Download - buku anorganik

Transcript
Page 1: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 1

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

ACARA I

PENGENALAN PERALATAN dan BAHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir praktikum nahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang :

a. Alat-alat kimia dan cara pemakaiannya

b. Karakteristik bahan-bahan kimia

2. Dasar Teori

Yang harus diperhatikan :

Mengenal alat, bahan kimia serta cara pemakaian alat tersebut merupakan

yang sangat penting dalam aktivitas praktikum

Kemurnian bahan kimia, terutama dalam analisa, penting guna memperoleh

ketelitian semaksimal mungkin.

Setiap membuka tutup botol bahan kimia, harus segera ditutup kembali untuk

menghindari kontaminasi dan dehidrasi dan segera kembalikan ketempatnya

semula

Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati karena sifatnya

yang berbahaya atau beracun

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. AgNO3

b. HCl

c. H2SO4

d. NaOH

e. Indikakator PP

f. Indikator MO

g. KMO4

Page 2: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 2

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

3.2. Alat

a. Gelas arloji

b. Timbangan analitik

c. Labu ukur

d. Pipet volume

e. Pipet ukur

f. Beaker glass

g. Buret

h. Erlenmeyer

i. Corong

j. Crus porselin

k. Mortar

4. Prosedur Percobaan

a. Siapkan beberapa peralatan

b. Gambar alat-alat tersebut

c. Tulis spesifikasi dan fungsinya

Page 3: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 3

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Pengenalan Alat dan Bahan

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 4: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 4

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

ACARA II

SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA

1. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang :

a. Sifat-sifat asam dan basa senyawa

b. Perbedaan tingkat keasaman antara alkohol alifatis dan alkohol aromatis

c. Struktur senyawa asam dan basa

d. Struktur senyawa asam dan basa berdasarkan struktur elektron.

2. Dasar Teori

Sifat asam dan basa suatu senyawa dapat diuji dengan kertas lakmus. Jika

kertas lakmus biru oleh sesuatu zat diubah menjadi merah, maka zat tersebut

bersifat asam. Jika kertas lakmus merah diubah menjadi biru, maka zat tersebut

adalah basa atau bersifat basa.

Sifat asam maupun basa bisa diterangkan dengan tiga teori asam basa

menurut :

1. Arrehenius

2. Bronsted – Lowry

3. Lewis

Sedangkan kekuatan asam dan basa daopat diukur dengan pH paper universil

atau dengan pH meter.

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Larutan A

b. Larutan B

c. Larutan C

d. Larutan D

Page 5: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 5

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

3.2. Alat

a. pH paper universil

4. Prosedur Percobaan

a. Ambil 4 buah pH paper universal & 4 buah kertas lakmus

b. Masukkan kedalam masing-masing larutan.

c. Amati perubahan yang terjadi.

d. Ulangi sekali lagi dan catat hasilnya

e. Bandingkan hasil dari pH paper Universil & Kertas lakmus

Page 6: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 6

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Sifat Asam dan Basa Senyawa

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 7: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 7

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

ACARA III

ACIDIMETRI/ ALKALIMETRI

1. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan

hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan kadar Asam Asetat

b. Menentukan kadar Asam Sulfat

c. Menentukan kadar air dalam Soda Kristal & menentukan kadar HCl

d. Menentukan kadar amoniak dalam larutan

2. Dasar Teori

Pada titrasi asidi alkalimetri dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Asidimetri

Titrasi dengan menggunakan larutan standart asam yang digunakan untuk

menentukan basa.

Larutan standart asam yang biasa digunakan adalah HCl, asam cuka, asam,

oksalat dan asam borate

2. Alkalimetri

Titrasi ini merupakan kebalikan dari asidimetri dimana larutan standart yang

digunakan untuk menentukan asam.

Disini dipakai larutan standart NaOH.

