Download - BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

Transcript
Page 1: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

23

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB

4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk

Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa di Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang. Desa Tajuk berada di kaki Gunung Merbabu

bagian utara, dengan ketinggian 1500-1737 mdpl dan memiliki luas Desa 1235,

89 Ha1. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Samirono di sebelah Utara,

Desa Batur di sebelah Barat dan Desa Jetak di sebelah Timur. Kota terdekat

adalah Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Desa Tajuk terdiri dari 35 RT,

4 RW dan 11 Dusun, yaitu Dusun Puyang, Pulihan, Kaliajeng, Banaran,

Ngeroto, Macanan, Cengkok, Tajuk, Sokowolu, Gedong, Ngaduman.

Gambar 2

Peta Desa Tajuk (Kel. Tajuk, 2017)

Untuk menjelaskan Dusun Tajuk Kecamatan Getasan diatas dapat

dipetakan bahwa yang berwarna orange adalah pemukiman, yang kuning adalah

1 Data luas daerah Desa Tajuk yang diambil pada 10 January 2017 di Kelurahan Desa Tajuk,

Getasan

Page 2: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

24

tegal atau yang disebut sebagai lahan pertanian, warna hijau adalah hutan, warna

merah adalah jalan Desa, warna biru langit adalah sawah serta warna biru adalah

sungai yang berada di Desa Tajuk (pemerintah Desa Tajuk, 2017)

4.2. Jumlah Penduduk Getasan

Pada Akhir tahun 2015, penduduk Kecamatan Getasan berjumlah 49.407

orang, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 24.373 sedangkan jumlah

penduduk perempuan sebesar 25.034. Sebaran kelompok umur penduduk

sebagian besar terdapat pada usia 50 tahun kebawah dimana proporsi penduduk

masih didominasi oleh penduduk perempuan. Penduduk terbanyak terdapat pada

Desa Sumogawe yaitu 8.550 orang, namun tingkat kepadatan tertinggi ada di

Desa Jetak dan Getasan. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ada di Desa

Sumogawe sebesar 0,64% dimana laju kelahiran penduduk pada tahun 2015

sangat mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Desa Sumogawe ini. Pada

Desa Nogosaren laju pertumbuhan mengalami pengurangan sebesar 0,07 %. Hal

ini disebabkan oleh faktor kematian penduduk yang tinggi di Desa Nogosaren.

Secara keseluruhan Kecamatan Getasan memiliki tingkat kepadatan

sebesar 750,92 orang per Km2, yang menandakan penduduk di daerah ini masih

tergolong jarang bila dibandingkan dengan luas wilayah yang ada. Sedangkan

laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Getasan rata-rata sebesar 0,34% selama

tahun 2015 laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Getasan sangat

dipengaruhi oleh banyaknya angka kelahiran dan kematian penduduk.

Tabel 4.1.

Jumlah Penduduk Kecamatan Getasan Tahun 2015

No

Desa

Penduduk

Kepadatan

Laju

Pertumbuhan

1 Kopeng 6 679 834,25 0,01

2 Batur 7 008 644.30 0,55

3 Tajuk 3 693 298,83 0,41

4 Jetak 3 990 1 357,14 0,10

5 Samirono 2 296 687,43

0,00

6 Sumogawe 8 550 1 068,75 0,64

7 Polobogo 4 107 844,19 0,34

8 Manggihan 1 634 833,67 0,00

Page 3: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

25

9 Getasan 2 868 1 102,23 0,00

10

Wate

s

Wates 2 943 1 059,78 0,62

11

Tolok

an

Tolokan 2 720 782,06 0,33

12

Ngra

wan

Ngrawan 1 438 787,30 0,91

13

Nogo

saren

Nogosaren 1 481 535,43 0,20

Jml/Rata2

49 407

750,92

0,34

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Getasan 2016, diolah.

4.3. Jumlah Pemeluk Agama di Getasan

Agama mayoritas penduduk di Kecamatan Getasan adalah Islam, yaitu sebesar

39.550 orang. Secara prosentase agama Islam sebesar 80,0 % dari total penduduk

Kecamatan Getasan. Urutan kedua adalah agama Kristen dengan prosentase sebesar

14,6% atau sejumlah 7.213 orang. Agama Katholik memiliki penganut sebanyak

673orang atau sebesar 1,4 % penduduk. Penganut Budha hanya ada 1.945 orang yang

merupakan 3,9 % dari total penduduk Kecamatan secara keseluruhan. Penganut

agama Islam terbesar ada di Desa Sumogawe yaitu sebesar 6.067 orang. Sedangkan

yang jumlah penganut agama Islam yang paling sedikit ada di Desa Ngrawan sebesar

1.358 orang. Untuk agama Kristen dan Katholik mayoritas ada di Desa Sumogawe

sejumlah 1.729 orang. Di desa Kopeng sebanyak 1.530 orang. Dan di Desa Manggihan

hanya 4 orang penganut Agama Kristen. (Statistik Daerah Kecamatan Getasan, 2016)

Tabel 4.2.

