Download - Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Transcript
Page 1: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Pedoman & Bimbingan TeknisPedoman & Bimbingan Teknis TentangTentang

Audit InvestigasiAudit Investigasi

Di Inspektorat BapetenDi Inspektorat Bapeten

Tgl 4 Pebruari 2009Tgl 4 Pebruari 2009

Dwi Prahoro IriantoDwi Prahoro Irianto

Page 2: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

B I O D A T AB I O D A T A1.1. NamaNama : Dwi Prahoro Irianto: Dwi Prahoro Irianto2.2. Tempat / Tgl LahirTempat / Tgl Lahir : Jakarta, 19 Juni 1962: Jakarta, 19 Juni 19623.3. Alamat RumahAlamat Rumah : Jln. Ampera Raya: Jln. Ampera Raya

Komplek Polri Ragunan Jln. J No. 24 Jakarta SelatanKomplek Polri Ragunan Jln. J No. 24 Jakarta Selatan

4.4. TeleponTelepon : 921 27 269 / 08521 4318 123: 921 27 269 / 08521 4318 1235.5. AgamaAgama : Islam: Islam

6.6. PendidikanPendidikan : S-1 Ekonomi Akuntasi: S-1 Ekonomi Akuntasi

7.7. Riwayat PendidikanRiwayat Pendidikan : SD Bhayangkari – Jakarta Selatan: SD Bhayangkari – Jakarta Selatan SMPN 41 Ragunan - Jakarta SelatanSMPN 41 Ragunan - Jakarta Selatan SMAN 34 Pondok Labu – Jakarta SelatanSMAN 34 Pondok Labu – Jakarta Selatan STAN – Jakarta SelatanSTAN – Jakarta Selatan

8.8. PekerjaanPekerjaan : Auditor/ Investigator BPKP : Auditor/ Investigator BPKP Pada Deputi Investigasi Bidang Instansi Pada Deputi Investigasi Bidang Instansi

PemerintahPemerintah

9.9. Riwayat PekerjaanRiwayat Pekerjaan : Th 1984 – 1989 di BPKP Sulteng: Th 1984 – 1989 di BPKP Sulteng Th 1989 – 2006 di BPKP JatimTh 1989 – 2006 di BPKP Jatim Th 2006 – Sekarang di BPKP PusatTh 2006 – Sekarang di BPKP Pusat

10.10. Pengalaman PekerjaanPengalaman Pekerjaan : - Melakukan Audit Investigasi: - Melakukan Audit Investigasi - Melakukan Audit Menghitung Kerugian - Melakukan Audit Menghitung Kerugian

Keuangan NegaraKeuangan Negara - Menjadi “Ahli” pada Sidang Pengadilan TIPIKOR.- Menjadi “Ahli” pada Sidang Pengadilan TIPIKOR. - Menjadi Pengajar Audit Investigatif/TIPIKOR pada - Menjadi Pengajar Audit Investigatif/TIPIKOR pada Beberapa DIKLAT di Departemen/Instansi Beberapa DIKLAT di Departemen/Instansi

PemerintahPemerintah

Email :[email protected]

Page 3: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Gambaran UmumGambaran Umum

Peta Korupsi Peta Korupsi sebagian besar terkait sebagian besar terkait Proyek PembangunanProyek Pembangunan

Pemberantasan Korupsi Pemberantasan Korupsi terkait dengan terkait dengan Peran Auditor berupa Laporan :Peran Auditor berupa Laporan :

- Audit Investigasi atau - Audit Investigasi atau

- Audit Menghitung Kerugian Keuangan - Audit Menghitung Kerugian Keuangan NegaraNegara

Auditor Wajib Memahami Proses Auditor Wajib Memahami Proses Pengadaan Barang/Jasa.Pengadaan Barang/Jasa.

Page 4: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

FAKTAFAKTA

1.1. 77 % Kasus Korupsi Yg Ditangani KPK Terkait dgn Pengadaan 77 % Kasus Korupsi Yg Ditangani KPK Terkait dgn Pengadaan Barang/JasaBarang/Jasa

2.2. 100 % Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa terjadi karena adanya Kolusi100 % Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa terjadi karena adanya Kolusi – Persekongkolan– Persekongkolan Horisontal Horisontal && Vertikal Vertikal..

3.3. Semua Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa dapat Dipastikan bahwa Semua Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa dapat Dipastikan bahwa HPS dihitung secara asal-asalan serta tidak didukung dengan data yg dapat HPS dihitung secara asal-asalan serta tidak didukung dengan data yg dapat dipertanggungjawabkandipertanggungjawabkan

4.4. Tidak Ada Korupsi Yang Dilakukan Secara Single Fighter – Korupsi Pasti Tidak Ada Korupsi Yang Dilakukan Secara Single Fighter – Korupsi Pasti Selalu dilakukan secara Berjamaah – Hasil Korupsi Pasti Dibagi Dengan Selalu dilakukan secara Berjamaah – Hasil Korupsi Pasti Dibagi Dengan Pihak2 Yang Ikut Membantu Terjadinya Korupsi.Pihak2 Yang Ikut Membantu Terjadinya Korupsi.

5.5. Tidak ada Tindak Pidana Korupsi Yang Sempurna – Selalu ada celah Yang Tidak ada Tindak Pidana Korupsi Yang Sempurna – Selalu ada celah Yang bisa digunakan untuk mengungkap Kasus Korupsi.bisa digunakan untuk mengungkap Kasus Korupsi.

6.6. Hampir Dapat Dipastikan Proyek Yang Berasal dari Dana ABT , Sarat Hampir Dapat Dipastikan Proyek Yang Berasal dari Dana ABT , Sarat dengan Korupsi.dengan Korupsi.

