Page 1
Universitas Gunadarma
MODUL 9 PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
D3 – Manajemen PemasaranS1 - Manajemen
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
TENAGA PEMASAR OPERASIONAL
Unit Kompetensi :
M.702090.009.01
Merencanakan Riset Terhadap sebuah Merek
2019
UNIVERSITAS GUNADARMA
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017Tenaga Pemasar Operasional
Unit Kompetensi :
M.702090.009.01 Merencanakan Riset Terhadap sebuah Merek
Penyusun :Vely Randyantini, MM
Editor :Sri Kurniasih Agustin, MM
Ika Puji Saputri, MM
Depok, 2019
KATA PENGANTAR
Page 2
MODUL 9PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
D3 – MANAJEMEN PEMASARANS1 – MANAJEMEN
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya, Modul 9 yang terdiri dari UK (Unit Kompetensi) 9, Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Pemasaran Operasional dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema Pemasaran Operasional yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi mahasiswa khususnya di program studi D3 Manajemen Pemasaran dan S1 Manajemen.
Modul ini terbagi menjadi 2 (dua) Elemen Kompetensi. Elemen Kompetensi 1 (pertama) berisi tentang bagaimana menentukan tujuan dan metode riset. Elemen Kompetensi 2 (kedua) berisi tentang bagaimana mempersiapkan instrument riset.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada: Kaprodi D3 Manajemen Pemasaran, Bapak Dr. Bagus Nurcahyo atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di perkuliahan, Bapak/Ibu Prof. Dr. Budi Hermana, Kepala Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini, Kepala LSP Universitas Gunadarma, Bapak Dr. R. Supriyanto dan staff atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi kompetensi, serta staff/asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.
Depok, Maret 2019
Tim Penyusun
MERENCANAKAN RISET TERHADAP SEBUAH MEREK
Page 3
9
9.1 LATAR BELAKANG
Saat ini Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Berada di peringkat 16 besar perekonomian dunia adalah salah satu pembuktian
Indonesia kian menguat. Sebagai gambaran, pada tahun 2011 Indonesia
mengalami pertumbuhan sebesar 6.5% (data Bank Indonesia). Bank Indonesia
juga memperkirakan perekonomian Indonesia akan mengalami pertumbuhan
antara 6.3%-6.7%. Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi, tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan menjadi 6.6% pada
2011 dari 7.1% pada tahun 2010. Selain itu, kualitas ketenagakerjaan juga
mengalami perbaikan dengan meningkatnya tenaga kerja di sektor formal dan
membaiknya latar belakang pendidikan tenaga kerja. Dari data per September
2012, tercatat bahwa Indonesia memiliki 55 juta tenaga kerja terampil.
Tantangan ke depan yang berhubungan dengan tenaga kerja adalah adanya
ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 mendatang.Dalam AEC
tersebut, terdapat single market and production base, yang akan terdiri dari lima
elemen, antara lain: aliran bebas barang, bebas aliran jasa, aliran bebas investasi,
arus modal yang lebih bebas, dan arus bebas tenaga kerja terampil. Tentu dengan
adanya AEC, arus perpindahan tenaga kerja antar negara akan lebih marak terjadi.
Selain adanya AEC, adanya struktur dasar dari persetujuan World Trade
Organization (WTO) yang mencakup barang, jasa, kepemilikan intelektual, dan
penyelesaian sengketa, menjadi sebuah concern yang akan berdampak pula pada
kondisi perdagangan di Indonesia. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
yang sudah terlebih dahulu ada pun menjadi hal yang perlu diberikan perhatian
khusus. Dengan semakin tingginya tuntutan dunia, hal ini tentu mengkhawatirkan
bila tenaga kerja Indonesia tidak memiliki kompetensi yang mencukupi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Ketidaktersediaan tenaga kerja yang berkompeten
Page 4
M.702090.009.01
akan membuat perusahaan-perusahaan terpaksa menggunakan tenaga kerja asing.
Hal ini tentu akan merugikan pada sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Sebagai dampak globalisasi dan sistem pasar bebas, persaingan usaha tidak hanya
terjadi pada lingkungan lokal atau regional saja. Persaingan telah berkembang ke
tingkat global. Diperkirakan pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara
ekonomi terbesar ketujuh di dunia. Bila berjalan mulus, akan terdapat peluang
sebesar 1,8 triliun dolar Amerika di bidang agrikultura, perikanan, sumber daya
energi, pendidikan, dan sektor jasa. Secara keseluruhan ekonomi Indonesia akan
membutuhkan 113 juta tenaga terampil yang mampu menunjang pertumbuhan di
sebagian besar industry. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
Indonesia yang telah mencapai investment grade menurut beberapa lembaga
pemeringkat internasional beberapa waktu yang lalu. Karena potensi pasarnya
yang besar dan tingkat pertumbuhan perekonomian yang baik, banyak pihak asing
berupaya menggarap pasar Indonesia.
Sebagai gambaran pada investasi asing yang bersifat langsung tercatat sekitar 18,2
milliar dollar AS pada tahun 2011 (Sumber: BPS). Untuk sektor yang
berhubungan dengan jasa, investasi langsung tercatat sebesar lebih dari 2,5 milliar
dollar di sektor perdagangan, lebih dari 2.7 milliar dollar di sektor jasa dan
properti, dan sekitar 500 juta dollar di sektor jasa keuangan.Hal ini menjadi
indikasi dimana pihak asing akan semakin banyak masuk dan berperan terhadap
industri jasa. Tentu hal ini menjadi peluang dan ancaman pada dunia bisnis dalam
negeri. Di satu sisi pihak asing akan memperkuat permodalan bisnis, di sisi lain
tenaga kerja Indonesia akan terancam bila tidak memiliki kualitas yang baik yang
dapat mendukung operasionalisasi perusahaan (salah satunya tenaga pemasar).
Kekurangan tenaga pemasar yang berkualitas akan membuat perusahaan mencari
tenaga kerja pemasar. Hal ini tentu akan mempengaruhi ketersediaan lapangan
kerja bagi masyarakat Indonesia.
Selain meminimalisir penggunaan tenaga pemasar asing, peningkatan kualitas
tenaga pemasar akan meningkatkan daya saing perusahaan.Dengan tenaga
Page 5
pemasar yang terampil, perusahaan dapat bersaing baik dengan perusahaan lokal
maupun perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Bila berkembang dengan
baik, tingkat ekspor dari bidang jasa dan perdagangan akan mengalami
peningkatan karena telah memiliki kemampuan yang cukup untuk bersaing di
wilayah regional ataupun global.
Sehubungan dengan peningkatan kualitas dalam industri perdagangan, UU No 5
tahun 1999 menyebutkan tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat. Pada dasarnya pelaku usaha dilarang mempraktekan
persaingan usaha tidak sehat. Dalam UU, persaingan usaha tidak sehat
didefinisikan sebagai persaingan antar
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha.
