31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat pada ilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai
Kelas eksperimen Kelas control
Pretest Posttest pretest Posttest
Skor total 382 1308 349 1061
Rata-rata 15.28 52.32 13.96 42.44
Kemajuan belajar 37.04 28.48
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Perbedaan ini
ditunjukan melalui skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi
bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan keunggulan yang
dimiliki oleh kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe active college ball karena
memiliki hasil belajar yang lebih tinggi sebesar 37.04
31
32
Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe active college ball dan hasil
belajar pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung.
Gambar 2. Perbandingan skor rata-rata hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan Pada gambar 2, dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil
belajar siswa pada kegiatan pretest lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas
kontrol, sedangakan rata-rat skor hasil belajar untuk posttest kelas control lebih
rendah bila dibandingkan dengan kelas kontrol untuk kelas eksperimen 15,28
sedangkan untuk kelas kontrol yaitu 12,48 Setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran active college ball pada kelas eksperimen
meningkat menjadi 52,12 dan untuk kelas kontrol diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung yaitu meningkat menjadi 40,12.
0
20
40
60
Ra
ta-r
ata
sk
or
ha
sil
bel
aja
r
sisw
a
pretest
Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
posttest
33
Selisih rata-rata skor hasil belajar untuk pretest antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol yaitu 2.8 %, sedangkan selisih rata-rata skor hasil belajar untuk
untuk posttest antara kelas eksperimen dan kontrol yaitu sebesar 12 %.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil penelitian, perbedaan hasil belajar siswa tidak hanya
terdapat pada kelasnya saja tetapi juga terdapat perbedaan hasil belajar siswa
pada tiap ranah kognitif antara kelas yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe active college ball dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran langsung.
Gambar 3 Distribusi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk ranah kognitif.
Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
untuk pretest pada kedua kelas tersebut tidak terdapat kesenjangan perbedaan
0
10
20
30
40
c1 c2 c3 c4pre
sen
tase
% r
ata
-rat
a sk
or
has
il b
ela
jar
sisw
a
Tingkat Kognitif
hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
pretest
eksperimen
kontrol
34
begitu besar karena kedua ini belum mendapatkan perlakuan yang berbeda
sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa pada kedua kelas tersebut
dianggap homongen oleh peneliti.
Namun melalui presentase yang didapatkan dari ranah kognitif C1
(pengetahuan ), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (analisis) terlihat
bahwa
Siswa sudah dianggap mampu dalam menjawab soal yang diberikan, terutama
pada C1 untuk kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Selain
itu berdasarkan gambar 4, terlihat bahwa kedua kelas tersebut sulit untuk
menjawab soal tipe C4 yaitu analisis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
pada kedua kelas kelas tersebut untuk daya analisis mereka masih jauh dibawah
standar criteria ketuntasan minimal, sehingga membutuhkan penelitian setelah
diberikan perlakuan yang dapat kita ketahui melalui posttest.
Pada kegiatan postest, rata-rata skor hasil belajar siswa yang dicapai oleh
kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe active college ball
dan yang menggunakan model pembelajaran langsung pada tingkatan kognitif
untuk aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis di tampilkan pada
gambar 10 berikut.
35
Gambar 4. Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol untuk Ranah Kognitif
Berdasarkan gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan
perlakuan berbeda untuk kedua kelas tersebut, hasil belajar pada postest siswa
pada soal C1, C2, C3 maupun C4 untuk kelas eksperimen lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan antara kedua kelas ini dapat
dilihat dari tingginya tingkat analisis siswa pada kelas eksperimen bila
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 22.8 %.
Selain itu, terdapat perbedaan yang begitu besar pada daya analisis
siswa dikelas eksperimen sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan.
Perbedaan ini diperlihatkan melalui jawaban dari siswa yang pada awalnya
belum dapat menjawab soal tipe C1 (analisis) dengan rata-rata 19 % bahkan
bebrapa siswa tidak dapat menjawab soal tersebut, namun setelah diberikan
0
20
40
60
80
100
C1 C2 C3 C4pre
sen
tase
% r
ata
-rat
a sk
or
has
il b
ela
jar
sisw
a
Tingkat Kognitif
hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
post test
eksperimen
kontrol
36
perlakuan siswa sudah dapat menjawab soal dengan rata-rata 96,5%, walaupun
jawabnya belum sempurna.
Selanjutnya untuk tipe hasil belajar C2 (pemahaman) dan
C3(penerapan) pada kedua kelas tersebut mengalami kemajuan yang dapat
dilihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan
yang mengahsilkan selisih nilai sebesar 30% dan 4.7 %.
