Download - Bph AKPER PEMKAB MUNA

Transcript
Page 1: Bph AKPER PEMKAB MUNA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAHB,KBENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat

membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan

menyumbat aliran keluar urin, dapat menyebabkan hydronefrosis dan

hydroureter.

Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena

kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-

kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah

banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan

disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of

prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum

dipakai.

2. Etiologi

Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara

pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan

dapat pula dianggap undangan (counter part). Oleh karena itu yang

dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin.

Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari

BPH adalah :

Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan

keseimbangan testosteron dan estrogen. Ketidakseimbangan endokrin.

Faktor umur / usia lanjut.

Unknown / tidak diketahui secara pasti.

| Doc@progsus_2009

Page 2: Bph AKPER PEMKAB MUNA

3. Patofisiologi

Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat

perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan

terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif

menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati

yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan

perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya,

yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan

penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus

destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam

kandung kemih.Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat,

terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid,

berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi

urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih.

Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis.Retensi

progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat.

Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi

dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah

dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban

solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang

progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan

serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang

berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia.

Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus

urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal terjadi pembesaran

prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi

uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan

kontraksi lebih kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih

tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat

sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika

dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat

| Doc@progsus_2009

Page 3: Bph AKPER PEMKAB MUNA

detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan

sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah

fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan

akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk

kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada

hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas

4. Manifestasi Klinis

Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua,

tetapi tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal

yaitu:1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih2.

Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih,

hipertrofi kandung kemih dan cystitis.

Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna

Prostat Hipertrofi:a. Retensi urinb.

Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing.

Miksi yang tidak puas.

Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia).

Pada malam hari miksi harus mengejan.

Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria).

Massa pada abdomen bagian bawah.

Hematuria.

Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan

urin).

Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksik. Kolik renal.

Berat badan turun.

Anemia Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui,

pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan

dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka

mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.

| Doc@progsus_2009

Page 4: Bph AKPER PEMKAB MUNA

5. Komplikasi

Dapat menyebabkan :

Urinary traktus infection

Retensi urin akut

Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis dan gangguan fungsi

ginjal

Bila di operasi bias terjadi :

Impotensi (kerusakan nyvron pudendes)

Hemoragic paska beda

Fistula

Striktur paska bedah

Inkontinensia urin

6. Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan :

Laboratorium, meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas

dan biakan urin

Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct

Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras

dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan

secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra

Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi

dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan

keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu

Prostatektomi Retro Pubis. Pembuatan insisi pada abdomen bawah,

tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan

adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.

Prostatektomi Parineal yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat

dibuang melalui perineum.

| Doc@progsus_2009

Page 5: Bph AKPER PEMKAB MUNA

7. Penatalaksanaan Medik

Modalitas terapi BPH adalah :

a. Observasi

Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian

setiap tahun tergantung keadaan klien

b. Medikamentosa

Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang,

dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal

dari: phitoterapi (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll),

gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.

c. Pembedahan

Indikasi pembedahan pada BPH adalah :

Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin

akut.

Klien dengan residual urin 100 ml.

Klien dengan penyulit.

Terapi medikamentosa tidak berhasil.

Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.

Pembedahan dapat dilakukan dengan :

TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat 90 - 95 % )

Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy

Perianal Prostatectomy

Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy

d. Alternatif lain (misalnya: Kriyoterapi, Hipertermia, Termoterapi,

Terapi Ultrasonik.

| Doc@progsus_2009

Page 6: Bph AKPER PEMKAB MUNA

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

Sirkulasi

Tanda : Peninggian tekanan darah (efek pembesaran

ginjal)

