7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 2/75
Pemanfaatan Potensi Pesisir Dengan Budidaya Ikan Bandeng Tambak
(kesimpulan) Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan
13.667 pulau, wilayah laut yang luas dan garis pantai yang panjangnya lebih dari
81.000 km, Indonesia memiliki potensi sumberdaya laut dan pantai yang besar.Perairan Indonesia memiliki suatu karakteristik fauna tropis yang tidak ada bandingnya.
Saat ini perairan Indonesia diidentifikasi lebih dari 2500 spesies ikan yang berbeda
jenis.
Potensi sumberdaya perairan Indonesia yang besar membuat bidang perikanan
menjadi salah satu aspek harus diprioritaskan bagi Pembangunan Nasional bangsa
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1985 yang mengatur
bidang perikanan menyebutkan bahwa, dalam usaha mencapai tujuan Pembangunan
Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara, bidang perikanan harus mampu ikut serta
mewujudkan kekuatan ekonomi sebagai upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.
Peran serta dan sumbangan bidang perikanan dalam proses pembangunan nasional
misalnya: 1) Menambah devisa negara melalui kegiatan ekspor hasil perikanan. 2)
Meningkatkan gizi masyarakat. 3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan masyarakat yang bekerja dan mencari nafkah dibidang perikanan.
Dewasa ini peledakan jumlah penduduk telah membawa akibat yang cukup luas
diberbagai segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut
peningkatan penyediaan bahan pangan, tetapi juga peningkatan bidang gizi. Berbagai
upaya sejak dulu ditempuh untuk meningkatkan produksi pangan, dan sekarang upayapeningkatan dibidang gizi mulai diperhatikan. Ikan sebagai sumber gizi, semakin
neningkat permintaannya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Usaha peningkatan produksi perikanan di Indonesia tidak selayaknya hanya
menggantungkan diri pada usaha penangkapan ikan di laut lepas dan perairan umum
lainnya, karena jika terjadi eksploitasi secara terus-menerus seiring dengan teknologi
penangkapan yang semakin maju justru akan mengganggu kelestarian sumberdaya
perairan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, usaha peningkatan
produksi perikanan melalui usaha penangkapan ikan di laut lepas dan perairan umum
lainnya harus diimbangi dengan usaha budidaya perikanan didarat atau yang biasa
disebut dengan perikanan darat.
Bandeng merupakan salah satu jenis ikan budidaya air payau (tambak) yang sekaligus
juga merupakan bahan konsumsi masyarakat luas, sehingga mempunyai prospek yang
cukup cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Bandeng mempunyai toleransi salinitas
yang tinggi (euryhalien) sehingga dapat dibudidayakan ditambak yang berair payau.
Sifat euryhalien ini memungkinkan daerah pemeliharaannya tidak terbatas pada tambak
pantai (tambak yang berjarak 0,5-1 km dari garis pantai), tetapi juga dapat
dibudidayakan di tambak darat (tambak yang berjarak lebih dari 1,5 km dari garis pantaiyang mana salinitasnya lebih rendah dari tambak pantai. Selain bersifat euryhalien, ikan
bandeng juga tahan terhadap temperatur yang tinggi sehingga coook di budidayakan di
Indonesia. Keadaan lain yang menguntungkan adalah tidak adanya musim dingin di
Indonesia, sehingga pengusahaannya dapat berlangsung sepanjang tahun.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 3/75
Penyebaran ikan bandeng begitu luas, bahkan hampir setiap pantai di Indonesia
terdapat benih bandeng (nener). Penyebaran bandeng di Indonesia meliputi daerah-
daerah pantai di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali serta Pulau Buru. Di
pulau Jawa, nener sering ditangkap di pantai Banten, Jakarta, Cirebon, Semarang,
Gresik dan Surabaya.
Dalam usaha budidaya bandeng, pengetahuan yang mendalam para petani tambak
terhadap faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi sangat penting.
Jenis-jenis faktor produksi dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor produksi tersebut
terhadap hasil produksi, mutlak harus diketahui agar kegiatan budidaya memperoleh
hasil yang menguntungkan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan suatu
perhitungan biaya produksi dan perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dari
budidaya bandeng sehingga dapat diketahui apakah budidaya bandeng tersebut
menguntungkan atau tidak dan berapa lama biaya investasi dapat di kembalikan.
Analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan usaha budidaya bandeng dalam
penelitian ini dilakukan karena setiap kegiatan usaha pasti akan mengandung resiko,
baik resiko terhadap komoditas maupun resiko keuangan. Analisis kelayakan dilakukan
untuk memperkecil resiko investasi dan sekaligus membantu dalam mengambil
keputusan investasi secara tepat.
Sebagai ikan laut, bandeng tersebar mulai dari pantai Afrika timur sampai ke Kepulauan
Tuamotu sebelah timur Tahita, dan dari Jepang selatan sampai Australia utara. Sifat
yang menyolok dari ikan bandeng ialah sifat euryhallien, yaitu tahan terhadap
perubahan yang besar dalam hal salinitas air, hal ini membuat bandeng dapat
dipelihara dalam tambak air payau. Meskipun kadar garam dalam tambak air payau
sering turun-naik, kehidupan sehari-hari ikan bandeng tidak terpengaruh.
Dalam mencari makan, ikan bandeng mengais ganggang biru yang tumbuh menempel
di dasar, kalau sudah terangkat dan mengapung dekat permukaan air oleh gelembung-
gelembung oksigen hasil proses fotosintesis mereka.
Pembiakan induk bandeng terjadi di dekat pantai yang airnya jernih, sedalam 40-50
meter, menghasilkan telur sebesar 1,2 mm mengapung di bawah permukaan air.
Pelepasan telur terjadi pada waktu malam hari di tempat sejauh 5-7 mil laut dari pantai.
Telur bandeng menetas dalam waktu 24 jam, menjadi nener selembut 5 mm. Sambil
tumbuh lebih lanjut, nener itu terbawa oleh air mendekati pantai, kemudian ditangkap
oleh para penyeser. Dalam bentuk nener inilah ikan bandeng ditebarkan dan dipelihara
dalam tambak hingga sampai dapat dipanen kelak.Di kalangan pertanian, istilah budidaya digunakan bagi kegiatan usaha produksi suatu
komoditi. Istilah budidaya merupakan padanan bagi istilah culture (bahasa Inggris),
misalnya fish culture, yang mengusahakan ternak ikan dikolam; marine culture, yang
mengusahakan hasil laut.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 4/75
Dalam usaha budidaya bandeng, para petani tambak akan mengalami beberapa
tahapan kegiatan sejak dari persiapan tambak sampai dengan pemanenan hasil.
Adapun tahapan-tahapan dalam budidaya bandeng pada umumnya adalah:
1. Perbaikan Pematang dan Saluran.
2. Perdalaman dan Perataan Dasar Pelataran Tengah.
3. Pengeringan Dasar Tambak.
4. Pemupukan dan Pemberantasan Hama.
5. Penyiapan dan Penebaran Benih Bandeng (nener).
6. Pemungutan Hasil.
Perbaikan Pematang dan Saluran
Perbaikan pematang dan saluran lazimnya dilakukan bersamaan atau beruntun saling
susul-menyusul. Parit keliling dan saluran pembagi air yang mendangkal karena
timbunan lumpur dari tempat lain, dikeduk agar normal kembali sedalam ukuran yang
telah ditetapkan sebelumnya.Tanah hasil kedukan ini diteplokkan pada sisi pematang
yang sementara itu mungkin juga sudah longsor karena terkikis tanahnya sebagian dan
memperdangkal parit keliling atau saluran pembagi air di dekatnya.
Perdalaman dan Perataan Dasar Pelataran Tengah
Perdalaman dan perataan dasar pelataran tengah perlu dilakukan karena selama
periode masa pemeliharaan sebelumnya, petakan tambak sudah menerima endapan
lumpur yang terbawa oleh air masuk. Agar kedalaman air selama masa pemeliharaan
berikutnya tetap normal sebagaimana yang dikehendaki, endapan lumpur dipelataran
tengah ini perlu dikeruk juga. Kalau dilakukan setiap musim kemarau, petakan tambak
yang bersangkutan pasti tidak begitu banyak tertimbun lumpur, sehingga penyiapannya
tidak akan terasa begitu berat seperti pada pengerukan parit keliling. Perataan tanah
bertujuan untuk menciptakan pelataran atau ladang pertamanan dibawah permukaan
air bagi klekap yang hanya mau tumbuh subur bila berada dalam air yang rata-rata
kedalamannya 40 centimeter.
Pengeringan Dasar Tambak
Pengeringan dasar tambak bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, seperti yang
dilakukan di kalangan pertanian mutlak diperlukan agar kemampuan tanah untuk
menghasilkan ganggang biru yang membentuk klekap dapat senantiasa dipertahankan.Tanah tambak yang terus-menerus terendam air, semakin lama semakin anaerob,
sehingga proses mineralisasi bahan organik yang memerlukan suasana anaerob
terhambat jalannya, padahal hasil mineralisasi berupa mineral ini diperlukan oleh
ganggang-ganggang biru klekap.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 5/75
Pemupukan dan Pemberantasan Hama
Pemupukan tambak sebenarnya sudah lama dikenal serta dilakukan oleh para petani
tambak. Para petani produsen memupuk tambak dengan tujuan menyuburkan
pertumbuhan klekap. Klekap tumbuh pada dasar tambak, sehingga pemupukan juga
pada tanah ini. Pada umumnya para petani tambak menggunakan jenis pupuk yang
biasanya dipergunakan dikalangan pertanian seperti pupuk kandang, kompos, guano.
Di daerah tambak yang banyak ditumbuhi pohon bakau, orang memanfaatkan daun
bakau, rumput-rumputan dari pematang sebagai pupuk hijau. Daun-daunan itu
digundukkan di beberapa tempat, dengan puncaknya tetap di atas permukaan air agar
pelan-pelan mengalami proses pembusukkan. Jumlah pupuk yang diperlukan bagi tiap
hektar tambak sekitar 2000 kg, sehingga pengadaannya akan merepotkan para petani
produsen dan akhirnya sering tidak dipergunakan, Pemupukan, tambak lebih sering
menggunakan pupuk anorganik, yaitu campuran pupuk urea dan triple super phosphat
(TSP) dengan perbandingan 2:1.
Agar petani produsen budidaya tambak berhasil dalam usahanya, penanggulangan
hama harus dilakukan. Hama yang diprioritaskan penanggulangannya dapat
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni: 1) Hama pengganggu, hama jenis ini
merusak lingkungan tambak, seperti membuat pematang bocor dan merusak pintu air.
Hama yang sering menggangu antara lain bangsa ketam, remis penggerek dan udang
tanah. 2) Hama penyaing, jenis hama penyaing (competitor) ini dapat menyaingi
bandeng dalam berebut makan maupun kandungan oksigen dalam tambak, Yang
termasuk hama ini adalah siput, ikan liar dan ketam-ketaman. 3) Hama pemangsa,
hama pemangsa sangat merugikan, karena hama ini langsung memangsa bandeng di
dalam tambak. Yang termasuk hama pemangsa adalah ikan buas (payus) dan kakap.
Cara penanggulangan dan pemberantasan hama tambak dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara, yaitu: 1) Pemberantasan secara mekanis, yaitu
pemberantasan dilakukan bersamaan dengan pengeringan, Setelah tambak kering,
hama kemudian dibunuh. 2) Pemberantasan secara kimiawi, yaitu pemberantasan
dengan menggunakan racun nabati atau pestisida.
Penyiapan dan Penebaran Benih Bandeng (nener)
Sukses tidaknya pengusahaan tambak tergantung juga pada penyediaan nener waktu
musim tanam yaitu musim labuhan bulan Oktober-November, dan kemudian disusul
dengan penebaran susulan dalam musim mareng bulan Mei tahun berikutnya.
Penangkapan nener dilakukan didaerah pantai yang berpasir, landai dan berair jernih.
Penebaran nener dilakukan pada petak peneneran yang airnya jelas payau, tidak terlalu
tinggi salinitasnya. Salinitas antara 15% - 20% adalah kondisi salinitas yang optimum.
Penebaran dilakukan pagi-pagi benar atau kalau tidak dilakukan sore hari, setelah suhu
udara sejuk kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar perbedaan suhu air
pengangkutan dan air tambak tidak terlalu besar, karena nener tidak mampu
menyesuaikan diri jika perbedaan suhu keduanya terlalu mencolok.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 6/75
Pemungutan Hasil
Ikan bandeng biasa membentuk suatu kelompok dengan dipimpin oleh seekor bandeng
di depan. Salah satu sifat bandeng yang telah dewasa adalah keinginannya yang kuat
untuk meloloskan diri dari tambak. Hal ini bukan terjadi karena perbedaan kadar garam
atau oksigen, akan tetapi karena naluri berupaya kembali ke laut setelah dewasa untuk
berkembang biak. Setelah bandeng menampakkan tanda-tanda ingin kembali ke laut,
segera dimasukkan ke petakan tambak pada waktu air pasang. Hal ini menjadikan
bandeng-bandeng tersebut untuk berenang mendekati pintu air. Bandeng-bandeng
akan berjam-jam berenang berhenti dalam arus air laut ini. Sifat bandeng yang
demikian dimanfaatkan para petani produsen untuk memungut hasil, Pemungutan hasil
dengan cara demikian dinamakan cara nyerang.
Hadie, Wartono dan Soepriatna. J, 1986, Tehnik Budidaya Bandeng. Bharata Karya,
Aksara, Jakarta.
Murtidjo Bambang. A., 1988, Tambak Air Payau. Kanisius, Yogyakarta.
Soeseno, Slamet, 1988, Budidaya ikan dan Udang di Tambak, PT. Gramedia, Jakarta.
Artikel Lainnya:
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 7/75
BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN BANDENG
oleh : Hotler Panjaitan, S.IP
INSTRUKTUR BPPP -MEDAN
PENGENALAN IKAN BANDENG:
Ikan Bandeng (Chanos chanos), dalam bahasa inggris disebut milkfish ikan ini menetas
di laut dalam, setelah 2-3 minggu menetas kemudian bermigrasi ketepi pantai dan
bakau –bakau dan kembali lagi ketengah laut untuk berkembang biak. Bentuk tubuh
ikan bandeng ini adalah langsing seperti torpedo dan berenang cepat, berwarna putih
perak dan pemakan ganggang biru berupa tumbuhan plankton, lumut, klekap
(Herbivora) yang tumbuh di dasar perairan. Ikan ini dibudidayakan untuk konsumsi
rumah tangga dan restoran berupa bandeng gulai, goreng, pindang, asap dan bakar.
HABITAT IKAN BANDENG:
Ikan bandeng mulanya hidup dilautan Hindia dan Fasifik hidup secara bergerombol
disekitar pesisir dan pulau-pulau terumbu karang namun ahir-ahir ini hidup di air payau,
danau mapun air tawar. Untuk budidaya pembesaran ikan bandeng lebih cocok
dilakukan di tambak air payau dengan menumbuhkan pakan alami maupun pemberian
pakan buatan atau pelet. Kadar tanah pH yang optimal untuk ikan bandeng antara 7-8,
dengan kandungan oksigen terlaru 3,5 ppm. Juga dapat menyesuaikan diri dengan
perbedaan salinitas yang ekstrim.
TAHAPAN PEBESARAN IKAN BANDENG:
1. PERSIAPAN TAMBAK
Dalam hal ini tambak yang dipersiapkan adalah tambak yang telah ada dan sudah
berulang kali melaksanakan panen ikan bandeng kita tidak lagi membicarakan site
selection (penentuan lokasi) maupun tata letak tambak, para petani tambak yang
tidak melaksakan tahapan persiapan dengan benar memang bisa panen ikan
bandeng namun hasilnya kurang maksimal karena langkah langkah dalam
persiapan tambak ini sering diabaikan atau tidak dilakukan secara benar. Agar
dapat menghasilkan panen ikan bandeng para petani tambak sebaiknya mengikuti
tahapan sbb:
a. Penjemuran Tambak.
- Air dikeringkan melalui saluran pembuangan- Benteng tambak yang bocor ditutup dengan baik dan diperkuat
- Lumpur yang cair dinaikan atau dibuang dari dalam tambak
- Dijemur hingga dasar tambak telihat retak -retak ( 2 minggu).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 8/75
- Pintu masuk air diperbaiki untuk menghindari kebocoran pada posisi yang
lebih tinggi
- Pintu pembuangan air diposisi yang lebih rendah dan berfungsi untuk
pengeringan tambak saat panen ikan bandeng
Gambar: Penjemuran Tambak ikan Bandeng
b. Pemupukan dan pengapuran dasar tambak
Setelah dasar tambak terlihat retak -retak langkah berikutnya dalah pemupukan
dasar tambak
agar tambak dapat menghasilkan ikan bandeng sesuai yang diharapkan dalam
jangka waktu relatif lama hindarilah penggunaan pupuk buatan /anorganik,penggunaan pupuk anorganik hanya dapat bertahan dalam waktu singkat oleh
sebab itu gunakanlah pupuk organik sbb:
- Taburlah pupuk kompos/berasal dari kotoran hewan dengan dosis 1-3
ton/Ha, kapur 1-2 ton/Ha jumlah kapur disesuaikan dengan Ph tanah.
- Siram/semprotkan pupuk cair organik 4 liter /Ha dan pemupukan susulan
dilakukan tiap 2 minggu hingga panen.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 9/75
Gambar : Pemupukan Tambak dengan Pupuk kompos
2. PENEBARAN BENIH GELONDONGAN
- Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, air dimasukan secara bertahap
(30%) tiga kali hingga ketingian 50 cm.
- Setelah air dimasukan biarkan selama 2 minggu
- Penebaran benih gelondongan ukuran 10 cm dengan padat tebar 50 ekor/meter
dengan cara terlebih dahulu memasukan plastik packing yang berisi ikan
kedalam tambak 1-2 jam agar suhu air dalam tambak dan air didalam packing
sama atau sesuai untuk menghindari ikan stress
3. PEMBERIAN PAKAN
- Benih gelondongan yang baru ditebar tentunya masih cukup makan dari pakan
alami yang tumbuh ditambak.
Gambar : Pakan buatan/pelet
- Setelah 2 minggu ditaburkan lagi pupuk cair organik untuk menumbuhkan
pakan alami
- Memasukan pupuk kompos/kotoran ternak kedalam goni plastik dengan
melubangi lalu dimasukan kedalam tambak untuk menumbuhkan pakan alami
untuk menekan penggunaan pakan buatan yang dapat menekan biaya
produksi.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 10/75
- Pemberian pakan buatan disesuaikan dengan kondisi pakan alami didalam
tambak dapat dilakukan setelah ikan 3 bulan didalam Tambak hingga panen
sesuai ukuran ikan bandeng yang diharapkan menurut kebutuhan pasar
setempat atau lokal.
Gambar: Benih dari Pendederan siap di tebar
4. PEMANENAN IKAN BANDENG.
Panenen ikan bandeng dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Panen selektif
yaitu dengan cara mengeringkan/ membuang air dari tambak sebanyak 70 %
kemudian menyeser ikan dengan jaring kemudian ikan disortir/ dipilih yang
dipanen adalah ikan yang besar atau ikan telah memenuhi ukuran yang
diharapkan lalu dijual kepasar atau pedagang
b. Panen total
yaitu panen yang dilakukan serentak atau sekaligus yang besar maupun yang
kecil semuanya dipanen dan dijual kepasar atau kepada pedagang ikan.
Gambar : Ikan Bandeng dibakar dengan aroma
dan rasa lezat ukuran 2 ekor/ kg.
Daftar Pustaka dan Nara Sumber :
-Achmad Sudrajat,2011. Panen bandeng 50 hari
-Afuadi Abdul jalil Ketua P2MKP Tabina Rawa
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 11/75
Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng
Do you like this story?
Ikan bandeng atau (Chanos chanos) adalah ikan pangan yang sangat populer di AsiaTenggara. Ikan bandeng ini merupakan Satu-satunya spesies yang masih ada dalam
familia Chanidae (Bersama 6 genus tambahan di laporkan pernah ada namun telah
punah) Dalam bahasa bugis dan makasar di kenal sebagai ikan bolu, Dan dalam
bahasa Inggrisnya milkfish.
Mereka hidup di samudra hindia dan samudra fasifik dan cendrung berkawanan di
sekitar pesisir dan Pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru
menetas hidup di laut selama 2 -3 minggu, Kemudian berpindah ke Rawa-rawa bakau
berair payau. Dan terkadang di danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut jika
telah dewasa dan bisa berkembang biak.
Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng
Ikan muda di sebut Nener, Di kumpulkan orang dari Sungai-sungai dan di besarkan
(Budidayakan) di Tambak-tambak. Dan disana mereka dapat di beri makanan apa saja
dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar yang biasanya sekitar (25 - 30 cm)
Bandeng di jual segar atau beku. Kemudian bandeng diolah dengan cara di goreng, di
bakar, di kukus, di pindang, atau di asap (Panggang).
Penggelondongan Ikan Bandeng
1. Pendahuluan
Kegiatan penggelondongan nener merupakan mata rantai yang bertujuan salahsatunya adalah menekan mortalitas benih karena penggelondongan nener adalah
masa awal pemeliharaan yang dianggap sebagai masa paling kritis. Usaha
penggelondongan nener bukan lagi sekedar usaha sambilan, Di samping usaha
pembesaranya tambak, Melainkan sebagai usaha komersial yang harus di tangani
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 12/75
lebih serius dan berhati-hati. Oleh karena usaha penangkapan nener dari alam sulit
di lakukan, Sedangkan kebutuhan atau permintaan akan nener meningkat, Maka di
harapkan teknik pengelolaan penggelondongan dapat lebih di kembangkan.
