30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 3 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas
XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan. Alasan penulis mengambil kelas XI IPS 2 menjadi subjek spenelitian
karena berdasarkan data penulis, kelas XI IPS 2 tersebut memiliki motivasi belajar
yang kurang dibandingkan kelas-kelas yang lainnya. Penulis mengambil 17 siswa
yang menjadi subjek penelitian yang diambil berdasarkan hasil dari skala motivasi
belajar yang disusun oleh penulis berdasarkan teori Worrel dan Stillwel (dalam
Harliana, 1998). Ke 17 siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, 9 siswa menjadi
kelompok eksperimen dan 8 siswa menjadi kelompok kontrol yang dipilih secara
random.
4.2 Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 12 Januari 2013 di SMA N 3
Salatiga, dengan subjek penelitian sebanyak 17 siswa. Dari 17 siswa tersebut penulis
membagi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen sebanyak 9 siswa dan kelompok
kontrol sebanyak 8 siswa. Penulis melakukan layanan bimbingan kelompok kepada
kelompok eksperimen sebanyak 8 kali pertemuan yang dilakukan seminggu sekali.
31
4.3 Tahap-tahap Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
4.3.1 Tahap Layanan Bimbingan Kelompok
1) Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2013
Pada tahap pertama ini adalah mengumpulkan para peserta yang untuk
melakukan layanan bimbingan kelompok. Langkah awal ini dimulai dengan
penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa,
pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan kelompok merencanakan waktu
dan tempat penyelenggaraan kegiatan bimbingan kelompok dan sekaligus
pembentukan norma.
Semua kelompok eksperimen sepakat untuk mengadakan bimbingan
kelompok seminggu 1 kali, dengan hari yang telah ditentukan dan disetujui
oleh guru BK. Penulis mengajak siswa untuk saling mengenal anggota
kelompok dan menjelaskan bagaimana siswa harus mengikuti bimbingan
kelompok ini dan mematuhi peraturan dalam bentuk kelompok, menciptakan
suasana aman dan senyaman mungkin agar siswa dapat saling terbuka satu
dengan yang lain, sehingga dapat mencapai tujuan.
Pada tahap pertama ini, penulis menggunakan metode games tentang
tanggung jawab dalam belajar. Games tersebut diberi nama “Menata Balok”.
Tujuan dari games ini adalah agar siswa dapat bertanggung jawab dalam hal
apapun terutama dalam belajar. Pelaksanaan games ini siswa dibagi menjadi
3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Salah satu
dari kelompok ada yang berperan sebagai pemimpin kelompok. Penulis
32
menyediakan balok-balok kecil kemudian tiap kelompok diinstruksikan
untuk menyusun balok-balok tersebut sehingga menjadi sebuah menara.
Pemimpin kelompok bertugas untuk memberikan instruksi kepada
anggotanya. Yang dinilai dari games ini adalah bagaimana kreatifitas tiap
kelompok, kecepatan waktu. Karena dari penilaian tersebut penulis dapat
menilai tanggung jawab dari tiap kelompok. Setelah tiap kelompok
melakukan games tersebut, penulis kemudian menjelaskan/memberikan
materi tentang cara bertanggung jawab dalam belajar, faktor-faktor yang
menunjang tanggung jawab dalam belajar.
Pada tahap pertama ini, siswa sangat anutusias, siswa juga merespon
dengan baik apa yang diinstruksikan oleh penulis, suasana dalam layanan
juga berjalan dengan baik.
