1 mendominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Pidie, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat Daya. Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, dan Simalungun. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman. Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Bengkalis. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Tanjungjabung Timur, dan Tanjungjabung Barat. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara dan Lebong. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Lampung Timur.
SKabupaten Aceh Utara, Aceh Barat Daya, dan Aceh Tenggara. Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Langkat. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman. Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Bengkalis. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Tanjungjabung Timur, dan Tanjungjabung Barat. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara dan Seluma. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Bangka Belitung di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Tulangbawang.
Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sumatera bulan April 2016 elama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 April 2016, 14 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016. s–
12
10. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA Informasi Banjir/Kering lahan sawah settp://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php
lengkapnya dapat dilihat pada: h
ng terdapat di Provinsi Nangroe Aceh arussalam yaitu Kabupaten Aceh Barat, Aceh Tenggara, dan Naganraya.
ovinsi Sumatera Utara aitu Kabupaten Nias. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Solok Selatan
Sebagian besar banjir ringan/sedaDProvinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Nias, Tapanuli Tengah, Nias Selatan. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Solok dan Padang Pariaman. Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir, dan Pelalawan. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Bungo, dan Muarojambi. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Selatan, Rajanglebong dan Bengkulu Utara. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Tulangbawang, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Selanjutnya sebagian kecil banjir berat/puso terjadi di Prydan Pesisir Selatan. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Merangin, dan Sarolangun. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara, dan Rajanglebong. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Ogan Komering Ulu Timur, lahat, dan Musi Banyuasin. Provinsi Bangka Belitung di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Tulangbawang, Waykanan, dan Lampung Barat.
Pemantauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Sumatera bulan April 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 April 2016, 14 – 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016.
13
11. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI yang masih didominasi TKV sa
K rendah a si nt yaitu Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Selatan
erdapat di Kabupaten Wajo, Pinrang dan Bone.
ementara itu TKV Sedang mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di
ngat rendah, TKV rendah dan TKV sedang. Untuk T V sangat mendomin si di Provin Goro alo di Kabupaten Gorontalo, Boalemo dant
Sedangkan TKV rendah mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa dan Minahasa Selatan. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah Yaitu di Kabupaten Donggala, Banggai dan Porigomoutong. Provinsi Sulawesi Barat yaitu terdapat di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju dan Mamasa. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabputen Bone, Wajo dan Sopeng. Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu terdapat di Kabupaten Kendari, Konawe Selatan dan Kolaka.
SKabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa dan Minahasa Selatan. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah Yaitu di Kabupaten Donggala, Banggai dan Morowali. Provinsi Sulawesi Barat yaitu terdapat di Kabupaten Mamuju, Mamasa dan Polewaliwamasa. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabputen Bone, Luwu dan Wajo. Provini Sulawesi Tenggara yaitu terdapat di Kabupaten Kendari, Bombana dan Kolaka.
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sulawesi ulan April 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 3 April 2016, 14 – 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016.
b1
14
12. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SULAWESI Hasil pemantauan fase tanaman padi di P. Sulawesi dalam bulan April 2016 menunjukkan, mayoriteneratif‐1.
di Sulawesi
di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju dan Mamasa. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Bone, Luwu
sa. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten one, Wajo dan Soppeng. Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari, Kolaka dan
as lahan sawah di dominasi oleh fase vegetatif‐2 dan
g ahan sawah dengan fase tanaman padi sawah vegetatif2mendominasiLProvinsi Utara yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahas dan Minahasa Selatan. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Gorontalo, Boalemo dan Pohuwato. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Donggala, Banggai an Morowali. Provinsi Sulawesi Barat yaitu d
dan Wajo. Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kendari, Kolaka dan Bombana. Sedangkan fase tanaman padi sawah generatif 1 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan dan Minahasa. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Donggala, Banggai dan Porigomoutong. Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Mamuju, Polewaliwamasa dan MamaBBombana.
Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sulawesi bulan April 2016 elama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 April 2016, 14 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016. s–
15
13. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di bulan April 2016, masih
mempengaruhi kondisi lahan sawah di P
i bulan April 2016 menunjukkan, terdapat lahan sawah yang berpotensi
n/sedang. Lahan sawah dengan kondisi tersebut terdapat di
o, dan Tana Toraja.
ulau Sulawesi. Hasil pengamatan
d
mengalami banjir, diantaranya, lahan sawah yang berpotensi mengalami
banjir ringa
Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu di Kabupaten Donggala, Poso dan
Morowali. Di Provinsi Sulawesi Barat, terdapat di Kabupaten
Polewalimamasa, Mamasa dan Mamuju. Di Provinsi Sulawesi Selatan,
terdapat di Kabupaten Wajo, Sidenreng Rappan, dan Pinrang. Sedangkan
di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat di Kabupaten Kolaka Utara,
Konawe dan Kolaka.
Selain banjir ringan/sedang, terdapat pula lahan sawah yang berpotensi
mengalami banjir berat/puso, yaitu di Provinsi Sulawesi Barat, di
Kabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu di kabupaten
Luwu, Waj
Pemantauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Sulawesi bulan April 2016 elama 4 periode 8 harian, yaitu; 29 Maret – 5 April 2016, 6 – 13 April 2016, 14 21 April 2016 dan 22 – 29 April 2016. s–
16
14. PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN)
Ihnformasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: ttp://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php
erdasarkan analisis data
area PA03, PA05, PA06, PA07, PA10, PA11, PA12, PA13, PA14, PA15, PA16,PA19,
Gambar 14.1. Projek Area ZPPI
Tabel 14.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah tujuan
B suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil
permukaan dari satelit NOAA‐AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan APRIL
2016 dihasilkan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yaitu project
PA20,PA21 dan PA24 sebanyak 100 buah.Jumlah lembar informasi ZPPI harian
tiap projek area yang dihasilkan pada bulan April 2016 dan daerah‐daerah
tujuan pengiriman ditampilkan pada Tabel 14.1.
17
Projek Area PA02, PA03, PA10, PA11
dan PA19
ProPA05,PA0PA14,
jek Area 6, PA12, PA13,
PA20 dan PA21
Projek Area PA07, PA15, PA16
dan PA24
PA01,
18
19
Top Related