Salah satu metoda dalam penggelondongan di petakan tambak. Usaha ini di
lakukan dalam petakan tambak yang ukuranya relatif kecil (500 - 1000 m2) Atau
dengan cara menyekat tambak dengan masa 3 minggu sampai 1 bulan. Usaha
penggelondongan telah banyak berkembang di beberapa daerah di Indonesia.
Antara lain : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh.
Usaha tersebut diupayakan membahas teknik pengelolaan penggelondongan pada
ketikan ini. Tujuan ketikan ini adalah menginformasikan kepada para petani
maupun pengusaha mengenai teknik pengelola penggelondongan nener yang tepat
dan baik.
2. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai
berikut:
1. Mempertimbangkan Aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi, Seperti, Tata
Ruang, Sumber air dan pengairan, Diusahakan tidak begitu jauh dari pantai agar
suhu yang ada dapat mendukung keberhasilan usaha pemeliharaan benih
bandeng. Dan suhu air pada tambak berkisar antara (30 - 33 derajat C).
2. Jarak lokasi ideal dari sumber benih/nener maksimal (12 Jam). Perjalanan
selama dalam pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 Jam.
3. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan usaha penggelondongan
bandeng adalah persaingan penggunaan lahan antar sesama pengusaha
tambak.
4. Sarana transportasi. kelancaran sarana angkutan terutama jalan, sangat
memegang peranan penting dalam usaha penggelondongan nener tersebut.
Oleh sebab itu pilihlah lokasi yang sarana lalu lintas dapat menjamin mutu nener
tetap baik.
5. Jaringan Listrik. Sarana yang di perhatikan dalam memilih lokasi adalah yang
dekat dengan jaringan listrik Negara (PLN) Namun untuk usaha
penggelondongan bandeng kebutuhan listrik bisa di ganti dengan Alat-alat yang
lain seperti (Genset).
3. Sistem Petak Peneneran
Sistem petak peneneran haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal
sebagai berikut :
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 13/75
1. Petak Untuk Nener : Petakan untuk nener pada umumnya dangkal, Luasnya
berkisar antara (500 - 1.000 m 2). Dan letak petakan nener dekat dengan
sumber air tawar maupun air asin.
2. Petakan Untuk Gelondongan : Petakan gelondongan mempunyai areal yang
lebih besar dan luas dan lebih dalam (1.000 - 2.000 m 2). Hal ini di gunakan
untuk menampung gelondongan dari petakan peneneran tempat untuk
menumbuhkan gelondongan kecil (pre fingerling) Atau untuk penyimpanan dan
menahan gelondongan besar (post fingerling).
3. Petakan Aklimatisasi : Petakan untuk aklimatisasi atau yang biasa di sebut
ipukan/babybox yang merupakan petakan kecil yang terbuat dalam
penggelondongan dan bersifat hanya sementara. Iputan ini di batasi oleh
pematang yang rlatif kecil (Sempit dan rendah) di bangun berdekatan dengan
saluran air, Agar mutu lebih baik dan memudahkan pengelolaanya. Dan ukuran
luasnya tergantung kepada banyaknya nener yang akan di tebarkan (Stock).
Pada musim kemarau temperatur udara dapat naik mencapai (33 derajat C)
ipukan dapat menampung (5.000 - 10.000 ekor/m 2 selama 3 hari), meskipun di
bawah periode yang relatif tenang.
4. Tempat Pengumpulan Atau Tempat Untuk Panen : Berupa petakan kecil
untuk penangkapan atau kanal yang sempit atau tempat untuk mengumpulkan
gelondongan dalam waktu singkat. Ikan-kan di kumpulkan di tempat
pengumpulan dengan cara pengaturan aliran air, Dari air pada saat pasang atau
air dari petakan lain yang telah di siapkan sebelumnya. Aerasi dapat diatur
dengan aliran air dari tambak yang berdekatan atau dari tambak yang lain.
Sehingga tidak terjadi efek yang merugikan karena kekurangan oksigen,
Walaupun di dalam petakan tersebut padat dengan ikan. Dalam petakan ini Ikan-
ikan tersebut mudah di jaring dan di pindahkan ke petakan yang lain dengan
cara menggunakan jaring untuk pemindahan gelondongan. Hal tersebut di
permudah dengan sifat ikan bandeng yang senang menentang arus.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 14/75
Gambar satu : Letak penggelondongan komersial yang lengkap
Keterangan Gambar 1 :
1. Kanal utama.
2. Kanal pembagi petakan.
3. Petak penangkapan.
4. Petak penggelondongan.
5. Pintu Dan Gorong-gorong : Petakan untuk nener, gelondongan dan
penangkapan atau pengumpulan dilengkapi dengan Pintu-pintu atau Gorong-
gorong, Yang di pasang rapi dan diberi saringan. Yang terutama perlu di
perhatikan adalah : Petakan untuk nener dan jangan sampai kemasukan Telur-
telur maupun larva predator seperti kakap, kerapu, belut, Dan lain sebagainya.
Pada pintu perlu di pasang saringan nylon yang halus, atau bahan yang serupa.
bisa juga di pergunakan Saring-saringan yang berbentuk kantng dari nylon yang
halus, Yang di pasang pada ujung dari Gorong-gorong selama persiapan
petakan untuk nener dan juga selama 10 hari pertama setelah penebaran Nener.
4. Pengelolaan Petakan Pengelondongan
a. Persiapan Petakan Untuk Aklimatisasi : Beberapa hari sebelum penebaran
nener bandeng,petakan aklimatisasi di persiapkandengan baik, pematrang
dilapisi dengan tanah yang lunak,Dan di lengkapi dengan atap yang di buat
dari Kisi-kisi bambu. Pada kaki bagian dalam pematangpeneneran sebaiknya
di beri berm, guna memudahkan petugas tambak berada,atau bertugas lebih
dekat dengan pembatasan air, Berm mempunyai 2 macam kegunaanya aitu :
Merupakan tempat untuk pembetulan Bocoran-bocoran pada pematang dan
menahan Lonsoran tanah dari pematang. Kemudian petakan di keringkan dan
perataan dasar petakan di kerjakan.
Dengan kemiringan yang dibuat menuju arah pintu air selama tanah belum
keras (Masih basah). Untuk perataan tanah dapat menggunakan garu dan
kayu, Juga dapat menggunakan papan yang panjang yang di dorongoleh dua
atau tiga orang. Lubang bekas kaki di tutup, sebab berkemungkinan dapat di
pakai tempat untuk sembunyinya Ikan-ikan liar atau telurnya yang dapat
bertahan hidup selama pengairan pada masa persiapan.
Gambar 2 Garu, Keterangan gambar : 1. Papangaru, 2. Tangkai dari kayu
atau bambu.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 15/75
b. Kultur Makanan Alami : Makanan yang paling ideal bibit bandeng dan
gelondongan adalah (Klekap), Yakni kumpulan diatome dasar, alga biru,
inverterbrata tingkat rendah, 200 Palnkton, Juga di perlukan untuk melengkapi
nilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar dan berukuran panjang (80mm) Sudah dapat memakan alga hijau benang atau lumut ( Chaetomorpha sp,
Entormorpha sp, dan Cladophora sp).
c. Kultur Klekap Pada Musim Kemarau :Musim kemarau merupakan saat yang
paling baik dan cocok untuk menumbuhkan klekap sebagai makanan alami.
Setelah petakan selesai perataanya lalu di biarkan kering sampai tanahnya
Retak-retak. Waktu pengeringan di perkirakan selama 2 - 3 minggu dan
tergantung pada tanah aslinya. Keberhasilan atau kegagalan dalam
menumbuhkan klekap yang baik dan menahanya agar tetap menempel pada
dasar tambak dan tregantung pada derajat kekeringanya.
Pengeringan yang tidak seimbang atau pengeringan yang kurang sempurna
akan menghasilkan klekap yang mudah lepas dari tanah dan akhirnya
mengambang. Bilamana terjadi sebaliknya, Jika terlalu lama
mengeringkanya sehingga lapisan permukaan tanah kekeringan. Maka terjadi
suatu kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhna klekap.
Pengeringan dianggap cukup bilamana kandungan air dari lapisan tanah yang
tebalnya sekitar (10 cm itu kira-kira 18 - 20%). Suatu hal yang praktis untuk
mengetahuinya ialah dengan jalan yang diatas tanah yang di keringkan
tersebut. Bilam mana tanah tersebut cukup kuat menahan orang sehingga
hanya turun (Tenggelam) sekitar 2 cm, Berat berat badan orang tersebut,
Maka pengeringan tanah dianggap telah cukup.
Pupuk organik kemudian di terbarkan setelah tanah cukup mengeras,
Kwantitasnya tergantung kepada jumlah dari kemerosotan bahan organik
dalam tanah tambak yang akan di pupuk. Pada umumnya Rata-rata tanah
memerlukan 500 - 1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar : 500 -
3.000 kg kotoran ternak untuk tiap hektar tambak. Pupuk organik segera di
tebarkan di tanah tambak, Setelah tanah tambak tersebut di genangi air
pasang yang baru, Sedalam Kira-kira 10 cm dan Pintu-pintu di tutup serta di
blok dengan tanah untuk menahan air tersebut.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 16/75
Beberapa petani tambnak menggunakan pupuk urea atau Ammonium sulfate
(ZA) Sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar untuk segera di tebarkan pada
Petak-petak agar lebih mempercepat proses pembusukan pupuk organik
tersebut. Air dalam petakan dibiarkan menguap seluruhnya atau dialirkan
keluar apabila telah jernih sekali. Pada dasar petakan di keringkan lagi seperti
keadaan pengeringan pertama sebelum di tebari pupuk organik. Pada
akhirnya praktis semua pupuk organik akan membusuk (Mengurai). Kegiatan
yang berikutnya memasukkan air kedalam petakan dengan cara berhati-hati.
Kemudian di saring melalui saringan halus yang berbentuk kantong dan di ikat
pada pintu air, Kira-kira 10 cm dan sekali lagi petakan di pupuk dengan urea
sebanyak 45 kg di tambah 45 - 55 kg pupuk TSP untuk tiap hektar.
Apabila klekap belum tumbuh pada saat penggenangan air yang pertama,
Pada saat ini akan mulai tumbuh dan menutupi semua permukaan dasar
tambak, Selanjutnya kedalaman di tambak secara bertahap sampai sekitar 20
cm dan petaan siap untuk di tebari ikan (Nener atau gelondongan bandeng).
d. Kultur Klekap Pada Musim Hujan : Untuk menanggulangi pertumbuhan
klekap pada musim hujan memang agak sulit, Penurunan kadar garam
menghalangi pertumbuhan dan kemungkinan penyebab kerusakan total dari
makanan bilamana terjadi perubahan mendadak. Oleh karena itu waktu dan
saat yang penting dalam mempersiapkan peneneran pada musim hujan. Yang
paling dekat diperlukan waktu 1 minggu yang cuacanya baik secara terus
menerus jika ingin mencapai keberhasilan.
Petakan di keringkan diratakan dan di biarkan paling sedikit 3 hari, Kemudian
air di masukkan dan pupuk dengan pupuk organik yang kuantitasnya samadengan yang dapat di gunakan pada pemupukan anorganis yang kedua di
musim kemarau. Pada saat itu juga ditambahkan bekatul sebanyak (200
kg/ha). Perlu di ketahui klekap yang tumbuh pada musim hujan ini tidak
sebanyak yang tumbuh di musim kemarau dan cendrung mudah lepas dari
tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, Yang akhirnya
mengelompok Di Sisi-sisi petakan akibat di hembus angin. Dalam hal
demikian klekap tidak dapat di manfaatkan oleh ikan yang di pelihara (Di
budidayakan).
e. Kultur Plankton : Disini harus kita perhatikan upaya untuk menumbuhkanplankton agar mencapai hasil yang memuaskan (Sukses) diperlukan air yang
dalam serta rendah kadar garamnya, Terutama pada musim hujan. Mula-mula
petakan di kerjakan dan di biarkan selama 2 - 3 hari, Kemudian segera di isi
(Digenangi) dengan air pasang yang baru. Pupuk organik yang di berikan
haruslah cukup, yang biasanya terdiri dari kombinasi antara urea atau
Amonium sulfate (ZA) sebagai N (Nitrogen) dan Superfosfate (TSP) sebagai
sumber P205 (fosfate) ditambah bekatul yang di gunakan untuk membuat air
menjadi hijau warnanya, Yang sebahagian besarnya adalah (phytoplankton).
Pada umumnya petani tambak memulai dengan dosis (6 gram N, 6 - 9 gramP205 dan 50 - 100 gram) bekatul untuk setiap m 3 air yang kemudian di
naikkan dosisnya sampai didapatkan hasil yang di inginkan. Blooming
phytoplankton akan terjadi dalam 48 Jam pada cuaca yang memungkinkan.
Petakan siap diberi ikan apabila suatu obyek yang putih berada di dalam air
hilang (Lenyap) dari pandangan pada kedalaman kurang lebih (30 cm).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 17/75
5. Penebaran, Penanaman, (Stocking)
a. Persiapan petakan untuk aklimatisasi (ipukan) : Petakan untuk aklimatisasi
(ipukan) sangat perlu di buat, Atau bila telah telah ada perlu di siapkan dengan
baik. Pematangnya di plester atau dilapisi dengan tanah yang lunak dansekalian menutup Bocoran-bocoran. Atap yang di perlukan biasanya dibuat
dari kisi-kisi bambu (kere) untuk memberikan kesejukan kita dapat
memanfaatkan cabang-cabang dari pohon Api-api yang baru di potong,
Seperti, Daun kelapa, Daun nipah, diletakkan diatasnyasebagai atap (Dapat di
gunakan daun nipah atau daun kelapa yang di buat khusus untuk atap. Dan
ada juga yang di tancapkan pada keliling ipukan, Agar memberikan suasana
yang sejuk (kesejukan). Dengan cara demikian ipukan tidak menerima sinar
matahari lansung dan suhu menjadi rendah di dalamnya.
Untuk mengatasi adanya hujan turun, Atap perlu di lapisi atau di tutup dengan
plastik (polyethelene sheet). APabila ipukan di buat dengan 1 atau dengan 2
pematang dari etakan sebagai Sisinya, Dan perlu adanya kanal (Saluran kecil)
sepanjang berm untuk mengalirkan air hujan terutama dan pematang petakan
agar masuk petakan besar dan tidak masuk ke ipukan. Semua pematang
ipukan di tutupi dengan lembaran plasti. Terutama air hjan yang mengalir dari
pematang petakan dan masuk kedalam ipukan dapat menyebabkan kematian
nener yang di simpan di ipukan dalam keadaan padat. Pada saat yang singkat
sebelum nener datang semua air di dalam ipukan di kuras keluar. Air tawar
secukupnyadapat juga air sumur atau dari mata air yang lain disisikan pada
ipukan pelan-pelan, Selanjutnya air pasang yang baru di lewatkan melalui
saringan yang halus di tambahkan sampai kadar garam mencapai 15 - 20 ppt.
Lalu air dibiarkan jernih, Sedimen dibiarkan mengendap dahulu dan semua
Kotoran-kotoran yang mengambang di buang (Dapt juga diambili).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 18/75
b. Penebaran Nener : Nener di bawa ketambak dengan kantong plastik dan di
beri oksigen. Yang biasanya pada pengangkutan nener digunakan air yang
kadar garamnya antara (15 - 20 ppt). Hal ini yang mengharuskan ipukan di isi
air tawar agar kadar garam sesuai dengan air untuk pengangkutan nener,
Pelepasan nener biasanya dilaksanakan pada pagi hari atau pada sore hari,Pada saat suhu udara relatif lebih dingin dan sejuk. Untuk mempermudah
dalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik di biarkan
mengambang di dalam ipukan untuk satu atau dua Jam lamanya sebelum di
lepaskan. Kemudian di dalam petakan Penggelondongan diusahakan untuk
kepadatan penebaran antara (40 - 50 ekor per m 2). Pelepasan nener secara
lansung ke ipukan dapat juga di lakukan, Akan tetapi lebih aman jikalau hal
tersebut tidak di lakukan. Pada mula nener bersama airnya dituangkan
kedalam baskom plastik kemudian air dari ipukan ditambahkan ke baskom
sedikit demi sedikit sampai kira-kira sama dengan kondisinya dengan airipukan tersebut. Selain itu baskom secara Pelan-pelan di miringkan dan di
biarkan nener tersebut berenang keluar.
Pada permukaan kolam nener akan Berenang-renang di permukaan air,
Tetapi setelah teradap tasi dan merasa segar kembali dan mereka mulai
makan Benthhic algae yang tipis di dasar. Untuk adaptasi nener sepenuhnya
dalam dalam ipukan di perlukan waktu sekitar 12 Jam. Lalu nener yang
kondisi lemah akan memerlukan waktu lebih lama untuk adaptasi dan
Berenang-renang pada permukaan air dalam ipukan. Jika nener telah nampak
aktif bergerak dan makan, Maka pematang ipukan dapat di potong sedikit dansisipkan saringan dengan bahan yang halus di tempat tersebut.
Pematang yang di potong tersebut di pergunakan untuk memudahkan
pertukaran air di dalam maupun di luar ipukan. Yang biasanya kadar air garam
di luar ipukan lebih dari 40 ppt, Dan dalam sekitar 12 Jam sesudahnya. Kadar
garam akan sama atau yang di dalam ipukan akan lebih rendah sedikit dari
pada garam di petakan luar (Di luar ipukan). Apabila nener tampak mulai
berkumpul di sekitar saringan menentang arus yang melewati saringan, Hal ini
menunjukkan bahwa nener tersebut telah cukup aklimatisasi terhadap kondisi
garam dari petakan untuk Nener. Dan saringan telah dapat diambil dan nener
di biarkan lepas berenang keluar. Hal seperti ini di kerjakan pada pagi hari
atau di sore hari ketika air di petakan bersuhu rendah.
Gambar 4 : Ipukan tidak di perlukan pada saat musim hujan apabila kadar garam di
petakan telah menjadi rendah, Nener dapat di lepaskan lansung ke dalam air setelah cukup
aklimatisasi di dalam baskom. Jika nener Payus (Elops sp) Belum terambil atau belum di
seleksi, Nener hendaknya di lepaskan di dalam happa nylon dengan ukuran mata jaring (5 - 6
tiap cm) yang di pasang dalam petakan. Nener bandeng dapat lolos keluar sedang di dalam
happa tertinggal payus serta nener bandeng yang agak besar sedikit ukuranya dari mata
happa nylon.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 19/75
c. Pengaturan Air : Pada umumnya selama 7 - 10 hari setelah pelepasan nener,
Tidak di lakukan penggantian air. Selama itu nener tambah lebih menjadi
besar dan perlu adanya saringan di pintu yang dapat menahan nener
keluarakan tetapi dapat memasukkan air kedalam petakan. Penyegaran dapat
di lakukan dengan mengalirkan air keluar kemudian di ganti dengan airpasang yang baru. Kemudian saringan perlu di cek setiap saat membuka
pintu.
Penutupan harus di lakukan dengan berhati-hati, Terutama dalam
pemasangan Papan-papan pintu. Petakan untuk nener mempunyai dasar
yang lebih tinggi dan rata jika di bandingkan dengan Petakan-petakan yang
lain. Oleh karena itu perlu adanya tindakan bila masih terjadi Bocoran-bocoran
pada waktu memasukkan air di saat pasang terakhir.
Pilihan lain adalah perlu menyediakan pompa air untuk pasang yang rendah
bila tidak mencapai petak peneneran. Nener tumbuh lebih cepat pada air yangberkadar garam yang agak rendah. Oleh karena itu pada musim kemarau di
lakukan penyegaran dengan penggantian air. Penyegaran yang di lakukan
pada pada musim hujan, Terutama untk menjaga dan memelihara klekap atau
untuk memperbaiki kondisi air. Jika plankton merupakan makanan utama di
perlukan kadar garam yang rendah dan sering ada hujan akan lebih baik dan
bermanfaat.
d. Pakan : Pemberian makanan tambahan mengakibatkan bertambahnya input.
Hal ini hanya di berikan atau dilaksanakan jika makanan alami habis dan tidak
ada tempat yang layak atau yang siap untuk di pergunakan. Pengusahagelondongan bandeng melaksanakan penimbunan dan penahanan
gelondongan dengan memberikan makanan tambahan, Justru itu pengusaha
tersebut berani menggunakan padat penebaran yang tinggi pada tambak. Nah
berikut ini beberapa macam makanan tambahan yang sering di pergunakan.
- Katul yang halus hasil sisa penggilingan padi yang baru berbentuk tepung
atau di jadikan pellet.
- Tepung gandum (Terigu) berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
- Bungkil jagung (Bungkil dari lembaga jagung) Bberbentuk tepung atau
pellet.
- Bungkil kacang tanah, Berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
- Bungkil kelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
- Roti yang telah lama, Atau telah basi.
- Kotoran ternak atau lebih baik kotoran ayam.
