Download - BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Transcript
Page 1: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Annisa Irnita Siregar

Nama Wahana: Puskesmas Perawatan Poasia

Topik: Dyspepsia Mixed Type

Tanggal (Kasus): 4 Maret 2015

Nama Pasien: Tn. M. Mubarak No. RM: 199/III/2015

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:

Dr. H. Juriadi Paddo, M. Kes

Tempat Presentasi: Ruang Rapat Puskesmas Perawatan Poasia

Obyektif Presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Pria, 18 tahun, mengeluh nyeri ulu hati

□ Tujuan: Menegakkan diagnosis Dyspepsia Mixed Type dan penanganannya

Bahan Bacaan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan Kasus □ Email □ Pos

Data Pasien: Nama:

Tn. M. Mubarak

No. Registrasi:

199/III/2015

Nama Klinik:

Puskesma Poasia

Telp.:

(-)

Terdaftar sejak:

4 Maret 2015

Data utama untuk diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran klinis: Dyspepsia Mixed Type / Nyeri ulu hati

2. Riwayat Pengobatan : Tidak ada

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien mengeluh nyeri ulu hati sejak 2 hari ini.

Keluhan disertai kembung, mual, muntah, dan BAB encer. Sebelumnya os minum

kopi 2 gelas tanpa makan.

4. Riwayat keluarga: Saudara pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama

5. Riwayat pekerjaan: Mahasiswa

6. Pemeriksaan Fisik:

Sensorium: Compos Mentis

Tekanan Darah: 110/70 mmHg

Frekuensi Nadi: 84 x/i

Page 2: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Frekuensi Nafas: 20 x/i

Suhu: 36,0 ᵒC

Status generalisata:

Kepala: Anemis (-), Ikterik (-)

Leher : struma (-)

Thoraks: Simetris, Suara Pernafasan: Vesikuler, Suara Tambahan (-)

Abdomen: Peristaltik (+) Normal, Tapping pain (-), nyeri tekan epigastrium (+)

Ekstremitas: dbn

Daftar Pustaka:

1. Buku Ajar Penyakit Dalam FK UI Bab 81. Dispepsia Fungsional, Hal. 354-356.

2. Laksono RD. 2011. Hubungan Keparahan Dispepsia dengan Kerusakan Mukosa

Lambung Secara Endoskopi. Medan: FK USU.

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Dyspepsia Mixed Type

2. Penanganan Dyspepsia Mixed Type

3. Mekanisme Dyspepsia Mixed Type

4. Edukasi Pasien

1. Subyektif:

Pasien mengeluh nyeri ulu hati sejak 2 hari ini. Keluhan disertai kembung, mual,

muntah, dan BAB encer. Sebelumnya os minum kopi 2 gelas tanpa makan.

2. Objektif:

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis: Nyeri ulu hati, kembung, mual, muntah, BAB encer

Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan epigastrium

Riwayat makanan/ minuman: Minum kopi 2 gelas tanpa makan

3. “Assesment” (Penalaran Klinis):

Dispepsia adalah keluhan tidak menyenangkan di ulu hati yang disertai

dengan gejala kembung, mual, muntah, sering flatus atau sendawa,

regurgitasi, rasa asam di lidah, dan BAB cair.

Page 3: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Dispepsia dibagi menjadi :

Dyspepsia organic yang disebabkan oleh kelainan organik system saluran

cerna misal tukak lambung, karsinoma lambung, GERD, obat-obatan, dan

akibat infeksi Helicobacter pylori.

Dispepsia fungsional yang tanpa disertai kelainan organic dan dibagi

menjadi dyspepsia tipe seperti ulkus dengan gejala nyeri ulu hati, dyspepsia

dismotilitas dengan gejala mual, muntaah, penuh, sendawa, flatus, serta

dyspepsia mixed dengan gejala campuran.

