1
Nama Bahan Kajian : Anatomi dan Fisiologi Manusia
Program Studi : Biologi
Fakultas/Univ. : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/UNP
Jumlah SKS : 4 SKS
Dosen : Dr. Ramadhan S. M. Si., Ernie Novriyanti S.Pd, M. Si.,
Yosi Laila Rahmi, M. Pd. dan Relsas Yogica, M. Pd.
Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI: Mampu memahami
sistem Sirkulasi pada manusia
Soft skills/Karakter: Mengintegrasikan nilai kejujuran, objektif, adil, dan bertanggungjawab
dalam pembelajaran Anatomi dan Fisiologi Manusia
Materi :
SISTEM SIRKULASI
Darah
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri
atas bagian sel-sel darah dan plasma (cairan) darah, sedangkan alat peredaran darah terdiri
atas jantung dan pembuluh darah. Di samping itu pada manusia didapati peredaran limfe
(getah bening) yang merupakan peredaran terbuka.
Sel-sel darah
Fungsi darah:
1. Sebagai alat transpor: o oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
o CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru dalam
bentuk HCO3- (bikarbonat)
o sari-sari makanan dari usus ke seluruh jaringan yang
membutuhkan
o sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat
pengeluaran (ekskresi)
o hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke
bagian tubuh tertentu
2. Mengatur keseimbangan asam dan basa 3. Alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman 4. Mengatur stabilitas suhu tubuh
BAHAN AJAR 6
http://biologimediacentre.com/struktur-sel/http://xamthoneplusinternational.com/
2
Sel-sel darah
1. Sel darah merah (eritrosit)
satu milimeter kubik darah mengandung 4 6 juta sel
bentuknya bikonkaf
warna merah disebabkan oleh adanya pigmen yang disebut haemoglobin.
fungsi eritrosit adalah untuk mengangkut O2 dan CO2 serta menjaga keseimbangan
pH darah.
dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih, sedang pada bayi sel darah merah
dibentuk di dalam hati.
sel darah manusia dan mamalia tidak berinti.
2. Sel darah putih (leukosit)
mempunyai inti
setiap 1 mm kubik darah mengandung 5.000 9.000 sel
sel darah putih dapat bergerak bebas secara ameboid, dan dapat menembus dinding
kapiler (kemampuan diapedesis)
fungsi sel darah putih untuk imunitas/melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh
ada dua jenis, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri atas: neutrofil,
eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit
dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk yang granulosit,
dan di kelenjar limpa untuk yang agranulosit.
3. Sel darah pembeku (trombosit)
sering pula disebut keping-keping darah atau platelet
tidak berinti dan mudah pecah
dibuat oleh sel megakariosit di dalam sumsum tulang
setiap 1 mm kubik darah pada orang dewasa mengandung 250.000 400.000 sel
trombosit penting dalam proses pembekuan darah
Jenis-jenis sel darah pada manusia. Perhatikan perbandingan ukurannya.
http://dokterandini.com/
3
Proses pembekuan darah
Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma
darah, dan trombosit. Bila darah ke luar dari pembuluh darah, maka akan segera membeku
atau menggumpal (koagulasi). Mekanismenya sebagai berikut:
Perhatikan proses pembekuan darah. Eritrosit terjebak jala yang dibentuk oleh benang fibrin.
Peristiwa ini berfungsi mencegah kehilangan banyak eritrosit saat luka.
Untuk keperluan tertentu, misalnya dalam proses pengambilan darah dari donor, maka
pembekuan darah dapat dihindari dengan jalan:
1. Mendinginkan darah mendekati titik bekunya untuk menghalangi pembentukan trombin.
2. Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat untuk mengendapkan ion Ca, sehingga pengubahan protrombin menjadi trombin terhambat
3. Pemberian heparin atau dicumarol. Kedua zat tersebut merupakan zat anti koagulan atau anti pembekuan darah
4. Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, jadi harus menggunakanjarum yang tajam dan pipa atau gelas yang licin.
Cairan darah (plasma darah)
Komponen terbesar dari cairan darah ialah air. Di dalamnya terlarut senyawa-senyawa kimia,
antara lain:
protein: protein yang terlarut dalam darah antara lain:
4
fribrinogen: penting untuk pembekuan darah
albumin: untuk menjaga tekanan osmotik darah
globulin: untuk membentuk at kebal atau zat anti, terutama gamaglobulin
Sari-sari makanan
dan garam mineral misallnya Na, K, Ca, Mg, Cl , HC03-, PO4
-
enzim, hormon dan antibodi.
zat-zat sisa metabolisme: urea dan asam ureat.
gas-gas pernapasan: 02, C02 dan N2.
