i
ISO 9001
BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA DAKSA
PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA
Jalan Tentara Pelajar Jebres Surakarta 57126 Telp./Fax. 0271647626 Kotak Pos 810 E-mail : [email protected] / [email protected]
Website : http://soeharso.kemsos.go.id
ii
LEMBAR PENGESAHAN
BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA DAKSA
Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA
Jalan Tentara Pelajar Jebres Surakarta 57126 Telp./Fax. 0271647626 Kotak Pos 810
E-mail : [email protected] / [email protected]
Website : http://soeharso.kemsos.go.id
LAPORAN KINERJA
BBRSBD Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA
TAHUN 2016
NO. DOKUMEN : LAMP-03/PAS.3/2017
Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Dra. Eny Sofianah Supriyono, AKS, MP Drs. A.M. Asnandar, M.Si
Ketua Tim Penyusun
Kepala Seksi Evalap
Penanggung Jawab
Kepala Bidang PAS
Kepala BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso
Tanggal: 20-01-2017 Tanggal: 24-01-2017 Tanggal: 26-01-2017
iii
DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN
No Kode Keterangan
1 01 Kepala BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
2 02 Ka. Bag. Tata Usaha
3 03 Ka. Bid. Program dan Advokasi Sosial
4 04 Ka. Bid. Rehabilitasi Sosial
5 05 Ka. Bid. Penyaluran dan Bimbingan Lanjut
6 06 Ka. Sub Bag. Kepegawaian
7 07 Ka. Sub Bag. Keuangan
8 08 Ka. Sub Bag. Umum
9 09 Ka. Seksi Program
10 10 Ka. Seksi Advokasi
11 11 Ka. Seksi Evaluasi & Laporan
12 12 Ka. Seksi Identifikasi
13 13 Ka. Seksi Bimbingan Sosial
14 14 Ka. Seksi Bimbingan Keterampilan
15 15 Ka. Seksi Penyaluran
16 16 Ka. Seksi Kerjasama
17 17 Ka. Seksi Bimbingan Lanjut
18 18 Instalasi Bengkel Protesis dan Ortosis
19 19 Instalasi Perawatan Revalidasi
20 20 Instalasi Penambahan Pengetahuan Lanjut:
21 21 Instalasi Unit Produksi (Workshop)
22 22 Koord. Kelompok Jabatan Fungsional
iv
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan agenda reformasi birokrasi, melalui Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, diberlakukan
sistem manajemen pemerintahan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan
akuntabilitas namun juga pada peningkatan kinerja. Akuntabilitas kinerja mewajibkan
seluruh pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas
penggunaan dana publik yang dibelanjakannya.
Sebagai wujud dari akuntabilitas dan pertanggungjawaban kinerja BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta, disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 yang
menyajikan gambaran tentang capaian kinerja dalam melaksanakan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas daksa. Laporan ini juga merupakan wujud transparansi dalam
melaksanakan kewajiban pembangunan di bidang kesejahteraan sosial sesuai tugas
dan fungsi BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna dalam menyajikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas, namun demikian masyarakat dan berbagai pihak
berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil rehabilitasi sosial yang
dilakukan oleh BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat terutama bagi jajaran BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta dalam rangka evaluasi dan perbaikan di masa
mendatang.
Surakarta, 26 Januari 2016
Kepala
Drs. A.M Asnandar, M.Si
v
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN............................................................ iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Informasi Umum.................................................................... 3
C. Aspek Strategis dan Permasalahan.................................. 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA...................................................... 10
A. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2016………………………… 10
B. Rencana dan Perjanjian Kinerja………………………………….......... 11
BAB III CAPAIAN KINERJA..................................................................... 13
A. Capaian Kinerja Organisasi................................................. 13
B. Realisasi Anggaran ................................................................ 27
BAB IV PENUTUP................................................................................. 29
LAMPIRAN........................................................................................................... 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran paradigma menuju tatakelola kepemerintahan yang baik serta
tumbuhnya kesadaran masyarakat berimplikasi pada keharusan instansi pemerintah
untuk menyelenggarakan pelayanan secara profesional, transparan dan akuntabel.
Demikian pula reformasi birokrasi untuk perbaikan pelayanan publik yang
berorientasi pada kepuasan masyarakat mewajibkan seluruh instansi pemerintah
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan akuntabilitasnya.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas, melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
ditegaskan tentang pengintegrasian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) dengan sistem perencanaan, perbendaharaan, akuntansi
pemerintah dan sistem lainnya dengan tujuan tercapainya keselarasan antara
norma perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
Demikian juga Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
mewajibkan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan capaian
tujuan/sasaran strategis instansi. Sementara Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menegaskan bahwa Laporan
Akuntabilitas Kinerja mencakup sekurang-kurangnya pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi; realisasi pencapaian indikator kinerja utama; penjelasan atas
pencapaian kinerja; dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan
tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta melalui Keputusan Menteri Sosial
Nomor 55/HUK/2003 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut bagi penyandang tuna daksa
agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat, rujukan nasional,
pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi
2
dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Keputusan Menteri Sosial ini menegaskan tentang pelayanan dan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa sebagai Core Bussiness BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Pada awalnya tugas dan fungsi menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Sosial Nomor 55/HUK/2003
hanya dilaksanakan di dalam panti/balai. Namun demikian, seiring perkembangan
masyarakat, peraturan dan kebijakan dari Kementerian Sosial serta terjadinya
pergeseran pola pelayanan sosial dari “charity-based” ke hak warga negara, dari
“Institutional-based” ke “Family/Community-Based” model pelayanan rehabilitasi
sosial yang diselenggarakan oleh BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta juga
mengalami perkembangan.
Perbaikan dalam berbagai aspek dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta serta memenuhi hak-hak
penyandang disabilitas secara perlahan sedang dan terus dilakukan. Hal ini ditandai
dengan dilaksanakannya berbagai kegiatan peningkatan kapasitas SDM, survey
kepuasan masyarakat, pemetaan jabatan, penyempurnaan prosedur pelayanan,
kemudahan perolehan informasi oleh masyarakat, penanaman budaya organisasi
serta Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 serta pengembangan
model pelayanan berbasis keluarga/masyarakat. Namun demikian tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam beberapa aspek pelayanan masih dijumpai beberapa
kendala yang mempengaruhi kinerja pelayanan, antara lain:
1. Petugas pelayanan belum seluruhnya memahami dan berorientasi pada hasil
(outcome), sehingga beberapa aspek pelayanan kurang mencapai hasil yang
optimal;
2. Petugas pelayanan belum seluruhnya mampu menghayati dan berpegang pada
nilai dan etika pelayanan serta kurang mampu mengembangkan disiplin kerja,
etos kerja dan budaya kerja yang produktif, efektif dan efisien.