Jumlah Pemeluk Agama di Getasan Tahun 2015

AGAMA JUMLAH PERSEN

(%) Islam 39550 80,0

Kristen 7213 14,6

Katholik 673 1,4

Hindu 0 0

Budha 1945 3,9

Khong Hu Cu 0 0,0

Lainnya 26 0,1

TOTAL 49407 100,0

Sumber : BPS Kab. Semarang,2015

Page 4: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

26

Penganut agama Kristen dan Katholik umumnya adalah para pendatang yang

berasal dari luar wilayah Kecamatan Getasan. Agama Budha hanya ada di Desa

Kopeng, Batur, Jetak, Samirono, Sumogawe, Getasan, Wates, Tolokan, Ngrawan. Hal

ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk pada masing-masing Desa. Dimana

semakin banyak jumlah penduduk suatu desa maka semakin banyak juga penganut

agama Islam di dalamnya. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit penduduk suatu desa

maka jumlah penganut agama Islam akan semakin sedikit juga. Meskipun demikian dari

penjabaran di atas dapat diketahui bahwa agama Islam merupakan agama mayoritas

penduduk Kecamatan Getasan. Secara keagamaan dapat dilihat bahwa hampir semua

penduduk Kecamatan Getasan adalah penganut agama Islam.

Dengan demikian, dari data jumlah pemeluk agama karena memiliki keterkaitan

dengan adanya isu SARA di Getasan. Masyarakat Getasan menganggap hadirnya Uni

Papua cabang Getasan sebagai gerakan agama yang menyebarkan doktrin-doktrin

tentang ajaran salah satu agama. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya kurang

kepercayaannya orang tua kepada Uni Papua Getasan dengan tidak mengikutsertakan

anak-anaknya ke Uni Papua.

4.4. Gambaran Umum Uni Papua Papua Football Club

Sepak bola sosial di Indonesia berkembang pesat dengan tersebarnya

Komunitas Sepak bola dari perkumpulan sepak bola Uni Papua atau Uni Papua

Football Community yang didirikan pada tahun 2001 lalu. Sepak bola sosial Uni

Papua bertujuan menggunakan sepak bola untuk pembentukan karakter,

pemibinaan anak-anak dari usia 6 sampaing dengan 21 tahun, dengan

menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, melatih anggotanya untuk

memahami tentang bahaya HIV/AIDS, menjauhi minuman keras, mendidik

dalam disiplin, tanggung jawab dan respek, peduli lingkungan hidup, persamaan

gender, serta melibatkan peran masyarakat luas untuk terlibat dalam tanggung

jawab untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang ada. Materi dan program

Uni Papua diterapkan melalui permainan sepak bola dalam latihan 2-3 kali

seminggu di seluruh cabang komunitas. Uni Papua FC menyakini bahwa melalui

pembinaan dan proses pendidikan karakter akan lahir dan terebntuk generasi

masa depan Indonesia yang “menang” sesuai motto Uni Papua FC “ The

Champion of Life”.

Page 5: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

27

Reputasi Uni Papua Football Club di tingkat Internasional telah

mendapatkan pengakuan yang membanggakan, dengan diterimanya Uni Papua

Football Club sebagai anggota FIFA Football For Hope, dan anggota dari Street

Football World yang bermarkas di Berin, Jerman. Beberapa mitra strategis Uni

Papua Football Club yang bekerjasama sejak didirikan tahun 2003 lalu antara

lain, organisasi pelatihan untuk pelatih sepak bola sosial dari USA yaitu Coaches

Across Continents, dimana pada tahun 2016 sedikitnya 2.000 anak Indonesia,

penggiat, pecinta, dan para pelatih sepak bola usia dini mengikuti pelatihan yang

telah digelar selama 4 tahun berturut-turut. Uni Papua Football Club juga bekerja

sama dengan Internasional Sports Alliance dari Belanda, salama 2 tahun terkhir

Uni Papua Football Club mengirimkan anggotanya untuk studi Sport

Management di UCAM Murcia, Spanyol dengan gelar MBA.

Hingga tahun 2016, Uni Papua Football Club telah membagikan ke seluruh

Indonesia, lebih dari 20.000 buah bola dari One World Project, USA yaitu

yayasan yang memproduksi “magic ball” bola untuk bermain untuk anak-anak

yang tidak perlu di pompa dan anti pecah. Bola ini juga digunakan anak-anak di

Manchester United, Old Trafford, Inggris untuk bermain. Selain itu, kepercayaan

yang besar juga diterima Uni Papua Football Club dengan diundangnya Uni

Papua sebagai peserta dalam World Football Summit di Madrid, tanggal 26-27

Oktober 2016 lalu dengan dukungan KBRI di Madrid, Spanyol. Uni Papua

Football Club mempunyai duta Uni Papua yang memperkenalkan Uni Papua

dengan cara yang kreatif secara luas di sosial media, antara lain duta Uni Papua

adalah Gabriel Edoway, 11 tahun asal Jayapura, Ortisan Salosa pemain timnas

Indoensia dan Persipura yang berasal dari Sorong, Papua Barat, Moresby Sawor,

mahasiswa asal Biak. Isak Kogoya asal Wamena yang tahun 2017 ini disiapkan

untuk mengikuti training di Afrika Selatan.

