Di Susun Oleh :
SAFIRA
04.11.34
DOSEN PEMBIMBING : NAZIFAH, SST
AKADEMI KEBIDANAN SALMA
SIAK SRI INDRAPURA
T.A. 2011/2012
MAKALAH
KLIPING
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kemudahan kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
ASUAHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA yang membahas tentang BAYI
BARU LAHIR BERMASALAH DAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN
PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit pun hambatan yang saya
hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan,dorongan dan bimbingan orang tua,sehingga kendala-kendala yang saya
hadapi teratasi.oleh karna itu saya mengucapkan terima kasih kepada ibu NAZIFAH, SST
selaku dosen pembimbing saya.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi asya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai ,Aminn.
Siak, 29 Oktober 2012
Ttd
Siska andrianti
041137
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
KATA PENGANTAR
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi
2.2. Bayi Baru Lahir Bermasalah
2.2.1. Bercak Mongol
2.2.2. Ikterus pada neonatus dan balita
2.2.3. Muntah
2.2.4. Gumoh
2.2.5. Oral Trush
2.2.6. Diaper Rash
2.2.7. Seborrhea
2.2.8. Bisulan
2.2.9. Miliariasis pada neonatus, bayi dan balita
2.2.10. Diare
2.2.11. Obstipasi/Konstipasi
2.2.12. Infeksi Pada Neonatus
2.3. Neonatus, Bayi Dan Anak Balita Dengan Penyakit Yang Lazim Terjadi
2.3.1. Penyakit Tropic Dan Infeksi
2.3.2. Morbili
2.3.3. Parotitis Epidemika
2.3.4. DBD
2.3.5. Pertusis
2.3.6. Tetanus
2.3.7. Diftery
2.3.8. Typus Abdomen
2.4. GASTROENTEROLOGI (ILMU TENTANG LAMBUNG DAN USUS)
2.4.1. Diare
2.4.2. Muntah
2.4.3. Sakit Perut
2.4.4. Konstipasi
2.5. Neurolog (Sistem Saraf)
2.5.1. kejang demam
2.5.2. maningitis ensefalitis
2.6. PULMONOLOGI (ILMU PARU-PARU)
2.6.1. TBC
2.6.2. Asma
2.6.3. Pneumonia
2.7. NEFROLOGI (PERKEMIHAN)
2.7.1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2.8. PENYAKIT GIZI
2.8.1. Obesitas
2.8.2. Kekurangan Energi Protein
2.8.3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
2.8.4. Anemia Gizi Buruk
2.8.5. Kekurangan Vitamin A
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik.
Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke
kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang
dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.
Tujuan asuhan pada bayi baru lahir ini adalah memberikan asuhan komprehensif
kepada bayi baru lahir pada saat masih di ruang rawat serta mengajarkan orang tua dan
memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan terjadi
serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap
proses kelahiran.
Asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, diberikan kepada bayi baru lahir dengan
masalah-masalah bercak mongol, hemangioma, ikterus, muntah dan gumoh, oral trush,
diaper rash, seborrhea, bisulan, milliariasis, diare, obstipasi, infeksi, serta bayi meninggal
mendadak.
Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yang lazim terjadi saat ini telah
dikembangkan suatu bentuk pengelolaan bayi dan anak balita yang mengalami sakit, yaitu
manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Manajemen ini bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan anak serta kualitas pelayanan kesehatan anak. Bentuk pengelolaan ini
dapat dilakukan dengan palayanan tingkat pertama, seperti unit rawat jalan, puskesmas,
polindes, dan lain-lain. Pengelolaan ini bersifat terpadu, karena dilaksanakan secara
bersama, meliputi manajemen anak, sakit, pemberian nutrisi, imunisasi, pencegahan
penyakit dan promosi untuk tumbuh kembang anak.
1.2. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan neonatus?
2. penyakit apa saja yang lazim terjadi pada neonatus?
3. bagaimana cara penanganan dan pengobatannya?
1.3. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan neonatus
2. untuk mengetahui jenis-jenis dan penyakit yang lazim terjadi pada neonatus.
3. untuk mengetahui cara penanganan dan pengobatan pada berbagai penyakit yang
terjadi pada neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.Neonatus
bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak.Neonatus mengalami
masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehid2upan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi
selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang
terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan
anestesi terhadap neonates.
2.2. BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
2.2.1. Bercak mongol
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau
daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-
kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral
pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti
memar.Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas
tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah
posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
Bintik Mongolia, daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua
permukaan tubuh, termasuk pada ekstremitas.Bercak ini lebih sering terlihat di punggung
dan bokong. Daerah pigmentasi ini terlihat pada bayi-bayi yang berasal dari Mediterania,
Amerika Latin, Asia, Afrika, atau beberapa wilayah lain di dunia. Bercak-bercak ini lebih
sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap tanpa memperhatikan kebangsaannya.
Bercak ini secara bertahap akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau
tahun.
Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan atau abu
kebiruan yang ditemukan pada 90% bayi Amerika, Asia, Hispanik dan Afrika Amerika
dan 10%nya terjadi pada bayi Kaukasia, khususnya keturunan Mediterania. Paling sering
pada daerah punggung, bokong, tapi dapat pula ditemukan pada bagian tubuh lain.
Memiliki bermacam ukuran dan bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit
tertentu. Kebanyakan akan memudar pada usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekasnya akan
bertahan sampai dewasa.
Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu
dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam.Umumnya
terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu.
Biasanya dimiliki pada 9 dari 10 anak berkulit hitam, keturunan Mediterania dan keturunan
Indian dan sangat jarang terjadi pada bayi berambut pirang dan berwarna biru.
Bercak mongol merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung
melanin, pigmen normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat
coklat tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru. Selain
itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis lainnya. Bercak
mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain.
1. Hemangioma adalah sekelompok pembuluh darah yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum dan ia muncul di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar, hemangioma bukanlah tumor. Tanda lahir ini dapat membesar dua kali ukuran semula, tetapi setelah itu ukurannya akan stabil, lalu warnanya menipis (tampak lebih muda), akhirnya menghilang dengan sendirinya.
Kelainan pembuluh darah yang tidak berbahaya ini umumnya hanya timbul di satu tempat, seperti di wilayah leher atau kepala.Namun pada beberapa kasus (yang jarang terjadi) dapat pula timbul di beberapa bagian tubuh sekaligus.Hemangioma sendiri dikenal dalam berbagai bentuk: Strawberry Hemangioma, Cavernous Hemangioma, Salmon Patches
2. Mongolio spots
Tanda lahir yang tergolong normal dan tidak berbahaya ini dialami hampir semua
bayi, terutama anak Asia Timur.Bercak mongol adalah terperangkapnya sel melanosit
(pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf.
Bercak ini ada yang berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, mirip
tanda lebam.Ukurannya bervariasi dari kecil atau dapat pula sangat besar.Umumnya
terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan
bahu.Bercak ini biasanya memudar pada tahun pertama walaupun sering juga menetap
hingga dewasa.
2. Bercak cafe’ au lait
Bintik berwarna cokelat muda atau tua seperti kopi susu. Bentuknya tidak teratur,
mendatar pada kulit dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Lokasinya bisa terdapat di seluruh
tubuh.Bila hanya satu bercak, umumnya tidak memerlukan penanganan khusus.Yang patut
diwaspadai jika terdapat 5 atau lebih tanda lahir ini dengan diameter lebih dari 5 mm.
Segera konsultasikan pada dokter karena kehadirannya bisa menjadi pertanda suatu
penyakit genetik.
3. Nevus congenital
Berupa tahi lalat di kepala atau di bagian badan yang muncul semenjak lahir.
Ukurannya paling kecil sekitar 1 cm hingga lebih dari 20 cm. Berwarna kecokelatan
sampai hitam dan sebagian ada yang berambut. Bila semakin membesar patut diwaspadai
sebagai pertanda awal keganasan.Untuk itu segera konsultasikan pada dokter.
Jenis tahi lalat lain adalah Nevus nevoselularis, Nevus Verukosus Epidermal, Nevus
Sebaseus, Nevus Jaringan Ikat,
4.
5. Akrosianosis
Tanda lahir yang ditemui pada bagian jari tangan dan kaki ini terlihat di permukaan kulit
berupa bercak kemerahan. Paling sering terjadi pada bayi perempuan. Bila dicermati,
ketika bayi menangis atau sedang kedinginan, warna bercak kemerahan tersebut
akanberubah menjadi kebiruan dan tampak lebih jelas. Tanda lahir ini tergolong tidak
berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan.
2.2.2. IKTERUS PADA NEONATUS DAN BALITA
Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi
kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir
dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25% – 50% pada bayi
yang lahir cukup bulan.Tapi juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal)
misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat),
penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain.
Selain pada bayi baru lahir ikterus juga dapat terjadi pada bayi dan balita.
Ikterus fisiologis
-Ikterus yang timbul pada hari ke dua dan ke tiga.
-Tidak mempunyai dasar patologis.
-Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan.
-Tidak mempunyai potensi menjadi kern-icterus.
-Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Ikterus patologis ialah
-Ikterus yang mempunyai dasar patologis.
-Kadar bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubinemia.
Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis apabila sesudah pengamatan dan pemeriksaan
selanjutnya tidak menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang
menjadi kern-icterus
Yang sangat berbahaya pada ikterus ini adalah keadaan yang disebut
“Kernikterus”.Kernikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak.Gejalanya antara lain: mata yang berputar, kesadaran menurun, tak mau
minum atau menghisap, ketegangan otot, leher kaku, dan akhirnya kejang, Pada umur yang
lebih lanjut, bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan) otot, kejang, tuli,
gangguan bicara dan keterbelakangan mental.
