1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Pengukuran Antopometri dan umur.
Pada pengukuran antopometri terdiri dari pengukuran berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) serta umur dari masing-masing
responden. Pemeriksaan ini dilakukan pada 50 responden yang
terdiri dari 25 mahasiswa sumba dan 25 mahasiswa toraja. Hasil
dari pengukuran ini menunjukan bahwa rata-rata tinggi mahasiswa
Toraja yaitu 163,16 cm sedangkan pada mahasiswa Sumba yaitu
159,44 cm. Untuk usia dari masing-masing responden dibagi juga
menjadi 2 kelompok berdasarkan latarbelakang etnik. Pada
mahasiswa Toraja rata-rata umur responden yaitu 20,4 tahun
sedangkan pada mahasiswa Sumba rata-rata umur reponden yaitu
19,5 tahun.
Pengukuran antopometri dan umur diambil menggunakan
formulir oleh peneliti pada Bulan Juli dan Bulan Oktober 2016.
2
Tabel 4.1 Pengukuran Antopometri dan Umur mahasiswa
Toraja dan mahasiswa Sumba
No
ANTOPOMETRI
Toraja Sumba
Nama TB (cm)
BB (Kg) Umur Nama
TB (cm)
BB (Kg) Umur
3
Keterangan : TB= Tinggi badan, BB= Berat badan.
4.1.2 Pengukuran tekanan darah mahasiswa Toraja dan
mahasiswa Sumba
Pengukuran tekanan darah mahasiswa Toraja dan Sumba
merupakan data selanjutnya yang diambil oleh peneliti. Tekanan
1 G 168 55 20 D 145 40 19
2 A 162 51 21 I 159 60 19
3 A 163 47 18 S 154 45 19
4 B 167 52 22 Y 163 49 19
5 N 155 44 19 H 165 55 22
6 S 149 46 21 H 165 65 21
7 E 163 51 20 U 164 71 23
8 R 156 53 25 A 154 51 19
9 N 156 43 21 C 157 54 21
10 R 155 53 19 E 146 45 20
11 J 170 65 23 N 156 50 23
12 P 165 55 23 H 154 50 22
13 H 165 53 22 N 162 47 18
14 A 155 48 22 A 151 46 18
15 C 173 85 21 R 164 54 18
16 J 162 52 20 A 157 46 18
17 N 161 53 19 D 153 46 18
18 A 168 53 19 U 159 46 19
19 D 180 58 19 D 167 80 18
20 M 184 80 20 R 167 58 21
21 V 164 44 19 A 168 50 18
22 O 169 58 19 M 165 50 18
23 C 153 62 21 R 169 51 21
24 I 156 53 18 D 157 45 18
25 J 160 45 19 A 165 45 19
∑ 163,16 54,36 20,4 ∑ 159,44 51,96 19,56
4
darah mahasiswa Toraja dan Sumba diambil selama 4 kali dan 3
kali dalam 1 hari yaitu pada pukul 09:00 WIB, 13:00 WIB, dan 20:00
WIB. Data tekanan darah diambil menggunakan tensimeter digital.
Rata-rata tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba
yaitu pagi (111,71):(104,9) mmHg , Siang (114,65):(110,42) mmHg,
malam (118,74):(109,14) mmHg, sedangkan untuk tekanan darah
diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu pagi (71,76):(69,51)
mmHg, siang (74,12):(70,8) mmHg dan malam (76,17):(72,59)
mmHg. untuk rata-rata keseluruhan tekanan darah sistolik dan
diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu sistolik 115:108
mmHg dan diastolik 74:71 mmHg.
Pemeriksaan tekanan darah pada mahasiswa toraja
dilakukan di kontrakan dan juga kos dari mahasiswa Toraja pada
bulan juli dan oktober 2016 sedangkan pada mahasiswa Sumba
dilakukan di kos dan di asrama pada Bulan Juli dan Oktober 2016.