Jajaran pengurus pusat Uni Papua Football Club digerakan 4 perempuan

Papua yang ikut membina lahirnya organisasi sepak bola sosial pertama di

Indonesia, yaitu Yohanna Baransano sebagai Wakil ketua umum, Yanti Monim

sebagai direktur wilayah Papua, Elisabeth Nauw sebagai direktur wilayah Papua

Barat dan Insoraki Sawor sebagai pelatih kepala untuk perempuan. Frans

Page 6: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

28

Praibabo sebagai pelatih kepala dan Demianus Howay sebagai wakil pelatih

kepala, dengan penasihat utama kepelatihan yaitu instruktur pelatih Internasional

kelahiran Abepura Papua dan berdomisili di Belanda dengan pengalaman lebih

dari 40 tahun di dunia sepak bola yaitu Gustaaf Griet.

Sepak bola Sosial bukan soal menang kalah, bukan sekedar turnamen

dengan ambisi mencapai kemenangan dengan segala cara, bukan juga soal

'menghalalkan' kekerasan dalam meraih prestasi, apalagi melakukan pekerjaan

mafia untuk mencapai hasil dari sebuah pertandingan sepak bola. Sepak bola

sosial lebih mengutamakan nila-nilai kemanusiaan, anak diperlakukan sebagai

anak, bukan sebagai 'orang lain' atau pemain sepak bola, tapi anak-anak

menemukan dunia bermain, bergembira dan ceria. Tidak menutup kemungkinan

ada anak-anak yang bertalenta dan berpotensi menjadi bintang lapangan, mereka

butuh diarahkan dan dibina, bukan di ekploitasi dan dibebani muatan-muatan

lainnya. Sepak bola Sosial 'memanusiakan' anak-anak untuk diberikan

pengenalan harapan, ancaman, dan modal karakter untuk kehidupannya.

Kegiatan-kegiatan di Sepakbola Sosial meliputi latihan skill dan soft skill,

motivasi dan perubahan paradigma, bermain sepakbola untuk bersahabat bukan

bermusuhan. Tidak menggunakan kebencian, cemooh, caci maki, permusuhan di

Sepakbola, tetapi persahabatan, persaudaraan, respek dan hormat terhadap

sesama, sehingga kecakapan, keahlian, ke aslian dari karakter tiap-tiap anak akan

terlihat dan berproses menjadi lebih baik.

Uni Papua Football Club saat ini telah tersebar di 14 provinsi di seluruh

Indonesia dengan 50 cabang komunitas dari pegunungan Papua dan Papua Barat

dimana organisasi ini berasal, hingga NTT, Sulawesi, Jawa, Kalimantan, Bali

dan Aceh. Bahkan telah memiliki cabang komunitas sepak bola di Helsinki,

Finlandia – Eropa, Philadelphi – USA, Osaka-Jepang dan kantor perwakilan di

Inggris, dimana semua cabang dan jaringan Uni Papua Football Club digerakan

dan dikelola secara sukarela oleh para relawan baik pengurus, pelatih, instruktur,

supporter yang terpanggil tanpa pamrih untuk bersatu pada dalam visi misi Uni

Papua yang juga menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Sebagian

besar cabang Uni Papua Football Club terdapat di pedalaman, pedesaan, dan

Page 7: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

29

program-programnya menjangkau anak-anak di daerah-daerah, hingga suku

terasing dan Salah satunya adalah Komunitas Uni Papua Tajuk yang berada di

Kecamatan Getasan Jawa Tengah.

4.5. Sejarah Uni Papua

Pada awalnya Uni Papua pertama kali dibentuk di ujung Timur tepatnya di

kaki gunung Cyclops di Centani Jayapura Papua. Tiap harinya ada ratusan anak

yang tengah berlatih sepak bola di bawah naungan sekolah sepak bola Emsyk

Uni Papua. Perkumpulan sepak bola Uni Papua didirikan dengan visi sebagai

wadah untuk membina anak-anak, remaja, pemuda untuk dapat menjauhkan diri

dari pengaruh-pengaruh buruk karena minuman keras, narkoba, pergaulan bebas

serta masalah-masalah lain. Uni Papua mau menjadi rumah bagi anak-anak

Papua untuk menyalurkan hobi dan bakatnya. Dan tentu saja mendapatkan

pendidikan moral yang baik. Program pembinaan di Uni Papua tidak hanya

pembinaan bola saja, para anak didik dikasih kemampuan soft skill, memperkuat

mentalnya serta diperluas pengetahuannya.