2) Tahap kedua dilakukan pada tanggal 19 Januari 2013
Pada tahap kedua ini penulis memberikan kegiatan games tentang
”Manajemen Waktu”. Tujuan dari kegiatan ini agar siswa dapat membagi
waktu antara belajar dan bermain. Pelaksanaan games ini siswa dibagi
menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok memasukkan batu besar ke
dalam botol gelas aqua kemudian diisi lagi dengan pasir, isi lagi dengan batu
kerikil, kemudian tutup lagi dengan pasir, usahakan botol aqua gelas terisi
penuh tanpa ada batu kerikil yang tersisa. Tiap kelompok memiliki cara
sendiri-sendiri agar batu kerikil tidak tersisa dan botol aqua terisi penuh tanpa
ada celah yang kosong. Botol gelas aqua adalah ibarat jumlah waktu dalam
33
sehari yaitu 24 jam, batu besar adalah kegiatan utama kita seperti sekolah,
belajar, ikut bimbingan belajar dan beribadah. Batu kerikil, pasir dan air
adalah kegiatan selingan seperti les, bermain dengan teman, internetan,
facebook, main PS, nonton film, nonton TV, istirahat, tidur, makan dan lain-
lain. Inti dari games ini adalah melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur
dan memprioritaskan belajar dalam konteks membagi waktu dengan
aktivitas, keluarga, bermain dan lain-lain.
Kemudian penulis menyampaikan penjelasan tentang manejemen
waktu, tips-tips manejemen waktu. Penulis memberikan kertas kepada siswa
untuk mengisi dan membuat jadwal. Siswa melaksanakan dengan sungguh-
sungguh dan berkomitmen membagi waktu dengan baik.
3) Tahap Ketiga dilakukan pada tanggal 26 Januari 2013
Pada tahap ini penulis memberikan materi tentang tips-tips dalam
meraih cita-cita. Dalam tahap ini, penulis melakukan dengan sebuah games
yang diberi nama “Meraih Mimpi”. Pada tahap ini penulis menyiapkan kertas
yang berbentuk buah jeruk. Selain itu, penulis juga menyiapkan kertas karton
yang digunakan untuk menempelkan kertas yang berbentuk buah jeruk
tersebut. Penulis sebelumnya membagikan kertas yang berbentuk buah jeruk
tersebut kepada siswa, selanjutnya penulis menyuruh siswa untuk menuliskan
cita-cita setelah mereka lulus sekolah nanti pada kertas yang telah penulis
sediakan. Setelah itu, penulis menyuruh siswa untuk menempelkan kertas
yang berbentuk buah jeruk tersebut yang telah mereka isi ke kertas karton
34
yang telah ditempelkan. Dalam menempelkan kertas tersebut, siswa dalam
keadaan mata tertutup. Setelah semua siswa menempelkan kertas tersebut di
sebuah karton, penulis menyuruh mereka untuk mencari lagi kertas yang
mereka tempel yang bertuliskan impian mereka sendiri. Apabila siswa
menemukan kertas impian milik temannya maka harus dikembalikan.
Selanjutnya, setelah games selesai dilakukan, penulis kemudian
menjelaskan tentang tips-tips dalam meraih cita-cita. Pada tahap ini,
antusiasme siswa sangat terlihat sekali, respon siswa terhadap materi juga
sangat baik.
4) Tahap Keempat dilakukan pada tanggal 2 Februari 2013
Dalam tahap ini, penulis memberikan materi tentang konsentrasi
dalam belajar. Sebelum masuk ke materi dan berdiskusi yang berkaitan
dengan topik yang ditentukan, penulis memberikan games yang berhubungan
dengan konsentrasi. Games tersebut diberi nama “Konsentrasi”. Disini
penulis menyuruh siswa untuk konsentrasi terhadap kata-kata yang
diucapkan oleh penulis, bukan dari gerakan anggota tubuh. Sebelumnya
penulis memberikan instruksi tentang games tersebut. Apabila siswa tidak
mendengar/konsentrasi terhadap kata-kata yang menjadi instruksi dari
penulis, maka siswa akan salah. Misalnya, penulis menyuruh pegang kepala,
tetapi penulis memegang hidung. Apabila siswa tidak berkonsentrasi maka
siswa akan terjebak juga mengikuti gerakan dari penulis. Demikian
seterusnya sampai banyak siswa benar-benar bisa berkonsentrsi dengan baik.