Tabel 4.2 Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
mahasiswa Toraja dan mahasisw Sumba
5
Suku Waktu Sistolik Nilai max
Nilai min
Diastolik Nilai Max
Nilai Min
Toraja 1. Pagi 111 164 90 71 102 60
2. Siang 114 74
3. Malam 118 76
Rata-rata
115 74
Sumba 1. Pagi 104 139 93 69 88 60
2. Siang 110 70
3. Malam 109 72
Rata-rata
108 70
Pada Tabel 4.2 menunjukan rata-rata Tekanan darah sistolik
dan diastolik dari mahasiswa Toraja dan Sumba. Rata-rata
Tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja adalah 115 dan diastolik
74 sedangkan untuk mahasiswa Sumba sistolik 108 dan diastolik
70.Nilai maximum dan minimum dari tekanan darah sistolik
mahasiswa Toraja dan Sumba adalah 164:139 dan minimum 90:93
sedangkan untuk nilai maximum tekanan darah diastolik mahasiswa
Toraja dan Sumba adalah 102:88 dan minimum 60:60.
Grafik 4.1 Perbandingan tekanan darah sistolik mahasiswa
Toraja dan sumba
6
Keterangan : P= Pagi, S= Siang, M= Malam. Nilai Max : 164:139 dan min : 90:93
Gafik 4.2 Perbandingan Tekanan darah diastolik mahasiswa
Toraja dan Sumba
9092949698
100102104106108110112114116118120122124126128130132134136138140142144146148150152154156158160162164
P (09:00) S (14:00) M (20:00)
Toraja
93
95
97
99
101
103
105
107
109
111
113
115
117
119
121
123
125
127
129
131
133
135
137
139
P (09:00) S (14:00) M (20:00)
Sumba
7
Keteranagan : P= Pagi, S= Siang, M= Malam. Nilai max : 102:88 nilai min : 60:60
Pada grafik 4.1 dan 4.2 menunjukan perbandingan tekanan
darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba. Tekanan
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
P (09:00) S (14:00) M (20:00)
Toraja
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
P (09:00) S (14:00) M (20:00)
Sumba
8
darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba
mempunyai nilai tertinggi dan terendah Ini diambil berdasarkan
pengukuran yang dilakukan peneliti terhadap masing-masing
responden. Untuk nilai tertinggi tekanan darah sistolik mahasiswa
Toraja dan Sumba yaitu 164:139 mmHg dan nilai terendah dari
tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 90:90.
Pada tekanan darah diastolik untuk nilai tertinggi mahasiswa Toraja
dan Sumba yaitu 102:88 sedangkan nilai terendah tekanan darah
diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 60:60.
Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik dapat
terlihat pada grafik 4.1 dan 4.2, jika dirata-ratakan maka
perbandinagan tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa
Toraja dan Sumba yaitu 115/74 : 108/71 mmHg.
Tabel 4.3. Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik pagi hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Jenis Suku bangs
a
N Mean Std Deviation
Sig Tekanan
darah dan suku
TD sistolik
Toraja 25 89.09
21.09
0.195 Sumba 25
TD diastolik
Toraja 25
Sumba 25
9
Tabel 4.3 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik
dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji
beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada pagi
hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara mahasiswa
Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
Tabel 4.4 Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik siang hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Jenis Suku bangsa
N Mean Std Deviation Sig Tekanan
darah dan suku
TD sistolik Toraja 25 92.12
22.379
0.835
Sumba 25
TD diastolik Toraja 25
Sumba 25
Tabel 4.4 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik
dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji
beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada siang
hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara mahasiswa
Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
10
Tabel 4.5. Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik malam hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Jenis Suku bangsa
N Mean Std Deviation Sig Tekanan
darah dan suku
TD sistolik Toraja 25 93.83
22.212
0.126
Sumba 25
TD diastolik Toraja 25
Sumba 25
Tabel 4.5 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik
dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji
beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada
malam hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara
mahasiswa Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
11
Tabel 4.6 Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik pagi, siang dan malam pada mahasiswa Toraja dan
Sumba (N=50)
Jenis Suku bangsa
N Mean Std Deviation
Sig Tekanan
darah, suku dan waktu
TD sistolik Toraja 25 91.68 21.906 0.606
Sumba 25
TD diastolik Toraja 25
Sumba 25
Tabel 4.6 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik
dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji
beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada pagi,
siang dan malam hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara
mahasiswa Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
4.1.3 Perhitungan jenis dan lamanya aktifitas fisik pada
mahasiswa Toraja dan sumba
Perhitungan tentang jenis dan lamanya aktifitas fisik yang
dilakukan oleh mahasiswa Toraja dan Sumba menggunakan
metode pivot secara manual oleh peneliti. Selanjutnya pengambilan
data tentang aktifitas fisik melalui wawancara yang dilakukan oleh
peneliti.