Penambahan makanan sebaiknya habis dimakan dalam jangka waktu 2
sampai 3 Jam. Jika tidak, maka air akan mengalami pencemaran. Setidak-
tidaknya makanan di berikan 3 kali setiap hari atau cukup 2 kali saja (Pagi dan
sore hari). Makanan dapat di berikan dengan cara di taburkan atau di
tempelkan pada suatu tempat yang tertentu yang berada di dalam kolam,
(Petakan). Kondisi gelondongan yang kurang baik (Kurus) Perlu di perbaiki
sebagai persiapan untuk pemindahanya ke tambak yang lain, Gelondongan
yang kurus mudah sekali mengalami tekanan. Sisiknya mudah lepas
walaupun diperlukan biasa saja dan tempat yang tidak berisik akan mudah
mengalami infeksi dari bakteri dan jamur.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 20/75
6. Hambatan Pengelolaan
Dalam usaha pengeloaan tambak sering dijumpai Hal-hal yang menghambat
(Menghalangi) kelancaran usaha, Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Nener Yang Jelek Pada Saat Penebaran : Pedagang nener yang
biasanya menampung dalam kondisi yang sangat padat sambil menunggu
pembeli. Selama musim nener pedagang nener mengumpulkan hasilpenangkapan setiap hari, kemudian di tampung dan di kumpulkan sampai
cukup banyak jumlah untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang pertama
datang. sering juga terjadi bahwa nener tidak di beri makan untuk beberapa
hari, Yang mengakibatkan lapar dan lemah menyebabkan kondisi nener
menjadi lamban geraknya dan mudah mendapat tekanan (Stress) waktu
dalam penghitungan, Apabila diangkut dalam kondisi yang berjejal dalam
kantong plastik, Suhu tinggi, Terjadi pertukaran Zat-zat dalam tubuhnya,
eksresi, tekanan oksigen dan jalanan yang kasar dapat menambah kelelahan
nener tersebut. Banyak perlakuan di tambak dapat menambah makin lelah
dan memberatkan situsi dan tidak tahan terhadap kondisi dalam petakan yangsedikit kurang baik.
b. Aklimatisasi Yang Kurang Cukup : Dalam melepaskan nener ke petak
peneneran di perlukan waktu yang cukup untuk aklimatisasi, Sehingga nener
dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan atau kondisi lingkungan.
Penggantian air secara mendadak dengan perbedaan kadar garam atau suhu
yang besar dapat mengakibatkan yang kurang baik. Nener tidak cukup waktu
untuk menyeduaikan diri atau beradaptasi terhadap kondisi lingkungan dan
akhirnya menjadi lemah, Bahkan dapat menyebabkan Kematian.
c. Bocoran-bocoran : Sifat naluri yang senang menentang arus air
menyebabkan nener mudah lolos melalui bocoran yang ada di pematang. DanPintu Saringan Dan Papan-papan penutup pintu yang tidak benar
pemasanganya memungkinkan nener dan gelondongan kecil dapat lolos
keluar, Hal tersebut memungkinkan pula masuknya Ikan-ikan yang buas yang
masih kecil yang akhirny dapat memangsa nener dalam petakan tersebut.
d. Terjerat : Alga benang, Klekap yang lebar-lebar dan lepa dari dasar tambak,
Kantong-kantong telur dari Cacing-cacing Polychaeta merupakan benda-
benda yang dapat menyebabkan nener di tambak terjerat. Nener terjerat atau
terbelit oleh alga benang atau terjebak dalam gelembung Telur-telur
Polychaeta. Pada petakan yang dangkal, Selapis klekap yang lebar Tiba-tiba
mengambang kepermukaan akibat terkumpulnya gelembung-gelembungoksigen dari hasil asimilasi komponen Tumbuh-tumbuhan dapat menyebabkan
nener yang sedang makan atau yang berenang di atasnya ikut terangkat ke
permukaan dan akhirnya akan mati karena terdampar dan tidak dapat kembali
ke Air.
e. Keracunan : Oleh karena petakan untuk nener pada umumnya berukuran
kecil, maka mudah mengalami kontaminasi Unsur-unsur yang beracun yang
bersama air atau dari sumber yang lain. Kematian secara Besar-besaran
Terkadang terjadi tambak yang mengalami air dari sungai yang mengalirkan
Sisa-sisa dari pabrik atau sampah industri yang di buang. Hal tersebut
jugasering terjadi pada daerah yang dekat dengan daerah pertanian.Terutama daerahsawah yang sering memberi pestisida untuk pemberantasan
hama. Kadang-kadang pematang tambak sendiri dapat menjadi sumber
material yang mempunyai daya racun yang tinggi. Telah banyak contoh
kematian total yang terjadi pada peneneran setelah selesai hujan pertama
yang sangat lebat setelah musim kemarau yang panjang.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 21/75
Kasus demikian juga sering terjadi pada Tambak-tambak yang baru dibangun
dari daerah Rawa-rawa yang banyak pohon bakaunya (mangrove). Pematang
di buat dari Tanah-tanah yang terdiri dari banyak akar-akaran yang membusuk
dan terkumpul bahan organik yang mengandung Unsur-unsur racun asam
humus dan asam Sulfida (H2S) Di lereng diatas pematang tersebut digambarkan sebagai hasil penguapan dari pematang yang banyak
mengandung air atau kadar air yang tinggi. Senyawaan belerang dapat pula
terbentuk dari pembusukkan akar yang tampak di pematang. Tetesan air
hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak karena terbatasnya
areal di peneneran, Unsur yang di kehendaki tersebut segera menyebar
sehingga menyebabkan nener maupun gelondongan banyak yang mati karena
Keracunan.
f. Penanganan Yang Salah (Tidak Benar) : Pengeringan yang mendadak
disebabkan penutupan pintu kurang sempurna adlah yang seringmenyebabkan banyak nener dan gelondongan hilang atau mati, Saringan
yang rusak yang robek atau kesalahan dalam pemasanganya adalah faktor
penyebab hilangnya nener. Sifat masa bodoh tersebut (sifat masa bodoh
penjaga) tidak dapat dianggap sepi begitu saja. Penjaga yang sangat letih
(lelah) terkadang mudah sekali tertidur, Sedangkan periode pengeringan atau
pengisian peneneran berlangsung pada malam hari di saat terjadinya surut
rendah atau pasang yang tinggi, Karena tidur maka penjaga tidak mengontrol
keadaan dengan teliti dan baik,Yang mengakibatkan lingkungan pematang
terjadi kerusakang. Analisa Usaha Penggelondongan Bandeng : Dalam pemeliharaan nener
bandeng untuk gelondongan di perlukan waktu pemeliharaan selama lebih 21
hari, Pada usia tersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 -
3 cm dan berat Rata-rata 2 - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m
2 Rp. 50,-per ekor maka kelangsungan hidup nener untuk mencapai
gelondongan adalah 75% - 90%. Harga jual per ekor untuk ukuran
gelondongan tersebut adalah Rp. 100,- Usaha Penggelondongan tersebut
dapat dilaksanakan di tambak luas 0,5 HA (4 Petakan). Dalam 1 tahun di
perhitungkan dapat memelihara bandeng tersebut sebanyak 6 periode,
Selanjutnya pada tebar 200.000 ekor dengan SR 80%. Hal inilah yang dapat
memberikan harapan dikembang usahakan sebagai salah satu komoditas
dalam agribisnis.
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips
Terbaik Budidaya Ikan Bandeng Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk
anda tentunya pengunjung
saya http://sabdaalamnusantara.blogspot.com/2013/10/tips-terbaik-budidaya-
ikan-bandeng.html
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 22/75
Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Tambak
13 JUL 2015
ARIS SANDO HAMZAH
AIR PAYAU, BUDIDAYA, IKAN BANDENG, TAMBAK
I. PENDAHULUAN
Usaha budidaya tambak pada umumnya mengalami beberapa permasalahan antara
lain: ancaman penyakit, sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan pandangkalan
saluran tambak, sulitnya mencari benih unggul, tingginya harga saprodi dan
terbatasnya penerapan budidaya tambak ramah lingkungan serta rusaknya ekosistem
lingkungan pesisir dan areal pertambakan sehingga produksi tidak optimal. Kendala
dan permasalahan dalam usaha budidaya tambak perlu diperhatikan, karena selain
menjadi tantangan juga dapat menjadi ancaman untuk pengembangan budidaya
tambak. Oleh karena itu perikanan budidaya tambak di daerah-daerah di Indonesia
khususnya kota kendari perlu dikembangkan berdasarkan komoditas budidaya dan
aplikasi teknologi budidaya yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
Kurangnya perhatian dan manajemen budidaya tambak yang baik akan menimbulkan
kerusakan dan pencemaran serta kerugian yang besar. Hal ini dapat menjadi salah satu
ancaman bagi pembudidaya yang baru memulai budidaya tambak. Selain itu ilmu
pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam keberlanjutan usaha
budidaya tambak. Produktivitas tambak yang rendah ini perlu mendapat perhatian
terutama terkait dengan daya dukung lahan tambak, agar daya dukung lahan tambak
dapat diketahui lebih dini sehingga alokasi sumberdaya lahan tambak dapat ditentukan
lebih tepat. Akibat lebih lanjut adalah konsep budidaya tambak yang berkelanjutan
dapat terwujud. Dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26
tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional telah ditetapkan bahwa
kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi: pengendalian perkembangan
kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas yang memiliki keunggulan komparatif
dan strategis dibandingkan komoditas perikanan lainnya karena teknologi pembesaran
dan pembenihannya telah dikuasai dan berkembang di masyarakat. Pembudidayaan
bandeng merupakan salah satu upaya diversifikasi akibat kemerosotan mutu
lingkungan yang diakibatkan oleh mewabahnya penyakit pada udang. Sehingga
berdampak pada menurunnya produksi udang dan banyaknya tambak yang terlantarkarena pemilik mengalami kerugian. Bandeng menurut Ahmad dan Yakob (1998)
adalah komoditas yang tahan terhadap perubahan mutu lingkungan dan diharapkan
dapat mempertahankan produktivitas lahan tambak.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 23/75
II. PEMBAHASAN
A. Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Prahasta dan Hasanawi (2009), jenis ikan bandeng yang dibudidayakan
oleh masyarakat termasuk dalam genus Chanos. Ikan bandeng, jika dilihat secara
ilmiah, dengan taksonomi hewan atau sistermatika hewan, dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos
Gambar 1. Morfologi Ikan Bandeng (Sumber: www.animaldiversity.org)
Ikan bandeng mempunyai bentuk luar yang hampir sama dengan ikan-ikan lainnya,
yaitu seperti torpedo, dimana sirip-sirip berfungsi sebagai alat untuk berenang
(Martosudarmo et al., 1984). Mulut ikan bandeng berbentuk simetribilateral, di
depan dan bergigi, terdiri dari rahang atas (premaxilla) dan rahang bawah (maxilla).
Mempunyai dua buah lubang hidung (nostril), terletak di
depan mata dan tertutupi oleh lapisan seperti gelatin dan tidak mempunyai pelupuk
mata (eyelid). Ikan bandeng mempunyai beberapa sirip pada tubuhnya, antara lain:
sirip punggung berjari-jari lemah 13-17 terletak ditengah-tengah punggung, sirip
dada berjari-jari lemah 16-17. Sirip dada dan perut mempunyai sisik tambahan
(auxilliarry scale) dan terlihat jelas pada pangkal sirip tersebut. Sirip dubur jauh
kebelakang dekat sirip ekor dan berjari-jari lemah sampai 11. Sirip ekor panjang
dan bercagak. Umumnya tubuh ikan bandeng dilindungi oleh sisik cyclid. Sisik garis
rusuk (linea lateralis) tampak pada kedua sisi badan ikan, terbentuk dari baris sisik
yang berpori (Marzuqi, 2015).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 24/75
B. Produksi Ikan Bandeng
Dilihat dari aspek konsumsi, ikan bandeng adalah sumber protein yang sehat sebab
bandeng adalah sumber protein yang tidak mengandung kolesterol. Saat ini
bandeng dibudidayakan secara tradisional dengan padat penebaran 3.000 – 5.000
ekor per hektar. Pemeliharaan hanya mengandalkan pupuk sebagai input untukpertumbuhan kelekap atau alga sebagai pakan alami dengan rata-rata produksi
yang dicapai hanya sekitar 300-1.000 kg per hektar. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan produksi budidaya ikan bandeng, antara lain dari
faktor teknis, biologis, sosial dan ekonomi. Lokasi merupakan salah satu penentu
keberhasilan usaha budidaya bandeng. Secara teknis, lokasi sangat mempengaruhi
konstruksi dan daya tahan serta biaya memelihara tambak. Secara biologis, lokasi
sangat menentukan tingkat produktivitas usaha dan bahkan keberhasilan panen.
Secara sosial dan ekonomi keuntungan maksimal dapat diperoleh bila lokasi yang
dipilih mampu menurunkan biaya panen dan transportasi serta meningkatkan akses
ke pemasaran (Kaunang, 2006). Tata letak suatu tambak harus memenuhi tujuan
antara lain : menjamin mobilitas operasional sehari-hari, menjamin keamanan
kelancaran pasok air dan pembuangannya, dapat menekan biaya konstruksi tanpa
mengurangi fungsi teknis dari unit tambak yang di bangun, dan mempertahankan
kelestarian lingkungan (Mustafa, 2008).
1. Persiapan Wadah
Penggolongan tambak pada dasarnya dibedakan berdasarkan managemen
pengelolahan tambak dan kemampuan ataupun jenis tambak itu sendiri.Managemen didalam budidaya tambak udang merupakan serangkaian kegiatan
operasional yang dilakukan dalam masa pembesaran udang atau disebut
dengan (on growing). Menurut Kongkeo (1997), menyatakan bahwa persiapan
lahan adalah operasi paling penting dalam budidaya udang intensif. Persiapan ini
dapat menghilangkan gas beracun, seperti amonia, hidrogen, sulfide, dan
metana, serta pathogen didasar yang telah terakumulasi dari budidaya
sebelumnya. Kegiatan yang termasuk persiapan lahan adalah pengeringan,
pemupukan, pengapuran, pengendalian hama, pemasangan kincir, pengisian air.
Keasaman tanah kolam dapat dinetralkan dan produktivitas kolam dapat
diperbaiki dengan pengapuran (William, 2009). Menurut Mahyudin (2008),
pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah
dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan
cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam
dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air. Tujuan
pemupukan tambak adalah untuk menyuburkan pertumbuhan klekap yang
hidupnya menempel pada tanah dasar tambak. Karena kehidupan klekap yangmenempel pada tanah dasar tambak tersebut maka pemupukan lebih ditujukan
pada pemupukan tanah dasar (Zakaria, 2011). Selain itu, ikan bandeng yang
dipelihara pada tambak wanamina mengalami pertumbuhan rata-rata 100 gr
lebih tinggi dibandingkan dengan ikan bandeng yang dipelihara pada tambak non
wanamina (Poedjirahajoe, 2000).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 25/75
2. Penebaran Benih
Ruang gerak karena adanya padat penebaran secara langsung tidak
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan bandeng, karena ikan bandeng
tidak mempunyai sifat kanibal terhadap lainnya, dan juga ikan bandengmerupakan jenis ikan yang suka berkelompok dalam mencari makanan
walaupun dalam jumlah yang tidak begitu besar. Lain halnya dengan udang
windu padat penebaran secara langsung berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup, karena udang windu mempunyai sifat kanibal terhadap lainnya. (Tjoronge,
2005). Akan tetapi menurut McCormick et al. (1998) dalam Ninef (2002), bahwa
padat penebaran yang tinggi akan menyebabkan tingkat persaingan terhadap
makanan dan ruang menjadi tinggi yang akan menurunkan tingkat
kelulushidupan suatu organisme. Menurut Mangampa dkk. (2008), menyatakan
bahwa semakin besar kepadatan ikan yang kita berikan, akan semakin kecil laju
pertumbuhan per individu. Dengan kepadatan rendah ikan mempunyai
kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan
kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan faktor luar yang
mempunyai peranan di dalam pertumbuhan (Syahid dkk., 2006).
3. Pemberian Pakan
Ikan tidak mempunyai kebutuhan protein yang mutlak, namun untuk menunjang
pertumbuhannya, ikan membutuhkan suatu campuran yang seimbang antara
asam amino esensial dan non-esensial (Buwono, 2000). Kesesuaian jenis pakan
sangat mempengaruhi suatu organisme untuk dapat bertahan hidup, tumbuh,
dan berkembang biak (Gilangsari, 2000). Pemberian pakan tambahan
(supplement feed) dari kombinasi tepung cacing tanah (L. rubellus) dan tepung
S. platensis yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan
ikan bandeng (C. chanos). Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan
(pemberian supplement feed berupa tepung cacing tanah 100%) dengan nilai
1,36% (Spikadhara dkk., 2012). Burhanuddin et al. (1993) sebesar antara 4,1-
4,3%/hari dan 49,8% (rasio konversi 2,01) yang mendapat pakan sebesar 5-
200% biomasa/hari. Dengan demikian pemberian pakan masih dapat
ditingkatkan lagi menjadi lebih dari 4% dari biomasa/hari (Sumawidjaja dkk.,
2002).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 26/75
4. Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama merupakan sumber penyakit pada ikan yang sering menyerang kolam
budidaya. Hama merupakan hewan yang berukuran lebih besar dan mampu
menimbulkan gangguan pada ikan, yang terdiri dari predator, kompetitor, dan
pencuri. Sumber penyakit yang sering menyerang ikan dikelompokkan menjadi 3,
yaitu: hama, parasiter, dan non parasiter. Parasiter adalah penyait yang
disebabkan oleh aktifitas organisme parasit, seperti virus, bakteri, jamur,
protozoa, cacing, dan udang renik. Non parasiter adalah penyakit yang
disebabkan oleh hama atau parasit, tetapi disebabkan oleh lingkungan, pakan,
dan keturunan. Penyakit ikan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan ganguan
pada ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap
ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan
yang kurang menunjang kehidupan ikan. Sedangkan penyakit ikan dibedakan
menjadi dua yaitu penyakit infeksi (biasanya disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dan penyakit non infeksi (seperti stres, tumor, gangguan gizi
pakan, dan traumatik). Berdasarkan daerah penyerangannya, penyakit yang
disebabkan oleh parasit dibagi menjadi penyait kulit, penyakit pada insang, dan
penyakit pada organ dalam (Suwarsito dan Mustafidah 2011).
Hewan kompetitor dan predator yang biasanya menyerang ikan bandeng adalah
belanak, payus, bioso, serta kepiting. Sedangkan hewan penyaing pakan dan
ruang adalah ikan mujair, udang, serangga, sera siput. Sedangkan penyaki pada
ikan bandeng dapat disebabkan oleh bakteri, virus, ektoparasit, dan lingkungan
yang kurang baik untuk pertumbuhan. Ektoparasit yang sering meyerang ikan
bandeng biasanya adalah Caligus sp., Trichodina sp., Caligus epidemicus,Caligus punctatus, Lernaea, dan Dactylogyrus (Fidyandini et al., 2012). Menurut
Rangka dan Asaad (2010), menjelaskan bahwa pengandalian hama dan
penyakit pada budidaya ikan bandeng yang dilakukan di Kabupaten Sinjai adalah
dengan melakukan pengendalian dini dan pengendalian lanjutan.
5. Monitoring dan Pemanenan
Biasanya panen dilakukan pada saat bandeng berumur 4 sampai 5 bulan dan
berbobot diantara 200 sampai 250 gram per ekor atau satu kilo berisi antara 4
sampai 5 ekor .Cara pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring
bandeng, dinamakan jaring bandeng karena jaring ini dibuat khusus untukmemanen bandeng dan ukurannya hanya dapat menangkap ikan bandeng yang
berukuran 200 gram keatas. Ikan-ikan kecil yang berukuran dibawah 200 gram
dapat lolos dan dapat tumbuh besar dan dapat dipanen pada bulan berikutnya.
Setelah panen dengan menggunakan jaring dan dimasukkan kedalam blung dan
apabila bandeng dipanen pada pada siang maupun sore hari maka bandeng
akan diawetkan dengan menggunakan es balok dan dijual pada malam hari
ataupun pada dini hari dan apabila panennya pada malam hari atau pada dini
hari maka ikan bandeng akan bisa langsung dijual. Cara penjualan ikan bandeng
ini bisa berbagai macam bisa dijual langsung kepasar ataupun denganmemanggil bakul ikan maka ikan tersebut akan diambil oleh bakul ikan dan upah
penjualan itu biasanya dengan menggunakan komisi (Romadon dan Subekti,
2011).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 27/75
C. Kualitas Air
1. Amonia
Amonia di perairan berasal dari sisa metabolisme (eksresi) hewan dan proses
dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Pada air buangan tambak
udang, keberadaaan amonia dihasilkan dari aktivitas ekskresi udang itu sendiri
dan proses dekomposisi bahan organik dari sisa pakan dan kotoran selama
pemeliharaan udang. Menurut Effendi (2003), sumber amonia lainnya di perairan
adalah gas nitrogen dari proses difusi udara yang tereduksi di dalam air. Amonia
di perairan dapat dijumpai dalam bentuk amonia total yang terdiri dari amonia
bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Kesetimbangan antara kedua bentuk
amonia di atas bergantung pada kondisi pH dan suhu perairan (Midlen dan
Redding, 2000). Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentukion amonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan
pH lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak-terionisasi yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak (Novotny dan Olem, 1994). Menurut
Abel (1989), tingkat toksisitas amonia tak-terionisasi tergantung pada kondisi pH
dan suhu di suatu perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan
proporsi amonia bebas di perairan meningkat (Abel, 1989).