Pengobatan dapat diberikan antasida, obat antihistamin-2, PPI (Proton

Pump Inhibitor, Antiemetik, dan Vitamin)

Pencegahan dapat berupa pola makan yang teratur, menghindari makanan

yang dapat merangsang sekresi asam lambung, serta olah raga yang teratur.

4. “Plan”:

Diagnosis: Pasien didiagnosis dengan Dyspepsia Mixed Type

Pengobatan: Tirah baring, IVFD RL 28 gtt/I, Inj. Ranitidine 1 amp/ 12 jam,

Antasida 3x1 tablet dikunyah sebelum makan, Vitamin B6 2x1 tablet.

Pencegahan: Makan tepat waktu dengan pola sedikit-sedikit tapi sering,

menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung seperti capsaisin

dan asam.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

Borang Portofolio

Page 4: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Nama Peserta: dr. Annisa Irnita Siregar

Page 5: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Nama Wahana: Puskesmas Perawatan Poasia

Topik: GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

Tanggal (Kasus): 10 Maret 2015

Nama Pasien: Tn. Andi Sugiyo No. RM: 004/III/2015

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:

Dr. H. Juriadi Paddo, M. Kes

Tempat Presentasi: Ruang Rapat Puskesmas Perawatan Poasia

Obyektif Presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Laki-laki, 17 tahun, mengeluh dada seperti terbakar

□ Tujuan: Menegakkan diagnosis GERD dan penanganannya

Bahan Bacaan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan Kasus □ Email □ Pos

Data Pasien: Nama:

Tn. Andi Sugiyo

No. Registrasi:

004/III/2015

Nama Klinik:

Puskesmas Poasia

Telp.:

(-)

Terdaftar sejak:

10 Maret 2015

Data utama untuk diskusi:

1. Diagnosis/ Keluhan utama: GERD/ dada seperti terbakar

2. Riwayat pengobatan: Antasida

3. Riwayat kesehatan atau penyakit: Pasien mengeluh dada seperti terbakar sejak 2

hari ini. Keluhan juga disertai mual, lidah pahit, dan sendawa yang sering.

Sebelumnya os memiliki riwayat nyeri ulu hati.

4. Riwayat keluarga: Tidak jelas

5. Riwayat pekerjaan: Pelajar

6. Pemeriksaan Fisik:

Sensorium: compos mentis

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Frekuensi nadi: 84 x/i

Frekuensi Nafas: 24 x/i

Suhu: 36,5ᵒC

Page 6: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Pemeriksaan Generalisata:

Kepala: Anemis (-), ikterik (-)

Leher: struma (-)

Thoraks: Simetris, SP: Vesikuler, ST: (-)

Abdomen: Simetris, Soepel, Timpani, Nyeri tekan epigastrium (+)

Ekstremitas: dbn

Daftar Pustaka:

1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI bab 72, Hal. 317-321

2. Patti, dkk. 2014. Gastroesophageal Reflux Disease. USA: Emedicine.

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis GERD

2. Penanganan GERD

3. Mekanisme GERD

1. Subyektif: Pasien mengeluh dada seperti terbakar sejak 2 hari ini. Keluhan juga

disertai mual, lidah pahit, dan sendawa yang sering. Sebelumnya os memiliki

riwayat nyeri ulu hati.

2. Objektif:

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis: Nyeri dada, mual, lidah pahit, dan sendawa berlebihan

Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan epigastrium

3. “Assesment” (Penalaran Klinis):

GERD (Gastroesophageal Disease) adalah keadaan patologis akibat

masuknya kandungan lambung ke esophagus. Hal ini disebabkan oleh

lemahnya sfingter esophagus bawah sehingga mengiritasi esophagus, faring,

laring, dan saluran nafas.

Pasien biasanya merasakan gejala dada seperti terbakar, regurgitasi, dan

disfagia.

Pasien GERD diberi H2 Receptor antagonist, Proton pump inhibitor,

prokinetic agents, dan aantasida. Pemberian prokinetic agents biasanya

selama 14 hari sebanyak 2x1 tablet dan dikurangi menjadi 1x1 tablet hingga

Page 7: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

gejala membaik.

