2628 Januari 2019
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah Swt. buletin I-KNRP kembali hadir di tengah para pembaca budiman. Dalam edisi ke-26 ini, kami dari redaksi mengangkat tema tentang kondisi buruk yang dihadapi para tawanan Palestina di penjara israel. Berbagai siksaan mereka hadapi siang dan malam, bukan saja memberi dampak buruk terhadap fisik mereka, namun juga psikis. Bahkan juga merusak status sosial mereka di tengah masyarakat.
Sumber Palestina menyebutkan lebih dari 5.000 orang Palestina ditawan di penjara israel, termasuk diantaranya anak-anak dan perempuan. Bagaimana kondisi para tawanan serta apa bentuk perlawanan mereka dari balik jeruji israel? Dapatkan jawabannya dalam rubrik kami di Kajian Utama.
Penjajah israel mengalami dilema ketika dihadapkan kepada pilihan; satu negara atau dua negara berdampingan dengan Palestina. Apa dampak bagi israel ketika memilih hidup bersama Palestina? Sebaliknya, apa dampak bagi mereka ketika memilih solusi dua negara? Selengkapnya silahkan pembaca simak dalam rubrik Berita Palestina.
Dari penjara israel, para tawanan Palestina melakukan aksi perlawanan melalui mogok makan massal. Aksi ini merupakan hal yang ditakuti israel karena akan mengundang tekanan dari dunia internasional. Sedangkan dari isu politik internasional, terkait “Kesepakatan Abad Ini” masih saja mengundang misteri. Baru-baru ini seorang jurnalis israel membocorkan kesepakatan rahasia ini sehingga membuat gempar Tel Aviv.
Kabar dari KNRP Pusat, beberapa waktu lalu kami kedatangan tamu dari para santri Nurul Fikri (NF) Boarding School Serang. Dalam kunjungan studi banding pengurus organisasi SMP Islam NF ini, KNRP Pusat berbagi infromasi tentang kerja-kerja kemanusiaannya. Disamping itu disampaikan pula taushiyah untuk memotivasi para santri agar tidak kendor dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Dari Gorontalo, KNRP bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar seminar bertajuk “Keutamaan Mempelajari Al-Quran bagi Tenaga Kesehatan.” Hadir narasumber asal Palestina, Syaikh Mahmoud Muhammad Abu Naji. Disampaing mengisi materi, Syaikh Mahmoud juga memberikan sanad surat Al-Fatihah kepada masyarakat yang lulus tes membacanya di hadapan syaikh.
Demikian informasi yang dapat pembaca nikmati dari buletin edisi kali ini. Jangan lupa untuk mengikuti info tentang Palestina dan juga KNRP di media sosial kami melalui Twitter, Facebook dan Instagram, dengan nama akun InfoKNRP. Kunjungi pula situs kami di www.knrp.org. Tetap semangat, pupuk terus harapan, hiasi dengan senyuman demi menyongsong masa depan Palestina yang lebih baik. Hope, Smiles and Future. (ms/knrp)
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pakar Sejarah: Solusi Satu Negara
Jadikan Yahudi MinoritasPalestina - Sejarahwan israel memberikan pandangan mengenai solusi satu negara. Pandangan ini mengungkapkan bahwa dalam solusi satu negara, orang-orang arab akan hidup sebagai mayoritas sedangkan orang-orang yahudi akan menjadi minoritas. Selain itu, dalam pandangan tersebut jumlah orang-orang yahudi akan menurun pasca sangsi-sangsi internasional dan tekanan-tekanan dari negara tetangga israel, memaksa mereka untuk meninggalkan hukum israel.Sejarahwan israel Beny Morris dalam artikelnya yang dilansir oleh surat kabar ibrani “Haaretz”, menjelaskan di dalam perang 1948, kebijakan israel ini dirumuskan dengan tujuan untuk mencegah pengungsi-pengungsi Palestina kembali dan kebijakan ini telah diterapkan di wilayah Palestina”.Saat ini, israel menolak solusi 