Selain mengenai larangan terhadap praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat, terdapat pula undang-undang yang menyebetukan mengenai perlindungan
konsumen. Dalam UU No 8 tahun 1999 dinyatakan bahwa pembangunan nasional
pada era globalisasi harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga
mampu menghasilkan beraneka barang dan/ jasa yang memiliki kandungan
teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan
sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa yang diperoleh dari
perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.
Terkait dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja, dalam UU No 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, dinyatakan bahwa sesuai dengan peranan dan
kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya daslam pembangunan.
Pembangunan ketenagakerjaan yang bertujuan memberdayakan dan
mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; dan mewujudkan
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
Page 6
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah. Di samping itu, juga dinyatakan
bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
RSKKNI Tenaga Pemasar disusun untuk dapat menjadi acuan terhadap
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap tenaga pemasar di Indonesia. RSKKNI
tenaga pemasar apabila disepakati, akan menjadi SKKNI yang berlaku secara
nasional, dan diterbitkan SK nya oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Ruang lingkup dari pemasaran yang dimaksud mengacu pada apa yang telah
didefinisikan oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing
Association), bahwa pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemegang sahamnya. RSKKNI ini bertujuan
untuk menstandarisasi kompetensi dari tenaga pemasar yang tugas dan fungsinya
terbatas berkaitan dengan melakukan aktivitas pejualan (sales), pengelolaan
layanan (service), dan pengelolaan merek (brand),
Adapun untuk lebih jelas lagi, masing-masing fungsi dan peran dari tenaga
pemasar yang berkaitan dengan melakukan aktivitas penjualan, pengelolaan
layanan, dan pengelolaan merek akan dijabarkan kembali. Tenaga penjual
memiliki peranan penting dalam semua perusahaan. Mereka seringkali dianggap
sebagai ujung tombak dan mendorong penghasilan bagi badan usaha.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam bukunya “Marketing Management”
mengatakan bahwa layanan (service) adalah setiap tindakan atau kinerja yang
ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Page 7
Selama bertahun-tahun definisi merek bermacam-macam tergantung dari persepsi
terhadap perspektif. Seringkali tergantung pada latar belakang akademik penulis.
Definisi klasik dari merek terhubung dengan indentifikasi sebuah produk dan
diferensiasi dari kompetitornya, melaui penggunaan nama, logo, disain, atau tanda
visual lainnya dan symbol.
Menurut Tilde Heding, Charlotte F. Knudtzen dan Mogens Bjerre dalam bukunya
“Brand Management: Research, Theory and Practice” menyatakan bahwa
American Marketing Association (AMA) (1960) mendefinisikan merek sebagai
sebuah nama, terminology, tanda, symbol atau disain atau kombinasinya yang
digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau
kelompok penjual untuk membedakan dari para pesaingnya.
Definisi lain saat ini untuk merek juga memasukkan proses internal dan
organisasional. Banyak buku tentang manajemen merek saat ini membuat definisi
secara ekstrim karena mereka bertujuan untuk meliput semua aspek perbedaan
dan bagaimana merek dikembangkan dari waktu ke waktu.
9.2 OBYEKTIF
Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka Pelatihan Uji Kompetensi untuk Unit
Kompetensi Merencanakan Riset Terhadap Sebuah Merek memiliki obyektif
utama agar peserta pelatihan mampu merencanakan riset terhadap sebuah merek
yang terdiri dari bagaimana menentukan tujuan dan metode riset, mempersiapkan
instrument riset yang dirinci sebagai berikut:
Menentukan Tujuan dan Metode Riset
Mempersiapkan Instrumen Riset
9.3 KRITERIA UNJUK KERJA
Page 8
Untuk mencapai kompetensi di dalam Merencanakan Riset Terhadap Sebuah
Merek dibutuhkan keterampilan atau unjuk kerja yang tinggi. Para peserta
Pelatihan diharapkan mampu melakukan keterampilan atau unjuk kerja yang
dibutuhkan oleh masing-masing obyektif yang akan dicapai untuk Unit
Kompetensi Merencanakan Riset Terhadap Sebuah Merek di Area Kerja
Pemasaran Operasional. Berikut merupakan keterampilan atau kriteria unjuk kerja
yang harus dikuasai dari masing-masing obyektif tersebut:
1. Menentukan Tujuan dan Metode Riset
1.1 Mengidentifikasi Masalah
1.2 Menentukan tujuan riset
1.3 Menetapkan metode riset
1.4 Menentukan metode sampling
2. Mempersiapkan Instrumen Riset
2.1 Menentukan bentuk instrumen riset
2.2 Menyusun instrument pengumpulan data sesuai tujuan riset
Elemen 1: Menentukan Tujuan dan Metode Riset
Apakah tujuan riset yang sistematis? Perencanaan yang sistematis
diperlukan pada semua tahapan proses riset. Prosedur diikuti pada setiap tahap
yang metodologis, didokumentasikan, dan sebisa mungkin direncanakan terlebih
dahulu. Riset menggunakan metode ilmiah dalam data yang dikumpulkan dan
dianalisis untuk menguji gagasan atau hipotesis sebelumnya. Perencanaan yang
sistematis diperlukan pada semua tahap proses riset, terutama pada langkah
pengumpulan data. Tujuan riset merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan
adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah riset selesai, sesuatu yang akan
dicapai atau dituju dalam sebuah riset.
Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan riset yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan
harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan
mencerminkan proses riset, menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh
Page 9
setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah
riset. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan
tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah
dan mencerminkan proses riset.
1.1 Identifikasi Masalah
Masalah diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan);
soal, persoalan. Permasalahan yaitu hal yang menjadikan masalah; hal yang
dimasalahkan. Masalah adalah faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya
tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sugiono 1999). Masalah
merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan solusi. Suatu
kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan
atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan
dengan kenyataan dan sebagainya (Suryabrata, 2000). Persoalan juga dapat
diartikan sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat tanggap rasa, cerapan dan
konsep yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan alam rasa
(Notohadiprawiro, 2006).
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat
menjadi maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan.
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-
masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut
layak dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa
masalah yang paling baik dan layak untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian antara lain:
1. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
2. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti
baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
Page 10
3. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor
pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih
masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata
(2000), pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau
nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada
pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut
kelayakan biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuan
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam
pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1. Pertimbangan Ilmiah:
a. Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang
realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
b. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan?
c. Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2. Pertimbangan Non-Ilmiah:
a. Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
b. Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya,
ideologi
3. Pertimbangan Peneliti:
a. Penguasaan teori dan metodologi
b. Minat peneliti terhadap masalaah
c. Kemampuan pengumpulan dan analisis data
d. Ketersediaan waktu, dana dan sumberdaya
Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan
dalam penelitian yang baik yaitu:
Page 11
1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi
manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori
2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode pemecahannya
3. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktu yang
tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya factor pendukung,
tersedianya data, treedianya izin dari pihak yang berwenang.
4. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya izin
dari pihak yang berwenang.
5. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).
Umar (2002) menggolongkan riset menjadi riset dasar (basic research)
dan riset aplikasi (applied research). Riset dasar merupakan riset yang hasilnya
tidak dimaksudkan untuk diaplikasikan baik oleh individu, kelompok, atau bahkan
suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih ditujukan pada peningkatan dunia ilmu.
Riset aplikasi merupakan riset dimana hasil risetnya dimaksudkan untuk dapat
dimanfaatkan baik oleh individu ataupun perusahaan.
Menurut Umar (2002), dalam melakukan riset harus dirumuskan terdahulu
permasalahan utama yaitu:
Riset yang akan dilakukan harus mengikuti metode ilmiah agar hasilnya
ilmiah;
Riset ditujukan untuk menjawab pertanyaan riset, jadi tidak boleh
menyimpang;
Pehamanan atas seberapa luas dan dalam kajian yang akan dilakukan;
Riset harus disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, baik tenaga SDM
yang akan terlibat, waktu dan biaya yang tersedia, dukungan teori dan alat
ukur yang diperlukan, termasuk penggunaan teknologi;
Permasalahan yang baik memiliki tiga ciri utama, yaitu:
Page 12
1. Mempunyai nilai penelitian, dalam arti bahwa permasalahan tersebut
masih bersifat asli/original, menyatakan suatu hubungan dengan bidang
lain, serta dapat diuji kebenarannya).
2. Fisible, artinya permasalahan tersebut dapat dipecahkan, tersedianya data
dan metode untuk memecahkan masalah, tersedianya biaya, dan dapat
diselesaikan dalam waktu yang wajar).
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa permasalahan yang
diangkat menarik minat bagi sipeneliti, serta sesuai dengan kualifikasi
yang ada.
Sumber masalah yang dapat dijadikan sebagai topic research adalah:
1. Penelitian Observasi
Dengarkan secara langsung keluhan-keluhan yang ada di lapangan dan
adakan eksploratif sendiri secara singkat.
2. Diskusi-diskusi
Diskusi ini termasuk di dalamnya diskusi resmi atau diskusi tidak resmi.
Ikuti dengan seksama diskusi tersebut dan kutip masalah-masalah yang
timbul dalam diskusi tersebut.
3. Dosen atau ahli riset
Pada umumnya dosen menguasai suatu bidang ilmu tertentu secara lebih
baik daripada orang lain.
4. Bibliographi
Sumber bibliografi yang dapat dijadikan sumber problem adalah journal,
encyclopedia, review, skripsi/tesis, disertasi, buku-buku teks, majalah,
buletin, research report dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan Riset Ditentukan
Perumusan tujuan riset atau penelitan mencakup pernyataan tentang
mengapa riset dilakukan, sasaran riset, dan dampak hasil riset. Berdasarkan
Indriantoro dan Supomo (1999), menetapkan tujuan meliputi beberapa hal sebagai
berikut:
Page 13
1. Pengenalan/identifikasi masalah
2. Jangkauan proyek penelitian
3. Sifat dan landasan yang mendasari
4. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa
banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk
itu, perlu ditetapkan suatu tujuan riset berdasarkan persoalan yang dipilih. Tujuan
yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek riset, untuk pemilihan
metode yang paling tepat dan untuk pengolahan proyek setelah dimulai serta
memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan hendaknya harus dirumuskan secara
spesifik dan jelas yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan
bagaiamana. Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil yang akan
diperoleh. Dengan menentukan tujuan penelitian atau riset secara singkat dan
jelas, researcher dapat menyaring data apa saja yang benar-benar diperlukan
artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan
mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan
dipergunakan untuk memperoleh data tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000), menurut tujuannya maka penelitian
dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity) dari suatu fenomena atau mencari
hubungan-hubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan persoalan
penelitian lebih tepat lagi dan dapat pula untuk menentukan hipoteis. Dalam
hal ini persoalan riset terlalu luas dan sifat exploratif (mencari/menyelidiki)
dalam upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas.
Menguraikan karakerustik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. Untuk
menentukan frekuensi terjadiya suatu peristiwa (event) tertentu. Biasanya
disertai atau tidak disertai dengan hipotesis-hipotesis. Descriptive studies
bertujuan untuk menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu tertentu dalam
upaya pengembangan pengetahuan.
Page 14
3. Experimental studies bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis. Tentang
adanya hubungan antara variable-variabel dalam upaya untuk mengetahui
sebab akibat. Penelitian ini berupa percobaan-percobaan dalam upaya untuk
menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk mendapatakan data peramalan sebagai
dasar perencanaan. Tujuan Penelitian ini bersifat prediktif.
1.3 Metode Riset Ditetapkan
Pengertian metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau
objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Rosdy
Ruslan,2003:24).
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau
metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos
(jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya
dengan dua istilah ini, yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan
masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Metode riset yang dipilih hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan
kondisi di atas dengan tujuan khusus untuk mendukung tujuan riset. Dijelaskan
oleh Umar (2002) mengenai bermacam metode riset bisnis yang umum dipakai.
Metode tersebut adalah metode studi kasus, metode survei, metode
pengembangan, metode tindak lanjut (follow up study), metode analisis isi,
metode kecenderungan, metode korelasional, dan metode eksperimen.
Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci,
mendalam, menyeluruh atas obyek tertentu yang biasanya relatif kecil selama
kurun waktu tertentu, termasuk lingkungannya. Peneliti, bersama dengan
pengambil keputusan manajemen (misalnya di dalam organisasi), harus berusaha
Page 15
menemukan hubungan atas faktor yang dominan atas permasalahan risetnya.
Selain itu, peneliti dapat saja menemukan hubungan yang tadinya tidak
direncanakan atau terpikirkan. Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah
bahwa hasilnya dapat mendukung studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat
memberikan hipotesis untuk riset selanjutnya.
Namun, di samping keunggulan tersebut, metode ini sebenarnya memiliki
kelemahan, misalnya bahwa kajiannya menjadi relatif kurang luas, sulit
digeneralisasi dengan keadaan yang berlaku umum, dan cenderung subjektif
karena objek riset dapat mempengaruhi prosedur riset yang harus dilakukan.
Metode riset ini dapat dilakukan secara terfokus, misalnya hanya pada dimensi
kualitas dosen. Kajian dapat dilakukan secara detil dan mendalam, misalnya
tentang waktu kehadiran dosen mengajar, persiapan dosen mengajar, penggunaan
buku wajib, cara penyampaian materi, pemberian tugas, pemakaian alat bantu
ajar, pemberian wawasan melalui praktek, keakuratan dalam nenilai, keterbukaan,
ketegasan dan kewibawaan.
Metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta tentang
gejala atas permasalahan yang timbul, kajiannya sampai pada tahap menyelidiki
mengapa gejala tersebut ada serta menganalisis hubungan atas gejala tersebut.
Fakta yang ada lebih digunakan untuk pemecahan masalah daripada digunakan
untuk pengujian hipotesis. Misalnya, membandingkan kondisi yang ada dengan
kriteria yang telah ditentukan. Survei dapat dilakukan dengan cara sensus maupun
sampling. Sebagai contoh pendekatan ini dapat diarahkan untuk mengetahui
kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar, mengetahui kerja dosen
dan staf admisi di perguruan tinggi.
Riset dengan metode pengembangan berguna untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan suatu objek tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Riset pengembagan mempunyai 2 cara yang saling melengkapi, yaitu :
Longitudinal
Cara mempelajari objek riset secara berkesinambungan dalam waktu yang
panjang. Misalnya, perilaku belajar beberapa mahasiswa dari semester
pertama sampai semester delapan;
Page 16
Cross-sectional.
Cara mempelajari objek riset dalam suatu kurun waktu tertentu saja.
Misalnya, pada suatu hari beberapa mahasiswa di setiap semester diminta
pendapatnya, untuk dijadikan bahan riset. Cara Cross-sectional ini dapat
juga dipakai untuk melengkapi pelaksanaan dengan menggunakan
longitudinal.
Metode Tindak Lanjut (Follow-up Study) dilakukan bila peneliti
hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari subjek setelah subjek
diberikan perlakuan tertentu atau setelah kondisi tertentu. Metode tindak lanjut
ini misalnya dipakai untuk menilai kesuksesan program tertentu yang
dicanangkan.
Metode Analisis Isi (Content Analysis) dapat dilakukan misalnya untuk
mengetahui keaslian dokumen. Peneliti melakukan pengumpulan data dan
informasi melalui pengujian arsip dan dokumen untuk mengetahui
kelengkapan, kesalahan, dan sebagainya.
Metode Kecenderungan (Trend) dilakukan dalam riset yang ditujukan
untuk melihat suatu kondisi tertentu yang akan datang dengan melakukan
proyeksi atau ramalan (forecasting). Dalam melakukan proyeksi masa depan,
biasanya ramalan jangka pendek dianggap lebih dapat diandalkan daripada
ramalan jangka panjang.
Metode Korelasional (Correlational Study) merupakan riset yang
dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam
suatu populasi. Perbedaannya dibanding dengan metode yang lain adalah
adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi. Peneliti
dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel
yang terkait serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Metode Eksperimen membutuhkan langkah yang lengkap sebelum
eksperimen dilakukan supaya data yang diperlukan dapat diperoleh, yang
hasilnya nanti dapat mengarahkan peneliti pada analisis yang obyektif. Riset
ini dapat diarahkan untuk mengetahui, misalnya: Jika suatu kelompok
Page 17
mahasiswa diberi teknik pembelajaran eduentertain, sedangkan kelompok
mahasiswa lain diberi teknik pembelajaran yang biasa berlaku, apakah teknik
eduentertain yang diinformasikan sebagai teknik yang lebih maju lebih
terbukti?
Menurut Umar (2002) Dalam suatu riset yang menggunakan metode
eksperimen, ada 3 (tiga) prinsip kerja yaitu replikasi, pengacakan atau
randomisasi, dan kontrol lokal. Replikasi ialah suatu pengulangan dari eksperimen
dasar. Hal ini diperlukan karena replikasi memberikan taksiran kekeliruan
eksperimen yang dapat dipakai untuk menentukan panjang interval konfidensi
atau dapat digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf
signifikansi dari perbedaan yang diamati, menghasilkan taksiran yang lebih
akurat, memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai
efek rata-rata suatu faktor.
Pengacakan atau randomisasi artinya dalam riset akan dilakukan uji
signifikansi, salah satunya ialah bahwa pengamatan terhadap sampel hendaknya
merupakan sampel acak. Sampel yang acak diharapkan mendapatkan hasil
penelitian dari sample tidak terlalu jauh simpangannya terhadap populasi.
Pengawasan setempat merupakan langkah dalam bentuk penyeimbangan dan
pengelompokan unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Jika replikasi dan
pengacakan memungkinkan dilakukannya uji signifikansi maka pengawasan
setempat akan membuat desain lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur
pengujian dengan nilai lebih tinggi. Pengelompokan akan diartikan sebagai
penempatan sekumpulan unit eksperimen yang homogen ke dalam kelompok agar
kelompok yang berbeda mendapat perlakuan yang berbeda pula.
1.4 Metode Sampling Ditentukan
Sampling merupakan bagian dari suatu populasi. Populasi ialah semua
nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun
kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas sedangkan sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang
Page 18
mewakili populasi tersebut. Penelitian yang menggunakan seluruh anggota
populasinya disebut sampel total atau sensus.
Sampling dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Berikut contoh
terapan dari sampel di bidang ekonomi dan bisnis :
1. Dibidang produksi untuk penetapan standar kualitas, pengawasan
terhadap efisiensi kerja, uji metode/produk, dan lain - lain
2. Dibidang akuntansi untuk penyesuaian yang berhubungan dengan
harga, hubungan antara biaya dan volume produksi, auditing, dan lain -
lain
3. Dibidang pemasaran untuk penyelidikan terhadap preferensi
konsumen, penaksiran potensi pasar bagi produk baru, penetapan
harga, penelitian efektivitas iklan, mengetahui efektivitas segmentasi,
menaksir permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan
perusahaan pada waktu tertentu, dan lain – lain
4. Bagi manajemen untuk memberi petunjuk merumuskan kebijakan
perusahaan serta membantu pemahaman terhadap masalah yang
dihadapi
Oleh karena itu sampel sangat mempunyai peranan penting dalam sebuah
penelitian. Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat
digunakan sebagai wakil yang sahih bagi populasi tersebut. Ide dasar dalam
pengambilan sampel adalah dengan mengobservasi beberapa elemen (unsur,
anggota) dari suatu populasi yang diharapkan mampu memberikan informasi yang
berguna mengenai karakteristik populasi.
Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu
populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik
populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya,
dan kesimpulannya pun bisa keliru. Jadi untuk pengambilan anggota sampel
dibutuhkan teknik yang tepat yang dinamakan teknik sampling.
Page 19
Teknik Sampling
(Teknik Pengambilan Sampel)
Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang
ingin diselidiki oleh peneliti.
Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang
populasi. Oleh karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara
tepat dan akurat.
Contoh :
Populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para
akuntan.
Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU,
dan sebagainya
Elemen suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan, maka setiap
penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari populasi.