3. Peta jabatan sebagai dasar distribusi atau penempatan SDM masih belum
memenuhi kebutuhan unit pelayanan;
4. Pekerja sosial sebagai aset utama organisasi belum seluruhnya berlatar
belakang pendidikan dan memiliki kompetensi sebagai pekerja sosial
profesional.
3
Penerapan manajemen yang berbasis kinerja merupakan solusi rasional untuk
meningkatkan kinerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dalam melaksanakan
pelayanan terhadap penyandang disabilitas daksa dan masyarakat. Manajemen
berbasis kinerja ini ditandai dengan:
1. Adanya tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil yang jelas, terukur
dengan indikator outcome dalam setiap dokumen perencanaan.
2. Adanya keterkaitan yang jelas antara tujuan dan sasaran dengan
program/kegiatan dan anggaran yang tersedia.
3. Adanya informasi kinerja yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
4. Adanya target-target kinerja dari setiap penggunaan anggaran. Target-target
kinerja ini menjadi tolok ukur keberhasilan/kegagalan instansi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dalam rangka mewujudkan manajemen berbasis kinerja di BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta serta mendorong penyelenggaraan pelayanan yang
profesional, perlu dibangun dan dikembangkan sistem evaluasi kinerja sebagai
refleksi dan bahan perbaikan secara kesinambungan. Dalam konteks ini, Laporan
Kinerja (LKj) BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta Tahun 2016 yang berisikan
informasi tentang keberhasilan atau kegagalan pencapaian output/outcome
sebagaimana ditetapkan dalam rencana dan perjanjian kinerja tahun 2016; kinerja
dan hasil-hasil yang dicapai sesuai indikator kinerja yang ditetapkan serta hubungan
kinerja dengan sumber daya akan memungkinkan berbagai pihak dapat menilai
kinerja atas semua kegiatan yang dilaksanakan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakarta.
B. Informasi Umum
1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso Surakarta
adalah Unit Pelaksana Teknis bidang Rehabilitasi Sosial Bina Daksa di
lingkungan Kementerian Sosial Republik Indonesia dibawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 55/HUK/2003, BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut bagi penyandang tuna
4
daksa agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat, rujukan nasional,
pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta
koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dengan fungsinya meliputi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan
penyusunan laporan.
b. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, penyelenggaraan asrama
dan pemeliharaan serta penetapan diagnosa sosial, kecacatan serta
perawatan medis.
c. Pelaksanaan bimbingan sosial, mental, keterampilan dan daksa.
d. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
e. Pemberian informasi dan advokasi.
f. Pengkajian dan pengembangan standar pelayanan dan rehabilitasi sosial.
g. Pengelolaan urusan tata usaha.
Pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kaitannya dengan target kinerja
yang akan dicapai BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta secara lebih kongkrit
tertuang dalam Renstra 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahunan yang
didalamnya tertuang visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan target kinerja dan
diukur dengan indikator kinerja berupa output dan outcome beserta target yang
jelas.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dan Tata Kerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakartasesuai Keputusan Menteri Sosial Nomor 55/HUK/2003 tersaji pada
Gambar 1.
5
Struktur Organisasi dan Tata Kerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharsos
Tugas dan fungsi masing-masing sub struktur berdasarkan Keputusan
Menteri Sosial Republik Indoensia Nomor 55/HUK/2003 sebagai berikut:
a. Bagian Tata Usaha
Melaksanakan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan rumah tangga serta kehumasan, dengan fungsinya:
1) Pengelolaan urusan umum,
2) Pengelolaan urusan kepegawaian, dan;
3) Pengelolaan urusan keuangan.
INST BENGKEL PROSTESIS & ORTOSIS
INSTALASI PERAWATAN REVALIDASI
INSTALASI PENAMBAHAN PENGETAHUAN
INSTALASI UNIT PRODUKSI (WORKSHOP)
BAGIAN TATA USAHA
KEPALA BALAI SUB BAG UMUM
SUB BAG
KEPEGAWAIAN
SUB BAG KEUANGAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG REHABILITASI SOSIAL
SEKSI IDENTIFIKASI
SEKSI BIMBINGAN SOSIAL
SEKSI BIMBINGAN
KETERAMPILAN
BIDANG PROGRAM DAN
ADVOKASI
SEKSI PROGRAM
SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI ADVOKASI SOSIAL
BIDANG PENYALURAN DAN BIMBINGAN LANJUT
SEKSI PENYALURAN
SEKSI KERJASAMA
SEKSI BIMBINGAN LANJUT
6
b. Bidang Program dan Advokasi Sosial
Melaksanakan penyusunan rencana dan program, pemberian informasi dan
advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melaksanakan
evaluasi dan penyusunan laporan, dengan fungsinya:
1) Pelaksanaan penyusunan rencana dan program, pengumpulan serta
pengolahan dan penyajian data;
2) Pelaksanaan pemberian informasi dan advokasi;
3) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan
c. Bidang Rehabilitasi Sosial
Melaksanakan rehabilitasi sosial, penetapan diagnosa sosial, diagnosa
kecacatan, pemeliharaan jasmani dan perawatan serta pelaksanaan
bimbingan sosial, keterampilan dan daksa , dengan fungsi:
1) Pelaksanaan registrasi, observasi dan identifikasi persiapan rehabilitasi
sosial;
2) Pelaksanaan bimbingan sosial, mental dan physik;
3) Pelaksanaan bimbingan keterampilan dan kecerdasan.
d. Bidang Penyaluran dan Bimbingan Lanjut
Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan program resosialisasi, penyaluran
dan bimbingan lanjut serta kerjasama, dengan fungsi:
1) Pelaksanaan penyaluran;
2) Pelaksanaan kerjasama;
3) Pelaksanaan bimbingan lanjut.
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Melakukan kegiatan sesuai jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Instalasi:
1) Instalasi Bengkel Protesis dan Ortosis: membuat dan memperbaiki alat
protesis dan ortosis baik untuk keindahan tubuh maupun untuk bekerja
serta melakukan eksperimentasi untuk meningkatkan mutu dan fungsi
protesis dan ortosis.
2) Instalasi Perawatan Revalidasi: melakukan kegiatan pengobatan bagi para
penyandang tuna daksa yang baru keluar dari operasi perawatan ortopedik
dan kegiatan pemeriksaan bagi para penyandang tuna daksa yang
disantuni dalam Balai Besar Pelayanan Rehabilitasi Sosial.
7
3) Instalasi Penambahan Pengetahuan Lanjut: melakukan kegiatan untuk
memberikan pengetahuan dasar serta melengkapi pengetahuan umum
para penyandang tuna daksa agar mencapai suatu tingkat pendidikan dan
pelatihan yang diperlukan bagi pengembangan keterampilan kerja yang
diikutinya.
