8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
1/20
B EKAL- B EKAL KEIMANAN
B AGI P ENGUSAHA MUSLIM Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawas, Lc, MA
Publication : 1437 H -2016 M
Bekal-Bekal Keimanan Bagi Pengusaha Muslim Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawas
Sumber: Blog Resmi Penulis di www.abufawas.wordpress.com
Kami Sedikit Mengubah Sedikit Tampilan Artikele-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com
http://www.abufawas.wordpress.com/http://www.abufawas.wordpress.com/http://www.abufawas.wordpress.com/http://www.ibnumajjah.wordpress.com/http://www.ibnumajjah.wordpress.com/http://www.ibnumajjah.wordpress.com/http://www.ibnumajjah.wordpress.com/http://www.abufawas.wordpress.com/
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
2/20
Pendahuluan
Iman dan amal adalah dua perkara prinsip yang saling
terikat antara satu dan lainnya sebagaimana ruh dan jasad.
Di dalam Al- Qur’an didapatkan lafazh iman yang dikaitkan
dengan amal shalih lebih dari 200 kali penyebutan.
Hasan Al-Bashri rahimahullah mendefinisikan iman
dengan “Apa yang telah menetap dalam hati manusia,
kemudian dibenarkan dengan perbuatan.”
Al-Auza’i rahimahullah berkata: “Dahulu para ulama salaf
(maksudnya para sahabat, pent) tidak membedakan
(memisahkan) antara iman dan amal.” ( Fathul Bari , karya
Ibnu Hajar Al-Asqolani I/5).
Dengan demikian, iman merupakan faktor penting yang
akan menggerakkan semua bentuk aktivitas manusia. Dari
sini nampak adanya urgensi untuk menggabungkan antara
iman dan amal shalih bagi para pengusaha muslim. Berikut
ini kami akan sebutkan beberapa prinsip keimanan yang
semestinya diketahui dan diamalkan oleh setiap pengusaha
muslim.
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
3/20
Pertama:
Menghadirkan Niat yang Baik Dalam Bekerja
Niat adalah ruh bagi setiap amal, inti dan pondasinya.
Suatu amal akan selalu mengikutinya. Jika niatnya benar,
maka amalnya pun benar. Jika rusak niatnya, maka amalnya
juga akan rusak. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan
setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang
ia niatkan.” (HR. Bukhari I/3 no.1, dan Muslim III/1515no.1907)
Hadits ini tidak terbatas pada masalah ibadah saja, akan
tetapi ia juga mencakup bab muamalah dan lainnya. Semua
amalan dapat berubah posisinya karena faktor niat, dianggap
sebagai ibadah dan amal shalih yang mendekatkan diri
kepada Allah Azza wa Jalla atau sebaliknya.
Maka jika seorang muslim bekerja dengan niat mencari
rezeki di bidang pendidikan, pertanian, peternakan,
perdagangan, industri, kesehatan, ketrampilan atau
selainnya, maka aktivitasnya itu akan dinilai sebagai ibadah.
Begitu pula jika tujuannya adalah untuk menjaga diri dari
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
4/20
hal-hal yang haram, mencukupkan diri dengan hal-hal yang
halal, dan untuk menafkahi keluarganya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya engkau tidaklah memberikan suatunafkah yang diharapkan dengannya wajah Allah semata
melainkan engkau akan diberi pahala atasnya, sampaipun
sesuap makanan yang engkau masukkan ke dalam mulut
istrim u.” (HR. Bukhari I/30 no.56, dan Muslim III/1250
no.1628, dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu ).
Oleh karena itu, Islam menganjurkan pengusaha muslim
agar memiliki orientasi yang sama dalam masalah ibadah
dan muamalah. Dan hal itu tidak mungkin bisa dilakukan jika
ia tidak mengikhlaskan apa yang ia lakukan karena Allah
Azza wa Jalla semata, membebaskan diri dari penghambaan
terhadap nafsu syahwat, harta, perhiasan, jabatan serta
kenikmatan dunia yang lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
5/20
“ Celaka para hamba dinar. Celaka para hamba dirham
dan hamba pakaian. Jika ia diberi, maka ia merasa lega.
Dan jika ia tidak diberi, maka ia menggerutu.” (HR.Bukhari III/1057 no.2730, dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu )
Kedua:
Meyakini Bahwa Harta Milik Allah,Manusia Hanya Diberi Amanah
Seorang pengusaha muslim hendaknya meyakini bahwa
harta benda adalah milik Allah Azza wa Jalla , sedangkan
manusia hanya diberi amanah. Di samping itu pula,hendaknya ia menyadari betul bahwa harta hanyalah sebagai
sarana, bukanlah tujuan. Dan untuk mendapatkan yang baik,
maka menjadi keharusan baginya untuk mencarinya dari
sumber yang halal, tidak menahan yang bukan haknya, tidak
berbangga-bangga dengan kepemilikannya serta mengakui
anugerah Allah padanya. Hendaklah harta yang dimilikinyabisa mengantarkannya untuk lebih mengenal akhirat dengan
tanpa melupakan kenikmatan dunia.
