Download - Blok 2 Modul 2 - Masalah Ksehatan

Transcript

Masalah Kesehatan pada Anak Sekolah DasarFina Otta Apelia102012086 / F9Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012Jalan Arjuna Utara Nomor 6 Kebon Jeruk-Jakarta Barat 15510Email: [email protected]

AbstrakPenyakit menular lebih menekan ke arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat. Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menyebabkan pergeseran definisi dalam epidemiologi. Host atau pejamu yang berperilaku hidup bersih dan sehat mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan dirinya dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif dan mencegah agent untuk menularkan bibit penyakit kepada host dengan mudah dan dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadikan hidupnya menjadi paradigma sehat agar mewujudkan visi dan misi Indonesia sehat 2010. Kata Kunci : Penyakit menular, epidemiologi, pejamu.AbstractInfectious diseases toward more pressing health issues with a broad scope. This situation occurs because the transition patterns of disease that occurs in society. This shift in disease patterns from infectious disease causing a shift in the definition of epidemiology. Host and healthy life behavior is able to maintain, improve and protect the health of themselves from the threat of diseases and disorders that are less conducive environment and prevent the agent to transmit germs to host easily influenced by the environment and that makes life a healthy paradigm in order to realize the vision and mission of healthy Indonesia 2010.Keywords : Infectious diseases, epidemiology, host

Pendahuluan 1.1 Latar BelakangSebagai mahasiswa kedokteran yang baik dan calon dokter di kedepannya harus bisa dalam menghadapi masalah kesehatan yang ada di kehidupan sehari-hari dan di masyarakat. Dari suatu permasalahan ada kebaikan dan ada juga keburukan yang harus dipikirkan secara baik-baik, sehingga sesuatu yang buruk kita dapat minimalisasikan dan yang baik kita maksimalkan. Sebagai mahasiswa kedokteran juga harus mampu berpikir, mencari tau lebih mendalam dan mencari solusi dalam setiap permasalahan kesehatan yang ada dan sebagai mahasiswa kedokteran juga harus tau perilaku hidup besih dan sehat dalam suatu lingkungan, bagaimanana paradigma sehatnya dan memahami kesehatan lingkungan yang sedang dihadapi. Pada kali ini, saya akan menggunakan kasus masalah kesehatan pada anak sekolah dasar Harapan Jaya yang merupakan penyakit menular untuk membahas kaitannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat, paradigma sehat, kesehatan lingkungan dan visi Indonesia 2010.

1.2 TujuanTujuan dalam makalah ini adalah membantu kita untuk mengerti dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan untuk memahami dan menerapkan paradigma sehat. Mahasiswa kedokteran juga harus memahami kesehatan lingkungan dan visi Indonesia 2010 yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.SkenarioSudah 3 hari ini beberapa anak sekolah dasar Harapan Jaya tidak masuk sekolah. Pada awalnya ada seorang anak yang diketahui mengalami batuk-batuk dan timbul bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya, berselang 2 hari kemudian tambah 2 orang lainnya yang menderita penyakit serupa. Beberapa anak lainnya tidak tertular penyakit tersebut. Pak guru menduga penularan penyakit ini disebabkan oleh udara atau kontak badan.

Pembahasan2.1 Masalah KesehatanSehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik itu fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Sehat juga bisa diartikan sebagai optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif. Kesehatan merupakan konsep yang sering digunakan tetapi katanya sulit untuk didefinisikan. Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor internal maupun eksternal.1 Penyakit menular lebih menekan ke arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat. Pergeseran pola penyakit pola penyakit dari penyakit menular menyebabkan pergeseran definisi dalam epidemiologi yang tadinya hanya menekankan kepada penyakit menular yang meliputi pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia yang menyangkut kepada tahap perkembangan penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.22.1.1 Frekuensi Masalah KesehatanFrekuensi masalah kesehatan menunjukan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia atau masyarakat dan harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:1. Menemukan masalah kesehatan, melalui cara: a. Penderita yang datang berobat ke puskesmas karena penyakit menularnya.b. Laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.c. Kunjungan rumah dalam rangka perawatan keluarga.2. Survei kesehatan3. Studi kasus