4) Instalasi Unit Produksi (Workshop): melaksanakan pemantapan
keterampilan penyandang disabilitas daksa.
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai pada tahun anggaran 2016 berjumlah 150 orang dengan uraian
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
1) Pria : 80 orang
2) Perempuan : 70 orang
b. Berdasarkan Profesi
1) Struktural : 16 orang
2) Fungsional
a) Fungsional Pekerja Sosial : 35 orang
b) Fungsional Arsiparis : 3 orang
c) Fungsional Perencana : 1 orang
d) Fungsional Penyuluh Sosial : 1 orang
e) Fungsional Dokter Madya : 1 orang
f) Fungsional Fisioterapis : 4 orang
g) Fungsional Prothesis Pelaksana : 5 orang
h) Fungsional Pranata Komputer : 1 orang
i) Fungsional Umum (JFU) : 83 orang
c. Berdasarkan Pendidikan
1) Sarjana (S2) : 11 orang
2) Sarjana (S1) : 67 orang
3) Sarjana Muda : 16 orang
4) SLTA : 49 orang
5) SLTP : 4 orang
6) SD : 3 orang
8
C. Aspek Strategis dan Permasalahan
Kesadaran masyarakat baik dalam tingkat nasional, regional maupun
global tentang hak-hak penyandang disabilitas yang dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan menempatkan penyandang disabilitas sebagai
pemegang hak atas kesejahteraan sosial. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun
2009, tentang Kesejehteraan Sosial menegaskan hak-hak warga Negara termasuk
penyandang disabilitas untuk memperoleh kesejahteraan sosial. Demikian juga
Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) No A/61/106 mengenai Convention
on the Rights of Persons with Disabilities dan Undang-undang RI Nomor 19 Tahun
2011 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of Persons With Disabilities
(Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) yang memberikan
kewajiban dan tanggung jawab berbagai pihak untuk melindungi dan memenuhi
hak-hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan penghormatan atas integritas
mental dan daksa nya berdasarkan kesamaan dengan orang lain termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam
rangka kemandirian.
Lebih lanjut Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016, tentang Penyandang
Disabilitas menjamin upaya penghormatan, pemajuan, pelindungan, dan
pemenuhan hak penyandang disabilitas; mewujudkan taraf kehidupan
penyandang disabilitas yang lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin,
mandiri, serta bermartabat; melindungi dari penelantaran dan eksploitasi,
pelecehan dan segala tindakan diskriminatif, serta pelanggaran hak asasi
manusia, serta memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk
mengembangkan diri serta mendayagunakan seluruh kemampuan untuk
menikmati, berperan serta berkontribusi secara optimal, aman, leluasa, dan
bermartabat dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Dalam tataran implementasi Kementerian Sosial cq. Direktorat Jenderal
Rehabilitasi Sosial menggulirkan kebijakan yang merubah paradigma pelayanan
dari model pelayanan berbasis institusi (institutional based) ke berbasis
keluarga/komunitas (family/community based) serta RPJMN ke-3 tahun 2015-2019
yang memuat rehabilitasi sosial berbasis keluarga dan komunitas dalam arah
kebijakan dan strategi pembangunan perlindungan sosial yang komprehensif.
Disisi lain, data Susenas tahun 2012 menunjukkan bahwa populasi
penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 6.008.640 orang. Dari populasi ini
9
baru sebanyak 231.725 orang atau 3,85% yang telah terlayani melalui rehabilitasi
sosial. Sementara Data World Bank menyebutkan bahwa 80 persen penyandang
disabilitas di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia mengalami
kerentanan, keterbelakangan dan hidup di bawah garis kemiskinan sehingga
termarjinalisasi secara ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya.
Memperhatikan fakta masih banyaknya penyandang disabilitas daksa yang
membutuhkan perlindungan dalam pemenuhan hak-haknya serta telah
diberlakukannya regulasi melalui peraturan perundang-undangan merupakan
tantangan sekaligus peluang bagi BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk
mengembangkan model pelayanan yang mampu menjangkau populasi lebih
banyak di masyarakat.
Tidak dipungkiri, bahwa model pelayanan dan rehabilitasi sosial di dalam
panti sebagaimana telah dilakukan selama ini baik oleh pemerintah maupun
masyarakat dengan berbagai program bimbingan dan pelatihan belumlah cukup
untuk membantu penyandang disabilitas mencapai kemandirian. Kesempatan dan
aksesibilitas lain baik dalam bentuk daksa maupun non daksa dari lingkungan
sekitarnya merupakan faktor tidak kalah penting dalam membantu penyandang
disabilitas dalam mengembangkan kemampuan untuk kemandiriannya. Data
menunjukkan bahwa sebagian besar penerima pelayanan panti yang mampu
mandiri karena memperoleh dukungan dari keluarga dan lingkungannya.Oleh
karena itu, inisiatif BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakartau ntuk mengembangkan
model pelayanan yang mampu menyentuh langsung lingkungan keluarga dan
masyarakat sekaligus mendorong terwujudnya lingkungan insklusif menjadi
penting sebagai solusi bagi peningkatan kesejahteraan sosial penyandang
disabilitas.
Seiring dengan pergeseran menuju “good governance”, perkembangan
kebutuhan dan kesadaran masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
issue-issue aktual berkaitan dengan pelayanan publik, tantangan BBRSBD Prof.
Dr. Soeharso Surakarta semakin besar. Sebagai penyelenggara pelayanan publik,
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dituntut mampu menjadi pelayan publik
(public servent) yang menyelenggarakan pelayanan secara profesional,
transparan dan akuntabel. Salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas ini
diwujudkan melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKj) secara periodik, sehingga
masyarakat mengetahui dan dapat menilai berbagai aktivitas pelayanan yang
dilakukan oleh BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2016
Tujuan umum penyelenggaraan rehabilitasi sosial di BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta adalah terwujudnya kualitas dan profesionalisme pelayanan
dalam rangka meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas daksa. Tujuan
tersebut diwujudkan melalui tujuan khusus:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan penyandang disabilitas daksa.
3. Meningkatnya kapasitas SDM petugas pelayanan dan rehabilitasi sosial.
4. Meningkatnyadukungan manajemen penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
Berdasarkan dokumen Perencanaan Stratjik (Renstra) BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta tahun 2015-2019, sasaran strategis yang akan dicapai dalam
kurun waktu lima tahun adalah:
1. Terselenggaranya rehabilitasi sosial di dalam balai/panti sesuai Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pelayanan baik dalam proses maupun
hasilnya.
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas daksa.
3. Meningkatnya kapasitas SDM penyelengggara pelayanan dan rehabiltasi sosial
bagi penyandang disabilitas daksa.
4. Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik yang bermutu, transparan dan
akuntabel.
5. Meningkatnya sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa.
11
B. Rencana dan Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis jangka menengah
lima tahun sebagaimana dikemukakan, BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
menetapkan rencana kinerja tahunan (Renja/RKT). Selanjutnya rencana kinerja
dituangkan dalam perjanjian kinerja yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada Kepala BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja
sesuai tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Pada tahun anggaran 2016, perencanaan kinerja yang dikuatkan melalui
perjanjian kinerja tersaji pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Ihktisar Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta Tahun 2016
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Terselenggaranya rehabilitasi sosial
di dalam balai/ panti sesuai Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria
pelayanan baik dalam proses
maupun hasilnya
Penyandang disabilitas tubuh
yang memperoleh rehabilitasi dan
perlindungan kesejahteraan sosial
di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakarta
155 orang
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan
dan rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas daksa
Penyandang disabilitas tubuh
yang memperoleh rehabilitasi dan
perlindungan kesejahteraan sosial
403 orang
3. Meningkatnya kapasitas SDM
penyelengggara pelayanan dan
rehabiltasi sosial bagi penyandang
disabilitas daksa
SDM yang mendapatkan
bimbingan teknis bidang
Rehabilitasi dan Perlindungan
Sosial penyandang disabilitas
46 orang
4. Meningkatnya kualitas manajemen
dan dukungan teknis
penyelenggaraan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas fisik yang
bermutu, transparan dan akuntabel
- Laporan keuangan/ kinerja
monitoring/ evaluasi/ publikasi
serta pelaksanaan rehabilitasi
dan perlindungan sosial bagi
penyandang disabilitas
21 Laporan
- Dokumen perencanaan/
program/ anggaran/ data dan
informasi/ kebijakan bidang
rehabilitasi dan perlindungan
sosial bagi penyandang
disabilitas.
1 Dokumen
- Layanan perkantoran 12 Bulan
12
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
5 Meningkatnya sarana dan
prasarana untuk mendukung
penyelenggaraan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas daksa
Gedung/ Bangunan
(Penambahan Daya Listrik
Gedung Bangunan)
1 paket
Jumlah Anggaran Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr.
Soeharso Surakarta dalam rangka penyelenggaraan program rehabilitasi sosial
tahun 2016 sebesar Rp.25.765.855.000,-.
13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Kepmenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah menegaskan bahwa salah satu fondasi utama dalam menerapkan
manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya
peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan
melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk
mempermudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.Oleh karena itu,
pengukuran indikator kinerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta didasarkan
pada indikator keluaran (output) dan indikator hasil (outcome).
Kinerja yang ditetapkan oleh BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
sebagaimana dituangkan dalam perencanaan dan perjanjian kinerja memuat lima
sasaran strategis dengan tujuh jenis output kegiatan dan sebagai tolok ukur
pengukuran kinerja menggunakan indikator output dan outcome.
Berdasarkan indikator output kegiatan, capaian kinerja BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta per output kegiatan seluruhnya tercapai sebagaimana
direncanakan. Secara lebih lengkap, capaian kinerja berdasarkan indikator output
tersaji pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2
Capaian Kinerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Berdasarkan Indikator Output
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Terselenggaranya rehabilitasi sosial di dalam balai/ panti sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria pelayanan baik dalam proses maupun hasilnya
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
155 orang 155 orang 100
Meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial
403 orang 554 orang 137,47
14
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya kapasitas SDM penyelengggara pelayanan dan rehabiltasi sosial bagi penyandang disabilitas daksa
SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial penyandang disabilitas
46 orang 46 orang 100
Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik yang bermutu, transparan dan akuntabel
- Laporan keuangan/ kinerja/ monitoring/ evaluasi/publikasi serta pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas
21 Laporan 21 Laporan 100
- Dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ data dan informasi/kebijakan bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.
1Dokumen 1 Dokumen 100
- Layanan perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100
Meningkatnya sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa
Gedung/ Bangunan (penambahan Daya Listrik Gedung Bangunan)
1 paket 1 paket 100
Berdasarkan capaian kinerja dengan indikator output sebagaimana
disajikan pada Tabel 2 terlihat bahwa seluruh target kinerja BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta Tahun 2016 tercapai. Bahkan pada sasaran dua,
meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
daksa melalui kegiatan layanan penjangkauan tercapai melebihi target sebesar
137,47%. Secara lebih detil, gambaran tentang penilaian kinerja setiap sasaran
berdasarkan indikator output dan outcome dijelaskan sebagai berikut:
15
2. Sasaran 1: Terselenggaranya Rehabilitasi Sosial Di Dalam Balai/ Panti
Sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pelayanan Baik Dalam
Proses Maupun Hasilnya
Sasaran terselenggaranya rehabilitasi sosial di dalam balai/panti sesuai
norma, standar, prosedur dan kriteria pelayanan baik dalam proses maupun
hasilnya merupakan manifestasidari komitmen BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
untuk menyelenggarakan pelayanan berkualitas sebagaimana yang dijanjikan
dalam visi, misi, janji/maklumat dan moto pelayanan. Sasaran ini dicapai melalui
kegiatan rehabilitasi sosial di dalam panti/balai.
Sesuai rencana dan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan, pelayanan
dalam panti dengan indikator keluaran (output) penyandang disabilitas tubuh
yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta ditargetkan sebanyak 155 orang dengan
masa rehabilitasi satu tahun. Sampai dengan akhir tahun 2016, jumlah
penyandang disabilitas yang berhasil dilayani sebanyak 152 orang, sehingga
capaian kinerja berdasarkan indikator output untuk sasaran pertama tercapai
98,06%. Secara lebih ringkas, capaian kinerja berdasarkan indikator output
tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3
Capaian Kinerja Kegiatan Pelayanan Dalam Balai/Panti
Berdasarkan Indikator Output
Tahun 2016
Sasaran/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rehabilitasi sosial di dalam balai/ panti sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria pelayanan
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
155 orang 155 orang 100
Tabel 3 memperlihatkan capaian kinerja berdasarkan indikator output
untuk kegiatan pelayanan di dalam balai. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
dari target pelayanan sebanyak 155 orang tercapai 152 orang, sehingga tingkat
capaian kinerja 98,06%. Namun demikian, walaupun secara output target
pelayanan didalam balai tercapai optimal (100%), tetapi dalam proses
rehabilitasi sosial terjadi perubahan atau fluktuasi jumlah penerima manfaat
akibat adanya anak ijin lama, meninggal, pelanggaran terhadap aturan dan
16
dihentikan pelayanannya, dan lain-lain. Selanjutnya anggaran dialihkan
(dioptimlaisasi) untuk memberikan pelayanan dengan model lain dengan jumlah
lebih banyak
Capaian kinerja tahun 2016 ini tidak berbeda dari capaian kinerja tahun-
tahun sebelumnya. Sesuai kapasitas yang ditetapkan, pelayanan di dalam balai
dibatasi pada jumlah 155 orang, Setiap tahun target tersebut tercapai sesuai
yang ditetapkan. Namun demikian walaupun berdasarkan indikator output pada
tahun 2016 tercapai 100%, tetapi berdasarkan indikator outcome hanya
tercapai 92,90%. Keberhasilan program rehabilitasi sosial bagi penyandang
disabilitas daksa tidak semata diukur dari orang yang berhasil dilayani.