III.1. Standarisasi Larutan Baku Asam Asetat dengan NaOH

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Asam Asetat

b. Indikator PP

c. NaOH 0,1 N

Page 8: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 8

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

3.2. Alat

a. Pipet volume

b. Erlenmeyer

c. Pipet tetes

d. Buret

e. Corong

4. Prosedur Percobaan

a. Ambil beberapa ml larutan asam asetat 0,1 N (minta ukuran volume larutan

pada asisten) dengan menggunakan pipet, masukkan dalam erlenmeyer.

b. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp atau tymol blue.

c. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari

tidak berwarna menjadi kerosa muda untuk indikator pp, sedangkan tymol

blue menjadi biru.

d. Amati sehingga terjadi suatu perubahan warna dan hentikan penitrasian.

e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata

hasilnya.

f. Hitung kadar asam asetat (gram/100 ml)

Catatan :

100 NNaOH x VNaOH x BMAsam Asetat Kadar Asam Asetat = x V Asam Asetat 1000 Pembacaan Buret I II

Akhir Titrasi ……… ml ……… ml

Awal Tirasi ……… ml ……… ml

Volume Larutan CH3COOH ……… ml ……… ml

……. + ……. Volume rata-rata Penitir = ml 2

Page 9: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 9

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Asam Asetat dengan NaOH

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 10: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 10

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

III.2. Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat dengan NaOH

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Asam Sulfat

b. Indikator PP

c. NaOH 0.1N

3.2. Alat

a. Pipet volume

b. Erlenmeyer

c. Pipet tetes

d. Buret

e. Corong

4. Prosedur Percobaan

a. Pipetlah beberapa ml larutan asam sulfat, masukkan kedalam Erlenmeyer

b. Kemudian tambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes

c. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0.1N

d. Amati sehingga terjadi perubahan warna dan hentikan penitrasian

e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata

hasilnya

f. Hitung kadar Asam Sulfat (gram/100 ml)

Page 11: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 11

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat dengan NaOH

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 12: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 12

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

III.3. Standarisasi Larutan Baku Amoniak dengan HCl

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Amoniak

b. Indikator Metil Merah

c. HCl 0.1N

3.2. Alat

a. Pipet volume

b. Erlenmeyer

c. Pipet tetes

d. Buret

e. Corong

4. Prosedur Percobaan

a. Pipetlah 10 ml larutan yang diperlukan, masukkan kedalam Erlenmeyer

b. Tambahkan 40 ml aquades

c. Tambahkan 3 tetes indikator Metil Merah

d. Titrasi larutan ini dengan HCl 0.1N

e. Amati sehingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah dan

hentikan penitrasian

f. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata

hasilnya

g. Hitunglah kadar amoniak (gram/100 ml)

Page 13: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 13

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Amoniak dengan HCl

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 14: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 14

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

III.4. Standarisasi Larutan Baku HCl dengan Borax

Keuntungan standarisasi dengan Borax daripada yang lain adalah :

Borax mempunyai sifat anhygropic (tidak mudah menyerap air)

Dalam temperatur kamar, endapan pointnya jelas dengan metyl merah

2H+ + B4O7 + 5H2O → 4H3BO3 + Na2+

1 grl Na2B4O7 = 2 grek Na2B4O7

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Larutan Borax

b. HCl

c. Indikator MO

3.2. Alat

a. Pipet volume

b. Erlenmeyer

c. Pipet tetes

d. Buret

e. Corong

4. Prosedur Percobaan

a. Pipetlah beberapa ml larutan borax, masukkan kedalam Erlenmeyer

b. Tambahkan beberapa tetes indikator MO

c. Titrasi larutan borax yang telah diberi indikator dalam Erlenmeyer dengan

larutan baku HCl yang berada dalam buret secara perlahan-lahan dengan

dikocok hingga warna berubah dari kuning menjadi merah muda

d. Setelah warna menjadi merah muda, hentikan penitasian

e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume titrasi, kemudian rata-rata

hasilnya

f. Hitung kadar HCl (gram/100 ml)

Page 15: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 15

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..

N R P : ……………………………. Paraf …………………..

Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku HCl dengan Borax

Tanggal : ……………………………..

Hasil Pengamatan :

Page 16: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 16

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

PERCOBAAN IV

KECEPATAN REAKSI

1. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :

a. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi

b. Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi.

