1. 1 BayanPSLAZNasChevronIndonesia BAYAN PENGAWAS SYARIAH
LAZNAS CHEVRON INDONESIA NOMOR: 01/DPS-LCI/1435 TENTANG KRITERIA
GOLONGAN MUSTAHIK PENERIMA ZAKAT MUKADIMAH Segala puji hanya milik
Allah SWT, selawat dan salam kepada Rasulullah dan Nabiyullah
Muhammad SAW, kepada para keluarganya, sahabatnya dan kepada
orang-orang yang senantiasa berjuang pada sunnahnya. Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Taubah ayat 60: Sesungguhnya zakat itu
hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, muallaf,
untuk memerdekakan hamba sahaya, berhutang, fi sabilillah dan ibnu
sabil, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
bijaksana. Allah SWT menjelaskan tentang delapan golongan yang
berhak menerima zakat. Dana zakat yang terhimpun disalurkan kepada
delapan golongan di atas melalui berbagai macam program, seperti;
kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dakwah. Pengawas
Syariah LAZNas Chevron Indonesia menerbitkan bayan (penjelasan)
mengenai delapan asnaf (golongan) penerima zakat meliputi;
pengertian, bagian, penyalurannya di zaman kontemporer saat ini,
dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk disampaikan. Bayan ini
dalam rangka untuk membantu pengelolaan penyaluran zakat kepada
mustahik agar tepat sasaran sesuai syariat. PENGAWASSYARIAH
LAZNASCHEVRONINDONESIA
2. 2 BayanPSLAZNasChevronIndonesia DELAPAN GOLONGAN (ASHNAF)
MUSTAHIK PENERIMA ZAKAT PERTAMA, FAKIR 1) Pengertian : a. Seseorang
yang tidak memiliki harta dan pekerjaan yang halal; b. Tidak mampu
untuk mencukupi setengah dari kebutuhannya dan kebutuhan
orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti kebutuhan pokoknya;
sandang, pangan dan papan. Untuk mengidentifikasi seseorang
tergolong dalam Fakir, maka diperlukan survey oleh tim LAZ, yang di
dalam kegiatan survey tersebut tergambar indikator, pertanyaan
(Quesioner) dan hasil. 2) Kelompok : a. Fakir yang mampu berusaha,
seperti usaha dagang, pabrik, usaha tani, usaha kebun, namun mereka
kekurangan modal yang dapat mendukung usaha. Maka dana zakat dapat
diberikan membantu usaha tersebut. b. Fakir yang tidak mampu
berusaha, seperti orang tua renta, orang buta, anak kecil, janda
tua, orang yang sakit berkepanjangan yang tidak diharapkan
kesembuhannya, dan lain-lain. Untuk kelompok ini, diberikan dana
zakat memenuhi kebutuhan mereka melalui program penyaluran
konsumtif, boleh diberikan secara berkala bulanan. 3) Bagian hak
zakat : Tidak ada dalil yang sharih yang menunjukkan adanya batasan
hak yang diberikan kepada Fakir. Bagian Fakir disesuaikan dengan
kebutuhan Fakir dan kondisi organisasi LAZ. 4) Penyaluran Prima :
a. Dana zakat untuk mem membuat sumur (sumber air) si Fakir
Rambu-rambunya : 1) Kepentingan membuat sumur jelas dan nyata; 2)
Dipastikan bahwa yang memanfaatkan sumur tersebut adalah hanya para
fakir. 3) Pembuatan sumur tersebut tidak mungkin dapat terlaksana
melainkan melalui sumber dana zakat. Apabila ada sumber dana dari
selain zakat, seperti infak, sedekah dan wakaf, maka pengambilan
dari sumber selain zakat itu lebih prioritas. 4) Kepemilikan sumur
tersebut untuk fakir, namun pengelolaannya dapat dibantu oleh
LAZ.