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan SehatPengertian perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.1 Upaya membuat suasana yang kondusif akan menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran, kemauan, dan kemampuan di bidang kesehatan agar proaktif. Masyarakat juga harus mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat.1 Berperilaku hidup bersih dan sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Artinya harus ada komunikasi antara pemerintah dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan.1 2.2.1 Tujuan PHBS1. Tujuan Umum:Meningkatkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di seluruh Indonesia.2. Tujuan Khususa. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah untuk melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

2.2.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat1. Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan sabun.3. Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung, jamban plengsengan.4. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.5. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.6. Melakukan aktifitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisil minimal 30 menit setiap hari.7. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya.1 2.3 Penyakit MenularPenyakit menular pada manusia merupakan masalah penting yang dapat terjadi pada setiap saat, terutama di negara berkembang khususnya Indonesia. Lingkungan hidup di Indonesia menjadi tidak baik akibat urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, tumpukan sampah di mana-mana dan meningkatnya polusi udara. Penyakit menular dapat berjangkit dengan cepat dan menyerang sejumlah besar masyarakat pada daerah yang luas. Keadaan ini disebut wabah.3 Selain kata wabah, ada istilah lain yang sering dipakai untuk menggambarkan adanya peningkatan kejadian menular di suatu daerah, yaitu suatu letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa atau kejadian tidak biasa di masyarakat (KLB= unsual event).3

2.3.1 Epidiomologi Penyakit menularDitinjau dari sudut epidemiologi, perlu diketahui dan dipelajari batasan, definisi, periodisitas dan dinamika penularan suatu penyakit agar tindakan dan penanganan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan baik.Batasan dan definisi:a. InfeksiMasuk dan berkembangnya agen penyakit di dalam tubuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen penyakit.b. Inokulasi Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari artropoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membran mukosa.c. InfestasiMasuknya artropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi.d. KontaminasiAgen penyakit terdapat di dalam makanan dan air yang digunakan oleh manusia.e. Penyakit InfeksiusJenis penyakit yang berasal dari orang atau binatang yang menderita sakit atau mengalami infeksi.f. Penyakit contagious Jenis penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung dari orang sakit kepada orang sehat.g. Penyakit menularJenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang spesifik atau racun yang dihasilkannya atau ditularkan melalui reservoar atau kontak tidak langsung melalui vektor kepada orang.3 2.3.2 Riwayat Alamiah Perkembangan Penyakit (Natural History Of Disease)Perkembangan secara alamiah suatu penyakit (tanpa intervensi/ campur tangan medis) sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.

Proses Perjalanan Penyakit Secara Umum Dapat Dibedakan atas :1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility) 2. Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)3. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)4. Tahap Penyakit Lanjut5. Tahap Akhir Penyakit

1. Tahap Prepatogenesis (Stage of Susceptibility)

Terjadi interaksi antara host dengan bibit penyakit dan juga lingkungan dan juga merupakan interaksi di luar tubuh manusia. Penyakit belum ditemukan pada host, daya tahan tubuh host masih kuat dan tahap ini kondisi masih sehat.

2. Tahap Inkubasi (Stage Of Presymtomatic Disease)

Bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh host namun gejala penyakit belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi berbeda-beda seperti beberapa jam, hari, minggu, bulan maupun bertahun-tahun.Tahap inkubasi dimulai dari masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejala. Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus -> terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh -> penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejala.

Horison Klinik: Garis yang membatasi antara tampak atau tidaknya gejala penyakit.

3. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)Dihitung dari munculnya gejala penyakit.Tahap ini pejamu sudah merasa sakit (masih ringan) dan penderita masih dapat melakukan aktifitas walaupun tidak berobat.4. Tahap Penyakit LanjutPenyakit makin bertambah hebat. Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan. Jika berobat umumnya telah memerlukan perawatan (bad rest).