Toksisitas amonia tak-terionisasi berbahaya bagi organisme akuatik, khususnya
bagi ikan (Effendi, 2003). Karena konsentrasi NH3 bebas yang tinggi di perairan
dapat menyebabkan kerusakan insang pada ikan. Selain itu tingginya
konsentrasi NH3 bebas dapat menyebabkan meningkatnya kadar amonia dalam
darah dan jaringan tubuh ikan, sehingga dapat mengurangi kemampuan darah
untuk mengangkut oksigen serta mengganggu kestabilan membran sel (Boyd,
1989). Menurut McNeely et al. (1979) dalam Effendi (2003), kadar amonia pada
perairan alami tidak lebih dari 0.1 mg/liter. Kemudian jika konsentrasi ammonia
tak-terionisasi lebih dari 0.2 mg/liter akan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
(Sawyer dan McCarty, 1978 dalam Effendi, 2003).
2. Suhu
Suhu air merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peranan penting
bagi kehidupan organisme. Pada perairan tropika suhu relatif tinggi (> 250C)
sepanjang tahun, sehingga demikian suhu relatif stabil dan umumnya jarang
menunjukkan gejala stratifikasi (Nur, 2002). Peningkatan suhu dapat
menyebabkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air. Peningkatan
suhu sebesar 100C menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sekitar 2-3 kalilipat. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah
sebesar 200C – 300C (Effendi, 2003). Menurut Poernomo (1988) kisaran suhu
yang diperbolehkan dalam pemeliharaan udang windu adalah 260C – 320C
sedangkan untuk pemeliharaan benih bandeng di tambak, temperatur air
bervariasi antara 240C – 38,50C (Bardach et al., 1973).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 28/75
3. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi
ion hidrogen [H+] yang mempunyai skala antara 0 sampai 14. Nilai pH
mengindikasikan apakah air tersebut netral, basa atau asam. Air dengan pH
dibawah 7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk basa. Parameter pH
merupakan variable kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang hari.
Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis yang tinggi, nilai
pH jarang mencapai diatas 8,5. Tetapi pada tambak ikan atau udang, pH air
dapat mencapai 9 atau lebih. Dibidang perikanan nilai pH perairan sangat
menentukan dalam usaha budidaya ikan. Perairan dengan pH rendah akan
berakibat fatal bagi kehidupan ikan, yaitu akan memperlambat laju pertumbuhan.
Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukainilai pH sekitar 7 – 8,5. Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena
tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah (Effendi 2003). Perubahan
keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke arah asam
(pH menurun), akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air di
sekitarnya. Nilai pH air normal adalah antara pH 6 sampai 8, sedangkan pH air
terpolusi, berbeda-beda nilainya tergantung dari jenis buangan (Fardiaz 1992).
4. Salinitas
Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air.
Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt atau
gram/liter. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah
kadar klor yang ada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian besar petambak
membudidayakan udang dalam air payau (15-30 ppt). Menurut Khordi (1997)
ikan bandeng akan memiliki pertumbuhan optimum pada kisaran salinitas 10-35
ppt. Sedangkan udang windu (Penaeus monodon), dan udang peci (P.
merguensis ) akan tumbuh dengan baik pada kisaran salinitas 15-22ppt.
5. Oksigen Terlarut
Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen terlarut atau
dissolved oxygen (DO) minimal yang diperlukan. Oksigen terlarut dalam air dapat
berasal dari hasil proses fotosintesis oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya,
dan difusi dari udara (Hariyadi et al., 1992). Kadar oksigen terlarut di perairan
dipengaruhi oleh proses aerasi, fotosintesis, respirasi, dan oksidasi bahan
organik. Terdapat suatu hubungan antara kadar oksigen dengan suhu, dimanasemakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin berkurang. Peningkatan
suhu sebesar 10C akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10%. Hampir
semua organism akuatik menyukai kondisi dengan kelarutan oksigen > 5 mg/liter
(Effendi 2003).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 29/75
BUDIDAYA BANDENG DI TAMBAK TRADISIONAL
Posted on 28/06/2011
Bandeng (milkfish, Chanos chanos), adalah ikan laut penting di kawasan Asia
Tenggara. Di Jawa, bandeng merupakan ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat mulai
dari kelas warteg, sampai menjadi bandeng presto sebagai oleh-oleh masyarakat
papan atas. Habitat bandeng tersebar di Samudera Hindia, mulai dari Laut Merah
sampai ke Afrika Selatan, dari Jepang Samudera Pasifik mulai dari California sampai ke
kepulauan Galapagos, dan dari pantai timur Afrika sampai pantai Barat Amerika.
Indonesia dan Filipina merupakan kepulauan yang menjadi habitat cukup baik bagi
bandeng. Bandeng tidak terdapat di Samudera Atlantik.
Habitat bandeng adalah laut tropis, yang kaya plankton. Baik zooplankton maupun
phytoplankton. Phytoplankton juga dikenal sebagai algae bersel satu. Zooplankton dan
phytoplankton merupakan makanan utama bandeng. Bandeng adalah ikan keluarga
(famili) Chanidae subfamili Chaninae yang masih eksis di alam. Tercatat pernah ada
tujuh spesies dari lima genus dalam famili Chanidae, yang sekarang sudah punah.
Hingga bandeng merupakan spesies dan genus tunggal dari ikan famili
Chanidae. Bandeng merupakan ikan soliter yang hidup berpasang-pasangan di sekitar
terumbu karang, di perairan laut dangkal.Ikan ini disebut milkfish, karena sisiknya yang lembut dan berwarna keperakan. Warna
putih perak inilah yang mengingatkan orang akan warna putih susu. Sisik bandeng
demikian lembutnya, hingga tidak perlu dibuang sebelum dimasak. Bandeng
merupakan ikan berbentuk torpedo yang sangat kompak, dangan kepala dan bagian
ekor meruncing. Sirip ekor bercabang dua. Di laut lepas, bandeng bisa mencapai
ukuran panjang sampai 1 m. lebih. Bandeng tangkapan dari alam, umumnya berukuran
kurang dari 50 cm. Sementara bandeng konsumsi hasil budidaya di tambak, umumnya
hanya berukuran antara 20 sd. 30 cm.
# # #
Bandeng berpijah di laut dengan salinitas penuh, namun masih berdekatan dengan
pantai berperairan payau. Setelah menetas, juvenil (nener, anak bandeng), hanya akan
hidup di air asin selama 1 sd. 2 minggu, untuk kemudian pindah ke perairan payau
terutama kawasan mangrove (hutan bakau, api-api dan nipah). Di sini bandeng akan
tumbuh menjadi dewasa dengan mengkonsumsi Zooplankton dan phytoplankton.
Setelah dewasa dan siap kawin, barulah bandeng kembali ke laut dengan salinitas
normal, untuk berpijah dan seterusnya hidup di sana. Itulah siklus hidup bandeng di
alam, yang sampai sekarang tetap dimanfaatkan oleh manusia.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 30/75
Sebab beda dengan udang, terutama udang windu (Penaeus monodon), yang sudah
bisa dibenihkan secara buatan, sampai sekarang bandeng masih belum bisa dipijahkan
secara buatan. Dan pengambilan nener di perairan payau, terutama di hutan mangrove,
masih tidak mengalami hambatan. Dengan catatan pembabatan hutan bakau
dikendalikan, disertai penanaman dengan intensitas yang bisa mengimbangi
penebangan. Sebab kendala utama penangkapan nener adalah rusaknya hutan
mangrove. Nener yang ditangkap di hutan mangrove inilah yang kemudian
dibudidayakan di tambak air payau. Sebenarnya bandeng juga bisa dibudidayakan di
tambak air tawar. Misalnya di bagian selatan Kab. Lamongan, Jatim. Bahkan di
Cangkringan, di lereng Gunung Merapi, DIY, juga bisa dibudidayakan bandeng.
Namun pertumbuhan bandeng yang dibudidayakan di tambak air tawar, tidak sepesat
yang dibudidayakan di air payau. Selain itu, bandeng air tawar, hasilnya selalu berbau
lumpur/tanah. Beda dengan bandeng air payau, atau bandeng tangkapan dari laut.
Hingga selama ini, budidaya bandeng lebih banyak dilakukan di tambak air payau. Sifat
bandeng ini merupakan kebalikan dari ikan nila (Tilapia nilotica), yang merupakan ikan
air tawar, tetapi justru sangat peat pertumbuhannya, ketika dibesarkan di tambak air
payau, bahkan juga di karamba air laut. Hingga sekarang banyak nila yang dipanen
sebagai hasil sampingan tambak air payau udang atau bandeng.
Tambak budidaya bandeng, umumnya merupakan tambak tradisional, bukan tambak
semi intensif atau tambak modern. Yang dimaksud tambak tradisional adalah, tambak
yang berpematang tanah, drainase juga merupakan aliran arus air laut maupun tawar
secara alami, dengan batang pohon api-api dan bakau di sana-sini. Tambak tradisional,
mengandalkan pakan alami berupa zooplankton maupun phytoplankton. Meskipun
hasilnyatidak setinggi tambak semi intensif dan terlebih tambak modern, namun
tambak-tambak tradisioal ini lebih ramah lingkungan, serta menghasilkan bandeng yang
dagingnya lebih padat, dibanding bandeng yang dibesarkan dengan pelet.
# # #
Untuk menumbuhkan phytoplankton dan kemudian zooplankton pada tambak
tradisional, petani tetap harus mengeluarkan biaya. Pertama, tambak yang baru saja
dipanen, harus diberi pestisida alami berupa biji teh atau tembakau krosok, diturap
(lumpurnya dinaikkan ke pematang), kemudian dikeringkan sampai lumpurnya pecah-
pecah dan merekah. Setelah itu ditaburkan pupuk kandang, berupa kotoran sapi,
kerbau, kambing, domba, maupun kuda. Tambak tidak pernah dipupuk dengan kotoran
ayam. Tiap hektar tambak memerlukan 5 ton pupuk kandang. Popuk ini harus diratakanke seluruh permukaan tanah, lalu dibiarkan beberapa hari sebelum air dialirkan
menggenangi tambak.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 31/75
Pada awalnya, air payau yang menggenangi tambak itu tampak jernih. tetapi dalam
waktu dua tiga hari, apabila matahari bersinar cukup terik, maka air itu akan berangsur
berwarna hijau. Itulah tandanya phytoplankton telah mulai tumbuh. Pada waktu itulah
urea sebanyak 3 kuintal per hektar ditebarkan. Setelah ditebari urea, air akan segera
menjadi hijau pekat. Pada waktu itulah zooplankton akan mulai tumbuh. Para petani
tambak, biasa menyebut zooplankton ini dengan kutu air. Setelah pertumbuhan
plankton stabil, salinitas dan pH, air juga sesuai dengan atandar, maka nener bisa
ditebarkan. Dengan pakan alami plankton, pertumbuhan nener menjadi bandeng sangat
cepat.
Meskipun sudah diberi pestisida alami, amsih saja ada ikan hama yang akan masuk ke
tambak. Misalnya ikan gabus. Kalau tambak bandeng itu kemasukan gabus, meka
nener yang baru saja ditebarkan akan habis. Namun kadang-kadang tambak bandeng
itu juga kemasukan udang galah (Machobracium resenbergii), dan udang putih
(Penaeus merguiensis). Ketika bandeng dipanen, kadang nilai udang ―ikutan‖ ini justru
lebih tinggi dibanding dengan bandengnya. Maka petambak pun kemudian sengaja
menerbarkan benur (benih urang), terutama benih udang windu. Sebab benih udang
galah dan udang putih biasanya masuk dengan sendirinya, ketika saluran air dibuka
untuk menggenangi tambak.
Tambak tradisional pun, sekarang juga banyak yang diberi tambahan pakan pelet.
Volume pelet dikendalikan, hingga tidak mencemari tambak, namun mampu
meningkatkan pertumbuhan bandeng maupun udangnya. Pemberian pelet berlebihan
pada tambak tradisional, tidak dianjurkan. Sebab sisa pelet yang tidak termakan itu
akan membusuk, mengeluarkan amoniak dan meracuni bandeng serta udang. Sebab
tambak tradisional tidak dilengkapi dengan pompa sirkulasi air, serta airator (kincir
untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam air). Hingga padat penebaran, dan
volume pakan dalam tambak tradisional, harus disesuaikan dengan luas tambak secara
keseluruhan.
# # #
Bandeng adalah ikan yang harganya jarang sekali jatuh. Meskipun ikan ini juga ada
kelemahannya. Sebagaimana ikan mas, daging bandeng juga ada duri-duri halusnya.
Hingga yang menghadirkan bandeng goreng, hanyalah warteg. Sementara
warung/restoran yang kelasnya agak lebih tinggi, tidakpernah menyajikan menu
bandeng karena faktor durinya. Namun rasa daging ikan bandeng sangat khas dan
lezat, hingga tidak ada ikan laut yang bisa menjadi substitusinya. Bagi para penggemarfanatik bandeng, duri-duri halus ini tidak pernah menjadi penghalang. Mereka tetap
menyantap bandeng goreng dengan nikmat.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 32/75
Bagi masyarakat yang sedikit lebih elite, menyentap bandeng dengan duri-duri halus ini
merupakan sesuatu yang mengganggu. Maka selain menjual produk mereka berupa
bandeng segar, petani tambak juga mengolahnya menjadi ―pindang bandeng‖. Pindang
adalah ikan bandeng yang dibuang insang dan jeroannya, kemudian direbus dengan
diberi bumbu bawang putih, kunyit dan garam. Perebusan pindang bandeng sampai
durinya lunak, dilakukan sampai sehari atau semalam penuh, tidak seperti pembuatan
pindang cuik. Biasanya bandeng direbus selama enam jam, kemudian didinginkan, dan
direbus kembali selama dua jam.
Dengan adanya teknologi presto (perebusan dengan ketel bertekanan), maka
pembuatan bandeng duri lunak lebih dipercepat waktunya, menjadi hanya 1,5 sampai 2
jam saja. Selain bandeng duri lunak, yang nilainya lebih tinggi lagi adalah bandeng
asap. Ada dua macam bandeng asap. Pertama bandeng yang memang diawetkan
secara langsung dengan pengasapan. Biasanya bandeng yang diasap, yang berukuran
di atas 30 cm, dan telah dibersihkan insang serta isi perutnya. Ada pula bandeng
pindang asap. Bandeng ini pertama-tama dipindang seperti membuat bandeng duri
lunak biasa, namun kemudian dilanjutkan dengan proses pengasapan. (R) # # #
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 33/75
20 Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng
Posted by Seputarikan .Com , 1 Comment in Budidaya on Friday, February 20, 2015
Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng - Satu komoditas perikanan lain yang memiliki
nilai ekonomi tinggi di samping udang yang dibudidayakan di tambak ikan bandeng
(Chanos chanos Forsk) baik untuk konsumsi domestik dan ekspor ke negara-negara
asing dalam bentuk segar maupun olahan. Bandeng juga Memiliki manfaat ikan
bandeng bagi kesehatan.
Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng
Kegiatan budidaya ikan bandeng di tambak telah dikembangkan untuk waktu yang
lama, hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam yang sangat baik, terutama
ketersediaan benih ikan bandeng (Nener) baik secara alami atau dari hatchery dalam
Keperawatan - Keperawatan Hatchery (Hatchery), tapi produksi dan produktivitas relatif
masih rendah.
Rendahnya produksi dan produktivitas antara lain disebabkan terbatasnya pengetahuan
dan keterampilan tentang teknis ikan petani ikan budidaya bandeng yang perlu
diperbaiki, antara lain, melalui Technical Reference Guide Budidaya bandeng.
Bandeng merupakan ikan yang tinggi protein. Bandeng merupakan ikan yang
mengkonsumsi tumbuhan dengan berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5-6 bulan. Ada
beberapa tahapan dalam budidaya bandeng.
PENGANTAR IKAN BANDENG
Bandeng dalam bahasa Inggris (Chanos chanos ) , disebut ikan bandeng menetas di
laut dalam, setelah menetas 2-3 minggu kemudian bermigrasi ke tepi, pantai dan
bakau-bakau dan kembali lagi ke laut tengah untuk berkembang biak.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 34/75
Bentuk tubuh bandeng ramping seperti torpedo dan berenang cepat, keperakan putih
dan biru dalam sisi kulitnya. ikan ini pemakan tumbuhan plankton ganggang, lumut,
klekap (herbivora) yang tumbuh di dasar perairan. Ikan ini dibudidayakan untuk
konsumsi rumah tangga dan restoran dalam bentuk susu kari, digoreng, direbus, asap
dan panggang.
HABITAT IKAN BANDENG
Bandeng (Chanos chanos) adalah sejenis ikan laut dari Family Chanidae, Ordo
Malacopterygii. Namun ikan bandeng diklasifikasikan Euryhalin yang memiliki daya
penyesuaian (toleransi) cukup tinggi terhadap perubahan kadar garam (salinitas) mulai
dari 0-60 per mil. Selain itu, juga cukup tahan terhadap perubahan suhu tinggi hingga
40 derajat Celcius.
Bandeng pertama di ketahui hidup di India di laut Fasifik berkerumun di sekitar terumbu
pesisir dan pulau tapi ahir-ahir hidup di air payau, danau air tawar. Untuk bandeng
pertanian adalah pembesaran lebih cocok dilakukan di tambak air payau untuk
menumbuhkan pakan alami dan artificial feeding atau pelet.
Tingkat pH tanah yang optimal untuk bandeng antara 7-8, dengan kandungan oksigen
terlaru 3,5 ppm. Hal ini juga dapat beradaptasi dengan perbedaan salinitas yang
ekstrim.
PERSIAPAN
Lokasi kolam bandeng budidaya telah dipilih, antara persyaratan lainnya :
1. Tanah dapat pasang surut air. Tinggi yang ideal pasang surut adalah 1,5 - 2,5 m.
2. Dalam pasang surutnya lokasi lebih rendah di bawah 1 meter pengelolaan air
dengan menggunakan pompa.
3. Air segar tersedia untuk mengatur kadar garam yang cocok untuk pertumbuhan
bandeng.
4. Tekstur tanah yang ideal adalah tanah liat berpasir, karena tanah dapat menahan
air sumur.
5. Lokasi yang ideal ada sabuk hijau (green belt) hutan mangrove ditumbuhi dengan
panjang minimal 100 m dari garis pantai.
6. Keadaan sosial ekonomi untuk mendukung operasi seperti budidaya keamanan
yang kondusif.
Dalam hal ini kolam yang disiapkan adalah kolam yang telah ada dan telah berulangkali melaksanakan budidaya dan panen bandeng. jadi kita tidak lagi berbicara tentang
pemilihan lokasi (tapak) dan tata letak kolam,
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 35/75
Petani ikan meskipun tidak benar dalam memenuhi tahapan persiapanbudidaya.
mereka memang bisa panen bandeng namun hasilnya kurang maksimal karena
langkah-langkah dalam penyusunan kolam ini sering diabaikan atau tidak dilakukan
dengan benar. Baca Juga : cara budidaya ikan bawal
Untuk menghasilkan petani memanen tambak bandeng harus mengikuti tahapan
sebagai berikut:
Pengeringan Kolam .
Air dikeringkan melalui saluran pembuangan
Benteng kolam bocor benar disegel dan diperkuat
Lumpur cair ditambah atau dibuang di kolam
Tampaknya kering tambak retak bawah -retak (2 minggu).
Pintu masuk air untuk menghindari kebocoran diperbaiki dalam posisi yang lebih
tinggi
Pintu drainase posisi yang lebih rendah dan berfungsi untuk pengeringan kolam saat
panen bandeng
Pemupukan dan pengapuran dasar tambak
Setelah dasar tambak terlihat retak -retak berikutnya langkah dalah pemupukan dasar
tambak
agar mampu menghasilkan kolam bandeng seperti yang diharapkan dalam waktu yang
relatif lama menghindari penggunaan pupuk buatan / organik,
Penggunaan pupuk anorganik hanya bisa berlangsung dalam waktu singkat dan karena
itu menggunakan pupuk organik sebagai berikut:
Kompos / pupuk kandang berasal dari dosis 1-3 ton / ha, jumlah kapur 1-2 ton / ha
kapur disesuaikan dengan pH tanah.
Siram / organik semprot pupuk cair 4 liter / ha dan selanjutnya pemupukan dilakukan
setiap 2 minggu sampai panen.
Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, pengisian air secara bertahap (30%)
sampai tiga kali tingkat dari 50 cm. Setelah itu air di biarkan selama 2 minggu
Pada saat air pasang naik masuk cukup tinggi ke kolam air melalui filter pada asupan
air (inlet).
Ketinggian air kolam dipelataran sekitar 10 cm. Lalu pintu tertutup dan asupan air dalam
air kolam dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanahberada dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan makanan alami.
Pada saat asupan berikutnya penggunaan air yang terbuat dari saponin (biji teh) untuk
pemberantasan hama yang ada di kolam dan merangsang pertumbuhan fitoplankton.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 36/75
Setelah diberi saponin, kolam dibiarkan sampai 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa
berbagai hama di kolam telah mati, pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini air
level 10 cm dipelataran cukup dan dibiarkan selama 3 hari untuk melakukan
pemupukan dasar.
Kemudian setelah itu, penambahan air di dalam kolam dilakukan secara bertahap
sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian 40 cm air dari air
kolam tambak halaman dipertahankan dalam persiapan untuk penebaran ikan.
Ukuran dari 10 cm dengan padat tebar 50 ekor / meter dengan cara kemasan plastik
pertama kali masuk ke dalam kolam berisi ikan 1-2 jam hingga suhu air di kolam dan air
dalam kemasan yang sama atau tepat untuk menghindari stres ikan.
PEMBERIAN PAKAN
Benih yang baru ditebar harus tetap harus makan cukup makanan ditambak yaitu
makanan alami yang sudah tumbuh. Setelah 2 minggu ditaburkan pupuk cair organik
lagi untuk menumbuhkan pakan alami.
