Download - bahaya kebisingan

Transcript
  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    1/19

    KEBISINGAN

    A. Defenisi KebisinganBising Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat

    menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif [ peningkatan ambang pendengaran ]

    maupun secara kwalitatif [ penyempitan spektrum pendengaran ], berkaitan dengan

    faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.

    Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang

    merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau

    yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik

    Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)".

    Jadi dapat disimpulkan bahwakebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak

    dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan

    ketulian.

    Gangguan Pendengaran

    Adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam

    melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.

    Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan

    menggunakan parameter percakapan sehari-hari sebagai berikut:

    Gradasi Parameter

    Normal : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m)

    Sedang : Kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak >1,5 m

    Menengah : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >1,5 mBerat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak >1,5 m

    Sangat berat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    2/19

    Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut:

    Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal

    Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, disebut tuli ringan

    Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, disebut tuli sedang

    Jika peningkatan ambang dengar antara 61 - 90 dB, disebut tuli berat

    Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 disebut tuli sangat berat

    Anatomi Telinga dan Mekanisme Mendengar

    Telinga terdir dari 3 bagian utama yaitu:

    1. Telinga bagian luarTerdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh

    membran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung

    gelombang suara dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi

    frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu juga pula

    sebaliknya.

    2. Telinga bagian tengahTerdiri atas osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran yang halus) Martil-

    landasan-Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan

    meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval

    window ini terdapat pada ujung dari cochlea.

    3. Telinga bagian dalamYang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea mengandung

    cairan, di dalamnya terdapat membrane basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel

    rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan

    diteruskan oleh cairan dalam cochlea, mengantarkan membrane basiler. Getaran ini

    merupakan impuls bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf

    pendengar(nervus cochlearis).

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    3/19

    Mengukur Tingkat Kebisingan

    Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound Level

    meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer. Untuk

    menilai tingkat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter karena pekerja

    umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia bekerja. Nilai ambang

    batas [ NAB ] intensitas bising adalah 85 dB dan waktu bekerja maksimum adalah 8

    jam per hari.

    Sound Level Meteradalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila

    ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang

    dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk.

    Audiometeradalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogram

    adalah chart hasil pemeriksaan audiometri. Nilai ambang pendengaran adalah suara

    yang paling lemah yang masih dapt didengar telinga.

    Nilai Ambang Batas Kebisingan

    Adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila

    bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.

    Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01 /MEN/ 1978,

    Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan

    merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan

    hilangnya daya dengar yang tetap untuk wwaktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam

    sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut:

    82 dB : 16 jam per hari

    85 dB : 8 jam per hari

    88 dB : 4 jam per hari

    91 dB : 2 jam per hari

    97 dB : 1 jam per hari

    100 dB : jam per hari

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    4/19

    B. Jenis KebisinganBerdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:

    1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetapdalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya

    mesin, kipas angina, dapur pijar.

    2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatiftetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada prekuensi 500,

    1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.

    3. Bising terputus-putus (Intermitten). Bising di sini tidak terjadi secara terus menerus,melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di

    lapangan terbang.

    4. Bising Implusif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dBdalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya

    tembakan, suara ledakan mercon, meriam.

    5. Bising Implusif berulang. Sama dengan bising implusif, hanya saja disini terjadisecara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.

    Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia , bising dapat dibagi atas:1. Bising yang mengganggu (Irritating noise).Intetitas tidak terlalu keras. Misalnya

    mendengkur.

    2. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupipendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan

    kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda

    bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.

    3. Bising yang merusak (damaging / injurious noise). Adalah bunyi yangintesitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan

    fungsi pendengaran.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    5/19

    C. Pengaruh Bising Terhadap Tenaga KerjaBising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan

    fisiologis, gangguan psikologis,gangguan komunikasi dan ketulian,atau ada yang

    menggolongkan gangguannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan terhadap

    pendengaran dan gangguan non auditory seperti komunikasi terganggu, ancaman

    bahaya keselamatan, menurunnya performance kerja, kelelahan dan stress.

    Lebih rinci lagi, maka dapatlah digambarkan dampak bising terhadap ksehatan pekerja

    sebagai berikut:

    1. Gangguan FisiologisGangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal

    metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat

    menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

    2. Gangguan PsikologisGangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi, susah

    tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,

    psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.

    3. Gangguan KomunikasiGangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan

    mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman.

    Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap

    keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isyarat

    tanda bahaya dan tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas

    kerja.