5. Tahap Akhir PenyakitPerjalanan penyakit akan berhenti. Berakhirnya perjalanan penyakit dan beberapa keadaan yaitu :a. Sembuh sempurna Baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula seperti keadaan sebelum sakit.b. Sembuh dengan cacat Penderita sembuh namun kesembuhan tidak sempurna dan ditemukan cacat pada pejamu. Kondisi cacatnya yaitu cacat fisik, fungsional dan sosial.c. KarierPerjalanan penyakit seolah-olah terhenti dan gejala penyakit tidak tampak (dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit), suatu saat dapat timbul kembali (daya tahan tubuh menurun).d. KronisPerjalanan penyakit tampak berhenti, gejala penyakit tidak berubah seperti tidak bertambah berat ataupun ringan.e. Meninggal DuniaTerhentinya perjalanan penyakit, pejamu meninggal dunia dengan keadaan yang tidak diharapkan.

2.3.3 Informasi Riwayat Ilmiah Bermanfaat untuk :

a. Diagnostik : Masa inkubasi -> pedoman penentuan jenis penyakit. b. Pencegahan : Mengetahui rantai perjalanan penyakit dan mudah dicari titik potong yg penting dalam upaya pencegahan penyakit.c. Terapi : Fase paling awal, lebih awal diberikan lebih baik hasil yang diharapkan.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya PenyakitAda 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit pada peristiwa penularan penyakit:1. Cara keluarnya bibit penyakit ( mode of exit) Jalan keluar adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar/dikeluarkan dari tubuh tuan rumah. Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pinru keluar yang berbeda-beda.Cara keluar dapat berupa:a. Alat pernafasanYaitu hidung dan mulut, pada waktu penderita bernafas, berbicara, batuk, bersin, mengesang, dan atau mendahak. Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influenza, dan difteria.b. Alat pencernaan makananDalam hal ini adalah mulut dan anus pada waktu penderita muntah dan atau berak, misalnya pada peyakit kolera. Pada peyakit dysentri dan thypus perut yang tidak memiliki gejala khas muntah, hama penyakit dikeluarkan hanya melalui anus bersama faeces. Pada penyakit kolera hama penyakit dikeluarkan juga melalui urine penderita. c. Alat kencing dan kelaminIni terjadi pada beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya gonorhoea, syphilis, AIDS, dan lain-lain. d. Luka pada kulitLuka pada kulit dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:- Luka akibat terjadinya infeksi dan radang pada kulit (misalnya luka pada penyakit syphylis).- Luka akibat gigitan binatang (misalnya gigitan nyamuk, kutu, atau pinjal).- Luka yang dibuat dengan sengaja (misalnya luka bekas suntikan).

2. Cara Berpindahnya Bibit Penyakit ( mode of transmission)Ada dua macam penularan penyakit, yaitu:

a. Penularan langsungPenularan langsung atau dikenal juga sebagai penularan dari orang ke orang, adalah perpindahan patogen agen secara langsung dan segera dari pejamu / reservoir ke pejamu yang rentan. Penularan langsung dapat terjadi melalui kontak fisik langsung orang per orang seperti bersentuhan dengan tangan yang terkontaminasi, sentuhan kulit dengan kulit, berciuman, atau hubungan seksual.b. Penularan tidak langsungPenularan tidak langsung terjadi ketika patogen atau agen berpindah atau terbawa melalui beberapa organisme,benda atau proses perantara menuju pejamu yang rentan sehingga menimbulkan penyakit.

3. Cara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh host (mode of entry)Yang dimaksud dengan cara masuk adalah bagian-bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita. Cara masuk itu disebut juga pintu infeksi. Cara masuk itu umumnya sama dengan cara keluar, yaitu:a. Alat pernafasanYaitu hidung dan mulut, misalnya pada penyakit TBC paru, influenza dan difteria.b. Alat Pencernaan Makanan Yaitu mulut misalnya pada penyakit kolera, dysentri, dan thypus perut.c. Alat kencing dan kelamin Misalnya pada penularan penyakit gonorhoea, syphilis, dan AIDS.d. Luka pada kulit, dapat berupa luka pada gigitan hewan/serangga, misalnya pada penularan penyakit malaria, DHF, dan pes. Atau luka buatan misalnya bekas suntikan, pada penularan penyakit Hepatitis infectiosa dan AIDS. 2.3.4 Dinamika Penularan PenyakitDinamika penularan penyakit dari sumber reservoar infeksi ke orang yang rentan.Reservoar InfeksiMerupakan tempat persinggahan agen penyakit untuk hidup dan berkembang secara bertahan hidup, yaitu ada 2:a. Reservoar pada manusia: Pada penyakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier. Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak ditemukan gejala penyakit atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain.b. Reservoar pada hewan: Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan berupa kasus atau karier seperti pada manusia.3