35
Setelah games selesai dilakukan, penulis berdiskusi dengan para siswa
tentang apa yang bisa diambil dari games tersebut yang berkaitan dengan
konsentrasi dalam belajar.
Pada tahap ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan, respon
siswa terhadap materi juga baik selain itu partisipasi siswa dalam mengikuti
layanan sangat baik.
5) Tahap Kelima dilakukan pada tanggal 7 Februari 2013
Dalam tahap ini, penulis memberikan materi tentang komitmen dalam
mengelola waktu belajar. Sebelum penulis masuk ke materi, penulis
memberikan games kecil untuk membuat suasana rileks. Kemudian setelah
itu mengajak siswa untuk bertukar pikiran satu sama lain tentang pengalaman
yang dihadapi saat belajar di sekolah ataupun di rumah. Apakah mereka
sudah mempunyai suatu komitmen dalam mengelola waktu belajar? Setelah
itu, penulis memberikan materi tentang komitmen dalam mengelola waktu
belajar dengan menampilkan slide dalam bentuk Powerpoint.
Selanjutnya setelah penulis menjelaskan yang berkaitan dengan
komitmen dalam mengelola waktu belajar, penulis mengajak siswa untuk
berdiskusi kelompok yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan.
Pada tahap ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan, respon
siswa terhadap materi juga baik selain itu partisipasi siswa dalam mengikuti
layanan sangat baik.
6) Tahap Keenam dilakukan pada tanggal 9 Februari 2013
36
Dalam tahap ini, penulis memberikan materi tentang kiat mencapai
keberhasilan dalam belajar. Sebelum penulis masuk ke materi, penulis
memberikan games ringan untuk membuat suasana menjadi rileks. Kemudian
setelah itu mengajak siswa unttuk berbagi pengalaman satu sama lain tentang
masalah yang sering dihadapi ketika belajar. Dari pengalaman yang sudah
dijelaskan satu sama lain, penulis mengajak siswa untuk berdiskusi kelompok
tentang permasalahan tersebut terutama yang bersangkutan dengan materi
yang akan dijelaskan.
Terakhir setelah semua siswa berdiskusi kelompok barulah penulis
memberikan materi tentang kiat dalam mencapai keberhasilan dalam belajar.
Materi ini dijelaskan dalam bentuk slide Powerpoint.
Pada tahap ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan, respon
siswa terhadap materi juga baik selain itu partisipasi siswa dalam mengikuti
layanan sangat baik.
7) Tahap Ketujuh dilakukan pada tanggal 12 Februari 2013
Pada tahap ketujuh ini, penulis akan memberikan materi tentang
ketekunan terhadap mata pelajaran. Sebelum penulis masuk ke dalam materi,
penulis memberikan games yang bernama “Menyusun Puzzle”. Tujuan dari
games ini adalah agar siswa lebih cermat dan teliti dalam menghadapi suatu
hal. Pelaksanaan games ini siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing
kelompok bertugas untuk menyusun gambar yang telah disediakan oleh
penulis. Penulis menyediakan gambar yang sama untuk masing-masing
37
kelompok. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan kecermatan dalam games
ini.
Setelah games selesai dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan
diskusi kelompok. Masing-masing kelompok untuk dapat sharing tentang
manfaat apa yang bisa diambil dari games yang telah dilakukan. Selanjutnya
baru kemudian penulis memberikan tambahan materi khususnya yang
berkaitan terhadap ketekunan terhadap mata pelajaran.
Pada tahap ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan, respon
siswa terhadap materi juga baik selain itu partisipasi siswa dalam mengikuti
layanan sangat baik.
8) Tahap Kedelapan dilakukan pada tanggal 19 Februari 2013
Dalam tahap ini, penulis memberikan materi tentang cara belajar yang
efektif. Sebelum penulis masuk ke materi, penulis memberikan games ringan
untuk membuat suasana mejadi rileks. Kemudian setelah itu mengajak siswa
untuk berbagi pengalaman satu sama lain tentang apa sebenarnya tujuan dari
belajar? Apakah mereka sudah menerapkan cara belajar dengan baik?