7.7. Dalam Menghitung Kerugian Keuangan Negara selalu Melibatkan “Ahli” Dalam Menghitung Kerugian Keuangan Negara selalu Melibatkan “Ahli” BPKP ( Auditor / Investigator ).BPKP ( Auditor / Investigator ).

Page 5: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

1.1. UU No. 30 Tahun 2002UU No. 30 Tahun 2002 Ttg Komisi Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiTtg Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

2.2. Inpres No. 5 Tahun 2004Inpres No. 5 Tahun 2004Ttg Ttg Percepatan Pemberantasan KorupsiPercepatan Pemberantasan Korupsi--

KEWENANGAN BPKP & INSPEKTORAT KEWENANGAN BPKP & INSPEKTORAT DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

KORUPSIKORUPSI

Page 6: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

AUDIT INVESTIGATIF AUDIT INVESTIGATIF

KKegiatan pengumpulan fakta-egiatan pengumpulan fakta-fakta dan bukti-bukti yang dapat fakta dan bukti-bukti yang dapat diterima dalam sistem hukum diterima dalam sistem hukum yang berlaku di Indonesia dengan yang berlaku di Indonesia dengan tujuan untuk mengungkapkan tujuan untuk mengungkapkan terjadinya kecurangan (terjadinya kecurangan (fraudfraud)). .

Page 7: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Produk Laporan Hasil Audit Oleh BPKP Produk Laporan Hasil Audit Oleh BPKP Dalam TIPIKORDalam TIPIKOR

1. Dilakukan dalam tahap Penyelidikan

2. Tersangkanya Belum Diketahui

3. Auditor berinteraksi langsung dengan pihak2 yang diduga terlibat

4. Dalam LHAI disebutkan : - Pihak2 Yg Diduga Terlibat/bertg jawab- Modus Operandi / Flow Chart

5. Jangka Waktu Audit Relatif Lebih Lama

6. Audit dilakukan berdasarkan PengaduanMasyarakat/LSM/Instansi Pemerintah.

1. Dilakukan dalam tahap Penyidikan

2. Tersangkanya Sudah Diketahui

3. Auditor tidak berinteraksi langsung dgn Tersangka/Saksi – Harus ijin Penyidik

4. Dalam LHPKKN Tidak disebutkan :- Pihak2 Yg Diduga Terlibat/ bertg jawab- Modus Operandi / Flow Chart

5. Jangka Waktu Audit Lebih Singkat

6. Audit dilakukan berdasarkan permintaanPenyidik (Polri/Kejaksaan/KPK)

Audit InvestigatifAudit Penghitungan Kerugian

Keuangan Negara

Page 8: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Korupsi Dlm Kaitan Dgn Kerugian Keuangan NegaraKorupsi Dlm Kaitan Dgn Kerugian Keuangan Negara

Unsur – Unsur :Unsur – Unsur :

Pasal 2 (1)Pasal 2 (1)1.1. Melawan HukumMelawan Hukum

2.2. Memperkaya diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasiMemperkaya diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasi

3.3. Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian NegaraNegara

Pasal 3Pasal 31.1. Menguntungkan diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasiMenguntungkan diri sendiri a/ orang lain a/ koorporasi

2.2. Menyalahgunakan kewenangan krn jabatan a/ kedudukanMenyalahgunakan kewenangan krn jabatan a/ kedudukan

3.3. Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian Dapat merugikan Keuangan Negara a/ Perekonomian NegaraNegara

Page 9: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Keuangan NegaraKeuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003UU No. 17 Tahun 2003

Pasal 1 Ayat 1Pasal 1 Ayat 1

Keuangan Negara adalah semua hak dan Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.tersebut.

Page 10: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Kerugian NegaraKerugian NegaraUU No. 1 Tahun 2004UU No. 1 Tahun 2004

Ttg Perbendaharaan NegaraTtg Perbendaharaan Negara

Pasal 1 Ayat 22Pasal 1 Ayat 22

Kerugian Negara/Daerah adalah Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalaisengaja maupun lalai..

Page 11: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Syarat Kerugian NegaraSyarat Kerugian Negara

1.1. Adanya Uang / Surat Adanya Uang / Surat Berharga / Barang Negara Berharga / Barang Negara Yang Berkurang.Yang Berkurang.

2.2. Adanya Perbuatan Adanya Perbuatan Melanggar HukumMelanggar Hukum..

Page 12: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Dasar HukumDasar HukumPengadaan Barang/Jasa & Tanah :Pengadaan Barang/Jasa & Tanah :

1.1. Keppres No. 18/2000 – Tgl 21 Peb 2000Keppres No. 18/2000 – Tgl 21 Peb 2000

Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Instansi Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Diganti dgn Keppres 80)Pemerintah (Diganti dgn Keppres 80)

2.2. SKB Menkeu & BAPPENAS – Tgl 3 Mei 2000SKB Menkeu & BAPPENAS – Tgl 3 Mei 2000

No : S-42/A/2000No : S-42/A/2000

No : S-2262/D.2/05/2000No : S-2262/D.2/05/2000

3.3. Keppres No. 80/2003 – Tgl 3 Nov 2003Keppres No. 80/2003 – Tgl 3 Nov 2003

Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Instansi Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Instansi PemerintahPemerintah

4.4. Peraturan Pengadaan Tanah Peraturan Pengadaan Tanah (Contoh Kasus) (Contoh Kasus)

Juklak Keppres 18/2000

Page 13: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Keppres 80 Th 2003Keppres 80 Th 2003Telah Mengalami Perubahan sebanyak 6 KaliTelah Mengalami Perubahan sebanyak 6 Kali