Takikardi

Nyeri / Kenyamanan

Gejal

a

: Klien mengatakan nyeri saat BAK

Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang

Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan

nyenyak karena penyakitnya

Tanda : Nyeri tekan kandung kemih

Ekspresi wajah meringis saat berkemih

Wajah nampak pucat

Eliminasi

Gejala : Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK

Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk

mengeluarkan air kecingnya

Klien mengeluh BAK pada malam hari harus

dengan mengejan

Klien mengeluh BAK yang tidak puas

Tanda : Distensi kandung kemih

Klien nampak duduk untuk berkemih

Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK

Terpasang kateter

Hematuria, nokturia, disuria,

| Doc@progsus_2009

Page 7: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Integritas Ego

Gejala : Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya

Klien selalu menanyakan tindakan yang akan

dilakukan

Tanda : Gelisah

Ekspresi wajah nampak cemas

Bingung bila ditanya tentang penyakitnya

Seksualitas

Gejala : Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk

berhubungan intim

Klien mengeluh takun keluar kencing selama

berhubungan intim

Tanda : Pembesaran prostat

Makanan / Cairan

Gejala : Klien mengeluh mual dan muntah

Klien mengeluh nafsu makannya menurun

Tanda : Berat badan menurun

Porsi makan tidak dihabiskan

b. Pengelompokan Data

Data Subyektif

Klien mengatakan nyeri saat BAK

Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang

Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK

Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk mengeluarkan air

kecingnya

Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan mengejan

Klien mengeluh BAK yang tidak puas

Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya

| Doc@progsus_2009

Page 8: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan

Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk berhubungan intim

Klien mengeluh takun keluar kencing selama berhubungan intim

Klien mengeluh mual dan muntah

Klien mengeluh nafsu makannya menurun

Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena

penyakitnya

Data Obyektif

Peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal)

Takikardi

Nyeri tekan kandung kemih

Ekspresi wajah meringis saat berkemih

Distensi kandung kemih

Klien nampak duduk untuk berkemih

Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK

Terpasang kateter

Hematuria, nokturia, disuria

Gelisah

wajah nampak kusam

Ekspresi wajah nampak cemas

Berat badan menurun

Pembesaran prostat

Porsi makan tidak dihabiskan

| Doc@progsus_2009

Page 9: Bph AKPER PEMKAB MUNA

c. Analisa Data

Data Kemungkinan penyebab Masalah

Ds :

Klien mengatakan

nyeri saat BAK

Klien mengeluh nyeri

pada panggul /

pinggang

Ekspresi wajah

meringis saat

berkemih

Do :

Pembesaran prostat

Terasa panas, nyeri

atau sekitar pada saat

BAK

Distensi kandung

kemih

Nyeri tekan kandung

kemih

Obstruksi uretra Penumpukan

urin dalam VU

Pembedahan/prostatektomi

Kompensasi otot destrusor

Spasme otot spincter

Merangsang nociseptor

Impuls disampaikan ke SSP

bagian korteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

Ds :

Klien mengeluh tidak

mampu mengontrol

BAK

Klien mengeluh tidak

ada kekuatannya

untuk mengeluarkan

air kecingnya

Factor penyebab

Pembesaran kelenjar prostat

Pembesaran akan menutupi

saluran uretra prostatica dan

menyumbat aliran urin

Perubahan pola

eliminasi

| Doc@progsus_2009

Page 10: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Klien mengeluh BAK

pada malam hari

harus dengan

mengejan

Klien mengeluh BAK

yang tidak puas

Do ;

Distensi kandung

kemih

Terpasang kateter

Hematuria, nokturia,

disuria

Pembesaran prostat

Klien nampak duduk

untuk berkemih

Potensi urin

Tekanan intravesikal

Refluks urin ke ginjal

Tekanan ureter dan ginjal

meningkat

Retensi urin

Perubahan pola eliminasi

.