Memasukkan kompos / pupuk kandang dengan melubangi ke dalam goni plastik dan
dimasukkan ke dalam kolam untuk menumbuhkan pakan alami untuk menekan
penggunaan pakan buatan dapat mengurangi biaya produksi.
Makanan buatan disesuaikan dengan kondisi pakan alami di dalam tambak dapat
dilakukan setelah 3 bulan di peternakan ikan panen bandeng dalam ukuran yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasar lokal atau lokal.
PANEN IKAN BANDENG
Panenen Bandeng dapat dilakukan dengan dua cara:
Harvest Selektif: yaitu dengan pengeringan / menghilangkan air dari kolam sebanyak
70% maka menyeser dengan jaring ikan diurutkan / ikan yang dipilih dipanen besar
atau ikan memenuhi ukuran yang diharapkan dan kemudian dijual ke pasar atau
pedagang.
Total panen: panen tersebut dilakukan secara bersamaan atau pada saat yang sama
besar dan kecil semua dipanen dan dijual ke pasar atau ke pedagang ikan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 37/75
Delapan Inovasi Paling Top Bandeng 50 Hari Panen
Filed in Topik by admin on March 1, 2009 • 0 Comments
Keberhasilan Muhidin beternak bandeng tidak lepas dari teknologi yang baru
diterapkannya: tidak perlu diberi pelet, tinggkat kelulusan hidup 97-98%, padat
penebaran tinggi, dan masa pengusahaannya cuma 50 hari. ‗Saya hanya mengikuti
anjuran Bapak Junaedi,‘ ungkapnya singkat. Junaedi yang dimaksud adalah seorang
formulator pupuk yang mencoba membantu meningkatkan hasil panen para petambak
bandeng di daerah pesisir utara Cirebon.
Ketika dikonfirmasi, Junaedi mengatakan lahan-lahan tambak di pesisir utara
Cirebon sudah rusak, miskin hara. ‗Dengan kondisi miskin hara tidak mungkin
petambak bandeng mendapat hasil tinggi. Bahkan ada petambak kawakan bilang,beternak bandeng di pesisir utara Cirebon hanya buang uang dan tenaga,‘ kata lulusan
Jurusan Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Sudirman, itu. Itu
memang dirasakan Muhidin, selama 31 tahun bergelut dengan ikan bermulut mungil itu
tidak pernah untung besar. ‗Kalau tidak rugi, paling pas-pasan,‘ ujarnya.
Gedebong pisang
Teknologi yang diterapkan Muhidin sebetulnya sangat sederhana. Mula-mula kolam
dikeringkan. Saat itulah pria 46 tahun itu menaburkan cacahan 20 gedebong pisang.
Menurut Junaedi gedebong pisang kaya unsur fosfor organik yang tidak merusak tanah
kolam. Karena tanah tetap gembur, unsur hara di dalam kolam mudah diserap tanaman
yang menjadi makanan bandeng yaitu klekap. Penggunaan gedebong cukup 1 kali
dalam setahun atau 5 periode.
Setelah itu kolam dengan kedalaman 60-80 cm (dasar kolam menyerupai punggung
kura-kura) itu diisi air hingga macak-macak. Jangan lupa air disaring agar tidak banyak
predator masuk. Gunakan racun jika terlihat banyak predator. Tiga hari kemudian isi
dengan air hingga ketinggian 40-60 cm. Terlalu dalam, sinar matahari yang dibutuhkan
tanaman untuk berfotosintesis tidak bisa masuk ke dasar kolam.
Muhidin masih menambahkan 1 liter probiotik untuk meningkatkan kesuburan kolam.
Probiotik yang berisi mikroba itu dicampurkan ke dalam 50 liter air, lalu disebar merata
ke seluruh kolam. Biarkan kolam selama 3 hari sebelum bibit bandeng ditebar. Bibit
yang digunakan berukuran 2,5-3 cm dengan padat penebaran 3.000 ekor. ‗Idealnya
bibit berukuran 5 cm supaya lebih kuat. Tapi karena ketersediaan terbatas, bibit ukuran
lebih kecil pun diambil,‘ tutur Muhidin.
Tiga pekan berselang Muhidin kembali menambahkan suplemen yang berasal dariekstrak kotoran walet, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta ikan. Dosisnya sama, 1
liter untuk kolam seluas 4.000 m2. Tujuannya untuk mengantisipasi ketersediaan pakan
yang berkurang setelah bandeng tumbuh besar. ‗Suplemen ini boleh digunakan, boleh
juga tidak jika klekap yang tumbuh bisa mencukupi kebutuhan ikan,‘ tutur Junaedi,
formulator suplemen.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 38/75
Tumbuh cepat
Meski tanpa diberi pakan pelet, pertumbuhan bandeng luar biasa cepat. ‗Saya kaget,
pada umur 50 hari bandeng sudah besar-besar: sekilo isi 10 ekor,‘ kata Muhidin. Saat
itu juga Muhidin dan Fuji, istrinya, melakukan pemanenan. Padahal biasanya dengan
budidaya konvensional dibutuhkan waktu 5-6 bulan untuk mencapai bobot sekilo isi 10
ekor. Itu pula yang Trubus saksikan ketika akhir Desember 2008 berkunjung ke kolam
pembesaran milik Muhidin. Puluhan bandeng berumur 43 hari yang diambil sebagai
sampel rata-rata berbobot 10-12 ekor per kilogram.
‗Bandeng tumbuh cepat karena klekap tumbuh subur, sehingga ketersediaan pakan
melimpah. Tapi Saya juga tak menduga panen bisa secepat itu,‘ imbuh Junaed i. Pria
yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat itu memang melihat keanehan
saat bibit ditebar. Biasanya bibit yang baru ditebar muncul ke permukaan setelah 10
hari. Namun, dengan teknologi baru, bibit bandeng sudah terlihat ‗berjalan- jalan‘
beberapa jam kemudian. Itu artinya bibit langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan
sehingga tidak terjadi stagnasi pertumbuhan.
Selain tumbuh supercepat, tingkat kelulusan hidup juga meningkat drastis dari 70%
menjadi 98%. Itu lantaran gedebong pisang dan probiotik bisa menstabilkan salinitas
dan pH air. ‗Bandeng sangat peka terhadap perubahan salinitas. Salinitas naik di atas
35 ppm saja, teler semua,‘ kata Arif Budiman, yang juga menerapkan teknologi baru
budidaya bandeng. ‗Alhamdulillah tingkat kematian bandeng bisa ditekan, sekalipun
musim kemarau yang biasanya banyak mati,‘ lanjutnya. Arif menuturkan petambak di
Desa Ender, Cirebon, tidak jauh dari Bendungan-tempat Arif membudidayakan
bandeng-memperoleh tambahan udang putih hingga 99 kg dari tambaknya.
Musababnya, udang liar yang terbawa dari laut pasang itu bisa hidup nyaman di
tambak.
Dengan singkatnya waktu pengusahaan dan tidak perlu pakan pelet, jelas biaya
produksi terpangkas habis. Muhidin menghitung-hitung, terjadi penghematan 80%.
Bayangkan ketika masih menggunakan cara konvensional untuk memelihara 2.000
ekor butuh biaya pemeliharaan Rp2-juta. Namun dengan cara baru, biaya hanya
dikeluarkan untuk bibit seharga Rp80/ekor serta probiotik dan suplemen masing-masing
Rp62.000/liter. Pantaslah dengan harga bandeng Rp8.500-Rp9.000/kg pun, petambak
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 39/75
Bandeng
Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di
daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi
yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai
umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang
(Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Keunggulan komoditas bandeng dibandingkan dengan komoditas lainnya, di
antaranya:
a) induknya memiliki fekunditas yang tinggi dan teknik pembenihannya telah dikuasai
sehingga pasok nener tidak tergantung dari alam;
b) teknologi budi dayanya relatif mudah;
c) bersifat eurihalin antara. 0-50 ppt;
d) bersifat herbivore, tetapi dapat juga menjadi omnivore dan tanggap terhadap pakan
buatan;
e) pakan relatif murah dan tersedia secara komersial;
f) tidak bersifat kanibal sehingga bisa hidup dalam kepadatan tinggi;
g) dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya;
h) dapat digunakan sebagai umpan bagi industi perikanan tuna dan cakalang; dan
i) dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat
preferensi konsumsi yang tinggi.
A. Sistematika
Famili : Chanidae
Spesies : Chanos chanosName dagang : milkfish
Name lokal : bolu, muloh, ikan agam
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuhnya berbentuk memanjang, padat, pipih, dan oval.
Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2).
Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total
adalah 1 : (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik. Mulut terletak di ujung dan
berukuran kecil. Rahangnya tanpa gigi. Mata tertutup oleh kulit bening
(subcytuneus).
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 40/75
Tutup, insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan
radii branhiostegi, semua tertutup selaput membran branhiostegi. Sirip dada
terletak dekat/di belakang tutup, insang dengan rumus jari-jari PI. 16-17. Sirip,
perut terletak di bawah perut, dengan rumus jari-jari VI. 10-11. Sirip dubur
terletak dekat anus dengan rumus jari-jari A 11. 8-9.
Garis sisi (Linea lateralis) terletak memanjang dari belakang tutup insang dan
berakhir pada bagian tengah sirip ekor..
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin. Oleh karena itu,
ikan bandeng dapat hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk
bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran
panjang o,5-1,5 m dan berat badan 3-12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan
induk bandeng berkisar 0,5-1,0 juta butir tiap kg berat badan.
Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1-1,7 % bobot badan/hari.
Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot per hari berkisar 40-
50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1-2 g membutuhkan waktu 2 bulan
untuk mencapai bobot 40 g.
C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Ikan ini mampu menghadapi perubahan kadar garam yang sangat besair
(eurihalin). Oleh karena itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air tawar.
Lokasi ideal budi dayanya pada laguna di daerah pantai dan teluk terlindung yang
aliran arusnya atau pergantian airnya lebih dari i00%/hari. Beberapa aspek teknis
dalam pemilihan lokasi budi daya bandeng dalam KJA adalah
1) penempatan karamba harus di lokasi perairan yang bebas dari pencemaran,
2) terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar,
3) sirkulasi air akibat pasang surut dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20-50
cm/dt),
4) kurang organisme penempel (biofouling),
5) fluktuasi salinitas tidak terlalu besar (<5 ppt), dan
6) oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mg/l.
D. Wadah Budi Daya
Pemeliharaan bandeng di KJA laut memerlukan wadah berupa keramba jaring, rakitberikut pelampung, dan jangkar. Ukuran rakit disesuaikan dengan ketersediaan
bahan, dan jenis komoditas budi daya. Ukuran rakit biasanya 5 m x 5 m, 7 m x 7 m
dan 10 m x 10 m, yang dapat memuat 4-16 karamba jaring ukuran 2 M X 2 M X 2
M.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 41/75
Untuk pemeliharaan bandeng pada bulan pertama (ukuran ikan <20 g/ekor)
digunakan karamba yang terbuat dari jaring hijau atau hitam. Masuk bulan ke 2
baru dipindahkan ke dalam karamba yang terbuat dari jaring trawl. Setiap karamba
dilengkapi dengan penutup untuk menghindari kemungkinan lolosnya ikan pada
saat ada goncangan. Pergantian karamba dilakukan sekali sebulan untuk
menghindari terjadinya penempelan biofouling yang dapat mengganggu sirkulasi
air.
E. Pengelolaan Budi Daya
1. Penyediaan benih
Kini sebagian besar benih bandeng diperoleh dari hatchery, tidak lagi dari alam.
2. Penebaran benih
Benih yang ditebar dalam KJA sebaiknya berukuran gelondongan. Hal ini
disebabkan nener belum mampu mengatasi pengaruh lingkungan perairan yang
berarus dan bergelombang. Keuntungan lain penggunaan gelondongan adalah
benih dapat tumbuh cepat sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan.
Padat penebaran sangat tergantung pada ukuran ikan dan wadah budi daya.
Sifat perenang cepat dan melawan arus perlu menjadi pertimbangan dalam
menentukan padat penebaran. Padat penebaran ikan berukuran 3 g sebesar
200-30o ekor/m3. Adapun padat tebar ikan berukuran 100-15o g/ekor adalah 125
ekor/m3.
Penebaran hendaknya dilakukan pada pukul 06.00-08.00 atau 19.00-20.00 untuk
menghindari ikan stres aldbat perubahan kondisi lingkungan perairan. Adaptasi
salinitas hendaknya dilakukan sebelum benih ditebar dan disesuaikan dengan
salinitas perairan di lokasi KJA.
Transportasi bandeng ke karamba dapat dilakukan dengan penggunaan kantong
plastik berisi air 5-10 l dan oksigen dengan perbandingan 1 : 2. Padat penebaran
gelondongan ukuran 10 cm sekitar 5o ekor/kantong, dengan waktu tempuh
sekitar 5-6 jam.
Penggunaan penoksetan0l 20o mg/l dan penurunan suhu dapat diaplikasikan
dalam pembiusan ikan selama transportasi untuk mencegah kerusakan fisik.
3. Pendederan
Pendederan nener dapat dilakukan di petakan tambak, bak terkontrol, maupun
hapa yang ditancapkan di tambak. Pendederan umumnya berlangsung selama8o hari. Pendederan bertujuan untuk mendapatkan gelondongan bandeng
berukuran 75—1oo g/ekor. Selama tahap pendederan pertambahan bobot ikan
per hari berkisar 40-5o mg.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 42/75
4. pembesaran
Lama pembesaran untuk mencapai ukuran di atas 300 g dengan benih
berukuran sekitar 3 g adalah 12o hari. Adapun lama pembesaran untuk
mencapai ukuran konsumsi (500 g/ekor) dengan berat benih 20 g selama 5
bulan.
5. Pemberian pakan
Pakan utama bandeng terdiri dari organisme plankton, benthos, detritus, dan
epifit. Dalam budi daya bandeng sekarang, digunakan juga pakan ikan buatan
(pelet). Budi daya bandeng dalam KJA sepenuhnya mengandalkan pada pakan
buatan dengan kandungan proteinnya berkisar 20-30%.
Umumnya pakan diberikan sebanyak 10-30% dari total bobot ikan/hari. Waktu
pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari (pagi, siang, dan sore).
Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit agar pakan tidak banyak
terbuang. Pemberian pakan dapat juga dengan metode satiasi (sekitar 90% ikan
dalam kondisi kenyang).
Pertumbuhan ikan perlu dipantau setiap bulan. Tujuannya sebagai acuan dalam
menentukan jumlah pakan yang diberikan serta mengevaluasi perkembangan
bobot dan kesehatan ikan.
F. Pengendalian Hama penyakit
Bandeng yang dibudidayakan di laut umumnya bebas dari parasit dan hampir tidak
didapatkan organisme yang bersifat patogen.
G. Panen
Bandeng dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi (300-500 g/ekor)
dengan lama pemeliharaan 4-5 bulan dari gelondongan. Sementara itu, bandeng
super dapat dipanen setelah berukuran 800 g/ekor dengan masa pemeliharaannya
selama 120 dari gelondongan ukuran 100-150 g/ekor. Tingkat produktivitas
bandeng dalam KJA ditentukan oleh faktor laju pertumbuhan, sintasan, kuantitas,
dan kualitas pakan serta pengelolaan budi daya. Panen bisa dilakukan secara
selektif atau total dengan menggunakan serer.
sumber : Penebar swadaya, 2008
http://hobiikan.blogspot.com
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 43/75
BUDIDAYA BANDENG EKSTENSIF TANPA PELLET 90 - 100 HARI PANEN
Tanggal : 17-02-2014 10:03, dibaca 1080 kali.
Dalam budidaya ikan pakan pellet merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi
biaya produksi karena sekitar 50-60% biaya produksi dikeluarkan untuk membeli pakan
pabrikan tersebut. Tohirin Hendro (43) No HP 08154811 4817 seorang pembudidaya
bandeng tradisional di Desa Padaharja,Kecamatan Kramat telah lama menggunakan
cara berbudidaya bandeng tanpa pellet, alhasil dalam waktu 90 s/d 100 hari
keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar karena dia tidak harus merogoh
koceknya untuk membeli pakan buatan pabrik tersebut.
Bahkan karena hasil yang didapat lebih menguntungkan kini dia dipercaya juga oleh
puluhan pemilik tambak lain yang berada di sekitar tambaknya untuk bisa membantu
mengelolanya.Selain sebagai pembudidaya bandeng dia juga aktif sebagai penyuluh
perikanan swadaya di wilayah Kecamatan Kramat,Kabupaten Tegal. Beliau tidak
sungkan-sungkan berbagi pengalamannya ketika kami datang mengunjungi kediaman
dan tambaknya untuk mengorek rahasia budidaya bandengnya.
Sembari berkeliling tambaknya bapak dua anak ini menceritakan tahapan budidayabandengnya dari tahap persiapan lahan sampai dangan panen :
1. Tahap Persiapan Lahan
a. Lakukan proses pengeringan & penjemuran lahan selama 1 s/d 2 minggu
dengan tujuan agar tanah dasar tambak bisa teroksidasi dan bibit penyakit bisa
mati.
b. Ketika proses pengeringan & penjemuran lahan lakukan juga penebaran pupuk
organik secara merata kurang lebih 4-5 Kw/Ha untuk menambah kesuburan
tanah dasar tambak dan biarkan selama 1 minggu
2. Tahap Pengisian Air
a. Lakukan pengisian air dengan ketinggian ± 30-40 cm
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 44/75
b. Kemudian untuk mengantisipasi ikan liar yang ikut masuk pada saat pengisian air
digunakan saponin 50 s/d 75 kg untuk luasan 1 Ha dengan terlebih dahulu
saponin tersebut direndam dalam wadah tertutup ± 12 jam agar bahan aktifnya
bisa keluar, usahakan penebaran rendaman saponin dilakukan pada sianghari/cuaca panas agar ikan liar berdarah merah bisa mati
c. Biarkan air dari pengisian awal ketinggian 30-40 cm selama 1 minggu
3. Tahap Penebaran Nener
a. Setelah satu minggu dari proses pengisian air lakukan penebaran nener
sebanyak 5000 ekor/Ha
b. Pada saat penebaran lakukan aklimatisasi nener terlebih dahulu dengan
memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong nener untuk
menghindari kematian akibat adanya perbedaan suhu, salinitas, pH atau
parameter yang lainnya.
4. Tahap Pemeliharaan
a. Untuk menumbuhkan pakan alami bandeng pada masa pemeliharaan agar
klekap bisa tumbuh dan terangkat lakukan pemupukan dengan Urea 25 kg dan
TSP 25 kg, pemupukan dilakukan dengan menebar kering secara merata ke
permukaan tambak, dengan tujuan agar pupuk tersebut bisa tenggelam ke tanah
dasar tambak sehingga klekap akan tumbuh subur dan terangkat ke permukaan.
b. Jarak 1 minggu setelah tebar nener lakukan pemberian secara rutin
vitamin/probiotik seperti RajaBandeng atau Booster dosisnya sesuai anjuran
yang tertera pada kemasan produk tersebut
c. Pada hari ke-40 lakukan pemupukan dengan Urea 50 kg dan TSP 25 kg jika
kondisi di tambak jumlah klekap sangat sedikit, tetapi jika jumlah klekap masih
banyak cukup dengan Urea 25 kg dan TSP 25 kg
d. Dalam kondisi normal pada umumnya hari ke 40-45 ukuran bandeng sudah
mencapai size 10 s/d 15
e. Pada hari ke 50,60,70 dan 80 bisa dilakukan pemupukan kembali dengan dosis
Urea 50 kg dan TSP 25 kg atau Urea 25 kg dan TSP 25 kg disesuaikan dengan
melihat jumlah klekap yang ada di tambak
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 45/75
5. Tahap Panen
Pada hari ke 90 s/d 100 budidaya bandeng ini sudah bisa dilakukan pemanenan
dengan size 4-6 atau ukuran 250gr – 166gr
Analisa Usaha Budidaya Bandeng Ekstensif Per Siklus di Kab.Tegal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sewa Tambak Rp.5.000.000,-/thn ,3 siklus/thn
Biaya Tenaga kerja Persiapan & Panen
Obat-obatan Pembunuh Hama
Nener 5000 ekor @Rp.70,-
Pupuk Organik 4Kw
Pupuk Urea (4x pemupukan @25kg) 100kg
Pupuk TSP (4x pemupukan @25kg) 100kg
Vitamin/Probiotik (±10 botol dlm 1 siklus)
@Rp.20.000,-
Biaya Produksi
Rp.1.666.650,-
Rp.1.000.000,-
Rp. 150.000,
Rp. 350.000,
Rp. 200.000,
Rp. 180.000,
Rp. 210.000,
Rp. 200.000,-
Rp.3.956.650,-
Hasil Panen
Tingkat kehidupan (SR) 75% x 5000 =3750 ekor
Tonase = 3750 ekor x ABW 250gr
= 937.500gr ~ 937.5kg
Penjualan = 937.5 kg x Rp. 16.000,-/kg
= Rp. 15.000.000,-
Keuntungan
Keuntungan = Penjualan - Biaya Produksi
= Rp.15.000.000 – Rp.3.956.650
= Rp.11.043.350,-
Pengirim : Yusuf Wijanarko Peny.Perikanan BP4K Kab. Tegal
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 46/75
celoteh tentang ikan bandeng
ikan bandeng, potensi bisnis, budidaya bandeng dan masakan khas dari ikan bandeng
cara budidaya ikan bandeng
Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh luar yang memanjang dan agak pipih seperti
torpedo dan dilengkapi sirip-sirip untuk berenang. Sirip ekor relatif besar dan berbentuk
cagak. Sisik-sisik kecil dan berwarna putih keperakan. Bagian punggung berwarna hijau
keperakan, sedangkan bagian perutnya putih keperakan. Termasuk ikan bertulang
keras, dagingnya berwarna putih susu dan strukturnya padat dengan duri halus yang
banyak terdapat diantara dagingnya.
