Download - Beternak Bandeng

Transcript

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 1/75

 

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 2/75

Pemanfaatan Potensi Pesisir Dengan Budidaya Ikan Bandeng Tambak

(kesimpulan) Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan

13.667 pulau, wilayah laut yang luas dan garis pantai yang panjangnya lebih dari

81.000 km, Indonesia memiliki potensi sumberdaya laut dan pantai yang besar.Perairan Indonesia memiliki suatu karakteristik fauna tropis yang tidak ada bandingnya.

Saat ini perairan Indonesia diidentifikasi lebih dari 2500 spesies ikan yang berbeda

 jenis.

Potensi sumberdaya perairan Indonesia yang besar membuat bidang perikanan

menjadi salah satu aspek harus diprioritaskan bagi Pembangunan Nasional bangsa

Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1985 yang mengatur

bidang perikanan menyebutkan bahwa, dalam usaha mencapai tujuan Pembangunan

Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara, bidang perikanan harus mampu ikut serta

mewujudkan kekuatan ekonomi sebagai upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.

Peran serta dan sumbangan bidang perikanan dalam proses pembangunan nasional

misalnya: 1) Menambah devisa negara melalui kegiatan ekspor hasil perikanan. 2)

Meningkatkan gizi masyarakat. 3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

berkaitan dengan masyarakat yang bekerja dan mencari nafkah dibidang perikanan.

Dewasa ini peledakan jumlah penduduk telah membawa akibat yang cukup luas

diberbagai segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut

peningkatan penyediaan bahan pangan, tetapi juga peningkatan bidang gizi. Berbagai

upaya sejak dulu ditempuh untuk meningkatkan produksi pangan, dan sekarang upayapeningkatan dibidang gizi mulai diperhatikan. Ikan sebagai sumber gizi, semakin

neningkat permintaannya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Usaha peningkatan produksi perikanan di Indonesia tidak selayaknya hanya

menggantungkan diri pada usaha penangkapan ikan di laut lepas dan perairan umum

lainnya, karena jika terjadi eksploitasi secara terus-menerus seiring dengan teknologi

penangkapan yang semakin maju justru akan mengganggu kelestarian sumberdaya

perairan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, usaha peningkatan

produksi perikanan melalui usaha penangkapan ikan di laut lepas dan perairan umum

lainnya harus diimbangi dengan usaha budidaya perikanan didarat atau yang biasa

disebut dengan perikanan darat.

Bandeng merupakan salah satu jenis ikan budidaya air payau (tambak) yang sekaligus

 juga merupakan bahan konsumsi masyarakat luas, sehingga mempunyai prospek yang

cukup cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Bandeng mempunyai toleransi salinitas

yang tinggi (euryhalien) sehingga dapat dibudidayakan ditambak yang berair payau.

Sifat euryhalien ini memungkinkan daerah pemeliharaannya tidak terbatas pada tambak

pantai (tambak yang berjarak 0,5-1 km dari garis pantai), tetapi juga dapat

dibudidayakan di tambak darat (tambak yang berjarak lebih dari 1,5 km dari garis pantaiyang mana salinitasnya lebih rendah dari tambak pantai. Selain bersifat euryhalien, ikan

bandeng juga tahan terhadap temperatur yang tinggi sehingga coook di budidayakan di

Indonesia. Keadaan lain yang menguntungkan adalah tidak adanya musim dingin di

Indonesia, sehingga pengusahaannya dapat berlangsung sepanjang tahun.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 3/75

Penyebaran ikan bandeng begitu luas, bahkan hampir setiap pantai di Indonesia

terdapat benih bandeng (nener). Penyebaran bandeng di Indonesia meliputi daerah-

daerah pantai di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali serta Pulau Buru. Di

pulau Jawa, nener sering ditangkap di pantai Banten, Jakarta, Cirebon, Semarang,

Gresik dan Surabaya.

Dalam usaha budidaya bandeng, pengetahuan yang mendalam para petani tambak

terhadap faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi sangat penting.

Jenis-jenis faktor produksi dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor produksi tersebut

terhadap hasil produksi, mutlak harus diketahui agar kegiatan budidaya memperoleh

hasil yang menguntungkan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan suatu

perhitungan biaya produksi dan perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dari

budidaya bandeng sehingga dapat diketahui apakah budidaya bandeng tersebut

menguntungkan atau tidak dan berapa lama biaya investasi dapat di kembalikan.

 Analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan usaha budidaya bandeng dalam

penelitian ini dilakukan karena setiap kegiatan usaha pasti akan mengandung resiko,

baik resiko terhadap komoditas maupun resiko keuangan. Analisis kelayakan dilakukan

untuk memperkecil resiko investasi dan sekaligus membantu dalam mengambil

keputusan investasi secara tepat.

Sebagai ikan laut, bandeng tersebar mulai dari pantai Afrika timur sampai ke Kepulauan

Tuamotu sebelah timur Tahita, dan dari Jepang selatan sampai Australia utara. Sifat

yang menyolok dari ikan bandeng ialah sifat euryhallien, yaitu tahan terhadap

perubahan yang besar dalam hal salinitas air, hal ini membuat bandeng dapat

dipelihara dalam tambak air payau. Meskipun kadar garam dalam tambak air payau

sering turun-naik, kehidupan sehari-hari ikan bandeng tidak terpengaruh.

Dalam mencari makan, ikan bandeng mengais ganggang biru yang tumbuh menempel

di dasar, kalau sudah terangkat dan mengapung dekat permukaan air oleh gelembung-

gelembung oksigen hasil proses fotosintesis mereka.

Pembiakan induk bandeng terjadi di dekat pantai yang airnya jernih, sedalam 40-50

meter, menghasilkan telur sebesar 1,2 mm mengapung di bawah permukaan air.

Pelepasan telur terjadi pada waktu malam hari di tempat sejauh 5-7 mil laut dari pantai.

Telur bandeng menetas dalam waktu 24 jam, menjadi nener selembut 5 mm. Sambil

tumbuh lebih lanjut, nener itu terbawa oleh air mendekati pantai, kemudian ditangkap

oleh para penyeser. Dalam bentuk nener inilah ikan bandeng ditebarkan dan dipelihara

dalam tambak hingga sampai dapat dipanen kelak.Di kalangan pertanian, istilah budidaya digunakan bagi kegiatan usaha produksi suatu

komoditi. Istilah budidaya merupakan padanan bagi istilah culture (bahasa Inggris),

misalnya fish culture, yang mengusahakan ternak ikan dikolam; marine culture, yang

mengusahakan hasil laut.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 4/75

Dalam usaha budidaya bandeng, para petani tambak akan mengalami beberapa

tahapan kegiatan sejak dari persiapan tambak sampai dengan pemanenan hasil.

 Adapun tahapan-tahapan dalam budidaya bandeng pada umumnya adalah:

1. Perbaikan Pematang dan Saluran.

2. Perdalaman dan Perataan Dasar Pelataran Tengah.

3. Pengeringan Dasar Tambak.

4. Pemupukan dan Pemberantasan Hama.

5. Penyiapan dan Penebaran Benih Bandeng (nener).

6. Pemungutan Hasil.

Perbaikan Pematang dan Saluran

Perbaikan pematang dan saluran lazimnya dilakukan bersamaan atau beruntun saling

susul-menyusul. Parit keliling dan saluran pembagi air yang mendangkal karena

timbunan lumpur dari tempat lain, dikeduk agar normal kembali sedalam ukuran yang

telah ditetapkan sebelumnya.Tanah hasil kedukan ini diteplokkan pada sisi pematang

yang sementara itu mungkin juga sudah longsor karena terkikis tanahnya sebagian dan

memperdangkal parit keliling atau saluran pembagi air di dekatnya.

Perdalaman dan Perataan Dasar Pelataran Tengah

Perdalaman dan perataan dasar pelataran tengah perlu dilakukan karena selama

periode masa pemeliharaan sebelumnya, petakan tambak sudah menerima endapan

lumpur yang terbawa oleh air masuk. Agar kedalaman air selama masa pemeliharaan

berikutnya tetap normal sebagaimana yang dikehendaki, endapan lumpur dipelataran

tengah ini perlu dikeruk juga. Kalau dilakukan setiap musim kemarau, petakan tambak

yang bersangkutan pasti tidak begitu banyak tertimbun lumpur, sehingga penyiapannya

tidak akan terasa begitu berat seperti pada pengerukan parit keliling. Perataan tanah

bertujuan untuk menciptakan pelataran atau ladang pertamanan dibawah permukaan

air bagi klekap yang hanya mau tumbuh subur bila berada dalam air yang rata-rata

kedalamannya 40 centimeter.

Pengeringan Dasar Tambak

Pengeringan dasar tambak bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, seperti yang

dilakukan di kalangan pertanian mutlak diperlukan agar kemampuan tanah untuk

menghasilkan ganggang biru yang membentuk klekap dapat senantiasa dipertahankan.Tanah tambak yang terus-menerus terendam air, semakin lama semakin anaerob,

sehingga proses mineralisasi bahan organik yang memerlukan suasana anaerob

terhambat jalannya, padahal hasil mineralisasi berupa mineral ini diperlukan oleh

ganggang-ganggang biru klekap.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 5/75

Pemupukan dan Pemberantasan Hama

Pemupukan tambak sebenarnya sudah lama dikenal serta dilakukan oleh para petani

tambak. Para petani produsen memupuk tambak dengan tujuan menyuburkan

pertumbuhan klekap. Klekap tumbuh pada dasar tambak, sehingga pemupukan juga

pada tanah ini. Pada umumnya para petani tambak menggunakan jenis pupuk yang

biasanya dipergunakan dikalangan pertanian seperti pupuk kandang, kompos, guano.

Di daerah tambak yang banyak ditumbuhi pohon bakau, orang memanfaatkan daun

bakau, rumput-rumputan dari pematang sebagai pupuk hijau. Daun-daunan itu

digundukkan di beberapa tempat, dengan puncaknya tetap di atas permukaan air agar

pelan-pelan mengalami proses pembusukkan. Jumlah pupuk yang diperlukan bagi tiap

hektar tambak sekitar 2000 kg, sehingga pengadaannya akan merepotkan para petani

produsen dan akhirnya sering tidak dipergunakan, Pemupukan, tambak lebih sering

menggunakan pupuk anorganik, yaitu campuran pupuk urea dan triple super phosphat

(TSP) dengan perbandingan 2:1.

 Agar petani produsen budidaya tambak berhasil dalam usahanya, penanggulangan

hama harus dilakukan. Hama yang diprioritaskan penanggulangannya dapat

diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni: 1) Hama pengganggu, hama jenis ini

merusak lingkungan tambak, seperti membuat pematang bocor dan merusak pintu air.

Hama yang sering menggangu antara lain bangsa ketam, remis penggerek dan udang

tanah. 2) Hama penyaing, jenis hama penyaing (competitor) ini dapat menyaingi

bandeng dalam berebut makan maupun kandungan oksigen dalam tambak, Yang

termasuk hama ini adalah siput, ikan liar dan ketam-ketaman. 3) Hama pemangsa,

hama pemangsa sangat merugikan, karena hama ini langsung memangsa bandeng di

dalam tambak. Yang termasuk hama pemangsa adalah ikan buas (payus) dan kakap.

Cara penanggulangan dan pemberantasan hama tambak dapat dilakukan dengan

menggunakan dua cara, yaitu: 1) Pemberantasan secara mekanis, yaitu

pemberantasan dilakukan bersamaan dengan pengeringan, Setelah tambak kering,

hama kemudian dibunuh. 2) Pemberantasan secara kimiawi, yaitu pemberantasan

dengan menggunakan racun nabati atau pestisida.

Penyiapan dan Penebaran Benih Bandeng (nener)

Sukses tidaknya pengusahaan tambak tergantung juga pada penyediaan nener waktu

musim tanam yaitu musim labuhan bulan Oktober-November, dan kemudian disusul

dengan penebaran susulan dalam musim mareng bulan Mei tahun berikutnya.

Penangkapan nener dilakukan didaerah pantai yang berpasir, landai dan berair jernih.

Penebaran nener dilakukan pada petak peneneran yang airnya jelas payau, tidak terlalu

tinggi salinitasnya. Salinitas antara 15% - 20% adalah kondisi salinitas yang optimum.

Penebaran dilakukan pagi-pagi benar atau kalau tidak dilakukan sore hari, setelah suhu

udara sejuk kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar perbedaan suhu air

pengangkutan dan air tambak tidak terlalu besar, karena nener tidak mampu

menyesuaikan diri jika perbedaan suhu keduanya terlalu mencolok.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 6/75

Pemungutan Hasil

Ikan bandeng biasa membentuk suatu kelompok dengan dipimpin oleh seekor bandeng

di depan. Salah satu sifat bandeng yang telah dewasa adalah keinginannya yang kuat

untuk meloloskan diri dari tambak. Hal ini bukan terjadi karena perbedaan kadar garam

atau oksigen, akan tetapi karena naluri berupaya kembali ke laut setelah dewasa untuk

berkembang biak. Setelah bandeng menampakkan tanda-tanda ingin kembali ke laut,

segera dimasukkan ke petakan tambak pada waktu air pasang. Hal ini menjadikan

bandeng-bandeng tersebut untuk berenang mendekati pintu air. Bandeng-bandeng

akan berjam-jam berenang berhenti dalam arus air laut ini. Sifat bandeng yang

demikian dimanfaatkan para petani produsen untuk memungut hasil, Pemungutan hasil

dengan cara demikian dinamakan cara nyerang.

Hadie, Wartono dan Soepriatna. J, 1986, Tehnik Budidaya Bandeng. Bharata Karya,

 Aksara, Jakarta.

Murtidjo Bambang. A., 1988, Tambak Air Payau. Kanisius, Yogyakarta.

Soeseno, Slamet, 1988, Budidaya ikan dan Udang di Tambak, PT. Gramedia, Jakarta. 

 Artikel Lainnya:

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 7/75

BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN BANDENG

oleh : Hotler Panjaitan, S.IP 

INSTRUKTUR BPPP -MEDAN 

PENGENALAN IKAN BANDENG: 

Ikan Bandeng (Chanos chanos), dalam bahasa inggris disebut milkfish ikan ini menetas

di laut dalam, setelah 2-3 minggu menetas kemudian bermigrasi ketepi pantai dan

bakau  –bakau dan kembali lagi ketengah laut untuk berkembang biak. Bentuk tubuh

ikan bandeng ini adalah langsing seperti torpedo dan berenang cepat, berwarna putih

perak dan pemakan ganggang biru berupa tumbuhan plankton, lumut, klekap

(Herbivora) yang tumbuh di dasar perairan. Ikan ini dibudidayakan untuk konsumsi

rumah tangga dan restoran berupa bandeng gulai, goreng, pindang, asap dan bakar.

HABITAT IKAN BANDENG: 

Ikan bandeng mulanya hidup dilautan Hindia dan Fasifik hidup secara bergerombol

disekitar pesisir dan pulau-pulau terumbu karang namun ahir-ahir ini hidup di air payau,

danau mapun air tawar. Untuk budidaya pembesaran ikan bandeng lebih cocok

dilakukan di tambak air payau dengan menumbuhkan pakan alami maupun pemberian

pakan buatan atau pelet. Kadar tanah pH yang optimal untuk ikan bandeng antara 7-8,

dengan kandungan oksigen terlaru 3,5 ppm. Juga dapat menyesuaikan diri dengan

perbedaan salinitas yang ekstrim.

TAHAPAN PEBESARAN IKAN BANDENG:

1. PERSIAPAN TAMBAK 

Dalam hal ini tambak yang dipersiapkan adalah tambak yang telah ada dan sudah

berulang kali melaksanakan panen ikan bandeng kita tidak lagi membicarakan site

selection (penentuan lokasi) maupun tata letak tambak, para petani tambak yang

tidak melaksakan tahapan persiapan dengan benar memang bisa panen ikan

bandeng namun hasilnya kurang maksimal karena langkah langkah dalam

persiapan tambak ini sering diabaikan atau tidak dilakukan secara benar. Agar

dapat menghasilkan panen ikan bandeng para petani tambak sebaiknya mengikuti

tahapan sbb:

a. Penjemuran Tambak.

- Air dikeringkan melalui saluran pembuangan- Benteng tambak yang bocor ditutup dengan baik dan diperkuat

- Lumpur yang cair dinaikan atau dibuang dari dalam tambak

- Dijemur hingga dasar tambak telihat retak -retak ( 2 minggu).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 8/75

- Pintu masuk air diperbaiki untuk menghindari kebocoran pada posisi yang

lebih tinggi

- Pintu pembuangan air diposisi yang lebih rendah dan berfungsi untuk

pengeringan tambak saat panen ikan bandeng

Gambar: Penjemuran Tambak ikan Bandeng 

b. Pemupukan dan pengapuran dasar tambak

Setelah dasar tambak terlihat retak -retak langkah berikutnya dalah pemupukan

dasar tambak

agar tambak dapat menghasilkan ikan bandeng sesuai yang diharapkan dalam

 jangka waktu relatif lama hindarilah penggunaan pupuk buatan /anorganik,penggunaan pupuk anorganik hanya dapat bertahan dalam waktu singkat oleh

sebab itu gunakanlah pupuk organik sbb:

- Taburlah pupuk kompos/berasal dari kotoran hewan dengan dosis 1-3

ton/Ha, kapur 1-2 ton/Ha jumlah kapur disesuaikan dengan Ph tanah.

- Siram/semprotkan pupuk cair organik 4 liter /Ha dan pemupukan susulan

dilakukan tiap 2 minggu hingga panen.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 9/75

 

Gambar : Pemupukan Tambak dengan Pupuk kompos 

2. PENEBARAN BENIH GELONDONGAN

- Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, air dimasukan secara bertahap

(30%) tiga kali hingga ketingian 50 cm.

- Setelah air dimasukan biarkan selama 2 minggu

- Penebaran benih gelondongan ukuran 10 cm dengan padat tebar 50 ekor/meter

dengan cara terlebih dahulu memasukan plastik packing yang berisi ikan

kedalam tambak 1-2 jam agar suhu air dalam tambak dan air didalam packing

sama atau sesuai untuk menghindari ikan stress

3. PEMBERIAN PAKAN

- Benih gelondongan yang baru ditebar tentunya masih cukup makan dari pakan

alami yang tumbuh ditambak.

Gambar : Pakan buatan/pelet 

- Setelah 2 minggu ditaburkan lagi pupuk cair organik untuk menumbuhkan

pakan alami

- Memasukan pupuk kompos/kotoran ternak kedalam goni plastik dengan

melubangi lalu dimasukan kedalam tambak untuk menumbuhkan pakan alami

untuk menekan penggunaan pakan buatan yang dapat menekan biaya

produksi.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 10/75

- Pemberian pakan buatan disesuaikan dengan kondisi pakan alami didalam

tambak dapat dilakukan setelah ikan 3 bulan didalam Tambak hingga panen

sesuai ukuran ikan bandeng yang diharapkan menurut kebutuhan pasar

setempat atau lokal.

Gambar: Benih dari Pendederan siap di tebar  

4. PEMANENAN IKAN BANDENG. 

Panenen ikan bandeng dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Panen selektif

yaitu dengan cara mengeringkan/ membuang air dari tambak sebanyak 70 %

kemudian menyeser ikan dengan jaring kemudian ikan disortir/ dipilih yang

dipanen adalah ikan yang besar atau ikan telah memenuhi ukuran yang

diharapkan lalu dijual kepasar atau pedagang

b. Panen total

yaitu panen yang dilakukan serentak atau sekaligus yang besar maupun yang

kecil semuanya dipanen dan dijual kepasar atau kepada pedagang ikan.

Gambar : Ikan Bandeng dibakar dengan aroma 

dan rasa lezat ukuran 2 ekor/ kg. 

Daftar Pustaka dan Nara Sumber :

-Achmad Sudrajat,2011. Panen bandeng 50 hari

-Afuadi Abdul jalil Ketua P2MKP Tabina Rawa

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 11/75

Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng

Do you like this story?

Ikan bandeng atau (Chanos chanos) adalah ikan pangan yang sangat populer di AsiaTenggara. Ikan bandeng ini merupakan Satu-satunya spesies yang masih ada dalam

familia Chanidae (Bersama 6 genus tambahan di laporkan pernah ada namun telah

punah) Dalam bahasa bugis dan makasar di kenal sebagai ikan bolu, Dan dalam

bahasa Inggrisnya milkfish.

Mereka hidup di samudra hindia dan samudra fasifik dan cendrung berkawanan di

sekitar pesisir dan Pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru

menetas hidup di laut selama 2 -3 minggu, Kemudian berpindah ke Rawa-rawa bakau

berair payau. Dan terkadang di danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut jika

telah dewasa dan bisa berkembang biak.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng 

Ikan muda di sebut Nener, Di kumpulkan orang dari Sungai-sungai dan di besarkan

(Budidayakan) di Tambak-tambak. Dan disana mereka dapat di beri makanan apa saja

dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar yang biasanya sekitar (25 - 30 cm)

Bandeng di jual segar atau beku. Kemudian bandeng diolah dengan cara di goreng, di

bakar, di kukus, di pindang, atau di asap (Panggang).

Penggelondongan Ikan Bandeng

1. Pendahuluan

Kegiatan penggelondongan nener merupakan mata rantai yang bertujuan salahsatunya adalah menekan mortalitas benih karena penggelondongan nener adalah

masa awal pemeliharaan yang dianggap sebagai masa paling kritis. Usaha

penggelondongan nener bukan lagi sekedar usaha sambilan, Di samping usaha

pembesaranya tambak, Melainkan sebagai usaha komersial yang harus di tangani

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 12/75

lebih serius dan berhati-hati. Oleh karena usaha penangkapan nener dari alam sulit

di lakukan, Sedangkan kebutuhan atau permintaan akan nener meningkat, Maka di

harapkan teknik pengelolaan penggelondongan dapat lebih di kembangkan.