Manifestasi dari keberhasilan program rehabilitasi justru akan lebih nyata
dikukur dari tingkat kemandirianpenyandang disabilitas daksa setelah selesai
mengikuti rehabilitasi sosial. Kemandirian dimaksud mencakup kemandirian
mental, sosial dan ekonomi.
Berdasarkan indikator outcome, dari jumlah 155 penyandang disabilitas
daksa yang dilayani, hanya 144 orang (92,90%) yang meningkat
kemandirianya. Peningkatan kemandirian ini ditandai dengan mereka dapat
mengikuti proses rehabilitasi sampai tuntas dan dapat bekerja atau merintis
usaha secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya setelah
mereka selesai rehabiltasi sosial. Secara lebih ringkas, capaian kinerja
berdasarkan indikator outcome tersaji pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4
Capaian Kinerja Kegiatan Pelayanan Dalam Balai/Panti
Berdasarkan Indikator Outcome
Tahun 2016
Sasaran/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
Rehabilitasi sosial di dalam balai/ panti sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria pelayanan
Penyandang disabilitas tubuh yang meningkat kemandirianya
155 orang 144 orang 92,90
Tabel 4 menggambarkan capaian target berdasarkan indikator outcome.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa kinerja pelayanan dalam panti/balai tercapai
92,90%. Dari 144 orang ini, mereka dapat bekerja di lapangan kerja terbuka dan
atau mereka mampu merintis usaha secara mandiri di lingkungan
17
keluarga/masyarakat. Lebih rinci, penyandang disabilitas yang meningkat
kemandiriannya tersaji pada tabel 5.
Tabel 5
Keadaan Penerima Manfaat
Yang Telah Selesai Mengikuti Program Rehabilitasi Sosial
Tahun 2016
No Out Come Jumlah %
1 Bekerja di lapangan kerja terbuka (open employment): perusahaan, industri rumah tangga, jasa, dll
26 18,06
2 Usaha mandiri (self employment) 118 81,94
Jumlah 144 100,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 144 penyandang disabilitas yang
telah selesai mengikuti rehabilitasi sosial meningkat kemandirianya yang
ditandai dengan mereka dapat bekerja di lapangan kerja terbuka (18,06%) dan
usaha secara mandiri di lingkungan keluarga/masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya (81,94%).
Capaian target outcome pada tahun 2016 mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Pada tahun2015, target outcome sasaran satu mencapai
96,77%. Dari 155 orang target penerima manfaat, sebanyak 150 orang
mencapai ketuntasan dan meningkat kemandiriannya. Perbandingan capaian
kinerja berdasarkan outcome secara lebih jelas disajikan pada Gambar 2
berikut:
Gambar 2. Perbandingan Capaian Ouutcom Tahun 2015 dan Tahun 2016
0
50
100
150
Bekerja di lapangan kerjaterbuka
Usaha mandiri
24
126
26
118
Perbandingan Capaian Outcome2015-2016
2015
2016
18
Secara umum capaian target outcome tahun 2016 menurun
dibandingkan dengan capaian target outcome tahun 2015 dengan penurunan
3,87%. Penurunan ini terjadi pada tingkat kemandirian berdasarkan aspek
ekonomi dengan indikator mampu bekerja/usaha mandiri disebabkan beberapa
penerima manfaat tidak tuntasan dalam mengikuti rehabilitasi sosial akibat
meninggal dunia, dikembalikan ke keluarga karena pelanggaran tata tertib dll.
Namun demikian, untuk penerima manfaat yang dapat bekerja di lapangan kerja
terbuka mengalami peningkatan 4,00% dari 24 orang menjadi 26 orang. Hal ini
meningindikasikan bahwa lulusan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso semakin
kompetitif dalam menghasillkan SDM yang terampil purna rehabilitasi sosial.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa target pelayanan di
dalam panti/balai sebanyak 155 orang tetapi hanya 144 orang yang meningkat
kemandirianya. Ketidak capaian kinerja berdasarkan indikator outcome ini
disebabkan:
a. Terdapat penerima manfaat yang tidak melanjutkan proses rehabilitasi sosial
sampai tuntas disebabkan meninggal dunia, keluar dengan permintaan
sendiri, sakit, pelanggaran tata tertib dan sebab lainya.
b. Penerimaan penerima manfaat menggunakan model On-Of, tidak serentak.
Penerima manfaat yang berhenti sebelum masa berakhir akan digantikan
oleh penyandang disabilitas lain yang telah mendaftar. Namun disebabkan
kurangnya pendaftar, tidak seluruh kekosongan yang ada terisi, ada empat
bulan yang jumlah penerima manfaatnya tidak mencapai 155 orang.
Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pendaftar di BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta, antara lain:
a. Kurangnya publikasi lembaga yang menyebabkan banyak anggota
masyarakat tidak mengetahui keberadaan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakarta sebagai lembaga rehabilitasi sosial serta rujukan nasional.
b. Semakin banyaknya lembaga pelayanan sosial di daerah seperti SLB,
yayasan dan lain-lain yang lebih dekat dengan lokasi serta aktif
mengembangkan program pelayanannya.
c. Masih banyak orang tua/masyarakat yang kurang menyadari hak-hak
penyandang disabilitas daksa untuk mengembangkan diri dalam rangka
19
kemandirianya, sehingga enggan untuk mengikutsertakan anaknya dalam
program rehabilitasi sosial.
d. BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah mengembangkan model
pelayanan di luar balai (RSBK dan RSBM), sehingga semakin banyak
penyandang disabilitas daksa yang memilih untuk mengiikuti rehabilitasi
sosial di luar balai.
Dalam rangka mengatasi permasalahan sebagaimana disebutkan,
langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakarta dimasa akan datang adalah:
a. Meningkatkan publikasi lembaga melalui berbagai media televisi, website,
penyuluhan sosial, radio dan sebagainya untuk menyebarluaskan informasi
agar BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta lebih dikenal masyarakat.
b. Mengembangkan program rujukan serta penjalinan kerjasama dengan
instansi terkait dan lembaga-lembaga pelayanan untuk penyandang
disabilitas daksa lain, sehingga saling melengkapi dalam pelayanan.
c. Melakukan perubahan dan pengembangan model pendakatan awal yang
lebih efektif dan efisien.