12
Tabel 4.7 Jenis dan lama aktivitas fisik pada mahasiswa Toraja
TORAJA
jenis aktifitas fisik
lamanya waktu dan responden
R
∑ jam
Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
jalan santai 10 2 12 3
duduk santai 25 25 1
cuci piring 5 5 ½
makan pagi 1 14 15 1 ½
makan siang 1 8 9 1 ½
makan malam 1 10 11 1 ½
mandi pagi 4 2 9 15 3 ½
mandi siang 1 1 ½
mandi malam 6 1 18 25 3 ½
cuci pakaian 4 4 2
nonton TV 2 9 1 3 15 8 ½
internetan 4 5 12 1 3 25 11 ½
Berdandan 5 5 1
Belajar 8 8 ½
Nongkrong 10 1 11 2 ½
tidur siang 9 6 4 1 20 10
Setrika 1 6 7 1 ½
Masak 2 5 7 3
kegiatan diluar 1 1 2 13
pergi ke pasar 2 2 1
Istirahat 13 3 15 2 ½
baca buku 3 3 1
doa pagi 7 7 ½
pekerjaan rumah 2 2 1
berlari kecil 1 1 ½
bermain musik 3 3 1
jalan cepat 6 6 ½
Berenang 1 1 2
bermain bola basket 1 1 2
bermain futsal 2 2 2
bermain bola kaki 1 1 2
Joging 1 1 ½
Gym 1 1 1
Total 82 53 25 2 1 1 1 0 0 0 104 268
∑total dengan
lamanya kategori
aktifitas
82 106 75 8 5 6 7 0 0 0 52 341
Rata-rata dari total waktu yang digunakan mahasiswa Toraja 4.3 jam
1 2
13
Pada tabel 4.7 menjelaskan dan mengelompokan jenis dan
lamanya aktifitas fisik yang dilakukan oleh mahasiswa Toraja. Pada
hasil perhitungan di jelaskan bahwa durasi 1 jam ditemukan waktu
82 jam yang digunakan oleh 25 mahasiswa Toraja, pada
durasiuwaktu 2 jam ditemukan 106 jam waktu yang digunakan
semua mahasiswa Toraja untuk melakukan aktifitas mereka, pada
durasi waktu 3 jam ditemukan 75 jam waktu yang diperoleh untuk
melakukan aktifitas,pada durasi waktu 4 jam diperoleh waktu 8 jam
untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 5 jam diperoleh waktu
5 jam untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 6 jam diperoleh
waktu 6 jam untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 7 jam
diperoleh waktu 7 jam untuk melakukan aktifitas. Sedangkan untuk
durasi waktu 8,9 dan 10 jam tidak ada jam untuk melakukan
aktifitas, dan untuk waktu ½ jam (30 menit) ditemukan 52 jam untuk
mahasiswa Toraja melakukan aktifitas. Waktu terbanyak dari jenis
aktifitas mahasiswa Toraja adalah kegiatan luar yaitu dengan 13
jam dan yang terendah pada jenis aktifitas cuci piring, mandi siang,
belajar, doa pagi, berlari kecil jalan cepat dan jogging deng waktu ½
jam (30 menit). Setelah itu di lanjutkan dengan total jam yang di
pakai untuk melakukan barbagai aktivitas dari mahasiswa Toraja
adalah 341 jam kemudian di cari rata-rata dari total jam yang di
14
pakai dan total dari jumlah semua aktifitas yang dilakukan oleh
mahasiswa Toraja adalah 4,3 jam untuk setiap aktifitas.
