Download - Bab IX Kepesertaan Final

Transcript
Page 1: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.1

BAB IX

KEPESERTAAN

Kriteria dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Peserta serta kewajiban pihak-pihak yang telah menjadi Peserta diatur sebagai berikut:

A. Kriteria Peserta

1. Pihak yang dapat mengajukan permohonan menjadi Peserta adalah pihak yang memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern.

2. Peserta dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.

a. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik Peserta yang bersangkutan.

b. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem BI-RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian.

3. Pada saat yang bersamaan, Peserta Tidak Langsung hanya dapat menggunakan RT milik satu Peserta Langsung dan didasarkan pada perjanjian sebagaimana dimaksud pada butir 2.b.

4. Calon Peserta dapat memilih untuk menjadi Peserta Langsung atau Peserta Tidak Langsung. Peserta Tidak Langsung dapat mengajukan permohonan untuk berubah menjadi Peserta Langsung dan sebaliknya.

B. Persyaratan menjadi Peserta

1. Peserta Langsung

Calon Peserta Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia.

b. Menyediakan perangkat Sistem BI-RTGS, yang meliputi:

1) 1 (satu) buah RT Server Utama;

2) minimal 1 (satu) buah RT Server Back-up;

3) minimal 2 (dua) buah RT Workstation;

4) minimal 1 (satu) buah printer;

Page 2: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.2

5) Systems Network Architecture (SNA) card untuk saluran komunikasi leased line dan SNA Server Software;

6) modem untuk saluran komunikasi dial up;

7) 2 (dua) nomor telepon untuk keperluan komunikasi Data Over Voice (DOV) dan dial up; dan

8) software sistem operasi untuk RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation,

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara.

c. Khusus bagi calon Peserta yang merupakan Pihak Selain Bank, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 1.a dan butir 1.b, keikutsertaannya sebagai Peserta juga didasarkan atas hasil kajian Bank Indonesia yang menyatakan bahwa keikutsertaan Pihak Selain Bank tersebut dalam Sistem BI-RTGS dapat memperlancar sistem pembayaran nasional.

d. Menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Langsung dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.1 atau Lampiran 9.2.

2. Peserta Tidak Langsung

Calon Peserta Tidak Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia.

b. Menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Tidak Langsung dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.3 atau Lampiran 9.4.

c. Melakukan perjanjian bilateral dengan Peserta Langsung yang memiliki RT yang akan digunakan oleh Peserta Tidak Langsung, yang sekurang-kurangnya memuat klausula sebagai berikut:

1) Pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;

2) Tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi;

3) Mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadi kondisi gangguan atau Keadaan Darurat di Peserta Langsung;

4) Mekanisme penyelesaian perselisihan antara Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung serta antara Peserta Tidak Langsung dengan Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung lawan transaksi; dan

5) Besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung;

6) Pernyataan bahwa perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan perjanjian sebagaimana dimaksud pada huruf b.

keikutsertaannya …

Page 3: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.3

d. Khusus untuk calon Peserta Tidak Langsung yang merupakan Unit Usaha Syariah (UUS), dalam hal UUS tersebut bermaksud untuk menggunakan RT Peserta Langsung Bank konvensionalnya maka klausula sebagaimana dimaksud pada butir c.1) sampai dengan butir c.6) dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan atau dokumen internal Bank.

C. Tata Cara menjadi Peserta

1. Tata cara menjadi Peserta Langsung adalah sebagai berikut:

a. Permohonan diajukan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.

b. Khusus bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI), permohonan tersebut diajukan melalui Kantor Bank Indonesia (KBI) yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b harus dilengkapi dengan:

1) Informasi mengenai kesiapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir B.1.

2) Fotokopi surat keputusan mengenai pemberian izin usaha.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.5.

d. Apabila calon Peserta Langsung telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b, dan huruf c, persetujuan menjadi Peserta Langsung akan disampaikan melalui surat yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) persetujuan menjadi Peserta Langsung;

2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;

3) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara;

4) permintaan kelengkapan administrasi berupa:

a) Data kepesertaan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.6.

b) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Surat kuasa khusus dibuat dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor pusat dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku untuk 1 (satu) kantor wilayah kerja Bank Indonesia, untuk melakukan:

(a) penandatanganan Cek BI dan BGBI;

b. Khusus …

Page 4: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.4

(b) penandatanganan surat menyurat dan/atau dokumen yang terkait dengan hubungan Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;

(c) hal-hal antara lain sebagai berikut:

i. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan Rekening Giro Peserta melalui Sistem BI-RTGS dan menandatangani surat menyurat dan/atau dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut;

ii. pengambilan laporan dan/atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;

iii. pengambilan buku Cek BI dan BGBI;

iv. penyerahan dan pengambilan AT; dan

v. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS.

(2) Jumlah pejabat atau petugas yang diberi kuasa ditetapkan maksimum sebagai berikut:

(a) Jumlah pejabat penerima kuasa dan/atau kuasa substitusi dari Direksi untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir (1)(a) sampai dengan butir (1)(c) dalam surat kuasa di atas:

i. di KPBI: 10 (sepuluh) orang; dan

ii. di masing-masing KBI: 5 (lima) orang.

(b) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk melakukan pengambilan fisik uang:

i. di KPBI: sesuai ketentuan mengenai sistem antrian penarikan uang tunai (Queue Management System) di Direktorat Pengedaran Uang; dan

ii. di masing-masing KBI: 10 (sepuluh) orang.

Jumlah petugas pengambilan fisik uang termasuk petugas pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan pengambilan fisik uang.

iv. penyerahan …

Page 5: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.5

(c) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir (1)(c)(i) sampai dengan butir (1)(c)(v) dalam surat kuasa di atas disesuaikan dengan keperluan Peserta.

(3) Dalam hal terjadi perubahan penetapan jumlah maksimum pejabat atau petugas penerima kuasa, akan diinformasikan kepada calon Peserta melalui surat.

