25
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Laporan Laba Rugi Secara Komersial
CV XY menyusun laporan keuangan sebagai proses terakhir akuntansi
dan merupakan cermin dari kondisi perusahaan secara komersial yang nantinya
akan disesuaikan dengan Undang - Undang Perpajakan yang lalu terbentuk
laporan keuangan secara fiskal, saat ini laporan disusun secara komersial yang
bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan dan kinerja perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya bermanfaat bagi sebagian
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Berikut merupakan hasil laporan laba rugi CV XY sebelum melakukan
koreksi Fiskal :
Tabel 4.1
Laporan Laba Rugi CV XY
Tahun 2017
I. PENDAPATAN
1. Penjualan
A. Penjualan Rp 88.207.517.731
B. Pendapatan Bengkel Rp 1.482.603.523
C. Penghargaan Pemasaran Rp 3.186.460.756
D. Pendapatan Lainnya Rp 72.517.500
TOTAL PENDAPATAN Rp 92.876.582.010
26
II. HARGA POKOK PENJUALAN
A. Persediaan Awal Rp 45.392.715.677
B Pembelian Awal Rp 49.921.890.039
C. Pembelian Sparepart Rp 1.186.082.819
Jumlah Rp 96.500.688.535
D. Persediaan Akhir Rp 15.057.300.472
E Harga Pokok Penjualan Rp 81.443.388.063
LABA KOTOR Rp 11.433.193.947
III. BIAYA OPERASIONAL
Gaji Rp 1.366.850.000
Keperluan Kantor Rp 237.950.611
Keperluan Toko Rp 70.350.975
Transport / Bahan Bakar Rp 334.893.359
Listrik Rp 39.877.936
Telpon Rp 29.915.649
Air Rp 15.973.179
Biaya Sewa Rp 225.433.310
Biaya Pembelian Rp 39.288.000
Biaya Penjualan Rp 88.314.714
KIR / Pajak Kendaraan Rp 17.137.600
Perawatan Kendaraan Rp 137.574.797
Perawatan Bangunan Rp 35.118.124
Biaya Penyusutan Rp 326.704.752
TOTAL BIAYA OPERASIONAL Rp 2.965.383.006
LABA BERSIH Rp 8.467.810.941
Sumber : KAP Tribowo Yulianti (Data diolah)
Dari Laporan Laba Rugi diatas pada tabel 4.1. berikut catatan dan
rincian yang dapat diketahui :
A. Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan
27
Pendapatan Business Unit Utama & Business Unit Dukungan
CV XY di peroleh sebagian besar melalui pendapatan Business Unit
Utama dari penjualan sepeda motor. Pendapatan Business Unit
Dukungan dari pendapatan bengkel. penghargaan pemasaran serta
pendapatan lainnya.
B. HPP
Perhitungan HPP yang dipakai oleh CV XY untuk mendapatkan
laba bersih dengan melalui metode FIFO. dimana metode tersebut diakui
secara pajak. Berikut Berhitungannya :
HPP :
Persediaan Awal : Rp 45.392.715.677
Pembelian Awal : Rp 49.921.890.039
Pembelian Sparepart : Rp 1.186.082.819 +
Rp 96.500.688.535
Persediaan Akhir : Rp 15.057.300.472 +
Harga Pokok Penjualan Rp 81.443.388.063
C. Biaya Operasional
Biaya Operasional yang terjadi pada CV XY berkaitan dengan
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung operasi
perusahaan.dan termasuk biaya penyusutan. Datanya sebagai berikut :
Biya Operasional :
28
Tabel 4.2
CV XY
Biaya Operasional
Tahun 2017
Gaji : Rp 1.366.850.000
Keperluan Kantor : Rp 237.950.611
Keperluan Toko : Rp 70.350.975
Transport / Bahan Bakar : Rp 334.893.359
Listrik : Rp 39.877.936
Telpon : Rp 29.915.649
Air : Rp 15.973.179
Biaya Sewa : Rp 225.433.310
Biaya Pembelian : Rp 39.288.000
Biaya Penjualan : Rp 88.314.714
KIR / Pajak Kendaraan : Rp 17.137.600
Perawatan Kendaraan : Rp 137.574.797
Perawatan Bangunan : Rp 35.118.124
Biaya Penyusutan : Rp 326.704.752 +
TOTAL BIAYA PERASIONAL: Rp 2.965.383.006
Sumber : KAP Tribowo Yulianti (Data diolah)
Laporan laba rugi di atas disajikan dalam bentuk laporan keuangan
komersial menurut Standart Akuntansi. Sehingga laba bersih yang didapat
sebesar Rp. 8.433.762.269. Laba yang saat ini (Laporan Komersial) tidak dapat
di gunakan sebagai penentu penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak karena
tidak diakui secara fiskal. maka pada waktu pembuatan laba/rugi secara fiskal
baik biaya-biaya ataupun beban yang masih menurut laporan komersial tersebut
maka harus dilakukan Koreksi Fiskal (Koreksi Positif dan Koreksi Negatif).