Uni Papua sudah ada sejak zaman Belanda tapi masih menggunakan nama

Embun Syklop atau Emsyk. Uni Papua dihadirkan oleh seorang tete (nenek)

Alphius Bukhey Pepuho pada tahun 1930-an. Emsyk ini bertahan secara mandiri

lebih dari 10 tahun. Tapi waktu itu perang dunia kedua terjadi, situasi menjadi

kacau, Emsyk pun “mati” atau terhenti. Meski kegiatan klub sepak bola terhenti,

kisah serta visi Emsyk terus diturunkan dari generasi ke generasi. Dan ada

seorang Bapak Beni merasa gelisah melihat situasi sosial di masyarakat Papua

sehingga akhirnya dia melahirkan kembali klub sepak bola tersebut tepatnya

tanggal 17 Oktober 2003. Meski dimulai dari kecil waktu itu, murid hanya

belasan dan waktu latihan anak-anak menggunakan buah kelapa sebagai bola dan

Bapak Beni berhasil mengembangkan sekolah bola Emsyk dan pada akhirnya

Emsyk kembali “mati” karena tidak adanya biaya operasional. Dan pada tahun

2010 seorang pengusaha yang bernama Harry Widjaja2 bersama tim ke Jayapura

mengambil alih Emsyk tersebut dengan diberi nama Emsyk Uni Papua dan pada

bulan Desember 2011 dibentuk Yayasan Emsyk Uni Papua yang mengajak

2 Kick Andy Metro TV 14 April 2017 : Lentera Kehidupan p6 (Uni Papua Harry Wijaya)

Page 8: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

30

berbagai tokoh masyarakat untuk duduk dan ikut mengelolah serta memikirkan

nasib sekolah sepak bola tersebut. Harapannya dengan adanya pembentukan

yayasan yang berbadan hukum Emsyk bukan hanya dapat bertahan melainkan

bisa berkembang lebih jauh lagi sehingga visi-misi dapat tercapai serta bisa

berbuat banyak lagi bagi masyarakat Papua dibawah tim pengelolah yang lebih

besar.

Pada Oktober 2012 silam anak-anak Emsyk Uni Papua menjajal

kemampuan mereka di Singapura. Mereka bertanding dalam exebition

internasional melawan akademi sepak bola punya Fandi Ahmad sang legenda

Asia Tenggara serta melawan tim senior Singapura H2O dan anak-anak Papua

terbukti berhasil memenangkan kedua pertandingan walaupun dilaksanakan

dalam dua hari secara berturut-turut.

Dalam perjalanan 2014 FIFA memberikan kabar baik bahwa Uni Papua

resmi sebagai anggota dari Indoensia untuk gerakan football for Hope. Di dalam

gerakan FIFA adalah sepak bola sebagai alat untuk kemanusiaan, perdamaian

dan untuk membentuk karakter anak-anak.

4.6. Uni Papua di Desa Tajuk

Pertama kali berkenalan dengan Harry Widjaja di Prisma Sport Jakarta

September 2014, mulainya Uni Papua Football Getasan pada tanggal 13 April

2015. Tim Uni Papua Football datang dibulan February 2015 melakukan survei

lapangan yang akan dipilih menjadi tempat latihan maka ada tiga lapangan yang

dipilih, lapangan Pulihan, lapangan Kopeng dan lapangan Jetak. Pertama-tama

Uni Papua melakukan pelatihan sekitar 10 anak, perekrutan siswa dari mulut ke

mulut. Dan itu berjalan makin hari makin banyak yang mau ikut latihan. Pelatih

yang pertama yang direkrut Rekno Budiyanto, dibantu teman -teman Mosby

anak-anak Papua di Salatiga, setelah itu Dennys, Berty, ada beberapa pelatih

yang ikut melatih di Uni Papua Getasan Salatiga, tetapi karena kita bergerak

dibidang sosial mereka terseleksi oleh alam3.

Tahapan awal terbentuk Uni Papua di Desa Tajuk Kecamatan Getasan

pada bulan September 2014 dan pada bulan April 2015 baru mulai dijalankan.