    4. Gangguan keseimbanganGangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala

    pusing, mual dan lain-lain.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    6/19

    5. Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian)Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan

    terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan

    hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau awalnya

    bersifat sementara tapi bila bekerja terus menerus di tempat bising tersebut maka daya

    dengar akan menghilang secara menetap atau tuli.

    Menurut definisi kebisingan, apabila suatu suara mengganggu orang yang

    sedang membaca atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi

    orang itu meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara tersebut.

    Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan

    emosional, ada kasus-kasus di mana akibat-akibat serius seperti kehilangan

    pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara pada tingkat tekanan

    suara berbobot A atau karena lamanya telinga terpasang terhadap kebisingan tsb.

    Tabel 1-1 Jenis-jenis dari Akibat-akibat kebisingan

    Tipe Uraian

    Kehilangan

    pendengaran

    Perubahan ambang batas sementara akibat

    kebisingan, Perubahan ambang batas permanen

    akibat kebisingan.Akibat-akibat

    badaniah

    Akibat-akibat

    fisiologis

    Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan

    darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering

    Gangguan

    emosionalKejengkelan, kebingungan

    Gangguan gaya

    hidup

    Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi

    waktu bekerja, membaca dsb.

    Akibat-akibatpsikologis

    Gangguan

    pendengaran

    Merintangi kemampuan mendengarkann TV, radio,

    percakapan, telpon dsb.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    7/19

    Tuli sementara (Temporary Treshold Shift = TTS)

    Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intesitas tinggi, tenaga kerja

    akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara. Biasanya waktu

    pemaparannya terlalu singkat. Apabila kepada tenaga kerja diberikan waktu istirahat

    secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali kepada ambang dengar semula

    dengar sempurna.

    Tuli menetap (Permanent Treshold Shift = PTS)

    Biasanya akibat waktu paparan yang lama (kronis). Besarnya PTS di pengaruhi

    oleh faktor-faktor berikut:

    Tingginya level suaraLama pemaparan

    Spektrum suara

    Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadinya

    TTS akan lebih besar.

    Kepekaan individu

    Pengaruh obat-obatan.

    Beberapa obat dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila

    diberikan bersamaan dengan kontak suara. Misalnya quinine, aspirin,

    streptomycin, kansmycin dsn beberapa obat lainnya.

    Keadaan kesehatan

    D. Faktor yang Berpengaruh Terhadap KetulianSebenarnya ketulian dapat disebabkan oleh pekerjaan (occupational hearing

    loss), misalkan akibat kebisingan, trauma akustik, dapat pula disebabkan oleh bukan

    karena kerja (non- occupational hearing loss).

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    8/19

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketulian akibat kerja (occupational hearing

    loss), adalah sebagai berikut:

    Intensitas suara yang terlalu tinggi.

    Usia karyawan.

    Ketulian yang sudah ada sebelum bekerja (Pre-employment hearing impairment).

    Tekanan dan frekuensi bising tersebut.

    Lamanya bekerja.

    Jarak dari sumber suara.

    Gaya hidup pekerja di luar tempat kerja.

    PROGRAM KONSERVASI PENDENGARAN

    (Hearing Conservation Program)

    1. Tujuan ProgramUmum

    Meningkatkan produktifitas kerja melalui pencegahan ketulian akibat bisingdi

    tempat kerja dengan melaksanakan program konservasi pendengaran yangmelibatkan seluruh unsur dalam perusahaan.

    Khusus

    Mengetahui tingkat kebisingan pada lokasi kerja sesuai karakteristik kegiatanya.

    Meningkatkan upaya pencegahan ketulian akibat bising melalui upaya

    mengurangi paparan terhadap pekerja, baik secara teknis maupun administratif.

    Deteksi dini adanya kasus Noise Induced Hearing Loss dan mencegah

    Temporary Threshold Shift (TTS) yang timbul menjadi permanen.

    Meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai kebisingan dan pengaruh

    terhadap kesehatan.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    9/19

    Meningkatkan disiplin dan kesadaran dalam penggunaan alat pelindung diri

    terhadap kebisingan.

    Menumbuhkan perubahan perilaku karyawan dan semua unsur terkait kearah

    yang mendukung program di atas, melalui program promosi kesehatan di tempat

    kerja.

    2. MamfaatBagi Perusahaan:

    Sesuai dengan perundangan yang berlaku (taat hukum).

    Meningkatkan kinerja (produktifitas) dan efisiensi.

    Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja sehingga terbina hubungan baik.