2. Dasar Teori

Perubahan-perubahan dalam suatu reaksi kimia dan kecepatan reaksi dapat

dijelaskan dengan teori kinetika kesetimbangan kimia. Mekanisme reaksi kimia

menerangkan melalui langkah-langkah manakah suatu zat pereaksi berubah

menjadi hasil reaksi. Kecepatan reaksi menerangkan seberapa cepat reaksi

berlangsung. Kecepatan reaksi kimia biasanya didefinisikan sebagai perubahan

konsentrasi zat yang ikut serta dalam reaksi tersebut per satuan waktu, misal

untuk reaksi :

A + B P

Persamaan kecepatan reaksi dapat dituliskan : d[A] d[B] d[P] r = - = - = - dt dt dt Persamaan ini menunjukkan bahwa kecepatn reaksi berbanding lurus dengan

konsentrasi dan berbanding terbalik dengan waktu.

Dari berbagai percobaan ternyata bahwa kecepatan reaksi tidak selalu

merupakan fungsi linier dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi di atas, dapat

dinyatakan secara empiris dalam persamaan :

r = k [A]p[B]q

P dan q merupakan orde reaksi (tingkat reaksi), (p+q) adalah tingkat reaksi total

untuk reaksi tersebut. Andaikan suatu reaksi mempunyai orde n, maka kecepatan

reaksi akan sebanding dengan [konsentrasi]n dan berbanding terbalik dengan

waktu t :

Page 17: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 17

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

r [ ] C = konsentrasi n = orde reaksi C≅ n

r t1

≅ t = waktu

Sehingga jika dibuat grafik [ ]Cn

versus t1 , maka akan diperoleh grafik

berupa garis lurus. Dengan demikian tingkat reaksi suatu reaksi kimia dapat

ditentukan dengan membuat grafik [ ]Cn

versus t1

Tingkat reaksi Penetuan tingkat reaksi dengan membuat grafik

1 [ ]C 1 vs 1/t 2 [ ]C 2 vs 1/t 3 [ ]C 3 vs 1/t

Kecepatan reaksi dapat diukur dari laju terbentuknya hasil reaksi, misalnya reaksi

antara Na2S2O3 dan H2SO4 dapat diukur dari laju pembentukan S yang

mengakibatkan kekeruhan larutan :

Na+S2O3 + H2SO4 Na+SO3 + SO2(g) + S(s) + H2O

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Na2S2O3 0,2 N ; 0,4 N ; 0,6 N ; 0,8 N ;1 N

b. H2SO4 0,2 N ; 0,4 N ; 0,6 N ; 0,8 N ; 1 N

c. Aquades

3.2. Alat

a. Rak tabung reaksi

b. Tabung reaksi

c. Beaker glass

d. Stopwatch/jam tangan

e. Gelas pengaduk

f. Gelas ukur

g. Thermometer

h. Penjepit kayu

i. Pipet tetes

Page 18: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 18

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

4. Prosedur Percobaan

IV.1. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4

a. Isilah 5 tabung reaksi, masing-masing dengan 5 ml Na2S2O3 0,2 N dan

letakkan di rak.

b. Isikan pada tabung pertama 5 ml H2SO4 0,2 N dan aduklah dengan baik

sampai timbul kekeruhan .

c. Catat waktu terbentuknya kekeruhan.

d. Ulangi percobaan di atas untuk tabung reaksi berikutnya dengan konsentrasi

H2SO4 0,4 N ; 0,6 N ; 0,8 N ; 1N

e. Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4.

IV.2. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi Na2S2O3

a. Isilah 5 tabung reaksi, masing-masing dengan 5 ml H2SO4 0,2 N dan letakkan

di rak.

b. Isikan pada tabung pertama 5 ml Na2S2O3 0,2 N dan aduklah dengan baik

sampai timbul kekeruhan .

c. Catat waktu terbentuknya kekeruhan.

d. Ulangi percobaan di atas untuk tabung reaksi berikutnya dengan konsentrasi

Na2S2O3 0,4 N ; 0,6 N ; 0,8 N ; 1N

e. Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi Na2S2O3.