3 unipapua.net/berita/sejarah-uni-papua-football-salatiga/, diakses pada 22 Maret 2017 Pukul 9.56

Page 9: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

31

Sebelum dibentuk, CEO dan Founder dari pusat melakukan diskusi bersama

perangkat desa bersama masyarakat dengan melalukan survei terlebih dahulu ke

berbagai lokasi. Dengan melewati proses dan pertimbangan yang cukup lama,

maka tim Uni Papua memutuskan untuk memilih lapangan Pulihan di Desa

Tajuk sebagai pusat latihan sepak bola sosial Uni Papua. Setelah terpilihnya

lapangan Pulihan sebagai pusat latihan, para pengurus melakukan pendekatan

dengan perangkat-perangkat Desa untuk meminjam lapangan Pulihan pusat

latihan Uni Papua. Dan alasan utama dipilihnya wilayah Getasan karena terdapat

masalah-masalah sosial yang melibatkan anak-anak, remaja, pemuda bahkan

orang dewasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Daniel Zebaoth yang

menyatakan bahwa :

Embrionya (tahapan awal) tahun 2014 September. Saya

bertemu dengan Pak Harry di Jakarta September tahun 2014

dan bulan April 2015 kami mulai aktif menjadi Uni Papua

Getasan. Sebelum dibuka CEO dan Founder mereka survei

dulu lapangan mana yang harus menjadi Base Camp tempat

latihan, yang pertama lapangan Pulihan, kedua Kopeng,

ketiga Jetak dan keempat Salatiga. Dan yang dipilih oleh

mereka itu adalah di Pulihan. Pemilihan tempat di Getasan

dengan pertimbangan, pertama rumah saya dekat lapangan

yang menjadi Base Camp. kedua, beberapa tahun yang lalu

sebelum Uni Papua ada, ada orang Papua yang punya

masalah dengan orang-orang di Kopeng dan mengakibatkan

bentrok. Yang ketiga, ada beberapa kasus yang terjadi di

Getasan bukan hanya masalah rokok, bukan hanya masalah

minum, tapi antara Desa dengan Desa yang lain adanya

bentrokan antar kampung. keempat, di Getasan ternyata ada

beberapa orang yang terkena HIV/AIDS. Tujuan juga

dibentuk karena terdapat masalah sosial seperti, beda agama

(rawan konflik), Gay membunuh pasangannya dan

perbedaan gender.

Berdasarkan hasil kutipan dialog dengan pengurus di atas, dapat

disimpulkan bahwa terbentuknya Uni Papua di Desa Tajuk Kecamatan Getasan

diawali pada tahun 2014 dan dijalankan pada April tahun 2015. Penentuan lokasi

diawali dengan berdiskusi bersama antar CEO dan Founder serta masyarakat

setempat yang diikuti dengan melakukan survei dibeberapa lokasi yang berada di

Getasan maupun lokasi yang ada di Salatiga. Beberapa lokasi tersebut

Page 10: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

32

diantaranya, lapangan Pulihan, Jetak, Kopeng dan Salatiga. Akan tetapi dari

ketiga lapangan ini yang menjadi pilihan dari para CEO dan Founder adalah

lapangan Pulihan yang berada di Dusun Pulihan Desa Tajuk. Berdasarkan hasil

wawancara ditemukan setidaknya lima pertimbangan pemilihan lapangan, yakni:

1) Karena rumah koordinator Uni Papua Getasan dekat dengan lapangan dan

mudah mengawasi dan mengontrol, 2) Di Kopeng terdapat bentrok yang

melibatkan anak Papua, 3) Di Getasan terdapat bentrok antar kampung, 4) Di

Getasan ada beberapa orang yang terkena HIV/AIDS, dan 5) Gay membunuh

pasangannya serta perbedaan Gender. Dari kelima faktor tersebut menjadi alasan

terbentuknya Uni Papua di Desa Tajuk Kecamatan Getasan.

Komunitas sepak bola Uni Papua di Desa Tajuk adalah sebuah gerakan

sepak bola sosial yang bertujuan untuk perubahan sosial melalui sepak bola

sebagai alat untuk membina anak-anak (laki dan perempuan), membentuk

karakter, membangun masa depan bangsa. Uni Papua menanamkan nilai-nilai

positif, bermain sepak bola, membentengi generasi muda dari bahaya sosial

seperti hahaya narkoba, bahaya minuman keras, mensosialisasikan pencegahan

HIV/AIDS, membangun perdamaian, respek dan toleransi, menanamkan nilai-

nilai kemanusiaan, persamaan gender, kepedulian terhadap lingkungan hidup,

pemulihan hubungan dalam keluarga, mempersiapkan para pemimpin dengan

metoda dan pelatihan sepak bola.

Seiring perkembangannya, Uni Papua di Desa Tajuk, Getasan memiliki

keanggotaan berjumlah 43 anak yang di didik dan juga memiliki 7 orang

pengurus/volunteer. Untuk anak yang terdaftar dibagi menurut jenjang usia,

diantaranya, usia 8-11 tahun, 12-14 tahun, 15-17 tahun, 18-21 tahun. Uni Papua

memiliki kepengurusan diantaranya ada instruktur pelatih 1 orang, staff pelatih 3

orang dan memiliki kepengurusan berjumlah 3 (koordinator, sekretaris dan

bendahara) 4. Selain itu, anggota yang tergabung di Uni Papua berasal dari

berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Nusa

Tenggara Timur, Sumatera, Jawa dan Papua. Berdasarkan hasil wawancara,

4 Data diambil dari absensi bulan November 2016 di Uni Papua Getasan.

Page 11: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

33

peneliti bertemu para pengurus pada 15 Desember 2016 di rumah sekretaris Uni

Papua di Bumi Ayu Kecamatan Getasan, keduanya mengatakan bahwa5:

Saya rasa anggotanya hampir kebanyakan orang Jawa tapi

ada juga yang orang Papua. Malahan pelatihnya orang

Papua tapi kebanyakan masih satu etnis Jawa, ada beberapa

sekarang sudah mulai mengikuti ada yang dari Papua, terus

ada yang dari Batak ada juga yang dari NTT.Jadi bukan dari

satu etnis saja yang ada.

