BUKU RANCANGAN PENGAJARAN
MODUL DIAGNOSTIK DAN TERAPI I
KPM : Prof. Dr.dr.Pusparini, SpPK
Sekretaris modul : dr. Lie T. Merijanti S, MKK
SEMESTER GENAP 2020/2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
PENDAHULUAN
Dalam upaya penegakkan diagnosis,penentuan penatalaksanaan dan prognosis pasien seorang dokter
tidak hanya memerlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik tetapi juga memerlukan pemeriksaan
penunjang laboratorium. Oleh karena itu diperlukan pemahaman berbagai aspek pemeriksaan
laboratorium mulai dari pemilihan jenis pemeriksaan, mekanisme pemeriksaan, dan interpretasi hasil
pemeriksaan, sehingga dapat dicapai diagnosis penyakit yang tepat.
Ada beberapa cabang ilmu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan laboratorium antara lain ilmu
parasitologi, mikrobiologi, patologi anatomi dan patologi klinik.Cabang ilmu parasitologi mempelajari
bentuk dan struktur parasit yang terdiri dari cacing, protozoa, dan arthropoda, dalam hubungannya
dengan diagnostik laboratorik penyakit parasitik. Cabang ilmu mikrobiologi klinik mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme secara umum, yang terdiri dari bakteri, virus, dan jamur, desinfeksi dan sterilisasi, infeksi
nosokomial, serta penanganan, pengolahan, dan interpretasi hasil pemeriksaan mikrobiologi. Cabang ilmu
patologi anatomi mempelajari tentang jejas, cairan dan elektrolit, radang, serta neoplasma secara umum
yang menunjang diagnostik kedokteran klinis.Cabang ilmu patologi klinik akan membahas mengenai
proses mulai dari pengambilan sampel, penanganan sampel sampai pengeluaran hasil pemeriksaan
laboratorium.
Pada modul DT 1 hanya akan dipelajari mengenai pemeriksaan laboratorium ditinjau dari segi ilmu
parasitologi, mikrobiologi, dan patologi anatomi, serta mengenai prinsip penatalaksanaan non
farmakologi ditinjau dari segi ilmu gizi dan farmakologi. Cabang ilmu farmakologi mempelajari tentang
pengantar farmakologi secara umum.Cabang Ilmu gizi mempelajari berbagai zat gizi, interelasi zat gizi dan
bagaimana prinsip menyusun menu.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti modul diagnostik dan terapi I adalah mahasiswa semester 2 yang telah
mengambil modul basic science pada semester 1.
AREA KOMPETENSI YANG DITUJU
Semua metode pengajaran dirancang dan ditujukan untuk membantu mahasiswa mencapai kompetensi
yang harus dimiliki sebagai dokter umum, terutama area:
1. Komunikasi Efektif (area kompetensi 3)
2. Pengelolaan informasi (area kompetensi 4)
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran (area kompetensi 5)
4. Ketrampilan klinis (area kompetensi 6)
Area kompetensi lainnya akan dilatihkan pada modul-modul lain serta saat menjalani Modul Ilmu Klinik
Dasar danKepaniteraan Klinik di rumah sakit pendidikan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan modul DT 1, mahasiswa mampu :
1. Menggunakan bahasa yang baik, benar, dan mudah dimengerti dalam berkomunikasi.
2. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik
kedokteran
3. Menerapkan ilmu biomedik dan ilmu kedokteran lainnya yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif.
4. Melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip
keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
SASARAN PEMBELAJARAN
Rincian Sasaran Pembelajaran (learning objective)
Bila diberikan kasus pemicu mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan tentang klasifikasi umum parasit
2. Menjelaskan tentang patogenesis infeksi dan infestasi parasit pada manusia
3. Menjelaskan patomekanisme trauma, inflamasi, infeksi, gangguan hemodinamik
(iskemik, infark, thrombosis, syok), proses penyembuhan (tissue repair and healing),
dan neoplasia.
4. Menjelaskan tentang klasifikasi dan nomenklatur bakteri, virus, dan jamur dan
pemeriksaannya
5. Menjelaskan mekanisme kerja antibiotika terhadap bakteri, resistensi bakteri, proses
sterilisasi dan desinfeksi
6. Menjelaskan mekanisme imunologi infeksi bakteri dan virus
7. Menjelaskan pengertian farmakokinetik dan farmakodinamik obat.
8. Menjelaskan fungsi masing-masing nutrien dan interelasinya
9. Menjelaskan bahan makanan, cara mengolah bahan makanan, keuntungan dan
kerugian pengolahan bahan makanan.
10. Menjelaskan proporsi zat gizi yang adekuat dalam menu sehari-hari,
11. Menjelaskan faktor yang dapat memengaruhi penyusunan menu,
12. Menghitung kebutuhan zat gizi yang dianjurkan sehari-hari.
13. Menyusun menu sehari-hari
Bila diberikan sediaan mikroskopik, mahasiswa mampu:
1. mengidentifikasi spesies parasit (nematoda, protozoa, anthropoda)
2. mengidentifikasi jenis kelainan jaringan (infeksi, radang, neoplasia, edema)
Bila diberikan sampel pemeriksaan, mahasiswa mampu:
1. melakukan dan menginterpretasi pulasan Gram dan tahan asam
Bila dihadapkan pada pasien standar, mahasiswa mampu:
1. melakukan pengambilan bahan pemeriksaan (swab tenggorok)
2. melakukan dan menginterpretasi pulasan Gram pada bahan pemeriksaan
3. menghitung kebutuhan kalori
4. melakukan pemeriksaan glukosa darah dan glukosa urin
POKOK BAHASAN
Lingkup bahasan dan pokok bahasan yang akan digunakan dalam modul DT1merujuk pada ilmu biomedik yang
dipandang penting untuk menunjang pembelajaran mengenai berbagai aspek pemeriksaan laboratorium mulai
dari pemilihan jenis pemeriksaan, mekanisme pemeriksaan, dan interpretasi hasil pemeriksaan.