Salah satu metoda dalam penggelondongan di petakan tambak. Usaha ini di

lakukan dalam petakan tambak yang ukuranya relatif kecil (500 - 1000 m2) Atau

dengan cara menyekat tambak dengan masa 3 minggu sampai 1 bulan. Usaha

penggelondongan telah banyak berkembang di beberapa daerah di Indonesia.

 Antara lain : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh.

Usaha tersebut diupayakan membahas teknik pengelolaan penggelondongan pada

ketikan ini. Tujuan ketikan ini adalah menginformasikan kepada para petani

maupun pengusaha mengenai teknik pengelola penggelondongan nener yang tepat

dan baik.

2. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai

berikut:

1. Mempertimbangkan Aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi, Seperti, Tata

Ruang, Sumber air dan pengairan, Diusahakan tidak begitu jauh dari pantai agar

suhu yang ada dapat mendukung keberhasilan usaha pemeliharaan benih

bandeng. Dan suhu air pada tambak berkisar antara (30 - 33 derajat C).

2. Jarak lokasi ideal dari sumber benih/nener maksimal (12 Jam). Perjalanan

selama dalam pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 Jam.

3. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan usaha penggelondongan

bandeng adalah persaingan penggunaan lahan antar sesama pengusaha

tambak.

4. Sarana transportasi. kelancaran sarana angkutan terutama jalan, sangat

memegang peranan penting dalam usaha penggelondongan nener tersebut.

Oleh sebab itu pilihlah lokasi yang sarana lalu lintas dapat menjamin mutu nener

tetap baik.

5. Jaringan Listrik. Sarana yang di perhatikan dalam memilih lokasi adalah yang

dekat dengan jaringan listrik Negara (PLN) Namun untuk usaha

penggelondongan bandeng kebutuhan listrik bisa di ganti dengan Alat-alat yang

lain seperti (Genset).

3. Sistem Petak Peneneran

Sistem petak peneneran haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal

sebagai berikut :

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 13/75

1. Petak Untuk Nener : Petakan untuk nener pada umumnya dangkal, Luasnya

berkisar antara (500 - 1.000 m 2). Dan letak petakan nener dekat dengan

sumber air tawar maupun air asin.

2. Petakan Untuk Gelondongan : Petakan gelondongan mempunyai areal yang

lebih besar dan luas dan lebih dalam (1.000 - 2.000 m 2). Hal ini di gunakan

untuk menampung gelondongan dari petakan peneneran tempat untuk

menumbuhkan gelondongan kecil (pre fingerling) Atau untuk penyimpanan dan

menahan gelondongan besar (post fingerling).

3. Petakan Aklimatisasi : Petakan untuk aklimatisasi atau yang biasa di sebut

ipukan/babybox yang merupakan petakan kecil yang terbuat dalam

penggelondongan dan bersifat hanya sementara. Iputan ini di batasi oleh

pematang yang rlatif kecil (Sempit dan rendah) di bangun berdekatan dengan

saluran air, Agar mutu lebih baik dan memudahkan pengelolaanya. Dan ukuran

luasnya tergantung kepada banyaknya nener yang akan di tebarkan (Stock).

Pada musim kemarau temperatur udara dapat naik mencapai (33 derajat C)

ipukan dapat menampung (5.000 - 10.000 ekor/m 2 selama 3 hari), meskipun di

bawah periode yang relatif tenang.

4. Tempat Pengumpulan Atau Tempat Untuk Panen : Berupa petakan kecil

untuk penangkapan atau kanal yang sempit atau tempat untuk mengumpulkan

gelondongan dalam waktu singkat. Ikan-kan di kumpulkan di tempat

pengumpulan dengan cara pengaturan aliran air, Dari air pada saat pasang atau

air dari petakan lain yang telah di siapkan sebelumnya. Aerasi dapat diatur

dengan aliran air dari tambak yang berdekatan atau dari tambak yang lain.

Sehingga tidak terjadi efek yang merugikan karena kekurangan oksigen,

Walaupun di dalam petakan tersebut padat dengan ikan. Dalam petakan ini Ikan-

ikan tersebut mudah di jaring dan di pindahkan ke petakan yang lain dengan

cara menggunakan jaring untuk pemindahan gelondongan. Hal tersebut di

permudah dengan sifat ikan bandeng yang senang menentang arus.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 14/75

Gambar satu : Letak penggelondongan komersial yang lengkap 

Keterangan Gambar 1 :

1. Kanal utama.

2. Kanal pembagi petakan.

3. Petak penangkapan.

4. Petak penggelondongan.

5. Pintu Dan Gorong-gorong : Petakan untuk nener, gelondongan dan

penangkapan atau pengumpulan dilengkapi dengan Pintu-pintu atau Gorong-

gorong, Yang di pasang rapi dan diberi saringan. Yang terutama perlu di

perhatikan adalah : Petakan untuk nener dan jangan sampai kemasukan Telur-

telur maupun larva predator seperti kakap, kerapu, belut, Dan lain sebagainya.

Pada pintu perlu di pasang saringan nylon yang halus, atau bahan yang serupa.

bisa juga di pergunakan Saring-saringan yang berbentuk kantng dari nylon yang

halus, Yang di pasang pada ujung dari Gorong-gorong selama persiapan

petakan untuk nener dan juga selama 10 hari pertama setelah penebaran Nener.

4. Pengelolaan Petakan Pengelondongan

a. Persiapan Petakan Untuk Aklimatisasi : Beberapa hari sebelum penebaran

nener bandeng,petakan aklimatisasi di persiapkandengan baik, pematrang

dilapisi dengan tanah yang lunak,Dan di lengkapi dengan atap yang di buat

dari Kisi-kisi bambu. Pada kaki bagian dalam pematangpeneneran sebaiknya

di beri berm, guna memudahkan petugas tambak berada,atau bertugas lebih

dekat dengan pembatasan air, Berm mempunyai 2 macam kegunaanya aitu :

Merupakan tempat untuk pembetulan Bocoran-bocoran pada pematang dan

menahan Lonsoran tanah dari pematang. Kemudian petakan di keringkan dan

perataan dasar petakan di kerjakan.

Dengan kemiringan yang dibuat menuju arah pintu air selama tanah belum

keras (Masih basah). Untuk perataan tanah dapat menggunakan garu dan

kayu, Juga dapat menggunakan papan yang panjang yang di dorongoleh dua

atau tiga orang. Lubang bekas kaki di tutup, sebab berkemungkinan dapat di

pakai tempat untuk sembunyinya Ikan-ikan liar atau telurnya yang dapat

bertahan hidup selama pengairan pada masa persiapan.

Gambar 2 Garu, Keterangan gambar : 1. Papangaru, 2. Tangkai dari kayu

atau bambu.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 15/75

b. Kultur Makanan Alami : Makanan yang paling ideal bibit bandeng dan

gelondongan adalah (Klekap), Yakni kumpulan diatome dasar, alga biru,

inverterbrata tingkat rendah, 200 Palnkton, Juga di perlukan untuk melengkapi

nilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar dan berukuran panjang (80mm) Sudah dapat memakan alga hijau benang atau lumut ( Chaetomorpha sp,

Entormorpha sp, dan Cladophora sp).

c. Kultur Klekap Pada Musim Kemarau :Musim kemarau merupakan saat yang

paling baik dan cocok untuk menumbuhkan klekap sebagai makanan alami.

Setelah petakan selesai perataanya lalu di biarkan kering sampai tanahnya

Retak-retak. Waktu pengeringan di perkirakan selama 2 - 3 minggu dan

tergantung pada tanah aslinya. Keberhasilan atau kegagalan dalam

menumbuhkan klekap yang baik dan menahanya agar tetap menempel pada

dasar tambak dan tregantung pada derajat kekeringanya.

Pengeringan yang tidak seimbang atau pengeringan yang kurang sempurna

akan menghasilkan klekap yang mudah lepas dari tanah dan akhirnya

mengambang. Bilamana terjadi sebaliknya, Jika terlalu lama

mengeringkanya sehingga lapisan permukaan tanah kekeringan. Maka terjadi

suatu kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhna klekap.

Pengeringan dianggap cukup bilamana kandungan air dari lapisan tanah yang

tebalnya sekitar (10 cm itu kira-kira 18 - 20%). Suatu hal yang praktis untuk

mengetahuinya ialah dengan jalan yang diatas tanah yang di keringkan

tersebut. Bilam mana tanah tersebut cukup kuat menahan orang sehingga

hanya turun (Tenggelam) sekitar 2 cm, Berat berat badan orang tersebut,

Maka pengeringan tanah dianggap telah cukup.

Pupuk organik kemudian di terbarkan setelah tanah cukup mengeras,

Kwantitasnya tergantung kepada jumlah dari kemerosotan bahan organik

dalam tanah tambak yang akan di pupuk. Pada umumnya Rata-rata tanah

memerlukan 500 - 1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar : 500 -

3.000 kg kotoran ternak untuk tiap hektar tambak. Pupuk organik segera di

tebarkan di tanah tambak, Setelah tanah tambak tersebut di genangi air

pasang yang baru, Sedalam Kira-kira 10 cm dan Pintu-pintu di tutup serta di

blok dengan tanah untuk menahan air tersebut.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 16/75

Beberapa petani tambnak menggunakan pupuk urea atau Ammonium sulfate

(ZA) Sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar untuk segera di tebarkan pada

Petak-petak agar lebih mempercepat proses pembusukan pupuk organik

tersebut. Air dalam petakan dibiarkan menguap seluruhnya atau dialirkan

keluar apabila telah jernih sekali. Pada dasar petakan di keringkan lagi seperti

keadaan pengeringan pertama sebelum di tebari pupuk organik. Pada

akhirnya praktis semua pupuk organik akan membusuk (Mengurai). Kegiatan

yang berikutnya memasukkan air kedalam petakan dengan cara berhati-hati.

Kemudian di saring melalui saringan halus yang berbentuk kantong dan di ikat

pada pintu air, Kira-kira 10 cm dan sekali lagi petakan di pupuk dengan urea

sebanyak 45 kg di tambah 45 - 55 kg pupuk TSP untuk tiap hektar.

 Apabila klekap belum tumbuh pada saat penggenangan air yang pertama,

Pada saat ini akan mulai tumbuh dan menutupi semua permukaan dasar

tambak, Selanjutnya kedalaman di tambak secara bertahap sampai sekitar 20

cm dan petaan siap untuk di tebari ikan (Nener atau gelondongan bandeng).

d. Kultur Klekap Pada Musim Hujan : Untuk menanggulangi pertumbuhan

klekap pada musim hujan memang agak sulit, Penurunan kadar garam

menghalangi pertumbuhan dan kemungkinan penyebab kerusakan total dari

makanan bilamana terjadi perubahan mendadak. Oleh karena itu waktu dan

saat yang penting dalam mempersiapkan peneneran pada musim hujan. Yang

paling dekat diperlukan waktu 1 minggu yang cuacanya baik secara terus

menerus jika ingin mencapai keberhasilan.

Petakan di keringkan diratakan dan di biarkan paling sedikit 3 hari, Kemudian

air di masukkan dan pupuk dengan pupuk organik yang kuantitasnya samadengan yang dapat di gunakan pada pemupukan anorganis yang kedua di

musim kemarau. Pada saat itu juga ditambahkan bekatul sebanyak (200

kg/ha). Perlu di ketahui klekap yang tumbuh pada musim hujan ini tidak

sebanyak yang tumbuh di musim kemarau dan cendrung mudah lepas dari

tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, Yang akhirnya

mengelompok Di Sisi-sisi petakan akibat di hembus angin. Dalam hal

demikian klekap tidak dapat di manfaatkan oleh ikan yang di pelihara (Di

budidayakan).

e. Kultur Plankton : Disini harus kita perhatikan upaya untuk menumbuhkanplankton agar mencapai hasil yang memuaskan (Sukses) diperlukan air yang

dalam serta rendah kadar garamnya, Terutama pada musim hujan. Mula-mula

petakan di kerjakan dan di biarkan selama 2 - 3 hari, Kemudian segera di isi

(Digenangi) dengan air pasang yang baru. Pupuk organik yang di berikan

haruslah cukup, yang biasanya terdiri dari kombinasi antara urea atau

 Amonium sulfate (ZA) sebagai N (Nitrogen) dan Superfosfate (TSP) sebagai

sumber P205 (fosfate) ditambah bekatul yang di gunakan untuk membuat air

menjadi hijau warnanya, Yang sebahagian besarnya adalah (phytoplankton).

Pada umumnya petani tambak memulai dengan dosis (6 gram N, 6 - 9 gramP205 dan 50 - 100 gram) bekatul untuk setiap m 3 air yang kemudian di

naikkan dosisnya sampai didapatkan hasil yang di inginkan. Blooming

phytoplankton akan terjadi dalam 48 Jam pada cuaca yang memungkinkan.

Petakan siap diberi ikan apabila suatu obyek yang putih berada di dalam air

hilang (Lenyap) dari pandangan pada kedalaman kurang lebih (30 cm).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 17/75

5. Penebaran, Penanaman, (Stocking)

a. Persiapan petakan untuk aklimatisasi (ipukan) : Petakan untuk aklimatisasi

(ipukan) sangat perlu di buat, Atau bila telah telah ada perlu di siapkan dengan

baik. Pematangnya di plester atau dilapisi dengan tanah yang lunak dansekalian menutup Bocoran-bocoran. Atap yang di perlukan biasanya dibuat

dari kisi-kisi bambu (kere) untuk memberikan kesejukan kita dapat

memanfaatkan cabang-cabang dari pohon Api-api yang baru di potong,

Seperti, Daun kelapa, Daun nipah, diletakkan diatasnyasebagai atap (Dapat di

gunakan daun nipah atau daun kelapa yang di buat khusus untuk atap. Dan

ada juga yang di tancapkan pada keliling ipukan, Agar memberikan suasana

yang sejuk (kesejukan). Dengan cara demikian ipukan tidak menerima sinar

matahari lansung dan suhu menjadi rendah di dalamnya.

Untuk mengatasi adanya hujan turun, Atap perlu di lapisi atau di tutup dengan

plastik (polyethelene sheet). APabila ipukan di buat dengan 1 atau dengan 2

pematang dari etakan sebagai Sisinya, Dan perlu adanya kanal (Saluran kecil)

sepanjang berm untuk mengalirkan air hujan terutama dan pematang petakan

agar masuk petakan besar dan tidak masuk ke ipukan. Semua pematang

ipukan di tutupi dengan lembaran plasti. Terutama air hjan yang mengalir dari

pematang petakan dan masuk kedalam ipukan dapat menyebabkan kematian

nener yang di simpan di ipukan dalam keadaan padat. Pada saat yang singkat

sebelum nener datang semua air di dalam ipukan di kuras keluar. Air tawar

secukupnyadapat juga air sumur atau dari mata air yang lain disisikan pada

ipukan pelan-pelan, Selanjutnya air pasang yang baru di lewatkan melalui

saringan yang halus di tambahkan sampai kadar garam mencapai 15 - 20 ppt.

Lalu air dibiarkan jernih, Sedimen dibiarkan mengendap dahulu dan semua

Kotoran-kotoran yang mengambang di buang (Dapt juga diambili).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 18/75

b. Penebaran Nener : Nener di bawa ketambak dengan kantong plastik dan di

beri oksigen. Yang biasanya pada pengangkutan nener digunakan air yang

kadar garamnya antara (15 - 20 ppt). Hal ini yang mengharuskan ipukan di isi

air tawar agar kadar garam sesuai dengan air untuk pengangkutan nener,

Pelepasan nener biasanya dilaksanakan pada pagi hari atau pada sore hari,Pada saat suhu udara relatif lebih dingin dan sejuk. Untuk mempermudah

dalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik di biarkan

mengambang di dalam ipukan untuk satu atau dua Jam lamanya sebelum di

lepaskan. Kemudian di dalam petakan Penggelondongan diusahakan untuk

kepadatan penebaran antara (40 - 50 ekor per m 2). Pelepasan nener secara

lansung ke ipukan dapat juga di lakukan, Akan tetapi lebih aman jikalau hal

tersebut tidak di lakukan. Pada mula nener bersama airnya dituangkan

kedalam baskom plastik kemudian air dari ipukan ditambahkan ke baskom

sedikit demi sedikit sampai kira-kira sama dengan kondisinya dengan airipukan tersebut. Selain itu baskom secara Pelan-pelan di miringkan dan di

biarkan nener tersebut berenang keluar.

Pada permukaan kolam nener akan Berenang-renang di permukaan air,

Tetapi setelah teradap tasi dan merasa segar kembali dan mereka mulai

makan Benthhic algae yang tipis di dasar. Untuk adaptasi nener sepenuhnya

dalam dalam ipukan di perlukan waktu sekitar 12 Jam. Lalu nener yang

kondisi lemah akan memerlukan waktu lebih lama untuk adaptasi dan

Berenang-renang pada permukaan air dalam ipukan. Jika nener telah nampak

aktif bergerak dan makan, Maka pematang ipukan dapat di potong sedikit dansisipkan saringan dengan bahan yang halus di tempat tersebut.

Pematang yang di potong tersebut di pergunakan untuk memudahkan

pertukaran air di dalam maupun di luar ipukan. Yang biasanya kadar air garam

di luar ipukan lebih dari 40 ppt, Dan dalam sekitar 12 Jam sesudahnya. Kadar

garam akan sama atau yang di dalam ipukan akan lebih rendah sedikit dari

pada garam di petakan luar (Di luar ipukan). Apabila nener tampak mulai

berkumpul di sekitar saringan menentang arus yang melewati saringan, Hal ini

menunjukkan bahwa nener tersebut telah cukup aklimatisasi terhadap kondisi

garam dari petakan untuk Nener. Dan saringan telah dapat diambil dan nener

di biarkan lepas berenang keluar. Hal seperti ini di kerjakan pada pagi hari

atau di sore hari ketika air di petakan bersuhu rendah. 

Gambar 4 : Ipukan tidak di perlukan pada saat musim hujan apabila kadar garam di

petakan telah menjadi rendah, Nener dapat di lepaskan lansung ke dalam air setelah cukup

aklimatisasi di dalam baskom. Jika nener Payus (Elops sp) Belum terambil atau belum di

seleksi, Nener hendaknya di lepaskan di dalam happa nylon dengan ukuran mata jaring (5 - 6

tiap cm) yang di pasang dalam petakan. Nener bandeng dapat lolos keluar sedang di dalam

happa tertinggal payus serta nener bandeng yang agak besar sedikit ukuranya dari mata

happa nylon.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 19/75

c. Pengaturan Air : Pada umumnya selama 7 - 10 hari setelah pelepasan nener,

Tidak di lakukan penggantian air. Selama itu nener tambah lebih menjadi

besar dan perlu adanya saringan di pintu yang dapat menahan nener

keluarakan tetapi dapat memasukkan air kedalam petakan. Penyegaran dapat

di lakukan dengan mengalirkan air keluar kemudian di ganti dengan airpasang yang baru. Kemudian saringan perlu di cek setiap saat membuka

pintu.

Penutupan harus di lakukan dengan berhati-hati, Terutama dalam

pemasangan Papan-papan pintu. Petakan untuk nener mempunyai dasar

yang lebih tinggi dan rata jika di bandingkan dengan Petakan-petakan yang

lain. Oleh karena itu perlu adanya tindakan bila masih terjadi Bocoran-bocoran

pada waktu memasukkan air di saat pasang terakhir.

Pilihan lain adalah perlu menyediakan pompa air untuk pasang yang rendah

bila tidak mencapai petak peneneran. Nener tumbuh lebih cepat pada air yangberkadar garam yang agak rendah. Oleh karena itu pada musim kemarau di

lakukan penyegaran dengan penggantian air. Penyegaran yang di lakukan

pada pada musim hujan, Terutama untk menjaga dan memelihara klekap atau

untuk memperbaiki kondisi air. Jika plankton merupakan makanan utama di

perlukan kadar garam yang rendah dan sering ada hujan akan lebih baik dan

bermanfaat.

d. Pakan : Pemberian makanan tambahan mengakibatkan bertambahnya input.

Hal ini hanya di berikan atau dilaksanakan jika makanan alami habis dan tidak

ada tempat yang layak atau yang siap untuk di pergunakan. Pengusahagelondongan bandeng melaksanakan penimbunan dan penahanan

gelondongan dengan memberikan makanan tambahan, Justru itu pengusaha

tersebut berani menggunakan padat penebaran yang tinggi pada tambak. Nah

berikut ini beberapa macam makanan tambahan yang sering di pergunakan.

- Katul yang halus hasil sisa penggilingan padi yang baru berbentuk tepung

atau di jadikan pellet.

- Tepung gandum (Terigu) berbentuk tepung atau di jadikan pellet.

- Bungkil jagung (Bungkil dari lembaga jagung) Bberbentuk tepung atau

pellet.

- Bungkil kacang tanah, Berbentuk tepung atau di jadikan pellet.

- Bungkil kelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.

- Roti yang telah lama, Atau telah basi.

- Kotoran ternak atau lebih baik kotoran ayam.