Dari pengalaman yang sudah dijelaskan satu sama lain, penulis
mengajak siswa untuk berdiskusi kelompok tentang permasalahan tersebut
terutama yang bersangkutan dengan materi yang akan dijelaskan.
Terakhir setealah semua siswa berdiskusi kelompok barulah penulis
memberikan materi tentang cara belajar yang efektif. Materi ini dijelaskan
dalam bentuk slide Powerpoint.
38
Pada tahap ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan, respon
siswa terhadap materi juga baik selain itu partisipasi siswa dalam mengikuti
layanan sangat baik.
4.3.2. Respon Siswa Selama Layanan
Selama mengikuti layanan bimbingan kelompok, respon siswa
terhadap materi layanan sangat bervariasi. Hal ini bisa dilihat dari hasil
sebagai berikut:
1. Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2013
Pada tahap pertama ini, siswa sangat antusias dengan apa yang mereka
kerjakan. Dalam tahap pertama ini, penulis menggunakan games yang
berjudul “Menata Balok”. Dari kesembilan siswa yang mengikuti layanan,
partisipasi siswa secara keseluruhan berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan
kesembilan siswa tersebut berperan aktif dalam mengikuti layanan. Dilihat
dari aktifitas siswa, dalam tahap pertama ini, sudah berjalan baik meskipun
masih terdapat 2 orang siswa yang masih merasa malu dalam mengikutinya.
Untuk kelancaran dan suasana layanan berjalan baik. Hal ini dibuktikan
dengan suasana sangat hidup karena semua siswa sudah tahu akan tugasnya
di games pertama ini.
39
2. Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2013
Pada tahap kedua, penulis memberikan materi tentang Manajemen Waktu.
Pada tahap ini, penulis menggunakan games untuk melakukan layanan.
Games ini diberi nama “Manajemen Waktu”. Dari kesembilan siswa yang
mengikuti layanan, antusias mereka berjalan dengan sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan ketika penulis memberikan instruksi tentang games apa
yang akan mereka kerjakan, mereka dengan segera bisa mengikutinya.
Aktivitas mereka pun terbilang sangat baik dengan bukti mereka aktif akan
tugas mereka masing-masing. Partisipasi mereka dikatakan berjalan dengan
baik dengan bukti tidak seorang pun dari mereka yang tidak berangkat pada
saat penulis memberikan layanan pada tahap kedua ini. Untuk kelancaran
dalam layanan pada tahap kedua ini dikatakan berjalan baik, karena tidak ada
hambatan yang terjadi pada layanan kali ini. Dan untuk suasana layanan pada
tahap kedua berjalan dengan baik karena disini masing-masing siswa bisa
merasakan manfaat dan keuntungan yang bisa mereka ambil pada tahap kedua
ini.
3. Tahap ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2013
Pada tahap ketiga ini, penulis memberikan materi layanan tentang tips-tips
dalam meraih cita-cita. Penulis menggunakan games yang diberi nama
“Meraih Mimpi” pada tahap ketiga ini. Partisipasi siswa pada tahap ketiga ini
terbilang kurang baik karena masih ada 3 orang siswa yang tidak mengikuti
layanan. Antusiasme siswa pada tahap ketiga ini dikatakan sangat baik. Hal
40
ini terbukti dengan mereka bisa menjawab tentang setiap pertanyaan yang
penulis berikan. Untuk aktivitas siswa dikatakan berjalan dengan baik karena
semua berperan aktif dalam games yang diberikan oleh penulis. Untuk
suasana dan kelancaran layanan dinilai berjalan dengan baik dibuktikan
dengan suasana dalam permainan bisa hidup karena masing-masing siswa
mengikuti games dengan senang.