Hiperbillirubinemia
Hiperbillirubinemia ialah suatu keadaan dimana kadar hiperbilirubinea mencapai
suatu nilai yang mempunyai suatu potensi kern-ikterus apabila tidak ditanggulangi dengan
baik. Sebagian besar hiperbillirubinea ini proses terjadinya mempunyai dasar patologik.
Mengatasi hiperbilirubinemia
Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi.
Transfusi tukar darah.
Indikasi transfusi tukar darah
Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek ≥ 20 mg%.
Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3 – 1 mg% per jam.
Anemia yang berat pada bayi baru lahir dengan gejala gagal jantung.
Kadar Hb tali pusat < 14 mg% dan uji Coombs direk positif.
Penyebab Ikterus
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain:
1. Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah (hemolisis) yang
berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.
2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver.
3. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin.
4. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau
kerusakan sel liver).
2.2.3. MUNTAH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara
ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi
lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada
berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah
lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan
yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang
tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan
larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa
terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan
regurgitasi.Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan racun yang tertelan.
Penyebab muntah
Pada neonatus
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esofagus
Non obstruksi : perforasi lambung
Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non organik
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau
terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
2.2.4. GUMOH
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat
setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi
dibawah usia 6 bulan
Penyebab
Anak/bayi yang sudah kenyang
Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam
lambung
Posisi botol yang tidak pas
Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
Akibat kebanyakan makan
Kegagalan mengeluarkan udara
2.2.5. ORAL TRUSH
Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi bagian dalam
(Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan
bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk
diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan
oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan
bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan
pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan
Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000).
Oral trush di sebabkan oleh jamur candida Albicans, karena kurangnya menjaga
kebersihan mulut.Bisa juga disebabkan ibu yang menyusui terinfeksi jamur dapat menjadi
sumber penularan candida. (lewat puting susu) atau ditularkan ibu melalui vagina pada saat
persalinan (saat bayi baru lahir). Ditandai dengan adanya bercak putih pada mulut,
terutama lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan, dan anak kadang-kadang
menolak untuk minum
Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi bagian dalam
(Wong, 1995,dikutip dari buku asuhan keperawatan ibu dan anak (untuk perawat dan
bidan),Nursalam 2005). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk
diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini sering disebut juga dengan
oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan
bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan
pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994:636, dikutip dari Ilmu Kesehatan
Anak Nelson, Vol 3,edisi 15,Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M arvin, 2000).
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan
kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak
putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang
meninggalkan permukaan perdarahan mentah.(Ummu Kautsar : 2010)
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan
kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien
yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut)
disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya
gangguan sistem kekebalan.(Ummu Kautsar : 2010)
2.2.6. DIAPER RASH
Diaper rash atau diaper dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan
inflamasi akut yang terjadi pada daerah popok, lebih dikenal sebagai ruam popok pada
bayi. Diaper rash adalah salah satu dari dermatitis yang umumnya terjadi pada bayi akibat
dari pemakaian popok.
Diaper rash umumnya bersifat self-limiting. Diaper rash sering terdapat pada bayi
yang popoknya selalu basah dan jarang diganti sehingga menimbulkan dermatitis iritan.
Ruam popok merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi di mana kulit bayi
menjadi perih, memerah, bersisik, dan nyeri bila disentuh.Ruam disebabkan karena iritasi
kulit akibat popok kotor yang tidak segera diganti, alergi terhadap bahan popok, deterjen,
sabun, atau tisu basah.Lapisan plastik kedap air pada popok sekali pakai (pospak) juga
dapat menghambat sirkulasi udara sehingga menjadi lembab dan memunculkan adanya
ruam dan jamur.
Selain itu, ruam popok juga bisa disebabkan oleh perubahan kandungan feses (BAB)
bayi akibat pemberian jenis bahan makanan baru. Apabila bayi mengalami diare, ruam
popok yang dialami akan menjadi lebih parah.
Ruam popok yang
terjadi selama beberapa hari,
walaupun tetap rutin diganti,
bisa disebabkan oleh jamur
Candida albicans.Jenis ruam
popok ini berwarna
kemerahan dan tidak begitu jelas, serta muncul bintik-bintik merah di sekitar bagian utama
ruamnya. Umumnya diawali di bagian-bagian lipatan kulit bayi, kemudian meluas ke
bagian depan dan belakang tubuhnya. Pemberian antibiotik pada bayi atau ibu menyusui
justru akan mengakibatkan infeksi jamur karena antibiotik akan membunuh bakteri “baik”
yang mencegah tumbuhnya jamur Candida ini.
Mencegah Terjadinya Ruam Popok
Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah dengan menjaga agar kulit bayi
tetap bersih dan kering, serta secara rutin mengganti popok agar feses dan urin-nya tidak
membuat iritasi kulit.
Yang bisa dilakukan antara lain:
Ganti pospak bayi yang kotor atau
basah sesegera mungkin
Pada waktu-waktu tertentu (di
antara waktu ganti popok),
bersihkan pantat bayi dengan
mengalirkan air hangat
Yakinkan bahwa kulit bayi benar-
benar kering sebelum memakaikan
popok kembali
Keringkan kulit bayi menggunakan
kain lembut dengan cara ditepuk-
tepuk – jangan digosok, karena akan
semakin memperburuk iritasi
popok jangan terlalu ketat agar tidak
terjadi gesekan kulit yang bisa
mengakibatkan iritasi
Bila Anda menggunakan cloth diapers,bilas beberapa kali ketika mencuci agar
benar-benar bersih dari sisa sabun atau deterjen. Hindari menggunakan cairan pelembut
pakaian.
Sejumlah pakar mengusulkan agar membiarkan bayi tanpa popok selama beberapa
jam setiap harinya, agar kulit yang iritasi bisa kering dan “bernapas”. Hal ini mudah
dilakukan jika Anda menempatkan bayi Anda pada boks dengan kain perlak tahan air atau
pada handuk besar di atas lantai.
Bayi yang kulitnya sensitif bisa diberikan krem atau salep popok tiap kali pengantian
popok agar terlindung dari iritasi, namun tidak semua bayi membutuhkannya.
Mengobati Ruam Popok
Ruam popok biasanya akan hilang bila Anda lebih rajin mengganti popok kotor bayi
Anda. Krem atau salep yang mengandung zinc oxide atau petroleumbisa membantu
mengurangi perih dan melindungi dari kelembaban.Krem atau salep harus dilumurkan agak
tebal pada kulit setiap kali mengganti popok.
Ruam popok biasanya akan hilang dalam waktu 2 - 3 hari tanpa harus ke dokter,
namun bisa juga lebih lama. Bila tetap muncul, segera konsultasikan ke dokter. Dokter
akan memberikan obat sesuai dengan tipe ruamnya krem antijamur, krem antibiotik, atau
krem yang mengandung steroid ringanselama beberapa hari sampai ruamnya hilang.
2.2.7. SEBORRHEA
Saborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya
sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian
sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses
pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul
gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis
seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.
Pada Bayi
Dermatitis seborrheic, umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait dengan
hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuhnya. "Itulah kenapa, lewat dari
masa bayi, masalah ini akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen."
Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu
saja, terutama yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang
terhadap bahan-bahan yang bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala,
maka akan timbul dermatitis seborrheic bahkan eksim. Bila dermatitis seborrheic ini tidak
ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut menjadi infeksi. Biasanya disertai proses
inflamasi atau peradangan di dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang
kemerahan.
Anak yang atopik umumnya lahir dari orang tua yang berbakat atopik. "Bila orang tua
menderita alergi terhadap benda-benda tertentu, hal ini kemungkinan menurun pada anaknya,.
Biasanya, anak yang atopik akan mengalami eksim dan mengalami kelainan di lipat-lipatan tubuh,
seperti ketiak, selangkangan, lipatan leher, lipatan hidung, maupun di bagian tubuh lain yang
memiliki rambut, seperti alis dan di sekitar kemaluan pada anak yang sudah puber. Hal ini terjadi
karena kelenjar minyak selalu berada dalam satu unit dengan folikel rambut.Oleh karena yang
paling banyak memiliki kelenjar minyak adalah kepala, maka gangguan pun sering terjadi di situ
seperti dermatitis seborrheic dan ketombean.
Kelainan Kulit Kepala
Seperti diungkapkan tadi, selepas dari masa bayi, maka dermatitis seborrheic segera
menghilang karena hormon androgen yang berasal dari ibu sudah habis. Namun bila lewat usia ini
masih juga muncul, berarti telah terjadi sesuatu yang tidak normal. Mungkin saja, sisik-sisik halus
itu muncul karena adanya kelainan pada kulit kepala anak balita."Nah, pada usia balita
penyebabnya belum bisa dipastikan.Salah satu dugaan kuat adalah tumbuhnya jamur, sehingga
memicu peningkatan produksi kelenjar minyak yang lumayan pesat."
Normalnya, kata Ari, setiap sebulan sel-sel kulit kepala yang sudah tua digantikan oleh sel-
sel yang muda, sehingga jumlah serpihan kulit kepala yang lepas pun tidak banyak. Namun, sel
kulit yang telah terkena jamur akan lebih cepat lepas. Bisa setiap lima hari sekali. Peningkatan
produksi kelenjar kulit kepala umumnya disertai dengan rasa gatal, kerontokan rambut, rambut
berbau tak enak, lebih berminyak, dan sukar diatur.
Jadi, pada anak "ketombeannya" sedikit berbeda dari ketombe orang dewasa.Ketombe
pada orang dewasa adalah kelainan-kelainan yang terjadi pada area yang berambut, yang terkait
dengan aktivitas kelenjar kulit. Umumnya bila kelenjar kulit kepala berproduksi secara berlebihan,
yang bisa saja terjadi tanpa adanya campur tangan jamur atau yang lainnya, akan timbul sisik-
sisik.
2.2.8. BISULAN
Furunkel atau bisuladalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus
profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya
daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan
bahan nekrotik bernanah.