Penambahan makanan sebaiknya habis dimakan dalam jangka waktu 2

sampai 3 Jam. Jika tidak, maka air akan mengalami pencemaran. Setidak-

tidaknya makanan di berikan 3 kali setiap hari atau cukup 2 kali saja (Pagi dan

sore hari). Makanan dapat di berikan dengan cara di taburkan atau di

tempelkan pada suatu tempat yang tertentu yang berada di dalam kolam,

(Petakan). Kondisi gelondongan yang kurang baik (Kurus) Perlu di perbaiki

sebagai persiapan untuk pemindahanya ke tambak yang lain, Gelondongan

yang kurus mudah sekali mengalami tekanan. Sisiknya mudah lepas

walaupun diperlukan biasa saja dan tempat yang tidak berisik akan mudah

mengalami infeksi dari bakteri dan jamur.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 20/75

6. Hambatan Pengelolaan

Dalam usaha pengeloaan tambak sering dijumpai Hal-hal yang menghambat

(Menghalangi) kelancaran usaha, Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kondisi Nener Yang Jelek Pada Saat Penebaran : Pedagang nener yang

biasanya menampung dalam kondisi yang sangat padat sambil menunggu

pembeli. Selama musim nener pedagang nener mengumpulkan hasilpenangkapan setiap hari, kemudian di tampung dan di kumpulkan sampai

cukup banyak jumlah untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang pertama

datang. sering juga terjadi bahwa nener tidak di beri makan untuk beberapa

hari, Yang mengakibatkan lapar dan lemah menyebabkan kondisi nener

menjadi lamban geraknya dan mudah mendapat tekanan (Stress) waktu

dalam penghitungan, Apabila diangkut dalam kondisi yang berjejal dalam

kantong plastik, Suhu tinggi, Terjadi pertukaran Zat-zat dalam tubuhnya,

eksresi, tekanan oksigen dan jalanan yang kasar dapat menambah kelelahan

nener tersebut. Banyak perlakuan di tambak dapat menambah makin lelah

dan memberatkan situsi dan tidak tahan terhadap kondisi dalam petakan yangsedikit kurang baik.

b. Aklimatisasi Yang Kurang Cukup : Dalam melepaskan nener ke petak

peneneran di perlukan waktu yang cukup untuk aklimatisasi, Sehingga nener

dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan atau kondisi lingkungan.

Penggantian air secara mendadak dengan perbedaan kadar garam atau suhu

yang besar dapat mengakibatkan yang kurang baik. Nener tidak cukup waktu

untuk menyeduaikan diri atau beradaptasi terhadap kondisi lingkungan dan

akhirnya menjadi lemah, Bahkan dapat menyebabkan Kematian.

c. Bocoran-bocoran : Sifat naluri yang senang menentang arus air

menyebabkan nener mudah lolos melalui bocoran yang ada di pematang. DanPintu Saringan Dan Papan-papan penutup pintu yang tidak benar

pemasanganya memungkinkan nener dan gelondongan kecil dapat lolos

keluar, Hal tersebut memungkinkan pula masuknya Ikan-ikan yang buas yang

masih kecil yang akhirny dapat memangsa nener dalam petakan tersebut.

d. Terjerat : Alga benang, Klekap yang lebar-lebar dan lepa dari dasar tambak,

Kantong-kantong telur dari Cacing-cacing Polychaeta merupakan benda-

benda yang dapat menyebabkan nener di tambak terjerat. Nener terjerat atau

terbelit oleh alga benang atau terjebak dalam gelembung Telur-telur

Polychaeta. Pada petakan yang dangkal, Selapis klekap yang lebar Tiba-tiba

mengambang kepermukaan akibat terkumpulnya gelembung-gelembungoksigen dari hasil asimilasi komponen Tumbuh-tumbuhan dapat menyebabkan

nener yang sedang makan atau yang berenang di atasnya ikut terangkat ke

permukaan dan akhirnya akan mati karena terdampar dan tidak dapat kembali

ke Air.

e. Keracunan : Oleh karena petakan untuk nener pada umumnya berukuran

kecil, maka mudah mengalami kontaminasi Unsur-unsur yang beracun yang

bersama air atau dari sumber yang lain. Kematian secara Besar-besaran

Terkadang terjadi tambak yang mengalami air dari sungai yang mengalirkan

Sisa-sisa dari pabrik atau sampah industri yang di buang. Hal tersebut

 jugasering terjadi pada daerah yang dekat dengan daerah pertanian.Terutama daerahsawah yang sering memberi pestisida untuk pemberantasan

hama. Kadang-kadang pematang tambak sendiri dapat menjadi sumber

material yang mempunyai daya racun yang tinggi. Telah banyak contoh

kematian total yang terjadi pada peneneran setelah selesai hujan pertama

yang sangat lebat setelah musim kemarau yang panjang.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 21/75

Kasus demikian juga sering terjadi pada Tambak-tambak yang baru dibangun

dari daerah Rawa-rawa yang banyak pohon bakaunya (mangrove). Pematang

di buat dari Tanah-tanah yang terdiri dari banyak akar-akaran yang membusuk

dan terkumpul bahan organik yang mengandung Unsur-unsur racun asam

humus dan asam Sulfida (H2S) Di lereng diatas pematang tersebut digambarkan sebagai hasil penguapan dari pematang yang banyak

mengandung air atau kadar air yang tinggi. Senyawaan belerang dapat pula

terbentuk dari pembusukkan akar yang tampak di pematang. Tetesan air

hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak karena terbatasnya

areal di peneneran, Unsur yang di kehendaki tersebut segera menyebar

sehingga menyebabkan nener maupun gelondongan banyak yang mati karena

Keracunan.

f. Penanganan Yang Salah (Tidak Benar) : Pengeringan yang mendadak

disebabkan penutupan pintu kurang sempurna adlah yang seringmenyebabkan banyak nener dan gelondongan hilang atau mati, Saringan

yang rusak yang robek atau kesalahan dalam pemasanganya adalah faktor

penyebab hilangnya nener. Sifat masa bodoh tersebut (sifat masa bodoh

penjaga) tidak dapat dianggap sepi begitu saja. Penjaga yang sangat letih

(lelah) terkadang mudah sekali tertidur, Sedangkan periode pengeringan atau

pengisian peneneran berlangsung pada malam hari di saat terjadinya surut

rendah atau pasang yang tinggi, Karena tidur maka penjaga tidak mengontrol

keadaan dengan teliti dan baik,Yang mengakibatkan lingkungan pematang

terjadi kerusakang. Analisa Usaha Penggelondongan Bandeng :  Dalam pemeliharaan nener

bandeng untuk gelondongan di perlukan waktu pemeliharaan selama lebih 21

hari, Pada usia tersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 -

3 cm dan berat Rata-rata 2 - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m

2 Rp. 50,-per ekor maka kelangsungan hidup nener untuk mencapai

gelondongan adalah 75% - 90%. Harga jual per ekor untuk ukuran

gelondongan tersebut adalah Rp. 100,- Usaha Penggelondongan tersebut

dapat dilaksanakan di tambak luas 0,5 HA (4 Petakan). Dalam 1 tahun di

perhitungkan dapat memelihara bandeng tersebut sebanyak 6 periode,

Selanjutnya pada tebar 200.000 ekor dengan SR 80%. Hal inilah yang dapat

memberikan harapan dikembang usahakan sebagai salah satu komoditas

dalam agribisnis.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips

Terbaik Budidaya Ikan Bandeng Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk

anda tentunya pengunjung

saya  http://sabdaalamnusantara.blogspot.com/2013/10/tips-terbaik-budidaya-

ikan-bandeng.html

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 22/75

Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Tambak 

13 JUL 2015

ARIS SANDO HAMZAH

AIR PAYAU, BUDIDAYA, IKAN BANDENG, TAMBAK

I. PENDAHULUAN 

Usaha budidaya tambak pada umumnya mengalami beberapa permasalahan antara

lain: ancaman penyakit, sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan pandangkalan

saluran tambak, sulitnya mencari benih unggul, tingginya harga saprodi dan

terbatasnya penerapan budidaya tambak ramah lingkungan serta rusaknya ekosistem

lingkungan pesisir dan areal pertambakan sehingga produksi tidak optimal. Kendala

dan permasalahan dalam usaha budidaya tambak perlu diperhatikan, karena selain

menjadi tantangan juga dapat menjadi ancaman untuk pengembangan budidaya

tambak. Oleh karena itu perikanan budidaya tambak di daerah-daerah di Indonesia

khususnya kota kendari perlu dikembangkan berdasarkan komoditas budidaya dan

aplikasi teknologi budidaya yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya.

Kurangnya perhatian dan manajemen budidaya tambak yang baik akan menimbulkan

kerusakan dan pencemaran serta kerugian yang besar. Hal ini dapat menjadi salah satu

ancaman bagi pembudidaya yang baru memulai budidaya tambak. Selain itu ilmu

pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam keberlanjutan usaha

budidaya tambak. Produktivitas tambak yang rendah ini perlu mendapat perhatian

terutama terkait dengan daya dukung lahan tambak, agar daya dukung lahan tambak

dapat diketahui lebih dini sehingga alokasi sumberdaya lahan tambak dapat ditentukan

lebih tepat. Akibat lebih lanjut adalah konsep budidaya tambak yang berkelanjutan

dapat terwujud. Dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26

tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional telah ditetapkan bahwa

kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi: pengendalian perkembangan

kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas yang memiliki keunggulan komparatif

dan strategis dibandingkan komoditas perikanan lainnya karena teknologi pembesaran

dan pembenihannya telah dikuasai dan berkembang di masyarakat. Pembudidayaan

bandeng merupakan salah satu upaya diversifikasi akibat kemerosotan mutu

lingkungan yang diakibatkan oleh mewabahnya penyakit pada udang. Sehingga

berdampak pada menurunnya produksi udang dan banyaknya tambak yang terlantarkarena pemilik mengalami kerugian. Bandeng menurut Ahmad dan Yakob (1998)

adalah komoditas yang tahan terhadap perubahan mutu lingkungan dan diharapkan

dapat mempertahankan produktivitas lahan tambak.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 23/75

II. PEMBAHASAN 

A. Klasifikasi dan Morfologi 

Menurut Prahasta dan Hasanawi (2009), jenis ikan bandeng yang dibudidayakan

oleh masyarakat termasuk dalam genus Chanos. Ikan bandeng, jika dilihat secara

ilmiah, dengan taksonomi hewan atau sistermatika hewan, dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Gonorynchiformes

Family : Chanidae

Genus : Chanos 

Species : Chanos chanos 

Gambar 1. Morfologi Ikan Bandeng (Sumber: www.animaldiversity.org)

Ikan bandeng mempunyai bentuk luar yang hampir sama dengan ikan-ikan lainnya,

yaitu seperti torpedo, dimana sirip-sirip berfungsi sebagai alat untuk berenang

(Martosudarmo et al., 1984). Mulut ikan bandeng berbentuk simetribilateral, di

depan dan bergigi, terdiri dari rahang atas (premaxilla) dan rahang bawah (maxilla).

Mempunyai dua buah lubang hidung (nostril), terletak di

depan mata dan tertutupi oleh lapisan seperti gelatin dan tidak mempunyai pelupuk

mata (eyelid). Ikan bandeng mempunyai beberapa sirip pada tubuhnya, antara lain:

sirip punggung berjari-jari lemah 13-17 terletak ditengah-tengah punggung, sirip

dada berjari-jari lemah 16-17. Sirip dada dan perut mempunyai sisik tambahan

(auxilliarry scale) dan terlihat jelas pada pangkal sirip tersebut. Sirip dubur jauh

kebelakang dekat sirip ekor dan berjari-jari lemah sampai 11. Sirip ekor panjang

dan bercagak. Umumnya tubuh ikan bandeng dilindungi oleh sisik cyclid. Sisik garis

rusuk (linea lateralis) tampak pada kedua sisi badan ikan, terbentuk dari baris sisik

yang berpori (Marzuqi, 2015).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 24/75

B. Produksi Ikan Bandeng 

Dilihat dari aspek konsumsi, ikan bandeng adalah sumber protein yang sehat sebab

bandeng adalah sumber protein yang tidak mengandung kolesterol. Saat ini

bandeng dibudidayakan secara tradisional dengan padat penebaran 3.000  – 5.000

ekor per hektar. Pemeliharaan hanya mengandalkan pupuk sebagai input untukpertumbuhan kelekap atau alga sebagai pakan alami dengan rata-rata produksi

yang dicapai hanya sekitar 300-1.000 kg per hektar. Banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan produksi budidaya ikan bandeng, antara lain dari

faktor teknis, biologis, sosial dan ekonomi. Lokasi merupakan salah satu penentu

keberhasilan usaha budidaya bandeng. Secara teknis, lokasi sangat mempengaruhi

konstruksi dan daya tahan serta biaya memelihara tambak. Secara biologis, lokasi

sangat menentukan tingkat produktivitas usaha dan bahkan keberhasilan panen.

Secara sosial dan ekonomi keuntungan maksimal dapat diperoleh bila lokasi yang

dipilih mampu menurunkan biaya panen dan transportasi serta meningkatkan akses

ke pemasaran (Kaunang, 2006). Tata letak suatu tambak harus memenuhi tujuan

antara lain : menjamin mobilitas operasional sehari-hari, menjamin keamanan

kelancaran pasok air dan pembuangannya, dapat menekan biaya konstruksi tanpa

mengurangi fungsi teknis dari unit tambak yang di bangun, dan mempertahankan

kelestarian lingkungan (Mustafa, 2008).

1. Persiapan Wadah 

Penggolongan tambak pada dasarnya dibedakan berdasarkan managemen

pengelolahan tambak dan kemampuan ataupun jenis tambak itu sendiri.Managemen didalam budidaya tambak udang merupakan serangkaian kegiatan

operasional yang dilakukan dalam masa pembesaran udang atau disebut

dengan (on growing). Menurut Kongkeo (1997), menyatakan bahwa persiapan

lahan adalah operasi paling penting dalam budidaya udang intensif. Persiapan ini

dapat menghilangkan gas beracun, seperti amonia, hidrogen, sulfide, dan

metana, serta pathogen didasar yang telah terakumulasi dari budidaya

sebelumnya. Kegiatan yang termasuk persiapan lahan adalah pengeringan,

pemupukan, pengapuran, pengendalian hama, pemasangan kincir, pengisian air.

Keasaman tanah kolam dapat dinetralkan dan produktivitas kolam dapat

diperbaiki dengan pengapuran (William, 2009). Menurut Mahyudin (2008),

pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah

dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan

cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.

pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam

dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air. Tujuan

pemupukan tambak adalah untuk menyuburkan pertumbuhan klekap yang

hidupnya menempel pada tanah dasar tambak. Karena kehidupan klekap yangmenempel pada tanah dasar tambak tersebut maka pemupukan lebih ditujukan

pada pemupukan tanah dasar (Zakaria, 2011). Selain itu, ikan bandeng yang

dipelihara pada tambak wanamina mengalami pertumbuhan rata-rata 100 gr

lebih tinggi dibandingkan dengan ikan bandeng yang dipelihara pada tambak non

wanamina (Poedjirahajoe, 2000).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 25/75

2. Penebaran Benih 

Ruang gerak karena adanya padat penebaran secara langsung tidak

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan bandeng, karena ikan bandeng

tidak mempunyai sifat kanibal terhadap lainnya, dan juga ikan bandengmerupakan jenis ikan yang suka berkelompok dalam mencari makanan

walaupun dalam jumlah yang tidak begitu besar. Lain halnya dengan udang

windu padat penebaran secara langsung berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup, karena udang windu mempunyai sifat kanibal terhadap lainnya. (Tjoronge,

2005). Akan tetapi menurut McCormick et al. (1998) dalam Ninef (2002), bahwa

padat penebaran yang tinggi akan menyebabkan tingkat persaingan terhadap

makanan dan ruang menjadi tinggi yang akan menurunkan tingkat

kelulushidupan suatu organisme. Menurut Mangampa dkk. (2008), menyatakan

bahwa semakin besar kepadatan ikan yang kita berikan, akan semakin kecil laju

pertumbuhan per individu. Dengan kepadatan rendah ikan mempunyai

kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan

kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan faktor luar yang

mempunyai peranan di dalam pertumbuhan (Syahid dkk., 2006).

3. Pemberian Pakan 

Ikan tidak mempunyai kebutuhan protein yang mutlak, namun untuk menunjang

pertumbuhannya, ikan membutuhkan suatu campuran yang seimbang antara

asam amino esensial dan non-esensial (Buwono, 2000). Kesesuaian jenis pakan

sangat mempengaruhi suatu organisme untuk dapat bertahan hidup, tumbuh,

dan berkembang biak (Gilangsari, 2000). Pemberian pakan tambahan

(supplement feed) dari kombinasi tepung cacing tanah (L. rubellus) dan tepung

S. platensis yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan

ikan bandeng (C. chanos). Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan

(pemberian supplement feed berupa tepung cacing tanah 100%) dengan nilai

1,36% (Spikadhara dkk., 2012). Burhanuddin et al. (1993) sebesar antara 4,1-

4,3%/hari dan 49,8% (rasio konversi 2,01) yang mendapat pakan sebesar 5-

200% biomasa/hari. Dengan demikian pemberian pakan masih dapat

ditingkatkan lagi menjadi lebih dari 4% dari biomasa/hari (Sumawidjaja dkk.,

2002).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 26/75

4. Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit 

Hama merupakan sumber penyakit pada ikan yang sering menyerang kolam

budidaya. Hama merupakan hewan yang berukuran lebih besar dan mampu

menimbulkan gangguan pada ikan, yang terdiri dari predator, kompetitor, dan

pencuri. Sumber penyakit yang sering menyerang ikan dikelompokkan menjadi 3,

yaitu: hama, parasiter, dan non parasiter. Parasiter adalah penyait yang

disebabkan oleh aktifitas organisme parasit, seperti virus, bakteri, jamur,

protozoa, cacing, dan udang renik. Non parasiter adalah penyakit yang

disebabkan oleh hama atau parasit, tetapi disebabkan oleh lingkungan, pakan,

dan keturunan. Penyakit ikan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan ganguan

pada ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap

ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan

yang kurang menunjang kehidupan ikan. Sedangkan penyakit ikan dibedakan

menjadi dua yaitu penyakit infeksi (biasanya disebabkan oleh bakteri, virus,

parasit, dan jamur) dan penyakit non infeksi (seperti stres, tumor, gangguan gizi

pakan, dan traumatik). Berdasarkan daerah penyerangannya, penyakit yang

disebabkan oleh parasit dibagi menjadi penyait kulit, penyakit pada insang, dan

penyakit pada organ dalam (Suwarsito dan Mustafidah 2011).

Hewan kompetitor dan predator yang biasanya menyerang ikan bandeng adalah

belanak, payus, bioso, serta kepiting. Sedangkan hewan penyaing pakan dan

ruang adalah ikan mujair, udang, serangga, sera siput. Sedangkan penyaki pada

ikan bandeng dapat disebabkan oleh bakteri, virus, ektoparasit, dan lingkungan

yang kurang baik untuk pertumbuhan. Ektoparasit yang sering meyerang ikan

bandeng biasanya adalah Caligus sp., Trichodina sp., Caligus epidemicus,Caligus punctatus, Lernaea, dan Dactylogyrus (Fidyandini et al., 2012). Menurut

Rangka dan Asaad (2010), menjelaskan bahwa pengandalian hama dan

penyakit pada budidaya ikan bandeng yang dilakukan di Kabupaten Sinjai adalah

dengan melakukan pengendalian dini dan pengendalian lanjutan.

5. Monitoring dan Pemanenan 

Biasanya panen dilakukan pada saat bandeng berumur 4 sampai 5 bulan dan

berbobot diantara 200 sampai 250 gram per ekor atau satu kilo berisi antara 4

sampai 5 ekor .Cara pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring

bandeng, dinamakan jaring bandeng karena jaring ini dibuat khusus untukmemanen bandeng dan ukurannya hanya dapat menangkap ikan bandeng yang

berukuran 200 gram keatas. Ikan-ikan kecil yang berukuran dibawah 200 gram

dapat lolos dan dapat tumbuh besar dan dapat dipanen pada bulan berikutnya.

Setelah panen dengan menggunakan jaring dan dimasukkan kedalam blung dan

apabila bandeng dipanen pada pada siang maupun sore hari maka bandeng

akan diawetkan dengan menggunakan es balok dan dijual pada malam hari

ataupun pada dini hari dan apabila panennya pada malam hari atau pada dini

hari maka ikan bandeng akan bisa langsung dijual. Cara penjualan ikan bandeng

ini bisa berbagai macam bisa dijual langsung kepasar ataupun denganmemanggil bakul ikan maka ikan tersebut akan diambil oleh bakul ikan dan upah

penjualan itu biasanya dengan menggunakan komisi (Romadon dan Subekti,

2011).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 27/75

C. Kualitas Air  

1. Amonia 

 Amonia di perairan berasal dari sisa metabolisme (eksresi) hewan dan proses

dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Pada air buangan tambak

udang, keberadaaan amonia dihasilkan dari aktivitas ekskresi udang itu sendiri

dan proses dekomposisi bahan organik dari sisa pakan dan kotoran selama

pemeliharaan udang. Menurut Effendi (2003), sumber amonia lainnya di perairan

adalah gas nitrogen dari proses difusi udara yang tereduksi di dalam air. Amonia

di perairan dapat dijumpai dalam bentuk amonia total yang terdiri dari amonia

bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Kesetimbangan antara kedua bentuk

amonia di atas bergantung pada kondisi pH dan suhu perairan (Midlen dan

Redding, 2000). Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentukion amonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan

pH lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak-terionisasi yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak (Novotny dan Olem, 1994). Menurut

 Abel (1989), tingkat toksisitas amonia tak-terionisasi tergantung pada kondisi pH

dan suhu di suatu perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan

proporsi amonia bebas di perairan meningkat (Abel, 1989).

Toksisitas amonia tak-terionisasi berbahaya bagi organisme akuatik, khususnya

bagi ikan (Effendi, 2003). Karena konsentrasi NH3 bebas yang tinggi di perairan

dapat menyebabkan kerusakan insang pada ikan. Selain itu tingginya

konsentrasi NH3 bebas dapat menyebabkan meningkatnya kadar amonia dalam

darah dan jaringan tubuh ikan, sehingga dapat mengurangi kemampuan darah

untuk mengangkut oksigen serta mengganggu kestabilan membran sel (Boyd,

1989). Menurut McNeely et al. (1979) dalam Effendi (2003), kadar amonia pada

perairan alami tidak lebih dari 0.1 mg/liter. Kemudian jika konsentrasi ammonia

tak-terionisasi lebih dari 0.2 mg/liter akan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

(Sawyer dan McCarty, 1978 dalam Effendi, 2003).