Seorang pengusaha muslim harus menyadari bahwa
harta yang ada di tangannya merupakan titipan dari Allah
Azza wa Jalla yang harus ia kelola dengan baik dan benar
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
6/20
sesuai ketentuan Sang Pemilik harta sesungguhnya. Dia
adalah Allah, satu-satunya Raja dari segala raja, Pemilik dari
segala pemilik. Karena semua harta yang ada padanya akandimintai pertanggung-jawabannya pada hari kiamat kelak,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“ Pada Hari Kiamat nanti kedua kaki seorang hamba tidak
akan bergeser (dari hadapan Allah) sehingga ia dimintai
pertanggung-jawaban tentang empat perkara: Usianyauntuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa
dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk
apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa
dipergunakan.” (HR. At -Tirmidzi IV/612 no.2417 dari Abu
Barzah Al-Aslami. Syaikh Al- Albani berkata: “Shahih”).
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
7/20
Ketiga:
Mengimani Takdir Allah Disertai Sikap
Selalu Bersyukur
Beriman kepada takdir Allah, baik ketentuan yang baik
atau yang buruk, manis atau pahit merupakan pondasi dasar
keimanan. Seorang pengusaha muslim wajib mengimani
takdir Allah dengan keimanan yang kokoh, bahwa semua halyang terjadi tidaklah akan meleset darinya. Dan semua
bentuk manfaat dan bahaya telah ditetapkan oleh Allah Azza
wa Jalla .
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma , dikisahkan
bahwa suatu ketika dia naik kendaraan di belakang
Rasulullah, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
8/20
“ Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarimu
beberapa kalimat. Jagalah Allah, maka Dia akan
menjagamu. Jika engkau minta sesuatu, maka mintalahkepada Allah. Jika engkau minta tolong, maka minta
tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jika semua
umat berkumpul, kemudian mereka ingin memberimu
manfaat, maka tidak akan ada manfaat sedikit pun
kecuali apa yang telah tetapkan Allah untukmu. Dan jika
umat semuanya berkumpul untuk mendatangkan bahayakepadamu, maka tidak akan ada bahaya kecuali apa yang
telah digariskan Allah untukmu. Pena (pencatat takdir,
pent) telah diangkat dan buku catatan telah dikeringkan.”
(HR. At-Titmidzi IV/667 no.2516 dan Ahmad I/307
no.2804)
Dengan demikian jika ada keuntungan dalam hartanya,
maka seorang pengusaha muslim akan bersyukur. Ia tidak
akan bergembira secara berlebihan. Allah Ta’ala berfirman:
“ Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan
diri.” (QS. Al -Qashash/28: 76)
Dan jika ia mengalami nasib sebaliknya, maka ia akan
tetap sabar, ridha, dan tenang hatinya. Karena ia meyakini
bahwa Allah tidaklah menetapkan sesuatu kecuali di
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
9/20
dalamnya ada kemaslahatan. Allah menganugerahkan harta
benda pada hamba yang Dia cintai dan hamba yang tidak Dia
cintai. Dia juga mempersempit rezeki pada hamba yang Diacintai dan yang tidak Dia cintai.
Dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sungguh sangat menakjubkan urusan seorang mukmin.
Semua urusannya ia anggap baik. Dan tidak akan terjadi
seperti itu kecuali pada seorang mukmin. Jika ia
mendapatkan kelapangan, maka ia akan bersyukur. Dan
itu yang terbaik baginya. Dan jika ia mengalami musibah,
maka ia bersabar. Dan itu yang terbaik baginy a.” (HR.
Muslim IV/2295 no.2999)
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
10/20
Keempat:
Selalu Berusaha dan Bekerja untuk Mendapatkan
Rezeki Disertai Tawakkal Kepada Allah
Seorang pengusaha muslim dituntut untuk mengambil
sebab dalam mencari rezeki dan mengembangkan harta
disertai dengan semangat tawakkal kepada Allah Azza wa
Jalla . Allah Dzat yang member rezeki kepada burung-burungsetiap pagi dan sorenya, sudah tentu sangat mampu member
rezeki kepada manusia. Dialah yang menundukkan segala
sesuatu, yang menjalankan segala sesuatu, yang
mendatangkan semua sebab di dunia ini. Inilah yang
diisyaratkan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sebuah haditsnya:
“ Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengansebenar-benar tawakkal, maka pasti kalian akan diberi
rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, yang berangkat
di pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian
kembali di sore hari dalam keadaan kenyang. ” (HR.
Tirmidzi IV/573 no.2344, Ibnu Majah II/1394 no.4164
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
11/20
dan Ahmad I/30 no.205, 373, dari Umar bin Khathab.