Lingkup bahasan Pokok Bahasan Subpokok bahasan Jam ajar
Parasitologi Dasar-dasar diagnostic parasitologi
a. Peran parasitologi dalam diagnostik laboratorik
penyakit parasitik
b. Klasifikasi parasit : cacing, protozoa dan anthropoda
c. Diagnostik laboratorik penyakit yang disebabkan oleh:
● cacing bulat (Nematoda usus : Soil transmitted
helminth)
● cacing bulat (Nematoda usus: non soil
transmitted helminth)
● cacing bulat (cacing filaria)
● cacing daun (Trematoda)
● cacing pita(Cestoda)
● protozoa tractus digestivus,free living amoeba
● protozoa kelas Sporozoa
● serangga
d. Diagnostik laboratorik penyakit yang ditularkan oleh
serangga
Mikrobiologi Dasar-dasar diagnostik Mikrobiologi klinik
a. Pengantar diagnostik laboratorium mikrobiologi
(pemeriksaan bakteri, virus dan jamur)
b. Klasifikasi dan nomenklatur bakteri, morfologi,
struktur sel bakteri dan virus, pewarnaan bakteri
serta pertumbuhan bakteri
c. Mekanisme kerja antibiotika terhadap bakteri,
resistensi bakteri terhadap antibiotika dan infeksi
nosokomial
d. Genetika, ekologi bakteri, sterilisasi dan desinfeksi
e. Mekanisme imunologi infeksi bakteri dan virus
Patologi Anatomi Dasar-dasar diagnostik Patologi Anatomi
a. Jejas dan adaptasi sel
b. Gangguan peredaran cairan tubuh, elektrolit dan
darah
c. Radang
d. Penyakit infeksi
e. Dasar neoplasma
Gizi Ilmu gizi a. Pengenalan ilmu gizi dan zat gizi : karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral
b. Interelasi zat gizi
c. Bahan makanan
d. Menyusun menu :
e. Kebutuhan zat gizi yang dianjurkan (RDA)
Farmakologi Pengantar
farmakologi
PRE-ASSESSMENT
Tidak dilakukan pre-assessment
METODE PEMBELAJARAN
Seluruh materi pada modul DT1 akan disajikan melalui metode pembelajaran:
● Kuliah pendahuluan
● Kuliah interaktif
● Pendalaman materi atau praktikum
● Diskusi kelompok tutorial
● Studi mandiri perorangan
● Presentasi dalam pleno
● Ketrampilan klinik dasar
SUMBER PEMBELAJARAN
1. Narasumber :
Koordinator modul : Prof. Dr. dr. Pusparini, SpPK
Sekretaris modul : dr. Lie T. Merijanti S, MKK
Narasumber :
No. Nama Bagian
1. dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS
dr. Machrumnizar, M. Biomed
dr. Yuliana, M. Biomed
PARASITOLOGI
2. Dr. dr. Nugroho Abikusno, MS
dr. Patricia, Sp GK
dr. Verawati Sudarma, SpGK
GIZI
3. dr. Robertus, SpMK
dr . Ida Effendi, SpMK
dr. Jihan Samira, MPd Ked, SpMK
MIKROBIOLOGI
4. dr. Dyah Ayu Woro,MBiomed
dr. Julian C, Sp PA
dr. H. Linda, SpPA
PATOLOGI ANATOMI
5 dr. Laurentia Pudjiadi,MS FARMAKOLOGI
2. Referensi :
BAGIAN RUJUKAN
PARASITOLOGI 1. Craig and Faust’s Clinical Parasitology,8th edition,1971 2. Atlas of Medical Parasitology,Viqar Zaman 3. Diagnostic Medical Parasitology, Lynne s Garcia & David A. Bruckner,1997 4. Parasitologi kedokteran FKUI,edisi 3, 2004 5. Tropical Medicine,Hunter’s seventh edition, G.Thomas Strickland,1991
MIKROBIOLOGI 1. Murray, Patrick R, et al. medical Microbiology, Mosby, St Louis, 9th ed; 2021 2. Goering RV, et al. Mims' Medical Microbiology and Immunology, 6th ed; 2019 3. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawet, Meinick & Adelberg’s Medical Microbiology.
23rd ed Lange medical Books / Mc Graw-Hill; 2004 4. Bauman, R.W. Microbiology with Diseases by Taxonomy 3rd ed. Benjamin
Cummings. California, 2011. 5. Murray P, R, Rosenthal Ken S, Pfaller M.A., Viral Classification, Structure, and
Replication in Medical Microbiology. 9th Ed. Elsevier. USA.2021. p361. 6. Mahon Conny R, Lehman Donald C. Textbook of Diagnostic Microbiology. 6th
Ed.Elsevier. 2019 7. Tille PM, et al. Bailey & Scott's Diagnostic Microbiology, 13th ed; 2014 8. Leber, et al (eds). Clinical Microbiologi Procedures Handbook, 4th ed; 2016
PATOLOGI ANATOMI
1. Robbins Pathologic Basis of Disease 5th ed 2002 2. Kumpulan kuliah Patologi Anatomik FKUI
FARMAKOLOGI dan FARMASI KEDOKTERAN
1. Goodman and Gilman , The pharmacological Basis of Therapeutic ed X 2. Bertram G. Katsung, Basic & Clinical Pharmacology ed IX 3. Farmakologi dan Terapi FKUI ed IV ( dengan perbaikan)
Gizi 1. LK Maham, Arlin M. Krause’s food, nutrition and diet therapy, 8th ed. 1992 2. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid I dan II. 2006 3. Rosalind S. principles of nutrional assessment.2th ed. 2005
SARANA PRASARANA
Jumlah mahasiswa : 150 mahasiswa
Lamanya modul : 4 minggu
Banyaknya diskusi kasus : 3 x 2 sesi x 2 jam
Banyaknya seminar : 3 x 2 jam
Praktikum : 5 x 2 jam
KKD : 4 x 2,5 jam
Mandiri : 3 x 2 jam
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah :
Satu (1) ruangan kelas besar
Satu (1) ruang praktikum
15 ruang tutorial
Perpustakaan
Computer dan internet
In focus
EVALUASI
Sebagai evaluasi, akan dilakukan :
1. Evaluasi keberhasilan hasil pendidikan:
a. Evaluasi formatif :
i. Umpan balik terhadap ujian tulis 1 (UTM)
ii. Umpan balik terhadap proses tutorial
b. Evaluasi sumatif :
i. Ujian tulis dengan mcq (UTM) : 25%
ii. Ujian tulis dengan MCq (UAM) : 35%
iii. Penilaian praktikum + tugas individual : 15%
iv. Observasi proses tutorial + log book : 25%
Catatan : bila nilai rerata UTM dan UAM <50, maka nilai proses tutorial dan logbook tidak
diperhitungkan, sehingga nilai akhir mahasiswa menjadi :
40% UTM+45% UAM+15% nilai praktikum/tugas individual
2. Evaluasi keberhasilan program :
80% jadwal yang telah ditentukan dijalankan dengan tepat waktu,
80 % mahasiswa yang mengikuti modul lulus dengan nilai B+.