4. Tahap keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2013
Pada tahap keempat kali ini, penulis melakukan layanan dengan metode
games dan diskusi. Materi yang diberikan adalah tentang konsentrasi dalam
belajar. Dalam tahap keempat ini siswa sangat antusias dalam mengikuti
layanan. Karena games yang diberikan oleh penulis benar-benar sangat
melatih mereka dalam berkosentrasi. Masih banyak diantara siswa yang
belum bisa fokus ketika peneliti memberikan games kali ini. Di games kali
ini siswa benar-benar dilatih untuk konsentrasi terhadap instruksi yang
penulis berikan. Partisipasi siswa di tahap keempat ini berjalan dengan sangat
baik. Hal ini terbukti dengan kesembilan siswa semua mengikuti layanan.
Aktivitas siswa pun terbilang berjalan dengan baik karena semua siswa aktif
dalam mengikuti games. Untuk kelancaran layanan berjalan dengan baik
tanpa ada hambatan sedikit pun. Sedangkan untuk suasana layanan berjalan
dengan baik karena disini siswa bisa merasakan keadaan yang nyaman,
kondusif dan menyenangkan selama mengikuti layanan bimbingan kelompok
kali ini.
41
5. Tahap kelima dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2013
Pada tahap kelima ini, penulis memberikan materi tentang komitmen
dalam mengelola waktu belajar. Penulis memberikan materi dengan metode
pemberian informasi, diskusi dan tanya jawab. Siswa sangat antusias dalam
mengikuti layanan pada tahap kelima ini. Semua berpartisipasi dengan baik
pada tahap ini. Mereka juga sangat aktif ketika penulis memberikan
pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Sehingga hal ini berdampak
pada suasana layanan yang berjalan dengan kondusif, menyenangkan dan
tentunya berguna bagi mereka semua. Untuk kelancaran pada tahap kelima
ini bisa dikatakan baik meskipun mengalami sedikit gangguan akibat mati
lampu pada saat penulis memberikan materi dengan menggunakn
Powerpoint. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi kelancaran peneliti dalam
memberikan layanan.
6. Tahap keenam dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2013
Pada tahap keenam ini, penulis melakukan layanan dengan metode
pemberian informasi, diskusi, dan tanya jawab Materi yang diberikan adalah
tentang kiat mencapai keberhasilan dalam belajar. Dalam tahap keenam ini
antusias siswa dalam mengikuti layanan berjalan dengan baik. Terbukti
dengan mereka tertarik dengan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti.
Partisipasi siswa sangat baik karena semua siswa yang mengikuti layanan
hadir semua. Aktivitas siswa berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan
oleh penulis. Semua siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
42
oleh penulis. Suasana layanan berjalan dengan baik karena disini siswa bisa
merasakan keadaan yang nyaman, kondusif dan menyenangkan selama
mengikuti layanan bimbingan kelompok kali ini. Selain itu, pada tahap
keenam ini layanan berjalan lancar walaupun agak sedikit mengalami
masalah pada saat akan menggunakan LCD.
7. Tahap ketujuh dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013
Pada tahap ketujuh ini, penulis memberikan materi layanan tentang
ketekunan terhadap mata pelajaran. Materi ini diberikan dengan metode
games, diskusi dan tanya jawab. Penulis memberikan nama pada games kali
ini yaitu “Menyusun Puzzle”. Terlihat jelas pada tahap ini siswa sangat
antusias untuk mengikuti layanan. Karena mereka tertarik dengan games yang
diberikan oleh penulis. Mereka secara berkelompok diminta untuk menyusun
puzzle yang telah disediakan oleh penulis. Partisipasi siswa pada tahap ini
berjalan dengan baik. Mereka juga sangat aktif dalam mengikuti games ini.
Tidak ada satu pun dari mereka yang diam. Semua fokus akan tugas mereka.
Suasana layanan sangatlah hidup karena masing-masing siswa sangat senang
mengikuti games ini. Pada tahap ketujuh ini, penulis tidak menemukan
hambatan dan tantangan yang terjadi. Layanan berjalan dengan lancar sesuai
yang diharapkan.
