Download - Bisnis oleh-oleh artis (1)

Transcript
Page 1: Bisnis oleh-oleh artis (1)

Memanfaatkan potensi yang tidak ada matinya, belakangan para artis berebut kue bisnis kuli-ner oleh-oleh.

Dian Sari Pertiwi, Lidya Yuniartha Panjaitan, Ragil Nugroho

Waktu baru menunjuk-kan pukul 08.30 pagi. Namun, Toko Bogor

Raincake sudah kedatangan empat pembeli yang antre di meja kasir. Aktivitas di toko tersebut juga lumayan ramai dengan banyaknya pegawai yang berlalu-lalang.

Menurut Tia, Staf Operasio-nal Bogor Raincake, meski baru resmi dibuka awal April 2017, toko tersebut selalu ramai di-kunjungi pembeli. Bahkan, pembeli dari luar kota pun ber-datangan khususnya pada akhir pekan.

Di toko yang terletak di Jalan Raya Pajajaran itu, Raincake mempekerjakan 40 orang kar-yawan. Di tempat itu pula dapur tempat pembuatan berbagai je-nis Raincake berada. Bogor Raincake adalah bisnis yang di-kembangkan oleh artis Shireen Sungkar beserta suaminya, Te-uku Wisnu.

Ada empat jenis kue yang tersedia di Bogor Raincake. Di antaranya, vanilla cheese cake, greentea ovaltine cake, red taro cake, dan crispy chocoolate cake.

Ini bukan pertama kali Teuku Wisnu berbisnis oleh-oleh. Kip-rahnya terdahulu adalah mem-buka bisnis di Malang bernama Malang Strudel, akhir tahun 2014 silam. Dia membuka Ma-lang Strudel bersama dua orang rekannya yakni Donny Kris Pu-riyono dan Denni Delyandri.

Peran dua orang partner Wis-nu cukup strategis. Merekalah yang mendesain konsep bisnis dan marketing sampai menyi-apkan dapur, dan mencari pe-masok bahan baku dan proses produksi makanan. “Jadi kami bertiga bagi tugas, siapa yang di bagian operasional, siapa di marketing, kalau saya di bagian kreatifnya,” kata Teuku Wisnu kepada KONTAN.

Walau bisnis oleh-oleh tak pernah mati, tapi sektor ini per-lu pendorong atau booster yang bisa membuatnya langsung me-lesat. Dalam hal ini, peran artis sebagai brand ambassador da-pat mendongkrak popularitas oleh-oleh bersangkutan.

Dua tahun setelah Wisnu, ar-tis seni peran Dude Harlino menyusul dengan menjajaki bisnis yang sama di Yogyakarta dengan merek Jogja Scrummy. Lantas ada Irwansyah yang membuka Napoleon di Medan.

Nah, tahun ini kabar artis berbisnis kuliner oleh-oleh jadi bergaung lantaran ada lebih dari lima orang artis meresmi-kan gerai toko kue mereka pada masa berdekatan. Lokasinya dari Pulau Jawa seperti Bogor, Bandung, Cirebon, Surabaya sampai Pulau Sulawesi dan Ka-limantan.

Salah satu yang baru terjun adalah Irfan Hakim. Dia sengaja memilih Kota Makassar karena dianggap strategis. “Hampir se-mua penerbangan ke arah ti-mur, transit di Makassar,” te-rang Irfan kepada KONTAN.

Irfan melakukan persiapan selama dua sampai tiga bulan untuk membuka gerai pertama yang terletak di Jalan Hasanud-din Makassar. Dalam mendiri-kan usaha ini, Irfan mengaku tak sendirian.

Meski begitu, dia juga enggan untuk blak-blakan menyebut siapa rekan bisnisnya. Yang pasti, Irfan didaulat sebagai in-vestor tapi juga diperkenankan ikut terjun di operasional bisnis. “Saya investor sekaligus terjun langsung juga di bisnis ini, se-suai kemampuan tentunya,” ujar dia.

Meski terlihat serempak, me-nurut pengakuan Irfan dan Wis-nu usaha artis ini berjalan sen-diri-sendiri. Hanya satu grup yang berjalan bersama, yaitu Jannah Corps yang diinisiasi oleh Irwansyah.

Irwansyah menggandeng se-jumlah artis untuk bergabung bersamanya dalam satu mana-jemen bisnis. Seperti Zaskia Adya Mecca untuk Mamahke Jogja, Indra Bekti untuk Cire-bon Sultana, sampai Melly Go-

eslaw dengan usaha bernama Pekanbaru Just Cake.

Saat ini ada 15 orang artis yang bergabung dalam Jannah Corps. Untuk mendirikan grup baru ini, Irwansyah pun mem-buat produk berbeda di kota lain. Kalau sebelumnya dia membuat Napoleon Medan, di Jannah Corps Irwansyah mem-buka Palembang Lamonde.

Usaha sejenis juga diikuti oleh artis lain seperti Titi Kamal dengan Vava Cake Premium di Jakarta, Sandra Dewi membuka Queenroll Cake di Palembang, Glenn Alinskie di Pontianak,

Oki Setiana Dewi di Surabaya.Indra Bekti, salah satu public

figure yang tergabung dalam Jannah Corp mengaku, ide un-tuk terjun ke bisnis kuliner su-dah ada dari dulu. Hanya saja, ide tersebut baru dapat direali-sasikan tahun ini.