IV.3. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan suhu

a. Isilah 5 tabung reaksi, masing-masing dengan 5 ml Na2S2O3 0,2 N dan

letakkan di rak.

b. Catat suhunya. Ini adalah suhu awal reaksi

c. Isikan pada tabung pertama 5 ml H2SO4 0,2 N dan aduklah dengan baik

sampai timbul kekeruhan. Catat waktu terbentuknya kekeruhan.

d. Catat suhunya. Ini adalah suhu awal reaksi.

e. Ulangi percobaan tersebut untuk suhu zat pereaksi 35, 40, 45, dan 50oC

(Catatan : pemanasan zat pereaksi dimulai dengan suhu yang lebih tinggi,

gunakan penangas air)

f. Buatlah kurva antara 1/t terhadap suhu pereaksi.

Page 19: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 19

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………

N R P : …………………………… Paraf : ………………

Judul Praktikum : Kecepatan Reaksi

Tanggal : ……………………………

Hasil Pengamatan :

Page 20: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 20

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

PERCOBAAN V

PERMANGANOMETRI

1. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir titrasi mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengerti

prinsip dasar Permanganometri

- Menghitung kadar calium

2. Dasar Teori

Cara ini berdasarkan oksidasi oleh ion permanganat. Karena itu selain

disebut permanganometri, berdasarkan oksidasi juga disebut oksidimetri.

Oksidimetri dapat dilakukan dalam suasana asam, basa maupun netral.

Dalam lingkungan asam KMnO4 bereaksi

MnO- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O

Dalam lingkungan netral

MnO- + 2H2O + 3e- → MnO + 4OH-

Dalam lingkungan basa

MnO- + e- → MnO2-

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. K2Cr2O7 .2H2O

b. Larutan baku KMnO4 0,1 N

c. Larutan H2SO4 4N

d. Aquadest

3.2. Alat

a. Gelas arloji

b. Labu ukur 250 ml

c. Buret

d. Timbangan analitik

e. Pipet volume

Page 21: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 21

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

4. Prosedur Percobaan

a. Timbang 0,3 grK2Cr2O7. 2H2O dalam gelas arloji.

b. Larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 50 ml sampai batas, kocok dengan

sempurna.

c. Pipet 25 ml, masukkan ke dal;am erlenmeyer dan tambahkan H2SO4 4 N

d. Kocok dengan baik, lalu panaskan pai mendidih, kocok lagi kemudian dititrasi

dengan larutan KMnO4

e. Titik akhir tercapai, bila warna pink berubah menjadi tak berwarna.

f. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata.

Catatan :

MK2Cr2O7.2H2O (dalam mg) x 2 Kadar K2Cr2O7. 2H2O = BM K2Cr2O7.2H2O x VKMnO4

Page 22: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 22

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………

N R P : …………………………… Paraf : ………………

Judul Praktikum : Permanganometri

Tanggal : ……………………………

Hasil Pengamatan :

Page 23: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 23

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

PERCOBAAN VI

IODOMETRI

1. Tujuan Instruksional Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

- Memakai prinsip dasar Iodometri

- Menentukan atau menghitung Iod dalam larutan aktif Chlor

2. Dasar Teori

Dasar dari cara iodometri adalah reaksi keseimbangan dari iodom dan iodida.

Normal potensial reduksi dari system reversible adalah

I2 + 2e → 2I- …………………..0.5354 volt

Dengan demikian

1 grol I2 = 2 grek I2

Titrasi iodometri ada 2 cara yaitu :

1. Cara Langsung

Menurut cara ini suatu zat reduksi dititrasi langsung oleh iodom

Misal pada titrasi Na2S2O3 oleh I2

2. Cara Tak Langsung

Dalam hal ini ion iododa sebagai pereduksi diubah menjadi iodium-iodium

yang terbentuk dititrasi dengan larutan standart Na2S2O3. Jadi cara ini

digunakan untuk menentukan zat pengoksidasi.