Golongan darah ABO
Ada banyak golongan darah, tetapi yang terkenal di bidang medis adalah golongan darah
ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang
dokter dari Austria, pada tahun 1900. Semula Landsteiner menemukan golongan darah A, B,
dan C. Golongan C ini kemudian dinamakan golongan O.
Pada tahun 1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan
golongan ke empat yaitu golongan AB.
Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen) pada eritrosit, dan
adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen berarti antigen yang
digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan.
Golongan darah sistem ABO
Menurut sistem ABO darah manusia terbagi atas 4 golongan, yaitu:
Golongan aglutinogen (antigen)
pada eritrosit
aglutinin (antibodi)
pada plasma darah
A
B
AB
O
A
B
A dan B
-
-
dan
Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah yang mendasari teknik transfusi
darah. Dalam transfusi darah, orang yang memberikan darah disebut donor, sedangkan yang
menerima disebut resipien. Transfusi (pindahtuang darah) ini harus memperhatikan masalah
aglutinin-aglutinogen, sebab jika terjadi inkompatibilitas (ketakcocokan) golongan darah,
maka akan menyebabkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) darah, dan bisa menyebabkan
kematian sang resipien.
Secara umum dalam proses transfusi darah prinsip ini yang dipegang:
Jika aglutinin bertemu dengan aglutinogen A, atau aglutinin bertemu dengan aglutinogen
B akan menyebabkan aglutinasi (penggumpalan)
5
Cara yang mudah untuk memahami transfusi darah adaalah untuk donor perhatikan
aglutinogennya, sedangkan untuk resipien perhatikan aglutininnya.
Misalnya :
Golongan darah A, didonorkan kegolongan darah B. Golongan darah A berarti memiliki
aglutinogen A (lihat tabel). Sedangan golongan darah B berarti memiliki aglutinin . Jika
aglutinin bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi aglutinasi. Itu sebabnya
golongan darah A tidak bisa memberikan darah ke golongan darah B.
Istilah donor universal dan resipien universal. Donor universal (golongan O) adalah
golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke semua golongan darah, karena tidak
memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah
yang bisa menerima darah dari semua golongan,karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa
menjadi donor ke semua golongan, dan AB bisa menjadi resipien dari semua golongan.
Namun di dunia medis hal tersebut tidak diperbolehkan terutama jika dilakukan transfusi
dalam jumlah besar. Mengapa?
Di atas adalah sebuah contoh tes golongan darah.
Golongan darah Rhesus
Seperti juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga
didasarkan pada jenis aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin pada plasma darah.
Golongan darah Rhesus ini juga ditemukan oleh Landsteiner. Penamaan golongan Rhesus ini
diambil dari nama kera yang diteliti Landsteiner, namanya Macacus rhesus. Pada kera ini
didapati antigen dan antibodi yang sama dengan manusia.
6
Sang monyet : Macacus rhesus.
Ada dua jenis golongan Rhesus, yaitu Rhesus (+) dan Rhesus (-). Orang bergolongan Rhesus
+ memiliki antigen Rhesus (antigen Rh) pada eritrositnya dan tidak memiliki antibodi.
Golongan Rhesus memiliki antibodi Rhesus (anti Rh) pada plasma darahnya dan tidak
memiliki antigen. Lihat tabel berikut:
Golongan Rhesus + Rhesus -
antigen antigen Rhesus -
antibodi - anti Rhesus
Orang bergolongan Rhesus bisa menjadi donor terhadap golongan Rhesus maupun
Rhesus + (dalam kondisi darurat). Tetapi orang Rhesus + hanya diperbolehkan mendonorkan
darahnya kepada Rhesus + saja, dan tidak boleh ke Rhesus . Alasannya sama seperti
golongan darah ABO, yaitu karena Rhesus + sebagai donor memiliki antigen (antigen
Rhesus) dan Rhesus - sebagai resipien memiliki antibodi (anti Rhesus). Inkompatibilitas ini
akan menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) antigen Rhesus oleh anti Rhesus, dan bisa
menyebabkan kematian sang resipien.
Nilai medis lain dari golongan Rhesus ini terutama dalam masalah perkawinan. Jika seorang
pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus , maka anaknya berpeluang mengalami
eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Kasus ini hanya terjadi pada tipe
perkawinan pria rhesus + dengan wanita Rhesus -.
Jika ibu Rhesus mengandung anak pertama Rhesus +, maka sang ibu akan membentuk anti
Rhesus (antibodi). Jika kehamilan kedua sang anak bergolongan Rhesus + maka anti Rhesus
ibu akan menyerang dan menyebabkan kerusakan eritrosit bayi yang dikandungnya.