29
4.2 Analisis Koreksi Fiskal CV XY
A. Koreksi Fiskal CV XY tahun 2017 Berdasarkan Undang–undang Nomor
36 Tahun 2008
Koreksi fiskal yang dapat dilakukan berupa koreksi positif maupun
koreksi negatif. sehingga laba pada laporan keuangan akan ada perbedaan.
Perbedaan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan pengakuan penghasilan
dan biaya dalam penyusunan laporan laba rugi. Yang mendasari penyusunan
laporan keuangan dalam perpajakan yaitu Undang – undang Nomor 36 Tahun
2008. maka dari itu diperlukannya identifikasi terhadap laporan laba rugi
komersial yang sesuai dengan undang – undang perpajakan agar dapat
diketahui akun – akun yang mengalami koreksi fiskal yang ada di dalam laporan
laba rugi komersial untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017.
1. Pendapatan
Pendapatan yang di peroleh oleh perusahaan sebesar Rp. 92.876.582.010.-
pendapatan ini terdiri dari Penjualan Rp. 88.207.517.731.-. Pendapatan
Bengkel sebesar Rp. 1.482.603.512.- dan Penghargaan Pemasaran Rp.
3.186.460.756.-
Pendapatan tidak di koreksi fiskal karena sudah sesuai dengan Undang –
Undang Perpajakan UU 36 Tahun 2008 terkait dengan objek pajak
penghasilan atau pendapatan
2. Harga Pokok Penjualan
30
Harga Pokok Penjualan perusahaan sebesar Rp. 11.433.193.947.-
berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 yang menyatakan :
Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok
dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata atau
dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama.
Sehingga untuk Harga pokok penjualan tidak mengalami koreksi fiskal
karena sudah sesuai dengan Undang – undang perpajakan.
3. Biaya Gaji
Biaya Gaji yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 1.366.850.000.-
Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan untuk membayar
Gaji Karyawan.
Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor 2
yang menyatakan bahwa :
“Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk
: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha. antara lain : Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk
upah. gaji. honorarium. bonus. gratifikasi. dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang.”
Sehingga untuk biaya gaji tidak dikoreksi karena sudah sesuai dengan UU
perpajakan.
31
4. Biaya Keperluan Kantor
Biaya Keperluan Kantor yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
237.950.611.- biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan
dengan kegiatan kantor. Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008
Pasal 6 ayat (1) a nomor 8 yang menyatakan bahwa :
“Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk
: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha. antara lain : Biaya administrasi.
Sehingga untuk biaya keperluan kantor tidak dikoreksi.
5. Biaya Keperluan Toko
Biaya keperluan toko yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
70.350.975.-. Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan untuk
keperluan terkait dengan toko.
Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor 8
yang menyatakan bahwa :
“Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan. termasuk
: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha. antara lain : Biaya administrasi.
32
Sehingga untuk biaya keperluan toko tidak dikoreksi.