Lampiran
METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH) LANGKAH 1.
Klarifikasi istilah/terminologi asing (yang tidak dimengerti) Proses Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang maknanya belum jelas dan anggota kelompok yang lain mungkin dapat memberikan definisinya. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dengan jujur apa yang mereka tidak mengerti. Alasan Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawali proses belajar. Output tertulis Kata-kata atau istilah yang tidak disepakati pengertiannya oleh kelompok dijadikan tujuan pembelajaran (learning objectives)
LANGKAH 2. Menetapkan masalah
Proses Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mahasiswa didorong untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mahasiswa untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yang luas. Alasan Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial mempunyai perspektif yang berbeda terhadap suatu masalah. Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya. Output tertulis Daftar masalah yang akan dijelaskan
LANGKAH 3.
Curah pendapat kemungkinan atau penjelasan masalah sementara Proses Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba memformulasikan, menguji dan membandingkan berbagai kemungkinan sebagai penjelasan masalah atau kasus. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotetis dan mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yang sangat detail. Dalam konteks ini: a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar penalaran tanpa asumsi kebenarannya, ataupun
sebagai titik awal investigasi b. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail dan pemahaman,dengan tujuan untuk saling pengertian Alasan Ini merupakan langkah penting, yang mendorong penggunaan prior knowledge dan memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap dalam kelompok. Jika ditangani dengan baik oleh tutor dan kelompok, langkah ini akan membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yang lebih dalam. Output tertulis Daftar penjelasan sementara
LANGKAH 4. Menyusun penjelasan yang lebih rinci terkait penjelasan sementara yang telah diajukan
Proses Mahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yang berbeda. Masalah dijelaskan secara rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan sementara yang diajukan, untuk melihat kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk menuliskannya terlalu cepat. Alasan Tahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi pengetahuan yang ada secara aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.
Output tertulis Pengorganisasian penjelasan masalah secara skematis yaitu menghubungkan ide-ide baru satu sama lain, dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi yang berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).
LANGKAH 5.
Menetapkan Tujuan Pembelajaran Proses Anggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran (learning objectives) yang akan mereka pelajari. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak terlalu lebar atau dangkal serta dapat dicapai dalam waktu yang tersedia. Beberapa mahasiswa bisa saja punya tujuan pembelajaran yang bukan merupakan tujuan pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi. Alasan Proses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota kelompok (dan tutor) untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yang tepat dan dapat dicapai. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi juga mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi. Output tertulis Tujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial pertama. Tujuan pembelajaran seharusya berupa isu yang ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih baik dan lebih tepat daripada ”topik global pertumbuhan”
LANGKAH 6. Mengumpulkan informasi dan belajar mandiri
Proses Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di literatur yang terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yang dapat membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dicari. Kegiatan PBL yang terorganisir dengan baik meliputi buku program atau buku blok yang memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yang mungkin sulit ditemukan atau diakses. Alasan Jelas bagian penting dari proses belajar adalah mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa Output tertulis Catatan individual mahasiswa.
LANGKAH 7. Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiri
Proses Berlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mahasiswa memulai dengan kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual, mengumpulkan informasi dari belajar mandiri serta saling membantu memahami dan mengidentifikasikan area yang sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar). Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis lengkap dari masalah. Alasan Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika ’pemicu’ yang tepat terjadi di masa datang. Output tertulis Catatan individual mahasiswa.
LEMBAR EVALUASI PESERTA DALAM DISKUSI KELOMPOK Kelompok : Modul : Nama Fasilitator : Tanggal : ________ Kasus : Sesi : I
NO NAMA
Kognitif Psiko-motor
Afektif JUMLAH
NILAI
Berpikir kritis
Relevansi
Komunikasi
Disiplin
Sikap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan :
Kriteria Penilaian 0 1 2 3
Berpikir Kritis : Memberikan pengetahuan tanggapan secara ilmiah dan logis
Tidak Hadir/ tidak memberikan tanggapan
Tidak Logis Sebagian kecil Sebagian Besar
Relevansi :pendapat yang dikemukakan relevan dengan learning Objective (LObj) yang ditemukan.
Tidak memberi pendapat
Tidak Relevan Sebagian kecil Sebagian Besar
Komunikasi: Menyampaikan pendapat dengan jelas dan mudah dipahami.
Tidak memberikan pendapat
Sebagian kecil Sebagian besar Seluruhnya
Disiplin : Kehadiran mahasiswa dalam setiap kali diskusi
Tidak Hadir Terlambat > 15 Menit.
Terlambat < 15 Menit.
Tepat Waktu
Sikap :sikap menghargai pendapat (menyimak dan mendengarkan) anggota lain dan tutor serta tidak mendominasi diskusi.
Tidak Hadir Acuh atau melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan tutorial
sikap menghargai TETAPI mendominasi diskusi.
sikap menghargai pendapat DAN tidak mendominasi diskusi.
