BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel berikut adalah data hasil pengamatan paku dari percobaan korosi
lingkungan dengan media yang berbeda.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Paku
Hari/
Tanggal
Tabel Percobaan
Sampel I
Udara
Sampel II
Air PDAM
Sampel III
Air NaCl
Sampel IV
Soda Murni
Selasa
17-11-2015
Jum’at
20-11-2015
Selasa
24-11-2015
11
Selain daripada hasil yang diperoleh pada tabel 4.1, dihasilkan pula data massa
paku awal dan massa paku akhir sehingga kami dapat menghitung selisih berat
dan laju korosi, untuk lebih jelasnya ditampilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data Hasil Percobaan
Sampel
Berat awal
(W0)
(gram)
Berat akhir
(W1)
(gram)
Selisih berat
(gram)
Jumlah
hari
Laju
korosi
(gr/hari)
I 6,67 6,62 0,05 10 0,0055
II 6,66 6,63 0,03 10 0,0033
III 6,37 6,32 0,05 10 0,0055
IV 6,35 6,24 0,11 10 0,1222
4.2 Pembahasan
Korosi adalah proses degradasi suatu material yang disebabkan oleh
lingkungannya. Korosi akan merusak logam baik dari segi nilai estetikanya,
menurunkan fungsinya, dan menyebabkan kegagalan dalam logam tersebut.
Sesungguhnya korosi itu sendiri tak dapat di hentikan namun dapat dikendalikan.
Dalam percobaan ini dilakukan suatu efek korosi pada sebuah paku yang
disebabkan oleh beberapa media korosif. Biasanya media atau elektrolit sangat
berpengaruh terhadap timbulnya korosi. Pada percobaan ini, kita menggunakan 4
media larutan yang berbeda dimana pada botol I berisi udara, pada botol II berisi
air PDAM, pada botol III berisi air NaCl dan botol IV berisi soda murni. Setelah
di diamkan selama 3 hari, pada hari ke-3 paku dengan media yang berbeda sudah
mulai menunjukkan adanya perbedaan/adanya gejala korosi yang timbul. Secara
elektrokimia proses korosi dapat diilustrasikan dengan reaksi antara ion logam
dan molekul air seperti reaksi dibawah ini:
Fe+ + H2O Fe(OH)+ +H+ ………………………………………………..(4.1)
Besi (II) Besi (II)
Kemudian reaksi ini berlanjut karena kehadiran oksigen
Fe(OH)+ + ½ O2 + 2H+ 2 Fe(OH)2+ + H2O………………………...…(4.2)
Reaksi selanjutnya dimungkinkan, yang menyebabkan larutan semakin asam
12
2 Fe(OH)2+ + H2O 2 Fe(OH)2+ + H+……………………………….……(4.3)
Sehingga pada akhirnya akan terbentuk hasil korosi utama yaitu magnetit dan
karat, berturut-turut dinyatakan dengan Fe3O4 dan FeO(OH). Persaan reaksi
tersebut adalah:
Fe(OH)2+ + Fe+ + 2H2O Fe3O4+ + 6H+……………………………......(4.4)
Fe(OH)2+ + OH- FeO(OH) + H2O………………………………………(4.5)
Gambar 4.1 Pengamatan Hari ke-3
Dari tabel hasil pengamatan diperoleh paku yang terkorosi pada setiap
media yang digunakan. Untuk hari ketiga, pada media udara terlihat karat yang
belum merata, hanya terlihat bercak-bercak hitam di bagian batang paku.
Sedangkan pada media air PDAM terlihat karat yang muncul berwarna kecoklatan
tetapi belum merata di bagian batang paku. Pada media air NaCl terlihat karat
berwarna kecoklatan pada sebagian kepala paku serta batang paku, karatnya lebih
banyak daripada media air PDAM. Pada media soda murni, karat berwarna
kecoklatan muncul di bagian kepaa sampai pertengahan batang paku sedangkan
dari bagian pertengahan sampai dasar batang paku terdapat bercak-bercak
berwarna hitam. Air pada ketiga media juga terdapat perubahan, pada air PDAM
warnanya menjadi kuning dan terdapat endapan kecoklatan dibagian dasar botol.
Pada air NaCl juga sama namun warnanya kuning pucat. Air soda murni belum
menunjukkan perubahan apapun.
Kemudian pada pengamatan hari keenam, pada media udara terlihat bahwa
karat sudah mulai ada di bagian atas batang paku dan berwarna hitam, lebih
banyak daripada hari ketiga. Pada media air PDAM, karat berwarna kecoklatan
13
semakin bertambah pada daerah paku yang tercelup air dan di bagian bawah paku
terlihat lebih gelap akibat adanya karat berwarna hitam dan coklat. Untuk media
air NaCl, karat semakin bertambah meski tidak menyeluruh serta terdapat endapan
garam yang mengkilap pada bagian bawah batang paku. Yang terparah mengalami
korosi adalah paku pada media soda murni, karena karat coklat muncul di bagian
atas sampai tengah paku sedangkan bagian tengah sampai dasar paku karatnya
berwarna hitam dimana bagian ini merupakan bagian yang tercelup serta terdapat
logam yang terkikis pada paku ini.