Keadaan GERD yang tidak diobati dapat menyebabkan Barret Esophagus

ataupun kanker esophagus.

4. “Plan”:

Diagnosis: Pasien didiagnosis GERD (Gastroesophageal Disease)

Pengobatan: Tirah baring, RL 28 gtt/I, Inj Ranitidine, Antasida 3x1 tablet sebelum

makan, Metoclopramide 3x1 tablet, Vitamin B6 2x1.

Pencegahan:

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Annisa Irnita Siregar

Nama Wahana: Puskesmas Perawatan Poasia

Topik: Gastroenteritis akut

Tanggal (Kasus):20 Maret 2015

Nama Pasien: Ny. Erni Mayasari No. RM: 140/III/2015

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:

Page 8: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Dr. H. Juriadi Paddo, M. Kes

Tempat Presentasi: Ruang Rapat Puskesmas Perawatan Poasia

Obyektif Presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Perempuan, 34 tahun, mengeluh mencret

□ Tujuan: Menegakkan diagnosis gastroenteritis akut dan penanganannya

Bahan Bacaan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan Kasus □ Email □ Pos

Data Pasien: Nama:

Ny. Erni Mayasari

No. Registrasi:

140/III/2015

Nama Klinik:

Puskesmas Poasia

Telp.:

(-)

Terdaftar sejak:

20 Maret 2015

Data utama untuk diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran klinis: Gastroenteritis akut/ mencret

2. Riwayat pengobatan: tidak ada

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien mengeluhkan mencret dengan frekuensi >5x,

air>ampas dalam 1 hari. Keluhan disertai muntah >3x berisi makanan, nyeri perut

melilit, dan nyeri kepala.

4. Riwayat keluarga: Tidak ada

5. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga

6. Pemeriksaan fisik:

Sensorium: Compos mentis

Tekanan darah: 110/80 mmHg

Frekuensi nadi: 76x/i

Frekuensi nafas: 20 x/i

Suhu: 37,2ᵒC

Pemeriksaan Generalisata:

Kepala: anemis (-), ikterik (-)

Leher: struma (-)

Thoraks: Simetris, SP: vesikuler, ST: (-)

Page 9: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Abdomen: Simetris, hiperperistaltik, nyeri tekan abdomen

Ekstremitas: dbn

Daftar Pustaka:

1. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Bab 94. Diare Akut, Hal. 410-415

2. Martineta M. 2010. Gastroenteritis. Medan: FK USU.

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Gastroenteritis akut

2. Penanganan Gastroenteritis akut

3. Mekanisme Gastroenteritis akut

1. Subyektif: Pasien mengeluhkan mencret dengan frekuensi >5x, air>ampas dalam 1

hari. Keluhan disertai muntah >3x berisi makanan, nyeri perut melilit, dan nyeri

kepala.

2. Objektif:

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis: Mencret, muntah, nyeri perut melilit, dan nyeri kepala

Pemeriksaan fisik: Nyeri abdomen

3. “Assesment” (Penalaran Klinis):

Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus. Gejala yang

khas adalah muntah dan mencret. Frekuensi mencret >3x/ hari.

Menurut WHO, GE adalah pengeluaran tinja lembek atau cair dengan

frekuensi paling sedikit 3 kali dalam periode 24 jam. Sedangkan jika

berlangsung lebih dari 2 minggu disebut kronis.

Diare digolongkan tanpa dehidrasi jika seseorang kekurangan 3-5% cairan,

dehidrasi ringan-sedang 5-10%, dan dehidrasi berat >10%.

Penangan dari GE adalah terapi cairan untuk mencegah dehidrasi, pemberian

antibiotic, dan antidiare.