Jakarta, 20…. NILAI AKHIR : (TOTAL/15)X100 ( ) Nama Jelas Fasilitator
LEMBAR EVALUASI PESERTA DALAM DISKUSI KELOMPOK Kelompok : Modul : Nama Fasilitator : Tanggal : Kasus : Sesi : II
NO NAMA
Kognitif Psikomotor
Afektif JUML
AH NILAI
Nilai Log
Book
Berpikir krits
Relevansi
Komunikasi
Disiplin
Sikap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan :
Kriteria Penilaian 0 1 2 3
Berpikir Kritis : Memberikan pengetahuan tanggapan secara ilmiah dan logis
Tidak Hadir/ tidak memberikan tanggapan
Tidak Logis Sebagian kecil Sebagian Besar
Relevansi :pendapat yang dikemukakan relevan dengan learning Objective (LObj) yang ditemukan.
Tidak memberi pendapat
Tidak Relevan Sebagian kecil Sebagian Besar
Komunikasi: Menyampaikan pendapat dengan jelas dan mudah dipahami.
Tidak memberikan pendapat
Sebagian kecil Sebagian besar Seluruhnya
Disiplin : Kehadiran mahasiswa dalam setiap kali diskusi
Tidak Hadir Terlambat > 15 Menit.
Terlambat < 15 Menit.
Tepat Waktu
Sikap :sikap menghargai pendapat (menyimak dan mendengarkan) anggota lain dan tutor serta tidak mendominasi diskusi.
Tidak Hadir Acuh atau melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan tutorial
sikap menghargai TETAPI mendominasi diskusi.
sikap menghargai pendapat DAN tidak mendominasi diskusi.
Jakarta, 20….
NILAI AKHIR : (TOTAL/15)X100 ( ) Nama Jelas Fasilitator
RUBRIK PENILAIAN LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA
KRITERIA 0 1 2
Penyelesaian tugas Tidak menyelesaikan tugas
Menyelesaikan sebagian tugas
Menyelesaikan seluruh tugas
Jumlah Referensi yang digunakan
0 1-2 >2
Ketepatan waktu pengumpulan tugas
Tidak tepat waktu Tepat waktu
Nilai : jumlah/5 * 100
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : I
KRITERIA URAIAN
1. Identifikasi dan analisis masalah
Masalah yang ditemukan pada skenario dan analisis hubungan antar masalah tersebut. Dalam membuat analisis, dapat dibuat peta konsep (mind map).
2. Learning Objective
(Rumusan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai oleh mahasiswa)
3. Learning issue (Learning objective yang masih harus dicari secara mandiri)
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator :
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : II
KRITERIA URAIAN
1. Hasil penelusuran literatur
(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
2. Referensi yang digunakan
(Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)
Nilai
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : I
KRITERIA URAIAN
4. Identifikasi dan analisis masalah
Masalah yang ditemukan pada skenario dan analisis hubungan antar masalah tersebut. Dalam membuat analisis, dapat dibuat peta konsep (mind map).
5. Learning Objective
(Rumusan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai oleh mahasiswa)
6. Learning issue (Learning objective yang masih harus dicari secara mandiri)
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator :
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : II
KRITERIA URAIAN
3. Hasil penelusuran literatur
(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
4. Referensi yang digunakan
(Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)
Nilai
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : I
KRITERIA URAIAN
7. Identifikasi dan analisis masalah
Masalah yang ditemukan pada skenario dan analisis hubungan antar masalah tersebut. Dalam membuat analisis, dapat dibuat peta konsep (mind map).
8. Learning Objective
(Rumusan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai oleh mahasiswa)
9. Learning issue (Learning objective yang masih harus dicari secara mandiri)
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator :
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul : NIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi : II
KRITERIA URAIAN
5. Hasil penelusuran literatur
(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
6. Referensi yang digunakan
(Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)
Nil
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:
Jadwal kuliah daring Modul DT1
JADWAL KULIAH daring kelas A dan B MODUL PENUNJANG DIAGNOSTIK 1 ( DT 1)
28 Juni sd 23 Juli 2021
Minggu pertama KELAS A Ruang501
Senin 28 Jun 21 Selasa 29 Jun 21 Rabu 30 Juni 21 Kamis 1 Juli 21 Jumat 2 Juli 21
8.00 -9.00 Pendahuluan (Pr) Gangguan darah
(JC) Bahan makanan menu
(V) TTR 1.1 TTR 1.2
9.00 - 10.00 Mineral (P) Gangguan darah
(JC) Vitamin (V) TTR 1.1 TTR 1.2
10.00 - 11.00 Mekanisme
antibiotik (R) Protozoologi (M) Radang (W) Genetika, ekologi(R) Jejas, adaptasi sel (W)
11.00 - 12.00 Mekanisme
antibiotika (R) Protozoologi(M) Radang (W) Genetika, ekologi(R) Jejas, adaptasi sel (W)
12.00 -13.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
13.00 - 14.00 Parasitologi umum(St) Zat gizi (NA)
Gangguan cairan tubuh (JC)
14.00 -15.00 Parasitologi umum(St) Interelasi gizi (NA)
Gangguan cairan tubuh (JC)
Minggu kedua
Senin 5 Jul 21 Selasa 6 Jul 21 Rabu 7 Jul 21 Kamis 8 Jul 21 Jumat 9 Jul 21
8.00 -9.00 Pleno 1 Praktikum PA 1 Briefing Osce lokal Entomologi(Y) Prakt Parasit 1
9.00 - 10.00 Pleno 1 Praktikum PA 1 Briefing Osce lokal Entomologi (Y) Prakt Parasit 1
10.00 - 11.00 Gangguan
elektrolit (JC) Helmintologi (M) Briefing Osce lokal KKD Pengantar Lab Mikro
(IE)
11.00 - 12.00 Gangguan
elektrolit (JC) Helmintologi (M) Briefing Osce lokal KKD Pengantar Lab Mikro
(IE)
12.00 -13.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
13.00 - 14.00 Bakteri dan virus
(IE) TTR 2.1 Infeksi (W) TTR 2.2
14.00 -15.00 Bakteri dan virus
(IE) TTR 2.1 Infeksi (W) TTR 2.2