    Mengurangi angka kecelakaan, kesakitan, hilangnya hari kerja, menurunkan turn

    over rate serta absenteeism (loss time).

    Menekan biaya kesehatan akibat preventable diseases serta klaim kompensasi.

    Menghindari terjadinya kehilangan tenaga kerja yang terampil dan skilled.

    Bagi Karyawan:

    Mencegah terjadinya ketulian akibat bising yang bersifat menetap danirreversible.

    Bisa mengurangi stress.

    Mamfaat bersama:

    Membangun komitmen untuk selalu bersama-sama memperhatikan keselamatan

    dan kesehatan kerja.

    Meningkatkan Safety Awarness dikalangan karyawan.

    hidup positif yangPerubahan perilaku yang tumbuh nantinya akan menjadi gaya

    tidak hanya mendukung program konservasi pendengaran saja, namun juga akan

    membawa perubahan perilaku yang positif dalam permasalahan kesehatan

    lainnya, seperti mengurangi kebiasaan merokok serta gaya hidup sehat lainnya.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    10/19

    3. Aktifitas yang TercakupProgram ini mencakup aktifitas berikut:

    a. Survey paparan kebisinganIdentifikasi area dimana pekerja terexpose dengan level kebisingan yang

    berbahaya. Pada daerah kerja yang telah ditetapkan tadi, dilakukan penelitian tingkat

    kebisingan (analisis kebisingan).

    Untuk mengukur tingkat intesitas kebisingan digunakan Sound Level Meter, tetapi bila

    ingin pengukuran lebih detil, maka menggunakan Sound Level Meter yang dilengkapi

    Octave Band Analyzer atau engan menggunakan Noise Dose Meter.

    b. Test PendengaranTerhadap karyawan yang bekerja di area tersebut, dilakukan pemeriksaan

    pendengarannya secara berkala setahun sekali. Sebelum diperiksa karyawan harus

    dibebaskan dari kebisingan di tempat kerjanya selam 16 jam.

    Dalam usaha memberikan perlindungan secara maksimum terhadap pekerja NIOSH

    menyarankan untuk melakukan pemeriksaan audiometri sebagai berikut:

    Sebelum bekerja atau sebelum penugasan awal di daerah kerja yang bising.

    Secara berkala (periodik / tahunan)

    Pekerja yang terpapar kebisingan > 85 dBA selam 8 jam sehari, pemeriksaandilakukan setiap 1 tahun atau 6 bulan tergantung tingkat intensitas bising.

    Secara khusus pada waktu tertentu

    Pada akhir masa kerja

    Ada beberapa macam audiogram untuk pemeliharaan pendengaran yaitu:

    Audiogram dasar(Baseline Audiogram), pada awal pekerja bekerja dikebisingan.

    Monitor (Monitoring Audiogram), dilakukan kurang dari setahun setelah

    audiogram sebelumnya.

    Test Ulangan (Retest Audiogram)

    Test Konfirmasi (Confirmation Audiogram), dilakukan bagi pekerja yang retest

    audigramnya konsisten menunjukkan adanya perubahan tingkat pendengaran.

    Test Akhir(Exit Audiogram), dilakukan bilamana pekerja berhenti bekerja.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    11/19

    c. Pengendalian KebisinganPada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap:

    Terhadap Sumbernya dengan cara:

    Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi, mengubah struktur dan lainnya.

    Substitusi alat

    Mengubah proses kerja

    Terhadap Perjalanannya dengan cara:

    Jarak diperjauh

    Akustik ruangan

    Enclosure

    Terhadap penerimanya dengan cara:

    Alat pelindung telinga

    Enclosure (mis.dalam control room)

    Administrasi dengan rotasi dan mengubah schedule kerja.

    Selain dari ketiga di atas, dapat juga dilakukan dengan melakukan:

    Pengendalian secara Teknis (Engineering control)dengan cara:

    Pemilihan equipment / process yang lebih sedikit menimbulkan bising.

    Dengan melakukan perawatan (Maintenance).

    Melakukan pemasangan penyerap bunyi.

    Mengisolasi dengan melakukan peredaman (material akustik).

    Menghindari kebisingan

    Pengendalian secara Administratif(Administartive control) dengan cara:

    Melakukan shift kerja

    Mengurangi waktu kerja

    Melakukan tranning

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    12/19

    L engendalian kebisingan adalah dengan menggunakan alat

    dengan pengendalian secara

    edis y

    . Alat Pelindung Pendengaraniri merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan.

    mbat telinga (earplug), dapat mengurangi kebisingan 8-30 dB. Biasanya

    2. unakan

    3. 40-50 dBF lat pelindung telinga adalah:

    angkah terakhir dalm p

    pelindung pendengaran ( earplug, earmuff dan helmet).