1.1. Kepres No. 61 Tahun 2004Kepres No. 61 Tahun 2004

2.2. Kepres No. 32 Tahun 2005Kepres No. 32 Tahun 2005

3.3. Kepres No. 70 Tahun 2005Kepres No. 70 Tahun 2005

4.4. Perpres No. 8 Tahun 2006Perpres No. 8 Tahun 2006

5.5. Perpres No. 79 Tahun 2006Perpres No. 79 Tahun 2006

6.6. Perpres No. 85 Tahun 2006Perpres No. 85 Tahun 2006

Page 14: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Dasar HukumDasar HukumPelaksanaan Anggaran:Pelaksanaan Anggaran:

Keppres No. 17 Tahun 2000 - Tgl 21 Keppres No. 17 Tahun 2000 - Tgl 21 Peb 2000Peb 2000

Tentang Pelaksanaan Anggaran Tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah diganti dengan :(APBN) yang telah diganti dengan :

Keppres No. 42 Tahun 2002 – Tgl 28 Keppres No. 42 Tahun 2002 – Tgl 28 Juni 2002Juni 2002

Page 15: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Jenis Proyek PemerintahJenis Proyek PemerintahDalam Hubungannya UntukDalam Hubungannya Untuk

Menghitung Kerugian NegaraMenghitung Kerugian Negara

1.1. Konstruksi Bangunan Konstruksi Bangunan

2.2. Pengadaan BarangPengadaan Barang1). Barang Rakitan 1). Barang Rakitan 2). Barang Jadi/Build Up/Bermerk2). Barang Jadi/Build Up/Bermerk

- Rekanan membeli di DN - Rekanan membeli di DN - Rekanan membeli dari LN / Import - Rekanan membeli dari LN / Import

3.3. Pengadaan Jasa *Pengadaan Jasa *1). Jasa Konsultan 1). Jasa Konsultan 2). Jasa Survey dll2). Jasa Survey dll

4.4. Pengadaan Tanah *Pengadaan Tanah *

Page 16: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Critical Points of FraudCritical Points of Fraud

1.1. Perencanaan Pengadaan Perencanaan Pengadaan Barang/JasaBarang/Jasa

2.2. Proses Pelelangan dan Penetapan Proses Pelelangan dan Penetapan PemenangPemenang

3.3. Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/JasaBarang/Jasa

4.4. Pembayaran dan Hasil Pengadaan Pembayaran dan Hasil Pengadaan Barang/JasaBarang/Jasa

Page 17: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Perencanaan Pengadaan Perencanaan Pengadaan Barang/JasaBarang/Jasa

Penyimpangan berindikasi TPK yang Penyimpangan berindikasi TPK yang umum terjadi yaitu:umum terjadi yaitu:

Anggaran tidak tersedia, Anggaran tidak tersedia, Volume Pekerjaan di-Volume Pekerjaan di-mark upmark up HPS di HPS di mark upmark up

1

Page 18: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Proses Pelelangan dan Proses Pelelangan dan Penetapan PemenangPenetapan Pemenang

Penyimpangan berindikasi TPK dalam Penyimpangan berindikasi TPK dalam Proses Pelelangan dan penetapan Proses Pelelangan dan penetapan Pemenang:Pemenang: Melanggar prinsip pelelangan umumMelanggar prinsip pelelangan umum Melanggar prinsip keterbukaanMelanggar prinsip keterbukaan Persekongkolan*Persekongkolan* untuk mengarahkan untuk mengarahkan

pemenang lelang kepada rekanan pemenang lelang kepada rekanan tertentutertentu

2

Page 19: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Pelaksanaan KontrakPelaksanaan Kontrak

Penyimpangan berindikasi TPK dalam Penyimpangan berindikasi TPK dalam pelaksanaan Kontrak yaitu:pelaksanaan Kontrak yaitu:

Merekayasa kontrak dan addendum Merekayasa kontrak dan addendum kontrak yang menguntungkan rekanankontrak yang menguntungkan rekanan

Rekanan mengalihkan pekerjaan Rekanan mengalihkan pekerjaan utama kepada penyedia barang/jasa utama kepada penyedia barang/jasa yang lain.yang lain.

3

Page 20: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Pembayaran dan Hasil Pembayaran dan Hasil Pengadaan Barang/JasaPengadaan Barang/Jasa

Penyimpangan berindikasi TPK yaitu:Penyimpangan berindikasi TPK yaitu: Pembayaran fiktifPembayaran fiktif Volume Hasil pekerjaan fisik kurang, Volume Hasil pekerjaan fisik kurang, Hasil tidak sesuai dengan spesifikasi, Hasil tidak sesuai dengan spesifikasi, Bukan barang baru seperti ditentukan Bukan barang baru seperti ditentukan

dalam kontrak, dalam kontrak, Tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna Tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna

barang/jasa atau kepentingan masyarakat.barang/jasa atau kepentingan masyarakat.

4

Page 21: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Jenis KontrakJenis Kontrak

Jenis Kontrak Yang Paling Sering Jenis Kontrak Yang Paling Sering Dibuat dalam Proyek Pembangunan di Dibuat dalam Proyek Pembangunan di

IndonesiaIndonesia

1.1. Kontrak Lumpsum *Kontrak Lumpsum *

2.2. Kontrak Harga Satuan/Unit Price Kontrak Harga Satuan/Unit Price **

Page 22: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Sistem Pengadaan Barang/JasaSistem Pengadaan Barang/Jasa1.1. Pelelangan Umum Pelelangan Umum (Pasal 17 ayat 2 – Keppres 80/2003)(Pasal 17 ayat 2 – Keppres 80/2003)

Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan  papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga massa dan  papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang  berminat dan memenuhi kualifikasi dapat masyarakat luas dunia usaha yang  berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. mengikutinya.