Misal pada penentuan suatu zat oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini

ditambahkan larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang

kemudian dititrasi dengan larutan.

Na2S2O3 . H2O2 + KI + 2HCl → I2 + 2 KCl +2H2O

Page 24: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 24

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

VI.1. Pembakuan Larutan Natrium Thiosulfat dengan Larutan

Baku KIO3

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. KIO3 kristal

b. Aquadest

c. KI

d. H2SO4 1 N

e. Larutan baku Na2S2O3

f. Indikator amylum

3.2. Alat

a. Gelas arloji

b. Erlenmeyer

c. Corong

d. Pipet

e. Neraca analitik

f. Buret

g. Labu takar

4. Prosedur Percobaan

a. Timbang 0.2 gram KIO3 kristal pada gelas arloji yang telah ditimbang

b. Masukkan dalam labu ukur 50 ml melalui corong bilas

c. Campurkan dengan aquades sampai tanda batas

d. Pipet 25 ml larutan KIO3, masukkan dalam Erlenmeyer

e. Tambahkan 2 gram KI yang bebas dari iodat dan 10 ml H2SO4 1N

f. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 yang akan ditentukan normalitasnya

g. Bila warna kuning iodium menjadi pucat hentikan titrasi dan tambahkan 4 ml

indikator amilum . Teruskan titrasi hingga warna menjadi hilang

Page 25: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 25

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

h. Ulangi percobaan sekali lagi dengan volume larutan KIO3 tetap dan hasilnya

dirata-rata.

Rumus yang dipakai :

100 Kadar KIO3 = x NNa2S2O3 x VNa2S2O3 x BMKIO3 VKIO3

Page 26: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 26

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………

N R P : …………………………… Paraf : ………………

Judul Praktikum : Pembakuan Larutan Natrium Thiosulfat dengan KIO3

Tanggal : ……………………………

Hasil Pengamatan :

Page 27: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 27

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

VI.2. Penentuan Chlor Aktif dalam Kapur Chlor

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. Kapur Chlor

b. Aquades

c. Kristal KI

d. Asam Asetat 4 N

e. Indikator thiosulfat

3.2. Alat

a. Timbangan analitik

b. Gelas arloji

c. Mortar

d. Pipet volume

e. Erlenmeyer

f. Pipet tetes

g. Buret

4. Prosedur Percobaan

a. Timbanglah dengan tepat 300 mg kapur chlor

b. Masukkan kedalam Erlenmeyer

c. Tambahkan 50 ml aquades, 1 gram kristal KI yang telah dihaluskan terlebih

dahulu dan tambahkan 20 ml asam asetat 4 N

d. Tutuplah labu tersebut, diamkan selama 2 menit dengan sebentar-sebentar

dikocok, lalu titrasikan secepatnya dengan thiosulfat

e. Indikator ditambahkan sesudah larutan terlihat berwarna kuning muda

f. Tentukan kadar chlor aktif dalam kapur chlor tersebut.

g. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata

Page 28: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 28

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………

N R P : …………………………… Paraf : ………………

Judul Praktikum : Penentuan Chlor Aktif dalam Kapur Chlor

Tanggal : ……………………………

Hasil Pengamatan :

Page 29: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 29

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

PERCOBAAN VII

GRAVIMETRI

1. Tujuan Instruksional Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

a. Menghitung air hidrat

b. Menentukan x dalam BaCl2 x H2O

2. Dasar Teori

Penentuan Kwantitatif suatu zat dengan cara pengendapan diikuti isolasi dan

penimbangan endapan dinamakan analisa gravimetric.