Minggu ketiga
Senin 12 Jul 21 Selasa 13 Jul 21 Rabu 14 Jul 21 Kamis 15 Jul 21 Jumat 16 Jul 21
8.00 -9.00 UTM Imunologi infeksi(J) TTR 3.1 Pengantar Farmako
(LP) TTR 3.2
9.00 - 10.00 UTM Imunologi infeksi (J) TTR 3.1 Pengantar Farmako
(LP) TTR 3.2
10.00 - 11.00
PraktMikro ( bakteriologi) Prakt Parasit 2 KKD Praktikum PA 2
11.00 - 12.00 PraktMikro
( bakteriologi) Prakt Parasit 2 KKD Praktikum PA 2
12.00 -13.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
13.00 - 14.00 Pleno 2 Dasar neoplasma (HL) PengantarFarmako(LP)
14.00 -15.00 Pleno 2 Dasar neoplasma (HL)
Minggukeempat
Senin 19 Jul 21 Selasa 20 Jul 21 Rabu 21 Jul 21 Kamis 22 Jul 21 Jumat 23 Jul 21
8.00 -9.00 Pleno 3 Ujian Praktikum UAM
9.00 - 10.00 Pleno 3 Libur Idul Adha Ujian Praktikum UAM
10.00 - 11.00 Ujian Praktikum
11.00 - 12.00
12.00 -13.00
13.00 - 14.00
14.00 -15.00
Pr = Dr. dr. Pusparini, SpPK NA = Dr. dr Nugroho A, MSc V = dr Verawati S, SpGK P = dr Patricia, SpGK LP = dr Laurentia P, MS HL = dr H Linda, SpPA JC = dr Julian C, SpPA W = dr Dyah Ayu Woro, M Biomed St = dr Suriptiastuti, DAP & E, MS Y = drYuliana, M Biomed M = dr Machrumnizar, M Biomed IE = dr Ida Effendi, SpMK R = dr Robert, SpMK J = dr Jihan Samira, MPd Ked, SpMK
Skenario Kasus Diskusi Tutorial
Skenario 1
Judul: Apakah saya sakit malaria lagi?
Seorang laki-laki berusia 39 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan demam sejak satu hari.
Keluhan disertai menggigil dan sakit kepala. Buang air besar dan kecil normal. Pasien memiliki riwayat
malaria 1 tahun lalu setelah pulang dinas selama 1 bulan dari Papua. Selama dinas, pasien tinggal di rumah
penduduk dengan tempat tidur tanpa kelambu, tidak memakai repelen dan banyak serangga. Di rumah
tersebut, ada beberapa anggota keluarga yang menderita demam mengigil dan sakit kepala. Pasien lahir
dan tinggal di Jakarta. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan fisik: suhu 38,1°C.
Pada pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah:
Kata Kunci: demam, menggigil, malaria, Papua, serangga
Learning objectives:
Mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Definisi dan etiologi penyakit malaria
2. Spesies (ada 5), stadium dan ciri khasnya, serta siklus hidup Plasmodium.
3. Vektor malaria (spesies, ciri khas (kepala, sayap dan kaki), habitat vektor, dan penyebarannya di
Indonesia)
4. Epidemiologi dan endemisitas malaria di Indonesia
5. Pathogenesis malaria
6. Gejala dan tanda klinis malaria
7. Pemeriksaan penunjang malaria
8. Prinsip penatalaksaan secara umum
9. Edukasi dan pencegahan malaria
1
Mind Map
Tutor Guide:
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit genus Plasmodium. Penyakit
ini menyebar lewat gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi parasit. Jika tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, dapat menimbulkan komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian.
Infeksi malaria dapat terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk saja. Penyakit ini tidak menular secara
langsung dari satu individu ke individu lainnya. Penularan dapat terjadi apabila ada kontak dengan
darah penderita. Gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia,
Laki-laki, 39 th Riwayat
Malaria 1 tahun
y.l
Demam, menggigil,
sakit kepala, BAB &
BAK normal Relaps
Dinas ke Papua
1 bulan
serangga
Anggota rumah
memiliki
keluahn demam,
menggigil, sakit
kepala
Kondisi tempat
tinggal tanpa
pelindung
(kelambu dan
repelen)
Daerah
endemis
vektor
Faktor
lingkungan reservoa
r
Suhu:
38,1°C
SADT:
Plasmodium
(+)
Malaria
Definisi
Siklus
hidup spesies
habitat
Epidemiologi Gejala dan
Tanda
Patogenesis
Penyebaran
di Indonesia
2
pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa
organ misalnya otak, hati dan ginjal.
Saat ini dikenal ada 5 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia secara alami
(Harijanto, 2012), yaitu:
1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria
yang berat (malaria serebral dengan kematian) dan mudah menyebabkan resisteni obat
2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana
3. Plasmodium malariae, dapat menimbulkan sindrom nefrotik dan penyebab malaria
quartana
4. Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale banyak dijumpai di daerah Afrika dan
Pasik Barat, di Indonesia dijumpai di Irian Jaya dan Nusa 11 Tenggara, memberikan infeksi
yang paling ringan dan sembuh spontan tanpa pengobatan
5. Plasmodium Knowlesi, pertama kali dilaporkan tahun 2004 jenis malaria baru yang sudah
ditemukan di Malaysia, dan juga ditemukan Singapura, Thailand, Myanmar serta Filipina
penularannya dari monyet, bentuk plasmodium menyerupai P. malariae. Tingkat
keganasan seperti falsifarum dan tingkat kekebalan seperti malaria vivax.
Masa inkubasi Intrinsik
Masa inkubasi ekstrinsik
3
Faktor-faktor yang Berperan dalam Terjadinya Malaria
1. Faktor Agent ( penyebab infeksi) Untuk kelangsungan hidupnya, plasmodium sebagai
penyebab infeksi memerlukan dua macam siklus yaitu: Sporogoni (seksual) dan Skizoni
(Aseksual).
2. Host (penjamu) Penjamu terdiri dari nyamuk Anopheles (host definitive) dan manusia
(host intermediate). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai
respons imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan
menambah risiko malaria. Malaria pada wanita hamil mempunyai dampak yang buruk
terhadap kesehatan ibu dan anak. Faktor-faktor genetik pada manusia dapat
mempengaruhi terjadinya malaria, dengan pencegahan invasi parasit ke dalam sel,
mengubah respons immunologik atau mengurangi keterpaparan terhadap vektor.