8. Tahap kedelapan dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2013
Pada tahap kedelapan ini, penulis memberikan materi tentang cara belajar
yang efektif. Materi ini dilakukan dengan metode pemberian informasi,
43
diskusi dan tanya jawab. Siswa cukup antusias dalam mengikuti layanan kali
ini. Tetapi masih terdapat 2 orang dari mereka yang tidak antusias
dikarenakan ada yang sedang tidak enak badan dan juga ada yang beralasan
bosan terhadap materi yang diberikan. Walaupun terdapat 2 siswa yang
kurang antusias dalam mengikuti materi kali ini, tetapi aktivitas siswa bisa
dikatakan berjalan dengan baik karena mereka aktif terhadap pertanyaan yang
penulis berikan. Semua siswa berpartisipasi pada tahap kedelapan ini.
Suasana layanan pada tahap kedelapan ini dikatakan berjalan dengan baik
meskipun tidak begitu hidup pada tahapan sebelumnya. Semua berjalan lancar
pada tahap kedelapan ini karena tidak terjadi hambatan yang mengganggu
proses layanan.
4.3.3. Tes Akhir (Post test)
Tes akhir atau post test dilakukan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013 di
ruang kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Salatiga pada saat pulang sekolah kepada
17 siswa yang menjadi subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Tes akhir atau post test yang berupa skala motivasi belajar
dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 25 yang harus diisi oleh subjek
penelitian. Selanjutnya penulis mengolah data dan menganalisis hasil skala
sikap motivasi belajar yang diisi kelompok ekperimen dan kelompok kontrol
yang menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For
Window’s 16 Release.
44
4.4 Analisis Data
Sebelum penulis melakukan layanan bimbingan kelompok, terlebih dahulu
penulis melakukan pengukuran (pretest) terhadap 17 siswa di kelas XI IPS 2 SMA N
3 Salatiga. Di bawah ini data pretest motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan
kelompok control.
Tabel 4.1 Hasil Pretest Motivasi Belajar
pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Nama Skor Kategori Motivasi
Belajar
Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1 AS HR 58 59 1 1
2 AR IS 58 58 1 1
3 AA IT 58 55 1 1
4 AM LP 58 59 1 1
5 IP LA 57 59 1 1
6 KD RL 59 59 1 1
7 PP SS 58 59 1 1
8 WS SH 59 55 1 1
9 YR 59 1
Keterangan: Ek : Eksperimen
Ko: Kontrol
1 : Rendah
Dari tabel 4.1 bahwa ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dalam kelompok eksperimen terdapat 9 orang kelompok
eksperimen dan 8 orang kelompok kontrol. Selanjutnya penulis melakukan uji
45
homogenitas dari kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Di bawah ini merupakan tabel hasil uji
homogenitas dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.2 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 31.00
0
Wilcoxon W 76.00
0
Z -.521
Asymp. Sig. (2-
tailed) .602
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .673
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelas
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kelompok eksperimen 9 8.44 76.00
kelompok kontrol 8 9.62 77.00
Total 17
46
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa hasil uji homogenitas dari kelompok eksperimen
dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0.602>0.050. Sedangkan mean rank untuk
kelompok eksperimen adalah 8.44 dan mean rank untuk kelompok kontrol adalah
9,62. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau
homogen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga penulis dapat
melanjutkan penelitian
Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa penulis membuat rancang treatment
berupa layanan bimbingan kelompok kepada kelompok eksperimen yang akan
dilakukan selama delapan kali pertemuan, tetapi pada kelompok kontrol tidak
menerima treatment. Penyusunan tema atau topik dalam kegiatan layanan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa berdasarkan hasil skor-skor dan presentase pada
kelompok eksperimen.