Tabel 4.8 Jenis dan lamanya aktifitas fisik mahasiswa Sumba
SUMBA
lamanya waktu dan responden R
∑ jam
Aktivitas
jenis aktifitas fisik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
jalan santai 8 1 9 1 ½
duduk santai 25 25 1
cuci piring 3 3 ½
makan pagi 1 14 15 1 ½
makan siang 10 15 25 1 ½
makan malam 5 14 19 1 ½
mandi pagi 9 5 6 20 3 ½
mandi siang 5 5 ½
mandi malam 8 3 14 25 3 ½
cuci pakaian 9 9 2
nonton TV 2 2 2
internetan 2 7 10 1 6 25 11 ½
Berdandan 1 1 1 ½
Belajar 5 5 ½
Nongkrong 12 1 1 14 5 ½
tidur siang 3 10 5 1 19 6 ½
Setrika 1 1 1 3 3 ½
Masak 3 1 1 5 3 ½
kegiatan diluar 2 2 1 5 16
pergi ke pasar 2 2 ½
Istirahat 17 8 25 3
baca buku 1 1 ½
doa pagi 4 4 ½
pekerjaan rumah 5 5 ½
berlari kecil 1 1 ½
bermain musik 7 7 2
jalan cepat 9 9 ½
Berenang 9 9 2
bermain bola basket 4 4 2
bermain futsal 1 2 3 3
bermain bola kaki 2 2 2
Joging 1 1 ½
Gym 1 1 2
Total 93 83 18 0 1 2 1 0 0 0 110 308 87
∑ total dengan lamanya
kategori aktifitas
93 166 54 0 5 12 7 0 0 0 55 392
1 2
15
Pada tabel 4.8 menjelaskan dan mengelompokan jenis dan
lamanya aktifitas fisik yang dilakukan oleh mahasiswa Sumba.
Pada hasil perhitungan di jelaskan bahwa durasi 1 jam ditemukan
waktu 93 jam yang digunakan oleh 25 mahasiswa Sumba, pada
durasi waktu 2 jam ditemukan 166 jam waktu yang digunakan
semua mahasiswa Sumba untuk melakukan aktifitas mereka, pada
durasi waktu 3 jam ditemukan 54 jam waktu yang diperoleh untuk
melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 5 jam diperoleh waktu 5 jam
untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 12 jam diperoleh
waktu 6 jam untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 7 jam
diperoleh waktu 7 jam untuk melakukan aktifitas. Sedangkan untuk
durasi waktu 4,8,9 dan 10 jam tidak ada jam untuk melakukan
aktifitas, dan untuk waktu ½ jam (30 menit) ditemukan 55 jam untuk
mahasiswa Sumba melakukan aktifitas. Waktu terbanyak dari jenis
aktifitas mahasiswa Sumba adalah kegiatan luar yaitu dengan 16
jam dan yang terendah pada jenis aktifitas cuci piring, mandi siang,
belajar, pergi ke pasar, baca buku, doa pagi, pekerjaan rumah,
berlari kecil, jalan cepat dan jogging dengan waktu ½ jam (30
menit). Setelah itu di lanjutkan dengan total jam yang di pakai untuk
Rata-rata dari total waktu yang digunakan mahasiswa Sumba 4.5 jam
16
melakukan barbagai aktivitas dari mahasiswa Sumba adalah 392
jam kemudian di cari rata-rata dari total jam yang di pakai dan total
dari jumlah semua aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa Toraja
adalah 4,5 jam untuk setiap aktifitas.
Makanan frekuensi konsumsi
17
Tabel 4.9 Food Frequency (FFQ) mahasiswa Toraja dan Sumba.
Keterangan : T= Responden Mahasiswa Toraja, S= Responden
Mahasiswa Sumba.