    Pengendalian kebisingan dapat dilakukan juga

    m aitu dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur.

    d

    Pemakaian alat pelindung d

    Alat pelindung diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai

    level TWA atau kurang dari itu, yaitu 85 dB. Ada 3 jenis alat pelindung pendengaran

    yaitu :

    1. Sudigunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dB. Beberapa tipe dari sumbat

    telinga antara lain : Formable type, Costum-molded type, Premolded type.

    Tutup telinga (earmuff), dapat menurunkan kebisingan 25-40 dB. Dig

    untuk proteksi sampai dengan 110 dB.

    Helm (helmet), mengurangi kebisingan

    aktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan a

    Alat pelindung telinga harus dapat melindungi pendengaran dari bising yangberlebihan.

    an dipakai, sesuai dan efisien (ergonomik).Harus ringan, nyam

    Harus menarik dan harga yang tidak terlalu mahal.

    Tidak memberikan efek samping atau aman dipakai.

    e.

    rhak mengikuti program konservasi pendengaran, harus

    mendapatkan pendidikan dan training yang cukup setiap tahun, baik yang terlibat

    Tidak mudah rusak

    Pendidikan dan Motivasi

    Semua pekerja yang be

    langsung maupun tidak pada program pemeliharaan pendengaran. Pendidikan dan

    edukasi pada dasarnya sasarannya adalah perilaku pekerja.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    13/19

    Mengingat program pendidikan ini sangat penting, maka harus direncanakan

    dengan baik dan mencakup hal-hal yang relevan, yang perlu dijelaskan adalah sebagai

    berikut:

    Standart penanganan dampak kebisingan akibat kerja yang rasional dan jelas.

    Dampak kebisingan terhadap pendengaran.

    anPolicy perusahaan dengan pengontrolan yang baik yang telah dilaksanak

    maupun rencana kedepan.

    bat kebisingan, bagaimana melakukan test itu sendiri,

    Audiometri yaitu menjelaskan bagaimana peranan audiometri dalam mencegah

    hilangnya pendengaran aki

    interprestasinya serta implikasi yang timbul dari hasil test.

    r tidak mengganggu

    f. Penformasi yang harus tersimpan dalam pencatatan dan pelaporan yaitu:

    ingan:

    Tanggung jawab individual, dengan diskusi mengenai sumber kebisingan,bagaimana mengontrolnya serta usaha mencegahnya aga

    kesehatan dikemudian hari.

    catatan dan Laporan

    In

    Data hasil pengukuran kebis

    Departemen dan lokasi yang di survey beserta hasilnya.Alat yang dipakai serta kalibrasinya.

    Daftar nama karyawan yang terpapar di atas 85 dBA.

    i atas 85 dBA.

    D k

    Daftar area kerja dengan kebisingan d

    ata ontrol teknikal / administrative

    Data instalasi kontrol teknik secara lengkap beserta evaluasinya.

    Data perawatan mesin secara teratur.

    Data karyawan yang mendapatkan perilakuan secara administrative.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    14/19

    Data hasil Audiometri

    Data hasil pemeriksan audimetri dari masing-masing karyawan lengkap dengan

    escription, tanggal pelaksanaan audiometri dsb.nama, umur, job d

    Pre-employment atau pre-exposure audiogram.

    Termination atau exit audiogram

    Hasil review daari audiogram.

    audiometri serta sertifikasi yang dimilikinya.

    D A

    Nama teknisi yang melaksanakan

    ata lat Pelindung Diri

    Tanggal mulai pemberian APD pada karyawan.

    Merk dan ukuran APD yang dipakai..Data pendidikan penggunaan dan perawatan APD

    Data hasil inspeksi penggunaan APD.

    APD yang dipakai, untuk

    Data Pendidikan dan Pelatihan

    Kalkulasi efek penurunan level kebisingan dari

    melihat efektifitas alat.

    Isi program pendidikan dan pelatihan tahunan.

    Nama presenter serta metode pelatihan yang digunakan.

    Nama-nama peserta pelatihan.

    Data Evaluasi Program

    Hasil evaluasi pelatihan.

    kebisingan, performance dari APD,

    serta review hasil audiometri.