3. Faktor Lingkungan (Environment) Lingkungan berperan dalam pertumbuhan vektor
penular malaria, ada beberapa faktor lingkungan yang sangat berperan yaitu: lingkungan
fisik, biologi, kimiawi, dan sosial budaya. Lingkungan fisik terdiri dari suhu, kelembaban,
hujan, angin, sinar matahari, arus air, kedalaman air dan ketinggian. Masyarakat yang
berpengetahuan rendah kemungkinan risiko tertular malaria tiga kali dibandingkan
masyarakat yang berpengetahuan baik, sedangkan risiko penularan malaria pada
masyarakat yang memiliki sikap kurang lima-tujuh kali dibandingkan masyarakat yang
memiliki sikap baik. Masyarakat dengan kebiasaan bekerja di luar rumah malam hari 15
mempunyai risiko tertular malaria empat kali dibandingkan masyarakat yang tidak
memiliki kebiasaan bekerja di luar rumah malam hari.
Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit infeksi pada
umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut
saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai
dari yang paling berat, yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat), malaria
ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu infeksi asimtomatik. Tanda dan gejala
klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada berbagai hal antara lain usia penderita,
cara transmisi, status kekebalan, jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu
yang tidak kalah penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang
rasional yang dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat
mengacaukan diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis,
4
terlebih untuk daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence –
nya rendah. Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang selsel makrofag,
monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara lain TNF (Tumor
Nekroting Factor). TNF akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat
pengatur suhu tubuh dan terjadi demam. Proses skizogoni pada ke empat plasmodium
memerlukan waktu yang berbeda-beda, P. falciparum memerlukan waktu 36-48 jam, P. vivax
/ 11 ovale 48 jam, dan P. malariae 72 jam. Demam pada P. falciparum dapat terjadi setiap
hari, P. vivax/ovale berselang waktu satu hari, dan P. malariae demam timbul berselang waktu
2 hari. Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun yang tidak
terinfeksi. Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia
dapat terjadi pada infeksi akut dan kronis. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale hanya
menginfeksi sel darah muda yang jumlahnya hanya 2 % dari seluruh jumlah sel darah merah,
sedangkan Plasmodium malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya 1 %
dari jumlah sel darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, ovale,
dan malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis. Limpa merupakan organ
retukuloendotelial, dimana plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limosit.
Penambahan sel-sel radang ini akan menyebabkan limpa membesar. Malaria berat akibat
Plasmodium falciparum mempunyai patogenesis yang khusus. Eritrosit yang terinfeksi
Plasmodium falciparum akan mengalami proses sekuestrasi yaitu tersebarnya eritrosit yang
berparasit tersebut ke pembuluh kapiler alat dalam tubuh. Selain itu pada permukaan
eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob yang berisi berbagai antigen Plasmodium
falciparum. Pada saat terjadi proses sitoadherensi, knob tersebut akan berikatan dengan
reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses ini terjadilah obstruksi dalam pembuluh darah
kapiler yang menyebabkan iskemia jaringan. Terjadinya sumbatan ini juga didukung oleh
proses terbentuknya ”rosette” yaitu bergerombolnya sel darah merah yang 12 berparasit
dengan sel darah merah lainnya. Pada proses sitoadherensi ini diduga juga terjadi proses
imunologik yaitu terbentuknya mediato-mediator antara lain sitokin (TNF, interleukin),
dimana mediator tersebut mempunyai peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan
tertentu.
5
Gejala klinis penyakit malaria sangat khas dengan adanya serangan demam turun naik,
anemia sekunder dan splenomegali.
Gejala fase awal berupa malaise, sakit kepala, nyeri pada tulang atau otot, anoreksia, mual,
diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan ini sering terjadi pada
P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan awal tidak jelas bahkan
gejala dapat mendadak. Demam periodik berkaitan dengan saat pecahnya schizon matang
(sporolasi). Pada malaria tertiana (P.Vivax dan P.vale), pematangan schizon tiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke tiga, sedangkan malaria kuartana (P. Malariae)
pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap empat hari.
Gejala klasik malaria biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan, yaitu stadium dingin,
demam dan berkeringat (Depkes, 2005). Stadium dingin (cold stage), penderita akan
merasakan dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat dan lemah, sianosis, kulit kering,
pucat, dan kadang 12 muntah. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai satu jam
diikuti dengan meningkatnya temperatur. Stadium demam (hot stage) muka penderita
terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat sampai
40°C atau lebih, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi
kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin dapat berlangsung sampai dua jam atau
lebih. Stadium berkeringat (sweating stage) dimulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh
sampai basah, temperature turun, lelah dan sering tidur, dan jika penderita bangun akan
merasa sehat dan bisa melakukan aktifitas seperti biasa, hal ini berlangsung 2-3 jam.
Daerah dengan endemisitas malaria tinggi, seringkali pada orang dewasa tidak ditemukan
gejala klinis meskipun dalam darahnya ada parasit malaria. Hal ini merupakan imunitas yang
terjadi akibat infeksi berulang-ulang. Gejala anemia yang sering dijumpai pada infeksi malaria,
dan lebih sering dijumpai pada penderita daerah endemik terutama pada anak-anak dan ibu
hamil. Splenomegali akan teraba setelah tiga hari dari serangan infeksi akut dimana akan
terjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Pembesaran terjadi akibat timbunan pigmen eritrosit
parasit dan jaringan ikat bertambah.
Diagnostik malaria didasarkan pada gejala klinis, penemuan fisik, pemeriksaan laboratorium
darah dan uji imunoserologis. Ada dua cara diagnostik yang diperlukan untuk menentukan
seseorang itu positif malaria atau tidak yaitu pemeriksaan darah tepi (tipis/tebal) dengan
6
mikroskop dan deteksi antigen. Meskipun sangat sederhana pemeriksaan darah tepi dengan
mikroskop merupakan gold standard dan menjadi pemeriksaan terpenting yang tidak boleh
dilupakan. Interpretasi dari hasil pemeriksaan darah tepi adalah jenis dan kepadatan parasit.