3. Bahan dan Alat

3.1. Bahan

a. BaCl2 x H2O

3.2. Alat

a. Crus Porselin

b. Eksikator

c. Timbangan amalitik

d. Oven

4. Prosedur Percobaan

a. Panaskan crus porselin beberapa menit, dinginkan dalam eksikator dan

timbang sesudah 30 menit

b. Masukkan kedalam crus tersebut 1 –1.5 gram BaCl2 x H2O

c. Panaskan selama 10 menit. Dinginkan dalam eksikator dan timbang lagi

d. Ulangi pemijaran agar diperoleh berat yang konstan

e. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata

Rumus yang dipakai :

Page 30: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 30

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

Berat crus porselin + BaCl2 x H2O kering = ………………. gr

Berat crus porselin kosong = ………………. gr

Berat BaCl2 x H2O kering = ………………. gr

Berat BaCl2 x H2O basah = ………………. gr

Berat BaCl2 x H2O kering = ………………. gr

Jumlah air yang hilang = ………………. Gr

Massa x H2O = Massa BaCl2 x H2O BM xH2O BM BaCl2 x H2O

Page 31: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 31

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

LEMBAR KERJA

Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………

N R P : …………………………… Paraf : ………………

Judul Praktikum : Gravimetri

Tanggal : ……………………………

Hasil Pengamatan :

Page 32: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 32

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

TATA TERTIB DI LABORATORIUM 1. Mahasiswa harus datang di Laboratorium 10 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari materi

yang akan dipraktikumkan.

3. Mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan praktikum yang diselenggarakan di

laboratorium.

4. Pada waktu praktikum mahasiswa diharuskan memakai baju praktikum/ Jas Lab

5. Jika akan meninggalkan Laboratorium sebelum waktunya selesai, mahasiswa

diwajibkan minta ijin terlebih dahulu kepada asisten yang bertugas

6. Mahasiswa bertanggung jawab atas alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan

di dalam praktikum.

7. Waktu praktikum mahasiswa harus bekerja dengan tenang dan penuh tanggung

jawab, dilarang bersendau gurau, ribut, main, merokok dan makan ataupun

minum di Laboratorium.

8. Mahasiswa dilarang melakukan percobaan atau mencoba-coba dengan bahan-

bahan kimia di Laboratorium tanpa seijin asisten yang bertugas.

9. Bila ada kesulitan atau kecelakaan harus segera lapor pada asisten yang

bertugas.

10. Bila mahasiswa memecahkan ataupun merusakkan barang-barang/ alat-alat

Laboratorium diharuskan mengganti dengan barang yang sama.

11. Selesai melakukan praktikum setiap mahasiswa diharuskan membuat laporan

sementara.

12. Seminggu setelah laporan sementara, mahasiswa harus menyerahkan laporan

resmi dari percobaan yang telah dilakukan. Keterlambatan pengumpulan

laporan dikenai sangsi pengurangan nilai 2,5% perhari.

13. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari materi

yang akan dipraktikumkan.

14. Penanggung jawab Laboratorium/ Asisten berwenang untuk mengambil

tindakan, jika ada mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib di atas.

15. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dikenakan sanksi sebagai berikiut :

a. Peringatan atas pelanggaran yang dilakukan.

b. Tidak diijinkan mengikuti praktikum.

Page 33: buku anorganik

Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo 33

Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik

DAFTAR ISI

Acara I : Pengenalan Peralatan dan Bahan ………………………….. 1

Acara II : Sifat Asam dan Basa Senyawa …………………………….. 4

Acara III : Acidimetri/Alkalimetri

III.1. Standarisasi Lart. Baku Asam Asetat dengan NaOH … 7

III.2. Standarisasi Lart. Baku Asam Sulfat dengan NaOH … 10

III.3. Standarisasi Lart. Baku Amoniak dengan HCl ………. 12

III.4. Standarisasi Lart. Baku HCl dengan Borax ………….. 14

Acara IV : Kecepatan Reaksi

IV.1. Hub. kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4 …… 18

IV.2. Hub. Kecepatan reaksi dengan konsentrasi Na2S2O3 ... 18

IV.3. Hub. Antara kecepatan reaksi dengan suhu ………….. 18

Acara V : Permanganometri …………………………………………… 20

Acara VI : Iodometri

VI.1. Pembakuan Larutan Na2S2O3 dengan KIO3 …………. 24

VI.2. Penentuan Chlor Aktif salam Kapur Chlor ………….. 27

Acara VII : Gravimetri ………………………………………………….. 29