2.3.5 Cara Penyebaran Penyakit MenularCara penyebaran atau mode of transmission penyakit pada infeksi kepada manusia yang sensitif dapat melalui beberapa cara baik secara langsung atau tidak langsung dari satu orang ke orang yang lain, melalui media udara dan melalui media air:1. Media langsung dari orang ke orang (permukaan kulit)Jenis penyakit yang ditularkan antara lain: b. Penyakit kelaminc. Trakomad. Antrakse. Penyakit pada kaki dan mulut2. Melalui media udaraPenyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air borne disease.Jenis penyakit yang dapat ditularkan antara lain:f. TBC paru - Variolag. Varicella - Meningitish. Difteri - CampakCara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker, menjauhi kontak.3. Melalui media airPenyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit ditularkan melalui air disebut sebagai water borne disease atau water related disease. Agen penyakit:1. Virus : hepatitis virus, poliomeilitis2. Bakteri : kolera, disentri, tifoid, diare3. Protozoa : amubiasis, giardiasis4. Helmintik : penyakit hidatid,penyakit cacing cambuk5. Leptospira : penyakit Weil

2.3.6 Prinsip Umum Penanganan Penyakit MenularUsaha-usaha pencegahan dan tindakan efektif terhadap penyebaran penyakit menular dapat dilakukan antara lain:1. Kontrol terhadap sumber atau reservoir infeksi2. Memutuskan rantai penularan3. Proteksi pada kelompok penduduk yang rentan

1. Kontrol terhadap sumber atau reservoir infeksiKasus atau karier penyakit yang merupakan sumber utama infeksi dapat dikontrol dengan cara:a. Diagnosis diniMendeteksi secara dini penyakit yang terjadi di masyarakat agar cepat diobati dan tidak menjadi kronis dan menular.b. NotifikasiSetiap kasus penyakit menular yang telah dideteksi perlu segera dilaporkan pada dinas kesehatan setempat agar dapat ditanggulangi dan melakukan persiapan lain yang diperlukan untuk penangan medis lebih lanjut.c. IsolasiIsolasi penderita bertujuan membatasi penyebaran penyakit ke masyarakat.d. TerapiMerupakan bagian dari tindakan preventif yang bertujuan mengurangi periode masa penularan.e. KarantinaBerupa isolasi orang sehat atau binatang yang berasal dari daerah yang diduga menderita penyakit infeksi, lama waktu isolasi biasanya sesuai dengan masa inkubasi penyakit yang ada.f. Surveilans epidemiologiBerupa penelitian atau survei di lapangan terhadap segala sesuatu yang diduga penyebab terjadinya penyakit.g. DesinfeksiMelakukan suci-hama pada tinja, urin dan muntahan pasien serta peralatan yang telah dipakai oleh penderita.3

2. Memutuskan Rantai penularanPenularan penyakit dari orang sakit kepada orang lain dapat melalui beberapa langkah. Untuk mencegah terjadinya penularan dapat dengan cara melakukan blokade atau memutus rantai penularan.a. Vechile transmission Penularan terjadi melalui media seperti air, makanan, sayuran, susu dan lainnya. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan berupa barier sanitasi yaitu mencegah sumber air, makanan, susu dan lainnya yang terkontaminasi dengan tinja penderita.b. Vector transmissionPenularan terjadi melalui vektor penyakit atau arthropoda. Usaha yang dapat dilakukan berupa kontrol vektor dan manipulasi lingkungan.c. Airborne transmissionPenularan terjadi melalui pernapasan. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memakai masker, menjauhi atau isolasi penderita.d. Contact transmissionPenularan terjadi melalui hubungan intim. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom.