(4) Hal-hal yang dikuasakan dalam surat kuasa sebagaimana dimaksud pada butir (1) dapat dituangkan dalam satu atau lebih surat kuasa sesuai dengan kebutuhan Peserta. Contoh surat kuasa sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.7 sampai dengan Lampiran 9.10.

c) Surat pemberitahuan wewenang Direksi dan apabila diperlukan menyertakan surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.11.

d) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat spesimen tanda tangan bagi:

(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir b)(1)(a), butir b)(1)(b) dan butir b)(1)(c); dan

(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di wilayah kerja KBI.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.

e) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS.

Contoh surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.16.

Dalam hal penandatanganan perjanjian akan dilakukan oleh pejabat selain Direksi maka diperlukan surat kuasa dari Direksi dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.17.

f) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.

e. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tidak disetujui, penolakan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan disampaikan melalui surat kepada calon Peserta dengan menyebutkan alasan penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.

d) Surat …

Page 6: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.6

f. Dalam hal permohonan calon Peserta disetujui, Penyelenggara akan menyampaikan surat berisi informasi antara lain mengenai pelatihan, pemasangan jaringan komunikasi data leased line dan instalasi aplikasi RT.

g. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf d, calon Peserta Langsung menyampaikan kelengkapan administrasi sebagai berikut:

1) Surat pemberitahuan AT 1, AT 2 dan AT 3 di dalam amplop tertutup dan bersegel dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.18;

2) Surat penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir d.5);

h. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir d.5), dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI surat disampaikan langsung kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:

Direktorat Pengedaran UangBagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK) Bank IndonesiaJalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

2) Bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI:

a) Data kepesertaan dan surat kuasa penandatanganan perjanjian serta surat pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta;

b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI yaitu:

(1) surat kuasa khusus dengan satu kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang Peserta sebagaimana dimaksud pada butir d.5)b);

(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi, apabila diperlukan;

(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;

(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau

(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau surat pernyataan spesimen tanda tangan,

Jalan …

Page 7: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.7

disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

i. Penyelenggara menyampaikan AT 4 dan AT 5 kepada calon Peserta Langsung dalam amplop tertutup untuk diinput dalam RT. Penyampaian tersebut dilakukan melalui petugas calon Peserta yang diberi kuasa khusus oleh pejabat calon Peserta Langsung yang berwenang. Khusus untuk calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, AT disampaikan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.

j. Penyelenggara menyampaikan informasi mengenai keikutsertaan Peserta baru kepada:

1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message.

2) seluruh satuan kerja Bank Indonesia terkait dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

k. Bagi Peserta Langsung selain Bank, persyaratan kelengkapan administrasi yang harus dilengkapi sekurang-kurangnya meliputi dokumen sebagaimana dimaksud pada butir d.5)a), butir d.5)c), butir d.5)e) dan dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan kepentingan Peserta.

2. Peserta Tidak Langsung

Tatacara menjadi Peserta Tidak Langsung adalah sebagai berikut:

a. Permohonan diajukan kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

b. Khusus bagi calon Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

c. Dalam surat permohonan tersebut calon Peserta menginformasikan dan menyampaikan:

1) alasan menjadi Peserta Tidak Langsung;

2) Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk Peserta Tidak Langsung yang bersangkutan;

3) perjanjian antara Peserta Langsung dengan Peserta Tidak Langsung; dan

4) Prosedur operasional penggunaan RT, misalnya pelaksanaan transaksi oleh Peserta Tidak Langsung, apakah dilakukan di lokasi kantor Peserta Tidak Langsung yang secara sistem terhubung ke RT Peserta Langsung atau dilakukan di lokasi RT Peserta Langsung.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.19.

dimaksud …

Page 8: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.8

d. Apabila calon Peserta telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf B.2, persetujuan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan disampaikan melalui surat kepada calon Peserta yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung;

2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;

3) informasi pelatihan;

4) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara

5) permintaan kelengkapan administrasi berupa:

a) Data kepesertaan sebagaimana tercantum pada Lampiran 9.20.

b) Perjanjian penggunaan RT yang telah ditandatangani Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.

c) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Surat kuasa dibuat dengan satu kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor pusat dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku untuk 1 (satu) kantor wilayah kerja Bank Indonesia, untuk melakukan:

(a) penandatanganan Cek BI dan BGBI;

(b) penandatanganan surat menyurat dan/atau dokumen yang terkait dengan hubungan Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;

(c) hal-hal sebagai berikut:

i. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan Rekening Giro Peserta melalui Sistem BI-RTGS oleh Bank Indonesia dan menandatangani surat menyurat dan/atau dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut;

ii. pengambilan laporan dan/atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;

iii. pengambilan buku Cek BI dan BGBI;

iv. penyerahan dan pengambilan AT; dan

(satu) …

Page 9: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.9

v. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS.

(2) Jumlah pejabat atau petugas yang diberi kuasa ditetapkan maksimum sebagai berikut:

(a) Jumlah pejabat penerima kuasa dan/atau kuasa substitusi dari Direksi untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka (1) dalam surat kuasa di atas:

i. di KPBI: 10 (sepuluh) orang; dan

ii. di masing-masing KBI: 5 (lima) orang.

(b) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk melakukan pengambilan fisik uang:

i. di KPBI: sesuai sistem antrian penarikan uang tunai (Queue Management System) di Direktorat Pengedaran Uang;dan

ii. di masing-masing KBI: 10 (sepuluh) orang.

Jumlah petugas pengambilan fisik uang termasuk petugas pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan pengambilan fisik uang.

(c) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir (1)(c) dalam surat kuasa di atas sesuai kepentingan Peserta.

(3) Dalam hal terjadi perubahan penetapan jumlah maksimum pejabat atau petugas penerima kuasa, akan diinformasikan kepada calon Peserta melalui surat.

(4) Hal-hal yang dikuasakan dalam surat kuasa sebagaimana dimaksud pada angka (1) dapat dituangkan dalam 1 (satu) atau lebih surat kuasa sesuai dengan kepentingan Peserta. Contoh surat kuasa sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.9, Lampiran 9.10, Lampiran 9.21 dan Lampiran 9.22.

d) Surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan contoh sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.23, apabila diperlukan.

e) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat spesimen tanda tangan bagi:

(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir c)(1); serta

Jumlah …

Page 10: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.10

(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di wilayah kerja KBI.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.