Gambar 4.2 Pengamatan Hari ke-6
Pengamatan hari kesepuluh menunjukkan korosi semakin merata terutama
pada media udara dan soda murni. Pada media udara terdapat bercak-bercak hitam
secara merata pada permukaan logam. Sedangkan pada media air PDAM, korosi
terjadi pada bagian yang kontak dengan air. Pada media air NaCl paku menghitam
dan terkikis, namun ada bagian yang tidak terkorosi. Sedangkan pada soda murni,
korosi terjadi secara menyeluruh dengan campuran antara warna karat yang coklat
dan hitam pada seluruh permukaan paku.
Gambar 4.3 Pengamatan Hari ke-10
14
Dari ketiga pengamatan pada hari ketiga, keenam, dan kesepuluh diperoleh data
massa akhir dari paku yakni untuk paku yang berada pada media udara yang
semula memiliki massa 6,67 gram menjadi 6,62 gram sehingga selisih massanya
sebesar 0,05 gram. Pada paku yang berada pada media air PDAM yang semula
memiliki massa 6,66 gram menjadi 6,63 gram sehingga selisih massanya sebesar
0,03 gram. Untuk paku yang berada pada media air NaCl yang semula memiliki
massa 6,37 gram menjadi 6,32 gram sehingga selisih massanya sebesar 0,05 gram.
Pada paku yang berada pada media soda murni yang semula memiliki massa 6,35
gram menjadi 6,24 gram sehingga selisih massanya sebesar 0,11 gram. Laju
korosi pada paku dalam media udara yaitu 0,00055 gram/hari, media air PDAM
yaitu 0,0033 gram/hari, media air NaCl sebesar 0,0055 gram/hari, dan media soda
murni yaitu 0,1222 gram/hari.
Secara teori, hubungan antara tingkat keasaman berbanding terbalik dengan
laju korosi yang dialami. Hal ini membuat reaksi antara paku dengan larutan
semakin cepat sehingga menyebabkan korosi dan membuat paku memiliki
kehilangan massa yang tinggi serta laju korosi yang terjadi juga tinggi. Semakin
rendah tingkat keasaman suatu larutan maka laju korosi yang terjadi semakin
tinggi. [www.academia.edu]
Selisih massa yang terkecil diperoleh dari paku dengan media air PDAM dan
selisih massa yang terbesar adalah pada soda murni. Hal ini di sebabkan karena
tingkat keasaman (pH) berbeda. Air PDAM memiliki pH yang netral karena air
PDAM yang biasa kita gunakan atau konsumsi tidak boleh memiliki pH terlalu
asam atau basa sebab berbahaya bila pH tidak memenuhi standar air bersih yaitu
6,5 sampai 8,5. [http://www.indonesian-publichealth.com]
Korosi dapat terjadi karena air merupakan salah satu penyebab terjadinya
korosi. Ditambah lagi air yang digunakan air PDAM. Air PDAM mengandung zat
kimia yang digunakan untuk membersihkan air dari kuman. Sehingga dapat
memparah terjadinya korosi. Pada air soda murni, pH yang di miliki sekitar 4
(sangat asam) Artinya tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan paku
sehingga paku cepat terkikis. Karat pada paku bisa larut oleh asam dan segala
bahan campuran yang ada pada soda. Pada media udara dan air NaCl selisih
15
massa sama yakni sebesar 0,05 gram karena pengaruh dari air NaCl dan udara
hampir sama. Dalam media air garam terdapat kandungan garam (NaCl).
Kandungan ini yang kemudian membentuk oksida logam dipermukaan paku yang
tercelup. Disini dapat dilihat bahwa unsur Na lebih mudah tereduksi daripada Fe
sehingga oksida logam yang terbentuk akan semakin banyak. Dan bila dilihat dari
unsur Cl, ion Cl lebih reaktif daripada ion Fe sehingga akan membentuk oksida
logam lebih dahulu. Dan reaksi ini akan mempercepat laju korosi pada permukaan
logam. Namun karena pH air NaCl netral, maka selisih masa yang hilang tidak
lebih besar dibandingkan soda murni. [www.digilib.its.ac.id]
Sedangkan pada media udara, korosi yang terjadi tidak berjalan dengan cepat
karena tidak ada faktor-faktor pendukung atau mempercepat terjadinya korosi,
sehingga korosi yang timbul tidak separah pada media yang lain. Dalam media ini
paku langsung berinteraksi dengan udara. Namun udara ini tidak mengandung zat
pengotor yang dapat memparah terjadinya korosi, karena di tempatkan dalam
ruangan yang tertutup. [www.academia.edu]
Dengan mengetahui tingkat keasaman masing-masing larutan kita dapat
mengetahui bahwa tingkat keasaman yang paling rendah terdapat pada soda murni
sehingga dengan semakin rendahnya pH yang di miliki pada minuman/larutan,
semakin cepat laju korosi yang terjadi. Dan menurut literatur, semakin besar
konsentrasi lingkungan maka benda yang berada di lingkungan tersebut semakin
korosif. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, dan keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif. Bahan-bahan
korosif terdiri atas asam, basa, dan garam. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. [Denny, 1992]
Top Related