Komposisi daging ikan bandeng segar mengandung protein sebesar 19,73%, lemak
4,05%, air 77,76% dan abu 1,23%. Selain itu bandeng segar mengandung kalsium 20,0
mg, fosfor 150,0 mg, ferum 2,0 mg, vitamin A 150,0 SI dan vitamin B-1 0,05 mg.
Tipe ikan berdasarkan kandungan protein dan lemaknya
Tipe Ciri-ciri Protein (%) Lemak (%)
A
B
C
D
E
Protein tinggi, lemak rendah
Protein tinggi, lemak sedang
Protein rendah, lemak tinggi
Protein sangat tinggi, lemak
rendah
Protein rendah, lemak rendah
15-20
15-20
< 15
> 20
< 15
< 5
5-15
>15
< 5
< 5
Berdasarkan penggolongan tersebut maka ikan bandeng termasuk ke dalam tipe A,
mengandung kadar protein tinggi dan kadar lemak rendah.
Ikan Bandeng termasuk termasuk ikan yang menghuni dan mencari makan di bagian
permukaan perairan ( pelagic ), karena itu benih ikan bandeng (nener) banyak terdapatdi perairan pantai yang juga merupakan tempet perkembangbiakannya. Telur ikan yang
matang gonad bergaris tengah rata-rata sekitar 1,2-1,3 mm, menetas dalam 25 sampai
35 jam setelah dibuahi, kemudian menjadi larva berukuran 5 mm yang akan terbawa
arus ke perairan pantai atau muara-muara sungai yang salinitasnya lebih rendah dan
berkembang sampai dewasa di lingkungan air payau.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 47/75
Benih ikan bandeng umumnya disebut nener dan dibeberapa tempat ada yang
menyebutnya sebagai anakan bandeng. Nener sebenarnya adalah larva dari ikan
bandeng yang diperkirakan berumur sekitar 10-15 hari setelah penetasan. Nener
ditangkap untuk dibudidayakan di tambak. Ukuran nener yang sering ditangkap di
pantai pada umumnya antara 12-15 mm, hanya sebagian kecil saja yang berukuran 10
mm.
Toleransi nener terhadap perbedaan salinitas cukup besar yaitu dari 0 0/00 sampai
dengan 40 0/00. Pada perubahan salinitas yang mendadak melebihi 40 0/00 sebagian
nener mati. Sedangkan toleransi terhadap suhu dari 12 0C sampai 35 0C.
Dewasa ini perkembangan tehnologi pembenihan ikan mengalami kemajuan pesat,
sehingga untuk keperluan budidaya nener tidak lagi hanya mengandalkan dari usaha
penagkapan ikan.
Ikan bandeng termasuk jenis ikan herbivora dengan makanan utama berupa plankton
dan lumut-lumutan. Pada waktu larva sampai dengan ukuran benih (nener) ikan ini
akan bergantung pada fitoplankton dan zooplankton berukuran renik yang terdapat di
permukaan laut, sedangkan di tambak nener dan glondongan bandeng memakan
klekap (lab-lab), yaitu suatu kumpulan jasad renik nabati dan hewani yang tumbuh pada
permukaan dasar tambak dan merupakan makanan alami.
Tersedianya makanan alami tergantung pada pemupukan tambak sebelum penebaran
benih, selanjutnya pertumbuhan klekap dipengaruhi secara langsung oleh banyaknya
kadar bahan organik dalam tanah.
Pola usaha Ikan Bandeng : Pembesaran.Sebagian besar usaha udang bandeng
dilakukan di t.ambak. Dewasa ini tingkat pengelolaan pembesaran ikan bandeng
beragam. Di wilayah pesisir yang banyak terdapat nener, masyarakat dapat
membudidayakan bandeng dengan cara yang sederhana, yakni pada saat terjadi
pasang, air laut dimasukkan ke dalam petakan tambak. Bersama dengan aliran air
masuk pula benih ikan-ikan liar, termasuk diantaranya bandeng. Setelah masa
pemeliharaan 6 bulan ikan dipanen. Pertumbuhan dan produksi ikan bandeng tidak
dapat diperkirakan dengan baik, mengingat selama masa pemeliharaan tumbuh pula
ikan lain yang bersifat penyaing maupun pemangsa.
Produktivitas yang lebih tinggi dicapai dengan pengelolaan benih, lingkungan dan
pakan yang lebih baik. Dewasa ini petani umumnya sudah tidak lagi mengandalkan
benih yang masuk bersama aliran air, tetapi sengaja menebar benih. Lingkungan
perairan dipersiapkan melalui pemberantasan kompetitor dan predator danpenumbuhan pakan alami yang dirangsang dengan pemupukan. Dengan cara ini petani
dapat menebar ikan sebanyak 3000 ekor per hektar dan setelah melewati masa
pemeliharaan 5 bulan diperoleh hasil panen sebanyak 400-500 kg/ha per musim.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 48/75
Penggunaan pakan untuk mengatasi kekurangan pakan alami dapat meningkatkan
kepadatan ikan yang dapat dipelihara yang selanjutnya diikuti dengan peningkatan hasil
panen. Pada pemeliharaan tanpa menggunakan kincir air petani dapat memungut hasil
panen 2-3 ton/ha/musim, sedangkan dengan penambahan kincir bisa mencapai 5-7
ton/ha/musim. Kendatipun demikian penggunaan kincir tidak berkembang karena
pengadaan kincir memerlukan tambahan investasi serta biaya operasional yang cukup
besar, padahal tidak sejalan dengan hasil yang dicapai.
Kepadatan paling tinggi didapatkan pada budidaya bandeng di jaring apung, yakni
mencapai 300-500 ekor per m² dengan hasil panen 79-125 kg per m² per musim.
Pada uraian selanjutnya dibahas usaha pembesaran ikan bandeng di tambak dan jaring
apung di perairan tawar yang menggunakan pakan buatan. Pengembangan tehnik
budidaya ini dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui penerapan
teknologi yang tidak terlampau jauh dari kemampuan mereka selama ini baik ditinjau
dari segi teknis, sosial maupun ekonomis.
Usaha pembesaran terkait erat dengan usaha lainnya, yaitu pembenihan dan
pendederan. Usaha pembenihan saat ini baru ditangani oleh lembaga pemerintah yang
menghasilkan telur atau larva. Masyarakat membeli telur atau larva ini untuk didederkan
hingga menghasilkan nener. Hubungan antara pembenihan, pendederan dan
pembesaran ini digambarkan dalam Gambar. Sedangkan penjelasan usaha
pembenihan dan pendederan dijelaskan pada tulisan di bawah ini.
Usaha Pembenihan .
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 49/75
Usaha pembenihan ikan bandeng diarahkan untuk menghasilkan benih ukuran 1,5 cm,
yang dikenal sebagai nener. Selama ini pembenihan umumnya dilakukan atas
kerjasama antara Lembaga Pemerintah, seperti Balai Penelitian Budidaya Pantai dan
Balai Budidaya Air Payau, dengan masyarakat. mengingat kegiatan ini membutuhkan
investasi dan biaya operasional yang besar dan tenaga trampil, terutama pada kegitan
pemeliharaan induk hingga menghasilkan terlur/larva. Lembaga pemerintah
menghasilkan telur atau larva, kemudian masyarakat menetaskan dan memeliharanya
hingga menjadi nener.
Pemeliharaan induk. Pembenihan diawali dengan penyediaan induk yang biasanya
didapat dengan menangkapnya dari laut. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang
heteroseksual. Namun demikian masih sulit untuk membedakan antara bandeng jantan
dan betina. Ikan bandeng betina matang kelamin terlihat adanya tiga buah lubang pada
daerah dubur, yaitu berturut-turut dari bagian depan adalah lubang pembuangan
kotoran (dubur), lubang pengeluaran telur (genital pore) dan lubang pembuangan air
seni (urinary pore). Sedangkan pada ikan bandeng jantan matang kelamin terlihat dua
buah lubang saja yaitu yang depan lubang pembuangan kotoran dan yang belakang
lubang pengeluaran air seni dan sperma (urogenital pore).
Di hatchery induk – induk dipelihara di dalam bak khusus dengan ketinggian air 1,5 m
dan volume mencapai 20-30m3. Kepadatan mencapai 1 induk (ukuran 4-5 kg) untuk
setiap 2m3.
Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan rutin yang mencakup :
- Pemberian pakan yang berupa pelet berkadar proten 25%, sebanyak 2-3 % dari
bobot ikan per hari dan diberikan 3 kali.
- Untuk menjaga kualitas air, air laut dialirkan terus menerus menggunakan pompa
dengan pergantian 100-150% per hari. Disamping itu secara rutin kotoran yang
berkumpul di dasar disiphon.
Setelah induk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, ikan dirangsang
untuk mencapai kematangan gonad melalui implantasi pelet hormon yang mengandung
hormon LHRH dan 17 alpha methyltestosteron (masing-masing 250 dan 200 mg).
Selama masa pemeliharaan secara teratur dilakukan pemeriksaan terhadap
kematangan kelamin induk. Implantasi diulang setiap satu bulan sekali hingga ikan ikan
mencapai kematangan kelamin. Kematangan kelamin tercapai setelah diameter telur
mencapai lebih dari 750 mm.
Pemijahan. Untuk merangsang pemijahan dilakukan penyuntikkan hormon LHRH cairke dalam tubuh ikan dengan dosis 30-50mg per kg ikan. Segera setelah disuntik, induk
dipindahkan ke bak pemijahan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 50/75
Bak pemijahan berupa bak beton bulat dengan ukuran diameter 8m dan tinggi 2m.
Pada salah satu sisi bak ini terdapat pipa pelimpas air yang menghubungkan bak ikan
dengan bak kolektor telur, yakni bak berukuran 60cm x60 cm yang dilengkapi dengan
kotak kasa. Bak kolektor berfungsi menampung telur ikan bandeng yang hanyut
bersama aliran air setelah terjadi pemijahan.
Pada malam hari induk ikan memijah. Dengan memanfaatkan arus air dalam tangki
pemijahan, telur yang telah dibuahi dapat dikumpulkan dalam bak kolektor telur.
Pemanenan telur dari bak penampungan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
serok yang ukuran lubang kasanya 300 mikron . Telur yang terambil dipindahkan ke
dalam akuarium volume 30-100liter, diareasi selama 15-30 menit dan didesinfeksi
dengan formalin 40 % pada dosis 10 ppm selama 10-15 menit sebelum diseleksi.
Sortasi telur dilakukan dengan cara meningkatkan salinitas air sampai 40 ppt dan
menghentikan aerasi. Telur yang baik terapung atau melayang dan yang tidak baik
mengendap. Persentasi telur yang baik untuk pemeliharaan selanjutnya harus lebih dari
50 %. Kalau persentasi yang baik kurang dari 50%, biasanya telur dibuang.
Telur yang baik hasil sortasi dipindahkan ke dalam bak penetasan dan pemeliharaan
larva atau dipersiapkan untuk didistribusikan ke konsumen yang memerlukan yang
masih berada pada jarak yang dapat dijangkau sebelum telur menetas ( ± 12 jam).
Penetasan dan pemeliharaan larva
Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27-310 C salinitas 30
ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan kedalam bak tidak kurang dari 100 cm yang
sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan
jarak antara 100 cm batu aerasi.
Pergantian air.Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva
yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air
stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara
bertahap sampai 100% menjelang panen.
Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8.
Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air
pemeluharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.
Nener yang tumbuh normal dan sehat umumnya berukuran panjang 12-16 mm dan
berat 0,006-0,012 gram dapat dipelihara sampai umur 25 hari saat penampakan
morfologisnya sudah menyamai bandeng dewasa.
Pember ian Makanan Alami. Larva umur 0-2 hari kebutuhan makananya masihdipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Hari kedua setelah
ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 51/75
Menjelang umur 2-3 hari atau 60-72 jam setelah menetas, larva sudah harus diberi
rotifera (Brachionus plicatilis) sebagai makanan sedang air media diperkaya chlorella sp
sebagai makanan rotifera dan pengurai metabolit.
Kepadatan rotifera pada awal pemberian 5-10 ind/ml dan meningkat jumlahnya sampai
15-20 ind/ml mulai umur larva mencapai 10 hari. Berdasarkan kepadatan larva 40
ekor/liter, jumlah chlorella : rotifer : larva = 2.500.000: 250 : 1 pada awal pemeliharaan
atau sebelum 10 hari setelah menetas, atau = 5.000.000 : 500:1 mulai hari ke 10
setelah menetas.
Pakan buatan (artificial feed) diberikan apabila jumlah rotifera tidakmencukupi pada
saat larva berumur lebih dari 10 hari .
Sedangkan penambahan Naupli artemia tidak mutlak diberikan tergantung dari
kesediaan makanan alami yang ada.
Perbandingan yang baik antara pakan alami dan pakan buatan bagi larvabandeng 1 : 1
dalam satuan jumlah partikel. Pakan buatan yangdiberikan sebaiknya berukuran sesuai
dengan bukaan mulut larva padatiap tingkat umur dan mengandung protein sekitar
52%. Berupa. Pakanbuatan komersial yang biasa diberikan untuk larva udang
dapatdigunakan sebagai pakan larva bandeng. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25
hari saat larva sudah berubah menjadi nener.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 52/75
Pakan alami dan cara budidaya nener ditambak secara tradisional
Makanan alami nener di tambak adalah kelekap. Apabila jumlah dari pakan alami
ditambak menurun maka perlu dilakukan pemupukan tambahan, yang berfungsi
sebagai sumber nutrisi bagi pakan alami untuk tumbuh dan berkembang.Kegiatanpembesaran nener ikan bandeng secara tradisional merupakan kegiatan budidaya yang
sangat sederhana.
Untuk menumbuhkan phytoplankton dan kemudian zooplankton pada tambak
tradisional, petani tetap harus mengeluarkan biaya. Pertama, tambak yang baru saja
dipanen, harus diberi pestisida alami berupa biji teh atau tembakau krosok, diturap
(lumpurnya dinaikkan ke pematang), kemudian dikeringkan sampai lumpurnya pecah-
pecah dan merekah. Setelah itu ditaburkan pupuk kandang, berupa kotoran sapi,
kerbau, kambing, domba, maupun kuda. Tambak tidak pernah dipupuk dengan kotoran
ayam. Tiap hektar tambak memerlukan 5 ton pupuk kandang. Pupuk ini harus diratakanke seluruh permukaan tanah, lalu dibiarkan beberapa hari sebelum air dialirkan
menggenangi tambak.
Pada awalnya, air payau yang menggenangi tambak itu tampak jernih. tetapi dalam
waktu dua tiga hari, apabila matahari bersinar cukup terik, maka air itu akan berangsur
berwarna hijau. Itulah tandanya phytoplankton telah mulai tumbuh. Pada waktu itulah
urea sebanyak 3 kuintal per hektar ditebarkan. Setelah ditebari urea, air akan segera
menjadi hijau pekat. Pada waktu itulah zooplankton akan mulai tumbuh. Para petani
tambak, biasa menyebut zooplankton ini dengan kutu air. Setelah pertumbuhan
plankton stabil, salinitas dan pH, air juga sesuai dengan atandar, maka nener bisa
ditebarkan. Dengan pakan alami plankton, pertumbuhan nener menjadi bandeng sangat
cepat.
Meskipun sudah diberi pestisida alami, ada juga hama lainnya seperti ikan mujair,ikan
gabus dan ikan lainnya,, oleh karenanya sebelum ditebarkan agar dipastikan dalam
tambak teersebut tidak ada ikan hama yang bisa memangsa nener bandeng.
ditambak tradisional ada juga yang memberi makanan tambahan berupa pelet, dalam
pemberian pakan tersebut agar tidak terlalu banyak karena bisa meracuni nener
sehingga menimbulkan kematian nener, penyebaran pakan disesuaikan dengan luas
tambak.
Untuk pemesanan bisa menghubungi kami di nomor telepon 0355-552270 atau
1. pak Wais HP.085742283186
2. Ibu yeyen HP.085730151612
email : [email protected]
Pesanan bapak/ibu akan kami kirim setelah kami terima pembayaran.
Kami sangat menghargai kepercayaan yang bapak/ibu berikan.Dengan memberikan
identitas yang jelas dan valid menjadikan transaksi yang bapak/ibu lakukan aman dan
harapan kami bisa berkelanjutan.Untuk mempermudah transaksi kami sediakan bank .
BANK BRI 3240-01-023443-53-3 atas nama Yeyen Dwi Candra Dewi
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 53/75
Menumbuhkan Pakan Alami di Tambak
Posted on 30 December 2007 by ikanmania
11/08/03 – Informasi: Teknologi-dkp.go.id
Istilah pakan digunakan untuk binatang, walaupun sering juga digunakan kata-kata
―makanan‖. Pada tambak yang dikelola secara tradisional (sederhana) udang hanya
memakan berbagai jenis pakan alami yang ada dalam tambak yaitu klekap (campuran
berbagai jenis lumut), bahkan juga dentritus (bahan-bahan dan kotoran yang
membusuk di dalam air dan di dasar tambak).
Pada tambak semi intensif petani tambak sudah menambahkan pakan buatan di
samping pupuk yang berguna untuk meningkatkan produksi tambak. Pada tingkat ini
pakan yang diberikan hanya sebagai tambahan saja. Biasanya bahan pakan ini
semata-mata tergantung pada bahan-bahan yang tersedia dan mudah diperoleh di
sekitar tambak disamping harga yang murah.
Untuk menumbuhkan pakan alami di tambak, hendaknya dilihat jenis apa yang benar-
benar dimanfaatkan oleh ikan atau udang yang dipelihara di petak peneneran misalnya,
jenis makanan alami yang cocok adalah klekap dan plankton atau keduanya
ditumbuhkan secara bersama-sama.
METODA KLEKAP
Langkah pertama pertumbuhan klekap adalah persiapan dan pengeringan tanah dasar
tambak. Lamanya waktu pengeringan petakan ini adalah antara 7 -15 hari, tergantung
keadaan cuaca, yang ditandai dengan retak-retaknya tanah dasar tambak (kadar air +/-
20 %). Untuk memudahkan pengeringan dasar tambak dianggap cukup adalah dengan
cara berjalan di atas permukaan tanah yang sedang dikeringkan, bila tanah tersebut
turun sedalam 1- 2 cm, maka pengeringan tanah dasar tambak dianggap memadai
untuk melaksanakan alur proses selanjutnya.
Untuk memanfaatkan waktu sambil menunggu proses pengeringan, bisa diisi dengan
melakukan perbaikan konstruksi tambak, seperti pintu air, pematang, petakan,
perbaikan saluran-saluran air, caren serta membersihkan sisa-sisa sampah dan akar-
akar yang ada di pelataran maupun yang berserakan di benteng petakan. Setelah
pengeringan tanah dasar dianggap sempuma, barulah ditebar pupuk organik secara
merata dengan jumlah yang sudah disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya.
Namun pada umumnya ukuran yang digunakan untuk tanah yang liat dan pasimya
seimbang adalah :
Dedak halus : 500 -1000 kg/ha Bungkil kelapa : 500 -1000 kg/ha
Kotoran sapi / kerbau : 1000 -3000 kg/ha
Kotoran ayam : 500 kg1ha
Hati kapok : 500 -1000 Kg/ha.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 54/75
Sedangkan untuk tanah tambak yang mengandung pasir lebih banyak diperlukan
jumlah pupuk organik yang lebih besar. Pemasukan air laut dilakukan setelah
penebaran pupuk betul-betul merata ke seluruh permukaan dasar tambak. Ketinggian
air yang dibutuhkan adalah 3 -10 cm dan dialirkan secara bertahap dengan cara
gravitasi. Selanjutnya air di dalam petakan tersebut dibiarkan menguap sampai
keadaan tanah seperti semula ( kering dan kadar air +/- 20 %). Hal ini bertujuan untuk
menetralisasi bahan organik pupuk tersebut.
Setelah kering kemudian air laut dialirkan kembali ke petakan secara bertahap sampai
ketinggian 10-15 cm, barulah dilakukan penebaran pupuk anorganik berupa urea dan
TSP dengan perbandingan yang sarna, sebanyak 50 kg untuk tiap ha tambak. Akan
tetapi untuk tambak yang banyak mengandung lumpur jumlah atau perbandingan urea
dan TSP adalah 2 : 1, dan penebaran benur dilakukan apabila klekap tumbuh subur
dan ketinggian air yang sesuai dengan ikan serta udang yang akan dibudidayakan.
METODA LUMUT
Seperti halnya dengan metoda klekap, langkah pertama dalam metoda lumutpun
berupa persiapan dan pengeringan tanah dasar tambak, akan tetapi pada metoda lumut
ini lamanya pengeringan kurang lebih 3 hari kena cahaya matahari, dengan demikjan
tanah dasar tambak tidak terlalu kering seperti pada metoda klekap. Hal ini berkaitan
dengan cara hidup lumut yang lebih menyukai media lembab. Selanjutnya, tanah yang
sudah dikeringkan itu ditanami dengan lumut muda secara merata di permukaan
(pelataran petakan), kemudian dialiri air +/- sedalam 20 cm dan biarkan tergenang.