Dalam hal pejabat atau petugas penerima kuasa telah memiliki spesimen tanda tangan di Bank Indonesia yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia, maka calon Peserta wajib membuat surat pernyataan dari Direksi atau kuasanya yang menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari pejabat atau petugas penerima kuasa tersebut yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia masih berlaku.

Contoh surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.14 dan Lampiran 9.15.

f) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS.

Contoh surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.16.

Dalam hal penandatanganan perjanjian akan dilakukan oleh pejabat selain Direksi maka diperlukan surat kuasa dari Direksi dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.17.

g) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.

e. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tidak disetujui, penolakan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan disampaikan melalui surat kepada calon Peserta dengan menyebutkan alasan penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dokumen diterima lengkap oleh Penyelenggara.

f. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf d, calon Peserta menyampaikan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir d.5).

g. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir d.5), dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Bagi calon Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, surat disampaikan langsung kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:

g) Surat …

Page 11: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.11

Direktorat Pengedaran UangBagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)Bank IndonesiaJalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

2) Bagi calon Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI:

a) Data kepesertaan dan surat kuasa perjanjian serta surat pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta;

b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI yaitu:

(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang Peserta sebagaimana dimaksud pada butir d.5)c);

(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila diperlukan;

(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;

(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau

(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau surat pernyataan spesimen tanda tangan,

disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

h. Penyelenggara menginformasikan kepada:

1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message segera setelah Penyelenggara menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

i. Bagi Peserta Tidak Langsung selain Bank, persyaratan kelengkapan administrasi yang harus dilengkapi sekurang-kurangnya meliputi dokumen sebagaimana dimaksud pada butir d.5)a), butir d.5)b), butir d.5)d) dan dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan kepentingan Peserta.

D. Tata Cara Perubahan Kepesertaan

1. Perubahan dari Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung

Tata cara perubahan Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung adalah sebagai berikut:

a. Peserta Tidak Langsung mengajukan surat permohonan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3

disampaikan …

Page 12: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.12

Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Khusus bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, surat permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta Tidak Langsung.

Dalam surat tersebut Peserta Tidak Langsung menginformasikan pemenuhan persyaratan untuk menjadi Peserta Langsung sebagaimana dimaksud pada butir B.1.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.5.

b. Dalam hal Peserta Tidak Langsung telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir B.1, Penyelenggara menyampaikan surat kepada Peserta Tidak Langsung yang memuat hal-hal sebagai berikut:

1) persetujuan menjadi Peserta Langsung;

2) informasi pelatihan, pemasangan jaringan komunikasi data leased line dan instalasi aplikasi RT;

3) permintaan pembuatan AT 1, AT 2, dan AT 3 di RT Peserta sesuai dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini, untuk dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 di Penyelenggara. Pertukaran AT akan dilakukan pada saat menjelang pelaksanaan perubahan status kepesertaan dari Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung;

4) permintaan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir C.1.d.5) huruf a) sampai dengan e).

Surat pemberitahuan tersebut disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.

c. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, Peserta menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1) Data kepesertaan;

2) Surat penyampaian AT 1, AT 2, dan AT 3 di dalam amplop tertutup dan bersegel dengan format surat sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.18;

3) Surat penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir b.4);

4) Surat penyampaian tembusan berita acara pemasangan jaringan komunikasi data leased line, pelaksanaan instalasi aplikasi RT dan pelatihan operasional.

d. Penyampaian surat sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, surat disampaikan kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen

4) permintaan …

Page 13: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.13

Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Khusus untuk surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:

Direktorat Pengedaran UangBagian Pengelolaan Uang Keluar (PqUK),Bank Indonesia, Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

2) Bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI:

a) Data kepesertaan, surat kuasa penandatanganan perjanjian dan AT ditujukan kepada Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta;

b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI yaitu:

(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang Peserta sebagaimana dimaksud pada butir C.1.d.5)b);

(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila diperlukan;

(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;

(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau

(5) surat pernyataan spesimen tanda tangan,

disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

e. Penyelenggara menyampaikan AT 4 dan AT 5 kepada Peserta dalam amplop tertutup untuk di-input melalui RT Peserta. Khusus untuk Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, AT disampaikan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.

f. Keikutsertaan Peserta yang bersangkutan dalam Sistem BI-RTGS diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.

2. Perubahan dari Peserta Langsung menjadi Peserta Tidak Langsung

Tata cara perubahan Peserta Langsung menjadi Peserta Tidak Langsung adalah sebagai berikut:

a. Peserta Langsung mengajukan surat permohonan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

(2) surat …

Page 14: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.14

Khusus bagi Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, surat permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta Langsung.

Dalam surat tersebut Peserta Langsung menyampaikan:

1) alasan perubahan menjadi Peserta Tidak Langsung;

2) Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk Peserta Tidak Langsung yang bersangkutan;

3) konsep perjanjian antara Peserta Langsung dengan Peserta Tidak Langsung; dan

4) Prosedur operasional penggunaan RT, misalnya pelaksanaan transaksi oleh Peserta Tidak Langsung, apakah dilakukan di RT Peserta Tidak Langsung atau dilakukan di lokasi RT Peserta Langsung.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.19.

b. Apabila calon Peserta telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, persetujuan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan disampaikan melalui surat kepada Peserta Langsung yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung;

2) informasi mengenai pemutusan jaringan komunikasi data leased line yang menghubungkan RT Peserta Langsung dengan RCC oleh Penyelenggara;

3) permintaan kelengkapan administrasi berupa:

a) Data kepesertaan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.20;

b) Perjanjian penggunaan RT yang telah ditandatangani Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;

c) Surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud pada butir C.2.d.5)c);

d) Surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan contoh sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.23, apabila diperlukan; dan

e) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat spesimen tanda tangan bagi:

(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir C.2.d.5)c); serta

(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di wilayah kerja KBI.

Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.

2) informasi …

Page 15: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.15

Dalam hal pejabat atau petugas penerima kuasa telah memiliki spesimen tanda tangan sebagai Peserta Langsung yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia, maka calon Peserta Tidak Langsung wajib membuat surat pernyataan dari Direksi atau kuasanya yang menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari pejabat atau petugas penerima kuasa tersebut yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia masih berlaku.

