Download - Batching Plant

Transcript
Page 1: Batching Plant

BATCHING PLANT

(ASPHALT dan CONCRETE)

I. PENDAHULUAN

Beton merupakan campuran dari semen, agregat dan air. Campuran semen dan

air disebut pasta. Agregat yang digunakan secara umum untuk membuat beton adalah

agregat halus dan agregat kasar. Campuran beton yang normal mengandung ¾ bagian

agregat dan ¼ bagian pasta berdasarkan volume dengan rasio air-semen berkisar

antara 0,4 – 0,7 berdasarkan berat.

Pekerjaan dalam pembuatan beton meliputi pengukuran berat setiap komponen

beton, pencampuran bahan beton, pemindahan campuran beton, penempatan,

konsolidasi, dan pengeringan. Sedangkan peralatan yang biasa dipakai dalam proses

pembuatan beton sampai beton tersebut ditempatkan antara lain peralatan pencampur

beton (concrete batching and mixing), peralatan pemindahan campuran beton, dan

peralatan pengecoran, maka dari itu akan dibahas lebih detail tentang selanjutnya

tentang peralatan pencampur beton dan aspal tsb.

II. KARAKTERISTIK ALAT

II. 1. Batching Plant

Batching Plant atau nama lengkapnya Concrete Batching Plant adalah suatu

unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk memproduksi material campuran

antara semen dengan material agregat batu dan pasir yang disebut beton.

Proyek-proyek pembangunan jalan tol, khususnya untuk proyek yang menggunakan

beton mutu (kekuatan) tinggi, mensyaratkan kontraktor menggunakan batching plant

untuk produksi beton yang digunakan pada bangunan struktur dan perkerasan beton

semen.

Penggunaan batching plant dimaksudkan untuk memproduksi material beton

dengan jumlah yang besar dan kecepatan produksi tinggi, namun mutu dan

keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).

Page 2: Batching Plant

Ukuran kapasitas alat adalah satuan kecepatan produksi dalam meter kubik

perjam. Agar batching plant dapat berproduksi sesuai kapasitasnya harus didukung

dengan kecepatan pasokan material dan jumlah truk pengangkut (Mixer Truck atau

Agitator Truck) secara berimbang, kira - kira untuk type Dry mixed batching plant

memiliki kapasitas 40-100 m3/jam ( source : PT.jaya Readymix)

Bagian-Bagian Batching Plant :

a) Bin : yaitu tempat pengumpulan material kasar dan halus yang berasal dari

pengumpulan di base camp dengan bantuan wheel loader untuk diangkat ke

storage bin

b) Storage Bin : ialah tempat pemisah agregat, terdapat 4 macam yaitu Agregat

kasar, menengah , pasir dan glide ash.

c) Cement Silo : tempat menyimpan semen agar tetap keringdan terjaga

kualitasnya

d) Timbangan : timbangan ini dibagi 3 yatu untuk menimbang agregat, semen

dan air.

e) Belt conveyor : ialah ban berjalan yg berfungsi untuk menarik agregat ke atas

dari bin ke storage bin

f) Dosage Pump : yaitu tempat untuk penambah zat admixture seperti retarder.

g) Tempat Penampung air : yaitu bak untuk mensuplai kebutuhan air dalam

proses pencampuran.

Page 3: Batching Plant

II. 1. 1 Operasi Dan Lingkup Alat

Pekerjaan pembuatan beton :

Pengukuran berat setiap komponen

STORAGE BIN

CEMENT SILO

BELT CONVEYOR

BIN COMPARTMENT

Page 4: Batching Plant

Pencampuran bahan bahan beton

Pemindahan campuran beton

Penempatan

Konsolidasi

Pengeringan

a. Pencampuran Beton

Agregat pada batching plant diletakan pada staple material atau storage bin.

Baik pada storage bin maupun pada staple material, agregat dipisahkan menjadi empat

bagian yaitu butir kasar (split), butir menengah, butir halus dan pasir. Sedangkan

semen diletakan pada suatu tabung disebut cement silo. Tabung ini tertutup rapat

sehingga semen dalam keadaan tetap kering. Proses yang dilakukan dalam batching

plant dapat secara manual, semi otomatis atau otomatis. Kapasitas dari batching plant

biasanya tiga kali lebih besar dari kapasitas mixing plant

b. Pemindahan Beton

Yang termasuk alat pengangkut beton adalah truck mixer, truck agitator,

conveyor, pompa dan crane yang dilengkapi dengan bucket. Pada saat beton tiba

diproyek, beton tersebut docor kedalam cetakan. Untuk memudahkan pengecoran

salah satunya dengan menggunakan pompa. Beton disalurkan kedalam cetakan

dengan menggunakan pipa. Pipa ini dapat diletakan secara horizontal, vertical dan

miring.

c. Pengecoran Beton

Setelah beton plastis dituangkan kedalam cetakan baik dengan menggunakan

bucket maupun pipa, beton tersebut kemudian dikonsolidasikan dan diratakan.