2.2. Pelelangan Terbatas (Pasal 17 ayat 3 – Keppres 80/2003)Pelelangan Terbatas (Pasal 17 ayat 3 – Keppres 80/2003)Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.memenuhi kualifikasi.

3.3. Pemilihan Langsung (Pasal 17 ayat 4 – Keppres 80/2003)Pemilihan Langsung (Pasal 17 ayat 4 – Keppres 80/2003)Pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan Pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. melalui internet.

4.4. Penunjukkan Langsung (Pasal 17 ayat 5 – Keppres 80/2003)Penunjukkan Langsung (Pasal 17 ayat 5 – Keppres 80/2003)

Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Page 23: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Harga Perhitungan SendiriHarga Perhitungan Sendiri1.1. Disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa (Pasal 10 ayat 5b)Disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa (Pasal 10 ayat 5b)

2.2. Ditetapkan dan Disyahkan oleh Pengguna Barang/Jasa (Pasal 9 ayat 3d)Ditetapkan dan Disyahkan oleh Pengguna Barang/Jasa (Pasal 9 ayat 3d)

3.3. HPS merupakan salah satu acuan untuk menilai kewajaran harga HPS merupakan salah satu acuan untuk menilai kewajaran harga terhadap penawaran yang masuk dan tidak dapat dijadikan dasar untuk terhadap penawaran yang masuk dan tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaranmenggugurkan penawaran (Lamp I Huruf C, angka 3 Point 6a) (Lamp I Huruf C, angka 3 Point 6a)

4.4. Secara Prinsip perhitungan HPS harus Secara Prinsip perhitungan HPS harus dilakukan dengan cermat, dengan dilakukan dengan cermat, dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan antara lain :antara lain : (Lamp I Huruf E, angka 1)(Lamp I Huruf E, angka 1)

- Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal- Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau lembaga independen.atau lembaga independen. - Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi yang- Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.berwenang. - Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS- Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS - Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/- Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/engineer's estimateengineer's estimate (EE) (EE) - Harga kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) untuk barang/pekerjaan- Harga kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah dilaksanakan sejenis setempat yang pernah dilaksanakan

5.5. HPS telah memperhitungkan PPN dan Keuntungan (Lamp I Huruf E, angka HPS telah memperhitungkan PPN dan Keuntungan (Lamp I Huruf E, angka 2).2).

6.6. HPS tidak boleh memperhitungkan PPh (Lamp I Huruf E, angka 3).HPS tidak boleh memperhitungkan PPh (Lamp I Huruf E, angka 3).

Page 24: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Pihak2 Yg Paling Sering Terlibat LangsungPihak2 Yg Paling Sering Terlibat LangsungDalam Kasus Korupsi Proyek PembangunanDalam Kasus Korupsi Proyek Pembangunan

1.1. Atasan Langsung Pimpro Atasan Langsung Pimpro

2.2. Pemimpin ProyekPemimpin Proyek

3.3. Panitia Pengadaan Barang/JasaPanitia Pengadaan Barang/Jasa

4.4. Pelaksana Pekerjaan / Rekanan / KontraktorPelaksana Pekerjaan / Rekanan / Kontraktor

5.5. Rekanan PendampingRekanan Pendamping

6.6. Konsultan Perencana – Proyek Pembangunan GdngKonsultan Perencana – Proyek Pembangunan Gdng

7.7. Konsultan Pengawas – Proyek Pembangunan GdngKonsultan Pengawas – Proyek Pembangunan Gdng

8.8. Panitia Penerima Barang – Pengadaan Barang/JasaPanitia Penerima Barang – Pengadaan Barang/Jasa

9.9. Panitia Pemeriksa Barang– Pengadaan Barang/JasaPanitia Pemeriksa Barang– Pengadaan Barang/Jasa

10.10. Bendaharawan ProyekBendaharawan Proyek

Page 25: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

PersekongkolanPersekongkolan Dalam Dalam TenderTender

1.1. Persekongkolan HorizontalPersekongkolan Horizontal

2.2. Persekongkolan Persekongkolan VertikalVertikal

3.3. Persekongkolan Persekongkolan Horizontal & Horizontal & VertikalVertikal

Page 26: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Modus Operandi Pengadaan Barang/JasaModus Operandi Pengadaan Barang/Jasa

1.1. Proyek Pembangunan Proyek Pembangunan Gedung/Konstruksi*Gedung/Konstruksi*

2.2. Proyek Pengadaan Barang *Proyek Pengadaan Barang *

3.3. Proyek Pengadaan Jasa *Proyek Pengadaan Jasa *

4.4. Pengadaan Tanah *Pengadaan Tanah *

Page 27: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Metode Penghitungan Kerugian Metode Penghitungan Kerugian Keuangan NegaraKeuangan Negara

Metode dalam Menghitung Kerugian Negara Pada Dasarnya Metode dalam Menghitung Kerugian Negara Pada Dasarnya Tidak Dapat Dipolakan secara Seragam Karena Sangat Tidak Dapat Dipolakan secara Seragam Karena Sangat Beragamnya Modus Operandi Kasus Penyimpangan/Korupsi.Beragamnya Modus Operandi Kasus Penyimpangan/Korupsi.