Contoh surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.14 dan Lampiran 9.15.

f) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.16. Dalam hal penandatanganan perjanjian akan dilakukan oleh pejabat selain Direksi maka diperlukan surat kuasa dari Direksi dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.17.

g) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.

c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tidak disetujui, penolakan perubahan menjadi Peserta Tidak Langsung akan disampaikan melalui surat kepada calon Peserta Tidak Langsung dengan menyebutkan alasan penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dokumen diterima lengkap oleh Penyelenggara.

d. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, calon Peserta Tidak Langsung menyampaikan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir b.3).

e. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada huruf d, dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Bagi calon Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, surat disampaikan langsung kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:

Direktorat Pengedaran UangBagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)Bank IndonesiaJalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

c. Dalam …

Page 16: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.16

2) Bagi calon Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI:

a) surat kuasa penandantanganan perjanjian serta surat pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta;

b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta Tidak Langsung di KBI yaitu:

(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang Peserta sebagaimana dimaksud pada butir b.3)c);

(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila diperlukan;

(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;

(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau

(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau surat penyataan spesimen tanda tangan,

disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon Peserta.

f. Penyelenggara menginformasikan perubahan menjadi Peserta Tidak Langsung ini kepada:

1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message segera setelah Penyelenggara menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta; dan

2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

3. Status Kepesertaan dan Perubahan Status Kepesertaan

a. Status Kepesertaan

Status kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dibedakan menjadi:

1) Aktif (active)

Peserta dengan status kepesertaan aktif (active) dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Mengirim transfer;

b) Menerima transfer; dan

c) Melakukan seluruh fungsi lainnya dalam RT antara lain system, utilities, audit trail, enquiry, administrative message, database maintenance dan queue management.

2) Ditangguhkan (suspend)

f. Penyelenggara …

Page 17: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.17

Peserta dengan status kepesertaan ditangguhkan (suspend) dapat menerima transfer dan melakukan seluruh fungsi lainnya dalam RT kecuali mengirim transfer. Selama Peserta berstatus ditangguhkan (suspend), dana yang diterima Peserta tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan transaksi yang berada dalam Sistem Antrian.

3) Dibekukan (freeze)

Peserta dengan status kepesertaan dibekukan (freeze) hanya dapat melakukan enquiry untuk melihat semua atau beberapa transaksi tertentu yang telah dibuat, diubah, ditolak, dibatalkan, dan disetujui, serta transaksi yang masih belum diselesaikan (pending) atau telah diselesaikan pada RCC atau RT, dan transaksi titipan (warehouse).

4) Ditutup (close)

Peserta dengan status kepesertaan ditutup (close) terjadi karena adanya perubahan status sebagaimana dijelaskan pada huruf b.

b. Perubahan Status Kepesertaan

1) Alasan perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi ditangguhkan (suspend):

a) Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia bersaldo negatif sampai dengan waktu tutup Sistem BI-RTGS (cut-off time); dan/atau

b) Adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

(1) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan, sistem pembayaran, atau peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pihak Selain Bank, serta ketentuan internal Peserta; dan/atau

(2) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Peserta yang bersangkutan dan/atau sistem perbankan. Yang dimaksud tindakan preventif antara lain pembekuan kegiatan usaha oleh instansi yang berwenang di bidang perbankan.

Untuk Bank, instansi yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Peserta yaitu Bank Indonesia.

2) Perubahan status dari aktif (active) menjadi ditangguhkan (suspend) dan sebaliknya, yang disebabkan oleh Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia bersaldo negatif sampai dengan waktu tutup Sistem BI-RTGS (cut-off time), berlaku tata cara sebagai berikut:

a) Dalam hal Rekening Giro Peserta bersaldo negatif sampai dengan waktu tutup Sistem BI-RTGS (cut-off time) maka pada awal hari kerja berikutnya saat buka Sistem BI-RTGS (RCC open) status kepesertaan secara otomatis akan berubah menjadi ditangguhkan (suspend).

b) Adanya …

Page 18: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.18

b) Perubahan kepesertaan sebagaimana tersebut di atas diberitahukan kepada:

(1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message, pada pukul 09.00 WIB pada hari diberlakukannya perubahan status kepesertaan tersebut; dan

(2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

c) Dalam hal Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia tidak lagi bersaldo negatif, maka akan dilakukan perubahan status kepesertaan menjadi aktif (active) dan perubahan tersebut diberitahukan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b).

3) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi ditangguhkan (suspend) dan sebaliknya, yang didasarkan pada permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Penyelenggara melakukan perubahan status kepesertaan sesuai dengan permintaan instansi yang berwenang dimaksud; dan

b) Penyelenggara menginformasikan kepada:

(1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message segera setelah Penyelenggara menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta; dan

(2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

4) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi dibekukan (freeze) dikarenakan adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta, yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

a) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan, sistem pembayaran, atau peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pihak Selain Bank, serta ketentuan internal Peserta; dan/atau

pengawasan …

Page 19: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.19

b) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Peserta yang bersangkutan dan/atau sistem perbankan. Yang dimaksud tindakan preventif antara lain pembekuan kegiatan usaha oleh instansi yang berwenang di bidang perbankan.

5) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi dibekukan (freeze) dan sebaliknya, dilakukan sesuai dengan ketentuan pada angka 3).

6) Peserta dengan status ditangguhkan (suspend) dan dibekukan (freeze) sebagaimana dimaksud pada angka 3) dan 4) dapat diubah menjadi Peserta aktif (active) apabila terdapat permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta untuk mengubah status kepesertaan tersebut.

7) Alasan perubahan status kepesertaan menjadi ditutup (close) didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

a) Untuk Bank sebagai Peserta:

(1) Adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Bank tersebut, yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

(a) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan, sistem pembayaran dan/atau ketentuan internal Peserta;

(b) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Peserta yang bersangkutan dan/ atau sistem perbankan; dan/atau

(c) Keputusan mengenai merger, konsolidasi, atau pencabutan izin usaha Bank karena self-liquidation.