Bisul adalah sejenis abses yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Bisul dapat terjadi di semua jenis kulit baik anak kecil ataupun dewasa. Tetapi masalah
bisul pada anak-anak lebih sering terjadi daripada orang dewasa. Ini dikarenakan pada
anak-anak mereka lebih sering terkena debu dan kotoran di luar, pada saat bermain di
lapangan, lumpur, dan tempat lainnya yang menyebabkan mereka lebih mudah terinfeksi
dari bakteri-bakteri yang ada di luar sana apalagi saat mereka mempunyai luka di bagian
tubuhnya, bakteri itu akan lebih mudah menyerang.
Jika bisul yang tumbuh pada tubuh anak anda hanya sekali saja, anda tidak perlu
khawatir, sebab itu tidak berbahaya. Kecuali jika bisul itu tumbuh terus menerus, maka
anda perlu ke dokter untuk memeriksakan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memberikan
antibiotik tertentu yang akan membunuh bakteri yang menyebabkan kuman. Tapi anda
juga bisa membawa anak anda untuk menghentikan bakteri dengan cara terapi budaya
bakteri. Budaya bakteri mungkin salah satu cara termudah untuk mendeteksi penyebab
pasti bisul pada anak-anak. Anak-anak yang sedang terinfeksi virus, dapat terus-menerus
tumbuh bisul karena mereka membawa kuman di dalam tubuh mereka. Fakta
membuktikan, anak-anak membawa spora bakteri yang menyebabkan bisul di dalam tubuh
berkaitan dengan transferensi genetik. Sejak mereka lahir, anak-anak yang terus menerus
mengalami bisul benar-benar membawa bakteri pada permukaan kulit mereka atau di
dalam usus mereka atau ketika usus mereka terluka. Ketika bakteri menemukan sebuah
lubang di permukaan kulit, mereka masuk dan menyebarkan infeksi.
Bisul biasanya sangat buruk untuk dilihat. Mereka penuh dengan nanah, yang akan
dibuang bersama dengan darah ketika bisul akan matang. Sebagai orang tua, Anda
dianjurkan untuk berhati-hati ketika keluar nanah. Nanah sangat menular yang harus
dibersihkan waktu ke waktu sehingga anda lebih baik menghindari kontak dengan kulit
bagian tidak terpengaruh.
Berbentuk
Furunkel (boil)
Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal,
aksila dan telinga
Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
Pemberian antibiotika sistemik
Jenis-jenis bisul
Bisul dapat juga disebabkan karena tersumbatnya kelenjar minyak, yang
kemudian terinfeksi. Bisul seperti ini dinamakan ‘akne kista’, biasanya terjadi di
kulit wajah para remaja.
Lain lagi dengan bisul yang disebut ‘hidradenitis suppurativa’, disebabkan oleh
radang lokal kelenjar keringat. Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah,
lokasinya di daerah ketiak atau pangkal paha.
Dan yang terakhir adalah bisul yang disebut ‘kista pilonidal’, biasanya terjadi di
lipatan bokong. Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian
ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama, biasanya saat
travelling lama, maka terbentuklah bisul ini.
Cara Menghilangkan Bisul pada Anak
Umumnya, resep dokter untuk bisul yang terus tumbuh pada anak-anak adalah
antibiotik bernama Naseptin. Obat ini diambil berada dalam dosis terbatas
sehingga tidak menimbulkan efek samping negatif apapun. Antibiotik ini harus
dimakan 4 kali sehari sampai dengan 10 hari.
Anda harus lebih hati-hati saat memandikan anak anda, untuk menjaga anak-anak
anda dari kuman. Hindari menggunakan bath up, lebih baik menggunakan shower
atau dengan air yang mengalir. Disarankan menggunakan Cholrhexidine untuk
lebih bersih. Walaupun anda diberi obat untuk membersihkan kepala anak anda
yang diberi dari dokter, anda disarankan untuk tetap menggunakan Cholrhexidine
selama 14 hari.
Menggunakan handuk sendiri untuk anak anda dan menggantinya setiap dua hari
sekali. Bahkan untuk lebih baik lagi, setiap anggota keluarga harus menggunakan
seperangkat handuk terpisah untuk membatasi penyebaran bakteri yang
menginfeksi kulit dan menyebabkan bisul.
Meminta anak anda untuk tidak berusaha memecahkan bisul dengan kuku jari
mereka. Karena jika itu terjadi, bisul akan menjadi infeksi dan apabila sampai
keluar nanah dan mengenai aliran darah tubuh anak kita, maka akan terjadi
keracunan darah.
Untuk menghindari penularan yang lebih lanjut, cuci daerah yang terinfeksi
dengan sabun anti bakteri yang baik setiap keluar nanah. Anda juga bisa menutupi
bisul dengan tapal (perban) yang baik.
Anda bisa membuat menu makanan yang baik untuk dikonsumsi anak anda.
Sertakan sayuran yang mengandung banyak serat agar tidak sembelit dan sediakan
jus segar setiap pagi hari untuk detoxsifikasi tubuh. HIndari makanan yang
banyak mengandung minyak dan pastikan anak anda minum air putih tiap hari.
Hal ini akan membantu dalam proses menyingkirkan zat-zat beracun yang
terdapat di dalam tubuh anak Anda
Kompres dengan air panas selama 3-4 menit setiap hari untuk mengurangi rasa
sakit pada bisul. Mandi dengan garam Epsom juga efektif untuk menghilangkan
bisul pada anak anda. Anda bisa menggunakan kapas yang steril dan
menghangatkannya di air panas sebelum diletakan diatas permukaan bisul, yang
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk peregangan.
2.2.9. Miliariasis pada Neonatus , Bayi , dan Balita
Miliariasisadalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung),
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan
edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum
korneum.
Bentuk miliariasis :
1. Miliaria kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai
kulit kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup
pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus
Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal
Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang
berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap
keringat.
2. Miliaria rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau
berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih
Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum
sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari
udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak
salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
3. Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra
Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak
berupa papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang
ditemui
Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah
pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang
Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu
yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan
atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol
4. Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau
bedak kocok setelah mandi
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga
tidak menggores kulit saat menggaruk)
2.2.10.DIARE
Diareadalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai
perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare,
hygiene dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi
antibiotik)
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada
saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut
ataupun disentri
Tanda dan gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat
diikuti muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau,
berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk
dan terdapat butiran lemak
Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali
dalam tubuh)
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50
ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90%
ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang
≥100 ml/kgBB
Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
Terapi rehidrasi
Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah
penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
Diarea epidemic
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari
3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.
(Aziz,2006).
Diare dapat juga didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari.
(Ramaiah,2002).
Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau
penyakit lain diluar saluran pencernaan. (Ngastiyah, 2003).
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitisusu
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare
pula.
Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguankeseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia).
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2003).
Gambaran Klinis
Mula-mula bayi atau balita cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir
atau lendir dan darah.Warna tinja makin lama berubah berubah kehijauan karena
bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karenna sering
defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak diabsorsi oleh usus selama diare. (Ngastiyah, 2003)
Diagnosis
Diagnosi ditegakknan dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologi yaitu biakan
feses, darah, dan likuor serebrospinalis.Namun pada tempat – tempat yang endemis bila
terdapat gejala klinis seperti gejala klinis seperti diare, panas, dan ikterus terapi yang
terarah terhadap salmonelosis dapat dibenarkan.
Pengobatan
Tahap pertama pengobatan ialah memberikan cairan dan elektrolit untuk mengatasi
dehidrasi dan asidosis.antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksisdan mudah
menyebar secara hematogen.Antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksis
dan mudah menyebar secara hematogen. Antibiotika harus sesuai dengan pemantauan
resistensi kuman,pada saat ini obat yang efektif adalah Kloromisetin dengan dosis 50
mg/kg berat-badan, Sefalosporin generasi ketiga misalnya Sefatriaxone dan Amikasin. Ko-
trimoksaso, cukup efektif tetapi tidak dapat diberikan pada bayi kurang bulan, neonatus di
bawah 2 minggu, dan yang menderita ikterus.
Prognosis
Bila pengobatan terlambat maka angka kematian dapat mencapai 50%, karena kuman
ini cepat menyebar menjadi sepsis.Setiap diare pada neonatus yang disertai dengan panas
dan ikterus maka Salmoneolosis harus dipikirkan.
2.2.11. OBSTIPASI/ KONSTIPASI
Konstipasi/sembelitadalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi :obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat Kurang cairan Obat/zat kimiawi Kelainan hormonal/metabolik Kelainan psikososial Perubahan mikroflora usus Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) Kelainan otot dasar panggul Kelainan persyarafan : M. Hirsprung Kelainan dalam rongga panggul Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal Gelisah, cengeng, rewel Menyusu/makan/minum kurang Fese keras
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus) Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma) Manometri USG
Penatalaksanaan
Banyak minum Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
Latihan Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi ASI lebih baik dari susu formula Enema perotal/peranal Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi Perawatan kulit peranal
2.2.12.
INFEKSI PADA NEONATUS
Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering
ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar
rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara
septik. Bayi baru lahir mendapat imunitas trans. Plasenta terhadap kuman yang berasal dari
ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi
juga berasal dari ibu lain. Terhadap kuman yang disebut terakhir ini, bayi tidak mempunyai
imunitas.
Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3
golongan, yaitu :
Infeksi Antenatal
Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta.Di sini kuman itu melalui
batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi
umbilikus dan masuk ke janin. Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalan ini ialah :
o Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia,
cytomegalic inclusion ;
o Spirokaeta, yaitu treponema palidum ( lues ) ;
o Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. Coli dan
listeria monocytogenes.
Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta. Fokus pada plasenta
pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin mendapat tuberkulosis melalui inhalasi cairan
amnion tersebut.