Namun Demikian secara Garis Besar Pola Menghitung Namun Demikian secara Garis Besar Pola Menghitung Kerugian Negara dapat dibagi Dua yaitu :Kerugian Negara dapat dibagi Dua yaitu :

1). Dihitung Dengan Prinsip : Sistem Total Lost. *1). Dihitung Dengan Prinsip : Sistem Total Lost. *

2). Dihitung Dengan Prinsip :2). Dihitung Dengan Prinsip : Nilai Bersih Uang Yg Diterima Rekanan dikurangi DenganNilai Bersih Uang Yg Diterima Rekanan dikurangi Dengan Harga Pokok Barang Yang Dibeli oleh Rekanan/Historical Harga Pokok Barang Yang Dibeli oleh Rekanan/Historical CostCost Harga Pasar/Harga Kontrak Sejenis.Harga Pasar/Harga Kontrak Sejenis.

Page 28: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Data Untuk Menghitung Data Untuk Menghitung Kerugian Keuangan NegaraKerugian Keuangan Negara

1.1. Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan – Beserta LampirannyaSurat Perjanjian Kontrak Pekerjaan – Beserta Lampirannya

2.2. SPM (Bukti Pembayaran kepada rekanan)SPM (Bukti Pembayaran kepada rekanan)

3.3. Bukti Pemungutan Pajak oleh Bendaharawan serta SSP (Suat Bukti Pemungutan Pajak oleh Bendaharawan serta SSP (Suat Setoran Pajak) – PPN dan PPhSetoran Pajak) – PPN dan PPh

4.4. Harga Pokok Barang :Harga Pokok Barang :

- Bukti Pembelian Rekanan dari Distributor/Agen Tunggal.- Bukti Pembelian Rekanan dari Distributor/Agen Tunggal.

- Faktur Penjualan Distributor/Agen Tunggal kpd Rekanan.- Faktur Penjualan Distributor/Agen Tunggal kpd Rekanan.

- Daftar Harga dari Distributor/Agen Tunggal.- Daftar Harga dari Distributor/Agen Tunggal.

- Perhitungan Tehnis dari Ahli Tehnik (ITB/ITS/UI/UGM/ dll)- Perhitungan Tehnis dari Ahli Tehnik (ITB/ITS/UI/UGM/ dll)

Untuk Pengadaan Peralatan Mesin berupa RakitanUntuk Pengadaan Peralatan Mesin berupa Rakitan

- Perhitungan Tehnis dr Ahli Bangunan/tehnik Sipil - Perhitungan Tehnis dr Ahli Bangunan/tehnik Sipil (ITB/ITS/UI/UGM dll)(ITB/ITS/UI/UGM dll)

Untuk Proyek Pembanguna GedungUntuk Proyek Pembanguna Gedung

Page 29: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Contoh Perhitungan Kerugian Contoh Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (Salah)Keuangan Negara (Salah)

1.1. Nilai SPM (Pembayaran kpd Rekanan)Nilai SPM (Pembayaran kpd Rekanan) Rp Rp 5.500.000.000,-5.500.000.000,-

2.2. Pajak2 Yg Dipungut & Disetor ke Kas NegaraPajak2 Yg Dipungut & Disetor ke Kas Negara- PPN 10 %- PPN 10 % Rp 500.000.000,-Rp 500.000.000,-- PPh- PPh 1,5 % 1,5 % Rp 75.000.000,-Rp 75.000.000,-

Rp 575.000.000,-Rp 575.000.000,-3.3. Pembayaran Netto Yang Diterima RekananPembayaran Netto Yang Diterima RekananRp 4.925.000.000,-Rp 4.925.000.000,-

4.4. Harga Beli Barang Rekanan dari DistributorHarga Beli Barang Rekanan dari Distributor Rp Rp 2.500.000.000,-2.500.000.000,-

5.5. Keuntungan Pemborong/Rekanan 20 %Keuntungan Pemborong/Rekanan 20 % Rp 500.000.000,-Rp 500.000.000,-6.6. Harga BarangHarga Barang Rp 3.000.000.000,-Rp 3.000.000.000,-

========================7.7. Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 6 )Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 6 ) Rp 1.925.000.000,-Rp 1.925.000.000,-

========================

Page 30: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Perhitungan Kerugian Keuangan NegaraPerhitungan Kerugian Keuangan Negara

1.1. Nilai SPM (Pembayaran kpd Rekanan)Nilai SPM (Pembayaran kpd Rekanan) Rp 5.500.000.000,-Rp 5.500.000.000,-

2.2. Pajak2 Yg Dipungut & Disetor ke Kas NegaraPajak2 Yg Dipungut & Disetor ke Kas Negara

- PPN 10 %- PPN 10 % Rp 500.000.000,-Rp 500.000.000,-

- PPh 1,5 %- PPh 1,5 % Rp 75.000.000,-Rp 75.000.000,-

Rp 575.000.000,-Rp 575.000.000,-

3.3. Pembayaran Netto Yang Diterima RekananPembayaran Netto Yang Diterima RekananRp 4.925.000.000,-Rp 4.925.000.000,-

4.4. Harga Beli Barang Rekanan dari DistributorHarga Beli Barang Rekanan dari Distributor Rp 2.500.000.000,-Rp 2.500.000.000,-

5.5. Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 4 )Kerugian Keuangan Negara ( 3 – 4 ) Rp 2.425.000.000,-*Rp 2.425.000.000,-*

========================

Jika Barang Yg dibeli oleh Rekanan tersebut berasal Jika Barang Yg dibeli oleh Rekanan tersebut berasal dari Import maka harus diperhitungkan Ongkos Angkut dari Import maka harus diperhitungkan Ongkos Angkut dan Assuransi yang dibayar oleh rekanan.dan Assuransi yang dibayar oleh rekanan.

Page 31: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Alasan Rekanan Tidak Diperhitungkan Alasan Rekanan Tidak Diperhitungkan Dengan KeuntunganDengan Keuntungan

1.1. Jika Proses Lelang dilakukan sesuai dengan Peraturan Jika Proses Lelang dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan Tidak ada Pelanggaran Perundang-undangan dan Tidak ada Pelanggaran terhadap Peraturan Perundang-undangan.terhadap Peraturan Perundang-undangan.