3. 3 BayanPSLAZNasChevronIndonesia b. Dana zakat untuk
membangun dan atau membeli rumah bagi Fakir Rambu-rambunya : 1)
Fakir bukan termasuk orang yang kuat dan mampu berusaha. Apabila ia
mampu bekerja dan mampu menghasilkan pendapatan, maka tidak boleh
dana zakat diberikan untuk membangun/membeli rumah. Namun,
sebaiknya dana zakat didayagunakan untuknya sebagai modal usaha
yang dapat ia kembangkan; 2) Nilai rumah yang akan dibangun/dibeli
sesuai dengan keperluan fakir, tidak berlebih-lebihan (israf); 3)
Tidak ada kebutuhan yang lebih penting dan mendesak. Apabila
kebutuhan makan dan pakaian fakir masih belum tercukupi dengan
baik, maka pembangunan/pembelian rumah dapat ditunda, karena
memenuhi kebutuhan makan dan pakaian si fakir lebih utama daripada
pembangunan dan pembelian rumah, dalam kondisi tertentu terkadang
rumah dapat disewa dan tidak perlu dibeli. 4) Memperhatikan kondisi
para ashnaf lainnya yang juga memerlukan dana zakat. c. Dana zakat
untuk membiayai kebutuhan pendidikan fakir. Rambu-rambunya : 1)
Ilmu yang dipelajari haruslah ilmu yang dibolehkan menurut syariat,
bermanfaat bagi si penuntut ilmu dan masyarakat; 2) Dana zakat
diberikan sesuai dengan keperluan pendidikan saja. d. Dana zakat
untuk pengobatan fakir Rambu-rambunya : 1) Tidak untuk program
kesehatan gratis. Apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan
pengobatan gratis bagi dhuafa, dan pelaksanaannya berjalan baik,
maka para dhuafa dapat menggunakan pengobatan gratis dari
pemerintah tersebut. Dalam kondisi ini LAZ dapat bersinergi bersama
pemerintah. 2) Penyakit yang akan disembuhkan merupakan penyakit
yang tergolong urgen dan kritis bagi Fakir. Adapun pengobatan untuk
kecantikan, atau untuk penyakit biasa dan ringan, maka sebaiknya
tidak menggunakan dana zakat untuknya. Karena telah keluar dari
kebutuhan kesehatan dasar yang diperlukan oleh fakir. 3) Tidak
berlebih-lebihan. e. Dana zakat untuk pernikahan fakir miskin
Rambu-rambunya: 1) Pernikahan dengan pasangan yang dibenarkan
syariat Islam 2) Tidak berlebih-lebihan.
4. 4 BayanPSLAZNasChevronIndonesia f. Dana zakat untuk modal
usaha bagi Fakir Rambu-rambunya: 1) Usaha yang dijalankan halal 2)
Modal yang diberikan dapat untuk menjalankan usaha. 3) LAZ
melakukan pembinaan dan pendampingan komprehensif/integral bagi
Fakir selama mereka menjalankan usaha. KEDUA, MISKIN 1. Pengertian
: a. Seseorang yang memiliki harta dan pekerjaan yang halal. b.
Tidak mampu untuk mencukupi dari kebutuhannya dan kebutuhan
orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti kebutuhan pokoknya;
sandang, pangan dan papan. Untuk mengidentifikasi seseorang
tergolong dalam Miskin, maka diperlukan survey oleh tim LAZ, yang
di dalam kegiatan survey tersebut tergambar indikator, pertanyaan
(Quesioner) dan hasil. 2. Kelompok : a. Miskin yang mampu berusaha,
seperti usaha dagang, pabrik, usaha tani, usaha kebun, namun mereka
kekurangan modal yang mendukung usaha. Maka dana zakat dapat
diberikan membantu usaha tersebut. b. Miskin yang tidak mampu
berusaha, seperti orang tua renta, orang buta, anak kecil, janda
tua, orang yang sakit berkepanjangan, dan lain-lain. Untuk kelompok
ini, diberikan dana zakat memenuhi kebutuhan mereka, boleh
diberikan secara berkala bulanan. 3. Bagian hak zakat : Tidak ada
dalil yang sharih yang menunjukkan adanya batasan hak yang
diberikan kepada Miskin. Bagian Miskin disesuaikan dengan kebutuhan
Miskin dan kondisi organisasi LAZ. 4. Penyaluran Prima Sama seperti
penyaluran prima bagi Fakir di atas.