Page 20
Sampel beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini
mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga sebagaian
elemen dari populasi merupakan sampel.
Sampel (contoh) penting dalam penelitian berkaitan dengan kredibilitas
dan mutu penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.
Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :
Seluruh Populasi Teknik sensus membutuhkan biaya yang sangat
besar/mahal (tenaga pencacah dan waktu yang lama).
Teknik sensus tidak luwes dan tidak praktis untuk pengambilan
keputusan terbatas.
Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:
Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat (accuracy) dan
tepat (precission).
Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak akan bias
sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang tidak berlebih atau
kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat mewakili
dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh karena itu aspek
ketepatan ini mengandung pengukuran standard yang dapat ditoleransi
terhadap kemungkinan kesalahan pengambil sampel.
Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang
sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.
Sampling adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi yang
mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan
memahami karakteristiknya memungkinkan untuk untuk
menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi.
Page 21
Kategori SamplingProbability Sampling dan Non probability Sampling
Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang menjamin
adanya peluang bahwa setiap unsur populasi dipilih sebagai anggota
sampel.
Sampling Probability meliputi sample random sampling, systematic
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, area sampling
dan duble sampling
Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang tidak
menjamin adanya peluang bahwa setiap unsur poppulasi dipilih
sebagai anggota sampel
Sampling Non Probability meliputi canvebience sampling, judgement
sampling, quota sampling dan snowball sampling.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel selain
metode pengambilan sampel di atas adalah tingkat ketepatan (precision dan
tingkat kepercayaan (confidence) sampel. Ketepatan (precision) mengacu pada
seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan sampel yang terpilih terhadap
karakteristik yang sebenarnya daripopulasi.
Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan sebuah
sampel. Confidence level 95%-99%. Semakin tinggi Condidence level
semakin dapat dipercaya data tersebut. (100 - CL = 1%-5%) adalah persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolelir.
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus slovin
(1960) yang dikutip sevilla (1994) sbb:
Nn =
1 + N e2
Page 22
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masihdapat ditolelir atau diinginkan, misalnya 2%
Misalnya:
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence level 98%
berapa sampel yang harus diambil = 1905. Apabila CL diturunkan menjadi
95% berapa jumlah sampelnya = 380.9 dan seterusnya. Semakin tinggi CL
semakin besar sampelnya, semakin rendah CL semakin sedikit sampelnya.
Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan
pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah
30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel (laki-laki dan
perempuan, senior dan yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate (multiple regression analysis) jumlah
sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah
variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian
ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
Kekeliruan Sampling
Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya dalam
menentukan jumlah sampel yang harus diambil
Kekeliruan Tak sampling
Page 23
Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain karena
populasi yang tidak jelas, pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan
obyek yang diteliti ternyata tidak seluruhnya didapat.
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain/metode
penelitian yang digunakan (Gay, 1976):
Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil
minimal 20%.
Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
Metodeex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek
Penggunaan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi populasi dan
keadaan lain yang berkaitan.
Kelebihan dan Kekurangan Desain Sampling
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
A. Probability Sampling
Simple
random
sampling
Seluruh elemen dalam
populasi diperhitungkan
dan tiap elemen
mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih
sebagai objek
Kemampuan generalisasi hasil
penemuan tinggi
Tidak seefisien
stratified sampling
Systematic
sampling
Setiap elemen ke n dari
populasi dipilih, mulai dari
anggota tertentu dalam
kerangka populasi
Mudah dilakukan bila kerangka
populasinya tersedia
Dimungkinkan
terjadinya bias
sistematik
Stratified
Random
Sampling :
Populasi dibagi kedalam
kelompok tertentu
kemudian subyekdiambil:
Paling efisien di antara semua
desain probabilitas semua
kelompok terwakili jumlahnya
Stratified harus
memiliki arti tertentu
lebih memakan waktu
Page 24
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
A.Proporsio
nate
B.Dispropo
Sionete
Dalam proporsi jumlah
yang sebenanya dan
perbandingannya.
berdasarkan criteria selain
jumlah populasi
sebenarnya.
dibandingkan dengan
simple random
sampling kerangka
populasi untuk tiap
kelompok/strata
diperlukan.
Cluster
Sampling
Kelompok yang
anggotanya heterogen
ditentukan dulu, kemudian
dipilih secara acak dari tiap
kelompok: semua anggota
dari tiap keompok yang
dipilih secara acak
dipelajari
Dalam cluster geografis , biaya
pengumpulan datanya rendah
Paling kurang dapat
diandalkan & kurang
efisien diantara desain
probabilitas lainnya
karena sub-sub dari
kelompoklebih
cenderung homogen
daripada heterogen.
Area
Sampling
Cluster sampling dalam
suatu daerah/lokasi tertentu
Biayanya efektif, berguna untuk
keputusan yang berhubungan
dengan lokasi tertentu
Memakan waktu untuk
mengumpulkan data
dari suatu lokasi.
Double
Sampling
Sampel atau sub sampel
yang sama diteliti dua kali
Menawarkan infomasi yang
lebih rinci dalam topik penelitian
Original bias individu
mungkin tidak senang
merespon untuk kedua
kali
B. Non Probability Sampling
Convenienc Anggota populasi yang Cepat, mudah, tidak mahal Tidak dapat
Page 25
Desain
sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
e Sampling
paling mudah ditemui
dipilih sebagai subyek
digeneralisasikan
sama sekali
Judgment
Sampling
Subyek dipilih berdasarkan
keahlian dalam bidang
diteliti
Kadang merupakan satu-satunya
cara untuk menyelidiki
Kemampuan
generalisasinya
dipertanyakan, tidak
dapatdigeneralisasikan
ke seluruh popolasi
Quota
Sampling
Subyek dipilih yang paling
mudah ditemui dari
kelompok yang ditargetkan
berdasar jumlah kuota yang
telah ditentukan
sebelumnya
Sangat berguna bilapartisipasi
kelompokminoritas diperlukan
dalam suatu penelitian
Tidak dapat
digeneralisasikan
dengan mudah
Snowball
Sampling
Memilih unit yang
karakteristiknya jarang, unit
selanjutnya ditunjukkan
responden sebelumnya
Hanya untuk penerapan yang
sangat khusus
Keterwakilan dari
karakteristik yang
jarang tidak terlihat
dalam pemilihan
sampel
Sumber : Sekaran (2000) dan Davis & Cosenza (1993)
Elemen 2: Mempersiapkan Instrumen Riset
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang dipakai dalam riset
adalah data yang benar dan dapat dipercaya, karena jika data yang digunakan
salah akan menghasilkan informasi yang salah.