6. Biaya Transport / Bahan Bakar
Biaya Transport / Bahan Bakar yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar
Rp. 334.893.359.-. Biaya ini merupakan biaya yang digunakan perusahaan
untuk pembelian Bahan Bakar yang digunakan untuk kendaraan
operasional.
Biaya Bahan Bakar yang dikeluarkan untuk sepeda motor sebesar Rp.
66.978.672 dan untuk mobil sebesar Rp. 267.914.687 selain itu. terdapat
sepeda motor yang digunakan oleh pegawai tertentu karena pekerjaannya.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002
Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa:
”Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan bus.
minibus. atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk antar jemput para pegawai. dapat dibebankan seluruhnya sebagai
biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri keuangan Nomor 520/KMK.04/2000
Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002.”
Sehingga untuk biaya Transport / Bahan Bakar tidak di koreksi.
33
7. Biaya Listri
Biaya Listrik yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.
39.877.936.-. Didalamnya juga terdapat biaya listrik mess sebesar Rp.
1.719.340.-
Jika berdasarkan UU No. 36 Thn.2008 Pasal 4 ayat 3 tentang yang
dikecualikan dari objek pajak. yang menyatakan bahwa penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima dalam
bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan.
Dengan begitu biaya listrik mess tidak dapat dibebankan sebesar Rp.
1.719.340
Biaya Telepon (Komersial) Rp 39.877.936
Biaya Telepon (Fiskal) Rp 38.158.596 –
Jumlah Koreksi Fiskal Rp 1.719.340
8. Biaya Telepon
Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.
29.915.649.-. Biaya telepon ini merupakan biaya isi ulang pulsa telepon
seluler karyawan yang digunakan untuk melakukan aktifitas operasional
yang berkaitan dengan perusahaan seperti untuk menghubungi pelanggan.
Berdasarkan Keputusan dari Direktorat Jenderal Pajak Nomor 220/PJ./2002
berkaitan dengan Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian
34
Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan Pasal 1 ayat (2) yang
menyatakan bahwa:
“Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon
seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya. dapat dibebankan sebagai biaya
perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya
berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan dalam Tahun Pajak
yang bersangkutan”
Dengan begitu. Biaya Telepon hanya dapat dibebankan sebesar 50% (lima
puluh persen) sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
220/PJ./2002.
Biaya Telepon (Komersial) Rp 29.915.649
Biaya Telepon (Fiskal) Rp 14.957.825 –
Jumlah Koreksi Fiskal Rp 14.957.825
Sehingga untuk biaya telepon akan dikoreksi secara positif sebesar Rp
14.957.825.- yang mengakibatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
perusahaan semakin meningkat.
35
9. Biaya Air
Biaya Air yang dikeluarkan oleh CV XY pada tahun 2017 sebesar Rp.
15.973.179.-. Didalamnya juga terdapat biaya Air mess sebesar Rp.
402.810.-
Jika berdasarkan UU No. 36 Thn.2008 Pasal 4 ayat 3 tentang yang
dikecualikan dari objek pajak. yang menyatakan bahwa penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima dalam
bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam bentuk kenikmatan.
Dengan begitu biaya air mess tidak dapat dibebankan sebesar Rp. 402.810
Biaya Telepon (Komersial) Rp 15.973.179
Biaya Telepon (Fiskal) Rp 15.570.369 –
Jumlah Koreksi Fiskal Rp 402.810
10. Biaya Sewa
Biaya sewa yang dikeluarkan oleh CV XY sebesar Rp. 225.433.310.-
berkaitan dengan sewa kegiatan usaha seperti untuk sewa stan tenda di saat
ada event.
11. Biaya Pembelian
Biaya Pembelian yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
39.288.000 biaya tersebut berkaitan dengan bongkar muat.
Berdasarkan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) a nomor
2 yang menyatakan bahwa :
36
“Besarnya Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap. ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
baiya untuk mendapatkan. menagih. dan memelihara penghasilan.
termasuk : Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha. antara lain : Biaya berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa termasuk upah. gaji. honorarium. bonus. gratifikasi. dan
tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang.”