Cetakan harus bersih, disangga dengan baik dan kuat dan cetakan dilapisi semacam

minyak untuk mencegah beton cepat mongering.

d. Perkerasan Beton

Perkerasan jalan yang menggunakan beton disebut perkerasan kaku (rigid

pavement). Alat yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran beton untuk

Page 5: Batching Plant

perkerasan antara lain Paving mixer, Concrete spreader, Tranveerse concrete finisher,

Automatic curing machine, dan Slipform paver.

e. Produktivitas Mixer

Untuk mendapatkan kekuatan beton yang didiinginkan maka yang pertama

dilakukan adalah menghitung volume masing-masing campuran bahan beton. Hasil

dari penghitungan tersebut disebut dengan mix design.

Alat Berat Yang Digunakan antara lain :

Pemindahan Beton

o Truk Mixer

Ialah suatu truk khusus yg terdapat concrete mixer didalamnya yg berfungsi

mengaduk / mencampur beton ready mix. Truk ini berjalan dari lokasi

pencampuran hingga ke lokasi proyek, selama perjalanan mixer berputar dgn

kec. Kira2 8-12 putaran per menit. Kapasitasnya sekitar 3- 6 m3

o Tilting Drum Mixer

Berfungsi untuk menampung dan mengaduk bahan-bahan beton dengan cara

berputar. Drum akan mengeluarkan adukan beton dengan dimiringkan,

kemiringan ini dapat mencapai 50 % sampai 60 % ke bawah

Page 6: Batching Plant

Conrete Pump

Pada saat beton tiba di proyek, beton tsb langsung dicor ke dalam cetakan. Untuk

memudahkan pengecoran salah satu caranya adalah dengan menggunakan pompa.

Beton disalurkan ke dalam cetakan dengan menggunakan pipa, pipa ini dapat

diletakkan secara horizontal, vertical ataupun miring. Kemampuan pompa ini

menghantarkan beton sampai dengan 120 m3/jam

Bucket Crane

Alat ini digunakan untuk membawa beton plastis menuju tempat cetakan, adukan

beton dimasukkan kedalam bucket bagian atas dan dikeluarkan pada pintu bagian

bawah.

Page 7: Batching Plant

Dump Truck

Berfungsi untuk membantu pengangkutan material baku ( agregat kasar dan halus )

dari quarry ke base camp)

Wheel Loader

Berfungsi sebagai alat angkut material ( agregat kasar dan halus ) dari tempat

penumpukan material ke bin

Cement Truck

Berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base camp.

Pengecoran Beton

Setelah beton dituang ke dalam cetakan baik dengan menggunakan bucket ataupun

pipa,beton tsb kemudian dikonsolidasikan dan diratakan. Sebelum hal itu dilakukan

cetakan harus dalam keadaan bersih, disanggga dengan baik dan kuat.

Tahapan Pemrosesan beton

Page 8: Batching Plant

II.1.2. Kapasitas Produksi Alat

Concrete Batching Plants ( Dry, Wet batcher)

40-100 m3/jam

Transit Mixer ( Dry batch )

5 m3 - 7 m3/jam

Produktivitas Mixer

Page 9: Batching Plant

Unuk mendapatkan kekuatan beton yang dinginkan maka yang pertama dilakukan

adalah menghitung volume masing-masing campuran bahan beton atau disebut mix

design.

Ket : Volume ( m3)

Massa ( Kg )

Setelah diketahui kapasitas dari alat mixer tsb, maka dapat diketahui produktivitas

dari mixer tsb dng menggunakan rumus :

Ket : E = Efisiensi

T = Waktu Siklus

III.2. ASPHALT MIXING PLANT

II.2.1 DEFINISI

Adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk memproduksi

material campuran antara aspal dengan material agregat batu.Proyek-proyek

pembangunan jalan tol perkerasan lentur maupun pelapisan ulang (overlay),

umumnya mensyaratkan kontraktor untuk menggunakan asphalt mixing plant untuk

produksi material lapis perkerasan seperti asphalt concrete.