2 negara dan meningkatkan pemukiman israel. “Kebijakan Perdana Menteri israel Benyamin Netanyahu mengarah ke satu negara dengan mayoritas orang-orang Arab di dalamnya. Hal ini berarti mengakhiri entitas israel sebagai negara yahudi,” menurut Morris. “Saya masih percaya bahwa solusi dua negara dan pembagian geografi, adalah satu-satunya pondasi bagi solusi yang memberikan sesuatu yang adil bagi kedua belah pihak. Namun, saya juga percaya bahwa solusi ini bukanlah solusi yang tepat dilaksanakan sekarang, mungkin bahkan tidak dapat diterapkan di masa depan.” ujarnya terkait pandangan masa depannya.Morris mempertanyakan tingkat dan realita pembagian wilayah Palestina, dimana yahudi memperoleh 70%-80% wilayah dan Arab 20%-22% wilayah. “Walaupun jika para pemimpin Palestina menandatangani kesepakatan ini, maka bangsa Palestina akan menolak kesepakatan secara penuh dan kesepakatan ini tidak akan berlangsung lama,” tambahnya.“Pada akhir proses akan bermuara menjadi satu negara di sini. Yahudi akan mengendalikannya hingga sampai sangsi-sangsi internasional dan perjuangan-perjuangan arab serta tekanan-tekanan negara tetangga meningkat. Setelah itu, negara akan diatur oleh pemerintahan arab dengan mayoritas yahudi yang semakin berkurang.” pungkasnya.Morris mengungkapkan bahwa 24 negara arab akan bergabung ke Liga Arab dan negara Palestina akan menghilang secara bertahap di Timur Tengah, pasca sumur minyak di semenanjung arab di kosongkan. (wm/knrp)
arabi21.com (21/1/2019)
02
Jurnalis Israel Bocorkan
Tujuan Tersembunyi
Kesepakatan Abad IniWashington - Penulis AS James Zogby mengatakan pada pekan ini jurnalis terkenal israel mengungkap rincian baru mengenai “kesepakatan abad ini”. Selain itu, Zogby juga mengutarakan keraguannya mengenai tujuan dari adanya bocoran ini.
Dalam artikelnya yang dilansir dalam situs “Lobe Log” Amerika, penulis AS ini menyebutkan bahwa jurnalis israel tersebut mendapatkan informasinya dari catatan-catatan yang didapatkan dari pemimpin yahudi-amerika yang merupakan kelompok kecil pemimpin masyarakat yang mendengar pengarahan dari pejabat senior di pemerintahan Donald Trump dua pekan lalu.
“Setelah menunggu selama 2 tahun kesepakatan abad ini, bocoran ini tidak memberikan perbedaan dengan kesepakatan diberikan Perdana Menteri israel terdahulu Ehud Barack kepada almarhum Prsiden Palestina Yassir Arafat hampir 2 dekade lalu, yang lebih buruk dari kesepakatan yang diberikan mantan Menteri Luar Negeri John Kerry dua tahun lalu”, ujar Zogby.
Zogby berpendapat otoritas israel tidak mungkin menerima kesepakatan ini dikarenakan mengabaikan 85% wilayah Tepi Barat diberikan ke Palestina. Sedangkan, pemimpin-pemimpin Palestina tidak akan
menerima kesepakatan ini disebabkan pemberian kewenangan kepada israel untuk mengendalikan secara terus menerus sebagaian wilayah-wilayah Al-Quds terjajah. (wm/knrp)
aljazeera.net (22/1/2019)
1200 Tahanan Palestina
Mogok Makan di Penjara IsraelPalestina - Lebih dari 1.200 tawanan Palestina di penjara israel “Aufar” melakukan gerakan mogok makan sebagai protes terhadap pelanggaran israel yang terus berlanjut kepada mereka, kantor berita “Shehab News Agency” melaporkan, Selasa (22/1/2019).
Sekitar 150 orang tawanan Palestina terluka saat polisi militer khusus israel menyerbu penjara Ofer pada Senin pagi, ujar Palestine Prisioners’ Club (PPC), Selasa (21/1/2019). Menurut PPC, 6 tawanan mengalami patah tulang, 40 tawanan mendapat jahitan karena luka di kepala serta tawanan lainnya luka-luka akibat peluru karet dan gas air mata israel.