Sehingga untuk biaya pembelian tidak dikoreksi karena sudah sesuai
dengan UU perpajakan.
12. Biaya Penjualan
Biaya penjualan yang dikeluarkan oleh CV XY sebesar Rp. 88.314.714.
biaya ini terkait dengan biaya entertain dari ketentuan Pasal 6 ayat (1) hurup
a UU Pajak Penghasilan :
bahwa setiap biaya entertainment yang memenuhi syarat. yaitu
dipergunakan untuk mendapatkan. menagih dan memelihara penghasilan
yang merupakan objek pajak adalah dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto. sehingga mengurangi pajak penghasilan perusahaan.
Sehingga untuk biaya pembelian tidak di koreksi karena sudah sesuai
dengan UU Perpajakan
.
37
13. Biaya KIR / Pajak Kendaraan
Biaya KIR / Pajak Kendaraan yang di keluarkan oleh perusahaan sebesar
Rp. 17.137.600. Biaya ini berkaitan dengan cek fisik dan pajak kendaraan
kantor.
14. Biaya Perawatan Kendaraan
Biaya Perawatan Kendaraan yang di keluarkan oleh CV XY sebesar Rp.
137.574.797.-. Biaya perawatan kendaraan ini seperti ganti oli. spare part.
dan Service. Biaya yang dikeluarkan untuk sepeda motor sebesar Rp.
27.514.959.- dan untuk Mobil sebesar Rp. 110.059.838.-. Untuk kendaraan
sepeda motor milik perusahaan digunakan oleh karyawan tertentu yang
berkaitan dengan marketing. maka berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 Pasal 2 ayat (1) disebutkan
bahwa:
“Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan bus.
minibus. atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk antar jemput para pegawai. dapat dibebankan seluruhnya sebagai
biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri keuangan Nomor 520/KMK.04/2000
Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002.”
Sehingga untuk Biaya Pemeliharaan Kendaraan tidak dikoreksi.
38
15. Biaya Perawatan Bangunan
Biaya Perawatan Bangunan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.
35.118.124.- biaya ini berkaitan dengan biaya renovasi bangunan seperti
digunakan untuk pembelian cat. semen dan perbaikan listrik.
16. Biaya Penyusutan
Berdasarkan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayar (1) huruf
b menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas
baiya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
sebagaimana dimaksut dalam pasal 11 dan pasal 11A.
Perusahaan dalam menghitung Biaya Penyusutan Aset tetap belum sesuai
dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan Pasa 11 maka dari itu. perlu dilakukan koreksi fiskal berkaitan
dengan Biaya Penyusutan Aset Tetap perusahaan. Berikut adalah
penjelasan mengenai akun-akun Biaya Penyusutan Aset Tetap perusahaan
yang mengalami koreksi fiskal pada tahun 2017 sebagai berikut:
39
Tabel 4.3
CV XY
DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA
TAHUN 2017
(Dalam Rupiah)
NO NAMA BARANG QTY
PEROLEHAN
UE Beban
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
Per 31 Des
2017 TAHUN HARGA
I INVENTARIS KANTOR
1 AC 1 Aug-14 6.400.000 5 1.280.000 4.373.333 2.026.667
2 BRANKAS 1 Mar-11 15.350.000 7 2.192.857 14.984.524 365.476
3 BRANKAS 1 May-11 15.600.000 7 2.228.571 14.857.143 742.857
4 ETALASE 1 Jul-15 750.000 3 250.000 625.000 125.000
5 LEMARI KACA 1 Nov-15 1.500.000 3 500.000 1.083.333 416.667