(2) Adanya keputusan pencabutan izin usaha Bank.

b) Untuk Peserta Selain Bank, adanya permintaan tertulis dari Peserta selain Bank tersebut, instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank dengan menyampaikan permohonan perubahan status kepesertaan kepada Penyelenggara, dengan menyebutkan alasan perubahan status tersebut.

8) Dalam hal Peserta berubah status menjadi ditutup (close), Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Memindahkan saldo Rekening Giro Peserta ke rekening lain di Bank Indonesia atau rekening lain yang ditetapkan oleh Peserta yang bersangkutan;

b) Mengubah status kepesertaan menjadi ditutup (close) setelah Rekening Giro Peserta bersaldo nihil; dan

(a) Adanya …

Page 20: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.20

c) Memberitahukan perubahan status kepesertaan kepada:

(1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;

(2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message, bersamaan dengan diberlakukannya perubahan status kepesertaan tersebut; dan

(3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia dan instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.

c. Perubahan kepesertaan karena merger, konsolidasi, pemisahan dan adanya permintaan tertulis dari Peserta khusus untuk Peserta Selain Bank atau pihak yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank

1) Perubahan kepesertaan karena merger

Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan merger, berlaku tata cara sebagai berikut:

a) Setiap Bank Peserta merger menyampaikan surat kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Surat tersebut berisi:

(1) Pemindahan saldo Rekening Giro Bank Peserta merger ke Rekening Giro Bank Peserta hasil merger;

(2) Permohonan penutupan Rekening Giro dan permintaan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS;

(3) Pengalihan hak dan kewajiban dari Bank Peserta merger kepada Rekening Giro Bank tertentu yang ditetapkan sebagai Bank Peserta hasil merger;

(4) Waktu pelaksanaan merger;

(5) Pencabutan spesimen tanda tangan seluruh pejabat yang berwenang dari Bank Peserta merger.

Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.24.

Surat tersebut disampaikan dengan melampirkan fotokopi surat keputusan izin merger dari Bank Indonesia dengan dilampiri fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar yang dilegalisasi oleh Direksi/notaris.

b) Bank Peserta hasil merger menyampaikan surat pemberitahuan merger yang dilampiri dengan surat pernyataan merger kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen

Bank …

Page 21: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.21

Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

(1) Surat Pemberitahuan merger memuat informasi antara lain:

(a) Bank Peserta merger;

(b) waktu pelaksanaan pemindahan saldo, penutupan Rekening Giro dan penghentian kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dari Bank Peserta merger; serta

(c) informasi mengenai pemberitahuan merger yang dimuat dalam surat kabar nasional.

(2) Surat Pernyataan antara lain memuat pernyataan:

(a) pengambilalihan hak dan kewajiban Bank Peserta merger terhitung sejak tanggal legal merger;

(b) pemberlakuan spesimen tanda tangan untuk Bank Peserta hasil merger dan penegasan status spesimen Bank Peserta merger;dan

(c) pengambilalihan tanggung jawab operasional Bank Peserta merger karena adanya perbedaan tanggal legal merger dan operational merger.

Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.25 dan Lampiran 9.26.

Surat tersebut disampaikan dengan disertai fotocopy akta merger dan fotocopy surat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dilegalisasi oleh Direksi/penerima kuasa/pihak yang berwenang, fotocopy Surat Keputusan Bank Indonesia tentang merger dan perkiraan jangka waktu pelaksanaan merger.

c) Berdasarkan surat dari Bank Peserta Hasil merger sebagaimana dimaksud pada huruf b), Penyelenggara memberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC mengenai telah disetujuinya merger beserta perkiraan jangka waktu pelaksanaan merger.

d) Setiap Bank Peserta merger memindahkan saldo Rekening Giro-nya ke Rekening Giro Bank Peserta Hasil merger melalui RT Peserta sesuai dengan jadwal operational merger.

e) Setelah Rekening Giro Bank Peserta merger bersaldo nihil, status Bank Peserta merger diubah menjadi ditutup (close).

f) Pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan penutupan Rekening Giro Bank Peserta merger disampaikan oleh Penyelenggara melalui surat kepada Bank Peserta hasil merger.

Format …

Page 22: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.22

g) Penghentian kepesertaan Bank Peserta merger dari Sistem BI-RTGS dan penutupan Rekening Giro diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.

h) Dengan adanya perubahan kepesertaan karena merger, maka perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS yang telah ditandatangani oleh Penyelenggara dan Peserta yang menjadi Peserta hasil merger diberlakukan sebagai perjanjian antara Penyelenggara dengan Peserta hasil merger.

2) Perubahan Kepesertaan karena Konsolidasi

Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan konsolidasi, berlaku tata cara sebagai berikut:

a) Bank Peserta hasil konsolidasi menyampaikan surat kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

Surat tersebut berisi:

(1) Permohonan pembukaan Rekening Giro Bank Peserta hasil konsolidasi dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada ketentuan yang mengatur mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern;

(2) Permohonan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf B mengenai persyaratan menjadi Peserta serta sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern;

(3) Pernyataan pengambilalihan hak dan kewajiban Bank Peserta konsolidasi; dan

(4) Waktu pelaksanaan konsolidasi.

Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.27.

b) Setiap Bank Peserta konsolidasi menyampaikan surat kepada: Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Surat tersebut memuat permohonan atau permintaan untuk:

(1) menutup Rekening Giro Peserta;

(2) menghentikan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;

sebagaimana …

Page 23: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.23

(3) mencabut spesimen tanda tangan pejabat penerima kuasa Direksi; dan

(4) mengalihkan hak dan kewajiban dari seluruh Bank Peserta konsolidasi kepada Rekening Giro Bank Peserta hasil konsolidasi.

Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.28.