Menanggapi kekerasan yang dilakukan israel, para tawanan menolak makan dan bertemu dengan perwakilan tahanan, kecuali semua faksi dihadirkan dalam pertemuan tersebut. (wm/knrp)
middleeastmonitor.com (23/1/2019)
03
Perlawanan di Balik Jeruji
Permasalahan tawanan memang tak bisa dipisahkan
dari kehidupan bangsa Palestina, sehingga dampak
yang ditimbulkan pun sanga luar biasa. Hampir setiap
keluarga di Palestina, salah satu anggota keluarganya
pernah merasakan kejamnya penjara israel. Tapi mereka
tak gentar dengan penawanan yang terjadi, karena hal
itu sudah menjadi konsekuensi dari perjuangan.
Sebagai contoh kasus, dari sisi sosial, ketika seorang
ayah ditawan penjajah israel, tentu akan berimbas
kepada ketahan keluarga. Karena ketiadaan tulang
punggung keluarga, maka beberapa kemungkinan yang
dapat terjadi adalah, ekonomi keluarga akan terganggu,
pendidikan anak terbengkelai, bahkan tidak menutup
kemungkinan apabila kondisi buruk terus berlanjut
akan berujung kepada perceraian. Dampak negatif
seperti inilah yang sebenarnya secara tidak langsung
diinginkan oleh israel.
Dengan demikian, seyogyanya permasalahan
tawanan Palestina mendapatkan perhatian lebih,
karena memberi imbas ke beberapa sektor kehidupan
masyarakat. Sebagai bentuk perhatian terhadap
masalah ini, Kongres Dewan Nasional Palestina
menetapkan tanggal 17 April sebagai Hari Tawanan
Palestina. Tanggal itu sendiri dipilih bertepatan dengan
hari meletusnya Revolusi Palestina pertama melawan
penjajah Inggris pada tahun 1936.
Sedikitnya ada 6 alasan yang membuat Israel tanpa
henti melakukan penangkapan dan penawanan
terhadap warga Palestina. Pertama, mengakhiri
perlawanan bangsa Palestina, kedua, merusak status
sosial tawanan di tengah keluarga dan masyarakat,
ketiga, membujuk agar bersedia menjadi mata-mata
Zionis Israel. Keempat, memeras harta keluarga
melalui tebusan, kelima, melakukan penyiksaan secara
fisik maupun psikis untuk memberikan efek jera, dan
keenam, sebagai pelajaran untuk warga Palestina yang
lain
Selama berada di dalam penjara, para tawanan
mendapat beragam bentuk penyiksaan, diantaranya
adalah disetrum di atas kursi listrik, dilarang
tidur, dipaksa berdiri selama berjam-jam, dilarang
menggunakan pemanas di musim dingin, dikurung
dalam sel tanpa cahaya berukuran 1,5 m x 1,5 m hingga
menjadi obyek pelecehan seksual. Serta masih banyak
lagi macam bentuk penyiksaan yang dilakukan israel.
Perlawanan Tawanan
Kendati hidup di dalam penjara israel, para tawanan
tidak tinggal diam menghadapi kezaliman yang terjadi.
Seperti dilansir media Palestina beberapa waktu lalu,
Selasa (22/1/2019) lebih dari 1.200 orang tawanan
Palestina melakukan aksi mogok makan sebagai
bentuk protes terhadap kejahatan polisi israel yang
menyerang ruang tawanan di penjara Ofer. Serangan
itu berujung bentrokan yang melukai sedikitnya 150
orang tawanan.
Mogok makan merupakan bentuk protes sekaligus
perlawanan terhadap israel. Aksi tersebut sebagai
tekanan yang dapat mencoreng muka israel di dunia
internasional. Sehingga tidak sedikit kebijakan israel
yang akhirnya dicabut untuk memenuhi tuntutan dari
para tawanan mogok makan.