6 COMPRESOR 1 Feb-15 1.000.000 6 166.667 486.111 513.889
7 MECHANIC TRUSTER 1 Mar-15 3.519.120 4 879.780 2.419.395 1.099.725
8 PRINTER BAYUNG 1 Sep-15 860.000 4 215.000 501.667 358.333
9 PRINTER IP2770 1 Aug-15 760.000 4 190.000 459.167 300.833
JUMLAH INVENTARIS
KANTOR 45.739.120 7.902.875 39.789.673 5.949.447
II KENDARAAN
1 MOBIL PICK UP 1 Aug-10 92.000.000 6 15.333.333 113.722.222 76.666.667
2 MOBIL GRAND MAX 1 Mar-11 60.000.000 8 7.500.000 51.250.000 52.500.000
3 MOBIL GRAND MAX PICK UP 1 Dec-15 286.800.000 7 40.971.429 81.942.857 245.828.571
4 MOBIL TAHUN 2008 1 Dec-16 50.000.000 5 10.000.000 10.000.000 40.000.000
5 MOBIL TAHUN 2002 1 Dec-16 45.000.000 5 9.000.000 9.000.000 36.000.000
6 MOBIL TAHUN 2013 1 Dec-16 55.000.000 5 11.000.000 11.000.000 44.000.000
7 MOBIL TAHUN 2012 1 Dec-16 50.000.000 5 10.000.000 10.000.000 40.000.000
JUMLAH KENDARAAN 638.800.000 103.804.762 286.915.079 534.995.238
TOTAL : 684.539.120 111.707.637 326.704.752 540.944.685
Sumber : KAP TRIBOWO YULIANTI (Data Diolah)
40
Tabel 4.4
CV XY
DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA
TAHUN 2017
(Dalam Rupiah)
NO. NAMA BARANG QTY
PEROLEHAN Tarif
Penyusuta
n
UE
Beban Penyusutan per tahun Selisih
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
Per 31 Des
2017 TAHUN HARGA Komersial Fiskal
I INVENTARIS KANTOR
1 AC 1 Aug-11 6.400.000 12,5% 8 1.280.000 800.000 480.000 5.200.000 1.200.000
2 BRANKAS 1 Mar-11 15.350.000 12,5% 8 2.192.857 1.918.750 274.107 13.111.458 2.238.542
3 BRANKAS 1 May-11 15.600.000 12,5% 8 2.228.571 1.950.000 278.571 13.000.000 2.600.000
4 ETALASE 1 Jul-15 750.000 25% 4 250.000 187.500 62.500 468.750 281.250
5 LEMARI KACA 1 Nov-15 1.500.000 25% 4 500.000 375.000 125.000 812.500 687.500
6 COMPRESOR 1 Feb-15 1.000.000 12,5% 8 166.667 125.000 41.667 364.583 635.417
7 MECHANIC TRUSTER 1 Mar-15 3.519.120 25% 4 879.780 879.780 - 2.419.395 1.099.725
8 PRINTER BAYUNG 1 Sep-15 860.000 25% 4 215.000 215.000 - 501.667 358.333
9 PRINTER IP2770 1 Aug-15 760.000 25% 4 190.000 190.000 - 459.167 300.833
JUMLAH INVENTARIS
KANTOR
45.739.120 7.902.875 6.641.030 1.261.845 36.337.520 9.401.600
II KENDARAAN
1 MOBIL PICK UP 1 Aug-10 92.000.000 12,5% 8 15.333.333 11.500.000 3.833.333 85.291.667 76.666.667
2 MOBIL GRAND MAX 1 Mar-11 60.000.000 12,5% 8 7.500.000 7.500.000 - 51.250.000 52.500.000
3 MOBIL GRAND MAX PICK UP 1 Dec-15 286.800.000 12,5% 8 40.971.429 35.850.000 5.121.429 71.700.000 245.828.571
4 MOBIL TAHUN 2008 1 Dec-16 50.000.000 12,5% 8 10.000.000 6.250.000 3.750.000 6.250.000 40.000.000
5 MOBIL TAHUN 2002 1 Dec-16 45.000.000 12,5% 8 9.000.000 5.625.000 3.375.000 5.625.000 36.000.000
6 MOBIL TAHUN 2013 1 Dec-16 55.000.000 12,5% 8 11.000.000 6.875.000 4.125.000 6.875.000 44.000.000
7 MOBIL TAHUN 2012 1 Dec-16 50.000.000 12,5% 8 10.000.000 6.250.000 3.750.000 6.250.000 40.000.000
JUMLAH KENDARAAN
638.800.000
103.804.762 79.850.000 23.954.762 233.241.667 534.995.238
TOTAL : - 684.539.120 111.707.637 86.491.030 25.216.607 269.579.187 544.396.838
SUMBER : Data Diolah
41
a. Biaya Penyusutan Inventaris Kantor
Biaya Penyusutan Inventaris Kantor menurut komersial sebesar Rp.