2. Suhu 

Suhu air merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peranan penting

bagi kehidupan organisme. Pada perairan tropika suhu relatif tinggi (> 250C)

sepanjang tahun, sehingga demikian suhu relatif stabil dan umumnya jarang

menunjukkan gejala stratifikasi (Nur, 2002). Peningkatan suhu dapat

menyebabkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air. Peningkatan

suhu sebesar 100C menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sekitar 2-3 kalilipat. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah

sebesar 200C  –  300C (Effendi, 2003). Menurut Poernomo (1988) kisaran suhu

yang diperbolehkan dalam pemeliharaan udang windu adalah 260C  –  320C

sedangkan untuk pemeliharaan benih bandeng di tambak, temperatur air

bervariasi antara 240C – 38,50C (Bardach et al., 1973).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 28/75

3. Derajat Keasaman (pH) 

Derajat keasaman (pH) didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi

ion hidrogen [H+] yang mempunyai skala antara 0 sampai 14. Nilai pH

mengindikasikan apakah air tersebut netral, basa atau asam. Air dengan pH

dibawah 7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk basa. Parameter pH

merupakan variable kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang hari.

Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis yang tinggi, nilai

pH jarang mencapai diatas 8,5. Tetapi pada tambak ikan atau udang, pH air

dapat mencapai 9 atau lebih. Dibidang perikanan nilai pH perairan sangat

menentukan dalam usaha budidaya ikan. Perairan dengan pH rendah akan

berakibat fatal bagi kehidupan ikan, yaitu akan memperlambat laju pertumbuhan.

Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukainilai pH sekitar 7 – 8,5. Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena

tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah (Effendi 2003). Perubahan

keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke arah asam

(pH menurun), akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air di

sekitarnya. Nilai pH air normal adalah antara pH 6 sampai 8, sedangkan pH air

terpolusi, berbeda-beda nilainya tergantung dari jenis buangan (Fardiaz 1992).

4. Salinitas 

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air.

Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt atau

gram/liter. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah

kadar klor yang ada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian besar petambak

membudidayakan udang dalam air payau (15-30 ppt). Menurut Khordi (1997)

ikan bandeng akan memiliki pertumbuhan optimum pada kisaran salinitas 10-35

ppt. Sedangkan udang windu (Penaeus monodon), dan udang peci (P.

merguensis ) akan tumbuh dengan baik pada kisaran salinitas 15-22ppt.

5. Oksigen Terlarut 

Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari

kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen terlarut atau

dissolved oxygen (DO) minimal yang diperlukan. Oksigen terlarut dalam air dapat

berasal dari hasil proses fotosintesis oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya,

dan difusi dari udara (Hariyadi et al., 1992). Kadar oksigen terlarut di perairan

dipengaruhi oleh proses aerasi, fotosintesis, respirasi, dan oksidasi bahan

organik. Terdapat suatu hubungan antara kadar oksigen dengan suhu, dimanasemakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin berkurang. Peningkatan

suhu sebesar 10C akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10%. Hampir

semua organism akuatik menyukai kondisi dengan kelarutan oksigen > 5 mg/liter

(Effendi 2003).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 29/75

BUDIDAYA BANDENG DI TAMBAK TRADISIONAL

Posted on 28/06/2011 

Bandeng (milkfish, Chanos chanos), adalah ikan laut penting di kawasan Asia

Tenggara. Di Jawa, bandeng merupakan ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat mulai

dari kelas warteg, sampai menjadi bandeng presto sebagai oleh-oleh masyarakat

papan atas. Habitat bandeng tersebar di Samudera Hindia, mulai dari Laut Merah

sampai ke Afrika Selatan, dari Jepang Samudera Pasifik mulai dari California sampai ke

kepulauan Galapagos, dan dari pantai timur Afrika sampai pantai Barat Amerika.

Indonesia dan Filipina merupakan kepulauan yang menjadi habitat cukup baik bagi

bandeng. Bandeng tidak terdapat di Samudera Atlantik.

Habitat bandeng adalah laut tropis, yang kaya plankton. Baik zooplankton maupun

phytoplankton. Phytoplankton juga dikenal sebagai algae bersel satu. Zooplankton dan

phytoplankton merupakan makanan utama bandeng. Bandeng adalah ikan keluarga

(famili) Chanidae subfamili Chaninae yang masih eksis di alam. Tercatat pernah ada

tujuh spesies dari lima genus dalam famili Chanidae, yang sekarang sudah punah.

Hingga bandeng merupakan spesies dan genus tunggal dari ikan famili

Chanidae. Bandeng merupakan ikan soliter yang hidup berpasang-pasangan di sekitar

terumbu karang, di perairan laut dangkal.Ikan ini disebut milkfish, karena sisiknya yang lembut dan berwarna keperakan. Warna

putih perak inilah yang mengingatkan orang akan warna putih susu. Sisik bandeng

demikian lembutnya, hingga tidak perlu dibuang sebelum dimasak. Bandeng

merupakan ikan berbentuk torpedo yang sangat kompak, dangan kepala dan bagian

ekor meruncing. Sirip ekor bercabang dua. Di laut lepas, bandeng bisa mencapai

ukuran panjang sampai 1 m. lebih. Bandeng tangkapan dari alam, umumnya berukuran

kurang dari 50 cm. Sementara bandeng konsumsi hasil budidaya di tambak, umumnya

hanya berukuran antara 20 sd. 30 cm.

# # #

Bandeng berpijah di laut dengan salinitas penuh, namun masih berdekatan dengan

pantai berperairan payau. Setelah menetas, juvenil (nener, anak bandeng), hanya akan

hidup di air asin selama 1 sd. 2 minggu, untuk kemudian pindah ke perairan payau

terutama kawasan mangrove (hutan bakau, api-api dan nipah). Di sini bandeng akan

tumbuh menjadi dewasa dengan mengkonsumsi Zooplankton dan phytoplankton.

Setelah dewasa dan siap kawin, barulah bandeng kembali ke laut dengan salinitas

normal, untuk berpijah dan seterusnya hidup di sana. Itulah siklus hidup bandeng di

alam, yang sampai sekarang tetap dimanfaatkan oleh manusia.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 30/75

Sebab beda dengan udang, terutama udang windu (Penaeus monodon), yang sudah

bisa dibenihkan secara buatan, sampai sekarang bandeng masih belum bisa dipijahkan

secara buatan. Dan pengambilan nener di perairan payau, terutama di hutan mangrove,

masih tidak mengalami hambatan. Dengan catatan pembabatan hutan bakau

dikendalikan, disertai penanaman dengan intensitas yang bisa mengimbangi

penebangan. Sebab kendala utama penangkapan nener adalah rusaknya hutan

mangrove. Nener yang ditangkap di hutan mangrove inilah yang kemudian

dibudidayakan di tambak air payau. Sebenarnya bandeng juga bisa dibudidayakan di

tambak air tawar. Misalnya di bagian selatan Kab. Lamongan, Jatim. Bahkan di

Cangkringan, di lereng Gunung Merapi, DIY, juga bisa dibudidayakan bandeng.

Namun pertumbuhan bandeng yang dibudidayakan di tambak air tawar, tidak sepesat

yang dibudidayakan di air payau. Selain itu, bandeng air tawar, hasilnya selalu berbau

lumpur/tanah. Beda dengan bandeng air payau, atau bandeng tangkapan dari laut.

Hingga selama ini, budidaya bandeng lebih banyak dilakukan di tambak air payau. Sifat

bandeng ini merupakan kebalikan dari ikan nila (Tilapia nilotica), yang merupakan ikan

air tawar, tetapi justru sangat peat pertumbuhannya, ketika dibesarkan di tambak air

payau, bahkan juga di karamba air laut. Hingga sekarang banyak nila yang dipanen

sebagai hasil sampingan tambak air payau udang atau bandeng.

Tambak budidaya bandeng, umumnya merupakan tambak tradisional, bukan tambak

semi intensif atau tambak modern. Yang dimaksud tambak tradisional adalah, tambak

yang berpematang tanah, drainase juga merupakan aliran arus air laut maupun tawar

secara alami, dengan batang pohon api-api dan bakau di sana-sini. Tambak tradisional,

mengandalkan pakan alami berupa zooplankton maupun phytoplankton. Meskipun

hasilnyatidak setinggi tambak semi intensif dan terlebih tambak modern, namun

tambak-tambak tradisioal ini lebih ramah lingkungan, serta menghasilkan bandeng yang

dagingnya lebih padat, dibanding bandeng yang dibesarkan dengan pelet.

# # #

Untuk menumbuhkan phytoplankton dan kemudian zooplankton pada tambak

tradisional, petani tetap harus mengeluarkan biaya. Pertama, tambak yang baru saja

dipanen, harus diberi pestisida alami berupa biji teh atau tembakau krosok, diturap

(lumpurnya dinaikkan ke pematang), kemudian dikeringkan sampai lumpurnya pecah-

pecah dan merekah. Setelah itu ditaburkan pupuk kandang, berupa kotoran sapi,

kerbau, kambing, domba, maupun kuda. Tambak tidak pernah dipupuk dengan kotoran

ayam. Tiap hektar tambak memerlukan 5 ton pupuk kandang. Popuk ini harus diratakanke seluruh permukaan tanah, lalu dibiarkan beberapa hari sebelum air dialirkan

menggenangi tambak.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 31/75

Pada awalnya, air payau yang menggenangi tambak itu tampak jernih. tetapi dalam

waktu dua tiga hari, apabila matahari bersinar cukup terik, maka air itu akan berangsur

berwarna hijau. Itulah tandanya phytoplankton telah mulai tumbuh. Pada waktu itulah

urea sebanyak 3 kuintal per hektar ditebarkan. Setelah ditebari urea, air akan segera

menjadi hijau pekat. Pada waktu itulah zooplankton akan mulai tumbuh. Para petani

tambak, biasa menyebut zooplankton ini dengan kutu air. Setelah pertumbuhan

plankton stabil, salinitas dan pH, air juga sesuai dengan atandar, maka nener bisa

ditebarkan. Dengan pakan alami plankton, pertumbuhan nener menjadi bandeng sangat

cepat.

Meskipun sudah diberi pestisida alami, amsih saja ada ikan hama yang akan masuk ke

tambak. Misalnya ikan gabus. Kalau tambak bandeng itu kemasukan gabus, meka

nener yang baru saja ditebarkan akan habis. Namun kadang-kadang tambak bandeng

itu juga kemasukan udang galah (Machobracium resenbergii), dan udang putih

(Penaeus merguiensis). Ketika bandeng dipanen, kadang nilai udang ―ikutan‖ ini justru

lebih tinggi dibanding dengan bandengnya. Maka petambak pun kemudian sengaja

menerbarkan benur (benih urang), terutama benih udang windu. Sebab benih udang

galah dan udang putih biasanya masuk dengan sendirinya, ketika saluran air dibuka

untuk menggenangi tambak.

Tambak tradisional pun, sekarang juga banyak yang diberi tambahan pakan pelet.

Volume pelet dikendalikan, hingga tidak mencemari tambak, namun mampu

meningkatkan pertumbuhan bandeng maupun udangnya. Pemberian pelet berlebihan

pada tambak tradisional, tidak dianjurkan. Sebab sisa pelet yang tidak termakan itu

akan membusuk, mengeluarkan amoniak dan meracuni bandeng serta udang. Sebab

tambak tradisional tidak dilengkapi dengan pompa sirkulasi air, serta airator (kincir

untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam air). Hingga padat penebaran, dan

volume pakan dalam tambak tradisional, harus disesuaikan dengan luas tambak secara

keseluruhan.

# # #

Bandeng adalah ikan yang harganya jarang sekali jatuh. Meskipun ikan ini juga ada

kelemahannya. Sebagaimana ikan mas, daging bandeng juga ada duri-duri halusnya.

Hingga yang menghadirkan bandeng goreng, hanyalah warteg. Sementara

warung/restoran yang kelasnya agak lebih tinggi, tidakpernah menyajikan menu

bandeng karena faktor durinya. Namun rasa daging ikan bandeng sangat khas dan

lezat, hingga tidak ada ikan laut yang bisa menjadi substitusinya. Bagi para penggemarfanatik bandeng, duri-duri halus ini tidak pernah menjadi penghalang. Mereka tetap

menyantap bandeng goreng dengan nikmat.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 32/75

Bagi masyarakat yang sedikit lebih elite, menyentap bandeng dengan duri-duri halus ini

merupakan sesuatu yang mengganggu. Maka selain menjual produk mereka berupa

bandeng segar, petani tambak juga mengolahnya menjadi ―pindang bandeng‖. Pindang

adalah ikan bandeng yang dibuang insang dan jeroannya, kemudian direbus dengan

diberi bumbu bawang putih, kunyit dan garam. Perebusan pindang bandeng sampai

durinya lunak, dilakukan sampai sehari atau semalam penuh, tidak seperti pembuatan

pindang cuik. Biasanya bandeng direbus selama enam jam, kemudian didinginkan, dan

direbus kembali selama dua jam.

Dengan adanya teknologi presto (perebusan dengan ketel bertekanan), maka

pembuatan bandeng duri lunak lebih dipercepat waktunya, menjadi hanya 1,5 sampai 2

 jam saja. Selain bandeng duri lunak, yang nilainya lebih tinggi lagi adalah bandeng

asap. Ada dua macam bandeng asap. Pertama bandeng yang memang diawetkan

secara langsung dengan pengasapan. Biasanya bandeng yang diasap, yang berukuran

di atas 30 cm, dan telah dibersihkan insang serta isi perutnya. Ada pula bandeng

pindang asap. Bandeng ini pertama-tama dipindang seperti membuat bandeng duri

lunak biasa, namun kemudian dilanjutkan dengan proses pengasapan. (R) # # #

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 33/75

20 Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng

Posted by Seputarikan .Com , 1 Comment in Budidaya on Friday, February 20, 2015

Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng  - Satu komoditas perikanan lain yang memiliki

nilai ekonomi tinggi di samping udang yang dibudidayakan di tambak ikan bandeng

(Chanos chanos Forsk) baik untuk konsumsi domestik dan ekspor ke negara-negara

asing dalam bentuk segar maupun olahan. Bandeng juga Memiliki manfaat ikan

bandeng  bagi kesehatan.

Cara Mudah Budidaya Ikan Bandeng

Kegiatan budidaya ikan bandeng di tambak telah dikembangkan untuk waktu yang

lama, hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam yang sangat baik, terutama

ketersediaan benih ikan bandeng (Nener) baik secara alami atau dari hatchery dalam

Keperawatan - Keperawatan Hatchery (Hatchery), tapi produksi dan produktivitas relatif

masih rendah.

Rendahnya produksi dan produktivitas antara lain disebabkan terbatasnya pengetahuan

dan keterampilan tentang teknis ikan petani ikan budidaya bandeng yang perlu

diperbaiki, antara lain, melalui Technical Reference Guide Budidaya bandeng.

Bandeng merupakan ikan yang tinggi protein. Bandeng merupakan ikan yang

mengkonsumsi tumbuhan dengan berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5-6 bulan. Ada

beberapa tahapan dalam budidaya bandeng.

PENGANTAR IKAN BANDENG

Bandeng dalam bahasa Inggris (Chanos chanos ) , disebut ikan bandeng menetas di

laut dalam, setelah menetas 2-3 minggu kemudian bermigrasi ke tepi, pantai dan

bakau-bakau dan kembali lagi ke laut tengah untuk berkembang biak.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 34/75

Bentuk tubuh bandeng ramping seperti torpedo dan berenang cepat, keperakan putih

dan biru dalam sisi kulitnya. ikan ini pemakan tumbuhan plankton ganggang, lumut,

klekap (herbivora) yang tumbuh di dasar perairan. Ikan ini dibudidayakan untuk

konsumsi rumah tangga dan restoran dalam bentuk susu kari, digoreng, direbus, asap

dan panggang.

HABITAT IKAN BANDENG

Bandeng (Chanos chanos) adalah sejenis ikan laut dari Family Chanidae, Ordo

Malacopterygii. Namun ikan bandeng diklasifikasikan Euryhalin yang memiliki daya

penyesuaian (toleransi) cukup tinggi terhadap perubahan kadar garam (salinitas) mulai

dari 0-60 per mil. Selain itu, juga cukup tahan terhadap perubahan suhu tinggi hingga

40 derajat Celcius.

Bandeng pertama di ketahui hidup di India di laut Fasifik berkerumun di sekitar terumbu

pesisir dan pulau tapi ahir-ahir hidup di air payau, danau air tawar. Untuk bandeng

pertanian adalah pembesaran lebih cocok dilakukan di tambak air payau untuk

menumbuhkan pakan alami dan artificial feeding atau pelet.

Tingkat pH tanah yang optimal untuk bandeng antara 7-8, dengan kandungan oksigen

terlaru 3,5 ppm. Hal ini juga dapat beradaptasi dengan perbedaan salinitas yang

ekstrim.

PERSIAPAN 

Lokasi kolam bandeng budidaya telah dipilih, antara persyaratan lainnya :  

1. Tanah dapat pasang surut air. Tinggi yang ideal pasang surut adalah 1,5 - 2,5 m.

2. Dalam pasang surutnya lokasi lebih rendah di bawah 1 meter pengelolaan air

dengan menggunakan pompa.

3. Air segar tersedia untuk mengatur kadar garam yang cocok untuk pertumbuhan

bandeng.

4. Tekstur tanah yang ideal adalah tanah liat berpasir, karena tanah dapat menahan

air sumur.

5. Lokasi yang ideal ada sabuk hijau (green belt) hutan mangrove ditumbuhi dengan

panjang minimal 100 m dari garis pantai.

6. Keadaan sosial ekonomi untuk mendukung operasi seperti budidaya keamanan

yang kondusif.

Dalam hal ini kolam yang disiapkan adalah kolam yang telah ada dan telah berulangkali melaksanakan budidaya dan panen bandeng. jadi kita tidak lagi berbicara tentang

pemilihan lokasi (tapak) dan tata letak kolam,

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 35/75

Petani ikan meskipun tidak benar dalam memenuhi tahapan persiapanbudidaya.

mereka memang bisa panen bandeng namun hasilnya kurang maksimal karena

langkah-langkah dalam penyusunan kolam ini sering diabaikan atau tidak dilakukan

dengan benar. Baca Juga : cara budidaya ikan bawal  

Untuk menghasilkan petani memanen tambak bandeng harus mengikuti tahapan

sebagai berikut:

Pengeringan Kolam . 

   Air dikeringkan melalui saluran pembuangan

  Benteng kolam bocor benar disegel dan diperkuat

  Lumpur cair ditambah atau dibuang di kolam

  Tampaknya kering tambak retak bawah -retak (2 minggu).

  Pintu masuk air untuk menghindari kebocoran diperbaiki dalam posisi yang lebih

tinggi

  Pintu drainase posisi yang lebih rendah dan berfungsi untuk pengeringan kolam saat

panen bandeng

Pemupukan dan pengapuran dasar tambak 

Setelah dasar tambak terlihat retak -retak berikutnya langkah dalah pemupukan dasar

tambak

agar mampu menghasilkan kolam bandeng seperti yang diharapkan dalam waktu yang

relatif lama menghindari penggunaan pupuk buatan / organik,

Penggunaan pupuk anorganik hanya bisa berlangsung dalam waktu singkat dan karena

itu menggunakan pupuk organik sebagai berikut:

Kompos / pupuk kandang berasal dari dosis 1-3 ton / ha, jumlah kapur 1-2 ton / ha

kapur disesuaikan dengan pH tanah.

Siram / organik semprot pupuk cair 4 liter / ha dan selanjutnya pemupukan dilakukan

setiap 2 minggu sampai panen.

Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, pengisian air secara bertahap (30%)

sampai tiga kali tingkat dari 50 cm. Setelah itu air di biarkan selama 2 minggu

Pada saat air pasang naik masuk cukup tinggi ke kolam air melalui filter pada asupan

air (inlet).

Ketinggian air kolam dipelataran sekitar 10 cm. Lalu pintu tertutup dan asupan air dalam

air kolam dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanahberada dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan makanan alami.

Pada saat asupan berikutnya penggunaan air yang terbuat dari saponin (biji teh) untuk

pemberantasan hama yang ada di kolam dan merangsang pertumbuhan fitoplankton.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 36/75

Setelah diberi saponin, kolam dibiarkan sampai 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa

berbagai hama di kolam telah mati, pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini air

level 10 cm dipelataran cukup dan dibiarkan selama 3 hari untuk melakukan

pemupukan dasar.

Kemudian setelah itu, penambahan air di dalam kolam dilakukan secara bertahap

sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian 40 cm air dari air

kolam tambak halaman dipertahankan dalam persiapan untuk penebaran ikan.

Ukuran dari 10 cm dengan padat tebar 50 ekor / meter dengan cara kemasan plastik

pertama kali masuk ke dalam kolam berisi ikan 1-2 jam hingga suhu air di kolam dan air

dalam kemasan yang sama atau tepat untuk menghindari stres ikan.

PEMBERIAN PAKAN

Benih yang baru ditebar harus tetap harus makan cukup makanan ditambak yaitu

makanan alami yang sudah tumbuh. Setelah 2 minggu ditaburkan pupuk cair organik

lagi untuk menumbuhkan pakan alami.

Memasukkan kompos / pupuk kandang dengan melubangi ke dalam goni plastik dan

dimasukkan ke dalam kolam untuk menumbuhkan pakan alami untuk menekan

penggunaan pakan buatan dapat mengurangi biaya produksi.