5. 5 BayanPSLAZNasChevronIndonesia KETIGA, AMIL 1. Pengertian :
a. Orang-orang yang diberi wewenang oleh pemerintah atau lembaga
kemasyarakatan; b. untuk mengumpulkan zakat, mengelolanya dan
menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya; c. dan segala hal
yang berkaitan dengan kegiatan sosialisasi zakat, memelihara harta
zakat, menjaganya, mengembangkan dan menginvestasikannya. 2.
Syarat-syarat : a. Islam b. Baligh c. Berakal d. Amanah e. Memiliki
ilmu tentang zakat f.Mampu bekerja (kuat dan amanah) 3. Bagian hak
zakat : Bagian hak zakat amil adalah 12,5 persen. Apabila dengan
jumlah tersebut belum mencukupi, maka dapat diambil dari sumber
bagian Riqab; Fi Sabilillah; infak; sedekah; wakaf. Dan semua biaya
operasional Amil dalam pengelolaan zakat dapat juga diambil dari
sumber selain zakat, seperti yang disebut di atas. Misalnya
operasional gedung dan kantor. KEEMPAT, MUALLAF 1. Pengertian : a.
Orang yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat
bertambah terhadap Islam; b. Terhalangnya niat jahat mereka atas
kaum muslimin; c. Orang yang memiliki peran dan fungsi yang baik
untuk membela dan menolong kaum Muslimin dari musuh. Golongan ini
tidak mansukh (terhapus) setelah wafatnya Rasulullah SAW, dan masih
berlaku hingga akhir zaman.
6. 6 BayanPSLAZNasChevronIndonesia 2. Kelompok : a. Orang yang
diharapkan keIslamannya, atau keIslaman kelompok serta keluarganya.
Seperti Shafwan bin Umayyah b. Orang yang dikhawatirkan kelakuan
jahatnya. Diberikan dana zakat dengan harapan dapat mencegah
kejahatannya. c. Orang yang baru masuk Islam. d. Pemimpin dan tokoh
muslim yang berpengaruh di kalangan kaumnya, namun imannya masih
lemah. Diberi dana zakat dengan harapan imannya menjadi tetap dan
mantap, kemudian ia dapat memberikan dorongan semangat ber Islam
kepada yang lainnya. e. Kaum muslimin yang tinggal di
benteng-benteng dan daerah perbatasan dengan musuh. Diberi dana
zakat dengah harapan dapat mempertahankan diri dan membela kaum
muslimin lainnya. Dari kelompok yang diberikan dana zakat bagiannya
muallaf di atas, dapat juga disimpulkan bahwa non muslim dapat
menerima zakat, dengan kriteria: a) Non muslim yang diharapkan
keislamannya, bukan non muslim yang memerangi ummat Islam dan atau
tidak diharapkan keIslamannya. 3. Bagian hak zakat : Tidak ada
dalil yang sharih yang menunjukkan adanya batasan hak yang
diberikan kepada Muallaf. Untuk mengidentifikasi seseorang
tergolong dalam Muallaf, maka diperlukan proses identifikasi
integral oleh tim amil. 4. Penyaluran prima: a. Dana zakat untuk
membangun yayasan atau lembaga yang khusus untuk membina para
muallaf. Rambu-rambunya: 1) Adanya kebutuhan yang nyata. 2)
Pembangunan tersebut tidak mungkin dapat terlaksana melainkan
melalui sumber dana zakat. Apabila ada sumber dana dari selain
zakat, seperti infak, sedekah dan wakaf, maka pengambilan dari
sumber selain zakat itu lebih prioritas. 3) Tidak berlebih-lebihan
(israf). 4) Dimanfaatkan untuk kemaslahatan para muallaf.