2.2. Panitia Lelang Menjalankan Tugasnya sesuai dengan Panitia Lelang Menjalankan Tugasnya sesuai dengan ketentuan.ketentuan.

3.3. Pelelangan Dilakukan Secara Fair dan tidak ada Kolusi Pelelangan Dilakukan Secara Fair dan tidak ada Kolusi serta Persekongkolan diantara rekanan dengan pihak serta Persekongkolan diantara rekanan dengan pihak Proyek.Proyek.

Maka dapat Maka dapat DIPASTIKANDIPASTIKAN Rekanan A tersebut telah gugur Rekanan A tersebut telah gugur sejak awal dan yang menjadi pemenang bukan Rekanan sejak awal dan yang menjadi pemenang bukan Rekanan A.A.

Karena Rekanan A bukan pemenangnya maka rekanan A Karena Rekanan A bukan pemenangnya maka rekanan A tidak berhak untuk mendapatkan Keuntungan.tidak berhak untuk mendapatkan Keuntungan.

Page 32: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Isi Laporan Non InvestigasiIsi Laporan Non InvestigasiDalam Hal ditemukan Indikasi TPKDalam Hal ditemukan Indikasi TPK

1.1. Diungkapkan Temuan Indikasi TPK.Diungkapkan Temuan Indikasi TPK.

2.2. Tuangkan dalam bentuk :Tuangkan dalam bentuk : KondisiKondisi KriteriaKriteria SebabSebab AkibatAkibat RekomendasiRekomendasi Tanggapan AuditanTanggapan Auditan

Page 33: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Mengetahui Indikasi TPKMengetahui Indikasi TPK

1.1. Auditor hrs mempunyai kualifikasi sbg Auditor hrs mempunyai kualifikasi sbg Fraud Auditor.*Fraud Auditor.*

2.2. Mengikuti Pelatihan Audit Investigasi.Mengikuti Pelatihan Audit Investigasi.

3.3. Mengetahui Gejala Fraud (Sympton)*Mengetahui Gejala Fraud (Sympton)*

Page 34: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Indikator-indikator Kecurangan (Red Flags)Indikator-indikator Kecurangan (Red Flags)

Salah satu elemen penting dalam mendeteksi Salah satu elemen penting dalam mendeteksi kecurangan adalah kemampuan untuk mengenal kecurangan adalah kemampuan untuk mengenal dan mengidentifikasi secara cepat potensi dan mengidentifikasi secara cepat potensi terjadinya kecurangan. Indikasi adanya terjadinya kecurangan. Indikasi adanya kecurangan (Red Flags) bukan berarti telah terjadi kecurangan (Red Flags) bukan berarti telah terjadi adanya kecurangan, namun petunjuk tersebut adanya kecurangan, namun petunjuk tersebut dapat menjadi perhatian agar kita waspada bahwa dapat menjadi perhatian agar kita waspada bahwa orang yang dicurigai memiliki kesempatan dan orang yang dicurigai memiliki kesempatan dan kemungkinan dapat melakukan kecurangan.kemungkinan dapat melakukan kecurangan.

Sebagian besar bukti-bukti kecurangan Sebagian besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung. Petunjuk awal kecurangan biasanya langsung. Petunjuk awal kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala ((symptomssymptoms).).

Jenis-jenis Fraud Symptons meliputi Jenis-jenis Fraud Symptons meliputi Accounting Accounting anomalies (tidak umum), Internal Control anomalies (tidak umum), Internal Control Weakness, analytical anomalies, extravaganza life Weakness, analytical anomalies, extravaganza life style, unsual behaviors, atau tips (info) and style, unsual behaviors, atau tips (info) and complaints(pengaduan)complaints(pengaduan)

Page 35: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Indikasi – Indikasi TPKIndikasi – Indikasi TPK1.1. Pengumuman Lelang dilakukan pada Media Massa Yg Jangkauan Pengumuman Lelang dilakukan pada Media Massa Yg Jangkauan

nya terbatas.nya terbatas.2.2. Jumlah Peserta Lelang sedikit.Jumlah Peserta Lelang sedikit.3.3. Dalam Spesifikasi Teknis menunjuk merk.Dalam Spesifikasi Teknis menunjuk merk.4.4. Perhitungan HPS tidak jelas perhitungannya serta sumber datanya.Perhitungan HPS tidak jelas perhitungannya serta sumber datanya.5.5. Selisih Harga Penawaran dari para Rekanan tidak jauh berbeda.Selisih Harga Penawaran dari para Rekanan tidak jauh berbeda.6.6. Dalam Proyek Pembangunan Gedung/Jalan, biasanya “Analisa Harga Dalam Proyek Pembangunan Gedung/Jalan, biasanya “Analisa Harga

Satuan” tidak mengikuti SNI.Satuan” tidak mengikuti SNI.7.7. Jaminan Penawaran dari Para rekanan berasal dari Bank Yang Sama Jaminan Penawaran dari Para rekanan berasal dari Bank Yang Sama

serta Nomor Jaminannya biasanya berurutan serta tanggalnya serta Nomor Jaminannya biasanya berurutan serta tanggalnya sama.sama.

8.8. Nilai Jaminan Penawaran dari Para rekanan SAMA walaupun Harga Nilai Jaminan Penawaran dari Para rekanan SAMA walaupun Harga Penawarannya dari Masing2 Rekanan Berbeda.Penawarannya dari Masing2 Rekanan Berbeda.