Makanan buatan disesuaikan dengan kondisi pakan alami di dalam tambak dapat

dilakukan setelah 3 bulan di peternakan ikan panen bandeng dalam ukuran yang

diharapkan sesuai dengan kebutuhan pasar lokal atau lokal.

PANEN IKAN BANDENG

Panenen Bandeng dapat dilakukan dengan dua cara:

Harvest Selektif: yaitu dengan pengeringan / menghilangkan air dari kolam sebanyak

70% maka menyeser dengan jaring ikan diurutkan / ikan yang dipilih dipanen besar

atau ikan memenuhi ukuran yang diharapkan dan kemudian dijual ke pasar atau

pedagang.

Total panen: panen tersebut dilakukan secara bersamaan atau pada saat yang sama

besar dan kecil semua dipanen dan dijual ke pasar atau ke pedagang ikan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 37/75

Delapan Inovasi Paling Top Bandeng 50 Hari Panen 

Filed in Topik by admin on March 1, 2009 • 0 Comments

Keberhasilan Muhidin beternak bandeng tidak lepas dari teknologi yang baru

diterapkannya: tidak perlu diberi pelet, tinggkat kelulusan hidup 97-98%, padat

penebaran tinggi, dan masa pengusahaannya cuma 50 hari. ‗Saya hanya mengikuti

anjuran Bapak Junaedi,‘ ungkapnya singkat. Junaedi yang dimaksud adalah seorang

formulator pupuk yang mencoba membantu meningkatkan hasil panen para petambak

bandeng di daerah pesisir utara Cirebon.

Ketika dikonfirmasi, Junaedi mengatakan lahan-lahan tambak di pesisir utara

Cirebon sudah rusak, miskin hara. ‗Dengan kondisi miskin hara tidak mungkin

petambak bandeng mendapat hasil tinggi. Bahkan ada petambak kawakan bilang,beternak bandeng di pesisir utara Cirebon hanya buang uang dan tenaga,‘ kata lulusan

Jurusan Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Sudirman, itu. Itu

memang dirasakan Muhidin, selama 31 tahun bergelut dengan ikan bermulut mungil itu

tidak pernah untung besar. ‗Kalau tidak rugi, paling pas-pasan,‘ ujarnya. 

Gedebong pisang  

Teknologi yang diterapkan Muhidin sebetulnya sangat sederhana. Mula-mula kolam

dikeringkan. Saat itulah pria 46 tahun itu menaburkan cacahan 20 gedebong pisang.

Menurut Junaedi gedebong pisang kaya unsur fosfor organik yang tidak merusak tanah

kolam. Karena tanah tetap gembur, unsur hara di dalam kolam mudah diserap tanaman

yang menjadi makanan bandeng yaitu klekap. Penggunaan gedebong cukup 1 kali

dalam setahun atau 5 periode.

Setelah itu kolam dengan kedalaman 60-80 cm (dasar kolam menyerupai punggung

kura-kura) itu diisi air hingga macak-macak. Jangan lupa air disaring agar tidak banyak

predator masuk. Gunakan racun jika terlihat banyak predator. Tiga hari kemudian isi

dengan air hingga ketinggian 40-60 cm. Terlalu dalam, sinar matahari yang dibutuhkan

tanaman untuk berfotosintesis tidak bisa masuk ke dasar kolam.

Muhidin masih menambahkan 1 liter probiotik untuk meningkatkan kesuburan kolam.

Probiotik yang berisi mikroba itu dicampurkan ke dalam 50 liter air, lalu disebar merata

ke seluruh kolam. Biarkan kolam selama 3 hari sebelum bibit bandeng ditebar. Bibit

yang digunakan berukuran 2,5-3 cm dengan padat penebaran 3.000 ekor. ‗Idealnya

bibit berukuran 5 cm supaya lebih kuat. Tapi karena ketersediaan terbatas, bibit ukuran

lebih kecil pun diambil,‘ tutur Muhidin. 

Tiga pekan berselang Muhidin kembali menambahkan suplemen yang berasal dariekstrak kotoran walet, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta ikan. Dosisnya sama, 1

liter untuk kolam seluas 4.000 m2. Tujuannya untuk mengantisipasi ketersediaan pakan

yang berkurang setelah bandeng tumbuh besar. ‗Suplemen ini boleh digunakan, boleh

 juga tidak jika klekap yang tumbuh bisa mencukupi kebutuhan ikan,‘ tutur Junaedi,

formulator suplemen.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 38/75

Tumbuh cepat  

Meski tanpa diberi pakan pelet, pertumbuhan bandeng luar biasa cepat. ‗Saya kaget,

pada umur 50 hari bandeng sudah besar-besar: sekilo isi 10 ekor,‘ kata Muhidin. Saat

itu juga Muhidin dan Fuji, istrinya, melakukan pemanenan. Padahal biasanya dengan

budidaya konvensional dibutuhkan waktu 5-6 bulan untuk mencapai bobot sekilo isi 10

ekor. Itu pula yang Trubus saksikan ketika akhir Desember 2008 berkunjung ke kolam

pembesaran milik Muhidin. Puluhan bandeng berumur 43 hari yang diambil sebagai

sampel rata-rata berbobot 10-12 ekor per kilogram.

‗Bandeng tumbuh cepat karena klekap tumbuh subur, sehingga ketersediaan pakan

melimpah. Tapi Saya juga tak menduga panen bisa secepat itu,‘ imbuh Junaed i. Pria

yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat itu memang melihat keanehan

saat bibit ditebar. Biasanya bibit yang baru ditebar muncul ke permukaan setelah 10

hari. Namun, dengan teknologi baru, bibit bandeng sudah terlihat ‗berjalan- jalan‘

beberapa jam kemudian. Itu artinya bibit langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan

sehingga tidak terjadi stagnasi pertumbuhan.

Selain tumbuh supercepat, tingkat kelulusan hidup juga meningkat drastis dari 70%

menjadi 98%. Itu lantaran gedebong pisang dan probiotik bisa menstabilkan salinitas

dan pH air. ‗Bandeng sangat peka terhadap perubahan salinitas. Salinitas naik di atas

35 ppm saja, teler semua,‘ kata Arif Budiman, yang juga menerapkan teknologi baru

budidaya bandeng. ‗Alhamdulillah tingkat kematian bandeng bisa ditekan, sekalipun

musim kemarau yang biasanya banyak mati,‘ lanjutnya. Arif menuturkan petambak di

Desa Ender, Cirebon, tidak jauh dari Bendungan-tempat Arif membudidayakan

bandeng-memperoleh tambahan udang putih hingga 99 kg dari tambaknya.

Musababnya, udang liar yang terbawa dari laut pasang itu bisa hidup nyaman di

tambak.

Dengan singkatnya waktu pengusahaan dan tidak perlu pakan pelet, jelas biaya

produksi terpangkas habis. Muhidin menghitung-hitung, terjadi penghematan 80%.

Bayangkan ketika masih menggunakan cara konvensional untuk memelihara 2.000

ekor butuh biaya pemeliharaan Rp2-juta. Namun dengan cara baru, biaya hanya

dikeluarkan untuk bibit seharga Rp80/ekor serta probiotik dan suplemen masing-masing

Rp62.000/liter. Pantaslah dengan harga bandeng Rp8.500-Rp9.000/kg pun, petambak

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 39/75

Bandeng 

Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di

daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi

yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai

umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang

(Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.

Keunggulan komoditas bandeng dibandingkan dengan komoditas lainnya, di

antaranya:

a) induknya memiliki fekunditas yang tinggi dan teknik pembenihannya telah dikuasai

sehingga pasok nener tidak tergantung dari alam;

b) teknologi budi dayanya relatif mudah;

c) bersifat eurihalin antara. 0-50 ppt;

d) bersifat herbivore, tetapi dapat juga menjadi omnivore dan tanggap terhadap pakan

buatan;

e) pakan relatif murah dan tersedia secara komersial;

f) tidak bersifat kanibal sehingga bisa hidup dalam kepadatan tinggi;

g) dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya;

h) dapat digunakan sebagai umpan bagi industi perikanan tuna dan cakalang; dan

i) dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat

preferensi konsumsi yang tinggi.

A. Sistematika

Famili : Chanidae

Spesies : Chanos chanosName dagang : milkfish

Name lokal : bolu, muloh, ikan agam

B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisik

Tubuhnya berbentuk memanjang, padat, pipih, dan oval.

Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2).

Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total

adalah 1 : (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik. Mulut terletak di ujung dan

berukuran kecil. Rahangnya tanpa gigi. Mata tertutup oleh kulit bening

(subcytuneus).

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 40/75

Tutup, insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan

radii branhiostegi, semua tertutup selaput membran branhiostegi. Sirip dada

terletak dekat/di belakang tutup, insang dengan rumus jari-jari PI. 16-17. Sirip,

perut terletak di bawah perut, dengan rumus jari-jari VI. 10-11. Sirip dubur

terletak dekat anus dengan rumus jari-jari A 11. 8-9.

Garis sisi (Linea lateralis) terletak memanjang dari belakang tutup insang dan

berakhir pada bagian tengah sirip ekor..

2. Pertumbuhan dan perkembangan

Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin. Oleh karena itu,

ikan bandeng dapat hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk

bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran

panjang o,5-1,5 m dan berat badan 3-12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan

induk bandeng berkisar 0,5-1,0 juta butir tiap kg berat badan.

Pertumbuhan ikan bandeng  relatif cepat, yaitu 1,1-1,7 % bobot badan/hari.

Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot per hari berkisar 40-

50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1-2 g membutuhkan waktu 2 bulan

untuk mencapai bobot 40 g.

C. Pemilihan Lokasi Budi Daya

Ikan ini mampu menghadapi perubahan kadar garam yang sangat besair

(eurihalin). Oleh karena itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air tawar.

Lokasi ideal budi dayanya pada laguna di daerah pantai dan teluk terlindung yang

aliran arusnya atau pergantian airnya lebih dari i00%/hari. Beberapa aspek teknis

dalam pemilihan lokasi budi daya bandeng dalam KJA adalah

1) penempatan karamba harus di lokasi perairan yang bebas dari pencemaran,

2) terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar,

3) sirkulasi air akibat pasang surut dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20-50

cm/dt),

4) kurang organisme penempel (biofouling),

5) fluktuasi salinitas tidak terlalu besar (<5 ppt), dan

6) oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mg/l.

D. Wadah Budi Daya

Pemeliharaan bandeng di KJA laut memerlukan wadah berupa keramba jaring, rakitberikut pelampung, dan jangkar. Ukuran rakit disesuaikan dengan ketersediaan

bahan, dan jenis komoditas budi daya. Ukuran rakit biasanya 5 m x 5 m, 7 m x 7 m

dan 10 m x 10 m, yang dapat memuat 4-16 karamba jaring ukuran 2 M X 2 M X 2

M.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 41/75

Untuk pemeliharaan bandeng pada bulan pertama (ukuran ikan <20 g/ekor)

digunakan karamba yang terbuat dari jaring hijau atau hitam. Masuk bulan ke 2

baru dipindahkan ke dalam karamba yang terbuat dari jaring trawl. Setiap karamba

dilengkapi dengan penutup untuk menghindari kemungkinan lolosnya ikan pada

saat ada goncangan. Pergantian karamba dilakukan sekali sebulan untuk

menghindari terjadinya penempelan biofouling yang dapat mengganggu sirkulasi

air.

E. Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih

Kini sebagian besar benih bandeng diperoleh dari hatchery, tidak lagi dari alam.

2. Penebaran benih

Benih yang ditebar dalam KJA sebaiknya berukuran gelondongan. Hal ini

disebabkan nener belum mampu mengatasi pengaruh lingkungan perairan yang

berarus dan bergelombang. Keuntungan lain penggunaan gelondongan adalah

benih dapat tumbuh cepat sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan.

Padat penebaran sangat tergantung pada ukuran ikan dan wadah budi daya.

Sifat perenang cepat dan melawan arus perlu menjadi pertimbangan dalam

menentukan padat penebaran. Padat penebaran ikan berukuran 3 g sebesar

200-30o ekor/m3. Adapun padat tebar ikan berukuran 100-15o g/ekor adalah 125

ekor/m3.

Penebaran hendaknya dilakukan pada pukul 06.00-08.00 atau 19.00-20.00 untuk

menghindari ikan stres aldbat perubahan kondisi lingkungan perairan. Adaptasi

salinitas hendaknya dilakukan sebelum benih ditebar dan disesuaikan dengan

salinitas perairan di lokasi KJA.

Transportasi bandeng ke karamba dapat dilakukan dengan penggunaan kantong

plastik berisi air 5-10 l dan oksigen dengan perbandingan 1 : 2. Padat penebaran

gelondongan ukuran 10 cm sekitar 5o ekor/kantong, dengan waktu tempuh

sekitar 5-6 jam.

Penggunaan penoksetan0l 20o mg/l dan penurunan suhu dapat diaplikasikan

dalam pembiusan ikan selama transportasi untuk mencegah kerusakan fisik.

3. Pendederan

Pendederan nener dapat dilakukan di petakan tambak, bak terkontrol, maupun

hapa yang ditancapkan di tambak. Pendederan umumnya berlangsung selama8o hari. Pendederan bertujuan untuk mendapatkan gelondongan bandeng

berukuran 75—1oo g/ekor. Selama tahap pendederan pertambahan bobot ikan

per hari berkisar 40-5o mg.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 42/75

4. pembesaran

Lama pembesaran untuk mencapai ukuran di atas 300 g dengan benih

berukuran sekitar 3 g adalah 12o hari. Adapun lama pembesaran untuk

mencapai ukuran konsumsi (500 g/ekor) dengan berat benih 20 g selama 5

bulan.

5. Pemberian pakan

Pakan utama bandeng terdiri dari organisme plankton, benthos, detritus, dan

epifit. Dalam budi daya bandeng sekarang, digunakan juga pakan ikan buatan

(pelet). Budi daya bandeng dalam KJA sepenuhnya mengandalkan pada pakan

buatan dengan kandungan proteinnya berkisar 20-30%.

Umumnya pakan diberikan sebanyak 10-30% dari total bobot ikan/hari. Waktu

pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari (pagi, siang, dan sore).

Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit agar pakan tidak banyak

terbuang. Pemberian pakan dapat juga dengan metode satiasi (sekitar 90% ikan

dalam kondisi kenyang).

Pertumbuhan ikan perlu dipantau setiap bulan. Tujuannya sebagai acuan dalam

menentukan jumlah pakan yang diberikan serta mengevaluasi perkembangan

bobot dan kesehatan ikan.

F. Pengendalian Hama penyakit

Bandeng yang dibudidayakan di laut umumnya bebas dari parasit dan hampir tidak

didapatkan organisme yang bersifat patogen.

G. Panen

Bandeng dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi (300-500 g/ekor)

dengan lama pemeliharaan 4-5 bulan dari gelondongan. Sementara itu, bandeng

super dapat dipanen setelah berukuran 800 g/ekor dengan masa pemeliharaannya

selama 120 dari gelondongan ukuran 100-150 g/ekor. Tingkat produktivitas

bandeng dalam KJA ditentukan oleh faktor laju pertumbuhan, sintasan, kuantitas,

dan kualitas pakan serta pengelolaan budi daya. Panen bisa dilakukan secara

selektif atau total dengan menggunakan serer.

sumber : Penebar swadaya, 2008

http://hobiikan.blogspot.com

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 43/75

BUDIDAYA BANDENG EKSTENSIF TANPA PELLET 90 - 100 HARI PANEN

Tanggal : 17-02-2014 10:03, dibaca 1080 kali.

Dalam budidaya ikan pakan pellet merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi

biaya produksi karena sekitar 50-60% biaya produksi dikeluarkan untuk membeli pakan

pabrikan tersebut. Tohirin Hendro (43) No HP 08154811 4817 seorang pembudidaya

bandeng tradisional di Desa Padaharja,Kecamatan Kramat telah lama menggunakan

cara berbudidaya bandeng tanpa pellet, alhasil dalam waktu 90 s/d 100 hari

keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar karena dia tidak harus merogoh

koceknya untuk membeli pakan buatan pabrik tersebut.

Bahkan karena hasil yang didapat lebih menguntungkan kini dia dipercaya juga oleh

puluhan pemilik tambak lain yang berada di sekitar tambaknya untuk bisa membantu

mengelolanya.Selain sebagai pembudidaya bandeng dia juga aktif sebagai penyuluh

perikanan swadaya di wilayah Kecamatan Kramat,Kabupaten Tegal. Beliau tidak

sungkan-sungkan berbagi pengalamannya ketika kami datang mengunjungi kediaman

dan tambaknya untuk mengorek rahasia budidaya bandengnya.

Sembari berkeliling tambaknya bapak dua anak ini menceritakan tahapan budidayabandengnya dari tahap persiapan lahan sampai dangan panen :

1. Tahap Persiapan Lahan 

a. Lakukan proses pengeringan & penjemuran lahan selama 1 s/d 2 minggu

dengan tujuan agar tanah dasar tambak bisa teroksidasi dan bibit penyakit bisa

mati.

b. Ketika proses pengeringan & penjemuran lahan lakukan juga penebaran pupuk

organik secara merata kurang lebih 4-5 Kw/Ha untuk menambah kesuburan

tanah dasar tambak dan biarkan selama 1 minggu

2. Tahap Pengisian Air

a. Lakukan pengisian air dengan ketinggian ± 30-40 cm

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 44/75

b. Kemudian untuk mengantisipasi ikan liar yang ikut masuk pada saat pengisian air

digunakan saponin 50 s/d 75 kg untuk luasan 1 Ha dengan terlebih dahulu

saponin tersebut direndam dalam wadah tertutup ± 12 jam agar bahan aktifnya

bisa keluar, usahakan penebaran rendaman saponin dilakukan pada sianghari/cuaca panas agar ikan liar berdarah merah bisa mati

c. Biarkan air dari pengisian awal ketinggian 30-40 cm selama 1 minggu

3. Tahap Penebaran Nener

a. Setelah satu minggu dari proses pengisian air lakukan penebaran nener

sebanyak 5000 ekor/Ha

b. Pada saat penebaran lakukan aklimatisasi nener terlebih dahulu dengan

memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong nener untuk

menghindari kematian akibat adanya perbedaan suhu, salinitas, pH atau

parameter yang lainnya.

4. Tahap Pemeliharaan

a. Untuk menumbuhkan pakan alami bandeng pada masa pemeliharaan agar

klekap bisa tumbuh dan terangkat lakukan pemupukan dengan Urea 25 kg dan

TSP 25 kg, pemupukan dilakukan dengan menebar kering secara merata ke

permukaan tambak, dengan tujuan agar pupuk tersebut bisa tenggelam ke tanah

dasar tambak sehingga klekap akan tumbuh subur dan terangkat ke permukaan.

b. Jarak 1 minggu setelah tebar nener lakukan pemberian secara rutin

vitamin/probiotik seperti RajaBandeng atau Booster dosisnya sesuai anjuran

yang tertera pada kemasan produk tersebut

c. Pada hari ke-40 lakukan pemupukan dengan Urea 50 kg dan TSP 25 kg jika

kondisi di tambak jumlah klekap sangat sedikit, tetapi jika jumlah klekap masih

banyak cukup dengan Urea 25 kg dan TSP 25 kg

d. Dalam kondisi normal pada umumnya hari ke 40-45 ukuran bandeng sudah

mencapai size 10 s/d 15

e. Pada hari ke 50,60,70 dan 80 bisa dilakukan pemupukan kembali dengan dosis

Urea 50 kg dan TSP 25 kg atau Urea 25 kg dan TSP 25 kg disesuaikan dengan

melihat jumlah klekap yang ada di tambak

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 45/75

5. Tahap Panen

Pada hari ke 90 s/d 100 budidaya bandeng ini sudah bisa dilakukan pemanenan

dengan size 4-6 atau ukuran 250gr – 166gr

Analisa Usaha Budidaya Bandeng Ekstensif Per Siklus di Kab.Tegal 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Sewa Tambak Rp.5.000.000,-/thn ,3 siklus/thn

Biaya Tenaga kerja Persiapan & Panen

Obat-obatan Pembunuh Hama

Nener 5000 ekor @Rp.70,-

Pupuk Organik 4Kw

Pupuk Urea (4x pemupukan @25kg) 100kg

Pupuk TSP (4x pemupukan @25kg) 100kg

Vitamin/Probiotik (±10 botol dlm 1 siklus)

@Rp.20.000,-

Biaya Produksi 

Rp.1.666.650,-

Rp.1.000.000,-

Rp. 150.000,

Rp. 350.000,

Rp. 200.000,

Rp. 180.000,

Rp. 210.000,

Rp. 200.000,-

Rp.3.956.650,-

Hasil Panen 

Tingkat kehidupan (SR) 75% x 5000 =3750 ekor

Tonase = 3750 ekor x ABW 250gr

= 937.500gr ~ 937.5kg

Penjualan = 937.5 kg x Rp. 16.000,-/kg

= Rp. 15.000.000,-

Keuntungan 

Keuntungan = Penjualan - Biaya Produksi

= Rp.15.000.000 – Rp.3.956.650

= Rp.11.043.350,-

Pengirim : Yusuf Wijanarko Peny.Perikanan BP4K Kab. Tegal

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 46/75

celoteh tentang ikan bandeng 

ikan bandeng, potensi bisnis, budidaya bandeng dan masakan khas dari ikan bandeng

cara budidaya ikan bandeng

Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh luar yang memanjang dan agak pipih seperti

torpedo dan dilengkapi sirip-sirip untuk berenang. Sirip ekor relatif besar dan berbentuk

cagak. Sisik-sisik kecil dan berwarna putih keperakan. Bagian punggung berwarna hijau

keperakan, sedangkan bagian perutnya putih keperakan. Termasuk ikan bertulang

keras, dagingnya berwarna putih susu dan strukturnya padat dengan duri halus yang

banyak terdapat diantara dagingnya.