Deteksi antigen digunakan apabila tidak tersedia mikroskop untuk memeriksa preparat darah
tepi atau pada daerah yang sulit dijangkau dan keadaan darurat yang perlu diagnosis segera.
Teknik yang digunakan untuk deteksi antigen adalah immunokromatografi dengan kertas
dipstick yang dikenal dengan Rapid Diagnostic Test (RDT). Alat ini dapat mendeteksi antigen
dari P. falciparum dan non falciparum terutama P. vivax.
Pengobatan malaria menggunakan artemisinin based combination therapy (ACT) yaitu
kombinasi derivate artemisinin dengan obat anti malaria lainnya (Depkes,2008). Pengobatan
untuk mix species (p. falciparum + p.vivax) diberikan ACT selama tiga hari serta pemberian
primaquin pada hari satu dengan dosis 0,75/kgbb dilanjutkan pada hari 2-14 primaquin
dengan dosis 0,25 mg/kgbb. Pengobatan kasus malaria vivax relaps sama dengan regimen
sebelumnya hanya dosis primaquin ditingkatkan, primaquin diberikan selama 14 hari dengan
dosis 0,5 mg/kgbb/hari. Pemberian dosis obat malaria perlu diperhatikan dengan ketat
terutama pada ibu hamil, anak-anak dan balita, karena efek samping obat anti malaria yang
keras.
* Pengobatan lini 1 untuk falciparum dan vivax menurut kelompok umur
7
Kasus ke 2
JUDUL : ADUH ADA BENJOLAN DI PAYUDARAKU!!!
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK TUGAS FASILITATOR
PENULIS SKENARIO: KONTRIBUTOR PANDUAN TUTOR: PENELAAH (REVIEWER)
dr. Dyah Ayu Woro S., M.Biomed (Bagian Patologi Anatomik) dr. Herbert Linda, M.Biomed (Bagian Patologi Anatomik) dr. Julian Chendrasari, SpPA (Bagian Patologi Anatomik) dr. Indah Widya Lestari, SpPA (Bagian Patologi Anatomik) dr. Florinda Ilona, SpPA (Bagian Patologi Anatomik) dr. Reza Digambiro, SpPA (Bagian Patologi Anatomik) dr. dr.
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah diskusi tutorial, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan definisi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi serta
morfologi radang/inflamasi pada jaringan (termasuk infeksi bakteri
piogenik dan tuberkulosis).
2. Menjelaskan perbedaan massa/benjolan akibat radang dengan
neoplasma secara klinis dan histopatologis.
3. Menjelaskan perbedaan neoplasma jinak (benigna) dan ganas (maligna)
secara klinis dan histopatologis.
4. Menyebutkan metode pengambilan sampel jaringan untuk diagnostik
histopatologi pada benjolan/massa tumor.
Meyakinkan diskusi yang berjalan telah mencakup sasaran pembelajaran yang telah ditentukan
LINGKUP BAHASAN
1. Peradangan/inflamasi 2. Infeksi 3. Dasar-dasar Neoplasma 4. Teknik diagnostik histopatologi
PENGETAHUAN AWAL
1. Imunologi dasar: sel-sel imun/radang/jenis leukosit dan perannya
2. Biologi dasar: sel, siklus sel, proses proliferasi sel
3. Histologi: jaringan dasar
Fasilitator diharapkan menggali pengetahuan awal bila diskusi tidak berjalan.
SKENARIO
Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan pada payudara kirinya sejak 3 bulan. Benjolan dirasa nyeri dan makin membesar. Sejak adanya benjolan ini, pasien merasa sering demam, namun tidak tinggi. Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien tidak ada riwayat hipertensi, kencing manis, namun pernah didiagnosis Tuberkulosis paru dan mendapatkan terapi selama 6 bulan. Pasien cemas benjolan tersebut adalah tumor ganas karena ibu pasien pernah didiagnosis tumor payudara. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi di laboratorium Patologi Anatomik untuk menegakkan diagnosis. Kata kunci : benjolan, nyeri, tumor, demam, tuberkulosis
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Perempuan, 41 tahun 2. Teraba benjolan pada payudara kirinya 3. Sejak 3 bulan yang lalu 4. Benjolan dirasa sangat nyeri dan makin membesar 5. Sering demam tidak tinggi (subfebris) 6. Riwayat Tuberkulosis paru dan mendapatkan terapi selama 6 bulan 7. Riwayat ibu pasien didiagnosis tumor payudara 8. Pasien cemas benjolan tersebut tumor ganas. 9. Dokter melakukan pemeriksaan histopatologi di laboratorium Patologi
Anatomik untuk penegakkan diagnosis.
8
RUMUSAN MASALAH
Mengapa pasien merasakan benjolan yang nyeri dan makin membesar pada payudara kiri?
KAITAN DENGAN KEDOKTERAN KERJA
-
AREA KOMPETENSI
PETA KONSEP/MIND MAPPING
terlampir dibawah
Yakinkan peta konsep yang dibuat mahasiswa mencakup butir-butir dalam identifikasi masalah
LEARNING ISSUES YANG MUNGKIN TERJARING
1. Sesuaikan dengan sasaran pembelajaran di atas
REFERENSI TERKAIT 1. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9th ed. Boca Raton: Hooder Arnold, 2010.
2. Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 1999.
9
Peta konsep/Mind Map
Absensi review skenario DT1
Tutorial DT1
Perempuan, 41 tahun
Teraba benjolan pada payudara kiri,
sejak 3 bulan yang lalu Benjolan dirasa
sangat nyeri dan
makin membesar
NON-
NEOPLASMA/INFLAM
ASI
NEOPLASMA
Riwayat Tuberkulosis
paru dan mendapatkan
terapi selama 6 bulan
AKUT KRONIK
GANAS/
MALIGNA JINAK/BENIGNA
Pemeriksaan HISTOPATOLOGI
Sering demam tidak
tinggi (subfebris)
NON SPESIFIK
SPESIFIK
Diagnosis
Riwayat ibu pasien tumor payudara
definisi, klasifikasi,
patogenesis dan patofisiologi serta
morfologi
perbedaan
secara klinis
dan histopatologis
Metode
pengambilan
sampel
perbedaan secara klinis
dan histopatologis
10
Kasus ke 3
Judul: Pasien saya sesak …
Seorang laki-laki berusia 40 tahun sedang dirawat di ICU RS dengan bantuan ventilator. Setelah 5
hari perawatan ditemukan suhu 38.50C, peningkatan sekresi saluran napas, tampak sesak dan ronkhi
di kedua lapang paru. Dokter mencurigai pasien mengalami ventilator-associated pneumonia (VAP)
dan akan melakukan pemeriksaan penunjang.