    Dokumentasi tahunan berkenaan pengukuran

    Data usulan perubahan atau tambahan dalam pedoman program konservasipendengaran.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    15/19

    g. Evaluasi Programenting dilakukan disini adalah antara lain:

    o Mereview apakah program pemeliharaan pendengaran di atas sudah dilakukanuh dan juga kualitas pelaksanaan masing-masing komponennya.

    am dengan audiogram lainnya untuk

    o

    lah ditindak lanjuti sesuai

    mengh berikut:

    Faktor Pendukung

    P

    secara menyelur

    o Membandingkan baseline audiogrmengukur keberhasilan usaha pencegahan tersebut.

    Identifikasikan apakah ada daerah yang dikontrol lebih lanjut.

    o Buat check list yang spesifik untuk masing-masing daerah kerja untukmeyakinkan apakah semua komponen program te

    standart yang berlaku. (Daftar check list terlampir)

    Untuk pengembangan kedepan perlu dilihat adanya faktor-faktor baik yang

    ambat maupun yang mendukung antara lain sebagai

    Adanya visi dan misi perusahaan, jelas menggambarkan bahwa exspan ingin

    maju bersama dengan stakehodernya.

    Dukungan dana yang relatif lebih longgar.

    Faktro

    Belum untuk mengatasi hal ini, menambah

    sebab kegagalannya program konservasi pendengaran ini

    r Penghambat

    nampak adanya suatu komitmen bersama

    Pihak karyawan yang terpapar, yaitu kurangnya pemahaman bahwa pajanan

    g penggunaan APD.

    kebisingan untuk jangka waktu lama akan membawa dampak yang buruk

    terhadap kesehatan dan kurangnya kesadaran tentan

    Pihak pimpinan dan pengawasan kerja, adanya pemahaman yang kurang atau

    keliru serta sikap dan perilaku yang tidak mendukung.

    b sertaKerjasama lintas departemen, semua pihak tidak bertanggung jawa

    kurang merasa terlibat dengan program ini.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    16/19

    P U

    Pendengaran (Hearing Conservation

    rogram) diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi Pembina dalam

    embinaan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjadikan pengetahuan dan

    esehatan kepada pekerja mengenai kebisingan dan pengaruhnya terhadap

    emaparan

    dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian.

    a pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya,

    terakhir adalah penggunaan

    3.

    erhadap kesehatan dan melakukan program promosi

    4.

    EN TUP

    Modul kebisingan dan Program Konservasi

    P

    p

    pendidikan k

    kesehatan. Selain itu, modul ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi pengurus panitia

    Pembina keselamatan dan kesehatan kerja di masing-masing perusahaan untuk

    menyebar luaskan arti dan mamfaat Program Konservasi Pendengaran dalam mencegah

    terjadinya gangguan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran.

    KESIMPULAN

    1. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikankesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila p

    2. Pada dasarnyperjalanannya dan penerimanya. Selain itu dapat juga dengan melakukan

    pengendalian secara teknis (Engineering control), pengendalian secara

    administratif (Administrative control) dan langkah

    alat pelindung pendengaran.

    Pencegahan ketulian akibat bising di tempat kerja dapat dilakukan dengan

    program konservasi pendengaran yang melibatkan seluruh unsur perusahaan

    dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada karyawan mengenai

    kebisingan dan pengaruhnya t

    kesehatan di tempat kerja.

    Gunakan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan yang terpapar

    langsung dengan kebisingan di tempat kerja dan APD yang digunakan harus

    memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap

    pemakainya.

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    17/19

    DAFTAR PUSTAKA

    epartemen Kesehatan, RI.Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Oleh Pusat Kesehatan

    Kerja. Jakarta. http://w les.html

    D

    ww.depkes.go.id/index/artic

    KCM (Kompas Cyber Media). Kesehatan.Kebisingan dan Getaran Bisa Akibatkan

    Kecelakaan Kerja. Jakarta. http://www.kompas.com/kesehatan/index.html

    KCM (Kompas Cyber Media). Iptek.MengukurKebisingan dan Getar di Tempat

    Kerja. Jakarta. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0309/05/iptek/index.html

    Nainggolan Bilman Ir. Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja. Dinas Tenaga Ke

    dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara: Medan.

    rja

    e_id/index/articles.html

    Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia.Kebisingan. Jakarta 12770

    Top page.Kebisingan dan Getarandan Pengertian Dasar Tentang Kebisingan .

    http://www.menlh.go.id/apec_vc/osaka/eastjava/nois

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    18/19

    STUDI KASUS

    Jakarta, Kompas - Pajanan bising dan getar terus- menerus bisa mengganggu

    enden aran dan keseimbangan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia perlu

    menerapkan peraturan perlindungan kerja dan pemantauan ketat, termasuk melindungi

    an dan keseimbangan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan

    rjadinya kecelakaan kerja.

    ikan untuk menghindarkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

    an

    ctave band analyzer dan vibrasimeter. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis THT,

    n Organisasi Kesehatan

    p g

    fungsi pendengar

    te

    Sebagai negara industri yang sedang berkembang, Indonesia banyak menggunakan

    peralatan industri yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan. Masalahnya,

    kemudian timbul bising lingkungan kerja yang bisa berdampak buruk terhadapkesehatan pekerja.