Ds :

Klien selalu

menanyakan tentang

penyakitnya

Klien selalu

menanyakan tindakan

yang akan dilakukan

Do :

Gelisah

Ekspresi wajah

nampak cemas

Bingung bila ditanya

tentang penyakitnya

Gangguan pada ginjal

Kurang terpajang informasi

tentang penyakit

Perubahan status kesehatan

Koping individu tak efektif

Stress psikologis

Ansietas

Ansietas

| Doc@progsus_2009

Page 11: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Do :

Terpasang kateter

Obstruksi uretra Penumpukan

urin dalam VU

Dekompensasi otot destrusor

Potensi urin

Tekanan intravesikal

Refluks urin ke ginjal

Tekanan ureter dan ginjal

meningkat

Retensi urin

Kateterisasi

Port de entry mikrooganisme

pada kateter

Resiko infeksi

Resiko infeksi

Ds :

Klien mengatakan

tidak dapat tidur

dengan nyenyak

karena penyakitnya

Pembedahan/prostatektomi

Spasme otot spingter

Menstimulasi RAS

Gangguan

kebutuhan

istrahat dan

tidur

| Doc@progsus_2009

Page 12: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Do :

Gelisah

Wajah nampak kusam

Pusat jaga terganggu

REM menurun

Gangguan pola tidur

d. Prioritas Masalah

1) Nyeri

2) Perubahan pola eliminasi

3) Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur

4) Ansietas

5) Resiko infeksi

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot spingter ditandai dengan :

Ds : Klien mengatakan nyeri saat BAK

Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang

Ekspresi wajah meringis saat berkemih

Do : Pembesaran prostat

Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK

Distensi kandung kemih

Nyeri tekan kandung kemih

b. Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi

sekunder ditandai dengan :

Ds : Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK

Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk

mengeluarkan air kecingnya

| Doc@progsus_2009

Page 13: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan

mengejan

Klien mengeluh BAK yang tidak puas

Do : Distensi kandung kemih

Terpasang kateter

Hematuria, nokturia, disuria

Pembesaran prostat

Klien nampak duduk untuk berkemih

c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan pusat jaga

terganggu ditandai dengan ;

Ds : Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak

karena penyakitnya

Do : Gelisah

Wajah nampak kusam

d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajangnya informasi tentang

penyakitnya ditandai dengan :

Ds : Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya

Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan

Do : Gelisah

Ekspresi wajah nampak cemas

Bingung bila ditanya tentang penyakitnya

e. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry mikroorganisme dari

kateterisasi ditandai dengan :

Do : Terpasang kateter

| Doc@progsus_2009

Page 14: Bph AKPER PEMKAB MUNA

3. Perencanaan

a. Nyeri

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu

mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat dengan criteria :

Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang

Pasien dapat beristrahat dengan tenang.

Intervensi :

1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, selidiki dan laporkan perubahan

nyeri dengan baik

Rasional :

Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan

penyembuhan, perubahan pada karakteristik, nyeri menunjukkan

abses, memerlukan upaya evaluasi medis.

2) Pertahankan istrahat dengan posisi semifowler.

Rasional :

Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah dan

pelvis, menghilangkan ketegangan abdomen dengan posisi.

3) Dorong ambulansi diri.

Rasional :

Meningkatkan normalisasi fungsi organ misalnya rangsang peristaltik

dan kelancaran flatus menurunkan ketidaknyamanan abdomen.

4) Ajarkan klien teknik relaksasi, distraksi

Rasional :

Teknik relaksasi dan distraksi membantu klien untuk mengalihkan

rasa nyeri dengan cara berbincang atau menarik napas dalam-dalam

| Doc@progsus_2009

Page 15: Bph AKPER PEMKAB MUNA

5) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat antianalgetik

sesuai dengan indikasi

Rasional

Membantu klien untuk mengatasi rasa nyeri

b. Perubahan pola eliminasi

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami

retensi urin dengan criteria :

Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung

kemih

Intervensi

1) Kaji pengeluaran urine dan sistem drainage atau kateter terutama

selama blader irigasi.

Rasional

Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan keperawatan

selanjutnya

2) Kaji kemampuan klien untuk mengosongkan kandung kemih contoh,

berapa kali klien ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Rasional untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien untuk

BAK dan mengetahui jumlah pengeluaran urin

3) Catat waktu, jumlah, ukur an, urine setelah kateter diangkat.