Infeksi Intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain. Mikroorganisme
dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketubah
pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan lahirnya bayi lebih dari 12 jam ),
mempunyai peranan penting terhadap timbulnya plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat
pula terjadi walaupun ketuban masih utuh misalnya pada partus lama dan seringkali
dilakukan manipulasi vagina. Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang septik
sehingga terjadi pneumonia kongenital selain itu infeksi dapat menyebabkan septisemia.
Infeksi intranatal dapat juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari
vagina misalnya blenorea dan ” oral trush ”.
Infeksi Pascanatal
Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang berakibat
fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat penggunaan alat atau akibat
perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi silang. Infeksi pasacanatal ini
sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini penting sekali karena mortalitas sekali
karena mortalitas infeksi pascanatal ini sangat tinggi. Seringkali bayi mendapat infeksi
dengan kuman yang sudah tahan terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.
INFEKSI/SEPSIS
Sepsis adalah istilah bagi infeksi berat.Anak-anak tertentu berisiko besar
mengalaminya.Sepsis disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh.Namun, sepsis berbeda dari penyakit infeksi biasa.Infeksi biasa hanya menyerang
daerah yang terkena infeksi.sepsis berarti bakteri penyebab infeksi ditemukan dalam
peredaran darah. Ini mengakibatkan infeksi bisa terjadi di seluruh organ tubuh.
Sepsis Neonatorium
Sepsis neonatorium adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh
tubuh bayi baru lahir.Terjadi kurang dari 1% pada bayi baru lahir tetapi merupakan
penyebab 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini 5x lebih sering terjadi
pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2x lebih sering
menyerang bayi laki-laki.
Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir,
tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.Sepsis yang baru timbul dalam
waktu 4 hari atau lebih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang
didapat di rumah sakit).Penyebabnya adalah infeksi bakteri.
Beberapa kasus sepsis pada bayi baru lahir yang disebut dengan sepsis neonatorum
dapat disebabkan oleh faktor ibu. Mikroorganisme memasuki tubuh bayi melalui ibu
selama kehamilan atau proses kelahiran, seperti perdarahan, demam atau infeksi pada ibu,
ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan, dan proses persalinan yang lama.
Risiko terjadinya sepsis meningkat pada kasus ketuban pecah sebelum waktunya dan
perdarahan atau infeksi pada ibu.
Gejala Bayi Sepsis
Gejala yang umum adalah bayi tampak lesu, tidak kuat mengisap ASI, denyut
jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.Gejala lainnya adalah gangguan
pernapasan, kejang, jaundice (sakit kuning), muntah, diare, perut kembung, kadang juga
ditemukan bercak-bercak merah di kulit.
Akibat
Beragam gejala tersebut tergantung pada sumber infeksi dan penyebarannya.Misal,
infeksi pada tali pusat (omfalitis) bisa menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar.
Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak bisa menyebabkan koma, kejang,
dan opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun.
Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau
tungkai yang terkena.Infeksi pada persendian bisa menyebabkan pembengkakan,
kemerahan, nyeri tekan, dan sendi yang terkena teraba hangat.Infeksi pada selaput perut
(peritonitis) bisa menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.
Pengobatan
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
mikroskopis maupun pembiakan bakteri terhadap contoh darah, air kemih maupun cairan
dari telinga dan lambung. Sedangkan pengobatannya dengan memberikan antibiotik
(Injeksi Benzil Penisilin di kombinasikan dengan Injeksi Aminoglikosida dan Eritromisin)
melalui infus. Pada kasus tertentu, mungkin perlu diberikan antibodi yang dimurnikan atau
sel darah putih.
2.3. NEONATUS, BAYIDANANAKBALITADENGANPENYAKIT YANG LAZIMTERJADI
2.3.1. Penyakit tropic daninfeksi :
2.3.2. Morbili
Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia Campak sangat menular, sekitar
90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit.
Campakadalahsuatupenyakitinfeksi virus aktifmenular, ditandaiolehtigastadium
1. Stadium inkubasiataukataralsekitar 10-12 haridengansedikit, jikaada, tanda-
tandaataugejala-gejala
2. Stadium prodromal denganenantem (bercakkoplik) padamukosabukaldan faring,
demamringansampaisedang, konjungtivitisringan, koryza, danbatuk yang
semakinberat
Stadium akhirataukonvalesendenganruammakuler yang munculberturut-
turutpadaleherdanmuka, tubuh, lengandan kaki dandisertaiolehdemamtinggi.
Campak jarang subklinis.Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada
umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di AmerikaSerikat, campak
terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan
orang dewasa muda yang telah di imunisasi.
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga
stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.Nama lain
penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola.
Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien.
Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah\selama stadium kataral
sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit.
Banyak kesamaanan taratanda-tanda biologis campak dan cacar memberikesan
kemungkinan bahwa campak dapat diberantas.
Tanda-tandainiadalah
1. Ruamkhas
2. Tidakada reservoir binatang
3. Tidakadavektor
4. Kejadianmusimandenganmasabebaspenyakit
5. Virus latentidakdapatditularkan
6. Satuserotip
7. Vaksinefektif
2.3.3. PAROTITISEPIDEMIKA
a. Definisi.
Gondongan adalah penyakit infeksi akut dan menular yang disebabkan oleh
virus.Virus ini menyerang kelenjar air liur dimulut, terutama kelenjar parotis yang terletak
pada tiap-tiaps isimu katepat dibawah dan didepan telinga.
b. Etiologi.
Virus Mumps.
c. GambaranKlinis.
Penyakitinilebihseringterjadipadaanak-anakdan orang mudausia 5-15 tahun.
Gejalanyanyerisewaktumengunyakdanmenelan.Lebihterasalagibilameminumcaira
nasamseperticukadan air jeruk.
Pembengkakan yang nyeri dan terjadi pada sisi muka dan dibawah telinga.
Kelenjar- kelenjar dibawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak.
Penderita juga merasa demam,suhu tubuh dapat meningkat hingga 39,50C.
komplikasi mungkin terjadi pada anak laki-laki pada umurbelasan tahun, nyeri
pada perut danalat kelamin.
Pada remaja perempuan nyeri akan terasa pada bagian payudara. Komplikasi
serius terjadi jika virus gondongan menyerang otak, hal ini menyebabkan radang
selaput otak ( meningitis).
Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita, seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk.
2.3.4. DBD
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue
berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue
merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah
ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim
hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya
terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
2.3.5. PERTUSIS
Pertusisadalahinfeksisaluranpernafasanyang sangatmenularyang
disebabkanolehjenisbakteri yang disebutBordetella
pertussis.Meskipunawalnyamenyerupaipilekbiasa, batukrejanakhirnyabiasa
berubahlebihserius, terutamapadabayi.
Dampakbatukrejan palingmenularsebelumbatukdimulai.Hal
inimenyebarmelaluibatukataubersinolehseseorangdalamkontakdekat.Ingat,
batukorangdarisegalausia, termasukorang tua, saudara, dankakek-
nenekdapatmemilikiPertusis.
Pertusisyang palingberatbagibayi, yang
seringmenangkappenyakitdarianggotakeluargaataupengasuhlainnya.Lebihdariseparuhdaribayikur
angdari1 tahunyang menderitapenyakittersebutharusdirawat di rumahsakit.Sekitar 1
dari5bayidenganPertusismendapatkan pneumonia(infeksiparu-paru).Sekitar 1 dari
100bayiakanmemilikikejang.
Dalamkasus yang jarangterjadi(1 dalam 100) Pertusisdapatmematikan,
terutamapadabayikurangdari1 tahun.
Gejalapertussisdapatberbedatergantungpadaberapa
lamaAndaataujikaAndatelahdivaksinasi.Sebuahonsetbertahapdinginsepertigejala,
makabatukpersistendengankekerasankejang(batukparoksismal) setsetelah1-2minggu. Bayidananak-
anakbiasbatukberulang kali sampaiudarahilangdariparu-
parumerekadanmerekadipaksauntukmenghirupdengansuarakeras"rejan".Inibatukyang
ekstrimdapatmenyebabkanmuntahdankelelahan, namun, padabayi,
batukbiasbersifatringanatautidakada.Apnea, jedasingkat dipernapasananakjugadapatterjadi.
Umumnya, gejalamemburukdariwaktukewaktudandapatberlangsung10mingguataulebih.
Gejalaumumnyalebihringanpadaremajadan orang dewasa, dananak-anakmungkintampaksehatdi
antaraterbatuk-batuk.
Pertusis – biasadisebutbatukrejan (play / hu ː pɪŋkɒf / atau / Hwu ː pɪŋkɒf /) –
adalahpenyakitbakteri yang sangatmenular yang disebabkanolehBordetella pertussis. Di
beberapanegara, penyakitinidisebutbatuk 100 hari 'ataubatuk 100 hari.
Gejalaawalnyaringan, dankemudianberkembangmenjadibatukakut, yang
menghasilkansenamabernadatinggi "whoop" suarapadabayidananak-anak yang
terinfeksiketikamerekamenghirupudarasetelahbatuk.
Tahapbatukberlangsungsekitarenamminggusebelummereda.
Pencegahandenganvaksinasiadalahkepentinganutamakarenapengobatanadalahsedikitm
anfaatkepada orangterinfeksi.Namun,
antibioticmempersingkatdurasimenulardandengandemikiandianjurkan.Diperkirakanbahwap
enyakitsaatinimempengaruhi 48,5juta orang per tahun, mengakibatkanhampir 295.000
kematian.
Tanda-tandaklasikdaripertussisadalahbatukparoksismal, whoop inspirasi,
danmuntahsetelahbatuk.The
batukdaripertussistelahdidokumentasikanmenyebabkanpendarahansubconjunctival,
patahtulangrusuk, inkontinensia, hernia, pasca-batukpingsan,
dandiseksiarterivertebralis.Jikaadamuntahsetelah mantra
batukrejanatausuarainspirasipadabatuk, kemungkinanbahwapenyakitinipertussishamperdua
kali lipat. Di sisilain, tidakadanyabatukparoksismalatau emesis
posttussivemembuatnyahamperseparuhlebihmungkin.