7.902.875.- yang dapat di lihat pada Tabel 4.3. Biaya Penyusutan
Inventaris Kantor belum dilakukan penyesuaian oleh perusahaan
menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan Pasal 11 ayat (6) Perhitungan penyusutan inventaris kantor
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Pada Tabel 4.4 perhitungan Biaya Penyusutan Inventaris Kantor
Menurut fiskal sebesar Rp. 6.641.030.- sehingga selisih penyusutan
menurut komersial dengan menurut fiskal sebesar Rp. 1.261.845.-.
Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Komersial) Rp 7.902.875
Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Fiskal) Rp 6.641.030 –
Jumlah Koreksi Fiskal Rp 1.261.845
Sehingga untuk biaya Penyusutan Inventaris Kantor akan dikoreksi
secara positif sebesar Rp. 1.261.845.- yang mengakibatkan Penghasilan
Kena Pajak (PKP) perusahaan menjadi meningkat.
b. Biaya Penyusutan Kendaraan
Biaya Penyusutan kendaraan menurut komersial sebesar Rp.
103.804.762.-. yang dapat di lihat pada Tabel 4.3. Biaya Penyusutan
kendaraan belum dilakukan penyesuaian oleh perusahaan menurut
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal
42
11 ayat (6) Perhitungan penyusutan kendaraan dapat dilihat pada
Lmapiran 5.
Pada Tabel 4.4 perhitungan Biaya Penyusutan kendaraan Menurut
fiskal sebesar Rp. 79.850.000.- sehingga selisih penyusutan menurut
komersial dengan menurut fiskal sebesar Rp. 23.954.762.-.
Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Komersial) Rp 103.804.762
Biaya Penyusutan Inventaris Kantor (Fiskal) Rp 79.850.000 –
Jumlah Koreksi Fiskal Rp 23.954.762
Sehingga untuk biaya Penyusutan Kendaraan akan dikoreksi secara
postif sebesar Rp. 23.954.762.- yang mengakibatkan Penghasilan Kena
Pajak (PKP) perusahaan menjadi meningkat.
Akun – akun yang mengalami koreksi fiskal atas laporan laba rugi
komersial berdasarkan pada Undang – Undang Nomor 36 36 Tahun
2008 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Daftar Koreksi Fiskal CV XY
Periode 31 Desember 2017
NO NAMA AKUN KOREKSI
Rp KETERANGAN
1 Biaya Listrik 1.719.340 POSITIF
2 Biaya Telpon 14.957.825 POSITIF
3 Biaya Air 402.810 POSITIF
4 Biaya Penyusutan 25.216.607 POSITIF
JUMLAH 42.296.582
43
Bedasarkan Tabel di atas akun yang mengalami koreksi positif
adalah Biaya Transport/Bahan Bakar.Biaya Listrik. Biaya Telpon.
Biaya Air. Biaya Perawatan Kendaraan. Biaya Penyusutan dengan
jumlah sebesar Rp. 42.296.582.- Sedangkan nama akun yang
mengalami koreksi negatif tidak ada.
B. Menentukan Pajak Penghasilan Terutang setelah dilakukan Koreksi
Fiskal
Berdasarkan laporan laba rugi komersial CV XY yang sudah di
identifikasi. terdapat akun – akun yang mengalami perbedaan menurut fiskal.
Sehingga adanya perbedaan antara menurut komersial dan menurut fiskal.
Sehingga menimbulkan koreksi fiskal positif maupun koreksi fiskal negatif.