Page 10: Batching Plant

Penggunaan Asphalt Mixing Plant dimaksudkan untuk memproduksi material

campuran perekerasan lentur dengan jumlah yang besar dengan mutu dan

keseragaman campuran tetap terjamin (homogen). Material batu pecah dan aspal akan

dipanaskan secara terpisah sebelum dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini

umumnya berkisar 160 derajat celcius

II.2.2. FUNGSI DAN CARA KERJA

Pencampuran agregat panas dengan aspal panas pada peralatan pencampur

aspal panas (AMP) tipe batch terjadi di dalam pencampur atau pugmill setelah

sejumlah agregat panas yang terdiri dari beberapa fraksi ataupun hanya satu fraksi

yang sudah ditimbang dalam jumlah berat tertentu dituangkan ke dalam pugmill

kemudian disemprotkan aspal panas ke dalamnya dalam jumlah tertentu sesuai

formula yang direncanakan

Komponen utama yang penting pada peralatan pencampur aspal panas (AMP) jenis

takaran (tipe batch) adalah :

1) Bin dingin ( Cold Bin )

Bin dingin atau Cold Bin ini adalah bak tempat menampung material agregat

dari tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang

diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas atau hotmix tiap-tiap

fraksi agregat ditampung dalam masing-masing bak sendiri-sendiri.

Maksudnya adalah agar banyaknya agregat dari masing-masing fraksi yang

diperlukan untuk produksi campuran aspal panas sesuai formula campuran

Page 11: Batching Plant

kerja (Job Mix Formula) yang direncanakan sudah dapat diatur pada saat

pengeluarannya dari bin dingin

2) Pengangkut Agregat Dingin

Agregat dingin dari beberapa fraksi yang sudah ditampung pada ban berjalan

kolektor (Collecting Belt Conveyor) selanjutnya dibawa untuk dituangkan ke

dalam alat pengering atau dryer dengan cara dibawa oleh ban berjalan (belt

conveyor) lainnya, atau dengan cara dibawa oleh elevator dingin (cold

elevator). Elevator dingin atau cold elevator ini berupa mangkok-mangkok

atau bucket-bucket kecil yang dipasang pada rantai yang berputar naik ke atas,

di mana setelah sampai di atas agregat dingin yang berada dalam mangkok-

mangkok tersebut akan tumpah dan masuk ke dalam alat pengering (dryer)

3) Pengering ( dryer )

Alat ini berfungsi untuk mengeringkan agregat

4) Dust Collector

Alat ini berfungsi untuk mengumpulkan debu yang dihasilkan pada proses

pengeringan agregat, debu ini dikumpulkan dengan maksud agar tidk

menghindari proses pekerjaan. Alat ini bisa menampung debu 70-80% debu

yang dihasilkan

5) Elevator

Alat ini berfungsi mengangkat agregat yg telah dikeringkan.atau dibawa

menuju ke hotscreen.

6) Hotscreen

Page 12: Batching Plant

Pada bagian ini agregat yg telah dikeringkan digetarkan untuk mengatur

gradasi agregat

7) Hotbins

Pada segmen ini agregat yg telah ditampung pada hotscreen disiapkan untuk

selanjutnya menuju prose mixing

8) Hopper

Pada alat ini agregat yg telah ditampung diukur beratnya dan ditambahkan

filler baru setelah ini menuju ke tempat pengadukan atau mixer

9) Plugmill Mixer

Mencampur aspal dan agregat yang berasal dari hopper.Aspal dipompakan

kedalam mixer dengan menggunakan spray bar atau semprotan.Proses mixing

dapat berlangsung selama 1 menit, 15 detik untuk memuat material dan 45

detik untuk mencampur dengan aspal.Selanjutnya hasil mixing dibawa ke

Surge Silo menggunakan Elevator.

10) Silo

Merupakan tempat penyimpanan aspal hasil mixing. Campuran aspal dialirkan

ke dalam silo melalui bagian atasnya dengan menggunakan conveyor tertutup.

Pada bagian bawah terdapat pintu yang akan mengeluarkan campuran aspal

untuk dimasukkan ke dalam truck dengan adanya alat ini maka proses

pencampuran dapat terus dilakukan walaupun truck penerima campuran aspal

tidak tersedia

Page 13: Batching Plant

Dust Collector

SiloTempat Penyimpanan dan Pemanasan Aspal

Aspal yang digunakan untuk membuat campuran temperaturnya berkisar 150º C.

Untuk mempertahankan suhu aspal maka pada system yang dipakai harus terdapat

pengatur suhu. Jika aspal yang dialirkan ke dalam system bersuhu rendah, ada dua

cara untuk meningkatkantemperaturnya yaitu dengan proses pembakaran langsung

atau dengan proses minyak panas.

Alat Berat Yang Digunakan antara lain :

Pemindahan Aspal

Haul Truck

Page 14: Batching Plant

Alat berat ini digunakan untuk membawa aspal dari plant ke tempat konstruksi

Asphalt Distributor

untuk menghamparkan aspal cair ke atas permukaan pondasi jalan dengan kecepatan

yang sama.