Untuk menunjang kegiatan, Uni Papua memiliki program-program untuk

membina karakter anak-anak, remaja dan pemuda. Program di komunitas Uni

Papua Getasan ada tanam pohon (go green), English Day (setiap hari Jumat

menggunakan bahasa Inggris), donor darah, bakti sosial membantu masyarakat,

CAC (Coaching Across Continents), serta hari raya besar seperti Idul Adha Uni

Papua Getasan turut berpartisipasi di dalamnya. Berdasarkan hasil pertemuan

dengan Bapak Daniel Zebaoth dan Adhi Arianto mengatakan bahwa6:

Programnya adalah seperti Coaching Accros Contineans

(CAC), kita ada tanam pohon, donor darah, memperingati

hari HIV/AIDS, berbaur dengan masyarakat saat Idul Adha,

Englih Day (Jumat berbahasa Inggris).

Dalam perkembangannya, sepak bola sosial Uni Papua Cabang Getasan,

memiliki kesiapan dalam pembinaan generasi muda lewat sepak bola sosial.

Kesiapan tersebut oleh peneliti dikategorikan menjadi dua bagian, yakni, kesiapan

secara kelembagaan dan fasilitas penunjang yang akan dianalisis secara terpisah,

di bawah ini:

Kesiapan pertama adalah Ketersediaan Fasilitas. Ketersediaan fasilitas

merupakan salah satu pendorong bagi suatu komunitas atau organisasi dalam

meningkatkan antusias masyarakat. Di Uni Papua Getasan memiliki fasilitas

untuk mendukung proses latihan sepak bola. Fasilitas penunjang yang pertama,

Lapangan sepak bola yang berada di Dusun Pulihan Desa Tajuk. Lapangan

tersebut sangat bagus karena tersedianya tiang gawang dari besi. Proses

5 Wawancara dengan Daniel Zebaoth dan Adhi Arianto, 15 Desember 2016 di rumah Sekretaris

Uni Papua Bumi Ayu, Getasan. 6 Wawancara dengan Daniel Zebaoth dan Adhi Arianto, 15 Desember 2016 di rumah Sekretaris

Uni Papua Bumi Ayu, Getasan.

Page 12: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

34

penggunaan lapangan diawali dengan meminta izin terlebih dahulu ke pemerintah

Desa Tajuk lalu, parangkat Desa menginformasikan ke masyarakat agar lapangan

dapat digunakan bersama. Dalam penggunaan lapangan, Uni Papua juga

membayar lapangan 1.000.000 setiap tahunnya. Dana yang dibayar dikirim

langsung dari Uni Papua Jakarta. Agar tidak terjadi konflik dalam penggunaan

lapangan, maka pengurus Uni Papua melakukan pendekatan ke warga yang

menjemur tembakau dengan membagi waktu. Kesepakatan dengan bahwa pada

saat Uni Papua menggunakan lapangan hari Selasa dan Jumat, masyarakat diberi

batasa waktu hanya sampai pada pukul 15.00 atau pukul 15.30 Wib. Hal itulah

yang diceritakan Adhi Arianto (Sekretaris) dan Ahmad Suwarno sebagai

masyarakat petani yang menggunakan lapangan sebagai tempat menjemur

tembakau.

Kesiapan kedua adalah penyediaan bola, rompi dan cones sebagai

penunjang latihan. Bola yang digunakan berasal dari perusaan Chevrolet yang

didesain khusus untuk sepak bola sosial sehingga bola tersebut tidak akan pecah.

Jumlah bola yang terhitung saat ini berjumlah 30 buah. Fasilitas pendukung

berikutnya adalah rompi. Rompi tersebut di dapat dari kegiatan CAC dengan

berbagai merek dan warna. Kemudian fasilitas terakhir adalah cones (kerucut)

yang digunakan pada saat latihan dan sebagai pembatas ketika diberikan games

kecil. Sejalan dengan itu, koordinator dan sekretaris Uni Papua Getasan (Daniel

Zebaoth dan Adhi Arianto), “Pendorong, kita punya bola, bola yang langsung dari

Chevrolet bola yang set (disetting) untuk menjadi sepak bola sosial yang tidak

bisa pecah salah satunya. Ada cones juga yang menunjang latihan ada rompi dari

berbagai merek dan juga dari logo Uni Papua juga banyak dari CAC seperti itu

rompinya”.