Dengan dilakukannya koreksi fiskal maka diperoleh penghasilan kena pajak
sama dnegan penghasilan neto. yaitu penghasilan bruto dikurangi dengan biaya
yang diperkenankan oleh Undang – Undang Pajak Penghasilan.
44
Tabel 4.6
CV XY
Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya
Tahun 2017
(Dalam Rupiah)
KETERANGAN MENURUT
KOMERSIAL
REKONSILIASI FISKAL
MENURUT FISKAL KOREKSI
POSITIF
KOREKSI
NEGATIF
PENDAPATAN
PENJUALAN 92.949.099.510
92.949.099.510
HARGA POKOK PENJUALAN 81.443.388.063
81.443.388.063
LABA KOTOR 11.505.711.447
11.505.711.447
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Gaji 1.366.850.000
1.366.850.000
Biaya Keperluan Kantor 237.950.611
237.950.611
Biaya Keperluan Toko 70.350.975
70.350.975
Biaya Transport / Bahan Bakar 334.893.359
334.893.359
Biaya Listrik 39.877.936 1.719.340 4.3.1
38.158.596
Biaya Telpon 29.915.649 14.957.825 4.3.2
14.957.825
Biaya Air 15.973.179 402.810 4.3.3
15.570.369
Biaya Sewa 225.433.310
225.433.310
Biaya Pembelian 39.288.000
39.288.000
Biaya Penjualan 88.314.714
88.314.714
Biaya KIR / Pajak Kendaraan 17.137.600
17.137.600
Perawatan Kendaraan 137.574.797
137.574.797
Perawatan Bangunan 35.118.124
35.118.124
Biaya Penyusutan 326.704.752 25.216.607 4.3.4
301.488.145
Total Biaya Operasional 2.965.383.006
2.923.086.425
45
LABA (RUGI) BERSIH SEBELUM
PAJAK 8.540.328.441
8.582.625.022
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 penghasilan kena pajak sebelum dilakukan
koreksi fiskal diperoleh laba (rugi) bersih sebelum pajak sebesar Rp.
8.540.328.441.-. Terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan dari laporan laba
rugi perusahaan. karena biaya-biaya tersebut tidak dapat dijadikan sebagai
pengurang penghasilan bruto. Sehingga laba kena pajak (menurut fiskal)
menjadi sebesar Rp. 8.582.625.022.- yang merupakan penghasilan kena pajak
(pkp) setelah koreksi fiskal
C. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang CV XY Setelah Koreksi Fiskal
berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk menghitung
pajak penghasilan setahun bagi wajib pajak adalah dengan cara mengalikan
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan tariff pajak. Berdasarkan Pasal 17 Ayat
(2a) tariff pajak penghasilan adalah 25% (dua puluh lima persen). Dan menurut
Pasal 31E ayat (1) Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto
sampai dengan Rp50.000.000.000.00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif yang dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan
Kena Pajak dari peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000.00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah).
46
Perhitungan Pajak penghasilan terutang pada CV XY sebagai berikut :
Laba Komersial : Rp.8.540.328.441
Koreksi Fiskal Positif : Rp 42.296.583 +
Laba Fiskal : Rp. 8.582.625.022
Pajak Penghasilan (PPh){25% x Rp. 8.582.625.022} : Rp. 2.145.656.256
Laba Setelah Pajak{Rp. 8.854.328.441 – Rp. 2.145.656.256} : Rp. 6.394.672.186
Dari perhitungan tersebut Laba Komersial sebesar Rp. 8.540.328.441.-
Setelah dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 42.296.583.- sehingga didapatkan
Laba Fiskal sebesar Rp. 8.582.625.022.- karena pendapatan CV.XY lebih dari
Rp4.800.000.000.00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dan diatas
Rp50.000.000.000.00 (lima puluh miliar rupiah) maka tariff yang dikenakan
adalah 25% sehingga untuk Pajak Penghasilannya sebesar Rp. 2.145.656.256.-
Sehingga Laba Bersih setelah Pajak CV. XY sebesar Rp. 6.394.672.186.-
Top Related