Setelah dilakukan treatment pada kelompok eksperimen, ternyata terjadi
perubahan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil dari
pengolahan skala motivasi belajar pada saat post test pada 17 siswa kelas XI IPS 2
SMA Negeri 3 Salatiga dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perubahan Skor Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan
Sesudah Diberi Layanan Bimbingan Kelompok
No Nama Skor Kategori motivasi belajar
sesudah diberi layanan Pretest Posttest
1. AS 58 74 Sedang
47
2. AR 58 80 Tinggi
3. AA 58 57 Rendah
4. AM 58 69 Sedang
5. IP 57 61 Sedang
6. KD 59 68 Sedang
7. PP 58 73 Sedang
8. WS 59 81 Tinggi
9. YR 59 67 Sedang
Berdasarkan hasil tabel 4.3 terjadi perubahan skor pada kelompok
eksperimen. Perubahan skor pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi
layanan bimbingan kelompok setelah dilakukan post test. Sebanyak 2 siswa
berkategori tinggi, 6 siswa berkategori sedang, dan 1 siswa berkategori rendah.
Berikut ini tabel 4.4 merupakan perbandingan hasil post test pada kelompok
eksperimen dan kontrol :
Tabel. 4.4 Perbandingan Hasil Post test Pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
No Nama Skor Kategori Motivasi
Belajar
Eks Ko Eks Ko Eks Ko
1. AS HR 74 59 2 1
2. AR IS 80 68 3 2
48
3. AA IT 57 61 1 2
4. AM LP 69 59 2 1
5. IP LA 61 54 2 1
6. KD RL 68 61 2 2
7. PP SS 73 58 2 1
8. WS SH 81 54 3 1
9. YR 67 2
Keterangan: Ek : Eksperimen, Ko : Kontrol, 1 :Rendah, 2 : Sedang, 3 : Tinggi
Berdasar tabel. 4.4 terdapat perbandingan hasil post test motivasi belajar pada
kelompok eksperimen yaitu terdapat 2 siswa dengan kategori yang tinggi, 6 siswa
dengan kategori sedang dan 1 siswa dengan kategori yang rendah. Sedangkan pada
kelompok kontrol dengan post test motivasi belajar yaitu terdapat 3 siswa dengan
kategori sedang, dan 5 siswa dengan kategori rendah. Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat perubahan kategori motivasi belajar pada kelompok
eksperimen. Selanjunya peneliti melakukan post test kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sebagai berikut :
Tabel 4.5 Uji Mann Whitney Post test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kelompok
eksperimen 9 11.94 107.50
kelompok kontrol 8 5.69 45.50
Total 17
49
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 9.500
Wilcoxon W 45.50
0
Z -2.561
Asymp. Sig. (2-
tailed) .010
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)]
.008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelas
Dari hasil tabel 4.5 menunjukan bahwa post test kelompok eksperimen dan
kontrol dengan menggunakan Mann Whitney menghasilkan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,010<0,050 dengan mean rank post test pada kelompok eksperimen adalah
11,94 sedangkan mean rank post test pada kelompok kontrol adalah 5,69. Dari hasil
post test motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta terjadi peningkatan motivasi
belajar pada kelompok eksperimen.
4.5 Uji Hipotesis
Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan
layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang
rendah pada siswa XI IPS 2 di SMA Negeri 3 Salatiga. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan teknik Mann Whitney bahwa hasil post test antara kelompok
50
eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed)
0,010<0,050.
Selanjutnya hasil post test pada mean rank kelompok eksperimen dan kontrol
yaitu 11,94>5.69, bahwa nilai mean rank kelompok eksperimen lebih besar dari nilai
mean rank kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan diterima.
4.6 Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis bahwa layanan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Salatiga. Hal ini
bisa dilihat pada respon siswa yang terjadi selama mengikuti layanan bimbingan
kelompok. Dari tahap pertama sampai tahap kedelapan penulis melakukan layanan,
banyak dari siswa sangat antusias untuk mengikuti layanan. Partisipasi mereka pun
dalam mengikuti layanan bisa dikatakan berjalan dengan baik. Mereka juga aktif
dalam mengikuti layanan terbukti dengan apabila penulis memberikan pertanyaan
mereka selalu bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan baik. Untuk kelancaran
dalam memberikan layanan dinilai sudah berjalan maksimal meskipun ada sedikit
hambatan pada saat menjelaskan dengan Powerpoint yaitu pada tahap kelima
mengalami sedikit gangguan akibat mati lampu. Dan juga pada tahap keenam agak
sedikit mengalami masalah pada saat akan menggunakan LCD. Meskipun demikian
hal tersebut tidak menjadi hambatan/penghalang bagi penulis untuk terus
51
melanjutkan memberikan materi. Sedangkan untuk suasana layanan dikatakan
berjalan dengan baik karena dari tahap pertama sampai tahap kedelapan, siswa
merasakan suasana yang nyaman, kondusif dan menyenangkan.
Menurut Romlah (2001) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan
yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok
ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan
potensi siswa. Layanan bimbingan kelompok yang penulis berikan kepada kelompok
eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3
Salatiga dengan kesesuaian aspek-aspek motivasi belajar yaitu tanggung jawab,
ketekunan terhadap tugas, waktu penyelesaian tugas, dan tujuan yang realistis.
Materi yang penulis berikan yaitu dalam satuan layanan (satlan) bimbingan
kelompok yang disesuaikan dengan tema. Tema-tema tersebut adalah tanggung jawab
dalam belajar, manajemen waktu, tips-tips meraih cita-cita, konsentrasi dalam belajar,
komitmen dalam mengelola waktu belajar, kiat mencapai keberhasilan dalam belajar,
ketekunan terhadap mata pelajaran, dan cara belajar yang efektif. Tempat dan waktu
pelaksanan pemberian layanan bimbingan kelompok kepada kelompok eksperimen
yaitu di lapangan sekolah, ruang kelas dan dilakukan ketika jam BK dan sebagian
dilakukan setelah pulang sekolah sesuai dengan kesepakatan yang penulis lakukan
dengan kelompok eksperimen. Walaupun pemberian layanan bimbingan kelompok
ada yang dilakukan sepulang sekolah, tetapi kelompok eksperimen melakukannya
dengan senang, antusias, respon dan berpartisipasi dengan baik. Kelompok
eksperimen terdiri dari 9 siswa dari kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Salatiga yang
52
memiliki kategori motivasi belajar yang rendah. Dengan diberinya layanan
bimbingan kelompok dan hasil post test, kesembilan siswa atau kelompok
eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
Hasil skor pretest dan post test pada kelompok eksperimen banyak yang
mengalami peningkatan, yaitu 2 siswa mengalami peningkatan dari yang memiliki
kategori rendah dapat meningkat menjadi kategori tinggi, 6 siswa mengalami
peningkatan dari kategori rendah dapat meningkat menjadi kategori sedang. Akan
tetapi, masih terdapat kelemahan dalam penelitian ini, yaitu masih ada 1 siswa yang
tetap berada pada kategori rendah.
Hasil temuan dapat dijelaskan bahwa penggunaan layanan bimbingan
kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3
Salatiga sejalan dengan Riza Anastasia yang membuktikan bahwa layanan bimbingan
kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas XI
SMA AL-MUAYYAD Surakarta. Penelitian ini dikatakan sejalan dengan hasil
penelitian Riza Anastasia karena terdapat kesamaan hasil penelitian dan teknik
pengambilan sampling. Menurut Hays (dalam Azwar, 2012) hasil penelitian
dikatakan signifikan atau tidak tergantung antara lain dari pengambilan sampel dan
variabilitas data. Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian Riza
Anastasia yaitu sama-sama menggunakan teknik pengambilan sampling dengan
teknik purposive sampling dengan kriteria yang sama dalam mengambil subjek
penelitian yaitu dengan menggunakan siswa kelas XI yang memiliki kategori rendah
pada motivasi belajar.
Top Related