BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam hal ini adalah 29 SKPD sebagaimana yang
diamanatkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 6 tahun 2003 tentang
pembentukan Kabupaten Pohuwato yang disahkan melalui sidang paripurna
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tanggal 25 februari 2003. Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah
daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam rangka
menyelenggarakan pemerintahan daerah. Dalam satuan kerja terdapat rencana
kerja anggaran yaitu Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah, selanjutnya disebut RKA-SKPD. RAK-SKPD adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
Daerah dan rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan
dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya.
4.1.2 Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah kepala dinas, kepala
bagian, dan kepela sub bagian atau kepala seksi. Data penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disebarkan Langsung. Jumlah responden
yang menjadi subjek penelitian sebanyak 173 responden yang tersebar di 29
SKPD. Dari 173 kuisioner yang disebarkan ada 75 buah yang tidak kembali,
pengisian data pribadi dan jawaban tidak lengkap sebanyak 11 buah, yang diisi
lengkap dan dapat diolah sebanyak 87 buah. Data demografi responden dalam
tabel di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi
responden yang ditemukan di lapangan. Tabel berisi informasi yang disajikan,
antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
Tabel 7: Demografi Responden
Keterangan Jumlah (Orang) Persentase
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
44 orang
43 orang
50,57 %
49,43 %
Usia
1. < 30 tahun
2. 30 – 40 tahun
3. 40 – 50 tahun
4. > 50 tahun
12 orang
43 orang
21 orang
11 orang
13,79 %
49,43 %
24,14 %
12,64 %
Tingkat Pendidikan
1. SMA
2. Diploma
3. Sarjana (S1)
4. Magister (S2)
5. Lainnya
2 orang
10 orang
71 orang
4 orang
0
2,30 %
11,49 %
81,61 %
4,60 %
0,00 %
Masa Kerja
1. 1-2 tahun
2. 2-4 tahun
3. 4-6 tahun
4. 6-10 tahun
5. > 10 tahun
0
10 orang
20 orang
30 orang
27 orang
0,00 %
11,49 %
22,99 %
34,48 %
31,03 %
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Berdasarkan jenis kelamin responden terdiri 50,57% laki-laki dan 49,43%
perempuan, dilihat dari usia responden dapat diketahui bahwa yang berusia
kurang dari 30 tahun adalah 13,79%, usia 30 sampai 40 tahun 49,43%, usia 40
sampai 50 tahun 24,14% dan yang berusia diatas 50 tahun 12,64%. Dari tingkat
pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan SMA
yaitu sebanyak 2,30%, Diploma sebesar 11,49%, kemudian mereka yang
berpendidikan S1 sebanyak 81,61%, S2 sebanyak 4,60%. Selanjutnya responden
dikelompokkan berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa masa kerja lebih dari 10
tahun adalah sebanyak 31,03%, yang memiliki masa kerja 6-10 tahun sebanyak
34,48%, yang memiliki masa kerja 4-6 tahun 22,99% dan yang memiliki masa
kerja 2-4 tahun sebesar 11,49%.
4.2 Analisa Deskriptif Jawaban Responden
Setiap variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang mempunyai skor
terendah sama dengan 1 dan skor tertinggi sama dengan 5. Deskripsi jawaban
responden untuk masing-masing variabel diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Analisa Deskriptif Variabel X
Untuk mengukur persepsi responden mengenai partisipasi penyusunan
anggaran dalam penelitian ini digunakan enam buah pertanyaan tertutup dengan
skor jawaban terendah sama dengan 1 dan skor tertinggi sama dengan 5. Hasil
analisis jawaban responden terhadap ke-enam pertanyaan tersebut dirangkum
dalam tabel berikut ini:
Tabel 8:
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel X
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari enam pertanyaan yang
digunakan, secara rata-rata mempunyai skor persentase sebesar 84,79 %. Artinya
secara keseluruhan, mayoritas responden menilai bahwa partisipasi penyusunan
anggaran di lingkungan pemerintah Kabupaten Pohuwato telah berjalan baik.
Dengan kata lain responden merasa bahwa selama ini proses penganggaran di
lingkungan Kabupaten Pohuwato telah mengakomodir seluruh kepentingan yang
ada di setiap SKPD.
Jika dilihat dari sebaran jawaban responden untuk setiap pertanyaan, maka
pertanyaan yang mempunyai skor pencapaian tertinggi yakni pertanyaan nomor 1
mengenai keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran dengan skor sebesar
86,67%. Pertanyaan selanjutnya yang mencapai skor tertinggi adalah pertanyaan
nomor 5 mengenai saat menetapkan program dengan skor sebesar 86,44%.
Pertanyaan nomor 4 yaitu keterlibatan bawahan dengan skor sebesar 86,21%.
Pertanyaan nomor 3 yaitu informasi bawahan dalam pelaksanaan anggaran dengan
skor sebesar 83,45% dan pertanyaan nomor 2 yaitu memberi kesempatan bawahan
untuk ikut dalam penyusunan anggaran SKPD dengan skor sebesar 83,45%.
f x f x f x f x f x f x
1 2 2 0 0 5 15 40 160 40 200 87 377 4.33 Baik 435 86.67
2 2 2 3 6 6 18 43 172 33 165 87 363 4.17 Baik 435 83.45
3 2 2 2 4 6 18 46 184 31 155 87 363 4.17 Baik 435 83.45
4 1 1 1 2 8 24 37 148 40 200 87 375 4.31 Baik 435 86.21
5 0 0 2 4 12 36 29 116 44 220 87 376 4.32 Baik 435 86.44
6 2 2 2 4 11 33 40 160 32 160 87 359 4.13 Baik 435 82.53
522 2213 4.24 Baik 2610 84.79
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
Total Variabel
KriteriaSkor
Ideal%1 2 3 4 5Variabel Item
Alternatif JawabanJumlah Mean
Item
Adapun pertanyaan yang mempunyai skor terendah adalah pertanyaan nomor 6
mengenai kontribusi bawahan terhadap anggaran SKPD dengan persentase skor
sebesar 82,53%.
1.2.2 Analisa Deskriptif Variabel Y
Untuk mengukur persepsi responden mengenai kinerja aparat di
lingkungan pemerintah Kabupaten Pohuwato digunakan tujuh buah pertanyaan
tertutup dengan skor jawaban terendah sama dengan 1 dan skor tertinggi sama
dengan 5. Hasil analisis jawaban responden terhadap ke-tujuh pertanyaan tersebut
dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 9:
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Y
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari tujuh pertanyaan yang
digunakan, secara rata-rata mempunyai skor persentase sebesar 89,10%. Artinya
secara keseluruhan, mayoritas responden menilai bahwa kinerja aparat pemerintah
di lingkungan pemerintah Kabupaten Pohuwato sudah baik. Dengan kata lain
responden merasa bahwa selama ini kinerja pegawai di lingkungan Kabupaten
Pohuwato dalam melaksanakan pekerjaannya sudah baik.
f x f x f x f x f x f x
1 0 0 2 4 6 18 16 64 63 315 87 401 4.61 Baik 435 92.18
2 0 0 0 0 8 24 23 92 56 280 87 396 4.55 Baik 435 91.03
3 0 0 0 0 2 6 26 104 59 295 87 405 4.66 Baik 435 93.10
4 1 1 0 0 8 24 18 72 60 300 87 397 4.56 Baik 435 91.26
5 0 0 0 0 6 18 14 56 67 335 87 409 4.70 Baik 435 94.02
6 0 0 1 2 4 12 29 116 53 265 87 395 4.54 Baik 435 90.80
7 2 2 11 22 30 90 24 96 20 100 87 310 3.56 Cukup Baik 435 71.26
609 2713 4.45 Baik 3045 89.10
Kinerja
Aparat
Pemerintah
Total Variabel
Jumlah Mean
ItemKriteria
Skor
Ideal%Variabel Item
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
Jika dilihat dari sebaran jawaban responden untuk setiap pertanyaan, maka
pertanyaan yang mempunyai skor pencapaian tertinggi yakni pertanyaan nomor 5
mengenai penyelesaian laporan keuangan SKPD dengan skor sebesar 94,02%.
Pertanyaan selanjutnya yang mencapai skor tertinggi adalah pertanyaan nomor 3
mengenai proses penatausahaan keuangan SKPD dengan skor sebesar 93,10%.
Selanjutnya pertanyaan nomor 1 mengenai anggaran SKPD disusun dengan skor
sebesar 92,18%. Pertanyaan nomor 4 mengenai laporan pertanggungjawaban
diserahkan tepat waktu dengan skor sebesar 91,26%. Pertanyaan nomor 2
mengenai program dan kegiatan SKPD dengan skor sebesar 91,03%. Pertanyaan
nomor 6 mengenai mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan anak buah
dengan skor sebesar 90,80%. Adapun pertanyaan yang mempunyai skor terendah
adalah pertanyaan nomor 7 mengenai menempatkan, mempromosikan, dan
memutasi pegawai dengan persentase skor yang hanya sebesar 71,26%.
1.2.3 Analisa Deskriptif Variabel Z
Untuk mengukur persepsi responden mengenai kepuasan kerja pegawai di
lingkungan pemerintah Kabupaten Pohuwato digunakan enam buah pertanyaan
tertutup dengan skor jawaban terendah sama dengan 1 dan skor tertinggi sama
dengan 5. Hasil analisis jawaban responden terhadap ke-enam pertanyaan tersebut
dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 10:
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel X
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari enam pertanyaan yang
digunakan, secara rata-rata mempunyai skor persentase sebesar 80,57%. Artinya
secara keseluruhan, mayoritas responden menilai bahwa kepuasan kerja pegawai
yang berada di lingkungan pemerintah Kabupaten Pohuwato sudah baik. Dengan
kata lain responden merasa bahwa pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten
Pohuwato telah merasa puas dengan kondisi pekerjaannya saat ini.
Jika dilihat dari sebaran jawaban responden untuk setiap pertanyaan, maka
pertanyaan yang mempunyai skor pencapaian tertinggi yakni pertanyaan nomor 4
mengenai kerja sama dengan skor sebesar 93,33%. Pertanyaan selanjutnya yang
mencapai skor tertinggi adalah pertanyaan nomor 3 mengenai gaji yang diterima
dengan skor sebesar 82,53%. Selanjutnya pertanyaan nomor 1 mengenai
kebebasan memanfaatkan waktu luang dengan skor sekitar 80,69%. Pertanyaan
nomor 6 mengenai perasaan pekerja terhadap prestasinya dengan skor 80,00%.
Pertanyaan nomor 5 mengenai penghargaan terhadap prestasi dengan skor sebesar
78,62%. Adapun pertanyaan yang mempunyai skor terendah adalah pertanyaan
f x f x f x f x f x f x
1 1 1 2 4 20 60 34 136 30 150 87 351 4.03 Puas 435 80.69
2 0 0 14 28 30 90 36 144 7 35 87 297 3.41 Cukup Puas 435 68.28
3 2 2 1 2 18 54 29 116 37 185 87 359 4.13 Puas 435 82.53
4 0 0 0 0 2 6 25 100 60 300 87 406 4.67 Puas 435 93.33
5 3 3 6 12 17 51 29 116 32 160 87 342 3.93 Puas 435 78.62
6 1 1 3 6 23 69 28 112 32 160 87 348 4.00 Puas 435 80.00
522 2103 4.03 Puas 2610 80.57Total Variabel
Kepuasan
Kerja
Jumlah Mean
ItemKriteria
Skor
Ideal%Variabel Item
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
nomor 2 mengenai kebebasan berganti-ganti pekerjaan dari waktu ke waktu
dengan persentase skor yang hanya sebesar 68,28%.
4.3 Uji Kualitas Instrumen
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai intrumen pengumpulan
data, sehingga instrumen ini harus di uji validitas (keabsahan) dan realibilitas
(kehandalan). Oleh karena itu untuk meyakinkan akan kualitas data yang akan
diolah, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya sebagai berikut:
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa
yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkat validitas
kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan
koefisien korelasi pearson. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur
variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau
sama dengan 0,3 (Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 1997: hal. 158).
Untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran digunakan 6
pertanyaan. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk 6 pertanyaan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 11:
Hasil Uji Validitas Variabel X (Partisipasi Penyusunan Anggaran)
Pertanyaan Koefisien
Validitas r-kritis Keterangan
Item 1 0.724
0.3
Valid
Item 2 0.525 Valid
Item 3 0.771 Valid
Item 4 0.802 Valid
Item 5 0.835 Valid
Item 6 0.505 Valid
Koefisien
Reliabilitas 0.7787 0.6 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Hasil pengujian diatas memperlihatkan nilai korelasi untuk seluruh
pertanyaan semuanya diatas 0.3. Ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran telah
dipahami dan mampu secara tepat mengukur partisipasi penyusunan anggaran.
Adapun nilai koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan koefisien
Alpha Cronbach’s untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran sebesar
0.7787. Nilai ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.6. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran menunjukkan pengukuran
yang konsisten untuk seluruh respondennya.
Untuk mengukur variabel kinerja aparat pemerintah anggaran digunakan 7
pertanyaan. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk 7 pertanyaan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 12:
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Aparat Pemerintah)
Pertanyaan Koefisien
Validitas r-kritis Keterangan
Item 1 0.817
0.3
Valid
Item 2 0.823 Valid
Item 3 0.787 Valid
Item 4 0.784 Valid
Item 5 0.836 Valid
Item 6 0.552 Valid
Item 7 0.484 Valid
Koefisien
Reliabilitas 0.8238 0.6 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Hasil pengujian diatas memperlihatkan nilai korelasi untuk seluruh
pertanyaan semuanya diatas 0.3. Ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel kinerja aparat pemerintah telah dipahami dan
mampu secara tepat mengukur kinerja aparat pemerintah. Adapun nilai koefisien
reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach’s untuk
variabel kinerja aparat pemerintah sebesar 0.8238. Nilai ini lebih besar dari nilai
patokan yakni sebesar 0.6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja aparat pemerintah
menunjukkan pengukuran yang konsisten untuk seluruh respondennya.
Untuk mengukur variabel kepuasan kerja digunakan 6 pertanyaan. Hasil
pengujian validitas dan reliabilitas untuk 6 pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 13:
Hasil Uji Validitas Variabel Z (Kepuasan Kerja)
Pertanyaan Koefisien
Validitas r-kritis Keterangan
Item 1 0.742
0.3
Valid
Item 2 0.384 Valid
Item 3 0.403 Valid
Item 4 0.604 Valid
Item 5 0.734 Valid
Item 6 0.732 Valid
Koefisien
Reliabilitas 0.6377 0.6 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data 2012
Hasil pengujian diatas memperlihatkan nilai korelasi untuk seluruh
pertanyaan semuanya diatas 0.3. Ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel kepuasan kerja telah dipahami dan mampu
secara tepat mengukur kepuasan kerja. Adapun nilai koefisien reliabilitas yang
dihitung dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach’s untuk variabel
kepuasan kerja sebesar 0.6377. Nilai ini lebih besar dari nilai patokan yakni
sebesar 0.6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan pertanyaan
yang digunakan untuk mengukur variabel kepuasan kerja menunjukkan
pengukuran yang konsisten untuk seluruh respondennya.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPPS versi 16 dan Ms. Exel 2007, hasil perhitungan tiap
variabel selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsitenan pengukuran
dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu
variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur
jika koefisien reliabilitasnya minimal 0,5 atau 0,6 (Nunnaly dalam Fandy
Tjiptono, Marketing Scale, hal 19: 2004).
Tabel 14: Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Keterangan
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X) 0.7787 Reliabel
Kinerja Aparat Pemerintah (Y) 0.8238 Reliabel
Kepuasan Kerja (Z) 0.6377 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data 2012
1.3.3 Konversi Data
Data mengenai variabel-variabel penelitian yang terkumpul melalui
kuesioner adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat untuk dapat
digunakan statistika infaerensial (analisis jalur) sebagai analisis utama dalam
penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Sebelum
dilakukan analisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan selanjutnya
dijadikan data interval melalui method successive intervals (MSI).
Hasil MSI untuk setiap item pertanyaan dalam penelitian ini selengkapnya
dapat dilihat dalam lampiran 4. Untuk memudahkan dalam melakukan
transformasi data ordinal ke interval digunakan bantuan Program Aplikasi MSI
dengan Ms. Exel 2007.
4.4 Pengujian Asumsi Normalitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi
linear baik sederhana maupun berganda adalah data variable dependen (terikat)
harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah
lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan
pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data variabel dependen berdistribusi normal
H1 : Data variabel dependen tidak berdistribusi normal
: 5%
Hasil pengujian normalitas untuk variabel dependen (Partisipasi
Penyusunan Anggaran) adalah sebagai berikut:
Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai kolmogorov smirnov
sebesar 1.530 dan nilai signifikansi 0.018. Karena nilai signifikansi ini lebih kecil
dari 0.05 maka Ho ditolak atau dengan kata lain data variabel kinerja aparat
pemerintah belum berdistribusi normal. Namun jika mempertimbangkan jumlah
responden yang cukup banyak (> 30) maka dapat dianggap populasi telah
mendekati normal. Ini didasarkan pada teori limit pusat yang menyatakan bahwa
distribusi apapun jika N cenderung besar maka distribusi tersebut akan mendekati
distribusi normal.
4.5 Pengujian Hipotesis
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
87
23.0623
3.77569
.164
.121
-.164
1.530
.018
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kinerja Aparat
Pemerintah
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
Data penelitian dinaikan skala ukuranya menjadi skala interval, maka
tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan
pendekatan analsis regresi sederhana. Model jalur dalam penelitian ini adalah
untuk menguji pengaruh variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran (X) terhadap
variabel Kinerja Aparat Pemerintah (Y) secara simultan.
Perhitungan dalam penelitian ini, terlebih dahulu dihitung koefisien
korelasi dengan menggunakan bantuan SPSS 16 pada lampiran 7. Berdasarkan
kerangka pemikiran dan pedoman/langkah-langkah dalam menguji hipotesis
dengan menggunakan uji analisis regresi sederhana dan uji Moderating
Regression Analysis (MRA).
4.6 Hasil Analisis MRA (Moderating Regression Analysis)
Setelah diketahui bahwa variabel kepuasan kerja merupakan quasi
moderator maka persamaan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:
0 1
0 1 2 3
Y X
Y X Z XZ
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS untuk setiap model regresi
adalah sebagai berikut:
1. Model Regresi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Aparat
Dari hasil analisis regresi diatas dapat dibentuk model regresi pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah sebagai
berikut:
16.014 0.344Y X
Dari model tersebut dapat dikatakan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja aparat pemerintah.
Ini terlihat dari koefisien regresi yang positif. Setiap kenaikan variabel partisipasi
penyusunan anggaran sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja aparat
pemerintah sebesar 0.344 satuan.
Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : 0 (tidak terdapat pengaruh yang signfikan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah)
H1 : 0 (terdapat pengaruh yang signfikan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah)
Berdasarkan pengujian sebelumnya dengan menggunakan SPSS diketahui
nilai t-hitung untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah sebesar
Coefficientsa
16.014 1.947 8.225
.344 .093 3.690
(Constant)
Part isipasi Penyusunan
Anggaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
t
Dependent Variable: Kinerja Aparat Pemerintaha.
3.690. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas
sebesar n-k-1 = 87-1-1=85 adalah sebesar 1.988. Karena nilai t-hitung yang
diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah. Semakin baik
partisipasi penyusunan anggaran maka kinerja aparat pemerintah akan semakin
baik pula.
Besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi dengan rumus :
KD = r2 x 100%
Perhitungan nilai koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS adalah
sebagai berikut:
Dari hasil diatas diperoleh nilai koefisien korelasi antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah sebesar 0.372, sehingga
koefisien determinasi adalah sebesar (0,372)2 = 0,1384. Artinya sebesar 13,84%
perubahan kinerja aparat pemerintah dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan
anggaran sedangkan sisanya sebesar 86,16% dipengaruhi oleh variabel lain.
Correlations
1 .372**
.000
87 87
.372** 1
.000
87 87
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Part isipasi Peny usunan
Anggaran
Kinerja Aparat
Pemerintah
Part isipasi
Peny usunan
Anggaran
Kinerja Aparat
Pemerintah
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
2. Model MRA Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Aparat
Untuk melihat apakah variabel kepuasan kerja mampu memperkuat atau
memperlemah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah digunakan analisis MRA (Moderating Regression Analysis).
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil diatas, maka model MRA yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
3.390 0.577 1.276 0.026Y X Z XZ
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa variabel partisipasi penyusunan
anggaran dan kepuasan kerja memiliki koefisien regresi yang positif. Artinya
semakin baik partisipasi penyusunan anggaran maka kinerja aparat pemerintah
yang dihasilkan akan semakin baik pula. Demikian juga dengan kepuasan kerja
pegawai. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka kinerja aparat pemerintah
juga akan semakin meningkat.
Coefficientsa
-3.390 5.961 -.569
.577 .284 2.031
1.276 .340 3.756
-.026 .016 -1.636
(Constant)
Part isipasi Penyusunan
Anggaran
Kepuasan Kerja
Interaksi Antara
Part isipasi Penyusunan
Anggaran dan
Kepuasan Kerja
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
t
Dependent Variable: Kinerja Aparat Pemerintaha.
Adapun variabel interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan
kepuasan kerja justru mempelihatkan koefisien regresi yang negatif. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa walaupun kepuasan kerja secara sendiri mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja aparat, namun jika dihubungkan dengan
partisipasi penyusunan anggaran variabel kepuasan kerja justru mengurangi
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat.
Setelah diperoleh model regresi, selanjutnya dilakukan pengujian model
regresi yang diperoleh secara keseluruhan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat satupun koefisien regresi yang signifikan (model
yang diperoleh tidak sesuai)
H1 : terdapat minimal satu koefisien regresi yang signfikan (model
yang diperoleh signifikan)
Pengujian secara keseluruhan untuk model MRA diatas adalah sebagai
berikut:
Hasil pengujian diatas menunjukkan nilai F-hitung sebesar 31.994.
Sedangkan nilai F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas sebesar
(3 : 83) adalah sebesar 2.715. Karena nilai F-hitung yang diperoleh lebih besar
dari nilai F-tabel maka Ho ditolak. Artinya secara keseluruhan model telah
signifikan.
Setelah diketahui bahwa model regresi yang dihasilkan telah signifikan
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian secara parsial dari masing-
masing variabel dalam model. Untuk keperluan ini dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji parsial dengan menggunakan nilai t-hitung.
Berdasarkan output sebelumnya diperoleh nilai t-hitung untuk variabel
partisipasi penyusunan anggaran adalah sebesar 2.031, variabel kepuasan kerja
sebesar 3.756 dan interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan
kerja sebesar -1.636. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan
derajat bebas sebesar n-k-1 = 87-3-1=83 adalah sebesar 1.989.
Jika dibandingkan antara nilai t-hitung yang diperoleh masing-masing
variabel maka hanya variabel partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja
yang mempunyai nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah. Adapun variabel interaksi antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan kerja memiliki nilai t-hitung yang
lebih kecil dari t-tabel sehingga Ho diterima. Dengan kata lain walaupun kepuasan
kerja mempengaruhi interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja aparat namun pengaruhnya tidak signifikan.
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam analisis MRA adalah melihat
perubahan pengaruh yang diakibatkan adanya penambahan variabel dalam model
regresi. Nilai koefisien determinasi dari model regresi MRA yang diperoleh
dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Dari hasil diatas terlihat nilai koefisien determinasi untuk model regresi
MRA adalah sebesar 0,536. Nilai ini mengindikasikan sebesar 53,6% variasi dari
kinerja aparat pemerintah dapat dijelaskan oleh seluruh variabel dalam model
(partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja serta interaksi antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kepuasan kerja).
Jika dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi model pertama yang
hanya sebesar 13,84% maka dapat disimpulkan bahwa penambahan variabel
kepuasan kerja dan interaksinya dengan partisipasi penyusunan anggaran mampu
meningkatkan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari partisipasi penyusunan anggaran
terhadap peningkatan kinerja aparat pemerintah. Semakin baik pertisipasi
penyusunan anggaran maka kinerja aparat pemerintah di lingkungan Kabupaten
Pohuwato akan semakin baik pula. Hal ini terjadi karena perlibatan dan partisipasi
Model Summary
.732a .536 .520 2.61722
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Interaksi Antara Partisipasi
Peny usunan Anggaran dan Kepuasan Kerja,
Kepuasan Kerja, Part isipasi Peny usunan Anggaran
a.
SKPD dalam menyusun anggaran dinilai dapat meningkatkan kinerja aparat
pemerintah daerah. Partisipasi penyusunan anggaran ini diperlukan agar anggaran
yang dibuat sesuai dengan realita yang ada di lapangan. Hal ini karena pelibatan
SKPD dalam penyusunan anggaran dapat mengakomodir tujuan yang diinginkan
oleh masing-masing SKPD. Dengan diakomodirnya tujuan dari masing-masing
SKPD dengan sendirinya akan dapat meningkatkan kinerja dari SKPD tersebut.
Disisi lain, kepuasan kerja juga mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja aparat pemerintah. Semakin puas seorang pegawai dalam hal
pekerjaannya maka pegawai tersebut akan semakin termotivasi untuk bekerja
lebih baik. Namun jika dikaitkan dengan patisipasi penyusunan anggaran maka
kepuasan kerja justru berpengaruh negatif terhadap kinerja aparat. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh banyak hal diantaranya ketidakpuasan pegawai mengenai
mekanisme dalam partisipasi penyusunan anggaran yang selama ini diterapkan
sehingga pegawai kecewa yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja aparat
pemerintah.
Untuk mengurangi kekecewaan pegawai dalam hal sistem partisipasi
penyusunan anggaran perlu dilakukan pembenahan terhadap sistem yang selama
ini digunakan. Karena terbukti mekanisme partisipasi penyusunan anggaran belum
mampu memuaskan pegawai berdasarkan undang-undang tidak dilibatkan
akualisasi (faktor psikologi manusia). Ketidak puasan ini bisa diakibatkan belum
transparansinya mekanisme penyusunan anggaran, kurangnya pelibatan karyawan
terutama karyawan yang bekerja sebagai staf dan kurangnya sosialisasi mengenai
penetapan anggaran.
Top Related