2. Sasaran 2: Meningkatnya Jangkauan Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Daksa
Sasaran meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas daksa dicapai melalui model pelayanan penjangkauan
baik yang dilakukan di dalam maupun di luar panti/balai. Pada tahun 2016,
model pelayanan penjangkauan dilaksanakan melalui enam model yaitu:
a. Daycare, dalam bentuk layanan harian. Penerima manfaat pelayanan tidak
menetap di asrama (pagi datang, sore kembali ke lingkungan keluarga).
b. Layanan kedaruratan, berupa pelayanan untuk membantu penyandang
disabilitas daksa dalam situasi darurat karena bencana (alam dan sosial),
korban kekerasan seksual, eksploitasi dan sebagainya.
c. Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RSBM), berupa pelayanan yang
melibatkan parsisipasi aktif masyarakat sebagai pengupaya, penilai dan
pemelihara capaian-capaian rehabilitasi sosial.
20
d. Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (RSBK), berupa pelayanan di dalam
keluarga yang bertujuan meningkatkan kemampuan keluarga sebagai
pendamping, instruktur, terapis bagi anaknya yang menyandang disabilitas
daksa.
e. Rehabilitasi Sosial Keliling (RSK), yang dilaksanakan secara mobile dan
terintegrasi dengan berbagai pelayanan yang dilaksanakan bersama-sama
instansi lain sesuai tugas dan fungsinya.
f. Re-training eks penerima manfaat untuk pemantapan keterampilan dan
ekonomi produktif untuk menyiapkan penyandang disabilitas daksa agar
memiliki kesiapan bekerja/ wirausaha.
Pada tahun 2016, target penerima manfaat dari layanan penjangkauan
sebanyak 403 orang. Secara kuantitas, target ini tercapai jauh melampaui dari
target yang ditetapkan dalam rencana dan perjanjian kinerja. Dari target 403
orang tercapai 554 orang. Secara lebih ringkas, capaian kinerja pada kegiatan
layanan penjangkauan tersaji pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6
Capaian Kinerja Kegiatan Pelayanan Penjangkauan
Berdasarkan Indikator Output
Tahun 2016
Sasaran/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial
403 orang 554 orang 137,47
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa berdasarkan indikator output untuk
kegiatan penjangkauan, pencapaian target melebihi yang ditetapkan, yaitu
realisasi 554 orang dari target 403 orang, sehingga tingkat capaian kinerja
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso untuk sasaran dua mencapai 137,47%.
Keberhasilan capaian output melebihi target disebabkan adanya
efisiensi anggaran dan optimalisasi dari dana-dana yang tidak terserap untuk
dilakokasikan pada peningkatan capaian target pada model layanan
penjangkauan. Tabel 7 berikut menggambarkan target awal dan realisasinya
setelah dilakukan optimalisasi dan efisiensi anggaran.
21
Tabel 7
Capaian Kinerja Kegiatan Pelayanan Penjangkauan
Berdasarkan Indikator Output Tiap Model Layanan
Tahun 2016
No Kegiatan Target Realisasi %
1 Daycare 20 20 100
2 Pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (PRSBM)
200 200 100
3 Pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (PRSBK)
60 60 100
4 Tim Reaksi Cepat (TRC) 30 115 383
5 Rehabilitasi Sosial Keliling (RSK) 71 137 193
6 Pemantapan Keterampilan 10 10 100
7 Pemantapan Retraining 12 12 100
Jumlah 403 554 137,47
Capaian output melebihi target terjadi pada model layanan kedaruratan
(TRC) dan Rehabilitasi Sosial Keliling (RSK). TRC dan RSK merupakan model
pelayanan yang fleksibel. Jumlah penerima manfaat dari pelayanan model ini
akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dengan adanya sisa dana pada
kegiatan lain yang telah tercapai sasarannya, maka dalam rangka memberikan
pelayanan lebih banyak kepada masyarakat yang membutuhkan, dilakukan
optimalisasi dengan mengalihkan dana yang ada untuk menambah jumlah
penerima manfaat di masyarakat.
Berbeda dengan pelayanan reguler di dalam balai, biaya untuk
pelayanan model TRC dan RSK juga fleksibel sesuai kondisi penerima manfaat.
Jika penerima manfaat hanya membutuhkan konseling, maka mereka diberikan
konseling. Jika hanya membutuhkan rujukan, maka pelayanan yang diberikan
juga berbentuk rujukan. Karenanya, walaupun target tercapai jauh lebih tinggi
dari target yang ditetapkan, tetapi biaya pelayanan tidak melambung seiring
dengan peningkatan jumlah target.
Dibandingkan dengan tahun 2015, capaian target tahun 2016 secara
umum mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada capaian
target model pelayanan TRC dan RSK. Secara lebih jelas, perbandingan
capaian target tahun 2015 dan tahun 2016 tersaji pada Gambar 3.
22
Gambar 3. Perbandingan capaian output tahun 2015-2016
Faktor pendukung yang mendorong pencapaian kinerja melebihi target
yang ditetapkan adalah:
a. TKSK, Masyarakat dan Dinas terkait aktif memberikan informasi tentang
populasi penyandang disabilitas serta adanya penambahan penyandang
disabilitas yang datang ke unit pelayanan pada saat dilaksanakan kegiatan.
b. Pada kegiatan RSK merupakan hasil koordinasi BBRSBD dengan kegiatan
UPSK Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan DIY,
hasil kegiatan RSK ini ada beberapa calon penerima manfaat yang
direkomendasikan ke BBRSBD.
c. Adanya efisiensi anggaran pada beberapa kegiatan pendukung, sehingga
dapat dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Berbeda dengan indikator output yang tercapai melebihi target yang
ditetapkan, pada indikator outcome yang dihitung berdasarkan persentasi dari
jumlah target output yang tercapai menunjukkan bahwa capaian kinerja hanya
89,7%. Dari 554 penerima manfaat yang berhasil dilayani, hanya sebanyak 497
orang yang mengalami peningkatan kemandirian. Pada semua model layanan
sebagian besar meningkat kemandiriannya sesuai tujuan pelayanannya. Pada
model Daycare, RSBK, RBM semua penerima manfaat menunjukkan
kemandirian dalam aspek sosial dan ekonomi yang dibuktikan mereka mampu
melakukan ADL secara mandiri dan dapat melakukan kerja/ usaha di
20
200
60
91 87
2012
20
200
60
115
137
10 12
0
50
100
150
200
250
Daycare PRSBM PRSBK TRC RSK Pemantapan Retraining
Perbandingan Realisasi Target OutputTahun 2015-2016
2015
2016
23
lingkungan keluarga. Sementara pada model layanan kedaruratan (TRC)
dengan kegiatan pokoknya layanan konsultasi dan bantuan alat bantu
kedisabilitasan, 89% atau 102 orang mampu melakukan mobilitas sendiri dan
atau dengan sedikit bantuan dan sisanya (13 orang) tidak mengalami
perubahan. Tingkat capaian outcome terendah adalah pada model layanan
RSK. Model ini diberikan dalam bentuk layanan konsultasi/konseling dan
rujukan. Dari 137 orang yang diberikan konsultasi dan rujukan, hanya 69,34%
atau 95 orang yang menampakkan perubahan atau menindaklanjuti rujukan.