Masainkubasibiasanyatujuhsampaisepuluhharipadabayiatauanak-anak,
setelahituadagejalapernafasanbiasanyaringan, batukringan, bersin, ataupilek.Hal
inidikenalsebagaitahap catarrhal.Setelahsatusampaiduaminggu,
batukklasikberkembangmenjaditakterkendalicocok, masing-masingdengan lima
sampaisepuluhbatukkuat, diikutidengansuarabernadatinggi "whoop" padaanak-anakmuda,
atausuaraterengah-engahpadaanak-anak yang lebihtua,
sebagaipasienberjuanguntukbernapas di kemudian (stadium paroxysmal). cocok
dapatterjadipadamerekasendiriataudapatdipicuolehmenguap, peregangan, tertawa,
makanatauberteriak, merekabiasanyaterjadidalamkelompok,denganbeberapa episode setiap
jam sekitar jam.
Tahapinibiasanyaberlangsungduasampaidelapanminggu, ataukadang-kadanglebih
lama.Sebuahtransisibertahapkemudianterjadiketahappenyembuhan, yang
biasanyaberlangsungsatuhinggaduaminggu.Tahapiniditandaiolehpenurunan paroxysms
daribatuk, baikdalamfrekuensidankeparahan, danpenghentianmuntah.
2.3.6. Tetanus
Penyakit tetanus merupakan penyakit infeksi berbahaya karena memengaruhi kerja
sistem saraf dan otot.Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang
bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, serta rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu
atau punggung.Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas, dan
paha.Infeksi tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani yang memproduksi toksin
tetanospasmin. Toksin ini akan mengganggu aktivitas sistem saraf. Infeksi tetanus terjadi
karena luka.Luka sekecil apapun dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri
tetanus.Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT. Untuk wanita hamil
sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya.
Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman Clostridium tetani.Kuman Clostridium
tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang dengan pesat dalam
lingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.Kuman ini membentuk spora-
spora yang berbentuk batang, dengan ujung bulat seperti tongkat penabuh drum (drum
stick).Spora tersebut bila tidak terpajan sinar matahari dapat hidup berbulan-bulan bahkan
beberapa tahun seperti di dalam tanah. Spora inipun dapat merupakan flora usus normal
dari kuda, sapi, domba, anjing, kucing, tikus, ayam dan manusia,. Sifat lain dari spora ini
adalah tahan dalam air mendidih selama 4 jam, tetapi mati bila dipanaskan selama 20 menit
pada suhu 121 derajat Celcius (dengan autoklaf)
Tetanus merupakan proses akibat toksin, bukan bersifat infeksi ataupun inflamasi
dan disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman anaerob gram-positif berbentuk
batang yang membentuk spora.
Clostridium tetani ditemukan hampir di setiap tempat. Kuman ini memasuki tubuh
lewat :
Luka tusuk
Cedera remuk
luka bakar
Luka yang terkontaminasi feses, tanah atau debris
Infeksi gigi
Pembedahan elektif
Ulkus iskemik perifer
Benda yang menembus dan tertanam
Penyuntikan dan instrumen medik untuk abortus ilegal yang terkontaminasi
Etiologi
Penyebab penyakit ini ialah Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerobic dan
mengeluarkan eksotoksin yang neorotropik.
Epidemiologi
Clostridium tetani terdapat di tanah dan traktus digestivus manusia serta
hewan.Kuman ini dapat membuat spora yang tahan lama dan dapat berkembang baik
dalam luka yang kotor atau jaringan nekrotik yang mempunyai suasana anaerobic.
Pada bayi penyakit ini di tularkan biasanya melalui tali pusat, yaitu karena
pemotongan dengan alat yang tidak steril. Selain itu, infeksi dapat juga melalui pemakaian
obat,bubuk,atau daun-daunan yang digunakan dalam perawatan tali pusat.
Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia dan Negara-negara lain yang sedang
berkembang.Mortalitasnya sangat tinggi karena biasanya baru mendapat pertolongan bila
keadaan bayi sudah gawat.Penanganan yang sempurna memegang peranan penting dalam
menurunkan angka mortalitas.Angka kematian tetanus neonatorum di rumah sakit besar di
Indonesia dapat mencapai 80%.Tingginya angka kematian ini sangat bervariasi dan sangat
tergantung pada saat pengobatan di mulai serta pada fasilitas dan tenaga perawatan yang
ada di rumah sakit.
Patologi
Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak, pada sum-sum tulang belakang, dan
terutama pada nukleus motorik.Kematian di sebabkan oleh asfiksia akibat spasmus laring
pada kejang yang lama. Selain itu kematian dapat di sebabkan oleh pengaruh langsung
pada pusat pernafasan dan peredaran darah. Sebab kematian yang lain ialah pneumonia
aspirasi dan sepsis. Kedua sebab terakhir ini mungkin sekali merupaka sebab utama
kematian tetanus neonatorum di Indonesia
Gambaran klinik
Masa inkubasi biasanya 3 sampai 10 hari.Gejala permulaan ialah kesulitan minum
karena terjadinya trismus.Mulut mencucu seperti ikan (karpermond), sehingga bayi tidak
dapat minum dengan baik.Kemudian dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang
umum.Leher menjadi kaku dan dapat terjadi opistotonus.Dinding abdomen kaku, mengeras
dan kalu terdapat kejang otot pernafasan, dapat terjadi sianosis.Suhu dapat
meningkat.Naiknya suhu ini mempunyai prognosis yang tidak baik.
Diagnosis
Diagnosis tetanus neonatorum tidak susah. Trismus, kejang umum dan
mengakakunya otot-otot merupakan gejala utama tetanus neonatorum. Kejang
mengkakunya otot-otot dapat pula di temukan misalnya pada kernicterus, hipokalsemia,
meningitis, trauma, trauma lahir, dan lain-lain. Gejala trismus biasanya hanya tetanus
terdapat pada tetanus.
Pengobatan
Pengobatan terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang,
mengikat toksin yang masih beredar, dan pemberian antibiotika terhadap infeksi.
Perawatan
1) Bayi sebaiknya di rawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman.
Sebaiknya disediakan 1 orang perawat untuk seorang bayi.Bayi harus di rawat
di tempat yang tenang dengan penerangan dikurangi agar rangsangan bayi bagi
timbulnya kejang kurang.
2) Saluran pernafasan di jaga agar selalu bersih.
3) Harus bersedia zat asam. Zat asam di berikan kalu terdapat sianosis, atau
serangan apnea, dan pada waktu ada kejang.
4) Pemberian makanan harus hati-hati dengan memakai pipa yang di buat dari
polietilen atau karet
5) Kalau pemberian makanan per os tidak mungkin, maka di beri makanan atau
cairan intravena
Mengatasi kejang
Kejang dapat diatasi dengan mengurangi rangsangan aatu pemberian obat anti
kejang.Obat yang dapat dipakai ialah kombinasi Fenobarbital dan Largaktil. Fenobarbital
dapat di beriakan mula-mula 30 sampai 60mg parenteral, kemudian dilanjutkan per os
dengan dosis maksimum 10mg per hari. Largaktil dapat diberikan bersama nominal, mula-
mula 7,5mg parenteral, kemudian diteruskan dengan dosis 6x2,5mg setiap harinya.
Kombinasi yang lain adalah nominal dan diazepam dan dosis setengah mg/kg berat badan.
Obat anti kejang yang lain adalah kloralhidrat yang diberikan lewat rectum.
Pemberian antitoksin
Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat diberi A.T.S (anti tetanus serum)
dengan dosis 10.000 satuan setiap hari selama 2 hari.
Pemberian antibiotika
Untuk mengatasi infeksi dapat digunakan pinisilin 200.000 satuan tiap hari dan
diteruskan sampai 3 hari sesudah panas turun
Pencegahan
Pencegahan yang paling baik ialah pemotongan dan perawatan tali pusat yang baik,
harus digunakan bahan-bahan dan alat-alat yang steril. Pemberian vaksinasi dengan
suntikan toksoit pada ibu hamil dalam triwulan terakhir dapat memberi proteksi pada bayi
2.3.7. Diftery
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun
Corynebacterium diphtheriae.Lebih sering menyerang anak-anak.Penyebabnya adalah
bakteri Corynebacterium diphtheriae.Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan,
terutama terutama laring, amandel dan tenggorokan.Tetapi tak jarang racun juga
menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.
Dasar Kelainan : Eksotoksin Corynebacterium diphtheriae dan pseudo membran
yang menutup saluran napas.
I. Diagnosis
Masa inkubasi : 1-10 hari
A. Keluhan pokok
- Demam
- Malese
- Suara parau
- Keluar secret hidung mulai cair sampai kental
B. Tanda penting
- Pseudomembran keabu-abuan pada farings dan sekitarnya
- Sekret hidung
- Suhu badan tinggi
- Takikardi
- Kongesti vaskuler
- Obstruksi saluran napas
2.3.8. Typus abdomen
2.4. GASTROENTEROLOGI (ILMU TENTANG LAMBUNG dan USUS)
2.4.1. DIARE
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari
3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.
Diare dapat juga didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari.
Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau
penyakit lain diluar saluran pencernaan.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan motilitisusus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2003).
Gambaran Klinis
Mula-mula bayi atau balita cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir
atau lendir dan darah.Warna tinja makin lama berubah berubah kehijauan karena
bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karenna sering
defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak diabsorsi oleh usus selama diare. (Ngastiyah, 2003)
Diagnosis
Diagnosi ditegakknan dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologi yaitu biakan
feses, darah, dan likuor serebrospinalis.Namun pada tempat – tempat yang endemis bila
terdapat gejala klinis seperti gejala klinis seperti diare, panas, dan ikterus terapi yang
terarah terhadap salmonelosis dapat dibenarkan.