Surat tersebut disampaikan dengan melampirkan fotokopi surat keputusan izin konsolidasi dari instansi yang berwenang.

c) Penyelenggara menyampaikan surat kepada Bank Peserta hasil konsolidasi yang memuat hal-hal sebagaimana dimaksud pada butir C.1.d.

d) Berdasarkan surat dari Bank Peserta hasil konsolidasi sebagaimana dimaksud pada huruf b), Penyelenggara memberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC mengenai telah disetujuinya konsolidasi, perkiraan jangka waktu pelaksanaan konsolidasi dan nama, nomor, serta member code Bank Peserta hasil konsolidasi.

e) Bank Peserta konsolidasi memindahkan saldo Rekening Giro ke Rekening Giro Bank hasil konsolidasi melalui RT Peserta yang bersangkutan.

f) Setelah Rekening Giro Bank Peserta konsolidasi bersaldo nihil, status Bank Peserta konsolidasi diubah menjadi ditutup (close).

g) Pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan penutupan Rekening Giro Bank Peserta konsolidasi disampaikan oleh Penyelenggara melalui surat kepada Bank Peserta konsolidasi.

h) Penutupan Rekening Giro dan penghentian kepesertaan Bank Peserta konsolidasi dari Sistem BI-RTGS diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.

i) Dengan adanya perubahan karena konsolidasi, Bank Peserta hasil konsolidasi harus menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS yang baru. Perjanjian antara Penyelenggara dan seluruh Peserta yang mengalami perubahan karena konsolidasi menjadi berakhir.

3) Perubahan Kepesertaan karena Pemisahan

Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan pemisahan, berlaku tata cara sebagai berikut:

a) Bank Peserta yang akan melakukan pemisahan menyampaikan surat pemberitahuan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen

f) Setelah …

Page 24: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.24

Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Surat tersebut berisi penjelasan mengenai rencana pelaksanaan pemisahan, antara lain tanggal pelaksanaan pemisahan.

b) Dalam hal Bank hasil pemisahan bermaksud untuk menjadi Peserta Sistem BI-RTGS, maka Bank tersebut harus memenuhi persyaratan menjadi Peserta sebagaimana dimaksud pada huruf B dan mengajukan permohonan menjadi Peserta sebagaimana dimaksud pada huruf C.

4) Perubahan kepesertaan karena adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank.

Dalam hal instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank mengajukan permintaan menjadi ditutup (close), berlaku tata cara sebagai berikut:

a) Instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank menyampaikan surat kepada satuan kerja di Bank Indonesia yang memberikan rekomendasi keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS dengan tembusan kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Surat tersebut memuat permohonan atau permintaan untuk:

(1) memindahkan saldo Rekening Giro Peserta ke rekening lain di Bank Indonesia atau ke rekening lain yang ditunjuk oleh Peserta; dan

(2) menutup Rekening Giro dan menghentikan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS,

dengan dilampiri surat pencabutan izin usaha dari instansi yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank apabila ada.

b) Penyelenggara menyampaikan surat kepada Peserta yang memuat permintaan agar Peserta menyampaikan surat kepada Penyelenggara untuk memindahkan saldo, menghentikan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dan menutup Rekening Giro Peserta.

Direktorat …

Page 25: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.25

c) pada tanggal pelaksanaan penutupan Rekening Giro, Peserta menerbitkan dan menyampaikan BGBI ke Penyelenggara untuk memindahkan saldo Rekening Giro. Jumlah saldo yang dipindahkan adalah jumlah saldo setelah memperhitungkan biaya transfer.

d) setelah Rekening Giro Peserta bersaldo nihil, status Peserta akan diubah oleh Penyelenggara menjadi ditutup (close).

e) pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan penutupan Rekening Giro Peserta disampaikan oleh Penyelenggara melalui surat kepada Peserta yang bersangkutan dan instansi berwenang yang melakukan pengawasan terhadap Peserta.

f) penghentian kepesertaan dari Sistem BI-RTGS dan penutupan Rekening Giro diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message.

E. Kegiatan Penyelenggara Dalam Rangka Memastikan Kepatuhan Peserta dan Calon Peserta terhadap Ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan/atau Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta

Dalam rangka untuk mengetahui adanya potensi risiko khususnya risiko operasional Sistem BI-RTGS di sisi Peserta atau calon Peserta, dan memastikan kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang ditetapkan Penyelenggara dan Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara melakukan member certification yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Meminta data kepada Peserta atau calon Peserta Sistem BI-RTGS

a. Permintaan data kepada Peserta dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi antara lain mengenai kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang ditetapkan Penyelenggara dan Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS, ringkasan hasil pemeriksaan internal Peserta, dan ringkasan hasil security audit Peserta.

b. Permintaan data kepada calon Peserta dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi antara lain mengenai kesiapan operasional untuk menjadi Peserta Sistem BI-RTGS.

c. Permintaan data antara lain dilakukan melalui kuesioner, wawancara, kunjungan ke lokasi Peserta dan/atau permintaan penyampaian laporan. Kunjungan ke lokasi Peserta dapat dilakukan oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Penyelenggara.

2. Melakukan analisis atas data yang telah disampaikan oleh Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan KPT.

F. Kegiatan Administratif dalam Kepesertaan Sistem BI-RTGS

1. Tata Cara Perubahan Kuasa

1. Meminta …

Page 26: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.26

Perubahan kuasa dilakukan dalam rangka penambahan atau pencabutan pejabat/petugas penerima kuasa atau perubahan wewenang pejabat/petugas penerima kuasa, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal terjadi penambahan pejabat/petugas penerima kuasa, Peserta harus menyampaikan surat pemberitahuan yang memuat penambahan pejabat/penerima kuasa berikut permohonan pembuatan spesimen tanda tangan bagi pejabat penerima kuasa yang bersangkutan, yang dilampiri dengan surat kuasa dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.7 sampai dengan Lampiran 9.13 untuk Peserta Langsung atau Lampiran 9.9, Lampiran 9.10, Lampiran 9.12, Lampiran 9.13, Lampiran 9.21 dan Lampiran 9.22 untuk Peserta Tidak Langsung. Surat kuasa tersebut berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan penandatanganan dan kecukupan materai, termasuk pula telah diterimanya fotokopi kartu identitas dan dibuatnya spesimen tanda tangan penerima kuasa.