7. 7 BayanPSLAZNasChevronIndonesia KELIMA, RIQAB 1. Pengertian
: Memerdekakan budak. 2. Bagian hak zakat : Tidak ada dalil yang
sharih yang menunjukkan adanya batasan hak yang diberikan kepada
Riqab. 3. Penyaluran Prima : Dana zakat diberikan untuk membebaskan
tawanan muslim. KEENAM, GHARIM 1. Pengertian : Orang yang
berhutang. Untuk mengidentifikasi seseorang tergolong gharim, maka
diperlukan proses identifikasi integral oleh tim amil. 2. Bagian
hak zakat : Mencukupi membayar hutangnya, atau membayar cicilan
hutangnya. 3. Kriteria : a. Hutang dalam perkara yang dibolehkan
Islam. Tidak dibenarkan dana zakat diberikan untuk hutang dalam
rangka bemaksiat kepada Allah, seperti judi, khamar, dan lain-lain,
karena dapat membantu kemungkaran. Atau pun pada hutang yang
dibolehkan (mubah) namun dilakukan secara berlebih-lebihan (israf)
lihat Q.S Al-Araf 31. Bagi yang bermaksiat dan berlebih-lebihan
dalam hal mubah diharapkan bertaubat kepada Allah. b. Pemberian
dana zakat untuk golongan gharim dapat menyesuaikan dengan dana
zakat yang tersedia di Lembaga Amil Zakat. Apabila dana zakat
mencukupi, maka dapat diberikan dengan segera, namun apabila
hutangnya lebih besar dari dana zakat yang ada maka diperlukan
waktu sehingga cukup. c. Hutangnya kepada sesama manusia bukan
hutang kepada Allah, misalnya hutang kaffarah. d. Hutangnya bisa
untuk kepentingan pribadi, misalnya kebutuhan sandang, pangan,
papan, Ataupun berhutang untuk kemaslahatan orang lain, misalnya
Mendamaikan dua golongan yang bersengketa walaupun ia kaya,
misalnya juga seseorang yang melakukan pembangunan sekolah untuk
kemaslahatan
8. 8 BayanPSLAZNasChevronIndonesia umum bukan pribadi/keluarga,
namun di tengah pembangunan ia kekurangan dana, boleh dana zakat
membantu untuk melanjutkan pembangunannya. e. Diperlukan survey
dari lembaga zakat untuk mustahik zakat golongan ini, terlebih
terkait dengan hutang produktif. Agar terhindar dari isu-isu
negatif yang tidak diinginkan. 4. Qardh al-Hasan Qardh al-Hasan
adalah pinjaman yang baik, tanpa faedah atau bunga. Dalam hal ini
Lembaga Amil Zakat boleh untuk melakukan Qardh al-Hasan kepada
mustahik. LAZ sebagai pihak yang memberikan pinjaman, dan mustahik
adalah pihak yang meminjam/berhutang. Yang meminjam akan
mengembalikan uang pinjamannya sebesar dana yang dipinjam, tanpa
adanya kelebihan/faedah/bunga. LAZ berperan sebagai pemberi
pinjaman (Muqridh) agar para dhuafa tidak terjerat rentenir dan
praktik ribawi. KETUJUH, FI SABILILLAH 1. Pengertian Menurut bahasa
fi sabilillah berarti berada di jalan Allah SWT. Adapun menurut
istilah, kata Fi Sabilillah memiliki makna khusus dan umum. a)
Makna khusus: Jihad berperang di jalan Allah SWT. Dalil: Terdapat
50 kali penyebutan kata Fi sabilillah di dalam al-Quran, dan 38
darinya bermakna Jihad berperang di jalan Allah. Maka mayoritas
makna Fi sabilillah di dalam al-Quran adalah berperang, hanya
sebagian kecil yang bermakna infak. b) Makna umum: Jihad dalam
rangka memenangkan agama Allah dan menyeru manusia kepada Jalan
Allah (dakwah), Meninggikan kalimat Allah. Jihad umum ini
termasuklah jihad melalui tangan, lisan dan harta. Untuk
mengidentifikasi golongan ini, maka diperlukan proses identifikasi
integral dan survey oleh tim amil. 2. Bagian hak zakat : Tidak ada
dalil yang sharih yang menunjukkan adanya batasan hak yang
diberikan kepada Fi Sabililah. Bagian Fi Sabilillah disesuaikan
dengan kebutuhannya dan kondisi organisasi LAZ. 3. Penyaluran Prima
: a) Dana zakat untuk membangun gudang persenjataan, dan membeli
persenjataan. b) Dana zakat untuk membangun tempat pelatihan perang
untuk mempertahankan Negara.