Dalam kaitannya dalam pengumpulan data, seorang peneliti haruslah
membuat dan atau memiliki instrumen riset yang berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Tanpa instrumen riset, peneliti dianggap gagal dalam riset
Page 26
ilmiah. Bagaimana bisa seorang peneliti tanpa instrumen riset dapat memperoleh
data yang akurat? Tentunya hal ini tidak mungkin.
Riset sebagai suatu cara ilmiah dalam menyelesaikan masalah, akan selalu
berhubungan dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen yang tepat,
penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Karena riset
membutuhkan data empiris, dan data tersebut hanya mungkin diperoleh melalui
instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat. Dengan demikian instrumen
riset dapat menentukan kualitas riset itu sendiri. Oleh sebab itu, instrumen riset
harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah riset ilmiah.
2.1 Bentuk Instrumen Riset ditentukan
Instrumen penelitian menjadi syarat terbentuknya penelitian yang
berkualitas. Instrumen penelitian ini sendiri juga dibutuhkan dalam setiap
penelitian ilmiah, baik skripsi, tesis, desertasi, karya tulis, dan lain sebagainya.
Instrumen penelitian adalah aspek pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ilmiah. Hasi instrumen penelitian ini kemudian dikembangkan atau
dianalisa sesuai dengan metode penelitian yang akan diambil. Dalam penelitian
kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yang cukup signifikan, misalnya
dalam penelitian kualitatif menggunakan instrumen penelitian wawacara,
sedangkan dalam penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian angket
atau kuesioner.
Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode
pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan
pada langkah penelitian selanjutnya. Pada prinsipnya instrumen penelitian
memiliki ketergantungan dengan data-data yang dibutuhkan oleh karena itulah
setiap penelitian memilih instrumen penelitian yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
Page 27
Menurut Sukmadinata (2010) Instrument penelitian menurutnya adalah
sebuah tes yang memiiki karekatristik mengukur informan dengan sejumlah
pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian, yang bisa dilakukan dengan membua
garis besar tujuan penelitian dilakukan
Menurut Sugiono (2009) Instrument penelitian ialah alat bantu yang
dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial yang
sesuai dengan variabel penelitian.
Dari pengertian instrument penelitian menurut para ahli diatas, dapatlah
disimpulkan bahwa instrument penelitian ialah metode penelitian yang dilakukan
untuk mengukur dan mengambil data primer (langsung dari lapangan) melalui
kajian-kajian yang empiris serta sistematis.
Jenis dan Contoh Instrument Penelitian
Penjelasan mengenai instrument penelitian beserta contohnya antara lain adalah
sebagai berikut:
Kuesioner
Alat pengumpulan data yang pertama adalah kuesioner atau angket. Dalam
instrument penelitian kuesioner ini identik dengan penelitian kuantitatif karena
data yang diberikan kepada informan adalah data yang ada jawaban terbuka
dan tertutup. Jenis pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah jenis
pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan penelitian.
Contoh kuesioner dalam instrument penelitian ini misalnya dalam kasus
penelitian suvai atau sensus yang dilakukan oleh lembaga daerah dan
lembaga-lembaga atau perusahaan swasta yang ingin mendapatkan data
primer.
Wawancara
Jenis instrument penelitian yang kedua dalam pengumpulan data adalah
wawancara yang biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif. Wawancara
ini memiliki tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan kuesioner
karena jika wawancara tidak melakukan penghitungan secara statistika,
meskipun begitu kelemahan yang ada dalam wawancara membutuhkan waktu
Page 28
penelitian yang relatif lama dibandingkan dengan penelitian menggunakan
angket.
Contoh penelitian yang menggunakan teknik wawancara misalnya adalah
menyikapi tentang pendidikan yang dipengaruhi oleh perubahan sosial
lantaran seorang siswa atau pelajar melakukan pencatatan dengan memotret
menggunakan henphone. Peroelah data ini dengan wawancara harus
melakukan proses pewawancara dengan siswa dan juga gurunya.
Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek
penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat
setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian.
Kelebihan yang di dapatkan dari metode observasi, antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Dapat melihat langsung kegiatan sehari-hari informan.
2. Cocok untuk orang yang tidak memiliki tingkat kesibukan tinggi karena
tidak harus terpaku pada waktu dan tempat tertentu.
3. Dapat mencatat secara bersamaan adanya kejadian tertentu.
Adapun untuk kekurangan yang terdapat dalam metode pengamatan atau
observasi, antara lain adalah sebagai berikut.
Dapat menimbulkan perilaku atau sikap yang berbeda dengan perilaku
sehari-hari karena merasa diamati.
Ada berbagai hal yang tidak terduga sehingga mengganggu proses
pengamatan.
Ada kejadian atau keadaan informan yang sulit diamati karena bersifat
terlalu pribadi dan rahasia.
Teknik Observasi
Untuk teknik yang ada dalam observasi dalam instrument penelitian pada
dasarnya dapatlah dibedakan menjadi dua macam, antara lain adalah sebagai
berikut;
Page 29
Observasi Partisipasi (Participant Observation)
Observasi partisipasi dilakukan dengan cara peneliti hadir di tengah-tengah
informan dan melakukan berbagai kegiatan bersama sambil mencatat
informasi yang dibutuhkan. Kehadiran peneliti dapat diketahui oleh siapa pun
sehingga observasi ini bersifat terbuka.
Observasi Nonpartisipasi (Nonparticipant Observation)
Observasi nonpartisipasi dilakukan tanpa kehadiran peneliti, bahkan mungkin
responden tidak menyadani proses pengamatan tensebut. Observasi dilakukan
dan jarak jauh atau antara peneliti dan infonman yang berbeda tempat.
Dokumentasi
Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah
menggunakan dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh
infonmasi dan berbagai macam sumber. Informasi tersebut antara lain tempat
tinggal, alamat, dan latar belakang pendidikan.
Kelebihan yang terdapat dalam instrument penelitian menggunakan metode
dokumentasi, antara lain adalah sebagai benikut;
Memberikan gambaran benbagai informasi tentang informan pada waktu
lampau (yang direkam atau di dokumentasikan).
Menyajikan informasi mengenai hubungan informasi pada masa lampau
dengan kondisi sekarang.
Merekam berbagai jenis data tentang informan atau responden seperti
identitas responden, identitas orang tua responden, keadaan dan latar
belakang keluarga responden, Iingkungan sosial, data psikis, prestasi
belajar, data pendidikan dan data kesehatan jasmani.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam instrument penelitian dengan metode
dokumentasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;
Memerlukan validitas dokumentasi untuk mengetahui keabsahan
dokumentas.
Dokumentasi terkadang tidak lengkap sehingga dapat menyesatkan
peneliti.
Page 30
Sumber Dokumen
Sumber dokumen yang ada di dalam pengembilan dalam instrument
penelitian, pada umumnya dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
Dokumen resmi, berupa dokumen atau berkas yang dikeluarkan oleh suatu
lembaga secara resmi, misalnya rapor, nilai akhir semester, dan arsip
sejarah.