b. Dalam hal terjadi pencabutan seluruh atau sebagian pejabat/petugas penerima kuasa, Peserta harus menyampaikan surat pernyataan pencabutan kuasa yang ditandatangani oleh Direksi/pemberi kuasa dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.29. Dalam surat pernyataan pencabutan kuasa yang ditandatangani oleh Direksi/pemberi kuasa disebutkan tanggal berlakunya pencabutan kuasa terhitung sejak tanggal diterimanya surat pernyataan secara lengkap oleh Bank Indonesia.

c. Dalam hal terjadi perubahan susunan Direksi, maka Peserta menyampaikan surat pemberitahuan perubahan Direksi dan/atau surat pemberitahuan pencabutan wewenang Direksi kepada Bank Indonesia. Contoh surat pemberitahuan perubahan Direksi sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.23, sedangkan contoh surat pemberitahuan pencabutan wewenang Direksi sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.30. Surat pemberitahuan perubahan Direksi berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan penandatanganan dan kecukupan materai, termasuk pula telah diterimanya fotokopi kartu identitas dan dibuatnya spesimen tanda tangan Direksi. Surat pemberitahuan pencabutan wewenang Direksi berlaku efektif terhitung sejak tanggal surat tersebut diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.

sebagaimana …

Page 27: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.27

d. Dalam hal terjadi perubahan kewenangan untuk mewakili pemberi kuasa oleh penerima kuasa secara sendiri atau secara bersama-sama, Peserta harus menyampaikan surat pemberitahuan yang dilampiri dengan surat kuasa baru dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.7 sampai dengan Lampiran 9.13 untuk Peserta Langsung atau Lampiran 9.9, Lampiran 9.10, Lampiran 9.12, Lampiran 9.13, Lampiran 9.21 dan Lampiran 9.22 untuk Peserta Tidak Langsung serta dilampiri dengan surat pernyataan tetap diberlakukannya spesimen tanda tangan pejabat yang mengalami perubahan kewenangan. Surat kuasa tersebut berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan penandatanganan dan kecukupan materai, termasuk pula telah diterimanya fotokopi kartu identitas dan dibuatnya spesimen tanda tangan penerima kuasa.

Dalam hal Peserta tidak memberitahukan perubahan kewenangan pejabat/petugas penerima kuasa kepada Penyelenggara maka data yang telah ditatausahakan di Penyelenggara dianggap masih berlaku sampai dengan perubahan kewenangan berlaku efektif.

e. Surat pemberitahuan perubahan surat kuasa disampaikan kepada Penyelenggara dengan tata cara sebagai berikut:

1) Perubahan surat kuasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI dilakukan sebagai berikut:

a) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KPBI:(1) perubahan surat kuasa disampaikan oleh kantor pusat

Peserta kepada:Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

(2) perubahan surat kuasa pengambilan fisik uang, disampaikan langsung kepada:Direktorat Pengedaran UangBagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)Bank IndonesiaJalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

b) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KBI yang telah mengimplementasikan Sistem Informasi Nasabah (SINAS) maka perubahan surat kuasa disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor Peserta penerima kuasa.

c) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka perubahan surat kuasa disampaikan langsung kepada :

b) Dalam …

Page 28: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.28

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

2) Perubahan surat kuasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI dilakukan sebagai berikut:

a) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KPBI atau KBI yang telah mengimplementasikan SINAS maka perubahan surat kuasa disampaikan langsung kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350atau

KBI yang mewilayahi kantor Peserta penerima kuasa.

b) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka perubahan surat kuasa disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.

c) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah kerja KBI yang bersangkutan maka perubahan surat kuasa disampaikan kepada KBI yang bersangkutan.

3) Setiap ada penambahan, perubahan, dan/atau pencabutan kuasa Direksi untuk pejabat penerima kuasa di kantor Peserta yang berada di wilayah kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka KPBI atau KBI penerima penambahan, perubahan, dan/atau pencabutan surat kuasa menginformasikan melalui sarana administrative message kepada KBI yang mewilayahi kantor Peserta penerima kuasa dengan tembusan kepada Peserta yang bersangkutan.

2. Perubahan Kegiatan Usaha Peserta dari Bank Konvensional Menjadi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah (Konversi)

Perubahan kegiatan usaha Peserta dari Bank konvensional menjadi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

a. Peserta setelah konversi mengajukan surat permohonan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

a. Peserta …

Page 29: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.29

b. Surat sebagaimana dimaksud pada huruf a diajukan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah konversi dan disertai lampiran berupa:

1) fotokopi perubahan Anggaran Dasar Peserta yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah dilegalisasi oleh Notaris;

2) Surat Pernyataan dari Peserta setelah konversi yang antara lain memuat:

a) hak dan kewajiban Peserta sebelum konversi merupakan hak dan kewajiban Peserta setelah konversi;

b) pemberlakuan spesimen tanda tangan pejabat Peserta sebelum konversi yang masih berlaku untuk Peserta setelah konversi; dan

3) surat keputusan perubahan kegiatan usaha dari Bank Indonesia.

Khusus untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri, lampiran yang harus disampaikan cukup berupa surat keputusan perubahan kegiatan usaha dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir b.3).

c. Penyelenggara memberitahukan perubahan kegiatan usaha Peserta dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS kepada:

1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;

2) Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message atau sarana lain apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message;

3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan

4) instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta melalui surat.

2. Perubahan member code

Peserta dapat mengajukan perubahan member code. Perubahan tersebut dapat disebabkan antara lain karena Peserta yang bukan merupakan anggota SWIFT berubah menjadi anggota SWIFT. Peserta yang akan mengubah member code tersebut harus mengajukan permohonan perubahan member code yang ditujukan kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2Jakarta 10350

Perubahan member code diberitahukan kepada:

a. Peserta yang bersangkutan melalui surat;

b. seluruh Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message, atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message;

c. seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan

a. Peserta …

Page 30: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.30

d. instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank melalui surat.