9.9. Dalam Beberapa Kasus ditemui ternyata Biaya Setoran Jaminan Dalam Beberapa Kasus ditemui ternyata Biaya Setoran Jaminan Penawaran pada Bank Penjamin, dilakukan oleh orang yang sama.Penawaran pada Bank Penjamin, dilakukan oleh orang yang sama.

10.10. Redaksi Surat Penawaran diantara para rekanan, persis sama dan Redaksi Surat Penawaran diantara para rekanan, persis sama dan jika ada kesalahan Huruf, Titik, Koma biasanya juga terjadi jika ada kesalahan Huruf, Titik, Koma biasanya juga terjadi kesalahan yang sama ( Copy Paste ).kesalahan yang sama ( Copy Paste ).

11.11. Dalam beberapa kasus bahkan Penomoran Dalam Surat Penawaran Dalam beberapa kasus bahkan Penomoran Dalam Surat Penawaran dan kode surat juga sama diantara para rekanan yang menawar.dan kode surat juga sama diantara para rekanan yang menawar.

12.12. Pegawai Rekanan Yang Ikut Dalam Aanwijzing biasanya merupakan Pegawai Rekanan Yang Ikut Dalam Aanwijzing biasanya merupakan Karyawan dari satu Perusahaan ( Rekanan Pemenang ).Karyawan dari satu Perusahaan ( Rekanan Pemenang ).

Page 36: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

13.13. Dalam beberapa kasus bahkan Nama Pegawai Rekanan Yg Dalam beberapa kasus bahkan Nama Pegawai Rekanan Yg tercantum Dalam BA Aanwijzing tidak Mengetahui Apa-apa tercantum Dalam BA Aanwijzing tidak Mengetahui Apa-apa karena memang tidak pernah hadir dalam Aanwijzing dan hanya karena memang tidak pernah hadir dalam Aanwijzing dan hanya menandatangani BA saja.menandatangani BA saja.

14.14. Pembayaran kepada Rekanan biasanya dengan Tunai tanpa Pembayaran kepada Rekanan biasanya dengan Tunai tanpa transfer antar rekening Bank, Jika Ditransfer melalui Bank transfer antar rekening Bank, Jika Ditransfer melalui Bank biasanya Rekeningnya Langsung Ditutup setelah pembayaran 100 biasanya Rekeningnya Langsung Ditutup setelah pembayaran 100 % diterima rekanan.% diterima rekanan.

15.15. Pemegang Saham perusahaan Rekanan yg mengikuti pelelangan Pemegang Saham perusahaan Rekanan yg mengikuti pelelangan dikuasai oleh orang yang sama atau masih ada hubungan famili dikuasai oleh orang yang sama atau masih ada hubungan famili atau karyawan perusahaan.atau karyawan perusahaan.

16.16. Dalam hal Pembayaran dilakukan pada akhir tahun anggaran Dalam hal Pembayaran dilakukan pada akhir tahun anggaran ( Desember), biasanya :( Desember), biasanya :

(1). Pembayaran tersebut ditampung pada REKENING KHUSUS (1). Pembayaran tersebut ditampung pada REKENING KHUSUS atauatau

Rekening Pribadi Pegawai Proyek karena pada saat akhir Rekening Pribadi Pegawai Proyek karena pada saat akhir TahunTahun

Anggaran prosentase fisik belum mencaai 100 % dan baru Anggaran prosentase fisik belum mencaai 100 % dan baru akanakan

dibayarkan kpd Rekanan stlh prosentase fisik mencapai 100 dibayarkan kpd Rekanan stlh prosentase fisik mencapai 100 %.%.

(2). Tanggal Berita Acara Serah terima Fisik 100 % biasanya(2). Tanggal Berita Acara Serah terima Fisik 100 % biasanya berbeda dengan Tanggal Surat Jalan Pada Saat Barang di berbeda dengan Tanggal Surat Jalan Pada Saat Barang di serahkan (Tanggal Surat Jalan setelah tanggal BA 100 %).serahkan (Tanggal Surat Jalan setelah tanggal BA 100 %).

17.17. Pengalaman Kerja Rekanan Pemenang/Pendamping ( Pasal 11 Pengalaman Kerja Rekanan Pemenang/Pendamping ( Pasal 11 ayat 1f) biasanya dipalsukan untuk itu perlu dilakukan Konfirmasi ayat 1f) biasanya dipalsukan untuk itu perlu dilakukan Konfirmasi kepada Instansi Yang mengeluarkan Pengalaman Kerja kepada kepada Instansi Yang mengeluarkan Pengalaman Kerja kepada Rekanan.Rekanan.

Page 37: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Pentingnya BuktiPentingnya Bukti8 Prinsip Fraud Audit, 6 terkait dengan BUKTI8 Prinsip Fraud Audit, 6 terkait dengan BUKTI

1.1. Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran,Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran,2.2. Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-

sumber sumber buktibukti yang dapat mendukung fakta yang yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan,dipermasalahkan,

3.3. Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk ‘merespons’ maka kejahatan dengan waktu untuk ‘merespons’ maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin besar,terungkap akan semakin besar,

4.4. Auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga Auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-buktibukti-bukti yang diperolehnya tersebut dapat memberikan kesimpulan yang diperolehnya tersebut dapat memberikan kesimpulan sendiri/bercerita,sendiri/bercerita,

5.5. BuktiBukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai kapanpun akan selalu mengungkapkan hal yang sama.kapanpun akan selalu mengungkapkan hal yang sama.

6.6. Informasi yang diperoleh dari hasil Informasi yang diperoleh dari hasil wawancarawawancara dengan saksi dengan saksi akan sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia.akan sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia.