Karena banyak eritrosit yang rusak, darah
bayi lebih banyak mengandung eritroblas
(eritrosit yang masih muda dan berinti).
Sementara itu kerusakan eritrosit yang
cukup tinggi mengakibatkan meningkatnya
urobilin, yaitu pigmen kuning yang
memberi warna pada urine. Inilah yang
menyebabkan bayi tampak berwarna
kuning.
Pada kasus tertentu pertolongan pada bayi
dapat dilakukan dengan fototherapi yaitu
http://dokterandini.com/
7
penyinaran dengan cahaya ultraviolet, transfusi post natal (setelah lahir), atau transfusi pre
natal (sebelum lahir) dengan menyuntikkan darah langsung ke umbilikal (tali pusar).
Berdasarkan pembagian ras manusia, ternyata rhesus negatif lebih banyak dijumpai pada
orang:
Eropa (bule) sekitar 15% Rh dan 88% Rh +
Negro : 7-8% Rh dan 90 93% Rh +
Asia : 99% rhesus + dan Rh < 1%
Mungkin inilah yang menyebabkan cukup tingginya prevalensi eritroblastosis fetalis jika
terjadi pernikahan pria Asia dengan wanita bule.
Alat peredaran darah
Alat-alat peredaran darah pada manusia
Alat peredaran darah terdiri atas jantung (cor) dan pembuluh darah. Jantung berfungsi
memompa darah, sedangkan pembuluh darah bertugas mengalirkan darah dari jantung hingga
sampai ke jaringan tubuh.
Pembuluh darah
Ada dua jenis pembuluh darah yaitu:
Arteri : Merupakan
pembuluh darah yang
mengalirkan darah keluar
dari jantung. Bila sampai
di jaringan, arteri
bercabang-cabang kecil
yang disebut arteriole.
Pembuluh arteri bersifat
elastis dan darah yang
mengalir tekanannya kuat
karena memperoleh
pemompaan langsung dari
jantung.
Vena : Merupakan
pembuluh yang
mengalirkan darah kembali
menuju ke jantung.
Pembuluh vena yang
menyebar di jaringan
bercabang-cabang kecil
dan disebut venula. Vena
kurang elastis bila
dibandingkan dengan arteri
dan darah yang mengalir
tekanannya rendah karena
http://xamthoneplusinternational.com/
8
aliran darah pada vena berdasarkan sistem katup dan pompa otot. Vena biasanya terletak
di permukaan tubuh di bawah kulit, sedangkan arteri lebih ke dalam.
Jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah, terletak didalam rongga dada dan diatas diafragma.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a. Dinding jantung: terdiri atas tiga lapis, yaitu
epikardium (lapisan luar)
perikardium (selaput pembungkus jantung)
miokardium (otot jantung)
endokardium (selaput yang melapisi ruangan jantung)
Beginilah bagian-bagian jantung. (sori gak sempat nerjemahin)
b. Ruangan jantung: terdiri atas 4 ruangan yaitu
serambi (atrium) kanan dan kiri
serta dua bilik (ventrikel) kanan dan kiri
o Pada bayi yang belum lahir, antara serambi kanan dan serambi kiri terdapat lubang
yang disebut foramen ovale. Lubang ini berfungsi sebagai bypass aliran darah
karena belum berfungsinya paru-paru janin.
Katup jantung: untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Ada tiga macam katup
jantung:
http://dokterandini.com/
9
valvula trikuspidalis (berdaun tiga): terdapat di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan
valvula bikuspidalis (berdaun dua): terdapat di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
valvula semilunaris (bentuk bulan sabit): terdapat pada pangkal batang aorta
d. Saraf jantung
Sinoatrium Node (SA Node): terdapat pada atrium kanan
Atrioventricular Node (AV Node): terdapat pada sekat antara atrium dan ventrikel
Pola peredaran darah
Bila SA Node mengeluarkan impuls akan menyebabkan atrium berkontraksi sehingga darah
dipompa menuju ke ventrikel. Impuls yang mengalir akhirnya merangsang AV Node
sehingga juga mengeluarkan impuls yang menyebabkan otot ventrikel berkontraksi, dan
darah dipompa keluar jantung.
Bila ventrikel kiri berkontraksi darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta (nadi besar).
Darah yang mengalir ini kaya akan oksigen dan nutrisi. Di jaringan tubuh nutrisi dan oksigen
diambil oleh sel-sel tubuh. Kemudian sel melepaskan CO2 dan sisa metabolisme yang
kemudian diangkut oleh darah melalui pembuluh vena cava superior dan vena cava inferior
kembali menuju atrium kanan. Pola peredaran ini disebut peredaran darah besar.