(Muhammad Syarief )
04
KNRP Terima Kunjungan dari SMP Islam Nurul FikriJakarta – Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) terima silaturahim dari siswa/i dan guru dari SMP Islam Nurul Fikri (NF) Boarding School Serang, di Kantor KNRP, Ragunan Jakarta, Selasa pagi (22/1/2019). Sebanyak 96 siswa/i dan 14 guru yang hadir disambut langsung oleh Bendahara Umum KNRP Ustadz Caca Cahayaningrat, Sekretaris Jendral KNRP Ustadz Suhartono TB, dan Penasihat KNRP Ustadz Saiful Bahri.Ustadz Caca pada sambutannya dihadapan siswa/i mengatakan KNRP merupakan lembaga sosial kemanusiaan yang berupaya membantu rakyat Palestina. Dua hal pokok yang menjadi fokus KNRP, pertama menghimpun bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia, kedua sosialisasi dan edukasi yang sesungguhnya kepada masyarakat agar turut peduli pada permasalahan di Palestina.
“KNRP menyalurkan sesuai kebutuhan masyarakat di Palestina dan wilayah Gaza. Seperti pengolahan air bersih, bantuan musim dingin, bantuan qurban bersama Palestina, memberikan tempat belajar dan tempat hafidz Qur’an, bantuan kesehatan dan banyak lagi,” jelas Ustadz Caca.Usai pengenalan KNRP oleh Ustadz Caca, giliran Ustadz Saiful berkesempatan memberikan taujih dan disimak dengan antusias oleh para siswa/i. Pada penghujung acara, KNRP memberikan cenderamata sebagai ucapan terimakasih atas kunjungan silaturahim dari NF Boarding School, Serang. Acara kemudian ditutup dengan doa oleh Ustadz Suhartono.Terima kasih kepada siswa/i NF Boarding School Serang atas silaturahimnya. Tetap semangat dalam meraih cita-cita dan terus bantu Palestina ya. (yp/knrp)
IDI Bersama KNRP Gorontalo Gelar Safari Dakwah Ulama Palestina Bertema Keutamaan
Mempelajari Qur’anGorontalo – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gorontalo bekerjasama dengan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menggelar seminar bertajuk “Keutamaan mempelajari Al-Qur’an bagi Tenaga Kesehatan”, hari Rabu (23/1). Acara yang dihadiri sekitar seratus orang peserta yang terdiri dari para dokter dari IDI Gorontalo, tenaga medis dan staf Rumah Sakit Aloei Saboe ini berlangsung selama tiga jam di Aula Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe, Kota Gorontalo.
Dr. dr. Isman Jusuf, Sp.S., selaku ketua cabang IDI Kota Gorontalo dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang diinisiasi oleh KNRP Gorontalo atas penyelenggaraan seminar ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para tenaga kesehatan untuk lebih mendalami Al-Qur’an, seperti halnya syaikh Mahmoud yang juga aktivitas sehari-harinya sebagai dokter namun juga menekuni keilmuan Al-Qur’an,” pungkasnya.
Pada sesi materi, Ulama Palestina Syaikh Mahmoud Muhammad Abu Naji memotivasi para peserta bahwa dalam mempelajari atau menghafal Al-Qur’an, kita harus menggunakan waktu terbaik bukan waktu sisa, sisihkan waktu khusus untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an, sebab apapun profesi seorang muslim, tak ada alasan baginya untuk tidak mempelajari, menghafal, dan mentadabburi Al-Qur’an.
Syaikh Mahmoud juga menyampaikan materi khusus tentang tilawah surah Al-Fatihah bersanad, bacaan yang baik dan benar yang tersambung silsilahnya sampai Rasulullah SAW, dimana dalam pandangannya sangat penting fokus mengutamakan mempelajari dan menyempurnakan surat ini terlebih dahulu karena selalu dibaca dalam shalat hingga akhir hayat.
Di akhir sesi, peserta seminar mengumpulkan donasi sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Ketua KNRP Gorontalo berharap, Hj. Novianita Achmad, M.Si berharap semoga kerjasama antara IDI dan KNRP terus berlanjut kedepannya, terutama dalam isu-isu ke-Palestina-an. (yp/knrpgorontalo)
Top Related