3. Proteksi pada kelompok penduduk yang rentana. Imunisasi aktifPemberian imunisasi aktif pada bayi yang sensitif terhadap penyakit menular seperti campak, TBC, difteri, tetanus.b. Imunisasi pasif Pemberian gamma globulin dan antisera yang bertujuan untuk merangsang pembentukan antibodi.e. KemoprofilaksisPemberian obat-obat untuk pencegahan agar orang tidak menjadi sakit, sepereti obat anti malaria, TBC, dan lainnya.f. Pendidikan kesehatanHigiene pribadi, sadar lingkungan dan lainnya.

2.4 Paradigma SehatParadigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang terkait dengan fokus keilmuannya.4Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dan multidimensional yang upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, perlindungan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih dikenal dengan promotif dan prefentif.5 Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif.b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktifsosial ekonomis.c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative.d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.2.4.1 Konsep Hidup Sehat H.L.BlumKonsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.( Lihat pada gambar 1)

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan menurut H.L BlumModel Agen-Pejamu-Lingkungan Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan.

Pejamu(host):Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit. Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis,ataupsikososial. Jadi agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).Lingkungan:Seluruh faktor yang ada diluar pejamu.1. Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan,kebisingan2. Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnya: stress,konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup. Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atausekelompok orang dengan lingkungannya. Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teoriumum tentangberbagai penyebab penyakit.

Promotif dan prefentifUpaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.2. Peningkatan gizi.3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.5. Olah raga secara teratur.6. Rekreasi.7. Pendidikan seks.6

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan :1. Immunisasi masal terhadap bayi dan balita serta ibu hamil.2. Pemeriksaan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah.3. Pemberian vit.A, Yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun rumah.4. Pemeliharaan dan pemeriksaan, hamil, nifas, dan menyusui.6

2.4.2 Sasaran dalam Paradigma SehatSasaran dalam paradigma sehat adalah sasaran kepada seseorang yang memiliki faktor resiko atau berpenyakit dalam suatu masalah kesehatan. Sasaran lainnya ada tokoh masyarakat untuk membangun suatu lingkungan untuk menjadikan paradigma sehat dan membuat kebijakan dalam memajukan dan merubah lingkungan yang tidak sehat menjadi lingkungan yang sehat dan ber paradigma sehat.

2.4.3 Five Level Prevention (Leavel and Clark) atau 5 Tingkat PencegahanDalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan yaitu: a. Pencegahan primer: Promosi kesehatan (health promotion) Perlindungan khusus (specific protection). b. Pencegahan sekunder: Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) Pembatasan cacat (disability limitation). c. Pencegahan tersier: Rehabilitasi.a. Pencegahan PrimerPencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah:1. Health PromotionMerupakan proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kesadaran, dan untuk meningkatkan kesehatan mereka. Ini bergerak melalui fokus pada perilaku individu terhadap berbagai intervensi sosial dan lingkungan.2. Specific ProtectionPerlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak tersebut muncul atau proteksi supaya tidak tertular penyakit tersebut dikemudian hari. Ataupun dengan cara memakai perlndungan khusus agar tidak tertular penyakit tersebut. Dalam kasus yang kita dapat merupakan penyakit menular yang dapat dicegah melalui specific protection ini. b. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit, upaya yang dilakukan adalah:3. Early Diagnosis and Prompt TreatmentDiagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular dan untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.4. Disability LimitationPembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.c. Pencegahan Tersier5. RehabilitionRehabilitasi (rehabilitation), pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

2.4.4 Pelaksanaan Paradigma SehatPelaksanaan pada paradigma sehat dalam kasus ini adalah puskesmas. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.6

1. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah (basic six):a. Upaya promosi kesehatanb. Upaya kesehatan lingkunganc. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencanad. Upaya perbaikan gizi masyarakate. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menularf. Upaya pengobatan

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang terjadi diwilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut berkilo-kilo jauhnya dari puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas diharapkan dapat terjun secara aktif ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

2. Fungsi Puskesmas a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan.b. Masyarakata dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.