Pemupukan dilakukan setelah permukaan tambak dibiarkan tergenang selama 3 -7
hari. Pupuk yang digunakan dapat berupa urea 48 gram per meter kubik air dan TSP
sebesar 20 gram per meter kubik air, satu minggu kemudian, ketinggian air dinaikkan
menjadi 40 cm dan penebaran ikan dilakukan untuk memelihara ikan-ikan pemakan
tumbuh-tumbuhan (herbivora) yang umumnya mempunyai usus panjang.
Makanannya biasanya terdiri dari ganggang- ganggang benang, seperti ikan bandeng
(Chanos chanos), mujair (tilapia massambica), Nila (Tilapia nilotica) dan belanak sipit
atau belanak jumpul (Mugil tade). Ada pula yang makanannya berupa epiphyton
(ganggang penempel), seperti ikan nilem (Osteochilus hasseti ) dan tawes (Puntius
javanicus) tawes dewasa dan gurami (Osphronemus gouramy Lac ) dewasa.
Kemudian pemupukan susulan dimulai pada minggu kedua dengan takarannya
setengah dari dosis atau takaran pertama. Pemupukan selanjutnya boleh dilakukanapabila keadaan lumut mulai menipis atau habis, yang perlu diperhatikan dalam
pemupukan susulan ini, adalah kondisi ikan yang dipelihara harus tetap baik.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 55/75
METODA PLANKTON
Dalam upaya menumbuhkan plankton di tambak agak berbeda dengan menumbuhkan
pakan alami lainnya (klekap, lumut). Kedalaman air, jumlah dan komposisi pupuk yang
akan digunakan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi guna mencapai
keberhasilan dalam menumbuhkan pakan alami ini (plankton). Plankton menghendaki
air yang cukup dalam serta pupuk yang digunakan harus merupakan kombinasi antara
pupuk Nitrogen (N) dan fospor (P).
Menurut beberapa peneliti, pemberian pupuk nitrogen dan fospor dengan perbandingan
3 : 1 akan menumbuhkan banyak jenis alga diatomae, sedangkan perbandingan antara
1 : 1 lebih cocok untuk pertumbuhan fitoflagellata. Pemah juga diteliti bahwa
(khususnya) udang akan tumbuh dengan baik pada perairan tambak yang mempunyai
populasi diatomae yang lebih besar dan sebaliknya pada tambak yang lahannya
banyak ditumbuhi dengan fitoflagellata, pertumbuhan udangnya akan kurang baik.Seperti pada metoda klekap dan lumut, pada metoda plankton ini pun terdapat
perlakuan pengeringan, pemupukan dan perendaman, di samping itu dilakukan juga
pembrantasan hama dengan saponin (biji teh). Dimana sisa atau ampas juga bisa
menambah tingkat kesediaan bahan organik di tambak.
Pengeringan dapat dilakukan selama 3 -5 hari, kemudian air laut yang baru atau air dari
dari waduk penyimpanan (tandon) dimasukkan ke petakan sampai ketinggian air 50 cm.
Akan lebih baik lagi apabila kedalaman air bisa mencapai 70-100 cm. Untuk tahap
permulaan, sebaiknya menggunakan takaran pupuk urea dan TSP yaitu 2.065 dan
1.097 gram dalam setiap meter kubik air. Kedua pupuk tersebut diaduk merata
kemudian diletakan di atas meja yang dirancang terendam air 15 -20 cm di bawah
pennukaan air. Meja ini terbuat dari papan yang diberi tiang bambu. Pada tambak
seluas 1 ha, cukup disediakan sebuah meja dengan ukuran 0, 85 x 0, 85 m. Meja
dipasang di pinggiran tambak pada arah datangnya angin. Pupuk akan larut perlahan-
lahan dan tersebar ke seluruh tambak melalui gerakan air.
Untuk mengetahui apakah jumlah plankton sudah cukup atau belum, dapat dilakukan uji
kecerahan air, setelah pemupukan kita amati pertumbuhan fitoplankton nabati yang
menyebabkan air menjadi berwarna hijau, dengan menggunakan secchi disk. Apabila
lempeng secchi disk dimasukkan kedalam air dan sudah tidak kelihatan pada
kedalaman 30 cm, ini menunjukkan pertumbuhan plankton yang cukup. Apabila secchi
disk sudah tidak nampak pada kepadatannya perlu dikurangi dengan membuang
sebagian air dan memasukkan air baru. Takaran pemupukannya perlu dikurangi.
Apabila angka pada secchi disk menunjukkan 35 cm, berarti takaran pupuknya kurang
dan pemupukan berikutnya perlu ditambahkan.
Pada pemeliharaan, baik secara semi intensif maupun secara intensif, pengelolaan air
salah satunya adalah dengan cara pemupukan, pemupukan adalah teramat penting
untuk menciptakan air media yang cocok bagi kehidupan udang. Ini perlu akal dan
ketrampilan dari petani pelaksananya.
Sumber : Dedy Gusmardi , Bulet in “Mina Diklat”, Jun i 2003
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 56/75
Pembesaran Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal )
LATAR BELAKANG
Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal ) merupakan salah satu jenis ikan air
payau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis Ikan ini sudah dikenal oleh
masyarakat luas karena merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi serta ditunjang dengan rasanya yang enak dan memiliki
kandungan kolesterol yang rendah sehingga aman untuk kesehatan. Pengolahan
produk ikan bandeng yang semakin meningkat pada saat ini, seperti bandeng presto
yang semua tulang dan durinya menjadi lunak, yang menyebabkan meningkatnya
jumlah yang mengkonsumsi ikan bandeng, sehingga permintaan pasar akan ikan
bandeng akhir-akhir ini terus meningkat. Kondisi ini memberikan peluang kepada
pembudidaya untuk mengembangkan usaha budidaya bandeng (Chanos chanos
Forskal ) di seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi sehingga dapat memenuhi
ketersediaan pasokan ikan bandeng.
Untuk memenuhi kebutuhan ikan bandeng yang terus meningkat dan
berkesinambungan hanya dapat dilakukan melalui pengembangan budidaya. Dengan
terus berkembangnya teknologi pembenihan ikan bandeng, memungkinkan teknologi
pembesaran ikan bandeng dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga
tidak menjadi kendala dalam teknologi pembesarannya.
KLASIFIKASI IKAN BANDENG
secara taksonomi bandeng dapat diklasifiksasikan sebagai berikut:
Class : Pisces
: Teleostei
: Copterygii
Family : Chanidae
: Chanos : Chanos chanos Forskal
MORFOLOGI IKAN BANDENG
Ikan bandeng di Indonesia dikenal juga dengan nama Bandang, Bolu, Muloh, dan
Agam, tetapi dalam perdagangan internasional ikan bandeng dikenal dengan
sebutan Milk fish.
Ikan bandeng memiliki ciri khas yaitu bentuk badan yang langsing berbentuk
torpedo, sirip ekor bercabang (tanda ikan perenang cepat), berwarna keperak-perakan,mulut terletak di ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di
depan mata, mata diselimuti selaput bening (subcutaneous). Panjang badan di laut
dapat mencapai 1 meter tetapi dalam tambak panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Hal ini
disebabkan karena pengaruh keterbatasan ruang gerak, dan karena sengaja dipanen
sebelum menjadi dewasa.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 57/75
PROSES PEMBESARAN IKAN BANDENG
Dalam usaha pembesaran pada hakekatnya merupakan pengelolaan lanjutan dari
kegiatan penggelondongan yang dilakukan dengan menggunakan metode budidaya
dengan tujuan meningkatkan produksi tambak. Metode budidaya yang dapat dilakukan
antara lain yaitu metode budidaya bandeng secara tradisional yang disempurnakan,
metode progresif, metode modular, dan metode penebaran berganda. Dari keseluruhan
metode tersebut inti kegiatan budidayanya sama yaitu meliputi perbaikan dan persiapan
tambak, penebaran ikan, perawatan selama pemeliharaan, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, pemberian pakan tambahan, dan mempertahankan kualitas air
agar tetap layak.
1. Pemilihan Lokasi
Lokasi tambak budidaya ikan bandeng yang dipilih mempunyai persyaratan antaralain:
a. Lahan mendapatkan air pasang surut air laut. Tinggi pasang surut yang ideal
adalah 1,5 – 2,5 m. Pada lokasi yang pasang surutnya lebih rendah dibawah 1
meter maka pengelolaan air menggunakan pompa.
b. Tersedia air tawar untuk mengatur kadar garam yang sesuai bagi pertumbuhan
ikan bandeng.
c. Tekstur tanah yang ideal adalah liat berpasir, karena tanah ini dapat menahan air
dengan baik.
d. Lokasi ideal terdapat sabuk hijau (green belt ) yang ditumbuhi hutan mangrove
dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.
e. Keadaan sosial ekonomi mendukung operasional budidaya seperti keamanan
yang kondusif.
2. Persiapan Tambak
Persiapan lahan adalah proses penyiapan lahan tambak mulai pengeringan
lahan sampai siap ditebar benih untuk pembesaran ikan bandeng. Persiapan
tambak sangat menentukan keberhasilan budidaya. Tahapan Persiapan tambak
adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan sarana dan Prasarana
Memperbaiki secara menyeluruh mulai pintu air, pematang, caren,
saringan, saluran pemasukan, saluran pengeluaran dan peralatan lainnya seperti
pompa air, jala lingkar (untuk sampling pertumbuhan ikan).
b. Pengeringan Lahan
Lama pengeringan tergantung cuaca dan kondisi tanah. Tanah yangmempunyai ketebalan lumpur dalam membutuhkan waktu lebih dari 3 minggu
sedangkan tanah liat berpasir membutuhkan waktu cukup 10 hari. Tujuan
pengeringan ini adalah mempercepat penguapan gas racun-racun, memberantas
hama penyakit, mempercepat proses penguraian dan menaikan pH tanah.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 58/75
c. Pengangkatan Lumpur
Endapan lumpur sisa pemeliharaan periode sebelumnya berwarna hitam
dan terletak ditengah tambak atau didekat pintu pengeluaran. Lumpur ini banyak
mengandung bahan organik dan gas-gas beracun seperti asam sulfida sehingga
lumpur ini perlu diangkat. Endapan lumpur diangkat kepermukaan tanggul.
d. Pengapuran Tanah
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh
bakteri pathogen yang ada dan organisme hama. Kapur yang digunakan untuk
pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCO3). Dosis yang digunakan tergantung
pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk
pengapuran semakin banyak.
e. PemupukanDalam pemeliharaan ikan bandeng penyediaan makanannya dapat berupa
makanan alami dan makanan buatan. Jenis makanan alami ditambak dapat
berupa klekap, lumut, plankton, dan organisme dasar atau benthos. Namun
demikian jarang sekali semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam
tempat dan waktu yang bersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kualitas
tanah dan air serta kedalaman air ditambak.
Dalam penumbuhan pakan alami tersebut mempunyai tatacara yang
berbeda tergantung dari jenis pakan alami yang diinginkan. Sehubungan dengan
hal tersebut kebutuhan jenis pupuk yang digunakan untuk proses
penumbuhannya pun berbeda. Untuk penumbuhan klekap yang merupakan
kumpulan jasad renik yang disusun oleh algae biru, benthos, diatom, bakteria,
dan organisme renik hewani, diperlukan pupuk organik seperti dedak halus,
bungkil kelapa, kotoran sapi, kotoran kerbau, dan kotoran ayam.
Jumlah pupuk yang digunakan tergantung dari kesuburan tanah tersebut,
pada umumnya dosis pupuk organik berupa dedak halus diperlukan 500-1000
kg/ha, bungkil kelapa diperlukan 500-1000 kg/ha, kotoran kerbau/sapi 1000-
3000kg/ha, kotoran ayam jumlah pupuk organik yang diperlukan 500 kg/ha.
Penggunaan pupuk anorganik dalam penumbuhan klekap terdiri dari pupuk
Urea dan TSP yang digunakan dengan perbandingan 2:1. Dosis pupuk urea
adalah 100 kg/ha dan TSP 50 kg/ha. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan setelah
didahului oleh pemasukan air tahap pertama setinggi 5-10 cm dan dikeringkan
kembali. Pada pemasukan air berikutnya dilakukan dengan ketinggian 10-15 cm
yang selanjutnya dilakukan penebaran pupuk anorganik sesuai dengan dosistersebut. Penggunaan pupuk organik dilakukan dengan cara diletakan pada
beberapa tempat dibagian tambak secara merata sebelum dilakukan pemasukan
air tahap pertama.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 59/75
Untuk penumbuhan pakan alami jenis lumut yang komposisi utamanya
adalah alga hijau berfilamen diperlukan kedalaman air antara 40-60 cm. Kisaran
kadar garam yang diperlukan untuk penumbuhan lumut adalah 25 promil atau
lebih. Jenis lumut yang umum tumbuh ditambak adalah lumut sutera(Chaetomorpha sp), dan lumut perut ayam (Enteromorpha sp). Jenis algae hijau
filamen lainnya juga merupakan jenis lumut adalah Cladophora sp.
dan Vaucheria sp.
f. Pengisian Air Sebelum Tebar
Pada saat terjadi pasang naik cukup tinggi air dimasukan kedalam tambak
setelah melalui saringan di pintu air pemasukan (inlet). Ketinggian air dipelataran
tambak lebih kurang 10 cm. Kemudian pintu air pemasukan ditutup dan air dalam
tambak dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur
tanah agar berada pada kondisi baik untuk pertumbuhan pakan alami. Pada saat
pemasukan air berikutnya dilakukan penggunaan Saponin (tea seed) untuk
pemberantasan hama yang ada di dalam tambak dan untuk merangsang
pertumbuhan phytoplankton. Setelah diberi saponin, tambak dibiarkan
hingga 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di dalam tambak telah
mati, maka pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini ketinggian air
dipelataran cukup 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari untuk dilakukan
pemupukan dasar. Kemudian setelah pemupukan dilakukan penambahan air
pada tambak dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan
alami (klekap). Pada ketinggian air 40 cm dari pelataran tambak maka air tambak
dipertahankan untuk persiapan penebaran benih ikan.
3. Persiapan Benih
Dalam persiapan benih ikan bandeng yang akan ditanam dalam proses
pembesaran terdapat beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan terlebih
dahulu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Peneneran
Kegiatan peneneran adalah pemeliharaan benih ikan bandeng dari ukuran
nener hingga mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran benih ikan ini sudah dapat
digunakan pada kegiatan penggelondongan. Luas tambak untuk kegiatan
peneneran relatif lebih kecil dan biasa dikenal dengan sebutan baby box .
Perbandingan luas petak peneneran, penggelondongan, dan pembesaran
adalah 1:9:90. lama pemeliharaan dipetak peneneran berkisar 30-45 hari
tergantung pada kondisi pakan alami dan ukuran ikan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 60/75
b. Kegiatan Penggelondongan
Kegiatan penggelondongan adalah lanjutan pemeliharan benih dari ukuran
gelondongan kecil ( pre-fingerling ) hingga mencapai ukuran gelondongan.
Kegiatan penggelondongan ini dilakukan kurang lebih selama 30 hari atau pada
saat ukuran berat ikan antara 3-5 gr/ekor. Setelah kegiatan penggelondongan
baru benih ikan bandeng dapat dipelihara di petak pembesaran.
4. Penebaran Benih
Faktor-faktor penebaran benih yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
(Mudjiman, 1988):
a. Padat Tebar
Benih ikan bandeng yang ditebar dipetak pembesaran untuk menghasilkan
ikan ukuran konsumsi disesuaikan dengan metode pembesaran ikan bandeng
yang dilaksanakan. Untuk metode tradisional yang disempurnakan padat
tebarnya adalah 2-3 ekor/ m2. Lama pemeliharaan pada pembesaran ikan
bandeng dengan metode tradisional yang disempurnakan adalah 4 bulan.
b. Waktu Penebaran
Penebaran benih bandeng harus segera dilaksanakan setelah petakan
tambak siap untuk pemeliharaan. Warna air tambak terlihat kehijauan oleh
plankton. Keterlambatan penebaran akan memberikan peluang hama dan
penyakit berkembang didalamnya. Waktu penebaran dilakukan sore hari atau
menjelang matahari terbenam pukul 16.00-18.00 atau pagi hari sebelum
matahari terbit sampai pukul 07.30 karena pada waktu ini kondisi fluktuasi suhu
tidak mencolok, parameter air dan lingkungan tidak banyak berubah.
c. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota yang dipelihara dengan
lingkungan baru yang akan digunakan untuk budidaya ikan. Melalaui proses
adaptasi ini secara fisiologi dan kebiasaan hidupnya secara perlahan-lahan
disesuaikan dengan lingkungan barunya. Dalam kegiatan aklimatisasi
sebelumnya telah disediakan petakan khusus yaitu petakan yang sangat sempit
yang dibuat hanya untuk sementara dalam kegiatan aklimatisasi atau
penyesuaian benih pada tambak. Ukuran petak ini disesuaikan dengan
banyaknya benih yang akan ditebarkan. Petakan ini dibuat di dekat pintu air dan
dibatasi oleh pematang yang sempit (kecil). Diatas pematang dibangun atap
yang terbuat dari gedek bambu yang dilapisi dengan plastik atau dari daunkelapa (welit). Kegunaan atap ini adalah sebagai pelindung bagi benih dari
sengatan sinar matahari yang kuat dan hujan, karena air hujan yang langsung
mengalir kepetak aklimatisasi dapat menyebabkan kematian pada benih. Petak
aklimatisasi ini diperlukan baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 61/75
5. Pemberian Pakan
Pakan merupakan komponen penting karena mempengaruhi pertumbuhan
ikan, lingkungan budidaya serta memiliki dampak fisiologis dan ekonomis.
Kelebihan pemberian pakan akan menyebabkan bahan organik yang mengendap
terlalu banyak sehingga akan menurunkan kualitas air demikian juga kekurangan
pakan akan menyebabkan pertumbuhan ikan turun dan tubuhnya lemah sehingga
daya tahan terhadap penyakit menurun. Pakan disebarkan secara merata ke dalam
tambak.
Jenis pakan yang diberikan adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan
buatan berbentuk pellet dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran
(size) ikan. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam pakan ikan bandeng (Chanos
chanos Forskal ) antara lain protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, vitamin serta
mineral. Pakan hidup adalah organisme hidup dalam tambak yang berfungsi
sebagai pakan ikan. Pada umumnya jenis pakan ini adalah plankton. Fungsi
plankton disamping sebagai pakan alami bagi ikan adalah penghasil oksigen dalam
air.
6. Monitoring Pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan dalam
petakan tambak secara individu, populasi dan biomas yang dilakukan secara
periodik. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dalam pengambilan contoh (sampel )
dan pemeriksaan ikan dengan dilakukan penjalaan (Jala tebar). Untuk mengamati
respon ikan terhadap pakan serta kesehatan ikan dapat diamati menggunakan
anco, sedangkan pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan
pengamatan langsung berupa jumlah yang mati. Data yang terkumpul selanjutnya
dapat digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
Monitoring pertumbuhan ini digunakan untuk menentukan jumlah pakan,
infeksi hama penyakit serta waktu panen yang tepat. Pengambilan sampel atau
sampling dilakukan tidak hanya pada satu titik tambak, atau hanya pada sisi tambak
dimana ikan sering diberi pakan, tetapi harus dilakukan pada lima titik tambak, yaitu
bagian tengah tambak dan empat titik yang lainnya yaitu empat sudut pada tambak.
Hal ini bertujuan agar sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan dapat
benar-benar mewakili organisme yang dibudidayakan di tambak secara akurat.
7. Perawatan Tambak Selama pembesaran
Untuk keberhasilan usaha pembesaran bandeng maka perlu dilakukanperawatan dengan baik selama pemeliharaan. Perawatan tersebut meliputi
pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta
pemberian pakan tambahan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 62/75
a. Pengaturan Air
Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan,
sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur
mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur
hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila
air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya
bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih.
Pergantian air dilakukan secara teratur bersamaan dengan adanya air pasang.
Caranya adalah dengan mengeluarkan setengah atau sepertiga bagian air
tambak sebelum terjadi air pasang, kemudian diganti dengan air pasang yang
baru sampai ketinggian air semula.
Pada saat setelah terjadi hujan, maka air di tambak perlu segera diganti,
karena air hujan akan mengencerkan salinitas. Hal ini dapat membahayakan
kehidupan ikan yang sedang dipelihara. Kemudian juga untuk menjaga
salinitasnya agar tetap stabil dan baik (payau) diperlukan juga sumber air tawar,
sumber air tawar bisa diperoleh dari air sungai.
b. Perawatan Pintu dan Pematang
Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu
tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini
adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam
tambak serta mencegah hilangnya benih. Demikian pula saringan di pintu
tambak harus dibersihkan dengan sikat, untuk memudahkan dalam pertukaran
air.
c. Pemupukan Susulan
Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis (habis), segera
dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai
unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan
alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami
yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis
masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha.
Selain sebagai pupuk, dedak halus juga berfungsi sebagai makanan tambahan.
Mudjiman juga mengatakan bahwa pemupukan sebaiknya dilakukan pada
saat ada air pasang. Hal ini di maksudkan bila hasil pemupukan berpengaruh
kurang baik terhadap kualitas air (seperti terjadi blooming), maka dengan segeradapat dilakukan pertukaran air. Pemupukan tidak boleh dilakukan pada saat
akan turun hujan, karena air hujan dapat mengencerkan hasil pemupukan
tersebut. Selain itu dalam melakukan pemupukan, pelataran tidak boleh diinjak-
injak, karena akan merusak klekap yang tumbuh.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 63/75
d. Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan dilakukan apabila keadaan makanan alami
sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis
makanan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan
kira-kira 5% dari berat total tubuh per hari. Pemberian makanan dilakukan dua
kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
8. Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering mengganggu kegiatan budidaya ikan bandeng
adalah sebagai berikut:
a. Jenis-jenis hama berupa:
1) Ikan pemangsa seperti Kakap, Kerong-kerong, Payus, Bulan-bulan dan jenis
ikan penyaing seperti Tilapia, dan Belanak.