Kata kunci : sesak, VAP, pemeriksaan penunjang
Tujuan Pembelajaran :
Setelah diskusi tutorial, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan :
1. Definisi dan contoh infeksi nosokomial
2. Definisi VAP
3. Kriteria diagnosis VAP
4. Etiologi VAP
5. Patofisiologi dan patogenesis VAP
6. Pencegahan VAP
7. Jenis pemeriksaan penunjang sesuai kasus
8. Jenis bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan Mikrobiologi sesuai kasus
9. Cara mengirim bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan Mikrobiologi sesuai kasus
10. Cara menentukan kualitas sputum yang baik
11
Mind Map
38.50C
laki-laki, 40 th, dirawat di
ICU dengan ventilator
selama 5 hari
VAP
Definis
i
Kriteria diagnosis Pencegahan Etiologi Pemeriksaan penunjang
Darah Rontge
n
Pemeriksaan
Mikrobiologi
Bahan pemeriksaan
(sekresi saluran napas)
Jenis Cara mengirim Kualitas yang baik
Suhu 38.50C Peningkatan sekresi sal
napas
Tampak
sesak
Ronkhi di kedua paru
Infeksi nosokomial
Definis
i
Jenis
Patof & Patogenesis
AGD
Parameter infeksi
12
Tutor Guide
1. Definisi infeksi nosokomial :
a. Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasyankes lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
yang muncul setelah pasien pulang
b. Infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga Kesehatan terkait proses
pelayanan Kesehatan di fasyankes
Contoh infeksi nosokomial :
a. Hospital-acquired tuberculosis
b. Ventilator-associated pneumonia (VAP)
c. Catheter-associated UTI (CAUTI)
d. Surgical site infection (SSI)
e. Central line-associated bloodstream infection (CLABSI)
2. Definisi VAP : pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pasca penggunaan ventilator
(endotracheal intubation)
a. Early onset : terjadi dalam waktu 3-4 hari pasca penggunaan ventilator
b. Late onset : terjadi dalam waktu >4 hari
3. Kriteria diagnosis
a. Gejala dan tanda
Minimal salah satu dari gejala berikut :
- Demam (>38⁰C)
- Leukopenia (≤4.000 WBC/mm3) atau leukositosis (≥12.000 WBC/mm3)
- Untuk usia ≥70 tahun, altered mental status with no other recognized cause
DAN minimal 2 dari gejala berikut :
- Timbul sputum purulent atau perubahan karakteristik sputum, atau peningkatan
sekresi saluran napas, atau peningkatan kebutuhan suctioning
- Timbul batuk atau perburukan gejala batuk, atau sesak, atau tachypnea
- Ronkhi atau suara napas bronkial
- Perburukan gas exchange (misalnya desaturasi O2)
b. Imaging test
Minimal salah satu dari tanda berikut yang baru muncul dan menetap atau progresif dan
menetap :
- Infiltrat
- Konsolidasi
13
- Kavitasi
- Pneumatoceles, pada bayi ≤1 tahun
4. Etiologi
a. Bakteri : Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus
b. Jamur : Candida, Aspergillus
Faktor risiko infeksi oleh bakteri multiresisten :
5. Patogenesis
14
6. Pencegahan
a. Panduan umum :
- Praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang baik, misalnya hand hygiene,
contact-precautions, edukasi staff
- Surveilans pola kuman di ICU
b. Intubasi dan ventilasi mekanik :
- Sebisa mungkin hindari intubasi dan reintubasi
- Gunakan ventilasi noninvasif bila memungkinkan
- Aspirasi sekresi subglotis secara berkala
- Tekanan endotracheal tube cuff harus dipertahankan minimal 20 cm H2O
c. Aspirasi, posisi tubuh, dan enteral feeding :
- Posisi pasien semirecumbent (30-45⁰C)
- Nutrisi enteral lebih disarankan dibandingkan parenteral
d. Modulasi kolonisasi :
- Antibiotik profilaksis tidak disarankan
- Penggunaan chlorhexidine oral secara rutin tidak disarankan
- Hindari penggunaan paralytic agents
e. Stress bleeding prophylaxis :
- Berikan H2 antagonist atau sukralfat
7. Pemeriksaan penunjang
a. Darah : leukosit, diff count, CRP, prokalsitonin, AGD
b. Foto thoraks
c. Pewarnaan Gram dari spesimen sekresi saluran napas
d. Kultur bakteri dan jamur dari spesimen sekresi saluran napas
8. Pada pasien yang menggunakan ventilator, spesimen sputum diambil menggunakan mucous
extractor atau melalui prosedur bilasan bronkus
9. Cara mengirim spesimen sekresi saluran napas :
a. Disertai label yang mencantumkan identitas, waktu dan lokasi pengambilan, serta
keterangan klinis yang menunjang
b. Dikirim dalam wadah/pot steril dan tidak bocor
c. Spesimen harus tiba di laboratorium dalam waktu <2 jam pada suhu kamar. Bila terjadi
penundaan, spesimen boleh dikirim dalam waktu <24 jam pada suhu 4⁰C
10. Kriteria sputum yang baik
a. Secara makroskopis : sputum purulent atau mukoid dan bukan saliva
15
b. Secara mikroskpis :
i. Jumlah epitel <10 LPF (low power field/perbesaran 10x10) dan jumlah leukosit
>25/LPF ATAU
ii. Jumlah epitel >10/LPF dan jumlah leukosit 10x lebih banyak dari jumlah epitel
Top Related