    Tempat kerja yang bising dan penuh getaran bisa mengganggu pendengaran dan

    keseimbangan para pekerja. Gangguan yang tidak dicegah maupun diatasi bisa

    menimbulkan kecelakaan, baik pada pekerja maupun orang di sekitarnya. Masalah ini

    perlu lebih diperhat

    Demikian antara lain isi di-sertasi dr Jenny Bashiruddin (44) dari Bagian Telinga

    Hidung Tenggorok (THT) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit

    Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), yang memaparkan hasil penelitiannya terhadap

    350 pengemudi bajaj di Jakarta, Rabu (14/8). Bunyi dan getaran bajaj diukur deng

    O

    tinggi dan berat badan, tekanan darah, dan gula darah. Sedangkan fungsi keseimbangan

    dan pendengaran diukur dengan posturografi dan audiometri.

    Dari penelitian itu diketahui bahwa intensitas bising bajaj berkisar antara 64 dB

    (desibel) sampai 96 dB, atau rata-rata 91 dB. Sedang rata-rata akselerasi getar 4,2 m/dt2.

    "Semua nilai itu melebihi ambang batas keamanan yang direkomendasikan oleh

    Occupational Safety and Health Administration (OSHA) da

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU Repository 2007

  • 7/29/2019 bahaya kebisingan

    19/19

    Dunia (WHO), yaitu intensitas bising rata-rata tidak lebih dari 85 dB selama delapan

    jam per hari atau 40 jam per minggu, serta akselerasi getaran tidak lebih dari 4 m/dt2.

    Akibatnya, 72,28 persen pengemudi bajaj yang diteliti mengalami gangguan kesehatan,"

    papar Jenny. Rinciannya, pengemudi yang mengalami gangguan keseimbangan dan

    pendengaran 27,43 persen, gangguan pendengaran 17,14 persen, dan gangguan

    keseimbangan 27,71 persen. Yang masih sehat hanya 27,72 persen.

    Gangguan keseimbangan dan pendengaran dipengaruhi faktor usia lebih dari 40 tahun,

    masa kerja lebih dari sembilan tahun, jam kerja per hari lebih dari delapan jam, bekas

    perokok berat dan kegemukan. Gangguan keseimbangan dipengaruhi hal yang sama,

    hanya masa kerjanya lima sampai sembilan tahun, sedangkan gangguan pendengaran

    kerja di pelbagai bidang lain yang berada di lingkungan bising dangetaran sebagai upaya mencegah gangguan pendengaran dan keseimbangan.

    roporsi 35

    persen. Di pelbagai industri di Indonesia, angka ini berkisar antara 30-50 persen.

    rugian

    sumber daya manusia dengan melakukan pemeriksaan pekerja serta mengurangi

    gangguan dengan menyediakan alat pelindung pendengaran serta peredam getaran. (atk)

    hanya dipengaruhi oleh faktor usia lebih dari 40 tahun. Bising dan getaran bisa merusak

    koklea di telinga dalam sehingga mengganggu pendengaran. kerusakan yang

    ditimbulkan pada saraf vestibuler ditelinga dalam, menyebabkan gangguan

    keseimbangan.

    Berdasarkan faktor-faktor yang didapat pada penelitian, Jenny menyusun Skor Risiko

    Gangguan Pendengaran dan Keseimbangan. Skor itu bisa dimanfaatkan untuk

    menskrining pe

    Jenny meneliti gangguan pendengaran dan keseimbangan akibat kerja mengingat

    masalah ini belum mendapat perhatian penuh. Padahal, gangguan ini menempati urutan

    pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa dengan p

    Seiring dengan kebutuhan pembangunan, penggunaan peralatan industri yangmenimbulkan bising dan getaran di negara berkembang, termasuk Indonesia, makin

    lama akan makin bertambah. Hal ini perlu diantisipasi untuk mencegah ke

    Buchari : Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007

    USU R i 2007