4. “Plan”:

Diagnosis: Pasien didiagnosis Gastroenteritis akut

Pengobatan: Tirah baring, IVFD RL 28 gtt/I, Inj. Ranitidine 1amp/12 jam, Inj.

Ondansentron 1aamp/ 8 jam, antasida 3x1 tablet sebelum makan, paracetamol 3x1

Page 10: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

tablet, vitamin B comp 2x1 tablet.

Pencegahan: Menghindari factor pencetus seprti makanan yang tidak sehat dan

lain-lain.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Annisa Irnita Siregar

Nama Wahana: Puskesmas Perawatan Poasia

Topik: Demam berdarah dengue grade I

Tanggal (Kasus): 1 April 2015

Nama Pasien: An. Ashar No. RM: 175/IV/2015

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:

Page 11: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Dr. H. Juriadi Paddo, M. Kes

Tempat Presentasi: Ruang Rapat Puskesmas Perawatan Poasia

Obyektif Presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Anak laki-laki, 14 tahun, mengeluh demam

□ Tujuan: Menegakkan diagnosis demam berdarah dengue grade II dan penanganannya

Bahan Bacaan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan Kasus □ Email □ Pos

Data Pasien: Nama:

An. Ashar

No. Registrasi:

175/IV/2015

Nama Klinik:

Puskesmas Poasia

Telp.:

(-)

Terdaftar sejak:

1 April 2015

Data utama untuk diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran klinis: Demam berdarah dengue grade I/ demam

2. Riwayat pengobatan: Paracetamol

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari ini bersifat

naik-turun. Keluhan disertai mual, nyeri otot, serta tubuh lemas.

4. Riwayat keluarga: Tidak ada

5. Riwayat pekerjaan: Pelajar

6. Pemeriksaan fisik:

Sensorium: Compos mentis

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Frekuensi nadi: 80x/i

Frekuensi nafas: 20 x/i

Suhu: 38,1ᵒC

Pemeriksaan Generalisata:

Kepala: anemis (-), ikterik (-)

Leher: struma (-)

Thoraks: Simetris, SP: vesikuler, ST: (-)

Abdomen: Simetris, hiperperistaltik, nyeri tekan abdomen

Page 12: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Ekstremitas: dbn

Rumple Leed: (+)

Pemeriksaaan Laboratorium:

Trombosit: 136.000/ mm3

Daftar Pustaka:

1. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Bab 390. Demam Berdarah Dengue, Hal.

1731-1735.

2. Rusdidjas, dkk. 2010. Demam Berdarah Dengue. Medan: FK USU.

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Demam berdarah dengue grade I

2. Penanganan Demam berdarah dengue grade I

3. Mekanisme Demam berdarah dengue grade I

1. Subyektif: Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari ini bersifat naik-turun.

Keluhan disertai mual, nyeri tulang, serta tubuh lemas.

2. Objektif:

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis: demam bersifat naik turun, nyeri otot, tubuh lemas

Pemeriksaan fisik: Rumle Leed (+)

Pemeriksaan laboratorium: Trombosit: 136.000/ mm3

3. “Assesment” (Penalaran Klinis):

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan gejala demam, nyeri otot atau sendi, disertai dengan

leucopenia, ruam, limfadenopati, dan tromobitopenia.

Penyebab dari DBD adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk

Aedes sp. (Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes polynensiensis)

DBD dibagi menjadi 4 derajat:

Derajat 1: demam tipikal, tes torniquete (+), PLT <100.000/mm3

Ht >20%

Derajat II: Derajat I ditambah dengan perdarahan spontan

Page 13: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Derajat III: Derajat II + kulit dingin, pucat, lembab, nadi lamah, TD <

20mmHg, TDS <90 mmHg

Derajat IV: Nadi tak teraba dan TD tidak terukur.

Penanganan utama dari DBD adalah cairan untuk mencegah dehidrasi. Dan

ditangani sesuai derajat keparahannya.

4. “Plan”:

Diagnosis: Pasien didiagnosis dengan demam berdarah dengue grade I.