>1x/hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/bulan 1x/tahun
T S T S T S T S T S T S
Nasi 25 25
bubur 1 7 11 18 13
ubi 3 4
kentang 25 25
pokok 25 26 0 0 0 0 3 4 32 36 18 13
daging sapi 9 3 6 20 10 2
daging B2 18 1 7 1 6 17
daging ayam 1 10 2 10 5 5 7 10
daging ikan 9 9 8
telur 1 1 10 13
lauk hewani 1 1 11 2 47 6 43 11 14 36 10 19
tahu 15 14 10 9 2
tempe 15 14 10 9 2
kacang 15 10 25
lauk nabati 30 28 20 18 15 4 10 0 0 25 0 0
kangkung 20 25 5
sawi 25 25
sup 5 20 25
bayam 25 18 7
terong 19 6 25
daun pepaya 20 25 5
sayuran 0 0 0 0 5 0 64 43 71 107 10 0
nangka 25 25
pepaya 25 25
apel 25 19 6
anggur 25 25
jambu 6 3 19 22
buah 0 0 0 0 0 0 6 3 94 91 25 31
indomie 3 4 5 10 5 9 12 2
roti 10 3 10 1 5 1 20
snack 25 25
lain-lain 35 28 13 5 10 11 5 29 12 2 0 0
Total 91 83 44 25 77 21 131 90 223 297 63 63
18
4.1.4 Perhitungan perilaku makan dari mahasiswa Toraja dan
mahasiswa sumba
Pengambilan data tentang perilaku makan dari mahasiswa Toraja
dan mahasiswa Sumba adalah dengan menggunakan metode Food
Frequency (FFQ). FFQ menjelaskan tentang kebiasaan makan dari
setiap responden. Mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba
mempunyai kebiasaan makanan yang berbeda. Ada beberapa jenis
makanan yang ada pada FFQ diantaranya ada makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan mkanan lain.
Dari tabel 4.9 makan pokok juga ada beberapa pilihan
diantaranya nasi, bubur, ubi, dan kentang ini diambil berdasarkan
kebiasaan makan mkanan pokok mahasiswa Toraja dan
mahasiswa Sumba selama 1 bulan. frekuensi tertinggi Kebiasaan
makan makanan pokok mahasiswa Toraja dan Sumba ada di
1x/bulan dengan frekuensi 32:36 atau jika dirata-ratakan adalah
16:18 yang mengaku mengkonsumsi makanan pokok sedangkan
untuk frekuensi terendah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba
ada di 1-3x/minggu dengan frekuensi 3:4.
Pada lauk hewani terdapat beberapa pilihan diantaranya
daging sapi, daging B2, daging ayam, daging ikan dan telur.
Frekuensi tertinggi kebiasaan makan makanan lauk hewani
mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 47:36 atau jika
19
dirata-ratakan menjadi 12:12 namun pada mahasiswa Toraja
mengkonsumsi lauk hewani 4-6x/minggu sedangkan mahasiswa
Sumba 1x/bulan dan untuk frekuensi terendah mahasiswa Toraja
dan mahasiswa Sumba dengan frekuensi 1:1.
Lauk nabati terdapat beberapa pilihan diantaranya tahu,
tempe dan kacang. Frekuensi tertinggi kebiasaan makan makanan
lauk nabati mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 30:28
atau jika dirata-ratakan adalah 15: yang mengaku mengkonsumsi
lauk nabati >1x/hari sedangkan frekuensi terendah mahasiswa
Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 10:2 yang mengkonsumsi
lauk nabati .
Pada sayuran terdapat beberapa pilihan diantaranya
kangkung, sawi, sup, bayam, terong dan daun pepaya. Frekuensi
tertinggi kebiasaan makan makanan sayuran mahasiswa Toraja
dan mahasiswa Sumba adalah 71:107 jika dirata-ratakan adalah
18:21 yang mengaku mengkonsumsi sayuran, sedangkan frekuensi
terendah kebiasaan makan sayuran mahasiswa Toraja dan
mahasiswa Sumba adalah 5:43 atau jika dirata-ratakan 5:22.
Pada buah terdapat beberapa pilihan diantaranya nagka,
pepaya, apel, anggur dan jambu. Frekuensi tertinggi kebiasaan
makan buah mahasiswa Toraja dan Sumba adalah 94:91 atau jika
dirata-ratakan adalah 24:23 sedangakan untuk frekuensi terendah
20
kebiasaan makan buah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba
adalah 6:3.
Pada makanan lain terdapat pilihan diantaranya indomie,
roti dan snack. Frekuensi tertinggi makan makanan mahasiswa
toraja dan Sumba adalah 35:29 atau jika diarata-ratakan adalah
18:15 dan frekuensi terendah kebiasaan makan makanan
mahasiswa Toraja dan Sumba adalah 3:2.
21
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Perbandingan tekanan darah mahasiswa Toraja dan
sumba dengan pola makan dan aktivitas.