Kesiapan ketiga, Antusias Peserta Didik. Antusias peserta didik

merupakan tolak ukur keberadaan Uni Papua di Desa Tajuk, Getasan. Bahkan

menurut ketua dan sekretaris Uni Papua Getasan (Daniel Zebaoth dan Adhi

Arianto), “bahwa sampai anak-anak tetap setia ke kita dari hari ini masih ada

karena mereka melihat bukan hanya skill yang kita kembangkan tapi mendidik

karakter mereka itu sangat penting sekali itu yang menjadi pendorong kita,

Page 13: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

35

penyemangat kita disini tetap eksis dan kami terbuka dengan siapapun juga

dengan berbagai usia juga kita terbuka terus dari anak-anak yang sudah mengikuti

latihan di Uni Papua mulai memiliki Uni Papua itu sendiri jadi sampai sekarang

anak-anak masih menganggap kalau Uni Papua itu juga milik mereka jadi mereka

ya tetap bertahan dan masih mengikuti sampai sekarang”. Dari kedua kutipan

wawancara dapat dijelaskan bahwa Uni Papua tetap eksis karena terbuka bagi

siapa saja yang ingin bergabung serta sikap setia anak-anak untuk tetap mengikuti

Uni Papua sampai saat ini. Antusias anak-anak untuk mengikuti Uni Papua sangat

bagus terlihat dari absensi pada bulan Februari, dimana anak-anak yang mengikuti

Uni Papua berjumlah 43 anak. Jumlah ini merupakan sebuah komitmen dari anak

untuk didik dan bina karakternya.

Kesiapan keempat adalah Dukungan Masyarakat. Masyarakat Getasan

merupakan salah satu yang terlibat dalam mendukung kegiatan-kegiatan Uni

Papua. Dukungan dilakukan masyarakat ketika diundang, para masyarakat

dengan sukarela berpartisipasi langsung membantu Uni Papua dalam pembuatan

tenda ketika kegiatan, membantu menghadiri kegiatan sosial, seperti tanam

pohon di area lereng gunung Merbabu dan ikut terlibat dalam kegiatan buka

bersama pada waktu itu. Dengan demikian, demi berjalannya kegiatan Uni

Papua, pengurus selalu berkoordinasi dengan masyarakat masyarakat.

Keterlibatan masyarakat ini memberikan warna tersendiri bagi Uni Papua,

bahkan menurut koordinator Uni Papua (Daniel Zebaoth), “bagaimanapun tanpa

adanya dukungan dari masyarakat kita tidak gak bisa apa-apa karena gerakan

kita adalah gerakan yang membangun generasi seperti itu”.

Kesiapan-kesiapan juga dilakukan Uni Papua Cabang Getasan terutama

dalam Kesiapan Secara Kelembagaan. Kelembagaan yang dimaksud disini

adalah Ketua, Bendahara dan Sekretaris, termasuk pelatih, pemerintah Desa

Tajuk, organisasi Karang Taruna, organisasi PKP (Pemuda Kinasih Puyang).

Kesiapan dari kelembagaan ini untuk mendorong dan memotivasi anak didik

agar terhindar dari masalah-masalah sosial dan mendukung dalam bentuk-bentuk

kegiatan sosial yang ada di masyarakat guna mendidik anak agar memiliki moral

yang baik kedepannya. Selain itu, Uni Papua Getasan memiliki pelatih yang

Page 14: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

36

berlicensi dan pelatih tidak memiliki licensi atau hanya “penyuka” sepak bola.

Pelatih merupakan salah satu yang membantu dalam proses latihan anak didik di

Getasan. Pelatih yang bergabung di Uni Papua tidak hanya dari kalangan

mahasiswa, tetapi ada juga pelatih yang memiliki umur di atas 30-an tahun.

Pelatih di Uni Papua Getasan setiap minggu harus melatih anak-anak pada hari

Selasa dan Jumat. Dalam penjelasan tersebut, koordinator Uni Papua Getasan

(Daniel Zebaoth), bahwa “juga adanya pelatih yang punya lecensi juga punya

dan bagi kita licensi tidak-tidak begitu penting karena kita bergerak di sosial

yang paling adalah hati mereka mau latih anak-anak”.