7.7. Jika auditor mengajukan Jika auditor mengajukan pertanyaanpertanyaan yang cukup kepada yang cukup kepada sejumlah orang yang cukup, maka akhirnya akan sejumlah orang yang cukup, maka akhirnya akan mendapatkan jawaban yang benar.mendapatkan jawaban yang benar.

8.8. InformasiInformasi merupakan nafas dan darahnya investigasi merupakan nafas dan darahnya investigasi

37

Page 38: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

AKSIOMA AUDIT INVESTIGATIFAKSIOMA AUDIT INVESTIGATIF Kecurangan, pada hakekatnya, tersembunyi. Tidak ada keyakinan Kecurangan, pada hakekatnya, tersembunyi. Tidak ada keyakinan

absolut yang dapat diberikan bahwa kecurangan benar-benar absolut yang dapat diberikan bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak terjaditerjadi atau tidak terjadi. Pelaku kecurangan pada umumnya . Pelaku kecurangan pada umumnya selalu menyembunyikan jejaknya sehingga kemungkinan suatu selalu menyembunyikan jejaknya sehingga kemungkinan suatu kecurangan dapat ditemukan atau tidak dapat ditemukan;kecurangan dapat ditemukan atau tidak dapat ditemukan;

Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan tidak terjadi, auditor Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan tidak terjadi, auditor harus juga berupaya membuktikan kecurangan telah terjadiharus juga berupaya membuktikan kecurangan telah terjadi. . Untuk membuktikan adanya penyimpangan, pengujian yang Untuk membuktikan adanya penyimpangan, pengujian yang dilakukan normalnya berkaitan dengan usaha untuk membuktikan dilakukan normalnya berkaitan dengan usaha untuk membuktikan bahwa hal tersebut tidak terjadi (negative assurance);bahwa hal tersebut tidak terjadi (negative assurance);

Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, auditor Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, auditor harus juga berupaya membuktikan kecurangan tidak terjadi.harus juga berupaya membuktikan kecurangan tidak terjadi. Audit Audit investigatif harus dimulai dengan preposisi bahwa penyimpangan investigatif harus dimulai dengan preposisi bahwa penyimpangan telah terjadi atau sebaliknya hal itu tidak terjadi. Artinya dalam telah terjadi atau sebaliknya hal itu tidak terjadi. Artinya dalam melakukan pembuktian seorang auditor harus melakukan pembuktian seorang auditor harus mempertimbangkan kemungkinan adanya penyangkalan dari mempertimbangkan kemungkinan adanya penyangkalan dari pihak lain;pihak lain;

Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan tanggung Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan tanggung jawab pengadilan, bukan pemeriksanya.jawab pengadilan, bukan pemeriksanya.Dengan asumsi bahwa Dengan asumsi bahwa kasus tersebut akan dilimpahkan ke tingkat litigasi maka dalam kasus tersebut akan dilimpahkan ke tingkat litigasi maka dalam melakukan pengujian seorang auditor harus mempertimbangkan melakukan pengujian seorang auditor harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di pengadilan. kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di pengadilan.

Page 39: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

LAPORAN : (1) Bentuk BAB (2) Bentuk Surat, atau

BAB I : SIMPULAN DAN REKOMENDASI : BAB II : D A T A U M U M :

(1) Simpulan (1) Dasar Audit(2) Rekomendasi (2) Sasaran dan Lingkup Audit

(3) Struktur Organisasi Auditan

BAB III : URAIAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF :

1. Dasar Hukum Organisasi dan Kegiatan Auditan (1) Dasar Hukum Organisasi Auditan (2) Dasar Hukum Kegiatan yang Diaudit

2. Prosedur Kegiatan yang Seharusnya

3. Materi Temuan : (1) Jenis Penyimpangan (2) Modus Operandi (3) Penyebab dan Dampaknya (Kausalitas) (4) Pihak-Pihak yang Diduga Bertanggung Jawab – Pihak Non Swasta – Pihak Swasta (5) Bukti-Bukti yang Diperoleh (6) Kesepakatan Dengan Pihak Kejaksaan/Kepolisian/KPK

4. Rekomendasi :

39

Page 40: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Tindak Lanjut Temuan OperasionalTindak Lanjut Temuan Operasional

Meminta Bantuan BPKP/BPK untuk Meminta Bantuan BPKP/BPK untuk melakukan Audit Investigasi.*melakukan Audit Investigasi.*

Laporan Audit Investigasi BPKP akan Laporan Audit Investigasi BPKP akan disampaikan kepada Instansi yang disampaikan kepada Instansi yang meminta beserta Rekomendasi yang meminta beserta Rekomendasi yang harus ditindaklanjuti.harus ditindaklanjuti.

Page 41: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Dwi Prahoro IriantoJln. Ampera Raya – Komplek Polri Ragunan Jln. J No. 24 Jaksel

TELP.021-92127269 -Mobile: 08521 4318 123E-maill : [email protected]

Page 42: Bahan Diklat Bapeten Tgl 4 Peb 09

Wahai anakku, hiduplah apa maumuWahai anakku, hiduplah apa maumuTapi ingat,…..Tapi ingat,…..

Bahwasanya engkau pasti akan matiBahwasanya engkau pasti akan mati

Cintailah siapa yang engkau cintaiCintailah siapa yang engkau cintaiTapi ingat,…..Tapi ingat,…..

Engkau pasti akan berpisah dengan diaEngkau pasti akan berpisah dengan dia

Berbuatlah apa yang engkau kehendakiBerbuatlah apa yang engkau kehendakiTapi ingat,…..Tapi ingat,…..

Engkau pasti akan menerima balasanEngkau pasti akan menerima balasanyang setimpal dari Nya.yang setimpal dari Nya.

( Imam Ghazali )( Imam Ghazali )