1.2 Pengujian Persyaratan Penelitian
1.2.1 Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas data tujuannya untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh pada penelitian berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data hasil
penelitian diuji secara statistik dengan menggunakan persamaan uji statistik chi
kuadrat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga χ2
untuk kelas yang
menggunakan model pembelajaran tipe active college ball (kelas eksperimen)
adalah χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,9860 sedangkan pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran langsung (kelas kontrol) adalah χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,8351. Nilai yang
ditunjukkan ditabel distribusi χ2
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing adalah adalah χ²tabel = 11,070 untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk
(dk-1). Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol χ²hitung < χ² (0.95) (5). Karena χ²hitung ≤ χ²
(1-α) (K-1) maka hasil
ini menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol terdistribusi normal, terdapat pada lampiran 12.
37
1.2.2 Pengujian Homogenitas Varians
Pengujian homogenitas varians menggunakan rumus uji F. Untuk
Homogenitas varians kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 6. Skor rata-rata pretest dan post test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Kelas Pre test Post test Uji F
Eksperimen 4,10 7,68 1,98
kontrol 4,27 31,9 1,98
Data hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 15 dipeoleh Fhitung =
0,924 < Ftabel = 1,98, yang artinya untuk pre test kedua varians homogen dan
untuk post test hipotesis Ho diterima, artinya kedua varians homongen karena
Fhitung = 0,924 < Ftabel = 1,98
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk
analisis parametrik uji t yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data
telah dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini dapat menggunakan analisis parametrik Uji t. Sedangkan untuk membuat
keputusan pengujian hipotesis digunakan uji satu pihak yakni uji pihak kanan.
Pengujian hipotesis dimaksud untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar
siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe active
college ball dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung.
38
Pengujian hipotesis diperoleh dari statistic uji t. Hasil perhitungan uji t
(lampiran 14) ditunjukan pada gambar 5 kurva penerimaan dan penolakan H0
berikut ini:
Gambar 5 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho
Dapat disimpulkan berdasarkan kriteria perhitungan diperoleh thitung =
5,316 dan ttabel = 1,67 untuk dk = (n1 + n2 - 2) = 48 dan taraf nyata α = 0,05.
Apabila thitung > ttabel, maka terdapat perbedaan hasil belajar dengan kata lain
thitung berada diluar penerimaan hipotesis H0 (H0 ditolak) yang berarti menerima
hipotesis alternative (H1 diterima). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran active college ball dengan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran langsung. terdapat pada lampiran 14
Daerah Penolakan H0
Daerah PenerimaanH0
1,67 5,316
𝛼 = 0,05
39
1.3 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme yang memiliki
beberapa permasalahan seperti kurangnya perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran dalam kelas hal ini dikarenakan penerapan model pembelajaran
yang kurang afektif sehingga rendahnya hasil belajar siswa terutama pada mata
pelajaran geografi belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 75 % sesuai
dengan ketetapan yang ada disekolah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
keaktifan siswa serta partisipasi dalam menerima materi geografi yang
dikarenakan oleh perasaan jenuh setiap kali mata pelajaran geografi guru hanya
menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dengan
mata pelajaran geografi. Melalui hasil observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti di SMA Negeri 1 Bongomeme dengan bertujuan untuk mengetahui
perbedaan antara hasil belajar siswa yang di ajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Active College Ball dengan hasil belajar
siswa yang di ajarkan dengan menggunakan model Pengajaran Langsung pada
materi lingkungan hidup.
Pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe active college ball yaitu dengan cara
mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam
satu kelompok. Setiap kelompok sudah disiapkan nama kelompok masing-
masing, kelompok 1 (Udara), kelompok 2 (Pohon), kelompok 3 (Tanah),
kelompok 4 (Bunga), dan kelompok 5 (Angin). Setelah itu masing-masing
40
kelompok dibagikan LKS yang berisikan bahan ajar serta petunjuk. Kemudian
siswa dibagikan kartu indeks untuk menuliskan pertanyaan yang dibuat
berdasarkan bahan ajar yang dibagikan. Selain itu kartu indeks untuk
menunjukan bahwa mereka akan mengginkan kesempatan untuk menyampaikan
petanyaan dan menjawab pertanyaan. Hal ini dapat membuat semua siswa aktif
dalam pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi hidup. Sedangkan pada
kelas kontrol yang menggunakan model pengajaran langsung menggunakan
metode ceramah.
Pelaksanaan Penelitian ini dilakasanakan pada semester genap yaitu
bulan Mei hingga Juni tahun pelajaran 2012/2013 di kelas XI IPS (C3) sebagai
kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe active college ball dan kelas XI IPS (C5) sebagai
kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan model pembelajran langsung pada
materi lingkungan hidup.