Dari hasil uji beda nyata yang dilakukan dengan
menggunakan program SPSS dilihat pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5
maka standart deviasi tekanan darah mahasiswa Toraja dan sumba
pada pagi hari adalah 89.09, sedangkan pada siang hari adalah
92,12, sedangkan pada malam hari adalah 93,83 dan pada tabel
4.6 untuk satndart deviasi tekanan darah pagi siang dan malam
adalah 21,906. Signifikansi dari hasil uji beda nyata yang dilakukan
pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada pagi hari, siang hari,
malam hari dan tekanan darah pagi siang malam adalah p>0,05
atau tidak ada perbedaan yang nyata dari tekanan darah
mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba. Jika dilihat dari nilai
rata-rata secara keseluruhan tekanan darah sitolik dan diastolik
masing-masing mahasiswa pada pagi, siang, dan malam tekanan
darah mahasiswa Toraja dan sumba tidak jauh berbeda yaitu
dengan nilai tekanan darah sistolik 115 dan diastolik 74 sedangkan
mahasiswa sumba tekanan darah sistolik 108 dan tekanan darah
diastolik 70.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah dari seseorang
salah satunya adalah jenis makanan yang berlemak tinggi. Pada
22
penelitian ini jika dilihat dari tabel 4.9 tingkat kecenderungan makan
dari mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba tidak terlalu jauh
berbeda namun kecenderungan konsumsi makan dari mahasiswa
Toraja sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa Sumba
maka tekanan darah mahasiswa Toraja lebih tinggi dari mahasiswa
Sumba. Sedangkan untuk aktivitas fisik sendiri bisa di bandingkan
pada tabel 4.7 dan 4.8 pada mahasiswa Toraja tingkat aktivitas
sebanyak 4,3 lebih rendah di banding dengan mahasiswa sumba
4,5 menurut hasil perhitungan rata-rata total jam yang di gunakan.
Maka dari hasil penelitian aktivitas fisik ini bisa dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang jarang atau kurang melakukan aktivitas
tekanan darahnya lebih tinggi dari pada orang yang banyak
melakukan aktivitas.
Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko terjadinya
hipertensi di Kabupaten Karang Anyar tahun 2007 oleh Aris
Sugiarto pada orang yang tidak biasa berolahraga memiliki risiko
terkena hipertensi sebesar 4,73 kali dibandingkan dengan orang
yang memiliki kebiasaan olahraga ideal. Olahraga secara teratur
terbukti dapat merombak lemak yang berbahaya. Olahraga juga
dapat menghindari terjadinya penimbunan lemak di dinding
pembuluh darah. Apabila penderita hipertensi jarang melakukan
olahraga maka penimbunan lemak di dinding pembuluh darah tidak
dapat dihindari, akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah (Hull
23
&Alison, 2002). Olahraga yang dapat mengontrol tekanan darah
yaitu dengan cara melakukan olahraga yang sifatnya aerobik
seperti jalan kaki, jogging, bersepeda dan renang. Frekuensi yang
dianjurkan adalah 5-7 kali setiap minggu dengan lama berolahraga
lebih dari 30 menit (Beevers. D, G, 2002). Menkonsumsi buah dan
sayur juga mengurangi resiko tekanan darah tinggi (Frylyan, 2010).
maka tekanan darah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba
dapat terkontrol atau tidak jauh berbeda karena olahraga seperti
jalan santai/jalan kaki, berenang dan jogging sudah dilakukan oleh
mahasiswa Toraja dan Sumba.
Hasil dari penelitian ini berhubungan dengan pernyataan
Depkes (2007), yang menjelaskan dimana pola hidup akan berubah
sesuai dengan pola hidup yang ada pada lingkungan tempat
tinggal. Dalam hal ini, karena penelitian ini bukan dilakukan di
daerah asal Mahasiswa Toraja dan Sumba namun pada mahasiswa
Toraja dan mahasiswa Sumba yang berdomilisi di Salatiga yang
cenderung sudah mengikuti pola hidup yang ada di Salatiga mulai
dari pola makan maupun aktivitas fisik maka tidak ada perbedaan
signifikan tekanan darah mahasiswa Toraja dan Sumba.
Top Related