3. Peran PuskesmasSebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

4. Cara cara yang ditempuha. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.c. Memberikan bantuan teknis.d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e. Kerjasama lintas sektor.65. Program Pokok Kesehatana.KIAb. KBc. Usaha Kesehatan Gizid. Kesehatan Lingkungane. Pemberantasan dan pencegahan penyakit menularf. Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaang. Penyuluhan kesehatan masyarakath. Kesehatan sekolahi. Kesehatan olah ragaj. Perawatan Kesehatan k. Kesehatan kerja

6. Satuan Penunjanga. Puskesmas PembantuPengertian puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederahana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.b. Puskesmas KelilingPengertian puskesmas keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.dengan funsi dan tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil. Melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.Tugas PuskesmasPuskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.6

8. Tujuan PuskemasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Wilayah Kerja Puskesmas1. Kota : satu kecamatan 2. Desa : satu kelurahan 3. >30.000 jiwa = puskesmas pembantu 4. Transport puskesmas keliling 2.5 Kesehatan LingkunganA. Definisi-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.B. Ruang Lingkup Kesehatan dan Lingkungan-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1. Penyediaan air minum2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran3. Pembuangan sampah padat4. Pengendalian vektor5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia6. Higiene makanan, termasuk higiene susu7. Pengendalian pencemaran udara8. Pengendalian radiasi9. Kesehatan kerja10. Pengendalian kebisingan11. Perumahan dan pemukiman12. Aspek kesling dan transportasi udara13. Perencanaan daerah dan perkotaan14. Pencegahan kecelakaan15. Rekreasi umum dan pariwisata16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan ada 8, yaitu :1. Penyehatan Air dan Udara2. Pengamanan Limbah padat/sampah3. Pengamanan Limbah cair4. Pengamanan limbah gas5. Pengamanan radiasi6. Pengamanan kebisingan7. Pengamanan vektor penyakit8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencanaC. Sasaran Kesehatan Lingkungan-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.D. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia-Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :1. Air Bersih-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarnab. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)2. Pembuangan Kotoran/Tinja-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasib. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumurc. Tidak boleh terkontaminasi air permukaand. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan laine. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkinf. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandangg. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.73. Kesehatan Pemukiman-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggub. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumahc. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukupd. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.4. Pembuangan Sampah-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.b. Penyimpanan sampah.c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.d. Pengangkutan.e. Pembuangan.8-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor. Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.6. Makanan dan Minuman-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).8-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :a. Persyaratan lokasi dan bangunanb. Persyaratan fasilitas sanitasic. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanand. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadie. Persyaratan pengolahan makananf. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadig. Persyaratan peralatan yang digunakanh. Pencemaran Lingkungan2.6 Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010Gambaran masyarakat Indonesia yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh Republik Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia kedepan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia sehat 2010.9Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.9Indonesia Sehat 2010 Indonesia yang hendak diwujudkan pada tahun 2010 dengan ciri-ciri yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat; mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat; mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi.9a. Visi Indonesia Sehat 2010Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi,yaitu gambaran,prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat indonesia pada masa yang akan datang adalah Indonesia Sehat 2010.Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,adil,dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkngan yang bebas dari polusi.tersedia air bersih,sanitasi lingkungan yang memadai,perumahan dan pemukiman sehat,perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,dan kehidupan masyarakat saling tolong menolong.Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah resiko terjadinya penyakit,melindungi diri dari ancaman penyakit,serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.b. Misi Indonesia Sehat1.Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabelKeberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Departemen Kesehatan berperan sebagai penggerak utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upaya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Departemen Kesehatan, diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK serta hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen kesehaaatan yang akuntabel dengan menerapkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat dipertanggung jawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada semua lapisan masyarakat, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Upaya KesehatanPeningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan dilakukan oleh Departemen Kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial dan kebijakan teknis serta pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan. Disamping itu Departemen Kesehatan juga melakukan fasilitasi sumber daya kesehatan, baik tenaga , pembiayaan kesehatan, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku upaya/pembangunan kesehatan. Dengan meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan, diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accessible), dan dapat dijangkau (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat, serta terjamin mutunya (quality). Upaya kesehatan tersebut meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.3. Memberdayakan Masyarakat dan DaerahPeran aktif masyarakat termasuk swata, sangat penting dan akan menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Departemen Kesehatan melaksanakan pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperan sebagai subjek pembangunan kesehatan. Diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advacate), serta mengkritisi (to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu, kelompok, maupun bersama masyarakat luas. Potensi masyarakat termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya,tenaga, dana, sarana, tekonologi, serta mekanisme pengambilan keputusan, merupakan aset yang cukup besar yang perlu digalang.Pelaksanaan desentralisasi dibidang kesehatan sedang berproses. Untuk itu perlu adanya fasilitasi dari Departemen Kesehatan, terutama kepada daerah-daerah yang sangat memerlukan. Fasilitasi lebih diutamakan pada pengembangan kapasitas (capacity building), pelembagaan institusi disemua tataran, serta pengembangan sistem kesehatan daerah, sehingga ada kesinambungan program kesehatan dari tingkat nasional sampai daerah dan advokasi guna peningkatan sumber daya kesehatan diaerah.4. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan yang Berskala Nasional.Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan pula pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berskala nasional, seperti pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan, pembangunan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan Strata III sehingga mampu melayani rujukan.5.Menggerakan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan.Berbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan seyogyanya tidak diselenggarakan.6. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat.Kesehatan dalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyrakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanyasedikit yang dapat dicapai.7. Memelihara dan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta.8. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Tugas utama sektor kesehatan adalah memeliahara dan meningkatkan kesehatan segenap warganya. Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehalibitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.Untuk meningkatkan kinerja Departemen Kesehatan, telah ditetapkan Visi dan Misi Rencana Strategis Depkes tahun 2010 2014.Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu:1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 2014, yaitu:1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional.4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.Pola KasusBerdasarkan kasus F dibahas jika beberapa anak sekolah dasar Harapan Jaya mengalami masalah kesehatan yaitu penyakit menular. Pada kasus ini, beberapa anak sekolah dasar sudah mengalami tahap inkubasi dan tahap penyakit dini yang dimulai dari masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejala dan anak sekolah dasar tersebut sudah mengalami batuk-batuk dan timbul bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Pada anak yang sedang sakit mengalami penularan secara langsung dan penyebarannya melalui udara. Secara langsungnya yaitu perpindahan patogen agen secara langsung dan segera dari pejamu / reservoir ke pejamu yang rentan. Penularan langsung dapat terjadi melalui kontak fisik langsung orang per orang seperti bersentuhan dengan tangan yang terkontaminasi, sentuhan kulit dengan kulit maupun kontak badan yang sudah mengalami penyakit menular dan ditularkan kepada anak sekolah dasar yang rentan dan mudah untuk ditularkan dan penularannya melalui udara dan menimbulkan bintik-bintik merah dan batuk-batuk. Didalam kasus ini, host nya rentan terhadap penyakit dan agen nya dengan mudah masuk kepada host dan menimbulkan penyakit dan tidak didukung dengan lingkungan yang bersih. Kesehatan lingkungan sangat penting bagi mudahnya atau tidaknya penularan penyakit apalagi pada anak sekolah dasar yang masih tidak tau menau lingkungan yang sehat dan mana yang tidak. Maka dari itu, puskesmas seharusnya mengadakan penyuluhan kepada anak-anak sekolah dasar supaya mengerti untuk menjadikan lingkungan yang sehat dan bersih agar tidak terjadi penularan penyakit yang rentan.

KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil adalah saya membenarkan hipotesis bahwa penyakit yang diderita anak sekolah dasar Harapan Jaya disebabkan oleh masalah lingkungan. Karena penularan penyakitnya melalui udara yang timbul karena lingkungan yang tidak bersih yang membuat kesehatan mudah di masuki oleh penyakit dan ditularkan. Masalah lingkungan yang lain karena penularannya secara langsung yaitu melalui kontak badan. Penular berarti tidak berperilaku hidup bersih dan sehat dan menularkan penyakit kepada yang tidak sakit dan belum menerapkan paradigma sehat untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat 2010.Daftar Pustaka1. Heri DJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009. h.7-24.2. Effendy N. Keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1998. h. 14-7.3. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2009.4. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.5. Effendi N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2002.6. Hadi S. Kamus populer kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2002.7. Soeparman dan Suparmin. Suatu pengantar: Pembuangan tinja dan limbah cair. Jakarta : EGC; 2001.8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran.9. Syariffudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC; 2007. h.16.

1