Pengobatan
Tahap pertama pengobatan ialah memberikan cairan dan elektrolit untuk mengatasi
dehidrasi dan asidosis.antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksisdan mudah
menyebar secara hematogen.Antibiotika perlu segera diberikan karena kuman ini toksis
dan mudah menyebar secara hematogen. Antibiotika harus sesuai dengan pemantauan
resistensi kuman,pada saat ini obat yang efektif adalah Kloromisetin dengan dosis 50
mg/kg berat-badan, Sefalosporin generasi ketiga misalnya Sefatriaxone dan Amikasin. Ko-
trimoksaso, cukup efektif tetapi tidak dapat diberikan pada bayi kurang bulan, neonatus di
bawah 2 minggu, dan yang menderita ikterus.
Prognosis
Bila pengobatan terlambat maka angka kematian dapat mencapai 50%, karena kuman
ini cepat menyebar menjadi sepsis.Setiap diare pada neonatus yang disertai dengan panas
dan ikterus maka Salmoneolosis harus dipikirkan.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar
encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut
dan kronis.
Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida.
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak)
Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan
tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi.
Penyebab
Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.
Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir
yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu
yang terkontaminasi.
Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di
udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.
Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada
lingkungan yang penuh sesak.
Gejala
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam,
penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.
Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi
cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya:
1. penurunan berat badan.
2. penurunan frekuensi berkemih
3. warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat
4. haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel)
5. menangis tanpa air mata.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun
perdarahan otak.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel
darah putih.
Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap
contoh tinja.
Penatalaksanaan
Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan
dan elektrolit yang hilang.
Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika
penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui
botol susu atau gelas.
ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan
mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi,
diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa
bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.
Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan
antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan .Memberikan obat untuk
menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi
usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.
2.4.2. MUNTAH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara
ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi
lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada
berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah
lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan
yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang
tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan
larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa
terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan
regurgitasi.Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan racun yang tertelan.
Penyebab muntah
Pada neonatus
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esofagus
Non obstruksi : perforasi lambung
Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non organik
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau
terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
Perlu anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan
Berat badan lahir
Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi
Disertai diare, batuk atau panas
Terjadi sebelum/sesudah makan
Menyemprot/proyektil atau tidak
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke
duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada
beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau
obstruksi usus
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran
suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus
dan lain-lain.Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan uji coba memasukan kateter kedalam lambung.Diagnosis harus dapat segera
dibuat sebelum anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi
pneumonia.
Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tanda-
tanda muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL).
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
Muntah hijau (gangguan pada empedu)
Muntah proyektil (menyemprot)
Muntah persisten
Muntah bercampur darah
Muntah disertai penurunan berat badan
Komplikasi
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan (syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut, perdarahan,
konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa
lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter)
Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin
digunakan) :
o Metoklopramid
o Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
o Anti histamin
o Prometazin
o Kolinergik
o Klorpromazin
o 5-HT-reseptor antagonis
o Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang
berwenang
2.4.3. SAKIT PERUT
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu
kecil
Bayi yang minum susu formula dengan botol
Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu
kuat dan angin masuk melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola)
Bayi minum susu formula dengan dot :
o Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar)
o Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkan
o Tidak diberi empeng
o Menyendawakan bayi setelah minum
o Minum air hangat
o Beri minyak kayu putih, minyak telon pada daerah perut
2.4.4. KONSTIPASI
Konstipasi/sembelitadalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi :obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat Kurang cairan Obat/zat kimiawi Kelainan hormonal/metabolik Kelainan psikososial Perubahan mikroflora usus Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) Kelainan otot dasar panggul Kelainan persyarafan : M. Hirsprung Kelainan dalam rongga panggul Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal Gelisah, cengeng, rewel Menyusu/makan/minum kurang Fese keras
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus) Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma) Manometri USG
Penatalaksanaan
Banyak minum Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah) Latihan Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi ASI lebih baik dari susu formula Enema perotal/peranal Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
2.5.
NEUROLOG (SISTEM SARAF)
2.5.1. Kejang Demam
Kejang terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu
tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya
suhu badan anak.Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang
demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.
Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah
bervariasi.Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38 C pun
sudah bisa membuatnya kejang.Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal,
kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39 C atau lebih.
Ciri – Ciri Kejang
Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang
terkena kejang demam. Di antaranya:
* kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-
kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas
* gigi terkatup
* muntah
* tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
* pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.
* pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang
juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
Kejang Tanpa Demam
“Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu
tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”
Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis).Biasanya
disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil.Misal, demam tinggi akibat infeksi
saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran
kemih.Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam.Juga
banyak terjadi pada anak-anak.
Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik
ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa
demam bisa dialami semua anak balita.Bahkan juga bayi baru lahir.
Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat
menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-
infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen
tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil.
Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang
tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).Ini
biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami
hipoglemi (ganggguan gula dalam darah).Dengan demikian, tidak demam pun, juga bisa
kejang.”
Bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap
kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.”Uniknya, bayi prematur
justru jarang sekali menderita kejang.“Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup
bulan.Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan
bayi prematur yang memang belum sempurna.”
Penyebab
“Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak,
atau faktor keturunan,” penjabarannya satu per satu di bawah ini.
Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu
fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.
Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak,
perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak
(hipoksia).
Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat
muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang
asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan
metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi
dan cacat bawaan.
Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya
berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang
tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada
karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.
Penatalaksanaan
Penatalaksaan kejang meliputi :
1. Penanganan saat kejang
* Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/kgBB/dosis IV
(Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL
SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis
yang sama 20 menit kemudian.
Turunkan demam :
Anti Piretika :Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat
mulut) diberikan 3-4 kali sehari.
Kompres ; suhu >39º C dengan air hangat, suhu > 38º C dengan air biasa.
Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan
penyakit dasarnya.
Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian
oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan
keseimbangan tekanan darah.
2. Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan
Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika
pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat
15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.
Kejang demam atau febrile convulsion terjadi pada sekitar 4% populasi anak dengan
rentang usia 6 bulan dan maksimal 5 tahun. Gejalanya bisa membuat orang tua cemas
meskipun sebetulnya tidak berbahaya.Yang perlu diwaspadai adalah selama kejang
berlangsung, ada kemungkinan anak mengalami cedera karena terjatuh atau tersedak
makanan atau ludahnya sendiri.
Gejala dari kejang demam antara lain :
Demam tinggi atau kenaikan suhu tiba-tiba
Kejang selama beberapa detik sampai beberapa menit biasanya di bawah 15
menit, dengan kekakuan otot menyeluruh, lidah atau pipi tergigit, rahang atau gigi
tertutup rapat
Pingsan
Mengeluarkan air seni atau tinja diluar kesadaran
Gangguan pernapasan dan kulit kebiruan
Setelah kejang anak kembali sadar, kemudian biasanya merasa mengantuk,
tertidur, tidak ingat apa yang telah terjadi, atau linglung
Orang tua sebaiknya tetap tenang dan mengawasi anaknya.Untuk mencegah
terjadinya cedera, sebaiknya anak dibaringkan di lantai atau tanah, singkirkan benda-benda
yang bisa melukai.Jangan menahan atau menggendong anak selama kejang
berlangsung.Agar tidak tersedak, baringkan anak dalam posisi miring atau telungkup.
Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak karena bisa melukai dan menyumbat
pernapasan. Jika kejang berlangsung lama lebih dari 15 menit, anak harus segera dibawa ke
rumah sakit terdekat.Untuk mengatasi demam bisa diberikan obat penurun panas.
2.5.2. MENINGITIS ENSEFALITIS
Semua kasusbedah sarafpenanganandi klinikini.Karena keterbatasanunit
peralatandiagnostikpada saat itumakapelayananbedah sarafmendapatbeberapa kendala.
Layananmeliputi:
BawaanKasus
hidrosefalus, craniosynostosis, meningoceledantulang belakangbifida.
Tumor
Semuaotaktumordan tumortulang belakangyangdidiagnosisdariangiografi.
Trauma
Semua kasustraumatulang belakangdan kepala
Infeksi
Semuabentukmeningitis, ensefalitisdan jugamyelitis
Degenerasi
Prevalensi/Risiko: Kotoran manusiadanhewanyangpenuhbakteridan virusyang
berpotensidapatmenimbulkanEnsefalitisdanMeningitis.
Gejala: Sakit kepala, demam, dan kakuleher. Gejala yang lebihseriusmungkin
termasukkejang, pingsan, koma, mengantuk, sensitivitasterhadap cahaya, dan
merasamengerikan.
Apa:Ensefalitisadalahpembengkakanotak danmeningitisadalahpembengkakanpada
meninges, membrandi sekitarsaraf tulang belakangdan otak. Mereka adalahkondisi yang
sangatberbahaya dandapatmenyebabkan kematian, terutama denganmeningitisbakteri.
2.6. PULMONOLOGI (ILMU PARU-PARU)
2.6.1. TBC
Tuberculosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan TB) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling
sering mempengaruhi paru-paru, meskipun dalam kasus ketiga organ serangan lain dan
ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang
manusia.Jika dirawat dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks
Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa
terapi TB akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari
setengah kasus.
Pada tahun 1992 WHO telah menyatakan TB Darurat Global. Laporan WHO tahun
2004 menyatakan bahwa ada 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB menurut WHO regional dan jumlah terbesar
kasus ini terjadi di Asia Tenggara yang merupakan 33% dari semua kasus di dunia.
Indonesia menduduki peringkat terburuk ketiga di dunia untuk jumlah penderita
TB.Setiap tahun sampai 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh
tuberkulosis.
Tuberkulosis tetap menjadi infeksi penyakit saluran pernapasan yang paling umum di
Indonesia. Penundaan dalam diagnosis dan pengobatan non-kepatuhan dalam memiliki
dampak yang besar karena pasien TB akan menularkan penyakit ke lingkungan, sehingga
jumlah penderita meningkat.
Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama bahwa setidaknya 6 bulan
pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah akan melanjutkan atau berhenti,
karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien mencari pengobatan atau
drop out pengobatan berjalan tidak teratur, kedua hal ini berakibat fatal pengobatan tidak
berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR (multi obat resistensi), kasus ini
memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam perawatan sehingga pasien diharapkan
mencari pengobatan disiplin setiap waktu untuk pengentasan tuberkulosis di Indonesia.
24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari Tuberkulosis" dengan alasan pada tanggal 24
Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai
penyebab tuberkulosis yang ditemukan.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis
kompleks.Mikobakteri termasuk dalam keluarga Mycobacteriaceae dan termasuk dalam
urutan Actinomycetales.Mycobacterium tuberculosis kompleks termasuk M. tuberculosis,
M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.Dari beberapa kompleks, M.
tuberculosis adalah spesies yang paling penting dan paling sering ditemui.
M.tuberculosis berbentuk batang, ukur panjang dan lebar 3μ 5μ, tidak membentuk
spora, dan termasuk bakteri aerobik.Pewarnaan mikobakteri bisa seperti bakteri lainnya,
misalnya dengan pewarnaan Gram.Namun, setelah mikobakteri yang diwarnai dengan
pewarnaan gram, warna tidak dapat dihapus dengan asam.Oleh karena itu, disebut sebagai
BTA Basil mikobakteri atau smear. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki
sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa
Isospora dan Cryptosporidium. Dalam dinding sel mikobakteri, dan lemak yang terkait
dengan bawah peptidoglikan arabinogalaktan.Struktur ini menurunkan permeabilitas
dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, beberapa
molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan
patogen, membuat M. tuberculosis dapat bertahan hidup di makrofaga tersebut.
2.6.2 ASMA
GANGGUAN PERNAPASAN / respiratory distress syndrome (RDS)
Penyakit saluran pernapasan adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian
yang paling sering pada anak terutama pada bayi
RDS adalah perkembangan yang immature pada sistem pernafasan atau tidak
adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru.
RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disease.
RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan
tanda-tanda takipnea (>60 x/menit), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang
menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik.
Sindrom gawat nafas pada neonatus (SGNN) atau respiratory distress syndrome
(RDS), merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperapnea.
Etiologi
penyebab gangguan pernafasan pada bayi baru lahir antara lain:
Obstruksi jalan nafas
Penyakit parenkim paru-paru
Kelainan perkembangan organ
Kelainan susunan saraf pusat, asidosis metabolic, asfiksia
Patofisiologi
Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat
yang disebut surfaktan.Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas
disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan
mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%).
Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode
perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi
dan kehamilan kembar.Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir
expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi
hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan
terganggunya jantung, penurunan aliran darah ke paru, dan mengakibatkan hambatan
pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis.
Manifestasi klinik
Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan
ada tidaknya shunting darah melalui PDA.(Stark, 1986).Syndrom ini berhubungan dengan
kerusakan awal paru-paru yang terjadi di membran kapiler alveolar.Adanya peningkatan
permeabilitas kapiler dan akibat masuknya cairan ke dalam ruang interstitial yang
dipengaruhi oleh aktifitas surfaktan, akibatnya terjadi tanda-tanda atelektasis.Cairan juga
masuk dalam alveoli dan mengakibatkan oedema paru. Plasma dan sel darah merah keluar
dari kapiler-kapiler yang rusak, oleh karena itu mungkin perdarahan merupakan
manifestasi patologi yang umum.
2.6.3. PNEUMONIA
Radang paru-paru merupakan suatu infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan pendukung paru lainnya, yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus
atau jamur
Pada bayi yang baru lahir ciri-ciri radang paru-paru yang sering dijumpai berupa
sesak nafas dan merintih. Bisa juga terjadi sesak nafas hebat, retraksi (penarikan dinding
dada) sebagai usaha tambahan untuk menghirup oksigen, merintih, terkadang disertai
dengan biru (sianosis) di sekitar bibir dan ujung-ujung jari
Radang paru-paru pada si kecil bisa saja disertai muntah.Namun, muntah yang terjadi
adalah akibat batuknya yang terus menerus terjadi. Menurut dr. Fahrul, sebenarnya batuk
adalah reflek pertahanan tubuh di saluran pernafasan kita untuk mengatasi rasa tidak
nyaman.
“Kalau batuknya sering, isi perutnya bisa keluar semua, kan?Makanya bisa
muntah.Namun, muntah sendiri bukanlah sebuah gejala dari radang paru-paru.
2.7. NEFROLOGI (PERKEMIHAN)
2.7.1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit yang sering ditemukan pada anak, di
samping infeksi saluran cerna.ISK merupakan penyakit penting pada anak, karena
menyebabkan gejala tidak menyenangkan pada anak.
Bila tidak ditanggulangi secara serius, ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa
batu saluran kemih, hipertensi,
ataupun gagal ginjal yang
memerlukan tindakan cuci darah
atau cangkok ginjal.Karena itu, perlu
mengenal ISK sedini mungkin agar
dapat ditata laksana dengan adekuat
untuk menghindari akibat yang lebih
buruk.
ISK dapat mengenai semua
orang, mulai bayi baru lahir sampai
dengan orang dewasa, baik laki-laki
maupun perempuan. ISK lebih sering dtemukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan
dengan dewasa. Pada bayi sampai umur tiga bulan, ISK lebih sering pada laki-laki
daripada perempuan, tetapi selanjutnya lebih sering pada perempuan daripada laki-laki.
ISK terjadi sebagai akibat masuknya kuman ke dalam saluran kemih. Biasanya
kuman berasal dari tinja atau dubur, masuk ke saluran kemih bagian bawah atau uretra,
kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal. Kuman dapat juga masuk ke
saluran kemih melalui aliran darah dari tempat lain yang melebar, terdapat sumbatan
saluran kemih, kandung kemih yang membesar dan lain-lain. Sama seperti penyakit
infeksi lainnya, ISK akan lebih mudah terjadi pada anak dengan gizi buruk atau sistem
kekebalan tubuh anak rendah. Anak yang mengalami sembelit atau sering menahan-nahan
air kemih (kencing) pun dapat berisiko terkena ISK.
Ada tiga hal yang penting yang biasa dilakukan jika pasien sudah didiagnosis
sebagaii ISK, yaitu pertama, memberantas infeksi: kedua, mendeteksi, mencegah, dan
mengobati infeksi berulang dan ketiga mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran
kemih serta menanggulanginya jika ada
Untuk memberantas infeksi, diberikan obat pembunuh kuman (antimikroba atau
antibiotik) selama 7-10 hari. Sedapat mungkin obat pembunuh kuman ini diberikan sesuai
dengan hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan air kemih. Untuk
mendeteksi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan air kemih secara berkala,
dan kalau terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Untuk mendeteksi kelainan
anatomi dan fungsional saluran kemih,
biasanya dokter melakukan pemeriksaan
fisik yang lebih teliti dan kalau perlu
dilakukan pemeriksaan
pencitraan/radiologis seperti USG atau
pemeriksaan rontgen terhadap ginjal
dan saluran kemih. Jika ditemukan
kelainan pada saluran kemih, maka tata
laksana selanjutnya disesuaikan dengan
kelainan yang ditemukan apakah
memerlukan tindakan pembedahan atau tidak.
2.8. PENYAKIT GIZI
Masalah gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi
Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti rendahnya tingkat
pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya),
dan sebagainya. Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal
bagi terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini
dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku manusia.
Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pengganggu kesehatan juga akan dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk
mengupayakannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya
masalah-masalah gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku. Misalnya untuk
mencegah terjadinya kekurangan Protein pada balita, maka perilaku ibu dalam memberi
makan balitanya harus diubah, sehingga menjadi pola makan dengan gizi seimbang.
Perilaku keluarga dalam memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga
pekarangan menjadi taman gizi.
PENANGANAN GIZI BURUK
Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
Meningkatkan pembiayaan kesehatan
Menurut Prof. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat
dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang
dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3.
Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang.
Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan
(pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau
monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama
akan berpengaruh pada kecerdasannya.
Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses
pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua
karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan
dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.
Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun
mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih
sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya
terganggu.
Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga,
praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas
Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki
dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.
Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema
makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak
harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas).
Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk
memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap
dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan
menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima
sempurna dengan kuantitas yang cukup.
2.8.1. Obesitas
Obesitas kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah,
karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah
penyakit di kemudian hari. Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal
sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk
lebih cepat meninggal.
Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh
jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan henti napas waktu tidur. Dan yang lebih
seram lagi, kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya
dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama
kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese.
Penyebab Obesitas
Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di
jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup
kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik).
Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun
sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh. Ketidak-seimbangan antara energi yang
masuk dan yang digunakan tubuh membuat berat badan bertambah.
Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2
-3 kali lebih tinggi pada individu dengan riwayat keluarga obesitas
Obesitas atau kegemukan bukan saja melanda orang dewasa. Statistik menunjukkan
bahwa di banyak negeri, obesitas juga melanda anak-anak sampai taraf yang
memprihatinkan. Kurangnya pengetahuan orang-tua atau pandangan yang mengatakan
anak bertubuh gemuk atau gendut adalah anak yang sehat dan menggemaskan dapat
memperparah kondisi ini. Mengapa obesitas atau kelebihan berat badan berbahaya? Lalu
bagaimana mengatasinya?
Penyebab Obesitas
Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:
Faktor genetik
Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu
memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.