Sebelum peneliti melakukan penelitian di sekolah SMA Negeri 1
Bongomeme, segala perangkat berupa instrument yang dibutuhkan ketika
pelaksanaan penelitian yang telah dibuat oleh peneliti seperti instrument test,
RPP, LKS perlu diuji validitasnya oleh dosen yang telah dipercayakan oleh
pembimbing sebagai validator. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
keselarasan antara instrument yang satu dengan lainnya sehingga ketika
pelaksanaan penelitian nanti, peneliti tidak akan mengalami kesulitan yang
berarti. Adapun maksdud dari uji validitas instrument ini adalah seperti pada
RPP, tim validator akan memriksa apakah susunan dari RPP yang telah dibuat
41
oleh peneliti sesuai dengan kaidah penyusunan RPP yang semistinya, baik dari
segi penulisan, bahasa yang digunakan, sesuai dengan standar kompotensi dan
kompotensi dasar dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
oleh peneliti. Selain itu keselarasan anatara tes hasil belajar yang digunakan
nantinya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan tercapai dengan sempurna. Penentuan skor
pada setiap butir soal yang tertera dalam kisi-kisi maupun marking scheme
haruslah disesuaikan dengan tingkat kongnitif yang akan diteliti, yaitu C4
haruslah lebih tinggi nilainya dibandingak dengan C1. Setelah semua perangkat
telah disetujui dan dianggap valid oleh tim validator, maka peneliti melanjutkan
penelitian yang tentu saja telah disetujui oleh pembimbing.
Sebelum dilakukan pengumpulan data, menyiapkan instrumen yang akan
digunakan sebagai alat pengumpul data yakni lembar test yang akan digunakan
untuk melihat hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup. Terlebih dahulu
instrument test diuji coba dan divalidasi diluar sampel dengan tujuan apakah tes
tersebut valid dan layak untuk digunakan. Setelah melakukan pengujian validasi
dengan menggunakan rumus product moment. Selain melakukan pengujian
validitas, dilanjutkan dengan realibiltas tes, digunakan rumus Alpha Cronbach
dan diperoleh koefisien realibel r = 1,0316 yang artinya tes layak digunakan
sebagai alat pengumpulan data yang dapat dilihat pada lampiran 13.
Data hasil penelitian diperoleh dari tes hasil belajar siswa, baik itu pada
siswa kelas kontrol maupun pada siswa di kelas eksperimen. Untuk kelas
eksperimen, dalam proses pengambilan data hasil belajar siswa, yaitu
42
menggunakan model pembelajaran active college ball, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pengajaran langsung.
Sampel yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah XI C3 berjumlah
25 orang dan kelas XI C5 berjumlah 25 orang terpilih sebagai kelas kontrol. Pada
penelitian ini kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda untuk kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran active college ball sedangkan kelas control
menggunakan model pembelajaran langsung, akan tetapi sebelum diberi
perlakuan terlebih dahulu diberikan pre test dan setelah mendapatkan perlakuan
itu diberikan post tes. Soal pre test dan post test tujuannya untuk mengukur hal
yang sama. Jumlah item soal yang digunakan pada penelitian eksperimen ini
adalah berbentuk essay dengan jumlah masing-masing 10 item. Hasil kognitif
hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar ranah kongnitif.
Ranah kongnitif yaitu konsep atau fakta yang terdiri dari enam tingkatan yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan eavaluasi. Namun
hasil belajar kognitif pada penelitian ini hanya ada 4 tingkatan yang dinilai yaitu
pengatahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.
Dalam penelitian ini diperoleh siswa pada kelas control dan pada kelas
eksperimen dianggap memiliki kemampuan yang homongen dalam tataran
akademik, khususnya pada mata pelajaran geogarfi. Hal ini ditunjukan dari hasil
perhitungan tersebut, untuk pretest ternyata F hitung < F tabel atau 1,0725 < 1,98
dan untuk posttest F hitung < F tabel atau 1,57 < 1,98 dengan demikian hipotesis H0
43
diterima, dalam arti kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian benar-benar
homongen.
Adapun tentang hasil belajar siswa, dapat ditunjukan melalui data
statistik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatiftipe active college ball sebesar 37,04 % dibandingkan kelas kontrol
yang menggunakan model pembalajaran langsung sebesar 28,48 % .
Sesuai dengan pengujian hipotesis yang menggunakan uji t diperoleh t
hitung > t tabel yaitu 5,316 > 1,67 yang artinya bahwa t hitung lebih beasar dari t
tabel (t hitung > t tabel), maka hipotesis (HO) ditolak HI diterima. Kesimpulannya
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas
ekperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe active
college ball dengan kelas control yang mneggunakan model pembelajaran
langsung. sehingga dapat dikatakan bahwa modle pembelajaran kooperatif tipe
active college ball dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sependapat
dengan teori Silberman (2009:251) yang menjelaskan model college ball adalah
suatu puturan penggulangan yang standar terhadap materi pelajaran menjelaskan
model ini memperbolehkan pengajar untuk mengevaluasi keluasan materi yang
telah dikuasai oleh peserta didik, dan berfungsi untuk menguatkan kembali,
mengklarifikasi, dan meringkas poin-poin.
Top Related