Komposisi daging ikan bandeng segar mengandung protein sebesar 19,73%, lemak

4,05%, air 77,76% dan abu 1,23%. Selain itu bandeng segar mengandung kalsium 20,0

mg, fosfor 150,0 mg, ferum 2,0 mg, vitamin A 150,0 SI dan vitamin B-1 0,05 mg.

Tipe ikan berdasarkan kandungan protein dan lemaknya

Tipe  Ciri-ciri  Protein (%)  Lemak (%) 

 A

B

C

D

E

Protein tinggi, lemak rendah

Protein tinggi, lemak sedang

Protein rendah, lemak tinggi

Protein sangat tinggi, lemak

rendah

Protein rendah, lemak rendah

15-20

15-20

< 15

> 20

< 15

< 5

5-15

>15

< 5

< 5

Berdasarkan penggolongan tersebut maka ikan bandeng termasuk ke dalam tipe A,

mengandung kadar protein tinggi dan kadar lemak rendah.

Ikan Bandeng termasuk termasuk ikan yang menghuni dan mencari makan di bagian

permukaan perairan ( pelagic ), karena itu benih ikan bandeng (nener) banyak terdapatdi perairan pantai yang juga merupakan tempet perkembangbiakannya. Telur ikan yang

matang gonad bergaris tengah rata-rata sekitar 1,2-1,3 mm, menetas dalam 25 sampai

35 jam setelah dibuahi, kemudian menjadi larva berukuran 5 mm yang akan terbawa

arus ke perairan pantai atau muara-muara sungai yang salinitasnya lebih rendah dan

berkembang sampai dewasa di lingkungan air payau.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 47/75

Benih ikan bandeng umumnya disebut nener dan dibeberapa tempat ada yang

menyebutnya sebagai anakan bandeng. Nener sebenarnya adalah larva dari ikan

bandeng yang diperkirakan berumur sekitar 10-15 hari setelah penetasan. Nener

ditangkap untuk dibudidayakan di tambak. Ukuran nener yang sering ditangkap di

pantai pada umumnya antara 12-15 mm, hanya sebagian kecil saja yang berukuran 10

mm.

Toleransi nener terhadap perbedaan salinitas cukup besar yaitu dari 0 0/00 sampai

dengan 40 0/00. Pada perubahan salinitas yang mendadak melebihi 40 0/00 sebagian

nener mati. Sedangkan toleransi terhadap suhu dari 12 0C sampai 35 0C.

Dewasa ini perkembangan tehnologi pembenihan ikan mengalami kemajuan pesat,

sehingga untuk keperluan budidaya nener tidak lagi hanya mengandalkan dari usaha

penagkapan ikan.

Ikan bandeng termasuk jenis ikan herbivora dengan makanan utama berupa plankton

dan lumut-lumutan. Pada waktu larva sampai dengan ukuran benih (nener) ikan ini

akan bergantung pada fitoplankton dan zooplankton berukuran renik yang terdapat di

permukaan laut, sedangkan di tambak nener dan glondongan bandeng memakan

klekap (lab-lab), yaitu suatu kumpulan jasad renik nabati dan hewani yang tumbuh pada

permukaan dasar tambak dan merupakan makanan alami.

Tersedianya makanan alami tergantung pada pemupukan tambak sebelum penebaran

benih, selanjutnya pertumbuhan klekap dipengaruhi secara langsung oleh banyaknya

kadar bahan organik dalam tanah.

Pola usaha Ikan Bandeng : Pembesaran.Sebagian besar usaha udang bandeng

dilakukan di t.ambak. Dewasa ini tingkat pengelolaan pembesaran ikan bandeng

beragam. Di wilayah pesisir yang banyak terdapat nener, masyarakat dapat

membudidayakan bandeng dengan cara yang sederhana, yakni pada saat terjadi

pasang, air laut dimasukkan ke dalam petakan tambak. Bersama dengan aliran air

masuk pula benih ikan-ikan liar, termasuk diantaranya bandeng. Setelah masa

pemeliharaan 6 bulan ikan dipanen. Pertumbuhan dan produksi ikan bandeng tidak

dapat diperkirakan dengan baik, mengingat selama masa pemeliharaan tumbuh pula

ikan lain yang bersifat penyaing maupun pemangsa.

Produktivitas yang lebih tinggi dicapai dengan pengelolaan benih, lingkungan dan

pakan yang lebih baik. Dewasa ini petani umumnya sudah tidak lagi mengandalkan

benih yang masuk bersama aliran air, tetapi sengaja menebar benih. Lingkungan

perairan dipersiapkan melalui pemberantasan kompetitor dan predator danpenumbuhan pakan alami yang dirangsang dengan pemupukan. Dengan cara ini petani

dapat menebar ikan sebanyak 3000 ekor per hektar dan setelah melewati masa

pemeliharaan 5 bulan diperoleh hasil panen sebanyak 400-500 kg/ha per musim.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 48/75

Penggunaan pakan untuk mengatasi kekurangan pakan alami dapat meningkatkan

kepadatan ikan yang dapat dipelihara yang selanjutnya diikuti dengan peningkatan hasil

panen. Pada pemeliharaan tanpa menggunakan kincir air petani dapat memungut hasil

panen 2-3 ton/ha/musim, sedangkan dengan penambahan kincir bisa mencapai 5-7

ton/ha/musim. Kendatipun demikian penggunaan kincir tidak berkembang karena

pengadaan kincir memerlukan tambahan investasi serta biaya operasional yang cukup

besar, padahal tidak sejalan dengan hasil yang dicapai.

Kepadatan paling tinggi didapatkan pada budidaya bandeng di jaring apung, yakni

mencapai 300-500 ekor per m² dengan hasil panen 79-125 kg per m² per musim.

Pada uraian selanjutnya dibahas usaha pembesaran ikan bandeng di tambak dan jaring

apung di perairan tawar yang menggunakan pakan buatan. Pengembangan tehnik

budidaya ini dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui penerapan

teknologi yang tidak terlampau jauh dari kemampuan mereka selama ini baik ditinjau

dari segi teknis, sosial maupun ekonomis.

Usaha pembesaran terkait erat dengan usaha lainnya, yaitu pembenihan dan

pendederan. Usaha pembenihan saat ini baru ditangani oleh lembaga pemerintah yang

menghasilkan telur atau larva. Masyarakat membeli telur atau larva ini untuk didederkan

hingga menghasilkan nener. Hubungan antara pembenihan, pendederan dan

pembesaran ini digambarkan dalam Gambar. Sedangkan penjelasan usaha

pembenihan dan pendederan dijelaskan pada tulisan di bawah ini.

Usaha Pembenihan .

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 49/75

Usaha pembenihan ikan bandeng diarahkan untuk menghasilkan benih ukuran 1,5 cm,

yang dikenal sebagai nener. Selama ini pembenihan umumnya dilakukan atas

kerjasama antara Lembaga Pemerintah, seperti Balai Penelitian Budidaya Pantai dan

Balai Budidaya Air Payau, dengan masyarakat. mengingat kegiatan ini membutuhkan

investasi dan biaya operasional yang besar dan tenaga trampil, terutama pada kegitan

pemeliharaan induk hingga menghasilkan terlur/larva. Lembaga pemerintah

menghasilkan telur atau larva, kemudian masyarakat menetaskan dan memeliharanya

hingga menjadi nener.

Pemeliharaan induk. Pembenihan diawali dengan penyediaan induk yang biasanya

didapat dengan menangkapnya dari laut. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang

heteroseksual. Namun demikian masih sulit untuk membedakan antara bandeng jantan

dan betina. Ikan bandeng betina matang kelamin terlihat adanya tiga buah lubang pada

daerah dubur, yaitu berturut-turut dari bagian depan adalah lubang pembuangan

kotoran (dubur), lubang pengeluaran telur (genital pore) dan lubang pembuangan air

seni (urinary pore). Sedangkan pada ikan bandeng jantan matang kelamin terlihat dua

buah lubang saja yaitu yang depan lubang pembuangan kotoran dan yang belakang

lubang pengeluaran air seni dan sperma (urogenital pore).

Di hatchery induk  –  induk dipelihara di dalam bak khusus dengan ketinggian air 1,5 m

dan volume mencapai 20-30m3. Kepadatan mencapai 1 induk (ukuran 4-5 kg) untuk

setiap 2m3.

Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan rutin yang mencakup :

- Pemberian pakan yang berupa pelet berkadar proten 25%, sebanyak 2-3 % dari

bobot ikan per hari dan diberikan 3 kali.

- Untuk menjaga kualitas air, air laut dialirkan terus menerus menggunakan pompa

dengan pergantian 100-150% per hari. Disamping itu secara rutin kotoran yang

berkumpul di dasar disiphon.

Setelah induk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, ikan dirangsang

untuk mencapai kematangan gonad melalui implantasi pelet hormon yang mengandung

hormon LHRH dan 17 alpha methyltestosteron (masing-masing 250 dan 200 mg).

Selama masa pemeliharaan secara teratur dilakukan pemeriksaan terhadap

kematangan kelamin induk. Implantasi diulang setiap satu bulan sekali hingga ikan ikan

mencapai kematangan kelamin. Kematangan kelamin tercapai setelah diameter telur

mencapai lebih dari 750 mm.

Pemijahan. Untuk merangsang pemijahan dilakukan penyuntikkan hormon LHRH cairke dalam tubuh ikan dengan dosis 30-50mg per kg ikan. Segera setelah disuntik, induk

dipindahkan ke bak pemijahan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 50/75

Bak pemijahan berupa bak beton bulat dengan ukuran diameter 8m dan tinggi 2m.

Pada salah satu sisi bak ini terdapat pipa pelimpas air yang menghubungkan bak ikan

dengan bak kolektor telur, yakni bak berukuran 60cm x60 cm yang dilengkapi dengan

kotak kasa. Bak kolektor berfungsi menampung telur ikan bandeng yang hanyut

bersama aliran air setelah terjadi pemijahan.

Pada malam hari induk ikan memijah. Dengan memanfaatkan arus air dalam tangki

pemijahan, telur yang telah dibuahi dapat dikumpulkan dalam bak kolektor telur.

Pemanenan telur dari bak penampungan dapat dilakukan dengan menggunakan alat

serok yang ukuran lubang kasanya 300 mikron . Telur yang terambil dipindahkan ke

dalam akuarium volume 30-100liter, diareasi selama 15-30 menit dan didesinfeksi

dengan formalin 40 % pada dosis 10 ppm selama 10-15 menit sebelum diseleksi.

Sortasi telur dilakukan dengan cara meningkatkan salinitas air sampai 40 ppt dan

menghentikan aerasi. Telur yang baik terapung atau melayang dan yang tidak baik

mengendap. Persentasi telur yang baik untuk pemeliharaan selanjutnya harus lebih dari

50 %. Kalau persentasi yang baik kurang dari 50%, biasanya telur dibuang.

Telur yang baik hasil sortasi dipindahkan ke dalam bak penetasan dan pemeliharaan

larva atau dipersiapkan untuk didistribusikan ke konsumen yang memerlukan yang

masih berada pada jarak yang dapat dijangkau sebelum telur menetas ( ± 12 jam).

Penetasan dan pemeliharaan larva

 Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27-310 C salinitas 30

ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan kedalam bak tidak kurang dari 100 cm yang

sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan

 jarak antara 100 cm batu aerasi.

Pergantian air.Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva

yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air

stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara

bertahap sampai 100% menjelang panen.

Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8.

Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air

pemeluharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.

Nener yang tumbuh normal dan sehat umumnya berukuran panjang 12-16 mm dan

berat 0,006-0,012 gram dapat dipelihara sampai umur 25 hari saat penampakan

morfologisnya sudah menyamai bandeng dewasa.

Pember ian Makanan Alami. Larva umur 0-2 hari kebutuhan makananya masihdipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Hari kedua setelah

ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 51/75

Menjelang umur 2-3 hari atau 60-72 jam setelah menetas, larva sudah harus diberi

rotifera (Brachionus plicatilis) sebagai makanan sedang air media diperkaya chlorella sp

sebagai makanan rotifera dan pengurai metabolit.

Kepadatan rotifera pada awal pemberian 5-10 ind/ml dan meningkat jumlahnya sampai

15-20 ind/ml mulai umur larva mencapai 10 hari. Berdasarkan kepadatan larva 40

ekor/liter, jumlah chlorella : rotifer : larva = 2.500.000: 250 : 1 pada awal pemeliharaan

atau sebelum 10 hari setelah menetas, atau = 5.000.000 : 500:1 mulai hari ke 10

setelah menetas.

Pakan buatan (artificial feed) diberikan apabila jumlah rotifera tidakmencukupi pada

saat larva berumur lebih dari 10 hari .

Sedangkan penambahan Naupli artemia tidak mutlak diberikan tergantung dari

kesediaan makanan alami yang ada.

Perbandingan yang baik antara pakan alami dan pakan buatan bagi larvabandeng 1 : 1

dalam satuan jumlah partikel. Pakan buatan yangdiberikan sebaiknya berukuran sesuai

dengan bukaan mulut larva padatiap tingkat umur dan mengandung protein sekitar

52%. Berupa. Pakanbuatan komersial yang biasa diberikan untuk larva udang

dapatdigunakan sebagai pakan larva bandeng. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25

hari saat larva sudah berubah menjadi nener.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 52/75

Pakan alami dan cara budidaya nener ditambak secara tradisional

Makanan alami nener di tambak adalah kelekap. Apabila jumlah dari pakan alami

ditambak menurun maka perlu dilakukan pemupukan tambahan, yang berfungsi

sebagai sumber nutrisi bagi pakan alami untuk tumbuh dan berkembang.Kegiatanpembesaran nener ikan bandeng secara tradisional merupakan kegiatan budidaya yang

sangat sederhana.

Untuk menumbuhkan phytoplankton dan kemudian zooplankton pada tambak

tradisional, petani tetap harus mengeluarkan biaya. Pertama, tambak yang baru saja

dipanen, harus diberi pestisida alami berupa biji teh atau tembakau krosok, diturap

(lumpurnya dinaikkan ke pematang), kemudian dikeringkan sampai lumpurnya pecah-

pecah dan merekah. Setelah itu ditaburkan pupuk kandang, berupa kotoran sapi,

kerbau, kambing, domba, maupun kuda. Tambak tidak pernah dipupuk dengan kotoran

ayam. Tiap hektar tambak memerlukan 5 ton pupuk kandang. Pupuk ini harus diratakanke seluruh permukaan tanah, lalu dibiarkan beberapa hari sebelum air dialirkan

menggenangi tambak.

Pada awalnya, air payau yang menggenangi tambak itu tampak jernih. tetapi dalam

waktu dua tiga hari, apabila matahari bersinar cukup terik, maka air itu akan berangsur

berwarna hijau. Itulah tandanya phytoplankton telah mulai tumbuh. Pada waktu itulah

urea sebanyak 3 kuintal per hektar ditebarkan. Setelah ditebari urea, air akan segera

menjadi hijau pekat. Pada waktu itulah zooplankton akan mulai tumbuh. Para petani

tambak, biasa menyebut zooplankton ini dengan kutu air. Setelah pertumbuhan

plankton stabil, salinitas dan pH, air juga sesuai dengan atandar, maka nener bisa

ditebarkan. Dengan pakan alami plankton, pertumbuhan nener menjadi bandeng sangat

cepat.

Meskipun sudah diberi pestisida alami, ada juga hama lainnya seperti ikan mujair,ikan

gabus dan ikan lainnya,, oleh karenanya sebelum ditebarkan agar dipastikan dalam

tambak teersebut tidak ada ikan hama yang bisa memangsa nener bandeng.

ditambak tradisional ada juga yang memberi makanan tambahan berupa pelet, dalam

pemberian pakan tersebut agar tidak terlalu banyak karena bisa meracuni nener

sehingga menimbulkan kematian nener, penyebaran pakan disesuaikan dengan luas

tambak.

Untuk pemesanan bisa menghubungi kami di nomor telepon 0355-552270 atau

1. pak Wais HP.085742283186 

2. Ibu yeyen HP.085730151612 

email : [email protected]

Pesanan bapak/ibu akan kami kirim setelah kami terima pembayaran.

Kami sangat menghargai kepercayaan yang bapak/ibu berikan.Dengan memberikan

identitas yang jelas dan valid menjadikan transaksi yang bapak/ibu lakukan aman dan

harapan kami bisa berkelanjutan.Untuk mempermudah transaksi kami sediakan bank .

BANK BRI 3240-01-023443-53-3 atas nama Yeyen Dwi Candra Dewi 

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 53/75

Menumbuhkan Pakan Alami di Tambak

Posted on 30 December 2007 by ikanmania

11/08/03 – Informasi: Teknologi-dkp.go.id

Istilah pakan digunakan untuk binatang, walaupun sering juga digunakan kata-kata

―makanan‖.  Pada tambak yang dikelola secara tradisional (sederhana) udang hanya

memakan berbagai jenis pakan alami yang ada dalam tambak yaitu klekap (campuran

berbagai jenis lumut), bahkan juga dentritus (bahan-bahan dan kotoran yang

membusuk di dalam air dan di dasar tambak).

Pada tambak semi intensif petani tambak sudah menambahkan pakan buatan di

samping pupuk yang berguna untuk meningkatkan produksi tambak. Pada tingkat ini

pakan yang diberikan hanya sebagai tambahan saja. Biasanya bahan pakan ini

semata-mata tergantung pada bahan-bahan yang tersedia dan mudah diperoleh di

sekitar tambak disamping harga yang murah.

Untuk menumbuhkan pakan alami di tambak, hendaknya dilihat jenis apa yang benar-

benar dimanfaatkan oleh ikan atau udang yang dipelihara di petak peneneran misalnya,

 jenis makanan alami yang cocok adalah klekap dan plankton atau keduanya

ditumbuhkan secara bersama-sama.

METODA KLEKAP 

Langkah pertama pertumbuhan klekap adalah persiapan dan pengeringan tanah dasar

tambak. Lamanya waktu pengeringan petakan ini adalah antara 7 -15 hari, tergantung

keadaan cuaca, yang ditandai dengan retak-retaknya tanah dasar tambak (kadar air +/-

20 %). Untuk memudahkan pengeringan dasar tambak dianggap cukup adalah dengan

cara berjalan di atas permukaan tanah yang sedang dikeringkan, bila tanah tersebut

turun sedalam 1- 2 cm, maka pengeringan tanah dasar tambak dianggap memadai

untuk melaksanakan alur proses selanjutnya.

Untuk memanfaatkan waktu sambil menunggu proses pengeringan, bisa diisi dengan

melakukan perbaikan konstruksi tambak, seperti pintu air, pematang, petakan,

perbaikan saluran-saluran air, caren serta membersihkan sisa-sisa sampah dan akar-

akar yang ada di pelataran maupun yang berserakan di benteng petakan. Setelah

pengeringan tanah dasar dianggap sempuma, barulah ditebar pupuk organik secara

merata dengan jumlah yang sudah disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya.

Namun pada umumnya ukuran yang digunakan untuk tanah yang liat dan pasimya

seimbang adalah :

  Dedak halus : 500 -1000 kg/ha  Bungkil kelapa : 500 -1000 kg/ha

  Kotoran sapi / kerbau : 1000 -3000 kg/ha

  Kotoran ayam : 500 kg1ha

  Hati kapok : 500 -1000 Kg/ha.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 54/75

Sedangkan untuk tanah tambak yang mengandung pasir lebih banyak diperlukan

 jumlah pupuk organik yang lebih besar. Pemasukan air laut dilakukan setelah

penebaran pupuk betul-betul merata ke seluruh permukaan dasar tambak. Ketinggian

air yang dibutuhkan adalah 3 -10 cm dan dialirkan secara bertahap dengan cara

gravitasi. Selanjutnya air di dalam petakan tersebut dibiarkan menguap sampai

keadaan tanah seperti semula ( kering dan kadar air +/- 20 %). Hal ini bertujuan untuk

menetralisasi bahan organik pupuk tersebut.

Setelah kering kemudian air laut dialirkan kembali ke petakan secara bertahap sampai

ketinggian 10-15 cm, barulah dilakukan penebaran pupuk anorganik berupa urea dan

TSP dengan perbandingan yang sarna, sebanyak 50 kg untuk tiap ha tambak. Akan

tetapi untuk tambak yang banyak mengandung lumpur jumlah atau perbandingan urea

dan TSP adalah 2 : 1, dan penebaran benur dilakukan apabila klekap tumbuh subur

dan ketinggian air yang sesuai dengan ikan serta udang yang akan dibudidayakan.

METODA LUMUT 

Seperti halnya dengan metoda klekap, langkah pertama dalam metoda lumutpun

berupa persiapan dan pengeringan tanah dasar tambak, akan tetapi pada metoda lumut

ini lamanya pengeringan kurang lebih 3 hari kena cahaya matahari, dengan demikjan

tanah dasar tambak tidak terlalu kering seperti pada metoda klekap. Hal ini berkaitan

dengan cara hidup lumut yang lebih menyukai media lembab. Selanjutnya, tanah yang

sudah dikeringkan itu ditanami dengan lumut muda secara merata di permukaan

(pelataran petakan), kemudian dialiri air +/- sedalam 20 cm dan biarkan tergenang.

Pemupukan dilakukan setelah permukaan tambak dibiarkan tergenang selama 3 -7

hari. Pupuk yang digunakan dapat berupa urea 48 gram per meter kubik air dan TSP

sebesar 20 gram per meter kubik air, satu minggu kemudian, ketinggian air dinaikkan

menjadi 40 cm dan penebaran ikan dilakukan untuk memelihara ikan-ikan pemakan

tumbuh-tumbuhan (herbivora) yang umumnya mempunyai usus panjang.