3. Perubahan nama Peserta

Apabila terjadi perubahan nama Peserta, Peserta tersebut harus mengajukan perubahan nama dengan tata cara sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan surat permohonan kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350Surat tersebut disertai lampiran berupa foto kopi:

1) perubahan Anggaran Dasar Peserta yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah dilegalisasi oleh Notaris;

2) surat keputusan perubahan nama dari Bank Indonesia khusus untuk Bank; dan

3) khusus untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri cukup menyampaikan surat keputusan perubahan nama dari Bank Indonesia.

b. Penyelenggara memberitahukan perubahan nama Peserta kepada:

1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;

2) Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message atau sarana lain apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan administrative message;

3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan

4) instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta melalui surat.

4. Permohonan Peserta untuk dapat Menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP

Untuk dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP, Peserta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Kriteria

Peserta yang dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) bagi Bank, memiliki izin untuk melakukan kegiatan devisa dari otoritas terkait;

2) bagi Lembaga Selain Bank, memiliki kebutuhan untuk menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP; dan

3) merupakan peserta USD CHATS, baik sebagai Direct Participant (DP) atau indirect CHATS user (ICU), sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai USD CHATS.

b. Persyaratan

2) bagi …

Page 31: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.31

Peserta yang dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:

1) bagi Bank, menyampaikan dokumen pendukung yang dapat membuktikan Bank dimaksud dapat melakukan kegiatan devisa, antara lain berupa surat persetujuan sebagai bank devisa dari Bank Indonesia;

2) bagi Pihak Selain Bank, menyampaikan analisa kebutuhan untuk menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP;

3) menyampaikan surat yang menerangkan bahwa Peserta merupakan peserta USD CHATS, baik sebagai DP maupun sebagai ICU; dan

4) menyampaikan informasi mengenai:

a) Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) Bank Identifier Code (BIC) dari Peserta; dan

b) SWIFT BIC dari:

(1) settlement institution, untuk Peserta yang merupakan DP; atau

(2) bank koresponden, untuk Peserta yang merupakan ICU.

c. Tata Cara

Tata cara menjadi Peserta pengguna Mekanisme USD/IDR PvP adalah sebagai berikut:

1) Permohonan diajukan kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b harus dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir b.

3) Apabila permohonan Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1) disetujui, Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) menyampaikan surat penegasan kepada Peserta yang bersangkutan, yang antara lain memuat:

(1) tanggal efektif Peserta dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP;

(2) konfirmasi atas SWIFT BIC sebagaimana dimaksud pada butir b.4);

(3) jadwal pelatihan, apabila diperlukan.

b) mengumumkan kepada Peserta lainnya tentang persetujuan Peserta yang bersangkutan untuk dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR melalui administrative message.

(2) konfirmasi …

Page 32: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.32

4) Apabila permohonan Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan kepada Peserta yang bersangkutan.

5. Perubahan lokasi RT Server Utama Peserta

Untuk perubahan lokasi RT Server Utama berlaku tata cara sebagai berikut:

a. Peserta yang bersangkutan harus mengajukan surat yang berisi permohonan pemindahan jaringan komunikasi data leased line, pemberitahuan perubahan lokasi RT Server Utama dan 2 (dua) saluran telepon di lokasi baru yang dilampiri dengan formulir data kepesertaan yang baru dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.6 kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

b. Perubahan lokasi RT Server Utama berlaku setelah mendapat surat pemberitahuan dari Penyelenggara.

6. Perubahan AT

Perubahan AT dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Peserta atau Penyelenggara yang pelaksanaannya diatur sebagai berikut:

a. Penggantian AT secara berkala

Masa berlaku AT dibagi menjadi 5 kelompok sebagai berikut:

1) kelompok A, berakhir tanggal 17 Juli;

2) kelompok B, berakhir tanggal 17 Agustus;

3) kelompok C, berakhir tanggal 17 September;

4) kelompok D, berakhir tanggal 17 Oktober; dan

5) kelompok E, berakhir tanggal 17 November.

Adapun penggantian AT secara berkala dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Bagian PlS menyampaikan kepada seluruh Peserta melalui administrative message mengenai penggantian AT Sistem BI-RTGS.

6) Peserta melakukan pengecekan tanggal kadaluwarsa AT melalui RT masing-masing.

7) Peserta membuat dan menyampaikan AT 1, AT 2 dan AT 3 kepada :

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

7) Peserta …

Page 33: Bab IX Kepesertaan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 IX.33

8) Khusus bagi Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, surat penyampaian AT1, AT 2, dan AT 3 dari Peserta serta AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara dikirimkan melalui Kantor Bank Indonesia (KBI) yang mewilayahi kantor pusat Peserta. AT 4 dan AT 5 yang disertai informasi mengenai tanggal efektif dan kadaluwarsa untuk Peserta disampaikan dalam amplop tertutup untuk di-input dalam RT Peserta.

9) Setelah AT diterima secara lengkap oleh Peserta dan Penyelenggara, maka Peserta melakukan input AT pada RT Peserta dan Penyelenggara melakukan input AT pada RCC sebelum berakhir masa berlakunya AT.

b. Penggantian AT sewaktu-waktu

Penyelenggara maupun Peserta sewaktu-waktu dapat melakukan penggantian AT, dengan tata cara sebagai berikut:

1) Peserta mengajukan surat permohonan penggantian AT disertai dengan AT 1, AT 2, dan AT 3 dalam amplop tertutup dan bersegel kepada:

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaranc.q. Bagian Penyelenggaraan SetelmenBank Indonesia, Gedung D Lantai 3Jalan MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350

2) Khusus bagi Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, surat tersebut disampaikan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.

3) Bagian PlS atau KBI menyampaikan AT 4 dan AT 5 yang disertai informasi mengenai tanggal efektif dan kadaluwarsa untuk Peserta dalam amplop tertutup dan bersegel untuk di-input dalam RT Peserta.

4) Setelah AT diterima secara lengkap oleh Peserta dan Penyelenggara, maka Peserta melakukan input AT pada RT Peserta dan Penyelenggara melakukan input AT pada RCC sebelum berakhir masa berlakunya AT.

7. Informasi Kelengkapan Dokumen

Dalam hal terdapat kekurangan dokumen yang berkaitan dengan penambahan, perubahan, penutupan dan/atau pencabutan rekening dan kepesertaan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara menginformasikan kepada Peserta melalui sarana telepon, administrative message atau surat untuk melengkapi kekurangan dokumen tersebut.

BAB…

administrative …