Namun, dengan kuatnya kelembagaan yang dibangun, ternyata Uni Papua

Cabang Getasan memiliki kendala yang dihadapi, yakni Isu SARA. Isu SARA

merupakan isu yang sangat besar sejak Uni Papua berdiri hingga saat ini,

walaupun isu tersebut sudah berkurang. Dampak dari isu SARA menyebabkan

berkurangnya anak didik yang berlatih, dimana pada waktu itu mencapai 80-an

anak, tapi karena digoncang dengan isu SARA maka terjadi penurunan yang

drastis hingga mencapai 32 anak didik sampai saat ini. Dan seiring berjalannya

waktu anak-anak didik sesuai dalam absnesi bulanan Uni Papua pada bulan

Maret 2017 tercatat sudah mencapai 43 anak. Berdirinya Uni Papua Cabang

Getasan dianggap oleh masyarakat sebagai bentuk penyebaran doktrin dari salah

satu agama. Hal itulah yang membuat para pengurus harus bekerja keras untuk

memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa Uni Papua hadir dan bukan salah

satu gerakan salah satu agama, tetapi hadirnya Uni Papua untuk membentuk

karakter anak yang memiliki moral yang baik kedepannya. Menghadapi isu

SARA, ketua (Daniel Zebaoth) Uni Papua mengatakan bahwa, “karena

bagaimanapun ya isu SARA pasti ada tetapi yang jelas ya kita tawarkan bahwa

kita bukan masalah SARA yang ditawarkan tetapi kita masalah karakter anak

membangun generasi bangsa dengan karakter anak seperti itu”.

Keempat adalah peserta didik yang lebih suka bertanding dari pada

latihan. Awal berjalannya Uni Papua pada tahun 2015 anak dilarang untuk

bertanding oleh CEO dan Faunder dari Jakarta karena takut kalau anak-anak

didik cedera sehingga selama satu tahun anak hanya berlatih sepak bola tanpa

Page 15: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

37

bertanding dengan siapapun. Akibatnya, anak-anak mengalami kebosanan dan

tidak lagi datang latihan. Dan pada bulan November 2016 ketua cabang Getasan

melakukan diskusi dengan CEO agar anak diberi izin untuk bertanding setiap

bulannya satu kali. Akhirnya, CEO memberi izin untuk bertanding, tapi

bertanding harus dengan Sekolah Sepak Bola (SSB), maka dengan diberi izin

anak-anak kembali mengikuti latihan, walaupun tidak semuanya pada waktu itu

bosan. Pernyataan yang sama disampaikan oleh sekretaris (Adhi Arianto), bahwa

“ Kemudian ada penghambat juga dari anak-anak sendiri kadang ada yang

mengalami kebosanan karena awal –awal itu kita harus ada berapa bulan dulu

kita berdiri baru bisa sparing atau melakukan pertandingan-pertandingan

jangankan anak-anak karena mungkin ini baru pertama kali Uni Papua berdiri

disini jadi bagi mereka kalau sepak bola itu harus bertanding terus tanpa

mungkin mereka berpikir harus mematangkan skill-skill dasar dulu yang penting

bertanding jadi itu yang menjadi penghambat juga. Dengan berjalannya waktu

sekarang anak-anak juga sudah semangat lagi untuk berlatih”.

Cuaca yang kurang mendukung. Cuaca merupakan salah satu penyebab

utama kegiatan tidak berjalan dengan baik di Uni Papua. Akibat dari cuaca

mengakibatkan latihan sepak bola menjadi terhenti. Sehingga latihan anak didik

banyak diliburkan karena kalau dipaksakan akan berpengaruh terhadap

keselamatan dan kesehatan anak. Hal ini disampaikan oleh Daniel Zebaoth

sebagai ketua Uni Papua yang mengatakan, bahwa “faktor penghambat kalau

hujan seringkali kalau di tempat kami seringkali hujan yang sangat lama ini

sampe-sampe hari ini pun sering hujan. Jadi hujan salah satu penghambat karena

perjanjian kita dengan anak-anak dan juga dengan orang tua itu kalau hujan libur

karena kami takut ada petir yang membahayakan anak atau anak-anak sakit

karena kena hujan itu salah satu faktor penghambat. Yang kedua angin karena di

tempat kami juga ada masim-musim angin yang besar seperti itu yang membuat

anak-anak takut jalan karena terkadang sampai ada kayu yang roboh yang

berterbangan jadi itu yang sering kali menjadi faktor penghambat”.

Yang berikutnya adalah akses transportasi yang kurang memadai.

Transportasi merupakan penyebab yang tidak begitu dominan, karena

Page 16: BAB IV GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB · GAMBARAN UMUM UNI PAPUA FOOTBALL CLUB . 4.1. Sekilas Tentang Wilayah Desa Tajuk Desa Tajuk merupakan salah satu Dusun dari 13 desa

38

kebanyakan anak diantar oleh orang tua mereka dan ada juga yang menggunaka

sepeda motor sendiri. Ada beberapa anak-anak didik yang memilih jalan kaki

karena letaknya yang tidak jauh dari rumah mereka. Akses transportasi menjadi

terhambat bagi para anak-anak yang rumahnya jauh dari lapangan, sehingga

menyebabkan kadang anak tidak datang dengan alasan tidak adanya transportasi

umum yang menuju ke arah Desa tersebut.