Rasional

Sebagai pedoman dalam ketidaknormalan dalam bak

4) Anjurkan klien untuk mengo-songkan kandung kemih setiap 2 - 4

jam.

5) Anjurkan klien banyak minum 2500 - 3000 cc per hari jika tidak ada

kontra indikasi. Kurangi minum pada malam hari setelah keteter

dilepaskan.

Rasional

Membantu klien dapat mencegah kekurangan cairan

| Doc@progsus_2009

Page 16: Bph AKPER PEMKAB MUNA

6) Anjurkan klien untuk perineal exercise, contoh dengan mengerutkan

bokong, menahan urine, baru mengalirkan urine.

Rasional

Agar klien dapat mudah berkemih

c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur

Tujuan

Setelah diberikan perawatan selama beberapa hari klien dapat

beristrahat dengan cukup dan baik dengan kriteria

- Klien dapat tidur dengan nyenyak

- Klien dapat mudah terbangun

- Konjungtiva tidak anemis

Intervensi

1) Kaji pola tidur klien.

Rasional

Mengetahui kebiasaan tidur klien sebagai pedoman untuk intervensi

selanjutnya

2) Hindarkan prosedur yang kurang penting selama periode tidur

Rasional

Dengan tindakan yang tidak penting dapat mengganggu ketenangan

tidur klien sehingga klien mudah terbangun

3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Rasional

Lingkungan yang tenang dan nyaman memberikan kemudahan pada

klien untuk tidur dan istrahat

4) Beri HE pada klien tentang manaat istrahat dan tidur

Rasional

Istrahat dan tidur dapat memulihkan stamina sehingga proses

penyembuhan dapat berlangsung dengan baik

| Doc@progsus_2009

Page 17: Bph AKPER PEMKAB MUNA

d. Ansietas

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari ansietas teratasi

dengan criteria ;

Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan

mendemonstrasikan perawatan penyakitnya.

Intervensi

1) Pantau sejauh mana kecemasan klien

Rasional :

Membantu dalam menentukan tindakan intervensi selanjutnya

2) Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status

kesehatan yang timbul serta berikan privacy dan lingkungan yang

nyaman.

Rasional

Membantu mengurangi rasa cemas

3) Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala

kecemasan.

Rasional

Untuk mendeteksi secara dini akan rasa kecemasan klien

4) Berikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan

perasaannya

Rasional

Kemampuan pemecahan masalah pasien meningkat bila lingkungan

nyaman dan mendukung diberikan

5) Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang

mencemaskan pasien.

| Doc@progsus_2009

Page 18: Bph AKPER PEMKAB MUNA

Rasional

Membantu menambahkan pengetahui klien akan penyakt dan

tindakan yang akan dilakukan

6) Berikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri

untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.

Rasional

Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien.

e. Resiko infeksi

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari pasien terbebas dari

tanda-tanda infeksi dengan criteria :

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tanda-tanda infeksi tidak muncul

Intervensi

1) Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.

Rasional :

Untuk membersih saluran kateter dari kuma mikroorganisme

penyebab infeksi

2) Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya

sumbatan, kebocoran)

Rasional :

Mencegah masuknya kuman melalui sumbatan atau kebocoran

kateter

3) Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar

kateter dan drainage

Rasional :

Membersihkan area yang mudah terkontaminasi dengan

mikroorganisme penyabab penyakit

| Doc@progsus_2009

Page 19: Bph AKPER PEMKAB MUNA

4) Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat,

dingin)

Rasional :

Membantu dalam pencegahan dini dari infeksi

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

OLEH

KELOMPOK …

DARMAYANI S

RW ROHANI

LA HADE

AJIMUDIN

WD. FINARNI

| Doc@progsus_2009

Page 20: Bph AKPER PEMKAB MUNA

| Doc@progsus_2009