Dokumen tidak resmi, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber tidak
resmi tetapi memberikan informasi penting terkait suatu kejadian.
Dokumen primer, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber ash atau
orang yang menjadi informan dan penehitan. Dokumen mi mempunyai
nilai keaslian dan bobot lebih valid daripada dokumen lain.
Dokumen sekunder, berupa dokumen yang diperoleh selain dan sumber
ash, bisa orang lain atau berbagai media seperti surat kabar, laporan
penehitian, makalah, dan publikasi lainnya. Dokumen mi tidak memihiki
nilai dan bobot keaslian sevahid dokumen primer.
Tes
Tes sebagai instrumen penelitian, khususnya dalam pengumpulan data
penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur keterampihan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, dan bakat.
Macam-Macam Instrument Penelitian Tes
Penjelasan mengenai tes ini, setidaknya terbagi menjadi lima bentuk, antara
lainnya adalah sebagai berikut;
Tes kepribadian, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang.
Tes bakat, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahul
bakat seseorang.
Tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang dalam bidang tertentu, misalnya akademik.
Tes inteliegensi, yaitu tes yang digunakan untuk membuat penaksiran
tingkat intelektuah seseorang.
Page 31
Tes sikap, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kecenderungan sikap
seseorang.
Langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Langkah yang dipergunakan dalam penyusunan instrumen penelitian sebenarnya
bisa dikatakan susuah dan gambang. Akan tetapi dalam kepastiannya penyusunan
instrumen penelitian yang utamanya adalah mengkaji secara teoritik tantng
subtansi penelitian yang akan diukur.
Menurut Iskandar (2008) yang diperlukan dalam penyusunan instrumen penelitian
antara lain adalah sebagai berikut;
Memberikan pengulasan mengenai variabel penelitian yang diambil
Memberikan penjelasan mengenai variabel kepada sub dimensi dalam
penelitian.
Mendapatkan indikator dari setiap sub dimensi yang dijelaskan.
Melakukan deskripsi terhadap kisi instrument dalam penelitian
Melakukan perumusan pertanyaan atau pernyataan
Membuat dan merancang petunjuk pengisian terhadap alat instrumen
penelitian, baik kuesionar, wawancara penelitian, dan lain sebaginya.
2.2 Instrumen Pengumpulan Data disusun sesuai Tujuan Riset
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan
ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu
dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut
terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena,
informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.
Page 32
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630 bahwa metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya, sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannyalebih
mudah, dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Instumen sebagai alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data
merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,
perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.
Menurut Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang
namanya sama dengan metodenya, antara lain adalah:
o Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
o Instrument untuk metode angaket atau kuesioner adalah angket atau
kuesioner
o Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
o Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau dapat
juga chek – list
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian pengumpulan data dan
instrumen penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengungkap
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan berbagai
cara dan metode agar proses ini berjalan secara sisitematis dan lebih dapat
dipertanggung jawabkan kevaliditasnya.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif
Pengumpulan data penelitian kuantitatif merupakan pengumpulan
data yang datanya bersifat angka – angka statistik yang dapat di kuantifikasi.
Data tersebut berbentuk variabel – variable dan operasionalisasinya dengan
Page 33
skala ukuran tertentu misalnya skala nominal,ordinal,interval dan ratio,
Jonathan Sarwono dalam (2006:259).
Menurut Sugiyono pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai tempat dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari
tempatnya dapat dikumpulkan pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat
dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dan teknik – teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data kuantitatif sebagai berikut:
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
1. Wawancara terstruktur
Page 34
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah:
1) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di
kabupaten ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang
kesehatan di kabupaten ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
Page 35
“Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah
tentang impor gula saat ini?dan bagaimana dampaknya terhadap
pedagang dan petani”.
Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang
responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan
informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada
objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau
variabel apa yang harus diteliti.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara
pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis
terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu
tujuan.
Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan
tentang situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat
kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
Kuesioner
Menurut Iskandar Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.
Menurut Uma sekaran mengungkapkan beberapa prinsip penulisan
angket yaitu sebagai berikut:
Prinsip penulisan angket:
a. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
Page 36
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif
dan negatif.
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari
yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah
menuju hal yang sulit
Observasi
Menurut (Arikunto, 2006: 229) menggunakan observasi cara yang paling
efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi
item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari
peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat.
Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat
rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang,
atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki
Page 37
Teknik Pengumpulan Data Kualitiatif
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data yang
datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala – gejala yang di
kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti foto,dokumen, artefak, dan
catatan – catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan, Jonathan Sarwono
dalam ( 2006:259).
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; wawancara, observasi,
dokumentasi, dan diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik
tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat
penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa
masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan
pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana
yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang
diperoleh.
Wawancara
Menuurut Emzir Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan
informan atau subjek penelitian Dengan kemajuan teknologi informasi
seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni
melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu
atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat
teknik yang lain sebelumnya.
Menurut Byrne menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai
metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan
Page 38
penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai
partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu
proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman ada beberapa tahapan yang harus
diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang
sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data.
Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan
pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan
lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di
dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat
pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam
melakukan pendekatan.
c) The events, menyusun protokol wawancara, meliputi:
1)Pendahuluan,
2) Pertanyaan pembuka,
3) Pertanyaan kunci, dan
4) Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada
bagian kedua untuk membuat kalimat pendahuluan dan pernyataan
pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara sebagai
pertanyaan kunci.
d) The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga,
maka disusunlah strategi pengumpulan data secara keseluruhan.
Strategi ini mencakup seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari
kondisi, strategi pendekatan dan bagaimana pengambilan data
dilakukan.
Menurut Yunus karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja
hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah
diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa
tahapan yang harus dilalui yakni: mengenalkan diri, menjelaskan maksud
Page 39
kedatangan, menjelaskan materi wawancara, dan mengajukan
pertanyaan.
Observasi
Menurut (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193) Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,
penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan
emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Menurut Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk
observasi, yaitu:
a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam
keseharian informan.
b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi
objek penelitian.
Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto,
hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa
dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di
masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai
semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak
bermakna (Faisal, 1990: 77)
Focus Group Discussion
Page 40
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat
(Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu
oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan
yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti
mendiskusikan hasil UN 2011 di rendah. Untuk menghindari pemaknaan
secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi
terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji
sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
Dasar filosofi dari penelitian kualitatif menurut Suharsimi Arikunto
(2006:14) adalah
1) Fenomenalogis
2) Interaksi simbolik
3) Kebudayan
4) Antropologi
Menurut Suharsimi Arikunto karakteristik penelitian kualitatif adalah:
1) Mempunyai sifat induktif
2) Melihat setting secara keseluruhan atau holistic
3) Memahami responden dari pandangan responden sendiri
4) Menekankan validitas
5) Mengutamakan proses dari pada hasil
6) Menggunakan non probabilitas sampling.