Sementara 42 orang (30,66%) tidak menindaklanjuti rujukan yang diberikan.
3. Sasaran 3: Meningkatnya Kapasitas SDM Penyelengggara Pelayanan Dan
Rehabiltasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Daksa
Indikator meningkatnya Kapasitas SDM Penyelengggara Pelayanan dan
Rehabiltasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Daksa digunakan untuk menilai
keberhasilan kegiatan bimbingan teknis kader pendamping layanan PRSBK dan
PRSBM. Berdasarkan indikator output, yaitu jumlah SDM yang mendapatkan
bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial penyandang
disabilitas, capaian target 100%. Dari target 46 orang, terelisasi 46 orang.
Secara lebih rinci, capaian target output tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8
Capaian Kinerja Peningkatan SDM
Berdasarkan Indikator Output
Tahun 2016
Sasaran/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya kapasitas SDM penyelengggara pelayanan dan rehabiltasi sosial bagi penyandang disabilitas daksa
SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan kecacatan
46 orang 46 orang 100
Tabel 8 menunjukkan bahwa untuk kegiatan peningkatan SDM dari target
46 orang terealisasi 46 orang, sehingga berdasarkan indikator output, kinerja
kegiatan peningkatan SDM tercapai 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan teknis pendampingan kader PRSBK dan PRSBM, dilakukan pre test
dan post test. Berdasarkan hasil pre test dan post test ini, seluruh peserta
24
mengalami peningkatan nilai sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan teknis,
sehingga berdasarkan indikator outcome meningkatnya kapasitas SDM
penyelengggara pelayanan dan rehabiltasi sosial bagi penyandang disabilitas
daksa, maka kinerja untuk kegiatan ini tercapai 100%.
Kader-kader yang mengikuti bimbingan teknis pembekalan kegiatan
PRSBM, PRSBK merupakan kader-kader yang dikirim dari dinas sosial atau
kader-kader dari lokasi kegiatan penjangkauan. Rata-rata mereka sudah sudah
mengenal calon-calon penerima manfaat yang akan diberi pelayanan sosial
dalam kegiatan penjangkauan. Tugas kader pendamping meliputi mendampingi
keluarga, sebagai fasilitator kegiatan, membantu penerima manfaat
memperoleh keterampilan pemasaran, mendampingi dan fasilitasi kerjasama
antara penerima manfaat dengan berbagai pihak yang sekiranya mampu
membantu pemasaran prdoduk penerima manfaat dan sebagainya.
4. Sasaran 4: Meningkatnya Kualitas Manajemen Dan Dukungan Teknis
Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Yang
Bermutu, Transparan Dan Akuntabel
Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik merupakan kegiatan manajerial
untuk mendukung pelaksanaan pelayanan BBRSBD Prof.Dr. Soeharso
Surakarta. Kegiatannya mencakup kegiatan pendukung pelayanan dalam panti
yang tidak termasuk dalam Standar Biaya Keluaran (SBK), keuangan,
kepegawaian, perencanaan, pengeloaan barang, publikasi, layanan
perkantoran dan kegiatan pendukung lainnya.
Berdasarkan Renja tahun 2016, target kegiatan dukungan manajemen
dan dukungan teknis mencakup kegiatan keuangan/ kinerja monitoring/
evaluasi/ publikasi serta pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi
penyandang disabilitas berjumlah 21 laporan, dokumen perencanaan/ program/
anggaran sebanyak 1 dokumen dan layanan perkantoran 12 bulan layanan.
Dari target yang ditetapkan, seluruhnya tercapai, sehingga berdasarkan
indikator output, tingkat kinerja kegiatan ini tercapai 100%.
Begitu pula berdasarkan indikator outcome yaitu manajemen dan
dukungan teknis penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
fisik yang bermutu, transparan dan akuntabel juga tercapai 100%. Seluruh
25
kegiatan dan anggaran dilaksanakan secara transparan, masyarakat dapat
mengakses informasi serta seluruh kegiatan dan hasil-hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan baik kepada instansi yang berwenang maupun
tanggung jawab ke publik. Secara lebih rinci, capaian kinerja dukungan
manajemen tersaji pada Tabel 9
Tabel 9
Capaian Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen
Tahun 2016
Sasaran/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik yang bermutu, transparan dan akuntabel
- Laporan keuangan/ kinerja monitoring/ evaluasi/ publikasi serta pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas
21 Laporan 21 Laporan 100
- Dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ data dan informasi/kebijakan bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.
1Dokumen 1Dokumen 100
- Layanan perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100
Berikut adalah kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik serta outputnya
yang dilaksanakan pada tahun 2016:
a. Keuangan/ kinerja monitoring/ evaluasi/ publikasi serta pelaksanaan
rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas (21
laporan)::
1) Kegiatan pendukung pelayanan dalam panti (1 laporan);
2) Pelaksanaan kegiatan luar panti (1 laporan);;
3) System akuntansi keuangan(2 laporan);
4) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (1 laporan);
5) Pengelolaan Barang Milik Negara (1 laporan);
6) Pengadaan Barang dan Jasa (1 laporan);;
7) Monitoring, evaluasi dan penyusuan laporan (6 laporan);
26
8) Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (1 laporan);
9) Sosialisasi Program Rehabilitasi Sosial (1 laporan);
10) Publikasi (1 laporan);
11) Koordinasi dengan Instansi Terkait (1 laporan);
12) Pembinaan Pegawai (2 laporan);
13) Layanan Perpustakaan (1 laporan);
b. Dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ data dan informasi/kebijakan
bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas ( 1
dokumen), yaitu dokumen perencanaan dan anggaran terdiri dari Renja,
RKAKL, TOR, POK dan DIPA.
c. Layanan perkantoran(12 bulan layanan), terdiri dari:
1) Pembayaran gaji dan tunjangan (12 bulan layanan)
2) Penyelenggaraan operasional pemeliharaan perkantoran (12 bulan
layanan), meliputi peningkatan daya tahan tubuh pns, pengadaantoga/
pakaiankerja sopir/ pesuruh/ dokter/satpam/ tenaga teknis lainnya,
perawatan gedung kantor, pemeliharaan peralatan kantor, perawatan
kendaraan roda 4 dan 6, perawatan kendaraan roda 2. perawatan
sarana gedung, langganan daya dan jasa, jasa pos dan giro,
operasional perkantoran pimpinan dan pemeliharaan jaringan gedung
kantor.