Pengobatan: Tirah baring, IVFD RL 28 gtt/I, Paracetamol 3x1 tablet, Antasida

3x1 tablet dikunyah sebelum makan, Vitamin B1 2x1 tablet.

Pencegahan: Pencegahan terhadap pengendalian vector nyamuk dan jentik dengan

langkah 3M 1T (menguras, mengubur, menutup dan telungkup).

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Annisa Irnita Siregar

Nama Wahana: Puskesmas Perawatan Poasia

Topik: Kejang demam kompleks

Tanggal (Kasus): 10 April 2015

Nama Pasien: An. Yusuf No. RM: 206/IV/2015

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:

Page 14: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Dr. H. Juriadi Paddo, M. Kes

Tempat Presentasi: Ruang Rapat Puskesmas Perawatan Poasia

Obyektif Presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Anak laki-laki, 1 tahun 8 bulan, kejang demam

□ Tujuan: Menegakkan diagnosis kejang demam dan penanganannya

Bahan Bacaan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan Kasus □ Email □ Pos

Data Pasien: Nama:

An. Yusuf

No. Registrasi:

206/IV/2015

Nama Klinik:

Puskesmas Poasia

Telp.:

(-)

Terdaftar sejak:

10 April 2015

Data utama untuk diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran klinis: Kejang demam kompleks/ kejang 3x disertai demam

2. Riwayat pengobatan: Paracetamol

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari ini dan

kejang sebanyak 3x dalam 1 hari. Keluhan disertai batuk dan pilek.

4. Riwayat keluarga: Tidak jelas

5. Riwayat pekerjaan: Tidak ada

6. Pemeriksaan fisik:

Sensorium: Compos mentis

Tekanan darah: tdp

Frekuensi nadi:: 104 x/i

Frekuensi nafas: 28 x/i

Suhu: 38,3ᵒC

Pemeriksaan Generalisata:

Kepala: anemis (-), ikterik (-)

Leher: struma (-)

Thoraks: Simetris, SP: vesikuler, ST: (-)

Abdomen: Simetris, hiperperistaltik, nyeri tekan abdomen

Page 15: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Ekstremitas: dbn

Rumple Leed: (-)

Daftar Pustaka:

1. Dimyati Y. 2011. Kejang Demam. Medan: FK USU

2. Buku Ajar FK UI. Kejang Demam Pada Anak. Jakarta: FK UI.

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Demam berdarah dengue grade I

2. Penanganan Demam berdarah dengue grade I

3. Mekanisme Demam berdarah dengue grade I

1. Subyektif: Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari ini dan kejang sebanyak 3x

dalam 1 hari. Keluhan disertai batuk dan pilek.

2. Objektif:

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis: demam disertai kejang frekuensi 3x dalam 1 hari

Pemeriksaan fisik: Rumle Leed (-)

3. “Assesment” (Penalaran Klinis):

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

(suhu rektas diatas 38%) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan-5 tahun

Tipe kejang demam:

Kejang demam sederhana: Tunggal, durasi <15 menit, dan umum

Kejang demam kompleks: Kejang >1x dalam 24 jam, Durasi > 15 menit,

Bersifat fokal.

Pengobatan berupa pemberian antikejang seperti diazepam, lorazepam,

fenitoin, dan fenobarbital, pemberian antipriretik, dan menjaga patensi jalan

nafas.

4. “Plan”:

Diagnosis: Pasien didiagnsosis dengan kejang demam kompleks

Pengobatan: Tirah baring, IVFD RL 20 gtt/I (mikro), Amoxicillin 3x1 cth,

Paracetamol 3x1 cth, GG/CTM/ Vit B1 puyer 3x1 bungkus.

Page 16: BORANG PORTOFOLIO ANNISA

Pencegahan: Pencegahan dengan memberikan obat penurun panas bila pasien

dengan riwayat kejang demam mengalami demam.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio: