53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri 5
Sindurejo Kecamatan Toroh Semester II Tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa
15 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa sumber
belajar yang digunakan hanya satu sumber buku sehingga siswa kurang
mengeksplorasi pengetahuannya, serta penggunaan model dan media
pembelajaran yang masih kurang inovatif menyebabkan siswa kurang tertarik
memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak
pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Selain itu siswa belum terbiasa
bekerjasama dalam kelompok dan malu-malu saat bertanya. Data hasil perolehan
nilai hasil belajar sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam tabel 11 berikut ini.
Tabel 11
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum Tindakan
No Ketuntasan
Belajar
(KKM = 70)
Jumlah Siswa
Jumlah Presentse
(%)
1 Tidak Tuntas 10 66,67
2 Tuntas 5 33,33
Jumlah 15 100
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan yang mendapatkan nilai
di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa atau 33,33%,
sedangkan yang masih di bawah ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau
dengan presentase sebesar 66,67%. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa
dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.
54
33,33%
66,66 %
Gambar 3 Diagram Hasil Belajar Sebelum Tindakan
Dengan melihat gambar 3 tentang diagram ketuntasan hasil belajar,
diketahui bahwa sebanyak 66,66% siswa belum tuntas dan sisanya sebesar
33,33% sudah tuntas nilainya. Rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 SD N 5
Sindurejo disebabkan guru masih menggunakan satu sumber buku sebagai buku
panduan, model pembelajaran yang digunakan kurang inovatif serta kurang
menggunakan media yang mampu menarik perhatian siswa. Data hasil observasi
kegiatan diskusi siswa sebelum tindakan dapat dilihat dalam tabel 12 berikut ini.
Tabel 12
Kemampuan Diskusi Sebelum Tindakan
No Aspek Jumlah skor Persentase
%
1 Keberanian 23 7,6
2 Kelancaran bahasa 23 7,6
3 Kejelasan ucapan 23 7,6
4 Penguasaan masalah 20 6,6
5 Pendapat 22 7,3
Jumlah 108 36,7
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa kemampuan diskusi siswa masih perlu
ditingkatkan. Hal tersebut dikarenakan jumlah skor yang diperoleh yaitu 108 dari
skor maksimal sebsesar 300. Sehingga kemampuan diskusi siswa baru mencapai
36% dari kemampuan yang diharapkan sebesar 80%. Persentase kemampuan
diskusi siswa dapat dilihat dalam gambar 4 berikut ini.
55
36%
64%
Gambar 4 Diagram Kemampuan Diskusi
Sebelum Tindakan
Dengan melihat gambar 4 tentang kemampuan diskusi siswa sebelum
tindakan, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam berdiskusi baru
mencapai 36% sehingga masuk ke dalam kategori kurang. Sedangkan
ketidakmampuan berdiskusi siswa mencapai persentasi yang cukup tinggi yaitu
64% sehingga perlu diturunkan agar kemampuan diskusi siswa meningkat. Data
hasil observasi keberanian bertanya siswa sebelum tindakan dapat dilihat dalam
tabel 13 berikut ini.
Tabel 13
Tabel Keberanian Bertanya Siswa Sebelum Tindakan
No Aspek Jumlah
Pertanyaan
Skor Persentase
(%)
1 Pertanyaan menggunakan
bahasa yang sederhana
3 3 5
2 Pertanyaan mudah
dipahami
3 5
3 Pertanyaan relevan dengan
materi
3 5
4 Siswa bertanya dengan
percaya diri
3 5
Jumlah 12 20
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa terdapat 3 siswa yang berani bertanya
dari 15 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga persentase siswa
yang berani bertanya yaitu 20% dari seluruh siswa. Dari ketiga siswa yang
bertanya diperoleh skor sebesar 12 dari skor maksimal sebesar 60, sehingga
56
persentase keberanian bertanya siswa sebesar 20%. Persentase keberanian
bertanya siswa dapat dilihat dalam gambar 5 berikut ini.
20%
80%
Gambar 5 Diagram Keberanian Bertanya
Sebelum Tindakan
Dengan melihat gambar 5 dapat diketahui persentase siswa yang berani
bertanya sebesar 20%, sedangkan sisanya sebesar 80% siswa tidak berani
bertanya. Maka dari itu, keberanian bertanya siswa perlu ditingkatkan dengan
tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Praktek pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar
“menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan” dan “menjelaskan
hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan” dilakukan
dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan
evaluasi dengan rincian berikut ini.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Pertemuan I
Dalam siklus I pertemuan I kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan
perangkat pembelajaran terkait mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar
menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, dan materi
tentang pengertian sumber daya alam, macam-macam sumber daya alam dan
contohnya. Selain itu menyiapkan pula media yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu video tentang macam-macam sumber daya alam yang terkait
dengan materi pembelajaran. Kemudian menyiapkan lembar permasalahan bagi
57
siswa, lembar observasi proses pembelajaran, proses diskusi, dan lembar
observasi keberanian bertanya siswa. Dalam kegiatan pembelajaran Problem
Based Learning berbantuan video guru mengkondisikan kelas menjadi aktif,
kreatif dan menyenangkan dengan menampilkan video pembelajaran tentang
jenis-jenis sumber daya alam, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok-
kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran dalam proses pengumpulan
data dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.
Pertemuan II
Dalam kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini dilakukan
penyempurnaan kekurangan yang terdapat pada pertemuan sebelumnya dan juga
sebagai tindak lanjut dari pertemuan I. Dalam pertemuan II guru menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menjelaskan
hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan dan materi
pembelajaran tentang manfaat sumber daya alam serta teknologi yang digunakan
untuk mengolah sumber daya alam. Media yang digunakan yaitu video
pembelajaran tentang manfaat sumber daya alam dan cara-cara pengolahan
sumber daya alam menggunakan teknologi sederhana. Kemudian menyiapkan
lembar permasalahan bagi siswa, lembar observasi proses pembelajaran, proses
diskusi, dan lembar observasi keberanian bertanya siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video guru mengkondisikan
kelas menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan dengan menampilkan video
pembelajaran tentang jenis-jenis sumber daya alam, kemudian siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat saling bertukar pikiran dalam proses
pengumpulan data dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.
Pertemuan III
Dalam pertemuan III siswa diberikan soal evaluasi tentang pengertian
sumber daya alam, macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan
ketersediaannya, serta contoh sumber daya alam yang dapat langsung
dimanfaatkan dan sumber daya alam yang diolah terlebih dahulu menggunakan
teknologi. Soal evaluasi berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir dan evaluasi
58
ini berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhdap materi yang
diajarkan menggunakan Problem Based Learning berbantuan video.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilakukan pada hari Senin 13
April 2015. Kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan mengajak siswa berdoa,
memberikan salam, dan absensi. Tahap pertama Problem Based Learning yaitu
orientasi permasalahan diawali dengan memberikan apersepsi dengan mengajak
siswa bermain tebak nama buah dan nama benda yang terdapat di alam dengan
awalan huruf tertentu dilajutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa yaitu pengertian sumber daya alam dan macam-macam sumber daya
alam berdasar jenis dan ketersediaannya serta contohya. Kemudian guru
menampilkan video pembelajaran tentang macam-macam sumber daya alam dan
melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
siswa.
Tahap kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk mandiri dengan
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4-5
siswa. Kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada siswa dimana
terdapat tabel yang harus dikerjakan secara individu dan terdapat tabel yang harus
dikerjakan dengan cara berdiskusi kelompok. Ketika mencari solusi pemecahan
masalah siswa boleh mencari informasi dengan memanfaatkan berbagai sumber
yang ada misalnya buku paket IPA atau juga dengan melihat ulang video yang
sudah ditampilkan sebelumnya.
Tahap ketiga membantu investigasi mandiri dan kelompok dengan cara
guru berkeliling mengamati, memotivasi dan memfasilitasi siswa yang
memerlukan bantuan selama berdiskusi. Tahap keempat yaitu mengembangkan
dan mempresentasikan hasil. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan presentasi hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok lain
menanggapi kelompok yang maju presentasi. Tahap selajutnya adalah
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan mengacu pada
jawaban siswa guru bersama siswa lain membahas penyelesaian masalah yang
59
disampaikan dan memberikan saran perbaikan atas jawaban serta penampilan
siswa. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami. Selajutnya siswa bersama guru membuat
ringkasan dan kesimpulan tentang pengertian sumber daya alam, sumber daya
alam berdasar jenisnya terdapat sumber daya alam hayati yaitu sumber daya alam
yang berasal dari makhluk hidup dan non hayati yang bukan dari makhluk hidup,
serta sumber daya alam berdasar ketersediaannya dapat dibedakan menjadi
sumber daya alam dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui.
Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tindak lanjut dengan
memeberikan pertanyaan kepada siswa contoh-contoh sumber daya alam hayati,
non hayati, dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui kemudian meminta siswa
untuk mempersiapkan diri dengan belajar materi yang akan diajarkan pada
pertemuan selanjutnya.
Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, penelti
bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari
awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar
observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar
observasi keberanian bertanya siswa.
Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran
berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut
dan sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal, guru
membuka pembelajaran dan menyiapkan media dengan baik, kegiatan apersepsi
dilakukan dengan baik hanya saja kegiatan apersepsi dan tujuan pembelajaran
dilakukan secara terbalik tetapi guru tetap mampu membuat siswa fokus menuju
materi yang akan diajarkan. Guru mampu menampilkan dan menjelaskan video
dengan baik, tetapi guru kurang memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang video yang ditampilkan. Dalam menyampaikan permasalahan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sehingga siswa mudah
memahami permasalahan yang akan diselesaikan. Kegiatan inti juga dilaksanakan
dengan baik yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil kemudian
60
guru berkeliling memantau dan membantu siswa ketika melakukan diskusi.
Kemudian guru memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi dan memberikan
saran perbaikan atas jawaban yang diberikan oleh setiap kelompok. Tetapi pada
kegiatan akhir guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk bertanya kepada
kelompok yang melakukan presentasi. Selanjutnya guru mengajak siswa membuat
ringkasan dan memberikan pesan moral dan tindak lanjut dengan baik.
Dalam aspek pemanfaatan media, guru sudah memanfaatkan media video
dengan baik, hanya saja video hanya diputar sekali dan guru kurang memfasilitasi
siswa untuk mengulang video lagi ketika melakukan pemecahan masalah. Bahasa
yang digunakan sudah baik dan benar serta mudah dipahami siswa. Selain itu,
guru menguasai kelas dengan baik.
Hasil aktivitas siswa adalah siswa melakukan kegiatan pembelajaran
dengan baik hal ini diketahui ketika kegiatan awal pembelajaran siswa duduk
tenang dan mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran serta siswa mampu
menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Ketika ditayangkan video siswa
memperhatikan dengan baik dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru tetapi siswa kurang aktif bertanya tentang video karena siswa kurang
diberi kesempatan bertanya oleh guru. Siswa mampu memahami permasalahan
dengan dijelaskan oleh guru beberapa kali apa yang harus dikerjakan oleh siswa.
Dalam kegiatan inti ketika membentuk kelompok ada beberapa siswa yang masih
kebingungan dan perlu diarahkan oleh guru, akan tetapi setelah terbentuk
kelompok siswa mampu berinteraksi dengan cukup baik. Ketika melakukan
kegiatan investigasi siswa mampu berdiskusi bersama kelompok dengan baik
tetapi yang masih kurang adalah penampilan siswa ketika melakukan presentasi
masih terlihat malu-malu dan gugup serta siswa lain kurang mampu memberikan
tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang maju presentasi. Kegiatan
selanjutnya adalah kegiatan akhir, dimana siswa dengan bimbingan guru mampu
membuat rangkuman dan kesimpulan dengan baik.
Hasil observasi diskusi siswa adalah sebagian besar siswa cukup berani
mengungkapkan pendapat ketika berdisuksi bersama kelompok meskipun masih
terdapat siswa yang hanya diam saja dan memilih mengerjakan sendiri atau hanya
61
meniru jawaban siswa lain. Kelancaran bahasa siswa selama proses diskusi cukup
lancar dan ucapannya jelas. Siswa cukup mampu memahami permasalahan yang
akan diselesaikan, tetapi setiap ketua kelompok terlihat memahami permasalahan
dengan baik sehingga secara kesuluran kegiatan diskusi berjalan lancar.
Hasil observasi keberanian bertanya siswa pada siklus I pertemuan 1
hasilnya adalah tidak ada siswa yang bertanya, hal ini disebabkan guru kurang
memberi kesempatan dan kurang memfasilitasi siswa untuk bertanya, sehingga
siswa tidak ada satupun siswa yang bertanya.
Implementasi Tindakan Pertemuan II
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa
14 April 2015. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran, dan menyiapkan
media video yang akan ditayangkan.
Tahap pertama Problem Based Learning diawali dengan memberikan
apersepsi dengan mengajak siswa bermain tebak kata nama hewan dengan awalan
huruf tertentu dan tebak nama benda yang berasal dari sumber daya alam yang
diolah secara sederhana yang berawalan huru huruf T yaitu tahu, tempe, tape.
Akan tetapi permainan tebak kata divariasikan dengan permainan “Do Mi Ka Do”
sehingga siswa lebih semangat. Berdasarkan jawaban dari kegiatan apersepsi,
guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu manfaat sumber daya alam,
mengidentifikasi sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan dan yang
harus diolah terlebih dahulu menggunakan teknologi. Kemudian guru
menampilkan video contoh-contoh sumber daya alam yang harus diolah terlebih
dahulu dan cara pengolahan kedelai menjadi tempe, ketela menjadi tape,
pengolahan kokon ulat sutra menjadi benang, dan susu menjadi yogurt. Stelah
melihat video guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang kurang dipahami dari video. Setelah siswa bertanya, selanjutnya guru
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang terkait materi sehingga
pemikiran siswa terarah pada permasalahan yang sedang dipelajari. Tahap
selajutnya yaitu tahap mengorganisasikan siswa untuk mandiri guru membentuk
siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana 1 kelompok terdiri dari 4-5 siswa
62
kemudian guru membagikan lembar permasalahan yang harus diselesaikan oleh
siswa bersama kelompoknya. Dalam kegiatan diskusi menentukan pemecahan
permasalahan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber yang ada
misalnya dari buku atau dari video. Tahap yang ketiga, guru berkeliling untuk
mengamati dan memfasilitasi siswa yang memerlukan bantuan dan memantau
siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan kelompok.
Tahap keempat yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
bersama kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi atau
bertanya terkait hasil yang dipresentasikan yang belum begitu dipahami. Tahap
kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi siswa dengan mengacu
pada jawaban siswa, guru bersama siswa lain membahas penyelesaian masalah
yang dipresentasikan kemudian memberikan saran perbaikan kepada kelompok
yang maju presentasi. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas. Setelah itu siswa bersama
guru membuat ringkasan dan kesimpulan bahwa terdapat sumber daya alam yang
dapat langsung dimanfaatkan contohnya air, tanah, udara, matahari, dan sumber
daya alam yang harus diolah terlebih dahulu menggunakan teknologi misalnya
barang tambang.
Kegiatan akhir dari pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilakukan
dengan memberikan pesan moral kepada siswa untuk memanfaatkan sumber daya
alam secara bijaksana dan harus bertanggung jawab agar sumber daya alam dapat
dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Selanjutnya guru memberitahu siswa
bahwa pertemuan berikutnya akan dilaksanakan evaluasi untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran sehingga siswa diminta untuk belajar dan
mempersiapkan diri dengan baik.
Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti
bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari
awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar
observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar
observasi keberanian bertanya siswa.
63
Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran
berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut
dan sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal guru
membuka pelajaran dan menyiapkan media dengan baik, kegiatan apersepsi
dilakukan dengan baik dengan mengajak siswa bermain “Do Mi Ka Do” dan
tebak kata dilajutkan dengan penjelasana tentang tujuan pembelajaran. Kegiatan
selajutnya yaitu guru mampu menyajikan video dan memberikan penjelasan
dengan baik. Kemudian guru sudah memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang kurang jelas dalam video atau dalam setiap kesempatan.
Kegiatan inti dilakukan dengan baik, yaitu g menyampaikan permasalahan dengan
baik dan jelas kemudian membimbing siswa dengan baik ketika melakukan
diskusi. Setelah itu guru memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang
jelas. Kegiatan akhir dilaksanakan dengan baik dengan memberikan pesan moral
yang positif kepada siswa. Guru mampu memanfaatkan video dengan baik dan
efisien. Penggunaan bahasa baik dan mudah dipahami siswa serta menguasai
kelas dari awal hingga akhir.
Hasil aktivitas siswa adalah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan
baik, hal ini diketahui ketika kegiatan awal pembelajaran siswa duduk tenang dan
mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran serta siswa mampu menjawab
pertanyaan apersepsi dengan baik. Ketika ditayangkan video siswa
memperhatikan dengan baik dan mampu mengkritisi video yang dilihat dengan
mengajukan beberapa pertanyaan serta mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Siswa mampu memahami permasalahan dengan dijelaskan
oleh guru dengan baik. Dalam kegiatan inti siswa mampu membentuk kelompok
dengan baik dan mampu berinteraksi melakukan investigasi bersama kelompok.
Ketika melakukan presentasi ada bebebapa siswa yang masih malu-malu tapi
beberapa siswa sudah mulai percaya diri untuk tampil di depan kelas. Siswa
mampu memanfaatkan dan memahami video dengan baik serta mampu
menggunakan bahasa dengan baik, jelas dan mudah dipahami.
64
Hasil observasi diskusi siswa adalah sebagian besar siswa cukup berani
mengungkapkan pendapat ketika berdisuksi bersama kelompok. Jika sebelumnya
masih terdapat siswa yang diam saja, tetapi dalam kegiatan pembelajaran kali ini
siswa sudah mulai ikut terlibat dalam kegiatan diskusi. Kelancaran bahasa siswa
selama proses diskusi cukup lancar dan ucapannya jelas. Siswa mampu
memahami permasalahan yang akan diselesaikan dan ketua kelompok terlihat
memahami permasalahan dengan baik sehingga mampu memimpin siswa lain
untuk menemukan solusi dari permasalahan yang didiskusikan.
Hasil observasi keberanian bertanya siswa pada siklus I pertemuan II
hasilnya adalah setelah diberi kesempatan guru untuk bertanya maka terdapat
beberapa siswa yang berani menyampaikan pertanyaan dengan percaya diri, tetapi
masih ada beberapa siswa yang masih melu dan tidak begitu jelas ucapannya
ketika bertanya.
Implementasi Tindakan Pertemuan III
Pertemuan III dari siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2015.
Pertemuan ketiga ini digunakan untuk melakukan evaluasi dengan waktu 1 jam
pelajaran (35 menit) dan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberikan refleksi dan
motivasi kepada siswa kemudian mengakhiri kegitan pembelajaran.
Ketika proses evaluasi berlangsung, siswa mengerjakan soal dengan tenang
dan percaya diri serta siswa mampu menyelesaikan soal evaluasi tepat waktu.
4.2.3 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning berbantuan video bagi
guru, siswa serta bagi observer untuk memperbaiki kekurangan dan untuk
penyempurnaan di siklus berikutnya. Dari diskusi didapatkan bahwa guru ketika
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video siswa menjadi
lebih aktif, dengan menayangkan video siswa menjadi lebih kritis dengan
bertanya tentang video yang kurang dipahami, dan pada penilaian guru melakukan
penilaian hasil belajar, proses diskusi siswa dan keberanian bertanya siswa.
65
Namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki misalnya saja guru masih
kurang memfasilitasi dan kurang memberi kesempatan kepada siswa bertanya
sehingga siswa terbiasa dan berani bertanya.
Berdasarkan kegiatan pada siklus I kemudian diambil data secara
kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari penilaian proses
yaitu pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, proses diskusi siswa dan
keberanian bertanya siswa serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus I.
Hasil dari pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus I pertemuan I, II, dan III
dapat dilihat pada uraian berikut ini.
Tabel 14
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
No Aspek Penilaian
Skor
1
Skor
2
Skor
3
Skor
4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
3
3 10 6
2 Pemanfaatan media video 1 2 1
3 Penggunaan bahasa 1 2
4 Penguasaan kelas 1
Jumlah 3 4 13 10
Persentase (%) 10 13,3 43,3 33,3
Dari tabel 14 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir
yang mendapat skor 1 sebanyak 3 poin, skor 2 sebanyak 3 poin, skor 3 sebanyak
10 poin, dan skor 4 sebanyak 6 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video yang
mendapat skor 2 sebanyak 1 poin, skor 3 sebanyak 2 poin, dan skor 4 sebanyak 1
poin. Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 3 sebanyak 1 poin
dan yang mendapat skor 4 sebanyak 2 poin. Aspek yang terakhir adalah
penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan demikian dari data observasi
siklus I pertemuan I dapat diketahui persentase kategori kurang sebesar 10%,
66
kategori cukup sebesar 13,3%, kategori baik sebesar 43,3% dan kategori sangat
baik mencapai 33,3%. Kemudian hasil observasi aktivitas guru siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.
Tabel 15
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
No Aspek Penilaian
Skor
1
Skor
2
Skor
3
Skor
4
1 Pelaksanaan Problem
Based Learning
Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
2 9
11
2 Pemanfaatan media video 3 1
3 Penggunaan bahasa 1 2
4 Penguasaan kelas 1
Jumlah 2 13 15
Persentase (%) 6,7 43,3 50
Dari tabel 15 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan yang
mendapat skor 2 sebanyak 2 poin, mendapat skor 3 sebanyak 9 poin, dan
mendapatkan skor 4 sebanyak 11 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video
yang mendapat skor 3 sebanyak 3 poin dan skor 4 sebanyak 1 poin. Aspek ketiga
penggunaan bahasa yang mendapat skor 3 sebanyak 1 poin dan skor 4 sebanyak 2
poin. Aspek yang terakhir adalah penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan
demikian dari data observasi siklus I pertemuan II dapat diketahui persentase
kategori cukup sebesar 6,7%, kategori baik mencapai 43,3 % dan kategori sangat
baik sebesar 50%. Untuk hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel
16 berikut ini.
67
Tabel 16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
No Aspek Penilaian
Skor
1
Skor
2
Skor
3
Skor
4
1 Pelaksanaan Problem
Based Learning
Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
3 7 9 4
2 Pemanfaatan media video - - 1 2
Jumlah 3 7 10 6
Persentase (%) 11,5 26,9 38,5 23,1
Dari tabel 16 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning L berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir
yang mendapatkan skor 1 sebanyak 3 poin, mendapat skor 2 sebanyak 7 poin,
mendapat skor 3 sebanyak 9 poin, dan mendapat skor 4 sebanyak 4 poin. Aspek
kedua pemanfaatan media video yang mendapatkan skor 3 sebanyak 1 poin dan
skor 4 sebanyak 2 poin. Dengan demikian dari data observasi siklus I pertemuan I
dapat diketahui persentase kategori kurang sebesar 11,5%, kategori cukup sebesar
26,9%, kategori baik sebesar 38,5%, dan kategori sangat baik sebesar 23,1%.
Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada
tabel 17 berikut ini.
68
Tabel 17
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
No Aspek Penilaian
Skor
1
Skor
2
Skor
3
Skor
4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
- 2 12 9
2 Pemanfaatan media video - - - 3
Jumlah - 2 12 12
Persentase (%) - 7,7 46,1 46,1
Dari tabel 17 diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir
yang mendapat skor 2 sebanyak 2 poin, mendapat skor 3 sebanyak 12 poin, dan
skor 4 sebanyak 9 poin. Aspek kedua pemanfaatan media video skor 4 sebanyak 3
poin. Dengan demikian dari data observasi siklus I pertemuan II dapat diketahui
persentase kategori cukup sebesar 7,7%, kategori baik sebesar 46,1%, dan
kategori sangat baik sebesar 46,1%. Selanjutnya hasil observasi kegiatan diskusi
siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 18 berikut ini.
Tabel 18
Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus I Pertemuan I
No Aspek Jumlah
skor
Persentase
(%)
1 Keberanian 20 7,69
2 Kelancaran bahasa 21 8, 07
3 Kejelasan ucapan 21 8,07
4 Penguasaan masalah 24 9,23
5 Pendapat 25 9,61
Jumlah 111 42,69
69
Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai
42,69% yang diperoleh dari aspek keberanian dengan skor 20 dengan persentase
sebesar 7,69%; kelancaran bahasa mendapatkan skor 21 dengan persentase
sebesar 8,07%; kejelasan ucapan skor 21 dengan persentase 8,07%; penguasaan
masalah skor 24 dengan persentase 9,23% dan pendapat skor 25 dengan
persentase 9,61%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi
siswa masuk ke dalam kategori cukup tetapi masih terlalu rendah. Untuk hasil
observasi kegiatan diskusi siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat dalam tabel 19
berikut ini.
Tabel 19
Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus I Pertemuan II
No Aspek Jumlah
skor
Persentase
(%)
1 Keberanian 29 9,6
2 Kelancaran bahasa 31 10,3
3 Kejelasan ucapan 30 10
4 Penguasaan masalah 34 11,3
5 Pendapat 34 11,3
Jumlah 158 52,6
Dari tabel 19 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai
52,6% yang diperoleh dari keberanian skor yang diperoleh 29 dengan persentase
sebesar 9,6%; kelancaran bahasa skor 31 dengan persentase 10,3%; kejelasan
ucapan skor 30 dengan persentase 10%; penguasaan masalah skor 34 dengan
persentase 11,3% dan pendapat skor 34 dengan persentase 11,3%. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam
kategori cukup. Untuk hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus I
pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 20 berikut ini.
70
Tabel 20
Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus I Pertemuan I
No Aspek Jumlah
Pertanyaan
Skor Persentase
(%)
1 Pertanyaan menggunakan
bahasa yang sederhana
- - -
2 Pertanyaan mudah dipahami - -
3 Pertanyaan relevan dengan
materi
- -
4 Siswa bertanya dengan
percaya diri
- -
Jumlah - -
Dari tabel 20 diketahui bahwa tidak ada siswa yang berani bertanya, hal ini
dikarenakan pada pembelajaran siklus I pertemuan I guru kurang memberi
kesempatan siswa untuk bertanya. Hasil observasi keberanian bertanya siswa
siklus I pertemuan II dapat dilihat dalam tabel 21 berikut ini.
Tabel 21
Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus I Pertemuan II
No Aspek Jumlah
Pertanyaan
Skor Persentase
(%)
1 Pertanyaan menggunakan
bahasa yang sederhana
8
8 13,3
2 Pertanyaan mudah dipahami 8 13,3
3 Pertanyaan relevan dengan
materi
8 13,3
4 Siswa bertanya dengan
percaya diri
6 10
Jumlah 30 50
Dari tabel hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus I pertemuan II
dapat diketahui bahwa terdapat 8 siswa yang berani mengajukan pertanyaan
dengan skor yang diperolah sebesar 30 dari skor maksimal 60, sehingga
persentase keberanian bertanya siswa sebesar 50%. Berikutnya hasil ketuntasan
belajar siswa siklus I dapat dilihat dalam tabel 22 berikut ini.
71
Tabel 22
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 6 40
2. Tuntas 9 60
Jumlah 15 100
Dari data tabel 22 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siklus I terdapat
6 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 40% dan 9 siswa yang tuntas dengan
presentase 60% dari seluruh siswa. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 22 dapat
dilihat pada gambar 6 berikut ini.
40%
60%
Gambar 6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siklus I Pertemuan I
Dari diagram 6 diketahui bahwa siswa yang yang tuntas sebanyak 60% dari
keseluruhan siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 40%. Meskipun persentase
ketuntasan siswa sudah mengalami peningkatan, akan tetapi kenaikan ini belum
memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80% dari seluruh siswa
sehingga perlu dilakukan tindakan di siklus II.
4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktek pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar
“Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan”.
Pembelajaran siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan
tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi. Siklus II merupakan tindakan
72
penyempurnaan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Berikut merupakan
rincian pelaksanaan siklus II.
4.3.1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan I
Dalam siklus II pertemuan I kegiatan yang dilakukan adalah menyusun
perangkat pembelajaran mata pelajaran IPA kompetensi dasar menjelaskan
dampak pengambila bahan alam terhadap pelestarian lingkungan dengan materi
ajar dampak negatif kegiatan manusia dan pengelolaan sumber daya alam yang
tidak bijaksana. Kemudian menyiapkan media yang digunakan yaitu video
pembelajaran tentang dampak-dampak kegiatan manusia dalam mengelola sumber
daya alam yang tidak bertanggungjawab misalnya banjir, lonsor, dan kelangkaan
BBM. Guru juga menyiapkan alat peraga berupa ember, triplek, tanah, tanah
berumpt dan air untuk mendemonstrasikan tanah longsor bersama
siswa..Selanjutnya menyiapkan lembar permasalahan bagi siswa yang tiap
kelompok mendapat permasalahan yang berbeda dengan kelompok lain. Dalam
kegiatan pembelajaran Problem Based Leraning berbantuan video guru
mengkondisikan kelas menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan dengan
menampilkan video pada masing-masing kelompok kemudian siswa diberi lembar
permasalahan untuk didiskusikan solusinya kemudian siswa mempresentasikan
hasil diskusi bersama kelompoknya.
Pertemuan II
Dalam pembelajaran siklus II pertemuan II guru menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menjelaskan dampak
pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan dan materi ajar tentang
kegiatan manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengolahan sumber daya
alam yang tidak bijaksana. Selanjutnya guru menyiapkan video tentang macam-
macam kegiatan manusia yang dapat mencegah atau mengatasi dampak negatif
pengolahan sumber daya alam yang tidak bijaksana seperti video melakukan
reboisasi, penghematan energi, dan konservasi laut. Kemudian menyiapkan
lembar permasalahan bagi siswa dan lembar observasi bagi observer selama
melakukan observasi. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Problem
73
Based Learning berbantuan video guru mengkondidikan kelas menjadi aktif,
kreatif, dan menyenangkan dengan menampilkan video kemudian siswa bersama
kelompok diminta untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan menemukan
solusinya yang dilajutkan presentasi menyampaikan hasil diskusi.
Pertemuan III
Dalam pertemuan III siswa diberikan soal evaluasi tentang macam-macam
dampak negatif pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana, kegiatan
manusia yang berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya alam dan
kegiatan manusia yang dapat mengatasi atau mencegah dampak negatif
pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana. Soal evaluasi berupa soal
pilihan ganda sebanyak 20 butir yang berfungsi untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan model Problem
Based Learning berbantuan video.
4.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilakukan pada hari Kamis 16
April 2015. Kegiata awal pembelajaran dibuka dengan mengajak siswa berdoa,
memberi salam dan absensi. Tahap pertama Peoblem Based Learning yaitu
orientasi permasalahan yang diawali denga apersepsi dengan mengajak siswa
untuk melihat video tanah longsor kemudian guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa yang mengarahkan siswa pada tujuan pembalajaran.
Kemudian siswa diminta membaca teks bacaan tentang berbagai macam dampak
negatif pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dilajutkan dengan
memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang bacaan yang kurang begitu
dipahami. Setelah itu guru bersama siswa mendemonstrasikan terjadinya tanah
lonsor. Tahap selanjutnya yaitu mengorganisasikan siswa untuk mandiri, dalam
tahap ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi
permasalahan. Siswa bersama kelompoknya masing-masing diminta untuk
mencari solusi dari permasalahan yang didapat dengan mencari informasi dari
berbagai sumber yang ada.
74
Tahap ketiga guru membantu siswa ketika sedang berdiskusi dengan cara
berkeliling mengamati, memotivasi dan memfasilitasi siswa yang memerlukan
bantuan. Tahap keempat adalah siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan
ditanggapi siswa lain. Tahap terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi hasil
diskusi yang disampaikan kemudian memberikan saran perbaikan atas jawaban
dan penampilan siswa.
Kegiatan selajutnya adalah siswa bersama guru membuat rangkuman dan
kesimpulan tentang berbagai dampak negatif pengelolaan sumber daya alam yang
tidak bijaksana misalnya banjir, tanah longsor, kelangkaan BBM, kerusakan
terumbu karang, dll. Bencana-bencana tersebut merupakan akibat ulah manusia
yang tidak bertanggung jawab seperti menebang hutan secara liar,
mengeksploitasi BBM dan merusak habitat laut dan untuk mencegah bencana
tersebut, manusia harus mengelola sumber daya alam dengan baik contohnya
tidak melakukan penebangan liar, melakukan reboisasi, dan juga menghemat
penggunaan SDA. Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan tugas rumah kepada siswa dan meminta siswa untuk belajar
tentang materi selanjutnya.
Selama tindakan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung peneliti
bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari
awal smapai akhir. Observer melakukan pengamatan sambbil mengisi lembar
observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, kegiataan diskusi siswa dan lembar
observasi keberanian bertanya siswa.
Hasil dari pengamatan aktivitas guru siklus II pertemuan I adalah guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan runtut sesuai tahap-tahap
Problem Based Learning. Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi
dengan baik dan penyampaian tujuan pembelajaran jelas. Guru semakin sering
memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan guru melibatkan siswa ketika
melakukan demonstrsi. Penyampaian permasalahan kepada siswa menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Kegiatan inti berjalan dengan baik, guru berkeliling
memantau dan membantu siswa melakukan diskusi kemudian memfasilitasi siswa
untuk melakukan presentasi dengan baik. Dalam aspek pemanfaatan media guru
75
mampu memanfaatkan media video dengan baik. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami siswa dan sangat menguasai kelas.
Hasil aktivitas siswa adalah siswa mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. hal ini terlihat dari kegiatan awal siswa sudah duduk
tenang dan mempersiapkan buku pelajaran kemudian siswa mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dengan baik. Siswa mengamati video dengan baik
dan mampu memahami isi video. Ketika dibentuk kelompok siswa mampu
berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Selanjutnya ketika presentasi siswa
sudah terlihat percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi.
Hasil observasi diskusi siswa adalah siswa sudah mampu berdiskusi
dengan baik. hal tersebut terlihat dari siswa sudah berani mengeluarkan pendapat
ketika berdiskusi bersama kelompok. Ketika bebicara sudah tidak malu-malu dan
jelas serta siswa sudah mampu memahami permasalahan dengan baik. Ketua
kelompok mampu memimpin diskusi dan anggota kelompok mau diajak
kerjasama dengan baik.
Hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I adalah
semakin sering siswa diberi kesempatan bertanya semakin banyak pula siswa
yang berani mengajukan pertanyaan. Ketika menyampaikan pertanyaan terlihat
bahwa siswa mulai percaya diri, bahasa yang digunakan jelas, pertanyaan mudah
dipahami dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Pertemuan II
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II dilaksanakan hari Jumat 17
April 2015. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
kemudian mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran, dan menyiapkan
video yang akan ditayangkan. Tahap pertama Problem Based Learning diawali
dengan mengulas pembelajaran pertemuan sebelumnya kemudian memberikan
apersepsi yaitu mengajak siswa bermain “Do Mi Ka Do” dengan lagu lain
kemudian siswa diminta menyebutkan contoh dampak negatif akibat pengelolaan
sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab dan contoh kegiatan manusia
yang dapat mengatasi dampak negatif tersebut. Dari jawaban siswa guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II
76
siklus II. Selanjutnya siswa diminta mengamati video tentang kegiatan manusia
yang dapat mengatasi dampak negatif pengelolaan sumber daya alam dan
melakukan tanya jawab bersama guru. Tahap selanjutnya adalah
mengorganisasikan siswa untuk mandiri dengan cara membentuk siswa ke dalam
kelompok kecil dan meminta setiap kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang dbagikan oleh guru. Tahap ketiga guru berkeliling memantau,
membantu dan memfasilitasi siswa yang membutuhkan bantuan selama diskusi
berlangsung. Tahap keempat yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya sedangkan siswa lain diminta untuk menanggapi dengan
memberi pertanyaan atau saran perbaikan atas penampilan kelompok yang maju
presentasi. Setelah presentasi selesai masuk ke tahap kelima yaitu guru
menganalisis dan mengevaluasi jawaban siswa kemudian memberikan saran
perbaikan atas jawaban dan penampilan siswa. Dalam kegiatan akhir siswa
bersama guru mmebut rangkuman serta kesimpulan bahwa manusia dapat
mencegah atau mengatasi dampak negatif pengelolaan sumber daya alam
contohnya dengan cara reboisasi, pembuatan sengkedan pada tanah miring,
melakukan gerakan hemat energi kemudian melakukan konservasi laut, dll.
Kemudian guru memberikan pesan moral yang positif kepada siswa dan
memberitahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi
pembelajaran sehingga siswa diminta untuk belajar dan mempersiapkan diri
dengan baik.
Selama tindakan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti
bertindak sebagai oberver yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dari
awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan sambil mengisi lembar
observasi akitivitas guru, aktivitas siswa, kegiatan diskusi siswa, dan lembar
observasi keberanian bertanya siswa.
Hasil dari pengamatan aktivitas guru ketika proses pembelajaran
berlangsung adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut
dan sesuai tahap-tahap Problem Based Learning. Pada kegiatan awal guru
membuka pembelajaran dengan baik, media disiapkan dengan baik, dan kegiatan
apresepsi dilaksanakan dengan sangat baik pula dilanjutkan penyampaian tujuan
77
pembelajaran dengan sangat jelas. Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati
video dengan sangat baik dan memberi penjelasan kepada siswa tentang isi video.
kemudian guru sering memberi kesempatan siswa untuk bertanya setelah
mengamati video. Penyampaian permasalahan jelas, membimbing siswa dengan
sangat baik ketika diskusi dan memfasilitasi siswa melakukan presentasi dengan
sangat baik. Guru mampu memanfaatkan video dengan baik dan efisien serta
memberikan pesan moral yang posotif kepada siswa. Guru menggunakan bahasa
yang sangat baik dan mudah dipahami siswa serta sangat menguasai kelas dari
awal hingga akhir.
Hasil observasi aktivitas siswa adalah siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan model Probelm Based Learning berbantuan video dengan
sangat baik. Siswa mampu menangkap pernasalahan yang disajikan guru dengan
baik dan mampu berinteraksi dengan siswa lain. Siswa mampu mengkritisi video
dengan baik dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait video yang sedang
diamati dan mampu memahami isi video dengan baik hal ini terlihat ketika siswa
diberi pertanyaan oleh guru tentang video siswa mampu menjawab dengan benar.
Ketika maju presentasi siswa terlihat sangat percaya diri dan mampu menjawab
pertanyaan siswa lain dengan baik. Bahasa yang digunakan siswa semakin baik,
jelas dan mudah dimengerti.
Hasil observasi kegiatan diskusi siswa adalah siswa sangat percaya diri
untuk menyampaikan pendapatnya ketika sedang berdiskusi. Ucapan siswa sangat
jelas dan mudah dipahami serta sangat memahami permasalahan yang sedang
dibahas. Secara keseluruhan diskusi berjalan sangat lancar. Ketua kelompok
mampu memimpin diskusi serta didukung peran anggota kelompok yang
bekerjasama dengan sangat baik.
Hasil observasi keberanian bertanya siswa adalah semakin sering siswa
diberi kesempatan untuk bertanya semakin banyak pula siswa yang berani
mengajukan pertanyaan dengan percaya diri. Pertanyaan yang diajukan sesuai
dengan materi serta mudah dipahami oleh siswa lain. Secara keseluruhan sebagian
besar siswa berani bertanya dengan percaya diri.
78
Pertemuan III
Pertemuan III dari siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 18 April 2015.
Pertemuan ketiga ini digunakan untuk melakukan evaluasi dengan waktu 1 jam
pelajaran (35 menit) dan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 butir.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberikan refleksi dan
motivasi kepada siswa kemudian mengakhiri kegitan pembelajaran.
Ketika proses evaluasi berlangsung, siswa mengerjakan soal dengan
tenang dan percaya diri serta siswa mampu menyelesaikan soal evaluasi tepat
waktu
4.3.3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan
refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning berbantuan video bagi
guru, siswa dan observer. Dari diskusi didapatkan bahwa ketika guru
menggunakan model Probelm Based Learning berbantuan video siswa menjadi
lebih aktif dan lebih kritis. Guru ketika memberi apersepsi dan menyampaikan
tujuan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat serta berani
bertanya dengan percaya diri. Namun meskipun sudah mengalami peningkatan
masih tetap diperlukan perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar
yang sudah meningkat dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan menjadi lebih
baik lagi.
Berdasarkan kegiatan siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif
melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari penilaian proses yaitu
pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, proses diskusi siswa dan keberanian
bertanya siswa, serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus II. Hasil dari
pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat
pada uraian berikut ini.
79
Tabel 23
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No Aspek Penilaian
Skor
1
Skor
2
Skor
3
Skor
4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
- - 7 15
2 Pemanfaatan media video - - 2 2
3 Penggunaan bahasa - - 3
4 Penguasaan kelas - - 1
Jumlah - - 9 21
Persentase (%) - - 30 70
Dari tabel 23 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir
yang mendapat skor 3 sebanyak 7 poin dan skor 4 sebanyak 15 poin. Aspek kedua
pemanfaatan media video yang mendapat skor 3 sebanyak 2 poin dan skor 4
sebanyak 2 poin. Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 4
sebanyak 3 poin serta aspek keempat penguasaan kelas mendapatkan skor 4.
Dengan demikian dari data observasi siklus II pertemuan I dapat diketahui
persentase kategori baik sebesar 30% dan kategori sangat baik mencapai 70%.
Kemudian hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada
tabel 24 berikut ini.
80
Tabel 24
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
No Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
- - 3 19
2 Pemanfaatan media video - - - 4
3 Penggunaan bahasa - - - 3
4 Penguasaan kelas - - - 1
Jumlah - - 3 27
Persentase (%) - - 10 90
Melalui tabel 24 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu
pelaksanaan Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti,
dan akhir yang mendapat skor 3 sebanyak 3 poin dan skor 4 sebanyak 19 poin.
Aspek kedua pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 4 poin.
Aspek ketiga penggunaan bahasa yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin, serta
aspek keempat penguasaan kelas mendapatkan skor 4. Dengan demikian dari data
observasi siklus II pertemuan II dapat diketahui persentase kategori baik sebesar
10% dan kategori sangat baik mencapai 90%. Kemudian hasil observasi aktivitas
siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat dalam tabel 25 berikut ini.
81
Tabel 25
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
No Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
- -
7 16
2 Pemanfaatan media video - - - 3
Jumlah - - 7 19
Persentase (%) - - 26,9 73,1
Dari tabel 25 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu
pelaksanaan Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti,
dan akhir yang mendapat skor 3 sebanyak 7 poin dan skor 4 sebanyak 16. Aspek
kedua pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin. Dengan
demikian dari data observasi siklus II pertemuan I dapat diketahui persentase
kategori baik sebesar 26,9% dan kategori sangat baik meningkat menjadi 73,1%.
Untuk hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam
tabel 26 berikut ini.
Tabel 26
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
No Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Pelaksanaan Problem Based
Learning Berbantuan Video
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
- -
2 21
2 Pemanfaatan media video - - - 3
Jumlah - - 2 24
Persentase (%) - - 7,7 92,3
82
Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu pelaksanaan
Problem Based Learning berbantuan video dari kegiatan awal, inti, dan akhir
yang mendapat skor 3 sebanyak 2 poin dan skor 4 sebanyak 21 poin. Aspek kedua
pemanfaatan media video yang mendapat skor 4 sebanyak 3 poin. Dengan
demikian dari data observasi siklus II pertemuan II dapat diketahui persentase
kategori sangat baik mencapai sebesar 92,3% dan kategori baik sebesar 7,7%.
Untuk hasil observasi dikusi siswa siklus II pertemuan I dan II dapat diketahui
dalam uraian berikut ini.
Tabel 27
Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus II Pertemuan I
No Aspek Jumlah
skor
Persentase
(%)
1 Keberanian 41 13,7
2 Kelancaran bahasa 46 15,3
3 Kejelasan ucapan 44 14,7
4 Penguasaan masalah 44 14,7
5 Pendapat 42 14
Jumlah 217 72,4
Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai
72,4% yang diperoleh dari keberanian skor 41 dengan persentase sebesar 13,7%;
kelancaran bahasa skor 46 dengan persentase 15,3%; kejelasan ucapan skor 44
dengan persentase 14,7%; penguasaan masalah skor 44 dengan persentase 14,7%
dan pendapat skor 42 dengan persentase 14%. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam kategori baik. Untuk hasil
observasi kemampuan diskusi siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam
tabel 28 berikut ini.
83
Tabel 28
Hasil Observasi Kemampuan Diskusi Siklus II Pertemuan II
No Aspek Jumlah
skor
Persentase
(%)
1 Keberanian 51 17
2 Kelancaran bahasa 53 17,7
3 Kejelasan ucapan 51 17
4 Penguasaan masalah 50 16,7
5 Pendapat 49 16,3
Jumlah 254 84,7
Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi siswa mencapai
78,7% yang diperoleh dari keberanian skor 51 dengan persentase sebesar 17%;
kelancaran bahasa skor 53 dengan persentase 17,7%; kejelasan ucapan skor 51
dengan persentase 17 %; penguasaan masalah skor 50 dengan persentase 16,7%
dan pendapat skor 49 dengan persentase 16,3%. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa kemampuan diskusi siswa masuk ke dalam kategori sangat baik. Untuk
hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I dan II dapat
dilihat dalam tabel uraian berikut ini.
Tabel 29
Hasil Observasi keberanian Bertanya Siklus II Pertemuan I
No Aspek Jumlah
Pertanyaan
Skor Persentase
(%)
1 Pertanyaan menggunakan
bahasa yang sederhana
11 11 18,3
2 Pertanyaan mudah dipahami 11 18,3
3 Pertanyaan relevan dengan
materi
11 18,3
4 Siswa bertanya dengan
percaya diri
9 15
Jumlah 42 70
Dari tabel hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II pertemuan I
dapat diketahui bahwa terdapat 11 siswa yang berani mengajukan pertanyaan
dengan skor yang diperolah sebesar 42 dari skor maksimal 60, sehingga
84
persentase keberanian bertanya siswa sebesar 70%. Hasil observasi keberanian
bertanya siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini.
Tabel 30
Hasil Observasi Keberanian Bertanya Siklus II Pertemuan II
No Aspek Jumlah
Pertanyaan
Skor Persentase
(%)
1 Pertanyaan menggunakan
bahasa yang sederhana
13
13 21,7
2 Pertanyaan mudah
dipahami
13 21,7
3 Pertanyaan relevan dengan
materi
13 21,7
4 Siswa bertanya dengan
percaya diri
12 20
Jumlah 51 85
Dari tabel 30 hasil observasi keberanian bertanya siswa siklus II
pertemuan II dapat diketahui bahwa terdapat 13 siswa yang berani mengajukan
pertanyaan dengan skor yang diperolah sebesar 51 dari skor maksimal 60,
sehingga persentase keberanian bertanya siswa sebesar 85% yang berarti masuk
ke dalam kategori sangat baik. berikutnya adalah hasil ketuntasan belajar siswa
siklus II yang dapat dilihat dalam uraian berikut ini.
Tabel 31
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 2 13,3
2. Tuntas 13 86,7
Jumlah 15 100
Dari data tabel 31 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siklus II
terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 13,3% dan 13 siswa yang
tuntas dengan presentase 86,7% dari seluruh siswa. Ketuntasan belajar siswa pada
tabel 4.21 dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini
85
Tuntas
Tidak Tuntas
13,3%
86,7%
Gambar 7
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Dari gambar 7 diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 86,7% dan
yang tidak tuntas sebesar 13,3% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan indikator
keberhasilan dengan KKM 70 dan persentase ketuntasan siswa sebesar 80%,
maka dapat dikatakan indikator keberhasilan telah tercapai.
4.4. Hasil Penelitian
berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model Probelm Based Learning
berbantuan video pada mata pelajaran IPA bagi siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo
Kecamatan Toroh pada semester II Tahun 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat
dilihat pada uraian berikut ini.
86
Tabel 32
Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
No Aspek
Persentase Penilaian Hasil Obervasi
Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1. Pelaksanaan
Problem Based
Learning berbantuan
video
20 36,7 50 63,3
2. Pemanfaatan media
video
3,3 3,3 6,7 13,3
3. Penggunaan bahasa 6,7 6,7 10 10
4 Penguasaan Kelas 3,3 3,3 3,3 3,3
Jumlah (%) 33,3 50 70 90
Berdasarkan hasil observasi siklus I dan II telah terjadi peningkatan
aktivitas guru selama menggunakan model Problem Based Learning berbantuan
video. hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh guru pada kategori sangat
baik yang selalu meingkat setiap siklusnya. Semakin besar perolehan persentase
dalam kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kinerja guru
dalam menerapkan model Problem Based Learning berbantuan video semakin
baik. Selain perbandingan hasil observasi kinerja guru, perbandingan aktivitas
siswa selama siklus I dan II berlangsung dapat dilihat dalam uraian tabel 31
berikut.
87
Tabel 33
Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II
No Aspek
Persentase Penilaian Hasil Obervasi
Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1. Pelaksanaan
Problem Based
Learning berbantuan
video
15,4 34,6 61,6 80,8
2. Pemanfaatan media
video
7,7 11,5 11,5 11,5
Jumlah (%) 23,1 46,1 73,1 92,3
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama siklus I dan II
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan video.
peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari semakin meingkatnya persentase
siswa yang terdapat pada kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi juga dapat diketahui bahwa kemampuan diskusi
siswa selama siklus I dan II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam
tabel 34 tentang perbandingan kemampuan diskusi siswa berikut ini.
Tabel 34
Perbandingan Hasil Observasi
Kemampuan Diskusi Siswa Siklus I dan II
No Aspek
Persentase Penilaian Hasil Obervasi
Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1. Keberanian 7,69 9,6 13,7 17
2. Kelancaran Bahasa 8,07 10,3 15,3 17,7
3. Kejelasan Ucapan 8,07 10 14,7 17
4. Penguasaan Masalah 9,23 11,3 14,7 16,7
5. Pendapat 9,61 11,3 14 16,3
Jumlah (%) 42,69 52,6 72,4 84,7
88
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan ketika pelaksanaan
siklus I dan II berlangsung, terjadi peningkatan keberanian bertanya siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel 33 perbandingan
persentase keberanian bertanya siswa siklus I dan II berikut ini.
Tabel 35
Perbandingan Keberanian Bertanya Siswa Siklus I dan II
No Aspek
Persentase Penilaian Hasil Obervasi
Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1. Bahasa sederhana - 13,3 18,3 21,7
2. Mudah dipahami - 13,3 18,3 21,7
3. Relevan dengan
materi
- 13,3 18,3 21,7
4. Percaya diri - 10 15 20
Jumlah (%) - 49,9 69,9 85,1
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui model Problem Based Learning
berbantuan video pada siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo pada semester II tahun
2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 36 berikut ini.
Tabel 36
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Ketuntasan
Belajar
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%) Tidak Tuntas 10 66,7 6 40 2 13,3
Tuntas 5 33,3 9 60 13 86,7
Jumlah 15 100 15 100 15 100
Dari tabel 34 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sebelum tindakan hanya terdapat 5 siswa
yang tuntas dengan persentase 33,3% dan yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa
atau 66,7%, kemudian setelah dilaksanakan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa
89
0
2
4
6
8
10
12
14
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
meningkat menjadi 9 anak yang tuntas atau sebesar 60% dan yang tidak tuntas
turun menjadi 6 anak atau 40%, selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas
meningkat menjadi 13 siswa dengen persentase sebesar 86,7% dan siswa yang
tidak tuntas menurun menjadi 13,3% atau 2 anak yang tidak tuntas. Ketuntasan
belajar siswa dapat digambarkan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil
belajar berikut ini.
86,7%
66,7%
60%
33,3% 40%
13,3%
Gambar 8 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Dari diagram pada gambar 8 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar dari pra siklus yang semula sebanyak 5 siswa dengan
persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 33,3% kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 9 siswa dengan persentase 60% kemudian meingkat lagi pada
siklus II menjadi 13 siswa dengan persentase 86,7%. Sedangkan ketidaktuntasan
hasil belajar mengalami penurunan yang semula pada pra siklus sebanyak 10
siswa dengan persentase sebesar 66,7% kemudian menurun pada siklus I menjadi
6 siswa dengab persentase 40% dan akhirnya pada siklus II mengalami penurunan
hingga menjadi 2 siswa dengan persentase 13,3%.
90
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas 4 SDN
5 Sindurejo KecamatanToroh Kabupaten Grobogan Semester II tahun 2014/2015
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video telah terbukti
terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini diketahui dari persentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari pra siklus sampai
pada siklus II yang mengalami peningkatan. Selain itu persentase kemampuan
diskusi dan keberanian bertanya siswa juga mengalami peningkatan dari sebelum
tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus II. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa Septiana Mulyasari dan Tomi
Iswandi dimana hasil penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan terjadinya
peningkatan hasil belajar.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model Problem
Based Learning berbantuan video dapat mengubah pola pikir siswa yang semula
hanya menerima informasi berubah menjadi lebih kritis dan analitis ketika diminta
mengamati video dalam proses pembelajaran Problem Based Learning. Hal
tersebut terlihat dari meningkatnya persentase keberanian bertanya siswa ketika
pembelajaran berlangsung. Dengan mengamati video siswa menjadi lebih kritis
dan analitis menanyakan apa yang dilihat dalam video. Selain itu kegiatan
mempresentasikan hasil diskusi kemudian membahas hasilnya bersama-sama juga
merangsang siswa untuk bertanya jika hasil yang dipresentasikan kurang sesuai
dengan hasil dikerjakan kelompok lain. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Smith (Amir, 2010:27) bahwa Problem Based Learning mampu mendorong
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta pendapat dari Trianto (2011:96-97)
bahwa Problem Based Learning menumbuhkan sifat inquiri siswa.
Selain itu dengan diberikan permasalahan yang harus dikerjakan secara
berkelompok membuat siswa menjadi lebih aktif beriteraksi dengan siswa lain dan
mampu bekerjasama dengan baik, hal ini terlihat dari meningkatnya persentase
kemampuan diskusi siswa selama dilaksanakan tindakan. Peningkatan ini terjadi
karena dengan membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang diberi
tanggungjawab untuk menyelesaikan suatu permasalahan membuat siswa terbiasa
91
berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok untuk
menyatukan pendapat untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Selain itu dengan membentuk siswa menjadi kelompok membuat siswa
terbiasa untuk saling bertukar pikiran, pendapat dan pengetahuan. Dengan begitu
siswa dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dari siswa lain sehingga
siswa lebih mudah memahami permasalahan yang sedang dihadapi serta mampu
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Dengan banyaknya informasi yang
diperoleh siswa selama berineteraksi dengan siswa lain dan meningkatnya
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran maka hasil belajar siswapun
dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Trianto
(2011: 96-97) bahwa Problem Based Learning mampu membuat pemahaman
konsep siswa semakin kuat dan yang diungkapkan Smith (Amir, 2010:27) bahwa
Problem Based Learning mampu membangun kerja tim, kepemimpinan, dan
ketrampilan sosial siswa, serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang dipelajari.
Penerapan Problem Based Learning berbantuan video juga membiasakan
siswa menyelesaikan masalah melalui penelurusan ilmiah sehingga memperoleh
kesimpulan sendiri melalui pembuktian yang nyata dimana guru bertindak sebagai
fasilitator dan siswa berusaha membangun pengetahuannya sendiri. Hal inilah
yang membuat siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah sehingga ketika
mengerjakan tes formatif siswa dapat mengerjakan dengan mudah dan siswa
mampu menyelesaikan masalah yang kompleks seperti dalam kehidupan sehari-
hari. Perubahan pola pikir inilah yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2011: 96-97) bahwa Problem
Based Learning mampu memupuk kemampuan problem solving siswa dan
pendapat dari Smith (Amir, 2010:27) bahwa Problem Based Learning mampu
meningkatkan pemahaman dan fokus pada pengetahuan yang relevan dengan
kehidupan siswa.
Setelah diberikan tindakan berupa penerapan Problem Based Learning
berbantuan video terdapat 13 siswa atau 86,7% siswa tuntas dan 2 siswa atau
13,3% siswa yang belum tuntas. Diketahui bahwa 2 siswa yang belum tuntas ini
92
memiliki riwayat ketuntasan belajar yang selalu di bawah KKM sehingga perlu
diberikan tindakan lanjutan dengan memberikan remedial dan memberikan jam
belajar tambahan agar dapat memahami materi yang kurang dipahami dan tidak
tertinggal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti bahwa pembelajaran
dengan menerapkan Problem Based Learning berbantuan video dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD N 5 Sindurejo Kecamatan Toroh
pada Semester II Tahun 2014/2015.
Top Related