Makanannya biasanya terdiri dari ganggang- ganggang benang, seperti ikan bandeng

(Chanos chanos), mujair (tilapia massambica), Nila (Tilapia nilotica) dan belanak sipit

atau belanak jumpul (Mugil tade). Ada pula yang makanannya berupa epiphyton

(ganggang penempel), seperti ikan nilem (Osteochilus hasseti ) dan tawes (Puntius

 javanicus) tawes dewasa dan gurami (Osphronemus gouramy Lac ) dewasa.

Kemudian pemupukan susulan dimulai pada minggu kedua dengan takarannya

setengah dari dosis atau takaran pertama. Pemupukan selanjutnya boleh dilakukanapabila keadaan lumut mulai menipis atau habis, yang perlu diperhatikan dalam

pemupukan susulan ini, adalah kondisi ikan yang dipelihara harus tetap baik.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 55/75

METODA PLANKTON 

Dalam upaya menumbuhkan plankton di tambak agak berbeda dengan menumbuhkan

pakan alami lainnya (klekap, lumut). Kedalaman air, jumlah dan komposisi pupuk yang

akan digunakan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi guna mencapai

keberhasilan dalam menumbuhkan pakan alami ini (plankton). Plankton menghendaki

air yang cukup dalam serta pupuk yang digunakan harus merupakan kombinasi antara

pupuk Nitrogen (N) dan fospor (P).

Menurut beberapa peneliti, pemberian pupuk nitrogen dan fospor dengan perbandingan

3 : 1 akan menumbuhkan banyak jenis alga diatomae, sedangkan perbandingan antara

1 : 1 lebih cocok untuk pertumbuhan fitoflagellata. Pemah juga diteliti bahwa

(khususnya) udang akan tumbuh dengan baik pada perairan tambak yang mempunyai

populasi diatomae yang lebih besar dan sebaliknya pada tambak yang lahannya

banyak ditumbuhi dengan fitoflagellata, pertumbuhan udangnya akan kurang baik.Seperti pada metoda klekap dan lumut, pada metoda plankton ini pun terdapat

perlakuan pengeringan, pemupukan dan perendaman, di samping itu dilakukan juga

pembrantasan hama dengan saponin (biji teh). Dimana sisa atau ampas juga bisa

menambah tingkat kesediaan bahan organik di tambak.

Pengeringan dapat dilakukan selama 3 -5 hari, kemudian air laut yang baru atau air dari

dari waduk penyimpanan (tandon) dimasukkan ke petakan sampai ketinggian air 50 cm.

 Akan lebih baik lagi apabila kedalaman air bisa mencapai 70-100 cm. Untuk tahap

permulaan, sebaiknya menggunakan takaran pupuk urea dan TSP yaitu 2.065 dan

1.097 gram dalam setiap meter kubik air. Kedua pupuk tersebut diaduk merata

kemudian diletakan di atas meja yang dirancang terendam air 15 -20 cm di bawah

pennukaan air. Meja ini terbuat dari papan yang diberi tiang bambu. Pada tambak

seluas 1 ha, cukup disediakan sebuah meja dengan ukuran 0, 85 x 0, 85 m. Meja

dipasang di pinggiran tambak pada arah datangnya angin. Pupuk akan larut perlahan-

lahan dan tersebar ke seluruh tambak melalui gerakan air.

Untuk mengetahui apakah jumlah plankton sudah cukup atau belum, dapat dilakukan uji

kecerahan air, setelah pemupukan kita amati pertumbuhan fitoplankton nabati yang

menyebabkan air menjadi berwarna hijau, dengan menggunakan secchi disk. Apabila

lempeng secchi disk dimasukkan kedalam air dan sudah tidak kelihatan pada

kedalaman 30 cm, ini menunjukkan pertumbuhan plankton yang cukup. Apabila secchi

disk sudah tidak nampak pada kepadatannya perlu dikurangi dengan membuang

sebagian air dan memasukkan air baru. Takaran pemupukannya perlu dikurangi.

 Apabila angka pada secchi disk menunjukkan 35 cm, berarti takaran pupuknya kurang

dan pemupukan berikutnya perlu ditambahkan.

Pada pemeliharaan, baik secara semi intensif maupun secara intensif, pengelolaan air

salah satunya adalah dengan cara pemupukan, pemupukan adalah teramat penting

untuk menciptakan air media yang cocok bagi kehidupan udang. Ini perlu akal dan

ketrampilan dari petani pelaksananya.

Sumber : Dedy Gusmardi , Bulet in “Mina Diklat”, Jun i 2003  

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 56/75

Pembesaran Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal )

LATAR BELAKANG 

Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal   ) merupakan salah satu jenis ikan air

payau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis Ikan ini sudah dikenal oleh

masyarakat luas karena merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki

nilai gizi yang cukup tinggi serta ditunjang dengan rasanya yang enak dan memiliki

kandungan kolesterol yang rendah sehingga aman untuk kesehatan. Pengolahan

produk ikan bandeng yang semakin meningkat pada saat ini, seperti bandeng presto

yang semua tulang dan durinya menjadi lunak, yang menyebabkan meningkatnya

 jumlah yang mengkonsumsi ikan bandeng, sehingga permintaan pasar akan ikan

bandeng akhir-akhir ini terus meningkat. Kondisi ini memberikan peluang kepada

pembudidaya untuk mengembangkan usaha budidaya bandeng (Chanos chanos

Forskal ) di seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi sehingga dapat memenuhi

ketersediaan pasokan ikan bandeng.

Untuk memenuhi kebutuhan ikan bandeng yang terus meningkat dan

berkesinambungan hanya dapat dilakukan melalui pengembangan budidaya. Dengan

terus berkembangnya teknologi pembenihan ikan bandeng, memungkinkan teknologi

pembesaran ikan bandeng dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga

tidak menjadi kendala dalam teknologi pembesarannya.

KLASIFIKASI IKAN BANDENG 

secara taksonomi bandeng dapat diklasifiksasikan sebagai berikut:

Class : Pisces

: Teleostei

: Copterygii

Family : Chanidae

: Chanos : Chanos chanos Forskal  

MORFOLOGI IKAN BANDENG 

Ikan bandeng di Indonesia dikenal juga dengan nama Bandang, Bolu, Muloh, dan

 Agam, tetapi dalam perdagangan internasional ikan bandeng dikenal dengan

sebutan Milk fish.

Ikan bandeng memiliki ciri khas yaitu bentuk badan yang langsing berbentuk

torpedo, sirip ekor bercabang (tanda ikan perenang cepat), berwarna keperak-perakan,mulut terletak di ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di

depan mata, mata diselimuti selaput bening (subcutaneous). Panjang badan di laut

dapat mencapai 1 meter tetapi dalam tambak panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Hal ini

disebabkan karena pengaruh keterbatasan ruang gerak, dan karena sengaja dipanen

sebelum menjadi dewasa.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 57/75

PROSES PEMBESARAN IKAN BANDENG 

Dalam usaha pembesaran pada hakekatnya merupakan pengelolaan lanjutan dari

kegiatan penggelondongan yang dilakukan dengan menggunakan metode budidaya

dengan tujuan meningkatkan produksi tambak. Metode budidaya yang dapat dilakukan

antara lain yaitu metode budidaya bandeng secara tradisional yang disempurnakan,

metode progresif, metode modular, dan metode penebaran berganda. Dari keseluruhan

metode tersebut inti kegiatan budidayanya sama yaitu meliputi perbaikan dan persiapan

tambak, penebaran ikan, perawatan selama pemeliharaan, pemupukan, pengendalian

hama dan penyakit, pemberian pakan tambahan, dan mempertahankan kualitas air

agar tetap layak.

1. Pemilihan Lokasi 

Lokasi tambak budidaya ikan bandeng yang dipilih mempunyai persyaratan antaralain:

a. Lahan mendapatkan air pasang surut air laut. Tinggi pasang surut yang ideal

adalah 1,5  – 2,5 m. Pada lokasi yang pasang surutnya lebih rendah dibawah 1

meter maka pengelolaan air menggunakan pompa.

b. Tersedia air tawar untuk mengatur kadar garam yang sesuai bagi pertumbuhan

ikan bandeng.

c. Tekstur tanah yang ideal adalah liat berpasir, karena tanah ini dapat menahan air

dengan baik.

d. Lokasi ideal terdapat sabuk hijau (green belt ) yang ditumbuhi hutan mangrove

dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.

e. Keadaan sosial ekonomi mendukung operasional budidaya seperti keamanan

yang kondusif.

2.  Persiapan Tambak 

Persiapan lahan adalah proses penyiapan lahan tambak mulai pengeringan

lahan sampai siap ditebar benih untuk pembesaran ikan bandeng. Persiapan

tambak sangat menentukan keberhasilan budidaya. Tahapan Persiapan tambak

adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan sarana dan Prasarana

Memperbaiki secara menyeluruh mulai pintu air, pematang, caren,

saringan, saluran pemasukan, saluran pengeluaran dan peralatan lainnya seperti

pompa air, jala lingkar (untuk sampling pertumbuhan ikan).

b. Pengeringan Lahan

Lama pengeringan tergantung cuaca dan kondisi tanah. Tanah yangmempunyai ketebalan lumpur dalam membutuhkan waktu lebih dari 3 minggu

sedangkan tanah liat berpasir membutuhkan waktu cukup 10 hari. Tujuan

pengeringan ini adalah mempercepat penguapan gas racun-racun, memberantas

hama penyakit, mempercepat proses penguraian dan menaikan pH tanah.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 58/75

c. Pengangkatan Lumpur

Endapan lumpur sisa pemeliharaan periode sebelumnya berwarna hitam

dan terletak ditengah tambak atau didekat pintu pengeluaran. Lumpur ini banyak

mengandung bahan organik dan gas-gas beracun seperti asam sulfida sehingga

lumpur ini perlu diangkat. Endapan lumpur diangkat kepermukaan tanggul.

d. Pengapuran Tanah

Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh

bakteri pathogen yang ada dan organisme hama. Kapur yang digunakan untuk

pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCO3). Dosis yang digunakan tergantung

pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk

pengapuran semakin banyak.

e. PemupukanDalam pemeliharaan ikan bandeng penyediaan makanannya dapat berupa

makanan alami dan makanan buatan. Jenis makanan alami ditambak dapat

berupa klekap, lumut, plankton, dan organisme dasar atau benthos. Namun

demikian jarang sekali semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam

tempat dan waktu yang bersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kualitas

tanah dan air serta kedalaman air ditambak.

Dalam penumbuhan pakan alami tersebut mempunyai tatacara yang

berbeda tergantung dari jenis pakan alami yang diinginkan. Sehubungan dengan

hal tersebut kebutuhan jenis pupuk yang digunakan untuk proses

penumbuhannya pun berbeda. Untuk penumbuhan klekap yang merupakan

kumpulan jasad renik yang disusun oleh algae biru, benthos, diatom, bakteria,

dan organisme renik hewani, diperlukan pupuk organik seperti dedak halus,

bungkil kelapa, kotoran sapi, kotoran kerbau, dan kotoran ayam.

Jumlah pupuk yang digunakan tergantung dari kesuburan tanah tersebut,

pada umumnya dosis pupuk organik berupa dedak halus diperlukan 500-1000

kg/ha, bungkil kelapa diperlukan 500-1000 kg/ha, kotoran kerbau/sapi 1000-

3000kg/ha, kotoran ayam jumlah pupuk organik yang diperlukan 500 kg/ha.

Penggunaan pupuk anorganik dalam penumbuhan klekap terdiri dari pupuk

Urea dan TSP yang digunakan dengan perbandingan 2:1. Dosis pupuk urea

adalah 100 kg/ha dan TSP 50 kg/ha. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan setelah

didahului oleh pemasukan air tahap pertama setinggi 5-10 cm dan dikeringkan

kembali. Pada pemasukan air berikutnya dilakukan dengan ketinggian 10-15 cm

yang selanjutnya dilakukan penebaran pupuk anorganik sesuai dengan dosistersebut. Penggunaan pupuk organik dilakukan dengan cara diletakan pada

beberapa tempat dibagian tambak secara merata sebelum dilakukan pemasukan

air tahap pertama.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 59/75

Untuk penumbuhan pakan alami jenis lumut yang komposisi utamanya

adalah alga hijau berfilamen diperlukan kedalaman air antara 40-60 cm. Kisaran

kadar garam yang diperlukan untuk penumbuhan lumut adalah 25 promil atau

lebih. Jenis lumut yang umum tumbuh ditambak adalah lumut sutera(Chaetomorpha sp), dan lumut perut ayam (Enteromorpha sp). Jenis algae hijau

filamen lainnya juga merupakan jenis lumut adalah Cladophora sp.

dan Vaucheria sp.

f. Pengisian Air Sebelum Tebar

Pada saat terjadi pasang naik cukup tinggi air dimasukan kedalam tambak

setelah melalui saringan di pintu air pemasukan (inlet). Ketinggian air dipelataran

tambak lebih kurang 10 cm. Kemudian pintu air pemasukan ditutup dan air dalam

tambak dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur

tanah agar berada pada kondisi baik untuk pertumbuhan pakan alami. Pada saat

pemasukan air berikutnya dilakukan penggunaan Saponin (tea seed) untuk

pemberantasan hama yang ada di dalam tambak dan untuk merangsang

pertumbuhan phytoplankton. Setelah diberi saponin, tambak dibiarkan

hingga 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di dalam tambak telah

mati, maka pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini ketinggian air

dipelataran cukup 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari untuk dilakukan

pemupukan dasar. Kemudian setelah pemupukan dilakukan penambahan air

pada tambak dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan

alami (klekap). Pada ketinggian air 40 cm dari pelataran tambak maka air tambak

dipertahankan untuk persiapan penebaran benih ikan.

3.  Persiapan Benih 

Dalam persiapan benih ikan bandeng yang akan ditanam dalam proses

pembesaran terdapat beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan terlebih

dahulu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Peneneran

Kegiatan peneneran adalah pemeliharaan benih ikan bandeng dari ukuran

nener hingga mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran benih ikan ini sudah dapat

digunakan pada kegiatan penggelondongan. Luas tambak untuk kegiatan

peneneran relatif lebih kecil dan biasa dikenal dengan sebutan baby box .

Perbandingan luas petak peneneran, penggelondongan, dan pembesaran

adalah 1:9:90. lama pemeliharaan dipetak peneneran berkisar 30-45 hari

tergantung pada kondisi pakan alami dan ukuran ikan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 60/75

b. Kegiatan Penggelondongan

Kegiatan penggelondongan adalah lanjutan pemeliharan benih dari ukuran

gelondongan kecil ( pre-fingerling ) hingga mencapai ukuran gelondongan.

Kegiatan penggelondongan ini dilakukan kurang lebih selama 30 hari atau pada

saat ukuran berat ikan antara 3-5 gr/ekor. Setelah kegiatan penggelondongan

baru benih ikan bandeng dapat dipelihara di petak pembesaran.

4.  Penebaran Benih 

Faktor-faktor penebaran benih yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut

(Mudjiman, 1988):

a. Padat Tebar

Benih ikan bandeng yang ditebar dipetak pembesaran untuk menghasilkan

ikan ukuran konsumsi disesuaikan dengan metode pembesaran ikan bandeng

yang dilaksanakan. Untuk metode tradisional yang disempurnakan padat

tebarnya adalah 2-3 ekor/ m2. Lama pemeliharaan pada pembesaran ikan

bandeng dengan metode tradisional yang disempurnakan adalah 4 bulan.

b. Waktu Penebaran

Penebaran benih bandeng harus segera dilaksanakan setelah petakan

tambak siap untuk pemeliharaan. Warna air tambak terlihat kehijauan oleh

plankton. Keterlambatan penebaran akan memberikan peluang hama dan

penyakit berkembang didalamnya. Waktu penebaran dilakukan sore hari atau

menjelang matahari terbenam pukul 16.00-18.00 atau pagi hari sebelum

matahari terbit sampai pukul 07.30 karena pada waktu ini kondisi fluktuasi suhu

tidak mencolok, parameter air dan lingkungan tidak banyak berubah.

c. Aklimatisasi

 Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota yang dipelihara dengan

lingkungan baru yang akan digunakan untuk budidaya ikan. Melalaui proses

adaptasi ini secara fisiologi dan kebiasaan hidupnya secara perlahan-lahan

disesuaikan dengan lingkungan barunya. Dalam kegiatan aklimatisasi

sebelumnya telah disediakan petakan khusus yaitu petakan yang sangat sempit

yang dibuat hanya untuk sementara dalam kegiatan aklimatisasi atau

penyesuaian benih pada tambak. Ukuran petak ini disesuaikan dengan

banyaknya benih yang akan ditebarkan. Petakan ini dibuat di dekat pintu air dan

dibatasi oleh pematang yang sempit (kecil). Diatas pematang dibangun atap

yang terbuat dari gedek bambu yang dilapisi dengan plastik atau dari daunkelapa (welit). Kegunaan atap ini adalah sebagai pelindung bagi benih dari

sengatan sinar matahari yang kuat dan hujan, karena air hujan yang langsung

mengalir kepetak aklimatisasi dapat menyebabkan kematian pada benih. Petak

aklimatisasi ini diperlukan baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 61/75

5.  Pemberian Pakan 

Pakan merupakan komponen penting karena mempengaruhi pertumbuhan

ikan, lingkungan budidaya serta memiliki dampak fisiologis dan ekonomis.

Kelebihan pemberian pakan akan menyebabkan bahan organik yang mengendap

terlalu banyak sehingga akan menurunkan kualitas air demikian juga kekurangan

pakan akan menyebabkan pertumbuhan ikan turun dan tubuhnya lemah sehingga

daya tahan terhadap penyakit menurun. Pakan disebarkan secara merata ke dalam

tambak.

Jenis pakan yang diberikan adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan

buatan berbentuk pellet dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran

(size) ikan. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam pakan ikan bandeng (Chanos

chanos Forskal ) antara lain protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, vitamin serta

mineral. Pakan hidup adalah organisme hidup dalam tambak yang berfungsi

sebagai pakan ikan. Pada umumnya jenis pakan ini adalah plankton. Fungsi

plankton disamping sebagai pakan alami bagi ikan adalah penghasil oksigen dalam

air.

6.  Monitoring Pertumbuhan 

Monitoring pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan dalam

petakan tambak secara individu, populasi dan biomas yang dilakukan secara

periodik. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dalam pengambilan contoh (sampel )

dan pemeriksaan ikan dengan dilakukan penjalaan (Jala tebar). Untuk mengamati

respon ikan terhadap pakan serta kesehatan ikan dapat diamati menggunakan

anco, sedangkan pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan

pengamatan langsung berupa jumlah yang mati. Data yang terkumpul selanjutnya

dapat digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.

Monitoring pertumbuhan ini digunakan untuk menentukan jumlah pakan,

infeksi hama penyakit serta waktu panen yang tepat. Pengambilan sampel atau

sampling dilakukan tidak hanya pada satu titik tambak, atau hanya pada sisi tambak

dimana ikan sering diberi pakan, tetapi harus dilakukan pada lima titik tambak, yaitu

bagian tengah tambak dan empat titik yang lainnya yaitu empat sudut pada tambak.

Hal ini bertujuan agar sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan dapat

benar-benar mewakili organisme yang dibudidayakan di tambak secara akurat.

7.  Perawatan Tambak Selama pembesaran 

Untuk keberhasilan usaha pembesaran bandeng maka perlu dilakukanperawatan dengan baik selama pemeliharaan. Perawatan tersebut meliputi

pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta

pemberian pakan tambahan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 62/75

a. Pengaturan Air

Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan,

sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur

mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur

hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila

air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya

bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih.

Pergantian air dilakukan secara teratur bersamaan dengan adanya air pasang.

Caranya adalah dengan mengeluarkan setengah atau sepertiga bagian air

tambak sebelum terjadi air pasang, kemudian diganti dengan air pasang yang

baru sampai ketinggian air semula.

Pada saat setelah terjadi hujan, maka air di tambak perlu segera diganti,

karena air hujan akan mengencerkan salinitas. Hal ini dapat membahayakan

kehidupan ikan yang sedang dipelihara. Kemudian juga untuk menjaga

salinitasnya agar tetap stabil dan baik (payau) diperlukan juga sumber air tawar,

sumber air tawar bisa diperoleh dari air sungai.

b. Perawatan Pintu dan Pematang

Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu

tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini

adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam

tambak serta mencegah hilangnya benih. Demikian pula saringan di pintu

tambak harus dibersihkan dengan sikat, untuk memudahkan dalam pertukaran

air.

c. Pemupukan Susulan

Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis (habis), segera

dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai

unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan

alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami

yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis

masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha.

Selain sebagai pupuk, dedak halus juga berfungsi sebagai makanan tambahan.

Mudjiman juga mengatakan bahwa pemupukan sebaiknya dilakukan pada

saat ada air pasang. Hal ini di maksudkan bila hasil pemupukan berpengaruh

kurang baik terhadap kualitas air (seperti terjadi blooming), maka dengan segeradapat dilakukan pertukaran air. Pemupukan tidak boleh dilakukan pada saat

akan turun hujan, karena air hujan dapat mengencerkan hasil pemupukan

tersebut. Selain itu dalam melakukan pemupukan, pelataran tidak boleh diinjak-

injak, karena akan merusak klekap yang tumbuh.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 63/75

d. Makanan Tambahan

Pemberian makanan tambahan dilakukan apabila keadaan makanan alami

sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis

makanan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan

kira-kira 5% dari berat total tubuh per hari. Pemberian makanan dilakukan dua

kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

8.  Pengamatan Hama dan Penyakit 

Hama dan penyakit yang sering mengganggu kegiatan budidaya ikan bandeng

adalah sebagai berikut:

a. Jenis-jenis hama berupa:

1) Ikan pemangsa seperti Kakap, Kerong-kerong, Payus, Bulan-bulan dan jenis

ikan penyaing seperti Tilapia, dan Belanak.