5. Sasaran 5: Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Untuk Mendukung
Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Daksa
Pada tahun 2016, BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta memperoleh
alokasi dana untuk peningkatan sarana dan prasarana berupa penambahan
daya listrik pada komplek Mess di Tawangmangu. Target ini tercapai 100%
yang direalisasikan dengan memindahkan tiang listrik yang berada di depan
pintu masuk ruang makan serta menambah daya listrik yang tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh gedung.
27
B. Realisasi Anggaran
Dalam rangka penyelenggaraan program rehabilitasi sosial, kegiatan
rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas, pagu anggaran BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta tahun2016 sebanyak Rp. 25.765.855.000. Dari pagu
anggaran tersebut, realisasi keuangan mencapai Rp. 25.208.575.729 atau
97,84%. Tabel 10 berikut adalah gambaran rinci pagu dan realisasi anggaran per
output kegiatan tahun 2016.
Tabel 10 Realisasi Anggaran
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta Tahun Anggaran 2016
Sasaran Strategis Pagu Realisasi %
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh
rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
2.683.521.000. 2.678.474.972. 99,81
Rehabilitasi dan perlindungan Sosial Orang dengan
kecacatan tubuh dan bekas penderita penyakit
kronis,cacat rungu wicara,ccat netra,cacat
mental,cacat fisik dan mental
1.412.965.000. 1.404.458.690. 99,4
SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang
Rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan
kecacatan
59,865,000. 59.647.000 99,64
Laporan keuangan/ kinerja/ Monitoring/
Evaluasi/Publikasi sertapelaksanaan rehabilitasi dan
perlindungan sosial bagi orang dengan kecacatan
1.616.232.000 1.598.946.085 98,93
Dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ Data dan
informasi /kebijakan bidang rehabilitasi dan
perlindungan sosial orang dengan kecacatan
17.703.000 16.989.500 95,97
Layanan perkantoran. 19.893.069.000 19.367.604.982 97,36
Gedung/ bangunan 82.500.000 82.454.500 99,94
JUMLAH 25.765.855.000 25.208.575.729 97,84
Secara umum anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas daksa dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Hal ini terlihat dari realisasi keuangan baik
secara keseluruhan maupun per output yang cukup tingggi.
Berdasarkan persentasi realisasi, sisa anggaran terbanyak adalah pada
penyusunan dokumen perencanaan yang hanya terealisasi 95,97. Sisa anggaran
28
dari kegiatan sebesar Rp. 713.500 berasal dari perjalanan dinas untuk penyusunan
rencana kerja dan anggaran. Sesuai ketentuan, perjalanan dinas pada dasarnya
dibayarkan secara atcost. Karena itu dimungkinkan terjadi selisih antara
perencanaan dengan pengeluaran riil khususnya dari harga tiket pesawat atau tarif
penginapan.
Berdasarkan besaran anggaran, sisa terbanyak berasal dari belanja gaji dan
tunjangan pegawai. Dari kegiatan ini, sisa anggaran mencapai Rp. 525.464.018.
Sisa ini disebabkan oleh selisih pembayaran uang makan PNS sesuai kehadiran
pegawai serta sisa dari tunjangan kinerja yang dibayarkan sesuai kedisiplinan
pegawai dalam mentaati waktu kerja.
29
BAB IV
PENUTUP
Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan tantangan bagi BBRSBD Prof.
Dr. Soeharso Surakarta untuk mengintegrasikan sistem AKIP dengan sistem
perencanaan, perbendaharaan, akuntansi pemerintah dan sistem pelaporan dengan
harapan adanya keselarasan antara norma perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban.
Komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
yang diamanatkan serta dalam rangka mengimplementasikan reformasi birokrasi
mendorong BBRSBD Prof. Dr. Soeharso menyusun Laporan Kinerja yang tidak
semata berisikan laporan keuangan, melainkan lebih luas mencakup akuntabilitas
kinerja.
Laporan Kinerja tahun 2016 ini menyajikan keberhasilan dan kekurangan
pencapaian kerja BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dalam menjalankan tugas dan
fungsi melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa. Walaupun
disadari bahwa laporan akuntabilitas ini belum sempurna dalam menyajikan laporan
sebagaimana prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun
setidaknya berbagai pihak berkepentingan dan masyarakat dapat memperoleh
gambaran tentang hasil rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta ditahun 2016.
30
31
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA DAKSA “Prof.Dr. SOEHARSO” SURAKARTA
Jalan Tentara Pelajar, Jebres, Surakarta Telp/Fax. 0271 647626
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dra. C Clara E S, MM
Jabatan : Kepala BBRSBD Prof.Dr.Soeharso Surakarta
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Drs. Samsudi, MM
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial R.I
Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Surakarta, 2 Januari 2016
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
TTD TTD
Drs. Samsudi, MM Dra. C Clara E S, MM NIP. 195512251983031001 NIP. 195709141983032002
32
Lampiran
PERJANJIAN KINERJA
KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN SOSIAL R.I
SATKER : BBRSBD PROF.DR.SOEHARSO SURAKARTA
TAHUN ANGGARAN : 2016
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Terselenggaranya rehabilitasi sosial di dalam balai/ panti sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria pelayanan baik dalam proses maupun hasilnya
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
155 orang
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa
Penyandang disabilitas tubuh yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial
403 orang
3. Meningkatnya kapasitas SDM penyelengggara pelayanan dan rehabiltasi sosial bagi penyandang disabilitas daksa
SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial penyandang disabilitas
46 orang
4. Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik yang bermutu, transparan dan akuntabel
- Laporan keuangan/ kinerja monitoring/ evaluasi/ publikasi serta pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas
21 Laporan
- Dokumen perencanaan/ program/ anggaran/ data dan informasi/ kebijakan bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.
1 Dokumen
- Layanan perkantoran 12 Bulan
5 Meningkatnya sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa
Gedung/ Bangunan (Penambahan Daya Listrik Gedung Bangunan)
1 paket
Surakarta, 2 Januari 2016
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
TTD TTD
Drs. Samsudi, MM Dra. C Clara E S, MM NIP. 195512251983031001 NIP. 195709141983032002
33
PHOTO KEGIATAN KINERJA TAHUN 2016
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Kegiatan Kewirausahaan Kelas B
Kegiatan Monev Luar Panti Kegiatan Rekruitmen dan IKM
Kegiatan Monev Luar Panti Kegiatan Kerjasama dan IKM
49
Top Related