Perhatikan pola peredaran darah pada manusia, urut sesuai nomor.
10
Dari atrium kanan darah dipompa masuk ke ventrikel kanan lalu mengalir meninggalkan
jantung menuju ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah yang mengalir ini membawa
banyak CO2 yang hendak dibuang. Di paru-paru CO2 dilepaskan dan oksigen diikat, lalu
darah mengalir melalui vena pulmonalis kembali ke jantung masuk ke atrium kiri. Pola
peredarah ini disebut peredaran darah kecil. Dari atrium kiri darah masuk ke ventrikel kiri,
dan siklus yang sama terulang.
Perlu diperhatikan bahwa kontraksi atrium kanan dan kiri berlangsung bersamaan. Demikian
pula kontraksi ventrikel kanan dan kiri juga bersamaan. Jadi aliran darah pada peredaran
darah besar dan kecil berlangsung serentak, dan bukannya bergantian.
Saat ventrikel berkontraksi timbul tekanan yang disebut tekanan sistole. Saat ventrikel
berelaksasi masih ada tekanan yang disebut tekanan diastole. Umumnya pada orang muda
yang sehat besarnya tekanan sistole dan diastole adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah ini
akan semakin tinggi sejalan dengan pertambahan usia.
Sebenarnya masalah tekanan sistole dan diastole ini juga terjadi pada saat kontraksi atrium.
Jadi ada sistole atrium dan diastole atrium. Tapi di dunia medis konteks tekanan sistole dan
diastole tampaknya lebih mengacu pada kontraksi ventrikel.
Peredaran Limfe (Getah Bening)
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga
peredaran limfe atau peredaran getah bening.
Peredaran getah bening merupakan peredaran
terbuka, yaitu dimulai dari dalam jaringan dan
berakhir pada pembuluh balik bawah selangka (vena
sub klavia).
Cairan ini berasal dari darah yang keluar melalui
dinding kapiler lalu masuk ke ruang antarsel, dan
kemudian masuk ke pembuluh halus yang disebut
pembuluh getah bening (limfe). Dari pembuluh
limfe kecil, kemudian berkumpul pada pembuluh
getah bening yang besar, dan yang terakhir masuk ke
vena sub klavia.
Pembuluh limfe besar ada dua macam, yaitu
Sistem pembuluh limfe dada (ductus
thoraxicus): mengalirkan limfe dari bagian
tubuh sebelah bawah, dan bagian tubuh atas
sebelah kiri ke pembuluh vena bawah selangka
kiri.
Sistem pembuluh limfe dada kanan (ductus
limfaticus dexter): mengalirkan limfe dari
daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung
dan lengan kanan ke vena bawah selangka
kanan. Sistem limfatik pada manusia
11
Di sepanjang pembuluh limfe terdapat kelenjar limfe yang merupakan penyaring kuman.
Beberapa kelenjar limge yang besar adalah:
kelenjar limfe lipat siku, lipat dada, ketiak, lutut, dan leher.
di selaput lendir usus.
kelenjar folikel pangkal lidah.
tonsil, amandel, dan pada adenoid.
Seperti aliran darah pada vena, aliran getah bening disebabkan oleh tekanan otot rangka yang
terdapat di sekitar pembuluh getah bening. Dan untuk menjaga agar aliran getah bening dapat
lancar, disepanjang pembuluh terdapat katup, persis seperti vena.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Ramali (1981), Atlas Anatomi, Jambatan Jakarta 2. Ahmad Sofian (1980), Ilmu Urai Tubuh Manusia, Jakarta: Teragung 3. Anthony and Thibodeau (1983), Anatomy and Physiology, The C.V. Mosby St. Louis,
Toronto London
4. Evelyn C, Piare (1989), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT Gramedia
5. Fakultas Kedokteran UNPAD (1983), Obstetri Fisiologi 6. G.I. Tortora and N.P Anagnostakos (1984), Principles of anatomy and Physiology, 4
Th Ed. New York: Hareper and Row
7. Nyanyu Syamsiar Nangsari (1988), Pengantar Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK
8. Saladin S. Kenneth (2004), Anatomy & Physiology The Unity of Form and Function, Mc Graw Hill Higher Education Boston. New York San
Fransisco St Louis Toronto
9. Soejiono Basuki (1988), Anatomi dan Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK
10. Syafiuddin, B.Ac (1996), Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat. Jakarta: EGC 11. Warner Platzer (1988), Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, Jakarta EGC Penerbit
Buku Kedokteran
Top Related