2) Ketam/kepiting, Belut, Tonang, yang merupakan hama yang sering membuat

lubang dan merusak pematang pada tambak.

3) Ular air dan Burung seperti, Pucuk ikan, Bangau, dan lainnya, sebagai

pemangsa yang sering mengancam kehidupan ikan dalam kegiatan

budidaya di tambak.

Selain itu perlu diperhatikan pengontrolan tambak secara terus-menerus

yaitu mengurangi atau membasmi organisme pengganggu atau pemakan bentik

yang tumbuh di sekitar tambak. Larva chironomid , cacing polychaete, dan siput

yang merupakan sumber penyakit. Penggunaan kapur dan urea pada saat

persiapan tambak akan membasmi organisme tersebut.

b. Metode Pengandalian Hama

 Ada 2 metode pengendalian hama yaitu :

o  Secara fisik dan

o  Secara kimiawi

Secara fisik antara lain dengan cara :

  Pengeringan dasar tambak

  Pemasangan saringan pada pintu air

  Pemasangan perangkap

  Pemasangan tali-tali tidak berwarna (nylon) yang direntangkan di atas

tambak untuk mencegah burung pemangsa.

Secara kimiawi, dengan jalan memilih jenis pestisida dan dosis penggunaanberdasarkan macam hama. Dapat dilihat pada Tabel 1.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 64/75

Tabel 1. Jenis pestisida dan dosis penggunaan berdasarkan jenis hama 

No  Jenis Hama  Pestisida  Dosis efektif  

(bahan total) 

Per hektar  

1 Berbagai jenis

Ikan liar

Bungkil biji teh

(bahan aktif saponin)15-20 kg

Rotenon (tepung) 3-5 kg

 Akar tuba 7-10 kg

2 Trisipan (sumpil) Brestan 60 G 0,5 kg

Basudin 60 EC 0,5 lt

Sumition 50 EC 0,1 lt

Diazinon 60 EC 0,1 lt

Brantasan (bubuk) 0,3 kg

3 Larva chironomid Sumition 50 EC 0,1 lt

4 Kepiting Sevin (bubuk) 2 kg

c. Cara Pemakaian Pestisida

1) Bungkil biji teh ditumbuk hingga halus (bubuk), kemudian direndam dalam air

selama semalam. Disebar merata ke dalam tambak.

2) Bubuk rotenon dicampur dengan air secukupnya, kemudian disebar merata

ke dalam tambak.

3) Akar tuba ditumbuk hingga halus (bubuk), direndam dalam air selama satu

malam, kemudian diambil ekstraknya dan disebarkan merata kedalam

tambak.

4) Brestan dicampur air secukupnya, kemudian disebar merata ke dalam

tambak. Setelah aplikasi tambak harus direklamasi (genangi tambak dengan

air laut atau payau selama 1 malam, lalu kuras)

5) Sevin, dengan membuat umpan dari ikan rucah yang dilumuri dengan bubuk

sevin, kemudian ditaruh disekitar lubang kepiting (pada saat pemeliharaan)

atau disebar merata pada saat persiapan tambak (tambak berair sekitar 10

cm) dan setelah aplikasi tambak perlu dicuci.

d. Penyakit pada BandengPenyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan

pada ikan, sehingga dapat menimbulan kerugian dalam bereproduksi. Timbulnya

penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi

lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 65/75

Jenis penyakit yang pernah dilaporkan yang menyerang ikan bandeng

adalah:

1) Sisik atau kulit kotor penyakit ini disebabkan oleh Caligus Sp danPiscicolla

Sp, gejalanya yaitu nafsu makan ikan berkurang, susunan sisik rusak, ikan

terlihat malas.

2) Sirip ekor patah dan rusak penyakit ini disebabkan oleh Fiorrot disease 

9.  Pemanenan 

Setelah ikan bandeng mencapai ukuran konsumsi, maka dilakukan

pemanenan. Panen dapat dilakukan secara bertahap (selektif) maupun secara total.

a. Panen Bertahap

Panen bandeng secara bertahap dapat dilakukan dengan metode

menyerang air atau yang dikenal dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuaidengan sifat bandeng yang selalu menentang arus (aliran air). Caranya adalah

pada saat surut air tambak dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat terjadi

pasang yang cukup tinggi, air baru dimasukan ke tambak melalui pintu air yang

ditutup dengan saringan kasar, ikan bandeng akan segera menyongsong

datangnya air baru tersebut. Dengan demikian, ikan akan terkumpul dalam

petak penangkapan (catching pond ). Selanjutnya ikan tersebut ditangkap

dengan menggunakan jaring.

b. Panen Total

Pada umumnya panen bandeng secara total dilakukan dengan cara

pengeringan tambak. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara

perlahan-lahan sampai air yang ada didalam tambak hanya mengisi bagian

pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di caren tersebut. Pemanenan

dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang ditarik (diseret) sepanjang

caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren

oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan dikumpulkan disuatu tempat

tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya dilakukan penangkapan

dengan alat tanggok (scoop net).

PEMASARAN 

Pemasaran merupakan lanjutan aktivitas pasca panen yang menentukan harga.

Tinggi rendahnya harga di tingkat petani pembudidaya ikan bandeng seringkali

merupakan manipulasi dari pedagang pengumpul atau perantara untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih besar.Harga sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dari konsumen dan

penawaran dari produsen yang efektif, pasok uang harga, barang subtitusi, faktor

musim, margin pemasaran, pola distribusi, kebijaksanaan harga dan harga tingkat

umum.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 66/75

Teknik Budidaya Ikan Bandeng

1.1. Latar Belakang 

Bandeng (Chanos-chanos)  merupakan jenis ikan yang bisa dibudidayakan

pada tambak. Potensi tambak Indonesia tersebar di seluruh tanah air, hanya ada

tiga propinsi yang tidak memiliki tambak yaitu Sumatera Barat, Jakarta dan

Yokjakarta. Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi dengan tambak terluas,

dimana Tahun 2000 tambak tercatat total dengan luas tambak 53.423 ha atau

15% dari luas tambak di Indonesia (BP 2002). Pusat tambak terletak di Kabupaten

Gresik dan Sidoarjo dengan luas tambak masing-masing 38,44% (20.535,8 Ha)

dan 32,17% (17.186,2 Ha) dari luas tambak Jawa Timur (Dinas Statistik Propinsi

Jawa Timur, 2003), dimana lebih dari 60% (19117,2 Ha) merupakan tambak

bandeng.

Bandeng (Chanos-chanos) adalah jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi

masyarakat. Bandeng dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain

itu, bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya

menyerang hewan air sehingga bandeng mempunyai nilai lebih daripada produk

perikanan yang lain. Maka banyak masyarakat yang menkonsumsi bandeng yang

kemudian menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap komoditas bandeng.

Dalam sepuluh tahun terkahir muncul permintalahan sebesar 3, 82 % per tahun.

Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih dikelola dengan

teknologi yang relatif sederhana dengan tingkat produktivitas yang relatif rendah.

Hal ini bertolak belakang dengan permintaan terhadap bandeng yang telah

dijelaskan pada uraian di atas. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan

pasar yang besar ini perlu dibudiddayakan bandeng secara intensif. Keberhasilan

untuk budidaya bandeng tidak bisa terlepas dari faktor-faktor teknis meliputi

sumber air, dasar perairan.

1.2.  Tujuan 

Tujuan dari pelaksanaan Budidaya Ikan Bandeng ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang budidaya ikan

bandeng (Chanos chanos) yang baik dan cara mengatasi permasalahan yang

dihadapi serta penanganan khususnya.

A.  Budidaya Bandeng Dalam Tambak 

Berhasilnya membudidayakan bandeng dalam tambak tergantung oleh

beberapa faktor, diantaranya :

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 67/75

1.  Persiapan Tambak 

a. Pengeringan tanah dasar tambak

Pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan antara lain sebagai

berikut :

- Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca kurang baik 14 hari

- Pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya

terbenam sekitar 1 cm

- Pengeringan sampai 2 lapisan sebelah atas tanah dasar tambak

- Pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak dan kadar airnya

18 – 20 %

b. Perbaikan kontruksi tambakTahap awal dari persiapan tambak adalah perbaikan tata

pertambakan yaitu meliputi perbaikan pematang, perbaikan pintu dan

saringan, pembuatan caren (saluran keliling) dan perbaikan bocoran.

Pemetang petakan yang telah terkikis (longsor atau aerosi) harus

diperbaiki. Bocoran pada pematang akibat kepiting atau hewan lain perlu

ditutup. Pada kaki pematang petakan sebaiknya dibuat ‖berm‖ yang dapat

berfungsu sebagai penahan longsoran tanah dari pematang dan sebagaitempat untuk memperbaiki bocoran. Keadaan pintu yang sudah atau agak

rusak perlu diperbaiki. Pada bagian pintu arah petakan dipasang saringan

halus (kasa nillon atau yang sejenisnya) yang berfungsi untuk mencegah

masuknnya ikan liar atau udang dipelihara selama pengaturan air dipetakan

tambak.

c. Pengapuran tanah dasar

Pengapuran tanah dasar tambak mempunyai peranan sebagai berikut :

- Menetralisirkan asam bebas yang terdapat di air.

- Menyangga goncangan pH tanah yang mencolok.

- Membantu mengendapkan bahan koloid yang terdapat dalam larutan

tanah.

- Mendorong bakteri pemecah bahan-bahan organic untuk bekerja lebih

aktif dalam pelepasan bahan organic.

- Mendorong pertumbuhan spesies pertumbuhan air yang cocok untuk

manakan ikan.

- Membantu pembentukan tulang ikan dan pencegah kelainan tulang.

- Memperbaiki kondisi tanah.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 68/75

d. Pemupukan

Pemupukan dimaksudkan untuk menyuburkan tanah dalam

merangsang pertumbuhan klekap. Pemupukan dilakukan setelah tanah

dasar dikeringkan. Tanah dasar yang telah dikeringkan ditaburi dengan

dedak kadar (500 kg/ha) dan bungkil kelapa (500 kg/ha, kemudian diari

sekitar 10 cm, setelah kering baru diberi pupuk kandang atau kompos (100

kg/ha) dan diairi lagi sedalam 5  –  10 cm kemudian diberi pupuk organic

berupa urea (150 kg/ha) dan TSP ( 75 kg/ha). Setelah tumbuh klekap

(sekitar seminggu sesudahnya) secara berangsur-angsur tinggi air dinaikan

dan pada saat itu bandeng sudah dapat ditebar.

Pemupukan dilanjutkan dapat dilakukan beberapa kali dan dilakukan

setelah melewati 2 bulam pemulihan (atau tergantung dari kesuburan

tambak). Pupuk yang digunakan adalah Urea dan TSP dengan dosis 10  – 

25 kg/ha dan 15 kg/ha. Pada saat dilakukan pepupukan susulan tinngi air

tambak tidak boleh lebih dari 1 meter. Setiap kali dilakukan pemupukan

cuaca harus dalam keadaan cerah.

2.  Pengisian Air  

 Air yang digunakan sebagai media budidaya adalah air laut yang

dimasukkan kedalam tambak dengan memanfaatkan pasang atau pompa, dan

air tawar dari sungai. Salinitasnya sekitar 10  –  35 ppm atau digolongkan

kedalam air payau. Jumlah air tambak ditentukan oleh pasang surut air laut

sebagai suplai air tambak. Tambak air payau kebanyakan dibangun didaerah

pasang surut yaitu pasang surut tertinggi dan terendah. Jika kekeruhan sangat

tinggi, maka perlu dilakukan pergantian air.

Biasanya pengisian air ataupun pergantian air menggunakan pipa

paralon (PVC). Pipa paralon disebut juga pipa goyang atau stand pipe. Cara

pemasangan ialah dengan memasukkan salah satu ujung pada bagian tambak.

Sedang yang lainnya berada diluar tambak dengan ujung berbentuk huruf L.

Untuk memudahkan pengisian air, maka yang ada dibagian ujungnya (dari

elbo) tidak diberi perekat agar mudah digerak-gerakkan keatas dan kebawah.

3.  Penebaran dan Aklimatisasi 

Penebaran nener yang baik yaitu dengan langkah awal dalam budidaya

bandeng. Selanjutnya nener akan berkembang dalam setiap petakan pada

tambak yag telah disediakan. Saat yang baik untuk menebarkan nener ialah

pada pagi atau sore hari pada pertengahan musim penghujan. Pada saat-saat

tersebut jumlah air dalam tambak tercukupi sehingga kadar asam dan gas-gas

beracun teroksidasi. Dengan demikian nener tidak mengalami kematian.

Penebaran yang tepat ialah pada pukul 6.00 sampai pukul 7.00 pagi yang mana

udara masih segar dan suhu belum naik.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 69/75

Jumlah benih yang harus ditebarkan tergantung dari kesuburan tambak

dan tingkat pengelolaannya. Namun, bila makanan alami (klekap, lumut,

plankton) cukup tersedia. Maka untuk bandeng dapat dilakukan penebaran

nener dengan padat penbaran 30  –  60 ekor/m2 (ukuran antara 0,005  –  0,007

gram).

Padatnya penebaran harus seimbang dengan persediaan makanan alami.

 Apabila merangsang makanan alami seperti klekap dan plankton lebih pesat

dengan pemupukannya. Perhitungan penebaran yang tepat ialah satu Hektar

diisi maksimal 5000 – 7000 ekor/Ha.

4.  Monitoring Pertumbuhan Perkembangan nener sangat tergantung dari padatnya penebaran.

Dalam satu Hektar dapat ditebar 1000 ekor pada petak pendederan.

Perkembangan nener menjadi pesat jika airnya dalam keadaan jernih dan

banyak terdapat plankton dan klekap. Kejernihan air mempermudah bagi ikan

untuk memproleh makanan karena penglihatannya tidak terhalang. Pemberian

makanan tambahan berasal dari dedak halus yang dicampur dengan pupuk

yang dapat memacu pertumbuhan ikan.Setelah berada pada petak pendederan selama satu bulan nener sudah

mampu mengenali lingkungannya.Tingkah laku nener yang berada dalam petak

pendederan setelah adanya pencampuran air dari tempat yang berbeda dapat

diamati. Ikan yang sudah mengenali lingkungannya dan mampu menerima

keadaan air, akan bergerak melawan arus.

 Apabila nener dipelihara dengan baik maka perkembangannya berjalan

dengan normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah meliputi penumbuhan

makanan alami, penumbuhan klekap, pemberian makanan tambahan,

pengaturan irigasi, menjaga kualitas air, dan mempertahankan suhu. Setelah

selama sebulan nener berada dalam petakan pendederan/peneneran, maka

barulah dipindah kepetak gelondongan. Pada usia ini nener sudah berukuran 5

cm.

Pemberian makanan perlu ditingkatkan lagi guna memacu perkembangan

sehingga belum sampai usia enam bulan bandeng sudah bisa dipanen. Setelah

berada dalam petak gelondongan, ikan dipelihara selama 2 bulan. Kemudian

dipindahkan kedalam petak pembesaran yang selalu disertai dengan masalah

seperti munculnya ikan pesaing dan predator.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 70/75

5.  Penggelolaan Kualitas Air  

Kualitas air yang telah sesuai dengan kebutuhan ikan harus tetap

dipertahankan. Bila terjadi perubahan mendadak, secepatnya diupayakan

pemulihan agar ikan tidak stress atau mati. Perhatian serius kearah ini akan

menbuahkan hasil yang memuaskan Karena kualitas sangat erat hubungannya

dengan menumbuhkan makanan alami.

6.  Pengendalian Pakan (Alami dan Buatan) 

Tersedianya makanan alami dalam tambak tergantung pada pemupukan

tambak sebelum nener ditebar. Dengan pemupukan, banyak unsure hara yang

terlarut, selain komposisi kimiawi yang ada pada dasar tanah menjadi lebih baik

dalam menyediakan unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, ferum, serta

unsur-unsur mikro lainnya.

Ditambak terdapat beberapa jenis pakan alami yang sangat penting

dalam menunjang pertumbuhan bandeng. Jenis tersebut adalah klekap, lumut,

plankton dan organisme dasar (benthos). Namun demikian, jarang sekali

semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam tepat dan waktu yang

kebersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kulaitas air dan tanah serta

kedalam air tambak.

7.  Pengendalian Hama dan Penyakit 

Hama tidak hanya menurunkan produksi bandeng tetapi juga merusak

ekologi tambak. Menurut Antoni dan Wibowo (1996) hama digolongkan

menjadi:

- Hama pemangsa, contohnya Ikan kakap, ikan bulan-bulanan, ikan keting,

ikan kipper, ikan sembilang, dll.

- Hama penyaing, contohnya ikan belanak, ikan mujair, trisipan.

- Hama perusak, contohnya kepiting dan ular.

Untuk membrantas ikan liar seperti belanak, bronang, mujair, dan ikan-

ikan buas digunakan akar tuba atau jenu yang mengandung rotene. Takaran

pemakaian 4  –  6 kg akar dan setiap 1 Ha tambak. Sedangkan, untuk

membrantas sifut (terutama trisipan) menggunakan brestan dengan takaran 1

kg/Ha

Penyakit yang sering menyerang ikan bandeng yaitu pembusukanekor/sirip.Vibriosis dan streptoccosis. Obat yang diberikan pada ikan yang

terserang penyakit yaitu dengan pemberian antibiotik.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 71/75

8.  Panen dan Pasca Panen

Setelah dipelihara ditambak sampai usia 5 bulan atau sesuai dengan

permintaan. Pemanenan bandeng dapat dilakukan dengan beberapa cara

berdasar sifat bandeng yang selalu bergerak keliling tambak dimalam hari dan

tertarik cahaya serta merangsang oleh pergerakan air.

Penanganan terhadap bandeng yang telah dipanen sebaiknya dilakukan

dini hari atau temperature suhu masih rendah sekitar 50C agar bandeng

memiliki kualitas yang baik. Bandeng yang dipanen pada temperatur tinggi

sangat peka terhadap penurunan kualitas. Bandeng tidak hanya dikonsumsi

masyarakat dalam negeri, tetapi juga diekspor. Oleh karena itu, kualitas

bandeng yang akan diekspor merupakan factor yang sangat penting.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 72/75

Teknik Budidaya Ikan Bandeng

Ikan bandeng termasuk golongan ikan herbivora, yaitu bangsa ikan yang

mengkonsumsi tumbuhan. Bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil

protein hewani yang tinggi. Dengan teknik budidaya Bandeng  yang intensif, dalam

usia kurang lebih 6 bulan mampu mencapai berat rata-rata 0,6. Intensifikasi dalam

budidaya bandeng perlu dilakukan karena tingkat produktivitas bandeng dengan cara

budidaya tradisional sangat rendah. Peningkatan teknis budidaya juga harus diikuti

dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan

teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).

Teknis Budidaya Bandeng Teknologi Nasa

I . PENYEDIAAN BENIH BANDENG

Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan

dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam

pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam

pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :

1. Pemilihan induk yang unggul. Induk bandeng yang unggul akan menurunkan

sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-ciri induk bandeng unggul :

  bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.  ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling

cepat.

  susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.

  gerakan lincah dan normal.

  umur antara 4 5 tahun.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 73/75

2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan

penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui

suntikan.

3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang

telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi)

kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur

karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada

kolam khusus pemijahan

4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24  – 26

 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang

masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum

perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.

5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolampemeliharaan nener. Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton.

Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran.

Pemupukan yang tepat adalah denganTON Pupuk Tambak Organik yang

mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton,

diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam

humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan

kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok

makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan

yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah

nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan VITERNA Plus dan POC NASA

dengan dosis 2  –  5 /kg pakan sangat diperlukan, karena VITERNA Plus dan

POC NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S

dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan

kesehatan nener.

II. Pembesaran Bandeng

Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke

kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :

1. Persiapan lahan. Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang

dilakukan selama persiapan lahan adalah :

 Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa

dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari

pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah,

aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.

 Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil

yaitu pada pH 7  –  8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi

tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan

organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 74/75

menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat

hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit

dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.

 Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang

diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan

menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).

Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena

TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik

utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan

kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5

botol/ha atau 25 gr/100 m2.

 Pengelolaan air . setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan

hingga setinggi 10  –  20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untukmenumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau

menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

2. Pemindahan nener . Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan

sedalam 30  –  40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam

pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan

herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam.

Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk

mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi

yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 – 28 %.

Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat

penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi

dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang

tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 – 7% dari berat

badan. Waktu pemberian 3 – 5 kali sehari.

Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan

pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh

bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting,

protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis

pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA dengan pakan buatan adalah 2  – 5

cc/kg pakan dengan cara :

1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.

2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus dan

POC NASA dapat merata.3. Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan

dengan dosis 2 – 5 cc/kg pakan.

4. Pakan siap untuk diberikan.

Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam,

agar seluruh bandeng dapat pakan.

7/16/2019 Beternak Bandeng

http://slidepdf.com/reader/full/beternak-bandeng 75/75

III. Pengendalian hama dan Penyakit pada Bandeng

Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :

  Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk daribagian tepi.

  Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun,

pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.

  Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik

terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.

  Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang

menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.

Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan

penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh

tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.

Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang

berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara

pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk

mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan

dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur

mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas

berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan

menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi

dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai

serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada

pakan buatan. VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral

penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi

nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu

tercukupi.

Itulah faktor-faktor penting dalam teknik budidaya bandeng persembahan PT

Natural Nusantara dengan harapan mampu meningkatkan hasil panen dan ramah

lingkungan.Ditulis di Budidaya Ternak, Teknik Budidaya dan

ditandai bandeng, ikan, perikanan, tambak oleh Teguh Nasa pada 9 Juni 2012.

Dilihat: 5751 kali