Dan syaikh Al- Albani berkata: “Shahih”)
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
“ Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath -Thalaq/65:
3)
Dalam banyak ayat Al- Qur’an, Allah telah menyinggung
tentang anjuran kepada manusia untuk mencari sumber
kehidupan dan menggali rezeki, di antaranya adalah firman-
Nya:
“ Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu,
Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlahsebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk/67:
5)
Dan firman-Nya pula:
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
12/20
“ Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi
berperang di jalan Allah.” (QS. Al -Muzzammil/73: 20)
Imam Qurthubi rahimahullah mengatakan berkaitandengan ayat ini dalam kitab tafsirnya Al- Jami’ Li Ahkamil
Qur’an , “Dalam ayat ini, Allah telah menyamakan antara
derajat orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan
orang-orang yang mencari harta yang halal untuk memberi
nafkah dirinya dan keluarganya, agar ia mampu berbuat baik
kepada sesame, dan mampu bersedekah dengan kelebihanhartanya. Oleh karena itu, Ibnu Umar berkata, “Tidaklah
Allah menciptakan kematian yang aku ingin mati sekali lagi,
setelah kematian di jalan Allah. Dan kematian itu lebih aku
cintai daripada kematian di antara dua bukit bersama
kendaraanku, yaitu kematian yang menjemputku saat aku
mencari rezeki Allah dengan berjalan di atas bumi ini.”
Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan motivasi kepada umatnya agar selalu berusaha
dan bekerja untuk mencari rezeki . Diantaranya adalah
hadits berikut:
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
13/20
:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata:
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Sungguh salah seorang dari kalian mencari kayu bakar
lalu memikulnya di atas punggungnya itu lebih baik
daripada meminta-minta kepada orang lain, lalu ia
memberinya atau menolaknya.” (HR. Bukhari II/730
no.1968)
:
– –
Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah
seseorang di antara kalian yang makan makanan apa
pun, jauh lebih baik dari makan makanan yang berasal
dari hasil keringat sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud
alaihissalam memakan makanan dari hasil jerih payahnya
sendiri.” (HR. Bukhari II/730 no.1966).
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
14/20
Maka, hendaknya setiap pengusaha muslim berupaya
untuk mengambil sebab-sebab nyata yang bisa
mendatangkan rezeki yang halal lagi baik. Dan hendaknyahatinya merasa tenang dan yakin bahwa sebab-sebab rezeki
itu bukanlah faktor utama munculnya rezeki. Karena pada
hakikatnya rezeki itu sendiri sudah dijatah dan nasib setiap
orang telah ditentukan. Dan apa yang telah ditentukan oleh
Allah pasti akan terwujud.
Kelima:
Meyakini Bahwa Allah Telah Menentukan
Kelebihan Atas Orang Lain
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
“ Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
kami Telah menentukan antara mereka penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
15/20
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
16/20
“ Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian
yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang
dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezkimereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar
mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa
mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An -Nahl/16: 71)
Allah Azza wa Jalla berfirman pula:
“ Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak
dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki
ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan
bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu.” (QS. An - Nisa’ /4: 32)
Sesungguhnya dengan cara yang demikian, Islam
menginginkan agar setiap pengusaha muslim mampu
menjadikan jiwa mereka bersih dari kebencian, kedengkian
dan iri, yang merupakan penyakit hati dan perusak amal
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
17/20
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
18/20
.
.
“ Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah
diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, Laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan
yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan
kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa
yang Telah mereka kerjakan, dan supaya Allah
menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah
memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
batas.” (QS. An -Nuur/24: 36-38)
Mereka tetaplah orang-orang yang melakukan transaksi
jual beli atau melakukan aktivitas ekonomi yang lain, tetapi jika telah datang waktu shalat, maka mereka bersegera
menunaikan hak Allah Azza wa Jalla atas mereka. Mereka
menunaikan zakat, menyucikan harta mereka sehingga Allah
menyelimuti harta mereka dengan keberkahan. Allah
Subahanahu wa Ta’ala berfirman:
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
19/20
8/16/2019 bekal-bekal-keimanan-bagi-pengusaha-muslim.pdf
20/20
Dan hendaklah memperbanyak semua bentuk amal
kebaikan menjadi perilaku khas setiap pengusaha muslim.
Dengannya, hati manusia akan tersentuh dan akanmelahirkan cinta dan kasih sayang antar sesama. Allah Azza
wa Jalla berfirman:
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebajikan dan takwa.” (QS. Al -Maidah/5: 2)
Dalam takwa tersimpan keridhaan Allah, dan dalam al-
birr (berbuat baik) tersimpan keridhaan manusia.
Barangsiapa yang mampu menggabungkan antara dua
keridhaan tersebut, maka dia akan mendapatkan
kebahagiaan dan kenikmatan yang sempurna.
Demikian tulisan sederhana tentang beberapa prinsip
keimanan bagi pengusaha muslim sebagai bekal dalam
menjalankan bisnis. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam bish -showab .[]
Top Related