9. 9 BayanPSLAZNasChevronIndonesia c) Dana zakat untuk
percetakan buku-buku Islam, majalah-majalah Islam, dalam rangkan
untuk menyebarkan ilmu dan dakwah Islam. d) Dana zakat untuk
membangun sekolah e) Dana zakat untuk mendirikan yayasan dakwah
Islam, pusat kegiatan Islam f) Dana zakat untuk membangun
kantor-kantor dakwah dan seruan kepada Islam g) Dana zakat untuk
pengembangan program tahfizh al-Quran h) Dana zakat untuk
mendirikan radio, televisi yang menyiarkan ajaran Islam, dakwah
Islam, sehingga Islam menyebar dan tinggi. i) Dana zakat untuk
menolong para dai yang mengajarkan Islam. KEDELAPAN, IBNU SABIL 1.
Pengertian : a) Musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya;
b) Walaupun ia kaya, namun tidak dapat mengakses kekayaannya dalam
perjalanan tersebut; c) Sehingga membuatnya tidak mampu melakukan
perjalanan; Untuk mengidentifikasi seseorang tergolong dalam Ibnu
Sabil, maka diperlukan proses identifikasi integral oleh tim amil.
2. Bagian hak zakat : Tidak ada dalil yang sharih yang menunjukkan
adanya batasan hak yang diberikan kepada Ibnu Sabil. Bagian Ibnu
Sabil disesuaikan dengan kebutuhannya dan kondisi organisasi LAZ.
3. Kategori Ibnu Sabil : a) Orang yang kehabisan bekal diperjalanan
b) Orang uang diusir dan minta suaka c) Tunawisma d) Anak buangan
e) Para penuntut Ilmu yang kehabisan bekalnya di negeri/daerah
orang f) Orang yang berumrah dan haji yang kehabisan bekalnya di
tanah suci g) Dai yang sedang dalam perjalanan dakwahnya dan
kehabisan bekalnya 4. Syarat-syarat Pemberian zakat kepada Ibnu
Sabil : a) Bukan dalam perjalanan maksiat kepada Allah SWT b) Ia
benar-benar tidak mampu untuk mengakses hartanya dalam perjalanan
tersebut yang disebabkan oleh alasan-alasan yang dibenarkan
syariat.
10. 10 BayanPSLAZNasChevronIndonesia c) Memberikan dana zakat
kepada Ibnu Sabil secukupnya yaitu sesuai dengan kebutuhannya untuk
melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuannya. Referensi: 1.
Al-Quran al-Karim 2. Al-Hadits 3. Fiqh al-Zakat, DR. Yusuf
al-Qaradhawi. 4. Nawazil al-Zakat, DR. Abdulla bin Mashur
al-Ghufailiy 5. Fiqh al-Sunnah, Sayyid Sabiq 6. Al-Fiqh al-Islamiy
wa Adillatuhu, Prof. DR. Wahbah al-Zuhayli. 7. Berbagai sumber
makalah-makalah (bahasa Arab) terkait pembahasan zakat, baik klasik
maupun kontemporer. Demikianlah bayan ini dibuat dan disampaikan,
semoga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan zakat di Lembaga Amil
Zakat Nasional Chevron Indonesia. Syukran wajazakumullah.
Pekanbaru, . Jumadil Tsani 1435 H PENGAWAS SYARIAH LAZNAS CHEVRON
INDONESIA H. J. ARDAN MARDAN, Lc., M.A