Dia mengatakan, ide tersebut mendapatkan respon positif dari Irwansyah yang kemudian menawari dirinya untuk turut bergabung. Akhirnya berdirilah Cirebon Sultana.

“Ketika Irwansyah sudah pu-nya rekanan dan segala macam,

dia lalu menawarkan kepada saya. Wah, saya langsung mau,” tutur Indra.

Cirebon Sultana menyajikan pastry dengan beraneka rasa. Cirebon Sultana didirikan pada 28 April 2017. Indra mengata-kan, proses pendirian Cirebon Sultana tidak memakan waktu yang lama, yakni 2 bulan.

Indra mengaku, Cirebon dia pilih atas hasil diskusi dan ma-sukan dari rekannya di Jannah Corp. Begitu pula dengan kon-sep, resep, dan cara pemasaran-nya. Indra mengaku dia mem-berikan masukan-masukan meski sudah terdapat tim yang lebih mampu dalam bidang ter-sebut.

Indra tidak buka-bukaan ten-tang modal awal dan jumlah produksi. Dia hanya mengung-kap, target penjualan Cirebon Sultana diupayakan semaksi-mal mungkin, dan juga menda-patkan respon yang positif dari masyarakat. “Warga Cirebon juga bukan melihat nama saja, tetapi kualitasnya. Jadi kita juga tidak sembarangan bikin kue-nya,” terang Indra.

Bergabung dengan Jannah Corp menurut Indra adalah se-buah keuntungan bagi masing-masing pihak. Banyaknya artis ternama yang berkecimpung di industri ini bukanlah sebuah persaingan baginya. Pasalnya, mereka saling mendukung de-ngan menyumbang ide dan pi-kiran untuk pengembangan.

Rencananya, Indra akan lebih mengembangkan Cirebon Sul-tana. Dalam waktu dekat dia akan menyediakan mobil yang bisa digunakan untuk berkeli-ling menjajakan Cirebon Sulta-

na. Tak hanya itu, Cirebon Sul-tana juga siap di pasarkan di beberapa objek wisata.

Ada lagi Glenn Alinskie, salah satu aktor yang turut berkecim-pung dalam bisnis oleh-oleh ini. Adapun nama toko kue oleh-oleh Glenn Alinskie Lamington Pontianak.

Berbeda dengan Indra Bekti, Glenn mengaku bisnis ini dia kerjakan sendiri. Dia meng-klaim, rasa kue yang dimiliki Lamington Pontianak berbeda dengan kue oleh-oleh yang se-dang populer saat ini.

Hanya saja, untuk menjalan-kan usaha di Pontianak, Glenn membentuk satu tim yang ber-fungsi membuat sistem yang kokoh supaya bisnis yang dija-lankannya berjalan lancar.

Glenn mengatakan, awal diri-nya terjun ke bisnis ini dikare-nakan kegemarannya akan du-nia makanan dan gemar mema-sak. Dia bilang, banyak temannya yang suka dengan makanan yang dibuatnya dan menyarankan untuk terjun ke bisnis kuliner.

Lamington dipilih karena be-berapa teman Glenn merasa, resep ini adalah yang terbaik dari kue-kue yang sering dibuat oleh Glenn. Alasannya adalah kue tersebut telah dimodifikasi dengan citarasa Indonesia, khu-susnya Kalimantan Barat, Pon-tianak. “Dengan bahan baku khas Pontianak seperti Srikaya, Duren, Nanas, Pisang, dan Je-ruk Pontianak,” ujar Glenn.

Glenn tidak mau mengung-kap berapa banyak produksi yang dapat dihasilkan Laming-ton Pontianak dalam sehari. Tetapi dia mengatakan, banyak pelanggan yang selalu kehabis-an setiap ingin membeli La-mington Pontianak. Karena itu-lah, Glenn bilang ke depannya mereka akan terus meningkat-kan produksi Lamington Pon-tianak tersebut.

Yang namanya bisnis, tentu wajar akan menghadapi berba-gai tantangan. Bagi Glenn, tan-tangannya adalah sampai saat ini produknya belum melayani permintaan pemesanan online dari luar kota. “Karena kami membuat softcake dan tidak pakai pengawet, kena goncang-an sedikit bentuk cake bisa ru-sak,” ujar Glenn.

Irfan Hakim juga enggan me-nyebut omzet saat ditanya. Ia hanya mengklaim antrean di gerainya cukup panjang. Bakla-ve yang dibanderol seharga Rp 65.000 per kotak ini kerap ludes sebelum waktunya.

Saat ini, Makassar Baklave memiliki tiga gerai di jalan Ha-sanuddin, jalan Boulevard dan di Bandara Sultan Hasanuddin. Di tengah antusiasme pasar, Ir-fan pun telah berencana me-nambah gerai baru.

Nama beken para artis diperlukan sebagai strategi marketing yang ampuh.SURYA/Ahmad Zaimul Haq

Bukan Hanya Model Kemasan Oleh-oleh

Menggarap pasar wisatawan yang ingin belanja oleh-oleh, bisa lebih tahan lama bertahan.

Bisnis� 12 Juni - 1� Juni 2017