2.8.2. Kekurangan Energi Protein
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG.Menurut Supariasa ( 2000) Kurang Energi Protein
(KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
Defisiensi kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala
utama malnutrisi protein disebabkan
karena masukan protein tidak cukup
bernilai biologis baik. Anak balita
merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat, sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap
kilogram berat badannya.Anak balita ini
justru merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan
gizi Pada anak-anak KEP dapat
menghambat pertumbuhan, rentan
terhadap penyakit infeksi dan
mengakibatkan rendahnya tingkat
kecerdasan (Almatsier, 2003).Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori
protein.(Sediaoetomo, 1999), masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan
yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain.Penyebab tak
langsung dari KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit dengan kausa
multifaktorial (Sediaoetomo, 1999). Dapat juga karena penyerapan protein terganggu,
seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis),
infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagalmensintesis protein seperti pada keadaan
penyakit hati kronik (Nelson, 1999), faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan
sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor
pertanian dan lain-lain.
Kurang energi protein dijumpai dalam tiga bentuk yaitu marasmus, kwashiorkor dan
bentuk campuran marasmic-kwashiorkor.Bentuk marasmus terjadi karena kekurangan
energi terutama kekurangan energi / kalori, sedangkan kwashiorkor terutama oleh karena
kekurangan zat protein Manifestasi Klinik. Bukti klinik malnutrisi protein tidak jelas tetapi
meliputi letargi, apatis, atau iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak
cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap
infeksi, dan udem atau pembengkakan. Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan energi
protein menurut standar pelayanan medik RSUP Dr. Sardjito (2000) adalah gejala klinik
yang selalu ada, gejala klinis yang biasanya ada dan gejala klinis yang kadang-kadang ada.
Kwashiorkor.
1. Gejala klinis yang selalu ada
Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis
kwashiorkor) karena hipoalbuminemia
Pertumbuhan terlambat
Cengeng, apatis
Berkurangnya jaringan lemak sub kutan
2. Gejala klinis yang biasanya ada
Perubahan rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
kemerahan karena gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut idak ada
Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis)
Moon-face
Anemia. (30 gejala klinis yang kadang-kadang ada. Flaky-paint rash,
hepatomegali (karena infiltrasi lemak), gejala defisiensi vitamin yang menyertai,
gejala/tanda penyakit infeksi yang menyertai
Marasmus.
1. Gejala klinis yang selalu ada
Pertumbuhan yang sangat lambat
Lemak subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit
anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit
Jaringan otot mengecil
Tidak ada edema, BB
Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka bulat, rambut tipis, kulit pecah,
mengelupas dan terlihat sengsara. Secara langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya
konsumsi energi protein, juga mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu
yang lama.
Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisko tinggi dan
berakhir dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya
2.8.3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI)
adalah sekumpulan gejala atau
kelainan yang ditimbulkan
karena tubuh menderita
kekurangan iodium secara
terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996). Makin banyak
tingkat kekurangan iodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang
ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul
bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).
Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih banyak
terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari
produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah
dengan kadar iodium rendah.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah
yang serius mengingat dampaknya secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup
dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak
defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia
sekolah (Jalal, 1998).
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :
Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya
(Djokomoeldjanto, 1994).
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada
anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid.
Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian
(Cina) dimana pemberian
iodium antara tahun 1978 dan
1986 dapat menurunkan
prevalensi gondok secara drastic
dari 80 % (1978) menjadi 4,5 %
(1986).
Iodium Excess terjadi
apabila iodium yang dikonsumsi
cukup besar secara terus
menerus, seperti yang dialami
oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah
yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan
hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).
Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan
letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah
pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering
dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur
Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai
penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang
miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti
daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium
(Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).
Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan
yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya
mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan
menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut
merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu,
zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk
organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok
Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan
terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun
pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).
Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon
dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh
protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga
defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya
mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.
2.8.4. Anemia Gizi Buruk
Anemia gizi pada balita dan anak akan berdampak pada peningkatan kesakitan dan
kematian, perkembangan otak, fisik, motorik, mental dan kecerdasan juga terhambat, daya
tangkap belajar menurun dan interaksi sosial berkurang.
Menurut Rachmi, anemia gizi besi disebabkan oleh hubungan timbal balik antara
kecukupan zat besi dan protein dengan infeksi penyakit khususnya kecacingan.
"Upaya penanggulangan anemia gizi besi jangka pendek, yaitu pemerintah
memberikan suplemen zat besi berupa tablet tambah darah dan penanggulangan
kecacingan," katanya.
Sedangkan, dalam jangka panjang, upaya penanggulangan anemia gizi diupayakan
melalui peningkatan pola hidup sehat dan bersih dengan penerapan norma keluarga sadar
gizi dan pola hidup bersih dan sehat.
Rachmi memberikan contoh, pemerintah provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur
(Jatim) telah mengembangkan kegiatan penanggulangan anemia gizi dengan bekerjasama
dunia usaha dan masyarakat.
Dia menambahkan, dalam mengembangkan suplemen zat besi diupayakan agar
jangan hanya menggantungkan satu merek produk tertentu, tetapi bisa menggunakan
produk lain yang ada.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi
kinerja petugas pelaksana program penanggulangan anemia gizi dan ketersediaan suplemen
zat besi di lapangan.
Penyebab AGB
Anemia zat besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai
normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal (mikrositosis).
Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme energi yang dapat menurunkan
produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti
kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan
pencernaan sehingga menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan
pendarahan besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti
kanker, ginjal dan penyakit hati.
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas pendek,
muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang berlebihan. Gejala ini
disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan distribusi oksigen dari dalam
darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih cepat karena berusaha
mengkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya
kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja
jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi juga
bisa menyebabkan menurunya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi.
Kelompok Rentan
AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.Diantaranya pada masa
kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu hamil, prevalensi
anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil menderita AGB. Ibu
hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak
sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan
penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan
darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB
dibandingkan pria. Anak anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi
cukup tinggi diperluka semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko
AGB menjadi sangat besar. Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan
jantung dapat menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat
menyebabkan AGB.
Menurut Soedjatmiko, anak yang sejak balita mengalami anemia ini tak bisa diobati
lagi. Sedangkan bagi anak yang terkena pada usia sekolah, masih bisa diobati dengan
memberikan suplemen zat besi.? Prinsipnya, harus ada perubahan pola makan yang sehat,?
2.8.5. Kekurangan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.
Akibat kekurangan Vitamin A
● Kurang Vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah pengungsian dapat
menyebabkan mereka rentan terhadap berbagai penyakti infeksi, sehingga mudah sakit.
● Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit
infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian.
Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat
yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.
● Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya
gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan
kebutaan.
● Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita
KVA, karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.
Cara Mencegah KVA
Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal dari hewan (susu,
daging ayam, hati, telur) atau dari sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning
(mangga, pepaya)
Dalam keadaan darurat, dimana makanan sumber alami menjadi sangat terbatas,
suplementasi kapsul vitamin A menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadp penyakit.
Cara Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Vitamin A dosis tinggi, baik yang biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan
diberikan secara gratis diposyandu
Dosis kapsul Vitamin A untuk Bayi dan Anak
Sebagai upaya pencegahan di daerah bencana, satu kapsul vitamin A biru dengan dosis
100.000 IU diberikan kepada seluruh bayi berusia 6-11 bulan, kapsul vitmain A berwarna
merah dengan dosis 200.000 IU untuk seluruh balita usia 12-59 bulan, dan anak usia 5-12
tahun.
Kapsul vitamin A dosis tinggi aman diberikan dengan jarak minimal satu bulan.
Walaupun demikian, bila ternyata anak mengkonsumsi kapsul vitamin A dengan selang
waktu kurang dari satu bulan, biasanya tidak akan terjadi keracunan pada anak. Jika
ditemukan anak mengkonsumsi lebih dari satu kapsul dalam kurun waktu satu bulan,
segera laporkan pada petugas kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Latar Belakang
Pada asuhan bayi baru lahir bermasalah perlu ketelitian dan kesabaran sehingga
dalam pelayanan kesehatan bayi dan anak balita tercapai. Sekarang telah dikembangkan
suatu pengelolaan pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan anak. Dalam hal ini
dibentuk puskesmas, polindes, dan lain sebagainya. Guna untuk memudahkan dalam
pelayanan kesehatan anak. Sehingga angka kematian anak menurun.
Dalam makalah ini beberapa penyakit di derita oleh neonatus, bayi dan anak balita
yang sering terjadi untuk kita ketahui agar kita sebagai tenaga kesehatan bisa memahami
penyakit-penyakit yang di derita oleh neonatus, bayi dan anak balita. Begitu juga
komplikasi dari penyakit-penyakit tersebut dan pengobatan atau terapi yang harus
diberikan pada bayi, dan anak balita yang mengalami penyakit tersebut.
Dalam hal ini kita sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan yang luas
dan kita lebih mengetahui tentang bayi dan anak balita diharapkan bisa memberikan
pelayanan kesehatan tersebut.
3.2. Saran
Pembuatan makalah ini agar kita sebagai pembaca bisa memahami tentang bayi baru
lahir bermasalah dan penyakit-penyakit yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan anak
balita sehingga kita bisa memberikan pelayanan kesehata yang tepat dan memberi
pengobatan atau terapi yang sesuai dengan penyakit yang diderita oleh neonatus, bayi dan
anak balita.
DAFTAR PUSTAKA
A.H.Markum.1991.Ilmu Kesehatan Anak, FKUI.Jakarta.
Depkes RI.2006.Manajemen Terpadu Balita Sakit. Depkes RI,Jakarta.
Hidayat, AAA.2005.Pengantar Keperawatan Anak 1.Salemba Medika,Jakarta.
Kosim, MS, dkk.2003.Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk
Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit.IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI,Jakarta.
PPKC.2004.Modul Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan.PPKC,Jakarta.
Saifudin, AB.,dkk.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.JNPKKR-POGI-YBPSP,Jakarta.