2) Ketam/kepiting, Belut, Tonang, yang merupakan hama yang sering membuat
lubang dan merusak pematang pada tambak.
3) Ular air dan Burung seperti, Pucuk ikan, Bangau, dan lainnya, sebagai
pemangsa yang sering mengancam kehidupan ikan dalam kegiatan
budidaya di tambak.
Selain itu perlu diperhatikan pengontrolan tambak secara terus-menerus
yaitu mengurangi atau membasmi organisme pengganggu atau pemakan bentik
yang tumbuh di sekitar tambak. Larva chironomid , cacing polychaete, dan siput
yang merupakan sumber penyakit. Penggunaan kapur dan urea pada saat
persiapan tambak akan membasmi organisme tersebut.
b. Metode Pengandalian Hama
Ada 2 metode pengendalian hama yaitu :
o Secara fisik dan
o Secara kimiawi
Secara fisik antara lain dengan cara :
Pengeringan dasar tambak
Pemasangan saringan pada pintu air
Pemasangan perangkap
Pemasangan tali-tali tidak berwarna (nylon) yang direntangkan di atas
tambak untuk mencegah burung pemangsa.
Secara kimiawi, dengan jalan memilih jenis pestisida dan dosis penggunaanberdasarkan macam hama. Dapat dilihat pada Tabel 1.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 64/75
Tabel 1. Jenis pestisida dan dosis penggunaan berdasarkan jenis hama
No Jenis Hama Pestisida Dosis efektif
(bahan total)
Per hektar
1 Berbagai jenis
Ikan liar
Bungkil biji teh
(bahan aktif saponin)15-20 kg
Rotenon (tepung) 3-5 kg
Akar tuba 7-10 kg
2 Trisipan (sumpil) Brestan 60 G 0,5 kg
Basudin 60 EC 0,5 lt
Sumition 50 EC 0,1 lt
Diazinon 60 EC 0,1 lt
Brantasan (bubuk) 0,3 kg
3 Larva chironomid Sumition 50 EC 0,1 lt
4 Kepiting Sevin (bubuk) 2 kg
c. Cara Pemakaian Pestisida
1) Bungkil biji teh ditumbuk hingga halus (bubuk), kemudian direndam dalam air
selama semalam. Disebar merata ke dalam tambak.
2) Bubuk rotenon dicampur dengan air secukupnya, kemudian disebar merata
ke dalam tambak.
3) Akar tuba ditumbuk hingga halus (bubuk), direndam dalam air selama satu
malam, kemudian diambil ekstraknya dan disebarkan merata kedalam
tambak.
4) Brestan dicampur air secukupnya, kemudian disebar merata ke dalam
tambak. Setelah aplikasi tambak harus direklamasi (genangi tambak dengan
air laut atau payau selama 1 malam, lalu kuras)
5) Sevin, dengan membuat umpan dari ikan rucah yang dilumuri dengan bubuk
sevin, kemudian ditaruh disekitar lubang kepiting (pada saat pemeliharaan)
atau disebar merata pada saat persiapan tambak (tambak berair sekitar 10
cm) dan setelah aplikasi tambak perlu dicuci.
d. Penyakit pada BandengPenyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan
pada ikan, sehingga dapat menimbulan kerugian dalam bereproduksi. Timbulnya
penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi
lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 65/75
Jenis penyakit yang pernah dilaporkan yang menyerang ikan bandeng
adalah:
1) Sisik atau kulit kotor penyakit ini disebabkan oleh Caligus Sp danPiscicolla
Sp, gejalanya yaitu nafsu makan ikan berkurang, susunan sisik rusak, ikan
terlihat malas.
2) Sirip ekor patah dan rusak penyakit ini disebabkan oleh Fiorrot disease
9. Pemanenan
Setelah ikan bandeng mencapai ukuran konsumsi, maka dilakukan
pemanenan. Panen dapat dilakukan secara bertahap (selektif) maupun secara total.
a. Panen Bertahap
Panen bandeng secara bertahap dapat dilakukan dengan metode
menyerang air atau yang dikenal dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuaidengan sifat bandeng yang selalu menentang arus (aliran air). Caranya adalah
pada saat surut air tambak dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat terjadi
pasang yang cukup tinggi, air baru dimasukan ke tambak melalui pintu air yang
ditutup dengan saringan kasar, ikan bandeng akan segera menyongsong
datangnya air baru tersebut. Dengan demikian, ikan akan terkumpul dalam
petak penangkapan (catching pond ). Selanjutnya ikan tersebut ditangkap
dengan menggunakan jaring.
b. Panen Total
Pada umumnya panen bandeng secara total dilakukan dengan cara
pengeringan tambak. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara
perlahan-lahan sampai air yang ada didalam tambak hanya mengisi bagian
pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di caren tersebut. Pemanenan
dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang ditarik (diseret) sepanjang
caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren
oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan dikumpulkan disuatu tempat
tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya dilakukan penangkapan
dengan alat tanggok (scoop net).
PEMASARAN
Pemasaran merupakan lanjutan aktivitas pasca panen yang menentukan harga.
Tinggi rendahnya harga di tingkat petani pembudidaya ikan bandeng seringkali
merupakan manipulasi dari pedagang pengumpul atau perantara untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.Harga sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dari konsumen dan
penawaran dari produsen yang efektif, pasok uang harga, barang subtitusi, faktor
musim, margin pemasaran, pola distribusi, kebijaksanaan harga dan harga tingkat
umum.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 66/75
Teknik Budidaya Ikan Bandeng
1.1. Latar Belakang
Bandeng (Chanos-chanos) merupakan jenis ikan yang bisa dibudidayakan
pada tambak. Potensi tambak Indonesia tersebar di seluruh tanah air, hanya ada
tiga propinsi yang tidak memiliki tambak yaitu Sumatera Barat, Jakarta dan
Yokjakarta. Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi dengan tambak terluas,
dimana Tahun 2000 tambak tercatat total dengan luas tambak 53.423 ha atau
15% dari luas tambak di Indonesia (BP 2002). Pusat tambak terletak di Kabupaten
Gresik dan Sidoarjo dengan luas tambak masing-masing 38,44% (20.535,8 Ha)
dan 32,17% (17.186,2 Ha) dari luas tambak Jawa Timur (Dinas Statistik Propinsi
Jawa Timur, 2003), dimana lebih dari 60% (19117,2 Ha) merupakan tambak
bandeng.
Bandeng (Chanos-chanos) adalah jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi
masyarakat. Bandeng dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain
itu, bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya
menyerang hewan air sehingga bandeng mempunyai nilai lebih daripada produk
perikanan yang lain. Maka banyak masyarakat yang menkonsumsi bandeng yang
kemudian menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap komoditas bandeng.
Dalam sepuluh tahun terkahir muncul permintalahan sebesar 3, 82 % per tahun.
Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih dikelola dengan
teknologi yang relatif sederhana dengan tingkat produktivitas yang relatif rendah.
Hal ini bertolak belakang dengan permintaan terhadap bandeng yang telah
dijelaskan pada uraian di atas. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan
pasar yang besar ini perlu dibudiddayakan bandeng secara intensif. Keberhasilan
untuk budidaya bandeng tidak bisa terlepas dari faktor-faktor teknis meliputi
sumber air, dasar perairan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Budidaya Ikan Bandeng ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang budidaya ikan
bandeng (Chanos chanos) yang baik dan cara mengatasi permasalahan yang
dihadapi serta penanganan khususnya.
A. Budidaya Bandeng Dalam Tambak
Berhasilnya membudidayakan bandeng dalam tambak tergantung oleh
beberapa faktor, diantaranya :
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 67/75
1. Persiapan Tambak
a. Pengeringan tanah dasar tambak
Pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan antara lain sebagai
berikut :
- Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca kurang baik 14 hari
- Pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya
terbenam sekitar 1 cm
- Pengeringan sampai 2 lapisan sebelah atas tanah dasar tambak
- Pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak dan kadar airnya
18 – 20 %
b. Perbaikan kontruksi tambakTahap awal dari persiapan tambak adalah perbaikan tata
pertambakan yaitu meliputi perbaikan pematang, perbaikan pintu dan
saringan, pembuatan caren (saluran keliling) dan perbaikan bocoran.
Pemetang petakan yang telah terkikis (longsor atau aerosi) harus
diperbaiki. Bocoran pada pematang akibat kepiting atau hewan lain perlu
ditutup. Pada kaki pematang petakan sebaiknya dibuat ‖berm‖ yang dapat
berfungsu sebagai penahan longsoran tanah dari pematang dan sebagaitempat untuk memperbaiki bocoran. Keadaan pintu yang sudah atau agak
rusak perlu diperbaiki. Pada bagian pintu arah petakan dipasang saringan
halus (kasa nillon atau yang sejenisnya) yang berfungsi untuk mencegah
masuknnya ikan liar atau udang dipelihara selama pengaturan air dipetakan
tambak.
c. Pengapuran tanah dasar
Pengapuran tanah dasar tambak mempunyai peranan sebagai berikut :
- Menetralisirkan asam bebas yang terdapat di air.
- Menyangga goncangan pH tanah yang mencolok.
- Membantu mengendapkan bahan koloid yang terdapat dalam larutan
tanah.
- Mendorong bakteri pemecah bahan-bahan organic untuk bekerja lebih
aktif dalam pelepasan bahan organic.
- Mendorong pertumbuhan spesies pertumbuhan air yang cocok untuk
manakan ikan.
- Membantu pembentukan tulang ikan dan pencegah kelainan tulang.
- Memperbaiki kondisi tanah.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 68/75
d. Pemupukan
Pemupukan dimaksudkan untuk menyuburkan tanah dalam
merangsang pertumbuhan klekap. Pemupukan dilakukan setelah tanah
dasar dikeringkan. Tanah dasar yang telah dikeringkan ditaburi dengan
dedak kadar (500 kg/ha) dan bungkil kelapa (500 kg/ha, kemudian diari
sekitar 10 cm, setelah kering baru diberi pupuk kandang atau kompos (100
kg/ha) dan diairi lagi sedalam 5 – 10 cm kemudian diberi pupuk organic
berupa urea (150 kg/ha) dan TSP ( 75 kg/ha). Setelah tumbuh klekap
(sekitar seminggu sesudahnya) secara berangsur-angsur tinggi air dinaikan
dan pada saat itu bandeng sudah dapat ditebar.
Pemupukan dilanjutkan dapat dilakukan beberapa kali dan dilakukan
setelah melewati 2 bulam pemulihan (atau tergantung dari kesuburan
tambak). Pupuk yang digunakan adalah Urea dan TSP dengan dosis 10 –
25 kg/ha dan 15 kg/ha. Pada saat dilakukan pepupukan susulan tinngi air
tambak tidak boleh lebih dari 1 meter. Setiap kali dilakukan pemupukan
cuaca harus dalam keadaan cerah.
2. Pengisian Air
Air yang digunakan sebagai media budidaya adalah air laut yang
dimasukkan kedalam tambak dengan memanfaatkan pasang atau pompa, dan
air tawar dari sungai. Salinitasnya sekitar 10 – 35 ppm atau digolongkan
kedalam air payau. Jumlah air tambak ditentukan oleh pasang surut air laut
sebagai suplai air tambak. Tambak air payau kebanyakan dibangun didaerah
pasang surut yaitu pasang surut tertinggi dan terendah. Jika kekeruhan sangat
tinggi, maka perlu dilakukan pergantian air.
Biasanya pengisian air ataupun pergantian air menggunakan pipa
paralon (PVC). Pipa paralon disebut juga pipa goyang atau stand pipe. Cara
pemasangan ialah dengan memasukkan salah satu ujung pada bagian tambak.
Sedang yang lainnya berada diluar tambak dengan ujung berbentuk huruf L.
Untuk memudahkan pengisian air, maka yang ada dibagian ujungnya (dari
elbo) tidak diberi perekat agar mudah digerak-gerakkan keatas dan kebawah.
3. Penebaran dan Aklimatisasi
Penebaran nener yang baik yaitu dengan langkah awal dalam budidaya
bandeng. Selanjutnya nener akan berkembang dalam setiap petakan pada
tambak yag telah disediakan. Saat yang baik untuk menebarkan nener ialah
pada pagi atau sore hari pada pertengahan musim penghujan. Pada saat-saat
tersebut jumlah air dalam tambak tercukupi sehingga kadar asam dan gas-gas
beracun teroksidasi. Dengan demikian nener tidak mengalami kematian.
Penebaran yang tepat ialah pada pukul 6.00 sampai pukul 7.00 pagi yang mana
udara masih segar dan suhu belum naik.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 69/75
Jumlah benih yang harus ditebarkan tergantung dari kesuburan tambak
dan tingkat pengelolaannya. Namun, bila makanan alami (klekap, lumut,
plankton) cukup tersedia. Maka untuk bandeng dapat dilakukan penebaran
nener dengan padat penbaran 30 – 60 ekor/m2 (ukuran antara 0,005 – 0,007
gram).
Padatnya penebaran harus seimbang dengan persediaan makanan alami.
Apabila merangsang makanan alami seperti klekap dan plankton lebih pesat
dengan pemupukannya. Perhitungan penebaran yang tepat ialah satu Hektar
diisi maksimal 5000 – 7000 ekor/Ha.
4. Monitoring Pertumbuhan Perkembangan nener sangat tergantung dari padatnya penebaran.
Dalam satu Hektar dapat ditebar 1000 ekor pada petak pendederan.
Perkembangan nener menjadi pesat jika airnya dalam keadaan jernih dan
banyak terdapat plankton dan klekap. Kejernihan air mempermudah bagi ikan
untuk memproleh makanan karena penglihatannya tidak terhalang. Pemberian
makanan tambahan berasal dari dedak halus yang dicampur dengan pupuk
yang dapat memacu pertumbuhan ikan.Setelah berada pada petak pendederan selama satu bulan nener sudah
mampu mengenali lingkungannya.Tingkah laku nener yang berada dalam petak
pendederan setelah adanya pencampuran air dari tempat yang berbeda dapat
diamati. Ikan yang sudah mengenali lingkungannya dan mampu menerima
keadaan air, akan bergerak melawan arus.
Apabila nener dipelihara dengan baik maka perkembangannya berjalan
dengan normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah meliputi penumbuhan
makanan alami, penumbuhan klekap, pemberian makanan tambahan,
pengaturan irigasi, menjaga kualitas air, dan mempertahankan suhu. Setelah
selama sebulan nener berada dalam petakan pendederan/peneneran, maka
barulah dipindah kepetak gelondongan. Pada usia ini nener sudah berukuran 5
cm.
Pemberian makanan perlu ditingkatkan lagi guna memacu perkembangan
sehingga belum sampai usia enam bulan bandeng sudah bisa dipanen. Setelah
berada dalam petak gelondongan, ikan dipelihara selama 2 bulan. Kemudian
dipindahkan kedalam petak pembesaran yang selalu disertai dengan masalah
seperti munculnya ikan pesaing dan predator.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 70/75
5. Penggelolaan Kualitas Air
Kualitas air yang telah sesuai dengan kebutuhan ikan harus tetap
dipertahankan. Bila terjadi perubahan mendadak, secepatnya diupayakan
pemulihan agar ikan tidak stress atau mati. Perhatian serius kearah ini akan
menbuahkan hasil yang memuaskan Karena kualitas sangat erat hubungannya
dengan menumbuhkan makanan alami.
6. Pengendalian Pakan (Alami dan Buatan)
Tersedianya makanan alami dalam tambak tergantung pada pemupukan
tambak sebelum nener ditebar. Dengan pemupukan, banyak unsure hara yang
terlarut, selain komposisi kimiawi yang ada pada dasar tanah menjadi lebih baik
dalam menyediakan unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, ferum, serta
unsur-unsur mikro lainnya.
Ditambak terdapat beberapa jenis pakan alami yang sangat penting
dalam menunjang pertumbuhan bandeng. Jenis tersebut adalah klekap, lumut,
plankton dan organisme dasar (benthos). Namun demikian, jarang sekali
semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam tepat dan waktu yang
kebersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kulaitas air dan tanah serta
kedalam air tambak.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama tidak hanya menurunkan produksi bandeng tetapi juga merusak
ekologi tambak. Menurut Antoni dan Wibowo (1996) hama digolongkan
menjadi:
- Hama pemangsa, contohnya Ikan kakap, ikan bulan-bulanan, ikan keting,
ikan kipper, ikan sembilang, dll.
- Hama penyaing, contohnya ikan belanak, ikan mujair, trisipan.
- Hama perusak, contohnya kepiting dan ular.
Untuk membrantas ikan liar seperti belanak, bronang, mujair, dan ikan-
ikan buas digunakan akar tuba atau jenu yang mengandung rotene. Takaran
pemakaian 4 – 6 kg akar dan setiap 1 Ha tambak. Sedangkan, untuk
membrantas sifut (terutama trisipan) menggunakan brestan dengan takaran 1
kg/Ha
Penyakit yang sering menyerang ikan bandeng yaitu pembusukanekor/sirip.Vibriosis dan streptoccosis. Obat yang diberikan pada ikan yang
terserang penyakit yaitu dengan pemberian antibiotik.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 71/75
8. Panen dan Pasca Panen
Setelah dipelihara ditambak sampai usia 5 bulan atau sesuai dengan
permintaan. Pemanenan bandeng dapat dilakukan dengan beberapa cara
berdasar sifat bandeng yang selalu bergerak keliling tambak dimalam hari dan
tertarik cahaya serta merangsang oleh pergerakan air.
Penanganan terhadap bandeng yang telah dipanen sebaiknya dilakukan
dini hari atau temperature suhu masih rendah sekitar 50C agar bandeng
memiliki kualitas yang baik. Bandeng yang dipanen pada temperatur tinggi
sangat peka terhadap penurunan kualitas. Bandeng tidak hanya dikonsumsi
masyarakat dalam negeri, tetapi juga diekspor. Oleh karena itu, kualitas
bandeng yang akan diekspor merupakan factor yang sangat penting.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 72/75
Teknik Budidaya Ikan Bandeng
Ikan bandeng termasuk golongan ikan herbivora, yaitu bangsa ikan yang
mengkonsumsi tumbuhan. Bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil
protein hewani yang tinggi. Dengan teknik budidaya Bandeng yang intensif, dalam
usia kurang lebih 6 bulan mampu mencapai berat rata-rata 0,6. Intensifikasi dalam
budidaya bandeng perlu dilakukan karena tingkat produktivitas bandeng dengan cara
budidaya tradisional sangat rendah. Peningkatan teknis budidaya juga harus diikuti
dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan
teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
Teknis Budidaya Bandeng Teknologi Nasa
I . PENYEDIAAN BENIH BANDENG
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan
dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam
pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam
pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul. Induk bandeng yang unggul akan menurunkan
sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-ciri induk bandeng unggul :
bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal. ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling
cepat.
susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
gerakan lincah dan normal.
umur antara 4 5 tahun.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 73/75
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan
penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui
suntikan.
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang
telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi)
kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur
karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada
kolam khusus pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 – 26
jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang
masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum
perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolampemeliharaan nener. Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton.
Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran.
Pemupukan yang tepat adalah denganTON Pupuk Tambak Organik yang
mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton,
diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam
humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan
kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan
yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah
nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan VITERNA Plus dan POC NASA
dengan dosis 2 – 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena VITERNA Plus dan
POC NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S
dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesehatan nener.
II. Pembesaran Bandeng
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke
kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan. Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang
dilakukan selama persiapan lahan adalah :
Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa
dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari
pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah,
aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil
yaitu pada pH 7 – 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi
tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan
organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 74/75
menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat
hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit
dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan
menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).
Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena
TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik
utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan
kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5
botol/ha atau 25 gr/100 m2.
Pengelolaan air . setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan
hingga setinggi 10 – 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untukmenumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau
menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener . Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan
sedalam 30 – 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam
pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan
herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam.
Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk
mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi
yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 – 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat
penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi
dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang
tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 – 7% dari berat
badan. Waktu pemberian 3 – 5 kali sehari.
Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan
pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh
bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting,
protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis
pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA dengan pakan buatan adalah 2 – 5
cc/kg pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus dan
POC NASA dapat merata.3. Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan
dengan dosis 2 – 5 cc/kg pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam,
agar seluruh bandeng dapat pakan.
7/16/2019 Beternak Bandeng
http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 75/75
III. Pengendalian hama dan Penyakit pada Bandeng
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk daribagian tepi.
Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun,
pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik
terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang
menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan
penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.
Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang
berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara
pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk
mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan
dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur
mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas
berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan
menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai
serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada
pakan buatan. VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral
penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi
nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu
tercukupi.
Itulah faktor-faktor penting dalam teknik budidaya bandeng persembahan PT
Natural Nusantara dengan harapan mampu meningkatkan hasil panen dan ramah
lingkungan.Ditulis di Budidaya Ternak, Teknik Budidaya dan
ditandai bandeng, ikan, perikanan, tambak oleh Teguh Nasa pada 9 Juni 2012.
Dilihat: 5751 kali
Top Related