Perbedaan teknik penelitian kuantitatif dan kualitati adalah (suharsimi, 2006:13) :
NO PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF
1
Kejelasan unsur tujuan
pendekatan,subjek,dan rinci sejak
awal
Kejelasan
unsure,subjek,sampel,sumber data
tidak mantab,fleksible,berkembangnya
sambil jalan
2 Langkah penelitian,segala suatu
direncankan ampi matang ketika
Langkah penelitian barudiketahui
dengan mantab dan jelas setelah
Page 41
persiapan disusun penelitian selesei
3
Dapat menggunakan sampel dan
hasil penelitiannya diberlakukan
populasi
Tidak dapat menggunakan pendekatan
populasi dan sampel
4
Hipotesis ( jika memang petrlu) : Hipotesis :
a) Mengajukan hepotesis yang
akan di uji dalam penelitian
Tidak menggunakan hepotesis
sebelumnya tetapi dapat lahir selama
penelitian berlangsung
b) Hipotesis menentukan hasil
yang diramalkan
5
Desain : dalam desain jelas langkah
– langkah penelitian dan hasil yang
diharapkan
Desain : dedsain penelitiannya aadalah
fleksible dengan langkah dan hasil
yang tidak dapat dipastikan
sebelumnya
6
Pengumpulan data: kegiatan dalam
pengumpulan data memungkinkan
untuk diwakilkan
Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan dataselalau harus
dilakukan sendiri oleh peneliti
7Analisis data: dilakukan setelah
semua data terkumpul
Analisis data: dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data
Pengumpulan data dan instrument penelitian merupakan suatu proses dan metode,
alat atau cara untuk memperoleh informasi terhadap suatu yang di teliti. Teknik
yang digunakan dalam penelitian bisa berupa teknik pengumpulan data penelitian
kuantitatif dan kualitatif yang kedua teknik tersebut mempunyai banyak kelebihan
dan kekurangannya. Salah satu kekurangn teknik pengumpulan data penlitian
kuantitatif adalah munculnya kesulitan dalam mengontrol variabel – variabel lain
yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
mempunyai kekurangan yaitu memakan waktu lama,realibilitasnya dipertanyakan,
prosedurnya tidak baku,tidak terstruktur dan tidak bisa dipakai untuk penelitian
berskala besar.
Etika dalam Pengumpulan Data
Page 42
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang
prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu
tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan,
dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka
penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada
responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek
tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden
yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik
secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data
yang dikumpulkan selama study.
9.4. SOAL LATIHAN
Page 43
NO KUK
NO SOAL
SOAL / PERTANYAAN
1.1 1. Sebutkan 4 tahapan pengidentifikasian masalah dalam riset pemasaran bagi sebuah perusahaan (manajemen)!
2. Sebutkan 3 tingkatan sumber informasi yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi masalah dan berikan contohnya!
1.2 3. Bagaimana cara menentukan tujuan sebuah riset?1.3 4. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam riset
pemasaran?1.4 5. Sebutkan minimal 4 macam metode sampling yang
termasuk ke dalam probability sampling dan apa fungsinya!6. Sebutkan minimal 4 macam metode sampling yang termasuk
dalam non-probability sampling dan apa fungsinya!7. Sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merancang sampling!2.1 8. Sebutkan jenis-jenis instrumen riset dan perbedaannya untuk
data primer dan sekunder! 2.2 9. Bagaimana langkah-langkah menyusun instrumen
pengumpulan data!10. Jelaskan apa yang harus dilakukan apabila kuesioner yang
telah dikembangkan ternyata tidak valid dan reliabel?
9.5 PRAKTEK UNJUK KERJA
No No. KUK Daftar tugas / instruksi1 2.2 Susun instrumen pengumpulan data sesuai tujuan riset!
BAHAN I: KUESIONER UNTUK PENGUMPULAN DATA RISET
Petunjuk Pengisian Kuesioner:1. Mohon kuesioner diisi untuk memilih seluruh pernyataan yang telah
disediakan.2. Berilah tanda check (√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.3. Dalam memilih pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang
benar. Oleh karena itu, usahakan agar tidak ada pilihan yang dikosongkan.
4. Pilihan yang tersedia untuk setiap pernyataan adalah sebagai berikut:Predikat: SS = Sangat Setuju
S = Setuju
Page 44
R = RaguTS = Tidak SetujuSTS= Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S R TS STS Reliability (Kehandalan)
1 Karyawan mampu memenuhi permintaan konsumen dengan baik
2 Karyawan memberikan informasi yang akurat tentang jasa yang tersedia
3 Karyawan memberikan kesan pertama yang baik kepada konsumen
Responsiveness (Daya Tanggap)4 Karyawan siap membantu apabila dibutuhkan
5 Karyawan cepat dan tanggap dalam melayani konsumen
6 Menyediakan pelayanan yang tepat kepada konsumen
Assurance (Keyakinan)7 Karyawan terampil dalam memberikan
informasi
8 Karyawan ramah dalam pelayanan
9 Karyawan sopan dalam pelayanan
Emphaty (Empati)10 Karyawan melayani dengan senyum
11 Karyawan profesional dalam pelayanan
12 Karyawan bersemangat dalam bekerja
Tangibles (Keberwujudan)13 Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau
14 Memiliki kapasitas yang memadai untuk para konsumen
15 Penampilan fisik Salon terlihat menarik
Kepuasan Konsumen
Page 45
16 Puas dengan variasi jasa yang tersedia di Salon
17 Puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Salon
18 Puas dengan fasilitas yang tersedia di Salon
9.6 ALAT dan BAHAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk menunjang Praktek dalam Pelatihan maka peserta diwajibkan membawa
peralatan seperti Smartphone atau Handphone dan Laptop serta buku catatan
masing-masing dan Printer.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek.Jakarta:PT Renika Cipta
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Hasan, Iqbal, ”Metodologi Penelitian dan Aplikasinya “, Jakarta : GI, 2002
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta : GP, 2010.
Nazir, Muhammad, ” Metode Penelitian “, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Purwanto, E. 2008. Metode Penelitian Remaja. http://metodekir.blogspot.com [20
Desember 2009].
Sarwano, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & kualitatif.Yogyakarta:
Graha Ilmu
Subiyanto. 1999. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Page 46
Sukmadinata, Nana Syaudih,” Metode Penelitian” , Bandung : Rosdakarya, 2006
Suryabrata, I. 2000. Langkah-Langkah Penelitian. http://ibnurusdi.wordpress.com
[20 Desember 2009].
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat
http://dosensosiologi.com
Page 47
Top Related